i
PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA SEKILAS
SISWA KELAS V SDN TIDAR 4 MAGELANG
SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 2009/2010
MELALUI PENDEKATAN BERBASIS MASALAH
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Puji Sri Lestari
NIM : 081134164
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
iv
PERSEMBAHAN
Penulisan skripsi ini dipersembahkan untuk Ibunda Ruth Sri Estri dan
Ayahanda Antonius Sunarno serta keluarga besar yang penuh kasij saying
memberikan bantuan moril dan materiil yang tak ternilai. Penulis menyadari
bahwa, skripsi ini tidak akan berhasil tanpa adnaya bantuan dari bergbagai pihak.
Oleh karena itu, penulis menguncapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada seluruh pihak yang membantu.
Semoga semua pihak yang telah memberikan bantuan dalam penyusunan
skripsi ini mendapat berkat yang melimpah dari Tuhan Yang Maha Esa. Akhir
kata, penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari kesempur-
naan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun guna menyempurnakan skripsi ini.
Yogyakarta, 23 Juli 2010
Penulis
v
MOTTO
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta,3 September 2010
Penulis
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Puji Sri Lestari Nomor Mahasiswa : 081134164
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA SEKILAS SISWA KELAS V SDN TIDAR 4 MAGELANG SEMESTER 2 TAHUN PELAJARAN 2009/2010 MELALUI PENDEKATAN BERBASIS MASALAH
beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikanya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royaliti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal 3 September 2010
Yang menyatakan
viii
ABSTRAK
Lestari, Puji Sri. 2010. Peningkatan Kemampuan Membaca Sekilas Siswa Kelas V SDN Tidar 4 Magelang Semester 2 Tahun Pelajaran 2009/2010 Melalui Pendekatan Berbasis Masalah. Skripsi. Pendidikan Guru Sekolah Dasar. Universitas Sanata Dharma
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan kemampuan membaca sekilas siswa dalam pembelajaran Bahasa Indonesia melalui Pendekatan Berbasis Masalah. Sesuai dengan penelitian terdahulu (Ariani, Indri; Somodoyo, Samsu: dan Diat, Ahadiat et al), penelitian ini berawal dari ketidakmampuan siswa dalam menguasai kemampuan membaca sekilas.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif, yaitu penelitian yang menggambarkan peningkatan nilai kemampuan membaca sekilas siswa dalam persentase. Jadi, peneliti tidak membandingkan mean pada nilai kemampuan membaca sekilas. Adapun teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah tugas terstruktur, yang meliputi tugas menulis ringkasan dan tes tertulis sebagai evaluasi dari pemahaman materi atau bacaan. Oleh sebab itu, jenis nilai yang diukur adalah nilai pemahaman.
Penelitian ini terdiri dari 2 siklus, yang sebelumnya diadakan pengambilan kondisi awal siswa sebelum penelitian. Siklus pertama terdiri dari 2 pertemuan (6 jam pelajaran), dan siklus kedua terdiri dari 1 pertemuan (4 jam pelajaran). Pembelajaran pada materi ini peneliti menggunakan media audio-visual dengan Pendekatan Berbasis Masalah. Adapun subjek penelitiannya adalah seluruh siswa kelas V SDN Tidar 4 Magelang Tahun Pelajaran 2009/2010.
Hasil dari kondisi awal sebelum penelitian belum mencapai target ketuntasan. Persentase siswa yang belum tuntas yaitu 74,2% dengan rata-rata nilai 63,39, dimana nilai tersebut dibawah KKM. Oleh sebab itu, peneliti melaksanakan siklus 1. Hasil dari siklus 1 juga belum memenuhi target ketuntasan. 32,25% siswa tuntas dengan rata-rata nilai 67,74. Keduanya belum mencapai target pencapaian yang telah ditentukan, meskipun sudah ada peningkatannya. Pada siklus kedua, hasil penelitian dapat dikatakan berhasil. Dari data tersebut, dapat dilihat kemajuan siswa dalam meperoleh nilai pada materi membaca sekilas. Peningkatan ini dapat dilihat dari meningkatnya nilai yang diperoleh siswa dari kondisi awal sampai siklus II. Siswa mampu mencapai target standar KKM dengan rata-rata nilai 84,52 dan persentase ketuntasan 100%. Kondisi ini menggambarkan keberhasilan penelitian dalam pelaksanakan Penelitian Tindakan Kelas.
Dengan demikian, penelitian ini diakhiri dengan kesimpulan Pendekatan Berbasis Masalah dapat meningkatkan kemampuan membaca sekilas siswa, dan mendukung penelitian sebelumnya.
ix
ABSTRACT
Lestari, Puji Sri. 2010. The Improvement on Skimming Skill through Problem Based learning at grade Five of SDN Tidar 4 Magelang in the second Semester Academy Year of 2009/2010. Thesis. Elementary School Teacher. Sanata Dharma University.
The research aims at knowing the improvement of students skimming ability on Bahasa Indonesia subject through Problem Based Learning. The recent study was related to the study done by Arian, Indri; Sodomoyo, Samsu; Diat, Ahadiat et all. Which came from students lack of skimming ability.
The research is a descriptive quantitative research which showed the improvement of skimming ability score in percentage .In this case, researcher did not compare the mean score of students skimming ability scores. Since the researcher used written test as evaluation of reading comprehensions. The measured score was the reading comprehensions score.
The was cycles held in the research. Before doing the research took students score. The first cycle consisted of to meetings which were held on 6 hours. The second cycle consisted of one meeting which was held on hours. The research used problem based approach through improve students skimming ability.
The results of pre- cycle condition haven’t met the achievement target. Students average percentages was 74,2% and average score of 63,39. Since it was
under KKM, researched done the first cycle. The results of the first cycle haven’t
met the target. It only research at 32,25% percentages. With average score of 67,74. Both of them haven’t met the target.
The data improved on the second cycle the students could met the target score of KKM that is 84,52 with percentage was 100%. This condition shows the success of the action research it can be concluded that Problem Based Approach can improve students skimming ability.
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat dan
karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan baik yang
berjudul “Peningkatan Kemampuan Membaca Sekilas Siswa Kelas V SDN
TIDAR 4 Magelang Semester 2 Tahun Pelajaran 2009/2010 Melalui Pendekatan
Berbasis Masalah”. Tidak lupa penulis menghaturkan terimakasih kepada:
1. Bapak Drs. Puji Purnomo, M.Si., selaku Kaprodi S-I PGSD Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Ibu Dr. Yuliana Setiyaningsih, selaku dosen pembimbing I yang dengan penuh
kesabaran dan perhatian telah membimbing, serta memberi banyak saran,
masukan dan pemikiran yang mendukung dalam penyusunan skripsi ini.
3. Ibu Maria Melani Ika Susanti, S.Pd., selaku dosen pembimbing II yang telah
membantu membimbing dalam pembuatan skripsi ini.
4. Staff perpustakaan Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan
pelayanan dengan sangat baik untuk mendapatkan referensi.
5. Bapak Ig. Slamet Waluyo, S.Pd. selaku Kepala SDN Tidar 4 Magelang yang
telah membantu dalam penyusunan skripsi dan pengarahannya selama ini.
6. Ibu Eny Budiyanti, selaku guru bidang studi Bahasa Indonesia kelas V SDN
Tidar Magelang yang telah berbagi pengalaman dan membantu dalam
penyusunan skripsi.
7. Ibunda Ruth Sri Estri dan ayahanda Antonius Sunarno serta keluarga besar
yang penuh kasih sayang memberikan bantuan moril dan materiil yang tak
xi
8. Agung Nugroho kekasih penulis yang telah memberi semangat dan bantuan
dalam penyelesaian penyusunan skripsi ini.
9. Teman-teman program studi PGSD S-I Lanjutan angkatan 2008, sr. Agnes,
Siska, Sita, Ery, Ratna, serta semua sahabat atas dukungannya dalam
penyelesaian penyusunan skripsi ini.
10.Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang turut membantu
dalam penyelesaian penyusunan skripsi ini.
Skripsi ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pembaca, pendidik (guru),
serta prodi PGSD USD. Skripsi ini dapat memberikan informasi tentang
penggunaan Pendekatan Berbasis Masalah dalam pembelajaran Bahasa Indonesia
materi membaca semester 2 SDN Tidar 4 Magelang.
Hingga pada akhir pembuatan skripsi ini penulis menyadari akan adanya
ketidaksempurnaan dalam berbagai aspek dari skripsi ini, saran dan kritik yang
membangun dalam menyempurnakan skripsi ini sangat diharapkan. Akhir kata,
mudah-mudahan skripsi ini dapat menambah bagi pihak yang membutuhkannya.
Yogyakarta, 23 Juli 2010
Penulis
xii LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS………
A. Latar Belakang Masalah………. B. Batasan dan Rumusan Masalah……….. C. Tujuan Penelitian……… D. Manfaat Penelitian……….. E. Variabel………...
BAB II LANDASAN TEORI
A. Penelitian Terdahulu………... B. Tinjauan Pustaka
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Setting Penelitian……… B. Desain penelitian………. C. Rencana Tindakan………... D. Pengumpulan Data, Analisis Data,
dan Instrumen Penelitian……… E. Jadwal Penelitian……….
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian………...
xiii
B. Hasil Penelitian dan Pembahasan………...
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan………. B. Saran………...
DAFTAR PUSTAKA………. LAMPIRAN………
67
82 83
xiv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 3.1 Instrumen dalam pengumpulan Data……… 49
Tabel 3.2 Rubrik Penilaian Kelengkapan Ringkasan……… 50
Tabel 3.3 Kisi-kisi soal………. 50
xv
DAFTAR DIAGRAM
Halaman
Diagram 4.1 Rata-rata Skor Kondisi Awal dan Siklus 1
pada Siswa………... 69 Diagram 4.2 Rata- rata Persentase Ketuntasan Kondisi Awal, Dan Siklus I pada Siswa ……… 70 Diagram 4.3 Rata-rata Nilai Kondisi Awal, Siklus 1, dan
Siklus 2 pada Siswa………. 72 Diagram 4.4 Rata-rata Persentase Ketuntasan Kondisi Awal,
Siklus 1 dan Siklus 2 pada Siswa………. 73 Diagram 4.5 Perbandingan Skor Rata-rata Kelengkapan Isi………… 76 Diagram 4.6 Perbandingan Skor Rata-rata Kelengkapan
Organisasi………. 77 Diagram 4.7 Perbandingan Skor Rata-rata Kelengkapan
Kosa kata……… 77 Diagram 4.8 Perbandingan Skor Rata-rata Kelengkapan
Penggunaan Bahasa………. 78 Diagram 4.9 Perbandingan skor Rata-rata Kelengkapan
xvi
DAFTAR BAGAN
Halaman
Bagan 2.1 Penggolongan Membaca………... 17 Bagan 3.1 Siklus Penelitian……… 35 Bagan 3.2 Tahapan Pembelajaran melalui
Pendekatan Berbasis Masalah Siklus 1……… 41 Bagan 3.3 Tahapan Pembelajaran melalui
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Silabus ………...……….…… Lampiran 2 RPP Siklus 1……… Lampiran 3 RPP Siklus 2………
Lampiran 4 LKS Siklus 1……… Lampiran 5 LKS Siklus 2………
Lampiran 6 Hasil nilai kondisi awal………...
Lampiran 7 Hasil skor siklus 1………... Lampiran 8 Hasil skor siklus 2………... Lampiran 9 Hasil nilai siklus 1………... Lampiran 10 Hasil nilai siklus 1……….
Lampiran 11 Perbandingan Nilai Kondisi Awal, Siklus 1, dan Siklus 2………..
Lampiran 12 Dokumentasi (Foto)……….. Lampiran 13 Rubrik Penilaian Kelengkapan Isi Ringkasan………... Lampiran 14 Produk Ringkasan Siswa pada Siklus 1………
Lampiran 15 Produk Ringkasan Siswa pada Siklus 2………
Lampiran 16 Hasil Jawaban Pemahaman Isi Siswa pada Siklus 1…. Lampiran 17 Hasil Jawaban Pemahaman Isi Siswa pada Siklus 2…. Lampiran 18 Surat Izin Penelitian………..
Lampiran 19 Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian………..
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bahasa merupakan salah satu alat yang sering digunakan seseorang dalam
berkomunikasi. Bahasa dapat berupa lisan maupun tertulis guna membantu
seseorang dalam mengungkapkan perasaan hati, pikiran, atau tindakan. Sejak
usia dini seseorang diperkenalkan dengan bahasa oleh orang terdekat, yaitu
sering disebut bahasa ibu. Bahasa ini merupakan bahasa yang sederhana di mana
dapat membantu pengguna dalam mewakili pikirannya. Akan tetapi, pengguna
perlu mengembangkan kemampuan berbahasa yang dimilikinya. Oleh sebab itu,
satuan pendidikan dalam hal ini sekolah, mulai dari Pendidikan Anak Usia Dini
(PAUD), Taman Kanak-kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah
Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), dan di tingkat Perguruan
Tinggi memberikan pengetahuan tentang bahasa sesuai tahap perkembangannya.
Di tingkat Sekolah Dasar dikembangkan kemampuan berbahasa siswa, yaitu
melalui mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia.
Mata pelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia memiliki materi pelajaran
yang mengembangkan keterampilan berbahasa. Tujuan pembelajaran Bahasa
Indonesia dapat dicapai apabila empat komponen keterampilan berbahasa, yaitu
keterampilan menyimak (listening skills), keterampilan berbicara (speaking
(writing skills) dipelajari siswa secara terintegrasi, sebagai satu kesatuan
(Tarigan, 1985:1). Siswa diharapkan dapat menguasai keempat komponen
tersebut sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Pencapaian tersebut dapat
dilihat dari penguasaan siswa dalam memahami materi didalamnya. Selain itu,
pembelajaran Bahasa Indonesia ini diharapkan dapat berguna dalam kehidupan
sehari-hari siswa, yaitu dalam berkomunikasi secara lisan maupun tertulis dengan
baik.
Keterampilan membaca (reading skills) memiliki peran yang sangat
penting dalam kehidupan sehari-hari. Tanpa sadar seseorang melakukan kegiatan
membaca di mana pun dan kapan pun. Dengan demikian, kegiatan membaca
menjadi suatu rutinitas yang dilakukan seseorang, misalnya siswa SD yang
membaca materi pelajaran dalam buku. Hal ini mencerminkan kegiatan membaca
dapat membantu setiap orang dalam memperkaya pengetahuannya. Oleh sebab
itu, kemampuan siswa dalam membaca perlu dilatih dan dikembangkan sejak
dini baik di rumah maupun di sekolah. Guru memiliki peran dalam
mengembangkan kemampuan siswa tersebut, yaitu dengan merencanakan dan
melaksanakan pembelajaran Bahasa Indonesia yang berpusat pada siswa.
Berdasarkan hasil observasi peneliti, pembelajaran Bahasa Indonesia
khususnya aspek membaca di kelas V SDN Tidar 4 Magelang belum terlaksana
secara maksimal. Pembelajaran Bahasa Indonesia aspek membaca masih
berfokus pada buku paket dan terpusat pada guru. Selain itu, penggunaan media
pembelajaran. Selain itu, pembelajaran tersebut mengakibatkan siswa pasif.
Pembelajaran Bahasa Indonesia aspek membaca dengan kompetensi dasar
menemukan informasi secara cepat dari berbagai teks khusus (buku petunjuk
telepon, jadwal perjalanan, daftar susunan acara, daftar menu, dan isi berita, dan
sebagainya) yang dilakukan melalui membaca memindai pada siswa kelas V
SDN Tidar 4 Magelang juga belum dilaksanakan secara optimal. Guru lebih
dominan dalam pembelajaran ini, yaitu guru meminta siswa membaca teks dan
mengerjakan soal yang berkaitan dengan teks tersebut. Selain itu, guru hanya
menjelaskan materi tanpa memberikan kesempatan pada siswa bertanya,
sehingga menyebabkan suasana kelas pasif. Hal ini menyebabkan nilai yang
diperoleh siswa tidak maksimal. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang
ditetapkan untuk kompetensi dasar ini adalah 70. Namun, pada faktanya nilai
rata-rata siswa kelas V SDN Tidar 4 Magelang pada materi tersebut yaitu 67,84.
Jadi, dari jumlah 31 siswa yang mencapai KKM hanya 10 siswa (32,25%),
sedangkan 21 siswa (67,74%) belum mencapai KKM. Kesulitan dalam
penguasaan kemampuan tersebut dapat dihindari apabila guru menerapkan suatu
model pembelajaran inovatif dengan teknik yang tepat untuk pembelajaran
Bahasa Indonesia aspek membaca.
Dilihat dari masalah-masalah yang disebutkan di atas, peneliti perlu
melakukan tindak lanjut sebagai pemecahan masalah. Pada kegiatan membaca,
khususnya dalam membaca secara sekilas (skimming) perlu digunakan
materi ini yaitu Pendekatan Berbasis Masalah. Pendekatan ini akan membantu
siswa untuk berpikir kritis, sehingga siswa dapat memahami materi, dalam hal ini
membaca sekilas. Dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan media visual
yang berupa gambar, dan media audio-visual berupa slide suara yang memuat
bacaan dari berita di televisi. Pembelajaran dengan menggunakan media ini
dirancang untuk merangsang siswa dapat berpikir dan mempermudah siswa
dalam mengingat isi bacaan.
Penggunaan media audio-visual ini mengupayakan siswa dapat melihat
dan mendengarkan tayangan slide bacaan dengan seksama, maka kegiatan
membaca akan berlangsung secara efektif. Selain itu, tayangan slide bacaan yang
dipergunakan juga disesuaikan dengan bacaan, sehingga siswa lebih mudah
memahami dan tertarik. Oleh sebab itu, peneliti mengkaji tentang peningkatan
kemampuan membaca sekilas melalui Pendekatan Berbasis Masalah. Adapun
judul penelitian ini adalah “Peningkatan Kemampuan Membaca Sekilas Siswa
Kelas V SDN Tidar 4 Magelang Semester 2 Tahun Pelajaran 2009/2010 Melalui
Pendekatan Berbasis Masalah”.
B. Batasan dan Rumusan Masalah
Penelitian ini dibatasi pada kelas V semester 2, yaitu pada Kompetensi
Dasar 7.2 Menemukan informasi secara cepat dari berbagai teks khusus (buku
petunjuk telepon, jadwal perjalanan, daftar susunan acara, daftar menu, dan isi
Kemampuan membaca dalam penelitian ini dibatasi pada kemampuan membaca
sekilas. Dan penelitian ini menggunakan Pendekatan Berbasis Masalah. Oleh
karena itu, masalah penelitian dirumuskan sebagai berikut:
Apakah pembelajaran melalui Pendekatan Berbasis Masalah dapat
meningkatkan kemampuan membaca sekilas siswa kelas V SDN Tidar 4
Magelang semester 2 Tahun Pelajaran 2009/2010?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalahnya, penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui apakah pembelajaran Bahasa Indonesia melalui Pendekatan Berbasis
Masalah dapat meningkatkan kemampuan membaca sekilas siswa kelas V SDN
Tidar 4 Magelang semester 2 tahun pelajaran 2009/2010?
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi semua pihak, baik
secara teoritis maupun praktis. Manfaat teoritis penelitian ini untuk menambah
wawasan peneliti tentang salah satu pendekatan yang dapat digunakan untuk
meningkatkan kemampuan membaca sekilas siswa kelas V SDN Tidar 4
Magelang semester II tahun ajaran 2009/2010. Adapun manfaat praktis penelitian
1. Peneliti dapat memahami berbagai masalah yang muncul ketika melaksanakan
pembelajaran melalui Pendekatan Berbasis Masalah dan dapat menemukan cara
bagaimana mengatasi masalah-masalah tersebut.
2. Para pendidik mendapat model pembelajaran membaca sekilas melalui
Pendekatan Berbasis Masalah untuk meningkatkan kemampuan membaca sekilas
siswa.
E. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah karakteristik dari subjek yang menjadi objek
penelitian, sesuai dengan rumusan masalah dan tujuan penelitian (Kartikabudi,
2009:3). Pada PTK ini ada dua variabel, yaitu variabel bebas dan variabel terikat.
Variabel bebas adalah variabel yang diperkirakan mempengaruhi variabel lain,
sedangkan variabel terikat adalah variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini berjudul Peningkatan Kemampuan
Membaca Sekilas Siswa Kelas V SDN Tidar 4 Magelang Semester 2 Tahun
Pelajaran 2009/2010 Melalui Pendekatan Berbasis Masalah. Berdasarkan judul
tersebut, variabel bebas penelitian ini adalah Pendekatan Berbasis Masalah,
sedangkan variabel terikatnya adalah peningkatan kemampuan membaca sekilas
siswa kelas V. Peningkatan kemampuan membaca sekilas siswa kelas V dalam
memahami isi berita dipengaruhi oleh penggunaan Pendekatan Berbasis Masalah
dalam proses pembelajaran. Apabila peneliti mengganti pendekatan yang
memahami isi berita akan mengalami perubahan juga sesuai dengan tingkat
keefektifan pendekatan tersebut.
Adapun definisi operasional variabel diuraikan peneliti guna menambah
penjelasan tentang variabel tersebut. Kemampuan merupakan suatu kecakapan
seseorang dalam mengerjakan/ melakukan suatu hal yang diperoleh dari berbagai
sumber sehingga dapat menjadikan potensi bagi diri seseorang. Membaca sekilas
merupakan suatu kegiatan membaca teks/bacaan melalui gerakan mata yang
cepat, sehingga memperoleh informasi yang diinginkan dengan cepat.
Kemampuan membaca sekilas adalah seberapa jauh siswa mampu melakukan
kegiatan membaca sekilas atau sepintas dan memperoleh pemahaman informasi
dari isi bacaan tersebut. Pendekatan Berbasis Masalah adalah suatu pendekatan
dalam pembelajaran dimana siswa dapat merumuskan masalah dari materi
pelajaran dan siswa dapat membuat kesimpulan akhir dari penemuan-penemuan
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Penelitian Terdahulu
Sebelum membahas tinjauan pustaka, peneliti mengawali dengan
membahas penelitian terdahulu yang digunakan sebagai referensi pengembangan
penelitian yang dilakukan. Peneliti memilih tiga penelitian yang diakses melalui
internet dimana penelitian tersebut memiliki relevansi terhadap penelitian yang
dilakukan oleh peneliti. Adapun penelitian yang pertama dilaksanakan oleh Indri
Ariani dengan judul Penerapan Pendekatan Pakem untuk Meningkatkan
Kemampuan Membaca dan Menulis Permulaan di Kelas I SDN Kauman 2 Kota
Blitar. Penelitian ini dijadikan pertimbangan pertama oleh peneliti, karena
kemampuan membaca dan menulis permulaan merupakan dasar dari kemajuan
siswa dalam belajar.
Andriani menjelaskan rendahnya kemampuan membaca dan menulis siswa
masih dibawah KKM disebabkan oleh pembelajaran yang terpusat pada guru.
Siswa memiliki sedikit kesempatan untuk mengembangkan potensi diri dan
melibatkan diri dalam pembelajaran. Adanya fakta-fakta tersebut, Andriani
melaksanakan penelitian yang bertujuan meningkatkan kemampuan membaca
dan menulis permulaan siswa kelas I dengan menerapkan pendekatan Pakem.
Penelitian tersebut dilaksanakan dengan rancangan Penelitian Tindakan Kelas
tersebut, Andriani menyebutkan dua hal yang merupakan hasil penelitiannya.
Hasil penelitian tersebut berupa peningkatan kualitas pembelajaran membaca dan
menulis serta peningkatan kemampuan membaca dan menulis permulaan.
Peningkatan kualitas pembelajaran ditandai dengan: (1) Penerapan pendekatan
Pakem bertema Lingkungan oleh guru disusun secara kolaboratif berhasil dengan
baik, (2) Ketergantungan guru pada buku teks sangat berkurang karena guru
banyak menggunakan situasi kehidupan yang riil, (3) Pembelajaran berpusat
pada peserta didik dan bersifat konstruktivistik, (4) Penilaian hasil belajar lebih
komprehensif, yaitu tidak hanya melalui tes tertulis, dan (5) Situasi lebih
kondusif. Peningkatan kemampuan membaca dan menulis permulaan pada pra
tindakan, dari jumlah 33 siswa, 17 siswa tuntas (52%), siklus pertama 22 siswa
tuntas (67%), dan siklus kedua 28 siswa tuntas (85%).
Penelitian tersebut menyadarkan peneliti bahwa kemampuan membaca
dan menulis permulaan merupakan dasar dari kemajuan siswa dalam belajar.
Oleh sebab itu, sesuai dengan latar belakang pada penelitian ini, penulis
menyertakan bukti di mana kondisi awal siswa pada kemampuan membaca
masih rendah, yaitu di bawah KKM. Tujuan diadakan penelitian tersebut juga
hampir sama dengan penelitian ini, yaitu meningkatkan kemampuan membaca
siswa. Selain itu, peneliti memiliki pertimbangan lain, yaitu penelitian yang telah
dilaksanakan oleh Samsu Somodoyo. Adapun judul penelitiannya adalah
Penerapan Teknik Skimming dan Scanning untuk Meningkatkan Pembelajaran
Penelitian yang dilaksanakan oleh Samsu ini bertolak dari upaya
peningkatan kemampuan siswa dalam membaca pemahaman dengan penerapan
teknik skimming dan scanning yang belum optimal. Jadi, penelitian ini bertujuan
untuk mendeskripsikan penerapan teknik skimming dan scanning untuk
meningkatkan kemampuan membaca pemahaman siswa. Adapun pendekatan
yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan penelitian kualitatif
dengan menggunakan rancangan Penelitian Tindakan Kelas yang bersifat
partisipatori-kolaboratif. Data penelitian ini, meliputi data proses yang berupa
aktivitas guru dan siswa selama tindakan pembelajaran berlangsung, serta data
hasil yang berupa hasil kegiatan membaca pemahaman siswa dengan
menggunakan teknik skimming dan scanning yang diperoleh pada setiap akhir
pembelajaran. Sumber data pada penelitian tersebut adalah penerapan teknik
skimming dan scanning untuk meningkatkan pembelajaran membaca
pemahaman. Data proses diperoleh melalui kegiatan pengamatan, pedoman
wawancara, dan catatan lapangan. Sedangkan analisis data, peneliti melakukan
prosedur yang dimulai dari tahap reduksi data, penyajian data, verifikasi serta
penyimpulan data.
Adapun hasil penelitian untuk penerapan teknik skimming pada siklus
pertama rata-rata nilai 74,4% (dengan kriteria baik), siklus kedua mencapai
79,5% (kriteria baik), dan siklus ketiga mencapai 85,5% (kriterianya sangat
baik). Untuk penerapan teknik scanning, pada siklus pertama mencapai 75,25%
pada siklus ketiga mencapai 88,25% memenuhi kriteria sangat baik. Tingkat
kecepatan membaca pada hasil penelitian ini termasuk kategori memadai, yaitu
dari sampel 35 siswa, pada siklus pertama, 18 siswa (51,43%) termasuk kategori
cukup baik, 13 siswa (37,14%) termasukl kategori baik, dan 4 siswa (11,43%)
termasuk kategori sangat baik. Pada siklus kedua, 2 siswa (2,22%) termasuk
kategori baik, 25 siswa (76,25%) termasuk kategori sangat baik, dan pada siklus
ketiga, 1 siswa (1, 25%) termasuk kriteria kurang, 3 siswa (3,55%) termasuk
kategori cukup, 3 siswa (3,55%) termasuk kategori baik, dan 28 siswa (85,25%)
sangat baik.
Dari penelitian kedua, peneliti mengambil sedikit pembelajaran, yaitu
peneliti melaksanakan penelitian dengan menerapkan teknik skimming atau
membaca sekilas. Dari hasi penelitian kedua tersebut, penerapan teknik ini
memiliki hasil yang lebih rendah dari pada teknik scanning. Meskipun demikian,
peneliti merancang pembelajaran sedemikian rupa, sehingga teknik ini dapat
secara mudah dilaksanakan siswa dalam pembelajaran. Dari kedua penelitian
terdahulu, peneliti juga menyertakan penelitian dari Ahadiat, yang berjudul
Penerapan Pendekatan Kontekstual sebagai Upaya Meningkatkan Kemampuan
Membaca Intensif Siswa Kelas VI SDN I Karangmalang Kecamatan Gunungjati
Kabupaten Cirebon Tahun Pelajaran 2009/2010.
Penelitian yang telah dilaksanakan oleh Ahadiat ini memiliki rumusan
masalah yaitu bagaimana menyelenggarakan pembelajaran dengan menggunakan
intensif siswa kelas VI SDN I Karangmalang. Adapun metode yang digunakan
adalah Penelitian Tindakan Kelas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui efektivitas pembelajaran membaca intensif dengan menggunakan
pendekatan kontekstual pada siswa.
Hasil dari perolehan data pada siklus pertama, nilai rata-ratanya mencapai
65,62. Pada siklus kedua,hasilnya mencapai 73,50. Dan pada siklus ketiga
mencapai 85,25. Dengan demikian dapat dikatakan jumlah siswa yang tuntas
belajar pada siklus pertama mencapai 50%, siklus pertama mencapai 75%, dan
pada siklus kedua mencapai 100%.
Dari ketiga penelitian yang terdahulu, peneliti mempertimbangkan
beberapa hal untuk membantu pelaksanaan penelitian ini. Diawali oleh penelitian
pertama yang menjelaskan perlunya perhatian khusus pada kemampuan
membaca dan menulis permulaan pada siswa kelas I SD, peneliti menyetujui
pernyataan di dalamnya. Didukung penelitian kedua, pembelajaran Bahasa
Indonesia pada aspek membaca, penggunaan teknik membaca skimming dan
scanning sangat efektif. Dengan demikian, penelitian kedua ini mendukung
penelitian yang pertama. Selain kemampuan awal dan teknik membaca yang
digunakan, peneliti juga mempertimbangkan pendekatan yang digunakan dalam
pembelajaran. Pada penelitian ketiga di atas, pendekatan yang digunakan yaitu
pendekatan kontekstual. Berbeda dengan penelitian sebelumnya, peneliti
menggunakan Pendekatan Berbasis Masalah untuk meningkatkan kemampuan
Peneliti menyimpulkan dari ketiga penelitian terdahulu dan penelitian
yang dilaksanakan peneliti merupakan suatu penelitian yang saling berkaitan,
yaitu penyempurnaan penelitian yang berawal dari ketidakmampuan siswa dalam
menguasai kemampuan membaca sekilas. Jadi, penelitian terdahulu dapat
dijadikan bahan pertimbangan peneliti untuk melaksanakan penelitian ini.
B. Tinjauan Pustaka
1. Kemampuan Membaca Sekilas (skimming)
a. Pengertian Kemampuan Membaca Sekilas (skimming)
Setiap orang dianugerahi suatu kemampuan dalam bidang tertentu. Oleh
sebab itu, kemampuan tersebut perlu dikembangkan secara maksimal agar dapat
memperkaya diri sendiri. Dengan demikian, kemampuan yang dimiliki akan
dihargai dan dinilai berarti. Adapun kemampuan memiliki suatu arti yang
penting, yaitu mampu berarti kuasa, sanggup melakukan sesuatu; dapat; berada;
kaya (Suharsono dan Ana Retnoningsih, 2005:308).
Menurut Chaplin dalam Gordon Wainwritght (2006:45),“ability
(kemampuan, kecakapan, ketangkasan, bakat, kesanggupan) merupakan tenaga
(daya kekuatan) untuk melakukan suatu perbuatan”. Kemampuan dapat
dikatakan sebagai suatu kecakapan atau potensi untuk menguasai suatu keahlian
atau kemahiran yang diperoleh dari beberapa sumber, antara lain: bawaan sejak
lahir, hasil dari latihan, dan praktik. Kemampuan ini dapat digunakan untuk
Dengan melihat pengertian tersebut, pengembangan kemampuan perlu
untuk diperhatikan. Pada dunia pendidikan, khususnya siswa Sekolah Dasar,
tempat pengembangan kemampuan belajar salah satunya berada di sekolah
dengan pembimbingnya yaitu guru. Dalam hal ini guru akan membantu siswa
untuk mengembangkan kemampuan yang sudah dimiliki siswa sebelumnya.
Melalui proses dan tahap-tahap tertentu siswa akan mengembangkan
kemampuannya.
Kemampuan terdiri dari dua faktor, seperti yang dikemukakan oleh
Robbins dalam Gordon Wainwritght, (2006:52), menyatakan bahwa faktor
pertama yaitu kemampuan intelektual (intellectual ability) dan faktor kedua yaitu
kemampuan fisik (physical ability). Kemampuan intelektual merupakan
kemampuan melakukan aktivitas secara mental. Sedangkan, kemampuan fisik
merupakan kemampuan melakukan aktivitas berdasarkan stamina kekuatan dan
karakteristik fisik. Kedua faktor tersebut dapat menjelaskan bahwa kemampuan
siswa dibagi menjadi dua yang saling berkaitan, sehingga guru dapat membantu
siswa untuk mengembangkan kemampuan siswa dalam belajar.
Kemampuan harus dikembangkan oleh siswa dengan bantuan guru, yaitu
kemampuan belajar yang sesuai dengan kebutuhannya. Namun demikian, siswa
juga dapat mengembangkan kemampuannya melalui kegiatan ekstrakurikuler.
Dengan demikian, kemampuan siswa dapat tergali seoptimal mungkin dan dapat
berkembang sesuai tingkat perkembangannya. Dengan kebijakan tersebut,
sekolah berjalan, dan pengembangan kemampuan pendukung yang lain juga akan
tercapai.
Membaca merupakan salah satu kemampuan berbahasa. Pengertian
membaca perlu dikuasai untuk memahami arti membaca itu sendiri. Ada
beberapa pengertian membaca yang dapat diuraikan dalam penelitian ini guna
memperoleh sumber yang mendukung penelitian ini. Adapun salah satu
pengertian membaca yaitu membaca merupakan suatu proses yang dilakukan
serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan yang hendak
disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/ bahasa tulis (Tarigan.
1985:7). Menurut Depdikbud dalam Tarigan (1985:7) menuliskan bahwa
membaca ialah proses pengolahan bacaan secara kritis, kreatif yang dilakukan
dengan tujuan memperoleh pemahaman yang bersifat menyeluruh tentang bacaan
itu, dan penilaian terhadap keadaan, nilai, fungsi, dan dampak bacaan itu.
Membaca juga merupakan suatu proses penyandian kembali dan
membacakan sandi-sandi yang telah dimiliki pembaca dalam memori otaknya.
Proses ini dapat berjalan karena adanya kerjasama antara otak sebagai
penyimpan memori dan alat indera sebagai alat bantunya. Adapun sebuah aspek
pembacaan sandi (decoding) adalah menghubungkan kata-kata tulis (written
word) dengan makna bahasa lisan (oral language meaning) yang mencakup
pengubahan tulisan/cetakan menjadi bunyi yang bermakna (Anderson dalam
Pengertian di atas telah membantu untuk memahami arti membaca.
Namun akan lebih diperjelas dengan pengertian-pengertian yang lain. Membaca
adalah suatu kemampuan untuk melihat lambang-lambang tertulis serta
mengubah lambang-lambang tertulis tersebut melalui fonik (phonics = suatu
metode pengajaran membaca, ucapan, ejaan berdasarkan interpretasi fonetik
terhadap ejaan biasa) menjadi/menuju membaca lisan (oral reading). Membaca
juga dapat diartikan sebagai suatu proses untuk memahami yang tersirat dalam
yang tersurat, melihat pikiran yang terkandung di dalam kata-kata yang tertulis
(Anderson dalam Tarigan, 1985:7).
Siswa perlu mengetahui sejauhmana kegunaan kegiatan membaca untuk
proses belajarnya, terutama dalam memahami materi pelajaran. Oleh sebab itu,
pendidik perlu memahami arti dari kemampuan, sehingga dapat membantu siswa
untuk melakukan kegiatan membaca dengan benar dan memperoleh manfaatnya
secara maksimal. Dengan demikian kegiatan membaca sangatlah berguna untuk
siswa memahami suatu materi pembelajaran dan penerapannya di kehidupan
sehari-harinya.
Dari pengertian beberapa sumber, peneliti dapat menyimpulkan pengertian
membaca, yaitu: membaca merupakan suatu kegiatan membunyikan
lambang-lambang tertulis, sehingga pembaca dapat memahami isi bacaan tersebut.
Dengan demikian, kegiatan membaca dapat dilakukan siapa saja yang telah
memahami cara membaca lambang-lambang tertulis dan pembaca dapat mengerti
ekstensif dan membaca intensif. Salah satu cakupan dari membaca ekstensif
adalah membaca sekilas /skimming (Tarigan, 1985:13).
Membaca
Gambar bagan 2.1 Penggolongan Membaca
Dari gambar di atas menunjukkan penggolongan membaca dan dapat
diketahui bahwa membaca sekilas termasuk jenis membaca ekstensif. Peneliti
menguraikan beberapa pengertian membaca sekilas dari beberapa sumber
sebagai acuan landasan teorinya. Menurut Tarigan (1985:32), membaca sekilas
merupakan sejenis membaca yang membuat mata kita bergerak dengan cepat
melihat, memperhatikan bahan tertulis untuk mencari serta mendapatkan
informasi dan penerangan.
Kegiatan membaca sekilas sebenarnya sering dilakukan setiap orang untuk
memperoleh informasi dalam waktu yang singkat, misalnya: jadwal kereta api,
tayangan televisi, ataupun pengumuman di baleho atau spanduk. Dengan
seseorang dengan sekilas atau sekejapan mata. Namun, dalam membaca sekilas
terutama untuk siswa kelas V SD perlu dibantu dengan tahap-tahap tertentu,
supaya tujuan membaca dapat tercapai dengan maksimal.
Membaca sekilas adalah suatu kegiatan membaca yang membuat mata kita
bergerak cepat melihat dan memperhatikan bacaan/teks guna memperoleh
informasi yang diinginkan secara cepat. Membaca sekilas (skimming) merupakan
kegiatan membaca secara cepat dan selektif pada bagian-bagian tertentu, serta
memiliki tujuan tertentu. Istilah lain untuk membaca sekilas yaitu membaca
layap. Adapun pengertian dari membaca layap adalah kegiatan membaca dengan
cepat untuk mengetahui isi umum suatu bacaan atau bagian-bagiannya (Rahim,
2007:61).
Menurut peneliti, membaca sekilas adalah suatu teknik membaca yang
dapat digunakan dalam kegiatan membaca. Membaca sekilas dapat membantu
untuk mengenali dan mengetahui secara cepat isi suatu buku atau bacaan. Hal ini
dikarenakan membaca sekilas merupakan suatu keterampilan membaca yang
diatur secara sistematis untuk mendapatkan hasil yang efisien untuk
mendapatkan berbagai tujuan, misalnya: untuk mengetahui hal penting pada
bacaan. Oleh sebab itu, perlu adanya pengembangan kemampuan membaca
b. Cara Membaca Sekilas
Membaca sekilas (skimming) memiliki 3 cara supaya tujuan membaca
dapat tercapai. Adapun cara-caranya adalah sebagai berikut :
1. Sampling, yaitu membaca bagian-bagian materi bacaan dengan cepat agar
mendapatkan gambaran umum dari bacaan tersebut. Cara ini dapat digunakan
dalam membaca bacaan/teks yang cukup pendek atau tidak lebih dari 2 halaman.
Sebagai contohnya, sampling dapat dilakukan saat membaca kolom berita pada
Koran. Cara ini akan lebih efektif, karena pembaca dapat memperoleh informasi
secara umum dengan cepat.
2. Locating, adalah membaca vertikal. Mata bergerak dengan pola zig-zag, dan
menemukan kata-kata dan frasa-frasa kunci. Kegiatan membaca ini dapat
dilakukan untuk membaca bacaan/teks yang cukup panjang. Hal ini dikarenakan
locating lebih efektif untuk memperoleh kata kunci dengan cepat pada
bacaan/teks yang panjang. Jadi, pembaca tidak perlu membaca kalimat demi
kalimat untuk memperoleh informasi penting.
3. Previewing, adalah kombinasi kedua cara di atas. Cara ini menggunakan kalimat
pertama paragraf dan peripheral vision (daya melihat sekeliling) untuk
mengenali pokok-pokok pikiran yang paling penting dan menangkap garis besar
materi bacaan, sehingga menghemat banyak waktu.
Salah satu dari cara tersebut dapat digunakan pembaca saat membaca
bacaan/teks secara cepat dengan melihat panjang pendeknya isi bacaan. Oleh
memahami materi pelajaran, dan penerapan dalam kehidupan sehari-hari. Untuk
menerapkan cara-cara membaca sekilas, perlu diperhatikan langkah-langkah
dalam membaca sekilas guna memperjelas cara membaca sekilas. Adapun
langkah-langkah sebagai berikut :
1. Mengenali kata kunci/pertanyaan.
2. Memperhatikan susunan materi bacaan.
3. Menyusun kata kunci/pertanyaan menurut susunan bacaan.
4. Memanfaatkan kepala kalimat/kalimat awal paragraph untuk menemukan
tempat yang paling berpotensi menyimpan informasi.
5. Mencari pokok pikiran dan struktur utama sebelum mencaari detail informasi
yang diperlukan (Wainwright, 2006:87).
Langkah-langkah tersebut dapat diterapkan pada siswa, sehingga dalam
penguasaan materi siswa dapat menyerap pengetahuan secara maksimal.
Demikianlah uraian tentang membaca sekilas, dilihat dari pengertiannya,
cara-caranya, dan langkah-langkah membaca sekilas. Uraian di atas akan sangat
membantu siswa untuk memahami arti membaca sekilas, terutama dalam
penerapannya sehari-hari. Hal ini dikarenakan keterampilan membaca harus
dimiliki siswa untuk membantunya dalam memperoleh informasi yang
c. Tujuan Membaca Sekilas
Kegiatan membaca suatu bacaan memiliki tujuan tertentu, yaitu untuk
memperoleh informasi yang meliputi isi bacaan tersebut. Dengan demikian,
peneliti akan menguraikan tujuan membaca. Adapun tujuan membaca adalah
sebagai berikut:
1) Membaca untuk memperoleh perincian-perincian atau fakta-fakta (reading for
details or facts).
Membaca untuk menemukan atau mengetahui penemuan-penemuan yang telah
dilakukan oleh sang tokoh; apa-apa yang telah dibuat oleh sang tokoh; apa yang
telah terjadi pada tokoh khusus; atau memecahkan masalah-masalah yang dibuat
oleh sang tokoh.
2) Membaca untuk memperoleh ide-ide utama (reading for main ideas).
Membaca untuk mengetahui mengapa hal itu merupakan topik yang baik dan
menarik, masalah yang terdapat dalam cerita, apa-apa yang dipelajari atau
didalami sang tokoh untuk mencapai tujuannya.
3) Membaca untuk mengetahui urutan atau susunan, organisasi cerita (reading for
sequence or organization).
Membaca untuk menemukan atau mengetahui apa yang terjadi pada setiap
bagian cerita, apa yang terjadi mula-mulai pertama, kedua, ketiga dan seterusnya.
4) Membaca untuk menyimpulkan, membaca inferensi (reading for inference).
Membaca untuk menemukan serta mengetahui mengapa para tokoh merasakan
kepada para pembaca, mengapa para tokoh berubah, kualitas-kualitas yang
dimiliki para tokoh membuat mereka berhasil atau gagal.
5) Membaca untuk mengelompokkan, membaca untuk mengklasifikasikan (reading
to classify).
Membaca untuk menemukan serta mengetahui apa-apa yang tidak biasa, tidak
wajar mengenai seseorang tokoh, apa yang lucu dalam cerita, atau apakah cerita
itu benar atau tidak benar.
6) Membaca menilai, membaca mengevaluasi (reading to evaluate).
Membaca untuk menemukan aapakah sang tokoh berhasil atau hidup dengan
ukuran-ukuran tertentu, apakah kita ingin berbuat seperti yang diperbuat oleh
sang tokoh, atau bekerja seperti cara sang tokoh bekerja dalam cerita itu.
7) Membaca untuk memperbandingkan atau mempertentangkan (reading to
compare or contrast).
Membaca untuk menemukan bagaimana caranya sang tokoh berubah, bagaimana
hidupnya berbeda dari kehidupan yang kita kenal, bagaimana dua cerita
mempunyai persamaan, bagaimana sang tokoh menyerupai pembaca, (Anderson
dalam Tarigan (1985:9-10).
Demikianlah tujuan dari kegiatan membaca. Ketujuh uraian tujuan
membaca ini diharapkan dapat membantu mengarahkan pemikiran tujuan
terpenting dari kegiatan membaca. Selain itu, membaca memiliki tujuan yang
dapat membantunya dalam menambah pengetahuannya dan mengasah
kemampuannya dalam berpikir, khususnya pada waktu siswa membaca sekilas.
Selain itu, pendapat Rivers dan Temperly dalam Gordon Wainwritght
(2006: 30), mengajukan tujuh tujuan utama dalam membaca yaitu:
1. Memperoleh informasi untuk suatu tujuan atau merasa penasaran tentang suatu
Topik,
2. Memperoleh berbagai petunjuk tentang cara melakukan suatu tugas bagi
pekerjaan atau kehidupan sehari-hari (misalnya, mengetahui cara kerja alat-alat
rumah tangga),
3. Berakting dalam sebuah drama, bermain game, menyelesaikan teka-teki,
4. Berhubungan dengan teman-teman dengan surat-menyurat atau untuk memahami
surat-surat bisnis,
5. Mengetahui kapan dan di mana sesuatu akan terjadi atau apa yang tersedia,
6. Mengetahui apa yang sedang terjadi atau telah terjadi (sebagaimana dilaporkan
dalam koran, majalah, laporan), dan
7. Memperoleh kesenangan atau hiburan.
Tujuan membaca memiliki peran penting dalam kegiatan membaca. Hal
ini dikarenakan pembaca harus memiliki tujuan membaca, sehingga isi bacaan
akan bermanfaat dan menambah pengetahuannya. Dengan demikian,
kemampuan membaca sekilas seorang pembaca akan berkembang seiring dengan
Menurut Soedarsono (2005:88-89), membaca sekilas (skimming) memiliki
tujuan yang dapat memberikan manfaat yang besar. Adapun tujuan pembaca
membaca sekilas adalah sebagai berikut:
1) Mengenali topik bacaan
Pembaca dapat menemukan topik bacaan secara cepat dengan membaca sekilas
isi bacaan, sehingga dapat memberikan pertimbangan untuk mengetahui isi
bacaan secara lengkap.
2) Mengetahui pendapat orang lain
Pembaca akan mengetahui pendapat orang secara cepat saat membaca sekilas
dengan sepintas membaca. Selanjutnya, pembaca dapat membandingkan
pendapat-pendapat tersebut.
3) Mendapatkan bagian penting yang diperlukan
Pembaca memilih teknik ini karena bertujuan untuk memperoleh bagian/pokok
penting dari isi bacaan secara cepat tanpa membaca keseluruhan.
4) Mengetahui organisasi tulisan, urutan ide pokok
Pembaca dapat mengetahui gambaran organisasi tulisan dan urutan ide pokok
secara cepat, sehingga tidak membuang waktu.
5) Penyegaran
Pembaca juga memiliki tujuan dalam membaca sekilas yang berupa penyegaran
untuk memberikan hiburan membaca saat waktu luang dan tidak mementingkan
Tujuan-tujuan ini menjadikan pembaca memilih menggunakan teknik
membaca sekilas untuk membaca guna memperoleh informasi yang diinginkan.
Dengan melihat tujuan tersebut, perlu mensosialisasikan pada siswa supaya dapat
menggunakan teknik yang lebih efisien ini dalam belajar.
2. Pendekatan Berbasis Masalah
a. Pengertian Pendekatan Berbasis Masalah
Menurut penulis, Pendekatan Berbasis Masalah/Problem Based Learning
(PBL) dapat digunakan menjadi model pembelajaran dimana prosesnya berawal
dari suatu masalah nyata dalam kehidupan sehari-hari siswa. Pendekatan ini akan
mengembangkan kemampuan berpikir kritis siswa dalam menyelesaikan masalah
tersebut. Pendekatan Berbasis masalah dapat diartikan sebagai salah satu model
pembelajaran inovatif yang dapat memberikan kondisi belajar aktif kepada siswa.
Selain itu, Pendekatan ini termasuk salah satu pendekatan dalam pembelajaran
inovatif yang jarang diterapkan, meskipun pendekatan ini memiliki banyak hal
positif, diantaranya membantu daya pikir anak menjadi kritis.
Menurut Dasna dan Sutrisno dalam Suprijono (2009:34), Pendekatan
Berbasis masalah adalah suatu model pembelajaran yang melibatkan siswa untuk
memecahkan suatu masalah melalui tahap-tahap metode ilmiah sehingga siswa
dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan masalah tersebut dan
sekaligus memiliki keterampilan untuk memecahkan masalah. Lebih lanjut
suatu pendekatan pembelajaran dengan membuat konfrontasi kepada pebelajar
(siswa/mahasiswa) dengan masalah-masalah praktis, berbentuk ill-structured,
atau open ended.
Pengertian Pendekatan Berbasis Masalah dapat diperjelas dengan melihat
prinsip PBL ini yang secara khusus melibatkan siswa bekerja pada masalah
dalam kelompok kecil dengan bantuan guru. Guru dalam hal ini berfungsi
sebagai pelatih kelompok yang menyediakan bantuan agar interaksi siswa
menjadi produktif dan membantu siswa mengidentifikasi pengetahuan yang
dibutuhkan untuk memecahkan masalah.
Penggunaan Pendekatan Berbasis Masalah sangat membantu siswa dalam
belajar mengembangkan keterampilan membaca sekilas, karena siswa dapat
mengusahakan memecahkan masalahnya bersama teman-temannya. Dengan
demikian, siswa akan saling berinteraksi dengan teman-temannya untuk
mendiskusikan informasi yang mereka baca secara sekilas, sehingga hasil
belajarnya akan tercapai semaksimal mungkin.
b. Karakteristik Pendekatan Berbasis Masalah
Pendekatan Berbasis Masalah memiliki karakteristik-karakteristik sebagai
berikut:
1) Belajar dimulai dengan suatu masalah,
2) Memastikan bahwa masalah yang diberikan berhubungan dengan dunia nyata
3) Mengorganisasikan pelajaran di seputar masalah, bukan di seputar disiplin ilmu,
4) Memberikan tanggung jawab yang besar kepada pebelajar dalam membentuk
dan menjalankan secara langsung proses belajar mereka sendiri,
5) Menggunakan kelompok kecil, dan
6) Menuntut pebelajar untuk mendemontrasikan apa yang telah mereka pelajari
dalam bentuk suatu produk atau kinerja (Dasna dan Sutrisno dalam Suprijono,
2009:36).
Melihat karakteristik di atas penulis berharap dengan menggunakan Pendekatan
Berbasis Masalah ini dapat mengatasi masalah siswa dalam belajar, khususnya
pada materi membaca sekilas. Dengan demikian, pendekatan ini dapat membantu
siswa dan guru dalam proses belajar mengajar di sekolah.
c. Langkah-langkah Pendekatan Berbasis Masalah
Karakteristik Pembelajaran Berbasis Masalah akan tampak pada
pelaksanaannya yaitu langkah-langkah PBL. Peneliti menggunakan 8 langkah
dalam pelaksanaan pembelajaran melalui Pendakatan Berbasis Masalah sesuai
dengan teori yang ditulis oleh Made Wena (2009:93). Adapun
langkah-langkahnya adalah sebagai berikut :
1) Menemukan masalah
Siswa diberikan masalah dengan memberikan sedikit fakta, sehingga dia akan
mencari fakta-fakta lain.
Siswa mendefinisikan masalah dengan kalimatnya sendiri (dia akan menggunakan
pengetahuan awal).
3) Mengumpulkan fakta
Guru memfasilitasi pembelajaran mengorganisasi apa yang dibuat, apa yang
dilakukan untuk menyampaikan fakta.
4) Membuat hipotesis atau dugaan sementara
Siswa membuat hipotesis dari fakta-fakta yang ada.
5) Mempelajari data yang dimiliki
Siswa akan menggunakan kemampuan memaknai data, sehingga siswa dapat
mendefinisikannya.
6) Menyempurnakan
Siswa menyempurnakan permasalahan yang telah didefinisikan.
7) Menyimpulkan alternatif
Siswa menyimpulkan alternatif pemecahan secara kolaboratif.
8) Melakukan pengujian hasil
Siswa melakukan pengujian hasil dari kesimpulan akhirnya.
Langkah-langkah PBL ini dapat diterapkan guru dalam pelaksanaan proses
belajar mengajar di kelas supaya siswa dapat menerapkan dalam kehidupannya
sehari-hari. Selain itu, dengan Pendekatan Berbasis Masalah ini dapat
mengoptimalkan kemampuan siswa secara menyeluruh, dalam hal ini
pembelajaran bahasa Indonesia pada aspek membaca sekilas dapat diterima
dapat mempertimbangkan hal positif yang ditimbulkan dari kegiatan
pembelajaran dengan menggunakan Pendekatan Berbasis Masalah ini. Hal ini
dikarenakan Pendekatan ini dapat membantu daya berpikir siswa dan mengasah
pola pikir siswa untuk menjadi lebih kritis yang berguna dalam kehidupan
sehari-hari. Dengan alasan tersebut, mendorong peneliti untuk menggunakan pendekatan
ini dalam pembelajaran Bahasa Indonesia kelas V.
3. Media Audio-visual
a. Pengertian Media Pendidikan Audio-visual
Dalam kegiatan belajar mengajar, adanya media pendidikan sangat
diperlukan untuk mendukung kelancaran dan pemahaman siswa terhadap materi
yang disampaikan guru. Selain itu, seiring perkembangan zaman guru dituntut
menggunakan media yang modern. Hal ini disebabkan oleh perkembangan ilmu
pengetahuan yang diperoleh siswa dari berbagai sumber. Dengan demikian, guru
diharapkan dapat memenuhi kebutuhan siswa dalam penguasaan ilmu teknologi.
Media pendidikan tidak selamanya berbentuk benda elektronik, guru dapat
memvariasi benda-benda di sekitar untuk dijadikan media pendidikan. Media
pendidikan ini sangat beragam, sehingga perlu diketahui pengertian media
pendidikan menurut para ahli. Media pendidikan adalah alat, metode dan teknik
antara guru dan siswa dalam proses pendidikan dan pengajaran di sekolah
(Hamalik, 1982:23).
Selain itu, masih ada pengertian lain tentang media pendidikan, yaitu:
media pendidikan merupakan semacam alat bantu belajar mengajar, baik dalam
kelas maupun di luar kelas (Hamalik, 1982:23). Dari pengertian tersebut, dapat
diperoleh pengertian media pendidikan dan guru dapat memilih untuk
menggunakan salah satu atau lebih dalam pembelajaran di kelas. Kegiatan
membaca sekilas juga sangat membutuhkan media pendidikan guna membantu
siswa untuk lebih memahami isi bacaan, dan siswa akan lebih tertarik untuk
belajar.
Media pendidikan juga memiliki bermacam-macam jenis. Dengan adanya
variasi ini akan mendorong guru untuk lebih kreatif untuk menggunakan media
pendidikan. Adapun macam dari media pendidikan, antara lain :
1. Media visual : Grafik, diagram, chart, bagan, poster, kartun, komik.
2. Media audio-visual : radio, tape recorder, slide suara, laboratorium bahasa, dan
sejenisnya.
3. Projected still media : slide, over head projector (OHP), in focus dan sejenisnya.
4. Projected motion media : film, televisi, video (VCD, DVD, VTR), komputer dan
sejenisnya.
Dalam pengertian yang luas, media audio-visual meliputi semua alat
peraga pendidikan yang dapat dilihat dan didengar. Namun, dalam pengertian lain
sumber informasi dimana sumber informasi ini berupa suatu tayangan atau
gambar-gambar yang dapat dilihat dan bunyi atau suara yang dapat didengarkan.
Media audio-visual memberikan pengalaman-pengalaman belajar yang berbeda
dari yang lain, yaitu secara visual siswa dapat melihat sesuatu yang jauh menjadi
lebih dekat. Media audio-visual ini merupakan media yang efisien dan efektif jika
digunakan guru dalam membantu siswa dalam penguasaan materi.
Media audio-visual memiliki peran penting dalam proses belajar mengajar.
Oleh karena itu, media audio-visual disajikan dalam tampilan yang berbeda, yakni
menyajikan tampilan gambar-gambar dan bunyi-bunyian. Dengan demikian,
siswa dapat lebih mudah mencerna informasi yang diperoleh dari media
audio-visual ini.
b. Manfaat Media Audio-visual
Media audio-visual memiliki manfaat yang sangat banyak bagi kelancaran
proses belajar mengajar di sekolah. Media ini dianggap media yang lengkap untuk
menyajikan informasi. Adapun manfaat media audio-visual yang dapat disebutkan
adalah sebagai berikut :
1)Media audio-visual bersifat langsung dan nyata,
2)Media audio-visual tidak dibatasi tempat dan waktu,
3)Media audio-visual memiliki daya tarik yang tinggi untuk disaksikan,
4)Media audio-visual dapat menunjukkan peristiwa atau informasi yang memiliki
5)Media audio-visual dapat diperoleh dari berbagai sumber.
Demikianlah beberapa manfaat dari media audio-visual yang dapat
peneliti sebutkan. Dengan melihat manfaat dari media audio-visual, diharapkan
para guru akan tergugah untuk menggunakan media audio-visual dalam mengajar
siswa. Penjelasan di atas mempertegas bahwa penggunaan media pembelajaran
sangatlah mempengaruhi keberhasilan dalam pembelajaran. Oleh sebab itu,
peneliti menggunakan media pembelajaran yang berupa media audio visual dalam
bentuk slide suara. Selain mudah dibuat, media ini sangat menarik bagi siswa.
Guru dapat menyajikan materi pembelajaran yang berupa tulisan/teks,
gambar/animasi, dan suara/video. Dengan perpaduan materi ini yang dikemas
dalam suatu media, siswa akan memusatkan perhatiannya dan pembelajaran dapat
berjalan dengan baik.
C. Kerangka Berpikir
Sebagai penghubung deskripsi teoritis dan pengajuan hipotesis perlunya
adanya kerangka berpikir dari teori yang diterapkan di atas, sehingga dapat
diajukan hipotesis yang merupakan jawaban sementara dari penelitian. Agar
kemampuan membaca sekilas siswa dalam menyimpulkan isi berita dapat
meningkat seperti yang diharapkan, peneliti menggunakan pembelajaran melalui
D. Hipotesis Penelitian
Hipotesis dalam penelitian tindakan kelas ini adalah pembelajaran melalui
Pendekatan Berbasis Masalah dapat meningkatkan kemampuan membaca sekilas
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Setting Penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah semua kelas V Sekolah Dasar Negeri Tidar 4
Magelang yang terdiri dari 1 kelas. Jumlah seluruh siswa kelas V adalah 31 siswa,
yang terdiri dari 13 siswa laki-laki dan 18 siswa perempuan.
2. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan mulai dari awal Februari 2010 untuk penyusunan
proposal sampai akhir Agustus 2010 untuk pembuatan laporan. Jadwal mengajar
terlampir.
3. Tempat Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri Tidar 4 Magelang.
Adapun alamat SDN Tidar 4 yaitu Jalan Beringin V No.1 Tidar, Magelang
Telepon (0293) 314608.
4. Sasaran Penelitian
Penelitian ini memiliki sasaran/objek yang akan diteliti yaitu kemampuan
membaca sekilas siswa kelas V SDN Tidar 4 Magelang semester 2 tahun
B. Desain Penelitian
Penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Alasan peneliti
memilih PTK adalah karena penelitian ini merupakan salah satu cara untuk
memperbaiki atau meningkatkan mutu pembelajaran di kelas. Upaya perbaikan
dilakukan dengan cara melakukan tindakan untuk mengatasi masalah yang
dihadapi siswa. Pada PTK ini, masalah yang ingin diatasi peneliti adalah
kurangnya kemampuan siswa kelas V SDN Tidar 4 Magelang dalam
pembelajaran membaca sekilas, pada kompetensi dasar menemukan informasi
secara cepat dari berbagai teks khusus (buku petunjuk telepon, jadwal perjalanan,
daftar susunan acara, daftar menu, dan isi berita, dan sebagainya) yang dilakukan
melalui membaca memindai.
Adapun langkah-langkah dalam Penelitian Tindakan Kelas ini dapat
digambarkan dalam bagan berikut:
Siklus 1 Siklus 2
Bagan 3.1 Siklus Penelitian Refleksi Pelaksanaan
Tindakan Rencana
Tindakan
Observasi (Pengumpulan
Data)
Pelaksanaan Tindakan Refleksi
Observasi (Pengumpulan
Data)
Berdasarkan bagan di atas, dapat dikatakan bahwa 1 siklus penelitian terdiri
dari beberapa tahap yang merupakan suatu kesatuan. Tahap pertama adalah
merencanakan tindakan yang akan dilakukan, berdasarkan masalah yang akan
dipecahkan, dan hipotesis tindakan yang diajukan. Pada PTK ini, peneliti
beranggapan bahwa masalah kurangnya kemampuan membaca siswa kelas V
SDN Tidar 4 Magelang dapat diatasi melalui Pendekatan Berbasis Masalah.
Tahap kedua adalah pelaksanaan tindakan, yang didasarkan pada perencanaan
tindakan, sehingga hasil yang dicapai maksimal. Peneliti, dalam PTK ini
menggunakan teori-teori dalam pembelajaran Bahasa Indonesia dan pembelajaran
inovatif Pendekatan Berbasis Masalah. Tahap ketiga adalah observasi/mengamati
proses pelaksanaan tindakan dan akibat yang ditimbulkan. Pada tahap ini, peneliti
mengumpulkan data mengenai proses pelaksanaan yang terjadi pada pembelajaran
membaca sekilas melalui Pendekatan Berbasis Masalah. Tahap keempat adalah
refleksi atas tindakan yang telah dilakukan. Peneliti menganalisis semua informasi
yang diperoleh pada pelaksanaan pembelajaran membaca sekilas. Hasil refleksi
digunakan sebagai dasar kegiatan pertemuan selanjutnya (Kasbolah, 2001:40-42).
C. Rancangan Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti akan mengambil dua siklus dengan rencana
sebagai berikut :
1. Persiapan
penelitian di SD tersebut.
b. Melakukan observasi pada siswa kelas V untuk memperoleh gambaran sepintas
mengenai tingkah laku siswa.
c. Identifikasi masalah.
d. Analisis masalah.
e. Perumusan masalah.
f. Perumusan hipotesis.
g. Menyusun rencana penelitian dalam siklus-siklus.
h. Membuat gambaran awal mengenai kemampuan membaca sekilas siswa dengan
tes awal.
i. Penyusunan silabus, RPP, LKS, instrumen penilaian, dan pembuatan media
pembelajaran.
2. Rencana Tindakan Setiap Siklus
Penelitian ini menggunakan desain penelitian tindakan kelas. Menurut
Kasihani Kasbolah dalam Kartikabudi dan Puji Purnomo (2008:5), Penelitian
tindakan kelas adalah penelitian yang memerlukan tindakan untuk menanggulangi
masalah dalam bidang pendidikan dan dilaksanakan dalam kawasan kelas atau
sekolah dengan tujuan untuk memperbaiki dan atau meningkatkan kualitas
pembelajaran.
Dalam penelitian ini peneliti akan melaksanakan 2 siklus dimana siklus
pertemuan (4 jam pelajaran). Adapun perencanaan setiap siklusnya adalah sebagai
berikut :
SIKLUS I
1. Tahap Perencanaan
a. Mengidentifikasi masalah dan menetapkan alternatif pemecahan masalah.
b. Merencanakan pembelajaran yang akan diterapkan dalam PBM.
c. Menentukan materi pokok pembelajaran.
d. Mengembangkan skenario pembelajaran.
e. Menyiapkan sumber dan media pembelajaran.
f. Mengembangkan format penilaian.
2. Tahap Tindakan Siklus I (2 x pertemuan, 6 jam pelajaran)
Dalam tindakan siklus I, peneliti menerapkan tindakan bertolak dari perencanaan
yang telah dibuat dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a. Pertemuan pertama (3 jam pelajaran)
1)Mengorganisasi siswa di kelas.
2)Membagi siswa dalam kelompok.
3)Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
4)Menyampaikan materi pembelajaran.
5)Pra-membaca: menunjukkan beberapa berita kecelakaan transportasi dan
6)Membaca: Siswa membaca sekilas isi berita tentang kecelakaan transportasi yang
ditempel pada karton. Siswa menemukan masalah yang terjadi dari fakta-fakta
yang dilihat. Selain itu, siswa membuat solusi dari penemuan masalah-masalah
tersebut. Jadi, siswa melaksanakan pembelajaran melalui Pendekatan Berbasis
Masalah.
7)Pasca membaca: Siswa mempresentasikan hasil kerja kelompok yaitu
proses/langkah dari pemecahan masalah melalui Pendekatan Berbasis Masalah.
8)Secara singkat, kegiatan siswa pada tahap ini adalah siswa membaca sekilas
melalui Pendekatan Berbasis Masalah dengan bantuan media teks bacaan dan
gambar secara berkelompok. Siswa diharapkan dapat bekerjasama dengan
anggota kelompoknya yang masing-masing kelompok berjumlah 5-6 orang. Dan
siswa dapat berdiskusi tentang presentasi hasil kelompok siswa.
b. Pertemuan kedua (3 jam pelajaran)
1)Mengorganisasi siswa di kelas.
2)Menyampaikan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai.
3)Menyampaikan materi pembelajaran.
4)Pra-membaca: menunjukkan gambar-gambar dan berita (dari koran dan internet)
tentang transportasi yang telah dibaca pada pertemuan pertama. Guru dan siswa
membahasnya secara sekilas.
5)Membaca: Siswa membuat ringkasan isi berita sesuai proses pemecahan masalah
6)Pasca membaca : Siswa mengerjakan soal evaluasi sebagai tes pemahaman isi
berita secara individu.
7)Secara singkat, kegiatan siswa pada tahap ini adalah siswa membuat ringkasan
sesuai hasil diskusi pada pertemuan pertama. Selain itu, siswa juga mengerjakan
soal evaluasi sebagai tes tertulis untuk mengetahui pemahaman tentang isi berita
secara individu.
Sesuai dengan teori yang digunakan, peneliti menggunakan
prosedur/tahapan pembelajaran membaca sekilas melalui Pendekatan Berbasis
Bagan 3.2 Tahapan Pembelajaran Siklus 1 melalui Pendekatan Berbasis Masalah Siswa mendefinisikan masalah, yaitu apakah penyebab
teradinya kecelakaan kereta api.
Siswa menemukan masalah, yaitu peristiwa kecelakaan kereta api.
Siswa mengumpulkan fakta-fakta tentang peristiwa kecelakaan kereta api dari berbagai sumber.
Siswa menyusun hipotesis/dugaan sementara tentang penyebab terjadinya kecelakaan kereta api.
Siswa mempelajari data-data yang dimiliki tentang penyebab terjadinya kecelakaan kereta api.
Siswa menyempurnakan permasalahan yang telah didefinisikan.
Siswa menyimpulkan alternatif pemecahan masalah secara kolaboratif, misalnya kecelakaan kereta api dapat
dihindari dengan cara menaati peraturan lalu lintas.