• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evaluasi Kinerja Sistem Halfslab Pada Pelat Lantai Proyek Apartemen Gunawangsa Tidar Surabaya Dengan Metode Elemen Hingga - Repository Universitas Islam Majapahit

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Evaluasi Kinerja Sistem Halfslab Pada Pelat Lantai Proyek Apartemen Gunawangsa Tidar Surabaya Dengan Metode Elemen Hingga - Repository Universitas Islam Majapahit"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Evaluasi Kinerja Sistem

Halfslab

Pada Pelat Lantai Proyek

Apartemen Gunawangsa Tidar Surabaya

Dengan Metode Elemen Hingga

Irawan Adi Prabowo, Diah Sarasanty ST MT, dan Mas’ud ST MT Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Islam Majapahit

(UNIM) Jl. Raya Jabom KM 07 , Mojokerto 60111 Indonesia e-mail: irawanprudential86@gmail.com

AbstrakHalfslab dengan one way slab banyak digunakan oleh para kontraktor khususnya pada bangunan highrise building untuk mempercepat proses pengerjaan dengan tetap memperhatikan mutu dan standart SNI. Seiring terus berkembangnya penggunaan halfslab, saat ini sudah mulai banyak peneliti mengkaji kinerja struktur dari halfslab. Permasalahan yang diangkat pada penelitian ini adalah bagaimana kinerja halfslab dengan model two way slab dalam melayani beban yang direncanakan dan memenuhi standart yang ditetapkan.mulai dari proses lifting, overtopping hingga komposit dengan metode elemen hingga. Dimulai dari melakukan simulasi model awal pada software ABAQUS dimana software ini mampu melakukan modeling hingga assemblies benda uji lalu menganalisa benda uji dan mengvisualisasikan hasil analisa elemen hingga, sehingga didapatkan hasil dari penelitian pada 3 fase ereksi yaitu, fase lifting dimana pada fase ini halfslab mampu mempertahankan struktur nya dengan hasil analisa lendutan 2,54E-06 mm berikutnya fase overtopping memiliki nilai lendutan 3,19E-05 mm lalu proses komposit dengan hasil lendutan 0,2 mm dimana nilai tersebut lebih kecil dari yang diisyaratkan yaitu Lx/240. Perhitungan secara analisis juga kami lakukan untuk menentukan nilai regangan pada batang tarik dan tekan pada pelat komposit .sehingga dari penilaian tersebut kekakuan dari halfslab dapat mendekati nilai pada pelat konvensional. Kedepannya diharapkan dapat menjadikan bagian dari referensi dari penggunaan halfslab dengan model dan ukuran yang serupa pada tahapan pengerjaan proyek bangunan lainnya.

Kata KunciConcrete Damage Plasticity, Halfslab, Highrise Building, Metode Elemen Hingga

I. PENDAHULUAN

ELAT lantai adalah bagian dari struktur bangunan yang memiliki struktur bidang datar dan lurus dengan tebal jauh lebih kecil dibanding dimensi lainnya [1]. Berdasar jenis metode struktur pelat lantai gedung terbagi menjadi 4 jenis yaitu [2]: (1) Pelat metode konvensional dimana pengerjaan nya dikerjakan di tempat ( cast in situ ) dengan bekisting dan perancah, (2) Pelat metode halfslab dimana pengerjaan pelat separuh dikerjakan dengan sistem precast dan sebagian dikerjakan dengan pengecoran di tempat, (3) Pelat full precast yang menggunakan keseluruhan struktur pelat dengan beton

precast.(4) Pelat metode bondek, yang dikerjakan dengan menghilangkan tulangan bawah dan menggantikan dengan pelat bondek.

Dewasa ini perkembangan dalam dunia konstruksi mulai banyak menggunakan pelat halfslab sebagai salah satu metode pengerjaan pelat lantai struktur dengan keunggulan daintaranya dapat dijaidkan sebagai bekisting untuk pengecoran pelat di atasnya ( overtopping ) yang bila

dibandingkan dengan metode konvensional akan banyak membutuhkan bekisting dan sampahnya dapat merusak lingkungan, overtoping yang digunakan pada permukaan

halfslab dapat berfungsi sebagai diafragma seperti jembatan yang dapat menyatukan antar pelat pracetak

lainnya sehingga penyebaran beban dapat merata dan mampu menopang beban yang besar , dengan penggunaan

halfslab dan overtopping secara tidak langsung pelat lebih tahan dan kedap air atau suara sehingga memiliki service ability lebih baik [3].

Dengan telah banyaknya penggunaan metode halfslab

pada berbagai proyek baik itu highrise bulding, port,

maupun bangunan konstruksi lainnya karena keuntungannya dari sisi pengerjaan dan penggunaan biaya, maka para peneliti mulai banyak belakukan bagaimana efektifitas metode ini ditinjau dari sisi struktur yang mana hal ini merupakan bagian penting dalam perencanaan yang harus diperhatikan dan memenuhi prasyarat yang tercantum dalam SNI 03-2847-2013 tentang persyaratan beton struktural untuk bangunan gedung, selain itu harus memenuhi standar keamanan kerja OHSAS dan K3L. Beberapa penelitian sebelumnya telah dilakukan untuk menilai halfslab dari efektifitas sambungan antar halfslab

dengan analisa elemen hingga [4], kehandalan halfslab

akibat pembebanan grafitasi dan gempa bumi [3], juga pemodelan struktur halfslab terhadap pembebanan momen dua arah pada struktur dermaga [5] maka penelitian ini akan mengevaluasi kinerja sistem halfslab pada pelat lantai struktur proyek apartemen Gunawangsa Tidar terhadap proses ereksinya mulai dari lifting, overtopping, dan setelah komposit dengan metode analisa elemen hingga.

Tujuannya adalah untuk mengetahui kinerja sistem

halfslab pada fase ereksinya untuk memenuhi standar desain beton pracetak, dan persyaratan beton struktural untuk bangunan gedung.

Untuk menghindari meluasnya dari penelitian ini dikarenakan dibatasi oleh waktu dalam pengerjaan penelitian ini maka pembahasan masalah dibatasi pada :

1. Tidak melakukan perhitungan efisiensi biaya dan waktu dari penggunaan sistem halfslab.

2. Tidak membahas pengaruh bahan terhadap lendutan 3. Tidak membahas struktur lantai yang dikerjakan

dengan metode konvensional

4. Tidak membahas perencanaan desain dan tulangan dari halfslab, desain menggunakan benda uji dari

halfslab yang digunakan pada proyek Apartemen Gunawangsa Tudar Surabaya.

(2)

II METODE PENELITIAN

Metode penelitain yang digunakan pada penelitian ini adalah :

1. Pengumpulan Data Dan Studi Literatur

Data yang digunakan adalah data perencanaan yang ada pada proyek Apartemen Gunawnagsa Tidar Surabaya, lalu melakukan studi literatur terhadap topik penelitian untuk mencari data ilmiah dan data teoritas yang menunjang penelitian

2. Pemodelan dengan software elemen hingga

Pemodelan benda uji mengikuti data perencanaan proyek, baik dimensi, dan penulangannya untuk dimasukkan pada tahapan pemodelan software

elemen hingga

Gambar 1 Pemodelan Halfslab Dan Pelat Komposit Dengan Alat Bantu Software

Gambar 2 Pemodelan Halfslab Dengan Alat Bantu Software

3. Pembebanan

Pembebanan diterapkan sesuai rujukan standar SNI 03-2847-2013, dan dilakukan dengan teknik

loading-unloading untuk dapat mengetahui pergerakan stress,strain dan displacement dari tahapan pembebanan bertahap.

4. Momen retak

Retak beton dapat terjadi akibat tarik langsung, lentur, geser dan torsi. Pada penelitian ini retak akibat lentur yang mana diatur dalam SNI maupun ACI momen retak pada beton dibatasi oleh persamaan berikut [4] :

Mc = fr . Ig/Yt (1)

5. Momen Dan Lendutan Pada Beton Dua Arah

Menganalisis momen dan lendutan pelat beton dua arah adalah dengan menggunakan deret fourier

untuk menghitung lendutan dan momen pada pelat dua arah seperti yang ditunjukkan pada gambar dibawah dengan persamaan berikut [1] :

Gambar 3 Model Pembebanan pada pelat dua arah

Persamaan untuk lendutan :

∑ ∑

0 1

dengan m = 1,2,3 ,, dan n = 1,2,3, ... (2)

Persamaan untuk momen :

(mx)max = k1 cd po (3) (mz) max = k2 cd po (4) Dengan nilai k1 & k2 :

Tabel 1

Perhitungan Nilai k1 dan k2 :

c/a

d/a 0 0.2 0.4 0.6

0 ∞ 0.251 0.180 0.141

0.2 0.308 0.214 0.161 0.127

0.4 0.232 0.179 0.141 0.113

0.6 0.188 0.150 0.121 0.099

6. Analisa Momen dengan software

Analisa ini dilakukan untuk mengetahui nilai momen yang terjadi pada halfslab saat menerima beban dengan software SAP.

7. Analisa FEM dengan software

Analisa dimulai dari pendefinisian material properties sebagai berikut :

(a) Material beton

Material beton pada software ini harus didefinisikan sesuai dengan perilaku beton pada program finite element. Concrete Damage Plasticity (CDP) adalah mekanisme yang menggambarkan kegagalan

crackingbeton pada kondisi tarik ̃ dan crushing

(3)

Pada mekanisme CDP untuk finite element terdiri dari 3 parameter yaitu Plasticity beton, Compression Behavior, dan Tensile Behaviour. Tabel default parameter of plasticity dari beton telah diferensikan pada penelitian sebelumnya oleh P. Kmiecik dan M. Kaminski [6]& [7].

Tabel 2 Parameter Plasticity Beton Dilation

Angle

Eccentricity

K Viscocity Parameter

36 0,1 1,16 0,67 0

Compression behaviour, terdiri dari variabel

inelastic strain dan compression stress, untuk tegangan tekan yang merupakan fungsi dari regangan uniaksial tekan diperoleh dari persamaan:

( ) (5) Dimana nilai adalah nilai kuat tekan rata – rata beton pada hari ke 28 pada benda uji silinder :

( dalam MPa )sesuai eurocode 2 [8] (6)

Lalu nilai dan sesuai dengan yang didefinisikan pada eurocode 2 [8] :

(7) ⁄ (8)

( ) = 22 0

1

(9)

, ( ) ( )-

(10)

Gambar 4 Kurva hubungan stress-strain sesuai eurocode 2

Dari kurva dan persamaan di atas agar tidak mengalami overestimasi kurva pada gambar 3 diperpanjang dengan persamaan [9], [10], [11]& [12]:

{ [ (

⁄ )

( ⁄ ) ]}

(11)

* ( ) ( ) ( )+

(12)

Dimana ( ) ( ) adalah koordinat relatif antara titik D-E dan , titik D didefinisikan sebagai dan

( ). Dan akhir dari kurva persamaan sinusidosial pada regangan dan

mengalami pengurangan oleh faktor

⁄ pada titik kurva E. Akhir kurva pada

titik F ditandai dengan kekuatan sisa beton = 0,4 Mpa, faktor pengurang = 20 dan regangan

=0,03 dimana nilai tersebut telah dikalibrasi berdasar uji eksperimental. Nilai dari faktor

dan adalah garis singgung

sudut sinusoidal pada titik D dan E, juga diambil dari pertimbangan untuk memperhalus kurva sinusodia

Gambar 5 Kurva tegangan – regangan beton akibat beban tekan uniaksial

Tension Behavior, terdiri dari Tension stress dan

Cracking strain, untuk mendapatkan parameter tersebut diberlakukan hubungan antara regangan uniaksial tarik dan tegangan uniaksial tarik . Tegangan tarik meningkat secara linear hingga mencapai titik , lalu setelahnya terdegradasi hingga mencapai [13]& [14]. Persamaan yang berlaku adalah :

. /

(13)

Dengan adalah regangan saat beton mengalami retak dan adalah tegangan saat beton mengalami tarik puncak.

Damage parameter , didapatkan dari nilai kurva Gambar 4. Yang merupakan rasio antara undamage

dan damage dari beton dengan persamaan [9], [10], [11]& [12] :

(4)

Gambar 6 Kurva damage parameter

B. Material Baja

Pada material baja properties yang dibutuhkan adalah Plasticity strain. Parameter plasticity tulangan pada numerical modelling, nilai plasticiy tulangan diperoleh dari persamaan [4] :

True Stress : ( ) (15)

True strain : ( ) (16)

Plastic strain : . / (17) 8. Assembly Component Properties

Pada tahapan ini komponen/ part yang telah disiapkan pada proses penggambaran model, akan dirangkai menjadi 1 kesatuan model yang akan dianalisa

9. Pendefinisian Beban dan boundary condition

Tahapan ini adalah pendefinisian rencana beban dan titik tumpu dari model yang akan dianalisa. Untuk model akan dikondisikan sesuai keadaan di lapangan dimana pada ke-empat sisi halfslab

ditumpu dengan jepit, baik pada arah X,Y dan Z. Untuk interaction antar tulangan dengan beton pracetak begitu juga dengan beton overtopping

didefinisikan dalam keadaan embeded untuk mendefiniskan kondisi tidak terjadi slip antara beton dan tulangan, untuk pengabungan antara beton pracetak dengan beton overtopping pada tahapan komposit pada penelitian ini diasumsikan tergabung sempurna karena terdapat connector shear yang cukup kuat untuk menahan geser, dan pada program ini didefinisikan dengan fasilitas TIE.

10. Meshing

Tahapan ini adalah pendefinisian dari elemen – elemen yang dianalisis. Pada program ini meshing yang dilakukan adalah sebagai berikut [4]:

a) Kontrol MESH untuk menentukan bentuk elemen yang digunakan untuk perhitungan elemen hingga :

- Hex

- Hex – dominated - Tet

- Wedge

b) Tipe elemen yang digunakan termasuk standart, linear atau quadratic

c) Ukuran elemen yang bisa ditentukan secara otomatis oleh program. Ukurannya bisa

disesuaikan dengan mempertimbangkan ukuran jarak tulangan yang dugunakan

11. Running Model

Tahap ini adalah tahap dimana program menganalisis model yang telah disiapkan secara numerik

III HASIL PENELITIAN

Dari persamaan – persamaan diatas, dilakukan analisa perhitungan dengan analitik dan software didapatkan : 1. Hasil analisa FEM dengan software ABAQUS saat

proses Lifting

Gambar 7 Visual FEM hasil Abaqus untuk nilai lendutan

Tabel 3

Hasil Analisa FEM dengan Abaqus ( proses lifting )

Load Stress sumbu X

Stress sumbu Y

Stress sumbu Z

Strain sumbu X

Strain sumbu

Y

Strain sumbu Z

Lendutan ARAH

x

Lendutan Arah

Z

Mpa με με με με με με mm mm

0 0 0 0 0 0 0 0 0

0.000846 0.007879 0.133611 -0.00058 -0.2045 4.0205 -0.4886 -0.015242 -3.2678

0.000846 0.00645 0.132962 -0.00026 -0.2466 4.0045 -0.4723 -0.015242 -3.2678

0.000846 0.007904 0.13613 -0.00065 -0.2119 4.0969 -0.4992 -0.015242 -3.2678

0.000846 0.006505 0.135534 -0.00018 -0.2538 4.0819 -0.4784 -0.015242 -3.2678

0.002086 0.019423 0.329379 -0.00142 -0.5041 9.9113 -1.2045 -0.037575 -8.0558

0.002086 0.0159 0.327779 -0.00065 -0.6080 9.8720 -1.1642 -0.037575 -8.0558

0.002086 0.019484 0.335589 -0.00159 -0.5224 10.0996 -1.2306 -0.037575 -8.0558

0.002086 0.016035 0.334119 -0.00044 -0.6257 10.0628 -1.1795 -0.037575 -8.0558

0.00248 0.02309 0.391537 -0.00169 -0.5992 11.7817 -1.4319 -0.044665 -9.5761

0.00248 0.018903 0.389636 -0.00078 -0.7227 11.7350 -1.3839 -0.044665 -9.5761

0.00248 0.023165 0.398921 -0.00189 -0.6208 12.0056 -1.4629 -0.044665 -9.5761

0.00248 0.019065 0.397172 -0.00053 -0.7437 11.9618 -1.4021 -0.044665 -9.5761

Didapatkan dari tabel 3 di atas bahwa ketika halfslab mengalami proses lifting lendutan yang dialami adalah 9,58 mm ke arah negatif sumbu –Z

(5)

Gambar 10 Grafik load vs strain yang dialami halfslab saat proses lifting

2. Hasil analisa FEM dengan Abaqus pada proses

Overtopping

Gambar 11 Visual hasil FEM oleh Abaqus

Tabel 4

Hasil analisa FEM dengan Abaqus ( proses overtopping )

Load Lendutan ARAH

X

Lendutan ARAH Y

Lendutan ARAH Z

Mpa mm mm mm

0 0 0 0

0.000423 3.21E-10 -4.8E-07 4.58E-05

0.001043 7.91E-10 -1.2E-06 0.000113

0.00124 9.4E-10 -1.4E-06 0.000134

0.00124 9.4E-10 -1.4E-06 0.000134

0.001663 1.58E-09 -2.4E-06 0.000226

0.002283 2.38E-09 -3.8E-06 0.000359

0.00248 2.34E-09 -4.4E-06 0.0004

0.00248 2.34E-09 -4.4E-06 0.0004

0.002903 2.04E-09 -4.2E-06 0.000544

0.003523 1.56E-09 -4E-06 0.000753

0.00372 1.54E-09 -3.9E-06 0.000819

0.00372 1.54E-09 -3.9E-06 0.000819

0.004143 1.56E-09 -5.1E-06 0.001001

0.004763 1.55E-09 -6.9E-06 0.001272

0.00496 1.6E-09 -7.8E-06 0.00136

Gambar 14 Load vs strain yang terjadi saat proses overtopping

Dari tabel 4 dan gambar 14 di atas diapatkan nilai lendutan yang terlampir pada tabel 4.9 dimana lendutan terbesar yang terjadi pada saat proses overtopping terletak pada bagian tengah halfslab dengan nilai 0.00136 mm dengan nilai strain

0.0347 με

3. Hasil analisis FEM dengan Abaqus saat telah komposit

Gambar 15 Visual analisa FEM pada proses setelah komposit

Tabel 5

Hasil Analisa FEM oleh Abaqus pada proses setelah komposit

Load Lendutan

ARAH x

Lendutan ARAH Y

Lendutan ARAH Z

Mpa mm mm mm

0.0 0 0 0

0.00002 3.1E-10 7.41E-06 -0.00343

0.00004 6.21E-10 1.48E-05 -0.00686

0.00008 1.09E-09 2.59E-05 -0.012

0.00013 1.79E-09 4.26E-05 -0.01971

0.00020 2.83E-09 6.76E-05 -0.03128

0.00031 4.39E-09 0.000105 -0.04841

0.00042 5.94E-09 0.000142 -0.06555

0.00054 7.49E-09 0.000179 -0.08269

0.00065 9.04E-09 0.000216 -0.09983

0.00076 1.06E-08 0.000253 -0.11696

0.00087 1.21E-08 0.00029 -0.1341

y = -0.0018x2 - 0.005x - 0.0001

-0.0005 0 0.0005 0.001 0.0015 0.002 0.0025 0.003 0.0035

-2 -1.5 -1 -0.5 0

Lo

a

d

(

M

p

a

)

strain με

Load Vs Strain (X)

y = 11.934x2 - 0.2164x

-0.01 0 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.08

-0.04 -0.02 0 0.02 0.04 0.06 0.08 0.1

Lo

ad

(Mpa)

Strain με Load vs Strain

Gambar 13 Strain pada tulangan Gambar 12 Stress pada tulangan

(6)

Load Lendutan ARAH x

Lendutan ARAH Y

Lendutan ARAH Z

Mpa mm mm mm

0.00098 1.37E-08 0.000327 -0.15124

0.00109 1.53E-08 0.000364 -0.16838

0.00120 1.68E-08 0.000401 -0.18551

0.00131 1.84E-08 0.000438 -0.20265

0.00142 1.99E-08 0.000475 -0.21979

0.00153 2.15E-08 0.000512 -0.23693

0.00165 2.3E-08 0.000549 -0.25406

0.00176 2.46E-08 0.000586 -0.2712

0.00187 2.61E-08 0.000624 -0.28834

0.00198 2.77E-08 0.000661 -0.30548

0.00209 2.92E-08 0.000698 -0.32262

0.00220 3.08E-08 0.000735 -0.33975

0.00222 3.1E-08 0.000741 -0.34275

0.00222 3.1E-08 0.000741 -0.34275

0.00224 3.17E-08 0.000756 -0.34962

0.00226 3.23E-08 0.000771 -0.35649

0.00230 3.32E-08 0.000793 -0.3668

0.00235 3.46E-08 0.000827 -0.38226

0.00242 3.67E-08 0.000877 -0.40545

0.00253 3.98E-08 0.000951 -0.4398

0.00264 4.29E-08 0.001025 -0.47415

0.00276 4.61E-08 0.0011 -0.5085

0.00287 4.92E-08 0.001174 -0.54285

0.00298 5.23E-08 0.001248 -0.57721

0.00309 5.54E-08 0.001323 -0.61156

0.00320 5.85E-08 0.001397 -0.64591

0.00331 6.16E-08 0.001471 -0.68026

0.00342 6.47E-08 0.001545 -0.71462

0.00353 6.78E-08 0.00162 -0.74897

0.00364 7.1E-08 0.001694 -0.78332

0.00375 7.41E-08 0.001768 -0.81767

0.00387 7.72E-08 0.001843 -0.85203

0.00398 8.03E-08 0.001917 -0.88638

0.00409 8.34E-08 0.001991 -0.92073

0.00420 8.65E-08 0.002065 -0.95508

0.00431 8.96E-08 0.00214 -0.98944

0.00442 9.27E-08 0.002214 -1.02379

0.00444 9.33E-08 0.002227 -1.0298

0.00444 9.33E-08 0.002227 -1.0298

0.00446 9.42E-08 0.002249 -1.0401

0.00448 9.51E-08 0.002271 -1.0504

0.00452 9.65E-08 0.002305 -1.06584

Load Lendutan

ARAH x

Lendutan ARAH Y

Lendutan ARAH Z

Mpa mm mm mm

0.00457 9.86E-08 0.002355 -1.08901

0.00464 1.02E-07 0.00243 -1.12377

0.00475 1.06E-07 0.002542 -1.17526

0.00486 1.11E-07 0.002653 -1.22675

0.00498 1.16E-07 0.002764 -1.27824

0.00509 1.2E-07 0.002876 -1.32973

0.00520 1.25E-07 0.002987 -1.38122

0.00531 1.3E-07 0.003098 -1.43271

0.00542 1.34E-07 0.00321 -1.4842

0.00553 1.39E-07 0.003321 -1.53569

0.00564 1.44E-07 0.003432 -1.58718

0.00575 1.48E-07 0.003544 -1.63867

0.00586 1.53E-07 0.003655 -1.69016

0.00597 1.58E-07 0.003766 -1.74165

0.00609 1.62E-07 0.003878 -1.79314

0.00620 1.67E-07 0.003989 -1.84463

0.00631 1.72E-07 0.0041 -1.89612

0.00642 1.76E-07 0.004212 -1.94761

0.00653 1.81E-07 0.004323 -1.9991

0.00664 1.86E-07 0.004434 -2.05059

0.00666 1.87E-07 0.004454 -2.0596

0.00666 1.87E-07 0.004454 -2.0596

0.00668 1.88E-07 0.004484 -2.07332

0.00670 1.89E-07 0.004513 -2.08705

0.00674 1.91E-07 0.004558 -2.10764

0.00679 1.94E-07 0.004625 -2.13852

0.00686 1.98E-07 0.004725 -2.18484

0.00697 2.04E-07 0.004873 -2.25347

0.00708 2.1E-07 0.005022 -2.3221

0.00720 2.17E-07 0.00517 -2.39073

0.00731 2.23E-07 0.005318 -2.45936

0.00742 2.33E-07 0.005461 -2.52807

0.00753 1.93E-07 0.005466 -2.59782

0.00764 2.39E-07 0.005633 -2.66885

0.00775 2.17E-07 0.005999 -2.74241

0.00786 2.1E-07 0.006414 -2.81761

0.00797 2.08E-07 0.006889 -2.89396

0.00808 2.15E-07 0.007378 -2.97201

0.00819 2.27E-07 0.007846 -3.05282

0.00831 2.33E-07 0.008333 -3.13617

0.00842 2.27E-07 0.008842 -3.22264

(7)

Load Lendutan ARAH x

Lendutan ARAH Y

Lendutan ARAH Z

Mpa mm mm mm

0.00864 1.82E-07 0.009969 -3.40786

0.00875 1.59E-07 0.010614 -3.50526

0.00886 1.81E-07 0.011284 -3.60605

0.00888 1.84E-07 0.011403 -3.62394

Gambar 18 Load vs Strain pada proses setelah komposit Dari tabel 5 dan gambar 18 di atas didapatkan nilai lendutan yang terjadi saat pelat halfslab dan pelat overtopping telah menyatu menjadi pelat utuh dan diberikan beban merata dengan nilai lendutan terbesar adalah 3,62 mm ke arah negatif pada sumbu – z

4. Perhitungan Teoritis

 Rn ( faktor tahanan momen ) = 0.88296 mm < Rmax = 6.5736 mm yang berarti secara teoritis menurut standar SNI , pelat mampu menahan lendutan akibat beban rencana.

 Momen Kapasitas pelat komposit ( Mkap ) = 58.26 kNm

 Beban layan yang dapat diterima oleh pelat komposit adalah 24.48 Ton

 Momen crack (Mcr) pelat komposit = 24.48 kNm  Dari Mcr regangan yang terjadi pada pelat

komposit sisi bawah adalah = 93,8 με

 Regangan pada tulangan tekan = 93,75 με ( sisi luar ) dan - 93,7 με ( sisi dalam )

 Regangan pada tulangan tarik = 93,55 με ( sisi dalam ) dan 93,69 με ( sisi luar )

IV KESIMPULAN

Secara visual ABAQUS mampu memperlihatkan kinerja gaya yang bekerja pada halfslab. Model yang diujikan pada penelitian ini mampu membuktikan halfslab pada lokasi uji proyek Gunawangsa Tidar mampu memenuhi standart struktur yaitu nilai lendutan dibawah batas isyarat pelat yaitu Lx /240 = 13,71 mm, dengan lendutan total pada posisi komposit adalah 3,624 mm

V DAFTAR PUSTAKA

[1] R. Szilard, Theories And Applications of Plate Analysis, Hoboken, New Jersey: John Willey & Sons inc, 2004. [2] Ahadi, "ilmusipil.com," 3 November 2013. [Online].

Available: www.ilmusipil.com. [Accessed February 2018].

[3] M. H. Wijaya, "Evaluasi Kinerja Hlaf Slab Akibat Pembebanan Gravitasi dan Gempa Bumi," Universitas Indonesia, Jakarta, 2011.

[4] D. Irawan, "Model Sambungan Antar Komponen Beton Pracetak pada Sistem Half Slab Precast Dua Arah," Institute Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya, 2017. [5] O. Arifianto, "Studi Permodelan Struktur Half Slab

Dengan Pembebanan Momen Dua Arah Pada Struktur Dermaga PT. Petrokimia Gresik Dengan Bantuan Software Finite Element," Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya, Surabaya, 2015.

[6] P. Kmiecik, "Modelling of Reinforced Concrete Structures adn Composite structures with Concrete Strength Degradation Taken Info Consideration,"

Archives Of Civil And Mechanical Engineering, pp. 623-636, 2011.

[7] M. Kaminski, "Modelling of Reinforced Concrete Structures adn Composite structures with Concrete Strength Degradation Taken Info Consideration,"

Archives Of Civil And Mechanical Engineering, pp. 623-636, 2011.

[8] EN 1992 1-1, Eurocode 2 : Design of Concrete Structures Part 1-1 : General Rules and Rules for Building, Brussels: European Commitee for Standardization (CEN), 2004.

[9] M. Pavlovic, "Bolted shear connectors vs headed studs behaviour in push-out tets," Journal of Constructional steel research, pp. 134-149, 2013.

[10] Z. Markovic, "Bolted shear connectors vs headed studs behaviour in push-out tets," Journal of Constructional steel research, pp. 134-149, 2013.

[11] M. Veljkovic, "Bolted shear connectors vs headed studs behaviour in push-out tets," Journal of Constructional steel research, pp. 134-149, 2013.

[12] D. Budevac, "Bolted shear connectors vs headed studs behaviour in push-out tets," Journal of Constructional steel research, pp. 134-149, 2013.

[13] T. Wang, "Nonlinear finite element analysisof concrete structures using new constitutive models," 79, pp. 2781-2791, 24 January 2001.

[14] T. T. Hsu, "Nonlinear finite element analysisof concrete structures using new constitutive models," 79, pp. 2781-2791, 24 January 2001.

0.000 0.002 0.004 0.006 0.008 0.010

0 50 100 150

Loa

d

(

M

p

a

)

Gambar

Gambar 3 Model Pembebanan pada pelat dua arah
Gambar 5 Kurva tegangan – regangan beton akibat beban tekan uniaksial
Tabel 3
Gambar 18 Load vs Strain pada proses setelah komposit

Referensi

Dokumen terkait

(4) Penetapan jenjang jabatan untuk pengangkatan dalam Jabatan Fungsional Pengawas Kemetrologian berdasarkan jumlah angka kredit yang dimiliki setelah ditetapkan oleh pejabat

3.1. Pelaksanaan Perjanjian Pinjam Meminjam pada Koperasi Pamengkeut Banda Kota Tasikmalaya.. Pada proses perjanjian pinjam meminjam di Koperasi Pamengkeut Banda Kota

Kuadran ini terletak antara peluang eksternal dan kekuatan internal (strategi pertumbuhan) yaitu strategi yang didesain untuk mencapai pertumbuhan jumlah

Hasil uji chi square menunjukan p value sebesar 0,001&lt;0,05 yang berarti Ho ditolak sehingga terdapat hubungan yang signifikan antara personal hygiene dengan penyakit

Uji t yang dilakukan terhadap kemampuan mempertahankan stabilitas emulsi pada selang ke- percayaan 95% menunjukkan bahwa minyak cacing tanah tanpa proses degumming

Keberhasilan penulis dalam menyelesaikan Tugas Akhir dengan judul “ Kajian Penanganan Persoalan Lalu Lintas Pada Ruas Jalan Terpengaruh Akibat Dampak Tarikan Kendaraan

Faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam diri Misna Walia Setri selaku Kepala Desa, seperti latar belakang; kepribadian; kehidupan sehari-hari;

Hasil biosorpsi ampas sagu terhadap ion logam mangan (Mn) berdasarkan variasi konsentrasi larutan terbaik dicapai pada konsentrasi 50 ppm dengan kapasitas adsorpsi