• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perda No. 10/1994 tentang Kebersihan, Kesehatan dan Keindahan Lingkungan di Wilayah Kabupaten Dati II Magelang.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Perda No. 10/1994 tentang Kebersihan, Kesehatan dan Keindahan Lingkungan di Wilayah Kabupaten Dati II Magelang."

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 10 TAHUN 1994

T E N T A N G

KEBERSIHAN, KESEHATAN DAN KEINDAHAN LINGKUNGAN DI WILAYAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II MAGELANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KEPALA DAERAH TINGKAT II MAGELANG

Menimbang : a. bahwa pada hakekatnya kebersihan, kesehatan dan keindahan lingkungan

merupakan kebutuhan dalam kehidupan masyarakat pada umumnya, sehingga perlu di pelihara dan ditingkatkan sesuai dengan keadaan kehidupan masyarakat itu sendiri ;

b. bahwa dengan perkembangan kehidupan masyarakat dewasa ini maka dalam rangka keikutsertaan masyarakat dalam pembangunan yang merupakan tanggungjawab bersama, perlu diatur kembali mengenai kebersihan, kesehatan dan keindahan lingkungan di wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II Magelang ; c. bahwa maksud tersebut, perlu ditetapkan pengaturannya dalam Peraturan

Daerah yang baru sebagai pengganti Peraturan pengganti Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 1982.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok -pokok Pemerintahan di Daerah;

2. Undang-undang Nomor 13 Tahun 1950 jo Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah - daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Tengah ;

3. Undang-undang Nomor 12/Drt. Tahun 1957 Jo. Undang- undang Nomor 1 Tahun 1961 tentang Peraturan Umum Retribusi Daerah ;

4. Undang-undang Nomor 11 Tahun 1974 tentang Pengairan ;

5. Undang-undang Nomor 13 Tahun 1980 Jo. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 1985 tentang jalan ;

6. Undang-undang Nomor 4 Tahun 1982 tentang ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup.

7. Undang-undang Nomor 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan ;

8. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1987 tentang Penyerahan Sebagian Urusan Pemerintahan dalam Bidang Kesehatan kepada Daerah ;

9. Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 1987 tentang Penyerahan Sebagian Urusan Pemerintahan di Bidang Pekerjaan Umum kepada Daerah ;

(2)

Lingkungan Hidup Nomor :

22 Tahun 1978 tentang Pemeliharaan Keserasian

22 / PPLH / Th. 1978

Penanggulangan Masalah Lingkungan Hidup di Daerah dengan kebijaksanaan di tingkat Nasional ;

11. Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Magelang Nomor 3 Tahun 1977 tentang Pembuatan, Pembongkaran dan Perbaikan Bangunan di Kabupaten Daerah Tingkat II Magelang ;

12. Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Magelang Nomor 12 Tahun 1986 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Daerah Tingkat II Magelang ;

13. Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Magelang Nomor 5 Tahun 1988 tentang Penyidik Pegawai Negeri Sipil di Lingkungan Kabupaten Daerah Tingkat II Magelang ;

14. Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Magelang Nomor 2 Tahun 1994 tentang POLDAS.

Dengan persetujuan

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Magelang.

M E M U T U S K A N :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II MAGELANG TENTANG

KEBERSIHAN, KESEHATAN DAN KEINDAHAN LINGKUNGAN DALAM WILAYAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II MAGELANG .

BAB 1 KETENTUAN UMUM

Pasal 1

Dalam Peraturan Daerah ini yang dimaksud dengan :

a. Pemerintah Daerah adalah Pemerintah Kabupaten Daerah Tingkat II Magelang ;

b. Bupati Kepala Daerah adalah Bupati Kepala Daerah Tingkat II Magelang;

c. DPRD adalah Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Magelang ;

d. Dinas Pekerjaan Umum adalah Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten daerah Tingkat II Magelang ;

e. Dinas Kesehatan adalah Dinas Kesehatan Kabupaten Daerah Tingkat II Magelang ;

f. Dipenda adalah Dinas Pendapatan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Magelang ;

g. Sampah adalah Semua barang yang merupakan kotoran dan atau barang bekas yang dibuang ;

h. TPS adalah Tempat Pembuangan Sampah Sementara ;

i. TPA adalah Tempat Pembuangan Akhir ;

j. Retribusi Kebersihan adalah Pungutan Daerah sebagai pembayaran pemakaian atau karena

memperoleh jasa kebersihan yang diberikan oleh Pemerintah Daerah ;

k. Kebersihan Lingkungan adalah suatu keadaan Lingkungan yang bersih dan tertata rapi sehingga

menambah keindahan dan kenyamanan hidup ;

l. Kebersihan adalah suatu keadaan, situasi atau suasana yang terbebas dari kotoran ;

m. Kesehatan adalah suatu keadaan, situasi atau suasana yang terbebas adari penyakit dan faktor penyebabnya ;

(3)

n. Ketertiban adalah suatu keadaan, kondisi atau suasana tertib yang berjalan sesuai dengan aturan / ketentuan yang ada ;

o. Keindahan adalah suatu keadaan, kondisi atau suasana yang mengandung nilai seni sehinga

menyenangkan apabila dinikmati ;

p. Lingkungan adalah suatu tempat atau beberapa tempat yang merupakan satu kesatuan ruang,

dengan semua benda, daya, keadaan dan makluk hidup termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya ;

q. Penyidik adalah Pejabat Pegawai Negeri Sipil tertentu dalam Lingkungan Pemerintah Kabupaten

Daerah Tingkat II Magelang yang diberi wewenang khusus oleh Undang - Undang untuk melakukan penyidikan terhadap pelanggaran Peraturan daerah yang memuat ketentuan pidana ;

r. Masyarakat adalah Perseorangan, keluarga, kelompok masyarakat dan masyarakat secara keseluruhan, yang berada di wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II Magelang ;

BAB II

TUGAS DAN KEWAJIBAN Pasal 2

( 1 ) Pemerintah Daerah bersama - sama masyarakat bertanggung jawab melaksanakan pemeliharaan Kebersihan, Kesehatan dan Keindahan Lingkungan di wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II Magelang ;

( 2 ) Pemerintah Daerah mengadakan pembinaan, bimbingan dan pengawasan dalam rangka

pelaksanaan pemeliharaan kebersihan, kesehatan dan keindahan lingkungan yang dilaksanakan oleh masyarakat ;

( 3 ) Pemerintah Daerah bersama - sama masyarakat menyediakan sarana dan prasarana untuk memelihara dan meningkatkan Kebersihan, Kesehatan dan Keindahan Lingkungan.

Pasal 3

( 1 ) Bupati Kepala Daerah menentukan lokasi TPS dan TPA dengan memperhatikan kondisi lingkungan ; ( 2 ) Dinas Pekerjaan Umum bersama masyarakat bertanggung jawab atas pengelolaan sampah di TPS ; ( 3 ) Dinas Pekerjaan Umum bertanggung jawab atas pengelolaan sampah di TPA ;

( 4 ) Dinas Kesehatan turut serta bertanggung jawab atas pengawasan pelaksanaan pengelolaan sampah ;

( 5 ) Pengelolaan kebersihan dapat diserahkan kepada Badan Hukum, Lembaga atau Perorangan dengan memperhatikan manfaat yang lebih besar kepentingan umum ;

( 6 ) Syarat - syarat untuk pelaksanaan ayat ( 1 ) dan ( 5 ) Pasal ini, ditetapkan oleh Bupati Kepala Daerah.

BAB III

KEBERSIHAN, KESEHATAN DAN KEINDAHAN LINGKUNGAN Bagian Pertama

Kebersihan Lingkungan

Pasal 4

( 1 ) Setiap Pemilik / yang menerima kuasa atau penghuni bangunan bertanggung jawab terhadap kebersihan atas tanah / bangunan yang dimiliki / dihuni.

(4)

( 2 ) Selain ayat ( 1 ) tersebut diatas, setiap pemilik / yang menerima kuasa atau penghuni bangunan bertanggung jawab atas kebersihan lingkungan.

( 3 ) Setiap pemilik / yang menerima kuasa atau penghuni bangunan wajib menyediakan tempat sampah yang dapat diangkat dan atau dipindahkan.

Pasal 5

Agar kebersihan lingkungan dimaksud pada Pasal 4 Peraturan Daerah ini dapat terpelihara dengan baik maka pembuangan sampah dapat dilakukan dengan cara :

a. Membuang sampah ke TPS atau TPA yang telah ditentukan.

b. Membuang sampah ke bak atau tong sampah yang telah ditentukan.

c. Memusnahkan sampah dengan cara menanam dalam tanah pekarangan sendiri.

Pasal 6

( 1 ) Kewajiban sebagaimana dimaksud pada Pasal 4 ayat ( 3 ) Peraturan Daerah ini dan cara pembuatan sampah tersebut Pasal 5 Peraturan daerah ini berlaku bagi perorangan / Badan Hukum yang mempunyai hak milik atas tanah dan atau hak kebendaan diatas tanah tersebut.

( 2 ) Apabila atas tanah Negara diberikan hak pakai yang tidak termasuk hak yang dimaksud dalam ayat ( 1 ) Pasal ini, maka ketentuan - ketentuan tersebut pada pasal 4 dan Pasal 5 berlaku bagi mereka yang memegang hak.

Pasal 7

Yang bertanggung jawab atas kebersihan di tempat - tempat yang sudah ditentukan adalah : a. Kepala Pasar di lingkungan Pasar.

b. Kepala Terminal di lingkungan Terminal.

c. Kepala Kelurahan / Desa di lingkungan Kelurahan / Desa. d. Kepala Instansi / Dinas setempat di lingkungan kerjanya.

Pasal 8

Kendaraan bermotor beroda tiga atau lebih diwajibkan menyediakan tempat sampah dalam kendaraannya dan untuk kendaraan tidak bermotor ( Andong / Dokar, Pedati ) disamping menyediakan tempat sampah juga menyediakan tempat penampung / alat pembuang kotoran ternak penarik.

Bagian Kedua Kesehatan Lingkungan

P a s a l 9

( 1 ) Air untuk kebutuhan sehari - hari harus memenuhi syarat - syarat kesehatan sebagaimana ditetapkan oleh Menteri Kesehatan.

( 2 ) Pengawasan terhadap kualitas air sebagaimana dimaksud ayat ( 1 ) Pasal ini, dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan.

( 3 ) Masyarakat berkewajiban untuk memelihara dan menjaga sarana dan prasarana air bersih yang ada dilingkungannya.

( 4 ) Setiap pemilik / yang menerima kuasa atau penghuni bangunan dan atau halaman berkewajiban mengusahakan agar sumur, air atau kolam yang terbuka yang berada di halaman dikelilingi oleh tembok atau pagar yang kuat dan rapat dengan tinggi sekurang - kurangnya 70 cm diatas tanah.

(5)

Pasal 10

( 1 ) Setiap usaha industri karena kegiatannya menimbulkan limbah yang berpotensi terhadap pencemaran harus mengolah limbah tersebut sehingga tidak mencemari lingkungan.

( 2 ) Pengawasan terhadap kualitas limbah sebagaimana dimaksud ayat ( 1 ) Pasal ini dilaksanakan oleh TKP2SALH Kabupaten Magelang.

( 3 ) Setiap usaha industri karena kegiatannya menimbulkan asap, agar tidak menganggu / mencampuri lingkungan wajib menyediakan cerobong asap dengan ketinggian sesuai ketentuan yang berlaku.

Pasal 11

Pembuatan bangunan pembuangan kotoran tinja ( kakus ) harus memenuhi persyaratan kesehatan lingkungan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Pasal 12

( 1 ) Bangkai binatang agar segera disiram dengan minyak tanah dan selambat- lambatnya dalam waktu 24 jam harus ditanam oleh pemilik atau yang dikuasakan dalam lubang yang cukup dalam, ditutup tanah dengan sempurna dan harus dipadatkan.

( 2 ) Apabila pemilik atau yang dikuasakan seperti tersebut ayat (1) Pasal ini tidak diketahui, maka penanaman bangkai itu dilakukan oleh atau atas usaha Pemerintah Desa / Kelurahan.

Bagian Ketiga Keindahan Lingkungan

Pasal 13

Pemerintah Daerah bersama masyarakat berkewajiban menjaga, memelihara kelestarian dan keindahan lingkungan.

Pasal 14

( 1 ) Pemilik / Penghuni bertanggungjawab atas Keindahan tanah / bangunan.

( 2 ) Ketentuan dalam ayat (1) Pasal ini, pemilik / penghuni berkewajiban memelihara serta menjaga kelestarian keindahan atas tanah, bangunan, pagar - pagar tanaman.

( 3 ) Untuk ketertiban dan keseragaman pagar tanah / bangunan yang berbatasan dengan jalan utama, pembuatannya tidak boleh lebih tinggi dari 150 cm dan atau serendah - rendahnya 70 cm, dengan menyesuaikan permukaan tanah.

BAB IV

RETRIBUSI KEBERSIHAN Pasal 15

( 1 ) Setiap pemilik / penghuni pekarangan / bangunan yang menikmati secara langsung / tidak langsung fasilitas kebersihan yang disediakan oleh Pemerintah Daerah diwajibkan membayar retribusi kebersihan.

( 2 ) Pembayaran retribusi tersebut ayat (1) Pasal ini dipergunakan untuk pengelolaan sampah dari TPS sampai dengan TPA.

( 3 ) Besarnya retribusi sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini ditentukan sebesara Rp. 250,- kali angka indeks klasifikasi bangunan dan atau peruntukannya setiap bulannya.

(6)

( 4 ) Angka indeks sebagaimana dimaksud ayat (2) Pasal ini adalah : a. Rumah Tangga :

- Rumah Tangga Klas I = 4

- Rumah Tangga Klas II = 2

b. Tempat Usaha / Kios / Toko :

- Kios / Toko Klas I = 14

- Kios / Toko Klas II = 10

- Kios / Toko Klas III = 8

c. Ruko / Rumah Toko :

- Ruko Klas I = 20

- Ruko Klas II = 15

- Ruko Klas III = 10

d. Penginapan :

- Hotel Klas I = 80

- Hotel Klas II = 40

- Hotel Klas III = 20

e. Rumah Makan :

- Rumah Makan Klas I = 40

- Rumah Makan Klas II = 30

- Rumah Makan Klas III = 15

- Rumah Makan Klas IV = 8

- Warung Makan = 4

- Warung Makan Sederhana = 2

f. Perkantoran :

- Perkantoran Klas I = 60 A=60 B=50 C=40 D=30 - Perkantoran Klas II = 50 A=50 B=40 C=30 D=20

- Perkantoran Klas III = 40 A=40 B=30 C=20 D=10

g. Gedung Film / Bioskop :

- Bioskop Klas I = 40

- Bioskop Klas II = 30

h. Tempat Hiburan / Tempat Rekreasi :

- Klas I = 80

- Klas II = 50

- Klas III = 30

i. Bengkel :

- Bengkel Klas I = A=80 B=70 C=60 D=50 E=40 F=30 - Bengkel Klas II = A=60 B=50 C=40 D=30 E=20 F=10 j. Home Industri :

- Home Industri Klas I = 30

- Home Industri Klas II = 25

- Home Industri Klas III = 20

- Home Industri Klas IV = 15

k. Sarana Pelayanan Kesehatan :

- Klas I ( Rumah Sakit ) = Type A = 80

Type B = 70 Type C = 60 Type D = 50 - Klas II = 40 - Klas III = 20 l. Perusahaan :

- Perusahaan Besar ( Klas I ) = 100

- Perusahaan Sedang ( Klas II ) = 60

- Perusahaan Kecil ( Klas III ) = 40

m. Usaha Angkutan :

- Klas I = A=60 B=50 C=40

(7)

n. Usaha Gudang :

- Klas I = 40

- Klas II = 30

- Klas III = 20

Pasal 16

( 1 ) Sepanjang tidak ditentukan lain, penarikan retribusi dilaksanakan oleh Dipenda.

( 2 ) Pengecualian sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini diatur oleh Bupati Kepala Daerah.

BAB V

LARANGAN - LARANGAN Pasal 17

Untuk menjaga kebersihan, kesehatan dan keindahan lingkungan diwilayah Kabupaten Daerah Tingkat II Magelang ditetapkan larangan - larangan sebagai berikut :

( a ) Larangan - larangan yang berkaitan dengan kebersihan dan kesehatan lingkungan :

1. Dilarang membakar sampah dan kotoran lain di sembarang tempat yang telah ditentukan.

2. Dilarang membuang sampah dan kotoran lain kecuali ditempat yang telah ditentukan.

3. Dilarang menyumbat atau merintangi aliran sungai atau saluran air lainnya.

4. Dilarang mendirikan atau mempunyai kandang, tempat hewan atau tempat menyimpan

rabuk didalam rumah tinggal.

5. Dilarang membersihkan atau mengambil kotoran tinja (kakus) tanpa menghilangkan baunya

lebih dahulu yang dapat mengganggu kebersihan dan kesehatan lingkungan.

6. Dilarang mengangkut kotoran tinja (kakus) dan kotoran hewan dengan kendaraan bak

terbuka lewat jalan umum tanpa ditutup.

7. Dilarang mencuci kendaraan, memandikan hewan / binatang atau membuat kotor pada

saluran air yang dipergunakan untuk kepentingan rumah tangga.

8. Dilarang memiliki atau memelihara binatang yang mengeluarkan suara / bau busuk yang

terus menerus sehingga mengganggu tetangga atau umum.

9. Dilarang membuang limbah olie atau minyak, air bekas cucian mobil, buang air besar / air

kecil di sembarang tempat yang mengakibatkan lingkungan menjadi tercemar atau kotor. 10. Dilarang membuang, menyimpan atau menimbun bahan yang berbau busuk atau tidak baik

bagi kesehatan dengan cara yang dapat mengganggu lingkungan.

11. Dilarang menggunakan trotoir dan jalan umum untuk semua kegiatan yang dapat mengganggu lalu lintas kecuali dengan ijin Bupati Kepala Daerah.

( b ) Larangan - larangan yang berkaitan dengan keindahan lingkungan :

1. Dilarang mandi atau melakukan perbuatan lain ditepi jalan umum yang dapat mengganggu

kesopanan umum.

2. Dilarang menggantungkan dan atau menjemur sesuatu pada tempat - tempat yang dapat

mengurangi keindahan lingkungan.

3. Dilarang merusak tanaman, pohon dan pagar yang menjadi wewenang Pemerintah Daerah.

4. Dilarang mencoret - coret jalan, bangunan, pohon, tiang - tiang fasilitas umum yang dapat

mengganggu keindahan lingkungan.

5. Dilarang mempergunakan jalan umum, taman - taman, lapangan - lapangan, tanggul - tanggul

di tepi jalan / saluran atau sungai, parit atau ruangan di bawah jembatan sebagai tempat tinggal.

(8)

6. Dilarang memberi makan hewan di jalan - jalan dan atau tempat - tempat umum kecuali yang telah ditentukan.

7. Dilarang mengembalakan hewan di taman - taman, alon - alon, lapangan olah raga dan jalan

umum.

BAB VI

KETENTUAN PIDANA DAN PENYIDIKAN Pasal 18

( 1 ) Terhadap kelalaian atau tidak ditaatinya ketentuan - ketentuan sebagaimana diatur dalam Peraturan Daerah ini merupakan tindak pidana dan diancam kurungan selama - lamanya 3 ( tiga ) bulan dan atau denda setinggi - tingginya Rp. 50.000,- ( lima puluh ribu rupiah ).

( 2 ) Barang - barang yang menjadi milik tersangka yang dipergunakan untuk melakukan tindak pidana dapat disita sebagai barang bukti.

( 3 ) Tindak pidana sebagaimana dimaksud ayat (1) dan ayat (2) Pasal ini, adalah pelanggaran.

Pasal 19

Selain Pejabat Penyidik Umum, penyidikan atas tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 Peraturan Daerah ini dapat juga dilakukan oleh penyidik dilingkungan Pemerintah Daerah yang pengangkatan kewenangan dan dalam menjalankan tugasnya sesuai dengan Peraturan Perundang - undangan yang berlaku.

Pasal 20

Dalam melaksanakan tugas penyidikan para pejabat sebagaimana dimaksud Pasal 19 peraturan daerah ini berwenang :

1. Menerima laporan atau pengaduan dari seseorang tentang adanya tindak pidana ;

2. Melakukan tindakan pertama pada saat itu ditempat kejadian dan melakukan pemeriksaan ;

3. Menyuruh berhenti seorang tersangka dan memeriksa tanda pengenal dari tersangka ;

4. Melakukan penyitaan benda dan surat ;

5. Mengambil sidik jari dan memotret seseorang ;

6. Memanggil orang untuk didengar dan diperiksa sebagai tersangka atau saksi ;

7. Mendatangkan orang ahli yang diperlukan dalam hubungannya dengan pemeriksaan perkara ;

8. Mengadakan tindakan lain menurut hukum yang dapat dipertanggung-jawabkan ;

9. Menghentikan penyidikan setelah mendapat petunjuk dari Penyidik Umum bahwa tidak terdapat

cukup bukti atau peristiwa tersebut bukan merupakan tindak pidana atau penyidikkan dihentikan demi hukum dan selanjutnya ;

10. Membuat Berita Acara atas pelaksanaan dan hasil penyidikan yang selanjutnya diserahkan kepada Penyidik Umum.

BAB VII

KETENTUAN PERALIHAN Pasal 21

Segala Peraturan yang telah ada yang mengatur tentang Kebersihan, Kesehatan dan Keindahan Lingkungan sebelum berlakunya Peraturan Daerah ini, tetap berlaku.

(9)

BAB VIII

KETENTUAN LAIN - LAIN Pasal 22

( 1 ) Dengan tidak mengurangi ketentuan dalam Pasal 20 Peraturan Daerah ini, Pelanggar berkewajiban menyingkirkan atau memperbaiki apa - apa yang diperbuat setelah menerima peringatan dengan lisan / tertulis dari Pemerintah Daerah dalam jangka waktu tertentu yang ditentukan.

( 2 ) Apabila kewajiban ini tidak dipenuhi, Pemerintah Daerah berhak menyuruh mengerjakan atas biaya pelanggar.

Pasal 23

( 1 ) Dalam rangka pembinaan Kebersihan, Kesehatan dan Keindahan Lingkungan, dapat dibentuk Tim Pembina yang ditetapkan oleh Bupati Kepala Daerah.

( 2 ) Dalam usaha mewujudkan dan memelihara Kebersihan Kesehatan dan Keindahan Lingkungan, Bupati Kepala Daerah dapat menyelenggarakan Gerakan Kebersihan, Kesehatan dan Keindahan Lingkungan.

Pasal 24

Ketentuan Retribusi sebagaimana dimaksud Pasal 13 Peraturan Daerah ini, tidak berlaku bagi Pasar, Terminal, Tempat Ibadah dan Sekolah.

BAB IX

KETENTUAN PENUTUP Pasal 25

( 1 ) Dengan berlakunya Peraturan Daerah ini, maka Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Magelang Nomor 5 Tahun 1982 Tanggal 27 April 1982 tentang Pengelolaan Kebersihan, Keindahan dan Kesehatan Lingkungan dinyatakan tidak berlaku.

( 2 ) Hal - hal yang belum diatur dalam Peraturan Daerah ini, dan sepanjang mengenai Pelaksanaannya, akan diatur lebih lanjut oleh Bupati Kepala Daerah.

Pasal 26

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal di tetapkan,agar setiap orang dapat mengetahuinya, maka memerintahkan mengundangkan Peraturan Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Magelang.

Ditetapkan di : Kota Mungkid. Pada tanggal : 5 Desember 1994.

D P R D B U P A T I

KABUPATEN DAERAH TINGKAT II KEPALA DAERAH TINGKAT II

M A G E L A N G M A G E L A N G

KETUA,

ttd. ttd.

(10)

D I S A H K A N

Dengan Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Jawa Tengah

Nomor : 188.3 / 94 / 1995 ; Tanggal 17 Mei 1995 Sekretaris Wilayah / Daerah Tingkat I

Jawa Tengah Pj. Kepala Biro Hukum

t t d.

SUTJI ASTOTO, SH.

Penata Tingkat I N I P. 010 088 157

Diundangkan dalam Lembaran Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Magelang Nomor : 3 Tahun 1995 ; Tanggal 26 Mei 1995

Serie D ; Nomor 3 Sekretaris Wilayah / Daerah

t t d.

Drs. TJUK SUSILO

(11)

PENJELASAN ATAS

PERATURAN DAERAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II MAGELANG NOMOR 10 TAHUN 1994

T E N T A N G

KEBERSIHAN, KESEHATAN DAN KEINDAHAN LINGKUNGAN DI WILAYAH KABUPATEN DAERAH TINGKAT II MAGELANG

I. PENJELASAN UMUM :

1. Bahwa dalam rangka menunjukkan identitas Kota Magelang yang GEMILANG (Gemah,

Ripah, Iman dan Cemerlang ), Pemerintah Daerah dihadapkan pada berbagai masalah yang timbul akibat dari pertambahan jumlah penduduk dengan segala aktivitasnya, maka untuk menagani masalah tersebut, khususnya dibidang kebersihan / kesehatan, ketertiban dan keindahan lingkungan menjadi tanggung jawab Pemerintah Daerah dan Masyarakat.

2. Bahwa untuk mencapai tujuan dimaksud, dipandang perlu mengaturnya dalam suatu peraturan atau pedoman yang jelas dan terarah, yang disusun dalam bentuk petunjuk, anjuran dan larangan yang harus ditaati oleh masyarakat.

3. Bahwa Peraturan Daerah Kabupaten Daerah Tingkat II Magelang Nomor 5 Tahun 1982

tentang Pengelolaan Kebersihan, Keindahan dan Kesehatan Lingkungan, sudah tidak sesuai lagi dengan perkembangan dewasa ini, maka perlu dicabut dan menetapkan Peraturan Daerah baru.

II. PENJELASAN PASAL DEMI PASAL :

Pasal 1 dan 2 : Cukup jelas.

Pasal 3 ayat (1), (2), (3) dan (4) : Cukup jelas.

Pasal 3 ayat (5) : Yang dimaksud adalah wewenang Pemerintah Daerah untuk

menyerahkan pengelolaan sampah kepada Pihak ke 3 misal PT, CV, Yayasan, Biro Jasa atau Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa.

Pasal 3 ayat (6) : Cukup Jelas.

Pasal 4 ayat (1) : Yang dimaksud adalah penghuni atau pemilik wajib membersihkan

pekarangan, saluran, parit, selokan dan bangunan yang dimilikinya.

Pasal 4 ayat (2) : Yang dimaksud adalah mewujudkan terciptanya kebersihan lingkungan

baik pemilik atau penghuni dalam suatu lingkungan dengan bersama - sama atau perorangan melaksanakan kebersihan.

Pasal 4 ayat (3) : Cukup Jelas.

Pasal 5 : Cukup Jelas.

Pasal 6 ayat (1) : Yang dimaksud hak kebendaan adalah hak guna usaha, hak guna

bangunan, hak memungut hasil dan hak pakai atau mendiami.

Pasal 6 ayat (2) : Cukup Jelas.

Pasal 7 s/d 14 : Cukup Jelas.

Pasal 15 ayat (1) : Cukup Jelas.

Pasal 15 ayat (2) : Pembayaran retribusi tersebut di luar pungutan / iuran yang dilakukan

oleh RT/ RW maupun Lembaga Kemasyarakatan lainnya, karena pungutan / iuran dimaksud hanya untuk membiayai pengelolaan sampah dari penghasil sampah ke TPS.

(12)

Pasal 15 ayat (4) : a. Rumah Tangga :

Klas I = Bangunan / Kontruksinya permanen. Klas II = Bangunan / Kontruksinya semi permanen. b. Tempat Usaha / Toko / Kios :

Klas I = Toko/Kios/Tempat Usaha dengan luas bangunan 31 M2 ke atas. Klas II = Toko/Kios/Tempat Usaha dengan luas bangunan 16 - 30 M2. Klas III = Toko/Kios/Tempat Usaha dengan luas bangunan 1 - 15 M2. c. Ruko / Rumah Toko :

Klas I = Terletak sepanjang jalan Negara. Klas II = Terletak sepanjang jalan Propinsi. Klas III = Terletak sepanjang jalan Kabupaten. d. Penginapan :

Klas I = Hotel yang berbintang 3 dan 4. Klas II = Hotel yang berbintang 2 dan 1. Klas III = Losmen Melati 1,2,3.

e. Rumah Makan :

Klas I = Jumlah Meja 20 buah atau lebih, jumlah kursi 100 buah atau lebih sistem pelayanan dilakukan dengan cepat dan dapat memilih sendiri.

Klas II = Jumlah Meja 10 s/d 19 buah, jumlah kursi 50 s/d 99 buah. Sistem pelayanan sederhana dan harus memesan makanan lebih dahulu. Klas III = Jumlah Meja 5 s/d 9 buah, jumlah kursi 20 s/d 49 buah sistem

pelayanan sederhana.

Klas IV = Jumlah Meja 5 s/d 9 buah, jumlah kurang dari 20 buah. Warung Makan =

Yang menggunakan meja panjang dan kursi panjang tidak lebih dari

3 buah. Sistem pelayanan sederhana. Warung Makan Kaki Lima =

Warung yang menggunakan fasilitas sederhana sekali / seadanya.

Sistem pelayanannya sederhana sekali.

f. Perkantoran :

Klas I a. Terletak di jalan Negara dengan luas 500 M2 keatas dengan bangunan dinding bata, lantai keramik / teraso.

b. Terletak dijalan Negara dengan luas 500 m2 keatas dengan

bangunan dinding bata, lantai tegel abu - abu.

c. Terletak di jalam Negara dengan luas 1 - 500 m2, dengan

bangunan dinding bata, lantai keramik / teraso.

d. Terletak dijalan Negara dengan luas 1 - 500 m2, dengan

bangunan dinding bata, lantai tegel abu - abu.

Klas II a. Terletak di jalan Propinsi dengan luas 500 M2 keatas dengan bangunan dinding bata, lantai keramik / teraso.

b. Terletak dijalan Propinsi dengan luas 500 m2 keatas dengan

bangunan dinding bata, lantai tegel abu - abu.

c. Terletak di jalam Propinsi dengan luas 1 - 500 m2, dengan

bangunan dinding bata, lantai keramik / teraso.

d. Terletak dijalan Propinsi dengan luas 1 - 500 m2, dengan

bangunan dinding bata, lantai tegel abu - abu.

Klas III a. Terletak di jalan Kabupaten dengan luas 500 M2 keatas dengan bangunan dinding bata, lantai keramik / teraso.

b. Terletak dijalan Kabupaten dengan luas 500 m2 keatas dengan

bangunan dinding bata, lantai tegel abu - abu.

c. Terletak di jalam Kabupaten dengan luas 1 - 500 m2, dengan

bangunan dinding bata, lantai keramik / teraso.

d. Terletak dijalan Kabupaten dengan luas 1 - 500 m2, dengan

bangunan dinding bata, lantai tegel abu - abu. g. Gedung Bioskop / Film :

Klas I = Gedung Bioskop / Film dengan luas bangunan 1000 M2 ke atas. Kalas II = Gedung Bioskop / Film dengan luas bangunan 1 - 1000 M2.

h. Tempat Hiburan / Rekreasi :

(13)

Klas II = Luas areal 1001 - 5000 M2. Klas III = Luas areal 1 - 1000 M2. i. Bengkel :

Klas I a. Bengkel kendaraan bermotor roda empat keatas yang terletak di jalan Negara dengan luas usaha 500 M2 keatas.

b. Bengkel kendaraan bermotor roda empat keatas yang terletak di

jalan Negara dengan luas usaha 1 - 500 M2.

c. Bengkel kendaraan bermotor roda empat keatas yang terletak di

jalan Propinsi dengan luas usaha 500 M2 keatas.

d. Bengkel kendaraan bermotor roda empat keatas yang terletak di

jalan Propinsi dengan luas usaha 1 - 500 M2.

e. Bengkel kendaraan bermotor roda empat keatas yang terletak di

jalan Kabupaten dengan luas usaha 500 M2 keatas.

f. Bengkel kendaraan bermotor roda empat keatas yang terletak di

jalan Kabupaten dengan luas usaha 1 - 500 M2.

Klas II a. Bengkel kendaraan bermotor roda dua keatas yang terletak di jalan Negara dengan luas usaha 500 M2 keatas.

b. Bengkel kendaraan bermotor roda dua keatas yang terletak di

jalan Negara dengan luas usaha 1 - 500 M2.

c. Bengkel kendaraan bermotor roda dua keatas yang terletak di

jalan Propinsi dengan luas usaha 500 M2 keatas.

d. Bengkel kendaraan bermotor roda dua keatas yang terletak di

jalan Propinsi dengan luas usaha 1 - 500 M2.

e. Bengkel kendaraan bermotor roda dua keatas yang terletak di

jalan Kabupaten dengan luas usaha 500 M2 keatas.

f. Bengkel kendaraan bermotor roda dua keatas yang terletak di

jalan Kabupaten dengan luas usaha 1 - 500 M2.

j. Home Industri :

Klas I = Terletak di jalan Negara. Klas II = Terletak di Jalan Propinsi. Klas III = Terletak di Jalan Kabupaten.

Klas IV = Terletak di Jalan Desa / Kelurahan atau Kampung.

k. Sarana Pelayanan Kesehatan : Klas I = Rumah Sakit.

Type A :

Adalah Rumah Sakit Umum yang mempunyai fasilitas dan

kemampuan pelayanan Medik Spesialistik luas dan Sub Spesialistik luas.

Type B :

Adalah Rumah Sakit Umum yang melaksanakan pelayanan

kesehatan yang Spesialistik luas dan membantu kegiatan penelitian.

Type C :

Adalah Rumah Sakit Umum yang melaksanakan pelayanan

kesehatan paling sedikit dalam 4 (empat) cabang Spesialistik yaitu penyakit dalam, bedah, kebidanan dan penyakit kandungan serta penyakit anak.

Type D :

Adalah Rumah Sakit Umum yang melaksanakan pelayanan

kesehatan yang bersifat umum. Klas II = Rumah Sakit Bersalin.

Puskesmas Rawat Tinggal.

Klas III = Poliklinik.

Balai Pengobatan.

Puskesmas.

Klas IV = Terletak di Jalan Desa / Kelurahan atau Kampung.

l. Perusahaan :

Klas I = Yang mempunyai tenaga kerja 151 keatas. Klas II = Yang mempunyai tenaga kerja 76 - 150 orang.

(14)

Klas I A. Usaha Angkutan Bus / Truk dengan jumlah armada 11 ke atas.

B. Usaha Angkutan Bus / Truk dengan jumlah armada 6 - 10 buah.

C. Usaha Angkutan Bus / Truk dengan jumlah armada 5 buah.

Klas II A. Usaha Angkutan Minibus / non Bus dengan jumlah armada 11 ke atas.

B. Usaha Angkutan Minibus / non Bus dengan jumlah armada 6 - 10

buah.

C. Usaha Angkutan Minibus / non Bus dengan jumlah armada 1 - 5

buah.

n. Usaha Gudang :

Klas I = Gudang dengan luas usaha 201 M2 ke atas. Klas II = Gudang dengan luas usaha 201 - 200 M2 . Klas III = Gudang dengan luas usaha 1 - 100 M2.

Pasal 16 : Cukup jelas.

Pasal 17. 1. a & b : Cukup jelas.

Pasal 17. 1.c : Yang dimaksud menyumbat atau merintangi aliran sungai atau

saluran air lainnya termasuk merendam bambu, kayu.

Pasal 17. 1.d s/d j : Cukup jelas.

Pasal 17. 1.k : Yang dimaksud dengan kegiatan adalah mengguna-kan trotoar dan jalan

umum sebagai garasi menimbun barang / material, jualan, kesenian.

Pasal 17. 2.a s/d g : Cukup jelas.

Pasal 18 s/d 26 : Cukup jelas.

Referensi

Dokumen terkait

Lencana Bin tang Mela ti, atas Ketua Kwarnas Pramuka 2007 jasa/ sumbangan yang cukup besar. artinya bagi perkembangan gerakan Pramuka dan Kepramukaan di

Koefisien regresi variabel Kepuasan (X1) terhadap loyalitas konsumen produk lampu hemat energi pada masyarakat Bengkulu diperoleh sebesar 0,093 dengan

berusia paling tinggi 60 (enam puluh) tahun pada saat diangkat sebagai wakil rektor, ketua dan sekretaris jurusan, kepala laboratorium/bengkel/studio/kebun

5.1 Penyusunan Anggaran Biaya (Budgeting) 2014 : Ada dalam biaya ATK dan rapat 5.2 Pembuatan prosedur Pengendalian Biaya : Ada dalam biaya ATK dan rapat 5.3 Penyusunan

Peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Kelas X TSM4 Melalui Pendekatan Numbered Heads Together Mata Pelajaran Bahasa

Bogdan dan Taylor 1992 menjelaskan bahwa penelitian tersebut akan dihasilkan data berupa ucapan atau tulisan dan perilaku orang-orang yang diamati.62 Dengan demikian jenis

Dalam pelaksanaan pembelajaran sangat dipengaruhi oleh sarana dan prasarana yang memadai, baik itu sarana pergedungan maupun sarana yang lain, terlebih lagi sarana dan

Kromatografi lapis tipis digunakan untuk pemisahan senyawa secara cepat, dengan menggunakan zat penyerap berupa serbuk halus yang dilapiskan serba rata pada lempeng kaca..