BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pasar modal (capital market) memiliki peranan yang besar bagi perekonomian suatu negara. Sejalan dengan perkembangan zaman bahwa sektor perbankan yang selama ini dianggap sebagai sarana untuk memperoleh dana secara cepat dan murah sudah mulai bergeser ke produk pasar modal. Investor dapat melakukan investasi di pasar modal berupa aktiva finansial atau sekuritas seperti pembelian saham, obligasi, warrant, opsi, dan sertifikat dana reksa. Alasan investor membeli sekuritas adalah investasi tersebut mempunyai daya tarik likuiditas yaitu jual beli sekuritas dapat dilakukan dengan segera dan investor dapat melakukan perubahan terhadap portofolionya. Melalui pasar modal ini maka akan membuka kesempatan bagi masyarakat investor untuk melakukan diversifikasi dalam melakukan investasi yang dianggap paling layak. Saat ini pasar modal Indonesia semakin berkembang dilihat dari nilai, frekuensi dan volume perdagangan. Pertengahan tahun 2009 sampai dengan 2010 pasar modal Indonesia sedang bullish (bergairah). Hal tersebut didukung dengan perkembangan perekonomian dan teknologi yang digunakan saat ini. Keadaan pasar modal yang sedang bullish dapat dilihat pada Tabel 1.1 berikut ini.
Tabel 1.1
Indikator Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 1998 s/d. 2010
Tahun
Rata-rata Transaksi harian IHSG Kapitalisasi Jumlah
Volume Nilai Frek. Akhir Pasar Emiten
Sumber: Diolah dari Bapepam-LK, 2010.
Data terakhir juga menunjukkan bahwa pertumbuhan investor di bursa efek Indonesia ditinjau dari jumlah investor sangat berkembang pesat (BEI 2009). Salah satu faktornya adalah diijinkannya transaksi perdagangan dengan sistem online yang memudahkan investor untuk mengetahui pergerakan dan harga
saham.
Penelitian ini replikasi dari penelitian Arrozy (2001), Menurut penelitian tersebut bahwa investasi di Pasar Modal dipengaruhi oleh mental discounting process dan berbeda antara investor yang satu dengan investor yang lain dalam
menentukan tipe strategi investasi yang tepat. Mental discounting process dapat dicapai melalui pertimbangan mengenai berapa besar persyaratan kompensasi yang diharapkan investor atau akan menerima suatu keuntungan atau kerugian oleh karena penundaan atau percepatan dari strategi investasi.
Penundaan atau percepatan atas keuntungan maupun kerugian ditentukan oleh tipe strategi investasi investor dan berbeda antara masing-masing investor. Dengan demikian proses mental discounting sangat dipengaruhi oleh kapasitas cognitive dan proses pengambilan keputusan investasi. Perbedaan ini disebabkan
oleh karena investor mempunyai preferensi yang berbeda berdasarkan subyektifitas rate of return maupun risk. Sebagian investor lebih memilih dividen, sebagian lagi lebih memilih capital gain (selisih harga jual dengan harga beli dimana harga jual lebih tinggi dari harga beli), ada juga yang memilih keduanya yaitu dividen dan capital gain. Selain itu juga ada investor yang lebih menyenangi pada kewenangan yang dimiliki investor sebagai akibat kepemilikannya pada sekuritas, serta untuk menjamin expected return dalam bentuk subyektifitas discount interest rate, oleh karena itu investor harus mengetahui sisi fundamental
dan prospek perusahaan yang dimilikinya.
individu dari masing-masing investor seperti usia investor, status perkawinan, kesehatan, kebiasaan seseorang, kemauan investor dalam menerima resiko dan sebagainya (BEJ,1997).
Investor yang memiliki usia masih muda lebih dapat menerima resiko investasi daripada investor dengan usia lebih tua. Sikap agresif investor muda akan lebih tertarik pada investasi dengan pertumbuhan yang lebih tinggi meskipun menghadapi resiko yang lebih tinggi pula. Investor yang lebih tua lebih mengharapkan pada pendapatan yang teratur dan berkelanjutan dalam hal ini adalah mengharapkan dividen.
Saat ini dapat dilihat bahwa pengelolaan finansial masyarakat mempunyai kecenderungan bersikap hati-hati dan tersedianya berbagai jenis pilihan investasi membuat masyarakat semakin bijak dalam menempatkan dananya. Hal ini juga ditunjang dengan kemajuan teknologi khususnya moderenisasi sistem perdagangan di Pasar Modal.
1.2 Rumusan Masalah
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah preferensi investor yang diukur melalui variabel-variabel preferensi waktu, minat investasi, pengetahuan investasi, pengendalian diri, sikap menuju pengambilan resiko investasi, pengendalian keuangan dan perencanaan, situasi ekonomi investor dan kondisi pasar modal/siklus pasar berpengaruh secara simultan dan parsial terhadap strategi investasi investor di pasar modal.
1.4 Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk :
1. Untuk menambah studi kepustakaan mengenai strategi investasi pasar modal di Program Studi Ilmu Manajemen Sekolah Pascasarjana USU.
2. Sebagai tambahan dan memperluas pengetahuan peneliti dalam bidang pemasaran khususnya yang berhubungan dengan strategi investasi di pasar modal.