1
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan lembaga sosial yang harus menyediakan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas dan mampu beradaptasi dengan ilmu pengetahuan dan teknologi. Sumber daya manusia merupakan faktor penentu keberhasilan suatu bangsa yang berperan aktif dalam mengolah dan memanfaatkan sumber daya alam yang telah tersedia. Rendahnya kualitas SDM merupakan permasalahan pendidikan selama bertahun-tahun. Sehubungan dengan hal itu, diperlukan upaya peningkatan dan penyempurnaan mutu pendidikan antara lain dengan meningkatkan dan menyempurnakan proses belajar mengajar yang berlangsung dari sekolah meliputi seluruh aktifitas yang menyangkut pemberian materi pelajaran agar siswa memperoleh kecakapan, keterampilan dan pengetahuan yang bermanfaat.
Keberhasilan proses belajar mengajar dipengaruhi oleh faktor intern dan ekstern. Faktor ekstern yang perlu diperhatikan diantaranya adalah pemilihan metode pembelajaran yang tepat dan efektif sehingga mampu meningkatkan daya serap siswa. Penggunaan metode mengajar yang tepat yang dilakukan oleh guru dapat membangkitkan motivasi dan minat terhadap mata pelajaran kimia yang diberikan, juga terhadap proses dan pencapaian hasil belajar siswa. Metode mengajar yang baik adalah metode yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan, kondisi siswa, sarana dan prasarana yang tersedia serta tujuan pembelajarannya sehingga bisa dilihat apakah metode yang diterapkan efektif. Demikian pula, penerapan metode mengajar yang bervariasi juga dimaksudkan untuk meningkatkan keberhasilan siswa dalam belajar dan peningkatan kualitas pendidikan.
SMA Negeri 1 Sragen merupakan salah satu sekolah menengah atas yang sebagian besar gurunya masih menggunakan metode klasikal/konvensional dalam menyampaikan materi kimia yaitu dengan metode ceramah serta kurangnya
penggunaan media pembelajaran khususnya untuk materi pelajaran kimia. Pada umumnya banyak siswa yang masih sulit memahami dan menguasai konsep pada materi kimia sehingga berakibat rendahnya prestasi belajar kimia di sekolah itu. Agar tujuan pembelajaran dapat tercapai secara efektif dan efisien, salah satunya diperlukan suatu metode mengajar yang tepat. Ketepatan dalam penggunaan metode mengajar yang dilakukan oleh guru akan dapat membangkitkan motivasi dan minat siswa terhadap mata pelajaran yang diberikan, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Siswa akan mudah menerima materi yang diberikan oleh guru apabila metode yang digunakan tepat dan sesuai dengan tujuan pengajarannya. Metode yang baik adalah metode yang sesuai dengan materi yang akan disampaikan, kondisi siswa, sarana dan prasarana yang tersedia serta tujuan pengajarannya.
Pada metode pembelajaran kooperatif menuntut semua siswa aktif dalam proses belajar dan harus selalu memperhatikan temannya untuk dapat berkompetisi dengan kelompok lain. Di dalam pembelajaran kooperatif akan didapatkan proses kebersamaan dalam pembelajaran. Metode pembelajaran kooperatif akan bisa meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pelajaran yang ada dikarenakan adanya interaksi siswa didalam kelompoknya dan juga adanya interaksi dengan guru sebagai pengajar. Di dalam setiap kelompok, siswa yang berkemampuan lebih tinggi akan membantu dalam proses pemahaman bagi siswa yang berkemampuan rendah dan siswa yang bekemampuan sedang akan dapat menyesuaikan dalam proses pemahaman materi. Interaksi dalam setiap kelompok akan dapat berjalan dengan baik jika setiap kelompok memiliki kemampuan yang heterogen.
Salah satu contoh metode pembelajaran kooperatif adalah metode TGT (Teams Games Tournaments). Pada TGT siswa akan berkompetisi dalam permainan sebagai wakil dari kelompoknya Prestasi belajar siswa berkaitan erat dengan pengalaman belajar siswa. Kegiatan belajar yang mengaktifkan siswa secara mental dan intelektual memberikan pengalaman belajar siswa yang berarti. Selain itu suasana belajar juga menjadi salah satu aspek keberhasilan kegiatan belajar mengajar di kelas. Suasana belajar yang menyenangkan dapat membuat
siswa lebih termotivasi untuk melakukan kegiatan belajar. Motivasi belajar merupakan motor penggerak yang menjadikan siswa melibatkan diri secara aktif untuk belajar. Hal tersebut menekankan pentingnya penciptaan kondisi yang dapat mengefektifkan belajar siswa. Oleh karena itu, guru dituntut dapat menyajikan kegiatan belajar mengajar yang mampu membangkitkan motivasi belajar siswa. Guru yang baik harus mampu menyusun suatu strategi pembelajaran yang tepat dan mampu membawa siswa secara aktif belajar dikarenakan kesadaran dan ketertarikan siswa yang cukup tinggi terhadap kegiatan pembelajaran tersebut dan bukan semata-mata untuk memenuhi kewajiban. Salah satu usaha yang dilakukan guru untuk membangkitkan motivasi belajar pada siswa adalah dengan penggunaan media pengajaran yang mampu menciptakan suasana kelas yang menyenangkan untuk melakukan kegiatan belajar.
Penggunaan media pembelajaran sangat membantu guru mengembangkan dan memperdalam proses belajar mengajar di kelas, yaitu untuk membangkitkan motivasi belajar, memberikan orientasi, memberi ilustrasi, memberi penguatan, dan mengadakan evaluasi. Pemilihan suatu media pembelajaran harus mempertimbangkan beberapa faktor, yaitu: kesesuaian dengan materi pelajaran, karakteristik siswa, teknik dan metode yang diterapakan, sarana dan prasarana yang tersedia.
Suatu media pembelajaran yang berbentuk analogi biasa digunakan untuk menunjukkan materi pelajaran yang bersifat abstrak. Banyak hasil penelitian yang menunjukkan bahwa analogi dapat membantu siswa-siswa dengan kemampuan rendah dalam memahami materi pelajaran yang bersifat abstrak. Analogi yang digunakan untuk mendukung penyampaian materi pelajaran bisa dalam bentuk verbal, diagram, gambar, dan simulasi baik secara fisik maupun melalui komputer.
Kesetimbangan kimia merupakan salah satu materi pokok dalam bidang studi kimia yang sifatnya sangat teoretis dan abstrak sehingga banyak siswa mengalami kesulitan dalam mempelajarinya. Oleh karena itu, analogi banyak digunakan dalam penyampaian materi kesetimbangan kimia. Huddle, et al (2000), mengungkapkan suatu simulasi permainan yang dapat dijadikan alternatif media
pembelajaran untuk menyampaikan materi kestimbangan kimia yakni simulasi Kartu Kesetimbangan. Simulasi tersebut telah diuji efektifitasnya di beberapa negara lain. Karena persiapan yang dibutuhkan untuk simulasi tersebut cukup sederhana maka sangat sesuai diterapkan pada sekolah-sekolah dengan kemampuan sarana dan prasarana yang terbatas untuk menggunakan media pengajaran dengan teknologi tinggi, seperti komputer.
Berdasar dari pemaparan masalah dan kenyataan tersebut, terdapat keinginan untuk meneliti mengenai pembelajaran klasikal dan pembelajaran kooperatif TGT serta penggunaan media Simulasi Kartu Kesetimbangan pada pokok bahasan Kesetimbangan Kimia. Dengan tujuan untuk mengetahui efektifitas strategi dan media pembelajaran tersebut sebagai alternatif pembelajaran yang dapat diterapkan di kelas, sebagai sampel penelitian ini adalah siswa SMA Negeri 1 Sragen kelas XI semester genap Tahun Pelajaran 2005/2006.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka dapat dididentifikasi beberapa masalah sebagai berikut:
1. Apakah metode pembelajaran kooperatif TGT (Teams Games Tournaments) dan pembelajaran klasikal dengan media Simulasi Kartu Kesetimbangan dapat digunakan pada pembelajaran kimia pada materi pokok Kesetimbangan Kimia?
2. Apakah ada perbedaan prestasi belajar siswa pada pembelajaran kimia menggunakan metode pembelajaran kooperatif TGT (Teams Games Tournaments) dengan media Simulasi Kartu Kesetimbangan dengan prestasi belajar siswa pada pembelajaran kimia menggunakan pembelajaran klasikal dengan media Simulasi Kartu Kesetimbangan pada materi pokok Kesetimbangan Kimia?
3. Apakah prestasi belajar siswa pada pembelajaran kimia menggunakan metode pembelajaran kooperatif TGT (Teams Games Tournaments) dengan media Simulasi Kartu Kesetimbangan lebih tinggi bila dibandingkan prestasi belajar
siswa pada pembelajaran kimia menggunakan pembelajaran klasikal dengan media Simulasi Kartu Kesetimbangan pada materi pokok Kesetimbangan Kimia?
4. Apakah penggunaan media Simulasi Kartu Kesetimbangan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada materi pokok Kesetimbangan Kimia?
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas agar penelitian lebih terfokus dan terarah, maka diperlukan pembatasan masalah sebagai berikut:
1. Objek Penelitian
Objek penelitian adalah siswa kelas XI semester genap SMA Negeri 1 Sragen tahun ajaran 2005/2006.
2. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah pembelajaran klasikal dengan media Simulasi Kartu Kesetimbangan untuk kelas eksperimen I dan metode pembelajaran kooperatif TGT (Teams Games Tournaments) dengan media Simulasi Kartu Kesetimbangan untuk kelas eksperimen II.
3. Pada kelas klasikal media Simulasi Kartu Kesetimbangan dilakukan melalui demonstrasi.
4. Materi Pokok
Materi pokok yang dipilih dalam pembelajaran kimia pada penelitian ini adalah pokok bahasan Kesetimbangan Kimia, meliputi sub pokok bahasan:
a. Keadaan Kesetimbangan
b. Faktor-faktor yang mempengaruhi kesetimbangan
c. Hubungan kuantitatif antara pereaksi dan hasil reaksi dalam suatu reaksi kesetimbangan
5. Penilaian
Prestasi belajar siswa yang diukur dalam penelitian ini ditinjau dari aspek kognitif dan afektif.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah diatas, maka penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
“Apakah prestasi belajar siswa menggunakan media Simulasi Kartu Kesetimbangan dalam pembelajaran koperatif TGT (Teams Games Tournaments) lebih tinggi bila dibandingkan prestasi belajar siswa menggunakan media Simulasi Kartu Kesetimbangan dalam pembelajaran klasikal siswa kelas XI SMA Negeri 1 Sragen Tahun Pelajaran 2005/2006 pada materi pokok Kesetimbangan Kimia?”
E. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah yang dikemukakan, maka penelitian ini bertujuan:
“Untuk mengetahui prestasi belajar siswa menggunakan media Simulasi Kartu Kesetimbangan dalam pembelajaran kooperatif TGT (Teams Games Tournaments) lebih tinggi bila dibandingkan prestasi belajar siswa menggunakan media Simulasi Kartu Kesetimbangan dalam pembelajaran klasikal siswa kelas XI SMA Negeri 1 Sragen Tahun Pelajaran 2005/2006 pada materi pokok Kesetimbangan Kimia.”
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Memberikan masukan bagi guru dalam memilih metode pembelajaran yang
tepat sebagai upaya memperbaiki dan memudahkan mengajar konsep Kesetimbangan Kimia.
2. Dapat menciptakan suasana kegiatan belajar mengajar yang menyenangkan dalam lingkungan kelas.
3. Memberikan masukan dalam rangka peningkatan mutu pendidikan khususnya dalam proses belajar mengajar kimia.
4. Sebagai bahan referensi bagi peneliti yang mengadakan penelitian lanjutan yang ada kaitannya dengan penelitian ini.