• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

commit to user BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam era globalisasi dan semakin terbukanya pasar dunia, Indonesia dihadapkan pada persaingan yang semakin luas dan berat. Ketidakmampuan dalam meningkatkan daya saing sumber daya manusia (SDM) nasional, menyebabkan semakin terpuruknya posisi Indonesia dalam kancah persaingan global apabila tidak secara sungguh-sungguh mempersiapkan diri dengan berbagai keunggulan untuk menghadapi persaingan yang akan terus berkembang secara ketat dan semakin tajam. Oleh karena itu, era ini menuntut tenaga kerja sebagai sumber daya berkualitas yang mampu berkompetisi dalam bidang teknologi dengan bekal keahlian yang profesional di bidangnya supaya dapat memenuhi kebutuhan hidup yang semakin kompleks.

Sekolah Menegah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu jalur pendidikan formal yang bertujuan untuk menyiapkan kebutuhan tenaga kerja tingkat menengah yang memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja sesuai dengan kebutuhan lapangan kerja. Sejalan dengan tujuan untuk menyiapkan tenaga kerja tingkat menengah yang profesional, maka siswa SMK diharapkan mempunyai kesiapan untuk memasuki dunia kerja sehingga peserta didik dituntut untuk memiliki keterampilan serta sikap profesional dalam bidangnya. Pengetahuan, keterampilan, dan sikap untuk menghadapi dunia kerja dinamakan kesiapan kerja aspek kognitif, psikomotorik, dan afektif. Pengembangan ketiga aspek kesiapan kerja tersebut dapat dilakukan melalui kegiatan belajar mengajar dalam hal ini praktik luar.

Indra (2001: 125) mengemukakan bahwa”Berbicara mengenai kualitas tenaga kerja di Indonesia, berarti sebagian besar objek pembicaraan ada pada kualitas para lulusan SLTA/SMK atau sederajat”. Dari pernyataan tersebut diketahui bahwa kualitas tenaga kerja Indonesia sebagian besar adalah lulusan SLTA/SMK. Kehadiran SMK sekarang ini semakin didambakan masyarakat

(2)

commit to user

karena materi baik teori maupun praktik di SMK bersifat aplikatif telah diberikan sejak dini sehingga lulusan SMK diharapkan memiliki kompetensi sesuai kebutuhan dunia kerja. Pada kenyataannya, kondisi SMK sampai tahun ini masih belum memiliki kualifikasi kemampuan seperti yang diharapkan oleh dunia kerja. Hingga saat ini telah terjadi kesenjangan antar lain berupa kemampuan lulusan yang belum sesuai standar kualifikasi dunia kerja dan jumlah lulusan yang tidak sesuai dengan pertumbuhan dunia kerja sehingga banyak terjadi lulusan SMK yang menganggur. Pada Agustus 2008 jumlah lulusan SMK Negeri dan swasta di Jawa Tengah antara 95% sampai dengan 100%,dari rentang kelulusan yang terserap ke lapangan kerja yang cocok dengan program keahliannya adalah 30% sampai dengan 50%. Hal inilah yang sering dianggap kelemahan dari SMK, yaitu kurang mampu menghasilkan tenaga kerja siap pakai untuk pihak industri. Kelemahan ini disebabkan oleh berbagai hal, antara lain pendidikan kejuruan yang sepenuhnya diselenggarakan oleh sekolah kurang mampu menyesuaikan diri dengan perubahan dan perkembangan dunia kerja sehingga kesiapan kerja siswa menjadi kurang.

Kesiapan kerja adalah keseluruhan kondisi individu yang meliputi kematangan fisik, mental dan pengalaman serta adanya kemauan dan kemampuan untuk melaksanakan suatu pekerjaan atau kegiatan. Kesiapan kerja sangatlah penting dimiliki oleh seorang siswa SMK karena siswa SMK merupakan harapan masyarakat untuk menjadi lulusan SMK yang mempunyai kompetensi sesuai dengan bidang keahliannya agar diterima di dunia kerja atau mampu mengembangkan melalui wirausaha.

Faktor yang mempengaruhi kesiapan kerja siswa didapat dari siswa itu sendiri, sekolah dan masyarakat. Sulistyarini (2012) mengemukakan bahwa:

Pengetahuan yang diperoleh dari pendidikan formal belum merupakan jaminan untuk mendapatkan pekerjaan. Lebih lanjut dikemukakan bahwa lowongan kerja yang tidak terisi umumnya disebabkan oleh rendahnya kesiapan kerja atau keterampilan yang dimiliki lulusan kurang cocok dengan kebutuhan dunia kerja (hlm: 4).

(3)

commit to user

Pengetahuan yang diperoleh dari suatu mata pelajaran kejuruan belum cukup digunakan sebagai bekal untuk memasuki dunia kerja sehingga diperlukan adanya pengalaman yang nyata dari dunia usaha melalui praktik kerja industri dan karakter psikologis yang dimiliki peserta didik yaitu locus of control yang merupakan sifat keyakinan, rasa percaya diri, sifat prestatif dan mandiri yang kuat yang ada pada diri seseorang.

Pengalaman adalah pengetahuan atau keterampilan yang diperoleh dari praktik atau dari luar usaha belajar (Sulistyarini, 2012:6). Pengalaman di dunia kerja sangat dibutuhkan oleh siswa pada saat mulai bekerja setelah lulus. Mengingat perkembangan jaman yang semakin maju, lulusan SMK diharapkan memiliki kemampuan untuk bekerja dan memiliki kesiapan kerja agar bisa bersaing dalam dunia kerja. Upaya untuk mencetak tenaga kerja yang memiliki kesiapan kerja yang tinggi akan tercapai bila lulusannya memiliki kematangan atau penguasaan yang tinggi pula. Salah satu kematangan ini bisa dilihat dari pengalaman yang didapat selama menjalankan praktik kerja dunia industri. Hal itu senada dengan penelitian yang dilakukan oleh Sri Rahayu Hastuti (2012) yang menyatakan bahwa praktik kerja industri yang dilaksanakan di dunia industri memberikan kesempatan untuk menimba dan meningkatkan pengetahuan serta keterampilan menjadi terbuka bagi siswa sehingga pengalaman praktik kerja industri dapat menambah pengalaman bagi siswa. Siswa juga dapat melakukan proses faktualisasi karena dapat menguji dan membandingkan pengetahuan teori yang diperolehnya dengan situasi dan keadaan yang sebenarnya, di samping itu dapat membuka kesempatan untuk meraih pengetahuan dan teknologi yang baru sebanyak-banyaknya. Selain itu, Aditya Indra Putra (2009) dalam penelitiannya juga menyatakan bahwa pengalaman yang diperoleh pada saat melakukan praktik kerja industri akan mempercepat transisi siswa dari sekolah ke dunia industri, selain mempelajari cara mendapatkan pekerjaan juga belajar bagaimana memiliki pekerjaan yang relevan dengan bakat dan minat. Karena bakat dan minat akan mendorong individu untuk memusatkan perhatian dan meningkatkan aktivitas mental dan kegiatan yang sesuai dengan minatnya. Pengalaman dalam hal ini

(4)

commit to user

pengalaman kerja inilah yang akan menentukan minat siswa untuk untuk bekerja dengan kemampuan sendiri sehingga akan mandiri.

Kegiatan praktik kerja industri ini memberikan manfaat yang besar bagi siswa karena praktik kerja industri yang dilaksanakan pada dunia usaha dapat memberikan pengalaman yang dapat membentuk pribadi siswa yang mempunyai keahlian kejuruan yang profesional, berkualitas, yang mampu dikembangkan menurut bidang pekerjaannya. Selain itu, dengan adanya praktik kerja industri siswa dapat melatih keterampilan dan mengaplikasikan teori-teori yang telah didapat disekolah sehingga menumbuhkan kepercayaan diri untuk siap bekerja setelah lulus dari SMK. Pada saat siswa melaksanakan praktik kerja industri, siswa dituntut untuk bersungguh-sungguh melakukan suatu pekerjaan agar mempunyai pengalaman yang dapat bermanfaat di kemudian hari. Jika siswa tidak bersungguh-sungguh, siswa tidak akan terbiasa dengan keadaan dunia kerja yang sebenarnya dan keterampilan siswa menjadi kurang, sehingga tidak ada kesiapan kerja setelah lulus dari SMK.

Kesiapan Kerja juga dipengaruhi oleh karakter psikologis yaitu locus of

control (LoC). Locus of control ini menjelaskan bahwa sampai sejauh mana

seseorang percaya bahwa dia adalah pengendali atas nasibnya sendiri atau faktor eksternal yang ada di luar dirinya yang dapat menentukan nasibnya. Perbedaan

locus of cotrol pada seseorang ternyata dapat menimbulkan aspek-aspek

kepribadian yang lain. Remaja yang memiliki locus of control internal memiliki keyakinan bahwa dirinya dapat mengatur dan mengarahkan hidupnya serta bertanggungjawab terhadap pencapaian penguat apapun yang diterimanya (Raahmanto Aji, 2010: 3). Locus of control ini merupakan cara bagaimana seseorang mempersepsi dan meletakkan hubungan antara perilaku dirinya dengan konsekuensi-konsekuensi dan apakah ia menerima tanggungjawab terhadap apa yang dilakukannya (Suparno, 2011: 98). Hal tersebut senada dengan penelitian yang dilakukan Rahmanto Aji (2013) yang mengungkapkan bahwa tingginya

locus of control internal dipengaruhi oleh perkembangan siswa kelas XII, yang

berada pada tahap perkembangan operasional formal. Pada tahap pemikiran operasiona formal, remaja akan lebih memahami semua kejadian yang dialami

(5)

commit to user

dan bertanggung jawab terhadap diri sendiri atas apa yang terjadi. Remaja lebih yakin bahwa kehidupannya ditentukan oleh dirinya sendiri. Oleh karena itu, untuk siswa yang memiliki locus of control internal tinggi maka kematangan karir yang dimiliki siswa juga semakin meningkat. Selain itu, Nanang Shonhadji (2009) dalam penelitiannya juga mengungkapkan bahwa kepribadian wirausaha yang tinggi akan cenderung menggunakan informasi akuntansi dalam pengambilan keputusan investasi. Hal ini terjadi karena seorang wirausaha yang memiliki locus

of control dan keinginan berprestasi yang tinggi akan cenderung dan terus

berupaya secara aktif untuk mensukseskan usahanya, termasuk penggunaan informasi akuntansi dalam rangka untuk pengambilan keputusan. Kresnawan (2010) menyatakan bahwa:

Siswa yang mempunyai locus of control internal, ketika dihadapkan pada pemilihan, maka ia akan melakukan usaha untuk mengenali diri, mencari tahu tentang pekerjaan dan langkah-langkah pendidikan serta berusaha mengatasi masalah berkaitan dengan pemilihan pekerjaan. Sedangkan individu yang berorientasi pada locus of control eksternal percaya bahwa peristiwa yang terjadi di dalam hidupnya adalah karena nasib, keberuntungan, dan pengaruh orang lain (hal: 29).

Individu yang memiliki locus of control eksternal kurang bisa bertanggung jawab, lebih mudah menyerah dan memiliki tingkat kecemasan yang tinggi. Mereka lebih banyak menyandarkan harapannya untuk bergantung pada orang lain dan lebih banyak mencari dan memilih situasi yang menguntungkan.

Berdasarkan permasalahan di atas, maka penelitian difokuskan pada pengaruh pengalaman praktik kerja industti dan locus of control terhadap kesiapan kerja pada siswa SMK dengan mengambil judul PENGARUH

PENGALAMAN PRAKTIK KERJA INDUSTRI DAN LOCUS OF CONTROL

TERHADAP KESIAPAN KERJA PADA SISWA KELAS XII SMK NEGERI 1 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2012/2013.

(6)

commit to user

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan paparan pada latar belakang masalah, maka dapat diidentifikasi permasalahan sebagai berikut:

1. Implementasi praktik kerja industri yang kurang maksimal, hal ini tercermin dari sikap siswa yang kurang bersungguh-sungguh dalam melaksanakan praktik kerja industri.

2. Kurang memahami pentingnya pengalaman yang diperoleh siswa selama

menjalankan praktik kerja industri.

3. Siswa belum dapat mengetahui dan memahami potensi, kemampuan, minat, bakat dan cita-citanya dengan jelas sehingga siswa belum dapat mengetahui masalah yang menjadi penghambat bagi kemajuan dirinya.

4. Kurangnya informasi pekerjaan yang didapat siswa sehingga mengakibatkan siswa kurang mengetahui keadaan pekerjaan yang akan dihadapi nanti.

5. Sebagian besar siswa memiliki locus of control yang kurang dapat dipertanggungjawabkan sehingga siswa sering bersikap pasrah dalam menghadapi suatu keadaan.

6. Siswa kurang berusaha untuk mengatasi hambatan yang terjadi dalam rangka

pencapaian dari pekerjaan yang mereka inginkan.

7. Kesiapan kerja yang dimiliki siswa kurang maksimal karena adanya

ketidaksesuaian antara pekerjaan yang dimiliki dengan bidang keahlian yang siswa saat sekolah.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan pada identifikasi masalah, maka untuk memudahkan dalam pelaksanaan penelitian serta dapat menjawab permasalahan secara fokus dan mendalam, perlu adanya pembatasan masalah. Adapun masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini dibatasi pada pengalaman praktik kerja industri, locus of

control dan kesiapan kerja. Untuk menjelaskan istilah-istilah yang berkaitan

dengan permasalahan tersebut perlu ditegaskan sebagai berikut:

1. Praktik kerja industri (prakerin) yang dilaksanakan pada dunia usaha atau dunia industri dapat memberikan pengalaman dan sebagai wadah untuk

(7)

membentuk pribadi siswa yang mempunyai keahlian kejuruan yang profesional, berkualitas, yang mampu dikembangkan menurut bidang pekerjaannya.

2. Locus of control merupakan keyakinan individu yang memandang bahwa

peristiwa-peristiwa dalam kehidupannya sebagai konsekuensi perbuatannya, dengan demikian dapat dikontrol (control internal), atau sebagai sesuatu yang tidak berhubungan dengan perilakunya sehingga di luar kontrol pribadinya

(control eksternal).

3. Kesiapan kerja yaitu keadaan mental dan emosi yang serasi pada seseorang dalam persiapannya menghadapi dunia kerja.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi serta pembatasan masalah tersebut, maka rumusan masalah yang diajukan sebagai berikut:

1. Adakah pengaruh pengalaman praktik kerja industri terhadap kesiapan kerja siswa kelas XII SMK Negeri 1 Surakarta tahun pelajaran 2012/2013?

2. Adakah pengaruh locus of control terhadap kesiapan kerja siswa kelas XII SMK Negeri 1 Surakarta tahun pelajaran 2012/2013?

3. Adakah pengaruh pengalaman praktik kerja industri dan locus of control terhadap kesiapan kerja siswa kelas XII SMK Negeri 1 Surakarta tahun pelajaran 2012/2013?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah yang dikemukakan, maka penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut:

1. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh pengalaman praktik kerja industri terhadap kesiapan kerja siswa kelas XII SMK Negeri 1 Surakarta tahun pelajaran 2012/2013.

2. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh locus of control terhadap kesiapan kerja siswa kelas XII SMK Negeri 1 Surakarta tahun pelajaran 2012/2013.

(8)

commit to user

3. Untuk menguji dan menganalisis pengaruh pengalaman praktik kerja industri

dan locus of control terhadap kesiapan kerja siswa kelas XII SMK Negeri 1

Surakarta tahun pelajaran 2012/2013.

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoretis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat untuk menambah wawasan, pengetahuan tentang praktik kerja industri serta locus of control dengan kesiapan kerja siswa SMK.

b. Dapat menjadi dasar bahan kajian penelitian lebih lanjut dan lebih mendalam tentang teori yang terkait dengan konsep dalam penelitaian ini.

2. Manfaat Praktis a. Bagi guru

Memberikan masukan pada guru tentang pentingnya pelaksanaan praktik kerja indutri dan penanaman locus of control pada siswa terutama

locus of control internal untuk menumbuhkan kesiapan kerja siswa SMK

sehingga dapat menjadi bekal untuk terjun ke dunia usaha/dunia indutri. b. Bagi siswa.

Hasil penelitian ini akan bermanfaat bagi siswa untuk memberikan pengetahuan dan motivasi memiliki locus of control terutama locus of control internal dalam belajar dan dalam melaksanakan praktik kerja industri.

c. Bagi sekolah

Untuk memberikan sumbangan berupa khasanah keilmuan dalam bidang pendidikan, khususnya dalam pelaksanaan praktik kerja industri, pengarahan untuk menumbuhkan locus of control dalam rangka untuk menumbuhkan kesiapan kerja siswa dalam memasuki dunia kerja

Referensi

Dokumen terkait

LAMPIRAN 8 SENARAI INDUK BORANG PEMERIKSAAN PEMBINAAN.. Bidang Tajuk

Pada saat Baseline Ihari pertama hingga ketiga perilaku berpindah dari satu aktivitas ke aktivitas lainnya tanpa menyelesaikannya terlihat cenderung tinggi

Struktur pasar monopolistik terjadi manakala jumlah produsen atau penjual banyak dengan produk yang serupa/sejenis, namun di mana konsumen produk tersebut

192 / 393 Laporan digenerate secara otomatis melalui aplikasi SSCN Pengolahan Data, © 2018 Badan

P (Participants) P1 dalam dialog tersebut adalah Lorna yang sedang berbicara pada P2 yaitu James... 145 No

Tässä tutkimuksessa valkuaisruokinnoilla oli kontrolliruokintaan verrattuna suurempi maitotuotos, mutta rypsiä korvattaessa lupiinilla tuotos pieneni.. Samansuuntaisen tulok-

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh langsung variabel stress kerja, beban kerja dan lingkungan kerja non fisik terhadap turnover