PERBEDAAN PENGARUH PENERAPAN METODE PENEMUAN
DENGAN METODE CERAMAH TERHADAP MINAT, KEAKTIFAN,
KEMAMPUAN MEMPREDIKSI, DAN PRESTASI BELAJAR IPA
DI SD NEGERI LANGENSARI
Skripsi
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Disusun oleh :
OKTAVIA INDAH PUSPITA SARI NIM: 081134132
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
HALAMAN PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan kepada:
1. Tuhan Yesus Kristus, yang selalu memberikan jalan untuk
menyelesaikan karya ini.
2. Orang tuaku yang membesarkanku dan mengajarkan aku arti tanggung
jawab dalam kehidupan.
3. Suster Inez yang mengajarkanku untuk selalu rendah hati dan
bersyukur.
4. Adikku yang kukasihi
5. Almamaterku Universitas Sanata Dharma
6. Keluarga besar Suster FCJ
7. Keluarga besar Suster OSU
HALAMAN MOTTO
‘’Karena itu Aku berkata kepadamu: apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikannya
kepadamu’’
(Markus 11:24)
‘’Ambilah keputusan lalu jalanilah dengan bertanggungjawab’’
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa
skripsi yang berjudul: Perbedaan Pengaruh Penerapan Metode Penemuan dengan
Metode Ceramah Terhadap Minat, Keaktifan, Kemampuan Memprediksi, dan
Prestasi Belajar IPA Di SD Negeri Langensari adalah karya saya sendiri tidak
memuat karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar
pustaka layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 19 September 2012
Penulis,
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama : Oktavia Indah Puspita Sari
Nomor Mahasiswa : 081134132
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
PERBEDAAN PENGARUH PENERAPAN METODE PENEMUAN DENGAN
METODE CERAMAH TERHADAP MINAT, KEAKTIFAN, KEMAMPUAN
MEMPREDIKSI, DAN PRESTASI BELAJAR IPA
DI SD NEGERI LANGENSARI
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma
hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam
bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di
internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu minta ijin dari saya
maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal : 19 September 2012
Yang menyatakan,
ABSTRAK
PERBEDAAN PENGARUH PENERAPAN METODE PENEMUAN DENGAN METODE CERAMAH TERHADAP MINAT, KEAKTIFAN, KEMAMPUAN
MEMPREDIKSI, DAN PRESTASI BELAJAR IPA DI SD NEGERI LANGENSARI
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui 1) Mengetahui minat siswa kelas IV di SDN Langensari semester genap 2011/2012 pada pelajaran IPA menggunakan metode penemuan berbeda secara signifikan dibandingkan dengan yang menggunakan metode ceramah. 2) Mengetahui keaktifan siswa kelas IV di SDN Langensari semester genap 2011/2012 pada pelajaran IPA menggunakan metode penemuan berbeda secara signifikan dibandingkan dengan yang menggunakan metode ceramah. 3) Mengetahui kemampuan memprediksi siswa kelas IV di SDN Langensari semester genap 2011/2012 pada pelajaran IPA menggunakan metode penemuan berbeda secara signifikan dibandingkan dengan yang menggunakan metode ceramah.. 4) Mengetahui prestasi siswa kelas IV di SDN Langensari semester genap 2011/2012 pada pelajaran IPA menggunakan metode penemuan berbeda secara signifikan dibandingkan dengan yang menggunakan metode ceramah.
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian eksperimental kuantitatif. Subjek penelitian adalah siswa kelas IV SD Negeri Langensari yang terdiri dari kelas IVA sebanyak 21 siswa sebagai kelompok eksperimen, dan kelas IVB sebanyak 20 siswa sebagai kelompok kontrol. Instrument penelitian berupa 10 soal pilian ganda untuk mengukur prestasi belajar siswa, 20 soal pernyataan untuk mengukur minat belajar siswa, 8 soal essay untuk mengukur kemampuan memprediksi siswa serta lembar pengamatan untuk melihat keaktifan siswa selama proses pembalajaran. Instrument tersebut telah memenuhi syarat validitas dari dua ahli (expert judgement).
Analisis data minat, kemampuan memprediksi dan prestasi belajar siswa dilakukan dengan membandingkan rata-rata kenaikan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, serta membandingkan selisih mean atau posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan uji T-test. Analisis data keaktifan dilakukan dengan membandingakan mean keaktifan siswa selama proses pembelajaran baik dikelompok ekperimen maupun dikelompok kontrol dengan uji T-test.
ABSTRACT
THE DIFFERENT INFLUENCE OF THE APPLICATION OF DISCOVERY METHOD FROM LECTURING METHOD TOWARD INTEREST, ACTIVENESS, PREDICTION ABILITY AND LEARNING PERFORMANCE
IN SCIENCE OF STUDENTS OF LANGENSARI PUBLIC ELEMENTARY SCHOOL
This research is aimed to find out the differences between the implementation’s effects of discovery method and lecturing method in science subject on student’s 1) interest, 2) involvement, 3) student prediction ability skills, and 4) learning achievement of fourth grade students 2011/2012 in Babarsari Public Elementary School.
The type of the research was the experimental quantitative research. The subjects of the research were the grade five Langensari public elementary school students which were divided into 21 students of class IVA as the experimental group and 20 students of class IVB as the controller group. The instrument used in the research was 10 multiple choice questions to measure the students’ performance, 20 questions to measure student learning interest, 8 essay questions to measure the student’s prediction ability as well as observation sheets to check the student’s effectiveness during the teaching process. The instruments have fulfilled the validity requirements from two expert judges.
The data analysis of interest, prediction ability and student’s performance was done my comparing the average of the development of experimental group and controller group as well as comparing the gap of the mean or posttest of experimental group and controller group by using T-test check. The analysis of effectiveness data was done by comparing mean of student effectiveness during teaching process of experimental group and controller group by using T-test check.
The result of the research by using the discovery method compared to the lecturing method showed that the interest, effectiveness, prediction ability and student performance showing the development significantly.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus yang telah
melimpahkan segala berkat, rahmat dan kasih karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi dengan judul “Perbedaan Pengaruh Penerapan Metode
Penemuan dengan Metode Ceramah Terhadap Minat, Keaktifan, Kemampuan
Memprediksi, dan Prestasi Belajar IPA Di SD Negeri Langensari” yang diajukan
untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Serjana Pendidikan Program
Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Menyadari betapa banyak pihak yang telah memberi bantuan, bimbingan,
dukungan, masukan saran dan kritik. Penulis mengucapkan terimakasih kepada:
1. Dr. Ir. P. Wiryono Priyotamtama, S. J. selaku rektor Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta.
2. Rohandi, Ph. D, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
3. Gregorius Ari Nugrahanta,SJ,S.S.,BST.,M.A., selaku Kaprodi Pendidikan Guru
Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
4. Drs. Aufridus Atmadi, M.Si, selaku dosen pembimbing I yang telah memberi
pengarahan, bimbingan, saran dan kritik skripsi ini dapat terselesaikan.
5. Elga Andriana, S.Psi., M.Ed, selaku dosen pembimbing II yang telah begitu baik
bersedia melungkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberikan masukan
sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
6. Segenap Dosen dan Staff pengajar Program Studi Pendidikan Guru Sekolah
Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada saya.
7. Keluarga besar Alm. Wiro Harjono yang telah mendukung dan memotivasi saya
8. Bapak Eko Sukoco, Ibu Sugiarti, Adik Bangkit Suko Mukti, Suster Inez, Romo
Mardi Santoso terimakasih untuk cinta, kasih sayang, dukungan, doa, nasehat,
kebaikan dan selalu mengingatkan saya untuk menyelesaikan skripsi.
9. Sahabat terbaik saya Appolonia Tegu Djea dan Helga Graciani Hidajat
terimakasih atas kebersamaan dan pertolongannya selama ini.
10. Keluarga Besar Suster FCJ baik yang di Baciro maupun yang di Soropadan yang
selalu memberikan cinta kasih dalam menyelesaikan skripsi.
11. Keluarga Besar Suster Ursulin baik yang di Pondok Angela maupun yang di
Pandega yang selalu memberikan dukungan untuk menyelesaikn skipi ini.
12. Teman-teman di Pondok Angela Polo, Nike, Nani, Winda, Yuni, Viany,
Hedwig, Sima, Indah, Yolanda, Ria, Irma, Bertin, Cemara, Ike, Ira, Stefi, Natalia,
Meri, Dian, Indri, Rina, dan semua yang tidak sempat disebut, terimakasih atas
dukungan dan motivasinya.
13. Teman-teman seperjuanganku PGSD kelas A angkatan 2008.
14. Semua pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini yang tidak dapat
disebutkan satu persatu, penulis ucapkan terimakasih. Tuhan memberkati.
Penulis,
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ……… ii
HALAMAN PENGESAHAN ……….. ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN……… ... iv
HALAMAN MOTO……… ... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA……… ... . vi
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vii
ABSTRAK……… ... viii
ABSTRACT……… ... ix
KATA PENGANTAR……….. ... x
DAFTAR ISI……….. ... xii
DAFTAR TABEL……… ... xv
DAFTAR LAMPIRAN……… ... xvii
BAB I PENDAHULUAN……… ... 1
1.1 Latar Belakang Masalah……… ... 1
1.2 Rumusan Masalah………. ... 2
1.3 Tujuan Penelitian………. ... 2
1.4 Manfaat Penelitian……… .... 3
BAB II TINJAUAN TEORITIS……… .. 4
2.1 Tinjauan Pustaka……… 4
2.1.1. Teori-Teori Yang Mendukung……… .. 4
2.1.1.1. Metode Penemuan (Discovery)... .. 4
2.1.1.2. Minat……… ... 6
2.1.1.3. Keaktifan……… ... 8
2.1.1.4.Kemampuan Memprediksi ……… ... 9
2.1.1.6. Hakikat IPA………. ... 11
2.1.1.7. Materi IPA………... ... 12
2.2. Hasil Penelitian Sebelumnya………. ... 12
2.3 Hipotesis………. ... 14
BAB III METODE PENELITIAN……… ... 15
3.1. Jenis Penelitian……….. ... 15
3.2. Subjek Penelitian……… ... 15
3.3. Variabel Penelitian……….. ... 16
3.4. Defenisi Operasional………... . 16
3.5. Instrumen Peneliti……… ... 16
3.6. Uji Validitas………. ... 20
3.7. Teknik Pengumpulan Data……… ... 21
3.8. Teknik Analisis Data……… ... 21
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……….. ... 25
4.1 Minat……… ... 25
4.1.1 Data……….. ... 25
4.1.2 Analisis……….. ... 26
4.1.3 Pembahasan……… ... 28
4.2 Keaktifan……….. ... 29
4.2.1Data……… ... 29
4.2.2 Analisis………. ... 30
4.2.3 Pembahasan………. ... 31
4.3 Kemampuan Memprediksi……… ... 31
4.3.1 Data………... ... 31
4.3.2 Analisis………... ... 33
4.3.3 Pembahasan……… ... 34
4.4 Prestasi Belajar……….. ... 35
4.4.2 Analisis……… ... 37
4.4.3 Pembahasan………. ... 38
4.5 Keterbatasan Penelitian ……… 39
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN……… ... 40
5.1 Kesimpulan……… ... 40
5.2 Saran……….. ... 40
DAFTAR PUSTAKA……….. ... 41
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1. Kisi-Kisi Angket Minat……… ... 17
Tabel 2. Kisi-Kisi Pengamatan Keaktifan ……… 19
Tabel 3. Kisi-kisi Soal Kemampuan Memprediksi ……… .. 20
Tabel 4. Kisi-kisi Soal Prestasi …… ... 20
Tabel 5. Teknik Pengumpulan Data …… ... 21
Tabel 6. Skor Minat Siswa ……… ... 25
Tabel 7. Hasil Uji Normalitas ……… ... 26
Tabel 8. Hasil Uji Homogenitas Minat ……… ... 27
Tabel 9. Hasil Uji Perbedaan Pretest ke Posttest ………… ... 27
Tabel 10. Perbedaan Skor Posttest …… ... 28
Tabel 11. Skor Keaktifan Siswa ……… ... 29
Tabel 12. Hasil Uji Normalitas ……… ... 30
Tabel 14. Skor Kemampuan Memprediksi Siswa ……… .. 32
Tabel 15. Hasil Uji Normalitas ……… ... 33
Tabel 16. Hasil Uji Homogenitas ……… ... 34
Tabel 17. Hasil Uji Perbedaan Pretest ke Posttest ……….. 34
Tabel 18. Perbedaan Skor Posttest ……… ... 34
Tabel 19. Skor Prestasi Siswa ……… ... … 36
Tabel 20. Hasil Uji Normalitas ……… ... 37
Tabel 21. Hasil Uji Homogenitas ……… ... 37
Tabel 22. Hasil Uji Perbedaan Pretest dan Posttest ……… 38
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Silabus Kelas Eksperimen……… ... 44
Lampiran 2. RPP Kelas Eksperimen……….. ... 52
Lampiran 3. Intrumen Pengumpulan Data ……… ... 63
Lampiran 4. Tabulasi Data Kelas Eksperimen ……… ... 71
Lampiran 5. Tabulasi Data Kelas Kontrol……… ... 79
Lampiran 6. Uji Statistik ……… ... 87
Lampiran 7. Rubrik Penilaian ……….. 101
Lampiran 8. Foto-foto Penelitian ……… ... 104
Lampiran 9. Surat Ijin Penelitian ……… ... 107
Lampiran 10. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian … 109 Lampiran 11. Daftar Riwayat Hidup ……… ... 111
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Menurut Wahyana (Trianto, 2010: 136) “IPA adalah suatu kumpulan
pengetahuan yang tersusun sistematik. IPA merupakan ilmu yang berkembang lewat
langkah-langkah observasi, perumusan masalah, penyusunan hipotesis, pengujian
hipotesis melalui eksperimen, penarikan kesimpulan, serta penemuan teori dan
konsep”. Jadi dalam pembelajaran IPA perlu adanya langkah-langkah seperti diatas
yang membuat IPA semakin lebih berkembang dan tujuan-tujuan IPA dapat tercapai
secara optimal.
Metode ceramah menurut Djamarah dan Zain (2010: 97) adalah “cara mengajar
yang digunakan untuk menyampaikan keterangan atau informasi atau uraian tentang
suatu pokok persoalan atau masalah secara lisan”. Pembelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam (IPA) khususnya di kelas IV SD Negeri Langensari belum dilaksanakan
secara optimal karena berdasarkan tiga kali pengamatan siswa sangat pasif didalam
kelas, tidak ada yang bertanya maupun menjawab pertanyaan yang diajukan oleh
guru. Pembelajaran IPA masih menggunakan metode ceramah dimana guru
bercerita tentang hal-hal yang terjadi di alam tanpa dikaitkan dengan benda-benda
nyata yang berada di lingkungan mereka. Sehingga dalam proses belajar mengajar
guru menjadi pusat pembelajaran yang bercerita di depan kelas dan murid hanya
duduk tenang mendengarkan cerita dari guru. Murid menjadi pasif dan tidak dapat
mengeluarkan ide-ide atau pertanyaan-pertanyaan tentang hal-hal yang ingin
mereka ketahui.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti ingin meningkatkan minat karena minat
adalah rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas sehingga minat adalah dasar
dari semua aktivitas siswa, keaktifan karena jika siswa berkeinginan untuk berbuat
dan bekerja sendiri maka akan memunculkan pengetahuan-pengetahuan baru,
akan terjadi pada waku mendatang dan prestasi belajar siswa kelas IV SD
Negeri Langensari melalui penggunaan metode penemuan. Menurut Hanafiah
(2012: 77) metode penemuan adalah “kegiatan pembelajaran yang melibatkan
seluruh kemampuan peserta didik untuk mencari dan menyelidiki sehingga mereka
dapat menemukan sendiri pengetahuan, sikap dan keterampilan”.
Penggunaan metode penemuan menciptakan suasana pembelajaran lebih aktif,
karena metode penemuan memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan
penemuan sendiri dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk maju sesuai
dengan kemampuannya masing-masing sehingga proses belajar-mengajar akan
memberikan hasil yang optimal. Sehingga minat, keaktifan, kemampuan
memprediksi siswa dan prestasi belajar siswa dapat ditingkatkan.
1.2 Rumusan Masalah
1 Apakah minat siswa kelas IV di SDN Langensari semester genap 2011/2012
pada pelajaran IPA menggunakan metode penemuan berbeda secara signifikan
dibandingkan dengan yang menggunakan metode ceramah?
2 Apakah keaktifan siswa kelas IV di SDN Langensari semester genap
2011/2012 pada pelajaran IPA menggunakan metode penemuan berbeda
secara signifikan dibandingkan dengan yang menggunakan metode ceramah?
3 Apakah kemampuan memprediksi siswa kelas IV di SDN Langensari
semester genap 2011/2012 pada pelajaran IPA menggunakan metode
penemuan berbeda secara signifikan dibandingkan dengan yang
menggunakan metode ceramah?
4 Apakah prestasi siswa kelas IV di SDN Langensari semester genap 2011/2012
pada pelajaran IPA menggunakan metode penemuan berbeda secara signifikan
1.3 Tujuan Penelitian
1 Mengetahui minat siswa kelas IV di SDN Langensari semester genap
2011/2012 pada pelajaran IPA menggunakan metode penemuan berbeda
secara signifikan dibandingkan dengan yang menggunakan metode ceramah.
2 Mengetahui keaktifan siswa kelas IV di SDN Langensari semester genap
2011/2012 pada pelajaran IPA menggunakan metode penemuan berbeda
secara signifikan dibandingkan dengan yang menggunakan metode ceramah.
3 Mengetahui kemampuan memprediksi siswa kelas IV di SDN Langensari
semester genap 2011/2012 pada pelajaran IPA menggunakan metode
penemuan berbeda secara signifikan dibandingkan dengan yang
menggunakan metode ceramah.
4 Mengetahui prestasi siswa kelas IV di SDN Langensari semester genap
2011/2012 pada pelajaran IPA menggunakan metode penemuan berbeda
secara signifikan dibandingkan dengan yang menggunakan metode ceramah.
4.1 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi semua pihak, baik
secara teoritis maupun praktis.
Adapun manfaat teoritis penelitian ini untuk menambah wawasan peneliti
tentang salah satu metode yang dapat digunakan untuk meningkatkan minat,
keaktifan, kemampuan memprediksi, dan prestasi belajar siswa dalam mata
pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).
Sedangkan manfaat praktis penelitian ini adalah meningkatkan
kemampuan peneliti dan guru dalam melaksanakan pembelajaran dengan
metode penemuan untuk meningkatkan minat, keaktifan, kemampuan
memprediksi, dan prestasi belajar siswa dalam mata pelajaran Ilmu
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
2.1Tinjauan Pustaka
2.1.1 Teori-Teori yang Mendukung
2.1.1.1 Metode Penemuan
Metode penemuan menurut Hamzah (2011: 98) “merupakan metode
pembelajaran di mana siswa didorong untuk menemukan sendiri
pengetahuan atau konsep baru”. Menurut Hamdani (2011: 94) yang senada
dengan Hamzah metode penemuan “merupakan upaya siswa dalam
mengolah prinsip-prinsip hasil penelitian untuk memdapatkan temuan
baru”. Jadi metode penemuan menurut Hamzah dan Hamdani siswa
mendapat temuan baru
Menurut Hamalik (2003: 219) “metode penemuan adalah metode yang
melibatkan proses-proses mental untuk menemukan beberapa konsep dan
prinsip”. Metode penemuan menurut Basleman (2011: 119) yang
mendukung Hamalik adalah “kegiatan belajar yang dilakukan oleh peserta
didik tanpa diberikan jawaban yang tepat, karena diminta untuk
menemukan jawaban sendiri”.
Fungsi dari metode penemuan menurut Hanafiah (2012: 78) adalah
“dapat membangun komitmen belajar, yang dapat diwujudkan dengan
keterlibatan, kesungguhan mencari dan menemukan sesuatu dalam proses
belajar”. Metode penemuan juga dapat membangun sikap aktif, kreatif, dan
inovatif dalam rangka pencapaian tujuan pembelajaran.
Langkah-langkah metode penemuan menurut Hanafiah (2012: 78)
adalah:
1) Mengidentifikasi kebutuhan siswa.
2) Memilih pendahuluan terhadap konsep yang akan dipelajari
3) Seleksi bahan atau masalah yang akan dipelajari
4) Menentukan peran yang akan dilakukan oleh masing-masing peserta
5) Mencek pemahaman peserta didik terhadap masalah yang akan
diselidiki dan ditemukan.
6) Mempersiapkan penataan ruang kelas.
7) Mempersiapkan fasilitas yang diperlukan.
8) Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk melakukan
penyelidikan dan penemuan.
9) Menganalis sendiri atas data temuan.
10)Merangsang terjadinya dialog antar peserta didik.
11)Memberikan penguatan kepada peserta didik untuk melakukan
penemuan.
12)Memfasilitasi peserta didik dalam merumuskan prinsip-prinsip dan
generalisasi atas hasil temuannya.
Jadi langkah-langkah ini akan digunakan dalam penerapan proses
belajar mengajar didalam kelas pada mata pelajaran IPA.
Adapun keunggulan dari metode penemuan, menurut Hanafiah (2012: 79) sebagai berikut:
1) Membantu peserta didik mengembangkan, kesiapan, serta penguasaan
keterampilan dalam proses kognitif.
2) Peserta didik memperoleh pengetahuan secara individual sehingga
dapat dimengerti dan megendap dalam pikirannya.
3) Dapat membangkitkan motivasi dan gairah belajar peserta didik untuk
belajar lebih giat lagi.
4) Memberikan peluang untuk berkembang sesuai dengan minat dan
kemampuannya masing-masing.
5) Memperkuat dan menambah kepercayaan pada diri sendiri dengan
proses menemukan sendiri karena pembelajaran berpusat pada
peserta didik.
Walaupun demikian baiknya metode ini masih ada kelemahan yang perlu
diperhatikan, Menurut Hanafiah (2012: 79) kelemahannya adalah sebagai
1) Siswa harus ada kesiapan dan kematangan mental untuk belajar ini.
Siswa harus berani dan berkeinginan untuk mengetahui keadaan
sekitarnya dengan baik.
2) Bila kelas terlalu besar penggunaan teknik ini akan kurang berhasil.
3) Bagi guru dan siswa yang sudah biasa dengan perencanaan dan
pengajaran tradisional mungkin akan sangat kecewa bila diganti
dengan teknik penemuan.
Dari beberapa pendapat para ahli diatas maka dapat ditarik kesimpulan
metode penemuan adalah metode pembelajaran yang melibatkan seluruh
kemampuan siswa sehingga mereka menemukan sendiri pengetahuan atau
konsep baru.
2.1.1.2 Minat
Menurut Slameto (2002: 181), ”minat adalah suatu rasa lebih suka dan
rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh”.
Menurut Djaali (2007: 121) yang senada dengan Slameto “minat adalah
gaya gerak yang mendorong penerimaan akan suatu hubungan antara diri
sendiri dengan sesuatu diluar diri”. Menurut Djiwandono (2006:
365-366)yang mendukung Djaali “minat adalah suatu keadaan mental yang
menghasilkan respon kepada situasi atau objek tertentu yang
menyenangkan dan memberi kepuasan kepadanya”.
Menurut Suprijanto (2007: 25) “minat adalah keinginan yang datang
dari hati nurani untuk melakukan sesuatu. Minat menurut Supriyadi (2010:
81) yang mendukung Suprijanto adalah “kecenderungan yang tetap untuk
memperhatikan suatu aktivitas disertai dengan rasa senang”. Menurut
Meichati (dalam Supriyadi, 2010: 81) minat adalah “perhatian yang kuat,
intensif secara mendalam untuk tekun melakukan suatu aktivitas”. Minat
terdiri dari kognitif dan afektif menurut Supriyadi (2010: 81) “aspek
kognitif berupa konsep positif terhadap suatu objek dan berpusat pada
manfaat objek tersebut, aspek afektif dapat dilihat dari rasa suka atau tidak
Slameto (2010: 180) mengungkapkan bahwa minat siswa
diekspresikan dengan :
1. Suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa lebih
menyukai suatu hal dari pada hal lainnya.
Pernyataan adalah sesuatu yang dinyatakan atau diungkapkan
seseorang baik secara lisan maupun tertulis. Pernyataan bisa berupa
pernyataan positif seperti suka, senang, cinta, tertarik sedang pernyataan
negatif misalnya kurang/tidak suka, tidak senang, tidak tertarik dan
sebagainya. Biasanya, minat seseorang diungkapkan lebih dengan
pernyataan positif dan diikuti tindakan dari pernyataannya tersebut. Minat
dimanifestasikan dalam bentuk partisipasi.
Partisipasi dapat diartikan sebagai keterlibatan atau peranserta secara
fisik, mental dan intelektual. Siswa yang terlibat dalam proses belajar, maka
akan tampak kegiatannya dalam menjelajah, mencari, mempertanyakan
sesuatu, menyelidiki jawaban atas suatu pertanyaan, mengelola, dan
menyampaikan hasil perolehannya secara komunikatif.
2. Cenderung memberikan perhatian yang lebih besar.
Perhatian dapat berarti peningkatan aktivitas mental terhadap suatu
rangsangan tertentu. Seorang siswa yang memiliki perhatian terpusat, berarti
siswa tersebut memiliki kemampuan memberi perhatian secara khusus
kepada hal atau rangsangan tertentu. Siswa tersebut juga tidak akan
terpengaruh kondisi dan situasi yang tidak mendukungnya. Bahkan dia akan
lebih aktif mencari apa yang menjadi pusat perhatiannya tersebut meski di
luar kelas/sekolah. Perhatian dipengaruhi oleh 2 faktor yaitu faktor
rangsangan dan individu/seseorang. Dari faktor rangsangan berupa
intensitas, daya tarik, keteraturan maupun tanda atau isyarat. Sedangkan dari
Dalam penyusunan kisi-kisi instrument pengukuran minat, peneliti
mengacu pada teori Slameto.
Dapat diambil kesimpulan dari beberapa pengertian di atas, maka
minat adalah perasaan tertarik yang mengarahkan individu kepada suatu
pilihan tertentu.
2.1.1.3 Keaktifan
Keaktifan menurut Yamin (2007: 76) adalah “keinginan untuk berbuat
dan bekerja sendiri”. Menurut Hamzah (2011: 196) “keaktifan adalah
keinginan untuk berbuat dan mencari sesuatu yang sesuai dengan
aspirasinya”. Dalam proses belajar mengajar yang dimaksudkan dengan
keaktifan menurut Dimyati (2006: 45) adalah “anak mampu
mengidentifikasi, merumuskan masalah, mencari dan menemukan fakta,
menganalisis, menafsirkan, dan menarik kesimpulan”.
Menurut Riyanto (2009: 76) Keaktifan adalah siswa aktif memproses
dan mengolah baik secara fisik, intelektual, dan emosional dalam kegiatan
pembelajaran. Menurut Arifin (2009: 294) keaktifan adalah dorongan
untuk berbuat sesuatu, mempunyai kemauan dan aspirasinya sendiri.
Meichati dalam Dimyati dan Mujiono (2006: 45) menyatakan
keaktifan dapat diwujudkan dalam :
1. Gerak belajar dinamis
Kegiatan siswa untuk menggunakan alat indera sebanyak mungkin dalam
pembelajaran, seperti misalnya saat siswa melakukan percobaan
mengidentifikasi sifat zatcair. Siswa tidak hanya menggunakan telinga
untuk mendengar penjelasan guru atau mata untuk melihat bentuk air
tersebut. Tetapi menggunakan seluruh indera yang mampu mereka gunakan
untuk mengidentifikasi sifat zat cair tersebut. Selain itu belajar yang
dinamis mampu menggerakkan otak siswa untuk menggali ide-ide dalam
2. Selalu ingin tahu
Dalam masa perkembangannya setiap siswa memiliki rasa selalu ingin tahu
(curiosity) akan segala sesuatu di sekitarnya. Rasa keingintahuan ada,
karena terdapat hal-hal yang belum mereka ketahui, yang berakibat
mendorong mereka terlibat dalam suatu proses belajar yang diwujudkan
dengan sering bertanya, mengungkapkan pendapat untuk mencari
kebenaran dll.
3. Hidup sosial
Pada hakikatnya, manusia adalah makhluk sosial, yang mana selalu
membutuhkan bantuan orang lain. Demikian dalam belajar, siswa harus
berinteraksi dengan lingkungan. Lingkungan yang dimaksud adalah guru,
teman, alam sekitar, atau benda-benda di sekitarnya.
Penyusunan indikator-indikator dalam kisi-kisi instrument lembar
pengamatan keaktifan, peneliti mengacu pada teori McKeachie di atas.
Maka dapat disimpulkan keaktifan adalah keinginan untuk berbuat,
bekerja sendiri, mencari, menemukan dan menggunakan pengetahuan yang
telah diperolehnya.
2.1.1.4 Kemampuan Memprediksi
Menurut Dimyati (2006: 144), “Kemampuan memprediksi dapat
diartikan sebagai mengantisipasi atau membuat ramalan tentang segala hal
yang akan terjadi pada waku mendatang, berdasarkan perkiraan pada pola
atau kecenderungan tertentu, atau hubungan antara fakta, konsep, dan
prinsip dalam ilmu pengetahuan”.
Maka dapat ditarik kesimpulan kemampuan memprediksi adalah
membuat ramalan tentang hal-hal yang akan terjadi berdasarkan hubungan
2.1.1.5 Prestasi Belajar
Menurut Arifin (2009: 12) “prestasi merupakan suatu bukti keberhasilan
usaha”. Prestasi menurut Syah (2003: 213) yang senada dengan Arifin
adalah “pengungkapan hasil belajar meliputi ranah psikologis yang berubah
akibat pengalaman dan proses belajar siswa”. Menurut Nasution (2001: 39)
“prestasi adalah penguasaan seseorang terhadap pengetahuan atau
keterampilan tertentu, dapat dilihat dari nilai tes atau angka”. Menurut
Chaplin (dalam Afif, 2003: 91) “prestasi belajar adalah tolak ukur taraf
keberhasilan individu dalam menguasai tugas-tugas sekolah yang dinilai
oleh guru atau tes lainnya”.
Prestasi belajar dapat dipengaruhi oleh dua faktor menurut Nasution
(2001: 39) yaitu faktor intern dan faktor ekstern siswa. Faktor intern adalah
faktor-faktor yang berasal dan bersumber dari pribadi seseorang, faktor
intern antara lain pengetahuan awal yang telah dimiliki oleh siswa,
keterampilan belajar yang dimiliki oleh siswa (cara belajar, cara
mengerjakan tugas, membaca buku, belajar kelompok), kesehatan siswa,
kecerdasan, sikap, cita-cita, dan hubungannya dengan orang lain. Faktor
ekstern adalah faktor yang berasal dari luar diri pribadi siswa, faktor estern
meliputi proses belajar mengajar, sarana belajar, lingkungan belajar
(suasana sekolah dan suasana rumah), kondisi sosial ekonomi keluarga.
Prestasi belajar mempunyai fungsi menurut Arifin (2009: 13), “sebagai
indikator keberhasilan dalam bidang studi, sebagai indikator kualitas
institusi pendidikan dimana kurikulum yang digunakan relevan dengan
kebutuhan peserta didik dan masyarakat”. Disamping itu, prestasi belajar
juga bermanfaat sebagai umpan balik bagi guru dalam melaksanakan
proses pembelajaran sehingga dapat menentukan apakah perlu melakukan
diagnosis, penempatan, atau bimbingan terhadap peserta didik.
Dari beberapa pengertian di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
laku yang didapat melalui interaksi dengan lingkungan yang bersifat
menetap yang dapat ditunjukkan dengan nilai akademik.
2.1.1.6 Hakikat IPA
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) menurut Tim pengembang
Ilmu Pendidikan (2007: 187) ”merupakan pendidikan bidang studi dengan
alam semesta serta segala proses yang terjadi didalamnya sebagai
objeknya”.
Menurut Tim pengembang Ilmu Pendidikan (2007: 192) “Ilmu
Pengetahuan Alam (IPA) mencakup ranah proses, produk, dan sikap.
komponen-komponen dalam proses meliputi identifikasi masalah,
observasi, menyusun hipotesis/membuat prediksi, menganalisis,
mengekstrapolasi, dan mensintesis”. komponen-komponen produk meliputi
fakta, konsep, teori, generalisasi. komponen-komponen sikap meliputi rasa
ingin tahu yang tinggi, kritis, kreatif,dll. Menurut Fowler (dalam Trianto,
2010: 136) “IPA adalah pengetahuan yang dirumuskan secara sistematis,
yang berhubungan dengan gejala-gejala kebendaan”.
IPA menurut Trianto (2010: 136) “adalah ilmu yang mempelajari alam
semesta baik yang dapat diamati oleh indera maupun yang tidak dapat
diamati oleh indera”.
Dari beberapa pengertian diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
IPA adalah ilmu pengetahuan pada gejala-gejala alam melalui metode
ilmiah seperti observasi dan eksperimen serta menuntut sikap ilmiah (rasa
ingin tahu, terbuka, jujur).
2.1.1.7 Materi IPA
Standar kompetensi yang digunakan dalam pembelajaran adalah "8. Memahami berbagai bentuk energi dan cara penggunaannya dalam
kehidupan sehari-hari” serta kompetensi dasar adalah “8.3. Membuat suatu
karya / model untuk menunjukkan perubahan gerak akibat pengaruh udara,
Dalam penelitian ini, model roket, pesawat, baling-baling yang digunakan menggunakan kertas, sedangkan model parasut menggunakan plastik.
2.2 Hasil penelitian sebelumnya
Adapun penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah yang
dilakukan oleh
1. Purwadadi (2009). Penelitian ini berjudul Efektifitas Pembelajaran Fisika Di SLTP Pada Pokok Bahasan Kalor Dengan Menggunakan
Metode Discovery Terbimbing Pada SLTP Kristen 1 Klaten. Tujuan
penelitian ini adalah
1) Mengetahui sejauh mana efektivitas keterlibatan siswa terhadap
pembelajaran fisika di SLTP pada pokok bahasan kalor dengan
metode Discovery Terbimbing.
2) Mengetahui bagaimana pemahaman konsep siswa pada pokok
bahasan kalor setelah pembelajaran dengan metode Discovery
Terbimbing.
3) Mengetahui bagaimana minat atau sikap siswa terhadap
pembelajaran fisika pada pokok bahasan kalor setelah
pembelajaran dengan metode discovery terbimbing.
Hasil dari penelitian tersebut adalah (1) Tidak ada perbedaan pada
tingkat keterlibatan siswa secara klasikal dalam kegiatan menjawab
pertanyaan dan menyimpulkan, (2) pembelajaran menggunakan metode
discovery terbimbing sangat efektif untuk peningkatan pemahaman siswa
pada konsep kalor, (3) pembelajaran menggunakan metode discovery
terbimbing dapat meningkatkan minat siswa.
2. Harsono dan Rusmawan (2009). Penelitian ini berjudul Peningkatan Prestasi Belajar Tentang Letak Negara-Negara Di Asia Tenggara Pada Peta Buta Dengan Menggunakan Metode Discovery Bagi Siswa
Kelas VI C SDN Sukun I Kota Malang. Tujuan dari penelitian tersebut
1) Meningkatkan keterlibatan siswa secara aktif dalam pembelajaran
untuk memperoleh informasi-informasi dari berbagai sumber.
2) Mengurangi ketergantungan kepada guru sebagi sumber informasi
yang membuat siswa pasif untuk berfikir
3) Melatih para siswa untuk memanfaatkan sumber-sumber
informasi.
4) Meningkatkan pemahaman terhadap isi materi, karena
keterlibatannya secara langsung dari proses pencarian.
Hasil dari penelitian tersebut ialah, pada siklus I terdapat peningkatan
nilai hasil belajar 14% dan peningkatan jumlah siswa yang mencapai
standar ketuntasan mencapai 23% disbanding data nilai awal. Sedangkan
pada siklus II terdapat peningkatan prestasi belajar berupa nilai
peningkatan hasil belajar sebesar 10% dan peningkatan jumlah siswa yang
mencapai standar ketuntasan sebesar 29%. Dengan demikian siklus I dan
siklus II terdapat peningkatkan prestasi yang berupa nilai hasil belajar
mencapai 24% dan peningkatan jumlah siswa yang mencapai ketuntasan
sebesar 52%. Jadi, metode discovery dapat meningkatkan prestasi belajar tentang letak negara-negara di Asia Tenggara pada peta buta bagi siswa
kelas VI C SDN Sukun I Kota Malang.
Dari dua hasil penelitian diatas terbukti bahwa metode penemuan
dapat meningkatkan minat siswa SLTP Kristen 1 Klaten dan dapat
meningkatkan prestasi siswa kelas VI C SDN Sukun I Kota Malang.
2.3 Hipotesis
Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah
1 Minat siswa kelas IV di SDN Langensari semester genap 2011/2012 pada
pelajaran IPA melalui pembelajaran dengan menggunakan metode
penemuan berbeda signifikan daripada yang menggunakan metode
2 Keaktifan siswa kelas IV di SDN Langensari semester genap 2011/2012
pada pelajaran IPA melalui pembelajaran dengan menggunakan metode
penemuan berbeda signifikan daripada yang menggunakan metode
ceramah.
3 Kemampuan memprediksi siswa kelas IV di SDN Langensari semester
genap 2011/2012 pada pelajaran IPA melalui pembelajaran dengan
menggunakan metode penemuan berbeda signifikan daripada yang
menggunakan metode ceramah.
4 Prestasi siswa kelas IV di SDN Langensari semester genap 2011/2012 pada
pelajaran IPA melalui pembelajaran dengan menggunakan metode
penemuan berbeda signifikan daripada yang menggunakan metode
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimental kuantitatif
(Sugiyono, 2010: 112). Berikut designnya :
O1 X1 O2
O3 X2 O4
Keterangan :
O1, O3 : pretest O2, O4 : posttest
X1 : metode penemuan X2 : Metode ceramah
Dalam desain ini terdapat 2 kelompok, yaitu kelompok eksperimen yang
diberi perlakuan penerapan metode penemuan dan kelompok kontrol yang beri
perlakuan penerapan metode ceramah. Sebelumnya kedua kelompok ini diberikan
pretest yang sama, untuk mengetahui keadaan awal, apakah ada perbedaan di
antara keduanya atau tidak. Setelah beberapa kali pembelajaran, kemudian
diberikan posttest kedua kelompok.
3.2 Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri Langensari yang
berjumlah 41 siswa dimana kelas IVA 21 siswa dan kelas IVB 20 siswa.
Pembelajaran pada kelompok eksperimen dilaksanakan oleh peneliti, karena
peneliti akan lebih mengerti metode penemuan dan memahami pelaksanaan
pembelajaran yang sesuai dengan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP),
karena RPP yang membuat adalah peneliti. Sedangkan guru kelas melakukan
pengamatan mengenai keaktifan siswa didalam kelas tersebut dengan cara
mengamati suasana kelas dan mencocokkan dengan lembar pengamatan keaktifan
Pembelajaran pada kelompok kontrol dilakukan oleh guru mitra yaitu guru
kelas IVB sendiri. Pada saat pembelajaran kelas IVB tidak dikondisikan seperti
penelitian, maka di kelas IVB pembelajaran dilakukan sepeti biasa yaitu
menggunakan metode tradisonal (ceramah). Peneliti melakukan pengamatan
mengenai minat dan keaktifan melakukan dokumentasi selama pembelajaran itu
berlangsung.
3.3 Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini adalah :
Variabel Independen Variabel Dependen Variabel Kontrol
Metode pembelajaran Minat, Keaktifan ,
Kemampuan Memperdiksi , Prestasi Belajar
Keadaan kelas, siswa
3.4 Definisi Operasional
1. Metode penemuan adalah cara mengajar di mana siswa menemukan sendiri
berbagai konsep dan prinsip melalui proses ilmiah .
2. Minat adalah perasaan ketertarikan yang mengarahkan individu kepada suatu
pilihan tertentu.
3. Keaktifan adalah kesediaan terlibat dalam proses belajar dan menyatakan
pendapat atau gagasan tanpa ditunjuk atau disuruh oleh guru.
4. Kemampuan memprediksi adalah kemampuan membuat ramalan tentang
hal-hal yang akan terjadi berdasarkan beberapa informasi yang telah ada.
5. Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai berupa perubahan tingkah laku yang
didapat melalui interaksi dengan lingkungan yang bersifat menetap yang dapat
dilihat salah satunya dengan nilai akademik.
3.5 Instrumen Penelitian
Instrumen yang dibuat dalam penelitian ini berupa instrumen perlakuan dan
sedangkan instrumen alat ukur berupa angket minat, lembar pengamatan
keaktifan, soal-soal obyektif, soal essay.
a. Angket Minat
Angket minat terlampir pada halaman 67
Tabel 1. Kisi-Kisi Angket Minat Belajar IPA
yang
diberikanoleh guru.
menyuruh.
• Saya mengulang
kembali materi pembelajaran IPA di rumah secara mandiri.
TOTAL 7 item 13 item
b. Lembar Pengamatan keaktifan
Angket lembar keaktifan terlampir pada halaman 70
Tabel 2. Kisi-Kisi Instrumen Keaktifan
Indikator Pernyataan
1.Gerak belajar dinamis Siswa aktif menjalankan langkah percobaan.
Siswa menunjukkan inisiatif untuk turut memecahkan masalah saat kegiatan pembelajaran.
Siswa menunjukkan inisiatif mngungkapkan hasil temuan/percobaan.
2.Selalu ingin tahu Siswa memberikan jawaban terhadap pertanyaan guru.
Siswa mengajukan pertanyaan kepada guru.
Siswa memberikan pendapat dalam pembelajaran.
c. Alat ukur kemampuan memprediksi
Alat ukur kemampuan memprediksi terlampir pada halaman 64
Tabel 3. Kisi-Kisi Soal Kemampuan Memprediksi
No Indikator Nomor Soal
1 Menjelaskan arah dorongan udara 1 2 Menjelaskan bahan pembuat benda-benda yang data
digerakkan oleh udara
2,3
3 Menjelaskan pengaruh gerak benda berdasarkan bentuk dan luas.
4,6,7
4 Menjelaskan arah benda jika mendapat dorongan udara 5 5 Menjelaskan akibat dari pemberian beban kepada
benda-benda yang bergerak akibat pengaruh dorongan udara
8
d. Tes Prestasi Belajar
Soal prestasi belajar terlampir pada halaman 65
Tabel 4. Kisi-Kisi Soal Prestasi
No Indikator No. Soal
1 Menyebutkan macam-macam gerak benda yang dapat menimbulkan angin
1
2 Menyebutkan benda-benda yang bekerjanya memanfaatkan angin
2
3 Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi gerak benda
3,4,5,6,7,8 ,9,10
3.6 Uji Validitas
Uji validitas dilakukan oleh dua dosen pembimbing dimana dosen mengamati
secara cermat semua item dalam tes apakah sesuai dengan tujuan yang akan dicapai
oleh peneliti yaitu untuk peningkatan minat, keaktifan, kemampuan memprediksi, dan
prestasi belajar. Expert Judgement yang kedua dilakukan oleh dua guru kelas yang lebih mengenal karakteristik siswa, guru kelas mencermati penggunaan kalimat dan
3.7 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam kelas eksperimen dan kelas kontrol
dilaksanakan selama dua kali pembelajaran dengan membagikan pretest kemudian dilakukan kegiatan belajar mengajar dimana kelas ekperimen menggunakan metode
penemuan, sedangkan kelas kontrol menggunakan metode ceramah. Setelah kegiatan
belajar mengajar selasai kemudian masing-masing kelas dibagikan posttest yang berupa angket minat, soal kemampuan memprediksi, dan tes prestasi belajar.
Sedangkan untuk keaktifan diamati selama proses pembelajaran berlangsung.
Tabel 5. Teknik Pengumpulan Data
Variabel Kelompok Eksperimen Kelompok Kontrol
Minat Angket dengan 20
pertanyaan
Angket dengan 20
pertanyaan
Keaktifan Lembar Pengamatan Lembar Pengamatan
Kemampuan
Memprediksi
Soal essay Soal essay
Prestasi 10 pilihan ganda 10 pilihan ganda
3.8. Teknik Analisis Data
Dilakukan untuk data minat, keaktifan, kemampuan memprediksi, dan
prestasi belajar siswa. Tetapi untuk keaktifan siswa hanya menggunakan uji
normalitas dan uji pengaruh perlakuan.
1. Teknik analisis data menggunakan uji normalitas data untuk mengetahui
penyebaran datanya dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov. Kriteria
dari uji normalitas adalah :
a) Jika harga sig (2-tailed) >0,05 maka distribusi data tersebut normal.
sehingga menggunakan statistik parametrik.
b) Jika harga sig (2-tailed) <0,05 maka distribusi data tersebut tidak normal,
2. Uji statistik
1) Uji homogenitas data dilakukan dengan menganalisis pretest kelompok kontrol dengan pretest kelompok eksperimen. Uji tersebut dilakukan untuk mengetahui apakah antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen
mempunyai dasar kemampuan yang sama, sehingga dapat dilakukan
pembandingan. Analisis statistik yang digunakan adalah Lavene’s test.
Hipotesis statistiknya adalah sebagai berikut.
Hi : Ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest pada kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen.
Hnull : Tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest pada
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
Syarat untuk menilai homogenitas:
a. Jika harga sig (2-tailed) > 0,05 maka Hnull diterima dan Hi ditolak,
sehingga tidak ada perbedaan yang signifikan antara kelompok
eksperimen dengan kelompok kontrol. Maka ke dua data tersebut
homogen.
b. Jika harga sig (2-tailed) < 0,05 maka Hnull ditolak dan Hi diterima,
sehingga ada perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen
dengan kelompok kontrol. Maka ke dua data tersebut tidak homogen.
2) Uji perbedaan dari pretest ke posttest
Uji ini untuk memastikan apakah ada kenaikan dalam kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen dengan membandingkan skor hasil
pretest dan posttest. Analisis statistik yang digunakan adalah statistik
parametric paired t-test (atau related samples Wilcoxon W test) Hipotesis statistiknya adalah sebagai berikut.
Hi : Ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan posttest pada
kelompok kontrol atau kelompok eksperimen.
Hnull : Tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan
posttest pada kelompok kontrol atau kelompok eksperimen.
a. Jika harga sig (2-tailed) > 0,05 maka Hnull diterimadan Hi ditolak.
Artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest
dan posttest atau tidak terjadi kenaikan yang signifikan.
b. Jika harga sig (2-tailed) < 0,05 maka Hnull ditolakdan Hi diterima.
Artinya ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest dan
posttest atau terjadi kenaikan yang signifikan.
3) Uji pengaruh perlakuan
Uji pengaruh perlakuan dimaksudkan untuk memastikan apakah ada
perbedaan yang signifikan antara nilai posttest kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen. Analisis statistik yang digunakan adalah analisis
statistik parametrik independent samples t-test jika data terdistribusi secara normal (atau statistic non parametrik Mann-Whitney U test jika data terdistribusi secara tidak normal)
Hipotesis statistiknya adalah sebagai berikut.
Hi : Ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest pada kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen.
Hnull : Tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest pada
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
Syarat atau kriteria yang digunakan adalah :
a. Jika harga sig (2-tailed) > 0,05 maka Hnull diterima dan Hi ditolak.
Artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest
kelompok eksperimen dan posttest kelompok kontrol, dengan demikian penggunaan metode penemuan tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap prestasi belajar, kemampuan memprediksi, minat,
dan keaktifan siswa.
b. Jika harga sig (2-tailed) < 0,05 maka Hnull diterima dan Hi ditolak.
Artinya ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest kelompok eksperimen dan posttest kelompok kontrol, dengan demikian penggunaan metode penemuan berpengaruh secara signifikan terhadap
4) Uji selisih skor
Uji selisih skor dilakukan jika skor pretest dikelompok kontrol dan kelompok eksperimen tidak homogen. Untuk melakukan uji selisih
skor yaitu dengan cara mengurangkan skor posttest kelompok kontrol dengan pretest kelompok kontrol, maka akan didapat selisih kelompok kontrol. Demikian juga kelompok eksperimen dicari selisih antara skor
posttest dikurangi skor pretest. Kemudian selisih dari kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen diuji perbedaannya.
Hipotesis statistiknya adalah sebagai berikut.
Hi : Ada perbedaan yang signifikan antara skor selisih pretest ke
posttest pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
Hnull : Tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor selisih pretest
ke posttest pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
a. Jika harga sig (2-tailed) > 0,05 maka Hnull diterima dan Hi ditolak.
Artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, dengan demikian
penggunaan metode penemuan tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap prestasi belajar, kemampuan memprediksi,
minat, dan keaktifan siswa.
b. Jika harga sig (2-tailed) < 0,05 maka Hnull ditolak dan Hi diterima.
Artinya ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, dengan demikian
penggunaan metode penemuan berpengaruh secara signifikan
terhadap prestasi belajar, kemampuan memprediksi, minat, dan
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Minat
4.1.1 Data
Data minat siswa dinyatakan dalam perbedaan mean pada 20 soal pernyataan
pretest dan posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dibawah ini
adalah hasil pretest dan posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Data skor selengkapnya terlampir pada halaman 72, 73, 80, dan 81
Tabel 6. Skor Minat Siswa Kelompok Eksperimen dan Kelompok
Kontrol.
Siswa Kelompok eksperimen Kelompok kontrol
Skor pretest Skor posttest Skor pretest Skor posttest
1 62 73 66 73
2 63 68 70 72
3 63 62 62 58
4 57 70 65 65
5 61 68 57 54
6 70 70 51 55
7 65 71 64 63
8 63 72 65 69
9 69 63 68 70
10 75 76 55 56
11 61 63 65 59
12 62 64 66 66
13 62 68 65 68
15 74 74 62 73
16 65 67 55 52
17 69 65 77 80
18 63 64 0 70
19 67 79 69 65
20 65 72 65 64
21 76 80
Rata-rata 65.52 69.29 60.55 64.70
4.1.2. Analisis
Langkah yang digunakan untuk menjawab tentang perbandingan metode
penemuan dan metode ceramah terhadap minat terdiri dari empat tahap yaitu
uji normalitas, uji homogenitas, uji perbedaan pretest ke posttest, dan uji pengaruh perlakuan.
1. Uji normalitas
Uji normalitas skor minat siswa dapat dilihat pada tabel berikut.
Perhitungan selengkapnya terlampir pada halaman 88
Tabel 7. Hasil uji normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov
Kelompok Mean Asymp.
Sig. (2-tailed)
Analisis Keterangan
Pretest kontrol 60,55 0,073 Sig> 0,05 Normal Posttest kontrol 64,70 0,999 Sig> 0,05 Normal Pretest eksperimen 65,52 0,321 Sig> 0,05 Normal Posttest eksperimen 69,29 0,914 Sig> 0,05 Normal
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas mean pretest minat siswa dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 8. Perbandingan skor pretest
0,119 Sig> 0,05 Homogen
Kontrol
60,55
3. Uji perbedaan Pretest ke Posttest
Uji perbedaan Pretest ke Posttest skor mean siswa pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Perhitungan selengkapnya terlampir pada halaman 89.
Tabel 9. Uji perbedaan Pretest ke Posttest
Kelompok Mean Minat Selisih Sig.
(2-4. Uji Pengaruh Perlakuan
Uji Pengaruh Perlakuan minat siswa dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Perhitungan selengkapnya terlampir pada halaman 90.
Tabel 10. Perbandingan skor posttest
Mean Posttest Minat Perbedaan
Sig.(2-tailed)
Analisis Keterangan
Kontrol: 64,70
Eksperimen: 69,29
4.1.3 Pembahasan
Uji normalitas dilakukan dengan perhitungan menggunakan rumus One
Sample Kolmogorov Sminov-Tes pada program PASW 18 for Windows.
Perhitungan menunjukkan bahwa data berdistribusi normal. Hal ini dibuktikan
dengan hasil perhitungan semua mean pretest dan posttest baik dikelompok
eksperimen maupun kontrol mempunyai harga sin. (2-tailed)> 0,05.
Uji homogenitas skor pretest minat dilakukan dengan menggunakan
Lavene’s Test. Hasil pengujian homogenitas skor pretest minat siswa
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol menunjukkan harga sig. (
2-tailed) sebesar 0,119> 0,05 maka daapat disimpulkan bahwa data bersifat
homogen.
Uji perbedaan mean menunjukkan ada kenaikan skor rata-rata antara
pretest dan posttest minat dikelompok eksperimen yaitu sebesar 3,77 dengan
sig. (2-tailed) 0,003 < 0,05. Kenaikan skor rata-rata antara pretest dan posttest
minat dikelompok eksperimen tergolong signifikan. Dikelompok kontrol skor
rata-rata pretest dan posttest minat mengalami kenaikan sebesar 4,15 kenaikannya tergolong tinggi ini disebabkan karena pada pretest berjumlah 19 siswa dan pada saat posttest jumlah siswa menjadi 20. Kenaikan skor rata-rata antara pretest dan posttest minat dikelompok kontrol tidak signifikan yang ditunjukkan dari harga sig. (2-tailed) 0,261 >0,05.
Perbandingan rata-rata posttest minat kelompok eksperimen dan posttest
kelompok kontrol menunjukkan perbedaan sebesar 4,59 dengan sig. (2-tailed) 0,029< 0,05. Hal ini menunjukkan perbedaan yang signifikan. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa metode penemuan berpengaruh secara
signifikan terhadap minat IPA pada materi perubahan gerak akibat pengaruh
udara. Metode penemuan dapat merangsang peserta didik untuk melibatkan
seluruh kemampuan mencari dan menyelidiki sehingga mereka dapat lebih
tertarik kepada sesuatu hal. Penerapan metode ceramah pada kelas kontrol
tidak meningkatkan minat siswa karena pembelajaran terpusat kepada guru.
siswa lebih berpartisipasi dalam pembelajaran hal ini dapat ditunjukkan dari
siswa lebih sering bertanya dan menjawab pertanyaan.
4.2 Keaktifan
4.2.1 Data
Data keaktifan siswa dinyatakan dalam perbedaan mean skor 8 pernyataan
pada pengamatan pembelajaran dikelompok kontrol dan eksperimen. Dibawah
ini adalah data skordi kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Data skor selengkapnya terlampir pada halaman 74 dan 82
Tabel 11. Skor Keaktifan Siswa Kelompok Ekperimen
dan Kelompok Kontrol
Siswa Skor Eksperimen Kontrol
1 5 0
2 10 0
3 4 1
4 10 0
5 11 1
6 8 0
7 7 0
8 6 0
9 9 2
10 6 0
11 13 0
12 6 1
13 12 4
14 7 1
16 8 0
Langkah yang dilakukan untuk menjawab hipotesis tentang pengaruh metode
penemuan dan metode ceramah terhadap keaktifan terdiri dari 2 tahap, yaitu uji
normalitas, dan uji pengaruh perlakuan.
1. Uji normalitas
Uji normalitas skor minat siswa dapat dilihat pada tabel berikut.
Perhitungan selengkapnya terlampir pada halaman 91.
Tabel 12. Hasil uji normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov
No Kelompok Mean Asymp. Sig.
(2-tailed)
Analisis Keterangan
1 Kontrol 0,65 0,062 Sig>0,05 Normal
2 Eksperimen 8,62 0,757 Sig> 0,05 Normal
2. Uji pengaruh perlakuan
Uji Pengaruh Perlakuan keaktifan siswa dapat dilihat pada tabel dibawah
ini.Perhitungan selengkapnya terlampir pada halaman 92.
Tabel 13. Perbandingan skor posttest
Mean keaktifan Perbedaan
Sig.(2-tailed)
Analisis Keterangan
Kontrol: 0,65
Eksperimen: 8,62
7,79 0,000 Sig<0,05 Berbeda
4.2.3 Pembahasan
Uji normalitas data skor keaktifan dilakukan dengan perhitungan
menggunakan rumus One Sample Kolmogorov Sminov-Tes pada program
PASW 18 for Windows. Perhitungan menunjukkan bahwa data berdistribusi
normal. Hal ini dibuktikan dengan hasil perhitungan semua baik dikelompok
eksperimen maupun kontrol mempunyai harga sin. (2-tailed)> 0,05.
Hasil uji pengaruh perlakuan skor rata-rata keaktifan siswa kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol menunjukkan perbedaan sebesar 7,79
dengan sig. (2-tailed) 0,000< 0,05. Hal ini menunjukkan perbedaan yang signifikan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa metode penemuan
berpengaruh secara signifikan terhadap keaktifan siswa pada materi perubahan
gerak akibat pengaruh udara mata pelajaran IPA. Metode penemuan dapat
membangun sikap aktif, kreatif, dan inovatif dalam rangka pencapaian tujuan
pembelajaran. Metode penemuan juga dapat membangun sikap percaya diri
dan terbuka terhadap hasil temuan sehingga anak dirangsang untuk aktif
berbuat dan mencari sesuatu sesuai dengan aspirasinya. Pembelajaran dengan
menggunakan metode ceramah hanya memberikan kesempatan kepada siswa
untuk pasif, dan menerima saja semua informasi yang diberikan oleh guru.
4.3 Kemampuan Memprediksi
4.3.1 Data
Data kemampuan memprediksi siswa dinyatakan dalam perbedaan mean
pada 8 soal pernyataan essay kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dibawah ini adalah hasil pretest dan posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Tabel 14. Skor Kemampuan Memprediksi Siswa Kelompok Eksperimen dan
Kelompok Kontrol.
Siswa Kelompok eksperimen Kelompok kontrol
Skor pretest
Skor posttest Skor pretest Skor posttest
1 2 4 1 2
2 3 4 3 3
3 4 5 3 5
4 2 6 2 2
5 2 5 3 3
6 4 6 3 2
7 4 8 5 4
8 5 7 4 1
9 8 9 3 4
10 6 8 3 3
11 3 6 3 2
12 4 6 4 4
13 5 6 1 2
14 5 5 4 5
15 3 5 8 4
16 4 6 5 2
17 4 5 4 3
18 4 6 0 2
19 5 6 3 1
20 2 4 3 2
21 4 7
4.3.2. Analisis
Langkah yang digunakan untuk menjawab tentang perbandingan metode
penemuan dan metode ceramah terhadap kemampuan memprediksi terdiri dari
empat tahap yaitu uji normalitas, uji homogenitas, uji perbedaan pretest ke
posttest, dan uji pengaruh perlakuan.
1. Uji normalitas
Uji normalitas skor kemampuan memprediksi siswa dapat dilihat pada tabel
berikut.
Perhitungan selengkapnya terlampir pada halaman 93.
Tabel 15. Hasil uji normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov
Kelompok Mean Asymp.
Sig.
(2-tailed)
Analisis Keterangan
Pretest kontrol 3,25 0,196 Sig> 0,05 Normal
Posttest kontrol 2,8 0,17 Sig> 0,05 Normal
Pretest eksperimen 3,95 0,362 Sig> 0,05 Normal
Posttest eksperimen 5,9 0,202 Sig> 0,05 Normal
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas mean pretest kemampuan memprediksi siswa dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Perhitungan selengkapnya terlampir pada halaman 93
Tabel 16. Perbandingan skor pretest
(2-3. Uji perbedaan Pretest ke Posttest
Uji perbedaan Pretest ke Posttest skor mean siswa pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Perhitungan selengkapnya terlampir pada halaman 94.
Tabel 17. Uji perbedaan Pretest ke Posttest
Kelompok Mean
4. Uji Pengaruh Perlakuan
Uji Pengaruh Perlakuan kemampuan memprediksi siswa dapat dilihat pada
tabel dibawah ini.
Perhitungan selengkapnya terlampir pada halaman 96.
Tabel 18. Perbandingan skor posttest
Mean Posttest
3,1 0,000 Sig<0,05 Berbeda
4.3.3.Pembahasan
Uji normalitas dilakukan dengan perhitungan menggunakan rumus One
Sample Kolmogorov Sminov-Tes pada program PASW 18 for Windows.
Perhitungan menunjukkan bahwa data berdistribusi normal. Hal ini dibuktikan
dengan hasil perhitungan semua mean pretest dan posttest baik dikelompok
Uji homogenitas skor pretest dilakukan dengan menggunakan rumus
Lavene’s test. Hasil pengujian homogenitas skor pretest kemampuan
memprediksi siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol
menunjukkan harga sig. (2-tailed) sebesar 0,759> 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data bersifat homogen.
Uji perbedaan mean menunjukkan ada kenaikan skor rata-rata antara
pretest dan posttest kemampuan memprediksi dikelompok eksperimen yaitu
sebesar 1,95 dengan sig. (2-tailed) 0,000 < 0,05. Kenaikan skor rata-rata antara pretest dan posttest minat dikelompok eksperimen tergolong signifikan. Dikelompok kontrol skor rata-rata pretest dan posttest minat mengalami penerunan sebesar 0,45 dengan harga sig. (2-tailed) 0,234 >0,05, maka dikelompok kontrol tidak mengalami kenaikan yang signifikan.
Perbandingan rata-rata posttest kemampuan memprediksi kelompok eksperimen dan posttest kelompok kontrol menunjukkan perbedaan sebesar 3,1 dengan sig. (2-tailed) 0,000< 0,05. Hal ini menunjukkan perbedaan yang signifikan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa metode penemuan
berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan memprediksi siswa pada
mata pelajaran IPA, materi perubahan gerak akibat pengaruh udara. Metode
penemuan dapat merangsang peserta didik untuk melibatkan seluruh
kemampuan mencari dan menyelidiki sehingga mereka dapat lebih tertarik
kepada sesuatu hal. Penerapan metode ceramah pada kelas kontrol tidak
meningkatkan minat siswa karena pembelajaran terpusat kepada guru.
4.4. Prestasi
4.4.1 Data
Data prestasi siswa dinyatakan dalam perbedaan mean pada 10 soal pilihan
ganda kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Dibawah ini adalah hasil
pretest dan posttest kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Data skor
selengkapnya terlampir pada halaman 77, 78, 85, dan 86.
Kelompok Kontrol.
Siswa Kelompok eksperimen Kelompok kontrol
Skor pretest
Skor posttest Skor pretest Skor posttest
1 2 8 1 0
2 6 6 2 0
3 2 5 2 5
4 6 9 2 5
5 2 8 1 2
6 4 8 5 4
7 7 3 3 2
8 4 7 3 3
9 5 8 8 5
10 3 5 6 4
11 5 7 2 5
12 6 7 1 4
13 3 9 6 5
14 3 6 3 6
15 3 8 5 5
16 4 8 2 3
17 5 8 3 4
18 4 7 0 4
19 3 7 6 8
20 1 6 5 4
21 5 9
4.4.2. Analisis
Langkah yang digunakan untuk menjawab tentang perbandingan metode
penemuan dan metode ceramah terhadap prestasi terdiri dari empat tahap yaitu
uji normalitas, uji homogenitas, uji perbedaan pretest ke posttest, dan uji pengaruh perlakuan.
1. Uji normalitas
Uji normalitas skor prestasi siswa dapat dilihat pada tabel berikut.
Perhitungan selengkapnya terlampir pada halaman 97.
Tabel 20. Hasil uji normalitas dengan Kolmogorov-Smirnov
Kelompok Mean Asymp. Sig.
(2-tailed)
Analisis Keterangan
Pretest kontrol 3,30 0,368 Sig> 0,05 Normal Posttest kontrol 3,90 0,282 Sig> 0,05 Normal Pretest eksperimen 3,95 0,708 Sig> 0,05 Normal Posttest eksperimen 7,10 0,363 Sig> 0,05 Normal
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas mean pretest prestasi siswa dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Perhitungan selengkapnya terlampir pada halaman 97.
Tabel 21. Perbandingan skor pretest
Pretest Mean Sig.
(2-tailed)
Analisis Hasil
Prestasi Eksperimen
3,95
0,124 Sig> 0,05 Homogen
Kontrol
3,3
3. Uji perbedaan Pretest ke Posttest
Uji perbedaan Pretest ke Posttest skor mean siswa pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 22. Uji perbedaan Pretest ke Posttest
Kelompok Mean Prestasi Selisih Sig.
(2-4. Uji Pengaruh Perlakuan
Uji Pengaruh Perlakuan prestasi siswa dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Perhitungan selengkapnya terlampir pada halaman 100.
Tabel 23. Perbandingan skor posttest
Mean Posttest
3,2 0,000 Sig<0,05 Berbeda
4.4.3. Pembahasan
Uji normalitas dilakukan dengan perhitungan menggunakan rumus One
Sample Kolmogorov Sminov-Tes pada program PASW 18 for Windows.
Perhitungan menunjukkan bahwa data berdistribusi normal. Hal ini dibuktikan
dengan hasil perhitungan semua mean pretest dan posttest baik dikelompok
eksperimen maupun kontrol mempunyai harga sin. (2-tailed)> 0,05.
Uji homogenitas skor pretest prestasi dilakukan dengan menggunakan rumus Lavene’s test. Hasil pengujian homogenitas skor pretest prestasi siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol menunjukkan harga sig. (
2-tailed) sebesar 0,214> 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data bersifat