Pancasila dalam konteks perjuangan bangsa Indonesia
Nilai-nilai Pancasila telah berada di sendi-sendi masyarakat Indonesia bahkan jauh-jauh hari, bulan dan tahun sebelum tercetus sebuah Negara Republik Indonesia yang berlandaskan UUD dan Pancasila itu sendiri. Masuknya agama-agama besar seperti Hindu, Budha, Islam di Indonesia menandai dimulainya kehidupan beragama. Hal itu juga terlihat dalam sistem sosial ekonomi
masyarakat seperti terbentuknya kerajaan-kerajaan yang sempat menjamur di Indonesia seperti Kutai, Sriwijaya, Majapahit. Masing-masing kerajaan tersebut mengajarkan nila-nilai yang penting bagi bangsa Indonesia seperti cara
berkeTuhanan, pertanian, politik, gotong royong, toleransi antar umat beragama, serta rasa kesatuan dan persatuan. Setelah itu indonesia memasuki fase dimana kerajaan Islam berkembang pesat, hingga pada akhirnya bangsa asing mulai masuk Indonesia untuk berdagang namun berakhir pada dimulainya masa penjajahan hingga perjuangan merebut kemerdekaan. Sejarah perjuangan bangsa Indonesia untuk membentuk negara sangat erat kaitannya dengan jati diri bangsa Indonesia. Ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan serta keadilan. Dalam kenyataannya secara objektif telah dimiliki bangsa Indonesia sejak dahulu kala.
Pancasila dalam sistem filsafat
Pancasila yang terdiri atas lima sila pada hakikatnya merupakan sistem filsafat. Yang dimaksud sistem adalah suatu kesatuan bagianbagian yang saling
berhubungan, saling bekerjasama untuk tujuan tertentu dan secara keseluruhan merupakan suatu kesatuan yang utuh. Sila-sila Pancasila yang merupakan sistem filsafat pada hakikatnya merupakan suatu kesatuan organis. Artinya, antara sila-sila Pancasila-sila itu saling berkaitan, saling berhubungan bahkan saling
mengkualifikasi. Pemikiran dasar yang terkandung dalam Pancasila, yaitu pemikiran tentang manusia yang berhubungan dengan Tuhan, dengan diri sendiri, dengan sesama, dengan masyarakat bangsa yang nilai-nilai itu dimiliki oleh bangsa Indonesia. Inti sila-sila Pancasila meliputi: Tuhan, yaitu sebagai kausa prima Manusia, yaitu makhluk individu dan makhluk sosial Satu, yaitu kesatuan memiliki kepribadian sendiri Rakyat, yaitu unsur mutlak negara, harus bekerja sama dan gotong royong. Adil, yaitu memberi keadilan kepada diri sendiri dan orang lain yang menjadi haknya
Pancasila sebagai etika politik
Sebagai dasar filsafah negara pancasila tidak hanya merupakan sumber derivasi peraturan perundang-undangan, malainkan juga merupakan sumber moraliatas terutama dalam hubunganya dengan legitimasi kekuasaan, hukum serta sebagai kebijakan dalam pelaksanaan dan penyelenggaraan negara. Sila pertama
“Ketuhanan Yang Maha Esa” serta sila ke dua “kemanusiaan yang adoil dan beradab” adalah merupakan sumber nilai-nilai moral bagi kehidupan berbangsa dan bernegara.
hukum) , secara demokrasi (legitimasi demokrasi) dan dilaksanakan berdasrkan prinsip-prinsip moral (legitimasi moral). (Suseno, 1987 :115). Pancasila sebagai suatu sistem filsafat memiliki tiga dasar tersebut. Dalam pelaksanaan dan penyelenggaraan negara baik menyangkut kekuasaan, kebijaksanaan yang menyangkut publik, pembagian serta kewenagan harus berdasarkan legitimimasi moral religius serta moral kemanusiaan. Dalam pelaksanaan dan