• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sistem adalah kumpulan sumberdaya yang berhubungan untuk mencapai

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Sistem adalah kumpulan sumberdaya yang berhubungan untuk mencapai"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

LANDASAN TEORITIS

A. Pengertian Sistem, Prosedur, Sistem Akuntansi, dan Sistem Informasi Akuntansi

1. Pengertian Sistem dan Prosedur

Sistem adalah kumpulan sumberdaya yang berhubungan untuk mencapai tujuan tertentu. Ada berbagai macam definisi yang berbeda mengenai sistem dan prosedur, yaitu :

Menurut W. Gerald Cole :

"Sistem adalah suatu kerangka dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan yang disusun sesuai dengan suatu skema yang menyeluruh, untuk melaksanakan suatu kegiatan ataufungsi utama dariperusahaan".

"Prosedur adalah suatu urutan-urutan pekerjaan kerani ( clerical ), biasanya melibatkan beberapa orang dalam suatu bagian atau lebih, disusun untuk menjamin adanya perlakuan yang seragam terhadap transaksi-transaksi perusahaan yang sering terjadi".

Menurut A. Moscove :

"Sistem adalah suatu kesatuan (entity) yang terdiri-dari bagian bagian (sub sistem ) yang saling berkaitan dengan tujuan untuk mencapai tujuan tertentu ".

(2)

Akuntansi sebagai suatu sistem informasi, mengidentifikasi, mengumpulkan dan mengkomunikasikan informasi ekonomi mengenai suatu badan usaha kepada beragam orang.

Berikut ini pengertian dari pada sistem akuntansi, yaitu : Menurut Howard F. Stettler :

Sistem akuntansi adalah formulir-formulir, catatan-catatan, prosedur-prosedur, dan alat-alat yang digunakan untuk mengolah data mengenai usaha suatu kesatuan ekonomis dengan tujuan untuk menghasilkan umpan balik dalam bentuk laporan-laporan yang diperlukan oleh manajemen untuk mengawasi usahanya, dan bagi pihak-pihak lain yang berkepentingan seperti pemegang saham, kreditur, dan lembaga-lembaga pemerintah untuk menilai hasil operasi.

3. Pengertian Sistem Informasi Akuntansi

Sistem informasi akuntansi adalah kumpulan sumberdaya, seperti manusia dan peralatan yang diatur untuk mengubah data menjadi informasi. Informasi inilah dikomunikasikan kepada beragam pengambil keputusan.

Berikut pendapat mengenai definisi Sistem Informasi Akuntansi diantara nya:

Menurut Stevent A. Moscove :

Sistem informasi akuntansi adalah suatu komponen organisasi yang mengumpulkan , menggolongkan, mengolah, menganalisa, dan mengkomunikasikan informasi keuangan yang relevan untuk pengambilan keputusan kepada pihak-pihak luar ( seperti inspeksi pajak, investor,dan kreditur ) dan pihak-pihak dalam (terutama manajemen ).

Beda dengan sistem informasi manajemen, berikut adalah beberapa pengertian dari sistem informasi manajemen diantaranya yaitu :

(3)

Sistem Informasi Manajemen (Management Information System ) adalah suatu sistem untuk mengumpulkan, menyimpan ( dalam situasi tertentu ), merubah dan melaporkan informasi yang diperlukan untuk pengambilan keputusan manajemen yang sudah direncanakan.

Menurut Barry E. Cushing :

Sistem Informasi Manajemen adalah suatu set sumberdaya manusia dan modal dalam suatu orgaisasi, yang bertanggung jawab untuk mengumpulkan dan mengolah data untuk menghasilkan informasi yang berguna bagi semua tingkatan manajemen untuk perencanaan dan pengawasan kegiatan organisasi itu.

Dari berbagai defmisi diatas dapat dilihat bahwa sistem informasi akuntansi dan sistem akuntansi hanya berhubungan dengan data financial saja. Pada sistem informasi manajemen berhubungan dengan informasi financial dan bukan financial, sehingga sistem informasi akuntansi sesungguhnya merupakan suatu bagian dari sistem informasi manajemen. Sistem akuntansi umumnya merupakan bagian yang pokok dari sistem informasi manajemen.

B. Tujuan Sistem Akuntansi

Zaki Baridwan dalam bukunya yang berjudul "Sistem Akuntansi" memberikan uraian dalam mencapai tujuan sistem akuntansi dan ada beberapa faktor penting yang harus dipertimbangkan, yaitu :

1. Prinsip cepat.

Sistem akuntansi yang disusun itu harus memenuhi prinsip cepat, yaitu bahwa sistem akuntansi harus mampu menyediakan informasi yang diperlukan tepat pada waktunya, dapat memenuhi kebutuhan, dan dengan kualitas yang sesuai.

(4)

2. Prinsip aman.

Berarti bahwa sistem akuntansi harus dapat membantu menjaga keamanan

i

harta milik perusahaan. Untuk dapat menjaga keamanan harta milik perusahaan maka sistem akuntansi harus disusun dengan mempertimbangkan prinsip-prinsip pengawasan intern.

3. Prinsip murah.

Sistem akuntansi yang disusun harus memenuhi prinsip murah yang berarti

i

bahwa, biaya untuk menyelenggarakan sistem akuntansi itu harus dapat ditekan sehingga relatif tidak mahal, dengan k^ta lain dipertimbangkan cost dan benefit dalam menghasilkan suatu infonnasi.

Ketiga faktor diatas harus dipertimbangkan bersama-sama pada waktu

i

menyusun sistem akuntansi perusahaan sehingga tidak sa^npai terjadi adanya salah

satu faktor yang di tinggalkan.

j

C. Pengertian Penjualan dan Pengendalian Intern.

1. Pengertian Penjualan

Penjualan merupakan bagian kegiatan pemasaran, kegiatan pemasaran dalam perusahaan adalah kegiatan menyampaikan barang atau jasa dari produsen ke tangan konsumen dengan jalan menggabungkan erripat variabel pemasaran, yaitu : produk, harga, tempat dan promosi sehingga

tercapai.

Oleh karena penjualan merupakan bagian dari kdgiatan pemasaran, maka pemasaran dapat didefmisikan sebagai berikut:

(5)

Pemasaran adalah fUngsi bisnis yang mengidentifikasikan mengenai kebutuhan yang belum terpenuhi sekarang dan mengukur seberapa besarnya, menentukan pasar-pasar mana yang paling baik dilayani oleh organisasi dan menentukan berbagai produk jasa dan program yang tepat untuk melayani pasar tersebut.

"Pemasaran adalah kegiatan menjalankan barang atau jasa dari produsen ke konsumen, pemasaran terdiri dari kegiatan-kegiatan penciptaan

kegunaan waktu, tempat dan kepemilikan ".

"Pemasaran adalah semua kegiatan atau aktifitas untuk memperlancar arus barang atau jasa dari produsen ke konsumen secara lebih efisien dengan maksud untuk menciptakan permintaan yang efektif".

Dari ketiga definisi pemasaran tersebut dapatlah disimpulkan bahwa penjualan itu adalah kegiatan pengenalan produk, menarik minat, merangsang pembelian, melakukan transaksi, penyampaian produk, pemindahan hak milik dan pengaturan penyimpanannya.

2. Pengertian Pengendalian Intern

Usaha yang terpenting untuk melaksanakan disiplin operasi sebagai pencegah disalahgunakannya wewenang dan penyelewengan adalah menciptakan pengendalian intern (internal control) yang efektif. Biasanya perusahaan menilai efisiensinya dari laba yang diperoleh dalam suatu periode akuntansi lalu dibandingkan dengan perusahaan yang sejenisnya. Sebagaimana kita ketahui bahwa prinsip ekonomi mengatakan dengan pengeluaran biaya yang sekecil mungkin untuk mendapatkan laba yang sebesar-besarnya, maka semua perusahaan

(6)

untuk dapat mencapai tingkat laba yang dikehendaki dan berusaha pula untuk menekan ongkos sekecil mungkin.

Untuk mencapai laba tersebut diperlukan biaya produksi yang berasal dari pemilik modal asing serta pinjaman lainnya yang berupa uang maupun yang berbentuk barang untuk melindungi modal atau alat-alat produksi tersebut agar tidak terjadi penyelewengan-penyelewengan yang tidak dikehendaki. Untuk itu diperlukan suatu sistem yang baik dan tepat yang dapat mengawasi semua aktivitas perusahaan. Sistem ini sering disebut dengan istilah Internal Control ( pengendalian intern ). Pengendalian intern (internal control) mempunyai dua pengertian, yaitu dalam pengertian yang sempit dan pengertian yang luas.

Pengendalian intern dalam arti yang sempit adalah pengendalian intern merupakan pengecekan, penjumlahan, baik penjumlahan mendatar ( crossfooting) maupun penjumlahan menurun ( footing ). Dalam arti yang luas pengendalian intern dimaksudkan adalah mencakup masalah diluar bidang akuntansi yang disebut pengawasan administratif dan pengawasan akuntansi. Namun pada hakekatnya keduanya bersifat saling melengkapi demi terciptanya sasaran pengendalian intern, yaitu untuk mengurangi kemungkinan terjadinya kesalahan, ketidakjujuran, kelalaian dan pemborosan.

The Commite on Auditing Prosedure of The American Institute of Certified Public Accountans ( AICPA ) memberikan pengertian pengendalian intern dalam arti yang luas sebagai berikut:

Pengendalian intern itu meliputi struktur organisasi dan semua cara cara serta alat-alat yang dikoordinasikan yang digunakan di dalam perusahaan dengan tujuan untuk menjaga keamanan harta milik perusahaan, memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi,

(7)

memajukan efisiensi di dalam operasi, dan membantu menjaga dipatuhinya kebijaksanaan manajemen yang telah ditetapkan lebih dahulu.

Menurut D. Hartanto :

"Pengendalian intern adalah suatu tipe pengawasan yang dirancang dengan di integrasikan ke dalam sistem pembagian atau pendelegasian tugas tanggungjawab wewenang dalam struktur organisasi perusahaan ".

Menurut M. Theodorus Tuanakotta :

Pengendalian intern meliputi rencana organisasi dan semua metode serta kebijaksanaan yang terkoordinasi dalam suatu perusahaan untuk mengamankan harta kekayaannya, menguj i ketepatan dan sampai seberapa jauh data akuntansi dapat dipercaya, menggalakkan efisiensi usaha dan mendorong ditaatinya kebijaksanaan pimpinan yang telah

digariskan.

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia :

Sistem pengendalian intern meliputi organisasi serta semua metode dan ketentuan yang terkoordinasi yang dianut dalam suatu perusahaan untuk melindungi harta, mencek kecermatan dan keandalan data akuntansi, meningkatkan efisiensi usaha dan mendorong ditaatinya kebijakan manajemen yang telah digariskan.

Pengendalian intern menurut R. Soemita, A. :

Pengendalian intern terdiri dari rencana organisasi dan semua metode dan cara yang dikoordinasi, yang diterapkan dalam suatu perusahaan untuk mengamankan aktiva - aktivanya, mengecek ketelitian dan dapat dipercayainya data akunting, untuk meningkatkan efisiensi operasional dan mendorong ditaatinya semua kebijaksanaan-kebijaksanaan yang telah ditetapkan oleh pimpinan perusahaan.

Pengertian sistem pengawasan intern (internal control ) dalam arti yang luas di bagi menjadi dua, yaitu pengawasan akuntansi dan pengawasan

(8)

Pengawasan akuntansi meliputi rencana organisasi dan semua cara dan prosedur yang terutama menyangkut dan berhubungan langsung dengan pengamanan harta benda dan dipercayainya catatan keuangan. Pengawasan administrasi meliputi rencana organisasi dan semua cara dan prosedur yang terutama menyangkut efisiensi usaha dan ketaatan terhadap kebijaksanaan pimpinan perusahaan dan pada umumnya tidak langsung berhubungan dengan pembukuan ( akuntansi ). Setelah diuraikan diatas mengenai pengertian sistem pengendalian intern^j»^a jelas betapa pentingnya peranan itu dalam rangka tercapainya tujuan usaha secara efektif dan efisien.

Dengan demikian pengendalian intern bukanlah berarti untuk mencari kesalahan ataupun penyimpangan-penyimpangan yang tidak ada sama sekali, tetapi untuk mengarahkan kepada yang sudah direncanakan semula, agar kebijaksanaan yang telah ditetapkan terlebih dahulu dapat berjalan sebagaimana mestinya.

D. Pengendalian Intern Pen jualan

Dalam suatu perusahaan yang terdiri dari seorang atau dua orang pembantu, segala kegiatan yang dilakukan oleh para pembantu masih dapat langsung diikuti dan diawasi oleh para pemimpin. Kalau perusahaan berkembang dalam kegiatan dan jumlah pembantu masih kecil, kemampuan si pemimpin untuk mengendalikan segala sesuatu yang terjadi dalam perusahaan. Secara singkat dapat dikatakan bahwa sistem pengendalian intern perlu untuk kepentingan pihak pimpinan. Oleh karena itu menjadi tanggung jawab pimpinanlah untuk mengadakan suatu sistem pengendalian intern yang baik.

(9)

Bahwa suatu perusahaan didirikan adalah dengan tujuan utama mencari keuntungan. Jika perusahaan tidak mempunyai sistem pengendalian intern ( internal control ) atas penjualan yang baik akan mudah timbul kesalahan kesalahan dan penyelewengan atas penjualan, yang mana mendatangkan kerugian bagi perusahaan yang mengakibatkan tujuan utama dari perusahaan tidak

tercapai.

Dalam pengendalian intern ( internal control ) terhadap penjualan D. Hartanto mengadakan pemisahan tugas wewenang sebagai berikut:

1. Pemisahan antara lain : a. Yang mencatat penjualan. b. Yang menyerahkan barang c. Yang menerima uang

2. Penjualan kredit hanya dapat dilaksanakan setelah pembeli membuka rekening dan setelah nilai kredit si pembeli diperiksa oleh bagian kredit.

Pendapat dari D. Hartanto, antara lain sebagai berikut:

Pencatatan pertama-tama dilakukan oleh petugas bagian penj ualan yang membuat nota atau faktur penjualan. Faktur ini dibuat dalam empat rangkap yaitu;

1. Faktur yang asli untuk pembeli.

2. Tembusan kesatu diserahkan kebagian penyerahan barang. 3. Tembus kedua diserahkan ke pemegang buku tambahan piutang. 4. Tembusan ketiga disimpan untuk arsip.

Pengendalian intern atas proses penjualan dan penyerahan lebih banyak persoalan dari bentuk-bentuk kegiatan penjualan lainnya, struktur pengendalian intern pada bagian penjualan dapat dijadikan sebagai penyesuaian bagi pengawasan-pengawasan dalam.kegiatan penjualan lainnya. Untuk mengadakan

(10)

peninjauan atas perihal yang penting dalam pengendalian intern atas penjualan lebih dahulu perlu dikemukakan dengan kegiatan penjualan, maka perusahaan dapat mempertahankan serta meningkatkan penj ualan dan j uga untuk kelangsungan dari perusahaan tersebut. Hal ini disebabkan karena dengan kegiatan penjualan yang maksimal perusahaan memperoleh keuntungan dan memperoleh yang lainnya.

Dengan memahami betapa pentingnya penjualan-penjualan itu sehingga oleh perusahaan harus memberikan perhatian yang cukup di dalam kegiatan penjualan barang dari perusahaan. Terjadinya kegagalan dalam bidang penjualan menimbulkan kerugian total bagi perusahaan, untuk itu pimpinan harus selalu memberikan inisiatif semaksimal mungkin untuk menghindari terjadinya kerugian dan untuk mendapatkan keuntungan bagi perusahaan. Pendapat yang optimal inilah yang menjadi tujuan akhir suatu perusahaan, maka bidang yang melakukan itu perlu diadakan pengawasan untuk menyelamatkan harta milik perusahaan dan meningkatkan pendapatan tertentu yaitu dengan mengambil langkah-langkah yang dapat menjamin akan kebenaran data-data penjualan yang disampaikan kepada pimpinan perusahaan, tidak lain langkah-langkah itu ialah pengendalian intern penjualan.

Tugas-tugas dari pada pengendalian intern penjualan, yaitu :

1. Mencatat order penjualan dari para pembeli atau langganan sedemikian rupa, sehingga perjanjian yang telah disetujui bersama dapat diawasi. Pengawasan yang dimaksud bukan saja berhubungan dengan dipenuhinya syarat-syarat penyerahan dan pembayaran, namun juga

(11)

tindakan-tindakan yang harus berhubungan untuk mengatur kemungkinan-kemungkinan terjadinya penyimpangan dengan cara yang ekonomis. Diantaranya seperti pengendalian intern terhadap perhitungan harga penjualan, terdapatnya penagihan piutang dan juga terhadap penerimaan barang kembali.

2. Menyusun data statistik yang berkaitan dengan operasi penjualan termasuk harga-harga penjualan yang ditetapkan.

3. Pencatatan akibat-akibat material dan financial dari transaksi-transaksi penjualan, dimana sesuai dengan perkembangan pencatatan penjualan ini tidak hanya dilakukan secara kronologis tetapi juga secara sistematis. Misalnya penjualan-penjualan harus dicatat menurut jenis barang yang berguna untuk mencatat sistematis ini akan dapat memperkecil terjadinya kesalahan.

Di lihat dari kebijaksanaan uraum, pengawasan dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu:

1. Pengawasan umumnya dilakukan secara berkala, pengawasan dalam hal ini mengawasi penyaluran dalam kegiatan-kegiatan mengamati penjualan kepada langganan dan membandingkan dengan penjualan-penjualan yang terjadi. Dengan demikian pengawas melakukan suatu pemeriksaan buku-buku yang cukup efektif dalam memeriksa pekerjaan perdagangan penyaluran.

2. Contoh pengawasan yang dilakukan dengan kunjungan kepada para langganan yang lebih besar. Kunjungan ini pada daerah-daerah dimana

(12)

terdapat penjualan untuk meningkatkan bermacam-macam transaksi khususnya untuk raelaksanakan pemeriksaan atau meningkatkan mutu dari barang-barang dan umumnya untuk meyakinkan kepada para pengecer supaya puas dengan barang-barang yang dinilai dan pelayanan yang diberikan sangat memuaskan.

Dengan demikian terlihat bahwa pengawasan umum yang dijalankan adalah tegantung dari penilaian usaha, pengetahuan tentang manusia. Selain di tinjau dari kebijaksanaan umum, maka di dalam pengendalian intern atas penjualan hendaknya kita berpedoman pada tiga aspek pokok yang tergantung di dalam pengertian yang diterapkan di dalam pengendalian intern itu. Ketiga aspek tersebut adalah:

1. Aspek organisasi. 2. Aspek administrasi. 3. Aspek pengawasan. 1. Aspek Organisasi

- Bagian penjualan harus berdiri sendiri dan terpisah satu sama lainnya. - Dasar penjualan adalah order pesanan yang terlebih dahulu ditujukan oleh

bagian yang berwenang.

- Prosedur penjualan tunai, penjualan kepada pegawai, penjualan barang barang dan penjualan alat-alat perlengkapan harus ditentukan sebaik

mungkin.

(13)

- Order pesanan yang diterima bagian penjualan setelah dicatat dalam suatu daftar atau register kemudian periksa oleh petugas pengawas (control ) kredit.

- Pembuatan faktur didasarkan atas order pesanan yang telah diperiksa oleh petugas pengawas kredit dan disetujui oleh bagian yang berwenang.

- Faktur penjualan dibuat dalam beberapa rangkap, sesuai dengan order pesanan dan tembusan.

- Sebelum faktur dikirimkan terlebih dahulu disesuaikan dengan order pesanan dan kemudian disimpan dalam data dan tanggal jatuh tempo

penagihan.

- Barang-barang yang diterima kembali harus dibuatkan laporan penerimaan kembali oleh bagian penerimaan.

- Memo kredit pengiriman kembali harus dicatat dengan sebaik-baiknya. 3. Aspek Pengawasan.

- Setiap saat harus dicocokan antara jumlah penjualan dengan jumlah penerimaan kas ditambah dengan piutang.

- Jika digunakan kas register maka pencatatan kas register harus sesuai dengan penjualan kontan.

- Penetapan harga-harga jual didasarkan atas harga jual juga berfungsi sebagai pengawasan dari penghitungan kembali faktur-fakturnya.

(14)

- Waspada terhadap suatu kemungkinan pertanggung-jawaban tentang harga yang lama dengan harga yang baru dan dapat berubah-ubah sewaktu-waktu.

E. Prinsip-Prinsip Pengendalian Intern

Untuk mendapatkan suatu sistem pengawasan yang efektif, maka perlu dipenuhi beberapa prinsip pokok bagi sistem pengawasan yang efektif adalah adanya rencana tertentu dan adanya pemberian instruksi-instruksi, serta wewenang-wewenang kepada bawahan. Prinsip pokok pertama merupakan suatu keharusan karena rencana itu merupakan alat pengukur dari pada pekerjaan yang dilaksanakan oleh bawahan. Rencana tersebut menjadi petunjuk apakah sesuatu pelaksanaan pekerjaan berhasil atau tidak.

Demikian pula dengan prinsip pokok kedua, yang merupakan suatu keharusan yang perlu ada, agar sistem pengawasan itu memang benar-benar dapat efektif dilaksanakan. Wewenang dan instruksi-instruksi yang jelas harus dapat diberikan kepada bawahan, karena berdasarkan itulah dapat diketahui apakah bawahan sudah nienjalankan tugasnya dengan baik. Titik berat pengawasan sesungguhnya berkisar pada manusia, sebab manusia itulah yang melakukan kegiatan-kegiatan dalam badan usaha atau dalam badan organisasi yang bersangkutan.

Prinsip-prinsip pengendalian intern semakin penting karena adanya prinsip tersebut kegiatan yang dijalankan dalam melakukan bermacam-macam perencanaan yang berlangsung selama kegiatan berjalan dapat dilakukan secara

(15)

efisien. Hal ini menunjang kelancaran dan pengendalian yang baik bagi

kelangsungan suatu perusahaan yang sedang berjalan. Prinsip-prinsip pengendalian intern yang baik adalah :

1. Suatu struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional

secara tepat.

2. Suatu sistem wewenang dan prosedur pembukuan yang baik dan berguna untuk melakukan pengawasan akuntansi yang cukup terhadap harta milik, utang-utang, pendapatan-pendapatan dan biaya-biaya.

3. Praktek-praktek yang sehat harus dijalankan di dalam melakukan tugas tugas dan fungsi-fungsi setiap bagian dalam organisasi.

4. Suatu tingkat kecakapan pegawai yang sesuai dengan tanggung jawabnya. 1. Suatu struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional

secara tepat.

Struktur organisasi yang tepat akan tergantung terutama pada jenis perusahaan, luas perusahaan, daerah pemasaran (operasi), daerah perusahaan, jumlah cabang-cabang dan faktor penting lainnya. Umumnya perusahaan yang telah berkembang sulit atau tidak mungkin untuk mengadakan pengawasan - pengawasan perseorangan ( pengawasan langsung ) terhadap kegiatan perusahaan dari tingkat atas hingga tingkat yang paling bawah.

Ada empat hal yang harus diperhatikan dalam memisahkan tanggungjawab : a. Bagian penyimpanan aktiva harus dipisahkan dari bagian akuntansi.

(16)

Adanya pemisahan kedua bagian di atas adalah guna menghindari kecurangan atau penyalahgunaan aktiva, dimana aktiva yang mudah digelapkan berhubungan dalam hal penerimaan uang dari piutang dan pembelian-pembelian aktiva.

b. Bagian yang melakukan otorisasi hams dipisahkan dengan bagian yang menyimpan.

Tujuan pemisahan ini agar ada internal check antara bagian yang menyimpan. Sehingga akan dapat dihindari apabila ada penyalahgunaan aktiva. Bagian yang menyimpan uang jangan merangkap tugas dengan bagian yang mengotorisasi pengeluaran uang.

c. Adanya pemisahan fungsi operasi dan fungsi pencatatan.

Pemisahan fungsi ini bertujuan agar bagian operasi dapat melakukan tugas atau tanggungjawabnya secara benar.

d. Pemisahan fungsi dalam bagian pencatatan/akuntansi.

Satu siklus transaksi akan menghasilkan berbagai macam catatan. Dari permulaan awal, semua pelaksanaannya dan hasilnya. Dalam siklus transaksi pembelian, akan terjadi pencatatan pembelian dan pengakuan hutang dan pembayarannya, penyimpanan barang, pemakaian, penjualan dan penerimaan uang.

Maka dari itu hal yang sangat perlu, perusahaan harus mempunyai struktur organisasi yang memberi kerangka keseluruhan guna perencanaan, pengendalian dan pengkoordinasian.

(17)

a. Adanya suatu fungsi, devisa dan departemen yang bebas secara organisasi.

b. Adanya pendelegasian wewenang dan tangungjawab dalam masing masing unit organisasi.

2. Suatu sistem wewenang dan prosedur pembukuan yang baik, yang berguna untuk melakukan pengawasan akuntansi yang cukup terhadap harta nxilik, hutang-hutang, pendapatan-pendapatan dan biaya-biaya.

Sistem wewenang dan prosedur pembukuan dalam suatu perusahaan merupakan alat bagi manajemen untuk mengadakan pengawasan terhadap operasi dan transaksi - transaksi yang terjadi dan juga untuk mengklasifikasikan data untuk akuntansi dengan tepat Klasifikasi data akuntansi ini dapat dilakukan dalam rekening-rekening buku besar.

Susunan rekening rekening dalam buku besar biasanya disebut Chart of Accounts. Adapun susunan rekening yang baik harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

a. Membantu mempermudah penyusunan laporan-laporan keuangan dan laporan-laporan lainnya dengan ekonomis.

b. Meliputi rekening-rekening yang diperlukan untuk menggambarkan dengan baik dan teliti harta-harta milik, hutang-hutang, pendapatan pendapatan, harga pokok, dan biaya-biaya yang harus dirinci sehingga memuaskan dan berguna bagi manajemen di dalam melakukan

(18)

c. Menguraikan dengan teliti dan singkat apa yang harus dimuat di dalam setiap rekening.

d. Memberikan batasan sejelas-jelasnya antara pos-pos aktiva, modal,

pendapatan-pendapatan dan biaya-biaya.

e. Membuat rekening-rekening kontrol apabila diperlukan.

3. Peraktek-peraktek yang sehat harus dijaiankan di dalam melakukan tugas

dan fungsi.

Pembagian tugas antara individu dan bagian lain secara jelas akan membantu memperlancar pekerjaan. Untuk menciptakan kerjasama yang serasi dan harmonis perlu adanya pengintegrasian dari pada suatu sistem akuntansi. Praktek yang sehat harus dijaiankan di dalam melaksanakan tugas-tugas dan fUngsi disetiap bagian dalam suatu perusahaan. Praktek yang sehat adalah setiap pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. Praktek yang sehat ini harus berlaku pada seluruh prosedur yang lainnya maka akan terjadi saling pengecekan secara otomatis. Praktek-praktek yang sehat dari semua pegawai akan menciptakan pengendalian intern yang baik.

4. Suatu tingkatan kecakapan pegawai sesuai dengan tanggung jawabnya.

Tingkat kecakapan pegawai akan mempengarubi sukses tidaknya suatu sistem pengendalian intern, jika sudah disusun struktur organisasi yang tepat, prosedur-prosedur yang baik tetapi tingkat keahlian pegawai tidak memenuhi syarat-syarat yang diminta, bisa menyebabkan bahwa sistem pengendalian intern juga tidak akan berhasil dengan baik. Pegawai yang

(19)

cakap bukanlah ditentukan oleh pendidikannya yang tinggi tetapi mungkin juga dengan pendidikan yang menengah sudah cukup, hal ini mengingat bahwa perusahaan ingin memperoleh pegawai yang cukup cakap tetapi juga ekonomis.

Akhirnya suatu sistem perusahaan barulah dapat dikatakan efektif apabila segera melaporkan seluruh kegiatan-kegiatan yang salah, dimana kesalahan kesalahan itu terjadi dan siapa yang bertanggung jawab akan terjadinya kesalahan tersebut. Hal ini sesuai dengan salah satu tujuan pengawasan yakni untuk mengetahui kesalahan-kesalahan serta kesulitan-kesulitan yang dihadapi.

Selain empat prinsip-prinsip pengendalian intern yang baik ada tiga aspek pendukung terselenggaranya pengawasan tambahan yang meliputi:

a. Anggaran (budget)

Yang dimaksud dengan anggaran ( budget) adalah rencana kebijaksanaan yang dinyatakan dalam nilai uang yang berlaku dalam suatu periode tertentu guna mencapai suatu tujuan tertentu. Anggaran dapat digunakan sebagai alat proyeksi dan alat-alat pengukur dan alat pengawasan dan juga dapat digunakan sebagai alat untuk motivasi, Dari segi pengawasan, maka laporan periodik harus disusun antara anggaran dan realisasinya. Untuk itu penyimpangan yang ada harus dianalisis untuk diadakan koreksi seperlunya.

b. Laporan

Dalam lingkup pengawasan intern (internal control) berarti pernyataan mengenai suatu transaksi atau kegiatan, baik yang bersifat kualitas maupun kuantitas yang dibuat secara periodik. Fungsi laporan si pelapor adalah sebagai

(20)

pertanggungjawaban apa yang menjadi wewenangnya. Di lain pihak bagi yang menerimanya fungsi laporan adalah sebagai media informasi untuk menilai sejauh mana tugas-tugas yang dibebankan.

c. Staff Pemeriksa Intern (internal auditor )

Pengendalian intern dilakukan atas berlakunya sistem pengawasan kepada manajemen. Tugas pemeriksaaan intern adalah menilai prosedur-prosedur yang tidak ada mengadakan analisa data, mengadakan tindakan protektif yang meliputi pencegahan dan penemuan perbuatan yang tidak jujur, membantu dan memberi jasa-jasa lain yang diperlukan.

Agar tugas pemeriksaan intern dapat dilaksanakan dengan baik dan obyektif ( bebas ) maka letak pemeriksaan intern dalam organisasi berada pada keadaan sejajar dengan direktur utama yang merupakan fungsi staff.

F. Fungsi-Fungsi Pengendalian dan Tujuan Pengendalian Intern

1. Fungsi-Fungsi Pengendalian

Pengendalian biasanya menjalankan fungsi-fungsi sebagai berikut:

a. Merancang dan mengoperasikan informasi serta sistem pengendalian. b. Menyiapkan pernyataan keuangan dan laporan keuangan ( termasuk

pengembalian pajak ) kepada para pemegang saham dan pihak-pihak eksternal lainnya.

c. Menyiapkan dan menganalisis laporan kinerja, menginterpretasikan laporan-laporan ini untuk para manajer, menganalisis program dan

(21)

proposal-proposal anggaran dari berbagai segmen perusahaan serta mengkonsolidasikannya ke dalam anggaran tahunan secara keseluruhan. d. Melakukan supervisi audit internal dan mencatat prosedur-prosedur

pengendalian untuk menjamin validitas informasi, menetapkan pengamanan yang memadai terhadap pencurian dan kecurangan serta menjalankan audit operasional.

e. Mengembangkan personel dalam organisasi pengendali dan berpartisipasi dalam pendidikan personel manajemen dalam kaitannya dengan fiingsi pengendali.

2. Tujuan Pengendalian Intern

Dari definisi-definisi yang telah dikemukakan sebelumnya kita dapat melihat adanya tujuan dari suatu pengendalian intern (internal control) yaitu :

1. Menjaga keamanan harta milik perusahaan.

2. Memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi. 3. Memajukan efisiensi dalam operasi.

4. Membantu menjaga agar tidak ada yang menyimpang dari kebijaksanaan manajemen yang telah ditetapkan lebih dahulu.

1. Untuk menjaga keamanan harta milik perusahaan.

Dalam hal ini tidak dibenarkan seorang pegawai mengerjakan pekerjaannya mulai dari awal sampai akhir. Dalam sistem pengendalian intern pekerjaan seorang pegawai selalu dikontrol oleh pegawai yang lain. Kesalahan dan kecurangan akan segera dapat diketahui dan diatasi, apabila dilakukan

(22)

pekerjaan pemeriksaan yang berulang kali. Semua pengeluaran-pengeluaran diharuskan mendapatkan pengesahan dari yang berwenang, juga pencatatan hams dilakukan dengan sangat teliti dan sebaik mungkin, sehingga harta milik perusahaan terjamin keamanannya.

2. Memeriksa ketelitian dan kebenaran data akuntansi.

Sistem pengendalian intern yang baik akan memberikan data yang akurat dan dijamin ketelitian dan kebenarannya. Hal ini dapat dicapai karena di dalam pengendalian intern ( internal control ) pada prinsipnya tidak diizinkan satu departemenpun yang melakukan pembukuannya secara tersendiri untuk pekerjaan atau operasi yang dilakukannya, sehingga kecil kemungkinan akan timbulnya kecurangan-kecurangan manipulasi dan kesalahan-kesalahan yang mana kesemuanya ini sulit untuk ditemukan.

3. Memajukan eflsiensi dalam operasi.

Di dalam perusahaan kesalahan-kesalahan ataupun penyimpangan dan penyelewengan kemungkinan dapat mudah diketahui. Anggaran ( budget ) dan standar adalah merupakan salah satu alat untuk mengatasi semua ini, dimana perusahaan diharapkan dapat bekerja lebih efisien. Standar dan budget yang dimaksud diatas adalah digunakan untuk mengukur hasil yang direncanakan sehingga penyimpangan yang terjadi dapat diketahui dan dianalisa serta diambil tindakan untuk pencegahannya.

(23)

4. Membantu menjaga agar tidak ada yang menyimpang dari kebijaksanaan manajemen yang telah ditetapkan lebih dahulu.

Untuk tercapainya tujuan perusahaan dibutuhkan suatu ketaatan bagi setiap pelaksana. Meskipun struktur organisasi baik, sistem prosedurnya juga baik, hal ini tidaklah menjamin pelaksanaan yang baik. Oleh karena itu diperlukan para pelaksana yang dapat mentaati kebijaksanaan yang diambil pimpinan. Disini diperlukan adanya pembagian tugas dan tanggung jawab yang jelas.

Dengan demikian, jelaslah bahwa sistem pengendalian intern yang baik mempunyai tujuan melindungi harta benda perusahaan dengan cara-cara meniadakan pemborosan, penyelewengan dan meningkatkan efisiensi kerja dari seluruh anggota organisasi perusahaan. Untuk mencapai tujuan tersebut maka perlu adanya syarat-syarat tertentu.

Jelas kiranya dari berbagai batasan pengawas diatas, bahwa tujuan utama dari pengawasan adalah agar apa yang direncanakan menjadi kenyataan. Untuk dapat benar-benar merealisir tujuan utama tersebut, maka pengawasan pada taraf pertama bertujuan agar pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan instruksi yang telah dikeluarkan dan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan serta kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam pelaksanaan rencana berdasarkan penemuan-penemuan tersebut dapat diambil tindakan untuk memperbaikinya baik pada waktu itu ataupun pada waktu yang akan datang.

G. Elemen-Elemen dan Keterbatasan Pengendalian Intern

(24)

Untuk mengetahui di dalam suatu perusahaan apakah terdapat pengendalian intern yang baik atau tidak, maka Zaki Baridwan dalam bukunya yang berjudul " Sistem Akuntansi Penyusunan Prosedur dan Metode " menjelaskan bahwa diuji dengan menilai unsur-unsur di dalam perusahaan itu, sebagai berikut:

a. Struktur Organisasi

Suatu organisasi itu harus fleksibel dalam arti memungkinkan adanya penyesuaian-penyesuaian tanpa harus mengadakan perubahan total. Selain itu organisasi yang disusun harus dapat menunjukkan garis-garis wewenang dan tanggung jawab yang jelas, dalam arti jangan sampai terjadi adanya overloop fungsi masing-masing bagian. Untuk dapat memenuhi syarat bagi adanya suatu pengawasan yang baik, hendaknya struktur organisasi harus dapat memisahkan fungsi-fungsi operasional, penyimpanan dan pencatatan. Pemisahan fungsi-fungsi ini diharapkan dapat mencegah timbulnya kecurangan-kecurangan dalam

perusahaan.

Sebagai contoh, dari adanya pemisahan fungsi dalam perusahaan adalah gudang bahan baku bertanggung jawab untuk menjaga agar persediaan bahan tidak lebih rendah dari titik minimum yang sudah ditetapkan.

b. Sistem wewenang dan prosedur pembukuan

Sistem wewenang dan prosedur pembukuan dalam suatu perusahaan merupakan alat bagi manajemen untuk mengadakan pengawasan terhadap operasi dan transaksi-transaksi yang terjadi dan juga untuk mengklasifikasikan data

(25)

akuntansi dengan tepat. Klasifikasi data akuntansi ini dapat dilakukan dalam rekening-rekening buku besar.

Susunan rekening-rekening dalam buku besar ini biasanya diberi nomor kode dengan cara tertentu dan dibuatkan buku pedoman mengenai penggunaan debit dan kredit masing-masing rekening. Pengawasan terhadap operasi dan transaksi-transaksi dapat dilakukan melalui prosedur-prosedur yang ditetapkan. lebih dahulu. Prosedur-prosedur ini akan disusun untuk seluruh kegiatan yang ada dalam perusahaan.

c. Praktek yang sehat

Yang dimaksud dengan praktek yang sehat adalah setiap pegawai dalam perusahaan, melaksanakan tugasnya sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan. Misalnya bagian akuntansi baru mencatat hutang setelah menerima dan memeriksa dokumen-dokumen pendukung transaksi pembelian seperti surat permintaan pembelian, surat pesanan pembelian, laporan penerimaan barang dan faktur dari penjual.

Praktek yang sehat ini harus berlaku untuk seluruh prosedur yang ada, sehingga pekerjaan suatu bagian akan langsung dicek oleh bagian lainnya.

d. Pegawai yang cukup cakap.

Tingkat kecakapan pegawai mempengaruhi sukses tidaknya suatu sistem pengendalian intern. Apabila sudah disusun struktur organisasi yang tepat, prosedur-prosedur yang baik tetapi tingkat kecakapan pegawai tidak memenuhi

(26)

syarat-syarat yang diminta, bisa diharapkan bahwa sistem pengawasan intern juga tidak akan berhasil dengan baik.

Untuk mendapatkan pegawai yang tingkat kecakapannya cukup, langkah-langkah yang harus dimulai adalah sejak penerimaan pegawai baru, Jika ada penerimaan pegawai baru, hendaknya dilakukan seleksi dan test-test agar dapat ditentukan apakah calon pegawai yang bersangkutan memenuhi kriteria-kriteria yang diinginkan. Apabila pegawai yang sudah diterima bekerja dalam perusahaan, maka perlu diadakan latihan-latihan agar dapat meningkatkan kecakapan pegawai tersebut.

e. Laporan-Iaporan

Laporan merupakan alat bagi suatu bagian dalam perusahaan untuk mempertanggungjawabkan tugas-tugasnya. Laporan-Iaporan ini diserahkan kepada atasan dengan maksud agar atasan dapat mengetahui sampai seberapa jauh pekerjaan-pekerjaan sudah dilaksanakan. Apabila terjadi suatu keadaan. yang sangat menyimpang kadang-kadang diperlukan untuk menyusun laporan sebelum waktunya, sehingga data yang dilaporkan sebagian akan berisi taksiran-taksiran. Suatu laporan dapat berfungsi dengan baik, maka laporan yang dibuat hendaknya dapat memenuhi prinsip-prinsip sebagai berikut:

1) Pertanggungjawaban, yaitu prinsip yang menghendaki bahwa laporan itu harus disusun sesuai dengan tanggungjawab bagian-bagian dalam

perusahaan.

2) Pengecualian, yaitu prinsip yang menghendaki bahwa laporan yang disusun itu hendaknya menunjukkan hal-hal yang menyimpang dari

(27)

standar atau budgetnya. Maksud dari prinsip ini yaitu agar manajemen dapat memusatkan perhatiannya pada hal-hal yang menyimpang tersebut. 3) Perbandingan, yaitu prinsip yang menghendaki bahwa laporan yang

disusun itu hendaknya dibandingkan dengan data lain agar lebih mempunyai arti.

4) Ringkas, yaitu prinsip bahwa laporan yang dibuat untuk bagian yang lebih tinggi harus lebih ringkas, sehingga dapat memberikan ruang lingkup yang lebih luas.

5) Komentar, yaitu prinsip bahwa laporan itu sebaiknya juga berisi beberapa komentar dari pihak yang menyusun. Maksud pemberian komentar ini adalah agar pembaca laporan tersebut dapat segera mengetahui hal-hal yang penting yang ada dalam laporan tersebut.

f. Standar atau Budget

Standar atau budget merupakan alat untuk mengukur realisasi. Apabila manajemen mengmginkan untuk mengevaluasi hasil pekerjaan yang dilakukan bagian-bagian dalam perusahaan maka manajemen harus menyediakan alat-alat untuk mengukur realisasi. Dengan adanya standar atau budget maka laporan-laporan bisa disusun dengan membandingkan antara realisasi atau standarnya, sehingga dapat diketahui penyimpangan-penyimpangan yang terjadi.

g. Staff Audit Intern

Staff audit intern merupakan bagian atau pegawai dalam perusahaan yang tugasnya melakukan pemenksaan terhadap pelaksanaan prosedur-prosedur yang

(28)

telah ditetapkan. Pemeriksaan ini dapat digunakan untuk mengetahui apakah pelaksanaan kerja itu sesuai atau menyimpang dari yang telah ditetapkan.

Ditinjau dari segi struktur organisasi maka bagian audit intern merupakan suatu fungsi staff yang bertanggungjawab kepada controller. Kadang-kadang audit intern ini merupakan staff dari Direktur Utama atau staff dari Kepala Bagian Akuntansi,

2. Keterbatasan Pengendalian Intern

Seperti telah diuraikan sebelumnya bahwa pengendalian intern tidaklah mutlak dapat menjamin tujuan yang akan dicapai, tetapi hanya akan memberikan suatu tingkat keyakinan tertentu bahwa tujuan tersebut akan terpenuhi. Hal ini disebabkan karena adanya keterbatasan-keterbatasan dalam pengendalian intern. Seperti diuraikan oleh M. Tuanakotta dalam bukunya " Auditing Petunjuk Pemeriksaan Akuntan " sebagai berikut:

a) Persekongkolan

Persekongkolan ( callusion ) menghancurkan sistem pengendalian intern yang bagaimanapun baiknya. Dengan adanya persekongkolan, pemisahan tugas seperti tercermin dalam rencana dan prosedur perusahaan merupakan tulisan yang tidak ada artinya.

b) Biaya

Tujuan pengendalian intern bukanlah sekedar pengendalian, tetapi berguna dan diperlukan untuk berlangsungnya pelaksanaan tugas atau usaha yang efisien dan mencegah tindakan yang dapat merugikan perusahaan. Pengendalian intern

(29)

juga mempertimbangkan biaya dan manfaatnya. Biaya untuk mengendalikan hal hal tertentu mungkin melebihi manfaatnya.

c) Krfemahan manusia

Banyaknya manipulasi yang terjadi pada sistem pengendalian intern yang secara teoritis sudah baik. Karena pelaksananya adalah manusia-manusia yang mempunyai kelemahan-kelemahan.

H. Pengertian Sistem Akuntansi Penjualan

Dalam setiap perusahaan yang terlibat dengan perputaran arus barang dan uang, kegiatan penjualan adalah salah satu fungsi utama yang menjamin kehidupan suatu perusahaan. Kemacetan yang terjadi pada kegiatan penjualan langsung maupun tidak langsung akan menghambat pelaksanaan kegiatan bagian bagian lainnya di dalam perusahaan. Kegiatan penjualan dapat diibaratkan sebagai peredaran darah pada tubuh manusia yang akan berakibat fatal bila terjadi kemacetan pada bagian tersebut.

Untuk memperlancar pelaksanaan penjualan maka perusahaan menyusun suatu sistem akuntansi penjualan yang akan menjadi pedoman bagi petugas petugas di dalam menangani transaksi-transaksi yang terjadi pada perusahaan. Melalui penyusunan sistem akuntansi penjualan yang teratur maka pimpinan perusahaan dapat menjalankan fungsi pengawasan dan pengendalian secara lebih cermat, hal ini disebabkan tersedianya data-data berupa catatan akuntansi yang lengkap dan teratur.

(30)

perbedaan dalam arus pekerjaan yang dilaksanakan. Di dalam penjualan tunai arus pekerjaan akan berlangsung lebih sederhana daripada penjualan kredit. Tetapi secara keseluruhan masing-masing kegiatan akan melalui prosedur yang sama, yaitu perlu adanya catatan yang lengkap, tepat waktu dan teliti sehingga dapat mencegah terjadinya kecurangan, pencurian serta kesalahan-kesalahan lainnya.

Pada pokoknya sistem akuntansi penjualan dapat dipecah ke dalam : a. Prosedur pesanan ( Order Procedures )

- Menerbitkan pesanan.

- Menyajikan keterangan-keterangan tertentu, misal : spesifikasi barang barang yang dipesan, sesuai mutu dan sebagainya.

- Memberikan keterangan untuk persiapan cara-cara pembungkusan dan pengangkutan yang tepat.

- Memberikan informasi kepada beberapa bagian secara simultan. b. Prosedur pembuatan faktur ( billingprocedures )

- Menyajikan harga.

- Menetapkan timbangan berat dan ukurannya. - Mengecek pengetikan dan perhitungan harga-harga.

- Memberikan tembusan faktur kepada bagian-bagian lain untuk tujuan

tertentu.

c. Bagian penjualan (sales distribution)

Meliputi prosedur dan formulir, yaitu dengan penyebaran tentang laporan kegiatan penjualan serta formulir apa yang digunakan untuk bagian tersebut. d. Administrasi piutang ( account receivable procedure )

(31)

Dalam hal ini mengenai piutang-piutang yang terjadi karena adanya penjualan secara kredit, perlu ditetapkan prosedur serta formulir yang digunakan.

I. Tujuan Penyusunan Sistem Akuntansi Penjualan

Seperti telah diuraikan sebelumnya, ada bermacam-macam cara pembayaran yang dilakukan oleh pembeli, karena itu diperlukan sistem akuntansi yang baik untuk mencegah terjadinya kecurangan-kecurangan atau pemborosan dalam setiap transaksi-transaksi penjualan mempunyai tujuan sebagai berikut:

1. Semua penjualan baik tunai maupun kredit harus dibukukan dengan tepatdan teliti.

2. Semua pengeluaran barang-barang dari gudang, baik dijual maupun untuk keperluan lain harus diperiksa sedemikian rupa, sehingga kemungkinan pencurian dapat dikurangi seminimal mungkin.

3. Penerimaan piutang dari para langganan per kas, pembebanan piutang kepada para langganan dan pengkreditan hasil penjualan harus dibukukan dengan tepat.

4. Retur penjualan harus benar-benar disetujui dan harus dicegah adanya pencurian, kecurangan dan kesalahan.

5. Penanganan penjualan dan penerimaan uang kas harus dipisahkan sedemikian rupa, sehingga dapat diperoleh suatu sistem pengecekan intern yang tepat.

6. Pengendalian yang sesuai harus dilakukan terhadap penjualan dengan kredit, sehingga ketelitian secara teratur dapat dicek dengan

(32)

Dapat penulis simpulkan bahwa akuntansi adalah prosedur dan teknik yang diperlukan untuk mengumpulkan data dan mengolah dengan mempergunakan formulir, buku catatan, prosedur dan alat untuk menghasilkan laporan yang berguna untuk melakukan pengawasan dan mencegah kesalahan serta untuk menilai hasil operasi perusahaan.

Perihal mengenai sistem akuntansi penjualan, penulis menyimpulkan sebagai suatu pedoman bagi karyawan perusahaan dalam menangani transaksi yang terjadi, agar penjualan dapat berjalan dengan teratur sehingga pimpinan perusahaan dapat melakukan pengawasan dan pengendalian dengan lebih baik. Pada dasarnya penyusunan sistem akuntansi penjualan mempunyai tujuan untuk melakukan pembukuan dengan tepat, teliti, baik untuk penjualan, penerimaan piutang dari langganan dan juga mengurangi sekecil mungkin adanya pencurian akibat pengeluaran barang-barang dari gudang dan adanya retur penjualan serta pemisahan antara penjualan dengan penerimaan uang kas.

Referensi

Dokumen terkait

Studi ini dimaksudkan untuk menjawab permasalahan: Adakah korelasi antara prestasi belajar mata pelajaran aqidah akhlak dengan akhlak kepada orang tua peserta didik kelas

Izin Usaha Konstruksi yang selanjutnya disingkat IUJK adalah Izin yzng diberikan kepada Perusahaan jasa konstruksi untuk dapat melaksanakan kegiatan dibidang jasa konstruksi yang

Berdasarkan hasil penelitian menunjukaan bahwa tidak berdayanya Undang- Undang Nomor 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa dikarenakan

Menurut Anizar (2009:4) kondisi tidak aman (unsafe condition) meliputi : Peralatan yang sudah tidak layak pakai atau rusak, pelindung atau pembatas tidak memadai, alat

Dengan menggunakan data pada Tabel 1 akan ditentukan penaksir proporsi eksponensial untuk menaksir rata-rata produksi padi dengan menggunakan syarat penaksir

Berdasarkan data demografis Puskesmas Bromo memiliki satu jumlah Berdasarkan data demografis Puskesmas Bromo memiliki satu jumlah kelurahan, Kelurahan Tegal Sari

Perekayasaan perangkat RIA IP10.1 ini merupakan inovasi dari perangkat RIA sebelumnya yang digunakan untuk mendiagnosa penyakit Hepatitis B, pada kegiatan tahun 2011 ini perangkat

proses pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada mahasiswa dalam mengambangkan jiwa Al Islam dan Kemuhammadiyahan sesuai dengan visi dan misi