• Tidak ada hasil yang ditemukan

05 FENOMENA SUDUT KONTAK DAN WETTING

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "05 FENOMENA SUDUT KONTAK DAN WETTING"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

FENOMENA SUDUT

(2)

Beberapa Fenomena Wetting

Tetes air hujan di jendela

Dispersi serbuk coklat dalam susu

Spreading tinta di atas kertas, pelapisan dan

cat, distribusi herbisida di permukaan daun

(complete wetting)

Pakaian anti-hujan seharusnya tidak mudah

terbasahi oleh air, road pavement juga tidak

boleh mudah basah dan menyerap air

(3)

Persamaan Young – Sudut

Kontak

 Persamaan Young adalah dasar dari uraian

kuantitatif fenomena wetting

 Jika satu tetes liquid ditempatkan di permukaan

solid, akan ada 2 kemungkinan (1) liquid spreads diatas permukaan secara sempurna (sudut

kontak = 0o) atau (2) terbentuk sudut kontak

tertentu, pada kasus ini terbentuk garis kontak 3 fase disebut juga wetting line

 Pada garis kontak ini, ada 3 fase yang saling

berkontak, solid, liquid dan uap

 Persamaan Young menghubungkan sudut kontak

(4)

SL S

L

(5)

Jika tegangan interface permukaan solid

lebih tinggi dari interface solid-liquid (

S

>

SL

) sisi kanan persamaan Young positif

Sehingga cos

haruslah positif dan sudut

kontak kecil dari 90

o

, liquid membasahi solid

secara parsial

Jika interface solid-liquid energetically less

favorable dibanding permukaan solid ((

S

<

(6)

Line Tension

 Spreading biasanya disertai perubahan panjang

dari wetting line

 Misalnya: jika satu tetes dengan area kontak

bundar spread, panjang garis kontak 3 fase

meningkat sebesar 2a da.

 Seperti halnya pembentukan luas permukaan

baru, pembentukan wetting line baru juga membutuhkan energi

 Energi per unit panjang disebut line tension .

Untuk tetes yang jauh lebih kecil dari 1 mm, line tension harus diperhitungkan dan suku kedua persamaan Young menjadi:

(7)

Complete Wetting

 Kita bisa re-arrange persamaan Young

 Cosinus tidak bisa lebih besar dari 1, sehingga

timbul pertanyaan apa yang terjadi jika S - SL - L

> 0 atau S - SL lebih besar dari L? apakah hal ini

tidak melanggar persamaan Young?

 Hal diatas tidak melanggar persamaan Young

karena dalam kesetimbangan termodinamika S -

SL - Ltidak akan pernah positif

 Jika kita bisa membuat situasi S > SL + L, maka

energi bebas Gibbs sistem turun dengan

pembentukan continuous liquid film di permukaan

(8)

 At first glance S = SL + L terlihat seperti

pengecualian, namun itu tidaklah demikian

 Dalam kesetimbangan, dengan adanya uap jenuh

S tidak pernah lebih besar dari L + SL  Sehingga jika sistem berada dalam

kesetimbangan dan kita mendapatkan complete wetting maka S = SL + L

 Dalam prakteknya sistem sering tidak dalam

kesetimbangan dan kita akan menemui koefisien spreading S = S - SL - L bisa bernilai positif.

 Koefisien ini mengukur sekuat apa liquid dapat

(9)

Capillary Rise

Naiknya liquid dalam pipa kapiler adalah

contoh aplikasi persamaan Young sekaligus

salah satu cara mengukur sudut kontak

Jika kapiler diturunkan kedalam liquid, liquid

seringkali naik hingga ketinggian tertentu

Untuk kapiler dengan jari-jari r

C

tinggi naiknya

liquid didefinisikan dengan:

(10)
(11)

Contoh

(12)

Partikel dalam Liquid-Gas

Interface

 Partikel kecil terikat pada interface liquid-gas jika

sudut kontak tidak nol

 Misalkan ada partikel kecil berbentuk bola/sphere

(kecil berarti kita bisa mengabaikan pengaruh gaya gravitasi dan daya apung)

 Contoh diatas valid untuk partikel dengan diameter

≈100 m

 Untuk > 0 partikel akan stabil di permukaan liquid,

posisinya di permukaan didasarkan fakta bahwa permukaan liquid tidak terganggu

 Permukaan liquid yahg planar juga akan planar

(13)

 Partikel kecil spheris pada interface liquid-gas

dimana gavitasi diabaikan (kiri). Bentuk interface tidak berubah oleh kehadiran partikel.

 untuk partikel yang lebih besar (kanan) interface

(14)

Kerja yang dibutuhkan untuk

memindahkan partikel dari interface

liquid-gas dapat dihitung dari perubahan energi

bebas Gibbs

Kerja ini penting diketahui dalam aplikasi

mis: flotasi

2

2

.

cos

1

(15)

Network of Fibres

 Perilaku wetting jaringan fiber penting untuk

dipelajari dalam aplikasi misal: daya tolak akain terhadap air

 Kain kita modelkan dengan sekumpulan silinder

paralel dipisahkan oleh jarak tertentu, jarak diasumsikan kecil dibanding konstanta kapiler sehingga permukaan liquid ditentukan oleh persamaan Laplace

 Untuk tekanan eksternal kecil, air tidak

dimungkinkan lewat kecuali sudut kontak nol

 Liquid membentuk sudut kontak dengan solid yang

(16)
(17)

Fiber silindris paralel dengan liquid

diatasnya.

Dalam kasus pertama tidak ada tekanan

eksternal sehingga permukaan liquid planar

Sudut kontak besar dari 90

o

dicontoh

pertama namun kecil dari 90

o

(besar dari

nol) pada kasus kedua

(18)

Pengukuran Sudut Kontak

 Metode paling umum mengukur sudut kontak adalah

dengan mengamati sessile drop menggunakan mikroskop

 Sudut kontak ditentukan secara langsung dengan

goniometer atau image direkam dan gambar

dicocokkan dengan persamaan Laplace dengan bantuan komputer

 Prosedur yang sama juga dapat dipakai untuk

menentukan tegangan permukaan liquid

 Untuk tetes kecil dimana efek hidrostatis diabaikan kita

dapat mengukur sudut kontak dari tinggi h tetes tsb

 Dari pengukuran tinggi dan jari-jari kontak a tetes kita

dapat menghitung

(19)

 Metode alternatif pengukuran sudut kontak adalah

dengan mengukur tepi gelembung, metode ini disebut captive atau sessile bubble

 Pada metode ini gelembung diposisikan diatas sel

(20)

Teknik yang umum digunakan adalah

metode Wilhelmy plate, jika sudut kontak

besar dari nol, gaya yang menarik piringan

ke liquid sebesar 2

L

lcos

(21)
(22)

Hysteresis dalam pengukuran

sudut kontak

 Sejauh ini kita menganggap permukaan ideal,

namun pada permukaan riil kita harus menghadapi hysteresis

 Jika kita mengukur sudut kontak saat volume tetes

membesar, kita akan dapat sudut kontak advancing

adv

 Jika kemudian volume tetes kita kurangi dan sudut

kontak diukur saat itu, maka kita akan mendapatkan sudut kontak receding rec.

 Biasanya adv lebih besar dari rec, selisih adv - rec

(23)

Penyebab Hysteresis

Surface roughness

Heterogenitas atau kontaminasi permukaan

padatan

Adanya zat terlarut pada garis kontak tiga fasa

Adanya gaya yang menekan permukaan pada

garis kontak 3 fasa yang menyebabkan

perubahan struktur permukaan

Adsorpsi dan desorpsi molekul liquid saat

(24)

Tetes advancing di permukaan

(25)

Dinamika Wetting

 Dalam dinamika wetting, liquid menggantikan fluida

lain (udara) dari permukaan solid, ada 2 jenis wetting dipaksa/forced dan spontan

 Dalam forced wetting, gaya mekanis atau

hidrodinamik diberikan dan memaksa area

interfacial solid-liquid meningkat diatas kondisi setimbang

 Forced wetting memainkan peran penting dalam

industri coating, dimana lapis tipis liquid

didepositkan secara kontinyu dipermukaan padatan yang bergerak

 Forced wetting juga berperan dalam polymer

(26)

Dinamika Wetting

Wetting spontan adalah menyebarnya

liquid pada permukaan solid sesuai

arah kesetimbangan termodinamika

Wetting spontan berperan penting

dalam aplikasi cat, adhesive,

(27)

Dewetting

Dalam beberapa aplikasi, lapisan di

permukaan padatan hanya stabil pada

ketebalan tertentu saja atau metastabil

Contoh kasus ini adalah lapisan logam

yang disiapkan dengan evaporasi juga

pada film/lapisan polimer

Ada 2 cara pelapisan polimer (1) dip

(28)

Dip and spin coating are two common

(29)

Flotasi

 Flotasi adalah metode untuk memisahkan partikel

padatan satu sama lain

 Dalam prosesnya, biji material dihancurkan hingga

dibawah ukuran 0,1 mm

 Partikel2 ini dicampur dengan air membentuk sol,

sol ini dinamakan juga pulp

 Pulp dialirkan dalam kontainer dan gelembung

udara juga dimasukkan

 Partikel kaya akan mineral terikat pada gelembung

udara oleh gaya hidrofobik dan terbawa ke permukaan kontainer

 Busa stabil yang disebut froth terbentuk dan dapat

(30)

 Gelembung biasanya lebih besar dari partikel

(31)

Detergensi

 Detergensi adalah terkait teori dan praktek

pemisahan material asing dari padatan dengan bantuan zat surface active

 Partikel kotoran secara spontan akan

meninggalkan permukaan padatan jika secara energetika memungkinkan mengganti interface solid (SD) oleh dua interface; kotoran-larutan (DW) dan solid-kotoran-larutan (SW), perubahan energi bebas Gibbs haruslah negatif

G = A.(DW + SW - SD) ≤ 0

 A adalah area kontak, kondisinya dapat

(32)

Surfaktan yang efektif harus mampu

menurunkan

SW

dan

DW

tanpa menurunkan

SD

secara signifikan

Turunnya tegangan permukaan air (dengan

terbentuknya gelembung) tidak menjadi bukti

surfaktan efektif untuk detergensi

Karakteristik lain yang penting adalah

kemampuan surfaktan untuk menjaga partikel

kotoran dalam larutan

Tanpa kemampuan ini, proses pencucian hanya

(33)

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian menunjukkan semakin lama waktu kontak dan semakin besar massa adsorben maka semakin tinggi kapasitas adsorpsi, proses adsorpsi maksimum terjadi pada variasi waktu

Dari grafik solusi Gambar 3.2 dan 3.4 serta Gambar 3.3 dan 3.5 terlihat bahwa pada kasus nilai eigen kompleks dengan faktor eksternal tidak memiliki pengaruh yang besar

Dari bentuk pola radiasi antena direksional seperti yang ditunjukkan pada Gambar 2-3 diatas tampak bahwa energi paling besar adalah yang mengarah pada sudut 90 o dari titik nol (0

Hasil penelitian menunjukkan semakin lama waktu kontak dan semakin besar massa adsorben maka semakin tinggi kapasitas adsorpsi, proses adsorpsi maksimum terjadi pada variasi waktu

Ketika terjadi tumbukan, gaya biasanya melonjak dari nol pada saat kontak menjadi nilai yang sangat besar dalam waktu yang sangat singkat, dan kemudian dengan drastis kembali ke

Hasil penelitian menunjukkan bahwa sampel uji yang dialiri kontaminan NH4Cl secara kontinyu dengan kecepatan aliran 0,3 ml/menit, dengan sudut kontak 86,18 o lebih

Dari hasil analisis dan pembahasan disimpulkan bahwa: pelatihan sit-up besar sudut 45 0 , 90 0 , dan 120 0 memiliki perbedaan pengaruh yang signifikan terhadap

4 PDB Orde n 4.2.1 Kasus Pertama Dua Akar Real Beda 4.2.1 Kasus Pertama: Dua Akar Real Beda Jika diskriminan persamaan karakteristik lebih besar dari nol D =b2 4ac >0 Maka persamaan