PENGARUH PENGGUNAAN KELAS MULTIMEDIA
TERHADAP EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN PAI
PADA SISWA KELAS XI MAN 1 SALATIGA
TAHUN PELAJARAN 2008-2009
S K R IP S I
Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Strata 1
Dalam Ilmu Tarbiyah
Disusun Oleh :
Nama : Ahmad Mas’udi
NIM
: 111 05 027
.1 LRUS AN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN)
SALATIGA
2009
DEKLARASI
Bismillahirrahmanirrahim
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa
skripsi ini tidak berisi materi yang pemah ditulis oleh orang lain atau pemah
diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satu pun pikiran-pikiran orang
lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan
rujukan.
Apabila dikemudian hari temyata terdapat materi atau pikiran-pikiran
orang lain diluar referensi yang peneliti cantumkan, maka peneliti sanggup
mempertanggungjawabkan kembali keaslian skripsi ini dihadapkan sidang
munaqosah skripsi.
Demikian dekiarasi ini dibuat oleh peneliti untuk dapat dimaklumi.
Salatiga, 02 September 2009
Peneliti
DEPARTEMEN AGAMA RI
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA
JL Stadion 03 Telp. (0298) 323706,323433 Salatiga 50721
Website : www.siaimaUitieu.ac.id E-mail: administrasi a.siainscdalisza.ac.id
Winarno, S. Si., M. Pd.
Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka
bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudara :
Nama
: AHMAD MAS’UDI
NIM
: 11105027
Program Studi : Pendidikan Agama Islam (PAI)
Judul PENGARUH PENGGUNAAN KELAS
MULTIMEDIA TERHADAP EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN PAI PADA SISW A KELAS XI M AN 1 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2008-2009.
Dengan ini mohon skripsi saudara tersebut diatas supaya segera
dimunaqosahkan. Demikian agar menjadi perhatian.
Wassalamualaikum, Wr. Wb.
P E N G E S A H A N S K R IP S I
JUDUL : PENGARUH PENGGUNAAN KELAS MULTIMEDA
TERHADAP EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN PAI PADA SISWA KELAS XI MAN 1 SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2008-2009
NAMA : AHMAD MAS’UDI
NIM : 11105027
PROGRAM STUD1 : PENDID1KAN AGAMA ISLAM
Salatiga, 08 September 2009 M 18 Romadhon 1430 H
Dewan Penguji,
Ketua Sekretaris
/ Dr. Imam Sutomo, M. Ag. Dr. H. Muh. Saelfozi, M. Ag.
NIP. 195808271983031002 NIP. 196602151991031001
Penguji I Penguji II
Drs. H. M. Zulfa, M. Ag.
NIP. 195204301977031001
Maslikah, Mi Si.
NIP. 197005292000032001
Pembimbing
MOTTO
© Raihlah kesuksesanmu dalam belajar melalui pemanfaatan teknologi.
© Semakin canggih teknologi bukan berarti minimnya potensi, tetaplah
semangat dan jangan pantang menyerah. Terus berjuang dengan gigih agar
semua yang dicita-citakan dapat tercapai.
© Keberhasilan seseorang dalam belajar tergantung pada kesiapan dan
PERSEM BAHAN
Skripsi ini penulis persembahkan untuk :
1. Allah SWT yang telah memberikan ridho dan inayahNya sehingga skripsi
ini dapat selesai.
2. Bapakku (Bpk. Nur Ikhsan) dan Ibuku (Ibu Romimah) di rumah, semoga
Allah SWT mengampuni dosa-dosa mereka dan meridhoi amal serta usaha
baiknya.
3. Untuk kakakku (mas Aris) yang selalu memberikan semangat dan motivasi
agar saya selalu optimis dalam menghadapi semuanya.
4. Untuk seluruh teman-temanku yang telah membantu proses penulisan
skripsi ini semoga amal ibadahnya senantiasa diterima dan dibalas-Nya.
Amin.
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
segala puji bagi Allah SWT seru semesta alam. Shalawat dan salam semoga
senantiasa terlimpahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW, dengan
diutusnya ke dunia, umat manusia telah dibebaskan dari zaman Jahiliyyah menjadi
zaman yang penuh berkah sehingga umat manusia mampu belajar dengan
berbagai disiplin keilmuannya.
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat serta Ridho-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
dengan lancar dan dapat memnuhi tugas serta syarat guna memperoleh gelar
sarjana dalam ilmu Tarbiyah Jurusan Pendidikan Agama Islam.
Dengan penuh rasa hormat, perkenankanlah penulis mengucapkan
terimakasih kepada:
1. Dr. Imam Sutomo, M. Ag., selaku ketua STAIN Salatiga
2. Fatkhurrahman M. Pd., selaku ketua program PA1
3. Winamo, S. Si., M. Pd., selaku pembimbing skripsi yang dengan ikhlas
memberikan bimbingan dan arahan dalam penyelesaian tugas ini.
4. Bapak dan ibu dosen STAIN Salatiga yang telah memberikan bimbingan dan
pengetahuan selama penulis belajar di STAIN Salatiga.
5. Bapak dan Ibu serta saudara-saudaraku yang selalu memberikan dorongan
dan doanya yang selalu mengiringi penyusunan skripsi ini.
6. Teman-temanku yang selalu membantu dan memotivasi penulis sehingga
skripsi ini dapat selesai.
Semoga amal perbuatannya dan berbaikan niatan baik yang telah mereka
lakukan kepada penulis dapat diterima oleh Allah SWT dan mendapatkan balasan
pahala kelak di hari kemudian. Amin.
Salatiga, 02 September 2009
DAFTARISI
Hal
HALAMANJUDUL... i
DEKLARASI... ii
NOTA PEMBIMBING... iii
PENGESAHAN... iv
MOTTO... v
PERSEMBAHAN... vi
KATA PENGANTAR... vii
DAFTAR IS I...ix
DAFTAR TABEL...xii
BAB I PENDAHULUAN...1
A. Latar Belakang M asalah... 1
B. Penegasan Istilah...5
C. Rumusan M asalah... 9
D. Tujuan Penelitian... 10
E. Hipotesis... 10
F. Metode Penelitian... 11
G. Sistematika Penyusunan Skripsi... 15
BAB II LANDASAN TEO RI... 18
A. Penggunaan Teknologi Pendidikan ... 18
1. Pengertian Teknologi Pendidikan... 18
2. Keterpaduan Pembelajaran PAI dengan Teknologi Pendidikan .... 21
3. Macam-Macam Teknologi Pendidikan... 24
4. Manfaat Teknologi Pendidikan... 31
B. Efektivitas Pembelajaran P A I... 33
1. Pengertian Efektivitas Pembelajaran... 33
2. Rumusan Pembelajaran Efektif... 34
3. Faktor yang mempengaruhi efektivitas pembelajaran...36
a. Faktor Intern...37
b. Faktor Ekstem ...37
C. Pengaruh Penggunaan Teknologi Pendidikan Terhadap Efektivitas Pembelajaran P A I...42
BAB III LAPORAN HASIL PENELITIAN... 44
A. Gambaran Umum MAN 1 Salatiga tahun Pelajaran 2008-2009...44
1. Sejarah berdiri... 44
2. Visi, misi, dan tujuan... 45
3. Program madrasah ... 45
4. Tujuan penyelenggaraan pendidikan... 48
5. Hasil-hasil yang diharapkan dari kegiatan K B M ... 48
6. Sarana gedung dan g u ru ...49
7. Guru dan tenaga kependidikan ...50
8. Keadaan sisw a... 55
10. Struktur organisasi...57
B. Keadaan Responden... 57
1. Data Responden...57
2. Jawaban Angket penggunaan kelas multimedia... 57
3. Jawaban Angket efektivitas pembelajaran PAI pada siswa kelas XI MAN 1 Salatiga... 59
BAB IV ANALISIS D A TA ...62
A. Analisis data tentang variasi penggunaan kelas multimedia... 63
B. Analisis data tentang variasi efektivitas pembelajaran PAI ... 68
C. Analisis data tentang penggunaan kelas multimedia terhadap efektivitas pembelajaran PAI pada kelas XI MAN 1 Salatiga...73
BAB V PENUTUP... 79
A. Kesimpulan... 79
B. Saran-saran... 80
C. Penutup... 81
DAFTAR PUSTAKA...83
RIWAYAT HIDUP...85
LAMPIRAN-LAMPIRAN...86
DAFTAR TABEL
TABELI SARANA DAN PRASARANA YANG ADA DI MAN I
SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2008-2009
TABEL II DAFTAR NAMA GURU MAN 1 SALATIGA TAHUN
PELAJARAN 2008-2009
TABEL III DAFTAR PEMBAGIAN TUGAS MENGAJAR MAN 1
SALATIGA TAHUN PELAJARAN 2008-2009
TABEL IV KEADAAN SISWA MAN 1 SALATIGA MENURUT
KELASNYA PADA TAHUN PELAJARAN 2008-2009
TABEL V DAFTAR JAWABAN ANGKET TENTANG VARIASI
PENGGUNAAN KELAS MULTIMEDIA
TABEL VI DAFTAR JAWABAN ANGKET TENTANG VARIASI
EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN PAI
TABEL VII DAFTAR JAWABAN ANGKET TENTANG PENGGUNAAN
KELAS MULTIMEDIA
TABEL VIII DAFTAR DISTRIBUSI FREKUENSI TENTANG
PENGGUNAAN KELAS MULTIMEDIA
TABEL IX PERSENTASE PENGGUNAAN KELAS MULTIMEDIA
TABEL X DAFTAR JAWABAN ANGKET TENTANG EFEKTIVITAS
PEMBELAJARAN PAI
TABEL XI DAFTAR DISTRIBUSI FREKUENSI TENTANG
EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN PAI
TABEL XII
TABEL XIII
PERSENTASE EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN PAI
TABEL PENGHITUNGAN MENCARI KOEFISIEN REGRESI
LINIER SEDERHANA
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah sarana interaksi belajar dan mengajar antara guru
dan siswa. Pendidikan dipandang sebagai sebuah proses transformasi nilai-
nilai keilmuan dalam upaya mengurangi buta aksara dan melahirkan produk
siswa yang berpengetahuan, mendewasakannya melalui upaya pengajaran,
pemeliharaan dan pelatihan agar mampu berfikir baik serta berakhlak mulia.
Pendidikan Agama Islam di sekolah umum maupun di madrasah
dalam pelaksanaannya masih memiiiki berbagai kendala yang diantaranya
seperti dalam proses kegiatan belajar mengajar, guru hanya sebatas
menyampaikan materi semata tentang ajaran-ajaran Agama Islam. Metode
pembelajaran yang selama ini sering digunakan oleh guru agama islam ialah
sebatas hafalan materi pelajaran maupun ceramah. Pendidik kurang
t
memperhatikan pada aspek psikologi anak didilc, apakah anak tersebut merasa
nyaman dalam belajar, senang dan paham. Hal ini sangat penting untuk
diperhatikan karena akan berdampak pada kognitif para siswa, apabila
mereka tidak bisa melakukan belajar dengan baik maka pemahaman pun tidak
akan diperolehnya.
Selain masalah tersebut, banyak anggaran dari pemerintah yang
dialokasikan untuk pendidikan khususnya pembuatan kelas multimedia.
dan efisien, tetapi apalah yang terjadi di sekolah, fasilitas yang disediakan
cenderung jarang dipakai dan tidak pula untuk dipelihara dengan baik. Maka
yang tejadi ialah penghamburan dana yang sebetulnya tidak usah diberikan
untuk anggaran tersebut. Ada pula sebagian guru agama yang kurang
menguasai tentang penggunaan kelas multimedia sehingga berdampak pada
minimnya guru yang memanfaatkan sarana tersebut. Berangkat dari persoalan
tersebut seharusnya pengelola sekolah harus lebih teliti untuk menyikapi
persoalan seperti itu agar dana yang telah diberikan tidak sia-sia.
Problema-problema tersebut menyebabkan lemahnya motivasi siswa
untuk belajar agama. Apabila persoalan-persoalan seperti itu dapat
diminimkan maka siswa akan giat dalam belajar. Sebagai guru yang baik
harus mampu mengubah persepsi dari para siswanya karena persepsi akan
dapat berdampak pada kerangka kognitifnya seperti halnya giat belajar, malas
belajar itu semua dipengaruhi dari bagaiman cara anak didik itu melihat
suasana dan metode pengajaran. Cara berpikir, minat atau potensi dapat
berkembang dengan baik apabila seseorang memiliki persepsi yang memadai.
Adapun tujuan belajar sebenamya adalah mengembangkan persepsi kemudian
mewujudkan kembali menjadi kemampuan-kemampuan yang tercermin
dalam cara berpikir, bekerja motorik serta sikap bersikap.1
Dengan merujuk pada permasalahan tersebut, maka metode
pengajaran guru itu harus diperbaiki dan diperbaharui. Guru perlu
menerapkan langkah altematif dalam mengajarkan materi-materi PAI yang
dapat menciptakan kondisi pembelajaran kondusif, kreatif dan menyenangkan
siswa. Untuk memulai kegiatan pembelajaran dalam upaya mengembangkan
potensi kreativitasnya serta mendorong belajar siswa yang lebih intensif,
salah satu altematif pencapaian serta optimalisasinya ialah dengan
pengajaran melalui pengunaan teknologi pendidikan. Seperti yang diuraikan
Nasution bahwa teknologi pendidikan merupakan usaha yang sungguh-
sungguh untuk memperbaiki metode mengajar dengan menggunakan prinsip-
prinsip ilmiah yang membuktikan keberhasilan.2 Dengan demikian teknologi
pendidikan memiliki peranan strategis dalam pembelajaran begitu juga dalam
penerapannya.
Adapun Teknologi Pendidikan yang telah diterapkan diantaranya ialah
komputer, video tape, laboratarium bahasa, ruang laborat, dan ruang kelas
multimedia. Berbagai macam teknologi tersebut diciptakan untuk membantu
siswa agar mudah dalam memahami materi pelajaran. Melalui pengajaran
tersebut diharapkan mampu menjadikan suasana pembelajaran anak didik
menjadi kondusif, lebih efektif dan menyenangkan.
Problem yang dihadapi lembaga pendidikan sekarang bukannya
semata-mata pada aspek penerapannya tetapi banyak dari para guru PA1
khususnya yang tidak mampu mengoperasikan serta merawat peralatan
teknologi pendidikan yang telah disediakan disekolahannya sehingga proses
pembelajaran pun belum bisa optimal begitu pula pencapaian pembelajaran
yang efektif belum bisa terwujud. Salah satu upaya peningkatannya ialah
dengan tersedianya tenaga pendidik yang memiliki kompetensi dalam
bidangnya serta dibekali dengan ilmu komputer maupun teknologi pendukung
lainnya. Apabila langkah tersebut sudah dapat dilaksanakan, maka proses
kegiatan belajar mengajar akan lebih menyenangkan, efektif, serta
mendorong motivasi belajar siswa yang lebih baik. Langkah tersebut akan
membantu para pendidik untuk mencapai keberhasilan dalam
pembelajarannya.
Perkembangan teknologi pendidikan dapat memberikan media
pembelajaran tambahan dan motivasi baru terhadap kinerja-kinerja guru
dalam mengajar, dengan ini diharapkan mereka mampu menciptakan suasana
pembelajaran yang kreatif dan penggunaan metode yang bervariatif khusunya
pada pengajaran PAI di madrasah-madrasah sehingga proses belajar siswa
terasa lebih menyenangkan dan tidak menghamburkan waktu yang telah
ditentukan. Berbagai upaya tersebut tidaklah mudah untuk dilaksanakan,
semua itu perlu dukungan dari berbagai pihak diantaranya para guru, kepala
sekolah, dan pemerintah untuk mengembangkan pendidikan.
Langkah berikutnya dalam upaya peningkatan mutu pendidikan ialah
dengan menciptakan guru yang memiliki kepribadian yang baik, ahli dalam
bidangnya, mampu menggunakan teknologi pendidikan sesuai dengan
bagiannya masing-masing dan memiliki dedikasi penuh terhadap kinerjanya.
Semua itu dapat membuat sirkulasi pembelajaran lebih aktif, terprogram,
Dengan alasan itulah, maka penulis megajukan dan mengemukakan
judul “Pengaruh Penggunaan Teknologi Pendidikan Terhadap Efektivitas
Pembelajaran PAI pada siswa kelas XI MAN 1 Salatiga tahun pelajaran 2008-
2009.”
B. Penegasan Istilah
Untuk menghindari timbulnya berbagai interpretasi dan untuk
membatasi ruang lingkup pembahasan dalam penelitian ini, maka perlu
dijelaskan beberapa pengertian yang terkandung dalam judul skripsi diatas
yaitu:
1. Teknologi Pendidikan
Istilah teknologi berasai dari bahasa Yunani yang menurut Webster
Dictionary berarti systematic treatment atau penanganan sesuatu secara
sistematis.3 Adapun dalam kamus besar Bahasa Jndonesia Teknologi
diartikan sebagai sebuah kemampuan teknik yang berlandaskan
pengetahuan ilmu eksakta yang bersandarkan proses teknis.4 Dari
pengertian teknologi tersebut perlu kiranya sebagai guru PAI khususnya
melatih diri untuk mengembangkan skilnya pada aspek teknologi apapun
terutama dalam teknologi yang difungsikan sebagai sarana dalam
pengajarannya di sekolah.
Adapun pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan prilaku
seseorang atau sekelompok orang, yaitu dengan usaha mendewasakan
3 S. N a s u t io n , o p .c it., h i m . 2
manusia melalui upaya pengajaran dan latihan dengan proses perbuatan.5
Seseorang baru dapat berpikir dewasa apabila setelah mendapatkan
pendidikan baik itu melalui jalur formal maupun non formal.
Maka, dari defmisi tersebut dapat disimpulkan bahwa teknologi
pendidikan adalah pengembangan, penerapan dan penilaian sistem-sistem,
teknik dan alat bantu untuk memperbaiki dan meningkatkan proses belajar
manusia6 agar tercipta ranah pemikiran yang luas, dewasa dan baik.
Proses yang terlaksana tidak hanya sebatas rancangan tetapi proses
tersebut dapat dirasakan, dilaksanakan, dan dioptimalkan secara lebih
baik agar terjadi interaksi aktif antara pendidik dan peserta didik sehingga
kegiatan belajar mengajar dapat berjalan secara optimal dan keberhasilan
pembelajaran dapat tercapai.
Ada berbagai macam teknologi pendidikan yang seharusnya
diterapkan di sekolah. Adapun yang penulis maksudkan adalah adakah
pengaruh dalam pembelajaran PAI apabila guru menggunakan kelas
multimedia terhadap efektivitas pembelajarannya. Karena cakupan ~
teknologi pendidikan sangat luas sekali, Maka dari itu peneliti
menghendaki untuk melakukan penelitian terhadap penerapan serta
penggunaan dari kelas multimedia tersebut. Kelas multimedia yang ada
dapat digunakan oleh guru sehingga memacu perkembangan
pembelajaran peserta didik dan mendorong motivasi mereka untuk belajar
s Ib id ., h i m . 2 0 4 .
lebih baik serta menjadikan kondisi pembelajaran mereka yang lebih
menyenangkan.
Adapun indikator dari variabel tersebut ialah:
a. Guru mengajar dengan komputer
b. Terdapat LCD beserta perlengkapannya
c. Tersedia ruang kelas multimedia
d. Menumbuhkan sikap dan keterampilan dalam penggunaan teknologi
e. Menciptakan situasi belajar yang tidak mudah dilupakan
f. Memberikan pengalaman belajar yang berbeda, bervariasi dan tidak
membosankan
2. Efektivitas Pembelajaran
Efektivitas berasal dari kata efektif yang berarti ada pengaruhnya.7
Apabila sebuah proses belajar mengajar terdapat rangsangan dan atau
pengaruh yang signifikan terhadap pemahaman anak didik atas materi-
materi yang diajarkan, maka pembelajaran tersebut sudah bisa dikatakan
efektif, seandainya belum ada pengaruh apa-apa pada anak didik terutama
pada pemahamannya terhadap materi yang disampaikan, maka
pembelajarannya belum bisa dikatakan efektif.
Adapun Pembelajaran berasal dari kata belajar, yang memiliki
definisi proses transformasi untuk memperoleh kepandaian atau ilmu.8
Dari uraian deftnisi diatas maka proses belajar mengajar harus terdiri dari
pendidik, peserta yang akan dididik (siswa) dan sarana prasarana
pendidikan yang tersedia seperti bangunan untuk lokasi pembelajaran,
alat-alat pendidikan dan kebutuhan penunjang lainnya.
Maka dari itu, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran yang efektif
terjadi apabila ada aktivitas yang baik serta memiliki pengaruh terhadap
pemahaman materi pelajaran. Hal itu bisa terlakasana apabila guru dalam
mengajar dapat memilih materi yang tepat, disamapaikan dengan
sungguh-sungguh dan siswa memperhatikannya. Dengan keseriusan
dalam pembelajarannya dapat merangsang, memotivasi dan
menumbuhkan semangat belajar untuk senantiasa mengingat, memahami,
dan menyimpulkan materinya sendiri. Setelah proses tersebut dilakukan
dan mengoptimalkan belajamya maka akan membuat siswa lebih pandai,
giat belajar dan yang paling penting ialah dapat berpengaruh pada
kepribadiannya. Apabila anak didik itu paham maka prilaku
kesehariannya cenderung lebih baik dan ketika siswa tidak paham dengan
materi yang dipelajarinya, kejiwaan mereka akan goyah dan suasana
pembelajarannya tidak akan fokus. Hal inilah yang kemudian berakiUu ~
pada ketidak efektifan dalam pembelajaran.
Yang dimakhsudkan dalam judul skripsi diatas yaitu segala sesuatu
yang dapat memberikan pengaruh positif dalam pembelajaran sehingga
tercipta suasana yang tenang dan penuh konsentrasi yang serius dalam
pembelajaran. Yaitu dengan melibatkan langsung peserta didik dalam
pembelajaran Pendidikan Agama Islam sehingga materi yang diajarkan
dapat diterima dan difahami oleh mereka dengan baik serta dapat
dilaksanakan oleh setiap individu. Proses tersebut secara perlahan-lahan
dapat mempengaruhi prilaku mereka dalam kehidupan sehari-hari hal itu
pula yang kemudian membentuk karakter siswa.
Adapun indikator variabel efektivitas pembelajaran adalah:
a. Disiplin dalam belajar sesuai dengan jadwal
b. Berdoa sebelum belajar
c. Kegiatan pembelajaran tenang dan menyenangkan
d. Siswa mampu konsentrasi dengan baik
e. Siswa mengikuti kegiatan belajar mengajar PAI dengan baik
f. Di kelas siswa memperhatikan penjelasan guru
g. Siswa selalu mencatat hal-hal yang penting
h. Siswa berusaha menanyakan hal-hal yang belum dipahami
i. Siswa senang mendiskusikan materi pelajaran yang disampaikan
bersama teman-temannya
j. Siswa paham dengan materi yang diajarkan
k. Mengevaluasi hasil pembelajaran
C. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana variasi penggunaan kelas multimedia di MAN 1 Salatiga?
2. Bagaimana variasi efektivitas pembelajaran PAI kelas XI MAN 1
3. Adakah pengaruh penggunaan kelas multimedia terhadap efektivitas
3. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan kelas multimedia terhadap
efektivitas pembelajaran PAI pada siswa kelas XI MAN 1 Salatiga tahun
pelajaran 2008-2009.
E. Hipotesis
Hipotesis adalah pemyataan atau dugaan yang bersifat sementara
terhadap suatu masalah penelitian yang kebenarannya masih lemah serifngga
harus diuji secara empiris.9
Menurut Suharsimi Arikunto, hipotesis adalah suatu jawaban yang
bersifat sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui
data yang terkumpul.10
9 Iq b a l H a s a n , A n a lis a D a t a P e n e li t i a n D e n g a n S t a t is t ik , P T B u m i A k s a r a , J a k a r t a , 2 0 0 6 , h lm .3 1 10 S u h a rs im i A r ik u n t o , P r o s e d u r P e n e li t i a n S u a t u P e n d e k a t a n P r a k t e k , J a k a r t a , c e t . K e - 1 2 , 2 0 0 2
h lm .6 4
10
Sedangkan hipotesis yang penulis ajukan dalam penelitian ini adalah:
ada pengaruh positif penggunaan kelas multimedia terhadap efektivitas
pembelajaran PAI pada siswa kelas XI MAN 1 Salatiga tahun ajaran 2008-
2009.
Artinya, apabila sebuah sekolah memiliki kelas multimedia yang
memadai dan pengajar mampu menggunakan peralatan tersebut dengan
sebagaimana mestinya sesuai dengan kebutuhan mereka dalam mengajar,
maka efektivitas pembelajaran PAI pun akan tercapai sehingga dapat
memperoleh keberhasilan pembelajaran yang optimal. Sebaliknya apabila di
guna menjawab persoalan-persoalan yang dihadapi dan cara penyajian
penelitian yang tepat guna. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif.
Adapun metodologi penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian
ini ialah sebagai berikut:
1. Populasi dan Sampel
a. Populasi adalah keseluruhan obyek penelitian baik terdiri dari benda
yang nyata, abstrak, peristiwa ataupun gejala yang merupakan sumber
data dan memiiiki karakter tertentu dan sama.12
Dari dasar pengertian tersebut, maka populasi dibutuhkan dalam
penentuan obyek penelitian. Adapun yang menjadi populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh siswa kelas XI MAN 1 Salatiga tahun
pelajaran 2008-2009 yang terdiri dari 204 siswa.
b. Sampel adalah bagian dari populasi yang memiiiki sifat-sifat yang
sama dari obyek yang merupakan sumber data.13 Sedangkan defmisi
sampel menurut Suharsimi Arikunto ialah sebagian atau wakil
populasi yang diteliti.14 Suharsimi juga memberiKan ancer-ancer pada
pengambilan sebuah sampel dari sebuah populasi apabila subjeknya
kurang dari 100 lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya
merupakan penelitian populasi, jika jumlah subjeknya besar dapat
diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih.15 Dalam penelitian ini
peneliti akan mengambil sampel 25% dari populasi siswa kelas XI
yang akan diteliti ialah sebanyak 51 siswa.
c. Teknik Sampling
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teknik Cluster Sampling.
Cluster Sampling ialah teknik memilih sebuah sampel dari kelompok-
kelompok, unit-unit yang kecil atau cluster}6 Adapun yang dijadikan
sampel dalam penelitian ini ialah seluruh siswa kelas XI yang terdiri
dari kelas IPS 1, IPS 2, IPS 3, Bahasa, IPA 1, dan IPA 2.
2. Metode Pengumpulan Data
Metode yang digunakan penulis dalam pengumpulan data penelitian
kepada responden untuk diisi.18 Penggunaan angket juga difahami
sebagai bukti bahwa peneliti telah melakukan tinjauan kepada objek
penelitian, maka dalam mewujudkan kebenaran suatu pengamatan
dalam penelitian, penulis juga memerlukan metode angket ini.
Penggunaan metode angket ini dimaksudkan untuk mengetahui
sejauhmana pengaruh penggunaan kelas multimedia terhadap
efektivitas pembelajaran PA1 pada siswa kelas XI MAN 1 Salatiga
tahun pelajaran 2008-2009, dengan menyodorkan pertanyaan-
pertanyaan tentang pembahasan diatas dalam bentuk angket kepada
responden atau siswa.
c. Metode Interview (Wawancara)
Metode interview adalah suatu proses tanya jawab lesan, dalam
mana dua orang atau lebih berhadapan secara fisik, yang satu dapat
melihat muka yang lain dan mendengar dengan telinga sendiri dari
suaranya.19
Metode ini penulis gunakan untuk mendapatkan informasi
tentang penggunaan teknologi pendidikan, efektivitas pembelajaran
PAI, dan pengaruh penggunaan kelas multimedia terhadap efektivitas
pembelajaran PAI tersebut. Agar kebenaran data itu dapat dipercaya
dan valid, maka peneliti membutuhkan metode seperti ini karena
dengan terlaksananya wawancara yang baik, data serta laporan yang
diperoleh bukan semata-mata rekayasa.
3. Analisa Data
Dalam hal ini untuk membuktikan adakah pengaruh positif daiam
penggunaan kelas multimedia terhadap efektivitas pembelajaran PA1 pada
siswa kelas XI MAN 1 Salatiga tahun pelajaran 2008-2009, penulis
menggunakan teknik analisis regresi linier sederhana.
Analisis data ini dimaksudkan untuk mengetahui hubungan yang
digunakan untuk meramal atau memperkirakan nilai dari satu variabel
dalam hubungannya dengan variabel yang Iain melalui persamaan garis
regresi20.
Untuk menganalisis penelitian ini, peneliti menggunakan rumus
regresi linier sederhana21 yaitu :
Y = a + b(X)
Keterangan :
Y = Variabel terikat (variabel yang diduga)
X = Variabel bebas
a = Intersep
b = Koefisien regresi (slop)
G. Sistematika Skripsi
Dalam penyusunan sistematika skripsi ini dimaksudkan untuk
mempermudah dalam penulisan skripsi, yang berjudul “Pengaruh
20 Iq b a l H a s a n , o p .c it., h i m . 4 5
Penggunaan Kelas Multimedia Terhadap Efektivitas Pembelajaran PA1 pada
siswa kelas XI MAN 1 Salatiga Tahun pelajaran 2008-2009” dapat
dikemukakan sebagai berikut:
BAB I : Pendahuluan
Dalam bab ini penulis akan menjelaskan tentang latar belakang
masalah, penegasan istilah, rumusan masalah, tujuan penelitian,
hipotesis, metode penelitian dan sistematika penyusunan skripsi.
BAB II : Landasan Teori
Dalam bab ini penulis akan membahas tentang:
A. Masalah teknologi pendidikan meliputi pengertian teknologi
pendidikan, keterpaduan pembelajaran PAI dengan teknologi
pendidikan, macam-macam teknologi pendidikan, dan
manfaat teknologi pendidikan.
B. Masalah efektivitas pembelajaran meliputi pengertian
efektivitas pembelajaran, rumusan pembelajaran efektif,
faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas pembelajaran.
C. Pengaruh penggunaan teknologi pendidikan terhadap
efektivitas pembelajaran PAI pada siswa kelas XI MAN 1
Salatiga.
BAB III : Laporan Hasil Penelitian
Pada bab ini penulis akan melaporkan hasil penelitian yang
A. Gambaran umum MAN 1 Salatiga
Meliputi: sejarah berdiri dan perkembangannya, visi, misi dan
tujuannya, program madrasah, tujuan penyelenggaraan
pendidikan, hasil yang diharapkan dari kegiatan KBM, sarana
gedung dan guru, keadaan siswa, tenaga kependidikan, data
keadaan guru, kegiatan siswa, dan struktur organisasinya.
B. Keadaan Responden
Meliputi: data responden, jawaban angket penggunaan kelas
multimedia, dan jawaban angket tentang efektivitas
pembelajaran PAI pada siswa kelas XI MAN 1 Salatiga.
BAB IV : Analisa Data
Pada bab ini penulis akan menganalisis data untuk mengetahui
hasil akhir dari penelitian yang sedang dilakukan atau dapat
mengambil kesimpulan akhir dari penelitian ini, dengan langkah
sebagai berikut:
A. Analisa data tentang penggunaan kelas multimedia
B. Analisis data tentang efektivitas pembelajaran PAI
C. Analisis data tentang pengaruh penggunaan kelas multimedia
terhadap efektivitas pembelajaran PAI pada siswa kelas XI
MAN 1 Salatiga.
BAB V : Penutup
BAB II LANDASAN TEORI
A. MASALAH TEKNOLOGIPENDIDIKAN 1. Pengertian Teknologi Pendidikan
Istilah teknologi berasal dari kata dasar tec hue yang berarti art,
skill, science atau keahlian, keterampilan, ilmu22. Teknologi pada
umumnya berfungsi sebagai alat penunjang modem untuk
keberlangsungan hidup manusia. Dari macam-macam teknologi yang ada
ini, sebagian dapat pula digunakan sebagai fasilitas atau sarana
pendidikan karena dengan pemakaian teknologi akan menghasilkan
pengalaman beda dalam belajar. Teknologi dapat menjadikan iklim
pembelajaran yang mengesankan seperti halnya dalam pemanfaatan kelas
multimedia. Guru maupun siswa dapat mengeluarkan berbagai ide-ide
mereka agar ada peran aktif dari siswa dan teijadi sebuah interaksi antara
keduanya. Selain itu apabila dalam proses belajar megajar mengalami
kejenuhan, pengajar bisa memainkan audiovisual baik itu berupa tampilan
gambar yang lucu, mp3, atau sekedar bemyanyi bersama.
Perkembangan teknologi tidak akan pemah berhenti karena setiap
manusia hidup pasti akan berfikir untuk menciptakan hal yang bam dalam
upaya memenuhi keinginan untuk hidup yang lebih baik, efisien dan
bermanfaat guna. Selain dapat mendukung perkembangan hidup manusia,
teknologi juga dapat menunjang ekonomi semakin banyak peminat untuk
memilih hidup dengan teknologi, maka pekerjaan manusia akan lebih
mudah untuk dilakukan, cepat, efektif, mandiri dan tidak akan selalu
bergantung pada orang lain.
Dengan demikian dengan keberadaan fasilitas teknologi pendidikan
dapat difungsikan secara baik agar proses pembelajaran dapat
terkendalikan dan terdukung baik pula dari siswa maupun guru. Proses
seperti inilah yang akan menentukan alur pembelajaran mereka, dengan
kejelasan arah pengajaran, maka keberhasilan tujuan pembelajaran akan
tercapai.
Adapun Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan prilaku
seseorang atau sekelompok orang, yaitu dengan usaha mendewasakan
manusia melaiui upaya pengajaran dan latihan dengan proses perbuatan.23
Seseorang baru dapat berpikir bebas, luas dan baik apabila setelah
mendapatkan pengajaran baik itu melaiui jalur formal maupun non
formal. Pendidikan pula yang menjadikan perbedaan derajat manusia
apabila seseorang berpendidikan maka kehidupannya tidak akan mudah
terpengaruh dengan orang lain begitu pula sebaliknya.
Dari uraian tersebut teknologi pendidikan mempunyai makna
pemikiran yang sistematis tentang pendidikan, penerapan metode problem
solving dalam pendidikan yang dapat dilakukan dengan alat-alat
komunikasi modem, akan tetapi juga tanpa alat-alat itu.24 Baik dalam
pengembangan, pemanfaatan, pengelolaan, dan penilaian proses dan
sumber untuk belajar.25
Dengan demikian pendidikan tanpa disertai dengan penggunaan
teknologi, maka proses belajar mengajar kurang menyenangkan dan
membuat pengajaran menjadi tidak terkesan sehingga upaya pemahaman
materi pada siswa pun tidak bisa optimal. Teknologi pendidikan ada
karena sebagai alat bantu manusia dalam aktualisasi ilmu baik dalam
kelas, luar kelas, ataupun melalui dunia maya seperti halnya belajar
melalui jalur internet. Manusia mampu mengakses internet dengan
semaunya sendiri. Apapun informasi dapat diperoleh dengan sekejap
tanpa harus pergi keluar negeri ataupun mengeluarkan dana yang
berlimpah.
Dalam hal ini Isjoni mengemukakan tentang fungsi teknologi.
Teknologi memiliki fungsi sebagai alat untuk meningkatkan motivasi
belajar dikalangan pelajar, mampu berpikir kritis, memiliki keterampilan
sosial, mampu menyelesaikan masalah dan pencapaian hasil pembelajaran
yang lebih optimal.26 Ketersediaan fasilitas teknologi pendidikan seperti
komputer, internet, serta perangkat teknologi lainnya di sekolah adalah
harapan guru dan siswa. Mereka adalah pelaku utama dalam pendidikan.
Berbagai fasilitas tambahan telah disediakan untuk membantu kegiatan
24 S. N a s u t io n , o p .c it., h i m . 1 - 2 .
25 D e w i S a lm a P. d a n E v e lin e S ., o p . c i t . , h i m . 3 0 2
belajar mengajamya agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Langkah positif yang perlu dilakukan guru PAI antara lain ialah ia dapat
menggunakan metode pengajaran yang bervariasi dengan penyajian
materi menarik sehingga merangsang motivasi belajar siswa secara
optimal.
2. Keterpaduan Pembelajaran PAI dengan Teknologi Pendidikan
Dalam kegiatan pembelajaran PAI akan berkesan apabila dalam
penyampaian materi guru terasa menyenangkan dan penjelasannya dapat
dipahami secara baik. Salah satu upaya tersebut ialah perlu adanya
penggunaan kelas multimedia. Adapun tahapan yang perlu dilakukan guru
agar dapat memperoleh keberhasilan pembelajaran PAI yang optimal
diantaranya yaitu :
a. Merumuskan tujuan pembelajaran PAI yang jelas dan memikirkan
metode yang dianggapnya paling efektif untuk mencapai tujuan
pembelajaran
Pembelajaran PAI efektif terjadi apabila pendidik mampu
memberikan gaya pengajaran yang bebeda dan memberikan berbagai
penjelasan materi yang mudah dipahami oleh siswa-siswanya.
Diantaranya ialah dengan penggunaan teknologi pendidikan seperti
kelas multimedia. Dalam pembelajaran tersebut mengharuskan guru
merumuskan tujuan yang jelas dan memikirkan metode yang
dianggapnya paling efektif untuk mencapai tujuan.27 Tujuan yang
dimahsudkan ialah tujuan pembelajaran PAI akan dilaksanakan pada
proses pembelajaran.
Adapun tujuan tersebut berfungsi sebagai pegangan awal guru
dalam mengajar, karena tanpa perencanaan yang matang,
pembelajaran akan terasa membingungkan. Hal ini disebabkan oleh
ketidaksiapan guru dalam mengajar sehingga berdampak pada ketidak
fokusan siswa dalam belajar dan proses kegiatan pembelajaran pun
tidak bisa efektif. Maka dari itu untuk membuat pembelajaran lebih
fokus, guru perlu merumuskan tujuan pembelajaran PAI yang jelas
dan memikirkan metode yang dianggapnya paling efektif untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan.
b. Mengajak guru untuk senantiasa bersikap problematis terhadap proses
belajar mengajar
Teknologi pendidikan pula yang kemudian mengajak guru untuk
senantiasa bersikap problematis terhadap proses belajar mengajar dan
memandang tiap metode mengajar sebagai hipotesis yang harus diuji
efektivitasnya.28 Dengan demikian teknologi pendidikan pada
umumnya mengajak kepada para pendidik untuk tetap konsisten
dalam kinerja-kinerjanya serta kesediaan untuk selalu mengup-date
keilmuannya sesuai dengan perkembangan pendidikan.
Dari uraian tersebut dapat diketahui bahwa fasilitas teknologi
pendidikan dapat dipergunakan sebagai sarana pendukung dalam
pengajaran terutama melalui adanya kelas multimedia. Guru dapat
menfokuskan pandangan proses belajar mengajar sehingga materi
yang disampaikan akan diperhatikan dan dipahami. Dengan demikian
proses transformasi nilai-nilai keilmuan akan berhasil dan peserta
didik pun dapat paham dengan materi yang telah dijelaskan.
c. Guru memiliki kemampuan mengajar dengan teknologi pendidikan
Sebagai guru yang baik selain dapat menguasai kelas, materi,
dan penerapan metode yang akurat, para pendidik juga diharapkan
memiliki kompetensi diluar itu seperti halnya penggunaan teknologi
pendidikan, karena melalui teknologi pendidikan dapat membantu
keberlangsungan pendidikan.
Salah satunya ialah dengan penggunaan kelas multimedia,
melalui media tersebut suasana pembelajaran lebih kondusif sehingga
dapat memacu pola pikir anak didik itu sendiri. Pada dasamya tujuan
pendidikan teknologi hendaknya agar para peserta didik mampu
memelihara, mengembangkan, dan memiliki kesadaran untuk berbuat
lebih baik untuk diri dan lingkungannya. Dalam bukunya Hamzah,
Satchweld dan Gugger berpendapat bahwa (1) teknologi merupakan
aplikasi pengetahuan (2) teknologi pendidikan merupakan kombinasi
dari pengetahuan, pemikiran, dan tindakan dan (3) teknologi
mengembangkan kemampuan karena dengan memungkinkan manusia
mengadaptasi dan menata dunia fisik yang telah ada.29
Atas dasar uraian diatas dapat disimpulkan bahwa, sebuah
teknologi pendidikan yang ada apabila digunakan dengan
sebagaimana mestinya akan berbuah pada keberhasilan pengajaran itu
sendiri salah satunya ialah melalui kelas multimedia. Dengan kelas
multimedia kegiatan belajar mengajar akan kondusif karena guru
dapat menjelaskan materi secara lebih rinci serta penggunaan waktu
yang efisien. Hal ini akan memudahkan para peserta didik untuk
memahami materi yang disampaikannya.
3. Macam-macam Teknologi Pendidikan
Lembaga pendidikan telah diberi wewenang untuk mengatur
kegiatan belajar mengajar di sekolahannya masing-masing. Kebijakan
tersebut dapat dipergunakan untuk mengatur dan membuat model
pembelajarannya sendiri. Penggunaan metode yang tepat dapat
menentukan pada efektivitas dan keberhasilan belajar mengajar.
Salah satu upaya membuahkan kesuksesan dalam proses
pembelajaran ialah tersedianya teknologi pendidikan yang memadai.
Berbagai sarana pembelajaran yang membantu keberlangsungan proses
pengajaran telah diciptakan agar mempermudahkan guru dalam
menyampaikan materi pelajaran kepada para siswa di sekolah. Seiring
berkembangnya zaman, teknologi pendidikan semakin meningkat sesuai
dengan perkembangan pemikiran dan kebutuhan manusia. Perilaku yang
demikian itu telah mempengaruhi dunia pendidikan pula sehingga
pendidikan seperti: komputer, laboratorium bahasa, video, tape, ruang
multimedia, dan sebagainya.
Dalam sub bab ini akan diuraikan mengenai jenis-jenis alat
teknologi pendidikan yang dapat memberikan kontribusi terhadap proses
belajar mengajar, diantaranya:
a. Fasilitas komputer bagi guru dan siswa
Pada zaman sekarang komputer bukan lagi barang langka untuk
didapatkan, hampir setiap sekolah memiliki fasilitas tersebut.
Terfasilitasi komputer di sekolah, guru lebih mudah dalam
penyampaian materi pelajaran begitu pula perhatian siswa pun secara
otomatis akan mengarah terhadap apa-apa yang disampaikannya.
Akan tetapi banyak guru yang merasa sungkan untuk menggunakan
fasilitas tersebut, apabila mereka mengahadapi alat teknologi seperti
itu, mereka merasa tidak mempunyai skill maupun keahlian dibidang
tersebut. Namun semua alat canggih itu betapapun sulitnya jika
dipelajari akan terasa mudah untuk dipahami dan dipelajari.
Komputer adalah hasil teknologi modem yang membuka
kemungkinan-kemungkinan besar alat pendidikan. Computer Assised
Instruction (CAI) telah dikembangkan akhir-akhir ini dan telah
membuktikan manfaatnya untuk membantu guru dalam mengajar dan
membantu murid dalam belajar.30
Dengan fasilitas terse but, dapat membuat suasana pembelajaran
lebih baik dan inovatif sesuai dengan materi pelajarannya. Dengan
langkah tersebut siswa akan merasa termotivasi untuk belajar yang
lebih baik.
b. Tersedianya ruang laboratorium bahasa
Laboratorium bahasa adalah alat untuk melatih siswa untuk
mendengar dan berbicara dalam bahasa asing dengan jalan
menyajikan materi pelajaran yang disiapkan sebelumnya. Dalam
laboratorium bahasa siswa duduk sendiri-sendiri pada bilik akuistrik
dan kotak suara yang telah tersedia. Siswa mendengarkan suara guru
atau suara radio cassette melalui headphone. Dengan jalan demikian
siswa dapat dengan segera memperbaiki kesalahan-kesalahan yang
dibuatnya.31
Fasilitas yang menjadi prioritas utama dalam menunjang
apresiasi nihil skill siswa pada aspek bahasa ialah laboratorium bahasa
yang salah satunya difokuskan terhadap bahasa inggris, karena sarana
bahasa intemasional adalah bahasa inggris. Dengan ini dimaksudkan
agar perkembangan keilmuan siswa tidak hanya sebatas dari ilmuan-
ilmuan Indonesia semata tetapi juga dari mancanegra sehingga mereka
mampu memadukan antar disiplin berbagai ilmu tersebut dan
terciptalah wawasan baru diranah pendidikan.
c. Ruang kelas multimedia
1) Pengertian kelas multimedia
Multimedia berasal dari kata “multi” dan “media”. Multi
berarti banyak, sehingga mutimedia dapat diartikan sebagai
gabungan dari berbagai media yang terintegrasi. Kombinasi
berbagai media dimanfaatkan secara harmonis dan terintegrasi
sehingga menghasilkan satu program pembelajaran yang sinergi
untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu .
Kelas multimedia dapat diartikan sebagai langkah
pengembangan media pembelajaran yang ada sebagai upaya
peningkatan kualitas pembelajaran dan pencapaian kompetensi
dasar pembelajaran agar sebuah proses pembelajaran dalam
terlaksana secara optimal dan guru pula dapat memperkaya bahan
pengajarannya.
Pengembangan media pembelajaran yang dikehendaki ialah
suatu usaha yang dilakukan guru untuk penyusunan naskah materi
atau bahan pengajaran yang kemudian ditampilkan melalui LCD
proyektor. Media yang akan digunakan dalam proses belajar
mengajar terlebih dahulu direncanakan dan disusun sesuai dengan
kebutuhan para siswa dan karakteristik materi pembelajarannya.
Melalui ruang kelas multimedia ini, guru dan siswa dapat
saling berperan aktif dalam menyumbangkan berbagai ide 32
sehingga situasi pembelajaran dapat terkendalikan dan terespon
dengan baik. Dalam hal ini guru pun dapat fokus terhadap
pengajarannya sehingga keberhasilan pembelajaran dapat tercapai
secara maksimal.
2) Macam-macam multimedia
Pembelajaran berbasis multimedia merupakan salah satu
bentuk teknologi komputer yang saat ini banyak digunakan dalam
bidang pendidikan. Multimedia terbagi menjadi dua kategori,
yaitu: multimedia linier dan multimedia interaktif. Adapun
definisinya ialah:
a) Multimedia linier adalah suatu multimedia yang tidak
dilengkapi dengan alat pengontrol apapun yang dapat
dioperasikan oleh pengguna33. Multimedia ini berjalan
sekuensial (berurutan), contohnya: TV dan film.
b) Sedangkan multimedia interaktif adalah suatu multimedia
yang dilengkapi dengan alat pengontrol yang dapat
dioperasikan oleh pengguna, sehingga pengguna dapat
memilih apa yang dikehendaki untuk proses pembelajaran
selanjutnya34. Contoh multimedia interaktif adalah:
multimedia pembelajaran interaktif, aplikasi game, pemakaian
LCD dan proyektor, dll.
33 34
Dengan pemakaian multimedia tersebut dapat dimanfaatkan
sebagai sarana untuk mendorong siswa dalam belajar secara
mandiri, membantu siswa meningkatkan pemahaman materi, serta
membantu mendorong guru dalam menjelaskan materi pelajaran
yang sulit digambarkan dengan kata-kata. Maka dari itu
pembelajaran dapat berlangsung secara intensif dan tepat sasaran
sesuai dengan tujuan yang telah direncanakan.
Adapun langkah-langkah dalam penggunaan kelas
multimedia harus disesuaikan dengan proses instruksional secara
menyeluruh melalui tahapan berikut:
1. Tahapan Persiapan3'
Pada tahapan ini guru menyusun desain instruksional yang
mencakup juga rancangan perangkat media yang akan
digunakan. Kemudian mempersiapkan, mengadakan,
memproduksi berbagai media yang telah dirancang tersebut,
yang selanjutnya disusun dalam urutan tertentu secara
sistematis.
Dengan demikian situasi pembelajaran akan labih terkonsep
dan berjalan sesuai dengan apa yang telah diharapkan pendidik.
Hal itu akan berdampak pula terhadap proses kegiatan belajar
mengajar, karena ketika materi telah disiapkan maka arah
pembelajaran akan terfokuskan sehingga Basil pembelajaran 35
pun akan bisa membuahkan pengetahuan kepada anak didik
secara optimal.
2. Tahapan Pelaksanaan36
Pada tahapan ini semua media yang telah direncanakan,
satu demi satu dioperasikan secara teknis dalam proses belajar
mengajar di kelas yang konsisten dengan desain yang telah
dirancang pada tahap pertama. Misalnya,
a. Guru memulai memberikan uraian ringkas tentang suatu
pokok bahasan secara lisan.
b. Pokok bahasan dengan terperinci disajikan dengan jelas
melalui LCD proyektor atau OHP yang telah disiapkan
sebelumnya.
c. Selanjutnya uraian yang lengkap disajikan dengan
perangkat slide, yang diiringi dengan penjelasan lisan.
d. Guru memberi kesempatan bertanya jawab kepada peserta
didik agar pembelajaran yang sukar dipahami dapat dicema
dan diingat oleh peserta didik tersebut.
Melalui tahapan demi tahapan inilah, sebuah pengajaran
akan dapat terkendalikan dan efektif. Apabila pembelajaran
sudah dapat terlaksana secara optimal, maka ranah kognitif
siswa akan terbangun dan menghasilkan output yang berdaya
guna melalui pembelajarannya. Ketika siswa sudah mengerti,
maka akan berdampak pula terhadap gaya berpikir dan
kepribadian mereka.
Dari uraian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa
sebuah proses belajar mengajar akan efektif apabila para
pendidik dapat mengkonsep sebuah pembelajaran yang
interaktif dan menyenang. Salah satunya ialah pembelajaran
menggunakan kelas multimedia. Dengan demikian siswa dapat
belajar secara sungguh-sungguh.
Keseriusan peserta didik tersebut dapat berdampak pula
terhadap pemahaman dan ketepatan dalam mengaplikasikan
ilmu yang telah diperolehnya. Apabila siswa sudah paham,
maka proses pembelajaran dapat berbuah terutama pada
kepribadiannya.
Sebagai pendidik yang baik dan bertanggung jawab perlu
memperhatikan langkah-langkah tersebut agar sebuah
pembelajaran dapat berjalan secara baik dan melahirkan peserta
didik yang memiliki konsistensi terhadap pelajaran yang telah
diperolehnya sehingga moralitas mereka dapat dipertahankan
dan dijadikan tuntunan dalam hidupnya.
4. Manfaat Teknologi Pendidikan
Teknologi pendidikan memiliki berbagai fungsi dalam
manfaat dari penggunaan kelas multimedia yaitu untuk membuat iklim
pembeiajaran yang lebih interaktif, kondusif dan menyenangkan kepada
siswa. Diantara manfaat kelas multimedia ialah:
a. Kelas multimedia dapat menciptakan suasana pendidikan kreatif dan
inovatif yang membuat motivasi siswa lebih meningkat sehingga
dapat mempengaruhi proses pembeiajaran peserta didik tersebut untuk
tetap semangat dan sungguh-sungguh.
b. Terjadinya interaksi edukatif antara guru dan siswa
Dalam upaya peningkatan interaksi edukatif tersebut Ahmad
Rohani memaparkan bahwa faktor-faktor yang mendasari terjadinya
interaksi edukatif adalah: faktor tujuan pembeiajaran yang mana
tujuan pembeiajaran tersebut dapat meningkatkan aktivitas-aktivitas
pembeiajaran siswa, faktor bahan atau materi pengajaran yang akan
disampaikan oleh guru yang mengarah pada spesifik atas ilmu
kecakapan yang diajarkannya, faktor guru dan peserta didik, faktor
situasi atau suasana belajar yang berkaitan dengan keadaan kelas
pengajaran dan peserta didik seperti; kelelahan dan semangat belajar,
dan faktor metode pengajaran yang sistematis dan akurat, 37 hal ini
akan menciptakan keefektifan dalam pengajaran guru dan proses iklim
pembeiajaran yang edukatif.
c. Proses belajar mengajar lebih efektif dan efisien
Belajar bukan hanya sebatas mendengarkan penjelasan dari
pendidik, namun perlu disertai dengan pembagian waktu yang cukup
agar sebuah pengajaran tidak membosankan dan membingungkan
peserta didik. Dengan penggunaan kelas multimedia, guru dapat
menyusun materi yang akan disampaikan secara lebih rinci dan mudah
dipahami. Untuk menciptakan pembelajaran aktif, guru dapat
memberikan ruang kepada mereka untuk mendiskusikan kepada
teman-temannya apabila mendapatkan kesulitan, guru bisa befungsi
sebagai tutor yang akan memberikan penjelasan lebih lanjut. Hal ini
akan berpengaruh pada kepuasan dan keberhasilan siswa dalam
belajar.
B. MASALAH EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN 1. Pengertian Efektivitas Pembelajaran
Efektivitas pembelajaran adalah proses pembelajaran dengan
penggunaan waktu pengajaran yang efisien dan kesesuaian metode
pengajaran yang baik oleh guru. Efisiensi waktu serta penerapan metode
pengajaran yang tepat dapat membuahkan hasil terhadap pembelajaran
yang efektif karena keseriusan guru dalam membagi waktu dapat
berpengaruh pula terhadap keberhasilan pengajarannya. 38
Suatu pengajaran yang baik adalah apabila proses pengajaran itu
menggunakan waktu yang cukup sekaligus dapat membuahkan hasil
(pencapaian tujuan instruksional) secara lebih tepat dan cermat serta
optimal. Dengan pemanfaatan waktu tersebut guru dan siswa lebih
leluasa untuk belajar serta berinteraksi tanya jawab dengan baik. Begitu
pula guru harus membatasi bergurau dan bercanda di dalam pengajaran
karena dengan penyajian mated yang tepat, dapat mempermudahkan
siswa dalam memahami materi-materi pelajaran.
Dalam pengajaran tradisional seperti model klasik, gurulah yang
aktif dalam menyampaikan mated pelajaran, dan siswa cenderung pasif.
Tetapi dalam pengajaran modem siswa harus dituntut untuk belajar aktif
dengan mengikut sertakan semua kemampuan, bakat, dan kemauan yang
kuat sehingga mampu memberikan kontribusi dalam proses interaksi
tersebut dengan baik.
2. Rumusan Pembeiajaran Efektif
Tujuan pokok proses pembeiajaran adalah keberhasilan dalam
pengajaran, keberhasilan tersebut dapat diperoleh dengan cara membuat
iklim atau suasana kelas yang sehat dan efektif39 40. Upaya penciptaan
suasana tersebut diantaranya ialah (1) Manajemen kelas harus mem bed
fasilitas untuk mengembangkan kesatuan dan kerjasama.
Anggota-39 Ib id ., h i m . 2 8
anggota kelompok harus diberi kesempatan berpartisipasi dalam
pembelajaran sehingga sebagai pendidik tahu kemana arah yang
diinginkan oleh para siswa. (2) Perlu diciptakan persahabatan dan
kepercayaan yang kuat antar siswa sehingga memudahkan mereka untuk
berinteraksi bebas sesuai yang mereka kehendaki tetapi tidak keluar dari
topik pembahasan. Upaya tersebut dapat menciptakan kondisi
pembelajaran yang harmonis jika interaksi antar guru dan siswa baik,
maka iklim efektif akan tercipta dengan sendirinya.
Menurut penjelasan dari Made Pidarta dalam bukunya Syaiful
Bahri Djamarah dan Aswan Zain diuraikan tentang pengelolaan dan hal-
hal yang mempengaruhi proses kegiatan belajar mengajar di kelas yang
efektif, adapun perihal tersebut ialah: (1) Kelas adalah kelompok kerja
yang diorganisir untuk tujuan tertentu, yang dilengkapi oleh tugas-tugas
dan diarahkan oleh guru. Dalam situasi kelas guru bukan tutor untuk satu
anak pada waktu tertentu, tetapi bagi semua anak atau kelompok.
(2) Struktur kelompok, pola komunikasi, dan kesatuan kelompok
ditentukan oleh cara mengelola, baik untuk mereka yang tertarik pada
sekolah maupun bagi mereka yang apatis, masa bodoh atau bermusuhan.41
Dari uraian tersebut dapat diketahui bahwa sebuah lembaga
pendidikan harus lebih dominan dalam mewujudkan suasana pendidikan
yang efektif sehingga dapat menjadikan keberhasilan dalam proses
transformasi ilmu pengetahuan. Pembelajaran efektif bisa dimulai dari
hubungan interaksi antar pelaku pendidikan yang harmonis, kesesuaian
dalam pemilihan materi serta metode yang digunakannya dan kepiawaian
guru dalam mengajar yang berdampak pada pengaruh positif dalam diri
para siswa tersebut.
Pembelajaran yang efektif tidak hanya dapat menjadikan
keberlangsungan pembelajaran saja, namun dapat pula membentuk
karakter siswa baik dengan teman, guru, maupun masyarakat dilingkungan
sekitar sekolahan. Bisa dilihat apabila siswa baik dan sungguh-sungguh
dalam belajar, prilakunya cenderung positif dan sebaliknya apabila
belajamya tidak sungguh-sungguh maka kepribadiannyapun cenderung
negatif.
Maka dari itu dalam upaya peningkatan kualitas pendidikan, dapat
dimulai dari interaksi dan sikap siswa di kelas seperti: bagaimana kegiatan
pembelajaran di kelas, bagaimana keseriusan siswa dalam belajar,
bagaimana kepribadianya sehari-hari baik itu antar teman maupun dengan
gurunya, dan seterusnya.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas pembelajaran
a. Faktor Intern yaitu faktor yang ada dan timbul dari dalam diri siswa.
Faktor intern dapat mempengaruhi kejiwaan siswa terutama
dalam proses pembelajarannya sendiri karena ketidak fokusan siswa
dalam belajar dapat berdampak dalam pembelajarannya pula. Adapun
i. Faktor Jasmani
Faktor jasmani tidak lepas dari aspek kesehatan. Proses
belajar seseorang akan terganggu jika kesehatannya tidak stabil.
Apabila kesehatan seseorang terganggu maka ia mudah lelah,
kurang semangat, badannya lemah, mudah ngantuk dan tidak
fokus dalam belajar. Agar siswa dapat belajar dengan baik,
semangat dan serius, maka perlu diberi stimulus dalam upaya
membangkitkan kembali motivasi belajarnya.
Untuk memperlancar pembelajarannya, siswa harus
mengusahan dan membiasakan hidup sehat dan menjaga tubuhnya
agar tetap terjaga dengan cara olahraga yang teratur, mengatur
pola makan yang seimbang, mencari hiburan dan mengatur jadwal
istirahat dengan baik.
ii. Faktor Psikologi
Psikologi siswa sering tidak stabil, dengan keadaan seperti
ini dapat juga mempengaruhi timouinya efektivitas pembelajaran
dikelas. Semisal siswa yang sedang merasa jiwanya tenang dan
gembira akan selalu memiliki motivasi yang kuat dan selalu
mempunyai sikap dan perbuatan yang positif dan akan senantiasa
bersemangat untuk belajar dan berperan aktif dalam kelas. Begitu
pula ketika pelajaran disampaikan oleh guru siswa itu lebih tenang
dan mau mendengarkan penjelasan dengan seksama. Hal itu yang
Lain halnya apabila kondisi jiwa siswa tersebut sedang
kalut, sedih, tidak tenang. la akan merasa serba tidak tenang,
pikirannya kacau, gelisah dan belajamya pun tidak bisa
konsentrasi dengan baik. Yang demikian itu akan membuat proses
belajamya tidak bisa fokus dan pikirannya terganggu. Hal inilah
yang kemudian membuat kondisi kelas tidak efektif dan hasil
belajamyapun tidak akan bisa baik pula.
Maka dari itu sebagai siswa yang baik, harus bisa menjaga
diri dengan baik, dan apabila sedang mendapat masalah, segera
mungkin untuk diselesaikan agar tidak berdampak pada
belajamya. Dan gurupun harus bisa merespon dengan seksama dan
tanggap agar masalah yang dihadapi siswa dapat memperoleh
solusi terbaik.
b. Faktor Ekstem yaitu faktor yang timbul dari luar diri siswa.
Proses belajar tidak hanya dipengaruhi dari faktor intrinsik
siswa saja, namun dapat pula dipengaruhi dari lingkungan belajar
siswa itu sendiri. Adapun faktor tersebut diantaranya ialah: faktor
keluarga dan faktor sekolah.
i. Faktor Keluarga
Keluarga adalah unsur penting dalam pendidikan seperti
halnya bagaimana seorang orang tua dapat mendidik dan
membimbing anak-anaknya agar dapat bersikap baik kepada orang
pengaruhnya terhadap karakter belajar anak. Ketika perhatian
orang tua tidak fokus dalam mendidik maka yang akan terjadi
anak tersebut tidak akan belajar dengan sungguh-sungguh dan
cenderung tidak patuh pada peraturan sekolah dan guru dikelas.
Berbeda ketika perhatian orang tua lebih dan sering membimbing
pelajaran dengan baik, maka yang terjadi anak tersebut akan
menjadi anak yang tekun, giat dan semangat dalam belajar.
Persoalan tersebut dapat terbawa kejenjang sekolahnya.
Apabila siswa telah memiliki motivasi yang kuat maka anak lebih
semangat untuk belajar dan berperan aktif dalam belajamya. Hal
inilah yang kemudian menjadikan pembelajaran efektif.
ii. Faktor Sekolah
Sekolah adalah nominasi kedua setelah siswa mendapat
perhatian dari keluarga. Dalam lingkungan sekolah, mereka
memiliki kedudukan yang sama jika mereka dapat beradaptasi
kemudian diterima, maka ia dengan mudah menyesuaikan diri dan
segera dapat belajar dengan baik sebaliknya jika mereka tertolak
maka ia akan merasa tertekan42 dan akan mengganggu proses
belajamya. Dengan demikian mereka akan memperoleh
kenyamanan dalam belajar sehingga dapat mengoptimalkan
belajamya dan efektivitas dapat pula dicapai. Adapun faktor-
faktor tersebut diantaranya ialah:
Bagaimana hubungan guru dan siswa dapat dioptimalkan
Hubungan guru dan siswa yang baik akan membuat
siswa menjadi antusias terhadap materi yang diajarkan oleh
guru tersebut. Kemudian mereka dapat mempelajari materi
dengan baik sehingga hai ini akan menjadikan suasana kelas
menjadi kondusif. Apabila guru tidak menjaga hubungan yang
baik, maka proses belajar mengajar tidak bisa berjalan secara
maksimal karena guru tidak mengerti apa yang sebetulnya
diharapkan oleh siswa.
Oleh karena itu guru yang baik perlu menjaga interaksi
positif terhadap siswa agar kondisi pembelajaran dapat
berjalan secara optimal dan siswa pun tidak merasa jauh
dengan gurunya dan apabila sewaktu-waktu sedang mengalami
kesulitan belajar, mereka tidak segan-segan menanyakannya.
Dengan timbulnya berbagai macam pertanyaan dari siswa,
kelas akan menjadi aktif dan menyenangkan.
Penerapan metode pengajaran yang akurat
Keseriusan dan kesiapan guru dalam mengajar juga dapat
mempengaruhi efektivitas pembelajaran karena apabila guru
belum siap dan kurang menguasai bahan pelajaran, hal tersebut
akan berpengaruh pada penjelasan materi yang kemudian
siswa dapat belajar dengan baik maka metode yang digunakan
guru haruslah tepat, efisien dan efektif.
- Penggunaan Media Pengajaran
Pada zaman yang serba teknologi ini, guru haruslah
cermat dan tanggap terhadap kebutuhan-kebutuhan siswa
seperti halnya penggunaan kelas multimedia. Dengan kelas
multimedia, pembelajaran akan terasa lebih efektif karena
apabila guru dapat penyampaian materi yang disajikan dalam
bentuk yang menarik dan menyenangkan maka dapat
memperlancar pemahaman siswa terhadap materi yang
diajarkan. Jika siswa mudah memahami, maka siswa akan giat
belajar dan mencapai hasil akhir yang baik.
Kompetensi seperti ini seharusnya dimiliki oleh guru,
karena dapat mendukung proses pembelajaran yang lebih
efektif dan menyenangkan. Guru juga dapat menyampaikan
materi secara singkat dan mudah dipahami siswa. Dengan
kelas multimedia pula dapat menganti rasa jenuh siswa
menjadi segar kembali diantaranya dengan mendengarkan
musik atau irama disaat pembelajaran mulai membosankan,
mengantuk dan membingungkan siswa. Langkah inilah yang
C. Pengaruh Penggunaan Teknologi Pendidikan Terhadap Efektivitas
Pembelajaran PAI
Proses terbentuknya pembelajaran yang efektif tidak hanya dari
bagaimana penampilan guru dalam mengajar, tetapi juga dipengaruhi dari
bagaimana metode serta sarana yang digunakan oleh pendidik tersebut.
Kegiatan pembelajaran dapat dikatakn efektif apabila peserta didik merasakan
kenyamanan dalam belajar sehingga membuahkan keberhasilan dan
pemahaman materi pelajaran.
Teknologi pendidikan, dalam hal ini adalah penggunaan kelas
multimedia, dapat memberikan kontribusi positif terhadap upaya pengajaran
itu sendiri. Pemahaman dapat diperoleh setidaknya dalam pembelajaran
materi atau bahan pelajaran sudah disiapkan dan disusun secara terperinci
sehingga secara perlahan-lahan pembelajaran akan dapat diterima oleh
peserta didik dalam memahaminya.
Disamping itu tidak kalah pentingnya mengenai upaya peningkatan
tenaga pendidik yang mampu mengoperasionalkan peralatan seperti kelas
multi media tersebut, agar pembelajaran berjalan sesuai dengan target
pembelajaran, maka pembagian waktu sangat diperlukan terutama mengenai
penyampaian dan evaluasinya. Dengan ketepatan dalam penggunaan waktu,
akan berdampak pada bagaimana arah pembelajaran dan penciptaan kondisi
kelas yang kondusif.
Penggunaan kelas multimedia merupakan tahapan maupun langkah
ketepatan dalam penyampaian bahan pengajaran serta evaluasinya. Melalui
media seperti ini, pendidik dapat memantau aktivitas pembelajaran peserta
didik, dengan demikian maka pembelajaran pun akan lebih intensif.
Dalam konteks disini maka penggunaan kelas multimedia akan
berdampak pada terciptanya efektivitas pembelajaran. Secara teoritik tentu
akan berpengaruh pula pada psikomotorik serta ranah kognitif siswa tersebut.
Ketika pembelajaran sudah terlampaui dengan baik maka keberhasilan
pembelajaran akan tercapai begitu pula materi yang dijelaskan dapat diterima
oleh peserta didik. Dengan kata lain ada pengaruh positif penggunaan kelas
BAB III
LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. TINJAUAN UMUM MAN 1 SALATIGA 1. Sejarah Singkat MAN 1 Salatiga
a. Latar Belakang
MAN Salatiga adalah merupakan sekolah yang berasal dari
Pendidikan Guru Agama, kemudian pada tahun 1990 berdasarkan
keputusan Menteri Agama Republik Indonesia No. 64 / 1990 berubah
status menjadi MAN SALATIGA. Berdiri di wilayah Salatiga dengan luas
tanah 2.882 m2 Hak milik No. 49, dengan luas bagunan 5.113 m2 di jalan
K.H. Wahid Hasyim No. 12 Telp. (0298) 323031.
Sebagai lembaga pendidikan formal yang berciri khas Islam di
samping membuka jurusan IPA, IPS dan Bahasa juga muatan lokal
Otomotif, Tata Busana dan Komputer.
Dalam menghadapi persaingan yang semakin ketat dengan sekolan
umum, pihak manajemen MAN Salatiga harus menciptakan program
pendidikan dengan bertujuan meningkatkan pelayanan kepada pihak
stakeholders.
Sesuai dengan penerapan kurikulum baru yaitu Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan, MAN Salatiga sebagai lembaga pendidikan formal