1 BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Membuat keputusan investasi merupakan hal yang tidak mudah karena investor dihadapkan dengan banyak pilihan investasi dan selalu tersedia informasi mengenai kinerja setiap perusahaan. Perusahaan yang go public dituntut untuk terbuka dalam memberikan
informasi, baik informasi keuangan yang wajib untuk dilaporkan maupun informasi lainnya seperti kegiatan pendanaan dan investasi. Bagi investor, ketersediaan informasi adalah hal yang bermanfaat dan menjadi dasar dalam membuat keputusan investasi. Hal ini seiring dengan penelitian Fama et al. (1996) mengenai efisiensi pasar modal dimana harga saham dapat mencerminkan semua informasi yang relevan. Dengan kata lain, secara rasional, investor reaktif terhadap informasi dan akan mengambil keputusan investasi berdasarkan informasi yang tersedia.
Hasil penelitian Christanti dan Linda (2011) menunjukkan bahwa faktor yang dipertimbangkan investor dalam melakukan investasi adalah informasi
neutral dan informasi akuntansi. Faries et al. (2014),
2
informasi akuntansi, citra perusahaan, rekomendasi penasihat keuangan dan kebutuhan finansial personal yang berpengaruh secara signifikan terhadap pengambilan keputusan investasi saham, baik secara bersama-sama maupun secara parsial. Kedua penelitian ini memperkuat bahwa seorang investor akan merespon informasi yang tersedia dengan mengambil keputusan investasi. Reaksi ini dikenal dengan reaksi afektif. Kida dan Smith (1995) dalam Victoravich (2010), mendefinisikan reaksi afektif sebagai reaksi evaluatif, sehingga data-data digambarkan sebagai emosi positif atau negatif dalam struktur memori. Dengan kata lain, individu mengalami reaksi emosional terhadap informasi, dimana reaksi ini ditanggapi dengan cara positif atau negatif yang akan mempengaruhi penilaian dan keputusan. Reaksi afektif seorang investor muncul jika terdapat stimulus berupa informasi.
3
sahamnya pernah mengalami abnormal price. Hal ini menunjukkan bahwa dalam membuat keputusan investasi, investor mempertimbangkan kinerja yang pernah diraih perusahaan sebelumnya. Hal yang berbeda, ketika informasi keuangan tersebut ditambah dengan citra perusahaan. Partisipan berinvestasi lebih banyak pada perusahaan dengan citra yang positif daripada perusahaan yang citranya negatif, dimana sebelumnya investasi pada perusahaan tersebut lebih sedikit karena tidak mengalami abnormal price pada histori harga sahamnya. Mereka menyatakan bahwa hasil penelitian tersebut konsisten dengan economic
models of choice yang mengemukakan bahwa tidak
hanya hasil finansial yang menjadi pertimbangan dalam fungsi utilitas seseorang. Ackert dan Church menambahkan bahwa reaksi afektif mempunyai pengaruh yang signifikan pada perilaku seseorang.
4
mempunyai citra yang baik, tidak selalu mempunyai kinerja perusahaan yang baik. Sebaliknya, perusahaan dengan citra yang buruk, tidak menutup kemungkinan untuk mempunyai kinerja yang baik. Tidak hanya itu, apakah citra perusahaan yang menjadi titik berat dalam pengambilan keputusan juga belum diamati dalam eksperimen tersebut.
Sisi lainnya, sesuai dengan hasil penelitian Faries
et al. (2014), tidak hanya informasi keuangan dan citra
perusahaan yang dapat mempengaruhi perilaku investor dalam mengambil keputusan. Rekomendasi penasihat keuangan juga merupakan salah satu informasi yang mempengaruhi keputusan investor. Hal ini diperkuat pula oleh hasil penelitian dari Kerl dan Walter (2007), dimana rekomendasi untuk membeli saham mampu menghasilkan abnormal return sebesar 2,58% dalam lima hari selama rekomendasi tersebut dipublikasikan. Dengan kata lain, rekomendasi penasihat keuangan juga dapat mempengaruhi reaksi afektif investor dalam mengambil keputusan.
5
keuangan. Dengan tambahan variabel tersebut, maka ragam pilihan investasi dapat dirancang semakin kompleks dan variatif. Dengan demikian, trade-off dapat dirasakan oleh partisipan, dimana situasi tersebut mengharuskan mereka untuk memilih jenis informasi apa yang menjadi prioritas dalam mengambil keputusan investasi. Hal tersebut sekaligus bermanfaat untuk mengamati peran reaksi afektif terhadap perilaku investasi individu secara komprehensif. Kedua, penelitian Ackert dan Church belum mengamati jenis informasi apa yang menjadi prioritas investor dalam mengambil keputusan. Oleh karena itu, sebagai tambahan, eksperimen ini akan mengamati pula jenis informasi apa (informasi keuangan, citra perusahaan dan rekomendasi penasihat keuangan) yang menjadi titik berat investor dalam mengambil keputusan investasi.
1.2. Perumusan Masalah
6 1.3. Tujuan Penelitian
Dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk menguji perbedaan perilaku investasi individu ketika dihadapkan dengan berbagai pilihan investasi yang dikategorikan berdasarkan informasi keuangan, citra perusahaan, dan rekomendasi penasihat keuangan.
1.4. Manfaat Penelitian 1.4.1. Segi Teoritis
Hasil penelitian ini menambah pengetahuan mengenai perbedaan perilaku investasi individu terkait dengan reaksi afektif investor ketika tersedianya berbagai pilihan investasi yang dikategorikan berdasarkan informasi keuangan, citra perusahaan dan rekomendasi penasihat keuangan.
1.4.2. Segi Praktis
7