• Tidak ada hasil yang ditemukan

NILAI-NILAI MATERI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA NOVEL CINTA DALAM 99 NAMA-MU KARYA ASMA NADIA SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "NILAI-NILAI MATERI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA NOVEL CINTA DALAM 99 NAMA-MU KARYA ASMA NADIA SKRIPSI"

Copied!
152
0
0

Teks penuh

(1)

NILAI-NILAI MATERI

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

PADA NOVEL

CINTA DALAM 99 NAMA-MU

KARYA ASMA NADIA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Oleh:

Hesti Setianingrum

NIM : 111-14-096

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

(2)
(3)

NILAI-NILAI MATERI

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

PADA NOVEL

CINTA DALAM 99 NAMA-MU

KARYA ASMA NADIA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Oleh:

Hesti Setianingrum

NIM : 111-14-096

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

(4)

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

Drs. Bahroni M. Pd. Dosen IAIN Salatiga Nota Pembimbing

Lampiran : 4 Eksemplar Hal : Naskah Skripsi

Kepada:

Yth. Dekan FTIK IAIN Salatiga di Salatiga

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka naskah skripsi mahasiswa:

Nama : Hesti Setianingrum NIM : 111-14-096

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Fakultas : Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Judul : NILAI-NILAI MATERI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA NOVEL CINTA DALAM 99 NAMA-MU

KARYA ASMA NADIA

Dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga untuk diujikan dalam munaqosyah. Demikian nota pembimbing ini dibuat, untuk menjadi perhatian dan digunakan sebagaimana mestinya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

(5)

HALAMAN P ENG ESA

SKRIPSI

NILAI-NILAI MATERI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM PADA NOVEL CINTA DALAM 99 NAMA-MU

KARYA ASMA NADIA Disusun oleh: Hesti Setianingrum

NIM : 111-14-096

Telah dipertahankan di depan panitia Dewan Penguji Skripsi Jurusan Pendidikan Agama Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada tanggal 24 September 2018 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar Sarjana S1 Kependidikan Islam.

Susunan Panitia Penguji

Ketua Penguji : Drs. Sa’adi, M.Ag.

Sekretaris : Drs. Bahroni, M.Pd.

Penguji I : Dra. Siti Farikhah, M.Pd.

Penguji II : Dra. Ulfah Susilawati, M.Si.

Salatiga, 1 Oktober 2018 INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN (FTIK)

(6)

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Hesti Setianingrum

NIM : 111-14-096

Program Studi : Pendidikan Agama Islam

Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Menyatakan bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil

karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau

temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan

kode etik ilmiah. Dan tidak keberatan untuk dipublikasikan oleh pihak IAIN

Salatiga tanpa menuntut konsekuensi apapun.

Demikian deklarasi ini dibuat oleh penulis untuk dapat dimaklumi.

Yang Menyatakan,

Hesti Setianingrum

(7)

MOTTO































Artinya :

“Hanya milik Allah asmaa-ul husna, Maka

bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut asmaa-ul husna

itu dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari

kebenaran dalam (menyebut) nama-nama-Nya. nanti mereka

akan mendapat Balasan terhadap apa yang telah mereka

(8)

PERSEMBAHAN

Puji syukur ke hadirat Allah SWT. atas limpahan rahmat serta karunia-Nya, skripsi ini penulis persembahkan untuk:

1. Ayahku Hadi Siswanto dan ibundaku tersayang, Sukini yang senantiasa memberikan dukungan baik materil maupun moril dan tak pernah berhenti memantau, memberikan do’a, nasihat, kasih sayang, bimbingan, motivasi dan semangat untuk anak-anaknya.

2. Adikku tercinta Irvan Adi Kurniawan yang selalu berpartisipasi menemani,

memberikan dukungan, support, dan do’anya untukku.

3. Teruntuk guruku almarhum KH. Mahfud Ridwan, Lc yang telah mengajarkanku arti sebuah kehidupan.

4. Ibu Hj. Nafisah, Kiai Muhamad Hanif M,Hum dan Bu Rosyidah yang senantiasa memberikan petuah dan dooanya hingga saya dapat menemukan ketentraman hidup.

5. Keluarga besar Pondok Pesantren Edi Mancoro yang telah setia menemani dari awal perjalanan bangku perkuliahan hingga saat ini, semoga Allah SWT. Menjadikan kalian sebagai khodimul ummah.

6. Sahabat-sahabat IMADISA (Ikatan Mahasiswa Purwodadi IAIN Salatiga) yang memberikan pengalaman luar bisa, dukungan dan doanya untukku. 7. Sahabat seperjuangan yang selalu menemani saya sejak SMA sampai

(9)

8. Untuk sahabat seperjuangan Ida Rizki Afita, Ismawati Nur Sholihah yang telah memberikan semangat, motivasi, dan dikungan dalam menyelesaikan skripsi ini.

9. Dosen pembimbing skripsiku, Bapak Drs. Bahroni M.Pd yang selalu memberikan pengarahan serta bimbingan dengan penuh kesabaran selama proses skripsi ini.

10. Dosen pembimbing akademik, Bapak Badwan M.Pd. 11. Keluarga besar Syekher Mania Kabupaten Grobogan.

12. Keluarga kamar 14 Nuhi, Sikha, Anita, Indiana, Anik, Jundina, Mema, Indah Dwi, Afifah, Dwi, Kuni, Iqoh yang selalu memberikan motivasi kepadaku dan membantu menyelesaikan skripsi ini.

13. Tim PPL 2017 SMP N 3 Salatiga (Sita, Dila, Lala, Nonik, Adib, Ulil, Biroh, Vinoy, Retno, Baroroh, Erlina) yang selalu memotivasi agar terselesainya skripsi ini.

14. Tim KKN 2018 Posko 30 (Tampir Wetan), Nur Fadhila, Imam Halimi, Latif pun, Yunna, Silvi, Habib, Salsabila,Indah yang selalu support.

15. Segenap keluarga besar PAI Kelas C Angkatan 2014.

(10)

KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillahi robbil’alamin, penulis panjatkan atas ke hadirat Allah SWT yang selalu memberikan nikmat, rahmat, karunia, taufik, serta hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul Nilai-nilai Materi Pendidikan Agama Islam pada Novel Cinta dalam 99 Nama-Mu

Karya Asma Nadia ini dengan baik dan lancar.

Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi agung Muhammad SAW, semoga kelak dapat berjumpa dan mendapat syafa’atnya di

yaumul akhir. aamiin.

Penulisan skripsi ini tidak akan pernah terselesaikan tanpa bantuan dari berbagai pihak yang telah berkenan membantu penulis menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. H. Rahmat Haryadi, M.Pd. selaku Rektor IAIN Salatiga.

2. Bapak Suwardi, M. Pd. Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga.

3. Ibu Siti Rukhayati, M. Ag Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam S1.

4. Bapak Drs. Bahroni, M.Pd. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah membimbing dan mengarahkan dari awal hingga akhir dalam proses penyelesaian skripsi ini.

(11)

6. Bapak dan Ibu dosen yang telah membekali berbagai ilmu pengetahuan, serta karyawan IAIN Salatiga sehingga penulis dapat menyelesaikan jenjang pendidikan S1.

7. Ayah, ibu,dan adikku.

8. Sahabat-sahabatku yang selalu memberikan motivasi kepadaku, menyemangatiku dan membantu menyelesaikan skripsi ini.

9. Keluarga besar Ponpes Edi Mancoro. 10. Keluarga besar IMADISA.

11. Teman-teman PPL IAIN 2017 SMP N 3 Salatiga.

12. Teman-teman KKN IAIN 2018 Tampir Wetan, Candi Mulyo, Magelang. 13. Keluarga besar Pendidikan Agama Islam S1 IAIN Salatiga angkatan 2014. 14. Seluruh pihak yang sudah mendukung dan memberikan semangat yang tidak

bisa disebutkan satu persatu.

Terselesaikannya tulisan ini selain sebagai bentuk tanggung jawab pengenyam perguruan tinggi yang tentunya kelak akan menjadi salah satu referensi. Penulis sepenuhnya sadar bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, maka kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan. Semoga hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya, serta para pembaca pada umumnya. Aamiin.

(12)

ABSTRAK

Setianingrum, Hesti. 2018.Nilai-nilai Materi Pendidikan Agama Islam Pada Novel Cinta dalam 99 Nama-Mu Karya Asma Nadia. Prodi Pendidikan Agama Islam. Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Pembimbing: Drs. Bahroni, M.Pd.

Kata Kunci: Nilai-nilai Materi Pendidikan Agama Islam.

Pendidikan agama Islam, yaitu suatu usaha sadar dan terencana untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga mengimani, ajaran agama Islam kepada peserta didik. Ajaran Islam yang benar-benar dipahami diyakini kebenarannya, diamalkan menjadi pedoman hidupnya menjadi lebih baik.

Pendidikan bisa didapat dari mana saja, salah satunya dapat ditemukan pada karya sastra yang berbentuk Novel. Salah satunya adalah novel Cinta dalam 99 Nama-Mu karya Asma Nadia. Pertanyaan utama yang ingin dijawab melalui penelitian ini adalah: 1. Apa saja nilai-nilai pendidikan Islam yang terkandung pada novel Cinta dalam 99 Nama-Mu karya Asma Nadia. 2. Bagaimana relevansi nilai-nilai pendidikan Islam yang terkandung pada novel Cinta dalam 99 Nama-Mu karya Asma Nadia dengan aktivitas pendidikan Islam saat ini.

Penelitian ini merupakan penelitian kepustakaan (library research), sedangkan dalam pengumpulan datanya menggunakan metode dokumentasi dan analisis data.

Hasil penelitian menyimpulkan bahwa: (1) Nilai-nilai Pendidikan Islam yang terkandung pada novel Cinta dalam 99 Nama-Mu diantaranya: Pendidikan Aqidah/Keimanan yang berupa: (iman kepada Allah SWT, iman kepada kitab Allah SWT, iman kepada Rasul Allah SWT, iman kepada takdir Allah SWT), Pendidikan Ibadah yang berupa: (shalat, adzan, berdoa, kewajiban menuntut ilmu, wudhu), Pendidikan Akhlak yang berupa: akhlak kepada Allah SWT (bersyukur, tawakal, bertaubat), akhlak terhadap diri sendiri (shiddiq/jujur, menutup aurat,

amanah, ikhlas, sedekah, sabar, menjaga diri, optimis, tawadhu’, niat), akhlak

(13)

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL LUAR ... ii

LEMBAR BERLOGO IAIN ... ii

HALAMAN SAMPUL DALAM ... iiiv

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iv

HALAMAN PENGESAHAN KELULUSAN ... v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN ... vii

MOTTO ... viii

PERSEMBAHAN ... viii

KATA PENGANTAR ... x

ABSTRAK ... xiii

DAFTAR ISI ... xiii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A.Latar Belakang Masalah ... 1

B.Rumusan Masalah... 5

C.Tujuan Penelitian ... 5

D.Kegunaan Penelitian ... 5

E. Metode Penelitian ... 6

(14)

G. Sistematika Penulisan...10

BAB II KAJIAN PUSTAKA ……….. 13

A. Penelitian Terdahulu ……… 13

B. Nilai ... 17

1.Pengertian Nilai...17

2.Macam-macam Nilai...18

C. Pendidikan Agama Islam ...22

1. Pengertian Pendidikan Agama Islam...22

2. Tujuan Pendidikan Agama Islam...23

D. 99 Asmaul Husna...24

E. Novel...32

1. Pengertian Novel...32

2. Unsur Intrinsik Novel...32

3. Macam-macam Novel...36

F. Dunia Remaja...38

BAB IIIGAMBARAN UMUM NOVEL CINTA DALAM 99 NAMA-MU ... 44

A. Profil Novel ... 44

B. Sinopsis Novel... 44

C. Unsur Intrinsik Novel ... 54

D. Biografi Naskah ... 71

1. Biografi Asma Nadia ...71

(15)

3. Karya-karya Asma Nadia ...79

BAB IV PEMBAHASAN ... 83

A. Nilai-nilai Pendidikan Islam ... 83

1.Pendidikan Aqidah/Keimanan ... 83

2.Pendidikan Ibadah ... 88

3. Pendidikan Akhak ... 93

B. Relevansi Nilai-nilai Materi Pendidikan Agama Islam dalam Novel Cinta dalam 99 Nama-Mu Karya Asma Nadia dengan Aktivitas Pendidikan Islam Saat ini ... 113

BAB V PENUTUP ... 117

A.Kesimpulan ... 117

B.Saran ... 119

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Tugas Pembimbing Skripsi Lampiran 2 Daftar Nilai SKK

Lampiran 3 Lembar Bimbingan Skripsi Lampiran 4 Riwayat Hidup Penulis

Lampiran 5 Cover Buku Cinta dalam 99 Nama-Mu Karya Asma Nadia Lampiran 6 Foto Penulis Buku Asma Nadia

(17)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kehidupan adalah karunia Ilahi yang diberikan kepada seluruh makhluk-Nya. Dalam melestarikan kehidupan ini, Allah tumbuhkan rasa cinta mencintai antara sesama makhluk. Sirnanya nikmat cinta seseorang kepada sesama atau kepada sesuatu, disadari ataupun tidak, pasti akan terjadi, karena cinta tersebut sebatas gambaran cinta yang menunjukkan adanya cinta yang lebih hakiki, yaitu cinta kepada sumber cinta Allah Swt.

Cinta seorang hamba kepada Allah bisa dirawat dengan benar, ia akan kekal selamanya meski ajal sudah menjemput. Bahkan setelah mati, ia akan menikmati hasil perjuangannya selama hidup di dunia. Sementara perjuangan cinta kepada selain Allah, tiada hasil yang dinikmatinya selain hanya sebentar di dunia saja, lebih baik seorang hamba memilih cinta hanya kepada Allah(Mubarak, 2006:3).

(18)

Kemuliaan waktu untuk berdo’a tergantung dari keutamaan

kondisi. Ketika kita bersujud disitulah hamba merasakan hina dihadapn-Nya.Diantara adab berdo’a adalah hendaknya seseorang menghadap kiblat, mengangkat kedua tangannya, dan merendahkan suaranya pada saat berdo’a. Hendaknya ia juga memulai dengan menyebut Asma Allah,

kemudian bershalawat atas Nabi Muhammad Saw (Al-Qudsy, 2009:2).

Semakin mendalam dan luas ilmu seseorang tentang Islam, ia akan semakin sering menangis. Menangis yang bernilai ibadah adalah menangis yang melibatkan semua unsur manusiawi yang meliputi akal pikiran yang diisi dengan ilmu, qalbul yang diisi dengan keimanan, dan seluruh anggota badan termasuk kepala dengan sujudnya, lisan dengan membaca istighfar, tasbih, tahmid, dzikir(Mubarak, 2006:48).

Dzikir adalah dzikir dengan lisan yang dibarengi dengan kehadiran hati. Tetapi apabila pikiran melayang, tidak memahami apa yang dikatakan oleh lisan, maka dzikirnya merupakan perkataan tanpa makna, dzikir dibagi menjadi dua macam, dzikir hati dan dzikir lisan. Maka selalu berzikir kepada Allah untuk mengharap ridho-Nya, dan menjauhi larangan-Nya (Thanthawi, 2004:74).

(19)

mengarahkan semua aktivitas menjadi ibadah, niatkanlah untuk mengharap ridho-Nya(Mubarak, 2006:56).

Asmaul husna adalah nama-nama yang baik lagi agung bagi Dzat Yang Maha Kuasa. Nama-nama yang berjumlah 99 itu, mencerminkan Kemahakuasaan-Nya, sifat-sifat Keagungan dan Kemulian-Nya Allah Swt. Memerintahkan kepada hambanya untuk berdoa dan memohon kepada-Nya. Setiap hamba yang menghafal 99 nama-nama indah-Nya maka akan masuk surga sesuai dengan hadist dibawah ini:

“Bahwasannya Allah Swt. mempunyai 99 sifat yang disampaikan

kepada Nabi Adam As, yang diberi nama “Asmaul Husna” dan barangsiapa menghafalnya, niscaya akan dimasukkan dalam surga.”

(Hadis Riwayat Imam Bukhari).

Diantara pintu keterbukaan yang agung adalah ketika kita berdo’a

kepada Allah Swt, dengan bertawasul dengan Asmaul Husna, hendaknya kita berdo’a dengan khusyuk dan menghafal nama-nama-Nya merupakan

kunci terbukanya pintu rahmat. Kita dapat membacanya kapan saja, dan dimana saja, terutama di akhir malam, dimalam jum’at dan majlis-majlis

dzikir.

Sebutlah nama-nama Allah dalam setiap dzikir dan do’a kita. Jika

(20)

Novel Cinta dalam 99 Nama-Mu merupakan novel yang menceritakan tentang seorang pemuda yang bernama Alif dengan wajah tampannya, pemuda yang masih suka minuman beralkohol karena ditinggal Ibunya sehingga Alif sering keluar rumah untuk mencari kesenangan.

Tak lama kemudian Bapak Alif juga dipanggil oleh-Nya disitu Alif terpuruk dalam hidupnya. Alif memiliki semangat hidup ketika bertemu dengan Arum.Kisah Alif dengan Arum tak lepas dari anak-anak yang menjadi mereka dekat, karena Arum suka menolong anak-anak jalanan sehingga Arum menyewa rumah untuk rumah singgah.

Kisah cinta yang selalu menghadirkan 99 namaAllah setiap harinya.Kisah-kisah tersebut diceritakan dengan bahasa yang menarik sehingga para pembaca tidak membosankan ketika dibaca, menggunakan bahasa yang mudah untuk dipahami. Kisah-kisah tersebut juga menginspirasi dan memotivasi karena sarat dengan nilai-nilai pendidikan khususnya pendidikan Islam.

(21)

B. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Nilai-nilai materi pendidikan agama Islam apa sajakah yang terkandung pada novel Cinta dalam 99 Nama-Mu karya Asma Nadia? 2. Bagaimanakah relevansi nilai-nilai materi pendidikan agama Islam

yang terkandung pada novel Cinta dalam 99 Nama-Mu karya Asma Nadia dengan aktivitas pendidikan Islam saat ini?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mendeskripsikan nilai-nilai materi pendidikan agama Islam yang terkandung pada novel Cinta dalam 99 Nama-Mu karya Asma Nadia.

2. Untuk mendeskripsikan relevansi nilai-nilai materi pendidikan agama Islam yang terkandung pada novel Cinta dalam 99 Nama-Mu karya Asma Nadia dengan aktivitas pendidikan Islam saat ini.

D. Kegunaan Penelitian

1. Manfaat Teoritik

(22)

2. Manfaat Praktis

a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan suatu yang berguna kepada masyarakat umum, khususnya para pendidik Muslim, bahwa terdapat banyak pelajaran yang dapat diambil dari sebuah novel, yang dapat memberikan pelajaran sehingga dapat meningkatkan minat baca masyarakat.

b. Untuk memperkaya khasanah keilmuan bagi peneliti karya sastra novel selanjutnya.

c. Dapat mengetahui dan memahami isi, ide, dan pesan nilai pendidikan Islam yang terkandung pada novel Cinta Dalam 99 Nama-Mu bagi pecinta sastra novel.

E. Metode Penelitian

Metode merupakan cara dalam melakukan penelitian. Metode dapat pula dikatakan sebagai alat bedah untuk mengungkap permasalahan yang ada dalam ruang lingkup penelitian (Maslikhah, 2017:66).

1. Jenis Penelitian

(23)

literatur, baik di perpustakaan maupun tempat-tempat lain (Mahmud,2011: 31).

Dalam hal ini penulis membaca beberapa literatur yang terkait dengan pembahasan skripsi ini dan menganalisisnya dengan objek penelitian berupa novel Cinta dalam 99 Nama-Mu karya Asma Nadia.

2. Jenis Pendekatan

Menurut Abrams dalam bukunya Wiyatmi, ada empat macam jenis pendekatan terhadap karya sastra yaitu terdiri dari: Pertama, pendekatan ekspresif yaitupendekatan yang memandang dan mengkaji karya sastra memfokuskan perhatiannya pada sastrawan selaku pencipta karya sastra. Kedua, pendekatan objektif yaitu pendekatan yang menitikberatkan pada teks sastra yang kelak disebut strukturalisme atau instrinsik.

Ketiga, pendekatan mimetik yaitu pendekatan penelitian sastra yang berhubungan dengan kesemestaan. Keempat, pendekatan pragmatik yaitu pendekatan penelitian sastra yang berhubungan dengan resepsi pembaca terhadap teks sastra. Keempat pendekatan tersebut memiliki jabaran yang beraneka ragam dalam implementasunya, memiliki metode dan teknik yang relatif berbeda (Endraswara, 2004:9).

(24)

mengandalkan aspek guna dan nilai karya bagi penikmatnya. Pragmatik sastra ingin mengajak pembaca terlibat dalam karya sastra.

3. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi. Metode dokumentasi adalah metode pengumpulan data dengan menyelidiki benda-benda tertulis seperti buku-buku, majalah, dokumen, notulen rapat, catatan harian dan sebagainya.

Pengumpulan data dilakukan dengan teknik membaca, mendengar, menyimak dan mencatat hal yang berkaitan dengan unsur pendidikan Islam yang terdapat pada novel Cinta dalam 99 Nama-Mu karya Asma Nadia.

4. Sumber Data

(25)

Dalam penulisan skripsi ini, sumber data yang digunakan adalah sumber data yang terkait dengan subjek penelitian yang relevan dengan skripsi. Adapun data yang terdiri dari dua macam yaitu :

a. Sumber Data Primer

Sumber data primer, merupakan sumber data utama yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu novel Cinta dalam 99 Nama-Mu karya Asma Nadia yang diterbitkan oleh Republika. b. Sumber Data Sekunder

Sumber data sekunder, merupakan sumber data dari berbagai literatur yang berhubungan dan relevan dengan objek penelitian, baik berupa buku, skripsi, wawancara, artikel di surat kabar, majalah, website, tabloid, dan blog di internet yang berupa jurnal.

5. Metode Analisis Data

(26)

F. Penegasan Istilah

Untuk menghindari kesalahpahaman penafsiran terhadap judul penelitian diatas, maka penulis berusaha menjelaskan dari berbagai istilah pokok yang terkandung dalam judul tersebut, yaitu :

1. Nilai

Nilai adalah sesuatu yang bersifat abstrak, ideal, nilai bukan benda konkrit, bukan fakta, tidak hanya persoalan benar dan salah yang menuntut pembuktian empirik, melainkan sosial penghayatan yang dikehandaki, disenangi, dan tidak disenangi. (Isna, 2001:98)

Menurut Lauis D. Kattsof yang dikutip Syamsul Maarif mengartikan nilai sebagai berikut: (1) nilai merupakan kualitas empiris yang tidak dapat didefisinikan, tetapi kita dapat mengalami dan memahami cara langsung kualitas yang terdapat dalam objek itu. (2) nilai sebagai objek dari suatu kepentingan, yakni suatu objek yang berada dalam kenyataan maupun pikiran. (3) nilai sebagai hasil dari pemberian nilai, nilai itu diciptakan oleh situasi kehidupan. (Maarif, 2007:114)

2. Pendidikan agama Islam

(27)

tujuan, yang pada akhirnya dapat mengamalkan serta menjadikan Islam sebagai pandangan hidup. (Majid, 2005:130)

3. Novel

Novel adalah karangan prosa yang panjang mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang di sekelilingnya, lebih banyak permasalahan, tokoh dalam novel lebih banyak dan menonjolkan sifat setiap pelaku. Memiliki unsur pembangun yaitu unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik (Kurniasari, 2014:160).

G. Sistematika Penulisan Skripsi

Sistematika penulisan sikripsi yang disusun terbagi menjadi tiga bagian, yaitu bagian awal, bagian isi, dan bagian akhir. Bagian awal terdiri dari sampul, lembar berlogo, halaman judul, halaman persetujuan pembimbing, halaman pengesahan kelulusan, halaman pernyataan keaslian penelitian, halaman motto dan persembahan, halaman kata pengantar, halaman abstrak, halaman daftar isi, halaman daftar lampiran.

Bagian inti atau isi dalam penelitian ini, penulis menyusun ke dalam lima bab yang rinciannya adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

(28)

istilah, metode penelitian, dan sistematika penulisan penelitian.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Dalam bab ini akan diuraikan mengenai : penelitian terdahulu, nilai, pendidikan agama Islam,99 Asmaul Husna, novel, dan dunia remaja.

BAB III GAMBARAN UMUM NOVEL CINTA DALAM 99 NAMA-MU

Dalam bab ini akan diuraikan mengenai : profil novel, sinopsis novel, unsur intrinsik novel, biografi naskah.

BAB IV PEMBAHASAN

Dalam bab ini akan disajikan pembahasan mengenai :

a. Nilai-nilai materi pendidikan agama Islam pada novel Cinta dalam 99 Nama-Mu.

b. Relevansi nilai-nilai materi pendidikan agama Islam pada novel Cinta dalam99 Nama-Mu dalam praktik pendidikan Islam dengan aktivitas pendidikan Islam saat ini.

BAB V PENUTUP

(29)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu biasanya digunakan untuk mencari persamaan dan perbedaan antara penelitian orang lain dengan penelitian yang sedang kita buat, atau membandingkan penelitian yang satu dengan yang lainnya.

Setelah peneliti melakukan tinjauan di Perpustakaan IAIN Salatiga, peneliti tidak menemukan judul skripsi yang sama dengan peneliti yang lainnya. Adapun peneliti temukan beberapa judul yang hampir sama. Maka untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan seperti mencontek hasil karya orang lain, peneliti perlu mempertegas perbedaan diantara masing-masing judul dan masalah yang akan dibahas sebagai berikut

1. “Nilai-nilai pendidikan Islam dalam novel Bidadari-bidadari Surga

(30)

Islam yang terkandung pada novel Bidadari-bidadari Surga karya Tere Liye dengan praktik pendidikan Islam masa kini.

Penelitian ini adalah jenis penelitian kepustakaan (library research) sedangkan metode yang digunakan adalah metode deskriptif analisis (descriptive of analyze research) penelitian ini adalah pendekatan karya sastra, yaitu pendekatan pragmatik. Dalam pengumpulan datanya menggunakan metode deskriptif, analisis data yang digunakan dalam skripsi adalah analisis isi (content analysis).

Dalam penelitian tersebut terdapat persamaan dan perbedaan dengan penelitian yang akan dikaji. Persamaan penelitian Tri Agustina Nurhidayati dengan penelitian ini terletak pada objek kajiannya, yaitu sama-sama mengkaji karya sastra, dengan menggunakan metode penelituan kepustakaan. Sedangkan perbedaannya terletak pada aspek kajiannya tentang pendidikan Islam, sedangkan yang ingin diteliti tentang pendidikan agama Islam.

2. “Nilai-nilai Pendidikan Karakter Yang Terkandung Dalam Buku

Muhammad Al Fatih 1453 karya Felix Y Siauw”. Skripsi ini disusun

(31)

Muhammad Al Fatih karya Felix Y Siauw (2) Bagaimana relevansi nilai-nilai pendidikan karakter yang terkandung pada buku Muhammad Al Fatih karya Felix Y Siauw dengan pendidikan karakter masa kini.

Penelitian ini adalah jenis penelitian kepustakaan (library research) sedangkan metode yang digunakan adalah metode deskriptif analisis penelitian ini adalah pendekatan karya sastra, yaitu pendekatan pragmatik. Dalam pengumpulan datanya menggunakan metode deskriptif, analisis data yang digunakan dalam skripsi adalah analisis isi (content analysis).

Persamaan penelitian Putra Arief Perdana dengan penelitian ini terletak pada objek kajiannya yaitu sama-sama mengkaji sebuah karya sastra, dengan metode penelitian kepustakaan, tetapi dengan judul dan pengarang yang berbeda. Sedangkan perbedaannya terletak pada aspek kajiannya. Penelitian Putra Arief Perdana mengkaji aspek nilai-nilai pendidikan karakter, akan tetapi peneliti mengkaji nilai-nilai materi pendidikan agama Islam.

3. “Nilai-nilai Pendidikan Kasih Sayang Dalam Novel Jilbab In Love

Karya Asma Nadia”. Skripsi ini disusun oleh Rizki Septianingtyas

(32)

pendidikan yang patut diteladani dalam novel Jilbab In Love karya Asma Nadia (3) Bagaimanakah relevansi nilai-nilai pendidikan kasih sayang dalam novel Jilbab In Love karya Asma Nadia pada kehidupan sehari-hari.

Penelitian ini adalah jenis penelitian kepustakaan (library research) sedangkan metode yang digunakan adalah metode deskriptif analisis penelitian ini adalah pendekatan karya sastra, yaitu pendekatan pragmatik. Dalam pengumpulan datanya menggunakan metode dokumentasi.

Persamaan penelitian Rizki Septianingtyas dengan penelitian ini yaitu sama-sama menggunakan metode penelitian kepustakaan (library research) dengan pendekatan pragmatik, objek yang dikaji sama yaitu sastra dan penulisnya sama yaitu Asma Nadia. Perbedaannya adalah rumusan masalah. Penelitian Rizki Septianingtyas mengkaji pendidikan kasih sayang, akan tetapi yang akan diteliti mengkaji tentang pendidikan agama Islam.

Berdasarkan tinjauan tersebut, tampaknya masih memungkinkan

bagi penulis untuk menulis skripsi dengan judul “Nilai-nilai Materi

(33)

B. Nilai

1. Pengertian Nilai

Nilai berasal dari bahasa Latin vale’re yang artinya berguna, mampu, akan, berdaya, berlaku, sehingga nilai diartikan sebagai sesuatu yang dipandang baik, bermanfaat dan paling benar menurut keyakinan seseorang atau sekelompok orang. Nilai adalah kualitas suatu hal yang menjadikan hal itu disukai, diinginkan, dikejar, dihargai, berguna dan dapat membuat orang yang menghayatinya menjadi bermartabat.

Dalam pandangan Kelven nilai mempunyai peranan begitu penting dan banyak di dalam hidup manusia, sebab nilai selain sebagai pegangan hidup, menjadi pedoman penyelesaian konflik, memotivasi dan mengarahkan hidup manusia. Nilai itu bila ditanggapi positif akan membantu manusia hidup lebih baik. Sedangkan bila dorongan itu tidak ditanggapi positif, maka orang akan merasa kurang bernilai dan bahkan kurang bahagia sebagai manusia. (Adisusilo, 2013:59)

(34)

kenyataan maupun pikiran. (3) nilai sebagai hasil dari pemberian nilai, nilai itu diciptakan oleh situasi kehidupan. (Maarif, 2007:114)

Nilai adalah sesuatu yang bersifat abstrak, ideal, nilai bukan benda konkrit, bukan fakta, tidak hanya persoalan benar dan salah yang menurut pembuktian empirik, melainkan sosial penghayatan yang dikehendaki, disenangi, dan tidak disenangi. (Isna, 2001:98)

Penulis dapat menarik benang merah bahwa nilai adalah bersifat baik dan positif juga didorong oleh energi positif, sebagai suatu kepentingan yang diciptakan oleh situasi kehidupan.

2. Macam-macam Nilai

Penulis kali ini menguraikan beberapa macam nilai yang terkait dengan judul:

a. Nilai Moral

Moral menurut Salam adalah ilmu yang mencari keselarasan perbuatan-perbuatan manusia (tindakan insani) dengan dasar-dasar yang sedalam-dalamnya yang diperoleh dengan akal budi manusia.

(35)

dengan sendirinya akan tampak dalam penilaian atau penalaran moralnya serta pada perilakunya yang baik, benar dan sesuai dengan etika.

b. Nilai Sosial

Norma sosial adalah patikan perilaku dalam suatu kelompok masyarakat. Norma sering juga disebut dengan peraturan sosial. Norma menyangkut perilaku-perilaku yang pantas dilakukan dalam menjalani interaksi sosialnya. Keberadaan norma dalam masyarakat bersifat memaksa individu atau satu kelompok agar bertindak sesuai dengan aturan sosial yang telah terbentuk. Pada dasarnya, norma disusun agar hubungan diantara manusia dalam masyarakat dapat berlangsung tertib sebagaimana yang diharapkan.

Siapapun yang melanggar norma atau tidak bertingkahlaku sesuai dengan ketentuan yang tercantum dalam norma itu, akan memperoleh hukuman. Pada awalnya aturan ini dibentuk secara tidak sengaja. Lambat-laun norma-norma itu disusun atau dibentuk secara sadar. Norma dalam masyarakat berisikan tata tertib aturan dan petunjuk standar perilaku yang pantas atau wajar.

c. Nilai Agama

(36)

akhlak dan amal sholeh. Adapun nilai-nilai yang tertuang dalam nilai pendidikan Islam ada beberapa yaitu:

1) Nilai Keimanan

Pendidikan iman adalah mengikuti anak dengan dasar-dasar keimanan, rukun Islam dan dasar-dasar syariat semenjak anak sudah mengerti dan memahami. Yang dimaksud dengan dasar-dasar keimanan adalah segala sesuatu yang telah ditetapkan melalui pemberitaan yang benar akan hakikat keimanan dan perkara gaib seperti iman kepada Allah, malaikat, kitab-kitab, semua Rasul dan pertanyaan dua malaikat, azab kubur, kebangkitan, hisab, surga dan neraka.

Sedangkan yang dimaksud dengan rukun Islam adalah semua peribadatan anggota dan harta, seperti shalat, puasa, zakat, haji bagi yang melaksanakan. Adapun maksud dari dasar-dasar syariat adalah setiap perkara yang bisa mengantarkan kepada jalan Allah. Ajaran-ajaran Islam yang baik akidah, akhlak, hukum, aturan-aturan dan ketetapan-ketetapan.

Ruang lingkup keimanan meliputi rukun iman yang enam yaitu:

(37)

c) Iman kepada Rasul

d) Iman kepada kitab-kitab Allah e) Iman kepada hari kiamat

f) Iman kepada Qada’ dan Qodar

2) Nilai Ibadah

Pendidikan ibadah bagi anak-anak lebih baik diberikan lebih mendalam karena materi pendidikan ibadah secara menyeluruh sudah termaktub dalam fikh Islam. Selain mendidik anak untuk melaksanakan sholat juga diajarkan bagaimana z akat, haji, tata cara ekonomi Islam yang baik.

Bentuk pengalaman ibadah yang diajarkan untuk anak-anak ditandai dengan hafal bacaan wudhu, gerakan-gerakan wudhu, bacaan-bacaan shalat, gerakan-gerakan shalat yang baik dan benar. Bahwasannya menanamkan pada diri anak shalat itu kebutuhan rohani bukan hanya untuk menggugurkan kewajiban saja termasuk dari kewajiban yang harus dilakukan oleh setiap muslim.

3) Nilai Akhlak

(38)

Menurut Al-Ghazali, akhlak adalah keadaan jiwa yang mantap dan bisa melahirkan tindakan yang mudah, tanpa membutuhkan pemikiran dan perenungan. Ibnu Maskawaih juga sependapat dengan Al-Ghazali bahwasannya akhlak atau moral merupakan suatu sikap mental yang mengandung daya dorong untuk berbuat tanpa berpikir dan pertimbangan. (Ati, 2017:24-31)

C. Pendidikan Agama Islam

1. Pengertian Pendidikan Agama Islam

Pendidikan agama Islam adalah upaya sadar dan terencana dalam menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga mengimani, ajaran agama Islam, dibarengi dengan tuntutan untuk menghormati penganut agama lain dalam hubungannya dengan kerukunan antar umat beragama hingga terwujud kesatuan dan persatuan bangsa. (Majid, 2005:130)

(39)

Menurut Sahilun A. Nasir pendidikan agama Islam adalah suatu usaha yang sistematis dan pragmatis dalam membimbing anak didik yang beragama Islam dengan cara sedemikian rupa, sehingga ajaran-ajaran Islam itu benar-benar dapat menjiwai, menjadi bagian yang integral dalam dirinya. Yakni, ajaran Islam itu benar-benar dipahami, diyakini kebenarannya, diamalkan menjadi pedoman hidupnya menjadi pengontrol terhadap perbuatan, pemikiran dan sikap mental (Muslih, 2008: 16).

Jadi pendidikan agama Islam, yaitu suatu usaha sadar dan terencana untuk mengenal, memahami, menghayati, hingga mengimani, ajaran agama Islam kepada peserta didik. Ajaran Islam yang benar-benar dipahami diyakini kebenarannya, diamalkan menjadi pedoman hidupnya menjadi lebih baik.

2. Tujuan Pendidikan Agama Islam

Pendidikan agama Islam di sekolah atau madrasah bertujuan untuk menumbuhkan dan meningkatkan keimanan melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengalaman serta pengalaman peserta didik tentang agama Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dalam hal keimanan, ketakwaannya, berbangsa dan bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi (Majid, 2005:1135).

(40)

suatu usaha dan kegiatan yang berproses melalui tahap-tahap dan tingkatan-tingkatan, tujuannya bertahap dan bertingkat. Tujuan pendidikan bukanlah suatu benda yang berbentuk tetap dan statis, tetapi ia merupakan suatu keseluruhan dari kepribadian seseorang, berkenaan dengan seluruh aspek kehidupannya. (Muslih, 2008:33)

Jadi pendidikan agama Islam tujuannya haruslah mengacu pada penanaman nilai-nilai agama Islam dan tidak dibenarkan melupakan etika sosial atau moralitas sosial. Penanaman nilai-nilai ini juga dalam rangka menuai keberhasilan hidup (hasanah) di dunia bagi peserta didik yang kemudian akan mampu membuahkan kebaikan (hasanah) di akhirat kelak.

D. 99 Asmaul Husna

Sembilan puluh Sembilan nama Allah yaitu Asmaul husna menggambarkan betapa baiknya Allah SWT. Al-asma’ adalah jamak dari kata al-ism, yang berarti nama, sedangkan al-husna bearti yang baik atau yang indah. Jadi Asmaul husna adalah nama-nama Allah SWT yang baik dan indah. Asmaul husna adalah hakikat dzat Allah, yang harus dipahami dan dimengerti oleh orang-orang yang beriman.

(41)

asma-Nya dikenal yaitu asmaul husna. Allah berfirman dalam Al-Qur’an

Artinya: “Allah mempunyai Asma al-Husna, maka bermohonlah kepada-Nya dengan menyebut Asma al-Husna itu dan tinggalkanlah orang-orang

yang menyimpang dari kebenaran dalam menyebut nama-nama-Nya.

Nanti mereka akan mendapatkan balasan terhadap apa yang telah mereka

kerjakan”.(Adam, 2015:61)

Ayat diatas menjelaskan bahwa setiap makhluk-Nya hanya memohon kepada Allah dengan menyebut nama-nama-Nya atau yang sering kita dengar asmaul husna. Berdoalah dengan menggunakan nama-nama indah Allah karena Allah akan membalasnya, dan tinggalkanlah orang-orang yang menyimpang dari Allah, maka Allah akan membalas sesuai apa yang dilakukan.

(42)

“Sesungguhnya Allah itu mempunyai Sembilan puluh Sembilan nama,

barang siapa yang menghafalkannya dijamin ahli surga” (HR. Bukhari-

Muslim- Tirmidzi dari Abi Hurairah).

“Sesungguhnya Allah itu mempunyai Sembilan puluh Sembilan nama,

barang siapa yang menghafalnya dijamin ahli surga. Sesungguhnya Allah

itu ganjil Dia cinta pada yang ganjil”(HR. Tirmidzi dari Abi Hurairah).

Berdasarkan kalam Allah dan hadist Nabi Muhammad Saw, dapat disimpulkan bahwa Asmaul al-Husna merupakan, sumber ma’rifatullah, untuk zikir kepada Allah, untuk sarana doa kepada Allah, sumber kekuatan, sumber nilai akhlak dan moral.

Pembagian Asmaul al-Husna, ulama membaginya menjadi enam bagian, yaitu:

1. Sifat Dzatitah (nama-nama yang berkaitan dengan zat-Nya),

2. ‘Alimiyah (nama-nama yang berkaitan dengan ke Maha Pengetahuan-Nya),

3. Khaliqiyah (nama-nama yang berkaitan dengan Penciptaan-Nya), 4. Rahmaniyah (nama-nama yang berkaitan dengan pancaran Kasih

Sayang-Nya),

5. Qadiriyah (nama-nama yang berkaitan dengan ke Maha Kekuasaan-Nya),

(43)

Nama-nama yang tergolong dalam kelompok-kelompok nama tersebut diungkapkan dalam kitab Al-Dinul Al-Islami dengan uraian sebagai berikut:

1. Nama-nama yang berhubungan dengan zatnya Allah Ta’ala, yakni : a. Al-Wahid (Maha Esa)

b. Al-Ahad (Maha Esa) c. Al-Haq (Maha Benar) d. Al-Quddus (Maha Suci)

e. Al-Shamad (Maha Dibutuhkan) f. Al-Ghaniy (Maha Kaya)

g. Al-Awwal (Maha Pertama) h. Al-Akhir (Maha Penghabisan) i. Al-Qayyum (Maha Berdiri Sendiri)

2. Nama-nama yang berhubungan dengan penciptaan, yakni: a. Al-Khalik (Maha Menciptakan)

b. Al-Bari (Maha Pembuat)

c. Al-Mushawwir (Maha Pembentuk)

d. Al-Badi’ (Maha Pencipta yang baru) (Adam, 2015:67)

3. Nama-nama yang berhungan dengan sifat kecintaan dan kerahmatan, selain dari lafadz Rabb (Allah) Rahman (Maha Pengasih) dan Rahim (Maha Penyayang) yakni:

a. Al-Ro’uf (Maha Pengasih)

(44)

c. Al-Latihif (Maha Halus) d. Al-Halim (Maha Penghiba)

e. Al-‘Afuwwu (Maha Pemaaf)

f. Al-Syakir (Maha Pembalas Pemberi Karunia)

g. Al-Mu’min (Maha Pemelihara Keamanan)

h. Al-Bari’ (Maha Dermawan)

i. Rafi’u al-Darajat (Maha Tinggi Derajat-Nya)

j. Al-Razzaq (Maha Pemberi Rizki) k. Al-Wahhab (Maha Pemberi)

l. Al-Wasi’ (Maha Luas)

4. Nama-nama yang berhubungan dengan keagungan serta kemuliaan

Allah Ta’ala yakni:

a. Al-Adzim (Maha Agung) b. Al-Aziz (Maha Perkasa)

c. Al-‘Aliyah (Maha Tinggi)

d. Al-Muta’ali (Maha Suci)

e. Al-Qawiy (Maha Kuat) f. Al-Qahhar (Maha Pemaksa) g. Al-Jabbar (Maha Perkasa) h. Al-Mutakabbir (Maha Megah) i. Al-Kabir (Maha Besar)

(45)

l. Al-Majid (Maha Mulia)

m. Al-Matin (Maha Kokoh/Perkasa) n. Al-Zhahir (Maha Nyata)

o. Dzul Jalalil wa al-Ikram (Maha memiliki Kebesaran dan Kemuliaan) (Adam, 2015:68)

5. Nama-nama yang berhubungan dengan ilmu-Nya Allah Ta’ala yakni: a. Al-Alim (Maha Mengetahui)

b. Al-Hakim (Maha Bijaksana)

c. Al-Sami’ (Maha Mendengar)

d. Al-Khabir (Maha Waspada) e. Al-Bashir (Maha Melihat) f. Al-Syahid (Maha Menyaksikan) g. Al-Raqib (Maha Meneliti) h. Al-Bathin (Maha Tersembunyi) i. Al-Muhaimin (Maha Menjaga)

6. Nama-nama yang berhubungan dengan kekuasaan Allah Ta’ala serta cara mengaturnya terhadap segala sesuatu, yakni:

a. Al-Qadir (Maha Kuasa)

b. Al-Wakil (Maha Memelihara penyerahan) c. Al-Waliy (Maha Melindungi)

(46)

g. Al-Fattah (Maha Pembuka) h. Al-Hasib (Maha Penjamin) i. Al-Muntaqim (Maha Penyiksa)

j. Al-Muqit (Maha Pemberi kecukupan) (Adam, 20015:69)

7. Ada pula nama-nama lain yang tidak disebutkan dalam nash al-Quran al-Karim, merupakan sifat-sifat yang erat kaitannya dengan sifat atau

perbuatan Allah Ta’ala yang tercantum dalam al-Quran al-karim,

yakni:

a. Al-Qabid (Maha Pencabut) b. Al-Basith (Maha Meluaskan) c. Al-Rafi (Maha Mengangkat)

d. Al-Muiz (Maha Pemberi Kemuliaan) e. Al-Mudzil (Maha Pemberi Kehinaan) f. Al-Mujib (Maha Mengabulkan)

g. Al-Ba’its (Maha Membangkitkan)

h. Al-Mushi (Maha Penghitung) i. Al-Mubdi (Maha Memulai)

j. Al-Mu’id (Maha Mengulangi)

k. Al-Muhyi (Maha Menghidupkan) l. Al-Mumit (Maha Menghidupkan) m. Al-Malikul Mulk (Maha Mengusai)

n. Al-Jami’ (Maha Mengumpulkan)

(47)

p. Al-Mani’ (Maha Membela, Maha Menolak)

q. Al-Mu’thi (Maha Pemberi)

r. Al-Hadi (Maha Pemberi Petunjuk) (Adam, 2015:70)

8. Ada pula nama-nama lain bagi Allah Ta’ala yang terambil dari makna atau pengertian nama-nama yang terdapat dalam al-Quran al-Karim, yakni:

a. Al-Nur (Maha Bercahaya) b. Al-Shabur (Maha Penyabar) c. Al-Rasyid (Maha Cendekiawan) d. Al-Muqsith (Maha Mengadili) e. Al-Wali (Maha Menguasai) f. Al-Jalil (Maha Luhur)

g. Al-‘Adl (Maha Adil)

h. Al-Khafidzh (Maha Menjatuhkan) i. Al-Wajid (Maha Kaya)

j. Al-Muqaddim (Maha Mendahulukan) k. Al-Muakhir (Maha Mengakhirkan) l. Al-Dhar (Maha Pemberi Bahaya)

m. Al-Nafi’u (Maha Pemberi Kemanfaatan)

9. Dengan nama-nama di atas dirangkai pula dengan sifat-sifat: a. Takallum (Berfirman)

(48)

E. Novel

1. Pengertian Novel

Novel berasal dari bahasa novella, yang dalam bahasa Jerman disebut novella dan novel dalam bahasa ingris, dan inilah yang kemudian masuk ke Indonesia. Secara harfiah novella bearti sebuah barang baru yang kecil, kemudian diartikan sebagai cerita pendek yang berbentuk prosa. (Nurgiyantoro, 2010:9)

Novel adalah karangan prosa yang panjang mengandung rangkaian cerita kehidupan seseorang dengan orang di sekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat setiap pelaku (Kurniasari, 2014:160).

Dapat disimpulkan bahwa novel adalah karya prosa yang mengandung rangkaian cerita atau peristiwa kehidupan manusia yang menonjolkan karakter atau sifat dari pelaku, novel tertulis dan biasanya dalam bentuk cerita.

2. Unsur-unsur Intrinsik Novel

(49)

a. Tema

Tema yaitu gagasan ide, atau pikiran utama yang mendasari suatu karya sastra. Lebih mudahnya, tema adalah sesuatu yang menjadi dasar cerita, sesuatu yang menjiwai cerita, atau sesuatu yang menjadi pokok masalah dalam cerita. Tema menjadi pokok isi yang ingin disampaikan pengarang kepada pembaca (Kurniasari, 2014:160).

b. Tokoh

Tokoh yaitu orang yang menjadi pelaku dalam cerita fiksi atau drama menurut Abrams. Baldic (2001:37). Sedangkan penokohan adalah kehadiran tokoh dalam cerita fiksi atau drama dengan cara langsung atau tidak langsung dan mengundang pembaca untuk menafsirkan kualitas dirinya lewat kata dan tindakannya (Mahsun, 2013:247).

(50)

c. Alur

Alur adalah urutan atau rangkaian atau peristiwa yang sambung menyambung dalam sebuah cerita berdasarkan sebab akibat. Dengan peristiwa yang sambung menyambung tersebut terjadilajh sebuah cerita. Berdasarkan waktunya plot dibagi menjadi dua, yaitu:

1) Alur lurus atau progresif, alur dikatakan progresif jika peristiwa-peristiwa yang dikisahkan bersifat kronologis, peristiwa yang pertama diikuti peristiwa-peristiwa kemudian. 2) Alur flash-back, urutan kejadian yang dikisahkan dalam karya

fiksi yang berplot regresif tidak bersifat kronologis, cerita tidak dimulai dari tahap tengah atau tahap akhir.

d. Latar atau setting

Latar dapat dibedakan ke dalam tiga unsur pokok, yaitu tempat, waktu, dan sosial budaya. Latar tempat menunjuk pada lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan dalam sebuah karya fiksi.

Latar waktu berhubungan dengan masalah “kapam” terjadinya

(51)

e. Sudut Pandang (Point of view)

Sudut pandang adalah cara memandang penulis dalam menempatkan dirinya pada posisi tertentu dalam cerita novel tersebut. Dalam sebuah novel, sudut pandang dibagi menjadi dua, yaitu sudut pandang orang pertama, dan sudut pandang orang ketiga.

f. Gaya Bahasa

Gaya bahasa adalah teknik pengolahan bahasa oleh pengarang dalam upaya menghasilkan karya sastra yang hidup dan indah. Pengolahan bahasa harus didukung oleh diksi (pemilihan kata) yang tepat.

g. Amanat

(52)

3. Macam-macam Novel

Macam-macam novel sendiri dibagi menjadi tiga yaitu:

a. Novel Populer

Novel populer adalah novel yang populer pada masanya dan banyak penggemarnya, khususnya pembaca di kalangan remaja. Ia menampilkan masalah-masalah yang actual dan menzaman, namun hanya sampai pada tingkat permukaan. Novel populer tidak menampilkan permasalahan kehidupan secara intens, tidak berusaha meresapi hakikat kehidupan. Tidak jarang novel-novel yang dikategorikan sebagai populer memiliki kualitas literer yang tinggi dan dapat juga terjadi sebaliknya.

(53)

b. Novel Serius

Membaca novel serius, jika kita ingin memahaminya dengan baik, diperlukan daya konsentrasi yang tinggi dan disertai kemauan untuk itu. Pengalaman dan permasalahan kehidupan yang ditampilkan dalam novel jenis ini disoroti dan diungkapkan sampai ke inti hakikat kehidupan yang bersifat universal. Disamping memberikan hiburan, dalam novel serius juga terimplisit tujuan memberikan pengalaman yang berharga kepada pembaca, atau paling tidak, mengajaknya untuk meresapi dan merenungkan secara lebih sungguh-sungguh tentang permasalahan yang diangkat.

Novel sastra serius tetap menarik sepanjang masa, misalnya, Hamlet, Romeo dan Juliet, dan lain-lain. Contoh karya Indonesia, misalnya, Belenggu, Atheis, Jalan Tak Ada Ujung, atau karya klasik seperti Mahabarata dan Ramayana.

c. Novel Teenlit

(54)

terdapat dalam novel teenlit ini tokoh-tokoh yang sebaya yang pada umumnya adalah perempuan. Novel-novel teenlit dapat berkisah tentang dunia remaja dengan bahasa gaul yang khas remaja karena pada umumnya ditulis oleh remaja.

Ada banyak novel teenlit yang beredar di toko buku. Misalnya Dylan Nuranindya (18 tahun) yang menulis DeaLove (2004, yang langsung meledak dan cetak ulang dalam waktu hanya dua minggu), Maria Ardelia (16 tahun) menulis Me vs Heels! Aku vs Sepatu Hak Tinggi! (2004), Laire Siwi Mentari (16 tahun) menulis Nothing But Love Semata Cinta (2004) dan Aphrodite (2005, sudah 17 tahun). Dan Gisantia Bestari (13 tahun) yang menulis Cinta Adisty (2004) dan Backstreet (2005, sudah 15 tahun). (Nurgiyantoro, 2013:28).

F. Dunia Remaja

1. Pengertian Remaja

Masa remaja adalah masa peralihan, yang ditempuh oleh seseorang dari kanak-kanak menuju dewasa, atau dapat dikatakan bahwa masa remaja adalah perpanjangan masa kanak-kanak sebelum mencapai masa dewasa. Remaja berasal dari kata latin Adolecere yang bearti remaja, yaitu tumbuh atau tumbuh dewasa. (Muslih, 2008:87)

(55)

sampai 22 tahun bagi pria. Rentang usia remaja ini dibagi menjadi dua bagian yaitu remaja awal dengan tentan usia antara 12 atau 13 tahun sampai 17 atau 18 sampai 21 atau 22 tahun. (Asrori, 2012:9)

2. Masa Remaja

Masa remaja termasuk masa yang sangat menentukan karena pada masa ini anak-anak mengalami banyak perubahan pada psikis dan fisiknya. Perubahan kejiwaan menimbulkan kebingungan di kalangan remaja sehingga masa ini disebut oleh orang Barat sebagai periode strum und drang. Sebabnya, mereka mengalami penuh gejolak emosi dan tekanan jiwa sehingga mudah menyimpang dari aturan dan norma-norma yang berlaku di kalangan masyarakat.

Masa remaja menurut sebagian orang merupakan masa yang paling indah karena masa tersebut adalah masa seorang dapat menghabiskan waktunya tanpa ada yang menghalanginya. Masa remaja juga merupakan masa seseorang mencari jati dirinya dengan berbagai macam cara, tingkat laku, sikap, yang kadang-kadang bila tidak dapat di kontrol dan di kendalikan akan terjerumus pada suatu hal yang negatif. (Muslih, 2008:90)

(56)

a) Masalah Keimanan

Keimanan adalah salah satu masalah yang pokok dalam penggerak tingkah laku seseorang, tanpa keimanan dalam kehidupan tidak mengenal batas yang tercermin dalam penyimpangan ajaran agama.

Menanamkan keimanan kepada anak sejak usia dini lebih baik dibandingkan ketika remaja. Seperti pepatah menyebutkan bahwa

“mendidik pada waktu kecil ibarat melukis di atas batu, mendidik

pada waktu besar ibarat melukis di atas air”. (Muslih, 2008:97) b) Masalah Ibadah

Ibadah yang dimaksudkan disini adalah sebagaimana rukun Islam yaitu: mengucapkan dua kalimat syahadat, shalat, puasa bulan Ramadhan, membayar zakat, dan mengerjakan haji bagi yang mampu. Ibadah yang paling pokok adalah shalat, karena dengan beribadah shalat mendekatkan diri kepada Allah, karena shalat tiang agama. (Muslih, 2008:100)

c) Masalah Tingkah Laku

(57)

Ciri khas para remaja selalu mengidolakan tokoh idamannya. Untuk itu peran orang tua, guru, dan masyarakat harus bisa membumikan tentang sosok Nabi Muhammad Saw, sebagai tokoh idola bagi kaum remaja, baik segi akhlak, kecerdasan, penyampaian dakwahnya, kerja samanya, dan lain sebagainya. (Muslih, 2008:101)

3. Problem Remaja

Setiap manusia hidup di dunia ini pasti memiliki problem, baik yang berkategori ringan, sedang, maupun berat. Secara garis besar, problem yang dihadapi remaja dalam kehidupannya, Zakiah Daradjat mengemukakan sebagai berikut:

a) Problem yang berhubungan dengen pertumbuhan jasmani

Problem yang pertama yang dialami oleh anak-anak yang meningkat remaja ialah perubahan jasmani yang terjadi mulai dari kira-kira usia 13-16 tahun. Peristiwa-peristiwa menggelisahkan yang banyak terjadi pada usia ini adalah berhubungan dengan: 1) Pertumbuahan pada anggota kelamin

2) Pertumbuhan yang membedakan bentuk tubuh laki-laki dan perempuan, di mana tanda setiap seks semakin jelas terlihat pada tubuhnya.

3) Pertumbuhan badan yang sangat cepat.

(58)

Di antara kesukaran-kesukaran yang banyak pula dihadapi anak-anak remaja adalah bertalian dengan orang tuanya sendiri, jika orang tua kurang mengerti akan ciri-ciri dan sifat pertumbuhan yang sedang terjadi atas mereka. Di antara yang banyak menimpulkan ketegangan antara anak dan orang tua adalah peraturan-peraturan dan ketentuan yang dibuat orang tua. (Muslih, 2008:108)

c) Problem yang berhubungan dengan sekolah dan pelajaran

Salah satu kesukaran pada remaja adalah dalam menghadapi pelajaran. Mereka ingin sukses, ingin tahu bagaimana cara belajar yang baik, menghindari kemalasan, ingin pandai, dan menonjol di kelas. Kemampuan anak yang satu dengan yang lainnya berbeda, ada yang kuat dalam satu pelajaran dan ada juga yang lemah dalam mata pelajaran lainnya.

d) Problem Pribadi

Di samping problem yang berhubungan dengan pertumbuhan jasmani, sekolah, orang tua, dan masyarakat itu. Tidak kalah penting adalah problem pribadi. Remaja membutuhkan orang yang tepat untuk mencurahkan perasaan-perasaaan kegelisahaan, kecemasan, harapannya, dan sebagainya.

(59)

1) Problem agama dan akhlak remaja 2) Problem seks remaja

3) Problem perkembangan pribadi dan sosial 4) Kenakalan remaja

(60)

BAB III

GAMBARAN UMUM NOVEL CINTA DALAM 99 NAMA-MU

A. Profil Novel

Judul : Cinta dalam Nama-Mu Penulis : Asma Nadia

Tahun Terbit : 2018

Cetakan : I, April 2018 Penyunting : Muhammad Imron Tata Sampul : Resoluzy

Lay Out : Muhamad Ali Imron

Editor : Andriyati, Isa Alamsyah dan Tim Editor ANPH TheNita

Penerbit : Republika Penerbit Kav. Polri Blok I No 65 Jagakarsa, Jakarta 12620 Telp. (021) 7819127, 7819128 Fax. (021) 7819121

Tebal Buku : vi + 307 Halaman : 13,5x20,5 cm

B. Sinopsis Novel

(61)

meninggalkan keluarga Alif. Bapak Alif yang bernama Kaharuddin biasanya duduk dengan menyeruput kopi sambil membaca Koran.

Memang mereka berdua jarang berbica satu dengan lainnya, kecuali bicara tentang bisnis, karena sepenuhnya sudah ditangani oleh Alif. Alif sebagai anak tunggal, ketika Ibu masih ada Alif jarang sekali keluar rumah seketika Ibu sudah tak ada akibat kecelakaan di tol Padalarang Alif sering sekali keluar rumah.

Entah berkumpul dengan temannya ataupun minum-minuman beralkohol. Karena disetiap kantong Alif menyimpan minuman beralkohol tersebut dari kelas pasaran sampai yang terbilang mahal.Mencium tangan, satu-satunya ritual yang masih dilakukan dikeluarga Alif yang masih menjadi pengikat batin mereka.

Bayangan Ibu dan nasehatnya selalu hadir difikiran Alif, karena ibu selalu mendengarkan curahan hati Alif dan ibu memberikan nasehat, diantaranya hormati teman-teman perempuanmu. Dengan itu kamu menghormati Ibu, nasehat itu diberikan Alif ketika banyak teman perempuannya yang bernain kerumahnya Alif. Alif dan Zubair masuk mal.

(62)

Papa sebagai kepala lapas, sedangkan Mama seorang dokter umum. Akan tetapi Papa dan Mama selalu saja bertengkar. Ketika usia Arum empat belas tahun ia harus berada dikursi roda untuk proses penyembuhan. Selama ini bisa dibilang jarang sajadah terbentang dirumah mereka. Bik Nah yang mengajarkan Arum untuk sholat sejak mendapat haid pertama.

Ketika Arum bersama dengan sahabatnya yang bernama Tantri belanja ke mal untuk membelikan makanan fried chicken untuk anak-anak yang diasuh oleh Arum, bahagia ketika berbagi dengan anak-anak memberikan energy semangat hidup.

Allah, Al-Wakill… Yang Maha Memelihara.

Ar-Ro’uuf… Maha Pengasuh.

Setelah antrian panjang giliran Arum membeli beberapa paket nasi dan ayam serta french fries . Setelah keluar tak lama kemudian datang dua orang laki-laki yang menabrak Arum sambil membawa makanan yang ia beli barusan, sehingga makanan yang Arum beli jatuh. Dua laki-laki tersebut tak mau mengalah.

Allah, As-Shabuur… Yang Maha Sabar.

(63)

yang membutuhkan, maka dari itu Tantri ingin berbagi dengan anak-anak asuh Arum, akan tetapi dengan rasa ikhlas Tantri berikan.

Sederet asama’ul husna yang kemudian diulangnya sepanjang pulang, meski mampu meredakan, namun belum sepenuhnya menghilangkan kemarahan.

Maafkan Ya Allah… baru sedangkal ini kesabaran hamba-Mu.

Penyakit Arum kambuh lagi, ia harus berjuang untuk kesembuhannya. Osteosarcoma terdeteksi di tubuhnya, Dokter mengabarkan peluang hidup yang dimiliki hanya tersisa enam puluh persen. Penyakit tersebut merupakan kanker tulang yang umumnya menyerang anak usia remaja.

Dari penyakit tersebut Arum bangkit, ia sering berdoa, meminta kepada Allah, memohon Sang Maha. Do’a yang terus diucapkan di antara hari-hari operasi, kemoterapi, dan radiasi. Sembuh dari dua kali kanker tulang, hingga bisa berjalan normal, benar-benar sebuah keajaiban bagi Arum. Ia menyibukka untuk menghafal nama-nama Allah.

(64)

Arum dan Farah langsung tertuju pada rumah tersebut, setelah berbincang-bincang dengan pemilik rumah yang menyebutkan angka untuk sewa satu tahun cukup menguras kantong Arum, akan tetapi itu tidak menjadi masalah buat Arum. Yang terpenting mendapatkan rumah sesuai apa yang diinginkan Arum, rumah singgah untuk anak-anak jalanan.

Alif bergegas menuju rumah sakit, karena tadi ditelfon oleh Sarpin. Ketika Alif itu wajah Alif memucat ketika melihat Bapaknya terbaring

diruang ICU, Alif bertanya kepada mang Sarpin, “Bagaimana bisa terjadi

mang?” mang Sarpin menjawab “Tadi siang Bapak mau tidur siang, lalu

nanti jam tiga disuruh bangunin Bapak ketika saya bangunin badan Bapak sudah panas, ketika saya mau ngasih air minum Bapak sudah pingsan.

Sebenarnya tadi Bapak mau nelfon Alif tapi ndak jadi. Terus saya

bawa Bapak kerumah sakit”. Tak lama kemudia Dokterpu mengabarkan

bahwa Bapaknya Alif sudah tidak ada. Memang Alif harus belajar untuk sendiri, mandiri, kenapa harus secepat ini Allah mengambil Bapak Alif setelah kepergian Ibu.

(65)

Kakek antusias ketika bercerita dari keluarganya, pekerjaannya, anak-anak, hingga impiannya. Alif bertanya kepada kakeknya “Kek, apa

yang menjadi impian kakek, karena kakek dengan pembawaan ceria?”

sempat Alif tercengang mendengarkan impiannya, kakek pun menjawab

“Kakek hanya ingin meninggal dalam keadaan khusnul khotimah”.

Setelah kematian Bapak Alif, keluarga dari Bapak Alif mengincar seluruh harta yang dimiliki Alif sekarang, sampai-sampai Alif difitnah masuk penjara. Akan tetapi yang tersisa hanya rumah yang masih tersimpan kenangan bersama Bapak dan Ibunya, dan sebuah vila milik keluarganya yang tak semua orang tau.

Alif masuk penjara awalnya ditantang oleh laki-laki yang gagah, bertato tak lama kemudian ia menyerang Alif akan tetapi Alif mengalah. Duduk disudut penjara orang tua itu hanya menyaksikan pertengkaran. Jika Ibu masih ada, apa yang akan dikatakan Ibu dalam situasi seperti ini?

Al-Quddus dekat. Tak pernah jauh. Semoga anak Ibu tak pernah

lupa meminta pertolongan kepada-Nya.

Tak lama ditinggal oleh Bapaknya Alif berada dalam pengaruh alkohol, selain itu kalimat-kalimat Ibu di penghujung hidup perempuan itu yang kemudian terngiang.

(66)

Alif berusaha untuk menghidupkan semangat lagi dalam hatinya agar bisa menghidupkan nama-nama Allah yang indah, karena hanya kepada-Nya Alif meminta dan hanya kepada-Nyalah Alif memohon.Ketika para narapidana tidur terlelap Alif menggoreskan tangannya kedinding masjid penjara.

Menggoreskan nama-nama-Nya Alif sudah perlahan berubah, dari kebiasaannya mengonsumsi minuman beralkohol, dan sekarang menghabiskan waktunya di masjid, untuk mempercantik masjid dengan mengukir 99 nama-Nya dalam Asmaul Husna. Selain itu Alif sering merenungi dosa-dosanya yang terlalu banyak. Selain menghabiskan di masjid, Alif juga bertadarus untuk mendekatkan diri kepada-Nya.

Al-Ghaffar, Maha Pengampun.

At-Tawwaab, Maha Menerima Taubat.

Arum sudah lama tak menjenguk Ayahnya dikantor Lapas, Arum melihat-lihat keadaan sekitar masjid, tak lama kemudian mata Arum tertuju pada sosok laki-laki yang pernah ia temui waktu di mall. Dalam hati Arum apakah itu dia? Yang pernah ngerjain Arum, gak mungkin dia. Kenapa dia berada di tahanan ini? akhirnyaArum mengetahui bahwa laki-laki itu Alif yang pernah bertemu di Mall.

(67)

keluar dari tahanan akan membantu apa yang diperlukan anak-anak, Mereka bersepakat untuk membantu anak-anak dalam kegiatan sehari-harinya tidak dihabiskan hanya di jalan raya.

Setelah masa tahanan Alif selesai akhirnya Alif bisa menghirup udara bebas, sesuai dengan janji Alif, ia akan membantu Arum untuk mengurusi anak-anak singgah. Tak lama Alif mengunjungi rumah singgah disana anak-anak masih binggung dengan sosok lelaki itu siapa, dan dari belakang Arum keluar untuk menemui Alif,

Akhirnya Alif menepati janjinya. Disana Alif mengajari anak-anak untuk melukis nama-nama indah-Nya ditembok rumah singgahnya agar terlihat hidup. Disana mereka semua mulai akrab dengan kedatangan Alif. Hari-hari sudah mereka lalui bersama dengan anak-anak, memang Arum suka dengan anak-anak, Arum kasihan dengan pergaulan diluar sana.

Tak lama kemudian Mama dan Papa Arum menemui Arum di rumah singgah yang baru, Mama seperti biasanya selalu saja marah-marah karena Arum memang jarang sekali pulang kerumah karena Arum menghabiskan waktunya dengan anak-anak di rumah singgahnya yang baru.

(68)

Dengan nada yang keras laki-laki tersebut meminta kunci mobil Arum, Arum yang sebelumnya komunikasi dengan Alif melalui pesan singkat, Arum yang mulai panik mengatasi situasi tersebut. Arum selalu menyebut nama-Nya, meminta pertolongan kepada Allah, semoga ada seseorang yang menolongnya.

Alif yang awalnya menunggu balasan Arum yang biasanya Arum kalau menyetir mobil tidak mungkin membalas chattingannya, akan tetapi ini hal yang aneh kenapa Arum membalas chatnya. Hati Alif tak tenang lalu Alif mencari mobil Arum sudah tidak ada. Penjahat itu meminta uang kepada Arum, Arum hanya memiliki uang didompet tiga ratus ribu saja.

Penjahat tersebut tidak percaya akhirnya Arum disiksa dalam mobil. Disisi lain Alif juga mencari mobil Arum sudah ketemu dengan ciri-ciri mobil Arum kemudian diikuti, akan tetapi ternyata salah bukan mobil Arum, kemudian Alif putar balik sepertinya yang ini tidak salah dengan ciri-ciri mobil Arum.

Arum mengetahui bahwa dibelakang mobilnya ada Alif yang mengikutinya tak lama kemudian Arum membanting stir mobil hingga menabrak. Arum keluar mobil, penjahat tersebut tak mau kalah sehingga Alif dan penjahat tersebut bertengkar, tak lama kemudian penjahat tersebut mengeluarkan pisau tajam sehingga melukai tubuh Arum.

(69)

kemudian Farah menyampaikan kepada Bik Nah, dan anak-anak rumah

singgah untuk mendo’akan Arum yang sedang kritis di ICU.

Tak lama kemudian anak-anak singgah datang untuk menjaga Arum, karena Arum berada di ruang ICU, maka tak semua orang bisa masuk untuk menjaga Arum. Jadi anak-anak tersebut membuat giliran untuk menjaga Arum di rumah sakit, ada juga yang pulang ke rumah

singgah untuk mendo’akan dari rumah.

Anak-anak setiap selesai menjalankan ibadah sholat mereka semua tak henti-hentinya mendo’akan untuk kesembuhan Arum, selalu menyebut Asma-Nya yang indah. Alhamdulillah setelah beberapa hari koma di ICU, Arum sudah dipindahkan dari ruang ICU, anak-anak singgah sudah mulai senang mendapatkan kabar bahwa Arum sudah siuman dari koma, dan tak lama kemudian Arum boleh pulang kata dokter.

Dirumah singgah anak-anak menyiapkan kejutan buat Arum, setelah Arum sampai di rumah singgah merasakan rindu ingin berkumpul dengan anak-anak, akan tetapi kondisi harus banyak istirahat. Beberapa hari kemudian Arum sudah sembuh dari tusukan penjahat kemaren. Mereka semua berkumpul bersama tak lama kemudian Papa dan Mama Arum datang.

(70)

kemudian datang sosok lelaki gagah yang selama ini dekat dengan Arum. Yang sama-sama mendekap 99 nama Sang Pencipta dengan hangat.

Pemuda itu bersimpuh, tangannya menjulurkan sekuntum mawar putih dan kotak mungil berisi cincin. Arum mengatupkan kedua tangan ke wajah.

Duhai Pemilik 99 Nama, tuntun hamba melalui perkara pekik ini.

Arum tak yakin jika bersama Alif akan terasa singkat, “Kamu siap,

jika kebersamaan kita demikian singkat? Buat apa merencanakan masa depan jika tahu kita sama-sama akan hancur?” ujar Arum, lalu Alif

menjawab, “Menikah denganmu, menjadi suamimu meski hanya sehari,

itu anugerah yang tak boleh kubiarkan lepas”.

Mereka saling berpandangan, jika salah, bearti aku hanya punya satu kesempatan yang tak boleh kulepaskan, meraih anugerah yang Allah sediakan buatku. Alif masih menunggu jawaban dari Arum. Lalu dari derai air mata, dua titik pada sepasang mata pemilik seraut wajah pasi, lambat laun berkerlip.

C. Unsur Intrinsik Novel

(71)

1. Tema

Tema novel ini adalah menceritakan tentang kisah kecintaan anak manusia pada Tuhannya dan Ia senantiasa menyebut nama-Nya. Cinta dalam 99 asma Allah yang dapat menggugah inspirasi bagi para pembacanya.

2. Penokohan

Berikut ini adalah tokoh-tokoh utama adalam Novel Cinta dalam 99 Nama-Mu

a. Alif

Alif adalah tokoh utama atau sentral dalam novel Cinta dalam 99 Nama-Mu. Alif adalah anak tunggal dari pasangan suami istri, Kaharuddin bapaknya Alif yang sudah berumur enam puluhan, semenjak Ibu meninggal dalam kecelakaan di tol Padalarang, Alif sering keluar rumah bahkan hampir tak pernah betah di rumah.

(72)

“Pagi hingga siang tadi, pemuda berambut gondrong sebahu

dan agak ikal itu tak keluar rumah. Sejak kemaren hingga menjelang Shubuh ia mengurus bisnis, beberapa lahan parker yang mulai mendapat gangguan dari ‘jagoan’ yang minta jatah. Satu-dua dari mereka bahkan mulai kasar dan menggunakan backing.” (Nadia,2018: 4)

b. Kaharuddin

Kaharuddin adalah bapak Alif, memang mereka berdua tidak sering berbincang-bincang terlalu lama, walaupun hanya sekedar berbica tentang bisnis. Kelihatannya bapak Kaharuddin cuek tapi sebenarnya ia mengagumi Alif. Seperti ungkapan Kaharuddin sebagai berikut :

“Kaharuddin, sang bapak, cuma tertawa. Laki-laki berumur enam puluhan itu melirik anaknya. Sejak dulu diam-diam ia mengagumi sosok si anak semata wayang yang gagah, juga mewarisi penampilan dirinya yang kata orang mirip bintang

film Bollywood” (Nadia,2018: 5)

c. Zubair

Zubair adalah anak buah Alif, yang mengurus Alif mengurus beberapa lahan parker di wilayah Jakarta, dan menangani kontrakan yang berada di bilangan Kebon Baru, Tebet dan Manggarai. Sseperti yang dikatakan Zubair kepada Alif sebagai berikut :

“Anu Bos, biasa…,”Zubair, anak buah Alif melapor,”ada yang telat bayar kontrakan.”Alif memegang ponsel dengan tangan kiri, menekan loudspeaker, dan menempatkan di depan mulut,

“tinggal dihitung aja berapa dendanya, kan jelas peraturannya.”

Referensi

Dokumen terkait

dan Cinta Di Ujung Sajadah karya Asma Nadia adalah nilai Akidah (Keimanan), yang meliputi iman kepada Allah, iman kepada kitab Allah, iman kepada Rasul Allah,

ASPEK KEPRIBADIAN TOKOH UTAMA DALAM NOVEL CINTA DI UJUNG SAJADAH KARYA ASMA NADIA: TINJAUAN PSIKOLOGI

dari uraian penelitian ini dapat disimpulkan pesan dakwah yang terdapat dalam novel “Cinta di ujung Sajadah” karya Asma Nadia pengandung pesan aqidah sebanyak 28,6%, pesan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bentuk empati yang terdapat dalam novel Cinta di Ujung Sajadah karya Asma Nadia dan saran implementasinya

Nilai-nilai Islami yang terdapat dalam novel Assalamualaikum Beijing karya Asma Nadia terdiri atas (1) nilai akidah, (2) nilai syariah, clan (3) nilai akhlak.. Berikut

sehat dan tidak sehat tokoh utama dalam novel Cinta 2 Kodi karya Asma Nadia (3) Tahap klasifikasi, yaitu tahap mengelompokkan data yang sudah

Relevansi Nilai-Nilai Pendidikan Islam yang terkandung dalam Novel Api Tauhid Karya Habiburrahman El-Shirazy Terhadap Materi Pendidikan Agama Islam Relevansi nilai-nilai pendidikan

13 | BASINDO : Jurnal Kajian Bahasa, Sastra Indonesia, dan Pembelajarannya KESETARAAN GENDER SERTA NILAI MORAL YANG TERKANDUNG PADA NOVEL ASSALAMUALAIKUM BEIJING KARYA ASMA NADIA