• Tidak ada hasil yang ditemukan

EFISIENSI PENGOLAHAN INSTALASI AIR LIMBAH BERDASARKAN KUALITAS AIR DI IPAL SEWON, BANTUL

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "EFISIENSI PENGOLAHAN INSTALASI AIR LIMBAH BERDASARKAN KUALITAS AIR DI IPAL SEWON, BANTUL"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

NASKAH SEMINAR TUGAS AKHIR

Agung Satriya Sembaga, 1Burhan Barid, ST, M.T., 2Jazaul Ikhsan S.T., M.T., Ph.D Jurusan Teknik Sipil, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

EFISIENSI PENGOLAHAN INSTALASI AIR LIMBAH BERDASARKAN KUALITAS AIR DI IPAL SEWON, BANTUL

ABSTRAK

Air merupakan salah satu sumber utama bagi kehidupan mahluk hidup baik di darat, laut maupun di udara. Dengan semakin meningkatnya perkembangan industri, maka semakin meningkat pula tingkat pencemaran pada perairan yang disebabkan oleh industri (limbah). Di kota Yogyakarta mengalir tiga sungai besar, yaitu Sungai Winongo, Sungai Code, dan Sungai Gajahwong. Di sepanjang sungai ini dipadati oleh permukiman penduduk yang sebagian warga tinggal masih membuang limbah cair tanpa proses pengolahan ke sungai. Hal ini mengakibatkan pencemaran sungai yang berbahaya bagi kondisi ekologis perairan sungai tersebut. Oleh karena itu, masyarakat di sekitar sungai tersebut berinisiatif melakukan pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL). Dibangunnya instalasi pengolahan air limbah di Jalan Bantul Km. 8 Sewon, Bantul, setidaknya dapat mengurangi pencemaran tersebut. Pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah rumah tangga di desa Pendowoharjo, Kecamatan Sewon, Kabupaten Bantul ini merupakan tindak lanjut Program Jangka Menengah Pembangunan Aglomerasi Perkotaan Yogyakarta (APY) periode 1993/1994 – 1997/1998 yang meliputi seluruh wilayah Kodya Yogyakarta, sebagian wilayah Kab.Sleman ( 3 Kecamatan ) dan sebagian wilayah Kab.Bantul ( 3 Kecamatan )

Kata kunci : Kualitas Air Limbah, Efisiensi, Pengolahan Air, Volume Aliran IPAL Catatan :1 Dosen Pembimbing 1

:2 Dosen Pembimbing 2 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Pengembangan Instalasi Pengolahan Air Limbah merupakan upaya untuk mendukung Program Kali Bersih (Prokasih) oleh D.I.Yogyakarta. Diharapkan dengan adanya Instalasi Pengolahan Air Limbah ini dapat meningkatka kualitas air sungai serta estetika

Lingkungan di sekitar daerah aliran sungai termasuk pula penurunan pencemaran air tanah. Dengan dilakukannya percobaan ini diharapkan kita dapat memperoleh masukan dan gambaran tentang pencemaran Air sungai yang disebabkan oleh limbah rumah tangga, limbah pabrik, sampah, dan pencemar air lainnya baik limbah yang masuk serta limbah yang keluar dari instalasi dan analisa kualitas air limbah di-laboratorium sehingga akan diperoleh korelasi antara lingkungan instalasi dan kualitas air

limbahnya dalam mengolah limbah yang ramah lingkungan, serta untuk mengetahui kadar BOD (Biologycal Oxygen Demand),DO (Dissolve Oxyge), SS (Suspended solid),Suhu dan nilai pH.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:

1. Bagaimana nilai parameter BOD, DO, COD, pH, suhu, dan SS dari input air limbah masuk dan setelah output air limbah keluar selama kurun waktu tahun 2007sampai 2014 di Sewon, Bantul? 2. Bagaimana Efisiensi berdasarkan

parameter tersebut untuk pengolahan instalasi air limbah selama kurun waktu

(2)

tahun 2007sampai 2014 di Sewon, Bantul?

3. Mengetauhi hubungkan debit volume air masuk dengan nilai parameter tersebut untuk melihat mempengaruhi kualitas air dalam Pembangunan Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL)? C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mengetahui seberapa efektif proses tahapan pengolahan pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) dalam kurun waktu tujuh tahun

2. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas air berdasarkan parameter pH, suhu, BOD, DO dan SS. Di IPAL Sewon Bantul, Yogyakarta dalam Pembangunan Instalasi Pengelolaan Air Limbah (IPAL).

D. Manfaat Penelitian a. Manfaat teoritis

1. Dari segi teoritis diharapkan dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan dibidang Teknik Sipil khususnya pada pembanggunan infrastuktur seperti IPAL. 2. Diharapkan juga dapat menambah

wawasan ilmu pengetahuan dibidang Biologi dan Teknik Lingkungan khususnya meneliti tentang kualitas air dengan resiko limbah yang semakin hari semakin banyak.

b. Manfaat praktis

1. Dari segi praktis diharapkan dapat sebagai pertimbangan bagi pemerintah, khususnya yang menangani IPAL dapat memberikan pelayanan yang sesuai dengan prosedur yang benar dan tidak mengganggu lingkungan di kawasan pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) di Sewon.

2. Selalu memberikan sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan dan dapat menguranggi produksi limbah yang mencemari lingkungan.

E. Batasan Masalah

Batasan masalah pada Tugas Akhir ini sebagai berikut :

1. Penelitian Dilakukan pada IPAL Bantul. 2. Penelitian ini difokuskan pada hasil

pengolahan air limbah yang meliputi enam parameter yaitu BOD (Biologycal Oxygen Demand),DO (Dissolve Oxyge), SS (Suspended solid),Suhu dan nilai pH. 3. Data yang digunakan adalah data kualitas air

IPAL dari mulai Tahun 2007 sampai Tahun 2014.

TINJAUAN PUSTAKA A. Kualitas Air

Kualitas air secara biologis ditentukan oleh banyak parameter, yaitu parameter mikroba pencemar, patogen dan penghasil toksin. Banyak mikroba yang sering bercampur dengan air khususnya pada air tanah dangkal. Mikroba yang paling berbahaya adalah mikroba yang berasal dari tinja yaitu bakteri Coli, mikroba yang datang dari tinja ini tidak baik bagi kesehatan apabila digunakan untuk kepentingan kehidupan manusia terutama kebutuhan rumah tangga.

B. Pencemaran Air

Semakin banyak populasi manusia dan perkembangan industri akan semakin banyak masalah yang timbul, seperti masalah pencemaran tanah, air, udara, dan suara, munculnya daerah pemukiman kumuh, masalah sosial, ekonomi, dan kesehatan, terutama di kota-kota besar. Pencemaran yang mengakibatkan penurunan kualitas air dapat berasal dari limbah terpusat seperti limbah industri, limbah usaha peternakan, limbah perhotelan dan limbah rumah sakit.

C. Air Limbah

Air limbah adalah sampah cair dari suatu lingkungan masyarakat dan terutama dari air yang telah dipergunakan dengan hampir 0,1 % dari padanya berupa benda-benda padat ynag terdiri dari zat organik dan non organic.

D. Sifat dan Komposisi Air Limbah

Sesuai dengan sumber asalnya, maka air limbah mempunyai komposisi yang sangat bervariasi dari setiap tempat. Akan tetapi dalam hal ini,

(3)

secara garis besar zat-zat yang terdapat di dalam air limbah dan aliran rata-ratanya dapat dikelompokkan seperti pada skema berikut ini :

LANDASAN TEORI 1. Indeks Kualitas Air

Metode indeks kualitas air merupakan metode yang digunakan untuk memenuhi kualitas air pada parameter tertentu. Parameter tersebut antara lain :

a. BOD (Biologycal Oxygen Demand)

BOD atau yang disebut Kubutuhan biologi akan osigen yaitu banyaknya oksigen yang dibutuhkan pada mikroorganisme pada waktu melakukan proses dekomposisi bahan organik yang ada diperairan.

b. DO (Dissolved Oxygen)

DO menunjukan besarnya Oksigen terlarut dalam air. Dissolve Oxygen (DO), merupakan unsur terpenting dalam kandungan air dalam menghidupi makhluk hidup yang ada didalamnya.

c. COD (Chemical Oxygen Demand )

COD atau kebutuhan kimiawi akan oksigen adalah banyaknya Oksidator kuat yang

diperlukan untuk mengoksidasi zat organik dalam air, dihitung sebagai mg/l O2. COD digunakan untuk mengukur banyaknya oksigen yang setara dengan bahan organik

d. pH

pH (derajat keasaman) menunjukan kadar asam atau basa pada larutan melalui konsentrasi ino H+. Nilai pH biasanya berkisar antara 1-14,Nilai pH air yang normal adalah sekitar netral, yaitu pH = 7, sedangkan pH air yang terpolusi

e. Suhu

Pengukuran suhu yaitu untuk perhitungan indeks kualitas air dan indentifikasi sumber air. Pengukuran dapat menggunakan termometer air raksa dari celsius. Prubahan suhu dipengaruhi oleh musim, lintang, waktu dalam hari, sirkulasi udara dan aliran kedalaman badan air

f. SS (Suspended Solid)

Zat padat suspensi (SS) merupakan zat padat organik maupun anorganik yang bersifat koloid yang melayang-;ayang dalam air dan zat padat yang akan mengendap dalam keadaan diam karena pengaruh gravitasi.

2. Proses Pengolahan Air Limbah

Gambar berikut ini adalah proses pengolahan Air Limbah dari mulai aliran masuk sampai dengan aliran keluar.

3. Baku mutu air

Baku mutu air adalah ukuran batas atau kadar mahluk hidup, zat, energi atau komponen yang ada atau harus ada atau unsur pencemar yang ditenggang keberadaanya dalam air ( PP RI No.82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas air dan Pengendalian Pencemaran Air).

(4)

Baku mutu yang digunakan pihak IPAL sendiri menggunakan Keputusan Gubernur Kepala Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 214/KPTSI/1991 tentang Baku Mutu Lingkungan untuk Wilayah Provinsi Yogyakarta.

METEDOLOGI PENELITIAN A. Tahap Penelitian

B. Metode Pengumpulan Data 1. Metode Observasi

2. Studi Pustaka

3. Metode Interview atau Wawancara 4. Metode Dokumentasi

C. Data Yang dikumpulkan

Pada umumnya penelitian ada dua macam data yang digunakan yaitu data primer dan data sekunder.

1. Data Kualitas Inlet dan Outlet Air Limbah IPAL Bantul Yogyakarta selama tahun 2007 Sampai tahun 2014, dapat dilihat pada Lampiran

2. Data Volume Air masuk IPAL Bantul selama tahun 2007 Sampai tahun 2014, dapat dilihat pada Lampiran

3. Jenis item dan Alat oprasional Air Limbah IPAL Bantul Yogyakarta selama tahun 2007 Sampai tahun 2014, dapat dilihat pada Lampiran.

ANALISA DAN PEMBAHASAN A. Analisa Parameter Kualitas AirLimbah

BOD

1. Parameter BOD

Analisa terhadap nilai BOD pada instalasi pengolahan air limbah pada tahun 2007-2014 dilakukan dengan menganalisa data kualitas air limbah, rata-rata nilai BOD dapat dilihat pada gambar ini

2. Efektifitas Penurunan Parameter BOD Pada gambar ditunjukan nilai rata-rata BOD inlet dan BOD outlet dari tahun 2007 sampai tahun 2014 dan nilai rata-rata BOD inlet 127,5 mg/lt sebesar sedang nilai rata-rata BOD outlet sebesar 15,6 mg/lt

Perhitungan efisiensi penggolahan air limbah rumah tangga di Instalasi pengelolaan air

(5)

limbah Yogyakarta. Yang meliputi efisien penurunan nilai BOD, COD, SS dari air limbah dapat dilakukan dengan menggunakan rumus

Efisiensi =(𝐾𝑖−𝐾𝑒)

𝐾𝑖 𝑥 100%

Dan efisiensi peningkata nilai DO, Suhu, pH dapat dilakukan dengan menggunakan rumus

Efisiensi =(𝐾𝑒 − 𝐾𝑖)

𝐾𝑒 𝑥 100% Keterangan :

Ki = Nilai rata- rata Parameter Inlet Ke = Nilai rata- rata Parameter Onlet

Tahun BOD inlet BOD outlet Efektifitas Penurunan 2007 153.79 15.06 90.20 2008 109.10 12.83 88.24 2009 116.75 12.83 89.01 2010 112.40 17.13 84.76 2011 130.82 14.43 88.97 2012 154.17 16.50 89.30 2013 111.77 15.62 86.02 2014 131.28 20.38 84.47 rata-rata 127.5 15.597 87.77

3. Hubungan Volume dengan Parameter BOD Analisa pengaruh BOD dengan volume dari tahun 2007- 2014 dapat dilihat pada tabel dibawah ini

4. Pembahasan BOD

Pada gambar ditunjukan nilai rata-rata BOD inlet dan BOD outlet dari tahun 2007 sampai tahun 2014 dan nilai rata-rata BOD inlet 127,5 mg/lt sedang nilai rata-rata BODoutlet sebesar 15,6 mg/lt.

Menurut PP RI No.82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.

BODinlet dan BODoutlet relatif tidak aman karena kadar BOD maksimal Kelas IV kualitas air adalah 12 mg/l, sehingga untuk mencapai kualitas air Kelas III sampai dengan Kelas I diharuskan diolah terlebih dahulu

Menurut Keputusan Gubernur Kepala Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 214/KPTSI/1991 tentang Baku Mutu Lingkungan Daerah Untuk Wilayah Propinsi DIY, BODoutlet (15,6 mg/lt.) relatif aman karena kadar BOD maksimal Kelas I kualitas air adalah 30 mg/l

Untuk Efektifitas BOD terjadi penurunan secara linier selama tahun 2007 sampai tahun 2014 terjadi dikarenakan proses aerasi dengan alat aerator mengalami mengalami penurunan kinerja aerator sehingga efektifitas penurunan BOD dapat terjadi tiap tahun secara terus menerus. Penurunan nilai BOD juga dipengaruhi oleh Volume yang masuk

B. Analisa Parameter Kualitas Air Limbah DO

1. Parameter DO

Oksigen terlarut diperlukan untuk pemurnian air dan pengolahan air limbah, yaitu menguranggi bahan pencemar sebelum masuk kesungai. Data kualitas air limbah berdasarkan kualitas parameter DO, yang meliputi rata-rata DO inlet dan DO outlet selanjutnya dapat dilihat berikut ini.

(6)

2. Efektifitas Penurunan DO

Pada gambar ditunjukan nilai rata-rata DO inlet dan DO outlet dari tahun 2007 sampai tahun 2014 dan nilai rata-rata DO inlet sebesar 2,19 mg/lt sedang nilai rata-rata DO outlet sebesar 4,62 mg/lt Tahun DO inlet DO outlet Efektifitasa Penurunan (%) 2007 1.66 5.72 70.96 2008 3.55 6.32 43.88 2009 3.13 6.51 51.86 2010 2.68 5.06 46.95 2011 1.84 4.13 55.35 2012 1.26 3.46 63.67 2013 1.83 3.00 38.92 2014 1.63 2.78 41.42 rata-rata 2.19 4.62 52.44

3. Hubungan Volume dengan Parameter DO Analisa pengaruh DO dengan volume dari tahun 2007- 2014 dapat dilihat pada tabel dibawah ini

4. Pembahasan DO

Pada gambar ditunjukan nilai rata-rata DO inlet dan DO outlet dari tahun 2007 sampai tahun 2014 dan nilai rata-rata DO inlet 2,19 mg/lt sedang nilai rata-rata DO outlet sebesar 4,62 mg/lt.

Menurut PP RI No.82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.

DO inlet tergolong antara Kelas III-IV, Kelas III (3 mg/l) dan Kelas IV (0 mg/l) sedangkan DOoutlet aman tergolong Kelas II (4 mg/l) - Kelas I (6 mg/l).

Menurut Keputusan Gubernur Kepala Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 214/KPTSI/1991 tentang Baku Mutu Lingkungan Daerah Untuk Wilayah Propinsi DIY bagi Baku Mutu Limbah Cair, DOoutlet (5,69 mg/lt) aman karena kadar DO untuk Kualitas air Golongan C ( > 3 mg/l ).

Untuk Efektifitas DO terjadi secara tidak beraturan tetapi cenderung menurun selama tahun 2007 sampai tahun 2014 terjadi selain dikarenakan proses aerasi dengan alat aerator mengalami penurunan kinerja aerator juga terjadi karena curah hujan yang tunggi pada tahun 2012 yang mempengaruhi kolam fakultatif sehingga efektifitas DO dapat terjadi penurunan tiap tahun secara terus menerus. Pada gambar diatas Penurunan nilai DO juga dipengaruhi oleh Volume debit yang masuk

(7)

C. Analisa Parameter Kualitas Air Limbah COD

1. Parameter COD

COD (mg/lt) adalah banyaknya oksidator yang dibutuhkan untuk mengoksidasi zat organik dalam air. Jadi dengan semakin tinggi nilai COD maka oksigen yang terlarut DO di dalam air akan semakin sedikit sehingga kualitas kehidupan didalam air limbah semakin rendah.

Data kualita air limbah terhadap parameter COD yang meliputi rata-rata COD inlet dan COD outlet dapat dilihat pada gambar dibawah ini.

2. Efektifitas Penurunan Parameter COD

3. Hubungan Volume dengan Parameter COD Analisa pengaruh COD dengan volume dari tahun 2007- 2014 dapat dilihat pada tabel dibawah ini

4. Pembahasan COD

Pada gambar ditunjukan nilai rata-rata COD inlet dan COD outlet dari tahun 2007 sampai tahun 2014 dan nilai rata-rata COD inlet 390,8 mg/lt sedang nilai rata-rata CODoutlet sebesar 41,83 mg/lt.

Menurut PP RI No.82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.

CODinlet sebesar 390,8 mg/lt relatif tidak aman karena tidak tergolong dalam Kelas Air, karena maksimal kadar Kelas IV (100 mg/l) sedang CODoutlet sebesar 59,4 mg/lt relatif aman dan tergolong pada Kelas III (50 mg/l).

Keputusan Gubernur Kepala Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 214/KPTSI/1991 tentang Baku Mutu Lingkungan Daerah Untuk Wilayah Propinsi DIY, CODoutle (59,4 mg/lt) relatif aman karena kadar COD maksimal Kelas I kualitas air adalah 60 mg/l.

Tahun COD inlet COD outlet Efektifitas Penurunan 2007 461.3 44.1 90.43 2008 315.4 53.2 83.12 2009 317.2 54.4 82.84 2010 299.5 57.4 80.83 2011 386.0 58.6 84.83 2012 502.7 62.3 87.62 2013 359.9 64.4 82.10 2014 484.30 81.0 83.27 rata-rata 391 59 84.79

(8)

Untuk Efektifitas COD hamper mirip dengan DO terjadi secara tidak beraturan tetapi cenderung menurun selama tahun 2007 sampai tahun 2014 terjadi selain dikarenakan proses aerasi dengan alat aerator mengalami penurunan kinerja aerator juga terjadi karena curah hujan yang tunggi pada tahun 2012 sehingga efektifitas COD dapat terjadi penurunan tiap tahun secara terus menerus. Tidak terjadi pengaruh yang besar antara nilai COD dengan volume.

D. Analisa Parameter Kualitas Air Limbah pH

1. Parameter pH

Parameter pH menunjukan konsentrasi ion hidrogen dala air. Air yang masih segar dari pegunungan memiliki pH yang tinggi.

Data kualita air limbah terhadap parameter pH inlet dan pH outlet dapat dilihat gambar dibawah ini

2.Efektifitas Kenaikan Parameter pH

Tahun pH inlet pH outlet Efektifitas Penurunan 2007 6,21 7,56 16,53 2008 6,95 7,69 9,62 2009 7,10 7,35 3,40 2010 6,87 6,98 1,58 2011 6,84 7,12 3,93 2012 6,89 7,39 6,64 2013 6,76 7,26 6,89 2014 6,24 6,89 9,4 rata-rata 6,75 7,28 7,33

3. Hubungan Volume dengan Parameter pH Analisa pengaruh pH dengan volume dari tahun 2007- 2014 dapat dilihat pada tabel dibawah ini

4. Pembahasan pH

Pada gambar ditunjukan nilai rata-rata pH inlet dan pH outlet dari tahun 2007 sampai tahun 2014 dan nilai rata-rata pH inlet sebesar 6,75 sedang nilai rata-rata pHoutlet sebesar 7,28.

Menurut PP RI No.82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.

pHinlet sebesar 6,75dan pHoutlet sebesar 7,28 relatif aman tergolong dalam Kelas Air I-III, karena nilai pH untuk Kelas I-III (6-9).

Keputusan Gubernur Kepala Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 214/KPTSI/1991 tentang Baku Mutu Lingkungan Daerah Untuk Wilayah Propinsi DIY., pHinlet sebesar 6,75 dan pHoutlet sebesar 7,28 relatif aman tergoloKelas Air I-IV, karenanilai Suhu untuk Kelas I-IV (deviasi 3 sampai deviasi 5).

(9)

Untuk Efektifitas pH terjadi penurunan dari tahun 2007-2010 mengalami curah hujan yang menurun tetapi dari tahun 2011-2014 terjadi kenaikan secara linier dengan seiringnya curah hujan yang semakin tinggi pada tahun 2014.

E. Analisa Parameter Kualitas Air Limbah Suhu

1. Parameter suhu (Co)

Perubahan suhu dalam air berpengaruh terhadap peningkatan laju metabolisme, jumlah kandungan oksigen terlarut dalam air serta meningkatkan kecepatan reaksi-reaksi kimia dalam air termasuk juga meningkatkan keracunan pencemaran kimia dalam air

Data kualita air limbah terhadap parameter suhu yang meliputi rata-rata suhu inlet dan suhu outlet dapat dilihat pada tabel dibawah ini.

2. Efektifitas Kenaikan Parameter Suhu Tahun Suhu inlet Suhu outlet Efektifitas Kenaikan (%) 2007 27,8 28,6 2,79 2008 27,7 28,7 3,31 2009 28,5 29,4 3,09 2010 28,7 29.4 1,58 2011 27.8 28.7 3.02 2012 27.6 28.5 3.02 2013 28.5 29.7 4.13 2014 29.5 30.5 3.33 rata-rata 28.32 29.25 3.21

3. Hubungan Volume dengan Parameter Suhu dengan Volume

Analisa pengaruh suhu dengan volume dari tahun 2007- 2014 dapat dilihat pada tabel dibawah ini

4. Pembahasan Suhu

Pada gambar ditunjukan nilai rata-rata inlet dan Suhu outlet dari tahun 2007 sampai tahun 2014 dan nilai rata-rata Suhu inlet sebesar sebesar 28,32 °C sedang nilai rata-rata Suhuoutlet tahun 2007 sebesar 29,25°C. Menurut PP RI No.82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.

Suhu inlet dan Suhuoutlet relatif aman tergolong dalam Kelas Air I-IV, karena nilai Suhu untuk Kelas I-IV (deviasi 3 sampai deviasi 5).

Keputusan Gubernur Kepala Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 214/KPTSI/1991 tentang Baku Mutu Lingkungan Daerah Untuk Wilayah Propinsi DIY, Suhuinlet sebesar 28,32 °C dan Suhuoutlet sebesar 29,25°C relatif aman tergolong dalam Kelas Air I, dengan nilai Suhu (35°C)

Untuk Efektifitas kenaikan Suhu terjadi secara linier selama tahun 2007 sampai tahun

(10)

2014 terjadi dikarenakan pemanasan global kerena proses aerasi dilapangan terbuka pada kolam fakultatif dan bersentuhan langsung sengan sinar matahariyang mempengaruhi suhu air limbah sehingga nilai suhu dapat terjadi kenaikan tiap tahun secara terus menerus seiring dengan meningkatnya pemanasan global.

F. Analisa Parameter Kualitas Air Limbah SS 1. Parameter SS

Tingginya kandungan SS pada air limbah akan berpengaruh terhadap proses fotosintesis didalam air limbah, sehinga kualitas kehidupan organisme di dalam air limbah ikut terpengaruh.

Data kualita air limbah terhadap parameter SS yang meliputi rata-rata SS inlet dan SS outlet dapat dilihat pada gambar dibawah ini

2.Efektifitas Penurunan Parameter SS

Tahun SS inlet SS outlet Efektifitas Penurunan 2007 204.29 15.24 92.54 2008 153.42 9.87 93.57 2009 142.55 13.95 90.21 2010 168.29 16.20 90.37 2011 227.72 15.81 93.06 2012 418.14 17.34 95.85 2013 209.33 16.46 92.14 2014 309.26 17.49 94.34 rata-rata 229.12 15.29 93.32

3. Hubungan Volume dengan Parameter SS Analisa pengaruh SS dengan volume dari tahun 2007- 2014 dapat dilihat pada tabel dibawah ini

4. Pembahasan SS

Pada gambar ditunjukan nilai rata-rata SS inlet dan SS outlet dari tahun 2007 sampai tahun 2014 dan nilai rata-rata SS inlet 15,29 mg/lt. Menurut PP RI No.82 Tahun 2001 Tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air.

SS inlet dan SS outlet relatif aman tergolong dalam Kelas Air I-III, karena nilai SS (mg/l) untuk Kelas I-III (50-400).

Keputusan Gubernur Kepala Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 214/KPTSI/1991 tentang Baku Mutu Lingkungan Daerah Untuk Wilayah Propinsi DIY, SSinlet aman tergolong dalam Kelas Air III (200 mg/l), dan Ssoutlet aman tergolong Kelas air I dengan kadar maksimal 100 mg/l.

Untuk Efektifitas SS terjadi secara tidak beraturan pada tahun 2007 dan 2008 mengalami kenaikan tetapi masuk tahun 2009 dan 2010

(11)

cenderung menurun karena curah hujan yang tinggi dan kembali naik saat curah hujan berkurang selain dikarenakan proses aerasi dengan alat aerator mengalami penurunan kinerja aerator juga terjadi karena Debit volume pembuangan air limbah yang semakin kotor juga mempengaruhi Efektifitas nilai SS.

KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan

Dari perhitungan dan pembahasan yang telah diuraikan, dapat disimpulkan sebagai berukut :

1. Kualitas air hasil pengolahan air limbah rumah tangga di IPAL Bantul Yogyakarta selama tahun 2007-2014 menurut PP RI No.82 Tahun 2001 terhadap parameter BODoutlet 15,06 mg/l belum aman, sedang terhadap parameter lainnya aman, dan menurut Keputusan Gubernur Kepala Daerah Istimewa Yogyakarta No. 214/KPTSI/1991 terhadap parameter BOD, DO, COD, pH,Suhu, SS seluruhnya aman. 2. Efisiensi hasil pengolahan air limbah rumah

tangga selama tahun 2007-2014 didasarkan pada enam parameter kualitas air, pada parameter BOD (mg/l) dengan efisiensi penurunan sebesar 87,7 % (BOD inlet 127,5 mg/lt - BOD outlet sebesar 15,6 mg/lt), untuk parameter DO (mg/l) dengan efisiensi peningkatan sebesar 52,4 % (DO inlet sebesar 2,19 mg/lt - DO outlet sebesar 4,62 mg/lt), pada parameter COD (mg/l) dengan efisiensi penurunan sebesar 84,79 % (COD inlet sebesar 390,8 mg/lt - COD outlet sebesar 59,4 mg/lt), pada parameter pH dengan efisiensi peningkatan sebesar 7,3 % (pH inlet 6,75 - pH outlet sebesar 7,28), untuk parameter Suhu terjadi efisiensi peningkatan yang cukup kecil dibanding parameter lainnya yakni sebesar 3,2 % (Suhu inlet sebesar 28,32 - Suhu outlet sebesar 29,25), sedang untuk parameter SS (mg/l) terjadi efisiensi peningkatan sebesar 93,3 % (SS inlet sebesar 229,1 mg/lt -SS outlet sebesar 15,29 mg/lt)

3. Analisa Parameter kualitas air dengan Volume hasil pengolahan air limbah rumah tangga di IPAL Bantul Yogyakarta selama tahun 2007-2014 adalah

Untuk parameter BOD simpulkan bahwa semakin turun volume debit yang masuk maka semakin naik nilai BOD pada air limbah. Parameter volume dengan suhu bahwa semakin tinggi volume debit yang masuk maka semakin naik nilai suhu pada air limbah. Untuk parameter pH simpulkan bahwa semakin tinggi volume debit yang masuk maka semakin naik nilai pH walau kenaikanya sangat sedikit pada air limbah. Untuk parameter COD simpulkan bahwa semakin tinggi volume debit yang masuk maka semakin naik nilai COD pada air limbah. Untuk parameter DO simpulkan bahwa semakin turun volume debit yang masuk maka semakin naik nilai DO pada air limbah. Untuk parameter SS simpulkan bahwa semakin tinggi volume debit yang masuk maka semakin naik nilai SS pada air limbah

B. Saran

Berdasarkan hasil analisa pengolahan air limbah rumah tangga di IPAL Bantul Yogyakarta

1. Untuk kepentingan bersama, terkait masalah air limbah serta mempertimbangkan Rencana Aksi Daerah Peningkatan Kualitas Lingkungan Yogyakarta 2007-2014 dalam rangka pelaksanaan pembangunan yang berwawasan lingkungan dalam mewujudkan kota yang nyaman dan ramah lingkungan maka Optimalisasi IPAL komunal menjadi salah satu solusi masalah air limbah.

2. Untuk penelitian yang berbasis analisa efisiensi kualitas air rumah tangga di IPAL Bantul Yogyakarta perlu ditambahkan kajian tentang peran masyarakat serta berkaitan retribusi air limbah untuk kepentingan bersama dalam mewujudkan kota yang nyaman dan ramah lingkungan.

DAFTAR PUSTAKA

Apriliany, 2013. Implementasi Kebijakan Pengelolaan Air Limbah Domestik dengan Sistem ON SITE. Yogyakarta Kantor Lingkungan Hidup Kota Yogyakarta,

2012. Pembangunan IPAL Komunal. Diakses dari Error! Hyperlink reference not valid. tanggal 1 Juli 2016.

(12)

Mawardi, 1999. Analisis Efisiensi Sistem Operasional Instalasi Air limbah IPAL di Pabrik Susu PT Sari Husada. Universitas Muhammadyah Yogyakarta

Moleong, Lexy. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Mujahid, Ahmad. 2004. Alalisis Terhadap Faktor yang Berpengaruh Dalam Perubaham Kualitas Air Limbah. Tugas Akhir Universitas Muhammadyah Yogyakarta

Pokja AMPL, 2012. Program Percepatan

Pembangunan Sanitasi Permukiman. Jakarta: Pokja AMPL

Priyanto, Eko. 2004. Analisis perubahan Kualitas Air Limbah di IPAL Sewon. Tugas Akhir UMY. Yogyakarta

Rhomaidi. 2008. Pengelolaan Sanitasi secara terpadu Sungai Widuri: Studi Kasus Kampung Nitiprayan Yogyakarta: Skripsi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Sipil Dan Perencanaan Universitas Islam Indonesia.

Rois, Khusumantoro. 2009. Efisiensi pengolahan air limbah Rumah Tangga di Instalasi Pengolahan Air Limbah Bantul Yogyakarta. Tugas Akhir UMY. Yogyakarta

Siradz Syamsul, Endra Setyo Harsono dan Ismi Purba. 2008. Kualitas Air Sungai Code Winongo Dan Gajah Wong Daerah Istimewa Yogyakarta. Jurusan Tanah Fakultas Pertanian UGM, 2008.

Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta. Utami, Silvia. 2008. Evaluasi Sistem

Pengelolaan Air Buangan Terdesentralisasi (IPAL Komunal) di Kota Yogyakarta. Tugas akhir, tidak diterbitkan. Yogyakarta: Program Studi Teknik Lingkungan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Universitas Islam Indonesia.

Wahyuni, Sri. 2012. Implementasi Kebijakan Pembangunan dan Penataan Sanitasi Perkotaan Melalui Program Sanitasi Lingkungan Berbasis Masyarakat (SLBM) di Kabupaten Tulungagung. Abstrak tesis, Program Magister Ilmu Lingkungan Undip.

YUDP Jogjakarta, 1996, Rencana Induk Air Limbah dan Sanitasi, Departemen Pekerjaan Umum Yogyakarta.

INTERNET

(http://id.wikipedia.org/wiki/Sanitasi,04/5/2016, :17:00 pm). diakses pada tanggal 30 Juli 2014

(www.iptek.net.id/ind/warintek/Pengelolaan_san itasi.php.04/01/2010) penulis Riani. diakses pada tanggal 26 Juli 2014

(www.kepala-dinas-permukiman-danprasarana.html

23/2/2016,10:11:49 am). penulis Kepala Dinas Permukiman dan Prasarana kota Yogyakarta. di akses pada tanggal 27 Juli 2014

Gambar

Gambar  berikut  ini  adalah  proses  pengolahan Air Limbah dari mulai aliran masuk  sampai dengan aliran keluar

Referensi

Dokumen terkait

Yang telah melimpahkan rahmat serta karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan Tugas Akhir yang berjudul ”PERANCANGAN SISTEM PEMESANAN TIKET BUS ANTAR

Geseran yang terjadi selama proses Cetak Tekan inilah yang akan mengubah orientasi butir material sebagai akibat pergerakan atom-atom pada saat melalui daerah geser sehingga

CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 DESEMBER 2013 DAN 2012 SERTA UNTUK TAHUN- TAHUN YANG BERAKHIR PADA TANGGAL TERSEBUT

Jika dalam proposal penelitian konvensional terdapat bagian identifikasi masalah dan pembatasan masalah sesuai dengan pertimbangan urgensi dan kemampuan peneliti,

a) Merumuskan masalah dalam kompetisi CTF dan materi kuliah keamanan jaringan komputer. Pada langkah pertama ini mendata semua model-model soal keamaan jaringan komputer

Beberapa penelitian terdahulu yang sejenis tentang faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran tenaga kerja wanita menikah diantaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh Riyani,

Begitu juga bobot basah akar (g) yang relatif besar pada pemberian media tanam kompos kulit buah kakao dengan subsoil Ultisol pada M2 yang berbeda tidak nyata

satu bank maka masyarakat akan enggan menyimpan dana pada bank tersebut?. Tingkat kepercayaan masyarakat terhadap suatu lembaga keuangan