BAB 3
Arahan Kebijakan Dan Rencana Strategis
Infrastruktur Bidang Cipta Karya Kota Bandar
Lampung
3.1 Arahan Kebijakan Pembangunan Bidang Cipta Karya
3.1.1 Arahan Kebijakan Pembangunan Bidang Cipta Karya
Sesuai dengan UU No.25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional dan Peraturan Pemerintah No.40 Tahun 2006
tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional, RPJMN
merupakan acuan bagi Kementerian/Lembaga dalam menyusun Rencana
Strategis (Renstra) masing-masing. Sesuai dengan amanat UU No. 25 Tahun
2004 tersebut, terdapat 5 (lima) tujuan pelaksanaan sistem perencanaan
pembangunan nasional, yaitu untuk mendukung koordinasi antar pelaku
pembangunan; menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi dan sinergi
antardaerah, antar ruang, antar waktu, dan antar fungsi pemerintah,
maupun antar pusat dan daerah; menjamin keterkaitan dan konsistensi
antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan;
mengoptimalkan partisipasi masyarakat; dan menjamin tercapainya
Upaya mewujudkan tujuan negara dilaksanakan melalui proses yang
bertahap, terencana, terpadudan berkesinambungan. Undang- undang No.
17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional
tahun 2005-2025 menetapkan bahwa visi pembangunan nasiona ladalah
untuk mewujudkan INDONESIA YANG MANDIRI, MAJU, ADIL DAN MAKMUR,
dengan penjelasan sebagai berikut:
Mandiri : Berarti mampu mewujudkan kehidupan sejajar dan
sederajat dengan bangsa lain dengan mengandalkan pada
kemampuan dan kekuatan sendiri.
Maju : Berarti tingkat kemakmuran yang tinggi disertai dengan sistem
dan kelembagaan politik dan hukum yang mantap.
Adil : Berarti tidak ada pembatasan/diskriminasi dalam bentuk
apapun, baik antar individu,gender, maupun wilayah.
Makmur : Berarti seluruh kebutuhan hidup masyarakat Indonesia telah
terpenuhi sehingga dapat memberikan makna dan arti penting
bagi bangsa-bangsa lain.
Visi tersebut diwujudkan melalui 8 (delapan) misi yaitu:
1 Mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral,
beretika, berbudaya, dan beradab berdasarkan falsafah
Pancasila
Dengan memperkuat jati diri dan karakter bangsa melalui
pendidikan yang bertujuan membentuk manusia yang bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, mematuhi aturan hukum,
memelihara kerukunan internal dan antar umat beragama,
melaksanakan interaksi antar budaya, mengembang-kan modal
sosial, menerapkan nilai-nilai luhur budaya bangsa, dan memiliki
kebanggaan sebagai bangsa Indonesia sebagai landasan
2 Mewujudkan bangsa yang berdaya saing
Dengan membangun sumberdaya manusia berkualitas dan
berdaya saing; meningkatkan penguasaan dan pemanfaatan
iptek melalui penelitian, pengembangan, dan penerapan
menuju inovasi secara berkelanjutan; membangun infrastruktur
yang maju; mereformasi bidang hukum dan aparatur negara; dan
memperkuat perekonomian domestik berbasis keunggulan setiap
wilayah, menuju keunggulan kompetitif dengan membangun
keterkaitan sistem produksi, distribusi, dan pelayanan termasuk
pelayanan jasa dalam negeri.
3 Mewujudkan masyarakat demokratis berlandaskan hukum
Dengan memantapkan kelembagaan demokrasi yang lebih
kokoh; memperkuat peran masyarakat sipil; memperkuat kualitas
desentralisasi dan otonomi daerah; menjamin pengembangan
media dan kebebasan media dalam mengkomunikasikan
kepentingan masyarakat; dan membenahi struktur hukum,
meningkatkan budaya hukum dan menegakkan hukum secara
adil, konsekuen, tidak diskriminatif, dan memihak pada rakyat
kecil.
4 Mewujudkan Indonesia aman, damai, dan bersatu
Dengan membangun kekuatan Tentara Nasional Indonesia (TNI)
yang melampui kekuatan esensial minimum dan disegani di
kawasan regional dan internasional; memantapkan kemampuan
dan meningkatkan profesionalisme Polri untuk melindungi dan
mengayomi masyarakat, mencegah tindak kejahatan, dan
menuntaskan tindak kriminalitas; membangun kapabilitas
lembaga intelijen dan kontra intelijen negara dalam penciptaan
keamanan nasional, serta meningkatkan kesiapan komponen
5 Mewujudkan pemerataan pembangunan dan berkeadilan
Dengan meningkatkan pembangunan daerah; mengurangi
kesenjangan sosial secara menyeluruh dengan meningkatkan
keberpihakan kepada masyarakat, kelompok dan
wilayah/daerah yang masih lemah menanggulangi kemiskinan
dan pengangguran secara drastis, menyediakan akses yang
sama bagi masyarakat terhadap berbagai pelayanan sosial serta
sarana dan prasarana ekonomi, serta menghilangkan
diskriminasi dalam berbagai aspek termasuk gender.
6 Mewujudkan Indonesia Asri dan Lestari
Dengan memperbaiki pengelolaan pembangunan untuk
menjaga keseimbangan antara pemanfaatan, keberlanjutan,
keberadaan, dan kegunaan sumber daya alam dan lingkungan
hidup dengan tetap menjaga fungsi, daya dukung, dan
kenyamanan dalam kehidupan pada masa kini dan masa depan.
Melalui pemanfaatan ruang yang serasi antara penggunaan
untuk permukiman, kegiatan sosial ekonomi, dan upaya
konservasi, meningkatkan pemanfaatan ekonomi sumber daya
alam dan lingkungan yang berkesinambungan, memperbaiki
pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup untuk
mendukung kualitas kehidupan, memberikan keindahan dan
kenyamanan, serta meningkatkan pemeliharaan dan
pemanfaatan keanekaragaman hayati sebagai modal
7 Mewujudkan Indonesia menjadi negara kepulauan yang
mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional
Dengan menumbuhkan wawasan bahari bagi masyarakat dan
pemerintah; meningkatkan kapasitas sumber daya manusia
yang berwawasan kelautan; mengelolawilayahl aut nasional
untuk mempertahankan kedaulatan dan meningkatkan
kemakmuran; dan membangun ekonomi kelautan secara
terpadu dengan mengoptimalkan pemanfaatan sumber
kekayaan laut secara berkelanjutan.
8 Mewujudkan Indonesia berperan penting dalam pergaulan
dunia internasional
Dengan memantapkan diplomasi Indonesia dalam rangka
memperjuangkan kepentingan nasional; melanjutkan komitmen
Indonesia dalam pembentukan identitas dan pemantapani
ntegrasi internasional dan regional; dan mendorong kerja sama
internasional, regional dan bilateral antar masyarakat, antar
kelompok, serta antar lembaga di berbagai bidang.
RPJPN 2005-2025 dilaksanakan dalam empat tahapan rencana
pembangunan jangka menengah (RPJM) dengan rumusan arahan
Gambar 3.1 Arahan prioritas kebijakan
Sesuai dengan tahapan tersebut, pembangunan dalam RPJMN ke-3
(2015-2019) diarahkan untuk lebih memantapkan pembangunan secara
menyeluruh diberbagai bidang dengan menekankan pada pencapaian
daya saing kompetitif perekonomian berlandaskan keunggulan
sumberdaya alam dan sumberdaya manusia berkualitas serta
kemampuan IPTEK yang terus meningkat.
3.1.2 Arahan Penataan Ruang
Rencana Tata Ruang Wilayah memuat arahan struktur ruang dan
pola ruang. Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan
sistem jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung
kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara hirarkis memiliki
hubungan fungsional, sedangkan pola ruang adalah distribusi peruntukan
ruang dalam suatu wilayah yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi
lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budidaya. Pembangunan
bidang Cipta Karya harus memperhatikan arahan struktur dan pola ruang
yang tertuang dalam RTRW, selain untuk mewujudkan permukiman yang
layak huni dan berkelanjutan juga dapat mewujudkan tujuan dari Gambar 3.1 Arahan prioritas kebijakan
Sesuai dengan tahapan tersebut, pembangunan dalam RPJMN ke-3
(2015-2019) diarahkan untuk lebih memantapkan pembangunan secara
menyeluruh diberbagai bidang dengan menekankan pada pencapaian
daya saing kompetitif perekonomian berlandaskan keunggulan
sumberdaya alam dan sumberdaya manusia berkualitas serta
kemampuan IPTEK yang terus meningkat.
3.1.2 Arahan Penataan Ruang
Rencana Tata Ruang Wilayah memuat arahan struktur ruang dan
pola ruang. Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan
sistem jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung
kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara hirarkis memiliki
hubungan fungsional, sedangkan pola ruang adalah distribusi peruntukan
ruang dalam suatu wilayah yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi
lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budidaya. Pembangunan
bidang Cipta Karya harus memperhatikan arahan struktur dan pola ruang
yang tertuang dalam RTRW, selain untuk mewujudkan permukiman yang
layak huni dan berkelanjutan juga dapat mewujudkan tujuan dari Gambar 3.1 Arahan prioritas kebijakan
Sesuai dengan tahapan tersebut, pembangunan dalam RPJMN ke-3
(2015-2019) diarahkan untuk lebih memantapkan pembangunan secara
menyeluruh diberbagai bidang dengan menekankan pada pencapaian
daya saing kompetitif perekonomian berlandaskan keunggulan
sumberdaya alam dan sumberdaya manusia berkualitas serta
kemampuan IPTEK yang terus meningkat.
3.1.2 Arahan Penataan Ruang
Rencana Tata Ruang Wilayah memuat arahan struktur ruang dan
pola ruang. Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan
sistem jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung
kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara hirarkis memiliki
hubungan fungsional, sedangkan pola ruang adalah distribusi peruntukan
ruang dalam suatu wilayah yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi
lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budidaya. Pembangunan
bidang Cipta Karya harus memperhatikan arahan struktur dan pola ruang
yang tertuang dalam RTRW, selain untuk mewujudkan permukiman yang
alam dan lingkungan buatan keterpaduan dalam penggunaan
sumberdaya alam dan sumberdaya buatan dengan memperhatikan
sumberdaya manusia, serta pelindungan fungsi ruang dan pencegahan
dampak negatif terhadap lingkungan akibat pemanfaatan ruang.
Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) disusun melalui
Peraturan Pemerintah No.26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Nasional (RTRWN) yang dijadikan sebagai pedoman untuk:
a. Penyusunan rencana pembangunan jangka panjang nasional,
b. Penyusunan rencana pembangunan jangka menengah nasional,
c. Pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang di
wilayah nasional,
d. Perwujudan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan
perkembangan antar wilayah provinsi, serta keserasian antar sektor,
e. Penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi,
f. Penataan ruang kawasan strategis nasional, dan
g. Penataan ruang wilayah provinsi dan kabupaten/kota.
Dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, Kota Bandar Lampung
termasuk dalam Pusat Kegiatan Nasional dan termasuk dalam kategori
strategis nasional yang merupakan salah satu kawasan perhatian investasi
MP3EI.
3.1.3 Arahan Wilayah Pengembangan Strategis
Berdasarkan amanat Undang-undang No. 26 Tahun 2007 tentang
Penataan Ruang, Kabupaten/Kota wajib menyusun Rencana Tata Ruang
Wilayah (RTRW) Kabupaten/Kota yang ditetapkan oleh Peraturan Daerah
Kabupaten/Kota. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) ditetapkan melalui
Kawasan yang berpotensi strategis dalam skala Provinsi dan Kota Bandar
Lampung yang perlu dikembangkan adalah:
a. Kawasan Strategis Berdasarkan RTRW Provinsi Lampung 2009 – 2029
1. Aspek Ekonomi
• Kawasan Pelabuhan Terpadu Panjang di Kota Bandar Lampung.
Kawasan pelabuhan terpadu terdiri atas daratan dan perairan di
sekitarnya tempat kapal bersandar, berlabuh, naik turun
penumpang, bongkar muat barang yang dilengkapi dengan
fasilitas keselamatan pelayaran, kegiatan penunjang pelabuhan,
dan antar moda transportasi. Untuk Meningkatkan peran dari
pelabuhan tersebut, maka dikembangkan pula fungsi industri.
Terkait dengan penetapan kawasan strategis ini, maka
kewenangan dari Pemerintah Provinsi adalah dimulai dari
penyusunan Rencana Rinci Kawasan Strategis, penyusunan DED
prasarana kawasan, pembiayaan pembangunan dan
pengawasan.
2. Aspek Sosial Budaya
• Pengembangan kawasan olahraga terpadu di Kemiling (Kota
Bandar Lampung) yang dilengkapi dengan sarana prasarana
berstandar nasional. Pengembangan Kawasan Olah Raga
Terpadu di Kemiling saat ini didasarkan pada upaya Pemerintah
Provinsi Lampung untuk menciptakan atlet-atlet handal pada
berbagai bidang di tingkat nasional maupun internasional. Untuk
itu perlu didukung dengan pengembangan sarana dan
prasarana penunjang yang berskala nasional dan internasional,
baik untuk latihan maupun menciptakan event-event olahraga
sebagai upaya peningkatan kemampuan atlet di kancah
kota maka akan dialihkan ke Kecamatan Kemiling, yang dapat
dijadikan cikal bakal Kawasan Olah Raga Terpadudengan tujuan
mendistribusikan beban spasial pusat kota ke wilayah pinggiran
yang masih terbuka peluang untuk pengembangannya.
Pembangunan ini juga dimaksudkan untuk membudayakan
hidup sehat bagi masyarakat.
b. Rencana Kawasan Strategis Kota Bandar Lampung
1. Aspek Ekonomi
a) Kawasan Perdagangan Jasa Pusat Kota
b) Kawasan penataan pesisir di Kecamatan Panjang dan Bumi
Waras.
c) Kawasan Minapolitan di Lempasing dan Pulau Pasaran
Kecamatan Teluk Betung Timur
2. Aspek SDA dan Teknologi
Kawasan Pendidikan Tinggidi sepanjang Jl. ZA Pagar Alam
(Kecamatan Kedaton, Kecamatan Rajabasa, Labuhan Ratu,
Sukarame, Tanjung Senang) dan sekitarnya (fungsi sosial budaya)
dan Kecamatan Sukarame, dan tersebar pada masing-masing
subpusat pelayanan kota.
3. Aspek Lingkungan Hidup
Kawasan TAHURA WAR (Reg 19), Kawasan Batu Putu, dan
Sukadanaham
4. Aspek Sosial Budaya
Kawasan bersejarah Situs budaya di Kelurahan Kedamaian dan
Kelurahan Negeri Olok Gading merupakan kawasan cagar budaya
yang harus dilindungi dan dilestarikan keberadaanya. Hal ini
dimaksudkan untuk melindungi kekayaan budaya berupa
peninggalan-peninggalan sejarah dari ancaman kepunahan yang
3.1.4 Arahan Rencana Pembangunan Daerah
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) disusun
berdasarkan Undang-undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional. Dalam Undang-undang tersebut,
RPJMD dinyatakan sebagai penjabaran dari visi, misi dan program Kepala
Daerah yang penyusunannya berpedoman pada RPJP Daerah dan
memperhatikan RPJM Nasional, memuat arah kebijakan keuangan
daerah, strategi pembangunan daerah, kebijakan umum dan program
Satuan Kerja Perangkat Daerah, lintas Satuan Kerja Perangkat Daerah, dan
program kewilayahan disertai dengan rencana-rencana kerja dalam
kerangka regulasidan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif.
Strategi dan arah kebijakan merupakan rumusan perencanaan
komperhensif tentang bagaimana Pemerintah Daerah mencapai tujuan
dan sasaran Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)
dengan efektif dan efisien. Dalam RPJMD Kota Bandar Lampung, strategi
merupakan langkah-langkah yang berisikan program-program indikatif
untuk mewujudkan visi dan misi pembangunan jangka menengah Kota
Bandar Lampung Tahun 2016-2021.
Rumusan strategi berupa pernyataan yang menjelaskan
bagaimana tujuan dan sasaran akan di capai yang selanjutnya diperjelas
dengan serangkaian arah kebijakan. Arah kebijakan adalah pedoman
untuk mengarahkan rumusan strategi yang dipilih agar lebih terarah
dalam mencapai tujuan dan sasaran. Rangkaian strategi dan arah
kebijakan dalam rangka mencapai visi, misi, tujuan dan sasaran
pembangunan jangka menengah Kota Bandar Lampung Tahun
TABEL 3.2
VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2016-2021
VISI: BANDAR LAMPUNG SEHAT, CERDAS, BERIMAN, BERBUDAYA, UNGGUL, DAN BERDAYA SAING BERBASIS EKONOMI KERAKYATAN
No Misi Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan
3 Meningkatkan daya dukung infrastruktur dalam skala mantap untuk mendukung dan jasa antar wilayah seluruh wilayah kota
3.1.1 .1
Meningkatkan sistem jaringan transportasi jalan dan jembatan terutama untuk mengurai kemacetan dengan membangun dan meningkatkan jalan kota, jalan lingkungan, dan jalan-jalan alternatif serta membangun fly over dan underpass
3.1.1 .2
Meningkatkan kualitas jalan dan jembatan melalui pemantauan kondisi jalan dan jembatan secara berkala, serta penanganan pemeliharaan secara responsif 3.1.1
.3
Mengurangi luas genangan dan mengendalikan banjir melalui pembangunan, peningkatan dan pengelolaan sistem drainase dan embung
3.1.1 .4
Meningkatkan penanganan daerah/kawasan rawan longsor 3.1.1
.5
Meningkatkan utilitas penerangan di kawasan jalan umum 3.1.1
.6
Membangun sarana prasarana umum dan gedung pemerintahan 3.1.1
.7
Meningkatkan kualitas pelayanan perhubungan terutama pada kualitas pelayanan angkutan umum dan angkutan perkotaan lainnya
3.1.1 .8
Mengembangkan sarana dan prasarana transportrasi yang terintegrasi dengan Jalan Tol, Tol Laut, Pelabuhan Panjang, dan Kereta Api Double Track
3.1.1 .9
Memperkuat dan Memperluas jangkauan infrastruktur teknologi komunikasi dan informatika
Meningkatkan kualitas permukiman yang bermartabat melalui pembangunan RTLH dengan pelibatan masyarakat dan swasta, pembagian proporsi dengan
berkualitas, layak, sehat, dan terjangkau
3.1.2 .2
Mengurangi kawasan kumuh melalui pembangunan sarana infrastruktur dasar permukiman dan lingkungan sehat permukiman
3.1.3 Meningkatnya tata ruang sesuai pemanfaatannya
Meningkatkan pengawasan secara
berkelanjutan untuk menjamin kesesuaian pemanfaatan lahan dengan rencana tata ruang serta
Menyediakan informasi mengenai Rencana Tata Ruang (RTR) wilayah kota beserta rencana rincinya melalui peta analog dan peta digital terbaru (mutakhir) 3.1.3
.2
Meningkatkan pengawasan izin mendirikan bangunan sesuai peruntukannya 3.1.3
.3
Meningkatkan layanan Penataan, Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah
3.1.3 .4
Meningkatkan layanan sertifikasi aset tanah Pemkot dan warga tidak mampu, serta penyelesaikan konflik-konflik pertanahan
3.1.4 Menurunnya resiko akibat bencana
Membangun sarana dan prasarana peringatan dini yang terintegrasi satu sama lain, serta pembangunan infrastruktur tanggap darurat penanggulangan bencana 3.1.4
.2
Meningkatkan Koordinasi Penanggulangan Bencana 3.1.4
.3
Meningkatkan ketangguhan masyarakat dalam mengurangi dan menanggulangi risiko bencana
3.1.5 Meningkatnya kualitas lingkungan hidup dan layak anak
Memperkuat sistem pemantauan kualitas lingkungan hidup dan Sumber Daya Alam yang menyeluruh
3.1.5 .2
Meningkatkan/mempertahankan luas ruang terbuka hijau 3.1.5
.3
Meningkatkan layanan persampahan termasuk pemeliharaan dan pembaharuan infrastruktur persampahan
Arah kebijakan merupakan pedoman untuk mengarahkan
strategi dalam rangka pencapaian tujuan dan sasaran selama periode
RPJMD (lima tahun). Arah kebijakan memandu dan menjelaskan
pelaksanaan strategi selama periode perencanaan. Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Bandar
Lampung merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program kepala
daerah/walikota dan wakil walikota yang memuat tujuan, sasaran,
strategi, arah kebijakan, pembangunan Daerah dan keuangan Daerah,
serta program Perangkat Daerah dan lintas Perangkat Daerah yang
disertai dengan kerangka pendanaan bersifat indikatif untuk jangka
waktu 5 (lima) tahun yang disusun dengan berpedoman pada Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Bandar Lampung
dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN).
Adapun Visi Kota Bandar Lampung 2016-2021 adalah :
“Terwujudnya Masyarakat Kota Bandar Lampung yang Sehat, Cerdas,
Beriman Berbudaya, Unggul dan Berdaya Saing Berbasis Ekonomi
Kerakyatan”
Visi tersebut dapat dijabarkan dalam tafsir visi sebagai berikut:
BANDAR LAMPUNG : Meliputi wilayah dan seluruh isinya.
Artinya Kota Bandar Lampung dan semua
warganya yang berada dalam suatu
kawasan dengan batas-batas tertentu
yang berkembang sejak tahun 1682
hingga sekarang.
SEHAT : Kota Bandar Lampung sebagai
kota yang bersih, nyaman, aman dan
sehat untuk dihuni penduduk yang
kegiatan yang terintegrasi yang
disepakati masyarakat dan pemerintah.
CERDAS : Adalah sikap dan kondisi
masyarakat kota cerdas/pintar yang
membantu masyarakat yang berada
didalamnya dengan mengelola
sumberdaya yang ada dengan efisien
dan memberikan informasi yang tepat
kepada masyarakat/lembaga dalam
melakukan kegiatannya ataupun
mengantisipasi kejadian yang tak terduga
sebelumnya.
BERIMAN : Adalah sikap dan kondisi masyarakat
yang bertaqwa, dan beramal shaleh serta
mewujudkan masyarakat yang taat
hukum, bermoral, dan berakhlak mulia.
BERBUDAYA : Kondisi kota yang mengutamakan
kearifan/budaya lokal dalam berbagai
sektor.
UNGGUL : Menjadi yang terbaik dan
terdepan dengan mempertahankan
pencapaian sebelumnya serta menjadi
contoh bagi daerah lain dalam upaya
terobosan perubahan bagi kenyamanan
dan kesejahteraan masyarakat Kota
Bandar Lampung
BERDAYA SAING : Kondisi Kota yang memiliki
tercapainya kesejahteraan masyarakat
Kota Bandar Lampung.
EKONOMI KERAKYATAN : Ekonomi atau usaha yang dilakukan
oleh rakyat kebanyakan yang dengan
secara swadaya mengelola sumberdaya
ekonomi apa saja yang dapat diusahakan
dan dikuasainya.
Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan
dilaksanakan untuk mewujudkan visi. Dalam suatu dokumen
perencanaan, rumusan misi menjadi penting untuk memberikan
kerangka bagitu juan dan sasaran serta arah kebijakan yang ingin
dicapai dan menentukan jalan yang akan ditempuh untuk mencapai
visi. Secara teknokratis, misi dapat dirumuskan menjadi alasan
mengapa organisasi ada. Suatu alasan menjelaskan jati diri yang
sesungguhnya dari Pemerintah Daerah. Disini, misi juga dapat
didefinisikan sebagai komitmen terbaik terhadap stakeholder. Ada
banyak stakeholder pembangunan daerah, utamanya adalah
masyarakat sebagai objek (tujuan) sekaligus subjek (pelaku)
pembangunan. Misi disusun untuk memperjelas jalan atau langkah
yang akan dilakukan dalam rangka mencapai perwujudan visi. Oleh
karena itu, pernyataan misi sebaiknya menggunakan bahasa yang
sederhana, ringkas dan mudah dipahami tanpa mengurangi maksud
yang ingin dijelaskan.
Adapun Misi Kota Bandar Lampung dapat diformulasikan sebagai
berikut:
1. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan masyarakat.
3. Meningkatkan daya dukung infrastruktur dalam skala
mantap untuk mendukung pengembangan ekonomi dan
pelayanan sosial.
4. Mengembangkan dan memperkuat ekonomi
daerah dengan berlandaskan pada ekonomi
Kerakyatan.
5. Mengembangkan Masyarakat Agamis, Berbudaya dan
Mengembangkan Budaya Daerah.
6. Mewujudkan pemerintahan yang baik dan bersih, serta
berorientasi kemitraan dengan masyarakat dan dunia
usaha.
Misi tersebut diatas dijabarkan sebagai berikut:
MISI PERTAMA : Meningkatkan Kualitas Pelayanan
Kesehatan Masyarakat. Dimaksudkan untuk
menciptakan kenyamanan bagi seluruh warga
Kota Bandar Lampung melalui pembangunan
infrastruktur yang berkualitas dengan
memperhatikan daya tampung dan daya
dukung lingkungannya.
MISI KEDUA : Meningkatkan Kualitas dan Pelayanan
Pendidikan Masyarakat. Dimaksudkan untuk
membangun sumber daya masyarakat Kota
Bandar Lampung yang Cerdas sehingga pada
akhirnya akan menjadi manusia yang produktif
dan kompetitif.
MISI KETIGA : Meningkatkan Daya Dukung infrastruktur
Dalam Skala Mantap Untuk Mendukung
Pengembangan Ekonomi dan Pelayanan
Lampung melalui infrastruktur yang berkualitas
dengan memperhatikan daya dukung
lingkungan dalam rangka melayani kebutuhan
distribusi perekonomian serta kebutuhan sosial
masyarakat
MISI KEEMPAT : Mengembangkan dan Memperkuat Ekonomi
Daerah dengan berlandaskan pada ekonomi
kerakyatan. Dimaksudkan untuk
meningkatkan kesempatan kerja dan
perlindungan tenaga kerja, menciptakan iklim
usaha yang kondusif, mengembangkan
koperasi dan UMKM yang berazaskan ekonomi
kerakyatan yang kreatif dan berdaya saing
untuk kesejahteraan masyarakat.
MISI KELIMA : Mengembangkan Masyarakat Agamis,
Berbudaya, dan Mengembangkan Budaya
Daerah. Dimaksudkan untuk membangun
masyarakat yang religius, yang berketahanan
keluarga dengan berasaskan kearifan lokal
serta mengembangkan budaya daerah dalam
taraf nasional dan internasional.
MISI KEENAM : Mewujudkan pemerintahan yang baik dan
bersih, serta berorientasi kemitraan dengan
masyarakat dan dunia usaha. Dimaksudkan
untuk mewujudkan pembangunan yang
mandiri serta berkelanjutan dengan
mengembangkan keswadayaan masyarakat
dan kemitraan dengan dunia usaha untuk
mengembangkan produk-produk lokal hingga
berdaya saing serta memberikan pelayanan
menjalankan fungsi birokrasi sebagai pelayan
masyarakat yang didukung oleh kompetensi
aparat yang professional dan sistem berbasis
IPTEK menuju tata kelola Good Governance
dan pemerintahan yang bersih.
Arah kebijakan merupakan pedoman untuk mengarahkan strategi
dalam rangka pencapaian tujuan dan sasaran selama periode RPJMD
(lima tahun). Arah kebijakan memandu dan menjelaskan pelaksanaan
strategi selama periode perencanaan. Arahan kebijakan kota Bandar
Lampung 2016-2021 terkait Bidang Cipta Karya yang tertuang dalam
Misi 3 ditampilkan dalam matrik berikut:
3.2 Rencana Strategis Infrastruktur Bidang Cipta Karya
Sebagai upaya untuk menyusun keterpaduan seluruh program
pembangunan bidang Cipta Karya, maka Pemerintah Kabupaten/Kota
dapat mengelompokkan usulan program-program pembangunan
bidang Cipta Karya sesuai dengan desain program keterpaduan.
Strategi danarah kebijakan merupakan rumusan perencanaan
komperhensif tentang bagaimana Pemerintah Daerah mencapai
tujuan dan sasaran Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah ( RPJMD) dengan efektif dan efisien. Dalam RPJMD Kota Bandar
Lampung, strategi merupakan langkah-langkah yang berisikan
program-program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi
pembangunan jangka menengah Kota Bandar Lampung Tahun
2016-2021. Rumusan strategi berupa pernyataan yang menjelaskan
bagaimana tujuan dan sasaran akan dicapai yang selanjutnya
diperjelas dengan serangkaian arah kebijakan. Arah kebijakan adalah
pedoman untuk mengarahkan rumusan strategi yang dipilih agar lebih
3.2.1. Rencana Kawasan Pemukiman (RKP)
i. Visi dan Misi Pengembangan Kawasan Permukiman
Visi dan misi pengembangan kawasan pemukiman yang
diemban oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian
Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, yaitu
““Terwujudnya permukiman perkotaan dan perdesaan yang
layak huni dan berkelanjutan melalui penyediaan infrastruktur
bidang keciptakaryaan yang terpadu dan inklusif melalui
pengembangan kawasan permukiman, pembinaan
penataan bangunan, pengembangan sistem penyediaan air
minum dan pengembangan penyehatan lingkungan
permukiman.” Adapun Visi dan Misi PENGEMBANGAN
PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR KOTA BANDAR LAMPUNG
yaitu:
Visi Permukiman kota Bandar Lampung
• Permukiman kota Bandar Lampung adalah bagian dari
lingkungan hidup diluar kawasan lindung yang berupa
kawasan berupa kawasan kota Bandar Lampung yang
berfungsi sebagai tempat tinggal/lingkung hunian dan
tempat berkegiatan yang mendukung peri-kehidupan
dan penghidupan.
• Layak adalah kondisi permukiman yang memenuhi
kebutuhan dasar Individu dan Masyarakat akan rumah
dan lingkungannya.
• Berkelanjutan adalah kondisi permukiman yang
(1) Aman, yaitu keamanan dari bahaya bencana
alam,
(2) Sehat, yaitu memiliki dapat minimal terhadap proses
ekologi,
(3) Harmonis, yaitu mendukung integrasi dan
kesetaraan sosial, serta
(4) Mandiri, yaitu mampu dikembangnkan melalui
peningkatan kemitraan pihak swasta dan pelibatan
aktif masyarakat. Tertib adalah kondisi permukiman
yang direncanakan dan dibangun sesuai dengan
strategi pengembangan kota dan tata ruang yang
menyelaraskan antara distribusi persebaran penduduk
dan kegiatan dengan ketersediaan lahan dan
infrastruktur
perkotaan.
Berdasarkan visi tersebut, maka Misi pengembangan
permukiman dan infrastruktur di Kota Bandar Lampung
adalah:
• Mewujudkan Pembangunan Permukiman secara
transparan dan partisipati
• Mewujudkan Permukiman yang memenuhi kebutuhan
dasar individu dan masyarakat
• Mewujudkan Permukiman yang mendukung kesetaraan
dan integrasi masyarakat
• Mewujudkan Permukiman yang Mendukung ekonomi
masyarakat dan kota yang dinamis, kuat dan beragam
• Mewujudkan Permukiman dengan Rumah yang
• Mewujudkan Permukiman yang memiliki dampak
minimal terhadap proses ekologi
• Mewujudkan Permukiman yang memiliki daya tahan
baik terhadap bencana
ii. Rencana Pembangunan dan Pengembangan Kawasan
Permukiman Kabupaten/Kota
Rencana pembangunan dan pengembangan kawasan
permukiman kota Bandar Lampung harus memenuhi
persyaratan Konsep Pengembangan Permukiman sebagai
berikut:
• Tidak terganggu oleh polusi (air, udara, suara). • Dapat disediakan air bersih (air minum).
• Memberikan kemungkinan untuk perkembangan
pembangunannya.
• Mempunyai eksesibilitas yang baik.
• Mudah dan aman mencapai tempat kerja.
• Tidak berada di bawah permukaan air laut.
Berdasarkan Undang-Undang No. 4 Tahun 1992 tentang
perumahan dan permukiman, pemerintah mengeluarkan
kebijaksanaan-kebijaksanaan untuk menanggulangi masalah
yaitu program penataan permukiman yang bertujuan untuk:
• Memenuhi kebutuhan rumah sebagai salah satu
kebutuhan dasar manusia dalam rangka pemerataan
dan kesejahteraan rakyat.
• Memberi arah pada pertumbuhan wilayah dan
persebaran penduduk yang rasional.
Lingkungan yang sehat, aman, serasi, dan teratur adalah
lingkungan yang memenuhi persyaratan penataan ruang,
persyaratan penggunaan lahan, pemilikan hak atas tanah,
dan kelayakan prasarana serta sarana lingkungannya.
Sementara itu definisi dari lingkungan permukiman kumuh
adalah lingkungan permukiman yng tidak sesuai dengan tata
ruang, kepadatan bangunan sangat tinggi, kualitas
bangunan sangat rendah, prasarana lingkungan tidak
memenuhi syarat dan rawan, yang dapat membahayakan
kehidupan dan penghidupan masyarakat penghuninya.
Permasalahan dalam pengembangan permukiman Kota
Bandar Lampung adalah permasalahan rumah dan lahan,
serta Masalah Prasarana dan Sarana Dasar/infrastruktur. Oleh
sebab itu konsep yang dapat dikembangkan antara lain :
• Penataan dan Peremajaan Kawasan
Program peremajaan kota ini diberlakukan pada lokasi
-lokasi yang berada di daerah pusat - pusat
pertumbuhan wilayah yang memiliki ketersediaan
prasarana sarana lingkungan kurang memadai.
• Pengembangan Rusunawa
Rumah Susun adalah bangunan gedung bertingkat
yang dibangun dalam suatu lingkungan yang terbagi
dalam bagian - bagian yang strukturnya secara
fungsional dalam arah horizontal maupun vertikal dan
merupakan satuan-satuan yang masing-masing dapat
tempat hunian, yang dilengkapi dengan bagian
bersama, benda bersama, dan tanah bersama. • Peningkatan Kualitas Permukiman
Program ini dilakukan pada daerah perumahan
permukiman yang telah sesuai dengan arahan
peruntukannya namun masih belum memiliki prasarana
sarana dasar lingkungan perumahan yang memadai.
• Relokasi Kawasan Perumahan Kota
Relokasi ini dilakukan bila daerah perumahan
permukiman yang bersangkutan tidak layal huni,
merupakan daerah rawan bencana ataupun lahan
yang digunakan bukan peruntukan bagi kawasan
perumahan permukiman.
Selain itu untuk konsep pengembangan permukiman dan
infrastruktur di Kota Bandar Lampung juga memperhatikan
permukiman yang mengalami penurunan kualitas lingkungan
perumahan dan permukiman/kawasan kumuh, dimana
Karakteristik Permukiman Kumuh terdiri atas 8 (Delapan)
indikator yaitu sebagai berikut :
- Bangunan Gedung
- Jalan Lingkungan
- Penyediaan Air Minum
- Drainase Lingkungan
- Pengelolaan Air Limbah
- Pengelolaan Persampahan
- Proteksi Kebakaran
Adapun tipologi permukaan kumuh dan permukiman kumuh
yaitu: Ditepi air, diatas air, di daratan, dan di perbukitan.
Permukiman di Kota Bandar Lampung yang termasuk dalam
kriteria kumuh, antara lain Permukiman Bantaran Sungai,
Permukiman lereng bukit, Permukiman Rel Kereta Api,
Permukiman disekitar Saluran Udara Tekanan Listrik Ektra Tinggi
(SUTET ), dan Permukiman Pesisir Pantai. Untuk lebih jelasnya
mengenai konsep pengembangan kawasan permukiman
Tabel 3.3 Konsep Penanganan Kawasan Permukiman
Strategi penanganan jangka pendek dan jangka menengah
melalui langkah perbaikan, yaitu :
• Membatasi perkembangan permukiman berkaitan
dengan batas ambang kapasitas ideal daya tampung
• Melakukan penataan pada kawasan kumuh
• Mengarahkan pembangunan perumahan pada hunian
vertikal.
• Mengarahkan perkembangan kawasan ke luar pusat
primer kota Bandar Lampung.
Strategi penanganan jangka panjang dilakukan melalui langkah
pengendalian :
• Melakukan penataan kawasan kumuh dan mengendalikan
pertumbuhan permukiman.
mengendalikan petumbuhan dan kebutuhan
infrastrukturnya.
iii. Penetapan Kawasan Permukiman Prioritas
Kawasan permukiman prioritas adalah kawasan permukiman
yang disepakati oleh pihak kota sebagai kawasan yang
memiliki nllai strategis dalam konteks pembangunan kota, dan
merupakan prioritas dalam pembangunan dan
pengembangannya. Kawasan permukiman prioritas
merupakan satu kesatuan fungsional tertentu yang tidak
terpisah /memiliki kesamaan permasalahan serta tema
penanganan tanpa merujuk pada batas administrasi. Dalam
penanganannya didasarkan pada beberapa pertimbangan
berikut :
• Memiliki urgenitas penanganan
• Memiliki kontribusi dalam penanganan permasalahan
kota
• Memiliki kontribusi dalam stimulasi pembangunan dan
pengembangan kota.
• Sesuai kebijakan pembangunan dan pengembangan
kota
• Memiliki dominasi penanganan melalui bidang
permukiman. Besaran kawasan permukiman perkotaan
yang diprioritaskan mempunyai batasan luasan lebih
besar dari 60 Ha sampai dengan 500 Ha berdasarkan
kebutuhan keutuhan penanganan dan didasari oleh
hasil kesepakatan pada proses penetapan kawasan
Penentuan kawasan permukiman prioritas yang ada,
selanjutnya ditentukan berdasarkan hasil skoring yang
ditampilkan pada tabel 3.3. Berdasarkan hasil skoring tersebut,
kawasan prioritas 1 adalah Kawasan Permukiman Lereng
Bukit, Kaliawi. Prioritas 2 adalah Kawasan Permukiman
Bantaran Sungai, Negeri Olok Gading, dan prioritas 3 adalah
Kawasan Permukiman perbatasan, Sumber Rejo. Disebabkan
kawasan prioritas 3 tidak termasuk dalam kawasan prioritas
SPPIP, maka yang menjadi kawasan permukiman prioritas 3
adalah Kawasan Permukiman Sekitar Pusat Pemerintahan
Selain fokus pada permukiman dan infrastruktur permukiman
perkotaan, program dan kegiatan yangdisusun dapat juga
mencakup infrastruktur bidang lainnya yang dbutuhkan di dalam
pembangunan kawasan permukiman seperti penerangan jalan
lingkungan sesuai dengan kebutuhan di Kota Bandar Lampung.
Dalam penerapannya, RPKPP dapat berupa penataan kawasan
ataupun revitalisasi kawasan.
3.2.2. Rencana Induk Penyediaan Air Minum (RISPAM)
i. Rencana Sistem Pelayanan
Kota Bandar Lampung memerlukan peningkatan pelayanan dan penyediaan air minum. Sebagai kebutuhan dasar yang
sangat diperlukan bagi kehidupan manusia secara
berkelanjutan, air minum diperlukan baik oleh sektor rumah tangga, perkotaan, industri, niaga, dan sektor lainnya. Untuk memenuhi kebutuhan dasar tersebut, diperlukan SPAM yang berkualitas, sehat, efisien, dan efektif.
PDAM Way Rilau baru melayani 42.490 pelanggan atau 212.450 penduduk, yaitus ekitar 21% dari total penduduk kota Bandar Lampung. Sedangkan berdasarkan survey RDS di 8 kecamatan rencana area pelayanan pada tahun 2016 minat penduduk untuk mendapatkan pelayanan PDAM Way Rilau cukup tinggi, yaitu mencapai 62%. Namun, hal ini terkendala
oleh produksi air PDAM Way Rilau yang tidak dapat
ditingkatkan lagi, karena terbatasnya air baku dalam kota, yaitu sumber air pada daerah layanan lama berasal dari sungai di selatan Lampung dengan cakupan layanan sebesar 33.000 SR (160.000 penduduk) saja.
bukit susah dilayani, atau meskipun daerah perbukitan mendapatkan layanan, tetapi kuantitas dan tekanan air tidak memadai untuk dapat digunakan.
Sehingga berdasarkan hal tersebut di atas, guna
meningkatkan pelayanan dan penyediaan air minum di Kota Bandar Lampung, perlu dilakukan pengembangan SPAM yang bertujuan untuk memenuhi hak atas air yang dimiliki masyarakat untuk penghidupan yang layak. Berangkat dari hal ini, maka Pemerintah Kota Bandar Lampung memutuskan untuk melaksanakan pembangunan SPAM dengan skema KPBU.
ii. Rencana Pengembangan SPAM
Strategi rencana pengembangan SPAM PDAM KotaBandar
Lampung secara komprehensif yang dimaksud dalam
rencana bisnis ini akan dilakukan melalui 2 progam yaitu:
1. Pengembangan SPAM Kota Bandar Lampung melalui
Program Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha
(KPBU).
Adalah program pengembangan SPAM di wilayah yang
selama ini belum mendapatkan pelayanan PDAM
dansebagian kecil wilayah pelayanan eksisting
namundengan kualitas pelayanan yang belum baik. Tujuan
program KPBU ini adalah untuk menambah jumlah
pelanggan baru secara signifikan di wilayah pelayanan
baru dan sekaligus meningkatkan kualitas pelayanan bagi
pelanggan eksiting. Rencana wilayah pengembangan
Rajabasa, Tanjung Seneng, Labuhan Ratu, Kedaton, Way
Halim, Kedamaian, Sukarame, dan Sukabumi.
2. Pengembangan SPAM Kota Bandar Lampung melalui
Program Reguler
Adalah program pengembangan SPAM di wilayah di luar
program KPBU yaitu di wilayah pelayanan eksisiting yang
meliputi 12 kecamatan. Dua belas kecamatan yang
dimaksud adalah Kemiling, Langkapura, Tanjung Karang
Barat, Tanjung Karang Pusat, Tanjung Karang Timur, Enggal,
Teluk Betung Barat, Teluk Betung Timur, Teluk Betung Utara,
Teluk Betung Selatan, Bumi Waras, dan Panjang.
Pengembangan daerah pelayanan di luar Program SPAM
KPBU ditujukan untuk menambah jumlah pelanggan baru
sekaligus meningkatkan kualitas pelayanandi daerah
pelayanan eksisting. Pengembangan SPAM Kota Bandar
Lampung melalui program Reguler ini direncanakan
berdasarkan hasil studi-studi terdahulu, hasil Survei
Kebutuhan Nyata PDAM Kota Bandar Lampung Tahun
2016, dan hasil diskusi dengan PDAM Kota Bandar
Lampung.
Beberapa hal yang menjadi kriteria dan pertimbangan dalam
perencanaan pengembangan SPAM antara lain:
1. Hasil Survei Kebutuhan Nyata (Real Demand Survey/RDS),
terutama untuk mendapatkan gambaran umum tentang
minat masyarakat untuk menjadi pelanggan PDAM
itu dengan RDS juga akan diketahui kemauan dan
kemampuan calon pelanggan dalam hal membayar biaya
sambungan baru dan rekening air bulanan. Selanjutnya
berdasarkan RTRW dan hasil RDS maka barulah
direncanakan SPAM yang dibutuhkan.
2. Ketersediaan dan kehandalan sumber air baku yang dapat
dimanfaatkan untuk keperluan pengembangan SPAM.
3. Kelayakan teknis dan kemampuan keuangan sesuai
proporsi dan alokasi pendanaan yang direncanakan.
4. Potensi dan tingkat kerawanan pelayanan air minum yang
mampu meningkatkan kemampuan finansial PDAM dalam
menjalankan prinsip FCR.
Faktor lain yang dipertimbangkan sebagai bahan perumusan
dalam rencana pengembangan SPAM ini adalah:
• Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) dalam
jangka panjang.
• Karakteristik kependudukan dalam kaitannya dengan
kondisi pelayanan air minum eksisting yaitu jumlah
penduduk di wilayah administrasi dan daerah
pelayanan, tingkat pertumbuhan per tahun, cakupan
pelayanan, konsumsi rata-rata, kehilangan air, kapasitas
produksi, dan jumlah pelanggan.
Jangka waktu Rencana Bisnis ini adalah dari tahun 2017
sampai dengan tahun 2024 sebagaimana dituangkan dalam
(a)Lingkup Pengembangan
Dari hasil studi yang ada yaitu Rencana Induk SPAM
Kota Bandar Lampung, Rencana Pengembangan SPAM
KPBU Kota Bandar Lampung, hasil RDS, analisa konsultan,
dan hasil diskusi dengan PDAM Kota Bandar Lampung
maka rencana pengembangan SPAM Kota Bandar
Lampung tahun 2017-2024 akan dilakukan pada 20
kecamatan dari 20 kecamatan yang ada.
(b)Rencana Pengembangan SPAM Kota Bandar Lampung
Rencana pengembangan SPAM Kota Bandar Lampung
dengan lingkup pengembangan seperti tersebut dalam
sub bab sebelumnya akan dilakukan melalui 2 program,
yaitu Program KPBU meliputi 8 kecamatan dan Program
Reguler meliputi 12 kecamatan.
Jumlah pelanggan baru yang akan dilayani dalam
rencana pengembangan adalah 73.983 SL yang terdiri
dari Program KPBU sebanyak 52.733 SL dan Program
Reguler sebanyak 21.250 SL.
Untuk program KPBU selain menambah 52.733 SL
pelanggan baru juga akan melayani 8.148 SL
pelanggan eksiting. Dari 52.733 SL pelanggan baru
tersebut 11.068 SL akan dilayani dengan sistem
pengaliran pemompaan dan 41.665 SL akan dilayani
dengan sistem pengaliran gravitasi. Sementara dari
8.148 SL pelanggan eksisting 2.783 SL akan dilayani
dengan sistem pengaliran pemompaan dan 5.365 SL
akan dilayani dengan sistem pengaliran gravitasi.
Rencana penambahan pelanggan baru PDAM Kota
Kota Bandar Lampung tahun 2017-2024 dapat dilihat
pada tabel berikut ini.
Tabel 3.5 Rencana Penambahan Pelanggan Baru PDAM Kota Bandar
Lampung
Sumber: Analisa Konsultan, 2017
Sementara peta rencana pengembangan SPAM Kota
Bandar Lampung tahun 2017-2024 dapat dilhat pada
gambar berikut ini: 2017 2018 2019
Baru Baru Baru Eksisting Baru Eksisting Baru Eksisting Baru Eksisting Baru Eksisting Baru
PROGRAM KPBU 8,148 - - - 8,148 11,068 19,216 12,320 31,536 10,994 42,530 10,705 53,235 7,646 8,148 52,733 60,881 Sistem Pemompaan 2,783 - - - 2,783 11,068 13,851 - 13,851 - 13,851 - 13,851 - 2,783 11,068 13,851
Rajabasa 118 - 118 3,831 3,949 3,949 3,949 3,949 - 118 3,831 3,949
Labuhan Ratu 378 - 378 4,620 4,998 4,998 4,998 4,998 - 378 4,620 4,998
Kedaton 2,287 - 2,287 2,617 4,904 4,904 4,904 4,904 - 2,287 2,617 4,904
Sistem Gravitasi 5,365 - - - 5,365 - 5,365 12,320 17,685 10,994 28,679 10,705 39,384 7,646 5,365 41,665 47,030
Rajabasa - - - - 2,750 2,750 - 2,750 - 2,750 - - 2,750 2,750
Kedamaian 1,024 - 1,024 - 1,024 - 1,024 2,902 3,926 2,967 6,893 - 1,024 5,869 6,893
PROGRAM REGULER 32,766 - 200 400 33,366 1,200 34,566 4,600 39,166 5,550 44,716 5,250 49,966 4,050 32,766 21,250 54,016 Zona 75 13,797 - 200 400 14,397 1,200 15,597 1,900 17,497 2,000 19,497 2,000 21,497 1,500 13,797 9,200 22,997 Panjang 1,774 50 50 1,874 300 2,174 500 2,674 500 3,174 500 3,674 400 1,774 2,300 4,074 Bumi Waras 4,085 50 100 4,235 300 4,535 500 5,035 500 5,535 500 6,035 400 4,085 2,350 6,435 Teluk Betung Selatan 3,108 50 100 3,258 200 3,458 300 3,758 300 4,058 300 4,358 200 3,108 1,450 4,558 Teluk Betung Barat 923 50 100 1,073 200 1,273 300 1,573 400 1,973 400 2,373 300 923 1,750 2,673 Teluk Betung Timur 3,907 50 3,957 200 4,157 300 4,457 300 4,757 300 5,057 200 3,907 1,350 5,257 Zona 108 3,182 - - - 3,182 3,182 300 3,482 400 3,882 350 4,232 300 3,182 1,350 4,532
Teluk Betung Utara 3,182 3,182 3,182 300 3,482 400 3,882 350 4,232 300 3,182 1,350 4,532
Zona 145 7,086 - - - 7,086 7,086 1,600 8,686 2,100 10,786 1,900 12,686 1,550 7,086 7,150 14,236 Tanjung Karang Pusat 2,748 2,748 2,748 700 3,448 900 4,348 900 5,248 700 2,748 3,200 5,948 Tanjung Karang Timur 1,991 1,991 1,991 600 2,591 800 3,391 700 4,091 600 1,991 2,700 4,691
Enggal 2,347 2,347 2,347 300 2,647 400 3,047 300 3,347 250 2,347 1,250 3,597
Zona 185 2,480 - - - 2,480 2,480 400 2,880 450 3,330 400 3,730 300 2,480 1,550 4,030 Tanjung Karang Barat 2,480 2,480 2,480 400 2,880 450 3,330 400 3,730 300 2,480 1,550 4,030
Zona 231 986 - - - 986 986 200 1,186 300 1,486 300 1,786 200 986 1,000 1,986
Langakapura 986 986 986 200 1,186 300 1,486 300 1,786 200 986 1,000 1,986
Zona 300 5,235 - - - 5,235 5,235 200 5,435 300 5,735 300 6,035 200 5,235 1,000 6,235
Kemiling 5,235 5,235 5,235 200 5,435 300 5,735 300 6,035 200 5,235 1,000 6,235
JUMLAH 40,914 - 200 400 41,514 12,268 23,816 37,086 47,780 57,285 11,696 40,914 73,983 114,897 Pelanggan
Eksisting 2016
2020 2021 2022 2023 2024
Gambar 3.4 Peta Rencana Pengembangan SPAM Tahun 2017-2024
Sumber: Analisa Konsultan, 2017
iii. Rencana Penurunan Kebocoran Air Minum
Kebocoran air rata-rata di wilayah pelayanan KPBU
diproyeksikan tetap yaitu 20% dari tahun 2020 sampai dengan
tahun 2024. Sedangkan kebocoran air rata-rata di wilayah
pelayanan eksisting diproyeksikan akan menurun dari 48,81%
pada tahun 2016 menjadi 35% pada tahun 2024. Program
penurunan kebocoran akan dilakukan di wilayah pelayanan
eksisting yaitu dengan cara meneruskan operasi penertiban
pelanggan yang selama tahun 2016 sudah dilakukan dan
mengganti meter air pelanggan sebanyak 19.600 unit dari
tahun 2017 sampai dengan tahun 2024.
18 18
Rencana Wilayah Pelayanan Program KPBU (dari Wilayah Pelayanan Eksisting) Rencana Wilayah Pelayanan Program KPBU (dariGreen Area)
3.2.3. Strategi Sanitasi Kota (SSK)
i. Kerangka Kerja Pembangunan Sanitasi
a) Visi Misi Sanitasi
Visi pembangunan sanitasi Kota Bandar Lampung ditetapkan
berdasarkan kondisi, isu permasalahan serta harapan yang
diinginkan dimasa mendatang. Visi pembangunan sanitasi
adalah;
“Mewujudkan sanitasi Kota yang efektif, berkualitas dan
berkelanjutan menuju Kota Bandar Lampung sehat.”
Untuk mencapai visi pembangunan sanitasi kota Bandar
Lampung maka ditetapkan misi, yaitu:
1. Meningkatkan layanan prasarana dan sarana sanitasi Kota
sesuai dengan standar pelayanan minimal yang telah
ditentukan, serta biaya yang terjangkau dan aman bagi
lingkungan dan kesehatan
2. Meningkatkan peran serta masyarakat, organisasi
kemasyarakatan dan dunia usaha
3. Meningkatkan tata kelola sanitasi Kota efisien, efektif,
cepat dan transparan
Untuk melihat keterpaduan visi misi sanitasi dengan visi misi
Tabel 3.6 Visi Misi Sanitasi Kota Bandar Lampung
Visi Kota Misi Kota Visi Sanitasi Kota Misi Sanitasi Kota
Terwujudnya
Masyarakat
Kota Bandar
Lampung yang
Aman,
Nyaman,
Sejahtera, Maju,
dan Modern
1) Mengembangkan Kota
Bandar Lampung
sebagai Pusat Jasa dan
Perdagangan, Berbasis
pada Ekonomi
Kerakyatan.
2) Meningkatkan Kualitas
Pendidikan,
Penguasaan Iptek dan
Nilai-Nilai Ketaqwaan,
Perkembangan
Kreatifitas Seni dan
Budaya serta
Peningkatan Prestasi
Olahraga.
3) Meningkatkan
Pelayanan Kesehatan
dan Kesejahteraan
Sosial Masyarakat
4) Meningkatkan
Pelayanan Publik dan
Kinerja Birokrasi yang
Bersih, Profesional,
Berorientasi
Kewirausahaan dan
Bertata Kelola yang
Baik.
5) Meningkatkan Kualitas
Pengelolaan
Lingkungan Hidup yang
Berkelanjutan
6) Meningkatkan Daya
Dukung Infrastruktur
dengan
Mengedepankan
Penataan Wilayah,
Pembangunan Sarana
dan Prasarana Kota
Wisata yang Maju dan
Modern.
“Mewujudkan sanitasi
Kota yang efektif,
berkualitas dan
berkelanjutan menuju
Kota Bandar Lampung
sehat 2020)”
1. Peningkatan layanan
penyediaan sarana dan
prasarana sanitasi khususnya
pengolahan air limbah (IPAL)
untuk meningkatkan kualitas
kesehatan masyarakat Kota
Bandar Lampung
2. Peningkatan pelayanan,
skala layanan, Peluang
investasi dan pembiayaan
serta operasi dan
pemeliharaan sarana dan
prasaranapersampahan.
3. Peningkatan Pemeliharaan
Saluran Drainase serta
pengendalian banjir secara
sistematis dan berkala.
4. Meningkatkan mutu
pelayana dan partisipasi
masyarakat dalam bidang
b) Tahapan Pengembangan Sanitasi
Rencana Pengelolaan Air Limbah
• Pengadaan prasarana sarana pengolahan lumpur tinja
berupa truk pengangkut tinja dan modul IPLT (Instalasi
Pengolahan Lumpur Tinja) komunal yang diprioritaskan
berada di setiap unit-unit lingkungan kota
• Mengembangan pelayanan air limbah dengan sistem
terpusat di Teluk Betung dan Rajabasa, sistem setempat
komunal di Sukarame, dan sistem setempat kawasan
kumuh.
• Pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)
skala kawasan dan kota yang diprioritaskan pada
wilayah-wilayah permukiman dengan tingkat
kepadatan penduduk tinggi serta memiliki ketersediaan
lahan di Kecamatan Teluk Betung Barat (sekitar
Kelurahan Keteguhan), Teluk Betung Selatan (Bumi
Waras), Tanjung Karang Pusat, Rajabasa, dan Kedaton;
• Fasilitasi pembangunan instalasi pengolahan limbah
untuk kawasan industri rumah tangga.
• Pengendalian limbah hasil kegiatan industri menengah
- besar dan jasa melalui studi AMDAL, RKL, dan UPL dan
Kajian Lingkungan Hidup Stretegis. Selain itu setiap
kegiatan industri wajib memiliki instalasi pengolahan
limbah
• Sistem pengelolaan air limbah B3 diatur melalui peraturan perundang-undangan
• Penerapan sanksi dan pola insentif-disinsentif terkait
Gambar 3.5 Peta Tahapan Pengembangan Air Limbah Sistem On-Site
Lokasi yang menjadi sasaran target pengembangan air
limbah domestik sistem on site dalam jangka pendek,
menengah dan panjang seperti terlihat pada tabel berikut ini:
Tabel 3.7 Nama Kelurahan Dalam Target Cakupan Layanan
Sistem On Site
No Nama Kelurahan Dalam Target Cakupan Layanan
Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang
1.
Negeri Olok Gading Sumur Putri
17.
Perumnas Way Kandis Tanjung Senang Perumnas Way Halim Surabaya
Gambar 3.6 Peta Tahapan Pengembangan Air Limbah Sistem Off-Site
Lokasi yang menjadi sasaran target pengembangan air
limbah domestik sistem off site dalam jangka pendek,
Tabel 3.8 Nama Kelurahan Dalam Target Cakupan Layanan
Sistem Off Site
No Nama kelurahan dalam Target Cakupan Layanan
Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang
1. Kota baru/Tanjung Raya
Perumnas Way Kandis Way Halim Permai
Langkapura
Bukit Kemiling Permai
Tabel 3.9 Tahapan Pengembangan Air Limbah Domestik Kota Bandar Lampung
No Sistem
Cakupan Layanan Existing (5)
Target Cakupan Layanan Jangka
1. Sistem On Site Indivudual (Septic tank)
92,6 % 100% 100% 100%
Komunal 10.000 KK 250 KK 500 KK 250 KK
2. Sistem Off Site
Skala Kota 0
Skala Wilayah 0
Sampai saat ini, Kota Bandar Lampung belum memiliki sistem
jaringan air limbah untuk menampung dan menyalurkan
limbah perkotaan. Cakupan pelayanan yang harus dipenuhi
berdasarkan pedoman standar pelayanan minimal adalah 80
% dari jumlah penduduk Kota Bandar Lampung. Apabila
jumlah air rumah tangga sebesar 80 % dari konsumsi air bersih,
maka jumlah air limbah Kota Bandar Lampung hingga tahun
2030 sebesar 259.800.060 ltr/hari. Penampungan air limbah
diusulkan menggunakan suatu sistem jaringan air limbah,
selanjutnya air limbah yang terkumpul dialirkan ke suatu
Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) yang akan dibangun di
buangan air limbah rumah tangga dapat dilihat pada Tabel
3.10
Tabel 3.10 Rencana Pengembangan Air Limbah Kota Bandar Lampung
NO AIR LIMBAH STANDAR SATUAN TAHUN
2010 2020 2030
1 Debit Air Limbah
80 % keb Air
Bersih lt/hr 122.447.419 171.389.840 259.800.060
2 Pengendapan
Lumpur/tinja 0,2 lt/org/hr 175.930 246.250 373.276
3 Truk Tinja 10.000 KK 88 123 187
4 Modul IPLT 100.000 unit/jiwa=2
Ha/unit 9 12 19
Sumber: RTRW Kota Bandar Lampung, 2011 – 2030
Rencana Pengelolaan Persampahan
• Mengubah paradigma bahwa TPS sebagai tempat
pembuangan sampah menjadi Tempat Pengolahan
Sampah Terpadu (TPST), dan TPA sebagai Tempat
Pemrosesan Akhir.
• Melalukan peremajaan sarana prasarana
persampahan termasuk TPA Bakung.
• Mencukupi sarana pengangkutan sampah mulai dari
unit lingkungan permukiman terkecil hingga skala
pelayanan kota sesuai dengan kebutuhan.
• Menerapkan pola 3R (Reuse, Reduce, Recycle) dalam pengelolaan persampahan untuk mencapai zero Waste
dan penggunaan sistem sanitary landfill.
• Membangun Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Regional
yang bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten
Pesawaran dan Kabupaten Lampung Selatan di
Kecamatan Negeri Katon (Pesawaran) atau di
• Menerapkan peraturan zonasi kawasan sekitar Tempat
Pemrosesan Akhir (TPA) yang akan diatur lebih detail
dalan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) dan rencana
turunan RTRW lainnya.
Gambar 3.8 Peta Tahapan Pengembangan Persampahan Kota Bandar
Lampung
Lokasi yang menjadi sasaran target pengembangan
Persampahan dalam jangka pendek, menengah dan panjang
seperti terlihat pada tabel berikut ini:
Tabel 3.11 Lokasi Sasaran Target Pengembangan
Persampahan
No Nama Kelurahan Dalam Target Cakupan Layanan
Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang
1.
Negeri Olok
9. Perumnas Way halim Gedung Meneng Way halim Permai Way dadi
Perumnas Way
kandis
Tabel 3.12 Tahapan Pengembangan Persampahan Kota Bandar
Lampung
No Sistem
Cakupan layanan Existing (%)
Target Cakupan layanan
Jangka
Langsung 67.88% 75% 90% 100%
Kawasan
Komersial 12% 15% 18% 20%
2
Lokasi yang sering terjadi timbunan sampah di Kota Bandar
Lampung karena kekurangan armada angkut baik karena
rusak maupun umur armada yang sudah tua (rata-rata truk
pengangkut dibuat tahun 1990-an, Studi PAD 1999/2000) serta
sulitnya mendapatkan lahan untuk dijadikan tempat
pembuangan sementara (meletakkan container) di beberapa
kelurahan dengan kepadatan penduduk dan hunian yang
relatif tinggi.
Tabel 3.13 Rencana Pengembangan Prasarana Persampahan
Kota Bandar Lampung
NO PRASARANA
SAMPAH STANDAR SATUAN
TAHUN
2010 2020 2030
1 Volume
Sampah RT 2,5 lt/org/hr 2.199.128 3.078.122 4.665.949
0,6 kg/org/hr 527.791 738.749 1.119.828
2 Volume
Sampah Umum
20 % dari
RT 105.558 147.750 223.966
3 Gerobak (1 m3) 200 KK 896 1.014 1.192
4 Kontainer (1m3) 200 KK 896 1.014 1.192
5 Transfer Depo 4.000 KK 45 51 60
6 Truk Sampah
(6m3) 700 KK 256 290 341
7 Truk Sampah
(8m3) 1.000 KK 179 203 238
8 Arm Rol
Truk+Kontainer 1.000 KK 179 203 238
9 Compactor Truk
(8m3) 1.200 KK 149 169 199
10 TPST 30.000 penduduk 29 41 62
11 TPA LOKAL 120.000 penduduk 7 10 16
12 TPA KOTA 480.000 penduduk 2 3 4
Rencana Pengembangan Drainase
Menurut keberadaannya sistem jaringan drainase dapat
dibedakan menjadi 2, yaitu drainase alamiah dan drainase
buatan. Terdapat beberapa sistem drainase yang
direncanakan di Kota Bandar Lampung diantaranya adalah:
a. Sistem Drainase Permukaan
Dilakukan dengan membuat penampungan-penampungan
kemudian dengan sistem retensi air akan diresapkan kedalam
tanah dengan menggunakan sumur-sumur resapan dan
sisanya akan merupakan limpasan permukaan yang akan
ditampung oleh sistem drainase yang ada.
b. Sistem Drainase Terpadu
• Pada bagian atas saluran akan dimanfaatkan sebagai
prasarana umum, seperti sambungan telephon, listrik
bawah tanah, pipa air minum dan lain-lain
• Pada bagian bawah saluran dimanfaatkan sebagai
saluran drainase, seperti limbah rumah tangga dan air
hujan pada musim hujan
• Pada sistem drainase terpadu akan dibuatkan
tempat-tempat penampungan sampah sehingga sampah yang
ada tidak langsung terbawa dan masuk pada sistem
drainase yang ada
c. Sistem drainase secara retensi
Dilakukan dengan membuat kolam-kolam di sekitar hunian
atau pada daerah yang lebih luas sehingga dapat digunakan
d. Sistem drainase secara infiltrasi
Diterapkan pada daerah yang padat penduduknya dengan
menggunakan:
• Drainase sumur resapan, dimaksudkan untuk
menampung air dari atap yang diteruskan melalui
selokan keliling tritisan kemudian masuk kedalam sumur
resapan. Resapan ini dilengkapi dengan pipa peluap
untuk menyalurkan air ke saluran drainase jika air sudah
mengalami kelebihan
• Drainase saluran porous, diterapkan pada kawasan
permukiman yang elevasi air tanahnya tidak terlalu
dalam
Gambar 3.9 Peta Tahapan Pengembangan Drainase Kota Bandar
Lampung
Lokasi yang menjadi sasaran target pengembangan Drainase
dalam jangka pendek, menengah dan panjang seperti terlihat
Tabel 3.14 Target Pengembangan Drainase
No Nama Kelurahan Dalam Target Cakupan Layanan
Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang
1.
Way halim Permai Perumnas Way Halim Labuhan Ratu
Negeri Olok Gading Talang
Perumnas Way Kandis Harapan Jaya
Tabel 3.15 Tahapan Pengembangan Drainase Kota Bandar Lampung
No Sistem
Cakupan layanan Existing (%)
Target Cakupan layanan
Jangka
c) Perkiraan Pendanaan Pengembangan Sanitasi
Sumber-sumber pembiayaan pembangunan di Kota Bandar
Lampung didukung oleh banyak sumber baik dari Pemerintah
Pusat, Provinsi Lampung dan Pemerintah Kota Bandar
Lampung melalui APBD, selain itu swadaya masyarakat dan
swasta turut mendukung peningkatan perekonomian dan
pembangunan. Dukungan Pemerintah Pusat dan Provinsi
masih sangat dibutuhkan terutama program/ kegiatan
strategis. Diharapkan dengan dukungan ini, pembangunan di
Kota Bandar Lampung menjadi terpacu dan mampu
meningkatkan masyarakatnya menjadi lebih baik dan lebih
sejahtera.
Secara keseluruhan rencana pembiayaan Bidang PU/Cipta
Karya Kota Bandar Lampung sebesar Rp. 731.325.795.000,
dengan sumber pembiayaan yang berasal dari APBN sebesar
Rp. 321.688.280.000 (43,99 %), sumber pembiayaan dari APBD I
sebesar Rp. 0 (0 %), sumber pembiayaan dari APBD II sebesar
Rp. 38.452.215.000 (5,26 %), sumber pembiayaan dari PDAM
sebesar Rp. 147.470.000.000 (20,16 %), sumber pembiayaan
dari Swasta sebesar Rp. 221.235.000.000 (30,25 %) dan sumber
pembiayaan dari Dana Alokasi Khusus sebesar Rp.
2.480.300.000 (0,34 %).
Pelaksanaan pembiayaan RPIJM Bidang Cipta Karya Kota
Bandar Lampung Tahun 2012 – 2016 direncanakan didukung
dari sumber, Pemerintah Pusat (APBN) dan Provinsi (APBD-I),
serta Pemerintah Kota Bandar Lampung (APBD II), swasta dan
Besar pembiayaan masing-masing sektor dalam RPIJM bidang
PU/Cipta Karya adalah sebagai berikut:
Pengembangan Permukiman = Rp. 44.049.000.000 (06,02 %)
Penataan Bangunan dan Lingkungan = Rp. 5.872.500.000 (00,80 %)
Pengelolaan Air Limbah
Pengelolaan Persampahan = Rp. 55.177.120.000 (07,54 %)
Pengelolaan Drainase
Sistem Penyediaan Air Minum = Rp. 626.227.175.000 (85,63 %)
Jumlah = Rp. 321.688.280.000
Untuk mengetahui perkiraan besaran kebutuhan pendanaan
pembangunan sanitasi di kota Bandar Lampung untuk tahun
n+1 sampai dengan n+5 seperti terlihat pada tabel 2. berikut
ini:
Tabel 3.16 Perhitungan Pertumbuhan Pendanaan APBD Kota Bandar Lampung untuk Sanitasi
No Uraian
Belanja Sanitasi (Rp.) Rata-rata
Pertumbuh an
2008 2009 2010 2011 2012
1
Belanja Sanitasi ( 1.1 + 1.2 + 1.3 +
98,251,554,950 61,610,960,596 25%
1.1 Air Limbah
Domestik 1,552,556,472 2,116,286,800 2,195,647,555 2,395,153,295 1.2 Sampah rumah
tangga 2,062,056,546 2,899,543,683 3,008,276,571 4,026,646,787 1.3 Drainase
lingkungan 6,400,038,315 6,954,191,348 7,214,973,524 4,539,502,020 1.4 PHBS 36,110,262,
390
85,024,920
,555 85,832,657,300 50,649,658,494 2 Dana Alokasi
Khusus 2013 2014 2015 2016 2017
2.1 DAK Sanitasi 1.729.310.000 1.389.568.500 360.630.000 1.366.798.000 2.2 DAK Lingkungan
Hidup
1.137.400.0 00
1.270.000. 000
1.103.000.000 1.123.400.000 1.196.390.000 2.3 DAK Perumahan
dan Permukiman
-3 Pinjaman/Hibah
Total Belanja Langsung 660,075,263
% APBD murni terhadap
Belanja Langsung 8.3 5.9
12.1 10.5 5.3
Komitmen Pendanaan APBD untuk pendanaan sanitasi ke depan (% terhadap belanja langsung atau pun penetapan nilai absolut)
Untuk mengetahui besaran pendanaan APBD Kota Bandar Lampung
untuk sanitasi pada tahun anggaran 2013 seperti terlihat pada tabel 2.6
berikut ini:
Tabel 3.17 Perkiraan Besaran Pendanaan Sanitasi Ke Depan Kota Bandar Lampung
No Uraian Perkiraan Belanja Murni Sanitasi (Rp.) Total
Pendanaan
2013 2014 2015 2016 2017
1
63,490,411,033 38,528,160,533 37,534,925,5 33
49,665,720,117 24,703,468,117 19,549,998,8 67
205,447,451,500
Tabel 3.18 Perhitungan Pertumbuhan Pendanaan APBD Kota Bandar Lampung untuk Operasional/Pemeliharaan dan Investasi Sanitasi
Sumber: BPKAD Kota Bandar Lampung
No Uraian Belanja Sanitasi (Rp.)
2008 2009 2010 2011 2012
1 Belanja Sanitasi
1.1 Air Limbah Domestik 1,552,556,472 2,116,286,800 2,195,647,555 2,395,153,295
1.1. 1
Biaya operasional / pemeliharaan(justified)
1.2 Sampah rumah tangga
2,062,056,546 2,899,543,683 3,008,276,571 4,026,646,787
1.2. 1
Biaya
operasional/pemelihara an(justified)
1.3 Drainase lingkungan
6,400,038,315 6,954,191,348 7,214,973,524 4,539,502,020
1.3. 1
Biaya