• Tidak ada hasil yang ditemukan

Respon Peserta Luar Hubungan Kerja Terhadap Pelayanan BPJS Ketenagakerjaan Kantor Cabang Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Respon Peserta Luar Hubungan Kerja Terhadap Pelayanan BPJS Ketenagakerjaan Kantor Cabang Medan"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana tercantum dalam Pembukaan

Undang-Undang Dasar 1945 adalah melindungi segenap bangsa Indonesia dan

mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang

berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi, dan keadilan sosial. Dalam rangka

mencapai cita-cita bangsa tersebut, pembangunan nasional disemua bidang

kehidupan yang berkesinambungan merupakan suatu rangkaian pembangunan

yang menyeluruh, terpadu dan terarah.Jaminan sosial menempati tempat yang

tinggi dalam mewujudkan cita-cita berbangsa dan bernegara, yaitu mewujudkan

kesejahteraan umum yang berkeadilan sosial. Mewujudkan kesejahteraan rakyat

merupakan cita-cita bangsa dan negara. Untuk mewujudkan kesejahteraan rakyat,

setiap bagsa dan negara menempuh jalan yang berbeda, sesuai dengan tujuan dan

filosofi buat apa negara itu didirikan. Sistem jaminan sosial merupakan cara

sekaligus tujuan mewujudkan kesejahteraan, yang sekarang telah dikenal

diseluruh dunia termasuk Indonesia.

Pengembangan sistem jaminan sosial ini dirasakan sangat mendesak

oleh karena isu kemiskinan, kesenjangan dan keadilan sosial yang belum

seluruhnya terselesaikan walaupun Indonesia sudah merdeka sejak beberapa puluh

tahun yang lalu. Program jaminan sosial ini sudah dikenal sejak lama, ketika

pemerintahan Hindia Belanda hingga sistem ini terus berlangsung ketika

(2)

perjalanannya yang panjang telah banyak dikembangkan sistem jaminan sosial,

namun sifatnya masih partial dan hanya ditujukan kepada kelompok tertentu saja.

Penyelenggaraan program jaminan sosial bagi berbagai kelompok masyarakat dan

jenis programnya, ternyata menerapkan prinsip yang berbeda sehingga

menimbulkan ketidakadilan sosial.

Undang-Undang No. 40/2004 Tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional

telah terbit, Undang-Undang ini merupakan upaya untuk melakukan reformasi

dibidang sistem sistem jaminan sosial, oleh karena Indonesia sudah sangat

tertinggal dalam penyelenggaraan sistem jaminan sosial. Dengan adanya

Undang-Undang ini maka diharapkan tidak hanya akan mampu meningkatkan

kesejahteraan rakyat Indonesia tetapi juga mengejar ketertinggalan dibidang

penyelenggaraan jaminan sosial yang juga akan berdampak pada bidang ekonomi

dan politik. Pada dasarnya setiap program jaminan sosial, merupakan instrumen

mobilisasi dana masyarakat sehingga mampu membentuk tabungan nasional yang

besar.

Pada awalnya badan penyelenggara jaminan sosial yang dibentuk

berdasarkan Undang-undang adalah perusahaan perseroan jaminan sosial tenaga

kerja(jamsostek), perusahaan perseroan dana tabungan dan asuransi pegawai

negeri sipil(taspen), perusahaan perseroan asuransi sosial angkatan bersenjata

republik Indonesia(asabri), perusahaan perseroan asuransi kesehatan

Indonesia(askes). Namun, setelah mengikuti proses yang cukup panjang maka

dari 4 PT (Persero) yang selama ini menyelenggarakan program jaminan sosial

berubah menjadi 2 BPJS(BPJS Kesehatan dan BPJS Ketenagakerjaan) yang sudah

(3)

multi dimensi tersebut harus dipersiapkan dengan sebaik-baiknya agar berjalan

sesuai dengan ketentuan UU BPJS. Keberadaan BPJS mutlak ada sebagai

implementasi Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2004 tentang Sistem Jaminan

Sosial Nasional (SJSN).Untuk menerapkan sistem tersebut, maka di tahun 2011,

dibuat pula UU No.24/2011 mengenai Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (

BPJS ) dan menentukan bahwa BPJS Kesehatan mulai beroperasi

menyelenggarakan program jaminan kesehatan pada tanggal 1 Januari 2014

kemudian menentukan PT Jamsostek (Persero) berubah menjadi BPJS

Ketenagakerjaan pada tanggal 1 Januari 2014.

Pelaksanaan pembangunan di bidang sosial tenaga kerja secara terpadu

dapat meningkatkan kesejahteraan sosial, memperluas kesempatan kerja dan

meningkatkan kuantitas dan kualitas tenaga kerja.Tenaga kerja merupakan modal

utama pelaksanaan dari pembangunan masyarakat. Tujuan terpenting dari

pembangunan masyarakat tersebut adalah kesejahteraan rakyat termasuk tenaga

kerja. Tenaga kerja sebagai pelaksana pembangunan harus di jamin haknya, diatur

kewajibannya dan dikembangkan daya gunanya.

BPJS Ketenagakerjaan sebagai implementasi Undang-Undang tentang

sistem jaminan sosial nasional, melihat jaminan kesejahteraan pekerja adalah

salah satu wujud kesejahteraan rakyat dalam rangka memberikan perlindungan

sosial dan rasa aman. Rasa aman itu terwujud kalau tenaga kerja dapat terjamin

dari berbagai ancaman, baik itu yang datang secara tiba-tiba(misalnya sakit atau

kecelakaan) atau alamiah(misalnya pensiun), yang bisa berdampak pada

menurunnya kemampuan ekonomi dan sosialnya.Jaminan Sosial Tenaga Kerja

(4)

mengatasi resiko sosial ekonomi tertentu yang penyelenggarannya menggunakan

mekanisme asuransi sosial.

BPJS Ketenagakerjaan hadir untuk melindungi dan menjembatani

kesejahteraan pekerja di Indonesia. Perlindungan ini diberikan untuk seluruh

pekerja dibidang apapun secara merata dan berkeadilan sesuai dengan UUD 1945.

BPJS Ketenagakerjaan memberi layanan program bagi pekerja pekerja disektor

formal yaitu mereka pekerja penerima upah maupun pekerja yang bekerja disektor

informal atau pekerja mandiri dan bukan penerima upah.Selama ini perlindungan

yang diberikan hanya kepada mereka yang bekerja disektor formal namun untuk

mereka pekerja disektor informal dikesampingkan, padahal bisa dibilang pekerja

disektor informal ini merupakan penyumbang terbesar dibidang perekonomian.

Berdasarkan Data dari Badan Pusat statistik, jumlah penduduk di

Indonesia pada tahun 2010 tercatat ada 237.641.326 jiwa, dari penduduk tersebut

Jumlah angkatan kerja di Indonesia pada Februari 2014 mencapai 125,3 juta

orang.(Berita Resmi Statistik No. 38/05/Th. XVII, 5 Mei 2014).Keadaan

ketenagakerjaan di Indonesia pada Februari 2014 menunjukkan adanya perbaikan

yangdigambarkan dengan peningkatan jumlah angkatan kerja maupun jumlah

penduduk bekerja danpenurunan tingkat pengangguran. Jumlah angkatan kerja

pada Februari 2014 bertambah sebanyak 5,2juta orang dibanding keadaan Agustus

2013 dan bertambah sebanyak 1,7 juta orang dibandingkeadaan Februari 2013.

Penduduk yang bekerja pada Februari 2014 bertambah sebanyak 5,4 juta

orangdibanding keadaan Agustus 2013, atau bertambah sebanyak 1,7 juta orang

dibanding keadaan setahunyang lalu (Februari 2013). Sementara jumlah

(5)

ribu orang jika dibanding keadaan Agustus 2013, dan berkurangsebanyak 50 ribu

orang jika dibanding keadaan Februari 2013( Berita Resmi Statistik No. 38/05/Th.

XVII, 5 Mei 2014).

Struktur lapangan pekerjaan hingga Februari 2014 tidak mengalami

perubahan, dimana SektorPertanian, Perdagangan, Jasa Kemasyarakatan, dan

Sektor Industri secara berurutan masih menjadipenyumbang terbesar penyerapan

tenaga kerja di Indonesia. Jika dibandingkan dengan keadaanFebruari 2013,

jumlah penduduk yang bekerja mengalami kenaikan pada hampir semua

sektorterutama di Sektor Jasa Kemasyarakatan sebanyak 640 ribu orang (3,59

persen), Sektor Perdagangansebanyak 450 ribu orang (1,77 persen), serta Sektor

Industri sebanyak 390 ribu orang (2,60 persen),sedangkan yang mengalami

penurunan hanya Sektor Pertanian sebanyak 280 ribu orang (0,68persen).

Secara sederhana kegiatan formal dan informal dari penduduk yang

bekerja dapat diidentifikasiberdasarkan status pekerjaan. Dari tujuh kategori status

pekerjaan utama, pekerja formal mencakupkategori berusaha dengan dibantu

buruh tetap dan kategori buruh/karyawan, sisanya termasukpekerja informal.

Berdasarkan identifikasi ini, maka pada Februari 2014 sebanyak 47,5 juta

orang(40,19 persen) bekerja pada kegiatan formal dan 70,7 juta orang (59,81

persen) bekerja pada kegiataninformal.

Di Sumatera Utara sendiri berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik

jumlah penduduknya tercatat ada 12.982.204 pada tahun 2010. Dari jumlah

penduduk tersebut angkatan kerja di Sumatera Utara pada Agustus 2014 mencapai

6,27 juta orang. Keadaan ketenagakerjaan di Sumatera Utara pada Agustus 2014

(6)

dan jumlah pengangguran terbuka. Jumlah angkatankerja di Sumatera Utara pada

Agustus 2014 mencapai 6,27 juta orang atau berkurang sekitar 229 ribuorang bila

dibanding angkatan kerja Agustus 2013, yaitu sebesar 6,50 juta orang. Penduduk

yang bekerjapada Agustus 2014 mencapai 5,88 juta orang atau berkurang sekitar

200 ribu orang dibanding Agustus2013, yaitu sebesar 6,08 juta orang. Jumlah

pengangguran terbuka juga mengalami penurunan dari 419ribu pada Agustus

2013 menjadi 391 ribu pada Agustus 2014 atau berkurang sebanyak 28 ribu

orang. (Berita Resmi Statistik Provinsi Sumatera Utara No. 77/11/12/Th XVII., 5

November 2014).

Hasil Sakernas Agustus 2014 menunjukkan lapangan pekerjaan yang

banyak menyerap tenagakerja adalah sektor pertanian sebesar 42,52 persen,

diikuti oleh sektor perdagangan, rumah makan, danakomodasi sebesar 20,08

persen, sektor jasa kemasyarakatan, sosial, dan perorangan sebesar 15,39

persen.Sedangkan sektor industri yang paling sedikit menyerap tenaga kerja

sebesar 7,84 persen.Secara sederhana kegiatan formal dan informal dari penduduk

yang bekerja dapat diidentifikasiberdasarkan status pekerjaan. Adapun penduduk

bekerja pada kegiatan formal mencakup kategori berusahadengan dibantu buruh

tetap dan kategori buruh/karyawan, sisanya termasuk mereka yang bekerja

padakegiatan informal. Berdasarkan klasifikasi sederhana itu, maka pada Agustus

2014 sekitar 2,50 juta orang(42,50%) bekerja pada kegiatan formal dan 3,38 juta

orang (57,50%) bekerja pada kegiatan informal.

Razali Ritonga, Direktur Statistik Kependudukan dan Ketenagakerjaan

BPS RI menyatakan, setiap kali buruh berdemonstrasi menuntut penaikan upah

(7)

penonton karena tidak mungkin melakukan hal yang sama. Mereka itu ialah

kelompok pekerja informal.

Bekerja di sektor informal memang harus siap menerima risiko

absennya sejumlah aspek perlindungan sosial, seperti upah minimum, uang

pesangon, cuti, upah lembur, jaminan kecelakaan, kematian, hari tua, dan pensiun.

Secara faktual, rendahnya aspek perlindungan sosial pekerja di sektor informal

menyebabkan mereka hidup dalam ketidakpastian. Kegiatan sektor itu umumnya

cenderung tidak stabil dan pekerjanya rentan terperangkap dalam pengangguran

dan kemiskinan. Hadirnya pekerja sektor informal tidak bisa dihindari karena hal

itu berkaitan dengan kinerja ekonomi yang belum mampu menciptakan

kesempatan kerja formal secara memadai. Secara faktual, lebih banyak pekerja

yang bekerja di sektor informal ketimbang pekerja di sektor formal berdasarkan

data BPS tahun 2014.

Kesejahteraan pekerja sektor informal perlu ditingkatkan sehingga hal

ini bisa sejalan dengan keinginan pemerintah untuk menciptakan pertumbuhan

ekonomi yang berpihak pada penurunan jumlah penduduk miskin dan

keluarganya. Atas dasar itu, hadirnya Badan Penyelenggara Jaminan Sosial

(BPJS) Ketenagakerjaan diharapkan dapat menjadi solusi untuk meningkatkan

kesejahteraan pekerja sektor informal dan keluarganya melalui program bukan

penerima upah atau pekerja yang bekerja diluar hubungan kerja. Peningkatan

kesejahteraan pekerja di sektor itu sangat dimungkinkan karena BPJS

ketenagakerjaan memuat layanan jaminan kecelakaan kerja, kematian, hari tua,

(8)

Program Luar Hubungan kerja ini merupakan layanan yang diberikan

oleh BPJS Ketenagakerjaan untuk menjamin mereka yang bekerja di sektor

informal atau yang disebut dengan tenaga kerja luar hubungan kerja yang

melakukan kegiatan atau usaha ekonomi secara mandiri untuk memperoleh

penghasilan dari kegiatan atau usahanya tersebut. Contohnya adalah mereka

pedagang kaki lima, pengrajin, petani, nelayan.

BPJS Ketenagakerjaan tersebar di 11 kantor wilayah di seluruh

Indonesia, salah satunya adalah kantor wilayah sumatera bagian utara. Setiap

Kantor Wilayah memiliki kantor cabang untuk melaksanakan pelayanan langsung

dengan para pekerja. Salah satu dari kantor cabangnya ialah BPJS

Ketenagakerjaan Kantor Cabang Medan yang terletak di JL. KAPTEN

PATTIMURA NO.334 MEDAN, MEDAN 20153.

BPJS Ketenagakerjaan kantor cabang medan melayani tenaga kerja

dalam permberian manfaat dari setiap program BPJS Ketenagakerjaan secara

langsung begitu pula untuk program Luar Hubungan Kerja. Medan adalah ibukota

provinsi sumatera utara yang padat penduduk dan penduduk dikota ini bekerja

diberbagai bidang pekerjaan, dan pekerja yang bekerja disektor informal juga

merupakan pekerjaan yang banyak dilakoni oleh masyarakat. BPJS

Ketenagakerjaan Kantor cabang Medan sendiri berada dipusat kota, sehingga

terjangkau bagi tenaga kerja yang bekerja di kota ini. Kondisi yang demikian

membuat kantor inipun strategis untuk dikunjungi oleh tenaga kerja baik itu untuk

mendaftar sebagai peserta, membayar iuran, pengambilan dana jaminan hari tua,

kecelakaan kerja dan hari tuabagi mereka pekerja disektor formal maupun

(9)

Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk meneliti bagaimana

respon peserta program luar hubungan kerjaterhadap pelayanan yang diberikan

oleh BPJS Ketenagakerjaan Kantor Cabang medan bagi mereka sebagai peserta

Tenaga Kerja Luar Hubungan Kerja. Hasil dari penelitian ini akan dituangkan

dalam penelitian yang berjudul “Respon Peserta Program Luar Hubungan Kerja

Terhadap Pelayanan BPJS Ketenagakerjaan Kantor Cabang Medan”.

1.2 Perumusan Masalah

Masalah merupakan pokok dari suatu penelitian. Untuk itu, penelitian ini

perlu ditegaskan dan dirumuskan masalah yang diteliti. Berdasarkan latar

belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka penulis merumuskan

permasalahan dalam penelitian ini, yaitu : “Bagaimana Respon Peserta

Program Luar Hubungan Kerja Terhadap Pelayanan BPJS Ketenagakerjaan Kantor Cabang Medan?”.

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini adalah untuk

“Mengetahui Respon Peserta Program Luar Hubungan Kerja Terhadap

Pelayanan BPJS Ketenagakerjaan Kantor Cabang Medan”.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi dalam

(10)

1. Menambah wawasan dan pengetahuan tentang program Luar Hubungan Kerja

(LHK) yang dilaksanakan oleh BPJS Ketenagakerjaan dalam upaya

peningkatan derajat kesejahteraan pekerja disektor informal

2. Penelitian ini dapat memberikan kontribusi berupa kritik dan saran kepada

pihak-pihak pelaksana program Luar Hubungan Kerja (LHK) dengan

mengetahui respon peserta BPJS Ketenagakerjaan terhadap pelayanan yang

diberikan oleh BPJS Ketenagakerjaan Kantor Cabang Medan. Dengan

demikian, program LHK ini dapat dilaksanakan dengan lebih baik dari

sebelumnya.

3. Sebagai bahan referensi bagi peneliti lain yang berhubungan dengan penelitian

ini.

1.5 Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan memahami dan mengetahui isi yang terkandung

dalam skripsi ini, maka diperlukan sistematika. Sistematika Penulisan secara garis

besarnya dikelompokkan dalam enam bab, dengan urutan sebagai berikut:

BAB I : PENDAHULUAN

Berisikan mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah,

tujuan dan manfaat penelitian serta sistematika penelitian.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA

Berisikan uraian dan konsep yang berkaitan dengan masalah dan objek yang diteliti, kerangka pemikiran, definisi konsep dan

(11)

BAB III : METODE PENELITIAN

Berisikan tentang tipe penelitian, lokasi penelitian, populasi dan sampel penelitian, teknik pengumpulan data serta teknik analisis

data.

BAB IV : DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

Berisikan tentang sejarah singkat serta gambaran umum lokasi penelitian dan data-data lain yang berhubungan dengan objek yang

akan diteliti.

BAB V : ANALISIS DATA

Berisikan uraian data yang diperoleh dari hasil penelitian beserta

dengan analisisnya.

BAB VI : PENUTUP

Berisikan tentang pokok-pokok kesimpulan dan saran-saran yang

perlu disampaikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan

Referensi

Dokumen terkait

Perhatian pemerintah dan masyarakat terhadap arti penting pendidikan anak usia dini menunjukkan kecenderungan yang semakin meningkat. Ditetapkannya pasal tentang

Instrumen dalam penelitian ini adalah tes untuk melihat hasil belajar siswa sebelum dan setelah diberikan model pembelajaaran, lembar observasi untuk mengamati aktivitas siswa selama

Wawancara dalam penelitian ini adalah komunikasi antar dua orang untuk memperoleh informasi dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan berdasarkan tujuan tertentu

7 orang (7%) mampu mengutarakan tentang kandungan atau bahan-bahan rokok yang berbahaya bagi tubuh, akibat-akibat, dari kebiasaan merokok, dan menyikapinya dengan menjauhi

mata kuliah bidang studi bagi mahasiswa Jurusan Biologi FMIPA UNP yang dipakai pada semester Juli-Desember 2000 sejumlah 16 mata kuliah dan semester.. Januari-Juni

Sistem penjualan kredit ini diawali dengan konsumen datang ke dealer untuk melakukan transaksi pembelian tunai maupun kredit dilayani oleh salesman atau

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hasil belajar siswa yang menggunakan model pembelajaran Cooperative Integrated Reading And Composition (CIRC) pada mata pelajaran

Di balik suatu peluang implementasi Rekomendasi Jakarta 2017 yang sudah dipaparkan di atas, juga diiringi oleh tantangan.. Shofiyulloh merupakan salah satu perserta