BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pada dasarnya tujuan utama perusahaan adalah untuk meningkatkan dan memaksimalkan keuntungan para pemilik perusahaan. Keuntungan perusahaan tercermin dalam laba bersih perusahaan, sedangkan keuntungan pemilik perusahaan tercermin dalam laba untuk para pemegang saham biasa atau yang sering disebut dengan Earning Per
Share (EPS). EPS menunjukkan seberapa besar kemampuan perusahaan
untuk memberikan pengembalian (return) kepada pemilik perusahaan. Oleh karena itu EPS menarik bagi para pemegang saham karena merupakan indikator yang sering digunakan untuk mengukur keberhasilan suatu perusahaan dalam mencapai keuntungan dari setiap lembar saham yang diinvestasikan.1
Tabel 1.1
Perkembangan Earning Per Share Pada Perusahaan yang Terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) periode 2010-2014
(dalam rupiah)
No KODE 2010 2011 2012 2013 2014
1 AALI Rp 1.280,70 Rp 1.527,59 Rp 1.581,96 Rp 1.143,93 Rp1.589,91
1 Kumala Shinta, ”Pengaruh Kinerja Keuangan, Ukuran Perusahaan dan Arus Kas Operasi Terhadap Earnings Per Share”, Diponegoro Journal Of Accounting, Volume 3 Nomor 2
2 ASII Rp 3,548.60 Rp 4,393.14 Rp 479.73 Rp 479.63 Rp 473,80 3 INCO Rp 395,18 Rp 304,60 Rp 61,07 Rp 52,64 Rp 214,27 4 INTP Rp 876,05 Rp 977,10 Rp 1.293,15 Rp 1.361,02 Rp 1.431,82 5 KLBF Rp 126,66 Rp 145,95 Rp 34,15 Rp 40,95 Rp 44,05 6 LSIP Rp 757.25 Rp 249.38 Rp 163.50 Rp 112,65 Rp 134,36 7 UNTR Rp 1.164,13 Rp 1.581,96 Rp 1.549,45 Rp 1.295,85 Rp 1.439,52
Earning per share merupakan komponen penting pertama yang
harus diperhatikan dalam analisis perusahaan, karena bisa menggambarkan prospek earning perusahaan di masa depan. Besarnya EPS ini diharapkan akan mampu mempengaruhi tingkat kepercayaan para investor dalam berinvestasi.2 Dalam menginvestasikan dananya, investor membutuhkan laporan keuangan sebagai evaluasi kinerja keuangan perusahaan dalam mempertimbangkan layak atau tidaknya perusahaan menjadi sasaran investasi.
Kinerja perusahaan yang baik salah satunya dapat dilihat dari kemampuannya dalam menghasilkan laba yang tinggi. Perusahaan yang dapat menghasilkan laba yang semakin meningkat tentu menjadi daya tarik bagi investor, karena keuntungan yang diperoleh para investor juga
semakin tinggi. Dengan menilai kinerja keuangan, investor dapat melihat prospek, pertumbuhan, dan potensi perkembangan dari suatu perusahaan.3
Rasio keuangan merupakan salah satu alat untuk menganalisa kondisi keuangan perusahaan. Melalui rasio keuangan investor dapat melakukan pengawasan untuk memastikan modal yang mereka tanamkan berkembang dengan baik. Bagi investor ada tiga rasio keuangan yang paling dominan yang dijadikan rujukan untuk melihat kondisi kinerja keuangan adalah rasio likuiditas, solvabilitas dan profitabilitas.4 Para investor sangat menaruh perhatian pada rasio keuangan khususnya tingkat profitabilitas, karena EPS sangat bergantung pada tingkat keuntungan yang diperoleh. Namun, para investor juga menaruh perhatian pada rasio keuangan lainnya, seperti tingkat likuiditas, solvabilitas dan pasar untuk menilai kelanjutan hidup perusahaan serta untuk memperkirakan pendapatan di masa datang.
Profitabilitas perusahaan merupakan indikator yang sangat penting diperhatikan untuk mengetahui sejauh mana investasi yang akan dilakukan oleh investor di suatu perusahaan mampu memberikan return yang sesuai dengan tingkat yang disyaratkan investor. Net profit margin (NPM) merupakan salah satu rasio yang menunjukkan seberapa besar persentase laba bersih yang diperoleh dari setiap penjualan. Rasio tersebut merupakan pengukur efisiensi perusahaan dengan melihat besar kecilnya laba usaha
3 Kumala Shinta, ”Pengaruh Kinerja Keuangan, Ukuran Perusahaan dan Arus Kas
Operasi Terhadap Earnings Per Share”, Diponegoro Journal Of Accounting, Volume 3 Nomor 2
(Semarang: Universitas Diponegoro, 2014), hlm.3. 4
dalam hubungannya dengan penjualan. Menurut Hutami, semakin besar NPM maka semakin baik kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba melalui penjualan. Hal ini tentunya akan meningkatkan laba yang tersedia bagi pemegang saham.5
Penelitian yang dilakukan oleh dan Muhfiatun (2009) menunjukkan tidak adanya pengaruh dari NPM dengan EPS. Namun demikian, perbedaan ditunjukkan oleh penelitian yang dilakukan oleh Sutejo, dkk (2010) dan Shinta (2014) yang menyatakan NPM berpengaruh negative terhadap EPS.
Current ratio (CR) merupakan salah satu indikator untuk
mengukur tingkat likuiditas suatu perusahaan. CR menunjukkan kemampuan perusahaan dalam membayar likuiditas jangka pendek. Dari segi profitabilitas, nilai CR yang tinggi belum tentu baik walaupun dari segi likuiditas menunjukkan resiko yang rendah. MenurutEmmy, semakin tinggi CR, maka akan semakin besar kemampuan perusahaan untuk membayar berbagai tagihannya, akan tetapi CR dianggap sebagai ukuran kasar karena tidak memperhitungkan likuiditas dari setiap komponen aktiva lancar.6
Penelitian yang dilakukan oleh Karnata (2009) oleh menunjukkan tidak adanya pengaruh antara CR dengan EPS. Namun demikian,
5
Rescyana Putri Hutami, “Pengaruh Dividend Per Share, Return On Equity dan Net Profit Margin Terhadap Harga Saham Perusahaan Industri Manufaktur yang Tercatat di Bursa Efek ndonesia Periode 2006-2010”, Jurnal Nominal / Volume I Nomor I (Yogyakarta:Universitas Negeri Yogyakarta. 2012), hlm.105.
6
Emmy Masta, ”Pengaruh Laba Per Lembar Saham dan Rasio Lancar Terhada Harga Saham”, Jurnal (Bandung: Unikom, 2011), hlm.16.
perbedaan ditunjukkan oleh penelitian yang dilakukan oleh Kumala Shinta (2014) dan Sutejo, dkk (2010) yang menyatakan adanya pengaruh negatif CR terhadap EPS.
Debt equity ratio (DER) menunjukan besarnya pembiayaan
perusahaan yang berasal dari hutang. Penggunaan hutang yang terlalu tinggi memberikan risiko yang besar namun apabila perusahaan mampu mengelola hutangnya dengan baik, maka penggunaan untang ini akan meningkatkan keuntungan bagi pemegang saham. Menurut Jatmiko, DER yang kecil dapat mempengaruhi kepercayaan terhadap kreditur jangka panjang karena mampu dalam memenuhi kewajiban jangka panjang. Dengan begitu para pemegang saham dapat merasa aman dalam menginvestasikan dananya dalam perusahaan, dan akan mempengaruhi jumlah dana yang akan diinvestasikan.7
Penelitian yang dilakukan oleh Sutejo, dkk (2010), Kumala Shinta (2014) dan Amin (2013) menunjukkan adanya pengaruh positif DER terhadap EPS. Namun demikian, penelitian yang dilakukan oleh Muhfiatun (2009) dan Chelmi (2012) menyatakan tidak ada pengaruh DER terhadap EPS. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Karnata (2009) menyatakan DER berpengaruh negatif terhadap EPS.
Dari uraian di atas terdapat perbedaan hasil penelitian pada beberapa peneliti untuk variabel dependen penelitian yang sama, hal ini
7 Eko Priyo Jadmiko, “Pengaruh Economic Valued, Return On Equity, Earnings Per
Share dan Debt Equity Ratio Terhadap Retur Saham Pada Perusahaan Yang Terdaftar di Jakarta Islamic Index “. Skripsi Sarjana Ekonomi Islam (Yogyakarta:Universitas Islam Sunan Kalijaga, 2009), hlm.7.
mendorong untuk melakukan pengujian kembali mengenai pengaruh
current ratio, debt equity ratio, dan net profit margin terhadap earnings
per share khususnya perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index
(JII). Adapun variabel independen yang diuji kembali dalam penelitian ini adalah, current ratio, debt equity ratio,dan net profit margin. .Penelitian sebelumnya dilakukan pada perusahaan-perusahaan yang terdaftar di BEI. Namun dalam penelitian ini objek yang digunakan adalah perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII).
Jakarta Islamic Index (JII) merupakan index yang dikeluarkan oleh Bursa Efek Indonesia. Index ini terdiri dari 30 saham yang dievaluasi tiap 6 bulan sekali. Kelompok saham ini adalah saham yang memiliki bidang usaha yang sesuai syariat Islam. Karena index ini merupakan saham- saham yang halal, maka penyusun tertarik untuk melakukan penelitian di Jakarta Islamic Index. Alasan pengambilan periode ini adalah karena ketersedian yang data yang digunakan. Tidak semua perusahaan digunakan sebagai sampel, hanya perusahaan yang listing di Jakarta Islamic Index tahun 2010-2014.
Penelitian ini dimaksudkan untuk melakukan pengujian lebih lanjut penelitian mengenai kinerja keuangan yang dilihat dari earning per share (EPS). Alasan pemilihan earning per share (EPS) dikarenakan earning per
share mencerminkan kinerja perusahaan, dari ukuran earning per share
maka dapat dilihat apakah perusahaan mempunyai kinerja yang bagus atau tidak. Jika rasio keuangan dapat dijadikan sebagai prediktor earning per
share, penelitian ini merupakan pengetahuan yang cukup berguna bagi para pemakai laporan keuangan dan yang berkepentingan dengan suatu perusahaan. Sebaliknya, jika rasio tidak cukup mempengaruhi terhadap
earning per share (EPS), hasil penelitian ini akan memperkuat bukti
tentang inkonsistensi penelitian sebelumnya.
Berdasarkan uraian tersebut maka penelitian ini berjudul “Pengaruh Current Ratio, Debt Equity Ratio, dan Net Profit Margin
Terhadap Earning Per Share pada Perusahaan Terdaftar di Jakarta
Islamic Index Periode 2010-2014”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah Current Ratio berpengaruh secara parsial terhadap Earning
Per Share pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index
(JII) selama periode 2010-2014?
2. Apakah Debt Equity Ratio berpengaruh secara parsial terhadap
Earning Per Share pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic
Index (JII) selama periode 2010-2014?
3. Apakah Net Profit Margin berpengaruh secara parsial terhadap
Earning Per Share pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic
Index (JII) selama periode 2010-2014?
4. Apakah Current Ratio, Debt Equity Ratio, dan Net Profit Margin berpengaruh secara simultan terhadap Earning Per Share (EPS) pada
perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) selama periode 2010-2014?
C. Batasan Masalah
Agar pembahasan tidak terlalu luas dan lebih fokus, maka penelitian yang dilakukan dibatasi dalam beberapa hal berikut:
1. Objek penelitian ini adalah perusahaan yang masuk dalam Jakarta Islamic Index (JII)
2. Data yang digunakan adalah laporan keuangan perusahaan yang telah diaudit tahun 2010-2014
3. Variabel yang diteliti dalam penelitian ini adalah Current Ratio,Debt
Equity Ratio, Net Profit Margin, dan Earning Per Share
D. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui Current Ratio secara parsial berpengaruh terhadap Earning Per Share pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) selama periode 2010-2014?
2. Untuk mengetahui Debt Equity Ratio secara parsial berpengaruh terhadap Earning Per Share pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) selama periode 2010-2014?
3. Untuk mengetahui Net Profit Margin secara parsial berpengaruh terhadap Earning Per Share pada perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) selama periode 2010-2014?
4. Untuk mengetahui pengaruh Current Ratio , Debt Equity Ratio , Net
Profit Margin, secara simultan terhadap Earning Per Share pada
perusahaan yang terdaftar di Jakarta Islamic Index (JII) selama periode 2010-2014?
E. Kegunaan Penelitian
Kegunaan yang diharapkan dari penelitian ini adalah: 1. Kegunaan Teoritis
a. Bagi kalangan akademisi, sebagai bahan referensi bagi ilmu-ilmu manajemen, khususnya manajemen keuangan
b. Bagi peneliti, sebagai bahan masukan untuk menambah wawasan dari pengetahuan serta pemahaman peneliti mengenai faktor yang mempengaruhi Earning Per Share.
c. Bagi peneliti selanjutnya, sebagai bahan referensi yang dapat memberikan perbandingan dan masukan bagi penelitian selanjutnya.
2. Kegunaan Praktis
a. Memberi masukan tentang faktor yang mempengaruhi Earning Per
Share dapat digunakan sebagai salah satu bahan pertimbangan
dalam pengambilan keputusan.
b. Memberikan informasi dan bahan pertimbangan tentang faktor yang mempengaruhi Earning Per Share penyampaian laporan keuangan bagi pihak-pihak yang berkepentingan seperti investor dan pemerintah.
F. Sistematika Pembahasan
Untuk memudahkan penjelasan, penelaahan, dan pemahaman, maka dalam penulisan ini penulisannya dibagi menjadi lima bab yang setiap babnya terdiri dari sub-sub bab. Tiap bab ataupun sub bab yang satu dengan yang lainnya merupakan rangkaian yang sangat terkait.
Bab I Pendahuluan
Berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, batasan masalah dan sistematika pembahasan.
Bab II Landasan Teori
Tinjauan umum yang akan diuraikan teori-teori yang berkaitan dengan permasalahan yang ditulis yaitu earning per share,
current ratio, debt equity ratio, dan net profit margin.
Hubungan antar variabel dengan earning per share, penelitian terdahulu, kerangka berpikir dan hipotesis.
Bab III Metode Penelitian.
Jenis penelitian, sumber data, teknik pengumpulan data, populasi, sampel, identifikasi variabel, definisi operasional dan metode analisis data
Bab IV Analisis Hasil dan Pembahasan
Berisi tentang hasil análisis dan pengolahan data baik análisis data secara deskriptif maupun análisis hasil pengujian secara hipotesis yang telah dilakukan. Selanjutnya, dilakukan
pembahasan menegenai pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen.
Bab V Penutup