• Tidak ada hasil yang ditemukan

Reviu Renstra 2015-2019 Reviu Renstra 2015-2019

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Reviu Renstra 2015-2019 Reviu Renstra 2015-2019"

Copied!
60
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

uji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya, sehingga kami dapat mereviu Rencana Strategis (Renstra) Pengadilan Tinggi Padang Periode 2015-2019. Pengadilan Tinggi Padang bertanggung jawab dalam penyelenggaraan memeriksa, memutus dan mengadili perkara tingkat banding.

Penyusunan Renstra berdasarkan Peraturan Menteri Perencanaan dan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Nomor 5 Tahun 2014 tentang Penyusunan dan penelahaan Rencana Strategis Kementerian/Lembaga (RENSTRA K/L) 2015-2019, serta Surat Sekretaris Mahkamah Agung RI. Tanggal 27

Oktober 2017 Nomor

933/SEK/OT.01.3/10/2017 tentang Review Indikator Kinerja Utama (IKU) Pengadilan Tingkat Banding dan Pengadilan Tingkat Pertama. Renstra Tahun 2015-2019 yang telah direviu ini mengacu kepada perubahan IKU dan didukung program-program kerja yang terdapat di dalam Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) yang merupakan sporting unit.

Akhir kata kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu memberikan sumbangsih pikiran dalam menyusun Renstra ini. Semoga bermanfaat dalam perencanaan di masa depan, sehingga dapat “TERWUJUDNYA PENGADILAN TINGGI PADANG YANG AGUNG”.

P

“Dalam upaya mewujudkan tata pemerintahan yang baik (good governance), Pengadilan Tinggi Padang menyusun Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2015-2019 sebagai perencanaan demi terwujudnya capaian kinerja yang ditargetkan Pengadilan Tinggi Padang.

Padang, Februari 2018

KETUA PENGADILAN TINGGI PADANG

(3)

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

A. Kedudukan dan Kondisi Umum ... 3

B. Aspek Strategis dan Potensi Permasalahan ... 19

BAB ll VISI, MISI, DAN TUJUAN, SASARAN STRATEGIS

A. Visi dan Misi ...23

B. Tujuan dan Sasaran Strategis ...24

C. Program dan Kegiatan ...25

BAB lll ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGIS

A. Arah Kebijakan dan Strategi Mahkamah Agung RI 28

B. Arah Kebijakan dan Strategis Pengadilan Tinggi

Padang ...30

C. Kerangka Regulasi ...31

D. Kerangka Kelembagaan ...33

BAB IV TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN

Lampiran : Matriks Renstra

BAB V PENUTUP ...52

DAFTAR ISI

Reviu Renstra

2015-2019

Reviu Renstra

(4)

BAB I

PEN DAH U LU AN

A. Kedudukan dan Kondisi Umum

B. Aspek Strategis Organisasi

(5)

enyusunan Rencana

Strategis (Renstra) adalah

suatu proses yang

berorientasi pada hasil yang ingin

dicapai dalam kurun waktu 1 (satu)

tahun sampai dengan 5 (lima)

tahun dan disusun berdasarkan

pemahaman terhadap lingkungan

strategis baik dalam skala nasional,

regional maupun lokal dengan

memperhitungkan potensi, peluang

dan kendala yang ada atau timbul

serta memuat visi dan misi sebagai

penjabaran dalam membina unit

kerja serta kebijaksanaan sasaran.

Dasar hukumnya: Peraturan Menteri Perencanaan dan Pembangunan

Nasional/Kepala Bappenas Nomor 5 Tahun 2014 tentang Penyusunan dan

penelahaan Rencana Strategis Kementerian/Lembaga (RENSTRA K/L)

2015 – 2019.

Renstra perlu direviu setiap

tahunnya agar sesuai dengan

Indikator Kinerja Utama (IKU).

Perumusan Reviu Renstra

dimaksudkan untuk menjadi

pedoman dan arah proses

pembaharuan yang dilakukan agar

dapat berjalan secara optimal,

efektif, dan efisien, menggunakan

acuan yang jelas, terukur, terarah,

dan berorientasi pada peningkatan

kinerja yang akuntabel.

P

MICROSOFT MICROSOFT

(6)

Pengadilan Tinggi Padang

menyusun Reviu Rencana

Strategis Tahun 2015–2019

merupakan komitmen bersama

dalam menetapkan kinerja dengan

tahapan-tahapan yang terencana

dan terprogram secara sistematis

melalui penataan, penertiban,

perbaikan pengkajian, pengelolaan

terhadap sistem kebijakan dan

peraturan perundangan-undangan.

Selanjutnya untuk memberikan

arah dan sasaran yang jelas, serta

sebagai pedoman dan tolok ukur

kinerja Pengadilan Tinggi Padang

diselaraskan dengan arah

kebijakan dan program Mahkamah

Agung untuk mencapai visi dan

misi, serta tujuan organisasi pada

tahun 2015 – 2019.

1 . K e duduk a n

engadilan Tinggi Padang

adalah salah satu

Pengadilan Tinggi

berstatus A khusus. Terletak pada

Ibukota Propinsi Sumatera Barat

yaitu Kota Padang berlamat di

Jalan Jenderal Sudirman Nomor 54

Padang, Kode Pos 25129, Nomor

Telepon (0751) 30554 / 23495

Faks. (0751) 34254. Pengadilan

Tinggi Padang merupakan kawal

depan (voorpost) Mahkamah

Agung RI yang membawahi 16

(enam belas) Pengadilan Negeri di

wilayah hukum Sumatera Barat.

Sebagai bagian dari peradilan

umum, Pengadilan Tinggi Padang

secara hirarki organisatoris dan

administratif berada di bawah

Direktur Jenderal Badan Peradilan

Umum Mahkamah Agung Republik

Indonesia.

Pengadilan Tinggi Padang

mengemban tugas pokok

menegakkan hukum dan keadilan

dalam hal mengadili perkara di

P

(7)

tingkat banding, juga mempunyai

fungsi yudikatif atau penyelesaian

perkara, memiliki fungsi

pengawasan, mengatur, dan

administratif terhadap

pengadilan-pengadilan tingkat pertama di

wilayah hukumnya. Pengawasan

rutin yang selalu dilakukan

Pengadilan Tinggi Padang

langsung ke daerah wilayah

hukumnya meliputi seluruh wilayah

Kota dan Kabupaten di Propinsi

Sumatera Barat antara lain:

Pengadilan Negeri se-Wilayah Hukum Pengadilan Tinggi Padang

1) Pengadilan Negeri Klas I A Padang

Sebagai Peradilan Umum yang menangani perkara pidana dan

perdata, Pengadilan Negeri Padang menempati gedung kantor

yaitu:

Alamat: Jl. Imam Bonjol No. 26 Pariaman

Telp.: (0751) 92841/91132

Saat ini gedung kantor tersebut masih dalam proses renovasi,

sehingga agar pekerjaan tetap berjalan dengan baik dan lancar

maka untuk sementara waktu hanya bidang Kesekretariatan

terutama administrasinya saja yang menempati gedung

tersebut, sedangkan bidang Kepaniteraan terutama teknisnya

menempati gedung kantor Pengadilan Tindak Pidana Korupsi

(Tipikor) Padang.

Pada Pengadilan Negeri Padang ini memiliki Pengadilan

Khusus yang dibentuk di lingkungan Peradilan Umum

berdasarkan Pasal 27 UU No. 48 Tahun 2009 terdapat 2 (dua)

Pengadilan Khusus, yaitu Pengadilan Tipikor, dan Pengadilan

Hubungan Industrial (PHI). Setiap Pengadilan khusus ini

memiliki kompetensi absolute dan relative untuk mengadili

perkara berdasarkan undang-undang yang membentuknya.

Secara yurisdiksi kedua pengadilan tersebut meliputi seluruh

wilayah hukum di Propinsi Sumatera Barat dan memiliki gedung

(8)

Pengadilan Negeri Khusus Tipikor Padang dan Pengadilan

Negeri Khusus PHI Padang beralamat: Jl. By Pass KM 23 Anak

Aie - Padang

2) Pengadilan Negeri Klas I B Pariaman

Alamat: Jl. Imam Bonjol No. 26 Pariaman

Telp. : (0751) 92841/91132

Gedung kantor Pengadilan Negeri Pariaman saat ini pun masih

sedang tahap renovasi.

3) Pengadilan Negeri Klas I B Bukittinggi

Alamat: Jl. Veteran 219 A Bukittinggi

Telp. : (0752) 34362/34361

4) Pengadilan Negeri Klas II Sawahlunto

Pada awal tahun 2018 telah menempati gedung kantor sendiri,

karena dulu masih menempati gedung milik Pemda Setempat.

Alamat: Jl. Dt. Nan Sabaleh No. 3 Desa Kandi Kec. Barangin

Kota Sawahlunto

Telp.: (0754) 61003

5) Pengadilan Negeri Klas II Payakumbuh

Alamat: Jl. Soekarno Hatta No. 162 Payakumbuh

Telp. : (0752) 92092 / 91267

6) Pengadilan Negeri Klas II Padang Panjang

Alamat: Jl. Soekarno Hatta No. 7 Padang Panjang

Telp. : (0752) 82208

7) Pengadilan Negeri Klas II Solok

Alamat: Jl. Lubuk Sikarah No. 22 Solok

Telp. : (0755) 20153 / 20708

8) Pengadilan Negeri Klas II Lubuk Basung

Alamat: Jl. Dr. Moh. Hatta Lubuk Basung

Telp. : (0752) 76143 / 76052

9) Pengadilan Negeri Klas II Painan

Alamat: Jl. Raya Salido Painan

(9)

10) Pengadilan Negeri Klas II Batusangkar

Selama ini menempati gedung kantor milik Pemda setempat,

namun pada akhir tahun 2017 telah menempati gedung baru.

Alamat: Jl. Sultan Alam Bagagarsyah – Kota Batusangkar

Telp. : (0752) 71075

11) Pengadilan Negeri Klas II Lubuk Sikaping

Alamat: Jl. Jend. Sudirman No. 64 Lubuk Sikaping

Telp. : (0753) 20163/20008

12) Pengadilan Negeri Klas II Tanjung Pati

Alamat: Jl. Raya Tanjung Pati

Telp. : (0752) 7754184/7754229

13) Pengadilan Negeri Klas II Koto Baru

Alamat: Jl. Raya Koto Baru

Telp. : (0755) 20320/20121

14) Pengadilan Negeri Klas II Muaro

Alamat: Jl. Prof. M. Yamin No. 51 Muaro

Telp. : (0754) 20065/20066

15) Pengadilan Negeri Klas II Pasaman Barat

Alamat: Jl. Pasaman Baru – Padang Tujuh Simpang Empat

Pasaman Barat

Telp. : (0753) 7464020/7464021

16) Pengadilan Negeri Klas II Pulau Punjung

Alamat: Komplek Sport Center Jl. Lintas Sumatera KM 18 Koto

Padang – Dharmasraya.

Diresmikan pada tanggal 22 Oktober 2018 oleh Ketua

Mahkamah Agung RI. dan dimulainya beroperasi/operasional

gedung kantornya sekaligus Pelantikan Ketua, Wakil, Hakim

dan Para Pejabat Struktural, serta Pejabat Fungsionalnya pada

(10)

2 . K ondisi U m um

ada tahun 2018 - 2019,

banyak hal yang telah

dicapai sehingga dapat

dijadikan sebuah prestasi yang

cukup membanggakan bagi

Pengadilan Tinggi Padang.

Beberapa prestasi tersebut adalah

pada awal tahun 2018 salah satu

satuan kerja yakni, Pengadilan

Negeri Muaro telah meraih

Sertifikasi Akreditasi Penjaminan

Mutu Badan Peradilan Umum

dengan nilai Akreditasi “A”

(Excellent), sehingga hampir

seluruh satuan kerja di wilayah

hukum Pengadilan Tinggi Padang

telah terakreditasi. Pengadilan

Tinggi Padang sendiri telah

mendapatkan Sertifikasi dengan

nilai Akreditasi “A” pada akhir tahun

2017, begitu pula dengan 12 (dua

belas) Pengadilan Negeri

dibawahnya yaitu Pengadilan

Negeri Bukittinggi, Pengadilan

Negeri Sawahlunto, Pengadilan

Negeri Tanjung Pati, Pengadilan

Negeri Payakumbuh, Pengadilan

Negeri Lubuk Basung, Pengadilan

Negeri Lubuk Sikaping, Pengadilan

Negeri Batusangkar, Pengadilan

Negeri Padang Panjang,

Pengadilan Negeri Solok,

Pengadilan Negeri Koto Baru,

Pengadilan Negeri Painan, dan

Pengadilan Negeri Pasaman Barat.

Sementara 2 (dua) Pengadilan

Negeri lagi mendapatkan nilai

Akreditasi “B” yaitu Pengadilan

Negeri Padang dan Pengadilan

Negeri Pariaman, dikarenakan

gedung kantor kedua pengadilan

negeri tersebut sedang tahap

renovasi.

Pada tanggal 25 Juni 2018 di

Pengadilan Negeri Padang

Panjang, Direktur Jenderal Badan

Peradilan Umum Mahkamah Agung

RI yang diwakili oleh Direktur

Pembinaan Tenaga Teknis Badan

Peradilan Umum Mahkamah Agung

RI telah meresmikan Pelayanan

Terpadu Satu Pintu (One Gate

Integrated Service) Pengadilan

Tinggi Padang dan 15 (lima belas)

Pengadilan Negeri yang berada di

wilayah hukum Sumatera Barat.

Pada tanggal 22 Oktober 2018 di

Melounguane, Kabupaten

Kepulauan Talaud, Provinsi

Sulawesi Utara, Ketua Mahkamah

Agung RI telah meresmikan

operasionalisasi 85 (delapan puluh

lima) pengadilan baru di seluruh

(11)

satunya Pengadilan Negeri Pulau

Punjung dan termasuk dalam

wilayah hukum Pengadilan Tinggi

Padang, sehingga satuan kerja

Pengadilan Tinggi Padang

berjumlah 16 (enam belas)

Pengadilan Negeri se-Sumatera

Barat.

Dibentuknya pengadilan baru,

selain dalam rangka mendekatkan

pelayanan pengadilan kepada

masyarakat pencari keadilan

(Access to Justice), bahwa

daerah-daerah yang awalnya secara

geografis berada sangat jauh dari

kantor pengadilan karena berada di

wilayah ibukota kabupaten yang

dimekarkan, sehingga menyulitkan

masyarakat pencari keadilan, saat

ini sudah tidak lagi menjadi kendala

utama. Selain itu, masyarakat tidak

lagi mengeluarkan biaya yang

besar untuk menuju ke pengadilan

karena waktu tempuh menjadi

relatif singkat.

3 . T uga s Pok ok da n Fungsi (T upok si)

engadilan bertugas dan

berwenang: Pengadilan

sebagai badan yang

melaksanakan dan kekuasaan

kehakiman, mempunyai tugas

pokok adalah memeriksa,

memutus, dan mengadili perkara,

serta dalam melaksanakan

tugasnya terlepas dari pengaruh

Pemerintahan lainnya.Pengadilan

Tinggi Padang mempunyai tugas

secara tidak langsung atau vertikal

membantu Badan Peradilan Umum

Mahkamah Agung dalam

merumuskan kebijakan dan

standarisasi teknis bidang

pembinaan tenaga teknis, serta

pembinaan administrasi pengadilan

tingkat pertama di wilayahnya,

serta mengoptimalkan dan

memaksimalkan pranata dan tata

laksana perkara di tingkat banding..

Tugas pokok dan kewenangan

Pengadilan Tinggi Padang

berdasarkan Undang-Undang

(12)

Tugas pokok

Pengadilan Tinggi bertugas dan berwenang mengadili perkara

pidana dan perkara perdata di tingkat banding. (Pasal 51 Ayat (1) Undang-Undang No. 2 Tahun 1986 Tentang Peradilan Umum,

yang telah diubah pertama dengan Undang-Undang No. 8 Tahun

2004, kedua dengan Undang-Undang No. 49 Tahun 2009).

Pengadilan Tinggi juga bertugas dan berwenang mengadili

di tingkat pertama dan terakhir sengketa kewenangan

mengadili antar Pengadilan Negeri di daerah hukumnya.

(Pasal 51 Ayat (2) Undang-Undang No. 2 Tahun 1986 Tentang Peradilan Umum, yang telah diubah pertama dengan

Undang-Undang No. 8 Tahun 2004, kedua dengan Undang-Undang-Undang-Undang No.

49 Tahun 2009).

Pengadilan dapat memberikan keterangan, pertimbangan, dan

nasihat tentang hukum kepada instansi Pemerintah di

daerahnya, apabila diminta. (Pasal 52 Ayat (1) Undang-Undang No. 2 Tahun 1986 Tentang Peradilan Umum, yang telah

diubah pertama dengan Undang-Undang No. 8 Tahun 2004,

kedua dengan Undang-Undang No. 49 Tahun 2009).

Pengadilan dapat diserahi tugas dan kewenangan lain oleh

atau berdasarkan undang-undang. (Pasal 52 Ayat (2) Undang-Undang No. 2 Tahun 1986 Tentang Peradilan Umum, yang telah

diubah pertama dengan Undang-Undang No. 8 Tahun 2004,

(13)

Fungsi Pengadilan Tinggi Padang

berdasarkan Undang-Undang

adalah:

Fungsi Mengadili (Judicial Power), yakni memeriksa

dan mengadili perkara-perkara yang menjadi

kewenangan pengadilan tinggi.

Fungsi Pembinaan, yakni memberikan pengarahan

di wilayah hukumnya, menyangkut teknis yustisial,

administrasi peradilan, administrasi umum,

perlengkapan, keuangan, kepegawaian dan

pembangunan.

Fungsi Pengawasan, yakni mengadakan

pengawasan pelaksanaan tugas dan tingkah laku

Hakim, Panitera Sekretaris, Panitera Pengganti,

Jurusita, dan pegawai di daerah hukumnya serta

terhadap jalannya peradilan tingkat pertama agar

peradilan diselenggarakan dengan seksama dan

sewajarnya dan terhadap pelaksanaan administrasi

perkara & administrasi umum

Fungsi Nasihat, yakni memberikan pertimbangan dan

nasihat tentang hukum kepada instansi pemerintah di

daerah hukumnya apabila diminta.

Fungsi Administrasi, yakni menyelenggarakan

administrasi umum, keuangan dan kepegawaian serta

lainnya untuk mendukung pelaksanaan tugas pokok

teknis peradilan dan administrasi peradilan.

(14)

Pengadilan Tinggi Padang sebagai

lembaga peradilan di tingkat

banding di Wilayah Propinsi

Sumatera Barat fungsi utama

lembaga yaitu:

1) Pengadilan Tinggi Padang

merupakan pengadilan tingkat

Banding di wilayah Propinsi

Sumatera Barat bertugas

membina keseragaman dalam

penerapan hukum melalui

putusan Banding untuk

menjaga agar semua hukum

dan undang-undang di seluruh

wilayah Sumatera Barat

diterapkan secara adil dan

benar.

2) Disamping tugasnya sebagai

Pengadilan tingkat Banding,

Pengadilan Tinggi Padang

memeriksa dan memutus pada

tingkat pertama.

Fungsi lainnya terhadap

pembinaan dan pengawasan

satker-satker dibawahnya yaitu :

1) Pengadilan Tinggi Padang

melakukan pengawasan

terhadap jalannya peradilan di

tingkat pertama dengan tujuan

agar peradilan yang dilakukan

pengadilan - pengadilan di

tingkat pertama di selenggara

kan dengan seksama dan

wajar dengan berpedoman

pada azas peradilan yang

sederhana, cepat dan biaya

ringan, tanpa mengurangi

kebebasan dalam memeriksa

dan memutus perkara.

2) Pengadilan Tinggi Padang juga

melakukan pengawasan :

Terhadap pekerjaan

pengadilan dan tingkah

laku para Hakim dan

perbuatan Pejabat

pengadilan dalam

menjalankan tugas yang

berkaitan dengan

pelaksanaan tugas pokok

Kehakiman, yakni dalam

hal menerima, memeriksa,

mengadili, dan

menyelesaikan setiap

perkara yang diajukan

kepadanya, dan meminta

keterangan tentang hal-hal

yang bersangkutan dengan

teknis peradilan serta

memberi peringatan,

teguran dan petunjuk yang

diperlukan tanpa

mengurangi kebebasan

(15)

Sesuai dengan Peraturan

Mahkamah Agung Republik

Indonesia Nomor 7 Tahun 2015

Tentang Organisasi dan Tata Kerja

Kepaniteraan dan Kesekretariatan

Peradilan, maka secara

organisatoris dan administratif

Pengadilan Tinggi Padang memiliki

struktur organisasi sebagaimana

gambar 1 berikut:

Gambar 1. Struktur Organisasi Pengadilan Tinggi Padang

Adapun tugas pokok dan fungsi

sesuai dengan struktur organisasi

sebagai berikut :

1. Ketua dan Wakil Ketua

(Pimpinan Pengadilan Tinggi)

a. Ketua mengatur pembagian

tugas para Hakim,

membagikan berkas perkara

dan surat-surat lain yang

berhubungan dengan perkara

yang diajukan kepada Majelis

Hakim untuk diselesaikan.

b. Mengadakan pengawasan

dan pelaksanaan tugas dan

tingkah laku Hakim,

Panitera/Sekretaris, pejabat

Struktural lainnya dan

(16)

administrasi peradilan di

daerah hukumnya.

c. Menjaga agar

penyelenggaraan peradilan

terselenggara dengan wajar

dan seksama.

2. Majelis Hakim

- Melaksanakan tugas

kekuasaan kehakiman di

daerah hukumnya.

3. Panitera

a. Panitera bertugas

menyelenggarakan

administrasi perkara, dan

mengatur tugas para Panitera

Muda, Panitera pengganti,

serta seluruh pelaksana di

bagian teknis Pengadilan

Tinggi.

b. Panitera, Panitera Muda dan

Panitera pengganti bertugas

membantu Hakim dengan

mengikuti dan mencatat

jalannya persidangan.

c. Panitera membuat daftar

perkara perkara perdata dan

pidana yang diterima di

kepaniteraan.

d. Panitera membuat salinan

putusan menurut ketentuan

undang-undang yang berlaku

e. Panitera bertanggung jawab

atas pengurusan berkas

perkara, putusan, dokumen,

akta, buku daftar, biaya

perkara, uang titipan pihak

ketiga, surat-surat berharga,

barang bukti, dan surat-surat

lainnya yang disimpan di

kepaniteraan.

4. Sekretaris

a. Membantu dalam

melaksanakan tugas di bidang

administrasi umum/

kesekretariatan dan

mengkoordinir tugas-tugas

Kepala Bagian Umum dan

Keuangan, serta Kepala

Bagian Perencanaan dan

Kepegawaian.

b. Sekretaris bertugas

menyelenggarakan

administrasi umum, mengatur

tugas para Kepala Bagian,

Pejabat administrasi umum,

serta seluruh pelaksana di

bagian kesekretariatan

Pengadilan Tinggi.

c. Sekretaris selaku Pengguna

Anggaran (Kuasa pengguna

Anggaran) bertanggung jawab

atas penggunaan anggaran.

d. Sekretaris selaku Pengguna

barang (Kuasa Pengguna

Barang) bertanggung jawab

(17)

pemanfaatan barang milik

negara (BMN).

5. Kepala Bagian Umum dan

Keuangan

Membantu Sekretaris dalam

melaksanakan tugas di bidang

administrasi keuangan, Rumah

tangga dan Tata Usaha.

Mengkoordinir tugas-tugas

Kepala Sub Bagian Umum dan

Pelaporan serta Kepala Sub

bagian Tata Usaha dan Rumah

Tangga.

6. Kepala Bagian Perencanaan

dan Kepegawaian

Membantu Sekretaris dalam

melaksanakan tugas di bidang

administrasi Perencanaan dan

Kepegawaian. Mengkoordinir

tugas-tugas Kepala Sub Bagian

Rencana Program dan

Anggaran serta Kepala Sub

Bagian Kepegawaian dan

Teknologi Informasi.

7. Panitera Muda Perdata

a. Membantu hakim dengan

mengikuti dan mencatat

jalannya sidang pengadilan.

b. Melaksanakan administrasi

perkara, mempersiapkan

persidangan perkara,

menyimpan berkas perkara

yang masih berjalan dan

urusan lain yang berhubungan

dengaan masalah perkara

perdata.

c. Memberi nomor register pada

setiap perkara yang diterima

di Kepaniteraan Perdata.

d. Mencatat setiap perkara yang

diterima kedalam buku daftar

disertai catatan singkat

tentang isinya.

e. Menyerahkan salinan putusan

kepada para pihak yang

berperkara bila diminta.

f. Menyiapkan berkas perkara

yang dimohonkan banding,

kasasi atau peninjauan

kembali.

g. Menyerahkan arsip berkas in

aktif perkara kepada Panitera

Muda Hukum.

8. Panitera Muda Pidana

a. Membantu hakim dengan

mengikuti dan mencatat

jalannya sidang pengadilan.

b. Melaksanakan administrasi

perkara mempersiapkan

persidangan perkara,

menyimpan berkas perkara

yang masih berjalan dan

urusan lain yang berhubungan

dengan masalah perkara

(18)

c. Memberi nomor register pada

setiap perkara yang diterima

di kepaniteraan.

d. Memberi nomor register pada

setiap perkara dengan acara

singkat yang telah diputus

hakim atau diundurkan hari

persidangannya.

e. Mencatat setiap perkara yang

diterima kedalam buku daftar

disertai catatan singkat

tentang isinya.

f. Menyerahkan salinan putusan

kepada Jaksa, terdakwa atau

kuasanya serta Lembaga

Pemasyarakatan apabila

terdakwa ditahan.

9. Panitera Muda Hukum

a. Membantu hakim dengan

mengikuti dan mencatat

jalannya sidang pengadilan.

b. Mengumpulkan, mengolah

dan mengkaji data,

menyajikan statistik perkara,

menyusun laporan perkara,

menyimpan arsip berkas

perkara atau permohonan

grasi dan tugas lain yang

diberikan berdasarkan

peraturan yang berlaku.

10. Panitera Pengganti

a. Membantu hakim dengan

mengikuti dan mencatat

jalannya sidang pengadilan.

b. Membantu hakim dalam hal :

1) Perkara Perdata :

- Membuat penetapan hari

sidang.

- Membuat berita acara

persidangan yang harus

selesai sebelum sidang

berikutnya.

- Mengetik keputusan.

2) Perkara Pidana :

- Membuat penetapan hari

sidang;

- Membuat penetapan

terdakwa tetap ditahan,

dikeluarkan dari tahanan

atau dirubah jenis

penahanannya;

- Membuat berita acara

persidangan yang harus

selesai sebelum sidang

berikutnya;

- Melaporkan barang bukti

kepada panitera;

- Mengetik putusan.

c. Melaporkan kepada Panitera

Muda bersangkutan

berkenaan dengan

penundaan hari-hari sidang,

perkara yang sudah putus

(19)

d. Menyerahkan berkas perkara

kepada panitera muda

bersangkutan bila telah

selesai diminutasikan.

11. Kepala Sub. Bagian

Keuangan dan Pelaporan

a. Meneliti berkas tagihan

pemeliharaan alat

perlengkapan kantor, gedung

kantor dan biaya langganan

telepon, listrik dan air bersih

untuk mendapatkan

penyelesaian pembayaran.

b. Membuat daftar gaji/lembur

dan rapel pegawai sebagai

bahan untuk melakukan

pembayaran gaji/lembur dan

rapel.

c. Melakukan pembayaran gaji

pegawai sesuai dengan daftar

gaji.

d. Mempersiapkan dan

menyelenggarakan

pengurusan perjalanan dinas

dalam rangka kelancaran

tugas.

e. Mengkoordinasikan

penyusunan daftar usulan

kegiatan sebagai bahan

penyediaan dana kegiatan.

f. Melakukan pencairan

berdasarkan SPM yang

diterima.

g. Melakukan pembayaran atas

tagihan beban anggaran

belanja rutin.

h. Melaksanakan pemotongan

pajak pada setiap

pengeluaran sesuai dengan

ketentuan yang berlaku.

i. Memeriksa dan meneliti surat

pertanggungjawaban

penggunaan anggaran rutin

sesuai dengan bukti-bukti

pengeluarannya.

j. Menyelenggarakan

pembukuan atas SPJ ke

dalam buku kas umum atau

buku-buku pembantu lainnya

untuk dilakukan perhitungan

dan verifikasi dengan

mengetahui perkembangan

realisasi anggaran yang telah

disediakan.

12. Kepala Sub. Bagian

Kepegawaian dan IT

a. Menyusun Surat Keputusan

pengangkatan sebagai PNS

untuk Gol. II.

b. Menyusun Surat Keputusan

kenaikan pangkat untuk Gol.

III/c kebawah.

c. Membuat usul pemberian

kartu pegawai bagi CAPEG

yang telah diangkat Pegawai

(20)

d. Menganalisa data

kepegawaian untuk

menyiapkan DUK pegawai

negeri.

e. Menyiapkan surat permintaan

pengujian kesehatan bagi

calon PNS kepada Dokter

penguji kesehatan atau tim

penguji kesehatan bagi calon

pegawai yang akan diangkat

menjadi pegawai negeri sipil.

f. Menyiapkan penyelenggaraan

Sumpah PNS dan sumpah

serta pelantikan jabatan.

g. Melaksanakan pengusulan

kenaikan pangkat.

h. Melakukan pengusulan

pengangkatan dalam jabatan

struktural

i. Melaksanakan pengusulan

pemindahan pegawai.

j. Mengusulkan pemberhentian

dan pemensiunan.

k. Menyusun DUK pegawai

dalam lingkungan Pengadilan

Tinggi.

l. Mempersiapkan bahan dan

mencatat seluruh hasil untuk

rapat Baperjakat.

13. Kepala Sub. Bagian Tata

Usaha dan Rumah Tangga

a. Mendistribusikanan

pengelolaan arus surat masuk

dengan sistem kartu kendali

untuk memperlancar

penerimaan informasi.

b. Pengiriman surat keluar untuk

memperlancar penyampaian

informasi.

c. Mengklasifikasikan arsip

dilingkungan pengadilan

negeri.

d. Menyelenggarakan urusan

kearsipan dengan mengatur

kegiatan penyediaan,

pelayanan peminjaman,

penyimpanan dan

pemeliharaan arsip

surat-surat dan kantor.

e. Menyelenggarakan

pemeliharaan kendaraan

dinas agar selalu dalam

keadaan siap untuk

digunakan.

f. Menyelenggarakan

administrasi biaya

pemeliharaan kendaraan

dinas sebagai bahan

pertanggungjawaban

penggunaan kendaraan dinas.

g. Menyelenggarakan

pemeliharaan alat

perlengkapan kantor, gedung

kantor dan rumah dinas

(21)

anggaran yang telah

ditetapkan.

h. Menyelenggarakan

pemeliharaan pemakaian

telepon, listrik, air bersih dan

kebersihan ruangan agar

dapat digunakan

sebagaimana mestinya.

14. Kepala Sub. Bagian

Perencanan Program dan

Anggaran

a. Merencanakan program kerja

subbagian rencana program

dan anggaran;

b. Menyusun dan menjadwalkan

rencana kegiatan dalam

bentuk RKAKL;

c. Membagi tugas dan

menentukan penanggung

jawab kegiatan;

d. Menggerakkan dan

mengarahkan pelaksanaan

kegiatan;

e. Membantu pelaksanaan tugas

para bawahan;

f. Menyiapkan bahan konsep

rumusan kebijakan pimpinan

dibidang perencanaan,

program dan anggaran;

g. Mengonsep penyusunan

Rencana Strategis

(RENSTRA);

h. Mengonsep penyusunan

Laporan Akuntabilitas Kinerja

Instansi Pemerintah (LKjIP)

setiap tahun anggaran

meliputi meliputi analisis

target pencapaian kinerja,

program, dan anggaran;

i. Mengonsep penyusunan

rencana kebutuhan anggaran

dalam bentuk RKA-KL;

j. Melaksanakan revisi rencana

kebutuhan anggaran dalam

bentuk RKA-KL;

k. Mengonsep penyusunan

Daftar Isian Pelaksanaan

Anggaran (DIPA);

l. Menghimpun penetapan

kinerja setiap subbagian;

m.Membantu pemantauan dan

evaluasi atas

pelaksanaannya;

n. Mengevaluasi pelaksanaan

tugas bawahan;

o. Melaksanakan tugas khusus

yang diberikan oleh atasan;

p. Melaporkan pelaksanaan

tugas kepada Kepala Bagian

Perencanaan dan

(22)

eran strategis Pengadilan

Tinggi Padang sebagai

pengadilan tingkat

banding adalah dalam hal

mengadili perkara tingkat banding

adalah dalam hal mengadili perkara

tingkat banding di wilayah

hukumnya, mengadili di tingkat

perkara pertama dan terakhir

sengketa kewenangan mengadili

antara Pengadilan Negeri di

wilayah hukumnya, memberi

keterangan pertimbangan dan

nasihat hukum pada instansi

pemerintah di daerahnya

hukumnya, memberi keterangan

pertimbangan dan nasihat hukum

pada instansi pemerintah

didaerahnya apabila diminta,

hingga peran melakukan

pengawasan terhadap jalannya

peradilan di pengadilan tingkat

pertama dan menjaga supaya

peradilan wilayah hukumnya

dilaksanakan tugas pokok dan

fungsinya, Pengadilan Tinggi

Padang masih dihadapkan oleh

beberapa kondisi objektif yang

harus diselesaikan untuk

meningkatkan kinerja pengadilan.

Berikut beberapa hal yang menjadi

isu strategis dan sering menjadi

sorotan masyarakat di pengadilan

pada umumnya, termasuk di

Pengadilan Tinggi Padang yaitu:

1. Akses Terhadap Pengadilan

2. Penyelesaian Putusan Perkara

3. Manajemen Penanganan

Perkara

4. Penerimaan Masyarakat

Terhadap Putusan Pengadilan

5. Kepercayaan Publik

6. Sumber Daya Manusia

7. Pengawasan dan Pengaduan

P

(23)

Tabel 1 Aspek Strategis dan Potensi Permasalahan

Aspek Strategis Potensi Permasalahan

1. Akses Terhadap Pengadilan

1. Akses pengadilan terhadap masyarakat miskin dan termarjinalkan: Posbakum, Prodeo, Zitting Plat;

2. Surat Edaran Mahkamah Agung (SEMA) Nomor 10 Tahun 2010 tentang Pedoman Pemberian Bantuan Hukum;

3. Akses informasi menggunakan sarana meja informasi dan teknologi informasi, serta PTSP; 4. SK Ketua Mahkamah Agung No.

1-144/KMA/SK/I/2011;

- Keterbatasan

anggaran untuk menyediakan fasilitas prodeo;

- Masih adanya keluhan publik bahwa sarana informasi yang disediakan belum menjamin sepenuhnya transparansi di pengadilan;

2. Penyelesaian Putusan Perkara

1. Surat Edaran Mahkamah Agung No. 2 Tahun 2014 tentang Penyelesaian Perkara di Pengadilan Tingkat Pertama dan Tingkat Banding pada 4 (empat) Lingkungan Peradilan; Untuk tingkat banding penyelesaian perkaranya selama 3 (tiga) bulan. 2. Standar Operasional Penyelesaian

(SOP) Perkara Pengadilan Tinggi Padang;

- Masih ada perkara yang penyelesaiannya lebih dari 3 (tiga) bulan;

3. Manajemen Penanganan Perkara

1. Memanfaatkan teknologi informasi;

2. Menggunakan aplikasi Sistem Informasi Penelusuran Perkara (SIPP) Mahkamah Agung RI;

3. Menggunakan template putusan;

4. Regulasi Mahkamah Agung yang mendukung pelaksanaan SIPP;

- Masih banyaknya keluhan publik tentang akurasi informasi pada SIPP dan belum ada kemampuan untuk mengontrol secara efektif;

- Masih terdapat kelemahan akurasi data dan etos kerja sumber daya manusia dalam memanfaatkan

SIPP untuk

penangangan perkara;

4. Penerimaan Masyarakat Terhadap Putusan Pengadilan

Untuk meningkatkan kompetensi penyelesaian perkara, telah dilakukan diklat spesialisasi hakim dalam penanganan perkara

(24)

Pengadilan Tingkat Banding, sehingga memicu para pihak melakukan upaya hukum kasasi

5. Kepercayaan Publik Pengadilan Tinggi Padang berupaya turut serta mewujudkan citra positif dan Performa Badan Peradilan Indonesia yang Unggul/Prima (Indonesian Court Performance-Excellent/ICP-E) demi meningkatkan kinerja dan pelayanan publik denganm mengikuti Akreditasi Penjaminan Mutu (Sertifikasi ISO Pengadilan) yang diselenggarakan oleh Dirjen Badilum MA dan Pengadilan Tinggi Padang telah mendapatkan nilai “A” (Excellent);

Kepercayaan publik terhadap badan peradilan masih rendah, karena komitmen aparatur untuk mewujudkan badan peradilan yang bebas korupsi, kolusi dan nepotisme dan melayani belum sepenuhnya terwujud. Hal ini terjadi pada badan peradilan umumnya.

6. Sumber Daya Manusia 1. Pelatihan bagi Tenaga Teknis dan Non Teknis di Pengadilan;

2. Fit and profer test dalam rangka promosi jabatan;

- Masih lemahnya pemahaman terhadap kebijakan teknis dan non teknis peradilan;

- Pola karir yang belum sesuai dengan kompetensi;

- Beban kerja belum merata yaitu ada beberapa posisi yang beban kerjanya sangat tinggi tetapi beberapa posisi lainnya beban kerjanya cenderung rendah;

7. Pengawasan dan Pengaduan

1. Pengadilan Tinggi menjadi ujung tombak pengawasan dalam menindaklanjuti laporan dari daerah;

2. Peraturan Bersama Mahkamah Agung dan Komisi Yudisial No. 02/PB/MA/IX/201202/PB/P.KY/09/ 2012 tentang Panduan Penegakan Kode Etik dan Pedoman Perilaku Hakim;

3. Keputusan KMA RI No. 076/KMA/SK/VI/2009 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penanganan Pengaduan di Lingkungan Lembaga Peradilan;

- Keterbatasan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia pengawasan;

- Masih banyak masyarakat yang belum memahami mekanisme

pengaduan;

- Belum adanya regulasi jaminan mengenai

(25)

BAB I I V I SI , M I SI DAN

T U J U AN , SERT A SASARAN

A. Visi dan Misi

B. Tujuan dan Sasaran Strategis

(26)

A. VISI DAN MISI

Visi dan Misi Pengadilan Tinggi Padang

Visi

adalah suatu gambaran yang

menantang tentang keadaan masa

depan yang diinginkan untuk

mewujudkan tercapainya tugas

pokok dan fungsi.

Ada pun Visi Pengadilan Tinggi

Padang mengacu pada Visi

Mahkamah Agung RI adalah

sebagai berikut:

“TERWUJUDNYA PENGADILAN TINGGI PADANG YANG AGUNG”

Dengan visi ini Pengadilan Tinggi

Padang ingin mewujudkan

pengadilan ini sebagai lembaga

peradilan yang dihormati, dan

memiliki keluhuran, serta

kemuliaan dalam melaksanakan

tugas pokok dan fungsinya dalam

memutus perkara.

Misi

adalah sesuatu yang harus

diemban atau dilaksanakan sesuai

visi yang ditetapkan agar tujuan

dapat terlaksana dan terwujud

dengan baik. yang mana

Pengadilan Tinggi Padang adalah

sebagai berikut:

M I SI

1) Menjaga Kemandirian Pengadilan Tinggi Padang

2) Memberikan Pelayanan Hukum Yang Berkeadilan Kepada Pencari

Keadilan

3) Meningkatkan Kualitas Kepemimpinan Pengadilan Tinggi Padang

4) Meningkatkan Kredibilitas Dan Transparansi Pengadilan Tinggi

Padang

(27)

B. TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS

Tujuan dan Sasaran Strategis Pengadilan Tinggi Padang

Tujuan

adalah sesuatu yang

akan dicapai atau dihasilkan dalam

jangka waktu tertentu. Tujuan

ditetapkan mengacu kepada

pernyataan visi dan misi organisasi.

Adapun tujuan yang hendak

dicapai Pengadilan Tinggi Padang

adalah sebagai berikut:

1) Pencari keadilan merasa kebutuhan dan

kepuasannya terpenuhi. Tujuan ini diukur dengan

menggunakan indikator: Index responden Pengadilan

Tingkat Pertama yang puas terhadap layanan

Pengadilan Tinggi;

2) Setiap pencari keadilan dapat menjangkau badan

peradilan. Tujuan ini diukur dengan menggunakan

indikator: Persentase putusan perkara yang menarik

perhatian masyarakat yang dapat diakses secara online

dalam waktu 1 (satu) hari setelah putus atau publikasi

perkara (one day one publish).

Sasaran strategis

adalah

penjabaran atau implementasi dari

tujuan secara terukur agar selaras

dan sesuai dengan arah

pembangunan dalam jangka waktu

tertentu.

Untuk mendukung dan

mempertajam pencapaian tujuan,

maka Pengadilan Tinggi Padang

menggunakan sasaran strategis

sebagai berikut:

(28)

B. PROGRAM DAN KEGIATAN

1) Terwujudnya proses peradilan yang

pasti, transparan dan akuntabel;

2) Peningkatan efektifitas pengelolaan

penyelesaian perkara;

Program dan Kegiatan Pengadilan Tinggi Padang

Program

adalah rancangan

mengenai asas serta usaha yang

akan dijalankan.

Kegiatan

adalah aktivitas atau

usaha untuk mencapai suatu hal

tertentu.

Program dan kegiatan digunakan

untuk mendukung tujuan dan

sasaran strategis. Pengadilan

Tinggi Padang menggunakan

program dan kegiatan sesuai

dengan program dan kegiatan yang

telah ditetapkan Mahkamah Agung

RI, serta petunjuk Daftar Isian

Pelaksanaan Anggaran (DIPA)

adalah sebagai berikut:

1) Program: Dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas

teknis lainnya Mahkamah Agung

Kegiatan: Pembinaan administrasi dan pengelolaan

keuangan badan urusan administrasi

Indikator Kegiatan: Penyelenggaraan operasional perkantoran

dan non operasional satker daerah. Program dan kegiatan ini

untuk mendukung capaian indikator kinerja:

- Persentase sisa perkara yang diselesaikan;

(29)

- Persentase perkara yang diselesaikan tepat waktu;

- Persentase penurunan sisa perkara;

- Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum: Kasasi,

Peninjauan Kembali

2) Program: Peningkatan sarana dan prasarana aparatur

Mahkamah Agung RI

Kegiatan: Pengadaan sarana dan prasarana di lingkungan

Mahkamah Agung RI

Indikator Kegiatan: Pengadaan sarana dan prasarana

pendukung SIPP. Program dan kegiatan ini untuk mendukung

capaian indikator kinerja:

- Index responden Pengadilan Tingkat Pertama yang puas

terhadap layanan Pengadilan Tinggi;

- Persentase putusan perkara yang menarik perhatian

masyarakat yang dapat diakses secara online dalam waktu 1

(satu) hari putus atau publikasi perkara (one day one

publish);

3) Program: Peningkatan manajemen peradilan umum

Kegiatan: Peningkatan manajemen peradilan umum

Indikator Kegiatan: Perkara peradilan umum yang diselesaikan

di tingkat peratama dan banding secara tepat waktu. Program

dan kegiatan ini untuk mendukung capaian indikator kinerja:

- Persentase salinan putusan yang dikirim ke Pengadilan

(30)

BAB I I I ARAH K EBI J AK AN DAN

ST RAT EGI S

A. Arah Kebijakan dan Strategi

Mahkamah Agung

B. Arah Kebijakan dan Strategi

Pengadilan Tinggi Padang

C. Kerangka Regulasi

(31)

A. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI MARI

ahkamah Agung (MA)

dalam mendukung

kebijakan nasional

dalam mencapai sasaran

pembangunan di bidang hukum

telah menetapkan arah kebijakan

dan strategi lembaga. yaitu:

1. Terwujudnya proses peradilan

yang pasti, transparan dan

akuntabel.

2. Meningkatkan penyederhanaan

proses penanganan perkara

melalui pemanfaatan teknologi

informasi.

3. Meningkatnya akses peradilan

bagi masyarakat miskin dan

terpinggirkan.

4. Terwujudnya sistem

manajemen informasi yang

terintegrasi dan menunjang

sistem peradilan yang

sederhana, transparan dan

akuntabel.

5. Terwujudnya pelaksanaan

pengawasan kinerja aparat

peradilan secara optimal baik

internal maupun eksternal.

6. Terwujudnya transparansi

pengelolaan SDM lembaga

peradilan berdasarkan

parameter obyektif.

7. Meningkatnya pengelolaan

manajerial lembaga peradilan

secara akuntabel, efektif dan

efisien.

Masing-masing sasaran strategis di

atas memiliki arahan kebijakan

sebagai berikut:

1. Terwujudnya proses peradilan

yang pasti, transparan dan

akuntabel, dengan arah

kebijakannya terdiri dari:

a. Penyempurnaan penerapan

sistem kamar;

b. Pembatasan perkara

kasasi;.

c. Proses berperkara yang

sederhana dan murah;

b. Penguatan akses peradilan;

2. Meningkatkan penyederhanaan

proses penanganan perkara

melalui pemanfaatan teknologi

(32)

a. Pembebasan biaya perkara

untuk masyarakat miskin;

b. Sidang keliling/zitting plaats;

c. Pos pelayanan bantuan

hukum;

3. Meningkatnya akses peradilan

bagi masyarakat miskin dan

terpinggirkan. Terdiri dari:

a. Penataan ulang manajemen

perkara;

b. Integrasi informasi perkara

secara elektronik;

c. Penguatan organisasi dan

SDM Kepaniteraan;

4. Terwujudnya sistem

manajemen informasi yang

terintegrasi dan menunjang

sistem peradilan yang

sederhana, transparan dan

akuntabel. Terdiri dari:

a. Penguatan SDM pelaksana

fungsi pengawasan;

b. Penggunaan parameter

obyektif dalam pelaksanaan

pengawasan;

c. Peningkatan akuntabilitas

dan kualitas pelayanan

peradilan bagi masyarakat;

d. Redefinisi hubungan

Mahkamah Agung dan

Komisi Yudisial sebagai mitra

dalam pelaksanaan fungsi

pengawasan;

5. Terwujudnya pelaksanaan

pengawasan kinerja aparat

peradilan secara optimal baik

internal maupun eksternal.

a. Transparansi kinerja secara

efektif dan efisien;

b. Penguatan Regulasi

Penerapan Sistem Informasi

Terintegrasi;

c. Pengembangan Kompetensi

SDM berbasis TI;

6. Terwujudnya transparansi

pengelolaan SDM lembaga

peradilan berdasarkan

parameter obyektif.

a. Penataan pola rekrutmen

SDM Peradilan;

b. Penataan pola promosi dan

mutasi SDM Peradilan;

7. Meningkatnya pengelolaan

manajerial lembaga peradilan

secara akuntabel, efektif dan

efisien.

a. Kemandirian Anggaran

Mahkamah Agung;

b. Penataan manajemen dalam

rangka good court

governance;

c. Reorganisasi dan mengarah

pada good court governance

dan pengembangan budaya

(33)

B. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI

PENGADILAN TINGGI PADANG

engadilan Tinggi Padang

dalam mendukung

kebijakan Mahkamah

Agung dalam mencapai sasaran

pembangunan di bidang hukum

telah menetapkan arah kebijakan

dan strategi lembaga. Pengadilan

Tinggi Padang menetapkan 2 (dua)

sasaran strategis yang terdiri dari:

1. Terwujudnya proses peradilan

yang pasti, transparan dan

akuntabel;

2. Peningkatan efektivitas

pengelolaan penyelesaian

perkara;

Dua sasaran strategis tersebut

merupakan arahan bagi Pengadilan

Tinggi Padang untuk mewujudkan

visi dan misi yang telah ditetapkan.

Untuk mewujudkan visi dan misi,

maka Pengadilan Tinggi Padang

membuat arah kebijakan dari setiap

sasaran tersebut antara lain:

1. Terwujudnya proses peradilan

yang pasti, transparan dan

akuntabel, dengan arah

kebijakannya yaitu:

a. Peningkatan penyelesaian

sisa perkara;

b. Peningkatan penyelesaian

perkara yang putus dengan

tepat waktu;

c. Pengikisan habis sisa

perkara;

d. Peningkatan aksepbilitas

putusan Hakim Tinggi agar

meningkatkan kepuasan

masyarakat terhadap

putusan banding, sehingga

tidak terjadi upaya hukum

lebih lanjut;

2. Peningkatan efektivitas

pengelolaan penyelesaian

perkara;

a. Akses Informasi berupa

Putusan perkara yang

menarik perhatian

masyarakat yang dapat

diakses secara online dalam

waktu 1 hari setelah putus;

b. Ketepatan waktu dalam hal

pengiriman salinan putusan

(34)

C. KERANGKA REGULASI

ari sisi regulasi,

Mahkamah Agung telah

memiliki dasar hukum

tentang peradilan dan peraturan

pelaksanaannya yang berada

dalam lingkup 4 (empat) peradilan,

yakni peradilan umum, peradilan

agama, peradilan tata usaha dan

militer. Dalam hal peradilan umum,

terutama Pengadilan Tinggi

Padang sebagai kawal depan

Mahkamah Agung yang berada di

propinsi Sumatera Barat,

bertanggung jawab dalam

penyelenggaraan memeriksa,

memutus dan mengadili perkara

tingkat banding.

Selanjutnya akan dilakukan

identifikasi peraturan-peraturan

yang masih perlu dijabarkan lagi

turunannya, serta akan dilakukan

langkah-langkah deregulasi untuk

berbagai peraturan yang

merupakan produk yang sudah

lama yang dinilai dapat

menghambat pelaksanaan tugas

dan menciptakan ketidakpastian

hukum di masyarakat, untuk

kemudian dilakukan reformasi jika

dinilai sudah tidak sesuai lagi

dengan kondisi terkini. Perubahan

dan penyusunan regulasi turunan

yang merupakan turunan

undang-undang yang dikaitkan dengan tusi

badan peradilan umum, yakni:

1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman;

2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung sebagaimana telah diubah dan ditambah dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2009;

3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1986 tentang Peradilan Umum sebagaimana telah diubah dan ditambah dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 49 Tahun 2009;

4. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi, dan Tata

(35)

Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia;

5. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2005 tentang Sekretariat Mahkamah Agung;

6. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Kepaniteraan Mahkamah Agung;

7. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi;

8. PERMA No 4 tahun 2014 tentang pedoman pelaksanaan diversi dalam system peradilan pidana anak;

9. SEMA No 6 tahun 2010 tentang instruksi implementasi keterbukaan informasi pada kalangan pengadilan;

10. SEMA No 2 tahun 2011 tentang pengelolaan uang biaya perkara; 11. SEMA No 4 tahun 2012 tentang perekaman proses persidangan; 12. SEMA No 2 Tahun 2014 tentang penyelesaian perkara di Pengadilan

tingkat pertama dan tingkat banding di 4 lingkungan peradilan;

13. SEMA No 2 tahun 2016 tentang efisisensi dan transparansi penanganan perkara kepailitan dan penundaan kewajiban pembayaran utang di pengadilan;

14. Kep KMA No 1-144/KMA/SK/I/2011 tentang pedoman pelayanan informasi di pengadilan;

15. Kep Dirjen Badilum No 1586/DJU/SK/PS01/9/2015 tentang pedoman standar pemberian informasi public untuk masyarakat pencari keadilan dan standar meja informasi di pengadilan;

1. PERMA No 1 tahun 2016 tentang prosedur mediasi di pengadilan;

2. PERMA No 9 tahun 2016 tentang pedoman penanganan

pengaduan dilingkungan Mahkamah Agung dan badan peradilan

dibawahnya;

3. SEMA No 1 tahun 2011 tentang penyampaian salinan putusan

dan petikan putusan;

4. SEMA No 1 tahun 2014 tentang dokumen elektronik sebagai

kelengkapan permohonan kasasi dan PK;

5. SEMA No 5 tahun 2009 tentang pengiriman laporan kasasi/

(36)

B. KERANGKA KELEMBAGAAN

6. SEMA No 10 tahun 2009 tentang pengajuan permohonan PK;

7. SEMA No 10 tahun 2012 tentang pedoman pemberian bantuan

hukum

8. PERMA No 1 tahun 2014 tentang pedoman pemberian layanan

hukum bagi masyarakat tidak mampu di pengadilan;

9. SK KMA 1-144 Tahun 2011 tentang Pedoman Pelayanan

Informasi di Pengadilan;

10. SK Dirjen Badilum No 52/DJU/HK.006/5/tahun 2014 tentang

petunjuk pelaksanaan peraturan Mahkamah Agung no 1 tahun

2014 tentang pedoman pemberian layanan hukum bagi

masyarakat yang tidak mampu di pengadilan;

11. SK KPT No. W3.U/03/SK/KP/I/2017 tentang Standard Operasional

Prosedur (SOP) Tahun 2017;

12. SK KPT No. W3.U/10/SK/KP/I/2017 tentang Penetapan Pengelola

Biaya Proses dan Perincian Biaya Proses Perkara Tingkat

Banding;

engadilan Tinggi Padang

sebagai sebuah satuan

kerja di bawah Mahkamah

Agung RI, telah diatur organisasi

dan tata kerjanya sesuai dengan

Peraturan Mahkamah Agung

(PERMA) No. 7 Tahun 2015

tentang Organisasi dan Tata Kerja

Kepaniteraan dan Kesekretariatan

Peradilan, bahwa diatur khususnya

pada Bab II Kepaniteraan Peradilan

Umum Bagian Kedua Kepaniteran

Pengadilan Tinggi Tipe A Pasal 7

(37)

BAB II

KEPANITERAAN PERADILAN UMUM

Bagian Kedua

Kepaniteraan Pengadilan Tinggi Tipe A

Paragraf 1

Kedudukan, Tugas, dan Fungsi

Pasal 7

(1) Kepaniteraan Pengadilan Tinggi Tipe A adalah aparatur tata usaha

negara yang dalam menjalankan tugas dan fungsinya berada di bawah

dan tanggung jawab Ketua Pengadilan Tinggi Tipe A.

(2) Kepaniteraan Pengadilan Tinggi Tipe A dipimpin oleh Panitera.

Pasal 8

Kepaniteraan Pengadilan Tinggi Tipe A mempunyai tugas melaksanakan

pemberian dukungan di bidang teknis dan administrasi perkara serta

menyelesaikan surat-surat yang berkaitan dengan perkara.

Pasal 9

Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8,

Panitera Pengadilan Tinggi Tipe A menyelenggarakan fungsi :

a. pelaksanaan koordinasi, pembinaan dan pengawasan pelaksanaan

tugas dalam pemberian dukungan di bidang teknis;

b. pelaksanaan pengelolaan administrasi perkara perdata;

c. pelaksananaan pengelolaan administrasi perkara pidana;

d. pelaksananaan pengelolaan administrasi perkara khusus;

e. pelaksananaan pengelolaan administrasi perkara, penyajian data

perkara, dan transparansi perkara;

f. pelaksanaan administrasi keuangan dalam program teknis dan

keuangan perkara yang ditetapkan berdasarkan peraturan dan

perundang-undangan, minutasi, evaluasi dan administrasi kepaniteraan;

g. pembinaan teknis kepaniteraan dan kejurusitaan; dan

h. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Ketua Pengadilan Tinggi Tipe

(38)

Paragraf 2

Susunan Organisasi

Pasal 10

Kepaniteraan Pengadilan Tinggi Tipe A, terdiri atas:

a. Panitera Muda Perdata;

b. Panitera Muda Pidana;

c. Panitera Muda Khusus; dan

d. Panitera Muda Hukum.

Pasal 11

Panitera Muda Perdata mempunyai tugas melaksanakan administrasi

perkara di bidang perdata.

Pasal 12

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11,

Panitera Muda Perdata menyelenggarakan fungsi:

a. pelaksanaan pemeriksaan dan penelaahan kelengkapan berkas

perkara banding;

b. pelaksanaan pemeriksaan dan penelaahan kelengkapan berkas

perkara gugatan dan permohonan;

c. pelaksanaan registrasi perkara banding;

d. pelaksanaan registrasi perkara gugatan dan permohonan;

e. pelaksanaan distribusi perkara banding yang telah diregister untuk

diteruskan kepada Ketua Majelis Hakim berdasarkan Penetapan

Penunjukkan Majelis Hakim dari Ketua Pengadilan Tinggi Tipe A;

f. pelaksanaan distribusi perkara yang telah diregister untuk diteruskan

kepada Ketua Majelis Hakim berdasarkan Penetapan Penunjukkan

Majelis Hakim dari Ketua Pengadilan Tinggi Tipe A;

g. pelaksanaan penerimaan kembali berkas perkara yang sudah diputus dan

diminutasi;

h. pelaksanaan pengiriman salinan putusan Pengadilan Tinggi Tipe A

beserta berkas perkara bendel A kepada pengadilan pengaju;

i. pelaksanaan penyimpanan berkas perkara yang belum mempunyai

kekuatan hukum tetap;

(39)

kekuatan hukum tetap ke Panitera Muda Hukum;

k. pelaksanaan urusan tata usaha kepaniteraan; dan

l. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Panitera.

Pasal 13

Panitera Muda Pidana mempunyai tugas melaksanakan administrasi perkara

di bidang pidana.

Pasal 14

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13,

Panitera Muda Pidana menyelenggarakan fungsi :

a. pelaksanaan pemeriksaan dan penelaahan kelengkapan berkas perkara

banding;

b. pelaksanaan pemeriksaan dan penelaahann kelengkapan berkas perkara

pidana;

c. pelaksanaan registrasi perkara banding;

d. pelaksanaan registrasi perkara pidana;

e. pelaksanaan distribusi perkara banding yang telah diregister untuk

diteruskan kepada Ketua Majelis Hakim berdasarkan Penetapan

Penunjukkan Majelis Hakim dari Ketua Pengadilan Tinggi Tipe A;

f. pelaksanaan distribusi perkara yang telah diregister untuk diteruskan

kepada Ketua Majelis Hakim berdasarkan Penetapan Penunjukkan

Majelis Hakim dari Ketua Pengadilan Tinggi Tipe A;

g. pelaksanaan penghitungan, penyiapan dan pengiriman penetapan

penahanan, perpanjangan penahanan dan penangguhan penahanan;

h. pelaksanaan penerimaan kembali berkas perkara yang sudah diputus dan

diminutasi;

i. pelaksanaan pengiriman salinan putusan Pengadilan Tinggi Tipe A

beserta berkas perkara bendel A kepada pengadilan pengaju;

j. pelaksanaan penyimpanan berkas perkara yang belum mempunyai

kekuatan hukum tetap;

k. pelaksanaan penyerahan berkas perkara yang sudah mempunyai

kekuatan hukum tetap ke Panitera Muda Hukum;

l. pelaksanaan urusan tata usaha kepaniteraan; dan

(40)

Pasal 15

Panitera Muda Khusus mempunyai tugas melaksanakan aministrasi perkara

di bidang perkara khusus antara lain perkara Tindak Pidana Korupsi dan

perkara khusus lainnya sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang

berlaku.

Pasal 16

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15,

Panitera Muda Khusus menyelenggarakan fungsi:

a. pelaksanaan pemeriksaan dan penelaahan kelengkapan berkas perkara

khusus;

b. pelaksanaan registrasi perkara khusus;

c. pelaksanaan distribusi perkara khusus yang telah diregister untuk

diteruskan kepada Ketua Majelis Hakim berdasarkan Penetapan

Penunjukkan Majelis Hakim dari Ketua Pengadilan Tinggi Tipe A;

d. pelaksanaan penghitungan, penyiapan dan pengiriman penetapan

penahanan, perpanjangan penahanan dan penangguhan penahanan bagi

perkara bidang pidana khusus;

e. pelaksanaan penerimaan kembali berkas perkara yang sudah diputus dan

diminutasi;

f. pelaksanaan pengiriman salinan putusan Pengadilan Tinggi Tipe A

beserta berkas perkara bendel A kepada pengadilan pengaju;

g. pelaksanaan penyimpanan berkas perkara yang belum mempunyai

kekuatan hukum tetap;

h. pelaksanaan penyerahan berkas perkara yang sudah mempunyai

kekuatan hukum tetap ke Panitera Muda Hukum;

i. pelaksanaan urusan tata usaha kepaniteraan; dan

j. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Panitera.

Pasal 17

Panitera Muda Hukum mempunyai tugas melaksanakan pengumpulan,

pengolahan dan penyajian data perkara, hubungan masyarakat, penataan

arsip perkara, serta pelaporan.

Pasal 18

(41)

Panitera Muda Hukum menyelenggarakan fungsi:

a. pelaksanaan pengumpulan, pengelolaan dan penyajian data perkara;

b. pelaksanaan penyajian statistik perkara;

c. pelaksanaan penyusunan dan pengiriman pelaporan perkara;

d. pelaksanaan penataan, penyimpanan dan pemeliharaan arsip perkara;

e. pelaksanaan kerja sama dengan Arsip Daerah untuk penitipan

berkas perkara;

f. pelaksanaan penyiapan, pengelolaan dan penyajian bahan-bahan yang

berkaitan dengan transparansi perkara;

g. pelaksanaan penghimpunan pengaduan dan pelayanan masyarakat; dan

h. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Panitera.

Bagian Ketiga

Kepaniteraan Pengadilan Tinggi

Paragraf 1

Kedudukan, Tugas, dan Fungsi

Pasal 19

(1) Kepaniteraan Pengadilan Tinggi adalah aparatur tata usaha negara yang

dalam menjalankan tugas dan fungsinya berada di bawah dan

tanggung jawab Ketua Pengadilan Tinggi.

(2) Kepaniteraan Pengadilan Tinggi dipimpin oleh Panitera.

Pasal 20

Kepaniteraan Pengadilan Tinggi mempunyai tugas melaksanakan pemberian

dukungan di bidang teknis dan administrasi perkara serta menyelesaikan

surat-surat yang berkaitan dengan perkara.

Pasal 21

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada Pasal 20,

Panitera Pengadilan Tinggi menyelenggarakan fungsi:

a. pelaksanaan koordinasi, pembinaan dan pengawasan pelaksanaan tugas

dalam pemberian dukungan di bidang teknis;

b. pelaksanaan pengelolaan administrasi perkara perdata;

c. pelaksananaan pengelolaan administrasi perkara pidana;

d. pelaksananaan pengelolaan administrasi perkara khusus;

(42)

dan transparansi perkara;

f. pelaksanaan administrasi keuangan dalam program teknis dan

keuangan perkara yang ditetapkan berdasarkan peraturan dan

perundang-undangan, minutasi, evaluasi dan administrasi Kepaniteraan;

g. pembinaan teknis kepaniteraan dan kejurusitaan, dan;

h. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Ketua Pengadilan Tinggi.

Paragraf 2

Susunan Organisasi

Pasal 22

Kepaniteraan Pengadilan Tinggi, terdiri atas:

a. Panitera Muda Perdata;

b. Panitera Muda Pidana;

c. Panitera Muda Khusus; dan

d. Panitera Muda Hukum.

Pasal 23

Panitera Muda Perdata mempunyai tugas melaksanakan administrasi perkara

di bidang perdata.

Pasal 24

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23,

Panitera Muda Perdata menyelenggarakan fungsi:

a. pelaksanaan pemeriksaan dan penelaahan kelengkapan berkas perkara

banding;

b. pelaksanaan pemeriksaan dan penelaahan kelengkapan berkas perkara

gugatan dan permohonan;

c. pelaksanaan registrasi perkara banding;

d. pelaksanaan registrasi perkara gugatan dan permohonan;

e. pelaksanaan distribusi perkara banding yang telah diregister untuk

diteruskan kepada Ketua Majelis Hakim berdasarkan Penetapan

Penunjukkan Majelis Hakim dari Ketua Pengadilan Tinggi;

f. pelaksanaan distribusi perkara yang telah diregister untuk diteruskan

kepada Ketua Majelis Hakim berdasarkan Penetapan Penunjukkan

Majelis Hakim dari Ketua Pengadilan Tinggi;

(43)

diminutasi;

h. pelaksanaan pengiriman salinan putusan Pengadilan Tinggi beserta

berkas perkara bendel A kepada pengadilan pengaju;

i. pelaksanaan penyimpanan berkas perkara yang belum mempunyai

kekuatan hukum tetap;

j. pelaksanaan penyerahan berkas perkara yang sudah mempunyai

kekuatan hukum tetap ke Panitera Muda Hukum;

k. pelaksanaan urusan tata usaha kepaniteraan, dan;

l. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Panitera.

Pasal 25

Panitera Muda Pidana mempunyai tugas melaksanakan administrasi perkara

di bidang pidana.

Pasal 26

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25,

Panitera Muda Pidana menyelenggarakan fungsi:

a. pelaksanaan pemeriksaan dan penelaahan kelengkapan berkas perkara

banding;

b. pelaksanaan pemeriksaan dan penelaahan kelengkapan berkas

perkara pidana

c. pelaksanaan registrasi perkara banding;

d. pelaksanaan registrasi perkara pidana;

e. pelaksanaan distribusi perkara banding yang telah diregister untuk

diteruskan kepada Ketua Majelis Hakim berdasarkan Penetapan

Penunjukkan Majelis Hakim dari Ketua Pengadilan Tinggi;

f. pelaksanaan distribusi perkara yang telah diregister untuk diteruskan

kepada Ketua Majelis Hakim berdasarkan Penetapan Penunjukkan

Majelis Hakim dari Ketua Pengadilan Tinggi;

g. pelaksanaan penghitungan, penyiapan dan pengiriman penetapan

penahanan, perpanjangan penahanan dan penangguhan penahanan;

h. pelaksanaan penerimaan kembali berkas perkara yang sudah diputus

dan diminutasi;

i. pelaksanaan pengiriman salinan putusan Pengadilan Tinggi beserta

(44)

j. pelaksanaan penyimpanan berkas perkara yang belum mempunyai

kekuatan hukum tetap;

k. pelaksanaan penyerahan berkas perkara yang sudah mempunyai

kekuatan hukum tetap ke Panitera Muda Hukum;

l. pelaksanaan urusan tata usaha kepaniteraan, dan;

m. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Panitera.

Pasal 27

Panitera Muda Khusus mempunyai tugas melaksanakan administrasi perkara

di bidang perkara khusus antara lain perkara Tindak Pidana Korupsi dan

perkara khusus lainnya sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang

berlaku.

Pasal 28

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27,

Panitera Muda Khusus menyelenggarakan fungsi:

a. pelaksanaan pemeriksaan dan penelaahan kelengkapan berkas

perkara khusus;

b. pelaksanaan registrasi perkara khusus;

c. pelaksanaan distribusi perkara khusus yang telah diregister untuk

diteruskan kepada Ketua Majelis Hakim berdasarkan Penetapan

Penunjukkan Majelis Hakim dari Ketua Pengadilan Tinggi;

d. pelaksanaan penghitungan, penyiapan dan pengiriman penetapan

penahanan, perpanjangan penahanan dan penangguhan penahanan bagi

perkara bidang pidana khusus;

e. pelaksanaan penerimaan kembali berkas perkara yang sudah diputus dan

diminutasi;

f. pelaksanaan pengiriman salinan putusan Pengadilan Tinggi beserta

berkas perkara bendel A kepada pengadilan pengaju;

g. pelaksanaan penyimpanan berkas perkara yang belum mempunyai

kekuatan hukum tetap;

h. pelaksanaan penyerahan berkas perkara yang sudah mempunyai

kekuatan hukum tetap ke Panitera Muda Hukum;

i. pelaksanaan urusan tata usaha kepaniteraan, dan;

(45)

Pasal 29

Panitera Muda Hukum mempunyai tugas melaksanakan pengumpulan,

pengolahan dan penyajian data perkara, hubungan masyarakat, penataan

arsip perkara serta pelaporan.

Pasal 30

Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29,

Panitera Muda Hukum menyelenggarakan fungsi:

a. pelaksanaan pengumpulan, pengelolaan dan penyajian data perkara;

b. pelaksanaan penyajian statistik perkara;

c. pelaksanaan penyusunan dan pengiriman pelaporan perkara;

d. pelaksanaan penataan, penyimpanan dan pemeliharaan arsip perkara;

e. pelaksanaan kerja sama dengan Arsip Daerah untuk penitipan berkas

perkara,

f. pelaksanaan penyiapan, pengelolaan dan penyajian bahan-bahan

yang berkaitan dengan transparansi perkara;

g. pelaksanaan penghimpunan pengaduan dan pelayanan masyarakat, dan;

(46)

BAB I V T ARGET K I N ERJ A DAN

K ERAN GK A PEN DAN AAN

A. Target Kinerja

B. Kerangka Pendanaan

(47)

A. TARGET KINERJA

enstra merupakan

gambaran perencanaan

kinerja yang menjadi

sasaran strategis sebagai

komitmen bersama dalam

menetapkan target, sehingga

mewujudkan suatu Rencana

Kinerja Tahunan yang akan

ditetapkan menjadi Perjanjian

Kinerja Tahunan.

Renstra ini telah direviu hampir tiap

tahunnya, yang mana saat ini telah

menjadi Reviu Renstra Tahun

2015-2019 dan mengacu kepada

Reviu Indikator Kinerja Utama

(IKU). IKU memuat sasaran

strategis dan indikator-indikator

kinerja, dengan tahapan-tahapan

yang terencana dan terprogram

secara sistematis. Pengadilan

Tinggi Padang telah menetapkan 2

(dua) sasaran strategis dengan

mengaplikasikan 7 (tujuh) indikator

kinerja, yang mana didukung

kinerja kesekretariatan (sporting

unit).

Pencapaian kinerja diukur dari

target-target yang telah

direncanakan dan ditetapkan,

sesuai perencanaan dalam Reviu

Rencana Strategis (Renstra)

periode 2015-2019 yang mana

diturunkan menjadi Rencana

Kinerja Tahunan (RKT) yakni

menjadi RKT 2015, RKT 2016,

RKT 2017, RKT 2018, dan RKT

2019. Selanjutnya ditetapkan

dalam Perjanjian Kinerja Tahunan

(PKT) yakni PKT 2015, PKT 2016,

PKT 2017, PKT 2018, dan PKT

2019 . Pengukuran kinerja yang

dimaksud adalah proses sistematis

dan berkesinambungan untuk

menilai keberhasilan dan

kegagalan pelaksanaan kegiatan

sesuai dengan program, kebijakan,

sasaran dan tujuan yang telah

ditetapkan dalam mewujudkan visi,

misi dan strategi instansi

pemerintah.

Mengenai target kinerja yang ingin

dicapai sesuai perencanaan

selama jangka waktu 2015-2019,

maka digambarkan dalam sebuah

Gambar

gambar 1 berikut:
Tabel 1 Aspek Strategis dan Potensi Permasalahan

Referensi

Dokumen terkait

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sikap masyarakat Surabaya mengenai program “Ini Talk Show” NET. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, dengan

Dan nilai koefisiennya sebesar 0,679, maka dapat disimpulkan bahwa dari hasil penelitian ini dana pihak ketiga berpengaruh positif signifikan terhadap

Etiologinya diperkirakan karena disfungsi dari mekanisme kerja hipotalamus – hipofisis yang mengakibatkan anovulasi sekunder. Pada masa ini ovarium masih belum

Park and Ride diharapkan dapat menyediakan tempat yang cukup luas dan baik untuk menampung kendaraan pribadi, mengurangi kendaraan yang masuk ke Kota karena

Kondisi ini berbeda dengan pendapat Fauzi (2003) dalam Agunggunanto (2011), yang menyatakan nelayan tradisional di Indonesia masih tergolong miskin dengan pendapatan per

Bagaimana agar dukungan tersebut dapat berjalan secara optimal sehingga terwujud pelayanan masyarakat pencari keadilan secara prima dan sewajarnya, perlu dicermati

Dari uraian diatas dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa Direktorat Pranata dan Tata Laksana dalam melaksanakan fungsinya bertanggung jawab kepada Panitera Mahkamah

Tujuan penelitian ini adalah melihat pengaruh variasi konsentrasi tepung kedelai sebagai bahan pengikat terhadap kadar air dan mutu organo-leptik nugget ikan