• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II URAIAN UMUM PERUSAHAAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II URAIAN UMUM PERUSAHAAN"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

URAIAN UMUM PERUSAHAAN

2.1 Agenda

1. Sejarah perkembangan perusahaan Fase awal pendirian perusahaan Fase pengembangan I

Fase pengembangan II Fase pengembangan III 2. Visi dan Misi Perusahaan 3. Prosedur Operasional Standard 4. Peraturan Didalam Perusahaan: Penilaian kerja karyawan

Perilaku,kedisiplinan,keamanan,ketertiban,sajamsosteknksi Kerahasiaan, tamu, prosedur darurat, jamsostek

Keselamatan kerja dan kesehatan kerja 5. Fasilitas Pabrik / Plant Tour

6. 5S

7. Training Departemen Terkait

2.2 Sejarah Perkembangan Perusahaan

1. Fase Awal Pendirian

Didirikan pada bulan juni 2003

1 unit mesin injection moulding husky IN-90 kapasitas 16 cavity memproduksi PET 16,5 gr.

Luas are pabrik : 2000 m2 Jumlah karyawan : 25 orang

(2)

2. Fase Pengembangan I

Tahun 2004

Penambahan 1 Unit Mesin Produksi Husky GL-300 Kapasitas 56 cavity untuk produksi PET preform 16,4 gr Penggantian Mold Husky IN-90 untuk produksi PET

Preform 33,6 gr

Jumlah Karyawan : 40 orang

Proyek Inplant di Alto – Sukabumi dengan Mesin Blowing Chum Power 3 cavity untuk Produksi Botol 600 ml

3. Fase Pengembangan II

Tahun 2005 – 2006

Penambahan Luas Areal pabrik 9.000 m2 Pemindahan Areal Produksi ke Gedung Baru Penambahan Unit Produksi dengan :

1 Unit Mesin Produksi Husky GL-300 Kapasitas 72 cavity untuk produksi PET preform 28 gr.

1 Unit Mesin Bottle Top Neck Crystallizer 1 Unit Mesin Blowing Krones 10 cavity 1 Unit Mesin Palletizer Markoto Kikai Jumlah karyawan : 110 orang

4. Fase Pengembangan III

Tahun 2009 – 2010

Penambahan Luas Areal pabrik 8.820 m2 Penambahan Areal Loading di Gedung Baru Penambahan Unit Produksi dengan :

1 Unit Mesin Produksi Husky GL-300 Kapasitas 72 cavity untuk produksi PET preform 22.50 gr.

1 Unit Mesin Bottle Top Neck Crystallizer kapasitas 20.000 pcs/hr

1 Unit Mesin Blowing Krones kapasitas 14 cavity 1 Unit Mesin Palletizer Markoto Kikai

(3)

2.3 Visi & Misi Perusahan

1. Visi Perusahaan

Menjadi Produsen PET Preform dan Botol yang terbaik dan terpercaya di Indonesia

2. Misi Perusahaan

Memproduksi PET Preform dan Botol yang berkualitas dengan mengunakan mesin – mesin yang berteknologi tinggi dan pengembangan SDM yang berkesinambungan

2.4 Peraturan Didalam Perusahaan

1. Cuti Tahunan

Karyawan yang telah bekerja selama 12 (dua belas) bulan secara terus menerus diberikan cuti sebanyak 12 (dua belas) hari kerja.

Cuti tahunan ini dapat diambil dan dipergunakan untuk kepentingan urusan pribadi karyawan, penyegaran atau liburan dengan tidak mengabaikan kelancaran operasi perusahaan terutama tugas yang menjadi tanggung jawab karyawan.

Perusahaan berhak mengatur hari - hari cuti tahunan demi efisiensi dan efektifitas kerja , perusahaan tetapi tetap mempertimbangkan keinginan karyawan bila memungkinkan.

Hak cuti pertahunan dapat gugur apabila tidak dipergunakan dalam waktu 6 (enam) bulan setelah hak cuti timbul, kecuali bila ada permohonan khusus dari yang bersangkutan atau karena kepentingan perusahaan dan telah disetujui oleh perusahaan.

Permohonan menggunakan cuti tahunan harus diajukan secara tertulis paling lambat 1 (satu) bulan sebelumnya untuk supervesor keatas, dan 2 (dua) minggu sebelumnya

(4)

untuk staft, dan meminta persetujuan dari atasan langsung masing – masing karyawan.

Hak cuti tahunan akan dikurangi dengan jumlah ketidak hadiran karyawan tanpa ijin perusahaan atau surat keterangan Dokter atau alasan yang dapat diterima oleh perusahaan.

2. Absensi

Setiap karyawan memiliki ID Fingerprint

Setiap karyawan wajib melakukan Fingerprint yang telah disediakan, baik pada waktu masuk kerja maupun pada waktu pulang kerja. Apabila karyawan tidak melakukan Fingerprint tersebut, maka dapat dikenakan sanksi sesuai peraturan perusahaan yang berlaku.

Setiap karyawan wajib hadir ditempat tugas masing – masing tepat pada waktunya yang telah ditetapkan.

Apabila karyawan tidak masuk kerja tanpa pemberitahuan secara resmi atau tertulis dan tanpa alasan yang dapat diterima oleh perusahaan maka karyawan tersebut dianggap alfa atau mangkir dan akan diberikan sanksi sesuai peraturan yang berlaku.

Apabila karyawan mangkir selama 5 (lima) hari berturut - turut maka dianggap mengundurkan diri.

3. Lembur

Penetapan waktu kerja berdasarkan kebutuhan perusahaan menurut perundang – undangan yang berlaku, dimana jumlah waktu kerja maksimum 7 (tujuh) jam sehari, dan 40 (empat puluh) jam dalam seminggu.

Untuk bagian produksi, petugas keamanan dan lainnya, yang karena sifat tugasnya jam kerja ditetapkan tersendiri dan diatur secara bergilir berdasarkan ketentuan di atas.

(5)

Karyawan yang diminta bekerja lembur atas perintah atasan akan diberi kopensasi kerja lembur.

Untuk jam lembur pertama dibayar 1 ½ (satu setengah) kali jam lembur, jam berikutnya dibayar 2 (dua) kali untuk hari biasa

2 (dua) kali jam lembur pada hari libur, gaji pokok bulanan/173 x jam lembur

4. Tunjangan Kesejahteraan Karyawan

Perusahaan memberikan jaminan atas keselamatan kerja karyawannya dengan mengikutsertakan seluruh karyawannya dalam program jamsostek dengan membayar iuran kepada PT (Persero) jamsostek, berdasarkan gajian bulanan sesuai ketentuan yang termaktub dalam Undang – Undang No. 3 tahun 1992 dan peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 14 tahun 1993.

Perusahaan juga memberikan jaminan atas kesehatan karyawan dengan memberikan fasilitas pengobatan dan perawatan dengan syarat – syarat dan ketentuan yang ditetapkan oleh perusahaan berdasarkan tingkat atau jabatan dari karyawan yang bersangkutan.

Ruang lingkup program jaminan sosial tenaga kerja dalam undang – undang meliputi :

Jaminan Kecelakan Kerja Jaminan Kematian

(6)

5. Kewajiaban Karyawan

Setiap karyawan wajib melaksanakan setiap ketentuan dan peraturan perusahaan yang berlaku.

Setiap karyawan wajib melaksanakan seluruh tugas dan kewajiban yang diberikan oleh atasannya atau perusahaan dengan penuh tanggung jawab.

Dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya, setiap karyawan wajib mengikuti dan mentaati seluruh petunjuk atau instruksi yang diberikan oleh atasannya atau perusahaan.

Setiap karyawan wajib menjaga nama baik perusahaan, menghormati dan menghargai pimpinan, rekan sekerja, bawahan dan para tamu perusahaan.

Setiap karyawan harus menjaga tingkah laku, sopan santun serta norma – norma susila dalam lingkungan perusahaan atau masyarakat.

Setiap karyawan wajib menjaga dan memelihara dengan baik semua milik perusahaan dan agar segera melaporkan kepada atasannya atau perusahaan apabila ada hal – hal yang dapat merugikan perusahaan

Setiap karyawan wajib menjaga dan memegang teguh semua rahasia perusahaan terhadap siapapun, tentang segala hal yang diketahui mengenai perusahaan.

Setiap karyawan wajib melaporkan kepada atasannya atau perusahaan setiap perubahan yang terjadi pada status dirinya paling lambat 2 (dua) mingggu setelah terjadi perubahan.

Setiap karyawan wajib memeriksa alat – alat kerja sebelum memulai dan setelah selesai bekerja, agar tidak menimbulkan kerugian atau bahaya bagi perusahaan.

Bagi karyawan yang menerima pakaian seragam wajib dipakai sesuai dengan yang ditentukan.

(7)

Setiap karyawan diharuskan turut memelihara kebersihan lingkungan kerja.

6. Kegiatan yang terlarang

Membawa atau menggunakan barang – barang dan alat – alat perusahaan keluar dari lingkungan perusahaan tanpa ijin dari atasan atau perusahaan.

Membawa minum – minuman keras atau mabuk di tempat kerja, merokok ditempat – tempat terlarang, serta membawa atau menyimpan dan menyalahgunakan narkotika, serta membawa senjata tajam, senjata api atau barang – barang berbahaya lainnya ketempat kerja yang tidak ada kaitannya dengan perusahaan.

Melakukan segala macam perjudian dan perkelahian di tempat atau dilingkungan perusahaan, melakukan tindakan asusila dan atau memakai pakaian tidak pantas sehingga mempengaruhi pandangan terhadap perusahaan dan suasana kerja.

Berjualan di dalam lingkungan perusahaan selama jam kerja.

Melakukan pemborosan waktu misalnya membaca koran, majalah atau bacaan lainnya maupun pemakaian telepon yang tidak berhubungan dengan pekerjaan pada waktu jam kerja.

Meludah, makan, minum atau membuang sampah disembarang tempat.

Menerima tamu pribadi secara berlebihan pada jam kerja. Masuk kedalam lingkungan pabrik pada saat tidak bertugas

kecuali seijin atasan.

Tidak masuk kerja tanpa disertai keterangan tertulis dengan bukti yang sah.

(8)

7. Sanksi

Dalam memberikan sanksi, perusahaan akan memperhatikan :

Jenis pelanggaran

Proses terjadinya pelanggaran Akibat terjadinya pelanggaran Frekuensi pelanggaran

Situasi di saat terjadi pelanggaran Sanksi dapat berupa :

Teguran Lisan Surat Peringatan I Surat Peringatan II Surat Peringatan Terakhir Skorsing

Denda / ganti rugi Penurunan jabatan

Pemutusan Hubungan Kerja

Sanksi yang diberikan tidak selamanya bertahap, tetapi dinilai dari besar kecilnya pelanggaran yang dilakukan Karyawan.

SP I, SP II, SP III dan skorsing masing-masing berlaku untuk tenggang waktu 6 (enam) bulan. Apabila masa berlakunya sanksi Karyawan

melakukan pelanggaran kembali, maka diberlakukan sanksi lebih lanjut.

2.5 Ketentuan-ketentuan

1. Setiap tamu harus melapor ke Pos Satpam 2. Dilarang merokok di seluruh Area Pabrik 3. Dilarang mengambil foto diseluruh Area Pabrik 4. Dilarang membuang sampah sembarangan

(9)

2.6 Tata Tertib

1. Pengguanaan Ruang Ganti

Dilarang merokok di dalam ruang ganti maupun toilet Dilarang makan dan minum di dalam ruang ganti maupun

toilet

Dilarang istirahat/tidur di dalam ruang ganti

Dilarang menyimpan makanan dan minuman di dalam loker

Dilarang meletakkan alat kerbersihan di dalam ruang ganti Dilarang membuang sampah sembarangan

Dilarang meletakkan pakaian Karyawan maupun pakaian seragam kerja bekas pakai di gantungan baju

Dilarang menyimpan barang berharga maupun berbahaya di dalam loker

Dilarang meletakkan barang di loker terbuka

Menutup pintu kembali apabila keluar/masuk ruang ganti Selalu menjaga kebersihan dan ketertiban ruang ganti

Setiap saat GA/HRD berhak memeriksa loker di ruang ganti

Perusahaan tidak bertangguang jawab atas kehilangan barang di dalam ruang ganti

Setiap pelanggaran tata tertib diatas akan dikenakan sanksi

2. Penggunaan Pakaian Seragam

Pakaian seragam kerja terdiri dari topi, baju kerja dan celana panjang

Setiap karyawan wajib menjaga kebersihan pakaian seragam kerjanya

Pakaian seragam kerja tidak boleh dibawa/dikenakan di luar lingkungan pabrik

Setiap pakaian seragam kerja diberikan nama masing-masing

(10)

Karyawan mengganti pakaian seragam kerja di ruang ganti Tidak diperkenankan memakai seragam kerja yang bukan

miliknya

Setelah mengganti pakaian seragam kerja, Pakaian karyawan diletakkan diletakkan di loker masing-masing Saat mengenakan pakaian seragam kerja, tidak

diperkenankan memakai pakaian rangkap (baik baju maupun kaos oblong), kecuali kaos oblong singlet (kaos kutang)

Saat ganti pakaian seragam kerja baik pada saat istirahat atau izin keluar pabrik, pakaian seragam bekas pakai diletakkan di dalam loker masing-masing (tidak boleh diletakkan di gantungan baju)

Pakaian seragam kerja kotor diletakkan di dalam keranjang pakaian

Setiap pelanggaran ketentuan diatas akan dikenakan sanksi.

3. Masuk Ruang Mesin

Melepaskan alas kaki/sepatu dan meletakkannya di tempat yang sudah disediakan

Mencuci tangan dengan sabun sampai bersih

Menggunakan alas kaki/ sepatu kelinci yang sudah disediakan

Memakai topi/penutup kepala Memakai masker dengan benar Memakai sarung tangan

Wajib menjaga kebersihan di dalam ruang mesin

Dilarang meletakkan alat kebersihan di dalam ruang mesin Dilarang makan dan minum di dalam ruang mesin

Dilarang istirahat/tidur di dalam ruang mesin

Dilarang membuang sampah di area ruang mesin dan area packing

(11)

Dilarang keluar ruang mesin pada jam kerja kecuali saat istirahat, ke toilet dan atau atas perintah atasan

Segera menutup pintu kembali apabila keluar/masuk ruang mesin

Setiap pelanggaran ketentuan diatas akan dikenakan sanksi.

4. Masuk Ruang Laboratorium

Melepaskan alas kaki/sepatu dan meletakkannya di tempat yang sudah disediakan.

Menggunakan alas kaki/sepatu yang sudah disediakan Wajib menjaga kebersihan di dalam ruang laboratorium Dilarang meletakkan alat kebersihan di dalam ruang

laboratorium

Dilarang makan dan minum di dalam ruang laboratorium Dilarang istirahat/tidur di dalam ruang laboratorium Dilarang membuang sampah di area ruang laboratorium Segera menutup pintu kembali apabila keluar/masuk ruang

laboratorium

Setiap pelanggaran ketentuan diatas akan dikenakan sanksi.

2.7 Fasilitas Ruang Pabrik

1. Pos Satpam 2. Ruang Tunggu 3. Ruang Ganti

4. Ruang Makan/Koperasi 5. Area Parkir Mobil/Motor 6. Loading Point

7. Gudang Spare Part 8. Kantor

9. Gedung I

10.Laboratorium QC 11.Gedung II

(12)

12.Gedung III

13.Ruang mesin Injection 14.Ruang Mesin Crystallizer 15.Ruang Mesin Blowing 16.Ruang Mesin Palletizer 17.Ruang Mesin Utitilty 18.Ruang Cuci Pakaian 19.Kantor Maintenance 20.Material Infeed 21.Gedung IV

2.8 Budaya Sikap Kerja 5S Di Lingkungan Pabrik

1. Seiri/Ringkas/Pemilahan (Mengatur segala sesuatu, memilah sesuai dengan aturan atau prinsip tertentu)

2. Seiton/Rapi/Penataan (Menyimpan barang di tempat yang tepat atau dalam tata letak yang benar)

3. Seiso/Resik/Pembersihan (Membersihkan lebih dari sekedar membuang barang bersih)

4. Seiketsu/Rawat/Pemantapan (Memelihara tempat kerja supaya tetap bersih dan terawat)

5. Shitsuke/Rajin/Pembiasaan (Melaksanakan aktifitas 5S dengan teratur dan berkesinambungan).

Referensi

Dokumen terkait

Beberapa permasalahan utama dalam industri perunggasan adalah : (a) Masalah penyediaan bahan baku pakan industri perunggasan, di mana sebagian besar bahan baku

Activities 2.4.11 Workshops to discuss development of PSPs Activities 2.4.12 Policy dialogue on development of a time series analysis of the primary social economic and policy

1. Melibatkan lebih dari satu orang. Setiap perbuatan korupsi tidak mungkin dilakukan sendiri, pasti melibatkan lebih dari satu orang. Bahkan, pada perkembangannya acapkali

Selanjutnya dihitung prevalensi dan intensitas infeksi.Hasil penelitian menjelaskan larva nematoda yang menginfeksi Auxis rochei teridentifikasi sebagai Anisakis sp

Kelas hutan bukan untuk produksi adalah kawasan hutan yang karena berbagai-bagai sebab tidak dapat disediakan untuk penghasilan kayu dan/atau hasil hutan lainnya, yang

Selengkapnya judul penelitian yang akan penulis angkat adalah “Pengaruh Pendapatan, Pendidikan dan Beban Tanggungan Terhadap Tingkat Kemiskinan di Kecamatan

yang berkaitan dengan perilaku kesehatan pada remaja adalah hasil dari keterlibatan faktor-faktor kompleks yang mencakup pengetahuan mereka tentang konsekuensi kesehatan

PENGARUH KEPERCAYAAN, KEMUDAHAN, KUALITAS INFORMASI DAN PERSEPSI RESIKO TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN.. MELALUI SITUS JEJARING SOSIAL