• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN - Perancangan pembangkit listrik tenaga biogas kotoran sapi di Bangka Botanical Garden Pangkalpinang - Repository Universitas Bangka Belitung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN - Perancangan pembangkit listrik tenaga biogas kotoran sapi di Bangka Botanical Garden Pangkalpinang - Repository Universitas Bangka Belitung"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

1

Kebutuhan akan penggunaan energi semakin meningkat seiring dengan

pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan konsumsi energi oleh masyarakat.

Sumber energi yang selama ini digunakan sebagian besar berasal dari bahan bakar

fosil, seperti batubara, minyak bumi, gas alam dan lain-lain. Bahan bakar fosil

merupakan sumber energi yang proses terbentuknya memerlukan waktu jutaan

tahun dan dapat dikatakan sebagai sumber energi takterbarukan serta kurang

ramah lingkungan. Oleh karena itu, untuk mengganti penggunaan energi

takterbarukan diperlukan sumber energi alternatif yang mampu mengurangi laju

pemakaian energi fosil. Pemanfaatan sumber energi alternatif ini bisa dilakukan

diseluruh belahan dunia mengingat banyaknya ketersediaan sumber energi

alternatif, misalnya sinar matahari, angin, gelombang air laut, aliran air terjun,

limbah organik tanaman atau kotoran hewan dan lain-lain.

Bangka Botanical Garden (BBG) merupkan tempat yang saat ini

menjalankan dan melakukan pengembangan dalam sektor pertanian dan

peternakan yang terletak di daerah Pasir Padi, Pangkal Pinang, Pulau Bangka.

Kawasan yang dulunya merupakan area bekas penggalian timah ini telah diubah

menjadi lahan subur dengan fasilitas pertanian, peternakan dan perikanan.

Kawasan yang memiliki luas ±200 hektar ini merupakan salah satu tempat

peternakan sapi terbesar di pulau Bangka.

(2)

tahun 2016 dan akan terus bertambah seiring dengan pengembangan tiap

tahunnya, oleh karena itu BBG merupakan tempat yang cocok untuk dijadikan

tempat penelitian ini mengingat ketersediaan potensi pengembangan sumber

energi alternatif biogas dari kotoran sapi yang besar.

Pada penelitian ini akan dibahas mengenai studi perancangan pembangkit

listrik tenaga biogas kotoran sapi, hal ini dilakukan mengingat untuk saat ini

pemanfaatan limbah kotoran sapi di bangka botanical garden baru pada sektor

pertanian, misalnya untuk pembuatan pupuk kandang, selain itu potensi kotoran

sapi diBBG juga sudah digunakan untuk PLTBiogas skala kecil, dimana gas yang

dihasilkan oleh PLTBiogas tersebut hanya digunakan untuk kompor dan lampu

penerangan gas (lampu petromax) sehingga pemanfaatan biogas yang dihasilkan

tidak maksimal karena tidak digunakan sebagai pembangkit listrik. oleh karena itu

pada penelitian ini pemanfaatan biogas yang dihasilkan oleh PLTBiogas yang

dirancang akan dimaksimalkan pemanfaatannya sebagai sumber listrik, dimana

gas yang dihasilkan akan digunakan sebagai sumber bahan bakar generator

penghasil listrik, serta melakukan perhitungan baik dari segi biaya perancangan

dan nilai ekonomis PLTBiogas yang akan dirancang serta perbandingan harga

listrik dari PLN dengan harga listrik yang akan dihasilkan oleh PLTBiogas yang

(3)

1.2. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut;

1. Bagaimana potensi kotoran sapi di Bangka Botanical Garden untuk dimanfaatkan sebagai pembangkit listrk tenaga biogas?

2. Bagaimana perancangan suatu instalasi pembangkit listrik tenaga biogas dengan memanfaatkan potensi kotoran sapi menjadi energi alternatif biogas di Bangka Botanical Garden?.

3. Bagaimana perhitungan biaya modal (Capital Cost), perhitungan biaya operasi awal dan perawatan peralatan, perhitungan biaya pembangkitan total perancangan pembangkit listrik tenaga biogas di Bangka Botanical Garden serta perbandingan nilai harga listrik PLN dengan listrik dari PLTBiogas?

1.3. Batasan Masalah

Adapun untuk mencapai tujuan yang diinginkan pada penalitian ini, maka batasan permasalahan yang akan dibahas adalah sebagai berikut;

1. Penelitian ini hanya akan membahas potensi pemanfaatan kotoran sapi menjadi biogas untuk pembangkit listrik berdasarkan data-data tahun 2016.

2. Pada perancangan pembangunan PTLBiogas, jumlah kotoran yang digunakan 2500 pada awal pengisisan dan tipe degister yang akan digunakan adalah tipe kubah tetap (fixed dome type) dengan kapasitas tampung kotoran maksimal 73,2 m .

(4)

penampungan slurry dan penampung gas yang jumlahnya akan disesuaikan dengan kebutuhan biogas untuk bahan bakar generator yang akan digunakan, serta satu unit generator penghasil listrik.

4. Pada perhitungan aspek ekonomi, penelitian ini hanya akan menghitung biaya modal (Capital Cost), biaya operasi dan perawatan (O&M Cost) dan biaya pembangkitan serta biaya perbandingan antara harga listrik PLN dengan listrik PLTBiogas.

1.4. Tujuan

Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1. Mengetahui potensi pemanfaatan kotoran sapi menjadi biogas yang akan

digunakan sebagai pembangkit energi listrik di Bangka Botanical Garden.

2. Mengetahui tipe digester dan bangunan yang akan digunakan pada

perancangan PLTBiogas.

3. Mengetahui jenis generator yang digunakan beserta perhitungan potensi

listrik yang dihasilkan dan beban yang akan dipenuhi oleh PLTBiogas.

4. Mengetahui perhitungan biaya modal (Capital Cost), biaya operasi dan

perawatan peralatan dan biaya pembangkitan Perancangan PLTBiogas di

BBG.

5. Mengetahui perbandingan nilai harga listrik PLN dengan harga listrik dari

(5)

1.5. Manfaat

Dengan perancangan pembangkit listrik tenaga biogas kotoran sapi di

Bangka Botanical Garden (BBG), Pangkal Pinang, diharapkan memberikan

manfaat antara lain sebagai berikut:

1. Memberikan pemahaman tentang pemanfaatan sumber energi alternatif

biogas sebagai pembangkit listrik yang baik dan ramah lingkungan serta

mudah untuk digunakan.

2. Memberikan gambaran tentang perancangan instalasi suatu pembangkit

listrik tenaga biogas kotoran sapi beserta prinsip kerjanya.

3. Memberikan gambaran tentang perhitungan biaya modal (capital cost),

biaya operasi dan perawatan (O&M cost) dan biaya pembangkitan serta

perbandingan pemakaian listrik PLN dengan listrik PLTBiogas.

1.6. Keaslian Penelitian

Susilaningsih, Erik, dan Oktaviyanto (2007) melakukan penelitian ilmiah

dengan judul Pemanfaatan Limbah Kotoran Sapi Sebagai Bahan Bakar Rumah

Yang Lebih Memberikan Keuntungan Ekonomis. Metode yang digunakan adalah

dengan metode eksperimen (uji coba) dan metode terapan. Metode eksperimen

adalah metode untuk memperbandingkan hasilnya pemakaian satu atau lebih

kelompok eksperimen. Metode terapan adalah metode dengan study lapangan,

dimana peneliti melakukan pengamatan secara langsung pada objek penelitian,

kemudian menganalisis data dan membuat kesimpulan untuk pemecahan masalah

(6)

Rahayu, Purwaningsih, dan Pujianto (2008) melakukan penelitian berjudul

Pemanfaatan Kotoran Ternak Sapi sebagai sumber energi alternatif ramah

lingungan beserta asfek sosio kulturanya. Kegiatan penerapan IPTEK ini bekerja

sama dengan masyarakat desa Jatisarono, Kecamatan Nanggulan, Kabupaten

Kulon Progo. Metode kegiatan ini meliputi ceramah, diskusi-informasi dan

workshop. Adapun hasil akhir dari kegiatan yang dilakukan adalah pemanfaatan

biogas sebagai sumber bahan bakar alternatif didareah tersebut memiliki potensi

yang besar dan jika ditinjau dari aspek sosialnya sangat memberikan dampak yang

baik bagi masyarakat sekitar daerah tersebut.

Hanif (2010), melakukan penelitian dengan judul Study pemanfaatan

biogas sebagai pembangkit listrik 10 KW kelompok tani mekarsari desa Dander

Bojonegoro menuju desa mandiri energi, penelitian ini menggunakan metode

penelitian dengan menganalisa aspek teknis pembangkit listrik biogas di daerah

tersebut. Selanjutnya analisis aspek ekonomi, aspek sosial dan aspek lingkungan

dimana dari semua aspek didapatkan hasil yang menyatakan bahwa pengunaan

PLTBiogas sangat memberikan keuntungan atau dampak yang baik.

Adapun yang membedakan penelitian ini dengan penelitian lainya adalah

pada metode yang digunakan yaitu metode perancangan serta pembahasan yang

difokuskan pada perhitungan biaya investasi perancangan dan pembahasan aspek

penelitian yang meliputi apek ekonomi tanpa membahas aspek sosial mengingat

tempat penelitian yang merupakan kawasan khusus peternakan bukan pemukiman

masyarakat seperti penelitian lainnya. Contoh perbandingan penelitian ini dengan

(7)

(2007) serta penelitian Hanif (2010) adalah pada penelitian Susilaningsih, Erik,

dan Oktaviyanto (2007) metode yang digunakan adalah metode ujicoba dan

metode terapan dimana hasil penelitian tidak diikuti dengan merancang

PLTBiogas dan aspek yang dibahas adalah aspek sosial. Pada penelitian Hanif

metode yang digunakan adalah metode pengumpulan data dan analisa biogas yang

dihasilkan lalu dilanjutkan dengan pembahasan aspek ekonomi dan sosial,

1.7. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan untuk mempermudah pemahaman bagian dari

kesatuan tulisan, terdiri dari bebarapa bab, yang masing – masing bab mempunyai

hubungan saling terkaitan dengan bab yang lain. Bab yang terkandung dalam bab

ini adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Berisikan hal-hal umum yang memaparkan latar belakang, rumusan

masalah, batasan masalah, tujuan, manfaat penelitian, keaslian penelitian, dan

sistematika penulisan tentang perancangan pembangkit listrik tenaga biogas

kotoran sapi di Bangka Botanical Garden beserta perhitungan modal awal

(Capital Cost), biaya operasi dan perawatan ( O&M Cost) , perhitungan biaya

pembangkitan dan perbandingan harga listrik dari penggunaan listrik PLN dengan

(8)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI

Berisikan tentang Tinjauan pustaka dan landasan teori sebagai penunjang

penelitian yang menguraikan tentang teori-teori yang berhubungan dengan

perancangan pembangkit listrik tenaga biogas kotoran sapi beserta perhitungan

seperti perhitungan modal awal, biaya operasi dan perawatan, biaya pembangkitan

serta perbandingan harga listirk dari PLN dengan listrik dari PLTBiogas.

BAB III METODE PENELITIAN

Berisikan tentang waktu dan tempat penelitian, bahan atau materi

penelitian, alat penelitian dan langkah-langkah penelitian dalam perancangan

pembangkit listrik tenaga biogas beserta cara perhitungan volume bangunan,

modal awal, biaya operasi dan perawatan, biaya pembangkit serta perhitungan

perbandingan harga listrik PLN dengan PLTBiogas, sedangkan untuk

langkah-langkah penelitian ini terdiri dari diagram alir penelitian.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Berisikan hasil akhir dari perancangan pembangkit listrik tenaga biogas

kotoran sapi di Bangka Botanical Garden yang terdiri dari hasil hitungan ukuran

volume dan jenis bangunan yang digunakan, hasil rangkaian instalasi perencanaan

PLTBiogas dan hasil perhitungan biaya modal ( Capital Cost ), biaya operasi dan

perawatan (O&M Cost), biaya pembangkitan dari perancangan PLTBiogas serta

(9)

BAB V PENUTUP

Berisikan tentang kesimpulan dan saran dari penelitian perancangan

pembangkit listrik tenaga biogas kotoran sapi di Bangka Botanical Garden,

Referensi

Dokumen terkait

“Pertama mencari gambar yang relevan dengan materi yang harus dibahas, kedua jika menggunakan media gambar diam pada saat lampu padam tidak akan terlihat jelas

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penggunaan bungkil inti sawit yang difermentasi dengan cairan rumen kerbau dan saccharomyces cereviceae

Perlakuan defisit air pada media tanah bertek- stur pasir dan bertekstur liat mempengaruhi sifat fisika tanah, terutama pada parameter kadar air ta- nah, tetapi tidak

Di bawah ini adalah hasil analisis terhadap terhadap kata, frasa, klausa, dan kalimat dari hasil percakapan antara sampel guru terhadap peserta didik ketika

Tidak hanya berhenti pada pertanyaan-pertanyaan tersebut, pertanyaan masih dilanjutkan oleh Dadan, yang menanyakan program apa yang akan dibawa oleh Winni, sebagai

Pernyataan ini didukung oleh teori yang mengatakan bahwa hasil analisa berkas rekam medis menentukan peringkat suatu unit atau sarana kesehatan. Apabila hasil analisa dari

Sistem monitoring penyelesaian berkas perkara pidana menggunakan metode Rule Based Expert Systems berkerja berdasarkan aturan pakar dengan prosedur logika sistem

TENGAH SULAWESI SELATAN JAMBI KALIMANTAN TENGAH KALIMANTAN SELATAN BELITUNG BANGKA MALUKU UTARA KEPULAUAN RIAU SUMATERA SELATAN KALIMANTAN BARAT KALIMANTAN TIMUR