• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENCACAHAN DAN PENGHITUNGAN KONTAMINASI ALPHA DI UDARA DAN LANTAI MENGGUNAKAN ANTARMUKA DT-51

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PENCACAHAN DAN PENGHITUNGAN KONTAMINASI ALPHA DI UDARA DAN LANTAI MENGGUNAKAN ANTARMUKA DT-51"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

292

Arif Nugroho, dkk STTN-BATAN

PENCACAHAN DAN PENGHITUNGAN KONTAMINASI ALPHA

DI UDARA DAN LANTAI MENGGUNAKAN ANTARMUKA DT-51

Sudaryati

1

, Nadi Suparno

2

1

Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir - BATAN

2

Pusat Teknologi Bahan Industri Nuklir - BATAN

ABSTRAK

PENCACAHAN DAN PENGHITUNGAN KONTAMINASI ALPHA DI UDARA DAN LANTAI MENGGUNAKAN ANTARMUKA DT-51. Pencacahan dan penghitungan kontaminasi alpha di udara dan lantai menggunakan antarmuka DT telah dilakukan. Tujuan dari kegiatan ini untuk menghitung aktivitas zat radioaktif alpha pada uranium yang terjadi pada proses produksi bahan bakar nuklir atau penelitian dengan menggunakan bahan nuklir, dan diharapkan dapat mengganti sistem pengerjaan secara manual. Metode yang dilakukan dengan mencuplik dan mencacah sampel menggunakan antamuka yang telah dirangkai. Pemrograman di komputer menggunakan bahasa program C. Hasil cacahan diolah di komputer, komputer berfungsi untuk untuk memulai dan mematikan program. Pengujian telah dilakukan menggunakan pulser 5 Hz rata-rata cacahan 153,8 per30detik dengan deviasi standar 0,92 dan pulser 1 kHz rata-rata cacahan 30194 per30detik dengan deviasi standar 7,15. Hasil penelitian dipakai untuk menghitung aktivitas zat radioaktif alpha pada uranium dengan perbedaan pengukuran 35,20 % untuk kontaminasi udara dan 10,65 % untuk kontaminasi lantai.

Kata kunci : DT-51, SAC-4, PC

ABSTRACT

ENUMERATION AND CALCULATION OF ALPHA CONTAMINATION ON THE AIR AND FLOOR TO USE INTERFACE DT-51. Enumeration and calculation of alpha contamination on the air and floor to use interface DT-51 has been done. Purpose of making the interface is to calculate the activity of the alpha radioactive uranium that occurs in the process of production of nuclear fuel or nuclear material research and is expected to replace the manual processingsystem. The method is done by clipping dan chopping samples using an interface that has been assembled . In computer programming using the C programming language. Results shredded processed on a computer, the computer is used to start and shutdown the program. Test have been conducted using the pulser 5 Hz, the average initial count per30detik 153,8 with a standard deviation of 0,92 and 1 kHz pulser average of 30194 per30detik chopped with a standard deviation of 7,15. The result are used to calculate the activity of the alpha radioactive uranium to 35,20 % difference measurement for air contamination and 10,65 % for floor contamination.

Key words : DT-51, SAC-4, PC

PENDAHULUAN

Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN)

mempunyai tugas melakukan pemanfaatan tenaga nuklir di berbagai bidang kehidupan masyarakat, seperti bidang penelitian, pertanian, kesehatan, industri dan energi. Disamping manfaat yang begitu besar, tenaga nuklir mempunyai potensi bahaya radiasi terhadap pekerja, anggota masyarakat dan lingkungan hidup. Akibat terjadinya ledakan dan kebakaran akibat proses yang menggunakan bahan

nuklir, dapat berpotensi menimbulkan kontaminasi uranium di daerah kerja dan lingkungan. Salah satu bahaya yang terjadi adalah tercemarnya lingkungan kerja oleh partikel debu dari zat radioaktif hasil dari proses uranium. Radiasi nuklir diukur untuk berbagai maksud antaran lain untuk menentukan banyaknya radionuklida didalam suatu bahan dengan menentukan aktivitasnya. Pemantauan daerah kerja dilakukan untuk mengetahui tingkat

(2)

293

STTN-BATAN Arif Nugroho, dkk

radiasi dan kontaminasi di daerah kerja secara aktif dan intensif, sehingga daerah kerja tetap terjamin keamanan dan keselamatannya. Radiasi alpha dengan daya tembus rendah yang dipancarkan dari uranium beresiko terhadap bahaya radiasi interna bagi pekerja. Pemonitoran radiasi interna bagi personil diperlukan karena adanya resiko masuknya zat radioaktif melalui pernafasan, mulut dan kulit yang terluka[2]. Kontaminasi zat radioaktif tidak

dapat ditangkap oleh pancaindera manusia karena zat tersebut bila telah terhisap hanya dapat dideteksi dengan melakukan cek invivo seperti cek urine, darah, faces dan WBC (Wold Body Counter) sehingga sangat berbahaya bila tanpa disadari telah masuk kedalam organ tubuh kita. Partikel alpha dipancarkan oleh inti yang memiliki nomer atom tinggi misalnya Th, Am dan Pu[3].

Scintillation Alpha Counter ( SAC-4 ) merupakan suatu alat yang digunakan untuk

mencacah hasil dari pencuplikan udara

menggunakan Air Sampler dan pencuplikan

kontaminasi permukaan ( smeartest ).

Metode yang dilakukan dengan mencuplik dan mencacah sampel menggunakan antamuka yang telah dirangkai, dengan sistem kerja dari peralatan ini sebelumnya menggunakan cara pencacahan manual. Hal ini membuat pekerjaan menjadi lama dan tidak efisien, untuk mengatasi kesulitan ini maka dibuatlah suatu sistem kendali menggunakan komponen mikrokontroler AT89S51, EEPROM untuk menyimpan program dan data serta peralatan pendukung lainnya yang dapat menghitung besarnya aktivitas radioaktif secara langsung dengan

pemrograman menggunakan bahasa C yang

dicompile ke hex, sehingga program dapat langsung membaca besarnya cacahan dan aktivitas zat radioaktif alpha dari sample yang akan dihitung[1].

Untuk mengetahui seberapa besar

kontaminasi udara dan kontaminasi lantai yang disebabkan oleh partikel yang dihasilkan oleh inti yang memiliki nomer atom tinggi misalnya Th, Am dan Pu maka dilakukan pencuplikan udara buang dan laboratorium selama 30 menit menggunakan Air Sampler dan tes usap (smeartest) menggunakan kertas saring dengan luasan pengusapan 100 mm2 ,

selanjutnya dilakukan pencacahan dan perhitungan menggunakan rumus untuk aktivitas cuplik udara yaitu :

Ak = N × 1 V⁄ × 1 Eff⁄ Bq/m3... (1)

dimana :

Ak = Aktivitas zat radioaktif alpha di udara (Bq/m3)

N = Laju cacahan (cps) Eff = Efisiensi alat cacah (%) V = Volume udara (m3)

Untuk aktivitas kontaminasi lantai yaitu :

Ak = N × 1 A⁄ × 1 Eff⁄ × 1 P⁄ Bq

cm2... (2)

dimana :

Ak = Aktivitas zat radioaktif alpha di permukaan (Bq/cm2)

N = Laju cacahan (cps) Eff = Efisiensi alat cacah (%)

A = Luas permukaan yang diusap (cm2)

P = Probabilitas kontaminan yang

terangkat.

Tujuan dari pembuatan antarmuka diharapkan dapat untuk menghitung aktivitas zat radioaktif alpha pada uranium yang terjadi pada proses produksi bahan bakar nuklir atau penelitian dengan menggunakan bahan nuklir dan dapat menggantikan hasil

pencacahan dilakukan secara manual, maka dengan penelitian rancang bangun menggunakan DT-51 dan komputerisasi ini diharapkan hasil yang diperoleh sama atau lebih akurat dari pengerjaan secara manual.

METODOLOGI

Adapun peralatan dan bahan yang dipakai adalah sebagai berikut : Alat : 1. SAC 4 2. Komputer 3. Rangkaian DT 51 Bahan :

1. Sumber standar Alpha

2. Kertas filter 3. Pinset 4. Petridish Tata Kerja

Antarmuka (Interface) dibangun dengan menggunakan DT-51. Pada diagram blok sistem kendali Gambar 1.

(3)

294

Arif Nugroho, dkk STTN-BATAN

Gbr 1. Blok Diagram Rangkaian SAC 4 dengan Antarmuka

Antarmuka (Interface) DT-51 berada ditengah menghubungkan peralatan Scintillation Alpha Counter (SAC-4) dengan komputer. DT-51 sebagai antarmuka berfungsi untuk mencacah dan menghitung hasil cacahan dari sampel kontaminasi udara dan kontaminasi permukaan. Komputer sebagai pengendali sistem menggunakan bahasa program C yang mengolah data hasil analisa dengan memasukan parameter yang kita inginkan. Pada rangkaian DT-51 kita menggunakan mikrokontroler AT89S51 yang dipakai Pin Port T0, T1, RXD dan TXD . Fungsi dari Port T0, T1 untuk counter hasil

cacahan dan Port RXD dan TXD sebagai komunikasi serial antara DT-51 dan PC[4]. Sebelum

rangkaian masuk ke DT-51 dipakai Buffer sebagai penyangga agar cacahan yang dihasilkan stabil tidak terpengaruh oleh alat SAC-4.

Counter pada alat SAC-4 sengaja dihilangkan diganti oleh counter dari DT-51 agar rancang bangun dapat dioperasikan langsung dari PC. Pada komputer telah dibuat program sistem rancang bangun dengan mempergunakan pemrograman bahasa C dengan variabel seperti Tabel 1 berikut ini[4] :

Tabel 1. Daftar Variabel

Nama Ukuran

Memori

Jangkauan Bilangan Keterangan

Char (charakter) 1 byte -128 s/d 127 Karakter

Int (integer) 2 byte -32768 s/d 32767 Integer /bilangan bulat

Float (floating interger) 4 byte 3.4E-38 s/d 3.4E+38 Float / bilangan pecahan

Double 8 byte 1.7E-308 s/d 1.7E+308 Pecahan presisi ganda

Void 0 Tidak bernilai Tidak bertipe

Untuk mencoba apakah sistem rancang bangun berfungsi atau tidak dipergunakan sistem simulasi untuk mulai mengcounting hasil cacahan, dengan cara mengetik angka 1 untuk memulai dan menghentikan cacahan ketik angka 2 maka hasil cacahan mulai terbaca.

Pada pemrograman di komputer ditulis dengan bahasa C, agar dapat dijalankan di komputer atau didownload ke mikrokontroler dan bahasa C terlebih dahulu dicompile (diterjemahkan) kedalam

Hex agar dapat langsung dibaca oleh

mikrokontroler.

Setelah dibuat parameter yang kita inginkan seperti mengeset lamanya pencacahan, rumus untuk menghitung aktivitas maka komputer akan mulai

bekerja menggerakkan alat SAC-4 dan

menghasilkan data seperti yang kita inginkan dengan menampilkannya pada komputer selanjutnya data tersebut dicetak dan diarsipkan sebagai laporan untuk diaudit oleh Bapeten.

Detektor

Pre

Amplifier

Amplifier

Diskriminator

DT 51

PC

(4)

295

STTN-BATAN Arif Nugroho, dkk

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pengujian dilakukan untuk mengetahui dan memastikan apakah sistem yang telah dirancang dapat bekerja sesuai dengan yang kita inginkan. Adapun pengujian yang dilaksanakan meliputi :

1. Pengujian akurasi waktu

pencacahan.

2. Pengujian sistem cacah dengan

menggunakan sumber radiasi alpha Am241.

3. Pengujian sampel kontaminasi

udara.

4. Pengujian sampel kontaminasi

permukaan

1. Pengujian Akurasi Waktu Pencacahan

Pengujian ini dilakukan dengan

mencacah pulsa listrik yang dihasilkan oleh pembangkit pulsa presisi (precision pulser) dengan frekuensi 1 kHz dan 5 Hz. Pengukuran berulang dilakukan untuk menguji akurasi waktu pencacahan. Data hasil pencacahan ditampilkan pada Tabel 2 dibawah ini.

Tabel 2. Data Hasil Pencacahan Pulsa Dengan Frekuensi 1 kHz dan 5 Hz

No. Waktu Fre Kuensi Perbedaan

(detik) Cacahan 5 Hz Cacahan 1 kHz Pengukuran (%) 1 30 155 30182 2,7 2 30 155 30185 2,7 3 30 154 30189 2,0 4 30 155 30191 2,7 5 30 154 30194 2,0 6 30 153 30196 1,3 7 30 153 30198 1,3 8 30 153 30200 1,3 9 30 153 30202 1,3 10 30 153 30203 1,3 Rata-rata 30 153,8 30194 1,86 Deviasi Standar 0,92 7,15

Dari data pengujian di atas terlihat bahwa akurasi waktu pencacahan sistem pencacah cukup baik dan dapat digunakan dalam aplikasi pencacahan radiasi nuklir(1).

Pembahasan Akurasi Waktu Pencacahan

Pengujian ini dilakukan untuk melihat unjuk kerja dari sistem cacah berbasis komputer. Waktu yang diperlukan selama 30 detik untuk pencacahan pulsa dengan frekuensi 5 Hz

dan 1kHz. Disini dipergunakan 2 frekuensi dengan tujuan untuk melihat kestabilan dari sistem pencacahan. Dari hasil pengukuran berulang dengan frekuensi 5 Hz dengan rata-rata cacahan 153,8 dan 1kHz dengan rata-rata cacahan 30194 seperti tabel

di atas dapat dilihat bahwa sistem antarmuka menunjukkan hasil yang diinginkan sehingga sistem

antarmuka dapat dipakai untuk keperluan

pengukuran sumber radiasi nuklir.

2. Pengujian Sistem Cacah Dengan Menggunakan Sumber Radiasi Alpha Am241

Dalam pengujian sistem cacah, pengukuran

dilakukan dengan menggunakan sumber radiasi alpha Ameresium (Am241) diukur secara berulang

dengan kondisi tidak berubah. Jumlah pengulangan 10 kali, masing-masing diukur selama 5 menit. Data pencacahan berulang untuk mengetahui kestabilan dari sistem pencacah. Data hasil pencacahan disajikan pada Tabel 3 berikut ini.

(5)

296

Arif Nugroho, dkk STTN-BATAN

Tabel 3. Data hasil pengukuran sumber radiasi alpha Am241

No Waktu (menit) Cacahan Dengan Antarmuka Cacahan Dengan Manual Perbedaan Pengukuran (%) 1 5 3500 3466 1 2 5 3504 3744 6,4 3 5 3509 3560 1,4 4 5 3515 3708 5,2 5 5 3517 3664 4 6 5 3525 3585 1,7 7 5 3501 3562 1,7 8 5 3508 3586 2 9 5 3511 3668 4,3 10 5 3515 3632 3,2 Rata-rata 5 3510,5 3617,5 3,09

Dari data pengujian diatas terlihat bahwa sistem pencacah pada rancang bangun bekerja cukup baik dan hasil pengukuran dapat digunakan dalam aplikasi

pencacahan radiasi nuklir. Data pencacahan

berulang tersebut di atas dapat digunakan untuk mengamati kestabilan selama kurun waktu tertentu.

Gambar 2. Kurva perbandingan hasil cacahan secara antarmuka dan manual dengan sumber radiasi alpha Am241

Dari gambar grafik diatas membuktikan bahwa pencacahan dengan menggunakan sistem rancang

bangun hasil pengukurannya lebih stabil

dibandingkan dengan pengukuran secara manual.

Pembahasan Hasil Cacahan Sumber Radiasi Alpha Am241

Untuk menguji respon sistem terhadap uranium dipakai sumber radiasi alpha Am241 dari

hasil pencacahan selama 5 menit dapat disimpulkan bahwa sistem rancang bangun dapat merespon sumber radiasi alpha Am241 dengan hasil cacahan

3500, 3504, 3509, 3515, 3517, 3525,3 501, 3508, 3511, 3515 dengan nilai rata-rata 3510,5 count/5 menit. Dari hasil cacahan ini dapat menunjukkan

bahwa sistem rancang bangun dapat dipakai untuk mencacah dan menghitung sumber radiasi alpha dan kontaminasi sumber radiasi alpha yang terjadi pada proses produksi dan penelitian di dalam suatu instalasi nuklir.

3. Pengujian Sample Kontaminasi Udara.

Dilakukan dengan menggunakan sample cuplik udara yang dicuplik selama 30 menit dengan diameter kertas cuplik 56 mm, flow udara alat air sampler 74 l/menit. Dengan menggunakan rancang bangun sistem ini didapatkan hasil analisa seperti ditunjukkan pada Tabel 4 sebagai berikut : 3300 3350 3400 3450 3500 3550 3600 3650 3700 3750 3800 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 no. pengukuran ca ca h ( cp m ) Cacahan Dengan Antarmuka Cacahan Dengan Manual

(6)

297

STTN-BATAN Arif Nugroho, dkk

Tabel 4. Data hasil pengukuran sample cuplik udara

No. Pengukuran Waktu (menit) Hasil Pengukuran Dengan Antarmuka Hasil Pengukuran Secara Manual Perbedaan Pengukuran (%) Cacahan (cp5m) Aktivitas (Bq/m3) Cacahan (cp5m) Aktivitas (Bq/m3) 1 5 4 0,020336 7 0,035630 42,9 2 5 4 0,020336 6 0,030540 33 3 5 5 0,025450 7 0,025450 29 4 5 4 0,020336 6 0,030540 33 5 5 4 0,020336 8 0,040720 50 6 5 5 0,025450 7 0,035630 29 7 5 5 0,025450 4 0,025450 25 8 5 4 0,020336 3 0,020336 33 9 5 4 0,020336 6 0,030540 33 10 5 5 0,025450 9 0,045810 44 Rata-rata 5 4,4 6,3 35,20

Dari tabel diatas dapat dibuat bentuk grafik menjadi kurva. Pada tabel dapat dilihat bahwa hasil pencacahan dengan

menggunakan antarmuka hasil pencacahannya lebih stabil daripada yang dilakukan secara manual.

Gambar 3. Kurva perbandingan hasil cacahan secara antarmuka dan manual pada sample cuplik udara.

Pada grafik di atas dapat dilihat bahwa hasil pencacahan dengan menggunakan antarmuka hasil pencacahannya lebih stabil daripada yang dilakukan secara manual. Untuk kontaminasi udara kita berpacu dengan waktu paruh dari radon dan turunannya maka pemakaian sistem rancang bangun ini sangat dibutuhkan.

Pembahasan hasil cacahan sample kontaminasi udara

Untuk pembahasan selanjutnya dilakukan terhadap sample cuplik kontaminasi udara dengan lamanya pencuplikan 30 menit dengan luasan filter 56 mm, flow udara alat air sampler 74 l/menit lamanya pencacahan 5 menit dengan sistem rancang bangun didapatkan hasil sebesar cacahan 4, 4, 5, 4, 4, 5, 5, 4, 4, 5 dengan rata-rata sebesar 4,4 count/5 menit. Dengan sistem manual didapatkan hasil cacahan 7, 6, 7, 6, 8, 7, 4, 3, 6, 9 dengan rata-rata sebesar 6,3 count/5 menit.

Dari hasil perbedaan tersebut diatas menunjukkan bahwa pencacahan dengan sistem rancang bangun

0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 no. pengukuran c a c a h (c p m ) Cacahan Dengan Antarm uka Cacahan Dengan Manual

(7)

298

Arif Nugroho, dkk STTN-BATAN

lebih stabil dibandingkan dengan secara manual terhadap sample kontaminasi udara.

4. Pengujian Sample KontaminasiPermukaan.

Dilakukan dengan menggunakan sample cuplik kontaminasi permukaan dengan diameter

kertas 56 mm dan luasan yang diusap seluas 100 mm2. Dengan menggunakan rancang bangun

sistem ini didapatkan hasil analisa seperti ditunjukkan pada Tabel 5 sebagai berikut :

Tabel 5. Data hasil pengukuran sample kontaminasi permukaan

No. Pengukuran Waktu (menit) Hasil Pengukuran Dengan Antarmuka Hasil Pengukuran Secara Manual Perbedaan Pengukuran (%) Cacahan (cp5m) Aktivitas (Bq/m3) Cacahan (cp5m) Aktivitas (Bq/m3) 1 5 75 0,084750 72 0,081360 4,2 2 5 72 0,081360 63 0,071190 14 3 5 78 0,088140 74 0,083620 5 4 5 70 0,079100 83 0,093790 15,7 5 5 71 0,080230 64 0,072320 10,9 6 5 74 0,083620 60 0,067800 23 7 5 77 0,087010 71 0,080230 8,5 8 5 71 0,080230 65 0,073450 9,2 9 5 73 0,082490 67 0,075710 9 10 5 75 0,084750 70 0,079100 7 Rata-rata 5 73,6 68,9 10,65

Dari tabel diatas dapat dibuat bentuk grafik menjadi kurva. Pada grafik ini dapat dilihat bahwa hasil pencacahan dengan

menggunakan antarmuka hasil pencacahannya lebih stabil daripada yang dilakukan secara manual.

Gambar 4. Kurva perbandingan hasil cacahan secara antarmuka dan manual pada sample kontaminasi permukaan

Untuk pencacahan pada sample kontaminasi permukaan dapat kita lihat hasil pencacahan yang dilakukan dengan sistem antarmuka hasilnya lebih stabil dibandingkan dengan manual.

Pembahasan hasil cacahan sampel kontaminasi permukaan

Dari hasil pengujian dengan sistem antarmuka terhadap sample kontaminasi permukaan dengan luasan filter 56 mm dan luasan yang diusap seluas 100 mm2 didapatkan hasil cacahan sebesar

75, 72, 78, 70, 71, 74, 77, 71, 73, 75 dengan rata-50 55 60 65 70 75 80 85 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 no. pengukuran c a c a h ( c p m ) Cacahan Dengan Antarmuka Cacahan Dengan Manual

(8)

299

STTN-BATAN Arif Nugroho, dkk

rata sebesar 73,6 count/5 menit. Sedangkan pencacahan dengan manual didapatkan hasil cacahan 72, 63, 74, 83, 64, 60, 71, 65, 67, 70 dengan rata-rata sebesar 68,9 count/5 menit. Dengan hasil cacahan kontaminasi permukaan tersebut menunjukkan bahwa sistem rancang bangun dapat dipakai untuk menghitung sampel kontaminasi Pembahasan dari hasil pengujian terhadap sumber standar Am241 , sampel kontaminasi udara dan

pengujian kontaminasi lantai yang telah dilakukan menunjukkan hasil bahwa rangkaian antarmuka respon terhadap adanya sumber radiasi, maka rangkaian antarmuka ini dapat dipakai sebagai alat cacah untuk sampel-sampel selanjutnya.

KESIMPULAN

Berdasarkan hasil pengujian penentuan aktivitas zat radioaktif alpha pada uranium

menggunakan antarmuka DT-51 ini dapat

disimpulkan :

1. Setelah dilakukan pengujian terhadap sampel standar dan beberapa sampel uji, maka sistem pengujian menggunakan antarmuka DT-51 dapat bekerja dengan baik dan lebih cepat untuk mencacah dan menghitung sumber uranium dan kontaminasi radiasi alpha yang terjadi pada proses

produksi, sehingga dapat digunakan untuk

menggantikan sistem pengerjaan secara manual yang membutuhkan waktu yang lama. Waktu yang

dibutuhkan untuk analisa secara manual

membutuhkan waktu 1 hari sedangkan secara rancang bangun dibutuhkan waktu 3 jam untuk menganalisa sebanyak 30 sample uji (cuplik). 2. Dapat menghitung hasil cacahan kontaminasi udara

dan kontaminasi lantai beserta aktivitasnya secara langsung dengan mengendalikan perintah dari komputer, untuk setiap sample uji (cuplik). Dalam beberapa pengujian yang dilakukan, kelebihan dari sistem antarmuka dapat dipakai untuk menghitung aktivitas seperti yang diinginkan dan hasilnya langsung dapat dibaca (diketahui).

3. Dari hasil pengujian terhadap sistem rancang bangun yang dilakukan sebanyak sepuluh kali

pengukuran untuk beberapa sample uji

menunjukkan hasil pencacahan yang stabil dengan jangkauan ukur (range) untuk sampel kontaminasi udara berkisar antara 4-5 cacah per 5 menit untuk pengukuran dengan antarmuka, dan 3-9 cacah per 5 menit untuk pengukuran secara manual. Dan perbedaan pengukuran secara manual dengan sistem rancang bangun sebesar 35,20% untuk kontaminasi udara dan 10,65% untuk kontaminasi permukaan.

DAFTAR PUSTAKA

1. HENDRIYANTO HADI T, 2006, Sistem

Pencacah Berbasis Komputer, Widyanuklida, Jakarta.

2. RIIL ISARIS, 1986, Dasar-Dasar Instrumentasi

Nuklir, Yogyakarta.

3. SUDARTI, 1986, Sistem Spektroskopi Nuklir, 1986, Yogjakarta.

4. ANDI, Tim, 2006, Lab. Mikroprosesor,

Pemrograman Mikrokontroler AT89S52 dengan C/C++ dan Asembler, Yogyakarta.

TANYA DAN JAWAB Pertanyaan

1. Bagaimana mengetahui bahwa hasil

pencacahan valid? (Djiwo Harsono)

2. Apa keistimewaan sistem kendali DT-51 dalam

perhitungan kontaminasi Alpha di udara dan lantai? (aulia Istiqomah)

3. Mengapa pengujian sampel kontaminasi udara

pada nomor pengukuran 6 hingga 10

mengalami perubahan yang fluktuatif?

4. Mengapa pencacahan antar muka lebih stabil

dibanding pencacahan manual? (Refa

Martatiana)

Jawaban

1. Dari hasil beberapa pengujian menggunakan

antar muka hasil yang di tampilkan

menunjukkan terdeteksi pada sumber uranium walaupun dengan sampel yang kemungkinan keberadaan uraniumnya kecil.

2. Keistimewaannya dapat menghitung

keberadaan sumber atau lebih tepat kontaminasi pada benda dengan lebih cepat dan stabil. 3. Kelemahan dari peralatan yang dipakai yaitu

SAC 4 yang menyebabkan pengukuran tidak stabil, untuk pekerjaan sehari – hari kita mempergunakan pengukuran sampai dengan 5x.

4. Karena hasil pengukuran untuk 1 sampai

dengan 5 kali pengukuran relatif lebih stabil

dibandingkan dengan pengukuran secara

manual, untuk pekerjaan sehari – hari 5x

pengukuran sudah mencukupi untuk

mengetahui keberadaan sumber (uranium) pada suatu benda.

Gambar

Tabel 1. Daftar Variabel
Tabel 2. Data Hasil Pencacahan Pulsa Dengan Frekuensi 1 kHz dan 5 Hz
Gambar 2. Kurva perbandingan hasil cacahan secara antarmuka dan manual dengan sumber   radiasi  alpha Am 241
Gambar 3. Kurva perbandingan hasil cacahan secara antarmuka dan manual pada    sample cuplik  udara
+2

Referensi

Dokumen terkait

Wanprestasi terjadi karena nasabah (debitur) tidak dapat memenuhi perjanjian yang dilakukan dengan pihak pegadaian (kreditur), maka dalam hal ini kreditur mengalami

Pengujian hipotesis pertama yang menyatakan bahwa laba akuntansi berpengaruh signifikan terhadap return saham, dapat dilihat pada Tabel 12 bahwa variabel laba akuntansi yang

Sehingga dengan dimilikinya kewenangan diskresi dibidang yudisial yang tertuang dalam UU No 2 tahun 2002 pada Pasal 18 ayat (1) bahwa “Untuk kepentingan umum

Dalam tabungan wadi’ah BMT menyebut bagi hasil ini dengan istilah Bonus. Imbalan bonus didefinisikan sebagai imbalan yang diberikan kepada penabung wadi’ah,

Saluran pemasaran jeruk siam di Kecamatan Kampar Kabupaten Kampar dapatdianalisis dengan mengamati lembaga pemasaran yang membentuk saluran pemasaran tersebut. Lembaga-

Agar tampilan ha- laman galeri foto Anda (My Gallery) terlihat lebih menarik, latar belakang halaman tersebut dapat diubah menggunakan gambar atau foto yang berasal dari album

Pelaksanaan keterbukaan informasi publik dalam penyelenggaraan negara atau pemerintahan merupakan perwujudan tata pemerintahan yang baik (Good Governance), dan jaminan kepastian

lebih banyak lahan tersedia untuk penyediaan ruang hijau atau ruang publik. Untuk mengurangi mobilitas dan memaksimalkan efisiensi infrastruktur, dibutuhkan desain bentuk kota