• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA SEKILAS SISWA KELAS V SDN TIDAR 4 MAGELANG SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 20092010 MELALUI PENDEKATAN BERBASIS MASALAH SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA SEKILAS SISWA KELAS V SDN TIDAR 4 MAGELANG SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 20092010 MELALUI PENDEKATAN BERBASIS MASALAH SKRIPSI"

Copied!
151
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA SEKILAS

SISWA KELAS V SDN TIDAR 4 MAGELANG

SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 2009/2010

MELALUI PENDEKATAN BERBASIS MASALAH

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Puji Sri Lestari

NIM : 081134164

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)

iv

PERSEMBAHAN

Penulisan skripsi ini dipersembahkan untuk Ibunda Ruth Sri Estri dan

Ayahanda Antonius Sunarno serta keluarga besar yang penuh kasij saying

memberikan bantuan moril dan materiil yang tak ternilai. Penulis menyadari

bahwa, skripsi ini tidak akan berhasil tanpa adnaya bantuan dari bergbagai pihak.

Oleh karena itu, penulis menguncapkan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada seluruh pihak yang membantu.

Semoga semua pihak yang telah memberikan bantuan dalam penyusunan

skripsi ini mendapat berkat yang melimpah dari Tuhan Yang Maha Esa. Akhir

kata, penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari kesempur-

naan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat

membangun guna menyempurnakan skripsi ini.

Yogyakarta, 23 Juli 2010

Penulis

(5)

v

MOTTO

(6)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta,3 September 2010

Penulis

(7)

vii

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Puji Sri Lestari Nomor Mahasiswa : 081134164

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA SEKILAS SISWA KELAS V SDN TIDAR 4 MAGELANG SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 2009/2010 MELALUI PENDEKATAN BERBASIS MASALAH

beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikanya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royaliti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal 3 September 2010

Yang menyatakan

(8)

viii

ABSTRAK

Lestari, Puji Sri. 2010. Peningkatan Kemampuan Membaca Sekilas Siswa Kelas V SDN Tidar 4 Magelang Semester 2 Tahun Pelajaran 2009/2010 Melalui Pendekatan Berbasis Masalah. Skripsi. Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Universitas Sanata Dharma

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan membaca sekilas siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia melalui Pendekatan Berbasis Masalah. Sesuai dengan penelitian terdahulu (Ariani, Indri; Somodoyo, Samsu: dan Diat, Ahadiat et al), penelitian ini berawal dari ketidakmampuan siswa dalam menguasai kemampuan membaca sekilas.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif, yaitu penelitian yang menggambarkan peningkatan nilai kemampuan membaca sekilas siswa dalam persentase. Jadi, peneliti tidak membandingkan mean pada nilai kemampuan membaca sekilas. Adapun teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah tugas terstruktur, yang meliputi tugas menulis ringkasan dan tes tertulis sebagai evaluasi dari pemahaman materi atau bacaan. Oleh sebab itu, jenis nilai yang diukur adalah nilai pemahaman.

Penelitian ini terdiri dari 2 siklus, yang sebelumnya diadakan pengambilan kondisi awal siswa sebelum penelitian. Siklus pertama terdiri dari 2 pertemuan (6 jam pelajaran), dan siklus kedua terdiri dari 1 pertemuan (4 jam pelajaran). Pembelajaran pada materi ini peneliti menggunakan media audio-visual dengan Pendekatan Berbasis Masalah. Adapun subjek penelitiannya adalah seluruh siswa kelas V SDN Tidar 4 Magelang Tahun Pelajaran 2009/2010.

Hasil dari kondisi awal sebelum penelitian belum mencapai target ketuntasan. Persentase siswa yang belum tuntas yaitu 74,2% dengan rata-rata nilai 63,39, dimana nilai tersebut dibawah KKM. Oleh sebab itu, peneliti melaksanakan siklus 1. Hasil dari siklus 1 juga belum memenuhi target ketuntasan. 32,25% siswa tuntas dengan rata-rata nilai 67,74. Keduanya belum mencapai target pencapaian yang telah ditentukan, meskipun sudah ada peningkatannya. Pada siklus kedua, hasil penelitian dapat dikatakan berhasil. Dari data tersebut, dapat dilihat kemajuan siswa dalam meperoleh nilai pada materi membaca sekilas. Peningkatan ini dapat dilihat dari meningkatnya nilai yang diperoleh siswa dari kondisi awal sampai siklus II. Siswa mampu mencapai target standar KKM dengan rata-rata nilai 84,52 dan persentase ketuntasan 100%. Kondisi ini menggambarkan keberhasilan penelitian dalam pelaksanakan Penelitian Tindakan Kelas.

Dengan demikian, penelitian ini diakhiri dengan kesimpulan Pendekatan Berbasis Masalah dapat meningkatkan kemampuan membaca sekilas siswa, dan mendukung penelitian sebelumnya.

(9)

ix

ABSTRACT

Lestari, Puji Sri. 2010. The Improvement on Skimming Skill through Problem Based learning at grade Five of SDN Tidar 4 Magelang in the second Semester Academy Year of 2009/2010. Thesis. Elementary School Teacher. Sanata Dharma University.

The research aims at knowing the improvement of students skimming ability on Bahasa Indonesia subject through Problem Based Learning. The recent study was related to the study done by Arian, Indri; Sodomoyo, Samsu; Diat, Ahadiat et all. Which came from students lack of skimming ability.

The research is a descriptive quantitative research which showed the improvement of skimming ability score in percentage .In this case, researcher did not compare the mean score of students skimming ability scores. Since the researcher used written test as evaluation of reading comprehensions. The measured score was the reading comprehensions score.

The was cycles held in the research. Before doing the research took students score. The first cycle consisted of to meetings which were held on 6 hours. The second cycle consisted of one meeting which was held on hours. The research used problem based approach through improve students skimming ability.

The results of pre- cycle condition haven’t met the achievement target. Students average percentages was 74,2% and average score of 63,39. Since it was

under KKM, researched done the first cycle. The results of the first cycle haven’t

met the target. It only research at 32,25% percentages. With average score of 67,74. Both of them haven’t met the target.

The data improved on the second cycle the students could met the target score of KKM that is 84,52 with percentage was 100%. This condition shows the success of the action research it can be concluded that Problem Based Approach can improve students skimming ability.

(10)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan

karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan baik yang

berjudul “Peningkatan Kemampuan Membaca Sekilas Siswa Kelas V SDN

TIDAR 4 Magelang Semester 2 Tahun Pelajaran 2009/2010 Melalui Pendekatan

Berbasis Masalah”. Tidak lupa penulis menghaturkan terimakasih kepada:

1. Bapak Drs. Puji Purnomo, M.Si., selaku Kaprodi S-I PGSD Universitas

Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Ibu Dr. Yuliana Setiyaningsih, selaku dosen pembimbing I yang dengan penuh

kesabaran dan perhatian telah membimbing, serta memberi banyak saran,

masukan dan pemikiran yang mendukung dalam penyusunan skripsi ini.

3. Ibu Maria Melani Ika Susanti, S.Pd., selaku dosen pembimbing II yang telah

membantu membimbing dalam pembuatan skripsi ini.

4. Staff perpustakaan Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan

pelayanan dengan sangat baik untuk mendapatkan referensi.

5. Bapak Ig. Slamet Waluyo, S.Pd. selaku Kepala SDN Tidar 4 Magelang yang

telah membantu dalam penyusunan skripsi dan pengarahannya selama ini.

6. Ibu Eny Budiyanti, selaku guru bidang studi Bahasa Indonesia kelas V SDN

Tidar Magelang yang telah berbagi pengalaman dan membantu dalam

penyusunan skripsi.

7. Ibunda Ruth Sri Estri dan ayahanda Antonius Sunarno serta keluarga besar

yang penuh kasih sayang memberikan bantuan moril dan materiil yang tak

(11)

xi

8. Agung Nugroho kekasih penulis yang telah memberi semangat dan bantuan

dalam penyelesaian penyusunan skripsi ini.

9. Teman-teman program studi PGSD S-I Lanjutan angkatan 2008, sr. Agnes,

Siska, Sita, Ery, Ratna, serta semua sahabat atas dukungannya dalam

penyelesaian penyusunan skripsi ini.

10.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang turut membantu

dalam penyelesaian penyusunan skripsi ini.

Skripsi ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pembaca, pendidik (guru),

serta prodi PGSD USD. Skripsi ini dapat memberikan informasi tentang

penggunaan Pendekatan Berbasis Masalah dalam pembelajaran Bahasa Indonesia

materi membaca semester 2 SDN Tidar 4 Magelang.

Hingga pada akhir pembuatan skripsi ini penulis menyadari akan adanya

ketidaksempurnaan dalam berbagai aspek dari skripsi ini, saran dan kritik yang

membangun dalam menyempurnakan skripsi ini sangat diharapkan. Akhir kata,

mudah-mudahan skripsi ini dapat menambah bagi pihak yang membutuhkannya.

Yogyakarta, 23 Juli 2010

Penulis

(12)

xii LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS………

A. Latar Belakang Masalah………. B. Batasan dan Rumusan Masalah……….. C. Tujuan Penelitian……… D. Manfaat Penelitian……….. E. Variabel………...

BAB II LANDASAN TEORI

A. Penelitian Terdahulu………... B. Tinjauan Pustaka

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Setting Penelitian……… B. Desain penelitian………. C. Rencana Tindakan………... D. Pengumpulan Data, Analisis Data,

dan Instrumen Penelitian……… E. Jadwal Penelitian……….

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian………...

(13)

xiii

B. Hasil Penelitian dan Pembahasan………...

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan………. B. Saran………...

DAFTAR PUSTAKA………. LAMPIRAN………

67

82 83

(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 Instrumen dalam pengumpulan Data……… 49

Tabel 3.2 Rubrik Penilaian Kelengkapan Ringkasan……… 50

Tabel 3.3 Kisi-kisi soal………. 50

(15)

xv

DAFTAR DIAGRAM

Halaman

Diagram 4.1 Rata-rata Skor Kondisi Awal dan Siklus 1

pada Siswa………... 69 Diagram 4.2 Rata- rata Persentase Ketuntasan Kondisi Awal, Dan Siklus I pada Siswa ……… 70 Diagram 4.3 Rata-rata Nilai Kondisi Awal, Siklus 1, dan

Siklus 2 pada Siswa………. 72 Diagram 4.4 Rata-rata Persentase Ketuntasan Kondisi Awal,

Siklus 1 dan Siklus 2 pada Siswa………. 73 Diagram 4.5 Perbandingan Skor Rata-rata Kelengkapan Isi………… 76 Diagram 4.6 Perbandingan Skor Rata-rata Kelengkapan

Organisasi………. 77 Diagram 4.7 Perbandingan Skor Rata-rata Kelengkapan

Kosa kata……… 77 Diagram 4.8 Perbandingan Skor Rata-rata Kelengkapan

Penggunaan Bahasa………. 78 Diagram 4.9 Perbandingan skor Rata-rata Kelengkapan

(16)

xvi

DAFTAR BAGAN

Halaman

Bagan 2.1 Penggolongan Membaca………... 17 Bagan 3.1 Siklus Penelitian……… 35 Bagan 3.2 Tahapan Pembelajaran melalui

Pendekatan Berbasis Masalah Siklus 1……… 41 Bagan 3.3 Tahapan Pembelajaran melalui

(17)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Silabus ………...……….…… Lampiran 2 RPP Siklus 1……… Lampiran 3 RPP Siklus 2………

Lampiran 4 LKS Siklus 1……… Lampiran 5 LKS Siklus 2………

Lampiran 6 Hasil nilai kondisi awal………...

Lampiran 7 Hasil skor siklus 1………... Lampiran 8 Hasil skor siklus 2………... Lampiran 9 Hasil nilai siklus 1………... Lampiran 10 Hasil nilai siklus 1……….

Lampiran 11 Perbandingan Nilai Kondisi Awal, Siklus 1, dan Siklus 2………..

Lampiran 12 Dokumentasi (Foto)……….. Lampiran 13 Rubrik Penilaian Kelengkapan Isi Ringkasan………... Lampiran 14 Produk Ringkasan Siswa pada Siklus 1………

Lampiran 15 Produk Ringkasan Siswa pada Siklus 2………

Lampiran 16 Hasil Jawaban Pemahaman Isi Siswa pada Siklus 1…. Lampiran 17 Hasil Jawaban Pemahaman Isi Siswa pada Siklus 2…. Lampiran 18 Surat Izin Penelitian………..

Lampiran 19 Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian………..

(18)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Bahasa merupakan salah satu alat yang sering digunakan seseorang dalam

berkomunikasi. Bahasa dapat berupa lisan maupun tertulis guna membantu

seseorang dalam mengungkapkan perasaan hati, pikiran, atau tindakan. Sejak

usia dini seseorang diperkenalkan dengan bahasa oleh orang terdekat, yaitu

sering disebut bahasa ibu. Bahasa ini merupakan bahasa yang sederhana di mana

dapat membantu pengguna dalam mewakili pikirannya. Akan tetapi, pengguna

perlu mengembangkan kemampuan berbahasa yang dimilikinya. Oleh sebab itu,

satuan pendidikan dalam hal ini sekolah, mulai dari Pendidikan Anak Usia Dini

(PAUD), Taman Kanak-kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah

Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), dan di tingkat Perguruan

Tinggi memberikan pengetahuan tentang bahasa sesuai tahap perkembangannya.

Di tingkat Sekolah Dasar dikembangkan kemampuan berbahasa siswa, yaitu

melalui mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia.

Mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia memiliki materi pelajaran

yang mengembangkan keterampilan berbahasa. Tujuan pembelajaran Bahasa

Indonesia dapat dicapai apabila empat komponen keterampilan berbahasa, yaitu

keterampilan menyimak (listening skills), keterampilan berbicara (speaking

(19)

(writing skills) dipelajari siswa secara terintegrasi, sebagai satu kesatuan

(Tarigan, 1985:1). Siswa diharapkan dapat menguasai keempat komponen

tersebut sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Pencapaian tersebut dapat

dilihat dari penguasaan siswa dalam memahami materi didalamnya. Selain itu,

pembelajaran Bahasa Indonesia ini diharapkan dapat berguna dalam kehidupan

sehari-hari siswa, yaitu dalam berkomunikasi secara lisan maupun tertulis dengan

baik.

Keterampilan membaca (reading skills) memiliki peran yang sangat

penting dalam kehidupan sehari-hari. Tanpa sadar seseorang melakukan kegiatan

membaca di mana pun dan kapan pun. Dengan demikian, kegiatan membaca

menjadi suatu rutinitas yang dilakukan seseorang, misalnya siswa SD yang

membaca materi pelajaran dalam buku. Hal ini mencerminkan kegiatan membaca

dapat membantu setiap orang dalam memperkaya pengetahuannya. Oleh sebab

itu, kemampuan siswa dalam membaca perlu dilatih dan dikembangkan sejak

dini baik di rumah maupun di sekolah. Guru memiliki peran dalam

mengembangkan kemampuan siswa tersebut, yaitu dengan merencanakan dan

melaksanakan pembelajaran Bahasa Indonesia yang berpusat pada siswa.

Berdasarkan hasil observasi peneliti, pembelajaran Bahasa Indonesia

khususnya aspek membaca di kelas V SDN Tidar 4 Magelang belum terlaksana

secara maksimal. Pembelajaran Bahasa Indonesia aspek membaca masih

berfokus pada buku paket dan terpusat pada guru. Selain itu, penggunaan media

(20)

pembelajaran. Selain itu, pembelajaran tersebut mengakibatkan siswa pasif.

Pembelajaran Bahasa Indonesia aspek membaca dengan kompetensi dasar

menemukan informasi secara cepat dari berbagai teks khusus (buku petunjuk

telepon, jadwal perjalanan, daftar susunan acara, daftar menu, dan isi berita, dan

sebagainya) yang dilakukan melalui membaca memindai pada siswa kelas V

SDN Tidar 4 Magelang juga belum dilaksanakan secara optimal. Guru lebih

dominan dalam pembelajaran ini, yaitu guru meminta siswa membaca teks dan

mengerjakan soal yang berkaitan dengan teks tersebut. Selain itu, guru hanya

menjelaskan materi tanpa memberikan kesempatan pada siswa bertanya,

sehingga menyebabkan suasana kelas pasif. Hal ini menyebabkan nilai yang

diperoleh siswa tidak maksimal. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang

ditetapkan untuk kompetensi dasar ini adalah 70. Namun, pada faktanya nilai

rata-rata siswa kelas V SDN Tidar 4 Magelang pada materi tersebut yaitu 67,84.

Jadi, dari jumlah 31 siswa yang mencapai KKM hanya 10 siswa (32,25%),

sedangkan 21 siswa (67,74%) belum mencapai KKM. Kesulitan dalam

penguasaan kemampuan tersebut dapat dihindari apabila guru menerapkan suatu

model pembelajaran inovatif dengan teknik yang tepat untuk pembelajaran

Bahasa Indonesia aspek membaca.

Dilihat dari masalah-masalah yang disebutkan di atas, peneliti perlu

melakukan tindak lanjut sebagai pemecahan masalah. Pada kegiatan membaca,

khususnya dalam membaca secara sekilas (skimming) perlu digunakan

(21)

materi ini yaitu Pendekatan Berbasis Masalah. Pendekatan ini akan membantu

siswa untuk berpikir kritis, sehingga siswa dapat memahami materi, dalam hal ini

membaca sekilas. Dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan media visual

yang berupa gambar, dan media audio-visual berupa slide suara yang memuat

bacaan dari berita di televisi. Pembelajaran dengan menggunakan media ini

dirancang untuk merangsang siswa dapat berpikir dan mempermudah siswa

dalam mengingat isi bacaan.

Penggunaan media audio-visual ini mengupayakan siswa dapat melihat

dan mendengarkan tayangan slide bacaan dengan seksama, maka kegiatan

membaca akan berlangsung secara efektif. Selain itu, tayangan slide bacaan yang

dipergunakan juga disesuaikan dengan bacaan, sehingga siswa lebih mudah

memahami dan tertarik. Oleh sebab itu, peneliti mengkaji tentang peningkatan

kemampuan membaca sekilas melalui Pendekatan Berbasis Masalah. Adapun

judul penelitian ini adalah “Peningkatan Kemampuan Membaca Sekilas Siswa

Kelas V SDN Tidar 4 Magelang Semester 2 Tahun Pelajaran 2009/2010 Melalui

Pendekatan Berbasis Masalah”.

B. Batasan dan Rumusan Masalah

Penelitian ini dibatasi pada kelas V semester 2, yaitu pada Kompetensi

Dasar 7.2 Menemukan informasi secara cepat dari berbagai teks khusus (buku

petunjuk telepon, jadwal perjalanan, daftar susunan acara, daftar menu, dan isi

(22)

Kemampuan membaca dalam penelitian ini dibatasi pada kemampuan membaca

sekilas. Dan penelitian ini menggunakan Pendekatan Berbasis Masalah. Oleh

karena itu, masalah penelitian dirumuskan sebagai berikut:

Apakah pembelajaran melalui Pendekatan Berbasis Masalah dapat

meningkatkan kemampuan membaca sekilas siswa kelas V SDN Tidar 4

Magelang semester 2 Tahun Pelajaran 2009/2010?

C. Tujuan Penelitian

Sesuai dengan rumusan masalahnya, penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui apakah pembelajaran Bahasa Indonesia melalui Pendekatan Berbasis

Masalah dapat meningkatkan kemampuan membaca sekilas siswa kelas V SDN

Tidar 4 Magelang semester 2 tahun pelajaran 2009/2010?

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi semua pihak, baik

secara teoritis maupun praktis. Manfaat teoritis penelitian ini untuk menambah

wawasan peneliti tentang salah satu pendekatan yang dapat digunakan untuk

meningkatkan kemampuan membaca sekilas siswa kelas V SDN Tidar 4

Magelang semester II tahun ajaran 2009/2010. Adapun manfaat praktis penelitian

(23)

1. Peneliti dapat memahami berbagai masalah yang muncul ketika melaksanakan

pembelajaran melalui Pendekatan Berbasis Masalah dan dapat menemukan cara

bagaimana mengatasi masalah-masalah tersebut.

2. Para pendidik mendapat model pembelajaran membaca sekilas melalui

Pendekatan Berbasis Masalah untuk meningkatkan kemampuan membaca sekilas

siswa.

E. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah karakteristik dari subjek yang menjadi objek

penelitian, sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian (Kartikabudi,

2009:3). Pada PTK ini ada dua variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat.

Variabel bebas adalah variabel yang diperkirakan mempengaruhi variabel lain,

sedangkan variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas.

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini berjudul Peningkatan Kemampuan

Membaca Sekilas Siswa Kelas V SDN Tidar 4 Magelang Semester 2 Tahun

Pelajaran 2009/2010 Melalui Pendekatan Berbasis Masalah. Berdasarkan judul

tersebut, variabel bebas penelitian ini adalah Pendekatan Berbasis Masalah,

sedangkan variabel terikatnya adalah peningkatan kemampuan membaca sekilas

siswa kelas V. Peningkatan kemampuan membaca sekilas siswa kelas V dalam

memahami isi berita dipengaruhi oleh penggunaan Pendekatan Berbasis Masalah

dalam proses pembelajaran. Apabila peneliti mengganti pendekatan yang

(24)

memahami isi berita akan mengalami perubahan juga sesuai dengan tingkat

keefektifan pendekatan tersebut.

Adapun definisi operasional variabel diuraikan peneliti guna menambah

penjelasan tentang variabel tersebut. Kemampuan merupakan suatu kecakapan

seseorang dalam mengerjakan/ melakukan suatu hal yang diperoleh dari berbagai

sumber sehingga dapat menjadikan potensi bagi diri seseorang. Membaca sekilas

merupakan suatu kegiatan membaca teks/bacaan melalui gerakan mata yang

cepat, sehingga memperoleh informasi yang diinginkan dengan cepat.

Kemampuan membaca sekilas adalah seberapa jauh siswa mampu melakukan

kegiatan membaca sekilas atau sepintas dan memperoleh pemahaman informasi

dari isi bacaan tersebut. Pendekatan Berbasis Masalah adalah suatu pendekatan

dalam pembelajaran dimana siswa dapat merumuskan masalah dari materi

pelajaran dan siswa dapat membuat kesimpulan akhir dari penemuan-penemuan

(25)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Penelitian Terdahulu

Sebelum membahas tinjauan pustaka, peneliti mengawali dengan

membahas penelitian terdahulu yang digunakan sebagai referensi pengembangan

penelitian yang dilakukan. Peneliti memilih tiga penelitian yang diakses melalui

internet dimana penelitian tersebut memiliki relevansi terhadap penelitian yang

dilakukan oleh peneliti. Adapun penelitian yang pertama dilaksanakan oleh Indri

Ariani dengan judul Penerapan Pendekatan Pakem untuk Meningkatkan

Kemampuan Membaca dan Menulis Permulaan di Kelas I SDN Kauman 2 Kota

Blitar. Penelitian ini dijadikan pertimbangan pertama oleh peneliti, karena

kemampuan membaca dan menulis permulaan merupakan dasar dari kemajuan

siswa dalam belajar.

Andriani menjelaskan rendahnya kemampuan membaca dan menulis siswa

masih dibawah KKM disebabkan oleh pembelajaran yang terpusat pada guru.

Siswa memiliki sedikit kesempatan untuk mengembangkan potensi diri dan

melibatkan diri dalam pembelajaran. Adanya fakta-fakta tersebut, Andriani

melaksanakan penelitian yang bertujuan meningkatkan kemampuan membaca

dan menulis permulaan siswa kelas I dengan menerapkan pendekatan Pakem.

Penelitian tersebut dilaksanakan dengan rancangan Penelitian Tindakan Kelas

(26)

tersebut, Andriani menyebutkan dua hal yang merupakan hasil penelitiannya.

Hasil penelitian tersebut berupa peningkatan kualitas pembelajaran membaca dan

menulis serta peningkatan kemampuan membaca dan menulis permulaan.

Peningkatan kualitas pembelajaran ditandai dengan: (1) Penerapan pendekatan

Pakem bertema Lingkungan oleh guru disusun secara kolaboratif berhasil dengan

baik, (2) Ketergantungan guru pada buku teks sangat berkurang karena guru

banyak menggunakan situasi kehidupan yang riil, (3) Pembelajaran berpusat

pada peserta didik dan bersifat konstruktivistik, (4) Penilaian hasil belajar lebih

komprehensif, yaitu tidak hanya melalui tes tertulis, dan (5) Situasi lebih

kondusif. Peningkatan kemampuan membaca dan menulis permulaan pada pra

tindakan, dari jumlah 33 siswa, 17 siswa tuntas (52%), siklus pertama 22 siswa

tuntas (67%), dan siklus kedua 28 siswa tuntas (85%).

Penelitian tersebut menyadarkan peneliti bahwa kemampuan membaca

dan menulis permulaan merupakan dasar dari kemajuan siswa dalam belajar.

Oleh sebab itu, sesuai dengan latar belakang pada penelitian ini, penulis

menyertakan bukti di mana kondisi awal siswa pada kemampuan membaca

masih rendah, yaitu di bawah KKM. Tujuan diadakan penelitian tersebut juga

hampir sama dengan penelitian ini, yaitu meningkatkan kemampuan membaca

siswa. Selain itu, peneliti memiliki pertimbangan lain, yaitu penelitian yang telah

dilaksanakan oleh Samsu Somodoyo. Adapun judul penelitiannya adalah

Penerapan Teknik Skimming dan Scanning untuk Meningkatkan Pembelajaran

(27)

Penelitian yang dilaksanakan oleh Samsu ini bertolak dari upaya

peningkatan kemampuan siswa dalam membaca pemahaman dengan penerapan

teknik skimming dan scanning yang belum optimal. Jadi, penelitian ini bertujuan

untuk mendeskripsikan penerapan teknik skimming dan scanning untuk

meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa. Adapun pendekatan

yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan penelitian kualitatif

dengan menggunakan rancangan Penelitian Tindakan Kelas yang bersifat

partisipatori-kolaboratif. Data penelitian ini, meliputi data proses yang berupa

aktivitas guru dan siswa selama tindakan pembelajaran berlangsung, serta data

hasil yang berupa hasil kegiatan membaca pemahaman siswa dengan

menggunakan teknik skimming dan scanning yang diperoleh pada setiap akhir

pembelajaran. Sumber data pada penelitian tersebut adalah penerapan teknik

skimming dan scanning untuk meningkatkan pembelajaran membaca

pemahaman. Data proses diperoleh melalui kegiatan pengamatan, pedoman

wawancara, dan catatan lapangan. Sedangkan analisis data, peneliti melakukan

prosedur yang dimulai dari tahap reduksi data, penyajian data, verifikasi serta

penyimpulan data.

Adapun hasil penelitian untuk penerapan teknik skimming pada siklus

pertama rata-rata nilai 74,4% (dengan kriteria baik), siklus kedua mencapai

79,5% (kriteria baik), dan siklus ketiga mencapai 85,5% (kriterianya sangat

baik). Untuk penerapan teknik scanning, pada siklus pertama mencapai 75,25%

(28)

pada siklus ketiga mencapai 88,25% memenuhi kriteria sangat baik. Tingkat

kecepatan membaca pada hasil penelitian ini termasuk kategori memadai, yaitu

dari sampel 35 siswa, pada siklus pertama, 18 siswa (51,43%) termasuk kategori

cukup baik, 13 siswa (37,14%) termasukl kategori baik, dan 4 siswa (11,43%)

termasuk kategori sangat baik. Pada siklus kedua, 2 siswa (2,22%) termasuk

kategori baik, 25 siswa (76,25%) termasuk kategori sangat baik, dan pada siklus

ketiga, 1 siswa (1, 25%) termasuk kriteria kurang, 3 siswa (3,55%) termasuk

kategori cukup, 3 siswa (3,55%) termasuk kategori baik, dan 28 siswa (85,25%)

sangat baik.

Dari penelitian kedua, peneliti mengambil sedikit pembelajaran, yaitu

peneliti melaksanakan penelitian dengan menerapkan teknik skimming atau

membaca sekilas. Dari hasi penelitian kedua tersebut, penerapan teknik ini

memiliki hasil yang lebih rendah dari pada teknik scanning. Meskipun demikian,

peneliti merancang pembelajaran sedemikian rupa, sehingga teknik ini dapat

secara mudah dilaksanakan siswa dalam pembelajaran. Dari kedua penelitian

terdahulu, peneliti juga menyertakan penelitian dari Ahadiat, yang berjudul

Penerapan Pendekatan Kontekstual sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan

Membaca Intensif Siswa Kelas VI SDN I Karangmalang Kecamatan Gunungjati

Kabupaten Cirebon Tahun Pelajaran 2009/2010.

Penelitian yang telah dilaksanakan oleh Ahadiat ini memiliki rumusan

masalah yaitu bagaimana menyelenggarakan pembelajaran dengan menggunakan

(29)

intensif siswa kelas VI SDN I Karangmalang. Adapun metode yang digunakan

adalah Penelitian Tindakan Kelas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

mengetahui efektivitas pembelajaran membaca intensif dengan menggunakan

pendekatan kontekstual pada siswa.

Hasil dari perolehan data pada siklus pertama, nilai rata-ratanya mencapai

65,62. Pada siklus kedua,hasilnya mencapai 73,50. Dan pada siklus ketiga

mencapai 85,25. Dengan demikian dapat dikatakan jumlah siswa yang tuntas

belajar pada siklus pertama mencapai 50%, siklus pertama mencapai 75%, dan

pada siklus kedua mencapai 100%.

Dari ketiga penelitian yang terdahulu, peneliti mempertimbangkan

beberapa hal untuk membantu pelaksanaan penelitian ini. Diawali oleh penelitian

pertama yang menjelaskan perlunya perhatian khusus pada kemampuan

membaca dan menulis permulaan pada siswa kelas I SD, peneliti menyetujui

pernyataan di dalamnya. Didukung penelitian kedua, pembelajaran Bahasa

Indonesia pada aspek membaca, penggunaan teknik membaca skimming dan

scanning sangat efektif. Dengan demikian, penelitian kedua ini mendukung

penelitian yang pertama. Selain kemampuan awal dan teknik membaca yang

digunakan, peneliti juga mempertimbangkan pendekatan yang digunakan dalam

pembelajaran. Pada penelitian ketiga di atas, pendekatan yang digunakan yaitu

pendekatan kontekstual. Berbeda dengan penelitian sebelumnya, peneliti

menggunakan Pendekatan Berbasis Masalah untuk meningkatkan kemampuan

(30)

Peneliti menyimpulkan dari ketiga penelitian terdahulu dan penelitian

yang dilaksanakan peneliti merupakan suatu penelitian yang saling berkaitan,

yaitu penyempurnaan penelitian yang berawal dari ketidakmampuan siswa dalam

menguasai kemampuan membaca sekilas. Jadi, penelitian terdahulu dapat

dijadikan bahan pertimbangan peneliti untuk melaksanakan penelitian ini.

B. Tinjauan Pustaka

1. Kemampuan Membaca Sekilas (skimming)

a. Pengertian Kemampuan Membaca Sekilas (skimming)

Setiap orang dianugerahi suatu kemampuan dalam bidang tertentu. Oleh

sebab itu, kemampuan tersebut perlu dikembangkan secara maksimal agar dapat

memperkaya diri sendiri. Dengan demikian, kemampuan yang dimiliki akan

dihargai dan dinilai berarti. Adapun kemampuan memiliki suatu arti yang

penting, yaitu mampu berarti kuasa, sanggup melakukan sesuatu; dapat; berada;

kaya (Suharsono dan Ana Retnoningsih, 2005:308).

Menurut Chaplin dalam Gordon Wainwritght (2006:45),“ability

(kemampuan, kecakapan, ketangkasan, bakat, kesanggupan) merupakan tenaga

(daya kekuatan) untuk melakukan suatu perbuatan”. Kemampuan dapat

dikatakan sebagai suatu kecakapan atau potensi untuk menguasai suatu keahlian

atau kemahiran yang diperoleh dari beberapa sumber, antara lain: bawaan sejak

lahir, hasil dari latihan, dan praktik. Kemampuan ini dapat digunakan untuk

(31)

Dengan melihat pengertian tersebut, pengembangan kemampuan perlu

untuk diperhatikan. Pada dunia pendidikan, khususnya siswa Sekolah Dasar,

tempat pengembangan kemampuan belajar salah satunya berada di sekolah

dengan pembimbingnya yaitu guru. Dalam hal ini guru akan membantu siswa

untuk mengembangkan kemampuan yang sudah dimiliki siswa sebelumnya.

Melalui proses dan tahap-tahap tertentu siswa akan mengembangkan

kemampuannya.

Kemampuan terdiri dari dua faktor, seperti yang dikemukakan oleh

Robbins dalam Gordon Wainwritght, (2006:52), menyatakan bahwa faktor

pertama yaitu kemampuan intelektual (intellectual ability) dan faktor kedua yaitu

kemampuan fisik (physical ability). Kemampuan intelektual merupakan

kemampuan melakukan aktivitas secara mental. Sedangkan, kemampuan fisik

merupakan kemampuan melakukan aktivitas berdasarkan stamina kekuatan dan

karakteristik fisik. Kedua faktor tersebut dapat menjelaskan bahwa kemampuan

siswa dibagi menjadi dua yang saling berkaitan, sehingga guru dapat membantu

siswa untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam belajar.

Kemampuan harus dikembangkan oleh siswa dengan bantuan guru, yaitu

kemampuan belajar yang sesuai dengan kebutuhannya. Namun demikian, siswa

juga dapat mengembangkan kemampuannya melalui kegiatan ekstrakurikuler.

Dengan demikian, kemampuan siswa dapat tergali seoptimal mungkin dan dapat

berkembang sesuai tingkat perkembangannya. Dengan kebijakan tersebut,

(32)

sekolah berjalan, dan pengembangan kemampuan pendukung yang lain juga akan

tercapai.

Membaca merupakan salah satu kemampuan berbahasa. Pengertian

membaca perlu dikuasai untuk memahami arti membaca itu sendiri. Ada

beberapa pengertian membaca yang dapat diuraikan dalam penelitian ini guna

memperoleh sumber yang mendukung penelitian ini. Adapun salah satu

pengertian membaca yaitu membaca merupakan suatu proses yang dilakukan

serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak

disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/ bahasa tulis (Tarigan.

1985:7). Menurut Depdikbud dalam Tarigan (1985:7) menuliskan bahwa

membaca ialah proses pengolahan bacaan secara kritis, kreatif yang dilakukan

dengan tujuan memperoleh pemahaman yang bersifat menyeluruh tentang bacaan

itu, dan penilaian terhadap keadaan, nilai, fungsi, dan dampak bacaan itu.

Membaca juga merupakan suatu proses penyandian kembali dan

membacakan sandi-sandi yang telah dimiliki pembaca dalam memori otaknya.

Proses ini dapat berjalan karena adanya kerjasama antara otak sebagai

penyimpan memori dan alat indera sebagai alat bantunya. Adapun sebuah aspek

pembacaan sandi (decoding) adalah menghubungkan kata-kata tulis (written

word) dengan makna bahasa lisan (oral language meaning) yang mencakup

pengubahan tulisan/cetakan menjadi bunyi yang bermakna (Anderson dalam

(33)

Pengertian di atas telah membantu untuk memahami arti membaca.

Namun akan lebih diperjelas dengan pengertian-pengertian yang lain. Membaca

adalah suatu kemampuan untuk melihat lambang-lambang tertulis serta

mengubah lambang-lambang tertulis tersebut melalui fonik (phonics = suatu

metode pengajaran membaca, ucapan, ejaan berdasarkan interpretasi fonetik

terhadap ejaan biasa) menjadi/menuju membaca lisan (oral reading). Membaca

juga dapat diartikan sebagai suatu proses untuk memahami yang tersirat dalam

yang tersurat, melihat pikiran yang terkandung di dalam kata-kata yang tertulis

(Anderson dalam Tarigan, 1985:7).

Siswa perlu mengetahui sejauhmana kegunaan kegiatan membaca untuk

proses belajarnya, terutama dalam memahami materi pelajaran. Oleh sebab itu,

pendidik perlu memahami arti dari kemampuan, sehingga dapat membantu siswa

untuk melakukan kegiatan membaca dengan benar dan memperoleh manfaatnya

secara maksimal. Dengan demikian kegiatan membaca sangatlah berguna untuk

siswa memahami suatu materi pembelajaran dan penerapannya di kehidupan

sehari-harinya.

Dari pengertian beberapa sumber, peneliti dapat menyimpulkan pengertian

membaca, yaitu: membaca merupakan suatu kegiatan membunyikan

lambang-lambang tertulis, sehingga pembaca dapat memahami isi bacaan tersebut.

Dengan demikian, kegiatan membaca dapat dilakukan siapa saja yang telah

memahami cara membaca lambang-lambang tertulis dan pembaca dapat mengerti

(34)

ekstensif dan membaca intensif. Salah satu cakupan dari membaca ekstensif

adalah membaca sekilas /skimming (Tarigan, 1985:13).

Membaca

Gambar bagan 2.1 Penggolongan Membaca

Dari gambar di atas menunjukkan penggolongan membaca dan dapat

diketahui bahwa membaca sekilas termasuk jenis membaca ekstensif. Peneliti

menguraikan beberapa pengertian membaca sekilas dari beberapa sumber

sebagai acuan landasan teorinya. Menurut Tarigan (1985:32), membaca sekilas

merupakan sejenis membaca yang membuat mata kita bergerak dengan cepat

melihat, memperhatikan bahan tertulis untuk mencari serta mendapatkan

informasi dan penerangan.

Kegiatan membaca sekilas sebenarnya sering dilakukan setiap orang untuk

memperoleh informasi dalam waktu yang singkat, misalnya: jadwal kereta api,

tayangan televisi, ataupun pengumuman di baleho atau spanduk. Dengan

(35)

seseorang dengan sekilas atau sekejapan mata. Namun, dalam membaca sekilas

terutama untuk siswa kelas V SD perlu dibantu dengan tahap-tahap tertentu,

supaya tujuan membaca dapat tercapai dengan maksimal.

Membaca sekilas adalah suatu kegiatan membaca yang membuat mata kita

bergerak cepat melihat dan memperhatikan bacaan/teks guna memperoleh

informasi yang diinginkan secara cepat. Membaca sekilas (skimming) merupakan

kegiatan membaca secara cepat dan selektif pada bagian-bagian tertentu, serta

memiliki tujuan tertentu. Istilah lain untuk membaca sekilas yaitu membaca

layap. Adapun pengertian dari membaca layap adalah kegiatan membaca dengan

cepat untuk mengetahui isi umum suatu bacaan atau bagian-bagiannya (Rahim,

2007:61).

Menurut peneliti, membaca sekilas adalah suatu teknik membaca yang

dapat digunakan dalam kegiatan membaca. Membaca sekilas dapat membantu

untuk mengenali dan mengetahui secara cepat isi suatu buku atau bacaan. Hal ini

dikarenakan membaca sekilas merupakan suatu keterampilan membaca yang

diatur secara sistematis untuk mendapatkan hasil yang efisien untuk

mendapatkan berbagai tujuan, misalnya: untuk mengetahui hal penting pada

bacaan. Oleh sebab itu, perlu adanya pengembangan kemampuan membaca

(36)

b. Cara Membaca Sekilas

Membaca sekilas (skimming) memiliki 3 cara supaya tujuan membaca

dapat tercapai. Adapun cara-caranya adalah sebagai berikut :

1. Sampling, yaitu membaca bagian-bagian materi bacaan dengan cepat agar

mendapatkan gambaran umum dari bacaan tersebut. Cara ini dapat digunakan

dalam membaca bacaan/teks yang cukup pendek atau tidak lebih dari 2 halaman.

Sebagai contohnya, sampling dapat dilakukan saat membaca kolom berita pada

Koran. Cara ini akan lebih efektif, karena pembaca dapat memperoleh informasi

secara umum dengan cepat.

2. Locating, adalah membaca vertikal. Mata bergerak dengan pola zig-zag, dan

menemukan kata-kata dan frasa-frasa kunci. Kegiatan membaca ini dapat

dilakukan untuk membaca bacaan/teks yang cukup panjang. Hal ini dikarenakan

locating lebih efektif untuk memperoleh kata kunci dengan cepat pada

bacaan/teks yang panjang. Jadi, pembaca tidak perlu membaca kalimat demi

kalimat untuk memperoleh informasi penting.

3. Previewing, adalah kombinasi kedua cara di atas. Cara ini menggunakan kalimat

pertama paragraf dan peripheral vision (daya melihat sekeliling) untuk

mengenali pokok-pokok pikiran yang paling penting dan menangkap garis besar

materi bacaan, sehingga menghemat banyak waktu.

Salah satu dari cara tersebut dapat digunakan pembaca saat membaca

bacaan/teks secara cepat dengan melihat panjang pendeknya isi bacaan. Oleh

(37)

memahami materi pelajaran, dan penerapan dalam kehidupan sehari-hari. Untuk

menerapkan cara-cara membaca sekilas, perlu diperhatikan langkah-langkah

dalam membaca sekilas guna memperjelas cara membaca sekilas. Adapun

langkah-langkah sebagai berikut :

1. Mengenali kata kunci/pertanyaan.

2. Memperhatikan susunan materi bacaan.

3. Menyusun kata kunci/pertanyaan menurut susunan bacaan.

4. Memanfaatkan kepala kalimat/kalimat awal paragraph untuk menemukan

tempat yang paling berpotensi menyimpan informasi.

5. Mencari pokok pikiran dan struktur utama sebelum mencaari detail informasi

yang diperlukan (Wainwright, 2006:87).

Langkah-langkah tersebut dapat diterapkan pada siswa, sehingga dalam

penguasaan materi siswa dapat menyerap pengetahuan secara maksimal.

Demikianlah uraian tentang membaca sekilas, dilihat dari pengertiannya,

cara-caranya, dan langkah-langkah membaca sekilas. Uraian di atas akan sangat

membantu siswa untuk memahami arti membaca sekilas, terutama dalam

penerapannya sehari-hari. Hal ini dikarenakan keterampilan membaca harus

dimiliki siswa untuk membantunya dalam memperoleh informasi yang

(38)

c. Tujuan Membaca Sekilas

Kegiatan membaca suatu bacaan memiliki tujuan tertentu, yaitu untuk

memperoleh informasi yang meliputi isi bacaan tersebut. Dengan demikian,

peneliti akan menguraikan tujuan membaca. Adapun tujuan membaca adalah

sebagai berikut:

1) Membaca untuk memperoleh perincian-perincian atau fakta-fakta (reading for

details or facts).

Membaca untuk menemukan atau mengetahui penemuan-penemuan yang telah

dilakukan oleh sang tokoh; apa-apa yang telah dibuat oleh sang tokoh; apa yang

telah terjadi pada tokoh khusus; atau memecahkan masalah-masalah yang dibuat

oleh sang tokoh.

2) Membaca untuk memperoleh ide-ide utama (reading for main ideas).

Membaca untuk mengetahui mengapa hal itu merupakan topik yang baik dan

menarik, masalah yang terdapat dalam cerita, apa-apa yang dipelajari atau

didalami sang tokoh untuk mencapai tujuannya.

3) Membaca untuk mengetahui urutan atau susunan, organisasi cerita (reading for

sequence or organization).

Membaca untuk menemukan atau mengetahui apa yang terjadi pada setiap

bagian cerita, apa yang terjadi mula-mulai pertama, kedua, ketiga dan seterusnya.

4) Membaca untuk menyimpulkan, membaca inferensi (reading for inference).

Membaca untuk menemukan serta mengetahui mengapa para tokoh merasakan

(39)

kepada para pembaca, mengapa para tokoh berubah, kualitas-kualitas yang

dimiliki para tokoh membuat mereka berhasil atau gagal.

5) Membaca untuk mengelompokkan, membaca untuk mengklasifikasikan (reading

to classify).

Membaca untuk menemukan serta mengetahui apa-apa yang tidak biasa, tidak

wajar mengenai seseorang tokoh, apa yang lucu dalam cerita, atau apakah cerita

itu benar atau tidak benar.

6) Membaca menilai, membaca mengevaluasi (reading to evaluate).

Membaca untuk menemukan aapakah sang tokoh berhasil atau hidup dengan

ukuran-ukuran tertentu, apakah kita ingin berbuat seperti yang diperbuat oleh

sang tokoh, atau bekerja seperti cara sang tokoh bekerja dalam cerita itu.

7) Membaca untuk memperbandingkan atau mempertentangkan (reading to

compare or contrast).

Membaca untuk menemukan bagaimana caranya sang tokoh berubah, bagaimana

hidupnya berbeda dari kehidupan yang kita kenal, bagaimana dua cerita

mempunyai persamaan, bagaimana sang tokoh menyerupai pembaca, (Anderson

dalam Tarigan (1985:9-10).

Demikianlah tujuan dari kegiatan membaca. Ketujuh uraian tujuan

membaca ini diharapkan dapat membantu mengarahkan pemikiran tujuan

terpenting dari kegiatan membaca. Selain itu, membaca memiliki tujuan yang

(40)

dapat membantunya dalam menambah pengetahuannya dan mengasah

kemampuannya dalam berpikir, khususnya pada waktu siswa membaca sekilas.

Selain itu, pendapat Rivers dan Temperly dalam Gordon Wainwritght

(2006: 30), mengajukan tujuh tujuan utama dalam membaca yaitu:

1. Memperoleh informasi untuk suatu tujuan atau merasa penasaran tentang suatu

Topik,

2. Memperoleh berbagai petunjuk tentang cara melakukan suatu tugas bagi

pekerjaan atau kehidupan sehari-hari (misalnya, mengetahui cara kerja alat-alat

rumah tangga),

3. Berakting dalam sebuah drama, bermain game, menyelesaikan teka-teki,

4. Berhubungan dengan teman-teman dengan surat-menyurat atau untuk memahami

surat-surat bisnis,

5. Mengetahui kapan dan di mana sesuatu akan terjadi atau apa yang tersedia,

6. Mengetahui apa yang sedang terjadi atau telah terjadi (sebagaimana dilaporkan

dalam koran, majalah, laporan), dan

7. Memperoleh kesenangan atau hiburan.

Tujuan membaca memiliki peran penting dalam kegiatan membaca. Hal

ini dikarenakan pembaca harus memiliki tujuan membaca, sehingga isi bacaan

akan bermanfaat dan menambah pengetahuannya. Dengan demikian,

kemampuan membaca sekilas seorang pembaca akan berkembang seiring dengan

(41)

Menurut Soedarsono (2005:88-89), membaca sekilas (skimming) memiliki

tujuan yang dapat memberikan manfaat yang besar. Adapun tujuan pembaca

membaca sekilas adalah sebagai berikut:

1) Mengenali topik bacaan

Pembaca dapat menemukan topik bacaan secara cepat dengan membaca sekilas

isi bacaan, sehingga dapat memberikan pertimbangan untuk mengetahui isi

bacaan secara lengkap.

2) Mengetahui pendapat orang lain

Pembaca akan mengetahui pendapat orang secara cepat saat membaca sekilas

dengan sepintas membaca. Selanjutnya, pembaca dapat membandingkan

pendapat-pendapat tersebut.

3) Mendapatkan bagian penting yang diperlukan

Pembaca memilih teknik ini karena bertujuan untuk memperoleh bagian/pokok

penting dari isi bacaan secara cepat tanpa membaca keseluruhan.

4) Mengetahui organisasi tulisan, urutan ide pokok

Pembaca dapat mengetahui gambaran organisasi tulisan dan urutan ide pokok

secara cepat, sehingga tidak membuang waktu.

5) Penyegaran

Pembaca juga memiliki tujuan dalam membaca sekilas yang berupa penyegaran

untuk memberikan hiburan membaca saat waktu luang dan tidak mementingkan

(42)

Tujuan-tujuan ini menjadikan pembaca memilih menggunakan teknik

membaca sekilas untuk membaca guna memperoleh informasi yang diinginkan.

Dengan melihat tujuan tersebut, perlu mensosialisasikan pada siswa supaya dapat

menggunakan teknik yang lebih efisien ini dalam belajar.

2. Pendekatan Berbasis Masalah

a. Pengertian Pendekatan Berbasis Masalah

Menurut penulis, Pendekatan Berbasis Masalah/Problem Based Learning

(PBL) dapat digunakan menjadi model pembelajaran dimana prosesnya berawal

dari suatu masalah nyata dalam kehidupan sehari-hari siswa. Pendekatan ini akan

mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa dalam menyelesaikan masalah

tersebut. Pendekatan Berbasis masalah dapat diartikan sebagai salah satu model

pembelajaran inovatif yang dapat memberikan kondisi belajar aktif kepada siswa.

Selain itu, Pendekatan ini termasuk salah satu pendekatan dalam pembelajaran

inovatif yang jarang diterapkan, meskipun pendekatan ini memiliki banyak hal

positif, diantaranya membantu daya pikir anak menjadi kritis.

Menurut Dasna dan Sutrisno dalam Suprijono (2009:34), Pendekatan

Berbasis masalah adalah suatu model pembelajaran yang melibatkan siswa untuk

memecahkan suatu masalah melalui tahap-tahap metode ilmiah sehingga siswa

dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan masalah tersebut dan

sekaligus memiliki keterampilan untuk memecahkan masalah. Lebih lanjut

(43)

suatu pendekatan pembelajaran dengan membuat konfrontasi kepada pebelajar

(siswa/mahasiswa) dengan masalah-masalah praktis, berbentuk ill-structured,

atau open ended.

Pengertian Pendekatan Berbasis Masalah dapat diperjelas dengan melihat

prinsip PBL ini yang secara khusus melibatkan siswa bekerja pada masalah

dalam kelompok kecil dengan bantuan guru. Guru dalam hal ini berfungsi

sebagai pelatih kelompok yang menyediakan bantuan agar interaksi siswa

menjadi produktif dan membantu siswa mengidentifikasi pengetahuan yang

dibutuhkan untuk memecahkan masalah.

Penggunaan Pendekatan Berbasis Masalah sangat membantu siswa dalam

belajar mengembangkan keterampilan membaca sekilas, karena siswa dapat

mengusahakan memecahkan masalahnya bersama teman-temannya. Dengan

demikian, siswa akan saling berinteraksi dengan teman-temannya untuk

mendiskusikan informasi yang mereka baca secara sekilas, sehingga hasil

belajarnya akan tercapai semaksimal mungkin.

b. Karakteristik Pendekatan Berbasis Masalah

Pendekatan Berbasis Masalah memiliki karakteristik-karakteristik sebagai

berikut:

1) Belajar dimulai dengan suatu masalah,

2) Memastikan bahwa masalah yang diberikan berhubungan dengan dunia nyata

(44)

3) Mengorganisasikan pelajaran di seputar masalah, bukan di seputar disiplin ilmu,

4) Memberikan tanggung jawab yang besar kepada pebelajar dalam membentuk

dan menjalankan secara langsung proses belajar mereka sendiri,

5) Menggunakan kelompok kecil, dan

6) Menuntut pebelajar untuk mendemontrasikan apa yang telah mereka pelajari

dalam bentuk suatu produk atau kinerja (Dasna dan Sutrisno dalam Suprijono,

2009:36).

Melihat karakteristik di atas penulis berharap dengan menggunakan Pendekatan

Berbasis Masalah ini dapat mengatasi masalah siswa dalam belajar, khususnya

pada materi membaca sekilas. Dengan demikian, pendekatan ini dapat membantu

siswa dan guru dalam proses belajar mengajar di sekolah.

c. Langkah-langkah Pendekatan Berbasis Masalah

Karakteristik Pembelajaran Berbasis Masalah akan tampak pada

pelaksanaannya yaitu langkah-langkah PBL. Peneliti menggunakan 8 langkah

dalam pelaksanaan pembelajaran melalui Pendakatan Berbasis Masalah sesuai

dengan teori yang ditulis oleh Made Wena (2009:93). Adapun

langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :

1) Menemukan masalah

Siswa diberikan masalah dengan memberikan sedikit fakta, sehingga dia akan

mencari fakta-fakta lain.

(45)

Siswa mendefinisikan masalah dengan kalimatnya sendiri (dia akan menggunakan

pengetahuan awal).

3) Mengumpulkan fakta

Guru memfasilitasi pembelajaran mengorganisasi apa yang dibuat, apa yang

dilakukan untuk menyampaikan fakta.

4) Membuat hipotesis atau dugaan sementara

Siswa membuat hipotesis dari fakta-fakta yang ada.

5) Mempelajari data yang dimiliki

Siswa akan menggunakan kemampuan memaknai data, sehingga siswa dapat

mendefinisikannya.

6) Menyempurnakan

Siswa menyempurnakan permasalahan yang telah didefinisikan.

7) Menyimpulkan alternatif

Siswa menyimpulkan alternatif pemecahan secara kolaboratif.

8) Melakukan pengujian hasil

Siswa melakukan pengujian hasil dari kesimpulan akhirnya.

Langkah-langkah PBL ini dapat diterapkan guru dalam pelaksanaan proses

belajar mengajar di kelas supaya siswa dapat menerapkan dalam kehidupannya

sehari-hari. Selain itu, dengan Pendekatan Berbasis Masalah ini dapat

mengoptimalkan kemampuan siswa secara menyeluruh, dalam hal ini

pembelajaran bahasa Indonesia pada aspek membaca sekilas dapat diterima

(46)

dapat mempertimbangkan hal positif yang ditimbulkan dari kegiatan

pembelajaran dengan menggunakan Pendekatan Berbasis Masalah ini. Hal ini

dikarenakan Pendekatan ini dapat membantu daya berpikir siswa dan mengasah

pola pikir siswa untuk menjadi lebih kritis yang berguna dalam kehidupan

sehari-hari. Dengan alasan tersebut, mendorong peneliti untuk menggunakan pendekatan

ini dalam pembelajaran Bahasa Indonesia kelas V.

3. Media Audio-visual

a. Pengertian Media Pendidikan Audio-visual

Dalam kegiatan belajar mengajar, adanya media pendidikan sangat

diperlukan untuk mendukung kelancaran dan pemahaman siswa terhadap materi

yang disampaikan guru. Selain itu, seiring perkembangan zaman guru dituntut

menggunakan media yang modern. Hal ini disebabkan oleh perkembangan ilmu

pengetahuan yang diperoleh siswa dari berbagai sumber. Dengan demikian, guru

diharapkan dapat memenuhi kebutuhan siswa dalam penguasaan ilmu teknologi.

Media pendidikan tidak selamanya berbentuk benda elektronik, guru dapat

memvariasi benda-benda di sekitar untuk dijadikan media pendidikan. Media

pendidikan ini sangat beragam, sehingga perlu diketahui pengertian media

pendidikan menurut para ahli. Media pendidikan adalah alat, metode dan teknik

(47)

antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran di sekolah

(Hamalik, 1982:23).

Selain itu, masih ada pengertian lain tentang media pendidikan, yaitu:

media pendidikan merupakan semacam alat bantu belajar mengajar, baik dalam

kelas maupun di luar kelas (Hamalik, 1982:23). Dari pengertian tersebut, dapat

diperoleh pengertian media pendidikan dan guru dapat memilih untuk

menggunakan salah satu atau lebih dalam pembelajaran di kelas. Kegiatan

membaca sekilas juga sangat membutuhkan media pendidikan guna membantu

siswa untuk lebih memahami isi bacaan, dan siswa akan lebih tertarik untuk

belajar.

Media pendidikan juga memiliki bermacam-macam jenis. Dengan adanya

variasi ini akan mendorong guru untuk lebih kreatif untuk menggunakan media

pendidikan. Adapun macam dari media pendidikan, antara lain :

1. Media visual : Grafik, diagram, chart, bagan, poster, kartun, komik.

2. Media audio-visual : radio, tape recorder, slide suara, laboratorium bahasa, dan

sejenisnya.

3. Projected still media : slide, over head projector (OHP), in focus dan sejenisnya.

4. Projected motion media : film, televisi, video (VCD, DVD, VTR), komputer dan

sejenisnya.

Dalam pengertian yang luas, media audio-visual meliputi semua alat

peraga pendidikan yang dapat dilihat dan didengar. Namun, dalam pengertian lain

(48)

sumber informasi dimana sumber informasi ini berupa suatu tayangan atau

gambar-gambar yang dapat dilihat dan bunyi atau suara yang dapat didengarkan.

Media audio-visual memberikan pengalaman-pengalaman belajar yang berbeda

dari yang lain, yaitu secara visual siswa dapat melihat sesuatu yang jauh menjadi

lebih dekat. Media audio-visual ini merupakan media yang efisien dan efektif jika

digunakan guru dalam membantu siswa dalam penguasaan materi.

Media audio-visual memiliki peran penting dalam proses belajar mengajar.

Oleh karena itu, media audio-visual disajikan dalam tampilan yang berbeda, yakni

menyajikan tampilan gambar-gambar dan bunyi-bunyian. Dengan demikian,

siswa dapat lebih mudah mencerna informasi yang diperoleh dari media

audio-visual ini.

b. Manfaat Media Audio-visual

Media audio-visual memiliki manfaat yang sangat banyak bagi kelancaran

proses belajar mengajar di sekolah. Media ini dianggap media yang lengkap untuk

menyajikan informasi. Adapun manfaat media audio-visual yang dapat disebutkan

adalah sebagai berikut :

1)Media audio-visual bersifat langsung dan nyata,

2)Media audio-visual tidak dibatasi tempat dan waktu,

3)Media audio-visual memiliki daya tarik yang tinggi untuk disaksikan,

4)Media audio-visual dapat menunjukkan peristiwa atau informasi yang memiliki

(49)

5)Media audio-visual dapat diperoleh dari berbagai sumber.

Demikianlah beberapa manfaat dari media audio-visual yang dapat

peneliti sebutkan. Dengan melihat manfaat dari media audio-visual, diharapkan

para guru akan tergugah untuk menggunakan media audio-visual dalam mengajar

siswa. Penjelasan di atas mempertegas bahwa penggunaan media pembelajaran

sangatlah mempengaruhi keberhasilan dalam pembelajaran. Oleh sebab itu,

peneliti menggunakan media pembelajaran yang berupa media audio visual dalam

bentuk slide suara. Selain mudah dibuat, media ini sangat menarik bagi siswa.

Guru dapat menyajikan materi pembelajaran yang berupa tulisan/teks,

gambar/animasi, dan suara/video. Dengan perpaduan materi ini yang dikemas

dalam suatu media, siswa akan memusatkan perhatiannya dan pembelajaran dapat

berjalan dengan baik.

C. Kerangka Berpikir

Sebagai penghubung deskripsi teoritis dan pengajuan hipotesis perlunya

adanya kerangka berpikir dari teori yang diterapkan di atas, sehingga dapat

diajukan hipotesis yang merupakan jawaban sementara dari penelitian. Agar

kemampuan membaca sekilas siswa dalam menyimpulkan isi berita dapat

meningkat seperti yang diharapkan, peneliti menggunakan pembelajaran melalui

(50)

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam penelitian tindakan kelas ini adalah pembelajaran melalui

Pendekatan Berbasis Masalah dapat meningkatkan kemampuan membaca sekilas

(51)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Setting Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian ini adalah semua kelas V Sekolah Dasar Negeri Tidar 4

Magelang yang terdiri dari 1 kelas. Jumlah seluruh siswa kelas V adalah 31 siswa,

yang terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan.

2. Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan mulai dari awal Februari 2010 untuk penyusunan

proposal sampai akhir Agustus 2010 untuk pembuatan laporan. Jadwal mengajar

terlampir.

3. Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Tidar 4 Magelang.

Adapun alamat SDN Tidar 4 yaitu Jalan Beringin V No.1 Tidar, Magelang

Telepon (0293) 314608.

4. Sasaran Penelitian

Penelitian ini memiliki sasaran/objek yang akan diteliti yaitu kemampuan

membaca sekilas siswa kelas V SDN Tidar 4 Magelang semester 2 tahun

(52)

B. Desain Penelitian

Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Alasan peneliti

memilih PTK adalah karena penelitian ini merupakan salah satu cara untuk

memperbaiki atau meningkatkan mutu pembelajaran di kelas. Upaya perbaikan

dilakukan dengan cara melakukan tindakan untuk mengatasi masalah yang

dihadapi siswa. Pada PTK ini, masalah yang ingin diatasi peneliti adalah

kurangnya kemampuan siswa kelas V SDN Tidar 4 Magelang dalam

pembelajaran membaca sekilas, pada kompetensi dasar menemukan informasi

secara cepat dari berbagai teks khusus (buku petunjuk telepon, jadwal perjalanan,

daftar susunan acara, daftar menu, dan isi berita, dan sebagainya) yang dilakukan

melalui membaca memindai.

Adapun langkah-langkah dalam Penelitian Tindakan Kelas ini dapat

digambarkan dalam bagan berikut:

Siklus 1 Siklus 2

Bagan 3.1 Siklus Penelitian Refleksi Pelaksanaan

Tindakan Rencana

Tindakan

Observasi (Pengumpulan

Data)

Pelaksanaan Tindakan Refleksi

Observasi (Pengumpulan

Data)

(53)

Berdasarkan bagan di atas, dapat dikatakan bahwa 1 siklus penelitian terdiri

dari beberapa tahap yang merupakan suatu kesatuan. Tahap pertama adalah

merencanakan tindakan yang akan dilakukan, berdasarkan masalah yang akan

dipecahkan, dan hipotesis tindakan yang diajukan. Pada PTK ini, peneliti

beranggapan bahwa masalah kurangnya kemampuan membaca siswa kelas V

SDN Tidar 4 Magelang dapat diatasi melalui Pendekatan Berbasis Masalah.

Tahap kedua adalah pelaksanaan tindakan, yang didasarkan pada perencanaan

tindakan, sehingga hasil yang dicapai maksimal. Peneliti, dalam PTK ini

menggunakan teori-teori dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dan pembelajaran

inovatif Pendekatan Berbasis Masalah. Tahap ketiga adalah observasi/mengamati

proses pelaksanaan tindakan dan akibat yang ditimbulkan. Pada tahap ini, peneliti

mengumpulkan data mengenai proses pelaksanaan yang terjadi pada pembelajaran

membaca sekilas melalui Pendekatan Berbasis Masalah. Tahap keempat adalah

refleksi atas tindakan yang telah dilakukan. Peneliti menganalisis semua informasi

yang diperoleh pada pelaksanaan pembelajaran membaca sekilas. Hasil refleksi

digunakan sebagai dasar kegiatan pertemuan selanjutnya (Kasbolah, 2001:40-42).

C. Rancangan Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti akan mengambil dua siklus dengan rencana

sebagai berikut :

1. Persiapan

(54)

penelitian di SD tersebut.

b. Melakukan observasi pada siswa kelas V untuk memperoleh gambaran sepintas

mengenai tingkah laku siswa.

c. Identifikasi masalah.

d. Analisis masalah.

e. Perumusan masalah.

f. Perumusan hipotesis.

g. Menyusun rencana penelitian dalam siklus-siklus.

h. Membuat gambaran awal mengenai kemampuan membaca sekilas siswa dengan

tes awal.

i. Penyusunan silabus, RPP, LKS, instrumen penilaian, dan pembuatan media

pembelajaran.

2. Rencana Tindakan Setiap Siklus

Penelitian ini menggunakan desain penelitian tindakan kelas. Menurut

Kasihani Kasbolah dalam Kartikabudi dan Puji Purnomo (2008:5), Penelitian

tindakan kelas adalah penelitian yang memerlukan tindakan untuk menanggulangi

masalah dalam bidang pendidikan dan dilaksanakan dalam kawasan kelas atau

sekolah dengan tujuan untuk memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas

pembelajaran.

Dalam penelitian ini peneliti akan melaksanakan 2 siklus dimana siklus

(55)

pertemuan (4 jam pelajaran). Adapun perencanaan setiap siklusnya adalah sebagai

berikut :

SIKLUS I

1. Tahap Perencanaan

a. Mengidentifikasi masalah dan menetapkan alternatif pemecahan masalah.

b. Merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan dalam PBM.

c. Menentukan materi pokok pembelajaran.

d. Mengembangkan skenario pembelajaran.

e. Menyiapkan sumber dan media pembelajaran.

f. Mengembangkan format penilaian.

2. Tahap Tindakan Siklus I (2 x pertemuan, 6 jam pelajaran)

Dalam tindakan siklus I, peneliti menerapkan tindakan bertolak dari perencanaan

yang telah dibuat dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Pertemuan pertama (3 jam pelajaran)

1)Mengorganisasi siswa di kelas.

2)Membagi siswa dalam kelompok.

3)Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

4)Menyampaikan materi pembelajaran.

5)Pra-membaca: menunjukkan beberapa berita kecelakaan transportasi dan

(56)

6)Membaca: Siswa membaca sekilas isi berita tentang kecelakaan transportasi yang

ditempel pada karton. Siswa menemukan masalah yang terjadi dari fakta-fakta

yang dilihat. Selain itu, siswa membuat solusi dari penemuan masalah-masalah

tersebut. Jadi, siswa melaksanakan pembelajaran melalui Pendekatan Berbasis

Masalah.

7)Pasca membaca: Siswa mempresentasikan hasil kerja kelompok yaitu

proses/langkah dari pemecahan masalah melalui Pendekatan Berbasis Masalah.

8)Secara singkat, kegiatan siswa pada tahap ini adalah siswa membaca sekilas

melalui Pendekatan Berbasis Masalah dengan bantuan media teks bacaan dan

gambar secara berkelompok. Siswa diharapkan dapat bekerjasama dengan

anggota kelompoknya yang masing-masing kelompok berjumlah 5-6 orang. Dan

siswa dapat berdiskusi tentang presentasi hasil kelompok siswa.

b. Pertemuan kedua (3 jam pelajaran)

1)Mengorganisasi siswa di kelas.

2)Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.

3)Menyampaikan materi pembelajaran.

4)Pra-membaca: menunjukkan gambar-gambar dan berita (dari koran dan internet)

tentang transportasi yang telah dibaca pada pertemuan pertama. Guru dan siswa

membahasnya secara sekilas.

5)Membaca: Siswa membuat ringkasan isi berita sesuai proses pemecahan masalah

(57)

6)Pasca membaca : Siswa mengerjakan soal evaluasi sebagai tes pemahaman isi

berita secara individu.

7)Secara singkat, kegiatan siswa pada tahap ini adalah siswa membuat ringkasan

sesuai hasil diskusi pada pertemuan pertama. Selain itu, siswa juga mengerjakan

soal evaluasi sebagai tes tertulis untuk mengetahui pemahaman tentang isi berita

secara individu.

Sesuai dengan teori yang digunakan, peneliti menggunakan

prosedur/tahapan pembelajaran membaca sekilas melalui Pendekatan Berbasis

(58)

Bagan 3.2 Tahapan Pembelajaran Siklus 1 melalui Pendekatan Berbasis Masalah Siswa mendefinisikan masalah, yaitu apakah penyebab

teradinya kecelakaan kereta api.

Siswa menemukan masalah, yaitu peristiwa kecelakaan kereta api.

Siswa mengumpulkan fakta-fakta tentang peristiwa kecelakaan kereta api dari berbagai sumber.

Siswa menyusun hipotesis/dugaan sementara tentang penyebab terjadinya kecelakaan kereta api.

Siswa mempelajari data-data yang dimiliki tentang penyebab terjadinya kecelakaan kereta api.

Siswa menyempurnakan permasalahan yang telah didefinisikan.

Siswa menyimpulkan alternatif pemecahan masalah secara kolaboratif, misalnya kecelakaan kereta api dapat

dihindari dengan cara menaati peraturan lalu lintas.

Gambar

Tabel 3.2  Rubrik Penilaian Kelengkapan Ringkasan………………
Gambar bagan 2.1 Penggolongan Membaca
gambar secara berkelompok. Siswa diharapkan dapat bekerjasama dengan
gambar kereta api.
+5

Referensi

Dokumen terkait

Sistem ini belum dilengkapi dengan beberapa modul, yaitu modul pembangkitan word gaph dari masukan berupa sebuah frasa kata atau kalimat, modul untuk penggabungan

Uji Efek Ekstrak Etanol 70% Biji Pare (Momordica charantia L.) Terhadap Kadar Glukosa Darah Tikus Putih Jantan Galur Wistar yang Diinduksi dengan Aloksan. Latar Belakang: Biji pare

Usulan Teknis dinyatakan memenuhi syarat (lulus) apabila mendapat nilai minimal 70 (tujuh puluh), peserta yang dinyatakan lulus akan dilanjutkan pada proses penilaian penawaran

1, Acara dibuka oleh Kepala B/dang Penanaman Modal OPMPTSP Provinsi Jawa Tengah dengan peserta perwakilan Oinas Penanaman Modal dan PTSP Provinsi Bali dan juga dihadiri

persediaan bahan baku agar dapat meningkatkan pengendalian intern yang lebih baik. Saran tersebut sebagai berikut:.. Karyawan yang masih dibutuhkan adalah karyawan yang

Penelitian ini menyatakan bahwa The Debt Equity Ratio (DER) memberikan pengaruh positif dan secara parsial (individu) signifikan pengaruhnya terhadap Return on

S dengan keterbatasan pemenuhan mobilisasi adalah masalah belum teratasi dibuktikan dengan pergerakan tangan dan kaki kiri masih sulit untuk digerakan, kekuatan otot pada

4.1.1 Hasil Penelitian tentang Kemampuan Representasi Matematis