• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Keadilan Organisasi terhadap Cyberloafing di Bank Sumut Cabang Utama

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Keadilan Organisasi terhadap Cyberloafing di Bank Sumut Cabang Utama"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada era teknologi saat ini, penggunaan internet telah menyebar di seluruh penjuru dunia. Berdasarkan data yang didapatkan dari Internet Live Stats (2014), hampir 75% penduduk di dunia menggunakan internet. Asia merupakan benua yang menduduki peringkat pertama dengan pengguna internet sebanyak 45,7% dari populasi di dunia. Di Indonesia, internet telah berkembang selama beberapa dekade terakhir. Menurut data yang dikemukakan oleh Kementrian Komunikasi dan Informatika (2014), Indonesia telah berada pada peringkat ke-8 di dunia dengan pengguna internet yang telah mencapai jumlah 82 juta orang.

(2)

Penggunaan internet di tempat kerja dapat memberikan keuntungan dan kerugian bagi perusahaan. Internet dapat digunakan karyawan untuk melakukan tindakan yang menguntungkan bagi perusahaan, seperti memperoleh informasi, melakukan promosi barang atau jasa secara meluas, dan melakukan perekrutan. Dengan adanya internet di tempat kerja, dapat memudahkan karyawan dan dapat mempersingkat waktu karyawan dalam mengerjakan tugasnya (Ogut, dkk, 2013). Survei yang dilakukan oleh USC Annenberg School (2004) menyatakan bahwa hampir dua-pertiga dari pengguna yang memiliki akses Internet di tempat kerja (65,8 persen) mengatakan bahwa online di tempat kerja membuat mereka lebih produktif.

(3)

Berdasarkan hasil penelitian yang dikemukakan oleh Kansas State University (2013), terdapat sekitar 60 sampai 80 persen karyawan mengakses internet yang tidak berhubungan dengan pekerjaan. Berdasarkan survei yang dipublikasi oleh Internet Data Corp menyatakan bahwa 40 persen dari penggunaan internet di tempat kerja tidak berkaitan dengan pekerjaan dan 60 persen dari seluruh pembelian online dilakukan selama waktu kerja (Al-Shuhaibi, Shamsudin & Subramaniam, 2013).

Perilaku cyberloafing dapat merugikan perusahaan. Selain penurunan produktivitas karyawan, cyberloafing juga dapat mengurangi tanggung jawab karyawan, mengancam keamanan perusahaan, bahkan dapat menghabiskan sumber daya di perusahaan (Oswalt & Howard, 2003). Pernyataan tersebut didukung oleh Taylor (2004) yang menyatakan bahwa penggunaan internet khususnya web surfing oleh karyawan di United Kingdom menghabiskan biaya sekitar $600 juta dolar pertahunnya. Malachowski (2005), percaya bahwa cyberloafing adalah cara yang paling umum untuk menghabiskan waktu selama jam kerja dan estimasi sebelumnya menunjukkan bahwa karyawan menghabiskan waktu 3 jam seminggu sampai 2,5 jam per hari untuk melakukan cyberloafing.

Cyberloafing dapat memberikan dampak buruk bagi karyawan. Kecanduan

(4)

karyawan dan dianggap dapat merugikan perusahaan secara finansial (Whitty, 2004).

Namun, terdapat beberapa penelitian yang menyatakan bahwa perilaku cyberloafing juga dapat memberikan manfaat. Salah satunya ialah penelitian oleh

Anandarajan, Simmers dan Igbaria (2000), yang menyatakan bahwa cyberloafing merupakan perilaku yang dilakukan untuk mengatasi beberapa pengalaman negatif di tempat kerja, seperti stres serta cyberloafing juga dapat meningkatkan kemampuan kognitif dan kreativitas pekerja.

Tindakan yang termasuk cyberloafing seperti mengirim email yang tidak berkaitan dengan pekerjaan, memainkan game online, online shopping, menonton video, mengunduh lagu, dan mengakses sosial media. Menurut Weatherbee (2010) berbagai jenis perilaku cyberloafing yang dapat diidentifikasi berupa surfing situs yang tidak terkait dengan pekerjaan selama jam kerja seperti bermain

game, mengakses banking online pribadi, update blog / situs pribadi selama jam kerja, atau menyia-buang waktu organisasi menggunakan email untuk alasan yang tidak berkaitan dengan pekerjaan.

(5)

Yang, 2011). Penelitian lainnya menemukan pengaruh regulasi diri dan karakteristik individu lainnya (seperti, self-efficacy, orientasi pencapaian dan conscientiousness) terhadap munculnya perilaku cyberloafing (Prasad, Lim &

Chen, 2010). Penelitian oleh Krishnan, Lim dan Teo (2010) menyatakan bahwa perilaku cyberloafing lebih dapat diprediksi melalui dimensi agreeableness dan extraversion dibandingkan dengan dimensi lainnya pada Big Five.

Kedua, faktor situasional yang merupakan faktor situasi yang mendukung ataupun memfasilitasi karyawan untuk mengakses internet yang cenderung dapat menyebabkan perilaku cyberloafing. Salah satu contoh faktor situasional yang dapat berpengaruh pada cyberloafing ialah jarak kedekatan fisik antara karyawan dengan supervisor (Ozler & Polat, 2012).

(6)

Jika ditinjau dari faktor ketidakadilan, beberapa penelitian mendukung pengaruh variabel ini terhadap cyberloafing (Lim, 2002; Ahmadi, Bagheri, Rokhni & Kahreh , 2011; Ogut, Demirsel & Sahin, 2013). Menurut Ogut, Demirsel dan Sahin (2013) faktor penyebab cyberloafing yang berasal dari organisasi lebih sulit untuk diselesaikan daripada faktor individual, khususnya jika mencakup kepercayaan karyawan mengenai adanya ketidakadilan dalam organisasi.

Keadilan organisasi merupakan salah satu topik penelitian yang sering diteliti dalam bidang psikologi industri dan organisasi, human resource management dan perilaku organisasi (Cropanzano & Greenberg, 1997; Bakshi,

Kumar & Rani, 2009). Keadilan organisasi dianggap penting karena dapat mempengaruhi kinerja karyawan (Al-Zu’bi, 2010; Colquitt, Conlon, Wesson, Porter, & Ng, 2001). Keadilan organisasi juga dapat mempengaruhi kepercayaan (trust) karyawan terhadap organisasi (Colquit, dkk, 2001), performa kerja (Rupp & Cropanzano, 2002), kepuasan kerja (Al-Zu’bi, 2010), dan komitmen organisasi (Demirel & Yucel, 2013).

(7)

tidak adil dapat mempengaruhi kesehatan karyawan, yang pada akhirnya dapat menurunkan produktivitas dari organisasi tersebut.

Keadilan organisasi dibagi menjadi empat komponen utama seperti keadilan distributif, keadilan prosedural, keadilan interpersonal, dan keadilan informasional (Colquitt, 2001). Penelitian ini menggunakan keempat dimensi dari keadilan organisasi diatas. Hal tersebut juga menjadikan penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya yang hanya menggunakan tiga dimensi dari keadilan organisasi untuk dikaitkan dengan cyberloafing, yaitu keadilan distributif, keadilan prosedural, dan keadilan interaksional (Lim, 2002; Ahmadi, dkk, 2011; Ogut, dkk, 2013)

Jika dikaitkan kembali dengan cyberloafing, sebuah penelitian yang dilakukan oleh Lim (2002) menggunakan ketiga dimensi dari keadilan organisasi (distributif, prosedural dan interaksional) dalam melihat pengaruhnya terhadap perilaku cyberloafing. Penelitian tersebut juga menggunakan variabel mediator yaitu metaphor of ledge. Hasil penelitian tersebut menemukan bahwa keadilan organisasi secara tidak langsung dapat mempengaruhi cyberloafing melalui neutralisasi atas ketidakadilan yang dirasakan oleh karyawan tersebut.

(8)

sehingga perusahaan harus terus-menerus meningkatkan pelayanan kepada nasabah dan mampu mempertahankan dan meningkatkan kinerja karyawan.

Bank Sumut memberikan fasilitas internet yang tidak terbatas pada karyawan. Karyawan dapat menggunakan internet melalai komputer perusahaan maupun wifi yang telah disediakan. Bank Sumut juga tidak menerapkan pembatasan penggunaan perangkat elektronik pribadi seperti smartphone, tablet dan laptop. Penggunaan internet yang tidak terbatas ini memungkinkan karyawan untuk menyalahgunakan internet sebagai hiburan saat bekerja (Blanchard & Henle, 2008).

Berdasarkan media masa online, Waspada (2015), menyatakan bahwa kinerja Bank Sumut menurun drastis di tahun 2014. Penurunan kinerja tersebut sangat meresahkan banyak pihak karena pada dasarnya perbankan berperan penting dalam pertumbuhan ekonomi suatu daerah. Hal tersebut juga yang menjadi alasan peneliti untuk melakukan penelitian di Bank Sumut. Penelitian ini ingin melihat apakah penggunaan internet menjadi salah satu penyebab penurunan kinerja di Bank Sumut.

(9)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah apakah keadilan organisasi memiliki pengaruh terhadap cyberloafing di Bank Sumut Kantor Cabang Utama?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini ialah untuk mengetahui pengaruh keadilan organisasi terhadap cyberloafing di Bank Sumut Kantor Cabang Utama.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu untuk menambah dan memperkaya bidang ilmu pengetahuan khususnya di bidang Psikologi Industri dan Organisasi dalam hal yang terkait dengan cyberloafing dan keadilan organisasi di Indonesia, khususnya di kota Medan.

2. Manfaat Praktis

(10)

E. Sistematika Penulisan

Bab I : Pendahuluan

Berisikan latar belakang masalah, khususnya mengenai cyberloafing dengan keadilan organisasi, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian serta sistematika penulisan.

Bab II : Landasan Teori

Berisi penjelasan mengenai teori yang mendasari masalah penelitian. Pada penelitian ini, landasan teori mencakup teori mengenai cyberloafing, seperti definisi, aktivitas, faktor yang mempengaruhi

cyberloafing, dan teori mengenai keadilan organisasi yang mencakup

definisi dan dimensi dari keadilan organisasi. Serta, terdapat dinamika antar kedua variabel penelitian, yaitu cyberloafing dengan keadilan organisasi dan hipotesis penelitian.

Bab III : Metode Penelitian

Berisi identifikasi variabel, definisi operasional, populasi dan metode pengambilan sampel, metode pengambilan data, prosedur pelaksaan penelitian dan metode analisa data penelitian.

Bab IV : Hasil dan Pembahasan

(11)

Bab V : Kesimpulan dan Saran

Referensi

Dokumen terkait

PERWAKILAN BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA PROVINSI JAWA BARAT.. Adendum Dokumen Pengadaan

Kepada masyarakat dan Penyedia Barang yang akan mengajukan pengaduan dan sanggahan kami tunggu selambat-lambatnya 3 (tiga) hari kerja setelah pengumuman ini

Pengadaan barang/ jasa dilaksanakan secara elektronik dengan mengakses aplikasi system pengadaan secara elektronik (aplikasi SPSE) pada alamat website LPSE:

Kepada masyarakat dan Penyedia Barang yang akan mengajukan pengaduan dan sanggahan kami tunggu selambat-lambatnya 3 (tiga) hari kerja setelah pengumuman ini diterbitkan. Bandung,

Untuk waktu pelaksanaan 14 hari kalender tetap..hal tersebut berkaitan dengan masa akhir pencairan anggaran...sterilisator listrik harus membutuhkan no ijin reg yang

[r]

hipokalsemia hiperurisemia Kelebihan cairan intravaskulair Edema MK: Kelebihan volume cairan MK: -Gangguan keseimbangan elektrolit -Penurunan curah jantung -Resiko Aritmia

Setelah Archandra Tahar diangkat menjadi menteri ESDM berdasarkan The Immigration and Nationality Act (INA), pasal 349a ayat (4) seorang warga negara Amerika