• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi Analisis Kebutuhan Air Sektor Non-Domestik Kategori Industri Kecil Di Sentra Pengrajin Batik Motif Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Studi Analisis Kebutuhan Air Sektor Non-Domestik Kategori Industri Kecil Di Sentra Pengrajin Batik Motif Medan"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Umum

Air mempunyai peranan yang sangat penting dalam kehidupan manusia dan

makhluk lainnya di alam ini. Tidak ada satupun kehidupan di dunia ini yang tidak

membutuhkan air. Air merupakan hal pokok bagi konsumsi manusia dan

telah menjadi salah satu kekayaan yang sangat penting. Pengaruh air sangat luas

bagi kehidupan, bukan hanya untuk makan dan minum. Dalam buku karangan

Hefni Efendi kata pengaruh dapat dapat diartikan sebagai dampak atau manfaat

sedangkan air adalah sumber daya alam yang dapat diperbaharui dan kehidupan

adalah dimana terdapat sekelompok mahluk hidup yang tinggal di bumi ini

dengan menjalani interaksi antara mahluk hidup satu dengan yang lainnya. Jadi

yang dimaksud pengaruh air bagi kehidupan manusia adalah dampak atau manfaat

air bagi kehidupan manusia yang membantu manusia untuk melakukan

aktivitasnya dan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia.

2.2. Sumber Air Baku

Sumber air baku bagi suatu penyediaan air bersih sangat penting, karena

selain kuantitas harus mencukupi juga dari segi kualitas yang akan berpengaruh

terhadap proses pengolahan. Disamping itu letak sumber air dapat

mempengaruhi bentuk jaringan transmisi, distribusi dan sebagainya. Secara umum

(2)

A. Air Hujan

Air hujan adalah uap air yang sudah mengalami kondensasi, kemudian

jatuh ke bumi berbentuk air. Air hujan juga merupakan sumber air baku

untuk keperluan rumah tangga, pertanian, dan lain-lain. Air hujan dapat

diperoleh dengan cara penampungan, air hujan dari atap rumah

dialirkan ke tempat penampungan yang kemudian dapat dipergunakan

untuk keperluan rumah tangga.

B. Air Permukaan

Air permukaan adalah air hujan yang mengalir di permukaan bumi.

Pada umumnya air permukaan ini akan mendapat pengotoran selama

pengalirannya, misalnya: oleh lumpur, batang-batang kayu,

daun-daun, limbah industri kota dan sebagainya.

C. Air Rawa atau Danau

Kebanyakan dari air rawa ini berwarna, hal ini disebabkan oleh adanya

zat-zat organis yang telah membusuk, misalnya: asam humus yang

dalam air menyebabkan warna kuning kecoklatan. Dengan adanya

pembusukan kadar zat organis tinggi, maka umumnya kadar Fe dan

Mn akan tinggi pula. Jadi untuk pengambilan air sebaiknya pada

kedalaman tertentu agar endapan-endapan Fe dan Mn tidak terbawa,

begitu juga dengan lumut yang ada pada permukaan rawa.

D. Air Sungai

Dalam penggunaannya sebagai air minum harus mengalami suatu

pengolahan yang sempurna, mengingat bahwa air sungai ini pada

umumnya mempunyai derajat pengotoran yang tinggi sekali. Debit

(3)

mencukupi.

E. Air Tanah

Air tanah adalah air yang berasal dari curah hujan yang kemudian

mengalami infiltrasi dan perkolasi. Infiltrasi adalah meresapnya air ke

dalam permukaan tanah. Air yang telah meresap ke dalam tanah, akan

terus bergerak ke bawah yaitu ke dalam profil tanah hingga menemui

lapisan tanah yang kedap air sehingga air akan terkumpul sebagai air

tanah. Pergerakan air menuju lapisan tanah yang lebih dalam inilah

yang disebut sebagai perkolasi.

F. Mata Air

Adalah air tanah yang keluar dengan sendirinya ke permukaan tanah.

Mata air yang berasal dari tanah dalam, hampir tidak terpengaruh oleh

musim dan kuantitas maupun kualitasnya sama dengan keadaan air

tanah dalam. Berdasarkan tempat munculnya ke permukaan tanah,

mata air terbagi atas rembesan dan umbul. Rembesan terjadi di mana

air keluar melalui lereng-lereng sedangkan umbul terjadi di mana air

keluar ke permukaan pada suatu dataran.

G. Air Laut

Dua per tiga dari luas permukaan bumi merupakan lautan. Namun

jumlah yang besar ini tidak membuat air laut dapat dengan mudah

dimanfaatkan sebagai air baku untuk penyediaan air bersih. Air laut

mempunyai sifat yang asin karena mengandung garam NaCl. Kadar

NaCl dalam air laut adalah 3%. Teknologi pengolahan air laut menjadi

air bersih yang siap konsumsi biasa dilakukan oleh negara-negara

(4)

sumber daya air yang ada terbatas.

2.3. Kebutuhan Air Bersih

Faktor – faktor yang mempengaruhi kebutuhan air bersih, yaitu:

A. Iklim

Iklim yang panas akan menyebabkan kebutuhan air meningkat,

terutama untuk mandi dan menyiram tanaman, dibandingkan pada

iklim lembab. Sedangkan pada iklim yang sangat dingin, air dialirkan

untuk menghindari bekunya pipa distribusi.

B. Karakteristik Penduduk

Karakteristik penduduk sangat dipengaruhi tingkat ekonomi

masyarakat. Pada masyarakat ekonomi menengah keatas, penggunaan

air sangat besar bahkan sangat boros, sedangkan masyarakat ekonomi

menengah kebawah penggunaan air sedikit berhemat.

C. Masalah Lingkungan Hidup

Penggunaan air yang berlebihan menyebabkan berkembangnya

teknologi yang menyebabkan pengurangan jumlah air.

D. Industri dan Perdagangan

Pada kawasan sentral industri dan bisnis lebih banyak membutuhkan

air dibanding daerah lainnya. Hal ini disebabkan pegunungan air pada

kawasan ini untuk proses industri selain kebutuhan rumah tangga. Hal

ini berarti lebih banyak dibutuhkan air dibanding daerah lainnya.

E. Iuran dan meteran

Iuran dan meteran dalam hal ini terkait dengan harga air. Harga air

(5)

bahkan berusaha membangun instalasi sendiri. Sedangkan harga air

yang murah mengakibatkan masyarakat cenderung boros air.

F. Ukuran wilayah

Wilayah yang besar akan menggunakan air yang sangat besar dibanding

wilayah yang kecil. Hal ini sangat di pengaruhi besarnya konsumenpada

daerah tersebut.

G. Kebutuhan konvermasi alam

Musim kering yang lama mengakibatkan masyarakat berusaha

menghemat penggunaan air. Instalasi terkait akan berusaha

menyediakan cadangan air untuk mengantisipasi kekurangan air.

Kebiasaan ini akan berlanjut manakala musim hujan telah tiba.

Kebiasaan masyarakat ini akan berlangsung sepanjang tahun.

Pada umumnya kebutuhan air untuk berbagai macam tujuan dapat dibagi dalam:

1. Kebutuhan domestik,

Kebutuhan domestik adalah kebtuhan air bersih untuk pemenuhan

kegiatan sehari-hari atau rumah tangga seperti : untuk minum, memasak,

kesehatan individu (mandi cuci dan sebagainya, menyiram tanaman,

halaman, pengangkutan air buangan (buangan dapur dan toilet).

2. Kebutuhan Non-Domestik,

Kebutuhan non-domestik adalah kebutuhan air bersih yang digunakan

untuk beberapa kegiatan seperti :

 Kebutuhan institusional.

(6)

tempat pendidikan atau sekolah.

 Kebutuhan komersial dan industri.

merupakan kebutuhan air bersih untuk kegiatan hotel, pasar,

pertokoan, restoran. Sedangkan kebutuhan air bersih untuk industry

biasanya digunakan untuk air pendingin, air pada boiler untuk

pemanas, bahan baku proses.

 Kebutuhan fasilitas umum.

merupakan kebutuhan air bersih untuk kegiatan tempat-tempat

ibadah, rekreasi, terminal.

Dilihat dari pengertiannya air baku adalah air yang digunakan untuk kepentingan

manusia sehari-hari. Data-data yang mempengaruhi neraca air baku:

1. Hubungan debit andalan 20 % terkering dengan jumlah penduduk yang

dapat dilayani

2. Kebutuhan air baku untuk penduduk / liter / hari

3. Kebutuhan air baku untuk penduduk dan atau hewan.

Menurut Ditjen Cipta Karya (2002) standar kebutuhan air ada 2 (dua)

macam yaitu:

1. Standar kebutuhan air domestik

Standar kebutuhan air domestik yaitu kebutuhan air yang digunakan

pada tempat-tempat hunian pribadi untuk memenuhi keperluan

sehari-hari seperti; memasak, minum, mencuci dan keperluan rumah

(7)

Tabel 2. 1 Penentuan Tingkat Layanan Air Baku

Jumlah penduduk (jiwa)

Tingkat Pelayanan (liter/orang/hari)

> 1.000.000 120

500.000 - 1.000.000 100

100.000 - 500.000 90

20.000 - 100.000 80

10.000 - 20.000 60

< 10.000 30

Sumber : Dirjen Cipta Karya

2. Standar kebutuhan air non domestik

Standar kebutuhan air non domestik adalah kebutuhan air bersih diluar

keperluan rumah tangga. Kebutuhan air non domestik antara lain:

a) Penggunaan komersil dan industri

yaitu penggunaan air oleh badan-badan komersil dan industri.

Penggunaan air = Volume air : Satuan produk

Penetapan baku mutu limbah cair melalui debit limbah cair maksimum

didasarkan pada tingkat produksi bulanan yang sebenarnya. Digunakan rumus

sebagai berikut:

DM = Dm x Pb ... (2.1)

Dimana:

DM = Debit limbah cair maksimum yang diperbolehkan bagi setiap limbah

industri yang bersangkutan, dinyatakan dalam m3/Bulan.

Dm = Debit limbah cair maksimum, dinyatakan m3 limbah cair persatuan

produk.

Pb = Produksi sebenarnya dalam sebulan dalam satuan produk untuk jenis

(8)

Debit limbah cair yang sebenarnya dihitung dengan cara sebagai berikut:

DA = Dp x H ... (2.2)

Keterangan:

DA = debit limbah cair yang sebenarnya, dinyatakan dalam m3/bulan

Dp = hasil pengukuran debit limbah cair, dinyatakan dalam m3/hari

H = jumlah hari kerja pada bulan yang bersangkutan

b) Penetapan baku mutu limbah cair melalui penetapan pencemaran maksimum

didasarkan pada jumlah unsur pencemar yang terkandung dalam aliran

limbah. Digunakan perhitungan sebagai berikut:

BPM = (CM) x DM x f... (2.3)

Keterangan:

BPM = Beban Pencemaran Maksimum per satuan produk, dinyatakan

dalam kg parameter per satuan produk

(CM)j = kadar maksimum unsur pencemar j, dinyatakan dalam mg/l

DM = debit limbah cair maksimum sesuai dengan jenis industri yang

bersangkutan, dinyatakan dalam m3 limbah cair per satuan produk

f = faktor konversi = 1 kg/1.000.000 mg x 1000 l/m3

Beban pencemaran maksimum sebenarnya dihitung dengan cara

sebagai berikut:

BPA = (CA)j x DA/Pb x f ... (2.4)

Keterangan:

BPA = beban pencemaran sebenarnya, dinyatakan dalam kg parameter per

satuan produk

(9)

DA = debit limbah cair sebenarnya, dinyatakan dalam m3/bulan

Pb = Produksi sebenarnya dalam sebulan, dinyatakan dalam satuan

produk untuk jenis industri yang bersangkutan

f = faktor konversi = 1/1000

c) Penetapan beban pencemaran maksimum perhari digunakan perhitungan

sebagai berikut:

BPMi = BPM x Pb/H ... (2.5)

Keterangan:

BPMi = Beban pencemaran maksimum perhari yang diperbolehkan bagi

jenis industri yang bersangkutan, dinyatakan dalam kg

parameter per hari

Pb = Produksi sebenarnya dalam sebulan, dinyatakan dalam satuan

produk untuk jenis industri yang bersangkutan.

Beban pencemaran maksimum sebenarnya dihitung dengan cara sebagai

berikut:

BPAi = (CA)j x Dp x f ... (2.6)

Keterangan :

BPAi = Beban pencemaran per hari yang sebenarnya, dinyatakan dalam

kg parameter per hari

(CA) = Kadar sebenarnya unsur pencemar j, dinyatakan dalam mg/l

Dp = Hasil pengukuran debit limbah cair, dinyatakan dalam m3/hari

f = faktor konversi = 1/1000

d) Penggunaan umum

(10)

sakit, sekolah-sekolah dan tempat-tempat ibadah.

Kebutuhan air non domestik untuk kota dapat dibagi dalam beberapa

kategori antara lain :

 Kota kategori I (Metro)

 Kota kategori II (Kota besar)

 Kota kategori III (Kota sedang)

 Kota kategori IV (Kota kecil)

 Kota kategori V (Desa)

Tabel 2. 2 Kategori kebutuhan air non-domestik

NO URAIAN

KATEGORI KOTA BERDASARKAN JUMLAH JIWA

>1.000.000

METRO BESAR SEDANG KECIL DESA

1

3 Konsumsi unit non

domestik l/o/h (%) 20-30 20-30 20-30 20-30 20-30

4 Kehilangan air (%) 20-30 20-30 20-30 20-30 20-30

5 Faktor hari

Maksimum 1,1 1,1 1,1 1,1 1,1

6 Faktor jam puncak 1,5 1,5 1,5 1,5 1,5

7 Jumlah jiwa per SR 5 5 5 5 5

8 Jumlah jiwa per HU 100 100 100 100 100

(11)

11 Volume reservoir (% **) 25% perpipaan, 45% non perpipaan

Kebutuhan air bersih non domestik untuk kategori I sampai dengan V dan

beberapa sektor lain adalah sebagai berikut:

Tabel 2.3 Kebutuhan air non-domestik kategori I

Sekolah Rumah sakit Puskesmas Masjid Kantor Liter/tempat duduk/hari

(12)

Tabel 2.4 Kebutuhan Air Non Domestik Kota Kategori II, III dan IV

Sumber :Ditjen Cipta Karya

Tabel 2.5 Kebutuhan Air Non Domestik Kota Kategori V

Sumber :Ditjen Cipta Karya

Tabel 2.6 Kebutuhan Air Domestik Kota Kategori lain

Sumber :Ditjen Cipta Karya

2.4. Standar Baku Mutu Limbah Cair

Berdasarkan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Republik Indonesia

Nomor 5 Tahun 2014 Tentang Baku Mutu Limbah Didapat Data Sebagai Berikut :

NO SEKTOR NILAI SATUAN

(13)
(14)

2.5. Standar Kualitas Air Baku

Berdsarkan Permenkes Tentang Standar Kualitas Air Bersih Dan Air Minum

Didapat Data Sebagai Berikut :

Tabel 2. 7 Kualitas Air Baku

Persyaratan air minum Persyaratan air bersih

(15)
(16)
(17)

activity)

Aktifitas beta (Gross Alpha activity)

Bq/L 1,0 1,0

Sumber : permenkes

2.6. Instalasi Pengolahan Air (IPA)

Unit paket instalasi pengolahan air yang selanjutnya disebut unit paket IPA

adalah unit paket yang dapat mengolah air baku melalui proses fisik, kimia dan

atau biologi tertentu dalam bentuk yang kompak sehingga menghasilkan air minum

yang memenuhi baku mutu yang berlaku, didesain dan dibuat pada suatu tempat

yang selanjutnya dapat dirakit di tempat lain dan dipindahkan, yang terbuat dari

bahan plat baja dan plastik atau fiber. Komponen paket unit Instalasi Pengolahan

Air (IPA) sesuai diagram proses sebagai berikut :

Gambar 2. 1 Unit instalasi pengolahan air

Komponen paket unit Instalasi Pengolahan Air (IPA) sesuai diagram proses

(18)

Tabel 2. 8 Komponen Unit Pengolahan Air

No. Komponen Jenis

1 Komponen Utama

Unit pengambil air baku Air permukaan, air tanah Pengukur aliran air ambang tajam, turbin, pitot,

elektromagnetik dan ultrasonik Pembubuh larutan kimia Pompa dosing, gravitasi

Mixer Mekanis, hidrolis, in line dan kompresor Koagulasi Hidrolis, Mekanis

Flokulasi Hidrolis, Mekanis Sedimentasi/klarifikasi Gravitasi, floating Filtrasi Saringan pasir cepat Desinfeksi Pompa dosing

2 Komponen Penunjang

Penampung Reservoir

Distribusi Gravitasi, pemompaan

2.6.1 Kriteria perencanaan unit koagulasi (pengaduk cepat)

Kriteria perencanaan untuk unit koagulasi (pengaduk cepat) dapat dilihat pada Tabel 1 berikut:

Tabel 2. 9Kriteria perencanaan unit koagulasi (pengaduk cepat)

Unit Kriteria

(19)

2.6.2 Kriteria perencanaan unit flokulasi (pengaduk lambat)

Kriteria perencanaan untuk unit flokulasi (pengaduk lambat) dapat dilihat

pada Tabel 2 berikut:

Tabel 2. 10 Kriteria perencanaan unit flokulasi (pengaduk lambat)

Kriteria umum

Keterangan: * termasuk ruang sludge blanket

2.6.3 Kriteria perencanaan unit flotasi (pengapungan)

(20)

Tabel 2. 11 Kriteria perencanaan unit flotasi (pengapungan)

Proses

Aliran udara (N.L/m3

air)

Ukuran gelembung

Input tenaga (Watt jam/m3)

Waktu detensi (menit)

Beban hidrolik permukaan

(m/jam)

Flotasi untuk pemisahan

Lemak 100 – 400 2 – 5 mm 5 – 10 5 – 15 10 – 30

Flotasi mekanik

10.000 0,2 – 2 mm 60 – 120 4 – 16 -

Disolved Air

Flotation 15 – 50 40 – 70 μm 40 – 80

20 – 40 bersamaan

dengan

(21)

2.7. Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)

Lingkungan yang bersih bebas dari segala polusi dan kotoran

merupakan dambaan setiap orang. Namun pesatnya perkembangan di

segala bidang membawa akibat atau dampak pada lingkungan yaitu

LIMBAH.

Limbah pada umumnya terbagi tiga yaitu :

1. Limbah padat ( solid wastes )

2. Limbah cair ( liquid wastes )

3. Limbah gas ( gaseous wastes )

Ketiga limbah tersebut akan sangat mengganggu dan membawa

dampak yang buruk bagi lingkungan. Adapun dampak atau efek samping

dari limbah tersebut dapat berupa

1. Membahayakan kesehatan manusia.

2. Dapat merusak dan membunuh kehidupan / lingkungan .

3. Dapat merusak keindahan dan pemandangan.

Pengetahuan mengenai karakteristik air buangan baik kuantitas

maupun kualitasnya adalah suatu hal yang perlu dipahami dalam

merencanakan suatu unit pengolahan limbah air buangan. Kualitas air

(22)

1. Karakteristik fisik.

Parameter yang termasuk dalam kategori ini adalah solid ( zat padat

), temperatur, warna, bau.

2. Karakteristik kimia

Terbagi dalam tiga kategori : zat organik, zat anorganik dan gas – gas.

Polusi zat organik biasanya dinyatakan dalam BOD (Biological Oxygen Demand)

dan COD (Chemical Oxygen Demand ).

3. Karakteristik Biologi

Merupakan banyaknya mikroorganisme yang terdapat dalam air

limbah tersebut, seperti : bakteri, algae, virus, fungi. Sifat biologis ini perlu

diketahui dalam kaitannya untuk mengetahui tingkat pencemar air limbah

sebelum dibuang ke badan air penerima.

Bahan polutan yang terkandung di dalam air buangan secara umum dapat

diklasifikasikan dalam tiga kategori, yaitu bahan terapung, bahan

tersuspensi dan bahan terlarut. Selain dari tiga kategori tersebut, masih ada

lainnya yaitu panas, warna, rasa, bau dan radioaktif. Menurut sifatnya tiga

kategori bahan polutan tersebut dapat dibedakan sebagai yang mudah

terurai secara biologi (biodegradable) dan tidak mudah terurai secara

biologi (non biodegradable).

Dampak terhadap badan air, limbah industri dapat diklasifikasikan

(23)

Suhu

Setiap organisme mempunyai suhu minimum, optimum dan

maksimum untuk hidupnya dan mempunyai kemempuan menyesuaikan diri

sampai batas tertentu. Suhu air mempunyai pengaruh yang besar dalam

proses pertukaran zat atau metabolisme dari makhluk hidup. Selain itu suhu

juga berpengaruh terhadap kadar oksigen terlarut dalam air. Semakin tinggi

temperatur suatu perairan, semakin cepat pula perairan tersebut mengalami

kejenuhan. Suhu air untuk budidaya ikan berkisar antara 25 – 300C.

pH

Efek polutan bersifat asam terhadap kehidupan ikan dapat

mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangbiakan. Batas minimum air

tawar pada umumnya adalah pada pH 4 dan batas maksimum pada pH11.

Oksigen terlarut (DO)

Kadar DO merupakan salah satu parameter kualitas air yang penting

bagi kelangsungan hidup dan pertumbuhan ikan. Ikan memerlukan oksigen

dalam bentuk oksigen terlarut. Oksigen terlarut dipengaruhi oleh suhu, pH

dan karbondioksida. Air kolam yang mengandung konsentrasi oksigen

terlaut yang rendah akan mempengaruhi kesehatan ikan, karena ikan lebih

mudah terserang penyakit atau parasit. Bila konsentrasi oksigen terlarut

dibawah 4 – 5 mg/l maka ikan tidak mau makan dan tidak berkembang

(24)

untuk jangka waktu yang lama maka ikan akan menghentikan makan dan

pertumbuhannya terhenti. Kadar oksigen 0,2 – 0,8 mg/l merupakan

konsentrasi yang dapat mematikan ikan gurameh.

Zat organik terlarut (BOD)

Zat organik terlarut menyebabkan menurunnya kadar oksigen

terlarut di badan air, sehingga badan air tersebut mengalami kekurangan

oksigen yang sangat diperlukan oleh kehidupan air dan menyebabkan

menurunnya kualitas badan air tersebut.

COD (Chemical Oxygen Demand)

COD diperlukan untuk menentukan kekuatan pencemaran suatu

limbah dengan mengukur jumlah oksigen untuk mengoksidasi zat – zat

organik yang terdapat pada air limbah tersebut. COD adalah ukuran dari

jumlah oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi kimia bahan – bahan

organik perairan. COD juga dikatakan sebagai jumlah oksigen yang

dikonsumsi.

Mengingat sifat – sifat limbah sedemikian kompleksnya maka cara

pengolahannya harus disesuaikan dengan sifat – sifat limbah yang

bersangkutan, harus dilakukan survei, analisis contoh limbah dan yang

paling penting adalah dilakukan percobaan dalam skala laboratorium untuk

menentukan parameter yang akan digunakan sebagai kriteria perencanaan.

Proses pengolahan air limbah merupakan proses tiruan dari proses self

purification, yaitu proses pemurnian kembali pada badan air yang terkena

(25)

prosesnya meliputi tahapan – tahapan perbaikan kualitas air yang terdiri

dari empat zone, yaitu dimulai dari zone degradasi, zone pengurai aktif,

zone perbaikan dan zone normal yang waktunya dipersingkat.

Penyingkatan waktu tersebut dapat dilakukan dengan cara melalui

pengolahan limbah. Unsur – unsur yang tidak dikehendaki kehadirannya

dalam air limbah dapat dihilangkan dengan cara fisik, kimia, dan biologi.

Cara pengolahan secara fisik disebut unit operasi. Sedangkan pengolahan

dengan mempergunakan zat – zat kimia atau aktivitas biologi disebut unit

proses. Pengolahan fisik sering disebut pengolahan primer dengan maksud

untuk mereduksi zat padat tersusupensi dan tergantung dari waktu tinggal

dalam bak pengendapan. Pengolahan kimia sering disebut pengolahan

sekunder yang bertujuan untuk mengendapkan partikel yang mudah

mengendap. Pengolahan biologi sering pula disebut pengolahan sekunder

dengan tujuan untuk mengurangi kandungan bahan organik dalam limbah

cair (BOD).

B . Pengolahan air limbah

Pengolahan Fisik

Pada umumnya sebelum dilakukan pengolahan lanjutan terhadap air

buangan diinginkan agar bahan – bahan tersusupensi berukuran besar dan

ang mudah mengendap atau bahan – bahan yang terapung disisihkan

terlebih dahulu. Metode – metode pengolahan secara fisik meliputi

penyaringan, pengendapan, pengapungan, pengadukan dan pengeringan

(26)

1. Screen (Penyaringan)

Fungsinya adalah untuk menahan benda- benda kasar seperti

sampah dan benda- benda terapung lainnya.

2. Equalisasi

Karakteristik air buangan dari industri seringkali tidak konstan,

misalnya unsur – unsur pH, warna, BOD dan sebagainya. Hal ini akan

menyulitkan dalam pengoperasian suatu instalasi pengolahan air limbah,

sehingga dibuat suatu sistem equalisasi sebelum air limbah tersebut diolah.

3. Sedimentasi (Pengendapan)

Proses Pengendapan adalah pengambilan partikel – partikel

tersuspensi yang terjadi bila air diam atau mengalir secara lambat melalui

bak. Partikel – partikel ini akan terkumpul pada dasar kolam, membentuk

suatu lapisan lumpur. Air yang mencapai outlet tangki akan berada dalam

kondisi yang jernih. Proses pengendapan yang terjadi dalam suatu bak

pengendapan merupakan unit utama pada pengolahan fisik. Ada dua

macam bak pengendapan yaitu bak pengendapan dengan arah aliran

horizontal dan aliran vertikal.

4. Mixing dan Stiring (Pencampuran dan pengadukan)

Mixing adalah pencampuran dua zat atau lebih membentuk

campuran yang homogen. Stiring adalah pengadukan campuran homogen

hasil mixing sehingga terjadi proses penggumpalan dari zat – zat yang ingin

(27)

5. Pengeringan lumpur

Penurunan kadar lumpur yang dilakukan dengan pengolahan fisik

yang terdiri dari salah satu atau kombinasi unit – unit berikut :

1. Pengentalan lumpur (Sludge Thickener)

2. Pengeringan lumpur (Sludge Drying Bed)

Pengolahan Kimia

Pengolahan kimia untuk air yang dapat dilakukan pada pengolahan

air buangan industri adalah koagulasi – flokulasi, netralisasi, adsorbsi, dan

desinfeksi. Pengolahan ini menggunakan zat – zat kimia sebagai pembantu

yang bertujuan untuk menghilangkan partikel – partikel yang tidah mudah

mengendap (koloid), logam berat dan zat organik beracun.

Pengolahan Biologi

Pengolahan biologi adalah pengolahan air limbah dengan

memanfaatkan aktivitas biologi (aktivitas mikroorganisme) dengan tujuan

menyisihkan bahan pencemar dalam air limbah. Proses pengolahan biologi

adalah penurunan bahan organik terlarut dan koloid dalam air limbah

menjadi serat – serat sel biologi (berupa endapan lumpur), kemudian

diendapkan pada bak sedimentasi. Proses ini dapat berlangsung secara

aerob (dengan bantuan oksigen) maupun anaerob (tidak dengan bantuan

(28)

D. Cara Kerja IPAL

a. Pompa Air Baku (Raw water pump)

Pompa air baku yang digunakan jenis setrifugal dengan kapasitas

maksimum yang dibutuhkan untuk unit pengolahan (daya tarik minimal 9

meter dan daya dorong 40 meter). Air baku yang dipompa berasal dari bak

akhir dari proses pengendapan pada hasil buangan limbah industri pelapisan

logam.

b. Pompa Dosing (Dosing pump)

Merupakan peralatan untuk mengijeksi bahan kimia (ferrosulfat dan

PAC) dengan pengaturan laju alir dan konsentrasi tertentu untuk mengatur

dosis bahan kimia tersebut. Tujuan dari pemberian bahan kimia ini adalah

sebagai oksidator.

c. Pencampur Statik (Static mixer)

Dalam peralatan ini bahan-bahan kimia dicampur sampai homogen

dengan kecepatan pengadukan tertentu untuk menghindari pecah flok.

d. Bak Koagulasi-Flokulasi

Dalam unit ini terjadi pemisahan padatan tersuspensi yang

terkumpul dalam bentuk-bentuk flok dan mengendap, sedangkan air

(29)

e. Pompa Filter

Pompa yang digunakan mirip dengan pompa air baku. Pompa ini

harus dapat melalui saringan multimedia, saringan karbon aktif, dan

saringan penukar ion.

f. Saringan Multimedia

Air dari bak koagulasi-flokulasi dipompa masuk ke unit

penyaringan multimedia dengan tekanan maksimum sekitar 4 Bar. Unit ini

berfungsi menyaring partikel kasar yang berasal dari air olahan. Unit filter

berbentuk silinder dan terbuat dari bahan fiberglas. Unit ini dilengkapi

dengan keran multi purpose (multiport), sehingga untuk proses pencucian

balik dapat dilakukan dengan sangat sederhana, yaitu dengan hanya

memutar keran tersebut sesuai dengan petunjuknya. Tinggi filter ini

mencapai 120 cm dan berdiameter 30 cm. Media penyaring yang digunakan

berupa pasir silika dan mangan zeolit. Unit filter ini juga didisain secara

khusus, sehingga memudahkan dalam hal pengoperasiannya dan

pemeliharaannya. Dengan menggunakan unit ini, maka kadar besi dan

mangan, serta beberapa logam-logam lain yang masih terlarut dalam air

dapat dikurangi sampai sesuai dengan kandungan yang diperbolehkan

untuk air minum.

g. Saringan Karbon Aktif

Unit ini khusus digunakan untuk penghilang bau, warna, logam

berat dan pengotor-pengotor organik lainnya. Ukuran dan bentuk unit ini

(30)

adalah karbon aktif granular atau butiran dengan ukuran 1 – 2,5 mm atau

resin sintetis, serta menggunakan juga media pendukung berupa pasir silika

pada bagian dasar.

h. Saringan Penukar Ion

Pada proses pertukaran ion, kalsium dan magnesium ditukardengan

sodium. Pertukaran ini berlangsung dengan cara melewatkan air sadah ke

dalam unggun butiran yang terbuat dari bahan yang mempunyai

kemampuan menukarkan ion. Bahan penukar ion pada awalnya

menggunakan bahan yang berasal dari alam yaitu greensand yang biasa

disebut zeolit, Agar lebih efektif Bahan greensand diproses terlebih dahulu.

Disamping itu digunakan zeolit sintetis yang terbuat dari sulphonated coals

dan condentation polymer. Pada saat ini bahan-bahan tersebut sudah diganti

dengan bahan yang lebih efektif yang disebut resin penukar ion. Resin

penukar ion umumnya terbuat dari partikel cross-linked polystyrene.

Apabila resin telah jenuh maka resin tersebut perlu diregenerasi. Proses

regenerasi dilakukan dengan cara melewatkan larutan garam dapur pekat ke

dalam unggun resin yang telah jenuh. Pada proses regenerasi terjadi reaksi

sebaliknya yaitu kalsium dan magnesium dilepaskan dari resin, digantikan

dengan sodium dari larutan garam.

i. Sistem Jaringan Perpipaan

Sistem jaringan perpipaan terdiri dari empat bagian, yaitu jaringan

inlet (air masuk), jaringan outlet (air hasil olahan), jaringan bahan kimia

(31)

jaringan ini dilengkapi dengan keran-keran sesuai dengan ukuran

perpipaan. Diameter yang dipakai sebagian besar adalah 1” dan

pembuangan dari bak koagulasi-flokulasi sebesar 2“. Bahan pipa PVC

Gambar

Tabel 2. 1 Penentuan Tingkat Layanan Air Baku
Tabel 2. 2 Kategori kebutuhan air non-domestik
Tabel 2.3 Kebutuhan air non-domestik kategori I
Tabel 2.6 Kebutuhan Air Domestik Kota Kategori lain
+5

Referensi

Dokumen terkait

Unit paket instalasi pengolahan air yang selanjutnya disebut unit paket IPA adalah unit paket yang dapat mengolah air baku melalui proses isik, kimia dan/atau biologi tertentu dalam

unit paket instalasi pengolahan air yang selanjutnya disebut unit paket IPA adalah unit paket yang dapat mengolah air baku melalui proses fisik, kimia dan/atau biologi tertentu dalam

unit paket instalasi pengolahan air yang selanjutnya disebut unit paket instalasi pengolahan air adalah unit paket yang dapat mengolah air baku melalui proses fisik, kimia dan atau

Unit paket instalasi pengolahan air yang selanjutnya disebut unit paket IPA adalah unit paket yang dapat mengolah air baku melalui proses fisik, kimia dan atau biologi tertentu dalam

Unit produksi adalah sarana dan prasarana yang dapat digunakan untuk mengolah air baku menjadi air minum melalui proses fisik, kimiawi dan atau biologi, meliputi bangunan