uji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayahNya, sehingga kami dapat mereviu Rencana Strategis (Renstra) Pengadilan Tinggi Padang Periode 2015-2019. Pengadilan Tinggi Padang bertanggung jawab dalam penyelenggaraan memeriksa, memutus dan mengadili perkara tingkat banding.
Penyusunan Renstra berdasarkan Peraturan Menteri Perencanaan dan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Nomor 5 Tahun 2014 tentang Penyusunan dan penelahaan Rencana Strategis Kementerian/Lembaga (RENSTRA K/L) 2015-2019, serta Surat Sekretaris Mahkamah Agung RI. Tanggal 27
Oktober 2017 Nomor
933/SEK/OT.01.3/10/2017 tentang Review Indikator Kinerja Utama (IKU) Pengadilan Tingkat Banding dan Pengadilan Tingkat Pertama. Renstra Tahun 2015-2019 yang telah direviu ini mengacu kepada perubahan IKU dan didukung program-program kerja yang terdapat di dalam Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA) yang merupakan sporting unit.
Akhir kata kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu memberikan sumbangsih pikiran dalam menyusun Renstra ini. Semoga bermanfaat dalam perencanaan di masa depan, sehingga dapat “TERWUJUDNYA PENGADILAN TINGGI PADANG YANG AGUNG”.
P
“Dalam upaya mewujudkan tata pemerintahan yang baik (good governance), Pengadilan Tinggi Padang menyusun Rencana Strategis (Renstra) Tahun 2015-2019 sebagai perencanaan demi terwujudnya capaian kinerja yang ditargetkan Pengadilan Tinggi Padang.”
Padang, Februari 2018
KETUA PENGADILAN TINGGI PADANG
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Kedudukan dan Kondisi Umum ... 3
B. Aspek Strategis dan Potensi Permasalahan ... 19
BAB ll VISI, MISI, DAN TUJUAN, SASARAN STRATEGIS
A. Visi dan Misi ...23
B. Tujuan dan Sasaran Strategis ...24
C. Program dan Kegiatan ...25
BAB lll ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGIS
A. Arah Kebijakan dan Strategi Mahkamah Agung RI 28
B. Arah Kebijakan dan Strategis Pengadilan Tinggi
Padang ...30
C. Kerangka Regulasi ...31
D. Kerangka Kelembagaan ...33
BAB IV TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN
Lampiran : Matriks Renstra
BAB V PENUTUP ...52
DAFTAR ISI
Reviu Renstra
2015-2019
Reviu Renstra
BAB I
PEN DAH U LU AN
A. Kedudukan dan Kondisi Umum
B. Aspek Strategis Organisasi
enyusunan Rencana
Strategis (Renstra) adalah
suatu proses yang
berorientasi pada hasil yang ingin
dicapai dalam kurun waktu 1 (satu)
tahun sampai dengan 5 (lima)
tahun dan disusun berdasarkan
pemahaman terhadap lingkungan
strategis baik dalam skala nasional,
regional maupun lokal dengan
memperhitungkan potensi, peluang
dan kendala yang ada atau timbul
serta memuat visi dan misi sebagai
penjabaran dalam membina unit
kerja serta kebijaksanaan sasaran.
Dasar hukumnya: Peraturan Menteri Perencanaan dan Pembangunan
Nasional/Kepala Bappenas Nomor 5 Tahun 2014 tentang Penyusunan dan
penelahaan Rencana Strategis Kementerian/Lembaga (RENSTRA K/L)
2015 – 2019.
Renstra perlu direviu setiap
tahunnya agar sesuai dengan
Indikator Kinerja Utama (IKU).
Perumusan Reviu Renstra
dimaksudkan untuk menjadi
pedoman dan arah proses
pembaharuan yang dilakukan agar
dapat berjalan secara optimal,
efektif, dan efisien, menggunakan
acuan yang jelas, terukur, terarah,
dan berorientasi pada peningkatan
kinerja yang akuntabel.
P
MICROSOFT MICROSOFT
Pengadilan Tinggi Padang
menyusun Reviu Rencana
Strategis Tahun 2015–2019
merupakan komitmen bersama
dalam menetapkan kinerja dengan
tahapan-tahapan yang terencana
dan terprogram secara sistematis
melalui penataan, penertiban,
perbaikan pengkajian, pengelolaan
terhadap sistem kebijakan dan
peraturan perundangan-undangan.
Selanjutnya untuk memberikan
arah dan sasaran yang jelas, serta
sebagai pedoman dan tolok ukur
kinerja Pengadilan Tinggi Padang
diselaraskan dengan arah
kebijakan dan program Mahkamah
Agung untuk mencapai visi dan
misi, serta tujuan organisasi pada
tahun 2015 – 2019.
1 . K e duduk a n
engadilan Tinggi Padang
adalah salah satu
Pengadilan Tinggi
berstatus A khusus. Terletak pada
Ibukota Propinsi Sumatera Barat
yaitu Kota Padang berlamat di
Jalan Jenderal Sudirman Nomor 54
Padang, Kode Pos 25129, Nomor
Telepon (0751) 30554 / 23495
Faks. (0751) 34254. Pengadilan
Tinggi Padang merupakan kawal
depan (voorpost) Mahkamah
Agung RI yang membawahi 16
(enam belas) Pengadilan Negeri di
wilayah hukum Sumatera Barat.
Sebagai bagian dari peradilan
umum, Pengadilan Tinggi Padang
secara hirarki organisatoris dan
administratif berada di bawah
Direktur Jenderal Badan Peradilan
Umum Mahkamah Agung Republik
Indonesia.
Pengadilan Tinggi Padang
mengemban tugas pokok
menegakkan hukum dan keadilan
dalam hal mengadili perkara di
P
tingkat banding, juga mempunyai
fungsi yudikatif atau penyelesaian
perkara, memiliki fungsi
pengawasan, mengatur, dan
administratif terhadap
pengadilan-pengadilan tingkat pertama di
wilayah hukumnya. Pengawasan
rutin yang selalu dilakukan
Pengadilan Tinggi Padang
langsung ke daerah wilayah
hukumnya meliputi seluruh wilayah
Kota dan Kabupaten di Propinsi
Sumatera Barat antara lain:
Pengadilan Negeri se-Wilayah Hukum Pengadilan Tinggi Padang
1) Pengadilan Negeri Klas I A Padang
Sebagai Peradilan Umum yang menangani perkara pidana dan
perdata, Pengadilan Negeri Padang menempati gedung kantor
yaitu:
Alamat: Jl. Imam Bonjol No. 26 Pariaman
Telp.: (0751) 92841/91132
Saat ini gedung kantor tersebut masih dalam proses renovasi,
sehingga agar pekerjaan tetap berjalan dengan baik dan lancar
maka untuk sementara waktu hanya bidang Kesekretariatan
terutama administrasinya saja yang menempati gedung
tersebut, sedangkan bidang Kepaniteraan terutama teknisnya
menempati gedung kantor Pengadilan Tindak Pidana Korupsi
(Tipikor) Padang.
Pada Pengadilan Negeri Padang ini memiliki Pengadilan
Khusus yang dibentuk di lingkungan Peradilan Umum
berdasarkan Pasal 27 UU No. 48 Tahun 2009 terdapat 2 (dua)
Pengadilan Khusus, yaitu Pengadilan Tipikor, dan Pengadilan
Hubungan Industrial (PHI). Setiap Pengadilan khusus ini
memiliki kompetensi absolute dan relative untuk mengadili
perkara berdasarkan undang-undang yang membentuknya.
Secara yurisdiksi kedua pengadilan tersebut meliputi seluruh
wilayah hukum di Propinsi Sumatera Barat dan memiliki gedung
Pengadilan Negeri Khusus Tipikor Padang dan Pengadilan
Negeri Khusus PHI Padang beralamat: Jl. By Pass KM 23 Anak
Aie - Padang
2) Pengadilan Negeri Klas I B Pariaman
Alamat: Jl. Imam Bonjol No. 26 Pariaman
Telp. : (0751) 92841/91132
Gedung kantor Pengadilan Negeri Pariaman saat ini pun masih
sedang tahap renovasi.
3) Pengadilan Negeri Klas I B Bukittinggi
Alamat: Jl. Veteran 219 A Bukittinggi
Telp. : (0752) 34362/34361
4) Pengadilan Negeri Klas II Sawahlunto
Pada awal tahun 2018 telah menempati gedung kantor sendiri,
karena dulu masih menempati gedung milik Pemda Setempat.
Alamat: Jl. Dt. Nan Sabaleh No. 3 Desa Kandi Kec. Barangin
Kota Sawahlunto
Telp.: (0754) 61003
5) Pengadilan Negeri Klas II Payakumbuh
Alamat: Jl. Soekarno Hatta No. 162 Payakumbuh
Telp. : (0752) 92092 / 91267
6) Pengadilan Negeri Klas II Padang Panjang
Alamat: Jl. Soekarno Hatta No. 7 Padang Panjang
Telp. : (0752) 82208
7) Pengadilan Negeri Klas II Solok
Alamat: Jl. Lubuk Sikarah No. 22 Solok
Telp. : (0755) 20153 / 20708
8) Pengadilan Negeri Klas II Lubuk Basung
Alamat: Jl. Dr. Moh. Hatta Lubuk Basung
Telp. : (0752) 76143 / 76052
9) Pengadilan Negeri Klas II Painan
Alamat: Jl. Raya Salido Painan
10) Pengadilan Negeri Klas II Batusangkar
Selama ini menempati gedung kantor milik Pemda setempat,
namun pada akhir tahun 2017 telah menempati gedung baru.
Alamat: Jl. Sultan Alam Bagagarsyah – Kota Batusangkar
Telp. : (0752) 71075
11) Pengadilan Negeri Klas II Lubuk Sikaping
Alamat: Jl. Jend. Sudirman No. 64 Lubuk Sikaping
Telp. : (0753) 20163/20008
12) Pengadilan Negeri Klas II Tanjung Pati
Alamat: Jl. Raya Tanjung Pati
Telp. : (0752) 7754184/7754229
13) Pengadilan Negeri Klas II Koto Baru
Alamat: Jl. Raya Koto Baru
Telp. : (0755) 20320/20121
14) Pengadilan Negeri Klas II Muaro
Alamat: Jl. Prof. M. Yamin No. 51 Muaro
Telp. : (0754) 20065/20066
15) Pengadilan Negeri Klas II Pasaman Barat
Alamat: Jl. Pasaman Baru – Padang Tujuh Simpang Empat
Pasaman Barat
Telp. : (0753) 7464020/7464021
16) Pengadilan Negeri Klas II Pulau Punjung
Alamat: Komplek Sport Center Jl. Lintas Sumatera KM 18 Koto
Padang – Dharmasraya.
Diresmikan pada tanggal 22 Oktober 2018 oleh Ketua
Mahkamah Agung RI. dan dimulainya beroperasi/operasional
gedung kantornya sekaligus Pelantikan Ketua, Wakil, Hakim
dan Para Pejabat Struktural, serta Pejabat Fungsionalnya pada
2 . K ondisi U m um
ada tahun 2018 - 2019,
banyak hal yang telah
dicapai sehingga dapat
dijadikan sebuah prestasi yang
cukup membanggakan bagi
Pengadilan Tinggi Padang.
Beberapa prestasi tersebut adalah
pada awal tahun 2018 salah satu
satuan kerja yakni, Pengadilan
Negeri Muaro telah meraih
Sertifikasi Akreditasi Penjaminan
Mutu Badan Peradilan Umum
dengan nilai Akreditasi “A”
(Excellent), sehingga hampir
seluruh satuan kerja di wilayah
hukum Pengadilan Tinggi Padang
telah terakreditasi. Pengadilan
Tinggi Padang sendiri telah
mendapatkan Sertifikasi dengan
nilai Akreditasi “A” pada akhir tahun
2017, begitu pula dengan 12 (dua
belas) Pengadilan Negeri
dibawahnya yaitu Pengadilan
Negeri Bukittinggi, Pengadilan
Negeri Sawahlunto, Pengadilan
Negeri Tanjung Pati, Pengadilan
Negeri Payakumbuh, Pengadilan
Negeri Lubuk Basung, Pengadilan
Negeri Lubuk Sikaping, Pengadilan
Negeri Batusangkar, Pengadilan
Negeri Padang Panjang,
Pengadilan Negeri Solok,
Pengadilan Negeri Koto Baru,
Pengadilan Negeri Painan, dan
Pengadilan Negeri Pasaman Barat.
Sementara 2 (dua) Pengadilan
Negeri lagi mendapatkan nilai
Akreditasi “B” yaitu Pengadilan
Negeri Padang dan Pengadilan
Negeri Pariaman, dikarenakan
gedung kantor kedua pengadilan
negeri tersebut sedang tahap
renovasi.
Pada tanggal 25 Juni 2018 di
Pengadilan Negeri Padang
Panjang, Direktur Jenderal Badan
Peradilan Umum Mahkamah Agung
RI yang diwakili oleh Direktur
Pembinaan Tenaga Teknis Badan
Peradilan Umum Mahkamah Agung
RI telah meresmikan Pelayanan
Terpadu Satu Pintu (One Gate
Integrated Service) Pengadilan
Tinggi Padang dan 15 (lima belas)
Pengadilan Negeri yang berada di
wilayah hukum Sumatera Barat.
Pada tanggal 22 Oktober 2018 di
Melounguane, Kabupaten
Kepulauan Talaud, Provinsi
Sulawesi Utara, Ketua Mahkamah
Agung RI telah meresmikan
operasionalisasi 85 (delapan puluh
lima) pengadilan baru di seluruh
satunya Pengadilan Negeri Pulau
Punjung dan termasuk dalam
wilayah hukum Pengadilan Tinggi
Padang, sehingga satuan kerja
Pengadilan Tinggi Padang
berjumlah 16 (enam belas)
Pengadilan Negeri se-Sumatera
Barat.
Dibentuknya pengadilan baru,
selain dalam rangka mendekatkan
pelayanan pengadilan kepada
masyarakat pencari keadilan
(Access to Justice), bahwa
daerah-daerah yang awalnya secara
geografis berada sangat jauh dari
kantor pengadilan karena berada di
wilayah ibukota kabupaten yang
dimekarkan, sehingga menyulitkan
masyarakat pencari keadilan, saat
ini sudah tidak lagi menjadi kendala
utama. Selain itu, masyarakat tidak
lagi mengeluarkan biaya yang
besar untuk menuju ke pengadilan
karena waktu tempuh menjadi
relatif singkat.
3 . T uga s Pok ok da n Fungsi (T upok si)
engadilan bertugas dan
berwenang: Pengadilan
sebagai badan yang
melaksanakan dan kekuasaan
kehakiman, mempunyai tugas
pokok adalah memeriksa,
memutus, dan mengadili perkara,
serta dalam melaksanakan
tugasnya terlepas dari pengaruh
Pemerintahan lainnya.Pengadilan
Tinggi Padang mempunyai tugas
secara tidak langsung atau vertikal
membantu Badan Peradilan Umum
Mahkamah Agung dalam
merumuskan kebijakan dan
standarisasi teknis bidang
pembinaan tenaga teknis, serta
pembinaan administrasi pengadilan
tingkat pertama di wilayahnya,
serta mengoptimalkan dan
memaksimalkan pranata dan tata
laksana perkara di tingkat banding..
Tugas pokok dan kewenangan
Pengadilan Tinggi Padang
berdasarkan Undang-Undang
Tugas pokok
Pengadilan Tinggi bertugas dan berwenang mengadili perkara
pidana dan perkara perdata di tingkat banding. (Pasal 51 Ayat (1) Undang-Undang No. 2 Tahun 1986 Tentang Peradilan Umum,
yang telah diubah pertama dengan Undang-Undang No. 8 Tahun
2004, kedua dengan Undang-Undang No. 49 Tahun 2009).
Pengadilan Tinggi juga bertugas dan berwenang mengadili
di tingkat pertama dan terakhir sengketa kewenangan
mengadili antar Pengadilan Negeri di daerah hukumnya.
(Pasal 51 Ayat (2) Undang-Undang No. 2 Tahun 1986 Tentang Peradilan Umum, yang telah diubah pertama dengan
Undang-Undang No. 8 Tahun 2004, kedua dengan Undang-Undang-Undang-Undang No.
49 Tahun 2009).
Pengadilan dapat memberikan keterangan, pertimbangan, dan
nasihat tentang hukum kepada instansi Pemerintah di
daerahnya, apabila diminta. (Pasal 52 Ayat (1) Undang-Undang No. 2 Tahun 1986 Tentang Peradilan Umum, yang telah
diubah pertama dengan Undang-Undang No. 8 Tahun 2004,
kedua dengan Undang-Undang No. 49 Tahun 2009).
Pengadilan dapat diserahi tugas dan kewenangan lain oleh
atau berdasarkan undang-undang. (Pasal 52 Ayat (2) Undang-Undang No. 2 Tahun 1986 Tentang Peradilan Umum, yang telah
diubah pertama dengan Undang-Undang No. 8 Tahun 2004,
Fungsi Pengadilan Tinggi Padang
berdasarkan Undang-Undang
adalah:
Fungsi Mengadili (Judicial Power), yakni memeriksa
dan mengadili perkara-perkara yang menjadi
kewenangan pengadilan tinggi.
Fungsi Pembinaan, yakni memberikan pengarahan
di wilayah hukumnya, menyangkut teknis yustisial,
administrasi peradilan, administrasi umum,
perlengkapan, keuangan, kepegawaian dan
pembangunan.
Fungsi Pengawasan, yakni mengadakan
pengawasan pelaksanaan tugas dan tingkah laku
Hakim, Panitera Sekretaris, Panitera Pengganti,
Jurusita, dan pegawai di daerah hukumnya serta
terhadap jalannya peradilan tingkat pertama agar
peradilan diselenggarakan dengan seksama dan
sewajarnya dan terhadap pelaksanaan administrasi
perkara & administrasi umum
Fungsi Nasihat, yakni memberikan pertimbangan dan
nasihat tentang hukum kepada instansi pemerintah di
daerah hukumnya apabila diminta.
Fungsi Administrasi, yakni menyelenggarakan
administrasi umum, keuangan dan kepegawaian serta
lainnya untuk mendukung pelaksanaan tugas pokok
teknis peradilan dan administrasi peradilan.
Pengadilan Tinggi Padang sebagai
lembaga peradilan di tingkat
banding di Wilayah Propinsi
Sumatera Barat fungsi utama
lembaga yaitu:
1) Pengadilan Tinggi Padang
merupakan pengadilan tingkat
Banding di wilayah Propinsi
Sumatera Barat bertugas
membina keseragaman dalam
penerapan hukum melalui
putusan Banding untuk
menjaga agar semua hukum
dan undang-undang di seluruh
wilayah Sumatera Barat
diterapkan secara adil dan
benar.
2) Disamping tugasnya sebagai
Pengadilan tingkat Banding,
Pengadilan Tinggi Padang
memeriksa dan memutus pada
tingkat pertama.
Fungsi lainnya terhadap
pembinaan dan pengawasan
satker-satker dibawahnya yaitu :
1) Pengadilan Tinggi Padang
melakukan pengawasan
terhadap jalannya peradilan di
tingkat pertama dengan tujuan
agar peradilan yang dilakukan
pengadilan - pengadilan di
tingkat pertama di selenggara
kan dengan seksama dan
wajar dengan berpedoman
pada azas peradilan yang
sederhana, cepat dan biaya
ringan, tanpa mengurangi
kebebasan dalam memeriksa
dan memutus perkara.
2) Pengadilan Tinggi Padang juga
melakukan pengawasan :
Terhadap pekerjaan
pengadilan dan tingkah
laku para Hakim dan
perbuatan Pejabat
pengadilan dalam
menjalankan tugas yang
berkaitan dengan
pelaksanaan tugas pokok
Kehakiman, yakni dalam
hal menerima, memeriksa,
mengadili, dan
menyelesaikan setiap
perkara yang diajukan
kepadanya, dan meminta
keterangan tentang hal-hal
yang bersangkutan dengan
teknis peradilan serta
memberi peringatan,
teguran dan petunjuk yang
diperlukan tanpa
mengurangi kebebasan
Sesuai dengan Peraturan
Mahkamah Agung Republik
Indonesia Nomor 7 Tahun 2015
Tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kepaniteraan dan Kesekretariatan
Peradilan, maka secara
organisatoris dan administratif
Pengadilan Tinggi Padang memiliki
struktur organisasi sebagaimana
gambar 1 berikut:
Gambar 1. Struktur Organisasi Pengadilan Tinggi Padang
Adapun tugas pokok dan fungsi
sesuai dengan struktur organisasi
sebagai berikut :
1. Ketua dan Wakil Ketua
(Pimpinan Pengadilan Tinggi)
a. Ketua mengatur pembagian
tugas para Hakim,
membagikan berkas perkara
dan surat-surat lain yang
berhubungan dengan perkara
yang diajukan kepada Majelis
Hakim untuk diselesaikan.
b. Mengadakan pengawasan
dan pelaksanaan tugas dan
tingkah laku Hakim,
Panitera/Sekretaris, pejabat
Struktural lainnya dan
administrasi peradilan di
daerah hukumnya.
c. Menjaga agar
penyelenggaraan peradilan
terselenggara dengan wajar
dan seksama.
2. Majelis Hakim
- Melaksanakan tugas
kekuasaan kehakiman di
daerah hukumnya.
3. Panitera
a. Panitera bertugas
menyelenggarakan
administrasi perkara, dan
mengatur tugas para Panitera
Muda, Panitera pengganti,
serta seluruh pelaksana di
bagian teknis Pengadilan
Tinggi.
b. Panitera, Panitera Muda dan
Panitera pengganti bertugas
membantu Hakim dengan
mengikuti dan mencatat
jalannya persidangan.
c. Panitera membuat daftar
perkara perkara perdata dan
pidana yang diterima di
kepaniteraan.
d. Panitera membuat salinan
putusan menurut ketentuan
undang-undang yang berlaku
e. Panitera bertanggung jawab
atas pengurusan berkas
perkara, putusan, dokumen,
akta, buku daftar, biaya
perkara, uang titipan pihak
ketiga, surat-surat berharga,
barang bukti, dan surat-surat
lainnya yang disimpan di
kepaniteraan.
4. Sekretaris
a. Membantu dalam
melaksanakan tugas di bidang
administrasi umum/
kesekretariatan dan
mengkoordinir tugas-tugas
Kepala Bagian Umum dan
Keuangan, serta Kepala
Bagian Perencanaan dan
Kepegawaian.
b. Sekretaris bertugas
menyelenggarakan
administrasi umum, mengatur
tugas para Kepala Bagian,
Pejabat administrasi umum,
serta seluruh pelaksana di
bagian kesekretariatan
Pengadilan Tinggi.
c. Sekretaris selaku Pengguna
Anggaran (Kuasa pengguna
Anggaran) bertanggung jawab
atas penggunaan anggaran.
d. Sekretaris selaku Pengguna
barang (Kuasa Pengguna
Barang) bertanggung jawab
pemanfaatan barang milik
negara (BMN).
5. Kepala Bagian Umum dan
Keuangan
Membantu Sekretaris dalam
melaksanakan tugas di bidang
administrasi keuangan, Rumah
tangga dan Tata Usaha.
Mengkoordinir tugas-tugas
Kepala Sub Bagian Umum dan
Pelaporan serta Kepala Sub
bagian Tata Usaha dan Rumah
Tangga.
6. Kepala Bagian Perencanaan
dan Kepegawaian
Membantu Sekretaris dalam
melaksanakan tugas di bidang
administrasi Perencanaan dan
Kepegawaian. Mengkoordinir
tugas-tugas Kepala Sub Bagian
Rencana Program dan
Anggaran serta Kepala Sub
Bagian Kepegawaian dan
Teknologi Informasi.
7. Panitera Muda Perdata
a. Membantu hakim dengan
mengikuti dan mencatat
jalannya sidang pengadilan.
b. Melaksanakan administrasi
perkara, mempersiapkan
persidangan perkara,
menyimpan berkas perkara
yang masih berjalan dan
urusan lain yang berhubungan
dengaan masalah perkara
perdata.
c. Memberi nomor register pada
setiap perkara yang diterima
di Kepaniteraan Perdata.
d. Mencatat setiap perkara yang
diterima kedalam buku daftar
disertai catatan singkat
tentang isinya.
e. Menyerahkan salinan putusan
kepada para pihak yang
berperkara bila diminta.
f. Menyiapkan berkas perkara
yang dimohonkan banding,
kasasi atau peninjauan
kembali.
g. Menyerahkan arsip berkas in
aktif perkara kepada Panitera
Muda Hukum.
8. Panitera Muda Pidana
a. Membantu hakim dengan
mengikuti dan mencatat
jalannya sidang pengadilan.
b. Melaksanakan administrasi
perkara mempersiapkan
persidangan perkara,
menyimpan berkas perkara
yang masih berjalan dan
urusan lain yang berhubungan
dengan masalah perkara
c. Memberi nomor register pada
setiap perkara yang diterima
di kepaniteraan.
d. Memberi nomor register pada
setiap perkara dengan acara
singkat yang telah diputus
hakim atau diundurkan hari
persidangannya.
e. Mencatat setiap perkara yang
diterima kedalam buku daftar
disertai catatan singkat
tentang isinya.
f. Menyerahkan salinan putusan
kepada Jaksa, terdakwa atau
kuasanya serta Lembaga
Pemasyarakatan apabila
terdakwa ditahan.
9. Panitera Muda Hukum
a. Membantu hakim dengan
mengikuti dan mencatat
jalannya sidang pengadilan.
b. Mengumpulkan, mengolah
dan mengkaji data,
menyajikan statistik perkara,
menyusun laporan perkara,
menyimpan arsip berkas
perkara atau permohonan
grasi dan tugas lain yang
diberikan berdasarkan
peraturan yang berlaku.
10. Panitera Pengganti
a. Membantu hakim dengan
mengikuti dan mencatat
jalannya sidang pengadilan.
b. Membantu hakim dalam hal :
1) Perkara Perdata :
- Membuat penetapan hari
sidang.
- Membuat berita acara
persidangan yang harus
selesai sebelum sidang
berikutnya.
- Mengetik keputusan.
2) Perkara Pidana :
- Membuat penetapan hari
sidang;
- Membuat penetapan
terdakwa tetap ditahan,
dikeluarkan dari tahanan
atau dirubah jenis
penahanannya;
- Membuat berita acara
persidangan yang harus
selesai sebelum sidang
berikutnya;
- Melaporkan barang bukti
kepada panitera;
- Mengetik putusan.
c. Melaporkan kepada Panitera
Muda bersangkutan
berkenaan dengan
penundaan hari-hari sidang,
perkara yang sudah putus
d. Menyerahkan berkas perkara
kepada panitera muda
bersangkutan bila telah
selesai diminutasikan.
11. Kepala Sub. Bagian
Keuangan dan Pelaporan
a. Meneliti berkas tagihan
pemeliharaan alat
perlengkapan kantor, gedung
kantor dan biaya langganan
telepon, listrik dan air bersih
untuk mendapatkan
penyelesaian pembayaran.
b. Membuat daftar gaji/lembur
dan rapel pegawai sebagai
bahan untuk melakukan
pembayaran gaji/lembur dan
rapel.
c. Melakukan pembayaran gaji
pegawai sesuai dengan daftar
gaji.
d. Mempersiapkan dan
menyelenggarakan
pengurusan perjalanan dinas
dalam rangka kelancaran
tugas.
e. Mengkoordinasikan
penyusunan daftar usulan
kegiatan sebagai bahan
penyediaan dana kegiatan.
f. Melakukan pencairan
berdasarkan SPM yang
diterima.
g. Melakukan pembayaran atas
tagihan beban anggaran
belanja rutin.
h. Melaksanakan pemotongan
pajak pada setiap
pengeluaran sesuai dengan
ketentuan yang berlaku.
i. Memeriksa dan meneliti surat
pertanggungjawaban
penggunaan anggaran rutin
sesuai dengan bukti-bukti
pengeluarannya.
j. Menyelenggarakan
pembukuan atas SPJ ke
dalam buku kas umum atau
buku-buku pembantu lainnya
untuk dilakukan perhitungan
dan verifikasi dengan
mengetahui perkembangan
realisasi anggaran yang telah
disediakan.
12. Kepala Sub. Bagian
Kepegawaian dan IT
a. Menyusun Surat Keputusan
pengangkatan sebagai PNS
untuk Gol. II.
b. Menyusun Surat Keputusan
kenaikan pangkat untuk Gol.
III/c kebawah.
c. Membuat usul pemberian
kartu pegawai bagi CAPEG
yang telah diangkat Pegawai
d. Menganalisa data
kepegawaian untuk
menyiapkan DUK pegawai
negeri.
e. Menyiapkan surat permintaan
pengujian kesehatan bagi
calon PNS kepada Dokter
penguji kesehatan atau tim
penguji kesehatan bagi calon
pegawai yang akan diangkat
menjadi pegawai negeri sipil.
f. Menyiapkan penyelenggaraan
Sumpah PNS dan sumpah
serta pelantikan jabatan.
g. Melaksanakan pengusulan
kenaikan pangkat.
h. Melakukan pengusulan
pengangkatan dalam jabatan
struktural
i. Melaksanakan pengusulan
pemindahan pegawai.
j. Mengusulkan pemberhentian
dan pemensiunan.
k. Menyusun DUK pegawai
dalam lingkungan Pengadilan
Tinggi.
l. Mempersiapkan bahan dan
mencatat seluruh hasil untuk
rapat Baperjakat.
13. Kepala Sub. Bagian Tata
Usaha dan Rumah Tangga
a. Mendistribusikanan
pengelolaan arus surat masuk
dengan sistem kartu kendali
untuk memperlancar
penerimaan informasi.
b. Pengiriman surat keluar untuk
memperlancar penyampaian
informasi.
c. Mengklasifikasikan arsip
dilingkungan pengadilan
negeri.
d. Menyelenggarakan urusan
kearsipan dengan mengatur
kegiatan penyediaan,
pelayanan peminjaman,
penyimpanan dan
pemeliharaan arsip
surat-surat dan kantor.
e. Menyelenggarakan
pemeliharaan kendaraan
dinas agar selalu dalam
keadaan siap untuk
digunakan.
f. Menyelenggarakan
administrasi biaya
pemeliharaan kendaraan
dinas sebagai bahan
pertanggungjawaban
penggunaan kendaraan dinas.
g. Menyelenggarakan
pemeliharaan alat
perlengkapan kantor, gedung
kantor dan rumah dinas
anggaran yang telah
ditetapkan.
h. Menyelenggarakan
pemeliharaan pemakaian
telepon, listrik, air bersih dan
kebersihan ruangan agar
dapat digunakan
sebagaimana mestinya.
14. Kepala Sub. Bagian
Perencanan Program dan
Anggaran
a. Merencanakan program kerja
subbagian rencana program
dan anggaran;
b. Menyusun dan menjadwalkan
rencana kegiatan dalam
bentuk RKAKL;
c. Membagi tugas dan
menentukan penanggung
jawab kegiatan;
d. Menggerakkan dan
mengarahkan pelaksanaan
kegiatan;
e. Membantu pelaksanaan tugas
para bawahan;
f. Menyiapkan bahan konsep
rumusan kebijakan pimpinan
dibidang perencanaan,
program dan anggaran;
g. Mengonsep penyusunan
Rencana Strategis
(RENSTRA);
h. Mengonsep penyusunan
Laporan Akuntabilitas Kinerja
Instansi Pemerintah (LKjIP)
setiap tahun anggaran
meliputi meliputi analisis
target pencapaian kinerja,
program, dan anggaran;
i. Mengonsep penyusunan
rencana kebutuhan anggaran
dalam bentuk RKA-KL;
j. Melaksanakan revisi rencana
kebutuhan anggaran dalam
bentuk RKA-KL;
k. Mengonsep penyusunan
Daftar Isian Pelaksanaan
Anggaran (DIPA);
l. Menghimpun penetapan
kinerja setiap subbagian;
m.Membantu pemantauan dan
evaluasi atas
pelaksanaannya;
n. Mengevaluasi pelaksanaan
tugas bawahan;
o. Melaksanakan tugas khusus
yang diberikan oleh atasan;
p. Melaporkan pelaksanaan
tugas kepada Kepala Bagian
Perencanaan dan
eran strategis Pengadilan
Tinggi Padang sebagai
pengadilan tingkat
banding adalah dalam hal
mengadili perkara tingkat banding
adalah dalam hal mengadili perkara
tingkat banding di wilayah
hukumnya, mengadili di tingkat
perkara pertama dan terakhir
sengketa kewenangan mengadili
antara Pengadilan Negeri di
wilayah hukumnya, memberi
keterangan pertimbangan dan
nasihat hukum pada instansi
pemerintah di daerahnya
hukumnya, memberi keterangan
pertimbangan dan nasihat hukum
pada instansi pemerintah
didaerahnya apabila diminta,
hingga peran melakukan
pengawasan terhadap jalannya
peradilan di pengadilan tingkat
pertama dan menjaga supaya
peradilan wilayah hukumnya
dilaksanakan tugas pokok dan
fungsinya, Pengadilan Tinggi
Padang masih dihadapkan oleh
beberapa kondisi objektif yang
harus diselesaikan untuk
meningkatkan kinerja pengadilan.
Berikut beberapa hal yang menjadi
isu strategis dan sering menjadi
sorotan masyarakat di pengadilan
pada umumnya, termasuk di
Pengadilan Tinggi Padang yaitu:
1. Akses Terhadap Pengadilan
2. Penyelesaian Putusan Perkara
3. Manajemen Penanganan
Perkara
4. Penerimaan Masyarakat
Terhadap Putusan Pengadilan
5. Kepercayaan Publik
6. Sumber Daya Manusia
7. Pengawasan dan Pengaduan
P
Tabel 1 Aspek Strategis dan Potensi Permasalahan
Aspek Strategis Potensi Permasalahan
1. Akses Terhadap Pengadilan
1. Akses pengadilan terhadap masyarakat miskin dan termarjinalkan: Posbakum, Prodeo, Zitting Plat;
2. Surat Edaran Mahkamah Agung (SEMA) Nomor 10 Tahun 2010 tentang Pedoman Pemberian Bantuan Hukum;
3. Akses informasi menggunakan sarana meja informasi dan teknologi informasi, serta PTSP; 4. SK Ketua Mahkamah Agung No.
1-144/KMA/SK/I/2011;
- Keterbatasan
anggaran untuk menyediakan fasilitas prodeo;
- Masih adanya keluhan publik bahwa sarana informasi yang disediakan belum menjamin sepenuhnya transparansi di pengadilan;
2. Penyelesaian Putusan Perkara
1. Surat Edaran Mahkamah Agung No. 2 Tahun 2014 tentang Penyelesaian Perkara di Pengadilan Tingkat Pertama dan Tingkat Banding pada 4 (empat) Lingkungan Peradilan; Untuk tingkat banding penyelesaian perkaranya selama 3 (tiga) bulan. 2. Standar Operasional Penyelesaian
(SOP) Perkara Pengadilan Tinggi Padang;
- Masih ada perkara yang penyelesaiannya lebih dari 3 (tiga) bulan;
3. Manajemen Penanganan Perkara
1. Memanfaatkan teknologi informasi;
2. Menggunakan aplikasi Sistem Informasi Penelusuran Perkara (SIPP) Mahkamah Agung RI;
3. Menggunakan template putusan;
4. Regulasi Mahkamah Agung yang mendukung pelaksanaan SIPP;
- Masih banyaknya keluhan publik tentang akurasi informasi pada SIPP dan belum ada kemampuan untuk mengontrol secara efektif;
- Masih terdapat kelemahan akurasi data dan etos kerja sumber daya manusia dalam memanfaatkan
SIPP untuk
penangangan perkara;
4. Penerimaan Masyarakat Terhadap Putusan Pengadilan
Untuk meningkatkan kompetensi penyelesaian perkara, telah dilakukan diklat spesialisasi hakim dalam penanganan perkara
Pengadilan Tingkat Banding, sehingga memicu para pihak melakukan upaya hukum kasasi
5. Kepercayaan Publik Pengadilan Tinggi Padang berupaya turut serta mewujudkan citra positif dan Performa Badan Peradilan Indonesia yang Unggul/Prima (Indonesian Court Performance-Excellent/ICP-E) demi meningkatkan kinerja dan pelayanan publik denganm mengikuti Akreditasi Penjaminan Mutu (Sertifikasi ISO Pengadilan) yang diselenggarakan oleh Dirjen Badilum MA dan Pengadilan Tinggi Padang telah mendapatkan nilai “A” (Excellent);
Kepercayaan publik terhadap badan peradilan masih rendah, karena komitmen aparatur untuk mewujudkan badan peradilan yang bebas korupsi, kolusi dan nepotisme dan melayani belum sepenuhnya terwujud. Hal ini terjadi pada badan peradilan umumnya.
6. Sumber Daya Manusia 1. Pelatihan bagi Tenaga Teknis dan Non Teknis di Pengadilan;
2. Fit and profer test dalam rangka promosi jabatan;
- Masih lemahnya pemahaman terhadap kebijakan teknis dan non teknis peradilan;
- Pola karir yang belum sesuai dengan kompetensi;
- Beban kerja belum merata yaitu ada beberapa posisi yang beban kerjanya sangat tinggi tetapi beberapa posisi lainnya beban kerjanya cenderung rendah;
7. Pengawasan dan Pengaduan
1. Pengadilan Tinggi menjadi ujung tombak pengawasan dalam menindaklanjuti laporan dari daerah;
2. Peraturan Bersama Mahkamah Agung dan Komisi Yudisial No. 02/PB/MA/IX/201202/PB/P.KY/09/ 2012 tentang Panduan Penegakan Kode Etik dan Pedoman Perilaku Hakim;
3. Keputusan KMA RI No. 076/KMA/SK/VI/2009 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penanganan Pengaduan di Lingkungan Lembaga Peradilan;
- Keterbatasan kualitas dan kuantitas sumber daya manusia pengawasan;
- Masih banyak masyarakat yang belum memahami mekanisme
pengaduan;
- Belum adanya regulasi jaminan mengenai
BAB I I V I SI , M I SI DAN
T U J U AN , SERT A SASARAN
A. Visi dan Misi
B. Tujuan dan Sasaran Strategis
A. VISI DAN MISI
Visi dan Misi Pengadilan Tinggi Padang
Visi
adalah suatu gambaran yangmenantang tentang keadaan masa
depan yang diinginkan untuk
mewujudkan tercapainya tugas
pokok dan fungsi.
Ada pun Visi Pengadilan Tinggi
Padang mengacu pada Visi
Mahkamah Agung RI adalah
sebagai berikut:
“TERWUJUDNYA PENGADILAN TINGGI PADANG YANG AGUNG”
Dengan visi ini Pengadilan Tinggi
Padang ingin mewujudkan
pengadilan ini sebagai lembaga
peradilan yang dihormati, dan
memiliki keluhuran, serta
kemuliaan dalam melaksanakan
tugas pokok dan fungsinya dalam
memutus perkara.
Misi
adalah sesuatu yang harusdiemban atau dilaksanakan sesuai
visi yang ditetapkan agar tujuan
dapat terlaksana dan terwujud
dengan baik. yang mana
Pengadilan Tinggi Padang adalah
sebagai berikut:
M I SI
1) Menjaga Kemandirian Pengadilan Tinggi Padang
2) Memberikan Pelayanan Hukum Yang Berkeadilan Kepada Pencari
Keadilan
3) Meningkatkan Kualitas Kepemimpinan Pengadilan Tinggi Padang
4) Meningkatkan Kredibilitas Dan Transparansi Pengadilan Tinggi
Padang
B. TUJUAN DAN SASARAN STRATEGIS
Tujuan dan Sasaran Strategis Pengadilan Tinggi Padang
Tujuan
adalah sesuatu yangakan dicapai atau dihasilkan dalam
jangka waktu tertentu. Tujuan
ditetapkan mengacu kepada
pernyataan visi dan misi organisasi.
Adapun tujuan yang hendak
dicapai Pengadilan Tinggi Padang
adalah sebagai berikut:
1) Pencari keadilan merasa kebutuhan dan
kepuasannya terpenuhi. Tujuan ini diukur dengan
menggunakan indikator: Index responden Pengadilan
Tingkat Pertama yang puas terhadap layanan
Pengadilan Tinggi;
2) Setiap pencari keadilan dapat menjangkau badan
peradilan. Tujuan ini diukur dengan menggunakan
indikator: Persentase putusan perkara yang menarik
perhatian masyarakat yang dapat diakses secara online
dalam waktu 1 (satu) hari setelah putus atau publikasi
perkara (one day one publish).
Sasaran strategis
adalahpenjabaran atau implementasi dari
tujuan secara terukur agar selaras
dan sesuai dengan arah
pembangunan dalam jangka waktu
tertentu.
Untuk mendukung dan
mempertajam pencapaian tujuan,
maka Pengadilan Tinggi Padang
menggunakan sasaran strategis
sebagai berikut:
B. PROGRAM DAN KEGIATAN
1) Terwujudnya proses peradilan yang
pasti, transparan dan akuntabel;
2) Peningkatan efektifitas pengelolaan
penyelesaian perkara;
Program dan Kegiatan Pengadilan Tinggi Padang
Program
adalah rancanganmengenai asas serta usaha yang
akan dijalankan.
Kegiatan
adalah aktivitas atauusaha untuk mencapai suatu hal
tertentu.
Program dan kegiatan digunakan
untuk mendukung tujuan dan
sasaran strategis. Pengadilan
Tinggi Padang menggunakan
program dan kegiatan sesuai
dengan program dan kegiatan yang
telah ditetapkan Mahkamah Agung
RI, serta petunjuk Daftar Isian
Pelaksanaan Anggaran (DIPA)
adalah sebagai berikut:
1) Program: Dukungan manajemen dan pelaksanaan tugas
teknis lainnya Mahkamah Agung
Kegiatan: Pembinaan administrasi dan pengelolaan
keuangan badan urusan administrasi
Indikator Kegiatan: Penyelenggaraan operasional perkantoran
dan non operasional satker daerah. Program dan kegiatan ini
untuk mendukung capaian indikator kinerja:
- Persentase sisa perkara yang diselesaikan;
- Persentase perkara yang diselesaikan tepat waktu;
- Persentase penurunan sisa perkara;
- Persentase perkara yang tidak mengajukan upaya hukum: Kasasi,
Peninjauan Kembali
2) Program: Peningkatan sarana dan prasarana aparatur
Mahkamah Agung RI
Kegiatan: Pengadaan sarana dan prasarana di lingkungan
Mahkamah Agung RI
Indikator Kegiatan: Pengadaan sarana dan prasarana
pendukung SIPP. Program dan kegiatan ini untuk mendukung
capaian indikator kinerja:
- Index responden Pengadilan Tingkat Pertama yang puas
terhadap layanan Pengadilan Tinggi;
- Persentase putusan perkara yang menarik perhatian
masyarakat yang dapat diakses secara online dalam waktu 1
(satu) hari putus atau publikasi perkara (one day one
publish);
3) Program: Peningkatan manajemen peradilan umum
Kegiatan: Peningkatan manajemen peradilan umum
Indikator Kegiatan: Perkara peradilan umum yang diselesaikan
di tingkat peratama dan banding secara tepat waktu. Program
dan kegiatan ini untuk mendukung capaian indikator kinerja:
- Persentase salinan putusan yang dikirim ke Pengadilan
BAB I I I ARAH K EBI J AK AN DAN
ST RAT EGI S
A. Arah Kebijakan dan Strategi
Mahkamah Agung
B. Arah Kebijakan dan Strategi
Pengadilan Tinggi Padang
C. Kerangka Regulasi
A. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI MARI
ahkamah Agung (MA)
dalam mendukung
kebijakan nasional
dalam mencapai sasaran
pembangunan di bidang hukum
telah menetapkan arah kebijakan
dan strategi lembaga. yaitu:
1. Terwujudnya proses peradilan
yang pasti, transparan dan
akuntabel.
2. Meningkatkan penyederhanaan
proses penanganan perkara
melalui pemanfaatan teknologi
informasi.
3. Meningkatnya akses peradilan
bagi masyarakat miskin dan
terpinggirkan.
4. Terwujudnya sistem
manajemen informasi yang
terintegrasi dan menunjang
sistem peradilan yang
sederhana, transparan dan
akuntabel.
5. Terwujudnya pelaksanaan
pengawasan kinerja aparat
peradilan secara optimal baik
internal maupun eksternal.
6. Terwujudnya transparansi
pengelolaan SDM lembaga
peradilan berdasarkan
parameter obyektif.
7. Meningkatnya pengelolaan
manajerial lembaga peradilan
secara akuntabel, efektif dan
efisien.
Masing-masing sasaran strategis di
atas memiliki arahan kebijakan
sebagai berikut:
1. Terwujudnya proses peradilan
yang pasti, transparan dan
akuntabel, dengan arah
kebijakannya terdiri dari:
a. Penyempurnaan penerapan
sistem kamar;
b. Pembatasan perkara
kasasi;.
c. Proses berperkara yang
sederhana dan murah;
b. Penguatan akses peradilan;
2. Meningkatkan penyederhanaan
proses penanganan perkara
melalui pemanfaatan teknologi
a. Pembebasan biaya perkara
untuk masyarakat miskin;
b. Sidang keliling/zitting plaats;
c. Pos pelayanan bantuan
hukum;
3. Meningkatnya akses peradilan
bagi masyarakat miskin dan
terpinggirkan. Terdiri dari:
a. Penataan ulang manajemen
perkara;
b. Integrasi informasi perkara
secara elektronik;
c. Penguatan organisasi dan
SDM Kepaniteraan;
4. Terwujudnya sistem
manajemen informasi yang
terintegrasi dan menunjang
sistem peradilan yang
sederhana, transparan dan
akuntabel. Terdiri dari:
a. Penguatan SDM pelaksana
fungsi pengawasan;
b. Penggunaan parameter
obyektif dalam pelaksanaan
pengawasan;
c. Peningkatan akuntabilitas
dan kualitas pelayanan
peradilan bagi masyarakat;
d. Redefinisi hubungan
Mahkamah Agung dan
Komisi Yudisial sebagai mitra
dalam pelaksanaan fungsi
pengawasan;
5. Terwujudnya pelaksanaan
pengawasan kinerja aparat
peradilan secara optimal baik
internal maupun eksternal.
a. Transparansi kinerja secara
efektif dan efisien;
b. Penguatan Regulasi
Penerapan Sistem Informasi
Terintegrasi;
c. Pengembangan Kompetensi
SDM berbasis TI;
6. Terwujudnya transparansi
pengelolaan SDM lembaga
peradilan berdasarkan
parameter obyektif.
a. Penataan pola rekrutmen
SDM Peradilan;
b. Penataan pola promosi dan
mutasi SDM Peradilan;
7. Meningkatnya pengelolaan
manajerial lembaga peradilan
secara akuntabel, efektif dan
efisien.
a. Kemandirian Anggaran
Mahkamah Agung;
b. Penataan manajemen dalam
rangka good court
governance;
c. Reorganisasi dan mengarah
pada good court governance
dan pengembangan budaya
B. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI
PENGADILAN TINGGI PADANG
engadilan Tinggi Padang
dalam mendukung
kebijakan Mahkamah
Agung dalam mencapai sasaran
pembangunan di bidang hukum
telah menetapkan arah kebijakan
dan strategi lembaga. Pengadilan
Tinggi Padang menetapkan 2 (dua)
sasaran strategis yang terdiri dari:
1. Terwujudnya proses peradilan
yang pasti, transparan dan
akuntabel;
2. Peningkatan efektivitas
pengelolaan penyelesaian
perkara;
Dua sasaran strategis tersebut
merupakan arahan bagi Pengadilan
Tinggi Padang untuk mewujudkan
visi dan misi yang telah ditetapkan.
Untuk mewujudkan visi dan misi,
maka Pengadilan Tinggi Padang
membuat arah kebijakan dari setiap
sasaran tersebut antara lain:
1. Terwujudnya proses peradilan
yang pasti, transparan dan
akuntabel, dengan arah
kebijakannya yaitu:
a. Peningkatan penyelesaian
sisa perkara;
b. Peningkatan penyelesaian
perkara yang putus dengan
tepat waktu;
c. Pengikisan habis sisa
perkara;
d. Peningkatan aksepbilitas
putusan Hakim Tinggi agar
meningkatkan kepuasan
masyarakat terhadap
putusan banding, sehingga
tidak terjadi upaya hukum
lebih lanjut;
2. Peningkatan efektivitas
pengelolaan penyelesaian
perkara;
a. Akses Informasi berupa
Putusan perkara yang
menarik perhatian
masyarakat yang dapat
diakses secara online dalam
waktu 1 hari setelah putus;
b. Ketepatan waktu dalam hal
pengiriman salinan putusan
C. KERANGKA REGULASI
ari sisi regulasi,
Mahkamah Agung telah
memiliki dasar hukum
tentang peradilan dan peraturan
pelaksanaannya yang berada
dalam lingkup 4 (empat) peradilan,
yakni peradilan umum, peradilan
agama, peradilan tata usaha dan
militer. Dalam hal peradilan umum,
terutama Pengadilan Tinggi
Padang sebagai kawal depan
Mahkamah Agung yang berada di
propinsi Sumatera Barat,
bertanggung jawab dalam
penyelenggaraan memeriksa,
memutus dan mengadili perkara
tingkat banding.
Selanjutnya akan dilakukan
identifikasi peraturan-peraturan
yang masih perlu dijabarkan lagi
turunannya, serta akan dilakukan
langkah-langkah deregulasi untuk
berbagai peraturan yang
merupakan produk yang sudah
lama yang dinilai dapat
menghambat pelaksanaan tugas
dan menciptakan ketidakpastian
hukum di masyarakat, untuk
kemudian dilakukan reformasi jika
dinilai sudah tidak sesuai lagi
dengan kondisi terkini. Perubahan
dan penyusunan regulasi turunan
yang merupakan turunan
undang-undang yang dikaitkan dengan tusi
badan peradilan umum, yakni:
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 48 Tahun 2009 tentang Kekuasaan Kehakiman;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung sebagaimana telah diubah dan ditambah dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2009;
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1986 tentang Peradilan Umum sebagaimana telah diubah dan ditambah dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 49 Tahun 2009;
4. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi, dan Tata
Kerja Kementerian Negara Republik Indonesia;
5. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2005 tentang Sekretariat Mahkamah Agung;
6. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Kepaniteraan Mahkamah Agung;
7. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2004 tentang Percepatan Pemberantasan Korupsi;
8. PERMA No 4 tahun 2014 tentang pedoman pelaksanaan diversi dalam system peradilan pidana anak;
9. SEMA No 6 tahun 2010 tentang instruksi implementasi keterbukaan informasi pada kalangan pengadilan;
10. SEMA No 2 tahun 2011 tentang pengelolaan uang biaya perkara; 11. SEMA No 4 tahun 2012 tentang perekaman proses persidangan; 12. SEMA No 2 Tahun 2014 tentang penyelesaian perkara di Pengadilan
tingkat pertama dan tingkat banding di 4 lingkungan peradilan;
13. SEMA No 2 tahun 2016 tentang efisisensi dan transparansi penanganan perkara kepailitan dan penundaan kewajiban pembayaran utang di pengadilan;
14. Kep KMA No 1-144/KMA/SK/I/2011 tentang pedoman pelayanan informasi di pengadilan;
15. Kep Dirjen Badilum No 1586/DJU/SK/PS01/9/2015 tentang pedoman standar pemberian informasi public untuk masyarakat pencari keadilan dan standar meja informasi di pengadilan;
1. PERMA No 1 tahun 2016 tentang prosedur mediasi di pengadilan;
2. PERMA No 9 tahun 2016 tentang pedoman penanganan
pengaduan dilingkungan Mahkamah Agung dan badan peradilan
dibawahnya;
3. SEMA No 1 tahun 2011 tentang penyampaian salinan putusan
dan petikan putusan;
4. SEMA No 1 tahun 2014 tentang dokumen elektronik sebagai
kelengkapan permohonan kasasi dan PK;
5. SEMA No 5 tahun 2009 tentang pengiriman laporan kasasi/
B. KERANGKA KELEMBAGAAN
6. SEMA No 10 tahun 2009 tentang pengajuan permohonan PK;
7. SEMA No 10 tahun 2012 tentang pedoman pemberian bantuan
hukum
8. PERMA No 1 tahun 2014 tentang pedoman pemberian layanan
hukum bagi masyarakat tidak mampu di pengadilan;
9. SK KMA 1-144 Tahun 2011 tentang Pedoman Pelayanan
Informasi di Pengadilan;
10. SK Dirjen Badilum No 52/DJU/HK.006/5/tahun 2014 tentang
petunjuk pelaksanaan peraturan Mahkamah Agung no 1 tahun
2014 tentang pedoman pemberian layanan hukum bagi
masyarakat yang tidak mampu di pengadilan;
11. SK KPT No. W3.U/03/SK/KP/I/2017 tentang Standard Operasional
Prosedur (SOP) Tahun 2017;
12. SK KPT No. W3.U/10/SK/KP/I/2017 tentang Penetapan Pengelola
Biaya Proses dan Perincian Biaya Proses Perkara Tingkat
Banding;
engadilan Tinggi Padang
sebagai sebuah satuan
kerja di bawah Mahkamah
Agung RI, telah diatur organisasi
dan tata kerjanya sesuai dengan
Peraturan Mahkamah Agung
(PERMA) No. 7 Tahun 2015
tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kepaniteraan dan Kesekretariatan
Peradilan, bahwa diatur khususnya
pada Bab II Kepaniteraan Peradilan
Umum Bagian Kedua Kepaniteran
Pengadilan Tinggi Tipe A Pasal 7
BAB II
KEPANITERAAN PERADILAN UMUM
Bagian Kedua
Kepaniteraan Pengadilan Tinggi Tipe A
Paragraf 1
Kedudukan, Tugas, dan Fungsi
Pasal 7
(1) Kepaniteraan Pengadilan Tinggi Tipe A adalah aparatur tata usaha
negara yang dalam menjalankan tugas dan fungsinya berada di bawah
dan tanggung jawab Ketua Pengadilan Tinggi Tipe A.
(2) Kepaniteraan Pengadilan Tinggi Tipe A dipimpin oleh Panitera.
Pasal 8
Kepaniteraan Pengadilan Tinggi Tipe A mempunyai tugas melaksanakan
pemberian dukungan di bidang teknis dan administrasi perkara serta
menyelesaikan surat-surat yang berkaitan dengan perkara.
Pasal 9
Dalam melaksanakan tugas pokok sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8,
Panitera Pengadilan Tinggi Tipe A menyelenggarakan fungsi :
a. pelaksanaan koordinasi, pembinaan dan pengawasan pelaksanaan
tugas dalam pemberian dukungan di bidang teknis;
b. pelaksanaan pengelolaan administrasi perkara perdata;
c. pelaksananaan pengelolaan administrasi perkara pidana;
d. pelaksananaan pengelolaan administrasi perkara khusus;
e. pelaksananaan pengelolaan administrasi perkara, penyajian data
perkara, dan transparansi perkara;
f. pelaksanaan administrasi keuangan dalam program teknis dan
keuangan perkara yang ditetapkan berdasarkan peraturan dan
perundang-undangan, minutasi, evaluasi dan administrasi kepaniteraan;
g. pembinaan teknis kepaniteraan dan kejurusitaan; dan
h. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Ketua Pengadilan Tinggi Tipe
Paragraf 2
Susunan Organisasi
Pasal 10
Kepaniteraan Pengadilan Tinggi Tipe A, terdiri atas:
a. Panitera Muda Perdata;
b. Panitera Muda Pidana;
c. Panitera Muda Khusus; dan
d. Panitera Muda Hukum.
Pasal 11
Panitera Muda Perdata mempunyai tugas melaksanakan administrasi
perkara di bidang perdata.
Pasal 12
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11,
Panitera Muda Perdata menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan pemeriksaan dan penelaahan kelengkapan berkas
perkara banding;
b. pelaksanaan pemeriksaan dan penelaahan kelengkapan berkas
perkara gugatan dan permohonan;
c. pelaksanaan registrasi perkara banding;
d. pelaksanaan registrasi perkara gugatan dan permohonan;
e. pelaksanaan distribusi perkara banding yang telah diregister untuk
diteruskan kepada Ketua Majelis Hakim berdasarkan Penetapan
Penunjukkan Majelis Hakim dari Ketua Pengadilan Tinggi Tipe A;
f. pelaksanaan distribusi perkara yang telah diregister untuk diteruskan
kepada Ketua Majelis Hakim berdasarkan Penetapan Penunjukkan
Majelis Hakim dari Ketua Pengadilan Tinggi Tipe A;
g. pelaksanaan penerimaan kembali berkas perkara yang sudah diputus dan
diminutasi;
h. pelaksanaan pengiriman salinan putusan Pengadilan Tinggi Tipe A
beserta berkas perkara bendel A kepada pengadilan pengaju;
i. pelaksanaan penyimpanan berkas perkara yang belum mempunyai
kekuatan hukum tetap;
kekuatan hukum tetap ke Panitera Muda Hukum;
k. pelaksanaan urusan tata usaha kepaniteraan; dan
l. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Panitera.
Pasal 13
Panitera Muda Pidana mempunyai tugas melaksanakan administrasi perkara
di bidang pidana.
Pasal 14
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13,
Panitera Muda Pidana menyelenggarakan fungsi :
a. pelaksanaan pemeriksaan dan penelaahan kelengkapan berkas perkara
banding;
b. pelaksanaan pemeriksaan dan penelaahann kelengkapan berkas perkara
pidana;
c. pelaksanaan registrasi perkara banding;
d. pelaksanaan registrasi perkara pidana;
e. pelaksanaan distribusi perkara banding yang telah diregister untuk
diteruskan kepada Ketua Majelis Hakim berdasarkan Penetapan
Penunjukkan Majelis Hakim dari Ketua Pengadilan Tinggi Tipe A;
f. pelaksanaan distribusi perkara yang telah diregister untuk diteruskan
kepada Ketua Majelis Hakim berdasarkan Penetapan Penunjukkan
Majelis Hakim dari Ketua Pengadilan Tinggi Tipe A;
g. pelaksanaan penghitungan, penyiapan dan pengiriman penetapan
penahanan, perpanjangan penahanan dan penangguhan penahanan;
h. pelaksanaan penerimaan kembali berkas perkara yang sudah diputus dan
diminutasi;
i. pelaksanaan pengiriman salinan putusan Pengadilan Tinggi Tipe A
beserta berkas perkara bendel A kepada pengadilan pengaju;
j. pelaksanaan penyimpanan berkas perkara yang belum mempunyai
kekuatan hukum tetap;
k. pelaksanaan penyerahan berkas perkara yang sudah mempunyai
kekuatan hukum tetap ke Panitera Muda Hukum;
l. pelaksanaan urusan tata usaha kepaniteraan; dan
Pasal 15
Panitera Muda Khusus mempunyai tugas melaksanakan aministrasi perkara
di bidang perkara khusus antara lain perkara Tindak Pidana Korupsi dan
perkara khusus lainnya sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang
berlaku.
Pasal 16
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15,
Panitera Muda Khusus menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan pemeriksaan dan penelaahan kelengkapan berkas perkara
khusus;
b. pelaksanaan registrasi perkara khusus;
c. pelaksanaan distribusi perkara khusus yang telah diregister untuk
diteruskan kepada Ketua Majelis Hakim berdasarkan Penetapan
Penunjukkan Majelis Hakim dari Ketua Pengadilan Tinggi Tipe A;
d. pelaksanaan penghitungan, penyiapan dan pengiriman penetapan
penahanan, perpanjangan penahanan dan penangguhan penahanan bagi
perkara bidang pidana khusus;
e. pelaksanaan penerimaan kembali berkas perkara yang sudah diputus dan
diminutasi;
f. pelaksanaan pengiriman salinan putusan Pengadilan Tinggi Tipe A
beserta berkas perkara bendel A kepada pengadilan pengaju;
g. pelaksanaan penyimpanan berkas perkara yang belum mempunyai
kekuatan hukum tetap;
h. pelaksanaan penyerahan berkas perkara yang sudah mempunyai
kekuatan hukum tetap ke Panitera Muda Hukum;
i. pelaksanaan urusan tata usaha kepaniteraan; dan
j. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Panitera.
Pasal 17
Panitera Muda Hukum mempunyai tugas melaksanakan pengumpulan,
pengolahan dan penyajian data perkara, hubungan masyarakat, penataan
arsip perkara, serta pelaporan.
Pasal 18
Panitera Muda Hukum menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan pengumpulan, pengelolaan dan penyajian data perkara;
b. pelaksanaan penyajian statistik perkara;
c. pelaksanaan penyusunan dan pengiriman pelaporan perkara;
d. pelaksanaan penataan, penyimpanan dan pemeliharaan arsip perkara;
e. pelaksanaan kerja sama dengan Arsip Daerah untuk penitipan
berkas perkara;
f. pelaksanaan penyiapan, pengelolaan dan penyajian bahan-bahan yang
berkaitan dengan transparansi perkara;
g. pelaksanaan penghimpunan pengaduan dan pelayanan masyarakat; dan
h. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Panitera.
Bagian Ketiga
Kepaniteraan Pengadilan Tinggi
Paragraf 1
Kedudukan, Tugas, dan Fungsi
Pasal 19
(1) Kepaniteraan Pengadilan Tinggi adalah aparatur tata usaha negara yang
dalam menjalankan tugas dan fungsinya berada di bawah dan
tanggung jawab Ketua Pengadilan Tinggi.
(2) Kepaniteraan Pengadilan Tinggi dipimpin oleh Panitera.
Pasal 20
Kepaniteraan Pengadilan Tinggi mempunyai tugas melaksanakan pemberian
dukungan di bidang teknis dan administrasi perkara serta menyelesaikan
surat-surat yang berkaitan dengan perkara.
Pasal 21
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada Pasal 20,
Panitera Pengadilan Tinggi menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan koordinasi, pembinaan dan pengawasan pelaksanaan tugas
dalam pemberian dukungan di bidang teknis;
b. pelaksanaan pengelolaan administrasi perkara perdata;
c. pelaksananaan pengelolaan administrasi perkara pidana;
d. pelaksananaan pengelolaan administrasi perkara khusus;
dan transparansi perkara;
f. pelaksanaan administrasi keuangan dalam program teknis dan
keuangan perkara yang ditetapkan berdasarkan peraturan dan
perundang-undangan, minutasi, evaluasi dan administrasi Kepaniteraan;
g. pembinaan teknis kepaniteraan dan kejurusitaan, dan;
h. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Ketua Pengadilan Tinggi.
Paragraf 2
Susunan Organisasi
Pasal 22
Kepaniteraan Pengadilan Tinggi, terdiri atas:
a. Panitera Muda Perdata;
b. Panitera Muda Pidana;
c. Panitera Muda Khusus; dan
d. Panitera Muda Hukum.
Pasal 23
Panitera Muda Perdata mempunyai tugas melaksanakan administrasi perkara
di bidang perdata.
Pasal 24
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23,
Panitera Muda Perdata menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan pemeriksaan dan penelaahan kelengkapan berkas perkara
banding;
b. pelaksanaan pemeriksaan dan penelaahan kelengkapan berkas perkara
gugatan dan permohonan;
c. pelaksanaan registrasi perkara banding;
d. pelaksanaan registrasi perkara gugatan dan permohonan;
e. pelaksanaan distribusi perkara banding yang telah diregister untuk
diteruskan kepada Ketua Majelis Hakim berdasarkan Penetapan
Penunjukkan Majelis Hakim dari Ketua Pengadilan Tinggi;
f. pelaksanaan distribusi perkara yang telah diregister untuk diteruskan
kepada Ketua Majelis Hakim berdasarkan Penetapan Penunjukkan
Majelis Hakim dari Ketua Pengadilan Tinggi;
diminutasi;
h. pelaksanaan pengiriman salinan putusan Pengadilan Tinggi beserta
berkas perkara bendel A kepada pengadilan pengaju;
i. pelaksanaan penyimpanan berkas perkara yang belum mempunyai
kekuatan hukum tetap;
j. pelaksanaan penyerahan berkas perkara yang sudah mempunyai
kekuatan hukum tetap ke Panitera Muda Hukum;
k. pelaksanaan urusan tata usaha kepaniteraan, dan;
l. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Panitera.
Pasal 25
Panitera Muda Pidana mempunyai tugas melaksanakan administrasi perkara
di bidang pidana.
Pasal 26
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25,
Panitera Muda Pidana menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan pemeriksaan dan penelaahan kelengkapan berkas perkara
banding;
b. pelaksanaan pemeriksaan dan penelaahan kelengkapan berkas
perkara pidana
c. pelaksanaan registrasi perkara banding;
d. pelaksanaan registrasi perkara pidana;
e. pelaksanaan distribusi perkara banding yang telah diregister untuk
diteruskan kepada Ketua Majelis Hakim berdasarkan Penetapan
Penunjukkan Majelis Hakim dari Ketua Pengadilan Tinggi;
f. pelaksanaan distribusi perkara yang telah diregister untuk diteruskan
kepada Ketua Majelis Hakim berdasarkan Penetapan Penunjukkan
Majelis Hakim dari Ketua Pengadilan Tinggi;
g. pelaksanaan penghitungan, penyiapan dan pengiriman penetapan
penahanan, perpanjangan penahanan dan penangguhan penahanan;
h. pelaksanaan penerimaan kembali berkas perkara yang sudah diputus
dan diminutasi;
i. pelaksanaan pengiriman salinan putusan Pengadilan Tinggi beserta
j. pelaksanaan penyimpanan berkas perkara yang belum mempunyai
kekuatan hukum tetap;
k. pelaksanaan penyerahan berkas perkara yang sudah mempunyai
kekuatan hukum tetap ke Panitera Muda Hukum;
l. pelaksanaan urusan tata usaha kepaniteraan, dan;
m. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Panitera.
Pasal 27
Panitera Muda Khusus mempunyai tugas melaksanakan administrasi perkara
di bidang perkara khusus antara lain perkara Tindak Pidana Korupsi dan
perkara khusus lainnya sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang
berlaku.
Pasal 28
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27,
Panitera Muda Khusus menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan pemeriksaan dan penelaahan kelengkapan berkas
perkara khusus;
b. pelaksanaan registrasi perkara khusus;
c. pelaksanaan distribusi perkara khusus yang telah diregister untuk
diteruskan kepada Ketua Majelis Hakim berdasarkan Penetapan
Penunjukkan Majelis Hakim dari Ketua Pengadilan Tinggi;
d. pelaksanaan penghitungan, penyiapan dan pengiriman penetapan
penahanan, perpanjangan penahanan dan penangguhan penahanan bagi
perkara bidang pidana khusus;
e. pelaksanaan penerimaan kembali berkas perkara yang sudah diputus dan
diminutasi;
f. pelaksanaan pengiriman salinan putusan Pengadilan Tinggi beserta
berkas perkara bendel A kepada pengadilan pengaju;
g. pelaksanaan penyimpanan berkas perkara yang belum mempunyai
kekuatan hukum tetap;
h. pelaksanaan penyerahan berkas perkara yang sudah mempunyai
kekuatan hukum tetap ke Panitera Muda Hukum;
i. pelaksanaan urusan tata usaha kepaniteraan, dan;
Pasal 29
Panitera Muda Hukum mempunyai tugas melaksanakan pengumpulan,
pengolahan dan penyajian data perkara, hubungan masyarakat, penataan
arsip perkara serta pelaporan.
Pasal 30
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 29,
Panitera Muda Hukum menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan pengumpulan, pengelolaan dan penyajian data perkara;
b. pelaksanaan penyajian statistik perkara;
c. pelaksanaan penyusunan dan pengiriman pelaporan perkara;
d. pelaksanaan penataan, penyimpanan dan pemeliharaan arsip perkara;
e. pelaksanaan kerja sama dengan Arsip Daerah untuk penitipan berkas
perkara,
f. pelaksanaan penyiapan, pengelolaan dan penyajian bahan-bahan
yang berkaitan dengan transparansi perkara;
g. pelaksanaan penghimpunan pengaduan dan pelayanan masyarakat, dan;
BAB I V T ARGET K I N ERJ A DAN
K ERAN GK A PEN DAN AAN
A. Target Kinerja
B. Kerangka Pendanaan
A. TARGET KINERJA
enstra merupakan
gambaran perencanaan
kinerja yang menjadi
sasaran strategis sebagai
komitmen bersama dalam
menetapkan target, sehingga
mewujudkan suatu Rencana
Kinerja Tahunan yang akan
ditetapkan menjadi Perjanjian
Kinerja Tahunan.
Renstra ini telah direviu hampir tiap
tahunnya, yang mana saat ini telah
menjadi Reviu Renstra Tahun
2015-2019 dan mengacu kepada
Reviu Indikator Kinerja Utama
(IKU). IKU memuat sasaran
strategis dan indikator-indikator
kinerja, dengan tahapan-tahapan
yang terencana dan terprogram
secara sistematis. Pengadilan
Tinggi Padang telah menetapkan 2
(dua) sasaran strategis dengan
mengaplikasikan 7 (tujuh) indikator
kinerja, yang mana didukung
kinerja kesekretariatan (sporting
unit).
Pencapaian kinerja diukur dari
target-target yang telah
direncanakan dan ditetapkan,
sesuai perencanaan dalam Reviu
Rencana Strategis (Renstra)
periode 2015-2019 yang mana
diturunkan menjadi Rencana
Kinerja Tahunan (RKT) yakni
menjadi RKT 2015, RKT 2016,
RKT 2017, RKT 2018, dan RKT
2019. Selanjutnya ditetapkan
dalam Perjanjian Kinerja Tahunan
(PKT) yakni PKT 2015, PKT 2016,
PKT 2017, PKT 2018, dan PKT
2019 . Pengukuran kinerja yang
dimaksud adalah proses sistematis
dan berkesinambungan untuk
menilai keberhasilan dan
kegagalan pelaksanaan kegiatan
sesuai dengan program, kebijakan,
sasaran dan tujuan yang telah
ditetapkan dalam mewujudkan visi,
misi dan strategi instansi
pemerintah.
Mengenai target kinerja yang ingin
dicapai sesuai perencanaan
selama jangka waktu 2015-2019,
maka digambarkan dalam sebuah