• Tidak ada hasil yang ditemukan

Arahan Kebijakan Dan Rencana Strategis Infrastruktur Bidang Cipta Karya Kota Bandar Lampung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Arahan Kebijakan Dan Rencana Strategis Infrastruktur Bidang Cipta Karya Kota Bandar Lampung"

Copied!
79
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 3

Arahan Kebijakan Dan Rencana Strategis

Infrastruktur Bidang Cipta Karya Kota Bandar

Lampung

3.1 Arahan Kebijakan Pembangunan Bidang Cipta Karya

3.1.1 Arahan Kebijakan Pembangunan Bidang Cipta Karya

Sesuai dengan UU No.25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan

Pembangunan Nasional dan Peraturan Pemerintah No.40 Tahun 2006

tentang Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional, RPJMN

merupakan acuan bagi Kementerian/Lembaga dalam menyusun Rencana

Strategis (Renstra) masing-masing. Sesuai dengan amanat UU No. 25 Tahun

2004 tersebut, terdapat 5 (lima) tujuan pelaksanaan sistem perencanaan

pembangunan nasional, yaitu untuk mendukung koordinasi antar pelaku

pembangunan; menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi dan sinergi

antardaerah, antar ruang, antar waktu, dan antar fungsi pemerintah,

maupun antar pusat dan daerah; menjamin keterkaitan dan konsistensi

antara perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, dan pengawasan;

mengoptimalkan partisipasi masyarakat; dan menjamin tercapainya

(2)

Upaya mewujudkan tujuan negara dilaksanakan melalui proses yang

bertahap, terencana, terpadudan berkesinambungan. Undang- undang No.

17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional

tahun 2005-2025 menetapkan bahwa visi pembangunan nasiona ladalah

untuk mewujudkan INDONESIA YANG MANDIRI, MAJU, ADIL DAN MAKMUR,

dengan penjelasan sebagai berikut:

Mandiri : Berarti mampu mewujudkan kehidupan sejajar dan

sederajat dengan bangsa lain dengan mengandalkan pada

kemampuan dan kekuatan sendiri.

Maju : Berarti tingkat kemakmuran yang tinggi disertai dengan sistem

dan kelembagaan politik dan hukum yang mantap.

Adil : Berarti tidak ada pembatasan/diskriminasi dalam bentuk

apapun, baik antar individu,gender, maupun wilayah.

Makmur : Berarti seluruh kebutuhan hidup masyarakat Indonesia telah

terpenuhi sehingga dapat memberikan makna dan arti penting

bagi bangsa-bangsa lain.

Visi tersebut diwujudkan melalui 8 (delapan) misi yaitu:

1 Mewujudkan masyarakat berakhlak mulia, bermoral,

beretika, berbudaya, dan beradab berdasarkan falsafah

Pancasila

Dengan memperkuat jati diri dan karakter bangsa melalui

pendidikan yang bertujuan membentuk manusia yang bertaqwa

kepada Tuhan Yang Maha Esa, mematuhi aturan hukum,

memelihara kerukunan internal dan antar umat beragama,

melaksanakan interaksi antar budaya, mengembang-kan modal

sosial, menerapkan nilai-nilai luhur budaya bangsa, dan memiliki

kebanggaan sebagai bangsa Indonesia sebagai landasan

(3)

2 Mewujudkan bangsa yang berdaya saing

Dengan membangun sumberdaya manusia berkualitas dan

berdaya saing; meningkatkan penguasaan dan pemanfaatan

iptek melalui penelitian, pengembangan, dan penerapan

menuju inovasi secara berkelanjutan; membangun infrastruktur

yang maju; mereformasi bidang hukum dan aparatur negara; dan

memperkuat perekonomian domestik berbasis keunggulan setiap

wilayah, menuju keunggulan kompetitif dengan membangun

keterkaitan sistem produksi, distribusi, dan pelayanan termasuk

pelayanan jasa dalam negeri.

3 Mewujudkan masyarakat demokratis berlandaskan hukum

Dengan memantapkan kelembagaan demokrasi yang lebih

kokoh; memperkuat peran masyarakat sipil; memperkuat kualitas

desentralisasi dan otonomi daerah; menjamin pengembangan

media dan kebebasan media dalam mengkomunikasikan

kepentingan masyarakat; dan membenahi struktur hukum,

meningkatkan budaya hukum dan menegakkan hukum secara

adil, konsekuen, tidak diskriminatif, dan memihak pada rakyat

kecil.

4 Mewujudkan Indonesia aman, damai, dan bersatu

Dengan membangun kekuatan Tentara Nasional Indonesia (TNI)

yang melampui kekuatan esensial minimum dan disegani di

kawasan regional dan internasional; memantapkan kemampuan

dan meningkatkan profesionalisme Polri untuk melindungi dan

mengayomi masyarakat, mencegah tindak kejahatan, dan

menuntaskan tindak kriminalitas; membangun kapabilitas

lembaga intelijen dan kontra intelijen negara dalam penciptaan

keamanan nasional, serta meningkatkan kesiapan komponen

(4)

5 Mewujudkan pemerataan pembangunan dan berkeadilan

Dengan meningkatkan pembangunan daerah; mengurangi

kesenjangan sosial secara menyeluruh dengan meningkatkan

keberpihakan kepada masyarakat, kelompok dan

wilayah/daerah yang masih lemah menanggulangi kemiskinan

dan pengangguran secara drastis, menyediakan akses yang

sama bagi masyarakat terhadap berbagai pelayanan sosial serta

sarana dan prasarana ekonomi, serta menghilangkan

diskriminasi dalam berbagai aspek termasuk gender.

6 Mewujudkan Indonesia Asri dan Lestari

Dengan memperbaiki pengelolaan pembangunan untuk

menjaga keseimbangan antara pemanfaatan, keberlanjutan,

keberadaan, dan kegunaan sumber daya alam dan lingkungan

hidup dengan tetap menjaga fungsi, daya dukung, dan

kenyamanan dalam kehidupan pada masa kini dan masa depan.

Melalui pemanfaatan ruang yang serasi antara penggunaan

untuk permukiman, kegiatan sosial ekonomi, dan upaya

konservasi, meningkatkan pemanfaatan ekonomi sumber daya

alam dan lingkungan yang berkesinambungan, memperbaiki

pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup untuk

mendukung kualitas kehidupan, memberikan keindahan dan

kenyamanan, serta meningkatkan pemeliharaan dan

pemanfaatan keanekaragaman hayati sebagai modal

(5)

7 Mewujudkan Indonesia menjadi negara kepulauan yang

mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional

Dengan menumbuhkan wawasan bahari bagi masyarakat dan

pemerintah; meningkatkan kapasitas sumber daya manusia

yang berwawasan kelautan; mengelolawilayahl aut nasional

untuk mempertahankan kedaulatan dan meningkatkan

kemakmuran; dan membangun ekonomi kelautan secara

terpadu dengan mengoptimalkan pemanfaatan sumber

kekayaan laut secara berkelanjutan.

8 Mewujudkan Indonesia berperan penting dalam pergaulan

dunia internasional

Dengan memantapkan diplomasi Indonesia dalam rangka

memperjuangkan kepentingan nasional; melanjutkan komitmen

Indonesia dalam pembentukan identitas dan pemantapani

ntegrasi internasional dan regional; dan mendorong kerja sama

internasional, regional dan bilateral antar masyarakat, antar

kelompok, serta antar lembaga di berbagai bidang.

RPJPN 2005-2025 dilaksanakan dalam empat tahapan rencana

pembangunan jangka menengah (RPJM) dengan rumusan arahan

(6)

Gambar 3.1 Arahan prioritas kebijakan

Sesuai dengan tahapan tersebut, pembangunan dalam RPJMN ke-3

(2015-2019) diarahkan untuk lebih memantapkan pembangunan secara

menyeluruh diberbagai bidang dengan menekankan pada pencapaian

daya saing kompetitif perekonomian berlandaskan keunggulan

sumberdaya alam dan sumberdaya manusia berkualitas serta

kemampuan IPTEK yang terus meningkat.

3.1.2 Arahan Penataan Ruang

Rencana Tata Ruang Wilayah memuat arahan struktur ruang dan

pola ruang. Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan

sistem jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung

kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara hirarkis memiliki

hubungan fungsional, sedangkan pola ruang adalah distribusi peruntukan

ruang dalam suatu wilayah yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi

lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budidaya. Pembangunan

bidang Cipta Karya harus memperhatikan arahan struktur dan pola ruang

yang tertuang dalam RTRW, selain untuk mewujudkan permukiman yang

layak huni dan berkelanjutan juga dapat mewujudkan tujuan dari Gambar 3.1 Arahan prioritas kebijakan

Sesuai dengan tahapan tersebut, pembangunan dalam RPJMN ke-3

(2015-2019) diarahkan untuk lebih memantapkan pembangunan secara

menyeluruh diberbagai bidang dengan menekankan pada pencapaian

daya saing kompetitif perekonomian berlandaskan keunggulan

sumberdaya alam dan sumberdaya manusia berkualitas serta

kemampuan IPTEK yang terus meningkat.

3.1.2 Arahan Penataan Ruang

Rencana Tata Ruang Wilayah memuat arahan struktur ruang dan

pola ruang. Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan

sistem jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung

kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara hirarkis memiliki

hubungan fungsional, sedangkan pola ruang adalah distribusi peruntukan

ruang dalam suatu wilayah yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi

lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budidaya. Pembangunan

bidang Cipta Karya harus memperhatikan arahan struktur dan pola ruang

yang tertuang dalam RTRW, selain untuk mewujudkan permukiman yang

layak huni dan berkelanjutan juga dapat mewujudkan tujuan dari Gambar 3.1 Arahan prioritas kebijakan

Sesuai dengan tahapan tersebut, pembangunan dalam RPJMN ke-3

(2015-2019) diarahkan untuk lebih memantapkan pembangunan secara

menyeluruh diberbagai bidang dengan menekankan pada pencapaian

daya saing kompetitif perekonomian berlandaskan keunggulan

sumberdaya alam dan sumberdaya manusia berkualitas serta

kemampuan IPTEK yang terus meningkat.

3.1.2 Arahan Penataan Ruang

Rencana Tata Ruang Wilayah memuat arahan struktur ruang dan

pola ruang. Struktur ruang adalah susunan pusat-pusat permukiman dan

sistem jaringan prasarana dan sarana yang berfungsi sebagai pendukung

kegiatan sosial ekonomi masyarakat yang secara hirarkis memiliki

hubungan fungsional, sedangkan pola ruang adalah distribusi peruntukan

ruang dalam suatu wilayah yang meliputi peruntukan ruang untuk fungsi

lindung dan peruntukan ruang untuk fungsi budidaya. Pembangunan

bidang Cipta Karya harus memperhatikan arahan struktur dan pola ruang

yang tertuang dalam RTRW, selain untuk mewujudkan permukiman yang

(7)

alam dan lingkungan buatan keterpaduan dalam penggunaan

sumberdaya alam dan sumberdaya buatan dengan memperhatikan

sumberdaya manusia, serta pelindungan fungsi ruang dan pencegahan

dampak negatif terhadap lingkungan akibat pemanfaatan ruang.

Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN) disusun melalui

Peraturan Pemerintah No.26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang

Wilayah Nasional (RTRWN) yang dijadikan sebagai pedoman untuk:

a. Penyusunan rencana pembangunan jangka panjang nasional,

b. Penyusunan rencana pembangunan jangka menengah nasional,

c. Pemanfaatan ruang dan pengendalian pemanfaatan ruang di

wilayah nasional,

d. Perwujudan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan

perkembangan antar wilayah provinsi, serta keserasian antar sektor,

e. Penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi,

f. Penataan ruang kawasan strategis nasional, dan

g. Penataan ruang wilayah provinsi dan kabupaten/kota.

Dalam Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional, Kota Bandar Lampung

termasuk dalam Pusat Kegiatan Nasional dan termasuk dalam kategori

strategis nasional yang merupakan salah satu kawasan perhatian investasi

MP3EI.

3.1.3 Arahan Wilayah Pengembangan Strategis

Berdasarkan amanat Undang-undang No. 26 Tahun 2007 tentang

Penataan Ruang, Kabupaten/Kota wajib menyusun Rencana Tata Ruang

Wilayah (RTRW) Kabupaten/Kota yang ditetapkan oleh Peraturan Daerah

Kabupaten/Kota. Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) ditetapkan melalui

(8)

Kawasan yang berpotensi strategis dalam skala Provinsi dan Kota Bandar

Lampung yang perlu dikembangkan adalah:

a. Kawasan Strategis Berdasarkan RTRW Provinsi Lampung 2009 – 2029

1. Aspek Ekonomi

Kawasan Pelabuhan Terpadu Panjang di Kota Bandar Lampung.

Kawasan pelabuhan terpadu terdiri atas daratan dan perairan di

sekitarnya tempat kapal bersandar, berlabuh, naik turun

penumpang, bongkar muat barang yang dilengkapi dengan

fasilitas keselamatan pelayaran, kegiatan penunjang pelabuhan,

dan antar moda transportasi. Untuk Meningkatkan peran dari

pelabuhan tersebut, maka dikembangkan pula fungsi industri.

Terkait dengan penetapan kawasan strategis ini, maka

kewenangan dari Pemerintah Provinsi adalah dimulai dari

penyusunan Rencana Rinci Kawasan Strategis, penyusunan DED

prasarana kawasan, pembiayaan pembangunan dan

pengawasan.

2. Aspek Sosial Budaya

Pengembangan kawasan olahraga terpadu di Kemiling (Kota

Bandar Lampung) yang dilengkapi dengan sarana prasarana

berstandar nasional. Pengembangan Kawasan Olah Raga

Terpadu di Kemiling saat ini didasarkan pada upaya Pemerintah

Provinsi Lampung untuk menciptakan atlet-atlet handal pada

berbagai bidang di tingkat nasional maupun internasional. Untuk

itu perlu didukung dengan pengembangan sarana dan

prasarana penunjang yang berskala nasional dan internasional,

baik untuk latihan maupun menciptakan event-event olahraga

sebagai upaya peningkatan kemampuan atlet di kancah

(9)

kota maka akan dialihkan ke Kecamatan Kemiling, yang dapat

dijadikan cikal bakal Kawasan Olah Raga Terpadudengan tujuan

mendistribusikan beban spasial pusat kota ke wilayah pinggiran

yang masih terbuka peluang untuk pengembangannya.

Pembangunan ini juga dimaksudkan untuk membudayakan

hidup sehat bagi masyarakat.

b. Rencana Kawasan Strategis Kota Bandar Lampung

1. Aspek Ekonomi

a) Kawasan Perdagangan Jasa Pusat Kota

b) Kawasan penataan pesisir di Kecamatan Panjang dan Bumi

Waras.

c) Kawasan Minapolitan di Lempasing dan Pulau Pasaran

Kecamatan Teluk Betung Timur

2. Aspek SDA dan Teknologi

Kawasan Pendidikan Tinggidi sepanjang Jl. ZA Pagar Alam

(Kecamatan Kedaton, Kecamatan Rajabasa, Labuhan Ratu,

Sukarame, Tanjung Senang) dan sekitarnya (fungsi sosial budaya)

dan Kecamatan Sukarame, dan tersebar pada masing-masing

subpusat pelayanan kota.

3. Aspek Lingkungan Hidup

Kawasan TAHURA WAR (Reg 19), Kawasan Batu Putu, dan

Sukadanaham

4. Aspek Sosial Budaya

Kawasan bersejarah Situs budaya di Kelurahan Kedamaian dan

Kelurahan Negeri Olok Gading merupakan kawasan cagar budaya

yang harus dilindungi dan dilestarikan keberadaanya. Hal ini

dimaksudkan untuk melindungi kekayaan budaya berupa

peninggalan-peninggalan sejarah dari ancaman kepunahan yang

(10)

3.1.4 Arahan Rencana Pembangunan Daerah

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) disusun

berdasarkan Undang-undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem

Perencanaan Pembangunan Nasional. Dalam Undang-undang tersebut,

RPJMD dinyatakan sebagai penjabaran dari visi, misi dan program Kepala

Daerah yang penyusunannya berpedoman pada RPJP Daerah dan

memperhatikan RPJM Nasional, memuat arah kebijakan keuangan

daerah, strategi pembangunan daerah, kebijakan umum dan program

Satuan Kerja Perangkat Daerah, lintas Satuan Kerja Perangkat Daerah, dan

program kewilayahan disertai dengan rencana-rencana kerja dalam

kerangka regulasidan kerangka pendanaan yang bersifat indikatif.

Strategi dan arah kebijakan merupakan rumusan perencanaan

komperhensif tentang bagaimana Pemerintah Daerah mencapai tujuan

dan sasaran Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

dengan efektif dan efisien. Dalam RPJMD Kota Bandar Lampung, strategi

merupakan langkah-langkah yang berisikan program-program indikatif

untuk mewujudkan visi dan misi pembangunan jangka menengah Kota

Bandar Lampung Tahun 2016-2021.

Rumusan strategi berupa pernyataan yang menjelaskan

bagaimana tujuan dan sasaran akan di capai yang selanjutnya diperjelas

dengan serangkaian arah kebijakan. Arah kebijakan adalah pedoman

untuk mengarahkan rumusan strategi yang dipilih agar lebih terarah

dalam mencapai tujuan dan sasaran. Rangkaian strategi dan arah

kebijakan dalam rangka mencapai visi, misi, tujuan dan sasaran

pembangunan jangka menengah Kota Bandar Lampung Tahun

(11)

TABEL 3.2

VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2016-2021

VISI: BANDAR LAMPUNG SEHAT, CERDAS, BERIMAN, BERBUDAYA, UNGGUL, DAN BERDAYA SAING BERBASIS EKONOMI KERAKYATAN

No Misi Tujuan Sasaran Strategi Arah Kebijakan

3 Meningkatkan daya dukung infrastruktur dalam skala mantap untuk mendukung dan jasa antar wilayah seluruh wilayah kota

3.1.1 .1

Meningkatkan sistem jaringan transportasi jalan dan jembatan terutama untuk mengurai kemacetan dengan membangun dan meningkatkan jalan kota, jalan lingkungan, dan jalan-jalan alternatif serta membangun fly over dan underpass

3.1.1 .2

Meningkatkan kualitas jalan dan jembatan melalui pemantauan kondisi jalan dan jembatan secara berkala, serta penanganan pemeliharaan secara responsif 3.1.1

.3

Mengurangi luas genangan dan mengendalikan banjir melalui pembangunan, peningkatan dan pengelolaan sistem drainase dan embung

3.1.1 .4

Meningkatkan penanganan daerah/kawasan rawan longsor 3.1.1

.5

Meningkatkan utilitas penerangan di kawasan jalan umum 3.1.1

.6

Membangun sarana prasarana umum dan gedung pemerintahan 3.1.1

.7

Meningkatkan kualitas pelayanan perhubungan terutama pada kualitas pelayanan angkutan umum dan angkutan perkotaan lainnya

3.1.1 .8

Mengembangkan sarana dan prasarana transportrasi yang terintegrasi dengan Jalan Tol, Tol Laut, Pelabuhan Panjang, dan Kereta Api Double Track

3.1.1 .9

Memperkuat dan Memperluas jangkauan infrastruktur teknologi komunikasi dan informatika

Meningkatkan kualitas permukiman yang bermartabat melalui pembangunan RTLH dengan pelibatan masyarakat dan swasta, pembagian proporsi dengan

(12)

berkualitas, layak, sehat, dan terjangkau

3.1.2 .2

Mengurangi kawasan kumuh melalui pembangunan sarana infrastruktur dasar permukiman dan lingkungan sehat permukiman

3.1.3 Meningkatnya tata ruang sesuai pemanfaatannya

Meningkatkan pengawasan secara

berkelanjutan untuk menjamin kesesuaian pemanfaatan lahan dengan rencana tata ruang serta

Menyediakan informasi mengenai Rencana Tata Ruang (RTR) wilayah kota beserta rencana rincinya melalui peta analog dan peta digital terbaru (mutakhir) 3.1.3

.2

Meningkatkan pengawasan izin mendirikan bangunan sesuai peruntukannya 3.1.3

.3

Meningkatkan layanan Penataan, Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah

3.1.3 .4

Meningkatkan layanan sertifikasi aset tanah Pemkot dan warga tidak mampu, serta penyelesaikan konflik-konflik pertanahan

3.1.4 Menurunnya resiko akibat bencana

Membangun sarana dan prasarana peringatan dini yang terintegrasi satu sama lain, serta pembangunan infrastruktur tanggap darurat penanggulangan bencana 3.1.4

.2

Meningkatkan Koordinasi Penanggulangan Bencana 3.1.4

.3

Meningkatkan ketangguhan masyarakat dalam mengurangi dan menanggulangi risiko bencana

3.1.5 Meningkatnya kualitas lingkungan hidup dan layak anak

Memperkuat sistem pemantauan kualitas lingkungan hidup dan Sumber Daya Alam yang menyeluruh

3.1.5 .2

Meningkatkan/mempertahankan luas ruang terbuka hijau 3.1.5

.3

Meningkatkan layanan persampahan termasuk pemeliharaan dan pembaharuan infrastruktur persampahan

(13)

Arah kebijakan merupakan pedoman untuk mengarahkan

strategi dalam rangka pencapaian tujuan dan sasaran selama periode

RPJMD (lima tahun). Arah kebijakan memandu dan menjelaskan

pelaksanaan strategi selama periode perencanaan. Rencana

Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Bandar

Lampung merupakan penjabaran dari visi, misi, dan program kepala

daerah/walikota dan wakil walikota yang memuat tujuan, sasaran,

strategi, arah kebijakan, pembangunan Daerah dan keuangan Daerah,

serta program Perangkat Daerah dan lintas Perangkat Daerah yang

disertai dengan kerangka pendanaan bersifat indikatif untuk jangka

waktu 5 (lima) tahun yang disusun dengan berpedoman pada Rencana

Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kota Bandar Lampung

dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN).

Adapun Visi Kota Bandar Lampung 2016-2021 adalah :

“Terwujudnya Masyarakat Kota Bandar Lampung yang Sehat, Cerdas,

Beriman Berbudaya, Unggul dan Berdaya Saing Berbasis Ekonomi

Kerakyatan”

Visi tersebut dapat dijabarkan dalam tafsir visi sebagai berikut:

BANDAR LAMPUNG : Meliputi wilayah dan seluruh isinya.

Artinya Kota Bandar Lampung dan semua

warganya yang berada dalam suatu

kawasan dengan batas-batas tertentu

yang berkembang sejak tahun 1682

hingga sekarang.

SEHAT : Kota Bandar Lampung sebagai

kota yang bersih, nyaman, aman dan

sehat untuk dihuni penduduk yang

(14)

kegiatan yang terintegrasi yang

disepakati masyarakat dan pemerintah.

CERDAS : Adalah sikap dan kondisi

masyarakat kota cerdas/pintar yang

membantu masyarakat yang berada

didalamnya dengan mengelola

sumberdaya yang ada dengan efisien

dan memberikan informasi yang tepat

kepada masyarakat/lembaga dalam

melakukan kegiatannya ataupun

mengantisipasi kejadian yang tak terduga

sebelumnya.

BERIMAN : Adalah sikap dan kondisi masyarakat

yang bertaqwa, dan beramal shaleh serta

mewujudkan masyarakat yang taat

hukum, bermoral, dan berakhlak mulia.

BERBUDAYA : Kondisi kota yang mengutamakan

kearifan/budaya lokal dalam berbagai

sektor.

UNGGUL : Menjadi yang terbaik dan

terdepan dengan mempertahankan

pencapaian sebelumnya serta menjadi

contoh bagi daerah lain dalam upaya

terobosan perubahan bagi kenyamanan

dan kesejahteraan masyarakat Kota

Bandar Lampung

BERDAYA SAING : Kondisi Kota yang memiliki

(15)

tercapainya kesejahteraan masyarakat

Kota Bandar Lampung.

EKONOMI KERAKYATAN : Ekonomi atau usaha yang dilakukan

oleh rakyat kebanyakan yang dengan

secara swadaya mengelola sumberdaya

ekonomi apa saja yang dapat diusahakan

dan dikuasainya.

Misi adalah rumusan umum mengenai upaya-upaya yang akan

dilaksanakan untuk mewujudkan visi. Dalam suatu dokumen

perencanaan, rumusan misi menjadi penting untuk memberikan

kerangka bagitu juan dan sasaran serta arah kebijakan yang ingin

dicapai dan menentukan jalan yang akan ditempuh untuk mencapai

visi. Secara teknokratis, misi dapat dirumuskan menjadi alasan

mengapa organisasi ada. Suatu alasan menjelaskan jati diri yang

sesungguhnya dari Pemerintah Daerah. Disini, misi juga dapat

didefinisikan sebagai komitmen terbaik terhadap stakeholder. Ada

banyak stakeholder pembangunan daerah, utamanya adalah

masyarakat sebagai objek (tujuan) sekaligus subjek (pelaku)

pembangunan. Misi disusun untuk memperjelas jalan atau langkah

yang akan dilakukan dalam rangka mencapai perwujudan visi. Oleh

karena itu, pernyataan misi sebaiknya menggunakan bahasa yang

sederhana, ringkas dan mudah dipahami tanpa mengurangi maksud

yang ingin dijelaskan.

Adapun Misi Kota Bandar Lampung dapat diformulasikan sebagai

berikut:

1. Meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan masyarakat.

(16)

3. Meningkatkan daya dukung infrastruktur dalam skala

mantap untuk mendukung pengembangan ekonomi dan

pelayanan sosial.

4. Mengembangkan dan memperkuat ekonomi

daerah dengan berlandaskan pada ekonomi

Kerakyatan.

5. Mengembangkan Masyarakat Agamis, Berbudaya dan

Mengembangkan Budaya Daerah.

6. Mewujudkan pemerintahan yang baik dan bersih, serta

berorientasi kemitraan dengan masyarakat dan dunia

usaha.

Misi tersebut diatas dijabarkan sebagai berikut:

MISI PERTAMA : Meningkatkan Kualitas Pelayanan

Kesehatan Masyarakat. Dimaksudkan untuk

menciptakan kenyamanan bagi seluruh warga

Kota Bandar Lampung melalui pembangunan

infrastruktur yang berkualitas dengan

memperhatikan daya tampung dan daya

dukung lingkungannya.

MISI KEDUA : Meningkatkan Kualitas dan Pelayanan

Pendidikan Masyarakat. Dimaksudkan untuk

membangun sumber daya masyarakat Kota

Bandar Lampung yang Cerdas sehingga pada

akhirnya akan menjadi manusia yang produktif

dan kompetitif.

MISI KETIGA : Meningkatkan Daya Dukung infrastruktur

Dalam Skala Mantap Untuk Mendukung

Pengembangan Ekonomi dan Pelayanan

(17)

Lampung melalui infrastruktur yang berkualitas

dengan memperhatikan daya dukung

lingkungan dalam rangka melayani kebutuhan

distribusi perekonomian serta kebutuhan sosial

masyarakat

MISI KEEMPAT : Mengembangkan dan Memperkuat Ekonomi

Daerah dengan berlandaskan pada ekonomi

kerakyatan. Dimaksudkan untuk

meningkatkan kesempatan kerja dan

perlindungan tenaga kerja, menciptakan iklim

usaha yang kondusif, mengembangkan

koperasi dan UMKM yang berazaskan ekonomi

kerakyatan yang kreatif dan berdaya saing

untuk kesejahteraan masyarakat.

MISI KELIMA : Mengembangkan Masyarakat Agamis,

Berbudaya, dan Mengembangkan Budaya

Daerah. Dimaksudkan untuk membangun

masyarakat yang religius, yang berketahanan

keluarga dengan berasaskan kearifan lokal

serta mengembangkan budaya daerah dalam

taraf nasional dan internasional.

MISI KEENAM : Mewujudkan pemerintahan yang baik dan

bersih, serta berorientasi kemitraan dengan

masyarakat dan dunia usaha. Dimaksudkan

untuk mewujudkan pembangunan yang

mandiri serta berkelanjutan dengan

mengembangkan keswadayaan masyarakat

dan kemitraan dengan dunia usaha untuk

mengembangkan produk-produk lokal hingga

berdaya saing serta memberikan pelayanan

(18)

menjalankan fungsi birokrasi sebagai pelayan

masyarakat yang didukung oleh kompetensi

aparat yang professional dan sistem berbasis

IPTEK menuju tata kelola Good Governance

dan pemerintahan yang bersih.

Arah kebijakan merupakan pedoman untuk mengarahkan strategi

dalam rangka pencapaian tujuan dan sasaran selama periode RPJMD

(lima tahun). Arah kebijakan memandu dan menjelaskan pelaksanaan

strategi selama periode perencanaan. Arahan kebijakan kota Bandar

Lampung 2016-2021 terkait Bidang Cipta Karya yang tertuang dalam

Misi 3 ditampilkan dalam matrik berikut:

3.2 Rencana Strategis Infrastruktur Bidang Cipta Karya

Sebagai upaya untuk menyusun keterpaduan seluruh program

pembangunan bidang Cipta Karya, maka Pemerintah Kabupaten/Kota

dapat mengelompokkan usulan program-program pembangunan

bidang Cipta Karya sesuai dengan desain program keterpaduan.

Strategi danarah kebijakan merupakan rumusan perencanaan

komperhensif tentang bagaimana Pemerintah Daerah mencapai

tujuan dan sasaran Rencana Pembangunan Jangka Menengah

Daerah ( RPJMD) dengan efektif dan efisien. Dalam RPJMD Kota Bandar

Lampung, strategi merupakan langkah-langkah yang berisikan

program-program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi

pembangunan jangka menengah Kota Bandar Lampung Tahun

2016-2021. Rumusan strategi berupa pernyataan yang menjelaskan

bagaimana tujuan dan sasaran akan dicapai yang selanjutnya

diperjelas dengan serangkaian arah kebijakan. Arah kebijakan adalah

pedoman untuk mengarahkan rumusan strategi yang dipilih agar lebih

(19)

3.2.1. Rencana Kawasan Pemukiman (RKP)

i. Visi dan Misi Pengembangan Kawasan Permukiman

Visi dan misi pengembangan kawasan pemukiman yang

diemban oleh Direktorat Jenderal Cipta Karya Kementerian

Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, yaitu

““Terwujudnya permukiman perkotaan dan perdesaan yang

layak huni dan berkelanjutan melalui penyediaan infrastruktur

bidang keciptakaryaan yang terpadu dan inklusif melalui

pengembangan kawasan permukiman, pembinaan

penataan bangunan, pengembangan sistem penyediaan air

minum dan pengembangan penyehatan lingkungan

permukiman.” Adapun Visi dan Misi PENGEMBANGAN

PERMUKIMAN DAN INFRASTRUKTUR KOTA BANDAR LAMPUNG

yaitu:

Visi Permukiman kota Bandar Lampung

• Permukiman kota Bandar Lampung adalah bagian dari

lingkungan hidup diluar kawasan lindung yang berupa

kawasan berupa kawasan kota Bandar Lampung yang

berfungsi sebagai tempat tinggal/lingkung hunian dan

tempat berkegiatan yang mendukung peri-kehidupan

dan penghidupan.

• Layak adalah kondisi permukiman yang memenuhi

kebutuhan dasar Individu dan Masyarakat akan rumah

dan lingkungannya.

• Berkelanjutan adalah kondisi permukiman yang

(20)

(1) Aman, yaitu keamanan dari bahaya bencana

alam,

(2) Sehat, yaitu memiliki dapat minimal terhadap proses

ekologi,

(3) Harmonis, yaitu mendukung integrasi dan

kesetaraan sosial, serta

(4) Mandiri, yaitu mampu dikembangnkan melalui

peningkatan kemitraan pihak swasta dan pelibatan

aktif masyarakat. Tertib adalah kondisi permukiman

yang direncanakan dan dibangun sesuai dengan

strategi pengembangan kota dan tata ruang yang

menyelaraskan antara distribusi persebaran penduduk

dan kegiatan dengan ketersediaan lahan dan

infrastruktur

perkotaan.

Berdasarkan visi tersebut, maka Misi pengembangan

permukiman dan infrastruktur di Kota Bandar Lampung

adalah:

• Mewujudkan Pembangunan Permukiman secara

transparan dan partisipati

• Mewujudkan Permukiman yang memenuhi kebutuhan

dasar individu dan masyarakat

• Mewujudkan Permukiman yang mendukung kesetaraan

dan integrasi masyarakat

• Mewujudkan Permukiman yang Mendukung ekonomi

masyarakat dan kota yang dinamis, kuat dan beragam

• Mewujudkan Permukiman dengan Rumah yang

(21)

• Mewujudkan Permukiman yang memiliki dampak

minimal terhadap proses ekologi

• Mewujudkan Permukiman yang memiliki daya tahan

baik terhadap bencana

ii. Rencana Pembangunan dan Pengembangan Kawasan

Permukiman Kabupaten/Kota

Rencana pembangunan dan pengembangan kawasan

permukiman kota Bandar Lampung harus memenuhi

persyaratan Konsep Pengembangan Permukiman sebagai

berikut:

• Tidak terganggu oleh polusi (air, udara, suara). • Dapat disediakan air bersih (air minum).

• Memberikan kemungkinan untuk perkembangan

pembangunannya.

• Mempunyai eksesibilitas yang baik.

• Mudah dan aman mencapai tempat kerja.

• Tidak berada di bawah permukaan air laut.

Berdasarkan Undang-Undang No. 4 Tahun 1992 tentang

perumahan dan permukiman, pemerintah mengeluarkan

kebijaksanaan-kebijaksanaan untuk menanggulangi masalah

yaitu program penataan permukiman yang bertujuan untuk:

• Memenuhi kebutuhan rumah sebagai salah satu

kebutuhan dasar manusia dalam rangka pemerataan

dan kesejahteraan rakyat.

(22)

• Memberi arah pada pertumbuhan wilayah dan

persebaran penduduk yang rasional.

Lingkungan yang sehat, aman, serasi, dan teratur adalah

lingkungan yang memenuhi persyaratan penataan ruang,

persyaratan penggunaan lahan, pemilikan hak atas tanah,

dan kelayakan prasarana serta sarana lingkungannya.

Sementara itu definisi dari lingkungan permukiman kumuh

adalah lingkungan permukiman yng tidak sesuai dengan tata

ruang, kepadatan bangunan sangat tinggi, kualitas

bangunan sangat rendah, prasarana lingkungan tidak

memenuhi syarat dan rawan, yang dapat membahayakan

kehidupan dan penghidupan masyarakat penghuninya.

Permasalahan dalam pengembangan permukiman Kota

Bandar Lampung adalah permasalahan rumah dan lahan,

serta Masalah Prasarana dan Sarana Dasar/infrastruktur. Oleh

sebab itu konsep yang dapat dikembangkan antara lain :

• Penataan dan Peremajaan Kawasan

Program peremajaan kota ini diberlakukan pada lokasi

-lokasi yang berada di daerah pusat - pusat

pertumbuhan wilayah yang memiliki ketersediaan

prasarana sarana lingkungan kurang memadai.

• Pengembangan Rusunawa

Rumah Susun adalah bangunan gedung bertingkat

yang dibangun dalam suatu lingkungan yang terbagi

dalam bagian - bagian yang strukturnya secara

fungsional dalam arah horizontal maupun vertikal dan

merupakan satuan-satuan yang masing-masing dapat

(23)

tempat hunian, yang dilengkapi dengan bagian

bersama, benda bersama, dan tanah bersama. • Peningkatan Kualitas Permukiman

Program ini dilakukan pada daerah perumahan

permukiman yang telah sesuai dengan arahan

peruntukannya namun masih belum memiliki prasarana

sarana dasar lingkungan perumahan yang memadai.

• Relokasi Kawasan Perumahan Kota

Relokasi ini dilakukan bila daerah perumahan

permukiman yang bersangkutan tidak layal huni,

merupakan daerah rawan bencana ataupun lahan

yang digunakan bukan peruntukan bagi kawasan

perumahan permukiman.

Selain itu untuk konsep pengembangan permukiman dan

infrastruktur di Kota Bandar Lampung juga memperhatikan

permukiman yang mengalami penurunan kualitas lingkungan

perumahan dan permukiman/kawasan kumuh, dimana

Karakteristik Permukiman Kumuh terdiri atas 8 (Delapan)

indikator yaitu sebagai berikut :

- Bangunan Gedung

- Jalan Lingkungan

- Penyediaan Air Minum

- Drainase Lingkungan

- Pengelolaan Air Limbah

- Pengelolaan Persampahan

- Proteksi Kebakaran

(24)

Adapun tipologi permukaan kumuh dan permukiman kumuh

yaitu: Ditepi air, diatas air, di daratan, dan di perbukitan.

Permukiman di Kota Bandar Lampung yang termasuk dalam

kriteria kumuh, antara lain Permukiman Bantaran Sungai,

Permukiman lereng bukit, Permukiman Rel Kereta Api,

Permukiman disekitar Saluran Udara Tekanan Listrik Ektra Tinggi

(SUTET ), dan Permukiman Pesisir Pantai. Untuk lebih jelasnya

mengenai konsep pengembangan kawasan permukiman

(25)
(26)

Tabel 3.3 Konsep Penanganan Kawasan Permukiman

Strategi penanganan jangka pendek dan jangka menengah

melalui langkah perbaikan, yaitu :

• Membatasi perkembangan permukiman berkaitan

dengan batas ambang kapasitas ideal daya tampung

• Melakukan penataan pada kawasan kumuh

• Mengarahkan pembangunan perumahan pada hunian

vertikal.

• Mengarahkan perkembangan kawasan ke luar pusat

primer kota Bandar Lampung.

Strategi penanganan jangka panjang dilakukan melalui langkah

pengendalian :

• Melakukan penataan kawasan kumuh dan mengendalikan

pertumbuhan permukiman.

(27)

mengendalikan petumbuhan dan kebutuhan

infrastrukturnya.

iii. Penetapan Kawasan Permukiman Prioritas

Kawasan permukiman prioritas adalah kawasan permukiman

yang disepakati oleh pihak kota sebagai kawasan yang

memiliki nllai strategis dalam konteks pembangunan kota, dan

merupakan prioritas dalam pembangunan dan

pengembangannya. Kawasan permukiman prioritas

merupakan satu kesatuan fungsional tertentu yang tidak

terpisah /memiliki kesamaan permasalahan serta tema

penanganan tanpa merujuk pada batas administrasi. Dalam

penanganannya didasarkan pada beberapa pertimbangan

berikut :

• Memiliki urgenitas penanganan

• Memiliki kontribusi dalam penanganan permasalahan

kota

• Memiliki kontribusi dalam stimulasi pembangunan dan

pengembangan kota.

• Sesuai kebijakan pembangunan dan pengembangan

kota

• Memiliki dominasi penanganan melalui bidang

permukiman. Besaran kawasan permukiman perkotaan

yang diprioritaskan mempunyai batasan luasan lebih

besar dari 60 Ha sampai dengan 500 Ha berdasarkan

kebutuhan keutuhan penanganan dan didasari oleh

hasil kesepakatan pada proses penetapan kawasan

(28)

Penentuan kawasan permukiman prioritas yang ada,

selanjutnya ditentukan berdasarkan hasil skoring yang

ditampilkan pada tabel 3.3. Berdasarkan hasil skoring tersebut,

kawasan prioritas 1 adalah Kawasan Permukiman Lereng

Bukit, Kaliawi. Prioritas 2 adalah Kawasan Permukiman

Bantaran Sungai, Negeri Olok Gading, dan prioritas 3 adalah

Kawasan Permukiman perbatasan, Sumber Rejo. Disebabkan

kawasan prioritas 3 tidak termasuk dalam kawasan prioritas

SPPIP, maka yang menjadi kawasan permukiman prioritas 3

adalah Kawasan Permukiman Sekitar Pusat Pemerintahan

(29)
(30)
(31)

Selain fokus pada permukiman dan infrastruktur permukiman

perkotaan, program dan kegiatan yangdisusun dapat juga

mencakup infrastruktur bidang lainnya yang dbutuhkan di dalam

pembangunan kawasan permukiman seperti penerangan jalan

lingkungan sesuai dengan kebutuhan di Kota Bandar Lampung.

Dalam penerapannya, RPKPP dapat berupa penataan kawasan

ataupun revitalisasi kawasan.

3.2.2. Rencana Induk Penyediaan Air Minum (RISPAM)

i. Rencana Sistem Pelayanan

Kota Bandar Lampung memerlukan peningkatan pelayanan dan penyediaan air minum. Sebagai kebutuhan dasar yang

sangat diperlukan bagi kehidupan manusia secara

berkelanjutan, air minum diperlukan baik oleh sektor rumah tangga, perkotaan, industri, niaga, dan sektor lainnya. Untuk memenuhi kebutuhan dasar tersebut, diperlukan SPAM yang berkualitas, sehat, efisien, dan efektif.

PDAM Way Rilau baru melayani 42.490 pelanggan atau 212.450 penduduk, yaitus ekitar 21% dari total penduduk kota Bandar Lampung. Sedangkan berdasarkan survey RDS di 8 kecamatan rencana area pelayanan pada tahun 2016 minat penduduk untuk mendapatkan pelayanan PDAM Way Rilau cukup tinggi, yaitu mencapai 62%. Namun, hal ini terkendala

oleh produksi air PDAM Way Rilau yang tidak dapat

ditingkatkan lagi, karena terbatasnya air baku dalam kota, yaitu sumber air pada daerah layanan lama berasal dari sungai di selatan Lampung dengan cakupan layanan sebesar 33.000 SR (160.000 penduduk) saja.

(32)

bukit susah dilayani, atau meskipun daerah perbukitan mendapatkan layanan, tetapi kuantitas dan tekanan air tidak memadai untuk dapat digunakan.

Sehingga berdasarkan hal tersebut di atas, guna

meningkatkan pelayanan dan penyediaan air minum di Kota Bandar Lampung, perlu dilakukan pengembangan SPAM yang bertujuan untuk memenuhi hak atas air yang dimiliki masyarakat untuk penghidupan yang layak. Berangkat dari hal ini, maka Pemerintah Kota Bandar Lampung memutuskan untuk melaksanakan pembangunan SPAM dengan skema KPBU.

ii. Rencana Pengembangan SPAM

Strategi rencana pengembangan SPAM PDAM KotaBandar

Lampung secara komprehensif yang dimaksud dalam

rencana bisnis ini akan dilakukan melalui 2 progam yaitu:

1. Pengembangan SPAM Kota Bandar Lampung melalui

Program Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha

(KPBU).

Adalah program pengembangan SPAM di wilayah yang

selama ini belum mendapatkan pelayanan PDAM

dansebagian kecil wilayah pelayanan eksisting

namundengan kualitas pelayanan yang belum baik. Tujuan

program KPBU ini adalah untuk menambah jumlah

pelanggan baru secara signifikan di wilayah pelayanan

baru dan sekaligus meningkatkan kualitas pelayanan bagi

pelanggan eksiting. Rencana wilayah pengembangan

(33)

Rajabasa, Tanjung Seneng, Labuhan Ratu, Kedaton, Way

Halim, Kedamaian, Sukarame, dan Sukabumi.

2. Pengembangan SPAM Kota Bandar Lampung melalui

Program Reguler

Adalah program pengembangan SPAM di wilayah di luar

program KPBU yaitu di wilayah pelayanan eksisiting yang

meliputi 12 kecamatan. Dua belas kecamatan yang

dimaksud adalah Kemiling, Langkapura, Tanjung Karang

Barat, Tanjung Karang Pusat, Tanjung Karang Timur, Enggal,

Teluk Betung Barat, Teluk Betung Timur, Teluk Betung Utara,

Teluk Betung Selatan, Bumi Waras, dan Panjang.

Pengembangan daerah pelayanan di luar Program SPAM

KPBU ditujukan untuk menambah jumlah pelanggan baru

sekaligus meningkatkan kualitas pelayanandi daerah

pelayanan eksisting. Pengembangan SPAM Kota Bandar

Lampung melalui program Reguler ini direncanakan

berdasarkan hasil studi-studi terdahulu, hasil Survei

Kebutuhan Nyata PDAM Kota Bandar Lampung Tahun

2016, dan hasil diskusi dengan PDAM Kota Bandar

Lampung.

Beberapa hal yang menjadi kriteria dan pertimbangan dalam

perencanaan pengembangan SPAM antara lain:

1. Hasil Survei Kebutuhan Nyata (Real Demand Survey/RDS),

terutama untuk mendapatkan gambaran umum tentang

minat masyarakat untuk menjadi pelanggan PDAM

(34)

itu dengan RDS juga akan diketahui kemauan dan

kemampuan calon pelanggan dalam hal membayar biaya

sambungan baru dan rekening air bulanan. Selanjutnya

berdasarkan RTRW dan hasil RDS maka barulah

direncanakan SPAM yang dibutuhkan.

2. Ketersediaan dan kehandalan sumber air baku yang dapat

dimanfaatkan untuk keperluan pengembangan SPAM.

3. Kelayakan teknis dan kemampuan keuangan sesuai

proporsi dan alokasi pendanaan yang direncanakan.

4. Potensi dan tingkat kerawanan pelayanan air minum yang

mampu meningkatkan kemampuan finansial PDAM dalam

menjalankan prinsip FCR.

Faktor lain yang dipertimbangkan sebagai bahan perumusan

dalam rencana pengembangan SPAM ini adalah:

• Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) dalam

jangka panjang.

• Karakteristik kependudukan dalam kaitannya dengan

kondisi pelayanan air minum eksisting yaitu jumlah

penduduk di wilayah administrasi dan daerah

pelayanan, tingkat pertumbuhan per tahun, cakupan

pelayanan, konsumsi rata-rata, kehilangan air, kapasitas

produksi, dan jumlah pelanggan.

Jangka waktu Rencana Bisnis ini adalah dari tahun 2017

sampai dengan tahun 2024 sebagaimana dituangkan dalam

(35)

(a)Lingkup Pengembangan

Dari hasil studi yang ada yaitu Rencana Induk SPAM

Kota Bandar Lampung, Rencana Pengembangan SPAM

KPBU Kota Bandar Lampung, hasil RDS, analisa konsultan,

dan hasil diskusi dengan PDAM Kota Bandar Lampung

maka rencana pengembangan SPAM Kota Bandar

Lampung tahun 2017-2024 akan dilakukan pada 20

kecamatan dari 20 kecamatan yang ada.

(b)Rencana Pengembangan SPAM Kota Bandar Lampung

Rencana pengembangan SPAM Kota Bandar Lampung

dengan lingkup pengembangan seperti tersebut dalam

sub bab sebelumnya akan dilakukan melalui 2 program,

yaitu Program KPBU meliputi 8 kecamatan dan Program

Reguler meliputi 12 kecamatan.

Jumlah pelanggan baru yang akan dilayani dalam

rencana pengembangan adalah 73.983 SL yang terdiri

dari Program KPBU sebanyak 52.733 SL dan Program

Reguler sebanyak 21.250 SL.

Untuk program KPBU selain menambah 52.733 SL

pelanggan baru juga akan melayani 8.148 SL

pelanggan eksiting. Dari 52.733 SL pelanggan baru

tersebut 11.068 SL akan dilayani dengan sistem

pengaliran pemompaan dan 41.665 SL akan dilayani

dengan sistem pengaliran gravitasi. Sementara dari

8.148 SL pelanggan eksisting 2.783 SL akan dilayani

dengan sistem pengaliran pemompaan dan 5.365 SL

akan dilayani dengan sistem pengaliran gravitasi.

Rencana penambahan pelanggan baru PDAM Kota

(36)

Kota Bandar Lampung tahun 2017-2024 dapat dilihat

pada tabel berikut ini.

Tabel 3.5 Rencana Penambahan Pelanggan Baru PDAM Kota Bandar

Lampung

Sumber: Analisa Konsultan, 2017

Sementara peta rencana pengembangan SPAM Kota

Bandar Lampung tahun 2017-2024 dapat dilhat pada

gambar berikut ini: 2017 2018 2019

Baru Baru Baru Eksisting Baru Eksisting Baru Eksisting Baru Eksisting Baru Eksisting Baru

PROGRAM KPBU 8,148 - - - 8,148 11,068 19,216 12,320 31,536 10,994 42,530 10,705 53,235 7,646 8,148 52,733 60,881 Sistem Pemompaan 2,783 - - - 2,783 11,068 13,851 - 13,851 - 13,851 - 13,851 - 2,783 11,068 13,851

Rajabasa 118 - 118 3,831 3,949 3,949 3,949 3,949 - 118 3,831 3,949

Labuhan Ratu 378 - 378 4,620 4,998 4,998 4,998 4,998 - 378 4,620 4,998

Kedaton 2,287 - 2,287 2,617 4,904 4,904 4,904 4,904 - 2,287 2,617 4,904

Sistem Gravitasi 5,365 - - - 5,365 - 5,365 12,320 17,685 10,994 28,679 10,705 39,384 7,646 5,365 41,665 47,030

Rajabasa - - - - 2,750 2,750 - 2,750 - 2,750 - - 2,750 2,750

Kedamaian 1,024 - 1,024 - 1,024 - 1,024 2,902 3,926 2,967 6,893 - 1,024 5,869 6,893

PROGRAM REGULER 32,766 - 200 400 33,366 1,200 34,566 4,600 39,166 5,550 44,716 5,250 49,966 4,050 32,766 21,250 54,016 Zona 75 13,797 - 200 400 14,397 1,200 15,597 1,900 17,497 2,000 19,497 2,000 21,497 1,500 13,797 9,200 22,997 Panjang 1,774 50 50 1,874 300 2,174 500 2,674 500 3,174 500 3,674 400 1,774 2,300 4,074 Bumi Waras 4,085 50 100 4,235 300 4,535 500 5,035 500 5,535 500 6,035 400 4,085 2,350 6,435 Teluk Betung Selatan 3,108 50 100 3,258 200 3,458 300 3,758 300 4,058 300 4,358 200 3,108 1,450 4,558 Teluk Betung Barat 923 50 100 1,073 200 1,273 300 1,573 400 1,973 400 2,373 300 923 1,750 2,673 Teluk Betung Timur 3,907 50 3,957 200 4,157 300 4,457 300 4,757 300 5,057 200 3,907 1,350 5,257 Zona 108 3,182 - - - 3,182 3,182 300 3,482 400 3,882 350 4,232 300 3,182 1,350 4,532

Teluk Betung Utara 3,182 3,182 3,182 300 3,482 400 3,882 350 4,232 300 3,182 1,350 4,532

Zona 145 7,086 - - - 7,086 7,086 1,600 8,686 2,100 10,786 1,900 12,686 1,550 7,086 7,150 14,236 Tanjung Karang Pusat 2,748 2,748 2,748 700 3,448 900 4,348 900 5,248 700 2,748 3,200 5,948 Tanjung Karang Timur 1,991 1,991 1,991 600 2,591 800 3,391 700 4,091 600 1,991 2,700 4,691

Enggal 2,347 2,347 2,347 300 2,647 400 3,047 300 3,347 250 2,347 1,250 3,597

Zona 185 2,480 - - - 2,480 2,480 400 2,880 450 3,330 400 3,730 300 2,480 1,550 4,030 Tanjung Karang Barat 2,480 2,480 2,480 400 2,880 450 3,330 400 3,730 300 2,480 1,550 4,030

Zona 231 986 - - - 986 986 200 1,186 300 1,486 300 1,786 200 986 1,000 1,986

Langakapura 986 986 986 200 1,186 300 1,486 300 1,786 200 986 1,000 1,986

Zona 300 5,235 - - - 5,235 5,235 200 5,435 300 5,735 300 6,035 200 5,235 1,000 6,235

Kemiling 5,235 5,235 5,235 200 5,435 300 5,735 300 6,035 200 5,235 1,000 6,235

JUMLAH 40,914 - 200 400 41,514 12,268 23,816 37,086 47,780 57,285 11,696 40,914 73,983 114,897 Pelanggan

Eksisting 2016

2020 2021 2022 2023 2024

(37)

Gambar 3.4 Peta Rencana Pengembangan SPAM Tahun 2017-2024

Sumber: Analisa Konsultan, 2017

iii. Rencana Penurunan Kebocoran Air Minum

Kebocoran air rata-rata di wilayah pelayanan KPBU

diproyeksikan tetap yaitu 20% dari tahun 2020 sampai dengan

tahun 2024. Sedangkan kebocoran air rata-rata di wilayah

pelayanan eksisting diproyeksikan akan menurun dari 48,81%

pada tahun 2016 menjadi 35% pada tahun 2024. Program

penurunan kebocoran akan dilakukan di wilayah pelayanan

eksisting yaitu dengan cara meneruskan operasi penertiban

pelanggan yang selama tahun 2016 sudah dilakukan dan

mengganti meter air pelanggan sebanyak 19.600 unit dari

tahun 2017 sampai dengan tahun 2024.

18 18

Rencana Wilayah Pelayanan Program KPBU (dari Wilayah Pelayanan Eksisting) Rencana Wilayah Pelayanan Program KPBU (dariGreen Area)

(38)

3.2.3. Strategi Sanitasi Kota (SSK)

i. Kerangka Kerja Pembangunan Sanitasi

a) Visi Misi Sanitasi

Visi pembangunan sanitasi Kota Bandar Lampung ditetapkan

berdasarkan kondisi, isu permasalahan serta harapan yang

diinginkan dimasa mendatang. Visi pembangunan sanitasi

adalah;

“Mewujudkan sanitasi Kota yang efektif, berkualitas dan

berkelanjutan menuju Kota Bandar Lampung sehat.”

Untuk mencapai visi pembangunan sanitasi kota Bandar

Lampung maka ditetapkan misi, yaitu:

1. Meningkatkan layanan prasarana dan sarana sanitasi Kota

sesuai dengan standar pelayanan minimal yang telah

ditentukan, serta biaya yang terjangkau dan aman bagi

lingkungan dan kesehatan

2. Meningkatkan peran serta masyarakat, organisasi

kemasyarakatan dan dunia usaha

3. Meningkatkan tata kelola sanitasi Kota efisien, efektif,

cepat dan transparan

Untuk melihat keterpaduan visi misi sanitasi dengan visi misi

(39)

Tabel 3.6 Visi Misi Sanitasi Kota Bandar Lampung

Visi Kota Misi Kota Visi Sanitasi Kota Misi Sanitasi Kota

Terwujudnya

Masyarakat

Kota Bandar

Lampung yang

Aman,

Nyaman,

Sejahtera, Maju,

dan Modern

1) Mengembangkan Kota

Bandar Lampung

sebagai Pusat Jasa dan

Perdagangan, Berbasis

pada Ekonomi

Kerakyatan.

2) Meningkatkan Kualitas

Pendidikan,

Penguasaan Iptek dan

Nilai-Nilai Ketaqwaan,

Perkembangan

Kreatifitas Seni dan

Budaya serta

Peningkatan Prestasi

Olahraga.

3) Meningkatkan

Pelayanan Kesehatan

dan Kesejahteraan

Sosial Masyarakat

4) Meningkatkan

Pelayanan Publik dan

Kinerja Birokrasi yang

Bersih, Profesional,

Berorientasi

Kewirausahaan dan

Bertata Kelola yang

Baik.

5) Meningkatkan Kualitas

Pengelolaan

Lingkungan Hidup yang

Berkelanjutan

6) Meningkatkan Daya

Dukung Infrastruktur

dengan

Mengedepankan

Penataan Wilayah,

Pembangunan Sarana

dan Prasarana Kota

Wisata yang Maju dan

Modern.

“Mewujudkan sanitasi

Kota yang efektif,

berkualitas dan

berkelanjutan menuju

Kota Bandar Lampung

sehat 2020)”

1. Peningkatan layanan

penyediaan sarana dan

prasarana sanitasi khususnya

pengolahan air limbah (IPAL)

untuk meningkatkan kualitas

kesehatan masyarakat Kota

Bandar Lampung

2. Peningkatan pelayanan,

skala layanan, Peluang

investasi dan pembiayaan

serta operasi dan

pemeliharaan sarana dan

prasaranapersampahan.

3. Peningkatan Pemeliharaan

Saluran Drainase serta

pengendalian banjir secara

sistematis dan berkala.

4. Meningkatkan mutu

pelayana dan partisipasi

masyarakat dalam bidang

(40)

b) Tahapan Pengembangan Sanitasi

Rencana Pengelolaan Air Limbah

• Pengadaan prasarana sarana pengolahan lumpur tinja

berupa truk pengangkut tinja dan modul IPLT (Instalasi

Pengolahan Lumpur Tinja) komunal yang diprioritaskan

berada di setiap unit-unit lingkungan kota

• Mengembangan pelayanan air limbah dengan sistem

terpusat di Teluk Betung dan Rajabasa, sistem setempat

komunal di Sukarame, dan sistem setempat kawasan

kumuh.

• Pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)

skala kawasan dan kota yang diprioritaskan pada

wilayah-wilayah permukiman dengan tingkat

kepadatan penduduk tinggi serta memiliki ketersediaan

lahan di Kecamatan Teluk Betung Barat (sekitar

Kelurahan Keteguhan), Teluk Betung Selatan (Bumi

Waras), Tanjung Karang Pusat, Rajabasa, dan Kedaton;

• Fasilitasi pembangunan instalasi pengolahan limbah

untuk kawasan industri rumah tangga.

• Pengendalian limbah hasil kegiatan industri menengah

- besar dan jasa melalui studi AMDAL, RKL, dan UPL dan

Kajian Lingkungan Hidup Stretegis. Selain itu setiap

kegiatan industri wajib memiliki instalasi pengolahan

limbah

• Sistem pengelolaan air limbah B3 diatur melalui peraturan perundang-undangan

• Penerapan sanksi dan pola insentif-disinsentif terkait

(41)

Gambar 3.5 Peta Tahapan Pengembangan Air Limbah Sistem On-Site

Lokasi yang menjadi sasaran target pengembangan air

limbah domestik sistem on site dalam jangka pendek,

menengah dan panjang seperti terlihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3.7 Nama Kelurahan Dalam Target Cakupan Layanan

Sistem On Site

No Nama Kelurahan Dalam Target Cakupan Layanan

Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang

1.

Negeri Olok Gading Sumur Putri

(42)

17.

Perumnas Way Kandis Tanjung Senang Perumnas Way Halim Surabaya

Gambar 3.6 Peta Tahapan Pengembangan Air Limbah Sistem Off-Site

Lokasi yang menjadi sasaran target pengembangan air

limbah domestik sistem off site dalam jangka pendek,

(43)

Tabel 3.8 Nama Kelurahan Dalam Target Cakupan Layanan

Sistem Off Site

No Nama kelurahan dalam Target Cakupan Layanan

Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang

1. Kota baru/Tanjung Raya

Perumnas Way Kandis Way Halim Permai

Langkapura

Bukit Kemiling Permai

Tabel 3.9 Tahapan Pengembangan Air Limbah Domestik Kota Bandar Lampung

No Sistem

Cakupan Layanan Existing (5)

Target Cakupan Layanan Jangka

1. Sistem On Site Indivudual (Septic tank)

92,6 % 100% 100% 100%

Komunal 10.000 KK 250 KK 500 KK 250 KK

2. Sistem Off Site

Skala Kota 0

Skala Wilayah 0

Sampai saat ini, Kota Bandar Lampung belum memiliki sistem

jaringan air limbah untuk menampung dan menyalurkan

limbah perkotaan. Cakupan pelayanan yang harus dipenuhi

berdasarkan pedoman standar pelayanan minimal adalah 80

% dari jumlah penduduk Kota Bandar Lampung. Apabila

jumlah air rumah tangga sebesar 80 % dari konsumsi air bersih,

maka jumlah air limbah Kota Bandar Lampung hingga tahun

2030 sebesar 259.800.060 ltr/hari. Penampungan air limbah

diusulkan menggunakan suatu sistem jaringan air limbah,

selanjutnya air limbah yang terkumpul dialirkan ke suatu

Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) yang akan dibangun di

(44)

buangan air limbah rumah tangga dapat dilihat pada Tabel

3.10

Tabel 3.10 Rencana Pengembangan Air Limbah Kota Bandar Lampung

NO AIR LIMBAH STANDAR SATUAN TAHUN

2010 2020 2030

1 Debit Air Limbah

80 % keb Air

Bersih lt/hr 122.447.419 171.389.840 259.800.060

2 Pengendapan

Lumpur/tinja 0,2 lt/org/hr 175.930 246.250 373.276

3 Truk Tinja 10.000 KK 88 123 187

4 Modul IPLT 100.000 unit/jiwa=2

Ha/unit 9 12 19

Sumber: RTRW Kota Bandar Lampung, 2011 – 2030

Rencana Pengelolaan Persampahan

• Mengubah paradigma bahwa TPS sebagai tempat

pembuangan sampah menjadi Tempat Pengolahan

Sampah Terpadu (TPST), dan TPA sebagai Tempat

Pemrosesan Akhir.

• Melalukan peremajaan sarana prasarana

persampahan termasuk TPA Bakung.

• Mencukupi sarana pengangkutan sampah mulai dari

unit lingkungan permukiman terkecil hingga skala

pelayanan kota sesuai dengan kebutuhan.

• Menerapkan pola 3R (Reuse, Reduce, Recycle) dalam pengelolaan persampahan untuk mencapai zero Waste

dan penggunaan sistem sanitary landfill.

• Membangun Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Regional

yang bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten

Pesawaran dan Kabupaten Lampung Selatan di

Kecamatan Negeri Katon (Pesawaran) atau di

(45)

• Menerapkan peraturan zonasi kawasan sekitar Tempat

Pemrosesan Akhir (TPA) yang akan diatur lebih detail

dalan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) dan rencana

turunan RTRW lainnya.

Gambar 3.8 Peta Tahapan Pengembangan Persampahan Kota Bandar

Lampung

Lokasi yang menjadi sasaran target pengembangan

Persampahan dalam jangka pendek, menengah dan panjang

seperti terlihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3.11 Lokasi Sasaran Target Pengembangan

Persampahan

No Nama Kelurahan Dalam Target Cakupan Layanan

Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang

1.

Negeri Olok

(46)

9. Perumnas Way halim Gedung Meneng Way halim Permai Way dadi

Perumnas Way

kandis

Tabel 3.12 Tahapan Pengembangan Persampahan Kota Bandar

Lampung

No Sistem

Cakupan layanan Existing (%)

Target Cakupan layanan

Jangka

Langsung 67.88% 75% 90% 100%

Kawasan

Komersial 12% 15% 18% 20%

2

(47)

Lokasi yang sering terjadi timbunan sampah di Kota Bandar

Lampung karena kekurangan armada angkut baik karena

rusak maupun umur armada yang sudah tua (rata-rata truk

pengangkut dibuat tahun 1990-an, Studi PAD 1999/2000) serta

sulitnya mendapatkan lahan untuk dijadikan tempat

pembuangan sementara (meletakkan container) di beberapa

kelurahan dengan kepadatan penduduk dan hunian yang

relatif tinggi.

Tabel 3.13 Rencana Pengembangan Prasarana Persampahan

Kota Bandar Lampung

NO PRASARANA

SAMPAH STANDAR SATUAN

TAHUN

2010 2020 2030

1 Volume

Sampah RT 2,5 lt/org/hr 2.199.128 3.078.122 4.665.949

0,6 kg/org/hr 527.791 738.749 1.119.828

2 Volume

Sampah Umum

20 % dari

RT 105.558 147.750 223.966

3 Gerobak (1 m3) 200 KK 896 1.014 1.192

4 Kontainer (1m3) 200 KK 896 1.014 1.192

5 Transfer Depo 4.000 KK 45 51 60

6 Truk Sampah

(6m3) 700 KK 256 290 341

7 Truk Sampah

(8m3) 1.000 KK 179 203 238

8 Arm Rol

Truk+Kontainer 1.000 KK 179 203 238

9 Compactor Truk

(8m3) 1.200 KK 149 169 199

10 TPST 30.000 penduduk 29 41 62

11 TPA LOKAL 120.000 penduduk 7 10 16

12 TPA KOTA 480.000 penduduk 2 3 4

(48)

Rencana Pengembangan Drainase

Menurut keberadaannya sistem jaringan drainase dapat

dibedakan menjadi 2, yaitu drainase alamiah dan drainase

buatan. Terdapat beberapa sistem drainase yang

direncanakan di Kota Bandar Lampung diantaranya adalah:

a. Sistem Drainase Permukaan

Dilakukan dengan membuat penampungan-penampungan

kemudian dengan sistem retensi air akan diresapkan kedalam

tanah dengan menggunakan sumur-sumur resapan dan

sisanya akan merupakan limpasan permukaan yang akan

ditampung oleh sistem drainase yang ada.

b. Sistem Drainase Terpadu

• Pada bagian atas saluran akan dimanfaatkan sebagai

prasarana umum, seperti sambungan telephon, listrik

bawah tanah, pipa air minum dan lain-lain

• Pada bagian bawah saluran dimanfaatkan sebagai

saluran drainase, seperti limbah rumah tangga dan air

hujan pada musim hujan

• Pada sistem drainase terpadu akan dibuatkan

tempat-tempat penampungan sampah sehingga sampah yang

ada tidak langsung terbawa dan masuk pada sistem

drainase yang ada

c. Sistem drainase secara retensi

Dilakukan dengan membuat kolam-kolam di sekitar hunian

atau pada daerah yang lebih luas sehingga dapat digunakan

(49)

d. Sistem drainase secara infiltrasi

Diterapkan pada daerah yang padat penduduknya dengan

menggunakan:

• Drainase sumur resapan, dimaksudkan untuk

menampung air dari atap yang diteruskan melalui

selokan keliling tritisan kemudian masuk kedalam sumur

resapan. Resapan ini dilengkapi dengan pipa peluap

untuk menyalurkan air ke saluran drainase jika air sudah

mengalami kelebihan

• Drainase saluran porous, diterapkan pada kawasan

permukiman yang elevasi air tanahnya tidak terlalu

dalam

Gambar 3.9 Peta Tahapan Pengembangan Drainase Kota Bandar

Lampung

Lokasi yang menjadi sasaran target pengembangan Drainase

dalam jangka pendek, menengah dan panjang seperti terlihat

(50)

Tabel 3.14 Target Pengembangan Drainase

No Nama Kelurahan Dalam Target Cakupan Layanan

Jangka Pendek Jangka Menengah Jangka Panjang

1.

Way halim Permai Perumnas Way Halim Labuhan Ratu

Negeri Olok Gading Talang

Perumnas Way Kandis Harapan Jaya

Tabel 3.15 Tahapan Pengembangan Drainase Kota Bandar Lampung

No Sistem

Cakupan layanan Existing (%)

Target Cakupan layanan

Jangka

(51)

c) Perkiraan Pendanaan Pengembangan Sanitasi

Sumber-sumber pembiayaan pembangunan di Kota Bandar

Lampung didukung oleh banyak sumber baik dari Pemerintah

Pusat, Provinsi Lampung dan Pemerintah Kota Bandar

Lampung melalui APBD, selain itu swadaya masyarakat dan

swasta turut mendukung peningkatan perekonomian dan

pembangunan. Dukungan Pemerintah Pusat dan Provinsi

masih sangat dibutuhkan terutama program/ kegiatan

strategis. Diharapkan dengan dukungan ini, pembangunan di

Kota Bandar Lampung menjadi terpacu dan mampu

meningkatkan masyarakatnya menjadi lebih baik dan lebih

sejahtera.

Secara keseluruhan rencana pembiayaan Bidang PU/Cipta

Karya Kota Bandar Lampung sebesar Rp. 731.325.795.000,

dengan sumber pembiayaan yang berasal dari APBN sebesar

Rp. 321.688.280.000 (43,99 %), sumber pembiayaan dari APBD I

sebesar Rp. 0 (0 %), sumber pembiayaan dari APBD II sebesar

Rp. 38.452.215.000 (5,26 %), sumber pembiayaan dari PDAM

sebesar Rp. 147.470.000.000 (20,16 %), sumber pembiayaan

dari Swasta sebesar Rp. 221.235.000.000 (30,25 %) dan sumber

pembiayaan dari Dana Alokasi Khusus sebesar Rp.

2.480.300.000 (0,34 %).

Pelaksanaan pembiayaan RPIJM Bidang Cipta Karya Kota

Bandar Lampung Tahun 2012 – 2016 direncanakan didukung

dari sumber, Pemerintah Pusat (APBN) dan Provinsi (APBD-I),

serta Pemerintah Kota Bandar Lampung (APBD II), swasta dan

(52)

Besar pembiayaan masing-masing sektor dalam RPIJM bidang

PU/Cipta Karya adalah sebagai berikut:

 Pengembangan Permukiman = Rp. 44.049.000.000 (06,02 %)

 Penataan Bangunan dan Lingkungan = Rp. 5.872.500.000 (00,80 %)

 Pengelolaan Air Limbah

 Pengelolaan Persampahan = Rp. 55.177.120.000 (07,54 %)

 Pengelolaan Drainase

 Sistem Penyediaan Air Minum = Rp. 626.227.175.000 (85,63 %)

Jumlah = Rp. 321.688.280.000

Untuk mengetahui perkiraan besaran kebutuhan pendanaan

pembangunan sanitasi di kota Bandar Lampung untuk tahun

n+1 sampai dengan n+5 seperti terlihat pada tabel 2. berikut

ini:

Tabel 3.16 Perhitungan Pertumbuhan Pendanaan APBD Kota Bandar Lampung untuk Sanitasi

No Uraian

Belanja Sanitasi (Rp.) Rata-rata

Pertumbuh an

2008 2009 2010 2011 2012

1

Belanja Sanitasi ( 1.1 + 1.2 + 1.3 +

98,251,554,950 61,610,960,596 25%

1.1 Air Limbah

Domestik 1,552,556,472 2,116,286,800 2,195,647,555 2,395,153,295 1.2 Sampah rumah

tangga 2,062,056,546 2,899,543,683 3,008,276,571 4,026,646,787 1.3 Drainase

lingkungan 6,400,038,315 6,954,191,348 7,214,973,524 4,539,502,020 1.4 PHBS 36,110,262,

390

85,024,920

,555 85,832,657,300 50,649,658,494 2 Dana Alokasi

Khusus 2013 2014 2015 2016 2017

2.1 DAK Sanitasi 1.729.310.000 1.389.568.500 360.630.000 1.366.798.000 2.2 DAK Lingkungan

Hidup

1.137.400.0 00

1.270.000. 000

1.103.000.000 1.123.400.000 1.196.390.000 2.3 DAK Perumahan

dan Permukiman

-3 Pinjaman/Hibah

(53)

Total Belanja Langsung 660,075,263

% APBD murni terhadap

Belanja Langsung 8.3 5.9

12.1 10.5 5.3

Komitmen Pendanaan APBD untuk pendanaan sanitasi ke depan (% terhadap belanja langsung atau pun penetapan nilai absolut)

Untuk mengetahui besaran pendanaan APBD Kota Bandar Lampung

untuk sanitasi pada tahun anggaran 2013 seperti terlihat pada tabel 2.6

berikut ini:

Tabel 3.17 Perkiraan Besaran Pendanaan Sanitasi Ke Depan Kota Bandar Lampung

No Uraian Perkiraan Belanja Murni Sanitasi (Rp.) Total

Pendanaan

2013 2014 2015 2016 2017

1

63,490,411,033 38,528,160,533 37,534,925,5 33

49,665,720,117 24,703,468,117 19,549,998,8 67

205,447,451,500

(54)

Tabel 3.18 Perhitungan Pertumbuhan Pendanaan APBD Kota Bandar Lampung untuk Operasional/Pemeliharaan dan Investasi Sanitasi

Sumber: BPKAD Kota Bandar Lampung

No Uraian Belanja Sanitasi (Rp.)

2008 2009 2010 2011 2012

1 Belanja Sanitasi

1.1 Air Limbah Domestik 1,552,556,472 2,116,286,800 2,195,647,555 2,395,153,295

1.1. 1

Biaya operasional / pemeliharaan(justified)

1.2 Sampah rumah tangga

2,062,056,546 2,899,543,683 3,008,276,571 4,026,646,787

1.2. 1

Biaya

operasional/pemelihara an(justified)

1.3 Drainase lingkungan

6,400,038,315 6,954,191,348 7,214,973,524 4,539,502,020

1.3. 1

Biaya

Gambar

Gambar 3.1  Arahan prioritas kebijakanGambar 3.1  Arahan prioritas kebijakanGambar 3.1  Arahan prioritas kebijakan
TABEL 3.2VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2016-2021
Gambar 3.2 Peta Rencana Kawasan Strategis Kota Bandar Lampung
Tabel 3.3 Konsep Penanganan Kawasan Permukiman
+7

Referensi

Dokumen terkait

Metode angket (kuesioner) adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara member seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya..

4 Menurut Sanafiah Faisal yang dikutip oleh Spradly mengemukakan bahwa sampel sebagai sumber data atau sumber informasi sebaiknya yang memenuhi kriteria sebagai berikut:

“Penerapan metode read, repeat dan distribute dalam meningkatkan kemampuan kognitif dan psikomotorik siswa pada mata pelajaran Fiqih yang saya lakukan adalah menyuruh siswa

melakukan sejumlah operasi pemotongan atau pembentukan dalam beberapa stasiun kerja pada setiap langkah penekanan menghasilkan beberapa jenis pengerjaan dan setiap

hubungan yang signifikan antara persepsi karyawan terhadap PKB dengan motivasi. berprestasi

Laporan Akhir ini dibuat dengan tujuan untuk mengetahui penilaian sikap konsumen dalam minat memilih jasa logistik pada PT POS Indonesia cabang Merdeka

Simpulan : Tidak terdapat perbedaan yang signifikan terhadap kadar kortisol pada kedua kelompok yang diberi obat analgetik ketorolak ataupun kelompok yang diberi

antara kemahiran berbicara dan prestasi belajar bahasa Indonesia siswa kelas X Sekolah Menengah Atas Negeri 3 Tanjungpinang Tahun Pelajaran 2013/2014 tergolong