• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PEMERINTAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 12 TAHUN 2008 TENTANG"

Copied!
22
0
0

Teks penuh

(1)

- 221 -

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

NOMOR 12 TAHUN 2008

TENTANG

PENDIRIAN PERUSAHAAN DAERAH PERKEBUNAN “AGROTAMA MANDIRI”

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka menunjang pembangunan daerah dan meningkatkan pelayanan terhadap masyarakat khususnya pengembangan usaha perkebunan di Kabupaten Kotawaringin Barat, dipandang perlu mendirikan suatu perusahaan daerah yang bergerak di bidang perkebunan; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud huruf a di atas, perlu membentuk Peraturan Daerah tentang Pendirian Perusahaan Daerah Perkebunan “Agrotama Mandiri”.

(2)

Mengingat : 1. Undang Nomor 27 Tahun 1959 tentang Penetapan Undang-Undang Darurat Nomor 3 Tahun 1959 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1953 Nomor 9) Sebagai Undang-Undang (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 72, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1820);

2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1962 tentang Perusahaan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1962 Nomor 10, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2387);

3. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1992 tentang Sistem budi daya Tanaman (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 46, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3478);

4. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004 Tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 53, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4389);

5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang Nomor 3 Tahun 2005 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 38, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4493) yang telah ditetapkan dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 108, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4548);

(3)

6. Peraturan Pemerintah Nomor 1 Tahun 2008 tentang Investasi Pemerintah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor );

7. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 1984 tentang Tata Cara Pembinaan dan Pengawasan Perusahaan Daerah di Lingkungan Pemerintah Daerah;

8. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor : 536-666 Tahun 1981 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pengangkatan dan Pemberhentian Anggota Direksi dan Badan Pengawas Perusahaan Daerah;

9. Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 50 Tahun 1998 tentang Kepengurusan Badan Usaha Milik Daerah;

10. Peraturan Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Nomor 24 Tahun 2000 tentang Rincian Kewenangan Pelaksanaan Otonomi Daerah di Kabupaten Kotawaringin Barat (Lembaran Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat Tahun 2000 Nomor 14, Seri : D).

(4)

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

dan

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PENDIRIAN PERUSAHAAN DAERAH PERKEBUNAN “AGROTAMA MANDIRI”.

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Kotawaringin Barat;

2. Pemerintah Daerah adalah Bupati dan Perangkat Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah;

(5)

4. Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat yang selanjutnya disebut DPRD adalah Lembaga Perwakilan Rakyat Daerah sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah;

5. Perusahaan Daerah adalah Perusahaan Daerah Perkebunan “Agrotama Mandiri”;

6. Direksi adalah Direksi Perusahaan Daerah Perkebunan “Agrotama Mandiri”;

7. Badan Pengawas adalah Badan Pengawas Perusahaan Daerah Perkebunan “Agrotama Mandiri”;

8. Pegawai adalah Pegawai Perusahaan Daerah Perkebunan “Agrotama Mandiri”;

9. Perkebunan adalah segala kegiatan agrobisnis perkebunan mulai dari penyiapan lahan sampai dengan prosesing dan pemasaran hasil tanaman perkebunan.

BAB II

NAMA DAN KEDUDUKAN

Pasal 2

(1) Dengan Peraturan Daerah ini, didirikan Perusahaan Daerah Perkebunan “Agrotama Mandiri”.

(2) Kantor Pusat Perusahaan Daerah “Agrotama Mandiri” berkedudukan di Ibukota Kabupaten.

(3) Perusahaan Daerah “Agrotama Mandiri” dapat mendirikan cabang-cabang di wilayah kabupaten dan tempat-tempat lain yang dipandang perlu.

(6)

BAB III TUJUAN

Pasal 3 Tujuan pendirian Perusahaan Daerah adalah : a. Mengembangkan potensi daerah;

b. Stimulus pembangunan dan pertumbuhan ekonomi daerah; c. Kontributor pendapatan asli daerah (PAD);

d. Peningkatan daya saing daerah;

e. Peningkatan penyerapan dan pengembangan SDM daerah.

BAB IV BIDANG USAHA

Pasal 4

Perusahaan Daerah bergerak dalam bidang usaha :

a. Perkebunan dengan komoditas kelapa sawit dan karet; b. Pembibitan;

c. budi daya; d. Pengolahan hasil; e. Pemasaran;

(7)

Pasal 5

Selain bidang usaha sebagaimana dimaksud dalam pasal 4, Perusahaan Daerah dapat mengadakan kerja sama dengan BUMN/ BUMD, Koperasi dan swasta sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.

BAB V PERMODALAN

Pasal 6

(1) Modal Perusahaan Daerah seluruhnya terdiri dari kekayaan daerah yang dipisahkan, tidak terdiri atas saham-saham, dengan modal dasar yang ditetapkan kemudian dalam Peraturan Daerah tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat.

(2) Penambahan modal selanjutnya ditetapkan dengan Peraturan Daerah.

BAB VI

ORGAN PERUSAHAAN DAERAH

Pasal 7 Organ Perusahaan Daerah terdiri dari : a. Bupati;

b. Badan Pengawas; c. Direksi

(8)

BAB VII DIREKSI

Bagian Pertama Pengangkatan

Pasal 8

(1) Direksi diangkat oleh Kepala Daerah diutamakan dari swasta atas usul Badan Pengawas.

(2) Dalam hal calon Direksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bukan berasal dari swasta maka yang bersangkutan harus melepaskan terlebih dahulu status kepegawaiannya.

(3) Untuk dapat diangkat sebagai anggota Direksi harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

a. Diutamakan mempunyai pendidikan sekurang-kurangnya Sarjana (S-1);

b. Mempunyai pengalaman kerja minimal 5 (lima) tahun di perusahaan yang dibuktikan dengan surat keterangan (referensi) dari perusahaan sebelumnya dengan penilaian baik;

c. Membuat dan menyajikan proposal tentang visi, misi dan strategi perusahaan;

d. Tidak terikat hubungan keluarga dengan Bupati atau dengan anggota Direksi atau dengan anggota Badan Pengawas lainnya sampai derajat ketiga baik menurut garis lurus maupun ke samping termasuk menantu dan ipar.

(9)

(4) Pengangkatan anggota Direksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Surat Keputusan Bupati.

Pasal 9

Jumlah anggota Direksi paling banyak 4 (empat) orang dan seorang di antaranya diangkat sebagai Direktur Utama.

Pasal 10

(1) Seseorang dapat menduduki jabatan direksi paling banyak 2 (dua) kali masa jabatan dalam kedudukan yang sama.

(2) Dikecualikan dari ayat (1) apabila Direktur diangkat menjadi Direktur Utama.

(3) Masa jabatan direksi ditetapkan selama 4 (empat) tahun.

(4) Pengangkatan untuk masa jabatan yang kedua sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan apabila Direksi terbukti mampu meningkatkan kinerja Perusahaan Daerah setiap tahun.

Bagian Kedua Tugas dan wewenang

Pasal 11

Direksi dalam mengelola Perusahaan Daerah mempunyai tugas sebagai berikut :

(10)

b. Menyampaikan Rencana Kerja 5 (lima) tahunan dan Rencana Kerja Anggaran Perusahaan Daerah tahunan kepada Badan Pengawas untuk mendapat pengesahan;

c. Melakukan perubahan terhadap program kerja setelah mendapat persetujuan Badan Pengawas;

d. Membina pegawai;

e. Mengurus dan mengelola kekayaan Perusahaan Daerah; f. Menyelenggarakan administrasi umum dan keuangan;

g. Mewakili Perusahaan Daerah baik di dalam maupun di luar Pengadilan; h. Menyampaikan Laporan Berkala mengenai seluruh kegiatan termasuk

Neraca dan Perhitungan Laba/ Rugi kepada Badan Pengawas.

Pasal 12

Direksi dalam mengelola Perusahaan Daerah mempunyai wewenang sebagai berikut :

a. Mengangkat dan memberhentikan pegawai;

b. Mengangkat, memberhentikan dan memindahtugaskan pegawai dari jabatan di bawah direksi;

c. Menandatangani neraca dan perhitungan laba/ rugi; d. Menandatangani ikatan hukum degan pihak lain.

Pasal 13

(11)

a. Mengadakan perjanjian-perjanjian kerja sama usaha dan atau pinjaman yang mungkin dapat berakibat terhadap berkurangnya Asset dan membebani anggaran Perusahaan Daerah;

b. Memindahtangankan atau menghipotekkan atau mengadakan benda bergerak dan atau tak bergerak milik Perusahaan Daerah;

c. Penyertaan modal dalam perusahaan lain.

Bagian Ketiga

Tahun Buku, Laporan Keuangan dan Tahunan

Pasal 14

(1) Tahun Buku Perusahaan adalah Tahun Takwim.

(2) Selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan setelah berakhirnya Tahun Buku, Direksi menyampaikan Laporan Keuangan kepada Kepala Daerah melalui Ketua Badan Pengawas untuk mendapatkan pengesahan yang terdiri dari Neraca dan Perhitungan Laba/ Rugi Tahunan setelah diaudit oleh Akuntan Publik.

(3) Neraca dan Perhitungan Laba/ Rugi Tahunan yang telah mendapatkan pengesahan dari Kepala Daerah memberikan pembebasan tanggung jawab kepada Direksi dan Badan Pengawas.

(4) Selambat-lambatnya 3 (tiga) bulan sebelum berakhirnya Tahun Buku, Direksi telah mengajukan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan Daerah.

(5) Apabila pada tanggal 31 Desember tahun berjalan Badan Pengawas belum mengesahkan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan Daerah yang diajukan dianggap telah disahkan.

(12)

Bagian Keempat

Penghasilan dan Hak-Hak Direksi

Pasal 15 (1) Penghasilan Direksi terdiri dari :

a. Gaji

b. Tunjangan

(2) Jenis dan besarnya tunjangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b ditetapkan oleh Direksi.

Bagian Kelima Cuti

Pasal 16 (1) Direksi memperoleh hak cuti sebagai berikut :

a. Cuti tahunan selama 12 (dua belas) hari kerja;

b. Cuti besar/ cuti panjang selama 2 (dua) bulan untuk setiap satu kali masa jabatan;

c. Cuti bersalin selama 3 (tiga) bulan bagi direktris; d. Cuti alasan penting;

e. Cuti sakit.

(2) Pelaksanaan hak cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, b, dan c dilaksanakan setelah mendapat persetujuan Kepala Daerah atau pejabat yang ditunjuk.

(13)

(3) Pelaksanaan hak cuti sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf d dan e dilaksanakan setelah mendapat persetujuan Badan Pengawas.

(4) Direksi selama melaksanakan cuti mendapat penghasilan penuh dari Perusahaan Daerah.

Bagian Keenam Pemberhentian

Pasal 17 Direksi diberhentikan dengan alasan : a. Atas permintaan sendiri;

b. Meninggal dunia.

c. Karena kesehatan sehingga tidak dapat melaksanakan tugasnya;

d. Tidak melaksanakan sesuai dengan program kerja yang telah disetujui; e. Dihukum pidana berdasarkan putusan Pengadilan Negeri yang telah

mempunyai kekuatan hukum yang tetap.

Pasal 18

(1) Apabila Direksi diduga melakukan salah satu perbuatan sebagaimana dimaksud pasal 17 huruf c, d dan e, Badan Pengawas segera melakukan pemeriksaan terhadap yang bersangkutan.

(2) Apabila berdasarkan pemeriksaan terhadap Direksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terbukti, Badan Pengawas segera melaporkan kepada Bupati.

(14)

Pasal 19

Bupati paling lama 12 (dua belas) hari kerja setelah menerima laporan pemeriksaan Badan Pengawas, sudah mengeluarkan :

a. Surat Keputusan Bupati tentang pemberhentian sementara sebagai direksi bagi direksi yang melakukan perbuatan dalam Pasal 17 huruf c dan d;

b. Surat Keputusan Bupati tentang pemberhentian sementara sebagai direksi bagi direksi yang melakukan perbuatan dalam Pasal 17 huruf e.

Pasal 20

(1) Direksi yang diberhentikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 huruf a, b, dan c, diberhentikan dengan hormat.

(2) Direksi yang diberhentikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 huruf d dan e, diberhentikan tidak dengan hormat.

(3) Direksi yang diberhentikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 huruf b diberikan uang duka sebesar 3 (tiga) kali penghasilan yang diterima pada bulan terakhir, juga diberikan uang penghargaan yang besarnya ditetapkan secara proporsional sesuai masa jabatannya.

(4) Direksi yang diberhentikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 huruf c diberikan uang pesangon sebesar 5 (lima) kali penghasilan yang diterima pada bulan terakhir, juga diberikan uang penghargaan yang besarnya ditetapkan secara proporsional sesuai masa jabatannya.

(5) Direksi yang berhenti karena habis masa jabatannya dan tidak diangkat kembali diberikan uang penghargaan sesuai kemampuan Perusahaan Daerah.

(15)

Pasal 21

Paling lama 3 (tiga) bulan sebelum masa jabatan Direksi berakhir, Badan Pengawas sudah mengajukan calon Direksi kepada Bupati.

Pasal 22

(1) Bupati mengangkat Pelaksana Tugas (Plt), apabila Direksi diberhentikan sebelum masa jabatannya berakhir.

(2) Pengangkatan Pelaksana Tugas (Plt) ditetapkan dengan Surat Keputusan Bupati untuk masa jabatan paling lama 3 (tiga) bulan.

BAB VIII BADAN PENGAWAS

Bagian Pertama Pengangkatan

Pasal 23 (1) Badan Pengawas diangkat oleh Bupati.

(2) Badan Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berasal dari orang yang profesional sesuai dengan bidang usaha Perusahaan Daerah.

(3) Untuk dapat diangkat sebagai Badan Pengawas, harus memenuhi persyaratan sebagai berikut :

(16)

b. Tidak terikat hubungan keluarga dengan bupati atau dengan anggota badan pengawas lainnya atau dengan Direksi sampai derajat ketiga baik menurut garis lurus maupun ke samping termasuk menantu dan ipar.

(4) Pengangkatan Badan Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan dengan Surat Keputusan Bupati.

Pasal 24

(1) Jumlah Badan Pengawas paling banyak 3 (tiga) orang, seorang di antaranya dipilih menjadi ketua merangkap anggota.

(2) Untuk membantu tugas-tugas Badan Pengawas dibentuk sekretariat yang terdiri dari 2 (dua) orang.

Pasal 25

(1) Badan Pengawas diangkat paling banyak 2 (dua) kali masa jabatan. (2) Masa jabatan Badan Pengawas ditetapkan selama 4 (empat) tahun. (3) Pengangkatan Badan Pengawas yang kedua kali dilakukan apabila :

a. Mampu mengawasi Perusahaan Daerah sesuai dengan program kerja; b. Mampu memberikan saran kepada Direksi agar Perusahaan Daerah

(17)

Bagian Kedua Tugas dan Wewenang

Pasal 26

Badan Pengawas mempunyai tugas sebagai berikut : a. Mengawasi kegiatan operasional Perusahaan;

b. Memberikan pendapat dan saran kepada Bupati terhadap pengangkatan dan pemberhentian Direksi;

c. Memberikan pendapat dan saran kepada Bupati terhadap Program Kerja yang diajukan oleh Direksi;

d. Memberikan pendapat dan saran kepada Bupati terhadap Laporan Neraca dan Perhitungan Laba/ Rugi;

e. Memberikan pendapat dan saran atas Laporan Kinerja Perusahaan Daerah.

Pasal 27

Badan Pengawas mempunyai wewenang sebagai berikut :

a. Memberi peringatan kepada Direksi yang tidak melaksanakan tugas; b. Memeriksa Direksi yang diduga merugikan perusahaan;

c. Mengesahkan Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan Daerah;

d. Menerima atau menolak pertanggungjawaban keuangan dan program kerja Direksi tahun berjalan.

(18)

Bagian Ketiga Penghasilan

Pasal 28

Badan Pengawas karena tugasnya menerima honorarium.

Pasal 29

(1) Ketua Badan Pengawas menerima honorarium sebesar 40 % (empat puluh prosen) dari penghasilan Direktur Utama.

(2) Sekretaris Badan Pengawas menerima honorarium sebesar 35 % (tiga puluh lima prosen) dari penghasilan Direktur Utama.

(3) Anggota Badan Pengawas menerima honorarium sebesar 30 % (tiga puluh prosen) dari penghasilan Direktur Utama.

Pasal 30

Selain honorarium, kepada Badan Pengawas setiap tahun diberikan jasa produksi.

Bagian Keempat Pemberhentian

Pasal 31

Badan Pengawas dapat diberhentikan dengan alasan : a. Atas permintaan sendiri;

(19)

b. Meninggal dunia.

c. Karena kesehatan sehingga tidak dapat melaksanakan tugasnya; d. Tidak melaksanakan tugas dan wewenangnya;

e. Terlibat dalam tindakan yang merugikan perusahaan daerah;

f. Dihukum pidana berdasarkan putusan pengadilan negeri yang telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap.

Pasal 32

(1) Apabila Badan Pengawas diduga melakukan salah satu perbuatan sebagaimana dimaksud pasal 31 huruf c, d dan e, Kepala Daerah segera melakukan pemeriksaan terhadap yang bersangkutan.

(2) Apabila berdasarkan pemeriksaan Badan Pengawas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terbukti melakukan perbuatan yang dituduhkan, kepada Kepala Daerah paling lama 12 (dua belas) bulan hari kerja segera mengeluarkan :

a. Surat keputusan kepala daerah tentang pemberhentian sebagai badan pengawas bagi badan pengawas yang melakukan perbuatan dalam pasal 31 huruf c, d dan f;

b. Surat keputusan kepala daerah tentang pemberhentian sementara sebagai Badan Pengawas bagi Badan Pengawas yang melakukan perbuatan dalam Pasal 31 huruf e.

(20)

BAB IX KEPEGAWAIAN

Pasal 33

(1) Direksi mengangkat dan memberhentikan Karyawan Perusahaan Daerah menurut peraturan yang berlaku serta memperhatikan pertimbangan Badan Pengawas.

(2) Gaji dan penghasilan lain dari Direksi dan Karyawan Perusahaan Daerah serta honorarium Badan Pengawas ditetapkan oleh Direksi atas dasar Anggaran Perusahaan Daerah yang sudah disahkan oleh Bupati. (3) Perusahaan Daerah wajib mengadakan dana pensiun bagi Direksi dan

Karyawan Perusahaan Daerah yang merupakan kekayaan Perusahaan Daerah yang dipisahkan.

BAB X

PENETAPAN DAN PENGGUNAAN LABA BERSIH

Pasal 34

Penetapan dan penggunaan laba bersih adalah sebagai berikut :

a. Bagian Laba Pemerintah Daerah ... 45 %

b. Pengembangan Usaha ... 20 %

c. Jasa Produksi ... 20 %

(21)

BAB XI

PEMBUBARAN DAN LIKUIDASI

Pasal 35

(1) Pembubaran dan likuidasi Perusahaan Daerah ditetapkan dengan Peraturan Daerah.

(2) Tata cara pembubaran dan likuidasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berpedoman pada peraturan perundang-undangan yang berlaku

BAB XII

KETENTUAN LAIN-LAIN

Pasal 36

(1) Perusahaan Daerah memiliki status badan hukum yang berhak melaksanakan usaha-usaha berdasarkan ketentuan yang diatur dalam Peraturan Daerah ini.

(2) Dengan tidak mengurangi ketentuan Peraturan Daerah ini, terhadap Perusahaan Daerah berlaku segala ketentuan hukum Indonesia yang tidak bertentangan dengan asas demokrasi yang merupakan bagian dari sistem ekonomi Pancasila.

(22)

BAB XII

KETENTUAN PENUTUP

Pasal 37

Hal-hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini, sepanjang mengenai pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.

Pasal 38

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang dapat mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Kotawaringin Barat.

Ditetapkan di Pangkalan Bun pada tanggal 7 Mei 2008

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT, ttd

H. UJANG ISKANDAR, ST, M.Si Diundangkan di Pangkalan Bun

pada tanggal 13 Mei 2008. Plt. SEKRETARIS DAERAH KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT, ttd Drs. BUDASMAN, M.Si NIP. 010 163 741

Referensi

Dokumen terkait

verrucosa, yang berbeda dan per- tumbuhan yang paling baik adalah pada media kultur yang diperkaya dengan hormon perangsang tumbuh kinetin, spora bertumbuh dan

Hasil analisis menunjukkan bahwa penambahan pupuk NPK dan urea dengan konsentrasi yang berbeda di dalam media menghasilkan perbedaan sangat nyata terhadap laju

Setelah dilakukan pembahasan terhadap materi, selanjutnya seluruh peserta musyawarah perencanaan pembangunan Desa menyepakati beberapa hal yang berketetapan

Selain dapat  berikatan dengan atom-atom lain, atom karbon dapat uga berikatan ko"alen dengan atom karbon lain, baik ikatan ko"alen tunggal maupun rangkap dua dan

 Persetujuan orang Arab Quraisy menandatangani perjanjian dengan orang Islam merupakan pengiktirafan terhadap kerajaan Islam di Madinah yang dipimpin oleh Nabi s.a.w. 

Pada penelitian ini, hanya sedikit partisipan yang merasakan keterikatan kerja yang tinggi sehingga tidak banyak dari mereka yang dengansegaja menghabiskan

sektor atau kegiatan ekonomi yang berkembang seirama dengan kenaikan pendapatan, penduduk dan produksi sektor industri.. Adanya kemungkinan

Pengaruh Fraksi Volume Serat terhadap Peningkatan Kekuatan Impak Komposit Berpenguat Serat Nanas-Nanasan (Bromeliaceae) Kontinyu Searah dengan Matrik..