• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG"

Copied!
59
0
0

Teks penuh

(1)

i

TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG BAHAYA

ABORSI DI KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH 1 SRAGEN

TAHUN 2013

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Tugas Akhir Program Pendidikan Diploma III Kebidanan

Disusun Oleh :

LILIS PRA UNTARI NIM : B10.090

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

(2)
(3)

iii

(4)

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul“ Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Tentang

Bahaya Aborsi di kelas XI SMK Muhammadiyah 1 Sragen tahun 2013 ”. Karya

Tulis Ilmiah ini disusun untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta.

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku ketua STIKes Kusuma Husada Surakarta.

2. Ibu Dheny Rohmatika, S.SiT, selakuka. Prodi DIII Kebidanan STIKes Kusuma Husada Surakarta.

3. Ibu Rahajeng Putri Ningrum, SST.,M.Kes, selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada penulis.

4. Bapak Wakidi, S.Pd.MM, selaku kepala Sekolah SMK Muhammadiyah 1 Sragen yang telah bersedia memberikan ijin pada penulis dalam melakukan penelitian untuk penulisan Karya Tulis Ilmiah.

(5)

v

v

6. Seluruh responden yang telah bersedia menjadi sampel dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah.

7. Semua pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu penulis membuka saran demi kemajuan peneliti selanjutnya. Semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

Surakarta, Juli 2013

(6)

vi STIKes Kusuma Husada Surakarta

Prodi DIII Kebidanan

Karya Tulis Ilmiah, Juli 2013 Lilis Pra Untari

10 090

TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA PUTRI TENTANG BAHAYA ABORSI DI KELAS XI SMK MUHAMADIYAH 1 SRAGEN

TAHUN 2013 Xiv + 43 halaman + 18 lampiran + 4 tabel + 2 gambar

ABSTRAK

Latar Belakang : Kasus aborsi kalangan remaja di indonesia, diperoleh 2,6 juta jiwa pertahun. Kematian ibu disebabkan karena tindakan aborsi yang tidak aman sebagaian besar 15%-50% dilakukan oleh remaja. Kasus aborsi di jawa tengah meningkat 1%-6% dari jumlah remaja dan di kota Sragen 0,5%-4% dari jumlah 68 remaja. Hal ini dikarenakan banyaknya kejadian seks di luar nikah yang menjadi salah satu faktor penyebab aborsi. Studi pendahuluan yang telah dilakukan penulis pada bulan Oktober 2012 di SMK Muhammadiah 1 Sragen. Berdasarkan informasi dari bagian kesiswaan hampir setiap tahun ada kejadian mahasiswa hamil di luar nikah yang menyebabkan siswi harus berhenti sekolah. Hasil wawancara yang telah dilakukan pada 10 siswi di SMK Muhammadiyah 1 Sragen hanya 4 siswi yang mengetahui tentang bahaya aborsi melalui pengetahuan non formal, seperti internet, majalah dan media lainnya dan 6 siswi belum terlalu mengerti bahaya aborsi.

Tujuan : Untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri tentang bahaya aborsi di kelas XI SMK Muhammadiyah 1 Sragen tahun 2013.

Metode Penelitian : Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif.

Penelitian ini dilakukan di SMK Muhammadiyah 1 Sragen pada tanggal 6 Maret 2013. Besarnya populasi 270 responden dan jumlah sample 68 responden. Teknik pengambilan sampel menggunakan sample random sampling. Instrumen yang digunakan kuesioner tertutup, Analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Analisa Univariat.

Hasil Penelitian : Berdasarkan hasil penelitian tingkat pengetahuan remaja putri tentang bahaya aborsi di kelas XI SMK Muhammadiyah 1 Sragen dapat dikategorikan pengetahuan baik sebanyak 16 responden (23,6%), pengetahuan cukup sebanyak 41 responden (60,3%) dan pengetahuan kurang sebanyak 11 responden (16,1%).

Kesimpulan : Tingkat pengetahuan remaja putri tentang bahaya aborsi di kelas XI SMK Muhammadiyah 1 Sragen tahun 2013 dikategorikan berpengetahuan cukup yaitu sebanyak 41 responden (60,3%).

(7)

vii

vii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN MOTTO

“Tiada doa yang lebih indah selain do’a agar Karya Tulis Ilmiah ini cepat selesai”

“Kuolah kata, kubaca makna, kuikat dalam alinea, kubingkai dalam bab sejumlah lima, jadilah mahakarya, gelar ahli madya kuterima, orang tua pun bahagia”

“Wisuda setelah 6 semester adalah kesuksesan yang kuterima nantinya”

“Saya datang, saya bimbingan, saya ujian, saya revisi dan saya menang ”

PERSEMBAHAN

Karya tulis ilmiah ini dengan rendah hati penulis persembahkan kepada:

v Allah SWT yang memberikan Rahmat dan Hidayah-Nya.

v Ayah dan bunda yang tersayang yang selalu mendoakan serta memberikan dukungan disetiap langkahku.

v Kakak dan adikku tersayang Aan pratiwi, Ipung pratanti, Yuli prabowo dan Didit Prasetio yang telah memberiku kasih sayang dan semangat dalam segala hal. v Sahabat-sahabatku kost 99 yang sangat

aku cintai yaitu indah, suchi, diah, meyca, dinda, nuri dan yuni.

v Ibu Desy Handayani, SST.,M.Kes, terima kasih atas bimbingan dan motivasinya selama ini.

v Agung Wahyu Jatmiko terima kasih yang selama ini selalu membuatku tersenyum disaat susah dan senang.

(8)

viii

CURICULUM VITAE

BIODATA

Nama : Lilis Pra Untari

Tempat/Tanggal Lahir : Sragen, 12 Juli 1992

Agama : Islam

Alamat : Dukuh RT 11/RW 04, Jirapan, Masaran, Sragen

RIWAYAT PENDIDIKAN

1. SD Negeri 02 Jirapan Lulus Tahun 2005

2. SMP Negeri 02 Masaran Lulus Tahun 2007

3. SMA Negeri 01 Mojogedang Lulus Tahun 2010

(9)

ix

ix DAFTAR ISI

halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRAK ... vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... vii

CURICULUM VITAE ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1

B. Perumusan Masalah ... 3

C. Tujuan Penelitian ... 3

D. Manfaat Penelitian ... 4

E. Keaslian Penelitian ... 5

(10)

x BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori ... 7

1. Pengetahuan ... 7

2. Remaja dan Permasalahannya ... 12

3. Aborsi... 14

B. Kerangka Teori ... 24

C. Kerangka Konsep ... 25

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian... 26

B. LokasidanWaktu Penelitian... 26

C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel... 27

D. Instrumen Penelitian ... 28

E. Teknik Pengumpulan Data ... 32

F. Variabel Penelitian... 33

G. Definisi Operasional ... 33

H. Pengolahan dan Analisis Data ... 34

I. Etika Penelitian ... 37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 38

B. Hasil Penelitian ... 38

C. Pembahasan ... 40

(11)

xi

xi

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 44 B. Saran ... 44 DAFTAR PUSTAKA

(12)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi-kisi Kuesioner ... 29

Tabel 3.2 Definisi Operasional Penelitian ... 33

Tabel 4.1 Nilai Mean dan Standar Devisiasi ... 36

(13)

xiii

xiii

DAFTAR GAMBAR

(14)

xiv

DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Jadwal Penelitian

Lampiran 2 Permohonan Ijin Pengambilan Data Awal Lampiran 3 Surat Balasan Ijin Pengambilan Data Awal Lampiran 4 Permohonan Ijin Uji Validitas dan Reliabilitas Lampiran 5 Surat Balasan Ijin Uji Validitas dan Reliabilitas Lampiran 6 Permohonan Ijin Pengambilan Lahan Penelitian Lampiran 7 Surat Balasan Ijin Pengambilan Lahan Penelitian Lampiran 8 Kuesioner

Lampiran 9 Jawaban Kuesioner

Lampiran 10 Permohonan Menjadi Responden Lampiran 11 Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran 12 Data Tabulasi Uji Validitas dan Reabilitas Kuesioner tentang Bahaya Aborsi

Lampiran 13 Perhitungan Manual Mean dan Standar Devisiasi

Lampiran 14 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Remaja Putri tentang Bahaya Aborsi di kelas XI SMK Muhammadiyah 1 Sragen.

Lampiran 15 Tabulasi Hasil Penelitian Tingkat Pengetahuan Remaja Putri tentang Bahaya Aborsi di kelas XI SMK Muhammadiyah 1 Sragen. Lempiran 16 Tabel Nilai korelasi Product Moment

(15)

xv

xv BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dampak pergaulan bebas di kalangan remaja mengantarkan pada kegiatan menyimpang seperti seks bebas atau seks pranikah sehingga mengakibatkan menularnya penyakit kelamin dan terjadinya kehamilan yang tidak diharapkan (KTD). Ada 2 hal yang bisa dilakukan oleh remaja, yaitu mempertahankan kehamilan atau mengakhiri kehamilan dengan cara aborsi (Soetjiningsih, 2009).

Berdasarkan survei BKKBN (2011), di Indonesia 63 juta jiwa remaja berusia 10 - 24 tahun berperilaku tidak sehat yaitu berhubungan seks pranikah. Kasus aborsi dikalangan remaja, diperoleh 2,6 juta jiwa pertahun dan dari jumlah 27 % atau 700.000 kalangan remaja melakukan aborsi. Di Indonesia 15% - 50 % kematian ibu disebabkan karena tindakan aborsi yang tidak aman, khususnya sebagaian besar dilakukan oleh remaja (Depkes RI, 2011).

Kasus aborsi di jawa tengah meningkat berkisar 1 - 6 % dari jumlah remaja dan di kota Sragen antara 0,5 - 4 % dari jumlah 68 remaja. Hal ini dikarenakan banyaknya kejadian seks di luar nikah yang menjadi salah satu faktor penyebab aborsi (Solopos, 2011).

Aborsi dapat beresiko terhadap segi kesehatan dan keselamatan seorang wanita baik secara fisik dan psikologis. Ganguan kesehatan secara fisik seorang wanita melakukan aborsi antara lain kematian mendadak akibat pendarahan hebat, kematian mendadak karena pembiusan yang gagal,

(16)

xvi

kematian secara lambat akibat infeksi serius di sekitar kandungan, rahim yang sobek, kerusakan leher rahim, kanker payudara, mandul/tidak mampu memiliki keturunan lagi, kanker leher rahim, kelainan plasenta/ari-ari. Selain gangguan fisik, seorang wanita melakukan aborsi mengalami ganguan kesehatan secara mental antara lain kehilangan harga diri, berteriak teriak histeris, mimpi buruk berkali-kali mengenai bayinya, ingin melakukan bunuh diri, mulai mencoba menggunakan obat-obat terlarang, tidak bisa menikmati lagi hubungan seksual (kartini, 2010).

Banyaknya kasus aborsi khususnya di kalangan remaja terjadi akibat adanya kesenjangan informasi tentang kesehatan reproduksi. Semakin berkembangnya teknologi informasi dan mudahnya akses informasi menjadikan para remaja semakin mudah mendapatkan informasi tentang kesehatan reproduksi yang belum tentu benar (Niskala, 2011).

(17)

xvii

xvii

Berdasarkan uraian di atas pengetahuan remaja tentang bahaya aborsi sangat penting dan kurangnya pengetahuan mengenai bahaya aborsi dapat menyebabkan pergeseran perilaku para remaja, sehingga penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang “Tingkat Pengetahuan Remaja Putri tentang Bahaya Aborsi di kelas XI SMK Muhammadiyah 1 Sragen tahun 2013 “. B. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka dapat dibuat rumusan masalah yaitu “Bagaimana tingkat pengetahuan remaja putri tentang bahaya

aborsi di kelas XI SMK Muhammadiyah 1 Sragen tahun 2013?”.

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum

Untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri tentang bahaya aborsi dikelas XI SMK Muhammadiyah 1 Sragen tahun 2013. 2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri tentang bahaya aborsi dikelas XI SMK Muhammadiyah 1 Sragen tahun 2013 pada tingkat Baik.

b. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri tentang bahaya aborsi di kelas XI SMK Muhammadiyah 1 Sragen tahun 2013 pada tingkat Cukup.

c. Untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja putri tentang bahaya aborsi di kelas XI SMK Muhammadiyah 1 Sragen tahun 2013 pada tingkat Kurang.

(18)

xviii D. Manfaat Penelitian

1. Bagi ilmu pengetahuan

Sebagai bahan referensi dan sumber pengetahuan tentang bahaya aborsi. 2. Bagi Peneliti

Mengerti dan menambah wawasan pengetahuan serta pengalaman dalam menerapkan ilmu kebidanan khususnya tentang bahaya aborsi, metodologi penelitian dan biostatistik.

3. Bagi Institusi

a. Bagi SMK Muhammadiyah 1 Sragen

1) Penelitian ini dapat memberikan manfaat khususnya bagi remaja tentang bahaya aborsi.

2) Memberikan masukan dalam program peningkatan pengetauan tentang bahaya aborsi.

b. Institusi Akademik

Menambah referensi perpustakaan dan sebagai sumber bacaan tentang tingkat pengetahuan remaja tentang bahaya aborsi.

E. Keaslian Penelitian

Adapun beberapa jenis penelitian yang sudah pernah dilakukan yang ada hubungan dengan penelitian ini antara lain :

(19)

xix

xix

adalah kuesioner. Hasil penelitian yang telah dilakukan didapat hasil Pengetahuan Remaja di SMK Pelita Karanganyar 2009 tentang Aborsi sebagian besar adalah pengetahuan Cukup 57 responden (50,89%), pengetahuan baik sebanyak 37 orang (33,04%), pengetahuan kurang 17 responden (15,18%).

2. Adika Nurhayati Sunarti (2012) dengan judul: Tingkat Pengetahuan Remaja tentang Dampak Abortus Provokatus Kriminalis di SMK Batik 2 Surakarta tahun 2012. Metode peneltian deskriptif kuantitatif. Teknik pengambilan sampel menggunakan random sampling. Alat ukur yang digunakan adalah kuisioner. Hasil Penelitian Berdasarkan perhitungan SPSS Versi 16 diperoleh hasil pengetahuan remaja tentang dampak

Abortus Provokatus Kriminalis di kelas XI SMK Batik 2 Surakarta dengan kategori baik 15 responden (18,3%) dengan kategori cukup 56 responden (68,3%), kategori kurang 11 responden (13,4%).

Perbedaan penelitian yang penulis buat dengan peneliti sebelumnya yaitu terletak pada tempat, subjek dan waktu penelitian. Persamaan penelitian yang dilakukan penulis dengan peneliti sebelumya terletak pada variabel yaitu pengetahuan tentang aborsi.

(20)

xx F. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN

Didalam bab ini dijelaskan mengenai latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, keaslian penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini dijelaskan mengenai teori terdiri dari pengetahuan, remaja dan permasalahanya, aborsi, kerangka teori, kerangka konsep.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Menjelaskan tentang jenis dan rancangan penelitian, lokasi daran waktu penelitian, populasi, sampel dan teknik pengambilan sampel, instrument penelitian, teknik pengumpulan data, variabel penelitian, definisi operasional, pengolahan dan analisis data, etika penelitian.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi tentang gambaran umum tempat penelitian, hasil penelitian dan pembahasan.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi tentang kesimpulan dari hasil penelitian dan saran DAFTAR PUSTAKA

(21)

xxi

xxi BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. TINJAUAN TEORI 1. Pengetahuan

a. Definisi pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil “tahu” pengindraan manusia terhadap suatu objek tertentu. Proses pengindraan terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra pengelihatan, pendengaran, penciuman, perasa dan peraba melalui kulit. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (over behavior) (Notoatmodjo, 2010).

b. Cara memperoleh pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2010), ada beberapa cara untuk memperoleh pengetahuan, yaitu:

1) Cara Coba-Salah (Trial and Error)

Cara coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam memecahkan masalah dan apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang lain. Apabila kemungkinan kedua ini gagal pula, maka dicoba dengan kemungkinan ketiga, dan apabila kemungkinan ketiga gagal dicoba kemungkinan keempat dan seterusnya, sampai masalah tersebut dapat dipecahkan. Itulah sebabnya maka cara

(22)

ini disebut metode trial (coba) and error (gagal atau salah) atau metode coba salah coba-coba.

2) Cara Kekuasaan atau Otoritas

Dalam kehidupan manusia sehari-hari, banyak sekali kebiasaan-kebiasaan dan tradisi-tradisi yang dilakukan oleh orang, tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan tersebut baik atau tidak. Kebiasaan-kebiasaan ini biasanya diwariskan turun temurun dari generasi ke generasi berikutnya, dengan kata lain pengetahuan tersebut diperoleh berdasarkan pada otoritas atau kekuasaan, baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin agama, maupun ahli-ahli ilmu pengetahuan. Prinsip ini adalah orang lain menerima pendapat yang dikemukakan oleh orang yang mempunyai otoritas, tanpa terlebih dulu menguji atau membuktikan kebenarannya, baik berdasarkan fakta empiris ataupun berdasarkan penalaran sendiri. Hal ini disebabkan karena orang yang menerima pendapat tersebut menganggap bahwa yang dikemukannya ádalah benar.

3) Berdasarkan Pengalaman Pribadi

(23)

9

4) Melalui Jalan Pikiran

Sejalan dengan perkembangan umat manusia, cara berpikir manusia pun ikut berkembang. Dari sini manusia telah mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh pengetahuannya. Dengan kata lain, dalam memperoleh kebenaran pengetahuan manusia telah menggunakan jalan pikirannya, baik melalui induksi maupun deduksi.

5) Cara Modern dalam Memperoleh Pengetahuan

Cara baru dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih sistematis, logis, dan ilmiah. Cara ini disebut “metode penelitian ilmiah”, atau lebih popular disebut

metodelogi penelitian (research methodology). c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2003), faktor yang mempengaruhi pengetahuan meliputi :

1) Pendidikan

Merupakan upaya untuk memberikan pengetahuan sehingga terjadi perubahan.

2) Pengalaman

(24)

3) Informasi

Orang yang memiliki sumber informasi yang lebih banyak akan memiliki pengetahuan yang lebih luas pula. Salah satu sumber informasi yang berperan penting bagi pengetahuan adalah media masa.

4) Lingkungan budaya

Dalam hal ini faktor keturunan dan bagaimana orang tua mendidik sejak kecil mendasari pengetahuan yang dimiliki oleh remaja dalam berfikir selama jenjang hidupnya.

5) Sosial ekonomi

Tingkat sosial ekonomi yang rendah menyebabkan keterbatasan biaya untuk menempuh pendidikan, sehingga pengetahuannya pun rendah.

d. Tingkat pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2010), dalam domain kognitif berkaitan dengan pengetahuan yang bersifat intelektual (cara berpikir, berintraksi, analisa, memecahkan masalah dan lain-lain) yang berjenjang sebagai berikut :

1) Tahu (Knowledge)

(25)

11

2) Memahami (Comprehension)

Pemahaman diartikan dicapainya pengertian

(understanding) tentang hal yang sudah kita kenali. Karena sudah memahami hal yang bersangkutan maka juga sudah mampu mengenali hal tadi meskipun diberi bentuk lain. Termasuk dalam jenjang kognitif ini misalnya kemampuan menterjemahkan, menginterpretasikan, menafsirkan, meramal-kan dan mengeksplorasimeramal-kan.

3) Menerapkan (Aplication)

Penerapan diartikan sebagai kemampuan menerapkan hal yang sudah dipahami ke dalam situasi dan kondisi yang sesuai. Kemampuan menterjemahkan, menginterpretasikan, menafsirkan, meramalkan dan mengeksplorasikan.

4) Analisa (Analysis)

Analisis adalah kemampuan untuk menguraikan hal tadi menjadi rincian yang terdiri unsur-unsur atau komponen-komponen yang berhubungan antara yang satu dengan lainnya dalam suatu bentuk susunan berarti.

5) Sintesis (Syntesis)

(26)

6) Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk membandingkan hal yang bersangkutan dengan hal-hal serupa atau setara lainnya, sehingga diperoleh kesan yang lengkap dan menyeluruh tentang hal yang sedang dinilainya (Notoatmodjo, 2010).

e. Pengukuran Pengetahuan

Menurut Riwidikdo (2010), kedalamam pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan kategori di bawah ini :

1) Tingkat pengetahuan baik bila nilai responden yang diperoleh (x) > mean + 1 SD.

2) Tingkat pengetahuan cukup bila nilai mean–1 SD ≤ x ≤ mean + 1 SD.

3) Tingkat pengetahuan kurang bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean– 1 SD.

2. Remaja dan Permasalahannya

Menurut Handoyo (2010) dan Proverawati (2009), bahwa remaja yang dalam bahasa aslinya disebut adolescence, berasal dari bahasa latin adolescere yang artinya “tumbuh atau tumbuh untuk

mencapai kematangan” istilah adolescence sesungguhnya memiliki

(27)

13

fisik. Masa remaja adalah masa peralihan dari masa anak-anak dengan masa dewasa dengan rentang usia 12 sampai 21 tahun.

Remaja tidak lepas dari beberapa permasalahan yang selalu menjadi kondisi tertentu dalam tahap masa remaja. Masalah remaja dikenal dengan masa “Kenakalan Remaja”. Kenakalan remaja biasa-

nya identik dengan perilaku dan sikap menyimpang dari remaja (Kartini, 2010).

Salah satu contoh kenakalan remaja adalah seks bebas atau free seks, dimana kenakalan remaja tersebut merupakan salah satu kondisi yang sekarang ini banyak terjadi di kalangan anak muda atau remaja. Bahkan hal tersebut dianggap sebagai hal yang wajar dan biasa. Pergaulan yang salah menyebabkan hal tersebut menjadi ciri dari anak muda atau remaja yang gaul atau di bilang up todate. Banyak remaja yang menjadikan seks bebas sebagai bagian dalam kehidupan mereka dalam bergaul dengan lawan jenis maupun dengan yang lain (Kartini, 2010).

Kenakalan remaja merupakan suatu kondisi yang menyebabkan penyimpangan perilaku yang dilakukan anak muda atau remaja yang menyimpang dengan aturan sosial maupun norma-norma yang ada. Banyaknya kenakalan remaja yang menjamur di masyarakat di sebabkan beberapa hal, seperti :

(28)

c. Budaya.

d. Pola pikir dan psikologis. e. Kondisi keluarga.

Oleh sebab itu, perlu adanya pengawasan dan perhatian dari orang terdekat untuk bisa mengawasi dan memberikan perhatian kepada anak muda yang menginjak remaja dalam masa pubertas. Hal ini tidak hanya menjaga remaja melakukan hal-hal yang dilanggar oleh norma atau aturan sosial yang sudah ada (Kartini, 2010).

3. Aborsi

a. Pengertian

Menurut Bertnes (2006), aborsi adalah menggugurkan kandungan atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup di luar kandungan yang dilakukan secara sengaja.

Aborsi adalah tindakan menggugurkan kehamilan sebelum janin dapat hidup di luar kandungan (sebelum usia kehamilan 20 minggu), bukan semata untuk menyelamatkan jiwa ibu dalam keadaan darurat tapi juga bisa karena sang ibu tidak menghendaki kehamilan itu (WHO, 2010).

(29)

15

b. Klasifikasi abortus

Klasifikasi abortus menurut Prawiroharjo (2005), dapat dibagi menjadi :

1) Abortus spontan/alamiah adalah abortus yang berlangsung tanpa tindakan, abortus spontan secara klinis dapat dibedakan antara lain:

a) Abortus imminens

Perdarahan dari uterus pada kehamilan < 20 minggu, hasil konsepsi masih dalam uterus dan tanpa adanya dilatatasi

serviks.

b) Abortus Insipiens

Perdarahan uterus pada kehamilan < 20 minggu dengan adanya, dilatasi serviks uteri yang meningkat tetapi hasil konsepsi masih dalam uterus.

c) Abortus inkompletus

Pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan masih ada sisa tertinggal dalam

uterus.

d) Abortus kompletus

semua hasil konsepsi sudah keluar sehingga rahim kosong e) Missed abortion

(30)

yang mati tertahan di dalam kavum uteri tidak dikeluarkkan selama 8 minggu atau lebih.

f) Abortus habitualis

Abortus yang telah berulang dan berturut-turut 3 x atau lebih.

2) Abortus Provokatus/Abortus buatan adalah pengakhiran kehamilan sebelum usia kandungan 28 minggu dilakuan tindakan yang disengaja dan disadari oleh calon ibu maupun pelaksana aborsi (dokter, bidan, dukun).

Abortus provokatus dapat dibagi menjadi 2, antara lain: a) Abortus Provokatus Medisinalis

Abortus yang dilakukan dengan disertai indikasi medik demi menyelamatkan nyawa ibu, syarat-syaratnya;

(1) Dilakukan oleh tenaga kesehatan yang memiliki keahlian dan kewenangan untuk melakukannya (yaitu seorang dokter ahli kebidanan dan penyakit kandungan) sesuai dengan tanggung jawab profesi.

(2) Harus meminta pertimbangan tim ahli (ahli medis lain, agama, hukum, psikologi).

(31)

17

(4) Dilakukan di sarana kesehatan yang memiliki tenaga/ peralatan yang memadai, yang ditunjuk oleh pemerintah.

(5) Prosedur tidak dirahasiakan. (6) Dokumen medik harus lengkap. b) Abortus provokatus kriminalis

Dilakukan tanpa adanya indikasi medik (ilegal). Biasanya pengguguran dilakukan dengan menggunakan alat-alat atau obat obat tertentu. Umumnya sering terjadi pada kehamilan yang tidak dikehendaki. Ada beberapa alasan wanita tidak menginginkan kehamilannya:

1) Tidak ingin memiliki anak karena khawatir mengganggu karir, sekolah atau tanggung jawab lain (75%).

2) Tidak memiliki cukup uang untuk merawat anak (66%). 3) Tidak ingin memiliki anak tanpa ayah (50%). Alasan lain yang sering dilontarkan adalah masih terlalu muda (terutama mereka yang hamil di luar nikah), aib keluarga, atau sudah memiliki banyak anak.

c. Tindakan Aborsi

(32)

2) Aborsi dilakukan tenaga medis (dokter, bidan) demi keuntungan atau demi rasa simpati.

3) Aborsi dilakukan non tenaga medis (dukun). d. Teknik Aborsi

1) Metode penyedotan (Suction Curettage)

Aborsi ini dilakukan dengan mesin penyedot bertenaga kuat yang dimasukkan ke dalam rahim dan mulut rahim dibuat renggang sehingga janin luruh dan ari-ari (plasenta) terlepas dari dinding rahim. Dengan metode ini dapat berisiko terjadi robek rahim yang disebabkan salah penyedotan sehingga akan mengalami pendarahan hebat dan berujung kematian.

2) Teknik dilatasi dan kerokan

Cara ini leher rahim dibuka atau perbesar dengan paksa untuk dimasukkan pisau tajam kemudian janin hidup dicabik kecil-kecil dan plasenta dikerok dari dinding rahim. Umumnya terjadi perdarahan hebat dan jika tidak diobati dengan baik akan terjadi infeksi.

3) Menggunakan Pil Roussell-Uclaf (RU 486)

Pil yang dikenal juga sebagai “pil aborsi Prancis” ini

mengandung dua hormon sintetik, yaitu mifepristone dan

(33)

19

menjadi kelaparan, hingga tak bernyawa. Efek dari penggunaan pil ini adalah pendarahan hebat, pusing-pusing, muntah-muntah, rasa sakit hingga kematian.

4) Peracunan dengan garam

Dilakukan pada janin berusia lebih dari 16 minggu, selang jarum yang panjang dimasukkan melalui perut ibu ke dalam rahim, lalu sejumlah cairan disedot keluar dan larutan garam pekat disuntikan kedalamnya. Bayi dibakar hidup-hidup oleh racun itu. Dengan cara itu bayi akan mati dalam waktu 1 jam, kulitnya benar benar hangus dalam waktu 24 jam.

5) Histerektomi / bedah Caesar

Dilakukan 3 bulan terakhir dari kehamilan. Rahim dimasuki alat bedah melalui dinding perut. Bayi kecil ini dikeluarkan dan dibiarkan saja agar mati atau kadang-kadang langsung dibunuh.

6) Pengguguran kimia (Prostaglandin)

(34)

e. Resiko Aborsi

Menurut Sukrisno (2010), aborsi dapat membahayakan keselamata kesehatan wanita, antara lain :

1) Resiko terhadap kesehatan fisik

a) Kematian mendadak karena perdarahan hebat : leher rahim robek atau terbuka lebar akan menimbulkan pendarahan hebat yang membahayakan keselamatan ibu. Terkadang dibutuhkan pembedahan untuk menghentikan pendarahan tersebut.

b) Kematian mendadak karena pembiusan yang gagal.

c) Kematian secara lambat karena infeksi serius di sekitar kandungan. Disebabkan oleh alat medis tidak steril yang dimasukkan ke dalam rahim atau sisa janin yang tidak dibersihkan dengan benar.

d) Rahim yang sobek (uterine perforation) dapat terjadi karena mulut rahim sebelah dalam bukan saja sempit dan perasa sifatnya, tetapi juga kalau tersentuh, maka ia menguncup kuat-kuat. Kalau dicoba untuk memasukinya dengan kekerasan maka otot tersebut akan menjadi robek. e) Kerusakan leher rahim (cervical lacerations) yang akan

menyebabkan cacat pada anak berikutnya.

(35)

21

g) Kanker indung telur (Ovarian Cancer). h) Kanker leher rahim (Cervical Cancer). i) Kanker hati (Liver Cancer).

j) Kelainan pada placenta/ari-ari (Placenta Previa) yang akan menyebabkan cacat pada anak berikutnya dan pendarahan hebat pada saat kehamilan berikutnya.

k) Menstruasi menjadi tidak teratur lagi selama sisa produk kehamilan belum dikeluarkan dan bahkan sisa itu dapat berubah menjadi kanker.

l) Menjadi mandul/tidak mampu memiliki keturunan lagi. m) Aborsi yang gagal: Apabila dalam proses aborsi mengalami

kegagalan dan janin masih hidup kemungkinan besar saat lahir mengalami cacat fisik dan dapat juga melahirkan bayi prematur.

2) Resiko terhadap kesehatan mental

Gejala ini dikenal dalam dunia psikologi sebagai post abortion syndrome dan akan mengalami hal hal seperti ini:

a) Kehilangan harga diri (82%). b) Berteriak teriak histeris (51%).

c) Mimpi buruk berkali kali mengenai bayinya (63%). d) Ingin melakukan bunuh diri (28%).

(36)

Diluar hal-hal tersebut diatas, para wanita yang melakukan aborsi akan dipenuhi perasaan bersalah yang tidak hilang selama bertahun tahun dalam hidupnya (Kartini, 2010). f. Undang-Undang Aborsi

Di Negara Indonesia, dalam Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) tindakan pengguguran kandungan yang disengaja di golongkan kedalam kejahatan terhadap nyawa (BAB XIX pasal 346 - 349

Dalam KUHP BAB XIX pasal 346 - 349 dinyatakan sebagai berikut: Pasal 346 : Dikatakan bahwa wanita yang dengan sengaja

menggugurkan kandungannya atau menyuruh orang lain untuk melakukan hal itu di ancam hukuman penjara paling lama 4 tahun.

Pasal 347 : (1) Disebutkan orang yang menggugurkan atau mematikan kehamilan seorang wanita tanpa persetujuan wanita itu diancam hukuman paling lama 12 tahun penjara.

(2) Menyebutkan jika dalam menggugurkan kandungan tersebut berakibat pada hilangnya nyawa wanita yang mengandung itu, maka pihak pelaku dikenakan hukuman penjara paling lama 15 tahun. Pasal 348 : (1). Disebutkan bahwa orang yang dengan sengaja

(37)

23

persetujuan wanita itu di ancam hukuman paling lama 15 tahun penjara.

(2). Jika dalam perbuatan itu menyebabkan wanita itu meninggal, maka pelaku diancam hukuman paling lama 17 tahun penjara.

Pasal 349 : Jika seorang dokter, bidan atau juru obat membantu melakukan kejahatan berdasarkan pasal 346 ataupun membantu melakukan salah satu kejahatan dalam pasal 347 dan 348, maka pidana yang ditentukan dalam pasal itu ditambah dengan sepertiga dan dapat di cabut hak untuk menjalankan pencaharian mana kejahatan yang dilakukan.

g. Aborsi di lihat dari nilai agama

Firman Allah : “Dan janganlah kamu membunuh anak anakmu karena takut melarat’’. Kamilah yang memberi rezeki

kepada mereka dan kepadamu juga. Sesungguhnya membunuh mereka adalah dosa besar” (QS 17 : 31). Banyak calon ibu muda

(38)

B. Kerangka Teori

Sumber :Notoatmodjo (2010), Handoyo (2010), Kartini (2010), Niskala (2011), sarwono (2010).

Pengetahuan Resiko Aborsi

1. Resiko terhadap kesehatan fisik

c. Kematian akibat infeksi

d. Rahim yang sobek e. Kerusakan leher rahim f. Kanker payuda

g. Kanker indung telur h. Kanker leher rahim i. Kanker hati

a. Kehilangan harga diri b. Berteriak terik histeris c. Mimpi buruk berkali-f. Tidak bisa menikmati

(39)

25

C. Kerangka Konsep

Keterangan:

: Diteliti : Tidak diteliti

Gambar 2.2. Kerangka Konsep Tingkat Pengetahuan

Remaja Putri Tentang Bahaya Aborsi

Cukup

Kurang Baik

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan : 1. Pendidikan 2. Pengalaman 3. Informasi

4. Lingkungan budaya 5. Sosial Ekonomi

(40)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif. Menurut Notoatmodjo (2010), penelitian deskriptif kuantitatif adalah suatu penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk membuat gambaran atau diskripsi suatu keadaan secara objektif. Kuantitaf yaitu data yang dipaparkan dalam bentuk angka-angka (Riwidikdo, 2010). Metode ini digunakan untuk memecahkan atau menjawab permasalahan yang sedang dihadapi pada situasi sekarang. Penelitian ini menggambarkan Tingkat Pengetahuan Remaja Putri tentang Bahaya Aborsi di kelas XI SMK Muhammadiyah 1 Sragen.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian merupakan tempat atau lokasi penelitian tersebut dilakukan (Notoatmodjo, 2010). Penelitan ini dilakukan di SMK Muhammadiyah 1 Sragen.

2. Waktu Penelitian

Waktu adalah seluruh rangkaian saat ketika proses perubahan atau keadaan berada atau berlangsung (Notoatmojo, 2010). Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 6 maret 2013.

(41)

27

C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

1. Populasi

Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri atas objek/ subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2007). Dalam penelitian ini populasi yang akan digunakan adalah seluruh siswi kelas XI di SMK Muhamadiyah 1 Sragen yaitu 270 siswi tahun ajaran 2012/2013.

2. Sampel

Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari karakeristik yang dimiliki oleh populasi (Hidayat, 2007). Untuk menentukan jumlah sampel di SMK Muhammadiah 1 Sragen menggunakan pendapat Arikunto (2006), apabila jumlah populasi yang kurang dari 100 diambil semua, tetapi jika lebih dari 100 dapat diambil 10%-15% atau 20%-25%. Dalam penelitian ini sampel yang diambil 25 % dari jumlah populasi sebanyak 270 remaja putri, didapat sempel sebanyak 67,5 dibulatkan menjadi 68 remaja putri untuk dijadikan sampel.

3. Teknik Sampling

(42)

anggota populasi secara acak semua kelas XI (Akuntansi, administrasi, penjualan, multimedia, perkantoran, teknik komunikasi jaringan). Teknik ini dipilih dikarenakan populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi responden. Pengambilan sampel sebanyak 68 sampel dari seluruh siswi kelas XI yang berjumlah 6 kelas, sehingga masing-masing kelas ada yang diambil 11 dan 12 siswi dengan cara diundi.

D. Instrumen Penelitian

Alat yang dipergunakan dalam pengumpulan data penelitian ini adalah kuesioner yaitu daftar pertanyaan yang sudah tersusun dengan baik, matang, dimana responden tinggal memberikan jawaban atau dengan memberikan tanda-tanda tertentu (Notoatmojo, 2010).

(43)

29

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Pernyataan

Sumber : Data primer

Untuk mengetahui apakah kuesioner penelitian ini berkualitas, terlebih dahulu dilakukan uji validitas dan reliabilitas terhadap karakteristik sejenis di luar lokasi penelitian, yang telah dilaksanakan di SMK PGRI Karangmalang dengan jumlah responden 30 remaja putri kelas XI, karena karakteristik remaja putri di SMK PGRI Karangmalang hampir sama dengan karakteristik remaja putri di SMK Muhammadiyah 1 Sragen.

1. Uji Validitas

Validitas adalah ukuran yang menunjukkan sejauh mana instrumen pengukur mampu mengukur apa yang ingin diukur (Riwidikdo, 2010). Penelitian ini menggunakan uji validitas dengan rumus Korelasi Pearson Product Moment dengan bantuan program komputer SPSS for Windows. Instrumen dikatakan valid jika nilai r hitung > r tabel.

Variabel Indikator No. Soal Jumlah

(44)

Rumus product moment adalah:

Keterangan:

N : Jumlah responden

rxy : Koefisien korelasi product moment

x : Skor pertanyaan y : Skor total

xy : Skor pertanyaan dikalikan skor total

Uji validitas yang telah diujikan di SMK PGRI Karangmalang dari 35 soal hasilnya 32 soal dinyatakan valid dan 3 soal dinyatakan tidak valid yaitu nomor 15, 24, 28. Pernyataan dinyatakan valid bila r hitung > r

tabel. Nilai r tabel untuk jumlah responden 30 dengan taraf signifikan 5% adalah 0,361. Pernyataan yang tidak valid dihapus dari daftar pernyataan kuesioner.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas menunjukkan bahwa suatu instrumen dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang sudah dapat dipercaya, yang reliabel akan menghasilkan data yang dapat dipercaya juga (Arikunto, 2010).

Untuk menguji reliabilitas instrumen, peneliti menggunakan Spearman-Brown dengan bantuan program komputer SPSS versi 16 for Windows. Menurut Siregar (2010), instrumen dikatakan reliabel jika rhitung > rtabel (0,374) ,

(45)

31

rtabel didapatkan dari tabel Product Moment dengan (ߙ = 0,05 , n-2). Rumus Spearman Brown sebagai berikut:

b

ri : Reliabilitas instrumen

Rb : Korelasi produk moment antara belahan pertama dan kedua Uji reliabilitas untuk 32 soal yang dikatakan reliabel jika nilai rhitung > rtabel (0,374) (Siregar, 2010). Pada penelitian ini menunjukan bahwa nilai spearman brown yaitu 0,450 > 0,374, sehingga instrumen penelitian ini

dikatakan reliabel dan dapat digunakan sebagai alat ukur

E. Tehnik pengumpulan data

Cara pengumpulan data dilakukan dengan cara memberikan lembar pertanyaan persetujuan dan membagikan kuesioner pada siswi di kelas XI SMK Muhammadiah 1 Sragen, kemudian menjelaskan tentang cara pengisiannya. Responden disuruh mengisi kuesioner dengan selesai dan kuesioner diambil pada saat itu juga oleh peneliti. Data yang diperoleh terdiri dari:

1. Data Primer

(46)

disediakan melalui pengisian kuesioner oleh responden tentang bahaya aborsi.

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari objek penelitian (Riwidikdo, 2009). Data sekunder didapatkan dari data instansi pendidikan, yang digunakanya untuk data yaitu jumlah kelas dan jumlah siswi kelas XI di SMK Muhammadiah 1 Sragen.

F. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulanya (Sugiyono, 2007). Dalam penelitian ini hanya menggunakan variabel tunggal yaitu tingkat pengetahuan remaja putri tentang bahaya aborsi

G. Definisi Operasional

(47)

33

Tabel 3.2 Definisi Operasional

H. Pengolahan dan Analisis Data

1. Pengolahan Data

Setelah data terkumpul maka langkah yang dilakukan selanjutnya adalah pengolahan data. Menurut Notoatmodjo (2010), proses pengolahan data penelitian ini terdiri atas tahap-tahap sebagai berikut :

a. Editing (Penyuntingan Data)

Hasil wawancara atau angket yang diperoleh atau dikumpulkan melalui kuesioner perlu disunting (edit) terlebih dahulu. Secara umum editing adalah merupakan kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan isian formulir atau kuesioner.

Nama Variabel Definisi Operasional

a. Baik, bila nilai responden yang diperoleh (x) > mean + 1SD

b. Cukup, bila nilai

responden mean - 1 SD £ x £ mean + 1 SD

(48)

b. Coding Sheet (Lembaran Kode)

Lembaran kode adalah instrument berupa kolom-kolom untuk merekam data secara manual. Lembaran atau kartu kode berisi nomor responden dan nomor-nomor pertanyaan.

c. Data Entry (Memasukkan Data)

Mengisi kolom-kolom atau kotak-kotak lembar kode sesuai dengan jawaban masing-masing pertanyaan dalam program komputer.

d. Tabulating (Tabulasi)

Tabulasi yaitu penyusunan data kedalam bentuk table distribusi frekuensi, kemudian dihitung mean, median dan modus.

2. Analisis Data

Penelitian ini menggunakan analisa univariat, yaitu mengisi variabel yang ada secara diskriptif dengan menghitung distribusi dan persentasi dari setiap variabel dan disajikan dalam narasi dan tabel (Notoatmodjo, 2010). Hasil penghitungan yang diperoleh dikategorikan 3, yaitu :

a. Baik : bila nilai responden (x) > mean + 1 SD b. Cukup : bila nilai mean – 1 SD £ x £ mean + 1 SD

(49)

35

ݏ݀ ൌඨσ ݔ݅

ʹሺσݔ݅ሻʹ

݊ ݊ െͳ

Keterangan ;

S = Simpangan baku ∑xi = Jumlah variabel

N = Banyaknya data/sampel

Adapun rumus untuk menghitung mean menurut Riwidikdo (2010), yaitu :

X =

σ ܺ

݊

keterangan :

X = Nilai rata-rata

Σܺ = Jumlah nilai responden

n = Jumlah sampel

Menurut Sugiyono (2010), untuk menghitung prosentase setelah didapat distribusi frekuensi dapat menggunakan rumus :

ܲൌ ݒ݊ ݔͳͲͲΨ

Keterangan :

P = Prosentase

(50)

I. Etika Penelitian

Dalam melakukan penelitian pada responden, peneliti harus memperhatikan etika penelitian. Menurut Hidayat (2007), etika penelitian meliputi :

1. Informed Consent (Lembar Persetujuan)

Merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. Informed consent diberikan sebelum penelitian dilakukan dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden.

2. Anonimity (Tanpa Nama)

Penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan. 3. Confidentiality (Kerahasiaan)

(51)

37

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMK Muhammadiyah 1 Sragen yang beralamat Jl. Rajawali Nglorog No. 01, No. Telp. (0271) 891714, Kode Pos 57215 Sragen. Secara umum, SMK ini terletak ditengah jantung kecamatan Nglorog Kabupaten Sragen. Luas sekolah ini ± 1000 meter dan keadaan lingkungan di sekolah ini bersih. SMK Muhammadiyah 1 Sragen berdiri pada tahun 1992. SMK ini mempunyai 6 Program Keahlian yaitu Administrasi Perkantoran, Akutansi, Tata Niaga, Multimedia dan Teknik Komputer dan Jaringan. Jumlah pelajar yang ada di SMK ini pada tahun ajaran 2012/2013 adalah 720 siswa, diantaranya 247 siswa kelas X, 275 siswa kelas XI dan kelas XII berjumlah 218 siswa, sedangkan jumlah tenaga pengajar di sekolah ini ada 52 pengajar. Terdapat sarana dan prasarana ruang laboratorium, ruang multimedia, ruang akuntansi, ruang komputer, ruang Bahasa dan perpustakaan.

B. Hasil Penelitian

Gambaran pengetahuan responden

Tabel 4.1

Nilai Mean dan Standar Deviasi

Variabel Mean Standar Deviasi

Tingkat pengetahuan remaja putri tentang bahaya aborsi

(52)

Baik : Bila nilai responden (x) > mean + 1 SD (x) > 24,1 + 1 . 3,6 = x > 27,7

Jadi pengetahuan baik jika nilai responden = > 27,7 Cukup : Bila nilai responden mean -1 SD < x < mean + 1 SD

24,1 – 1 . 3,6 < x < 24,1 + 1 . 3,6 = 20,5 < x < 27,7

Jadi pengetahuan cukup jika nilai responden 20,5 < x < 27,7 Kurang : Bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean -1 SD

(x) < 24,1 – 1 . 3,6 = x < 20,5

Jadi pengetahuan kurang jika nilai responden < 20,5

Tabel 4.2 Disrtibusi Frekuensi

Tingkat Pengetahuan Remaja Putri Tentang Bahaya Aborsi di Kelas XI SMK Muhammadiyah 1 Sragen

No. Pengetahuan Jumlah Prosentase (%)

1. Baik 16 23,6 Sumber : Data Primer

(53)

39

C. Pembahasan

Hasil penelitian menunjukan tingkat pengetahuan remaja putri tentang bahaya aborsi di kelas XI SMK Muhammadiyah 1 Sragen tahun 2013 dapat dikategorikan pengetahuan baik sebanyak 16 responden (23,6%), pengetahuan cukup sebanyak 41 responden (60,3%) dan pengetahuan kurang sebanyak 11 responden (16,1%).

Berdasarkan hasil wawancara bagian kesiswaan di SMK Muhammadiyah 1 Sragen, belum pernah diadakan penyuluhan dari tenaga kesehatan sehingga remaja belum sepenuhnya mengerti tentang bahaya aborsi. Responden dengan pengetahuan baik memiliki pengetahuan yang cukup luas tentang bahaya aborsi, dikarenakan akses yang mudah dalam memperoleh informasi tersebut baik yang berasal dari media cetak, televisi, dan Internet. Sedangkan responden di kelas XI SMK Muhammadiyah 1 Sragen tahun 2013 terbanyak pada tingkat pengetahuan cukup yaitu bisa dikarenakan siswi kurang aktif dalam mencari informasi baik dari media cetak, televisi dan internet mengenai bahaya aborsi. Demikian juga responden dengan pengetahuan kurang, hal ini bisa dikarenakan responden kurang memahami mengenai bahaya aborsi.

(54)

merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (over behavior).

Salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan responden tentang bahaya aborsi salah satunya yaitu pendidikan, informasi dan pengalaman. Menurut Notoatmodjo (2003), ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang, Pendidikan adalah upaya untuk memberikan pengetahuan sehingga terjadi perubahan. Informasi adalah Orang yang memiliki sumber informasi yang lebih banyak akan memiliki pengetahuan yang lebih luas pula. Sumber informasi dari pengajar maupun media, sikap kepercayaan, budaya masyarakat sangat dibutuhkan para siswi guna memperluas pengetahuan. Pengalaman pribadi serta perilaku seseorang akan dijadikan sumber pengetahuan, begitu pula dengan tingkat kemampuan seseorang akan menambah pengetahuan Informasi.

Bahaya aborsi terhadap kesehatan secara fisik antara lain kematian mendadak karena perdarahan hebat, kematian mendadak karena pembiusan yang gagal, kematian secara lambat atas infeksi serius di sekitar kandungan, rahim yang sobek (uterine perforation), kerusakan leher rahim (cervical lacerations), kanker payudara, kanker indung telur (Ovarian Cancer), kanker leher rahim (Cervical Cancer), kanker hati (Liver Cancer), kelainan

(55)

41

mencoba menggunakan obat-obat terlarang, tidak bisa menikmati hubungan seks lagi (Kartini, 2010).

D. Keterbatasan Penelitian

Kelemahan dalam melakukan penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan yaitu :

1. Variabel penelitian ini merupakan variabel tunggal, sehingga hasil penelitian terbatas pada tingkat pengetahuan remaja putri tentang bahaya aborsi dan faktor-faktor yang mempengaruhi yang tidak diteliti. Penelitian ini akan berbeda hasil jika faktor yang mempengaruhi diteliti. 2. Kuesioner yang digunakan kuesioner tertutup sehingga responden hanya

bias menjawab “ya’’ atau “tidak’’ dan jawaban responden belum bisa

(56)

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan

Penelitian yang telah dilakukan dengan mengambil judul “Tingkat

Pengetahuan Remaja Putri tentang Bahaya Aborsi di SMK Muhammadiyah 1 Sragen tahun 2013’’. Sehingga dapat diambil kesimpulan yaitu :

1. Tingkat pengetahuan remaja putri tentang bahaya aborsi di kelas XI SMK Muhammadiyah 1 Sragen tahun 2013 dalam kategori baik yaitu sebanyak 16 responden (23,6%).

2. Tingkat pengetahuan remaja putri tentang bahaya aborsi di kelas XI SMK Muhammadiyah 1 Sragen tahun 2013 dalam kategori cukup yaitu sebanyak 41 responden (60,3%).

3. Tingkat pengetahuan remaja putri tentang bahaya aborsi di kelas XI SMK Muhammadiyah 1 Sragen tahun 2013 dalam kategori kurang yaitu sebanyak 11 responden (16,1%).

B. Saran

1. Bagi Institusi Terkait a. Bagi responden

Diharapkan remaja putri kelas XI SMK Muhammadiyah 1 Sragen memiliki tingkat pengetahuan yang baik serta kompleks. Hal ini siswi harus pro aktif dalam mencari berbagai pengetahuan dan

(57)

sumber-sumber lain yang dapat menambah pengetahuan, seperti dari surat kabar, internet, televisi, radio dan lain-lain

b. Bagi SMK Muhammadiyah 1 Sragen

Diharapkan Guru Bimbingan Konseling bekerjasama dengan petugas kesehatan atau instansi kesehatan mengadakan penyuluhan tentang bahaya aborsidan seksualitas atau memberikan penambahan pelajaran mulok kesehatan reproduksi dengan tujuan agar siswa siswi mendapat informasi serta pengetahuan yang lengkap seputar kesehatan reproduksi dan seksualitas, sehingga siswa dan siswi tidak melakukan penyimpangan seksual.

(58)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

__________ 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Edisi 2: Jakarta: Rineka Cipta.

Bayu, D. R. H. 2009. Tingkat Pengetahuan Remaja tentang Dampak Aborsi di Sekolah Menengah Kejuruan Pelita Karanganyar . Jurnal Pendidikan Tinggi Vol. 1, No 1, Juni 2009.

Beterns, K. 2006. Aborsi Sebagai Masalah Etika. Jakarta : Crasindo.

BKKBN. 2011. Angka Kejadian Aborsi di Indonesia. http://www.bkkbn.go.id/index.php/site/?q=33210000000. Diakses 19 Oktober 2012.

Depag RI. 2003. Al-Qur’an dan Terjemahannya. Semarang: PT. Karya Toha. Depkes RI. 2011. Angka Kematian Ibu Penyebab Tindakan aborsi.

http://www.depkesRI/kesrepro.php/q=2122. Diakses 4 Desember 2012. Hidayat, A. 2007. Metodologi Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisa Data.

Jakarta: Salemba Medika.

Handoyo, A. 2010. Remaja dan Kesehatan. Jakarta: PT Perca. Kusmaryanto. 2008. Kontroversi Aborsi. Jakarta: Grasindo.

Kartini. 2010. Psikologi Sosial II Kenakalan Remaja. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Notoadmodjo, S. 2003. Pengetahuan Sikap dan Perilaku Manusia. Jakarta: Rineka Cipta.

____________. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Niskala, S. 2011. Agar Seks Tidak Salah Jalan. Jakarta: Progressio Publishing. Prawiroharjo, S. 2005. Ilimu Kebidanan. Jakarta: YBP-SP.

Proverawati, A. 2009. Menarch Menstruasi Pertama Penuh Makna. Yokyakarta: Nuha Medika.

(59)

___________. 2010. Statistika Penelitian Kesehatan. Edisi2: Yogyakarta: Pustaka Rihama.

Soetjiningsih. 2007. Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Edisi 2: Jakarta: CV Sagung Seto.

Sugiyono. 2007. Statistik untuk Penelitian. Bandung: AlFabeta. _______. 2010. Prosedur Penelitian. Bandung: AlFabeta.

Siregar, S. 2010. Statistika Deskriptif Untuk Penelitian. Jakarta: Rajawali Pers.

Sukrisno, A. 2010. Asuhan Kebidanan IV (Patologi Kebidanan). Jakarta: CV. Trans Info Media.

Sunarti, A. N. 2012. Tingkat Pengetahuan Remaja tentang Dampak Abortus Provokatus Kriminalis di Sekolah Menengah Kejuruan Batik 2 Surakarta. STIKes Kusuma Husada Surakarta. KaryaTulisIlmiah.

Solopos. 2011. Aborsi dan Pergaulan Bebas Remaja. http://prov.bkkbn.go.id/jateng.bkkbn.go.id/10022011072619766076092d ata.pdf. Diakses 20 Oktober 2012.

_______. 2011. Aborsi di Kalangan Remaja 2010. http://Sragenkab.dkk.go.id/index.php?option=comcontent&view=article. Diakses 19 Oktober 2012.

World Health Organization, 2010. Aborsi di Indonesia.

Gambar

Gambar 2.2.  Kerangka Konsep
Tabel 3.1 Kisi-Kisi Pernyataan
Tabel 3.2 Definisi Operasional
Tabel 4.2 Disrtibusi Frekuensi

Referensi

Dokumen terkait

semakin tinggi tingkat pengatahuan tentang kesehatan reproduksi, remaja semakin mempunyai sikap yang positif dalam menghadapi dismenore pada masa menstruasi.. Kata Kunci :

Selain itu, responden yang sebagian besar merupakan remaja pada fase remaja awal masih memiliki kemampuan yang terbatas dalam mencerna dan mengolah informasi dari

Selain itu, responden yang sebagian besar merupakan remaja pada fase remaja awal masih memiliki kemampuan yang terbatas dalam mencerna dan mengolah informasi dari

Pada penelitian ini, remaja menyebutkan bahwa informasi yang remaja terima tentang kesehatan reproduksi khususnya tentang menstruasi dan permasalahannya sangat minim

Mengingat pengetahuan remaja putri tentang kebersihan diri alat reproduksi sudah cukup, maka disarankan pihak pendidikan untuk diberikan tambahan pengetahuan

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di SMK Muhammadiyah 2 Surakarta , didapatkan data 7 dari 10 orang belum mengetahui tentang kesehatan reproduksi, pada

Perawatan organ reproduksi khususnya pelaksanaan vulva hygiene pada remaja putri merupakan salah satu upaya dalam perawatan organ reproduksi yang bertujuan untuk mencegah

Minimnya pemahaman dan kurangnya informasi mengenai kesehatan reproduksi terutama keputihan pada remaja putri yang diketahui sebelumnya melalui wawancara singkat di