• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG DAMPAK ABORTUS PROVOKATUS KRIMINALIS DI SMK BATIK 2 SURAKARTA TAHUN 2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG DAMPAK ABORTUS PROVOKATUS KRIMINALIS DI SMK BATIK 2 SURAKARTA TAHUN 2012"

Copied!
60
0
0

Teks penuh

(1)

i

ABORTUS PROVOKATUS KRIMINALIS DI SMK BATIK 2 SURAKARTA TAHUN 2012

KARYA TULIS ILMIAH Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

Ujian Akhir Program Pendidikan Diploma III Kebidanan

Disusun Oleh :

ADIKA NURHAYATI SUNARTI NIM : B09 061

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

(2)

ii

Karya Tulis Ilmiah

TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG DAMPAK

ABORTUS PROVOKATUS KRIMINALIS

DI SMK BATIK 2 SURAKARTA

TAHUN 2012

Diajukan oleh :

ADIKA NURHAYATI SUNARTI NIM : B09.106

Telah diperiksa dan disetujui Pada tanggal :

Pembimbing

(RAHAJENG PUTRININGRUM S.ST M.Kes) NIK.201083059

(3)

iii

HALAMAN PENGESAHAN

TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG DAMPAK

ABORTUS PROVOKATUS KRIMINALIS

DI SMK BATIK 2 SURAKARTA

TAHUN 2012

Karya Tulis Ilmiah

Disusun oleh :

ADIKA NURHAYATI SUNARTI NIM : B09.061

Telah Dipertahankan di Depan Dewan Penguji Ujian Akhir Program DIII Kebidanan

Pada tanggal : ...

PENGUJI I PENGUJI II

(ANIS NURHIDAYATI S.ST M.Kes) (ENI RUMIYATI, S.ST) NIK. 200685025 NIK. 200682019

Tugas Akhir ini telah diterima sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar AhliMadya Kebidanan

Mengetahui, Ka. Prodi D III Kebidanan

(DHENY ROHMATIKA, S.SiT) NIK. 200582015

(4)

iv Assalamu’alaikum Wr Wb

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul : “Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang Dampak Abortus Provokatus Kriminalis Di SMK Batik 2 Surakarta Tahun 2012”. Karya Tulis Ilmiah ini disusun untuk memenuhi tugas akhir sebagai salah satu syarat kelulusan Prodi DIII Kebidanan di STIKES Kusuma Husada Surakarta.

Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan dan pengarahan dari berbagai pihak, Karya Tulis Ilmiah ini tidak dapat diselesaikan dengan baik .Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dra. Agnes Sri Harti, M.Si, selaku Ketua STIKES Kusuma Husada Surakarta. 2. Dheny Rohmatika, S.SiT, selaku Ka.Prodi DIII Kebidanan STIKES Kusuma

Husada Surakarta.

3. Rahajeng Putriningrum, S.ST M.KES selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk memberikan petunjuk dan bimbingan kepada penulis.

4. Drs. Yusuf selaku kepala sekolah SMK BATIK 2 Surakarta yang telah bersedia memberikan ijin pada penulis dalam pengambilan data.

5. Bapak dan Ibu guru beserta staff pengajar SMK BATIK 2 Surakarta yang telah memberikan bantuan sarana dan prasarana dalam penyelesaian Karya Tulis Ilmiah ini.

(5)

v

waktu untuk membantu kelanjaran dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini. 7. Semua Dosen dan Staf Prodi DIII Kebidanan STIKES Kusuma Husada Surakarta yang telah banyak membantu dan memberi dukungan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah.

8. Perpustakaan STIKES Kusuma Husada Surakarta yang telah menyediakan literature yang penulis perlukan untuk penyusunan Karya Tulis Ilmiah. 9. Teman Teman Prodi DIII Kebidanan Kusuma Husada Surakarta angkatan

2009 yang telah memberikan masukan, bantuan, dan semangat kepada penulis dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

10. Bapak dan ibu yang selalu mendoakan dan memberikan dukungan moral dan spiritual kepada penulis dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

11. Semua Pihak yang terkait dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak kekurangan, karena keterbatasan kemampuan penulis. Maka penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang sifatnya membangun demi penyempurnaan pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini.

Wassalamu’alaikum Wr Wb

Surakarta, Juli 2012

(6)

vi Karya Tulis Ilmiah, Juli 2011

Adika Nurhayati Sunarti B.09.061

Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang Dampak Abortus Provokatus Kriminalis di Kelas XI SMK BATIK 2

Surakarta xiv + 43 halaman + 17 lampiran + 4 tabel + 2 gambar

ABSTRAK

Latar Belakang : sekitar 63% remaja di Indonesia pernah berhubungan seks dan sebanyak 21% diantaranya yaitu sekitar 2.000.000 jiwa pernah melakukan abortus provokatus kriminalis setiap tahunnya di Indonesia. Kasus abortus provokatus kriminalis di jawa tengah berkisar 0,4 – 5% dari jumlah remaja. Dikota Surakarta meningkat hingga 2 – 7%. Hal ini dikarenakan banyaknya kejadian seks diluar nikah yang menjadi salah satu faktor penyebab Abortus Provokatus Kriminalis. Tujuan : Untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja tentang dampak Abortus Provokatus Kriminalis di SMK Batik 2 Surakarta.

Metode Penelitian: Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif kuantitatif. Lokasi penelitian dilaksanakan di SMK Batik 2 Surakarta pada tanggal 29-31 Mei 2012. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa dan siswi yaitu 329 responden dengan jumlah sample 82 siswa dan siswi. Teknik pengambilan sampel simple random sampling. Instrumen yang digunakan Kuesioner.Variable yang digunakan dalm penelitian ini adalah variable tunggal. Hasil Penelitian : Berdasarkan perhitungan SPSS Versi 16 diperoleh hasil pengetahuan remaja tentang dampak Abotus Provokatus Kriminalis di kelas XI SMK Batik 2 Surakarta dengan kategori baik ada 15 responden ( 18,3%) dengan kategori cukup ada 56 responden (68,3%), kategori kurang ada 11 responden (13,4%).

Kesimpulan : Tingkat pengetahuan remaja tentang dampak Abortus Provokatus Kriminalis di SMK Batik 2 Surakarta kategori terbanyak yaitu kategori cukup. Kata Kunci : Pengetahuan, Remaja, Abortus Provokatus Kriminalis

(7)

vii

v Dengan ilmu hidup menjadi mudah, dengan cinta hidup menjadi indah, dengan agama hidup menjadi terarah.

v Orang yang terkuat itu bukan mereka yang menang , melainkan yang tetap berdiri tegak ketika mereka terjatuh entah bagaimana dalam perjalan kehidupan dan menyadari penyesalan tidak seharusnya ada.

(Kahlil Ghibran) v Sesungguhnya sesudah kesulitan akan datang kemudahan , maka kerjakanlah

urusan dengan sungguh sunguh dan hanya kepada Allah kamu berharap. (Q.S Ary Syah : 6-8) v “Jadikan Allah sebagai penunjuk jalan hidupmu dan ketika engkau dalam keheningan ingat senyuman ibu yang selalu ada untukmu dan jikalau engkau patah semangat ingatlah Ayah yang selalu semangat walaupun keringat membasahi tubuh”.

PERSEMBAHAN

Dengan mengucap syukur kepada Allah SWT, Karya Tulis Ilmiah ini saya persembahkan untuk : Ø Bapak dan Ibuku tercinta yang senantiasa

membimbing Dika dengan kasih sayang dan perhatian tanpa terbatas ruang dan waktu, demi cerahnya masa depanku.Jadikan aku seorang anak yang mampu membuat engkau tersenyum dalam hidupmu.

Ø Teruntuk Adikku tercinta yang selalu memberi support untuk tiap langkahku.

Ø Sahabat-sahabat dekatku(Khanif , Eni ,Evi , Rina ,Ririn) selama aku menimba ilmu disini, sahabat dalam suka dan duka.

Ø Teman-teman seperjuangan angkatan 2009 kelas A dan B STIKES Kusuma Husada Surakarta. Ø Almamater Tercinta.

(8)

viii

Nama : Adika Nurhayati Sunarti

Tempat / Tanggal Lahir : Sukoharjo, 21 Juni 1991

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Kembang Rt 1 Rw 5 Trosemi, Gatak, Sukoharjo

Riwayat Pendidikan

1. SD N 1 Trosemi Lulus tahun 2003

2. SMP N 1 Gatak Lulus tahun 2006

3. SMA Batik 1 Surakarta Lulus tahun 2009 4. Prodi D III Kebidanan STIKES Kusuma Husada Angkatan 2009

(9)

ix

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

ABSTRAK ... vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN... vii

CURRICULUM VITAE ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xii

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1 B. Perumusan Masalah ... 3 C. Tujuan Penelitian ... 4 D. Manfaat Penelitian ... 4 E. Keaslian Penelitian ... 5 F. Sistematika Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan ... 8

(10)

x

3. Abortus ... 16

4. Abortus Provokatus Kriminalis ... 19

5. Undang-Undang Abortus Provokatus Kriminalis (Aborsi) ... 24

6. Abortus Provokatus Kriminalis (Aborsi) di lihat dari segi agama ... 25

B. Kerangka Teori ... 27

C. Kerangka Konsep ... 28

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian yang Digunakan ... 29

B. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 29

C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ... 29

D. Instrumen Penelitian ... 30

E. Teknik Pengumpulan Data ... 34

F. Variabel Penelitian ... 34

G. Definisi Operasional Variabel ... 35

H. Metode Pengolahan dan Analisis Data ... 35

I. Etika Penelitian... 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Tempat Penelitian ... 38

(11)

xi D. Keterbatasan penelitian ... 43 BAB V PENUTUP A. Simpulan ... 44 B. Saran ... 44 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

(12)

xii

Tabel 3.1 Kisi-kisi Kuesioner ... 31 Tabel 3.3 Definisi Operasional Penelitian ... 35 Tabel 4.1 Nilai Mean dan Standar Deviasi ... 38 Tabel 4.2 Pengetahuan Remaja tentang Dampak Abortus Provokatus

(13)

xiii

Gambar 2.1 Kerangka Teori ... 27 Gambar 2.2 Kerangka Konsep ... 28

(14)

xiv Lampiran 2. Surat Ijin Studi Pendahuluan Lampiran 3. Surat Balasan Studi Pendahuluan Lampiran 4 Surat Permohonan Ijin Uji validitas Lampiran 5 Surat Keterangan Uji Validitas

Lampiran 6 Surat Permohonan Ijin Penggunaan Lahan Lampiran 7 Surat Keterangan Penggunaan Lahan Lampiran 8 Lembar Permohonan Responden Lampiran 9 Lembar Pesetujuan Responden Lampiran 10 Kuesioner

Lampiran 11 Tabulasi Kuesioner Uji Validitas Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang Dampak Abortus Provokatus Kriminalis

Lampiran 12 Hasil Uji Validitas Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang Dampak Abortus Provokatus Kriminalis

Lampiran 13 Hasil Reliabilitas Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang Dampak Abortus Provokatus Kriminalis

Lampiran 14 Tabulasi Kuesioner Penelitian Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang Dampak Abortus Provokatus Kriminalis

Lampiran 15 Hasil Uji Statistik Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang Dampak Abortus Provokatus Kriminalis

Lampiran 16 Tabel Nilai rProduct Moment Lampiran 17 Lembar Konsultasi

(15)

1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Dampak pergaulan bebas di kalangan remaja berpacaran mengantarkan pada kegiatan menyimpang seperti seks bebas sehingga mengakibatkan menularnya penyakit kelamin dan kehamilan diluar nikah yang pada akhirnya membawa pada tindakan abortus provokatus kriminalis . Berdasarkan survei BKKBN tahun 2008, sekitar 63% remaja di Indonesia pernah berhubungan seks dan sebanyak 21% diantaranya yaitu sekitar 2.000.000 jiwa pernah melakukan abortus provokatus kriminalis setiap tahunnya di Indonesia (Sinaga, 2009).

Terdapat beberapa alasan individu mengambil keputusan untuk melakukan abortus provokatus kriminalis yaitu ingin terus melanjutkan sekolah atau kuliah, takut pada kemarahan orang tua, menjaga nama baik keluarga, malu pada lingkungan sosial bila ketahuan hamil sebelum menikah dan kehamilan yang terjadi akibat perkosaan. Adapun penyebab lainnya karena mereka mengalami kehamilan tetapi tidak menghendaki kehamilannya, dengan berbagai alasan seperti faktor usia atau pasangan yang tidak mau bertanggung jawab (Sinaga, 2009).

Abortus provokatus kriminalis dapat membawa dampak negatif baik secara fisik dan psikologis. Terdapat dua macam resiko kesehatan wanita yang melakukan abortus provokatus kriminalis yaitu resiko kesehatan dan

(16)

keselamatan secara fisik yaitu memiliki resiko yang tinggi terhadap kesehatan maupun keselamatan seorang wanita. Ada beberapa resiko yang akan dihadapi oleh seorang wanita, antara lain kematian mendadak karena perdarahan yang hebat, kematian karena pembiusan yang gagal, infeksi, rahim yang robek, kerusakan leher rahim, kanker, kelainan placenta, dan kemandulan. Selain dampak fisik, wanita yang melakukan aborsi juga akan mengalami resiko berupa gejala psikologis yang dikarakteristikan dengan perasaan bersalah yang mendalam dan dalam jangka waktu yang lama, depresi, dan mengakibatkan kelainan secara sosial dan seksual. Secara psikologis abortus provokatus kriminalis juga memberikan dampak hilangnya harga diri, perasaan berdosa, lemahnya ikatan pasangan kedua belah pihak yang menyebabkan kegagalan setelah menikah, serta penghinaan dari masyarakat (Repository, 2009).

Banyaknya kasus abortus provokatus kriminalis di Indonesia khususnya di kalangan remaja terjadi akibat adanya kesenjangan informasi tentang kesehatan reproduksi. Semakin berkembangnya teknologi informasi dan mudahnya akses informasi menjadikan para remaja semakin mudah mendapatkan informasi tentang kesehatan reproduksi yang belum tentu benar (Repository, 2009).

Kasus abortus provokatus kriminalis di jawa tengah berkisar 0,4 – 5% dari jumlah remaja. Dikota Surakarta meningkat hingga 2 – 7%. Hal ini dikarenakan banyaknya kejadian seks di luar nikah yang menjadi salah satu faktor penyebab abortus provokatus kriminalis.

(17)

Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan di SMK Batik 2 Surakarta dengan jumlah murid kelas XI 329 Murid Terdiri dari 304 siswi dan 25 Siswa. Berdasarkan informasi dari bagian kesiswaan hampir setiap tahun ada kejadian hamil di luar nikah yang menyebabkan siswi harus berhenti sekolah.

Berdasarkan wawancara yang telah dilakukan pada 10 siswi di SMK Batik 2 Surakarta hanya 4 siswi yang mengetahui tentang Dampak Abortus provokatus kriminalis melalui pengetahuan non formal, seperti internet, majalah dan media lainnya dan 6 siswi belum terlalu mengerti dampak aborsi. Berdasarkan uraian diatas pengetahuan remaja tentang dampak abortus provokatus kriminalis sangat penting dan kurangnya pengetahuan mengenai dampak aborsi dapat menyebabkan pergeseran perilaku para remaja, sehingga peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian tentang “Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang Dampak Abortus Provokatus kriminalis di SMK Batik 2 Surakarta Pada tahun 2012”.

B. Perumusan Masalah

Dari latar belakang di atas maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut : “Bagaimana tingkat pengetahuan remaja tentang dampak Abortus Provokatus Kriminalis di SMK Batik 2 Surakarta pada tahun 2012?”.

(18)

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Mengetahui tingkat pengetahuan remaja tentang dampak Abortus Provokatus Kriminalis di SMK Batik 2 Surakarta.

2. Tujuan Khusus

a.Mengetahui tingkat Pengetahuan remaja tentang dampak Abortus Provokatus Kriminalis di SMK Batik 2 Surakarta dalam kategori baik. b.Mengetahui tingkat pengetahuan tentang dampak Abortus Provokatus

Kriminalis di SMK Batik 2 Surakarta dalam kategori cukup.

c.Mengetahui tingkat Pengetahuan remaja tentang dampak Abortus Provokatus Kriminalis di SMK Batik 2 Surakarta dalam kategori kurang.

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti

Melatih kemampuan peneliti untuk menerapkan ilmu pengetahuan yang diperoleh dari institusi pendidikan yaitu metodologi penelitian, statistik kesehatan, serta melatih keterampilan berfikir secara kritis dan analisis 2. Bagi Ilmu Pengetahuan

a. Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk informasi dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan menambah wawasan yang lebih luas khususnya mengenai kesehatan reproduksi dan dampak dari Abortus Provokatus Kriminalis.

(19)

b. Bisa digunakan untuk referensi dan literatur tentang dampak Abortus Provokatus Kriminalis maupun tema penelitian yang berkaitan.

c. Bisa digunakan untuk bahan pertimbangan dalam mengetahui tingkat pengetahuan tentang dampak Abortus Provokatus Kriminalis

3. Bagi institusi

a. Institusi Objek Penelitian

1)Penelitian ini dapat memberikan manfaat khususnya bagi remaja tentang dampak dan bahaya Abortus Provokatus Kriminalis.

2)Memberikan masukan dalam program peningkatan pengetauan tentang dampak Abortus Provokatus Kriminalis.

b. Institusi Akademik

Menambah referensi perpustakaan dan sebagai sumber bacaan tentang tingkat pengetahuan remaja tentang dampak Abortus Provokatus Kriminalis.

E. Keaslian Penelitian

Adapun beberapa jenis penelitian yang sudah pernah dilakukan yang ada hubungan dengan penelitian ini, antara lain :

1. Bayu (2009) dengan judul: Tingkat Pengetahuan Remaja Tentang Dampak Aborsi di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Pelita Karanganyar tahun 2009. Metode Penelitian Deskriptif Kuantitatif. Teknik pengambilan sample menggunakan Stratified Random Sampling. Alat ukur yang digunakan adalah kuesioner. Hasil Penelitian Tingkat pengetahuan remaja

(20)

tentang aborsi baik, dimana pada hasil penelitian mayoritas remaja atau responden memiliki tingkat pengetahuan yang baik tentang aborsi dengan mayoritas responden mampu menjawab lebih dari 76%.

F. SISTEMATIKA PENULISAN BAB I PENDAHULUAN

Didalam bab ini dijelaskan mengenai latar belakang, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, keaslian penelitian dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini dijelaskan mengenai teori terdiri dari pengetahuan berisi definisi pengetahuan, tingkat pengetahuan, klasifikasi, alasan, resiko komplikasi, undang-undang, kerangka teori, kerangka konsep.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Menjelaskan tentang jenis dan rancangan penelitian, lokasi dan waktu penelitian, populasi, sampel dan teknik pengambilan sampel, instrument penelitian, teknik pengumpulan data, variable penelitian, definisi operasional, metode pengolahan dan analisis data, etika penelitian.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini berisi tentang gambaran umum tempat penelitian , hasil penelitian dan pembahasan

(21)

BAB V PENUTUP

Bab ini berisi tentang simpulan dari penelitian dan saran DAFTAR PUSTAKA

(22)

8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN TEORI 1. Pengetahuan a. Definisi pengetahuan

1) Pengetahuan merupakan kesan didalam pikiran manusia sebagai hasil pengukuran panca indranya (Soekanto, 2002).

2) Pengetahuan merupakan hasil “tahu” pengindraan manusia terhadap suatu obyek tertentu. Proses pengindraan terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra pengelihatan, pendengaran, penciuman, perasa dan peraba melalui kulit. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (over behavior) (Notoatmodjo, 2010).

b. Cara memperoleh pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2010) ada beberapa cara untuk memperoleh pengetahuan, yaitu:

1) Cara Coba-Salah (Trial and Error)

Cara coba-coba ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam memecahkan masalah dan apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil, dicoba kemungkinan yang lain. Apabila kemungkinan kedua ini gagal pula, maka dicoba

(23)

dengan kemungkinan ketiga, dan apabila kemungkinan ketiga gagal dicoba kemungkinan keempat dan seterusnya, sampai masalah tersebut dapat dipecahkan. Itulah sebabnya maka cara ini disebut metode trial (coba) and errors (gagal atau salah) atau metode coba salah coba-coba.

2) Cara Kekuasaan atau Otoritas

Dalam kehidupan manusia sehari-hari, banyak sekali kebiasaan-kebiasaan dan tradisi-tradisi yang dilakukan oleh orang, tanpa melalui penalaran apakah yang dilakukan tersebut baik atau tidak. Kebiasaan-kebiasaan ini biasanya diwariskan turun temurun dari generasi ke generasi berikutnya, dengan kata lain pengetahuan tersebut diperoleh berdasarkan pada otoritas atau kekuasaan, baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin agama, maupun ahli-ahli ilmu pengetahuan. Prinsip ini adalah orang lain menerima pendapat yang dikemukakan oleh orang yang mempunyai otoritas, tanpa terlebih dulu menguji atau membuktikan kebenarannya, baik berdasarkan fakta empiris ataupun berdasarkan penalaran sendiri. Hal ini disebabkan karena orang yang menerima pendapat tersebut menganggap bahwa yang dikemukannya ádalah benar.

3) Berdasarkan Pengalaman Pribadi

Pengalaman adalah guru yang baik, demikian bunyi pepatah, pepatah ini mengandung maksud bahwa pengalaman

(24)

itu merupakan sumber pengetahuan, atau pengalaman itu merupakan suatu cara untuk memperoleh pengetahuan.

4) Melalui Jalan Pikiran

Sejalan dengan perkembangan umat manusia, cara berpikir manusia pun ikut berkembang. Dari sini manusia telah mampu menggunakan penalarannya dalam memperoleh pengetahuannya. Dengan kata lain, dalam memperoleh kebenaran pengetahuan manusia telah menggunakan jalan pikirannya, baik melalui induksi maupun deduksi.

5) Cara Modern dalam Memperoleh Pengetahuan

Cara baru dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih sistematis, logis, dan ilmiah. Cara ini disebut “metode penelitian ilmiah”, atau lebih popular disebut metodelogi penelitian (research methodology).

c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan menurut Notoatmodjo (2003)

1) Tingkat Pendidikan

Pendidikan adalah upaya untuk memberikan pengetahuan sehingga terjadi perubahan perilaku positif yang meningkat. Pendidikan digolongkan sebagai berikut:

a) Tamat SD b) Tamat SLTP c) Tamat SLTA

(25)

d) Tamat Perguruan Tinggi 2) Pengalaman

Sesuatu yang pernah dialami seseorang akan menambah pengetahuan dan dapat menjadi sumber pengetahuan yang bersifat informal.

3) Informasi

Informasi yang diperoleh melalui kenyataan (melihat, dan mendengar sendiri), serta melalui surat kabar, radio, tv dapat menambah pengetahuan agar lebih luas.

4) Budaya

Budaya yang ada di masyarakat dan kondisi politik juga mempengaruhi terhadap tingkat pengetahuan seseorang.

5) Sosial Ekonomi

Pekerjaan berhubungan dengan sosial ekonomi seseorang. Semakin tinggi tingkat sosial ekonomi seseorang akan menambah tingkat pengetahuan.

Lingkungan sosial akan mendukung tingginya pengetahuan seseorang,sedangkan ekonomi berkaitan dengan pendidikan. Apabila status ekonomi baik tingkat pendidikan juga akan tinggi dan diiringi oleh peningkatan pengetahuan (Soekanto, 2003).

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan melalui wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi

(26)

yang ingin diukur dari subyek penelitian. Sumber pengetahuan diperoleh melalui kemampuan berfikir rasional, pengalaman, seminar, penyuluhan, pendidikan formal dan non formal.

d. Tingkat pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2010), dalam domain kognitif berkaitan dengan pengetahuan yang bersifat intelektual (cara berpikir, berintraksi, analisa, memecahkan masalah dan lain-lain) yang berjenjang sebagai berikut :

1) Tahu (Knowledge)

Menunjukkan keberhasilan mengumpulkan keterangan apa adanya. Termasuk dalam kategori ini adalah kemampuan mengenali atau mengingat kembali hal-hal atau keterangan yang pernah berhasil di himpun atau dikenali (recall of facts).

2) Memahami (Comprehension)

Pemahaman diartikan dicapainya pengertian (understanding) tentang hal yang sudah kita kenali. Karena sudah memahami hal yang bersangkutan maka juga sudah mampu mengenali hal tadi meskipun diberi bentuk lain. Termasuk dalam jenjang kognitif ini misalnya kemampuan menterjemahkan, menginterpretasikan, menafsirkan, meramalkan dan mengeksplorasikan.

(27)

3) Menerapkan (Aplication)

Penerapan diartikan sebagai kemampuan menerapkan hal yang sudah dipahami ke dalam situasi dan kondisi yang sesuai. 4) Analisa (Analysis)

Analisis adalah kemampuan untuk menguraikan hal tadi menjadi rincian yang terdiri unsur-unsur atau komponen-komponen yang berhubungan antara yang satu dengan lainnya dalam suatu bentuk susunan berarti.

5) Sintesis (Syntesis)

Sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun kembali bagian-bagian atau unsur-unsur tadi menjadi suatu keseluruhan yang mengandung arti tertentu.

6) Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk membandingkan hal yang bersangkutan dengan hal-hal serupa

atau setara lainnya, sehingga diperoleh kesan yang lengkap dan menyeluruh tentang hal yang sedang dinilainya

(Notoatmodjo, 2010). e. Pengukuran Pengetahuan

Menurut Riwidikdo (2009), kedalamam pengetahuan yang ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita sesuaikan dengan kategori di bawah ini :

(28)

1) Tingkat pengetahuan baik bila nilai responden yang diperoleh (x) > Mean + 1 SD.

2) Tingkat pengetahuan cukup bila nilai Mean – 1 SD ≤ x ≤ Mean +

1 SD.

3) Tingkat pengetahuan kurang bila nilai responden yang diperoleh (x) < Mean – 1 SD.

2. Remaja dan Permasalahannya

Remaja yang dalam bahasa aslinya disebut adolescence, berasal dari bahasa latin aketdolescere yang artinya “tumbuh atau tumbuh untuk mencapai kematangan” (kata bendanya, “adolescentia” yang berarti remaja”) (Ali dan Asrori, 2010). Istilah adolescence sesungguhnya memiliki arti yang luas, mencakup kematangan mental, emosional, sosial dan fisik (Hurlock, 2004).

Remaja sebenarnya tidak mempunyai tempat yang jelas, remaja ada diantara anak dan orang dewasa. Oleh karena itu, remaja seringkali dikenal dengan fase mencari jati diri atau fase topan dan badai. Remaja masih belum mampu menguasai dan memfungsikan secara maksimal fungsi fisik psikisnya (Ali, 2004).

Remaja merupakan kondisi dimana secara psikologis usia di mana individu menjadi terintegrasi ke dalam masyarakat dewasa, suatu usia di mana anak tidak merasa dirinya berada di bawah tingkat orang yang lebih tua melainkan merasa sama atau paling tidak sejajar. Sedangkan dari sisi

(29)

umur yang dapat dilihat secara administrasi kependudukan, remaja merupakan golongan umur antara usia 13 – 21 tahun.

Remaja tidak lepas dari beberapa permasalahan yang selalu menjadi kondisi tertentu dalam tahap masa remaja. Kebanyakan masalah remaja dikenal dengan masa “Kenakalan Remaja”. Dalam masa ini, kenakalan remaja biasanya identik dengan perilaku dan sikap menyimpang dari remaja. Sehingga kenakalan remaja banyak yang merugikan banyak orang. Dari sisi perilaku dan sikap yang menyimpang dari norma atau aturan sosial yang menyebabkan beberapa jenis kenakalan remaja menjadi masalah sosial tersendiri. Namun, tidak semua kenakalan remaja menjadi masalah yang serius atau yang merugikan orang lain.

Salah satu contoh kenakalan remaja adalah seks bebas atau free seks, dimana kenakalan remaja tersebut merupakan salah satu kondisi yang sekarang ini banyak terjadi di kalangan anak muda atau remaja. Bahkan hal tersebut dianggap sebagai hal yang wajar dan biasa. Karena pergaulan yang salah menyebabkan hal tersebut menjadi ciri dari anak muda atau remaja yang gaul atau di bilang up todate. Karena banyak remaja yang menjadikan seks bebas sebagai bagian dalam kehidupan mereka dalam bergaul dengan lawan jenis maupun dengan yang lain. Sehingga lama-kelamaan kenakalan remaja ini semakin menjamur di kalangan remaja itu sendiri.

Kenakalan remaja merupakan suatu kondisi yang menyebabkan penyimpangan perilaku yang dilakukan anak muda atau remaja yang

(30)

menyimpang dengan aturan sosial maupun norma-norma yang ada. Banyaknya kenakalan remaja yang menjamur di masyarakat di sebabkan beberapa hal, seperti :

a. Perkembangan Teknologi dan Pengetahuan. b. Salah Pergaulan.

c. Budaya.

d. Pola Pikir dan Psikologis. e. Kondisi Keluarga.

Oleh sebab itu, perlu adanya pengawasan dan perhatian dari orang terdekat untuk bisa mengawasi dan memberikan perhatian kepada anak muda yang menginjak remaja dalam masa pubertas. Hal ini tidak bukan hanya untuk menjaga remaja melakukan hal-hal yang dilanggar oleh norma atau aturan sosial yang sudah ada

(Mohammad Ali dan Mohammad Asrori, 2010). 3. Abortus

a. Pengertian

Definisi abortus adalah berhentinya kehamilan sebelum usia 20 minggu yang mengakibatkan kematian janin (Bertens, 2006). Menurut fact abortion, info kit on women’s Health oleh Institute for social,

studies and action, dalam istilah kesehatan aborsi didefinisikan sebagai penghentian kehamilan setelah tertanamnya telur (ovum) yang telah dibuahi dalam rahim (uterus) sebelum usia janin (fetus) mencapai 20 minggu.

(31)

Abortus adalah Ancaman atau pengeluaran hasil konsepsi sebelum janin dapat hidup diluar kandungan. Sebagian batasan ialah kehamilan kurang dari 20 minggu (Sarwono, 2008).

Secara Medis, abortus adalah berakhirnya atau gugurnya kehamilan sebelum kandungan mencapai usia 20 minggu, yaitu sebelum jani dapat hidup di luar kandungan secara mandiri. Tindakan aborsi mengandung resiko cukup tinggi apabila dilakukan tidak sesuai standar profesi medis (Akhmadi, 2009).

Mengugurkan kandungan atau dalam dunia kedokteran dikenal dengan istilah “Abortus”. Berarti pengeluaran hasil konsepsi (pertemuan sel telur dan sel sperma) sebelum janin dapat hidup di luar kandungan.(Akhmadi,2009)

b. Klasifikasi abortus

Klasifikasi abortus menurut Moechtar (2008) dapat dibagi menjadi :

1) Abortus spontan / alamiah

Adalah abortus yang berlangsung tanpa tindakan apapun. 2) Abortus imminens

Perdarahan dari uterus pada kehamilan < 20 minggu, hasil konsepsi masih dalam uterus dan tanpa adanya dilatatasi serviks.

(32)

3) Abortus Insipiens

Perdarahan uterus pada kehamilan < 20 minggu dengan adanya, dilatasi serviks uteri yang meningkat tetapi hasil konsepsi masih dalam uterus

4) Abortus in kompletus

Pengeluaran sebagian hasil konsepsi pada kehamilan sebelum 20 minggu

5) Abortus kompletus

Semua hasil konsepsi sudah keluar 6) Abortus Provokatus / Abortus buatan

Pengakhiran kehamilan usia kandungan < 28 minggu yang disengaja dan disadari oleh calon ibu maupun pelaksana aborsi (Dokter, Bidan Dukun).

Abortus provokatus dapat dibagi menjadi 2, antara lain: a) Abortus Provokatus therapeuticus

Dimaksudkan demi menyelamatkan nyawa ibu, syarat-syaratnya:

(1) Dilakukan oleh tenaga kesehatan yang memiliki keahlian dan kewenangan untuk melakukan (seorang dokter ahli kebidanan dan penyakit kandungan)

(2) Harus meminta pertimbangan tim ahli (ahli medis lain, agama, hukum, psikologi)

(33)

(4) Dokumen medik harus lengkap.

(5) Harus ada persetujuan tertulis dari penderita atau suaminya atau keluarga dekat.

(6) Dilakukan di saran kesehatan yang memiliki tenaga / peralatan yang memadahi yang ditunjukan oleh pemerintah. b) Abortus provokatus Kriminalis

Aborsi yang sengaja dilakukan tanpa adanya indikasi medik (illegal).

4. Abortus Provokatus Kriminalis a. Pengertian

Aborsi yang terjadi oleh karena tindakan – tindakan yang tidak legal atau tidak berdasarkan indikasi medis sebagai contoh aborsi yang dilakukan dalam rangka menghilangkan nyawa janin sebagai akibat dari hubungan seksual di luar perkawinan.

b. Penyebab Abortus Provokatus kriminalis

Penyebab melakukan tindakan aborsi tanpa rekomendasi medis adalah :

1) Ingin terus melanjutkan sekolah atau kuliah

2) Belum siap menghadapi orang tua atau memalukan orang tua dan keluarga.

3) Malu pada lingkungan sosial dan sekitarnya.

4) Belum siap baik mental maupun ekonomi untuk menikah dan punya anak.

(34)

c. Tindakan Abortus provokatus kriminalis

Ada 2 macam tindakan abortus provokatus kriminalis antara lain (Bertens, 2006):

1) Abortus provokatus kriminalis dilakukan sendiri

2) Abortus provokatus kriminalis yang dilakukan orang lain

Aborsi yang dilakukan dengan bantuan orang lain (dokter, bidan, dukun)

d. Teknik Abortus Provokatus kriminalis 1) Adilatasi dan Kuret

Lubang leher rahim diperbesar, sehingga rahim dapat dimasukkan kuret, yaitu sepotong alat tajam. Kemudian janin yang hidup itu dicabik kecil-kecil, dilepaskan dari dinding rahim dan dibuang keluar. Umumnya terjadi banyak perdarahan. Apabila melakukan tindakan ini harus diobati dengan baik, bila tidak akan terjadi infeksi.

2) Kuret dengan cara penyedotan

Pada cara ini leher rahim diperbesar kemudian sebuah tabung dimasukkan kedalam rahim dan dihubungkan dengan alat penyedotan yang kuat sehingga bayi dalam rahim tercabik-cabik menjadi kepingan-kepingan kecil, lalu disedot masuk dalam sebuah botol.

(35)

3) Peracunan dengan garam

Dilakukan pada janin berusia lebih dari 16 minggu, selang jarum yang panjang dimasukkan melalui perut ibu ke dalam rahim, lalu sejumlah cairan disedot keluar dan larutan garam pekat disuntikan kedalamnya. Bayi dibakar hidup-hidup oleh racun itu. Dengan cara itu bayi akan mati dalam waktu 1 jam, kulitnya benar benar hangus dalam waktu 24 jam.

4) Histerektomi / bedah Caesar

2 bulan terakhir dari kehamilan. Rahim di bedah melalui dinding perut, bayi dikeluarkan dan dibiarkan saja agar mati 5) Pengguguran kimia (Prostaglandin)

Menggunakan bahan bahan kimia yang dapat mengakibatkan rahim ibu mengkerut, sehingga bayi yang hidup itu mati dan terdorong keluar. Efek samping bagi ibu dapat mati serangan jantung waktu cairan kimia itu disuntikkan.

6) Pil Pembunuh

Pil Roussell Uclar, satu campuran obat buatan Prancis tahun 1980, Pengaborsianya butuh waktu 3 hari dan disertai kejang-kejang berat serta perdarahan yang dapat terus berlangsung sampai 16 hari (Kusmaryanto, 2007).

e. Alasan Abortus Provokatus kriminalis

Alasan melakukan aborsi provokatus kriminalis: Alasan

(36)

diluar nikah, masalah ekonomi, menambah beban ekonomi keluarga, masalah sosial, kehamilan yang terjadi akibat perkosaan (Bertens, 2006).

f. Dampak Abortus Provokatus kriminalis

Abortus Provokatus Kriminalis memiliki 2 macam dampak kesehatan terhadap wanita yang melakukan abortus provokatus kriminalis:

1) Dampak kesehatan dan keselamatan secara fisik

a) Kematian mendadak karena perdarahan hebat : leher rahim robek atau terbuka lebar akan menimbukan pendarahan yang dapat berbahaya bagi keselamatan ibu. Terkadang dibutuhkan pembedahan untuk menghentikan pendarahan tersebut.

b) Kematian mendadak karena pembiusan yang gagal.

c) Kematian secara lambat atas infeksi serius di sekitar kandungan disebabkan oleh alat medis tidak steril yang dimasukkan ke dalam rahim atau sisa janin yang tidak dibersihkan dengan benar.

d) Rahim yang sobek (uterine perforation) Robek mulut rahim sebelah dalam (satu otot lingkar). Hal ini dapat terjadi karena mulut rahim sebelah dalam bukan saja sempit dan perasa sifatnya, tetapi juga kalau tersentuh, maka ia menguncup kuat-kuat. Kalau dicoba untuk memasukinya dengan kekerasan maka otot tersebut akan menjadi robek.

(37)

e) Kerusakan leher rahim (cervical lacerations).

f) Kanker payudara (karena ketidakseimbangan hormon estrogen pada wanita).

g) Terjadi pendarahan. Biasanya pendarahan itu berhenti sebentar, tetapi beberapa hari kemudian/beberapa minggu timbul kembali. Menstruasi tidak normal lagi selama sisa produk kehamilan belum dikeluarkan dan bahkan sisa itu dapat berubah menjadi kanker.

h) Kematian bisa terjadi jika aborsi menyebabkan perdarahan yang berlebihan, infeksi, kerusakan organ serta reaksi dari anestesi yang dapat menyebabkan kematian.

i) Aborsi yang gagal: Apabila dalam proses Aborsi mengalami kegagalan dan janin masih hidup Kemungkinan besar saat lahir mengalami cacat fisik. Dapat juga meningkat melahirkan prematur.

2) Dampak Terhadap Kesehatan mental

Gejala ini dikenal dalam dunia psikologi sebagai post abortion syndrome dan akan mengalami hal hal seperti ini

a) Kehilangan harga diri.

b) Berteriak teriak histeris karena depresi dan merasa bersalah. c) Mimpi buruk berkali kali mengenai bayinya.

d) Ingin melakukan bunuh diri.

(38)

f) Tidak bisa menikmati hubungan seks lagi.

Sedangkan efek aborsi terhadap faktor emosional adalah menimbulkan kelainan pola makan, timbul rasa bersalah yang dapat memicu stres atau depresi serta kemungkinan disfungsi seksual.

Mendapatkan kehamilan yang tidak terduga memang menimbulkan beban mental tersendiri, tapi memilih untuk melanjutkan kehamilan dan menjadi orangtua adalah satu-satunya pilihan yang terbaik.

Diluar hal-hal tersebut diatas para wanita yang melakukan aborsi akan dipenuhi perasaan bersalah yang tidak hilang selama bertahun tahun (Wibisono, 2004)

5. Undang-Undang Abortus Provokatus Kriminalis (Aborsi)

Indonesia tidak memperbolehkan seorang dokter atau tenaga medis untuk melakukan tindakan aborsi, baik menurut agama, undang-undang, maupun etika kedokteran, kecuali abortus yang dilakukan atas indikasi medik yang diatur dalam undang undang nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan, sedangkan dalam kerangka undang-undang hukum pidana (KUHP) diatur dalam Pasal 229, 314, 342.

Pasal 229

Barang siapa dengan sengaja mengobati seorang wanita atau menyuruhnya supaya diobati, dengan diberitahukan atau ditimbulkan

(39)

harapan, bahwa karena pengobatan itu hamilnya dapat digugurkan, diancam dengan pidana penjara paling lama empat tahun.

Jika yang bersalah, berbuat demikian untuk mencari keuntungan, atau menjadikan perbuatan tersebut sebagai pencarian atau kebiasaan, atau jika dia seorang tabib, bidan atau juru obat, pidananya dapat ditambah sepertiga.

Jika yang bersalah, melakukan kejahatan tersebut, dalam menjalani pencarian maka dapat dicabut haknya untuk melakukan pencarian itu.

Pasal 314

Seorang ibu yang, karena takut akan ketahuan melahirkan anak, pada saat anak dilahirkan atau tidak lama kemudian, dengan sengaja merampas nyawa anaknya, diancam, karena membunuh anak sendiri, dengan pidana penjara paling lama tujuh tahun.

Pasal 342

Seorang ibu yang, untuk melaksanakan niat yang ditentukan karena takut, diancam, karena melakukan pembunuhan anak sendiri dengan rencana, dengan pidana penjara akan ketahuan bahwa akan melahirkan anak, pada saat anak dilahirkan atau tidak lama kemudian merampas nyawa anaknya paling lama sembilan tahun.

(40)

6. Abortus provokatus kriminalis di lihat dari nilai agama

Firman Allah : ”Dan janganlah kamu membunuh anak anakmu karena takut melarat. Kamilah yang memberi rezeki kepada mereka dan kepadamu juga. Sesungguhnya membunuh mereka adalah dosa besar” (QS 17 : 31). Banyak calon ibu muda beralasan bahwa karena pengghasilannya masih belum stabil atau tabungan belum memadai, kemudian merencanakan untuk menggugurkan kandungannya (Depag RI, 2003).

(41)

13 B.Kerangka Teori

Sumber : Wibisono, 2004, Bertens, 2006 Gambar 2.1. Kerangka Teori Dampak kesehatan dan

keselamatan secara fisik

Dampak terhadap kesehatan mental

Abortus Iminen

Abortus Spontan Abortus Insipien Abortus Provokatus Abortus Komplektus

Dampak Abortus Provokatus Kriminalis

Pengetahuan Remaja

Remaja

Abortus Memahami (Comperhension)

Tahu (Know) Menerapkan Analisis (Analysis) Sintesis (Synthesis) Evaluasi (Evaluation)

Abortus inkomplektus Abortus provokatus Terapautik Abortus Provokatus Kriminalis Syarat-syarat :

-Dilakukan oleh tenaga kesehatan yang memiliki keahlian dan kewenangan -Harus meminta pertimabangan tim ahli -Prosedur tidak dirasahasiakan

-Dokumen medik harus lengkap

-Ada persetujuan tertulis dari pasien atau keluarga dekat

-Dilakukan sarana kesehatan yang memiliki peralatan yang memadai

(42)

C. Kerangka Konsep

Keterangan: : Diteliti : Tidak diteliti

Gambar 2.2. Kerangka Konsep Pengetahuan

Remaja Tentang dampak Abortus Provokatus

kriminalis

Faktor faktor yang mempengarui pengetahuan : 1. Tingkat Pendidikan 2. Pengalaman 3. Informasi 4. Budaya 5. Sosial Ekonomi Baik Cukup Kurang

(43)

29

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan

Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kuantitatif yaitu suatu penelitian yang dilakukan terhadap sekelompok objek yang bertujuan untuk melihat gambaran fenomena (termasuk kesehatan) yang terjadi di dalam suatu populasi tertentu (Notoatmodjo, 2010). Kuantitatif yaitu data yang dipaparkan dalam bentuk angka-angka (Riwidikdo, 2009).

B. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Lokasi merupakan tempat dimana penelitian dilaksanakan (Notoatmodjo, 2002 ). Penelitian ini dilakukan SMK Batik 2 Surakarta. 2. Waktu Penelitian

Waktu adalah batas waktu dimana pelaksaan penelitian (Notoatmodjo, 2002 ). Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 29 – 31 Mei 2012.

C. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek / subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang

(44)

ditetapkan oleh peneliti (Sugiyono, 2004). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI SMK Batik 2 Surakarta yaitu 329 siswa 2. Sampel

Sampel adalah sebagian populasi yang akan diteliti atau sebagian jumlah dari karateristik yang dimiliki oleh populasi (Hidayat, 2007). Menurut Arikunto (2006) populasi yang kurang dari 100 diambil semua, tetapi jika lebih dari 100 dapat diambil 10% - 15% atau 20%-25%. Dalam penelitian ini sampel yang diambil 25 % dari 329 yaitu sebanyak 82 siswa. 3. Teknik Sampling

Teknik sampling pada penelitian ini dengan cara simple random sampling, yaitu pengambilan sampel dengan cara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam anggota populasi (Hidayat, 2009). Sampel diambil dengan membuat daftar elemen atau anggota populasi secara acak semua kelas XI (XI Akuntansi, XI Manajemen, Penjualan, Multimedia). Teknik ini dipilih dikarenakan populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk menjadi responden. Pengambilan sampel sebanyak 82 sampel dari seluruh siswa siswi kelas XI yang berjumlah 8 kelas, sehingga masing masing kelas diambil 10 siswa dan 1 kelas diambil 12 siswa dengan cara diundi.

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat – alat yang akan digunakan untuk pengumpulan data (Notoatmojo, 2010). Dalam penelitian ini instrumen penelitian atau alat yang digunakan untuk pengambilan data adalah kuesioner.

(45)

31

1. Kuesioner

Kuesioner adalah suatu cara pengumpulan data atau suatu penelitian mengenai suatu masalah yang umumnya banyak menyangkut kepentingan umum atau banyak orang (Notoatmodjo, 2010).

Kuesioner yang digunakan untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja adalah kuesioner tertutup atau closed ended.

2. Kisi-kisi kuesioner

Tabel 3.1 Kisi-Kisi Pernyataan

Variabel Indikator No. Soal Jumlah

Soal Positif Negatif Pengetahuan Remaja tentang dampak Abortus Provoktus Kriminalis 1. Dampak Mental Abortus Provokatus kriminalis 1,3,5,7,9, 10,11,12 13,14,15 16,17*,18 2,4*,6,8 18 2. Dampak fisik Abortus Provokatus kriminalis 19,21,22 23,25*,26* 29,30,31 32,33,35* 20,24*, 27*, 28*, 34 17 Jumlah 35

Keterangan: *) Tidak Valid 3. Kriteria penilaian

Kuesioner yang digunakan merupakan kuesioner tertutup atau closed ended yang terdiri dari 35 pernyataan serta ada jawabannya. Dalam kuesioner ini menggunakan pilihan jawaban “Benar” atau “Salah”. Jenis pernyataan dalam kuesioner ini bisa pernyataan positif dan negatif. Untuk pernyataan positif, apabila responden memilih pilihan jawaban “benar” mendapat skor 1 dan apabila responden memilih pilihan jawaban “salah” mendapat skor 0. Sedangkan untuk pernyataan negatif, apabila responden

(46)

memilih pilihan jawaban “salah” mendapat skor 1 dan apabila responden memilih pilihan jawaban “benar” mendapat skor 0. Pengisian kuesioner ini dengan cara memberikan tanda centang (√) pada lembar kuesioner yang sudah disediakan.

Instrumen penelitian sebelumnya diuji validitas dan uji reliabilitas kemudian diolah dan dianalisa dengan dibantu program SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi 16.

a. Uji Validitas

Uji validitas adalah proses uji coba kuesioner untuk mencari kevalitan dan sebelum digunakan untuk mengumpulkan data penelitian (Riwidikdo, 2010)

Teknik yang dipakai untuk mengetahui validitas angket menggunakan rumus Person Product Moment, setelah itu dilihat penafsiran dari indeks kolerasinya (rtabel).

Rumus Person Product Moment :

!" = # (∑ %&

)− (∑%.∑ &)

({# ∑ %)− (∑ %))}*# ∑"2− (∑&))+ Keterangan :

rxy : koefisien korelasi setiap item dengan skor total N : jumlah respoden

X : Skor pertanyaan Y : Skor Total

(47)

33

Menurut Riwidikdo (2009), Instrumen dikatakan valid jika nilai

rhitung > rtabel. Dari hasil uji Validitas di SMK BATIK 1 Surakarta dari

35 soal 27 pertanyaan dinyatakan valid dan 8 pernyataan dinyatakan tidak valid. Nomor pernyataan yang tidak valid yaitu nomor 4,17,24,25,26,27,28,35 Pernyataan dinyatakan valid bila rhitung > rtabel. Nilai rtabel untuk jumlah responden 30 dengan taraf signifikan 5% adalah 0,361.Pernyataan yang tidak valid dibuang. Hasil uji validitas selengkapnya terdapat di lampiran.

b. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah suatu indeks yang menunjukan sejauh mana suatu alat ukur dapat dipercaya atau diandalkan (Notoatmodjo, 2002). Realibilitas digunakan untuk mengetahui tingkat kehandalan dalam instrumen dinyatakan reliabel apabila terdapat kesamaan data yang dikumpulkan pada waktu yang berbeda (Arikunto, 2006).

Uji reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan rumus alpha Cronbach yaitu :

, ∶ . −. 1/1 ∑ 01 ) 01) 2 Keterangan :

ri : Reliabilitas Instrumen k : Banyaknya butir pertanyaan 01) : Variant Total

Dinyatakan reliabel bila nilai alpha cronbach’s > rkriteria (0,60) (Ghozali, 2005). Dari hasil olah data nilai alpha cronbach’s

(48)

pengetahuan adalah 0,752 jadi instrument dalam penelitian ini adalah reliabel.

E. Tehnik pengumpulan data

Cara pengumpulan data dilakukan dengan cara memberikan lembar pertanyaan persetujuan dan membagikan kuesioner pada siswa dan siswi di kelas XI SMK Batik 2 Surakarta, kemudian menjelaskan tentang cara pengisiannya. Responden disuruh mengisi kuesioner dengan selesai dan kuesioner diambil pada saat itu juga oleh peneliti. Data yang diperoleh terdiri dari:

1. Data Primer

Data primer diperoleh secara langsung dari sumbernya atau objek penelitian oleh peneliti perorangan atau organisasi (Riwidikdo, 2009). Dalam penelitian ini data primer didapatkan dari pengisian kuesioner tentang dampak Abortus Provokatus Kriminalis

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang didapat tidak secara langsung dari objek penelitian (Riwidikdo, 2009). Data sekunder didapatkan dari data jumlah siswa siswi kelas XI di SMK Batik 2 Surakarta.

F. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah ukuran/ciri yang dimiliki oleh anggota suatu kelompok yang berbeda yang dimiliki kelompok lain

(49)

35

titik perhatian suatu penelitian (Arikunto, 2006). Variabel dalam penelitian ini menggunakan Variabel Tunggal yaitu tingkat pengetahuan remaja tentang dampak Abortus Provokatus kriminalis.

G. Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan definisi yang membatasi ruang lingkup atau pengertian variabel-variabel yang diamati atau diteliti (Notoatmodjo, 2010).

Tabel 3.1 Definisi Operasional Nama

Variabel Pengertian Indikator

Alat Ukur Skala Pengetahuan Remaja tentang Dampak Abortus Provokatus Kriminalis Kemampuan remaja menjawab kuesioner tentang Dampak Abortus Provokatus Kriminalis Baik :

Bila nilai responden yang diperoleh (x) > mean + 1SD x > 24,67

Cukup :

Bila nilai responden mean -1 SD ≤ x ≤ mean + 1 SD 15,29-24,67

Kurang :

Bila nilai responden yang diperoleh (x) < mean – 1 SD x < 15,29

Kuesioner Ordinal

H. Pengolahan dan Analisis Data 1. Pengolahan Data

Setelah data terkumpul, maka langkah yang dilakukan berikutnya adalah pengolahan data Proses pengolahan data dalam penelitian ini terdiri atas tahap-tahap sebagai berikut

(50)

Editing digunakan untuk meneliti kembali apakah isian kuesioner sudah lengkap. Editing dilakukan ditempat pengumpulan data, sehingga apabila ada kekurangan dapat dilengkapi (Arikunto, 2006).

b. Coding

Coding merupakan usaha mengklafikasikan jawaban atau hasil-hasil yang ada menurut macamnya klasifikasi dilakukan dengan jalan memadai masing-masing jawaban dengan kode berupa angka kemudian dimasukan dalam lembaran tabel kerja guna mempermudah membacanya (Arikunto, 2006).

c. Tabulating

Tabulating yaitu penyusunan data kedalam bentuk tabel distribusi frekuensi, kemudian dihitung mean, median, modusnya

2. Analisis Data

Penelitian ini menggunakan analisa deskriptif yang nantinya menghasilkan distribusi prosentase dari setiap variabel dan disajikan dalam narasi dan tabel.

Jawaban benar diberi nilai satu (1) dan jawaban salah diberi no (0). Hasil penghitungan yang diperoleh dikategorikan 3, yaitu :

a. Baik : bila nilai responden (x) > mean + 1 SD b. Cukup : bila nilai mean – 1 SD ≤ x ≤ mean + 1 SD c. Kurang : bila nilai responden (x) < mean – 1 SD

(51)

37

(Riwidikdo, 2010)

I. Etika Penelitian

Penelitian ini merupakan objek manuasia yang memiliki kebebasan dalam menentukan dirinya maka penelitian memahami hak dasar manusia (Hidayat, 2007). Pada penelitian ini menjunjung tinggi prinsip etika penelitianyang merupakan standar etika dalam melakukan penelitian yang telah dikemukakan antara lain :

1. Informed consent

Informed consent merupakan bentuk persetujuan antara penelitian dengan responden penelitian dengan memberikan lembar persetujuan untuk menjadi responden. Tujuannya agar subyek mengerti maksud dan tujuan penelitian, mengetahui dampaknya. Jika responden bersedia, maka mereka harus menandatangani lembar persetujuan.

2. Anonimity (tanpa nama)

Anonimity merupakan pembelian jaminan dalam penggunaan subyek penelitian dengan cara tidak memberikan atau mencantumkan nama responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang akan disajikan.

3. Confidentiality (kerahasiaan)

Confidentiality merupakan etika dalam pemberian jaminan kerahasiaan penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaanya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil riset.

(52)
(53)

38

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum

SMK Batik 2 Surakarta merupakan sekolah menengah kejuruan yang terletak di Desa Tunggulsari, Kelurahan Pajang, Kecamatan Laweyan, Kota Surakarta, Jalan Slamet Riyadi Surakarta. Secara umum, keadaan SMK Batik 2 Surakarta ini terletak di tengah kota Surakarta yaitu tidak jauh dari Jalan Slamet Riyadi. SMK Batik 2 Surakarta ini adalah SMK Batik 2 Surakarta berdiri sejak tahun 1989. SMK ini mempunyai 4 jurusan yaitu Jurusan Administrasi Perkantoran. Jurusan Akuntansi, Jurusan Multimedia, dan Jurusan Penjualan. Jumlah pelajar yang ada di SMK kelas 2 ini ada 329terdiri dari 304 siswi dan 25 siswa.dan terdiri dari 39 guru pengajar. Terdapat sarama dan prasarana ruang lab multimedia , ruang lab akuntansi, ruang lab komputer, ruang lab. Bahasa , perpustakaan.

B. Hasil Penelitian

Gambaran pengetahuan responden

Tabel 4.1 Nilai Mean dan Standar Deviasi

Variabel Mean Standar Deviasi

Pengetahuan remaja tentang dampak Abortus Provokatus Kriminalis

19,98 4,69

Baik : Bila nilai responden yang diperoleh (x) > mean + 1 SD. Jadi pengetahuan baik jika nilai responden x > 24,67

(54)

Cukup : Bila nilai responden yang diperoleh mean – 1 SD ≤ x ≤ mean + 1 SD. Jadi pengetahuan cukup jika nilai responden 15,29-24,67 Kurang : Bila nilai responden (x) < mean – 1 SD. Jadi pengetahuan kurang

jika nilai responden x < 15,29

Tabel 4.2 Pengetahuan Remaja Tentang Dampak Abortus Provokatus Kriminalis Kelas XI di SMK Batik 2 Surakarta

No. Pengetahuan Jumlah Prosentase (%)

1 Baik 15 18,3 %

2 Cukup 56 68,3%

3 Kurang 11 13,4 %

Total 82 100 %

Sumber : data primer

Berdasarkan tabel 4.2 diperoleh pengetahuan remaja tentang dampak Abortus ProvokatusKriminalis.

Berdasarkan perhitungan dengan SPSS versi 16 diperoleh hasil tingkat pengetahuan remaja tentang dampak Abortus Provokatus Kriminalis di kelas XI SMK Batik 2 Surakarta dengan kategori baik sebanyak 15 responden (18,3%), dengan kategori cukup 56 responden (68,3%) dengan kategori kurang 11 responden (13,4%).

C. Pembahasan

Penelitian mengenai tingkat Pengetahuan remaja tentang dampak Abortus Provokatus Kriminalis di SMK Batik 2 Surakarta ini, dilakukan terhadap 82 responden. Hasil yang didapatkan dalam penelitian ini menunjukan tingkat pengetahuan siswa dan siswi SMK Batik 2 Surakarta tentang dampak Abortus Provokatus Kriminalis sebanyak 15 responden (18,3%) berpengetahuan baik, sebanyak 56 responden (68,3%)

(55)

berpengetahuan cukup, serta sebanyak 11 responden (13,4%) berpengetahuan kurang.

Responden dengan pengetahuan baik memiliki pengetahuan yang cukup luas tentang dampak Abortus Provokatus Kriminalis , dikarenakan akses yang mudah dalam memperoleh informasi tersebut baik yang berasal dari media cetak, televisi, dan Internet. Sedangkan responden dengan pengetahuan cukup bisa dikarenakan remaja belum sepenuhnya mengerti tentang dampak Abortus Provokatus Kriminalis serta kurangnya informasi dari media cetak maupun internet demikian juga dengan responden dengan pengetahuan kurang, hal ini bisa dikarenakan kurangnya informasi mengenai dampak Abortus Provokatus Kriminalis .

Menurut Notoatmodjo (2010) mengatakan Pengetahuan merupakan hasil “tahu” pengindraan manusia terhadap suatu objek tertentu. Proses pengindraan terjadi melalui panca indra manusia, yakni indra pengelihatan, pendengaran, penciuman, perasa dan peraba melalui kulit. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (over behavior).

Faktor faktor yang mempengarui pengetahuan seseorang adalah tingkat pendidikan, informasi, sosial budaya, pengalaman, ekonomi dan kepribadian. Proses belajar mengajar yang berkualitas akan menimbulkan perubahan kearah yang lebih baik. Sumber informasi dari pengajar maupun media , sikap kepercayaan, budaya, masyarakat sangat dibutuhkan para siswi guna memperluas pengetahuan. Pengalaman pribadi serta perilaku seseorang

(56)

akan dijadikan sumber pengetahuan, begitu pula dengan tingkat kemampuan seseorang akan menambah pengetahuan (Soekanto, 2003).

1. Tingkat Pendidikan

Konsep pendidikan adalah suatu proses belajar yang berarti didalam pendidikan itu terjadi proses pertumbuhan, perkembangan, atau perubahan kearah yang lebih dewasa, lebih baik dan lebih matang dari individu , kelompok, atau masyarakat.

2. Informasi

Informasi merupakan seseorang yang mempunyai sumber informasi yang lebih banyak akan mempunyai pengetahuan yang lebih luas.Informasi yang diperoleh melalui kenyataan dengan melihat dan mendengar sendiri , serta melalui surat kabar, tv, radio juga dapat menambah pengetahuan agar lebih luas..

3. Pengalaman

Pengalaman merupakan pikiran kritis pengalaman yang disusun secara sistematis oleh otak , maka hasilnya adalah ilmu pengetahuan .

(Soekanto,2003)

Usia remaja sering kali menimbulkan berbagai persoalan dari berbagai sisi, karena pada masa ini remaja selalu ingin mencoba-coba apa yang diketahuinya. Salah satu diantaranya adalah sepert berhubungan seks sebelum menikah yang menyebabkan suatu kehamilan yang tidak diinginkan (Ali dan Asrori, 2010)

(57)

Dampak Abortus Provokatus Kriminalis dilihat dari kesehatan secara fisik antara lain : kematian mendadak karena perdarahan hebat, kematian mendadak karena pembiusan yang gagal, kematian secara lambat atas infeksi serius di sekitar kandungan disebabkan oleh alat medis tidak steril, rahim yang sobek (uterine perforation), kerusakan leher rahim (cervical lacerations), kanker payudara, aborsi yang gagal.

Selain itu ada resiko terhadap kesehatan terhadap kesehatan mental antara lain : menimbulkan kelainan pola makan, timbul rasa bersalah yang dapat memicu stres atau depresi serta kemungkinan disfungsi seksual, kehilangan harga diri.

Hal inilah yang menyebabkan berbagai dampak negative dari Abortus Provokatus Kriminalis. Dengan alasan diatas peneliti melakukan penelitian tentang pengetahuan remaja tentang dampak Abortus Provokatus Kriminalis pada siswa dan siswi kelas XI di SMK Batik 2 Surakarta.

D. Keterbatasan

Penulis menyadari banyak kendala dan keterbatasan dalam membuat Karya Tulis Ilmiah, variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah variabel tunggal sehingga terbatas pada tingkat pengetahuan saja. Selain itu kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner tertutup sehingga responden hanya bisa menjawab ya / tidak dan jawaban responden belum bisa mengukur secara mendalam. Selain itu sumber pustaka yang masih

(58)

terbatas sehingga pembahasan mengenai tingkat pengetahuan remaja tentang dampak abortus provokatus kriminalis masih kurang.

(59)

44 PENUTUP

A. Kesimpulan

Dari hasil pengolahan data dapat disimpulkan bahwa Tingkat Pengatuhan remaja tentang dampak Abortus provokatus Kriminalis dapat dikategorikan menjadi 3 kategori ;

1. Tingkat pengetahuan remaja tentang dampak Abortus Provokatus Kriminalis di SMK Batik 2 Surakarta dalam kategori baik sebanyak 15 siswa (18,3%)

2. Tingkat pengetahuan remaja tentang dampak Abortus Provokatus Kriminalis di SMK Batik 2 Surakarta dalam kategori cukup sebanyak 56 siswa (68,3%)

3. Tingkat pengetahuan remaja tentang dampak Abortus Provokatus Kriminalis di SMK Batik 2 Surakarta dalam kategori kurang sebanyak 11 siswa (13,4%)

B. Saran

1. Bagi institusi terkait

Sekolah bekerjasama dengan petugas kesehatan atau instansi kesehatan mengadakan penyuluhan tentang dampak Abortus Provokatus Kriminalis dan seksualitas atau memberikan penambahan pelajaran mulok kesehatan reproduksi dengan tujuan agar siswa siswi mendapat informasi serta pengetahuan yang lengkap seputar kesehatan reproduksi dan

(60)

seksualitas, sehingga siswa dan siswi tidak melakukan penyimpangan seksual.

2. Bagi Responden

Diharapkan agar para siswa dan siswi mempunyai pola pikir yang lebih baik tentang pandangan dampak Abortus Provokatus Kriminalis, Pengetahuan ini dapat dicari pada media cetak, elektronik, penyuluhan kesehatan.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Bagi penelitian selanjutnya yang tertarik dan berminat untuk melakukan dan mengembangan penelitian yang lebih banyak lebih luas pembahasan materinya menggunakan metode dan teknik yang berbeda, serta memperluas ruang lingkup penelitian, mengembangkan variabel penelitian.

Gambar

Gambar 2.2.  Kerangka Konsep Pengetahuan
Tabel 3.1  Kisi-Kisi Pernyataan
Tabel 4.1 Nilai Mean dan Standar Deviasi
Tabel 4.2  Pengetahuan  Remaja  Tentang  Dampak  Abortus  Provokatus  Kriminalis  Kelas XI di SMK Batik 2 Surakarta

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Merencanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan seluruh kegiatan operasi pengangkutan barang/material ke tiga site (Baturaja, Palembang dan Panjang) yang meliputi

Permasalahan yang dihadapi pihak sekolah dan guru adalah kemampuan menerapkan e-learning, budaya belajar mandiri yang kurang, guru yang belum mampu menggunakan dan

Identifikasi persebaran waralaba ini dilakukan dengan mengamati gerai waralaba secara langsung yang berada di lokasi penelitian yang tersebar di 2 desa yang menempati

mengangkat judul tentang ³ Perjanjian Kerjasama Waralaba, Antara PT. Raos Aneka Pangan Dengan Ny. Apa hak dan kewajiban dari Pemberi Waralaba dan Penerima Waralaba

Berdasarkan hasil penelitian dengan metode kualitatif deskriptif melalui teknik pengumpulan data berupa angket dan wawancara yang telah dilakukan pada guru di SDN

Rizik likvidnosti predstavlja opasnost da imovina neće moći biti pretvorena u novčana sredstva bez gubitaka i da banka neće moći ispuniti svoje obveze po

Second, the teachers of English should give the students a wide variety of authentic reading purposes which bring the use of different reading

Persamaan diatas merupakan persamaan untuk saluran yang telah ditransposisikan, yaitu suatu metode pengembalian keseimbangan ketiga fasa dengan mempertukarkan