ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN ANTARA BANK
RAKYAT INDONESIA SYARIAH DENGAN BANK NEGARA
INDONESIA SYARIAH (PERIODE 2012-2016)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Disusun Oleh
NURUL HUDA
NIM 213 13 103
PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH S1
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
vi
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum hingga mereka mengubah
diri mereka sendiri.” (Q.S. Ar-Ra’d:11)
“Saya tidak bisa mengubah arah angin, namun saya bisa menyesuaikan pelayaran saya untuk selalu menggapai tujuan saya.” (Jimmy Dean)
“Satu-satunya cara untuk mengalahkan ketidakmungkinan adalah dengan mempercayainya
bahwa itu mungkin.” (Charles Kingsleigh)
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan kepada :
1. Allah SWT yang selalu memberikan rahmat serta hidayah-Nya.
2. Kedua orang tuaku tercinta, Ibu Badriah dan Bapak Kamali, serta saudaraku tercinta
Saifudin dan Nis Roeva yang selalu mendo’akan, menyemangati, menasehati, dan
memotivasi dalam pembuatan skripsi ini, terima kasih untuk semuanya.
3. Teman-teman mahasiswa jurusan Perbankan Syariah S1 yang selalu membbantu,
mendoakan, menyemangati, menasehati, dan memotivasi dalam pembuatan skripsi ini,
vii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr. Wb.
Alhamdulillaahirrabil’aalamiin,Segala puji bagi Allah SWT, atas segala limpahan
rahmat serta hidayah-Nya, tak lupa shalawat serta salam kita sanjungkan kepada junjungan
kita, nabi Muhammad SAW. Atas karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi
dengan judul : ANALISIS PERBANDINGAN KINERJA KEUANGAN ANTARA BANK
RAKYAT INDONESIA SYARIAH DENGAN BANK NEGARA INDONESIA SYARIAH (PERIODE 2012-2016). Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi program Strata Satu (S1) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Institut
Agama Islam Negeri Salatiga.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari tanpa adanya do’a, bimbingan,
dukungan, nasehat, dan bantuan dari berbagai pihak, penulisan skripsi ini tidak akan dapat
terwujud. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd selaku Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Dr. Anton Bawono, S.E.,M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam IAIN Salatiga.
3. Ibu Fetria Eka Yudiana, M.si selaku Ketua Jurusan S1 Perbankan Syariah Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Salatiga.
4. Bapak Mochlasin, M.Ag. selaku pembimbing, yang telah memberikan bimbingan,
viii
5. Kedua orang tua tercinta dan seluruh keluarga yang telah mendo’akan sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
6. Seluruh dosen jurusan S1 Perbankan Syariah dan seluruh staff IAIN Salatiga
7. Rekan-rekan mahasiswa angkatan 2013 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam jurusan
S1 Perbankan Syariah
8. Terima kasih untuk semua teman-teman yang tidak dapat disebutkan satu per satu
yang telah menjadi bagian dari hidupku, selalu sehat dan sukses untuk kita semua.
9. Dan semua pihak yang telah membantu penulis, yang tidak bisa penulis sebutkan
satu persatu, terima kasih untuk semangat yang selalu kalian berikan.
Dan akhirnya, tidak ada kata selain rasa syukur atas rahmat dan karunia serta
ridho Allah SWT. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi
pembaca pada umumnya.
Wassalamualaikum Wr. Wb
ix
ABSTRAK
Huda, Nurul. 2017. Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Antara Bank Rakyat Indonesia
Syariah Dengan Bank Negara Indonesia Syariah (Periode 2012-2016). Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Jurusan Perbankan Syariah S1, Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing: Mochlasin, M.Ag.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah (1) Apakah ada perbedaan kinerja keuangan yang signifikan pada BRIS dengan BNIS dilihat dari rasio CAR? (2) Apakah ada perbedaan kinerja keuangan yang signifikan pada BRIS dengan BNIS dilihat dari rasio ROA? (3) Apakah ada perbedaan kinerja keuangan yang signifikan pada BRIS dengan BNIS dilihat dari rasio NIM? (4) Apakah ada perbedaan kinerja keuangan yang signifikan pada BRIS dengan BNIS dilihat dari rasio BOPO? (5) Apakah ada perbedaan kinerja keuangan yang signifikan pada BRIS dengan BNIS dilihat dari rasio FDR?. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh dari laporan keuangan triwulanan Bank Rakyat Indonesia Syariah dan Bank Negara Indonesia Syariah periode 2012-2016. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan uji normalitas data dengan tehnik analisis menggunakan Uji Statistik Independent Sample t-Test untuk uji hipotesisnya. Dari hasil Uji Statistic Independent Sample t-Test menunjukkan rasio CAR, ROA, NIM, BOPO, dan FDR Bank Rakyat Indonesia Syariah dengan Bank Negara Indonesia Syariah terdapat perbedaan yang signifikan dan secara umum, dari segi permodalan yaitu solvabilitas (CAR) dan rentabilitas (ROA, dan NIM) BNIS lebih baik dari pada BRIS. Akan tetapi ada beberapa rasio yang nilainya lebih rendah dari BRIS, yaitu rasio efisiensi (BOPO) dan rasio Likuiditas (FDR).
x
DAFTAR ISI
SAMPUL
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... Error! Bookmark not defined.
PENGESAHAN ... Error! Bookmark not defined.
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... Error! Bookmark not defined.
PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT ... Error! Bookmark not defined.
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v
KATA PENGANTAR ... vii
ABSTRAK ... ix
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xiv
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Identifikasi dan Batasan Masalah ... 5
C. Rumusan Masalah ... 5
D. Tujuan Penelitian ... 6
E. Kegunaan Penelitian ... 6
F. Sistematika Penulisan ... 7
BAB II LANDASAN TEORI ... 9
A. Penelitian Terdahulu ... 9
B. Kerangka Teori ... 17
xi
2. Pengukuran Kinerja Bank ... 18
3. Analisis Rasio ... 19
4. Rasio Solvabilitas ... 22
5. Rasio Rentabilitas/Profitabilitas ... 24
6. Rasio Aktivitas ... 26
7. Rasio Likuiditas ... 27
8. Analisis Perbandingan ... 29
C. Kerangka Penelitian ... 31
D. Hipotesis Penelitian ... 32
BAB III METODE PENELITIAN ... 40
A. Jenis Penelitian ... 40
B. Objek dan Waktu Penelitian ... 40
C. Populasi dan Sampel ... 41
D. Skala Pengukuran ... 41
E. Definisi Operasional ... 42
F. Instrumen Penelitian ... 44
G. Teknik Analisis Data ... 44
H. Analisis Data ... 45
I. Alat Analisis Data ... 47
BAB IV ANALISIS DATA ... 48
A. Bank Rakyat Indonesia Syariah ... 48
B. Bank Negara Indonesia Syariah ... 50
xii
1. Uji Normalitas Data ... 54
2. Uji Beda (Uji t)... 56
3. Uji Hipotesis ... 60
D. Pembahasan ... 65
BAB V PENUTUP ... 76
A. Kesimpulan ... 76
B. Saran ... 78
DAFTAR PUSTAKA
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. 1 Jaringan Kantor Perbankan Syariah ... 2
Tabel 1. 2 Jumlah Aset BRIS 2012-2016 ... 3
Tabel 1. 3 Jumlah Aset BNIS 2012-2016 ... 3
Tabel 2. 1 Penelitian Terdahulu ... 14
Tabel 4. 1 Profil Bank Rakyat Indonesia Syariah (BRIS) ... 49
Tabel 4. 2 Jumlah Aset BRIS 2012-2016 ... 49
Tabel 4. 3 Profil Bank Negara Indonesia Syariah (BNIS) ... 52
Tabel 4. 4 Jumlah Aset BNIS 2012-2016 ... 52
Tabel 4. 5 Hasil Uji Normalitas Data dengan Kolmogorov-Smirnov ... 54
Tabel 4. 6 Keputusan Uji Normalitas Data ... 55
Tabel 4. 7 Hasil Uji Normalitas Data dengan Kolmogorov-Smirnov ... 55
Tabel 4. 8 Keputusan Uji Normalitas Data ... 56
Tabel 4. 9 Perbandingan Kinerja Keuangan BRIS dengan BNIS ... 56
Tabel 4. 10 Hasil Uji Statistic Independent Sampel t-test Rasio CAR ... 60
Tabel 4. 11 Hasil Uji Statistik Independent Sample t-tes Rasio ROA ... 61
Tabel 4. 12 Hasil Uji Statistic Independent Sampel t-test Rasio NIM ... 62
Tabel 4. 13 Hasil Uji Statistik Independent Sample t-test Rasio BOPO ... 63
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2. 1 Kerangka Penelitian... 31
Gambar 4. 1 Struktur Organisasi BRIS ... 50
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Menurut Kasmir (2012:12) bank diartikan sebagai lembaga keuanganya
yang kegiatan utamanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan
menyalurkannya kembali dana tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa
lainya. Sedangkan pengertian lembaga keuangan adalah setiap perusahaan yang
bergerak dibidang keuangan dimana kegiatanya baik hanya menghimpun dana,
atau hanya menyalurkan dana atau kedua-duanya menghimpun dan menyalurkan
dana.
Di Indonesia sendiri bank tidak hanya bank berprisip kovensional saja
melainkan ada bank berprinsip syariah, bank syariah adalah bank yang
menjalankan kegiatan utamanya berdasarkan hukum Islam (syariah).
Pembentukan sistem ini berdasarkan adanya larangan dalam agama Islam untuk
meminjamkan atau memungut pinjaman dengan mengenakan bunga pinjaman
(riba), serta larangan untuk berinvestasi pada usaha-usaha berkategori terlarang
(haram). Tetapi secara tujuan bank konvensional dan bank syariah sama.
Pada tahun-tahun terakhir ini dunia perbankan syariah di Indonesia
menunjukkan perkembangan yang sangat pesat, baik dilihat dari jumlah
pembukaan kantor baru, jenis usaha bank dan volume kegiatan bank yang
dilakukannya. Seiring dengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi, pembiayaan
syariah juga menunjukkan kinerja yang membaik dengan ditunjukkan oleh
membesarnya porsi pembiayaan bagi hasil.
Menurut sumber yang dikutip dari website Otoritas Jasa Keuangan (OJK),
statistik perbankan syariah bulan desember tahun 2016, dengan jumlah kantor
layanan diseluruh Indonesia, Bank Rakyat Indonesia Syariah, degan Bank Negara
Indonesia Syariah inilah yang sangat berdekatan dari jumlah kantornya sehingga
dijadikan objek penelitian.
Tabel 1. 1
Jaringan Kantor Perbankan Syariah
Sumber : Statistik Perbankan Syariah, Desember 2016, OJK
Dari data yang ada diatas menunjukan bahwa, BRIS jumlah kantor cabang
52, kantor cabang pembatu 205, dan kantor kas 12, dengan jumlah keseluruhan
269. Sedangkan BNIS jumlah kantor cabang 68, kantor cabang pembantu 169,
dan kantor kas 18, dengan jumlah kantor 255.
Aset kedua perusahaan itupun saling berdekatan dari tahun 2012 sampai tahun
2016, jumlah aset Bank Rakyat Indonesia Syariah : KPO/KC KCP/UPS KK
10 PT. Bank Syariah Bukopin 12 7 410 PT. Bank Syariah Bukopin
11 PT. BCA Syariah 10 8 311 PT. BCA Syariah
12 PT. Maybank Syariah Indonesia 1 0 012 PT. Maybank Syariah Indonesia
13 PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah 25 3 013 PT.Bank Tabungan Pensiunan Nasional Syariah Jaringan Kantor Individual Perbankan Syariah - SPS Desember 2016 (Individual Sharia Banking Network)
Group of Banks Kelompok Bank
Tabel 1. 2
Jumlah Aset BRIS 2012-2016
JUMLAH ASSET DALAM MILIAR RUPIAH
2012 2013 2014 2015 2016
14.088 17.400 20.341 24.230 27.687
Sumber : Publikasi Laporan Keuangan Tahunan 2016, BRIS
Sedangkan jumlah aset dari Bank Negara Indonesia Syariah :
Tabel 1. 3
Jumlah Aset BNIS 2012-2016
JUMLAH ASSET DALAM MILIAR RUPIAH
2012 2013 2014 2015 2016
10.645 14.709 19.492 23.018 28.314
Sumber : Publikasi Laporan Keuangan Tahunan 2016, BNIS
Dari data jumlah aset kedua perusahaan perbankan BRIS dengan BNIS
yang didapat dari laporan keuangan tahunan yang dipublikasikan, dari tahun
2012-2016 jumlah aset kedua perusahaan perbankan tersebut saling berdekatan
dan mengalami peningkatan secara signifikan, di tahun 2016 selisihnya hannya
(0.627) dalam miliar rupiah.
Sebagai salah satu lembaga keuangan, bank perlu menjaga kinerjanya agar
dapat beroperasi secara optimal. Terlebih lagi bank syariah harus bersaing dengan
bank konvensional yang dominan dan telah berkembang pesat di Indonesia.
Persaingan yang semakin tajam ini harus dibarengi dengan manajemen yang baik
untuk bisa bertahan di industri perbankan. Salah satu faktor yang harus
diperhatikan oleh bank untuk bisa terus bartahan adalah kinerja (kondisi
keuangan) bank.
Salah satu sarana untuk melihat kinerja keuangan suatu
persahaan/perbankan dapat dilihat dari laporan tahunan perbankan tersebut, setiap
laba-rugi, laporan komitmen dan kontijensi, laporan arus kas, dan catatan atas laporan
keuangan berdasarkan waktu dan bentuk yang ditetapkan oleh Bank Indonesia
(BI). Sementara itu laporan yang harus dipublikasikan kepada masyarakat umum
antara lain: neraca, laporan laba rugi, laporan komitmen dan kontijensi yang
dilengkapi dengan kualitas aktiva produktif dan informasi lainnya, perhitungan
rasio keuangan, perhitungan kewajiban modal minimum, serta transaksi valuta
asing dan derivatif.
Dari laporan keuangan yang diterbitkan oleh perbankan dilihat dari
perhitungan rasio keuangan, rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari
hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang
mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan (berarti). misalnya antara utang
dan modal, antara kas dan total aset, antara harga pokok produksi dengan total
penjualan, dan sebagainya. Teknik ini lazim digunakan para analisis keuangan.
Rasio keuangan sangat penting dalam melakukan analisis terhadap kondisi
keuangan perusahaan, Rivai dkk (2007:616).
Pembandingan adalah teknik analisis laporan keuangan yang dilakukan
dengan cara menyajikan laporan keuangan secara horisontal dari membandingkan
antara satu dengan yang lain, teknik perbandingan ini juga dapat menunjukan
kenaikan dan penurunan dalam rupiah atau unit dan juga dalam presentase atau
perbandingan dalam bentuk angka perbandingan atau rasio. Tujuan dari analisis
perbandingan adalah untuk mengetahui perubahan-perubahan berupa kenaikan
atau penurunan pos-pos laporan keuangan atau data lainnya dalam dua atau lebih
Soemarso (2005:380) mengemukakan bahwa analisis perbandingan
merupakan salah satu teknik analisis laoporan keuangan yang mempunyai makna
ataupun dapat menjelaskan arah perubahan suatu fenomena. Angka-angka dalam
laporan keuangan akan sedikit artinya bila dilihat secara sendiri-sendiri. Dengan
analisa, pemakaian laporan keuangan lebih mudah menginterprestasikannya.
Berdasarkan uraian diatas maka penulis membahas lebih lanjut tentang
perbandingan kinerja keuanagan antara BRIS dengan BNIS. dengan judul :
“Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan menggunakan Rasio Keuangan
antara Bank Rakyat Indonesia Syariah dengan Bank Negara Indonesia
Syariah Periode 2012-2016”.
B. Identifikasi dan Batasan Masalah
Karena variabel yang terkait dengan analisis, maka penulis membatasi
hanya mengunakan Rasio Solvabilitas, Rasio Rentabilitas, Rasio Aktivitas, dan
Rasio Likuiditas.
C. Rumusan Masalah
1. Apakah ada perbedaan kinerja keuangan yang signifikan pada Bank Rakyat
Indonesia Syariah dengan Bank Negara Indonesia Syariah dilihat dari rasio
Capital Adequacy Ratio (CAR)?
2. Apakah ada perbedaan kinerja keuangan yang signifikan pada Bank Rakyat
Indonesia Syariah dengan Bank Negara Indonesia Syariah dilihat dari rasio
3. Apakah ada perbedaan kinerja keuangan yang signifikan pada Bank Rakyat
Indonesia Syariah dengan Bank Negara Indonesia Syariah dilihat dari rasio
Net Interest Margin (NIM)?
4. Apakah ada perbedaan kinerja keuangan yang signifikan pada Bank Rakyat
Indonesia Syariah dengan Bank Negara Indonesia Syariah dilihat dari rasio
Biaya Operasi Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO)?
5. Apakah ada perbedaan kinerja keuangan yang signifikan pada Bank Rakyat
Indonesia Syariah dengan Bank Negara Indonesia Syariah dilihat dari rasio
Financial to Deposit Ratio (FDR)?
D. Tujuan Penelitian
Mengacu pada pokok masalah penelitian sebagai mana yang telah
dirumuskan di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah
menganalisis dan mendapatkan bukti empiris tentang perbandingan kinerja
keuangan antara Bank Rakyat Indonesia Syariah dengan Bank Negara Indonesia
Syariah dilihat dari rasio-rasio keuangan berupa CAR, ROA, NIM, BOPO, dan
FDR.
E. Kegunaan Penelitian
1. Bagi penulis, dapat menerapkan teori-teori yang diperoleh selama berada
dibangku perkuliahan serta menambah Ilmu pengetahuan serta pengalaman
dalam membandingkan kinerja keuangan bank.
2. Bagi pihak perusahaan, dapat dijadikan koreksi untuk meningkatkan kinerja
3. Bagi pihak lain, untuk menjadi sumber referensi kinerja bank agar dapat
berinvestasi atau menarik kembali investasi.
F. Sistematika Penulisan
BAB I PENDAHULUAN
Penelitian ini diawali dengan penjelasan tentang latar belakang masalah yang
menjadi pemicu munculnya permasalahan. Dengan latar belakang masalah
tersebut ditentukan rumusan masalah yang lebih terperinci sebagai acuan
untuk menentukan hipotesis. Dalam bab ini pula dijabarkan tentang tujuan
dan kegunaan penelitian, dan pada akhir bab dijelaskan tentang sistematika
penelitian yang akan digunakan.
BAB II LANDASAN TEORI
Berisi tentang telaah pustaka yang berisi ringkasan penelitian terdahulu.
Kedua berisi kerangka teori dan konsep yang akan digunakan untuk
menganalisis, konsep yang terkait dan penting untuk dikaji sebagai landasan
dalam menulis bab analisis dan penarikan kesimpulan. Dan terakhir adalah
kerangka penelitian, berisi telaah kritis untuk menghasilkan hipotesis dan
model penelitian yang akan diuji dalam bentuk gambar maupun persamaan
serta berisi hipotesis yang diajukan.
BAB III METODE PENELITIAN
Bab ini berisi tentang jenis dan data penelitian, lokasi dan waktu penelitian,
penentuan populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, skala pengukuran
data, variabel penelitian, definisi konsep dan operasional, metode analisis
BAB IV ANALISIS DATA
Pada bab ini akan membahas tentang deskripsi obyek penelitian yang
berkaitan dengan penelitian, serta menguraikan hasil uji analisis data dari data
yang telah diperoleh, Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam
model regresi, variabel dependen, variabel independen atau keduanya
mempunyai distribusi normal atau tidak. dan kemudian uji beda yang
menggunakan teknik (independent sample t-test) untuk mencari perbandingan
antara kedua data yang diuji.
BAB V PENUTUP
Berisi kesimpulan dan saran berdasarkan hasil penelitian yang telah
9
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Penelitian Terdahulu
Penelitian-penelitian tentang perbandingan kinerja antar bank yang telah
dilakukan oleh peneliti terdahulu, diantaranya adalah Mamahit dkk (2016) dalam
penelitian yang berjudul “Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Milik
Pemerintah dengan Bank Milik Swasta Nasional di Indonesia (Periode
2009-2014)”, Hasil analisis menggunakan Uji Independent Sample t-Test menunjukkan
tidak terdapat perbedaan kinerja yang signifikan antara Bank Milik Pemerintah
dengan Bank Milik Swasta Nasional jika diukur dari rasio CAR, ROA, LDR,
BOPO, dan NPL, sedangkan yang menunjukkan ada perbedaan kinerja signifikan
antara Bank Milik Pemerintah yang lebih unggul dari Bank Milik Swasta
Nasional jika diukur dari rasio ROE. Perbedaan penelitian Mamahit dkk, dengan
penelitian yang sekarang adalah dari objek bank yang diteliti dan waktu penelitian
berbeda dengan rasio yang digunakan tidak semua sama, yaitu menggunakan rasio
CAR, ROA, NIM, BOPO, dan FDR.
Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh Sumantri dan Apriliani (2016)
dalam penelitian yang berjudul “Perbandingan Kinerja Keuangan antara PT.
Bank Central Asia Tbk. dengan PT. Bank Mandiri Tbk.”, Hasil analisis
menggunakan Uji Independent Sample t-Test yang diukur menggunakan rasio
keuangan diantaranya LDR, DER, ROE, ROA, EPOTI, dan PER, menunjukkan
keuangannya dibandingkan dengan Bank Mandiri selama periode 2010 – 2015.
Perbedaan penelitian Sumantri & Apriliani, dengan penelitian yang sekarang
adalah dari objek bank yang diteliti dan waktu penelitian berbeda dengan rasio
yang digunakan tidak semua sama, yaitu menggunakan rasio CAR, ROA, NIM,
BOPO, dan FDR.
Munadi dkk (2017) dalam penelitian yang berjudul “Analisis
Perbandingan Kinerja Keuangan pada Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk dan
Bank Mandiri (Persero) Tbk Periode 2012-2015”, menganalisis perbedaan kinerja
bank umum antara Bank Rakyat Indonesia dengan Bank Mandiri selama kurun
waktu 2012-2015 dengan membandingkan rasio ROA, ROE, NPL, CAR, LDR,
dan NPM, Hasil analisis menggunakan Uji Independent Sample t-Test maka dapat
disimpulkan dari rasio ROA dan ROE ada perbedaan kinerja keuangan,
sedangkan dari hasil pengujian rasio NPL, CAR, LDR, dan NPM tidak terdapat
perbedaan kinerja keuangan antara keduanya (Bank Rakyat Indonesia dengan
Bank Mandiri). Tetapi secara umum dari segi permodalan dan kualitas aset kinerja
keuangan Bank Rakyat Indonesia lebih baik dibandingkan dengan Bank Mandiri.
Perbedaan penelitian Munadi dkk, dengan penelitian yang sekarang adalah dari
objek bank yang diteliti dan waktu penelitian berbeda dengan rasio yang
digunakan tidak semua sama, yaitu menggunakan rasio CAR, ROA, NIM, BOPO,
dan FDR.
Solikah dkk (2017) dalam penelitian yang berjudul “Analisis
Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Umum Syariah dengan Bank Umum
Efek Indonesia)”, Hasil analisis menggunakan Uji Independent Sample t-Test
rasio CAR, NPL, BOPO, dan LDR terdapat perbedaan kinerja keuangan antara
Bank Umum Syariah dengan Bank Umum Konvensional tetapi hasil penelitian
dari rasio ROA tidak terdapat perbedaan kinerja antara Bank Umum Syariah
dengan Bank Umum Konvensional. Secara umum, kinerja Bank Umum Syariah
lebih unggul dibagian rasio keuangan CAR, BOPO, dan LDR dibandingkan
dengan Bank Umum Konvensional. Perbedaan penelitian Solikah dkk, dengan
penelitian yang sekarang adalah dari objek bank yang diteliti dan waktu penelitian
berbeda dengan rasio yang digunakan tidak semua sama, yaitu menggunakan rasio
CAR, ROA, NIM, BOPO, dan FDR.
Jahja dan Iqbal (2012) dalam penelitian yang berjudul “Analisis
Perbandingan Kinerja Keuangan Perbankan Syariah dengan Perbankan
Konvensional”, Hasil analisis menggunakan Uji Independent Sample t-Test
menunjukkan bahwa secara keseluruhan terdapat perbedaan yang signifikan
antara kinerja Perbankan Syariah dengan Perbankan Konvensional. Singkat kata,
kinerja Perbankan Syariah lebih baik dibandingkan dengan Perbankan
Konvensional. Analisis variabel penelitian yang dilakukan menunjukkan bahwa
rata-rata rasio keuangan Perbankan Syariah untuk ROA, ROE dan LDR lebih baik
dan signifikan dibandingkan dengan Perbankan Konvensional, sedangkan pada
rasio-rasio yang lain, seperti CAR, NPL dan BOPO perbankan syariah lebih
rendah kualitasnya. Perbedaan penelitian Jahja dan Iqbal, dengan penelitian yang
rasio yang digunakan tidak semua sama, yaitu menggunakan rasio CAR, ROA,
NIM, BOPO, dan FDR.
Wahyuni dan Efriza (2017) dalam penelitian yang berjudul “Analisis
Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Syariah dengan Bank Konvensional di
Indonesia”, Hasil analisis menggunakan Uji Independent Sample t-Test dari rasio
CAR, ROA, ROE, BOPO, dan LDR Bank Syariah lebih unggul dibandingkan
dengan Bank Konvensional. Sedangkan hasil nilai rata-rata rasio NPL Bank
Konvensional lebih unggul dibandingkan dengan Bank Syariah. Perbedaan
penelitian Wahyuni dan Efriza, dengan penelitian yang sekarang adalah dari objek
bank yang diteliti dan waktu penelitian berbeda dengan rasio yang digunakan
tidak semua sama, yaitu menggunakan rasio CAR, ROA, NIM, BOPO, dan FDR.
Azizah (2016) dalam penelitian yang berjudul “Analisis Perbedaan Rasio
Keuangan PT Bank Mandiri Tbk dan PT Bank Syariah Mandiri Tbk Periode
2010-2014”, Hasil Uji Statistic Independent Sample t-Test menunjukkan rasio
NIM menunjukan tidak terdapat perbedaan signifikan, sedangkan dari rasio CAR,
NPL, dan BOPO Bank Mandiri lebih unggul dibandingkan dengan Bank Syariah
Mandiri, Bank Mandiri Syariah hanya unggul di rasio ROE dari Bank Mandiri.
Perbedaan penelitian Azizah, dengan penelitian yang sekarang adalah dari objek
bank yang diteliti dan waktu penelitian berbeda dengan rasio yang digunakan
tidak semua sama, yaitu menggunakan rasio CAR, ROA, NIM, BOPO, dan FDR.
Arinta (2016) dalam penelitian yang berjudul “Analisis Perbandingan
Kinerja Keuangan antara Bank Syariah dan Bank Konvensional (Studi Kasus
menggunakan Uji Independent Sample t-Test diketahui bahwa secara keseluruhan
dilihat dari kinerja keuangan Bank Syariah Mandiri lebih baik pada rasio ROE,
NIM, LDR sedangkan Bank Mandiri lebih baik kinerja keuangan pada rasio CAR,
ROA, dan NPL. Namun secara keseluruhan diketahui bahwa Bank Syariah
Mandiri lebih baik kinerjanya dilihat dari rasio keuangan dibanding Bank
Mandiri. Perbedaan penelitian Arinta, dengan penelitian yang sekarang adalah
dari objek bank yang diteliti dan waktu penelitian berbeda dengan rasio yang
digunakan tidak semua sama, yaitu menggunakan rasio CAR, ROA, NIM, BOPO,
dan FDR.
Firmansyah (2012) dalam penelitian yang berjudul “Analisis
Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Muamalat Indonesia dengan Bank
Syariah Mandiri”, setelah menganalisis perbedaan kinerja bank umum syariah
antara Bank Muamalat Indonesia dengan Bank Syariah Mandiri selama kurun
waktu 2007 sampai 2011 dengan membandingkan rasio CAR, NPF, FDR dan
ROA, berdasarkan hasil analisis menggunakan Uji Independent Sample t-Test
dapat disimpulkan bahwa kinerja keuangan Bank Syariah Mandiri lebih baik dari
pada kinerja Bank Muamalat Indonesia ditinjau dari sudut rasio CAR, NPF, FDR
dan ROA. Perbedaan penelitian Firmansyah, dengan penelitian yang sekarang
adalah dari objek bank yang diteliti dan waktu penelitian berbeda dengan rasio
yang digunakan tidak semua sama, yaitu menggunakan rasio CAR, ROA, NIM,
BOPO, dan FDR.
Fitriah dan Kurniasih (2016) dalam penelitian yang berjudul “Analisis
BRISyariah)”, Hasil analisis menggunakan Uji Independent Sample t-Test kinerja
keuangan BNI Syariah dan BRISyariah pada tahun 2011 sampai dengan tahun
2015 memiliki perbedaan dengan jumlah rasio CAR, NPF, ROA, ROE, BOPO
dan FDR. Kinerja keuangan BNI Syariah lebih baik dibandingkan kinerja
keuangan BRISyariah pada tahun 2011 sampai dengan 2015. Perbedaan penelitian
Fitriah dan Kurniasih, dengan penelitian yang sekarang adalah waktu penelitian
berbeda dengan rasio yang digunakan tidak semua sama, yaitu menggunakan rasio
Dari beberapa penelitian di atas jika dihubungkan dengan penelitian ini
maka akan dijumpai beberapa hal terkait dengan persamaan dan perbedaannya.
Letak persamaan penelitian ini dengan kesepuluh penelitian di atas adalah
sama-sama menggunakan objek bank dan sama-sama-sama-sama menggunakan data sekunder
berdasar laporan keuangan yang di publikasikan oleh masing-masing bank.
Namun yang membedakan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya adalah
pada data yang diolah menggunakan laporan keuangan tahunan dengan memakai
seluruh populasi yaitu laporan keuangan triwulan mulai periode 2012 hingga 2016
dimana penelitian populasi semacam ini mampu menunjukkan hasil yang lebih
akurat.
B. Kerangka Teori
1. Kinerja Keuangan
Kinerja keuangan adalah suatu analisis yang dilakukan untuk melihat
sejauh mana suatu perusahaan telah melaksanakan dengan menggunakan
aturan-aturan pelaksanaan keuangan secara baik dan benar. Kinerja perusahaan
merupakan suatu gambaran tentang kondisi keuangan suatu perusahaan yang
dianalisis dengan alat-alat analisis keuangan, sehingga dapat diketahui mengenai
baik buruknya keadaan keuangan suatu perusahaan yang mencerminkan prestasi
kerja dalam periode tertentu. Hal ini sangat penting agar sumber daya digunakan
secara optimal dalam menghadapi perubahan lingkungan (Fahmi, 2011:2).
Menurut Munawir (2012:31) menyatakan bahwa tujuan dari pengukuran kinerja
a. Mengetahui tingkat solvabilitas. Solvabilitas menunjukkan kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan
tersebut dilikuidasi, baik keuangan jangka pendek maupun jangka panjang.
b. Mengetahui tingkat rentabilitas. Rentabilitas atau yang sering disebut dengan
profitabilitas menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba
selama periode tertentu.
c. Mengetahui tingkat aktivitas. Aktivitas menunjukkan kemampuan perusahaan
untuk melakukan usahanya dengan stabil, yang diukur dengan
mempertimbangkan kemampuan perusahaan untuk membayar
hutang-hutangnya serta membayar beban bunga atas hutang-hutang-hutangnya tepat pada
waktunya.
d. Mengetahui tingkat likuiditas. Likuiditas menunjukkan kemampuan suatu
perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangan yang harus segera
diselesaikan pada saat ditagih.
2. Pengukuran Kinerja Bank
Menurut Jonni & Haimans (2009:141) pengukuran kinerja bank dapat
dilakukan dari laporan laba-rugi bank, yaitu menyangkut pendapatan dan biaya
operasi bank. Pendapatan operasi bank berasal dari pendapatan aset, khususnya
bunga pinjaman. Biaya operasi bank timbul sebagai akibat pembayaran biaya
kewajiban bank. Pengukuran kinerja bank dimulai dari analisis neraca bank
termasuk analisis aset, kewajiban dan modal ekuitas, kemudian diikuti analisis
laporan laba-rugi bank, yang dapat dilihat dari laporan keuangan perusahaan atau
3. Analisis Rasio
Menurut Brigham (2001:79) rasio keuangan dirancang untuk membantu
mengevaluasi laporan keuangan. Sedangkan menurut Harahap (2007:297), Rasio
Keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos
laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan
dan signifikan (berarti). Misalnya antara utang dan modal, antara kas dan total
aset, antara harga pokok produksi dengan total penjualan, dan sebagainya. Teknik
ini sangat lazim digunakan para analisis keuangan. Rasio keuangan sangat penting
dalam melakukan analisis terhadap kondisi keuangan perusahaan.
Rasio keuagan ini hanya menyederhanakan informasi yang
menggambarkan hubungan antara pos tertentu dengan pos lainnya. Dengan
penyederhanaan ini kita dapat menilai secara cepat hubungan antara pos tadi dan
dapat membandingkannya dengan rasio lain sehingga kita dapat memperoleh
informasi dan memberikan penilaian.
Perbedaan jenis perusahaan dapat menimbulkan perbedaan rasio-rasio
yang penting. Misalnya rasio ideal mengenai likuiditas untuk bank tidak sama
dengan rasio pada perusahaan industri, perdagagan, atau jasa. Oleh karenanya, di
dalam laporan mengenai averange industry ratio di Amerika perusahaan yang
menerbitkannya menbagi-bagi rasio menurut jenis perusahaan bahkan menurut
sub-sub industri yang lebih rinci.
a. Kegunaan analisis rasio
Analisis rasio ini memiliki keunggulan dibanding teknik analisis lainnya.
1) Rasio merupakan angka-angka atau ihtisar statistik yang lebih mudah
dibaca dan ditafsirkan.
2) Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang disajikan
laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit.
3) Mengetahui posisi perusahaan di tengah industri lain.
4) Sangat bermanfaat untuk bahan dalam mengisi model-model
pengambilan keputusan dan model prediksi (Z-score).
5) Menstandarisir ukuran perusahaan.
6) Lebih mudah memperbandingkan perusahaan dengan perusahaan lain
atau melihat perkembangan perusahaan secara periodik atau time series.
7) Lebih mudah melihat tren perusahaan serta melakukan prediksi masa
yang akan datang.
b. Keterbatasan analisis rasio
Di samping keunggulan yang dimiliki analisis rasio, teknik ini juga memiliki
beberapa keterbatasan yang harus disadari sewaktu penggunaannya agar kita
tidak salah dalam penggunaannya. Adapun keterbatasan analisis rasio itu
adalah :
1) Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat yang dapat digunakan untuk
kepentingan pemakainya.
2) Keterbatasan yang dimiliki akutansi atau laporan keuangan itu banyak
a) Bahan perhitungan rasio atau laporan keuangan itu banyak
mengandung taksiran dan jugment yang dapat dinilai bias atau
subjektif.
b) Nilai yang terkandung dalam laporan keuangan dan rasio adalah nilai
perolehan (biaya) bukan harga pasar.
c) Klasifikasi dalam laporan keuangan bisa berdampak pada angka
rasio.
d) Metode pencatatan yang tergambar dalam standar akuntansi bisa
diterapkan berbeda oleh perusahaan yang berbeda.
3) Jika data untuk menghitung rasio tidak tersedia, akan menimbulkan
kesulitan menghitung rasio.
4) Sulit jika data yang tersedia tidak sinkron.
5) Dua perusahaan dibandingkan bisa saja teknik dan standar akuntansi
yang dipakai tidak sama. Oleh karenanya jika dilakukan perbandingan
bisa menimbulkan kesalahan.
c. Jenis rasio
Umumnya rasio yang dikenal dan populer adalah rasio solvabilitas, rasio
rentabilitas, rasio aktivitas, dan rasio likuiditas. Namun sebenarnya banyak
lagi rasio yang dapat dihitung dari laporan keuangan yang dapat memberikan
informasi bagi analisis misalnya: rasio produktivitas, rasio pasar modal, rasio
4. Rasio Solvabilitas
Menurut Harahap (2007:303) rasio solvabilitas menggambarkan
kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjangnya atau
kewajiban-kewajibanya apabila perusahaan dilikuidasi. Rasio ini dapat dihitung
dari pos-pos yang sifatnya jangka panjang seperti aktiva tetap dan utang jangka
panjang.
Sedangkan menurut Baharudin (2014:19) pengertian modal bank berdasar
ketentuan Bank Indonesia (BI) dibedakan antara bank yang didirikan dan
berkantor pusat di Indonesia dan kantor cabang bank asing yang beroperasi di
Indonesia. Modal bank yang didirikandan berkantor pusat di Indonesia terdiri atas
modal inti atau primary capital dan modal pelengkap atau secondary capital.
Komponen modal inti pada prinsipnya terdiri atas modal disetoran
cadangan-cadangan yang dibentuk dari laba setelah pajak, dengan perincian
sebagai berikut : modal disetor, agio saham, cadangan umum, cadangan tujuan,
laba ditahan, laba tahun lalu, laba tahun berjalan.
Bank Indonesia (BI) mewajibkan setiap bank umum menyediakan modal
minimum sebesar 8% dari Total Aktiva Tertimbang Menurut Resiko (ATMR).
Presentase kebutuhan minimum ini dinamakan dengan Capital Adequacy Ratio
(CAR). Pengertian dari CAR adalah rasio yang mengukur kemampuan bank untuk
menutupi penurunan aktivanya sebagai akibat dari kerugian-kerugian bank yang
disebabkan oleh aktiva beresiko.
Perhitungan penyediaan modal bank didasarkan kepada rasio atau
Menurut Resiko (ATMR). Aktiva dalam perhitungan ini mencakup aktiva yang
tercantum dalam neraca maupun aktiva yang bersifat administratif sebagaimana
tercermin dalam kewajiban yang masih bersifat kontingen dan atau komitmen
yang disediakan bagi pihak ketiga.
Tata cara perhitungan penyediaan modal minimum bank adalah didasarkan
pada Aktiva Tertimbang Menurut Risiko (ATMR). Yang dimaksud dengan aktiva
dalam penghitungan ini mencakup baik aktiva yang tercantum dalam neraca
maupun aktiva yang bersifat administratif sebagaimana tercermin dalam
kewajiban yang masih bersifat kontingen dan atau komitmen yang disediakan bagi
pihak ketiga.
Terhadap masing-masing jenis aktiva tersebut ditetapkan bobot risiko yang
besarnya didasarkan pada kadar risiko yang terkandung dalam aktiva itu sendiri
atau didasarkan pada penggolongan nasabah, penjamin atau sifat barang jaminan.
Sehingga untuk mendapat nilai dari ATMR aktiva neraca diperoleh dengan cara
mengalikan nilai nominal item neraca dengan bobot risiko dalam formulir
penghitungan penyediaan modal minimum. Sedangkan untuk ATMR aktiva
administratif diperoleh dengan cara mengalikan nilai nominal dengan bobot risiko
aktiva administratif tersebut.
Setelah angka ATMR diperoleh maka kebutuhan modal minimum atau
CAR bank paling sedikit adalah 8% dari ATMR. Dengan membandingkan rasio
modal dengan kewajiban penyediaan modal minimum, maka akan diketahui
apakah bank telah memenuhi ketentuan CAR atau tidak. Sehingga nilai CAR bisa
Modal Bank CAR =
ATMR
Jika hasil perbandingan antara perhitungan rasio modal dan kewajiban
penyediaan modal minimum sama dengan 100% atau lebih, maka modal bank
yang bersangkutan memenuhi ketentuan CAR (kecukupan modal). Sebaliknya
jika hasilnya kurang dari 100%, modal bank tersebut tidak memenuhi ketentuan
CAR.
5. Rasio Rentabilitas/Profitabilitas
Menurut Harahap (2007:304) rasio rentabilitas atau disebut juga
profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui
semua kemampuan, dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal,
jumlah karyawan, jumlah cabang, dan sebagainya. Rasio yang menggambarkan
kemampuan perusahaan menghasilkan laba disebut juga Operating Ratio.
Sedangkan menurut Baharudin (2014:20) rasio rentabilitas bank adalah
alat untuk menganalisis atau mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas
yang dicapai oleh bank yang bersangkutan. Rasio rentabilitas yang digunakan
dalam penelitian ini adalah Return on Asset (ROA). Rasio ini digunakan untuk
mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba)
secara keseluruhan. Semakin besar ROA suatu bank, maka semakin besar pula
tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank
yang menggambarkan tingkat keuntungan (laba) yang diperoleh bank
dibandingkan dengan pendapatan yang diterima dari kegiatan operasionalnya.
Pada penelitian ini, penulis memakai Return on Asset (ROA) dan Net
Interest Margin (NIM) sebagai alat menganalisis laporan keuangan dari kedua
objek penelitian, yakni BRIS dengan BNIS. Analisis Return on Asset (ROA) atau
sering diterjemahkan kedalam bahasa indonesia sebagai Rentabilitas Ekonomi
mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba pada masa lalu. Analisis ini
kemudian di proyeksikan ke masa yang akan datang untuk melihat kemampuan
perusahaan menghasilkan laba pada masa-masa mendatang.
Menurut Hanafi & Halim (2003:159) Return on Asset (ROA) digunakan
untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh keuntungan.
Semakin besar nilai ROA maka akan semakin besar pula tingkat keuntungan yang
dicapai dan semakin baik pula posisi bank dalam penggunaan aset. Berdasarkan
standart Bank Indonesia (BI), ROA terbaik adalah sebesar 1,5%. Satuan
ukurannya adalah menggunakan presentase dan untuk mengukurnya digunakan
rumus sebagai berikut :
Laba Setelah Pajak ROA =
Total Aktiva
Sedangkan Net Interest Margin (NIM) adalah rasio yang menunjukkan
berapa besar presentase pendapatan bersih yang diperoleh dari setiap kegiatan
operasionalnya. Semakin tinggi nilai profit margin, maka semakin baik
umum rasio yang rendah dapat menunjukkan ketidakefisienan manajemen dalam
melakukan pengelolaan. Secara formulasi dinyatakan sebagai berikut :
Laba Bersih NIM =
Pendapatan Operasional
Profit margin yang tinggi menunjukkan kemampuan perusahaan dalam
menghasilkan laba yang tinggi pada tingkat kegiatan operasional tertentu. Profit
margin yang rendah menunjukkan kegiatan operasional yang rendah untuk tingkat
biaya tertentu, atau biaya yang terlalu tinggi untuk tingkat kegiatan operasional
tetentu, atau kombinasi dari kedua hal tersebut.
6. Rasio Aktivitas
Menurut Harahap (2007:308) rasio aktivitas menggambarkan aktivitas
yang dilakukan perusahaan dalam menjalankan operasinya baik dalam kegiatan
penjualan, pembelian dan kegiatan lainnya.
Sedangkan menurut Baharudin (2014:24) rasio biaya operasional adalah
perbandingan antara biaya operasional dan pendapatan operasional. Rasio ini
digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam
melakukan kegiatan operasinya.
Rasio ini menunjukkan tingkat efisiensi kinerja operasional bank. Rasio ini
juga biasa disebut dengan rasio biaya. Penentuan rasio ini dihitung dengan rumus
sebagai berikut :
Biaya Operasional BOPO =
Biaya Operasional (BOPO) adalah rasio yang mengukur tingkat efisiensi
dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasionalnya. Biaya
Operasional yaitu hasil perbandingan antara total biaya operasional dengan total
pendapatan operasional. Satuan ukurannya adalah persentase. Berdasar ketentuan
Bank Indonesia (BI), BOPO dikatakan baik jika berada dibawah 92%. Tingginya
nilai presentase menunjukkan bahwa bank memiliki biaya operasional yang lebih
besar dari pada pendapatan operasional yang diperoleh, sehingga angka beban
operasionalnya pun juga tinggi dan bank mampu menambah laba dari hasil
kegiatan operasionalnya.
7. Rasio Likuiditas
Menurut Harahap (2007:301) rasio likuiditas menggambarkan kemampuan
perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya. Rasio-rasio ini
dapat dihitung melalui sumber informasi tentang modal kerja yaitu pos-pos aktiva
lancar dan hutang lancar.
Sedangkan menurut Kasmir (2007:268) rasio likuiditas digunakan untuk
menganalisis kemampuan bank dalam memenuhi kewajiban-kewajibannya. Suatu
bank dinyatakan likuid apabila bank tersebut dapat memenuhi kewajiban
hutangnya, dapat membayar kembali semua simpanan nasabah, serta dapat
memenuhi permintaan kredit yang digunakan tanpa terjadi penagguhan. rasio
likuiditas adalah analisis yang dilakukan terhadap kemampuan bank dalam
memenuhi kewajiban-kewajiban jangka pendeknya atau kewajiban yang sudah
Likuiditas bank ialah kemampuan bank untuk memenuhi kewajibannya,
terutama kewajiban dana jangka pendek. Likuiditas secara luas dapat
didefinisikan sebagai kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dana (cash flow)
dengan segera dan biaya yang sesuai. Di tinjau dari sisi aktiva, likuiditas diartikan
kemampuan suatu bank untuk mengubah seluruh aset menjadi bentuk tunai
(cash). Sedangkan di lihat dari sisi pasiva, likuiditas adalah kemampuan bank
memenuhi kebutuhan.
Pada umumnya perhatian pertama para analisis keuangan tertuju pada
rasio likuiditas perusahaan. Rasio likuiditas yang umum digambarkan adalah
Current Ratio, Quick Ratio dan Finance to Deposit Ratio (FDR). Dalam
penelitian ini penulis menilih FDR sebagai variabel penelitian yang akan
dilakukan dan diterapkan pada analisis laporan keuangan kedua objek penelitian.
Finance to Deposit Ratio (FDR) adalah rasio yang menyatakan seberapa
jauh kemampuan bank dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan
deposan dengan mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber
likuiditasnya. Semakin tinggi rasio ini maka semakin tinggi pula kemampuan
likuiditas bank yang bersangkutan, artinya bank memiliki rasio yang besar untuk
terjadinya kredit tidak lancar dengan banyaknya kredit yang disalurkan. Namun
semakin rendah rasio ini juga mengindikasikan belum optimalnya bank dalam
menyalurkan kredit.
Dari ketentuan Bank Indonesia (BI), rasio FDR ≥ 110%. Diberi nilai kredit
0 artinya bank tersebut dinilai tidak sehat, sedangkan apabila nilai rasio FDR
Oleh karena itu perlu adanya batas toleransi yang sesuai dengan paket deregulasi
29 Mei 1993, Bank Indonesia (BI) memberikan batas toleransi pada FDR yaitu
80% dan juga batas toleransi antara 80%-110%. FDR yaitu hasil perbandingan
antara total pembiayaan yang diberikan dengan total dana pihak ketiga. Satuan
ukurannya adalah presentase dan untuk mengukurnya digunakan rumus :
Total Pembiayaan FDR =
Total DPK
8. Analisis Perbandingan
Harahap (2007:227) analisis perbandingan adalah teknik analisis laporan
keuangan yang dilakukan dengan cara menyajikan laporan keuangan secara
horisontal dari membandingkan antara satu dengan yang lain, dengan menunjukan
informasi keuangan atau data yang lainnya baik dalam rupiah atau dalam unit,
Teknik perbandingan ini juga dapat menunjukan kenaikan dan penurunan dalam
rupiah atau unit dan juga dalam presentase atau perbandingan dalam bentuk angka
perbandingan atau rasio.
Tujuan analisis perbandingan ini adalah untuk mengetahui
perubahan-perubahan berupa kenaikan atau penurunan pos-pos laporan keuangan atau data
lainnya dalam dua atau lebih periode yang dibandingkan. Perbandingan juga dapat
dilakukan antara laporan yang sudah dikonversikan ke angka indeks atau laporan
bentuk common size bentuk awam. Malah metode ini lebih mudah dan lebih
Dalam melakukan analisis laporan keuangan tehnik perbandingan ini, kita
dapat membandingkannya dengan angka-angka laporan keuangan tahun lalu,
angka laporan keuangan perusahaan sejenis, rasio rata-rata industri, dan rasio
normatif sebagai standar perbandingan (yardstick). Perbandingan antar pos
laporan keuangan dapat dilakukan melalui :
a. Perbandingan dalam dua atau beberapa tahun (horisontal) misal laporan
keuangan tahun 1993, dibadingkan dengan laporan keuangan tahun 1994.
Perbandingan antara tahun 1996 1995 1994, dan seterusnya.
b. Perbandingan dengan perusahaan yang dianggap terbaik.
c. Perbandingan dengaan angka-angka standar Industri yang berlaku (Industrial
Norm). Di Indonesia standar ini belum ada tetapi di USA beberapa
perusahaan mengkhususkan diri mensupply informasi rasio ini misalnya
Moody’s, Standard & Poor dan lain-lain.
d. Perbandingan dengan budget (anggaran).
e. Perbanddingan dengan bagian, divisi, atau seksi yang ada dalam perusahaan.
Dalam upaya perbandingan ini kita harus memiliki standar sebagai ukuran
lain yang dijadikan untuk membandingkan laporan yang kita miliki, Tanpa
standart pembanding itu kita tidak akan dapat menilai keadaan atau porsi
perusahaan yang dinilai. Dalam melakukan perbandingan perlu diyakinkan
bahwa :
a. Standar penyusunan laporan keuangan harus sama.
b. Ukuran dari perusahaan yang dibandingkan harus diperhatikan bukan berarati
c. Periode laporan yang dibandingkan harus sama khususnya untuk laporan
laba/rugi dan komponennya. Jangan sampai laporan laba/rugi satu tahun
dibandingkan dengan laporan laba/rugi satu semester.
C. Kerangka Penelitian
Didalam kerangka penelitian terdapat penjelasan tingkat yakni BRIS dan
BNIS termasuk dalam jenis bank umun syariah yang kemudian di uji untuk
membandingkan rasio keuangan kedua bank tersebut dan untuk mengetahui hasil
dari perbandingan itu, Gambar panah menunjukan tahapan selanjutnya dilakukan
peneliti.
Gambar 2. 1 Kerangka Penelitian
BANK UMUM SYARIAH
BRISYARIAH BNI SYARIAH
Kinerja Keuangan ;
1. Rasio Solvabilitas (CAR) 2. Rasio Rentabilitas (ROA, NIM) 3. Rasio Aktivitas (BOPO) 4. Rasio Likuiditas (FDR) 5.
Kinerja Keuangan ;
1. Rasio Solvabilitas (CAR) 2. Rasio Rentabilitas (ROA,NIM) 3. Rasio Aktivitas (BOPO) 4. Rasio Likuiditas (FDR)
D. Hipotesis Penelitian
Sugiyono (2013:96) menyatakan bahwa hipotesis merupakan jawaban
sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah
dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Hal tersebut juga didukung oleh
pernyataan Kerlinger (2006:30), hipotesis adalah pernyataan dugaan (conjectural)
tentang hubungan antara dua variabel atau lebih. Hipotesis selalu mengambil
bentuk kalimat pernyataan (declarative) dan menghubungkan secara umum
maupun khusus variabel yang satu dengan variabel yang lain.
Berdasarkan pendapat ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa
hipotesis adalah pernyataan dugaan tentang hubungan antara dua variabel atau
lebih yang dinyatakan berdasarkan pemikiran peneliti atau diturunkan dari teori
yang telah ada.
1. Perbedaan kinerja keuangan yang signifikan menggunakan rasio solvabilitas
(CAR)
Menurut Harahap (2007:303) rasio solvabilitas menggambarkan
kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjangnya atau
kewajiban-kewajibanya apabila perusahaan dilikuidasi. Rasio ini dapat
dihitung dari pos-pos yang sifatnya jangka panjang seperti aktiva tetap dan
utang jangka panjang.
Menurut Baharudin (2014:19) pengertian dari CAR adalah rasio yang
mengukur kemampuan bank untuk menutupi penurunan aktivanya sebagai
Penelitian yang meneliti tentang analisis perbandingan kinerja
keuangan bank menggunakan rasio solvabilitas (CAR) yang telah dilakukan
oleh peneliti terdahulu yaitu Azizah (2016) yang berjudul “Analisis
Perbedaan Rasio Keuangan PT Bank Mandiri Tbk dan PT Bank Syariah
Mandiri Tbk Periode 2010-2014”. Hasil dari penelitian ini menunjukkan
bahwa rasio CAR ada perbedaan kinerja keuangan yang signifikan antara
kedua bank yang diteliti.
Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Arinta (2016) yang berjudul
“Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan antara Bank Syariah dan Bank
Konvensional (Studi Kasus pada Bank Syariah Mandiri dan Bank Mandiri)”.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa rasio CAR ada perbedaan
kinerja keuangan yang signifikan antara kedua bank yang diteliti.
Firmansyah (2012) dalam penelitian yang berjudul “Analisis
Perbandingan Kinerja Keuangan Bank Muamalat Indonesia dengan Bank
Syariah Mandiri”. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa rasio CAR
ada perbedaan kinerja keuangan yang signifikan antara kedua bank yang
diteliti.
Fitriah dan Kurniasih (2016) dalam penelitian yang berjudul “Analisis
Perbandingan Kinerja Keuangan Perbankan Syariah (Studi: BNI Syariah
dan BRISyariah)”. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa rasio CAR
ada perbedaan kinerja keuangan yang signifikan antara kedua bank yang
diteliti.Dari uraian di atas, maka hipotesis pertama (H1) yang diajukan dalam
H1 : Ada perbedaan kinerja keuangan yang signifikan pada Bank Rakyat Indonesia Syariah dengan Bank Negara Indonesia Syariah dilihat dari rasio Capital Adequacy Ratio (CAR).
2. Perbedaan kinerja keuangan yang signifikan menggunakan rasio rentabilitas
(ROA)
Menurut Harahap (2007:304) rasio rentabilitas atau disebut juga
profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba
melalui semua kemampuan, dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan,
kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang, dan sebagainya. Rasio yang
menggambarkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba disebut juga
Operating Ratio.
Menurut Hanafi & Halim (2003:159) Return on Asset (ROA)
digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam memperoleh
keuntungan. Semakin besar nilai ROA maka akan semakin besar pula tingkat
keuntungan yang dicapai dan semakin baik pula posisi bank dalam
penggunaan aset.
Penelitian yang meneliti tentang analisis perbandingan kinerja
keuangan bank menggunakan rasio rasio rentabilitas ROA yang telah
dilakukan oleh peneliti terdahulu yaitu Arinta (2016) yang berjudul “Analisis
Perbandingan Kinerja Keuangan antara Bank Syariah dan Bank
Konvensional (Studi Kasus pada Bank Syariah Mandiri dan Bank Mandiri)”.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa rasio ROA ada perbedaan
Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Firmansyah (2012) dalam
penelitian yang berjudul “Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank
Muamalat Indonesia dengan Bank Syariah Mandiri”. Hasil dari penelitian ini
menunjukkan bahwa rasio ROA ada perbedaan kinerja keuangan yang
signifikan antara kedua bank yang diteliti.
Fitriah dan Kurniasih (2016) dalam penelitian yang berjudul “Analisis
Perbandingan Kinerja Keuangan Perbankan Syariah (Studi: BNI Syariah
dan BRISyariah)”. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa rasio ROA
ada perbedaan kinerja keuangan yang signifikan antara kedua bank yang
diteliti. Dari uraian di atas, maka hipotesis kedua (H2) yang diajukan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
H2 : Ada perbedaan kinerja keuangan yang signifikan pada Bank Rakyat Indonesia Syariah dengan Bank Negara Indonesia Syariah dilihat dari rasio Return on Asset (ROA).
3. Perbedaan kinerja keuangan yang signifikan menggunakan rasio rentabilitas
(NIM)
Menurut Harahap (2007:304) rasio rentabilitas atau disebut juga
profitabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba
melalui semua kemampuan, dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan,
kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang, dan sebagainya. Rasio yang
menggambarkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba disebut juga
Operating Ratio.
(NIM) adalah rasio yang menunjukkan berapa besar presentase pendapatan
bersih yang diperoleh dari setiap kegiatan operasionalnya. Semakin tinggi
nilai profit margin, maka semakin baik kemampuan perusahaan dalam
memperoleh laba yang tinggi.
Penelitian yang meneliti tentang analisis perbandingan kinerja
keuangan bank menggunakan rasio rentabilitas (NIM) yang telah dilakukan
oleh peneliti terdahulu yaitu Azizah (2016) yang berjudul “Analisis
Perbedaan Rasio Keuangan PT Bank Mandiri Tbk dan PT Bank Syariah
Mandiri Tbk Periode 2010-2014”. Hasil dari penelitian ini menunjukkan
bahwa rasio NIM ada perbedaan kinerja keuangan yang signifikan antara
kedua bank yang diteliti.
Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Arinta (2016) yang berjudul
“Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan antara Bank Syariah dan Bank
Konvensional (Studi Kasus pada Bank Syariah Mandiri dan Bank Mandiri)”.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa rasio NIM ada perbedaan
kinerja keuangan yang signifikan antara kedua bank yang diteliti.Dari uraian
di atas, maka hipotesis ketiga (H3) yang diajukan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
H3 : Ada perbedaan kinerja keuangan yang signifikan pada Bank Rakyat Indonesia Syariah dengan Bank Negara Indonesia Syariah dilihat dari rasio Net Interest Margin (NIM).
4. Perbedaan kinerja keuangan yang signifikan menggunakan rasio aktivitas
Menurut Harahap (2007:308) rasio aktivitas menggambarkan aktivitas
yang dilakukan perusahaan dalam menjalankan operasinya baik dalam
kegiatan penjualan, pembelian dan kegiatan lainnya.
Menurut Baharudin (2014:24) Biaya Operasional (BOPO) adalah
rasio yang mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam
melakukan kegiatan operasionalnya. Biaya Operasional yaitu hasil
perbandingan antara total biaya operasional dengan total pendapatan
operasional.
Penelitian yang meneliti tentang analisis perbandingan kinerja
keuangan bank menggunakan rasio aktivitas (BOPO) yang telah dilakukan
oleh peneliti terdahulu yaitu Azizah (2016) yang berjudul “Analisis
Perbedaan Rasio Keuangan PT Bank Mandiri Tbk dan PT Bank Syariah
Mandiri Tbk Periode 2010-2014”. Hasil dari penelitian ini menunjukkan
bahwa rasio BOPO ada perbedaan kinerja keuangan yang signifikan antara
kedua bank yang diteliti.
Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Fitriah dan Kurniasih
(2016) dalam penelitian yang berjudul “Analisis Perbandingan Kinerja
Keuangan Perbankan Syariah (Studi: BNI Syariah dan BRISyariah)”. Hasil
dari penelitian ini menunjukkan bahwa rasio BOPO ada perbedaan kinerja
keuangan yang signifikan antara kedua bank yang diteliti.Dari uraian di atas,
maka hipotesis keempat (H4) yang diajukan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut :
Rakyat Indonesia Syariah dengan Bank Negara Indonesia Syariah dilihat dari rasio Biaya Operasi Terhadap Pendapatan Operasional (BOPO).
5. Perbedaan kinerja keuangan yang signifikan menggunakan rasio likuiditas
(FDR)
Menurut Harahap (2007:301) rasio likuiditas menggambarkan
kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya.
Rasio-rasio ini dapat dihitung melalui sumber informasi tentang modal kerja
yaitu pos-pos aktiva lancar dan hutang lancar.
Menurut Kasmir (2007:268) Finance to Deposit Ratio (FDR) adalah
rasio yang menyatakan seberapa jauh kemampuan bank dalam membayar
kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan mengandalkan kredit
yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya.
Penelitian yang meneliti tentang analisis perbandingan kinerja
keuangan bank menggunakan rasio likuiditas (FDR) yang telah dilakukan
oleh peneliti terdahulu yaitu Arinta (2016) yang berjudul “Analisis
Perbandingan Kinerja Keuangan antara Bank Syariah dan Bank
Konvensional (Studi Kasus pada Bank Syariah Mandiri dan Bank Mandiri)”.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa rasio LDR/FDR ada perbedaan
kinerja keuangan yang signifikan antara kedua bank yang diteliti.
Kemudian penelitian yang dilakukan oleh Firmansyah (2012) dalam
penelitian yang berjudul “Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Bank
menunjukkan bahwa rasio FDR ada perbedaan kinerja keuangan yang
signifikan antara kedua bank yang diteliti.
Fitriah dan Kurniasih (2016) dalam penelitian yang berjudul “Analisis
Perbandingan Kinerja Keuangan Perbankan Syariah (Studi: BNI Syariah
dan BRISyariah)”. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa rasio FDR
ada perbedaan kinerja keuangan yang signifikan antara kedua bank yang
diteliti.Dari uraian di atas, maka hipotesis kelima (H5) yang diajukan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
40
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Metode penelitian merupakan suatu rancangan penelitian yang akan
menjelaskan secara logis hubungan antara rumusan masalah dengan metode yang
akan diterapkan, sehingga metode penelitian yang akan dipilih penulis akan
digunakan untuk menjawab rumusan masalah. Berdasarkan rumusan masalah
dalam bab 1, maka pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah pendekatan kuantitatif. Alasan digunakannya pendekatan kuantitatif
adalah karena penulis menggunakan data berupa angka-angka dari laporan
keuangan pada Bank Rakyat Indonesia Syariah dan Bank Negara Indonesia
Syariah yang kemudian di analisis menggunakan rasio keuangan untuk dapat
mengetahui kinerja keuangan perusahaan.
Penelitian ini bersifat komparatif, yaitu membandingkan tingkat kinerja
keuangan Bank Rakyat Indonesia Syariah dan Bank Negara Indonesia Syariah
dilihat dari Rasio Solvabilitas (CAR), Rasio Rentabilitas (ROA,NIM), Rasio
Aktifitas (BOPO), dan Rasio Likuiditas (FDR). Kemudian dianalisis dengan alat
uji statistik menggunakan program computer (SPSS 16.0 for Windows).
B. Objek dan Waktu Penelitian
Objek penelitian ini adalah pada Bank Rakyat Indonesia Syariah dan Bank
penyusunan proposal sampai tersusunnya laporan penelitian yaitu pada bulan
Agustus 2017 sampai selesai bulan Desember.
C. Populasi dan Sampel
Menurut Arikunto (2006:130) Populasi merupakan keseluruhan objek
yang akan diteliti, baik berupa manusia, hewan, tumbuhan maupun benda.
Sedangkan menurut Sugiyono (2011:80) Populasi adalah wilayah generalisasi
yang terdiri atas objek/sujek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tetentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Populasi yang akan menjadi objek penelitian ini adalah Laporan
Keuangan dari Bank Rakyat Indonesia Syariah dan Bank Negara Indonesia
Syariah.
Menurut Arikunto (2006:131) Sampel adalah sebagian atau mewakili
populasi yang diteliti. Pada penelitian ini sampel yang digunakan adalah Laporan
Keuangan Tahunan lengkap dari masing-masing bank pada periode tahun 2012
sampai dengan tahun 2016.
D. Skala Pengukuran
Dalam penelitian ini skala pengukuran yang digunakan adalah skala rasio.
Data rasio adalah data yang memiliki titik nol absolut. Dengan kata lain rasio
memiliki semua ciri dari data interval dan ditambah dengan memiliki titik nol
absolut sebagai titik pemulaan. Rasio yang digunakan dalam penelitian ini terdiri
E. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah operasionalisasi konsep agar dapat diteliti atau
diukur melalui gejala-gejala yang ada. Agar dapat memperoleh pengertian yang
lebih jelas terhadap judul penelitian dan untuk menghindari salah tafsir dalam
penelitian ini maka perlu diberikan penjelasan mengenai variabel yang digunakan
meliputi :
1. Capital Adequecy Ratio (CAR)
Merupakan indikator mengukur seberapa besar kemampuan bank
untuk menutupi penurunan aktivanya sebagai akibat dari kerugian-kerugian
bank yang disebabkan oleh aktiva yang beresiko. Nilai CAR dapat diperoleh
dengan rumus :
Modal Bank CAR =
ATMR
2. Return on Asset (ROA)
Merupakan indikator mengukur seberapa besar tingkat kemampuan
bank dalam menghasilkan laba atas aktiva yang dipergunakan. Nilai ROA
dapat diperoleh dengan menggunakan rumus :
Laba Setelah Pajak ROA =
3. Net Interest Margin (NIM)
Merupakan ukuran untuk menggambarkan tingkat keuntungan yang
diperoleh bank dibandingkan dengan pendapatan yang diperoleh dari kegiatan
operasionalnya. NIM dapat dihitung dengan rumus :
Laba Bersih NIM =
Pendapatan Operasional
4. Biaya Operasional dan Pendapatan Operasional (BOPO)
Merupakan indikator yang mengukur tingkat efisiensi bank dan
kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasionalnya. Rumus untuk
memperoleh nilai BOPO adalah :
Biaya Operasional BOPO =
Pendapatan Operasional
5. Finance to Deposit Ratio (FDR)
Merupakan indikator untuk menyatakan seberapa jauh kemampuan
dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan
mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya. Rumus
FDR adalah :
Total Pembiayaan FDR =