• Tidak ada hasil yang ditemukan

THE EFFECT OF AGRICULTURE LAND CONVERSION ON THE WELFARE OF FARMERS IN GEMPOL SUB DISTRICT OF CIREBON DISTRICT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "THE EFFECT OF AGRICULTURE LAND CONVERSION ON THE WELFARE OF FARMERS IN GEMPOL SUB DISTRICT OF CIREBON DISTRICT"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH ALIH FUNGSI LAHAN PERTANIAN TERHADAP

TINGKAT KESEJAHTERAAN PETANI DI KECAMATAN GEMPOL

KABUPATEN CIREBON

Oleh :

Ratih Fikriyanti Nafiah, Wahyu Eridiana*), Bagja Waluya*)

Departemen Pendidikan Geografi, Fakultas Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Pendidikan Indonesia

ratihgeografi2012@gmail.com , wahyueridiana@upi.edu , bagjawaluya@upi.edu ABSTRAK

Kecamatan Gempol merupakan salah satu satu kecamatan di Kabupaten Cirebon yang sebagian lahannya mengalami alih fungsi lahan pertanian dalam proyek pembangunan jalan Tol Cipali. Hal ini dapat menimbulkan pengaruh terhadap kesejahteraan petani karena berkurangnya luas lahan pertanian dan produktivitas hasil pertanian. Tujuan dari penelitian ini yaitu mengidentifikasi pengaruh alih fungsi lahan pertanian terhadap tingkat kesejahteraan petani dan menganalisis upaya petani untuk meningkatkan kesejahteraannya. Metode penelitian menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan sampel sebanyak 75 petani. Hasil penelitian menunjukan adanya penurunan tingkat kesejahteraan petani setelah adanya alih fungsi lahan pertanian terutama pada aspek perekonomian. Perhitungan analisis regresi juga menunjukan bahwa penurunan kesejahteraan petani dipengaruhi oleh adanya alih fungsi lahan pertanian. Upaya yang dilakukan petani untuk dapat mempertahankan dan meningkatkan kesejahteraannya adalah dengan cara mencari mata pencaharian sampingan dan meminimalisir pengeluaran.

Kata Kunci : Alih Fungsi Lahan Pertanian, Tingkat Kesejahteraan

THE EFFECT OF AGRICULTURE LAND CONVERSION ON THE

WELFARE OF FARMERS IN GEMPOL SUB DISTRICT OF CIREBON

DISTRICT

ABSTRACT

Gempol sub-district is one of the sub-district in Cirebon district which is the half of the land affected by agriculture land conversion in Cipali highway construction project. Directly, in productive agriculture land conversion will have an impact towards the welfare of farmers. The purpose of this research is, to identify the effect of agriculture land conversion towards the welfare levels of farmers and to analyze the efforts of farmers to improve their welfare. The method of this research is using descriptive quantitative method with the sample as many 75 of farmers. The result of this research showed a directly decreased of welfare levels after the agriculture land conversion, mainly in economic aspect. The measurement of regretion analysis also showed that the decline in the welfare of farmers affected by the presence of agricultural land conversion. The effort that has been made by the farmers to maintain and increase their welfare is seeking another job and minimize the expenditure.

(2)

PENDAHULUAN

Lahan merupakan salah satu unsur terpenting bagi keberlangsungan hidup manusia. FAO (dalam Notohadiprawiro, 1999, hlm. 34) mengemukakan bahwa, “lahan adalah suatu daerah permukaan daratan bumi yang ciri-cirinya mencakup segala tanda pengenal, baik yang bersifat cukup mantap maupun yang dapat diramalkan bersifat mendaur, dari biosfer, atmosfer, tanah, geologi, hidrologi, dan populasi tumbuhan dan hewan, serta hasil kegiatan manusia pada masa lampau dan masa kini sejauh tanda-tanda pengenal tersebut memberikan pengaruh murad atas penggunaan lahan oleh manusia pada masa kini dan masa mendatang”.

Pertumbuhan penduduk yang terus meningkat di Indonesia, akan berpengaruh terhadap meningkatnya kebutuhan lahan yang digunakan untuk tempat tinggal maupun infrastruktur penunjang kehidupan penduduk. Fenomena kebutuhan lahan ini mengakibatkan adanya perubahan fungsi lahan dari fungsi yang satu menjadi fungsi lain yang disebut dengan alih fungsi lahan atau konversi lahan.

Lahan pertanian merupakan salah satu lahan yang saat ini sering dialihfungsikan guna pemenuhan kebutuhan penduduk seperti pemukiman, jalan, dan sebagainya. Sumaatmadja (1980, hlm. 87)

mengemukakan bahwa, “pertumbuhan dan pertambahan penduduk akan mendorong pertumbuhan akan kebutuhannya, kebutuhan tersebut antara lain kebutuhan perumahan dan tempat kegiatan ekonomi seperti pabrik, pertokoan, pasar, dan lain-lain dengan cara menggeser lahan pertanian, terutama dari lahan pertanian ke lahan non pertanian”. Adanya alih fungsi lahan pertanian dapat menimbulkan berbagai pengaruh dalam kehidupan masyarakat. Iqbal dan Sumaryanto (2007, hlm. 167) menyatakan bahwa, “alih fungsi lahan pertanian yang tidak terkendali dapat mengancam kapasitas penyediaan pangan, dan bahkan dalam jangka panjang dapat menimbulkan kerugian sosial”.

Keberadaan lahan pertanian memberikan pengaruh yang sangat luas secara ekonomi, sosial dan lingkungan. Salah satunya adalah terhadap aspek kesejahteraan masyarakat yang merupakan tujuan dari pembangunan nasional. Made (2014, hlm. 5) mengemukakan bahwa, “perubahan fungsi lahan pertanian secara agregat mungkin akan meningkatkan pendapatan wilayah, namun peningkatan tersebut tidak tersebar secara merata. Apabila kenaikan output tersebut tersebar secara merata termasuk para petani yang terkonversi lahannya, maka perubahan penggunaan lahan diduga akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

(3)

Namun, apabila konversi lahan pertanian tidak disertai dengan transformasi pekerjaan petani, kenaikan pendapatan wilayah tidak disertai dengan pemerataan yang baik, kurang berjalannya transformasi pekerjaan petani maka konversi lahan pertanian akan menurunkan kesejahteraan petani”.

Adanya penurunnya kesejahteraan petani akibat alih fungsi lahan pertanian mengharuskan petani melakukan upaya untuk mempertahankan dan meningkatkan kesejahteraan tersebut. Susanto (1979, hlm. 188) mengemukakan bahwa, “proses perubahan masyarakat terjadi karena manusia adalah makhluk berfikir dan bekerja. Disamping itu, manusia selalu berusaha untuk memperbaiki nasibnya sekurang-kurangnya untuk mempertahankan nasibnya”. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah dengan cara mencari orientasi mata pencaharian alternatif

Kecamatan Gempol merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Cirebon yang mengalami alih fungsi lahan dalam proyek pembangunan Tol Cipali seperti yang telah tercantum pada Surat Keputusan Bupati Cirebon Nomor 620/Kep.430-DCKTR/2012 tentang Pelaksanaan Pembangunan Fisik Jalan Tol Cikopo-Palimanan. Luas keseluruhan lahan yang terkena alih fungsi tersebut adalah 333,318

m2, sedangkan luas lahan pertaniannya sebanyak 220.000 m2. Jumlah luas lahan pertanian tersebut, tersebar di tiga desa, yaitu Desa Kempek sebanyak 170.000 m2, Desa Walahar sebanyak 20.000 m2, dan

Desa Kedungbunder sebanyak 30.000 m2. Luasnya lahan pertanian yang terkena alih fungsi di Kecamatan Gempol tentu akan berpengaruh pada pola kehidupan dan tingkat kesejahteraan masyarakat petani baik petani pemilik lahan maupun buruh tani pada kecamatan tersebut. Hal ini dikarenakan lahan yang teralih fungsikan tersebut merupakan lahan pertanian produktif yang menjadi sumber pendapatan masyarakat petani.

Penjabaran di atas menjelaskan bahwa adanya alih fungsi lahan pertanian akan menimbulkan beberapa masalah yang dapat mempengaruhi kesejahteraan hidup petani beserta keluarganya. Masalah tersebut antara lain hilanya mata pencaharian petani dan berkurangnya pendapatan petani akibat berkurangnya hasil produksi pertanian. Masalah baru akan muncul ketika petani harus melakukan upaya untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya. Upaya tersebut dapat terlihat dari pemilihan orientasi mata pencaharian alternatif.

Bertititik tolak dari uraian di atas, maka penelitian ini penting dilakukan guna mengidentifikasi bagaimana fenomena alih

(4)

fungsi lahan pertanian dapat mempengaruhi tingkat kesejahteraan petani di Kecamatan Gempol yang merupakan kecamatan yang mengalami alih fungsi lahan terluas di Kabupaten Cirebon. Selain itu, penelitian ini juga penting dilakukan guna menganalisi bagaimana upaya yang dilakukan petani dalam meningkatkan kesejahteraan hidupnya di tengah pengaruh alih fungsi lahan yang terjadi. Dengan mengetahui pengaruh dan upaya tersebut, diharapkan dapat membantu pemerintah untuk mengantisipasi permasalahan yang akan timbul dan memecahkan solusi dari permasalahan yang telah terjadi. Oleh karena itu, judul penelitian ini adalah “Pengaruh Alih fungsi Lahan Pertanian Terhadap Kesejahteraan Petani di Kecamatan Gempol, Kabupaten Cirebon

METODE

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif dengan tujuan untuk menjelaskan tingkat kesejahteraan petani beserta upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraannya. Hasil penelitian diperoleh dari hasil perhitungan skoring indikator Badan Pusat Statistika (BPS) yang meliputi indikator perekonomian, indikator pendidikan,

indikator kesehatan, dan indikator perumahan dideskripsikan secara tertulis.

Populasi penelitian terdiri dari seluruh wilayah pertanian dan seluruh petani yang ada di Kecamatan Gempol Kabupaten Cirebon. Sampel dalam penelitian terdiri dari lahan pertanian yang tersebar di Desa Kempek, Desa Kedungbunder, dan Desa Walahar Kecamatan Gempol dan 75 petani yang dipilih acak pada tiga desa tersebut.

Teknik analisis data yang digunakan untuk mengetahui pengaruh alih fungsi lahan pertanian terhadap tingkat kesejahteraan petani adalah analisis presentase, analisis skoring, dan analisis regresi.

Setelah melakukan analisis persentase, selanjutnya dilakukan teknik analisis skoring. Teknik ini digunakan untuk memberikan nilai pada masing-masing indikator agar dapat menentukan kelas tingkat kesejahteraannya. Indikator yang digunakan dalam penelitian ini adalah indikator tingkat kesejahteraan menurut BPS (2005) meliputi perekonomian, pendidikan, kesehatan, dan perumahan.

Kriteria untuk masing-masing klasifikasi sebagai berikut :

Tingkat kesejahteraan rendah: skor 4–6 Tingkat kesejahteraan sedang: skor 7–9 Tingkat kesejahteraan tinggi: skor 10–12

Setelah mengetahui kelas kesejahteraan petani, selanjutnya

(5)

dilakukan analisis regresi dengan tujuan untuk membuat keputusan apakah naik atau menurunnya kesejahteraan petani dapat dilakukan dengan peningkatan alih fungsi lahan pertanian atau tidak.

HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Tingkat Kesejahteraan a. Perekonomian

Data perekonomian yang digunakan adalah tingkat pendapatan dan tingkat pengeluaran. Apabila pendapatan lebih besar dibandingkan dengan pengeluaran, maka kesejahteraan petani dapat dikatakan tinggi. Hal ini dikarenakan dengan pendapatan tersebut, petani dapat memenuhi seluruh kebutuhan hidup sehari-hari. Sebaliknya, apabila pendapatan petani lebih kecil dibandingkan dengan pengeluaran, maka kesejahteraan petani dapat dikatakan rendah. Tabulasi silang antara alih fungsi lahan pertanian dan perekonomian dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1 menunjukan bahwa alih fungsi lahan pertanian untuk pembangunan jalan Tol Cipali akan berpengaruh terhadap tingkat perekonomian petani di Kecamatan Gempol. Pengaruh tersebut dapat dikatakan bersifat negatif yang artinya tingkat perekonomian petani menurun setelah adanya lahan pertanian yang teralihfungsi. Secara umum, menurunnya

tingkat perekonomian petani dikarenakan hilangnya mata pencaharian dan berkurangnya pendapatan petani akibat produktivitas tani yang berkurang setelah alih fungsi lahan pertanian.

Tabel 1. Tabulasi Silang Antara Alih Fungsi Lahan Pertanian dan Perekonomian.

b. Pendidikan

Data pendidikan yang digunakan adalah tingkat pendidikan terakhir yang ditempuh petani. Pendidikan yang ditempuh petani dimasa lalu dapat mempengaruhi kesejahteraan hidup petani

Klasifikasi

(m2) Kelas Skor

Alih Fungsi Lahan Pertanian Sebelum Sesudah f % f % < 500 Tinggi 3 3 4 0 0 Sedang 2 12 16 12 16 Rendah 1 5 6,7 8 10,7 500–1500 Tinggi 3 5 6,7 1 1,3 Sedang 2 14 18,7 14 18,7 Rendah 1 5 6,7 9 12 1500–3000 Tinggi 3 1 1,3 2 2,7 Sedang 2 6 8 3 4 Rendah 1 5 6,7 7 9,3 3000–4500 Tinggi 3 3 4 1 1,3 Sedang 2 3 4 5 6,7 Rendah 1 7 9,3 7 9,3 > 4500 Tinggi 3 1 1,3 0 0 Sedang 2 2 1,7 2 2,7 Rendah 1 3 4 4 5,3 Total 75 100 75 100

(6)

dimasa sekarang dan masa yang akan datang. Dengan pendidikan yang tinggi, kemudahan dalam mendapatkan mata pencaharian yang layak akan tercapai begitupun dengan kesejahteraan hidup. Sebaliknya, dengan pendidikan yang rendah, kemudahan dalam mendapatkan mata pencaharian yang layak akan sulit dicapai. Hal ini mengingat pendidikan merupakan jembatan untuk mendapatkan pengetahuan dan wawasan yang luas. Tabulasi silang antara alih fungsi lahan pertanian dan pendidikan dapat dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Tabulasi Silang Antara Alih Fungsi Lahan Pertanian dan Pendidikan Klasifikasi (m2) Kelas Skor Jumlah f % < 500 Tinggi 3 0 0 Sedang 2 3 4 Rendah 1 17 22,7 500 – 1500 Tinggi 3 0 0 Sedang 2 6 8 Rendah 1 18 24 1500 – 3000 Tinggi 3 0 0 Sedang 2 2 2,7 Rendah 1 10 13,3 3000 – 4500 Tinggi 3 0 0 Sedang 2 0 0 Rendah 1 13 17,3 > 4500 Tinggi 3 0 0 Sedang 2 3 4 Rendah 1 3 4 Jumah 75 100

Tabel 2 menunjukan bahwa tidak terdapat pengaruh antara alih fungsi lahan pertanian dengan tingkat pendidikan petani. Secara umum, tingkat pendidikan petani dapat dikatakan rendah mengingat seluruh petani hanya menempuh pendidikan maksimal sampai tingkat SMA. Rendahnya tingkat pendidikan yang dimiliki petani dikarenakan kurangnya kesadaran akan pentingnya pendidikan untuk kesejahteraan hidup. Hal ini dikarenakan latar belakang keluarga petani yang menganggap kegiatan bertani merupakan kegiatan turun temurun dan diwariskan kepada seluruh anggota keluarga sehingga tidak memerlukan pendidikan yang tinggi untuk kehidupan kedepannya.

c. Kesehatan

Data kesehatan yang digunakan adalah kondisi kesehatan petani dan kemudahan petani mendapatkan fasilitas kesehatan. Kondisi kesehatan akan mempengaruhi aktifitas petani dalam usaha memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Semakin baik kondisi kesehatan petani, maka tingkat produktivitas petani usaha memenuhi kebutuhan hidup akan semakin meningkat. Namun sebaliknya, semakin buruk kondisi kesehatan petani maka tingkat produktivitas petani usaha memenuhi

(7)

kebutuhan hidup akan semakin menurun. Hal ini akan berpengaruh terhadap tingkat kesejahteraan hidup petani. Selain itu, semakin mudah petani mendapatkan fasilitas kesehatan, maka dapat dikatakan kesejahteraannya tinggi. Tabulasi silang antara alih fungsi lahan pertanian dan kesehatan dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Tabulasi Silang Antara Alih Fungsi Lahan Pertanian dan Kesehatan

1500 – 3000 Tinggi 3 10 13,3 8 10,7 Sedang 2 2 2,7 4 5,3 Rendah 1 0 0 0 0 3000 – 4500 Tinggi 3 13 17,3 4 5,3 Sedang 2 0 0 9 12 Rendah 1 0 0 0 0 > 4500 Tinggi 3 2 2,7 2 2,7 Sedang 2 2 2,7 2 2,7 Rendah 1 2 2,7 2 2,7 Jumlah 75 100 75 100

Tabel 3 menunjukan bahwa terdapat pengaruh antara alih fungsi lahan pertanian dengan kesehatan petani dan keluarganya. Pengaruh tersebut dapat dikatakan bersifat negatif karena kesehatan petani menurun setelah adanya alih fungsi lahan pertanian. Menurunnya kesehatan petani dan keluarganya dikarenakan semakin banyaknya polusi udara dari debu dan asap kendaraan yang melintasi jalan Tol Cipali. Selain itu, petani menjadi sulit mendapatkan fasilitas kesehatan dikarenakan menurunnya pendapatan petani.

Klasifikasi

(m2) Kelas Skor

Alih Fungsi Lahan Pertanian Sebelum Sesudah f % f % < 500 Tinggi 3 16 21,3 13 17,3 Sedang 2 3 4 6 8 Rendah 1 1 1,3 1 1,3 500 – 1500 Tinggi 3 21 28 11 14,7 Sedang 2 2 2,7 12 16 Rendah 1 1 1,3 1 1,3 d. Perumahan

Data perumahan yang digunakan adalah kondisi rumah beserta fasilitas yang dimiliki. Semakin baik komponen perumahan yang dimiliki, maka kesejahteraan petani dapat dikatakan semakin baik. Begitupun sebaliknya, semakin buruk komponen perumahan yang dimiliki, maka kesejahteraan petani dapat dikatakan semakin buruk juga. Hal ini dikarenakan kondisi perumahan dapat menjadi ukuran kesejahteraan hidup petani. Tabulasi silang antara alih fungsi lahan pertanian dan perumahan dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Tabulasi Silang Antara Alih Fungsi Lahan Pertanian dan Perumahan

Klasifikasi

(m2) Kelas Skor

Alih Fungsi Lahan Pertanian Sebelum Sesudah f % f % < 500 Tinggi 3 16 21,3 16 21,3 Sedang 2 4 5,3 4 5,3 Rendah 1 0 0 0 0

(8)

500 – 1500 Tinggi 3 15 20 18 24 Sedang 2 9 12 6 8 Rendah 1 0 0 0 0 1500 – 3000 Tinggi 3 9 12 10 13,3 Sedang 2 3 4 2 2,7 Rendah 1 0 0 0 0 3000 – 4500 Tinggi 3 6 8 8 10,7 Sedang 2 7 9,3 5 6,7 Rendah 1 0 0 0 0 > 4500 Tinggi 3 3 4 5 6,7 Sedang 2 3 4 1 1,3 Rendah 1 0 0 0 0 Jumlah 75 100 75 100

Tabel 4 menunjukan bahwa terdapat pengaruh antara alih fungsi lahan pertanian dengan kondisi perumahan. Pengaruh tersebut dapat dikatakan positif dikarenakan kondisi perumahan beberapa petani semakin membaik setelah adanya alih fungsi lahan pertanian. Membaiknya kondisi perumahan disebabkan oleh pemanfaatan dana ganti rugi yang diterima petani untuk renovasi rumah. Dana ganti rugi tersebut didapatkan dari hasil penjualan lahan pertanian milik petani untuk dialih fungsi menjadi jalan Tol Cipali.

Analisis skoring pada keempat indikator di atas menyimpulkan bahwa tingkat kesejahteraan petani menurun setelah adanya alih fungsi lahan pertanian untuk pembangunan jalan Tol Cipali.

Petani yang termasuk ke dalam tingkat kategori kesejahteraan tinggi menurun dari

16 orang atau 21,3% menjadi 9 orang atau 12% dan petani yang termasuk ke dalam tingkat kategori kesejahteraan rendah meningkat dari 3 orang atau 4% menjadi 10 orang atau 13,3%. Sedangkan untuk petani yang termasuk ke dalam kategori tingkat kesejahteraan sedang jumlahnya tetap yaitu 56 orang atau 74,7%.

Menurunnya tingkat kesejahteraan petani disebabkan oleh faktor hilangnya lahan pertanian akibat adanya alih fungsi lahan pertanian untuk pembangunan jalan Tol Cipali sehingga produktivitas tani berkurang dan pada akhirnya pendapatan petani akan menurun. Hal ini sejalan dengan Forum PLP2B Direktoran Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian yang mengemukakan bahwa, “cepatnya alih fungsi lahan pertanian menjadi non pertanian dapat mempengaruhi aspek kehidupan antara lain menurunnya produksi pangan, hilanngnya mata pencaharian petani, dan hilangnya investasi infrastruktur pertanian”.

Selain itu, dari hasil pengolahan SPSS regresi, dapat diketahui bahwa nilai Ttabel(

1,66775) < Thitung(5,269), maka dapat

disimpulkan terdapat pengaruh antara alih fungsi lahan pertanian terhadap kesejahteraan petani. Hal ini memiliki arti penurunan kesejahteraan petani dipengaruhi oleh adanya perubahan luas lahan pertanian akibat alih fungsi lahan.

(9)

2. Upaya Peningkatan Kesejahteraan Petani

Adanya alih fungsi lahan pertanian untuk pembangunan jalan Tol Cipali di Kecamatan Gempol Kabupaten Cirebon berpengaruh terhadap menurunnya kesejahteraan petani di wilayah tersebut. menurunnya kesejahteraan petani tersebut mengaharuskan petani melakukan suatu upaya untuk mempertahankan atau meningkatkan kesejahteraannya. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan mencari mata pencaharian sampingan. Fenomena ini sejalan dengan penelitian Yudha dkk (2011, hlm 9) yang mengatakan bahwa, “menurunnya pendapatan petani ini berdampak pada pemenuhan kebutuhan mereka sehari-hari yang juga mengalami penurunan. Hal seperti ini mendorong bagi masyarakat untuk mencari pekerjaan sampingan supaya memperoleh tambahan penghasilan”.

Hasil penelitian menunjukan jumlah responden yang tidak memiliki mata pencaharian sampingan menurun dari 47 orang atau 62,7% menjadi 40 orang atau 53,3%. Berdasarkan wawancara yang dilakukan, petani yang tidak memiliki mata pencaharian lebih memilih untuk memperkecil pengeluaran sehari-hari untuk mempertahankan kesejahteraannya.

KESIMPULAN

Alih fungsi lahan pertanian untuk pembangunan jalan Tol Cipali di Kecamatan Gempol Kabupaten Cirebon berperngaruh negatif terhadap kesejahteraan petani. Pengaruh tersebut dapat dilihat dari penurunan tingkat kesejahteraan petani antara sebelum dengan sesudah adanya alih fungsi lahan pertanian. Aspek kesejahteraan yang paling terpengaruh adanya alih fungsi lahan pertanian adalah aspek perekonomian. Hal ini menunjukan bahwa alih fungsi lahan pertanian akan mengurangi produktifitas pertanian yang pada akhirnya akan berpengaruh terhadap penurunan pendapatan petani.

Menurunnya tingkat kesejahteraan petani akibat pengaruh adanya alih fungsi lahan pertanian menyebabkan pemenuhan kebutuhan sehari-hari juga mengalami penurunan. Kondisi ini akan mengharuskan petani melakukan suatu upaya untuk mempertahankan dan meningkatkan kesejahteraannya. Berdasarkan hasil penelitian, sebagian petani mengaku mencari mata pencaharian sampingan sebagai upaya untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Walaupun umumnya mata pencaharian sampingan memiliki tingkatan lebih rendah dari mata pencaharian utama, namun petani mengaku mata pencaharian

(10)

tersebut cukup membantu pemenuhan kebutuhan sehari-hari. Selain mencari mata pencaharian sampingan, untuk mempertahankan kesejahteraannya sebagian petani mengaku terpaksa meminimalisir pengeluaran sehari-hari dikarenakan tidak adanya mata pencaharian sampingan yang sesuai.

DAFTAR PUSTAKA Sumber Buku

Notohadiprawiro, T. (1999). Tanah dan Lingkungan. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan dan Kebudayaan

Sumaatmadja, Nursid. (1980). Metodologi Pengajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS). Bandung: Alumni Susanto, Astrid. (1979). Pengantar

Sosiologi dan Perubahan Sosial. Jakarta: Bina Cipta

Sumber Jurnal / Penelitian

Iqbal, M dan Sumaryanto. (2007). Strategi Pengendalian Alih Fungsi Lahan Pertanian Bertumpu Pada Partisipasi Masyarakat. Bogor: Pusat Analisis Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian

Made, I Mahadi D. (2014). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Konversi

Lahan Pertanian Serta Dampaknya Terhadap Kesejahteraan Petani. Denpasar: Program Studi Magister Agribisnis Universitas Udayana

Yudha, Adhi B, dkk. (2011). Pengaruh Transformasi Lahan Pertanian Menjadi Perkebunan Kelapa Sawit Terhadap Tingkat Kesejahteraan Petani Di Kecamatan Babulu Kabupaten Penajam Paser Utara Provinsi Kalimantan Timur.Malang: Universitas Negeri Malang

Sumber Dokumen

Badan Pusat Statistik. (2005). Indikator Kesejahteraan Rakyat. Jakarta: BPS

Forum Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan (PLP2B) Direktoran Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian

Surat Keputusan Bupati Cirebon Nomor 620/Kep.430-DCKTR/2012

Tentang Pelaksanaan Pembangunan Fisik Jalan Tol Cikopo-Palimanan

Gambar

Tabel 1 menunjukan bahwa alih fungsi  lahan  pertanian  untuk  pembangunan  jalan  Tol  Cipali  akan  berpengaruh  terhadap  tingkat perekonomian petani di Kecamatan  Gempol
Tabel 2. Tabulasi Silang Antara Alih Fungsi  Lahan Pertanian dan Pendidikan
Tabel  3  menunjukan  bahwa  terdapat  pengaruh antara alih fungsi lahan pertanian  dengan kesehatan petani dan keluarganya
Tabel  4  menunjukan  bahwa  terdapat  pengaruh antara alih fungsi lahan pertanian  dengan  kondisi  perumahan

Referensi

Dokumen terkait

Dengan diberikannya soal dalam bentuk pernyataan, siswa dituntut untuk teliti dan cermat dalam membaca, baik membaca pernyataan maupun membaca buku pelajaran untuk

Berdasarkan hasil perhitungan dengan program SPSS dari tabel 9, dapat diketahui bahwa semua pernyataan untuk variabel Komitmen Organisasi, Kompetensi Auditor dan Kinerja

• Pembimbing skripsi yang kuhormati Fenny Marietza, SE,M.Ak Terima kasih banyak atas bimbingannya dalam penyelesaian skripsi ini, saya sangat menyadari banyak sekali bantuan

Zahid Abdush Shomad. Pengembangan Modul Pull Out Berbasis Teori Van Hiele Berbantuan Media pada Siswa Tunagrahita Ringan Tingkat Sekolah Menengah untuk

Berilah tanda pada kotak yang tersedia pada salah satu kolom yang menurut anda paling sesuai dengan kenyataan yang anda alami saat ini STP : Sangat Tidak Puas.. TP :

Sehingga, juga diperlukan perubahan dalam penggunaan teknologi pengelolaan sumber daya laut dengan menggunakan teknologi yang lebih modern tetapi ramah lingkungan.. Secara umum,

Bentuk pertunjukan kesenian Kuda Lumping pada penelitian Endang Sadiningsih menjelaskan bahwa (1) Unsur gerak Kuda Lumping merupakan gerakan spontanitas (gerak

Dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah juncties Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja