• Tidak ada hasil yang ditemukan

Studi deskriptif konsep diri fisik : studi pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Studi deskriptif konsep diri fisik : studi pada mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma - USD Repository"

Copied!
105
0
0

Teks penuh

(1)

STUDI

Stu

Dia

PROGRAM S

UN

i

DI DESKRIPTIF KONSEP DIRI FISI

Studi Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma

SKRIPSI

Diajukan Untuk Menenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

Oleh : Fransisca Oliviani NIM : 069114038

STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

NIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2010

ISIK

(2)

Dia

PROGRAM S

UN

i

Universitas Sanata Dharma

SKRIPSI

Diajukan Untuk Menenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

Oleh : Fransisca Oliviani NIM : 069114038

STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

NIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2010

(3)

ii

(4)
(5)

iv Apa yang kau takutkan pada semua ini

Percayalah lelah ini hanya sebentar saja

Jangan menyerah walaupun tak mudah meraihnya

Tetap tersenyumlah biar semakin mudah

Karena kesedihanmu ternyata hanya sementara

(Ipang–Teruslah Bermimpi)

Temukan apa arti dibalik cerita

Hati ini terasa berbunga-bunga

Membuat seakan aku melayang

Membuat suasana menjadi nyata

Begitu indahnya

DIA.. Seperti apa yang slalu kunantikan, aku inginkan

DIA.. Melihatku apa adanya.. Seakan ku sempurna

DIA.. Tunjukkan dengan tulus cinta-NYA

(Maliq & D’Essentials–DIA)

(6)

v

Tuhan atas kekuatan doa-Nya,

Keluarga,

Teman-temanku

Dan semua pihak atas segala kebaikannya

(7)

vi

Pernyataan Keaslian Karya

Saya menyatakan yang sesungguhnya bahwa karya yang saya muat ini tidak memuat karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 20 Juni 2010

(8)

vii

Fransisca Oliviani

ABSTRAK

Penelitian deskriptif kuantitatif ini bertujuan menggambarkan konsep diri fisik mahasiswa dan posisi aspek-aspek konsep diri fisik dalam keseluruhan konsep diri fisik mahasiswa. Subjek penelitian ialah 66 perempuan dan 38 laki-laki mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta dengan kategori usia dewasa awal (20-40 tahun). Alat ukur penelitian adalah

short version of Physical Self-Description Questionnare(PSDQ-S) yang diadaptasi. Hasil analisis data menyimpulkan bahwa secara umum mahasiswa memiliki konsep diri fisik positif. Penilaian diri, perasaan fisik, serta penampilan merupakan aspek yang paling dominan, sedangkan kemampuan berolahraga, ketahanan, dan aktivitas fisik adalah aspek yang paling kurang dominan. Gambaran konsep diri fisik mahasiswa adalah konsep diri fisik yang statis. Hasil penelitian juga memperlihatkan bahwa mahasiswa laki-laki lebih berbahagia daripada perempuan dalam hal fisik.

(9)

viii

DESCRIPTIVE STUDY OF PHYSICAL SELF-CONCEPT

Study among Students of Psychology Faculty in Sanata Dharma University

Fransisca Oliviani

ABSTRACT

This quantitative descriptive study aimed to describe the physical self-concept of students and the position of those aspects of physical concepts in the overall student's physical self-concept. The subjects were 66 female and 38 male students of the Faculty of Psychology at Sanata Dharma University in Yogyakarta. They were in early adult age category (20-40 year old). Research instrument was adapted short version of Physical Self-Description Questionnare (PSDQ-S). The data analysis concludes that in general the students have a positive physical self-concept. Self-assessment, physical feelings, and appearance are the most dominant aspects, while exercise capacity, endurance, and physical activity are the least dominant aspects. The student's physical self concept is static. The results also show that male students are happier than female.

(10)

ix

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma Nama : Fransisca Oliviani

No Mahasiswa: 069114038

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan Kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

STUDI DESKRIPTIF KONSEP DIRI FISIK Studi Pada Mahasiswa Fakultas Psikologi

Universitas Sanata Dharma

beserta perangkat yang diperlukan. Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 20 Juni 2010

Yang menyatakan,

(11)

x

KATA PENGANTAR

Pujian dan rasa syukur penulis panjatkan pada Tuhan Yesus Kristus atas

penyertaan yang diberikan selama pengerjaan skripsi. Penulis menyadari banyak

orang telah menjadi insripasi sehingga pengalaman pengerjaan skripsi menjadi

pengalaman yang luar biasa. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima

kasih pada beberapa orang tersebut, yakni :

1. Romo Dr. A. Priyono Marwan, SJ. selaku Dosen Pembimbing Skripsi atas

pengertian, waktu, energi, pembelajaran, dan tentunya doa selama pengerjaan

skripsi.

2. Ibu Dr. Ch. Siwi Handayani. S. Psi., M. Si. selaku Dekan Fakultas Psikologi

Universitas Sanata Dharma.

3. Bapak Minta Istono S. Psi., M. Si. selaku Wakaprodi yang banyak

memberikan semangat bagi angkatan 2006 dalam pengerjaan skripsi.

4. Bapak Prof. Dr. Augustinus Supratiknya selaku Dosen Pembimbing

Akademik semester I-V dan Bapak Drs. H. Wahyudi, M. Si. selaku Dosen

Pembimbing Akademik semester VI-VIII atas pendampingannya selama ini.

5. Ibu Dra. Lusia Pratidarmanastiti, M. S. atas kepercayaan dan bimbingan

ketika penulis menjadi Asisten Mata Kuliah Tes Kognitif.

6. Seluruh Dosen Fakultas Psikologi atas pendidikan dan bimbingan selama

penulis menjalankan masa studi.

7. Karyawan Fakultas Psikologi (Mas Muji, Mas Doni, Mbak Nanik, Mas

(12)

xi

8. Teman-teman BEMF 2007/2008 yang menyadarkan penulis bahwa

pengalaman berorganisasi adalah pengalaman yang menyenangkan.

9. Semua teman di berbagai kepanitian Fakultas Psikologi dan teman-teman

Asisten Tes Kognitif 2008/2009 Kelas Bu Lusi atas kekompakannya.

10. Atit dan keluarga atas segala semangat yang membuat pengerjaan ini lebih

mudah.

11. Nita, Ninit, Wayan, Sekar, Coro, Adit, Caca, dan teman-teman lainnya.

Keberadaan kalian membuat masa-masa kuliah menjadi indah.

12. Teman-teman bimbingan Romo Dr. A. Priyono Marwan, SJ. : Hermin,

Penny, Wayan, Maria, Endy, dan Jenny yang sudah memberikan dukungan

selama ini.

13. Khususnya pada kedua orangtua, Mbak Wanda, dan Mas Henry. Terima kasih

atas kebebasan, kesabaran, dan dukungan baik secara langsung maupun di

dalam doa.

Penulis menyadari keterbatasan dalam penelitian. Oleh karenanya, penulis

terbuka akan kritik, saran, dan informasi tambahan guna membuat penelitian ini

lebih baik.

Yogyakarta, Juni 2010

(13)

xii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ………... i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN ……… ii

HALAMAN PENGESAHAN ………... iii

HALAMAN MOTTO ……… iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ……… v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ……… vi

ABSTRAK ………. vii

ABSTRACT ………... viii

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH ……….. ix

KATA PENGANTAR ………... x

DAFTAR ISI ……….. xii

DAFTAR TABEL ……….. xvi

DAFTAR GAMBAR ………. xviii

DAFTAR LAMPIRAN ……….. xix

BAB I. PENDAHULUAN ………. 1

A. Latar Belakang Masalah ……… 1

B. Rumusan Masalah ………. 5

C. Tujuan Penelitian ………... 5

D. Manfaat Penelitian ………. 5

1. Manfaat Praktis ………. 5

(14)

xiii

1. Pengertian Konsep Diri ………. 7

2. Aspek-Aspek Konsep Diri ……… 8

3. Perkembangan Penelitian Konsep Diri ………. 11

B. Konsep Diri Fisik ……….. 12

1. Pengertian Konsep Diri Fisik ……… 12

2. Aspek-Aspek Konsep Diri Fisik ………... 13

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsep Diri Fisik ……… 15

4. Konsep Diri Fisik Positif dan Konsep Diri Fisik Negatif …… 16

5. Penelitian Konsep Diri Fisik ………. 17

C. Mahasiswa ………. 18

1. Pengertian Mahasiswa ……….. 18

2. Ciri-ciri Mahasiswa sebagai Individu Dewasa Awal ………… D. Konsep Diri Fisik Mahasiswa Sebagai Manusia Usia Dewasa Awal ……….. 18 19 BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ………. 22

A. Jenis Penelitian ………. 22

B. Identifikasi Variabel Penelitian ……… 22

C. Definisi Operasional ………. 23

D. Subjek Penelitian ……….. 23

E. Metode Pengumpulan Data ……….. 24

(15)

xiv

G. Validitas dan Reliabilitas Alat Pengumpulan Data ………….. 26

1. Validitas ………... 26

2. Reliabilitas ………... 28

H. Analisis Data ……… 30

BAB IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………. 33

A. Penelitian ………. 33

1. Persiapan Penelitian ………... 33

2. Pelaksanaan Penelitian ………... 33

B. Hasil Penelitian ………... 34

1. Uji Normalitas ……… 34

2. Deskripsi Data Penelitian ………... 35

a) Deskripsi Data Konsep Diri Fisik Mahasiswa Secara Umum ……… 35

b) Deskripsi Data Rerata Empiris dan Rerata Teoritis Masing-Masing Aspek Konsep Diri Fisik Mahasiswa ….. 37

c) Deskripsi Data Posisi Aspek-aspek Konsep Diri Fisik Dalam Keseluruhan Konsep Diri Fisik Mahasiswa ……... 38

3. Analisis Tambahan ………. 39

a) Deskripsi Data Konsep Diri Fisik Berdasarkan Jenis Kelamin Secara Umum ……….. 39

b) Deskripsi Data Posisi Aspek-aspek Konsep Diri Fisik Berdasarkan Jenis Kelamin ………... 40

(16)

xv

B. Keterbatasan Penelitian ……….. 47

C. Saran ……… 47

DAFTAR PUSTAKA ……… 48

(17)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Pembagian Item SkalaPSDQ-S………... 25 Tabel 2 Pembagian Item SkalaPSDQ-SSetelah Proses Validasi …………. 28

Tabel 3 Koefisien Reliabilitas SkalaPSDQ-S…... 30 Tabel 4 Norma Kategori Jenjang Sebelum Penghitungan Rerata

Teoritis……….. 30

Tabel 5 Norma Kategori Jenjang Setelah Penghitungan Rerata Teoritis ... 32

Tabel 6 One-Sample Kolmogorov-Smirnov TestSkala PSDQ-S ………….. 35

Tabel 7 Data Statistik Deskriptif Konsep Diri Fisik Mahasiswa Secara

Umum ………... 35

Tabel 8 Uji t Rerata Empiris dan Rerata Teoritis dari Skala PSDQ-S …….. 36

Tabel 9 Deskripsi Data Rerata Empiris dan Rerata Teoritis Masing-masing

Aspek Konsep Diri Fisik Mahasiswa ……….. 37

Tabel 10 Deskripsi Data Posisi Aspek-aspek Konsep Diri Fisik Dalam

Keseluruhan Konsep Diri Fisik Mahasiswa ……… 38

Tabel 11 Uji t Konsep Diri Fisik Mahasiswa Berdasarkan Jenis Kelamin

Secara Umum ………... 39

Tabel 12 Deskripsi Data Posisi Aspek-aspek Konsep Diri Fisik Mahasiswa

Laki-Laki ………. 40

Tabel 13 Deskripsi Data Posisi Aspek-aspek Konsep Diri Fisik Mahasiswa

(18)
(19)

xviii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Pembagian Dimensi Konsep Diri (Shavelson, Hubner dan

(20)

xix

Lampiran 1 Skala AsliPSDQ-S………. 54

Lampiran 2 SkalaPSDQ-S………. 56

Lampiran 3 Data Penelitian Sebelum Proses Validasi ………... 59

Lampiran 4 Uji Validitas SkalaPSDQ-S………... 67

Lampiran 5 Data Penelitian Sesudah Proses Validasi ………... 69

Lampiran 6 Uji Reliabilitas SkalaPSDQ-S………... 77

Lampiran 7 Uji Normalitas Data SkalaPSDQ-S……… 77

Lampiran 8 Data Statistik Deskriptif Konsep Diri Fisik Mahasiswa Secara Umum ……….. 78

Lampiran 9 Uji t Rerata Empiris dan Rerata Teoritis Konsep Diri Fisik Mahasiswa Secara Umum ………... 78

Lampiran 10 Uji t Rerata Empiris dan Rerata Teoritis Masing-masing Aspek Konsep Diri Fisik Mahasiswa ……….. 79

Lampiran 11 Uji t Konsep Diri Fisik Mahasiswa Berdasarkan Jenis Kelamin Secara Umum ………... 82

Lampiran 12 Penghitungan Rerata Aspek-aspek Konsep Diri Fisik Mahasiswa Berdasarkan Jenis Kelamin ……….. 82

(21)

1 BAB I

PENDAHULUAN

Bab pendahuluan menyajikan empat bagian, yaitu latar belakang, rumusan

masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian.

A. Latar Belakang

Tubuh manusia adalah dimensi manusia yang tampak di publik.

Tubuh juga dinyatakan sebagai media eksistensi seseorang (Zang dan Li,

2009). Tubuh mampu mengkomunikasikan dan mengekspresikan bagiamana

diri seseorang.

Belakangan ini, tubuh manusia banyak diperhatikan manusia. Manusia

berusaha untuk menampilkan tubuhnya sebaik mungkin. Fenomena tersebut

tampak pada laki-laki maupun perempuan. Mereka melakukan berbagai

kegiatan sebagai bentuk perhatian terhadap keseluruhan tubuhnya.

Pada laki-laki, bentuk perhatian pada tubuh tampak dari

perawatan-perawatan yang mulai mereka lakukan. Kusni (2003) menemukan bahwa

akhir-akhir ini para laki-laki melakukan perawatan pada keseluruhan

tubuhnya. Mereka mulai memperhatikan kesehatan dan merawat kulitnya

secara teratur. Mereka pergi ke salon untuk menggunting rambut, mengikuti

tren rambut terbaru, atau pun melakukancreambath.

Tiggeman, Martins, dan Churchett (2008) menambahkan bahwa

laki-laki menunjukkan peningkatan dalam menginvestasikan waktu dan uang

(22)

dari meningkatnya prosentase jumlah laki-laki yang melakukan operasi

pembedahan tubuh. American Society of Plastic Surgeon(2006) menemukan

bahwa terdapat lebih dari satu juta laki-laki yang menjalani operasi

pembedahan perut dan pinggang pada tahun 2005. Kondisi itu mengalami

peningkatan sebanyak 44% dibanding tahun 2000.

Di kalangan perempuan, kegitan-kegitan perawatan tubuh juga

semakin banyak dilakukan. Astuti (2009) menyatakan bahwa kegandrungan

akan aerobik, kebugaran, operasi plastik, perawatan wajah, danfitness mulai menjadi suatu kebiasaan bagi perempuan. Pada penelitian sebelumnya,

Weinshenker (2002) juga menemukan bahwa perempuan berusaha untuk

mengurangi asupan makanan yang kemudian disebut dengan “diet” untuk

memiliki tubuh yang tinggi dan tidak berlemak. Dalam suatu survey yang

dilakukan oleh Majalah Pesona (2009) mengenai How You Spend Your Time and Money, ditemukan pula bahwa sebanyak 68,97% responden perempuan

memilih menghabiskan uangnya untuk membeli susu pelangsing tubuh

(WRP) daripada jenis-jenis susu lainnya.

Fenomena-fenomena di atas memperlihatkan bahwa manusia

melakukan beranekaragam cara untuk memperhatikan tubuh secara

menyeluruh. Dari serangkaian kegiatan tersebut, peneliti kemudian ingin

mengetahui bagaimana sebenarnya pandangan manusia akan fisiknya

sehingga mereka memberikan perhatian yang besar kepada tubuhnya.

Pandangan manusia mengenai fisik sendiri disebut sebagai konsep diri

(23)

3

Tremayne (1994) membagi konsep diri fisik dalam sebelas aspek, yakni

kekuatan, kesehatan, koordinasi, kemampuan berolahraga, perasaan fisik,

penampilan, lemak tubuh, aktivitas fisik, fleksibilitas, ketahanan, dan

penilaian diri.

Penelitian mengenai konsep diri fisik ini penting untuk dikaji lebih

lanjut. Hal ini dikarenakan pengetahuan mengenai konsep diri fisik dapat

membantu manusia dalam memahami mengenai bagaimana pandangan

mereka akan tubuhnya. Terkait dengan aspek-aspek konsep diri fisik,

penelitian ini mampu memberikan gambaran mengenai apa yang lebih

mereka perhatikan mengenai tubuh tubuh. Terlebih lagi, sejauh peneliti

ketahui, penelitian konsep diri fisik di Indonesia belum pernah dilakukan.

Penelitian yang bertemakan konsep diri pun ditemukan lebih berfokus pada

konsep diri akademis sehingga penelitian mengenai konsep diri fisik sering

diabaikan (Richards dan Marsh, 2010).

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti menggunakan subjek usia

dewasa awal. Pengambilan subjek dewasa awal didasarkan pada temuan

bahwa usia dewasa adalah periode usia yang penting untuk mempelajari

konsep diri fisik (O’Dea dan Abraham, 1999). Pada usia ini, seseorang akan

semakin peduli akan bentuk dan penampilannya. Hurlock (1997)

menambahkan bahwa dimilikinya penampilan fisik yang menarik menjadi hal

yang penting pada individu dewasa awal. Tampilan fisik yang menarik

(24)

yang ditemui. Penampilan fisik yang menarik membuat individu dewasa awal

dapat diterima dan dihargai oleh lingkungan sosial.

Pemilihan subjek dewasa awal juga didasarkan pada karateristik fisik

yang mereka miliki. Pada usia dewasa awal, fungsi sensoris dan motoris

individu berada dalam puncak perkembangan (Papalia, Old dan Feldman

2008). Semua fungsi tubuh dinyatakan telah berkembang dengan sempurna

sehingga perkembangan fisik dewasa awal dirasa lebih stabil. Di samping itu,

terdapat temuan yang menyatakan bahwa penelitian konsep diri fisik pada

kategori usia dewasa awal masih jarang dilakukan (Brake, 2007). Pada

penelitian-penelitian sebelumnya, kebanyakan peneliti memiliki

kecenderungan untuk melakukan penelitian mengenai kestabilan maupun

perubahan konsep diri fisik di masa remaja (Dusek dan Flatterly, 1981;

Wylie, 1979).

Subjek dewasa awal yang dipilih adalah mahasiswa Fakultas

Psikologi, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Subjek berasal dari

kampus dan fakultas yang sama dengan anggapan bahwa subjek memiliki

lingkungan yang sama. Dengan lingkungan yang sama, diharapkan hasil

penelitian menjadi benar-benar akurat mengingat lingkungan merupakan

salah satu faktor yang mampu mempengaruhi perkembangan konsep diri

seseorang (Frandsen, 1961).

Berdasarkan uraian di atas, maka disimpulkan bahwa peneliti

memiliki ketertarikan untuk melakukan penelitian mengenai konsep diri fisik

(25)

5

posisi aspek-aspek konsep diri fisik dalam keseluruhan konsep diri fisik

mahasiswa. Pengetahuan mengenai posisi aspek konsep diri fisik dirasa

membantu dalam mengetahui mengenai aspek apa yang diperhatikan oleh

mahasiswa dewasa awal. Dengan adanya pengetahuan tersebut, dinamika

konsep diri fisik pada mahasiswa usia dewasa awal akan lebih mudah

dipahami.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah :

1. Bagaimana konsep diri fisik mahasiswa?

2. Bagaimana posisi aspek-aspek konsep diri fisik dalam keseluruhan konsep

diri fisik mahasiswa?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui konsep diri fisik mahasiswa

dan posisi aspek-aspek konsep diri fisik dalam keseluruhan konsep diri fisik.

mahasiswa.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Praktis

Penelitian ini menyediakan bahan informasi dan pengetahuan

(26)

keseluruhan konsep diri fisik mahasiswa. Informasi dan pengetahuan

tersebut bermanfaat untuk melengkapi khasanah penelitian mengenai

konsep diri fisik yang cenderung diabaikan (Richards dan Marsh, 2010).

2. Manfaat Teoritis

a) Penyajian data-data dalam penelitian ini diharapkan menambah

pengetahuan di bidang psikologi perkembangan, khususnya mengenai

konsep diri fisik.

b) Penelitian ini diharapkan menjadi bahan informasi untuk penelitian

(27)

7 BAB II

LANDASAN TEORI

Bab ini menguraikan landasan teori dalam tiga hal, yakni konsep diri,

konsep diri fisik, dan mahasiswa.

A. Konsep Diri

Pada bagian ini kosep diri dijelaskan dalam tiga sub-bagian, yakni

pengertian konsep diri, aspek-aspek konsep diri, dan perkembangan

penelitian konsep diri.

1. Pengertian Konsep Diri

Shavelson, Hubner dan Stanton (1976a) mengutarakan bahwa

konsep diri merupakan persepsi individu tentang dirinya sendiri.

Lawrence (1996) menggambarkan konsep diri sebagai kesadaran individu

tentang identitasnya.

Fox (2000a) mendefinisikan konsep diri sebagai penggambaran

seseorang ketika melihat dirinya sendiri. Brake (2007) berpendapat bahwa

konsep diri merupakan persepsi serta sikap seseorang mengenai

keseluruhan dirinya. Fernandez (2008) menambahkan bahwa konsep diri

adalah keseluruhan persepsi yang dimiliki individu mengenai dirinya

sendiri.

Papalia, Old dan Feldman (2008) menyatakan bahwa konsep diri

(28)

maupun sifat yang dimilikinya. Medisauskaite (2009) menggambarkan

konsep diri sebagai persepsi individu mengenai dirinya sendiri. Richards

dan Marsh (2010) mendefinisikan konsep diri sebagai persepsi subjektif

individu mengenai bagaimana serta seperti apa dirinya.

Berdasarkan pengertian konsep diri yang sudah dikemukakan oleh

beberapa ahli, dapat disimpulkan bahwa konsep diri merupakan

kesadaran, gambaran, dan persepsi subjektif individu mengenai dirinya

sendiri.

2. Aspek-Aspek Konsep Diri

Pada penelitian terdahulu, konsep diri dilihat sebagai gagasan

yang tidak dimensional yang menggambarkan keseluruhan pandangan

seseorang mengenai dirinya sendiri (Coopersmith, 1967; Marsh dan

Winnie, 1978). Shavelson, Hubner dan Stanton (1976a) kemudian

merubah gagasan tersebut serta menyatakan bahwa konsep diri bersifat

(29)

9

Gambar 1

Pembagian Dimensi Konsep Diri (Shavelson, Hubner dan Stanton 1976a)

Gambar di atas merupakan gambar pembagian dimensi konsep

diri dari Shavelson, Hubner dan Stanton (1976a). Konsep diri dinyatakan

bersifat multidimensional hirarkis karena di dalam konsep diri terkandung

dimensi-dimensi konsep diri, seperti konsep diri akademis, konsep diri

sosial, dan konsep diri fisik. Meskipun terbagi dalam berbagai dimensi,

konsep diri dinyatakan sebagai pusat dimensi. Gabungan bebagai dimensi

konsep diri itulah yang akan membentuk konsep diri seseorang. Adapun

penjelasan mengenai dimensi-dimensi konsep diri adalah :

(30)

a. Konsep diri akademis

Konsep diri akademis merupakan gambaran individu

mengenai daya ingat dan kemampuan olah data. Lebih lanjut, konsep

diri akademis terbagi dalam bagian-bagian lain yang lebih spesifik.

Misalnya konsep mengenai kemampuan dalam berbagai macam

pelajaran, seperti Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, dan Sejarah.

b. Konsep diri sosial

Konsep diri sosial dinyatakan sebagai pandangan individu

mengenai kemampuannya dalam berhubungan dengan dunia luar diri

serta perasaan mampu dan berharga dalam lingkup interaksi sosial

dengan orang lain secara umum. Dunia luar diri individu sendiri

mencakup dua hal, yakni keluarga dan teman.

c. Konsep diri fisik

Konsep diri fisik adalah persepsi seseorang mengenai hal

fisik.

Pengakuan mengenai adanya dimensi dalam konsep diri juga

dilakukan oleh Byrne (1984, 1990, 1996). Konsep diri dikatakan

memiliki beberapa aspek, yaitu konsep diri akademis, sosial, maupun

fisik. Campbell (1984) mengungkapkan konsep diri multidimensional

yang terdiri atas konsep diri akademis, konsep diri sosial, konsep diri

emosional, serta konsep diri fisik.

Berdasakan paparan sebelumnya, maka disimpulkan bahwa

(31)

11

terdapat aspek-aspek konsep diri yang lebih spesifik, seperti konsep diri

akademis, sosial, emosional, dan fisik.

3. Perkembangan Penelitian Konsep Diri

Marsh (1993, 1994) mengutarakan bahwa penelitian konsep diri

mulai memperlihatkan perubahan. Konsep diri mulai dilihat sebagai

gagasan yang multidimensional, yang memberikan penekanan bahwa

tiap-tiap individu berbeda pada segi-segi spesifik dalam hidup mereka,

seperti segi fisik, sosial, maupun pekerjaan (Harter, 1985; Marsh dan

Shavelson, 1985). Peart, Marsh dan Richards (2010) mengakui pula

dimensi yang beranekaragam dalam konsep diri, yakni fisik, sosial, dan

akademis.

Pengakuan konsep diri yang multidimensional khususnya

mengenai konsep diri fisik, membuat penelitian konsep diri fisik menjadi

semakin efektif. Pengakuan tersebut mendatangkan kesempatan untuk

meneliti konsep diri fisik sebagai sesuatu yang nyata dan benar-benar ada

(Fox, 1997). Meskipun demikian, kebanyakan peneliti memiliki

kecenderungan untuk berfokus pada konsep diri akademis dan kurang

memberikan perhatian pada aspek konsep diri lainnya, yakni konsep diri

fisik (Richards dan Marsh, 2010). Sejarah penelitian konsep diri selama

ini bahkan mengabaikan mengenai konsep diri fisik.

Pengabaian mengenai penelitian konsep diri fisik sebenarnya

(32)

aspek-aspek konsep diri (Richards dan Marsh, 2010). Richards dan Marsh

(2010) menemukan bahwa dari sedikit peneliti yang meneliti mengenai

aspek konsep diri, kebanyakan peneliti merupakan peneliti pendidikan

sehingga mereka melakukan penelitian mengenai aspek konsep diri yang

sesuai dengan bidangnya.

B. Konsep Diri Fisik

Pada bagian ini kosep diri fisik dijelaskan dalam lima sub-bagian,

yakni pengertian konsep diri fisik, aspek-aspek konsep diri fisik, faktor-faktor

yang mempengaruhi konsep diri fisik, konsep diri fisik positif dan konsep diri

fisik negatif, serta penelitian konsep diri fisik.

1. Pengertian Konsep Diri Fisik

Shavelson, Hubner dan Stanton (1976b) mendefinisikan konsep

diri fisik sebagai persepsi seseorang mengenai dirinya sendiri terkait

dengan aspek fisik. Schmalz dan Davison (2006) menggambarkan

konsep diri fisik sebagai keseluruhan pandangan yang berfokus pada segi

fisik.

Fox (2000b) berpendapat bahwa konsep diri fisik merupakan

kualitas penerimaan maupun kemampuan fisik seseorang. Fialova (2001,

2007) mengatakan bahwa konsep diri fisik memberi penekanan pada

sikap individu mengenai tubuh, pergerakan tubuh, serta evaluasi

mengenai tubuh. Konsep diri fisik adalah pikiran serta perasaan

(33)

13

2007). Zang dan Li (2009) berpendapat bahwa konsep diri fisik adalah

pandangan seseorang mengenai keseluruhan fisik, baik dalam

penampilan, kemampuan motorik, maupun kesehatan.

Berdasarkan pengertian konsep diri fisik dari yang sudah

dituliskan di atas, maka disimpulkan bahwa konsep diri fisik merupakan

pandangan, sikap, evaluasi, serta perasaan subjektif seseorang mengenai

keseluruhan fisik.

2. Aspek-Aspek Konsep Diri Fisik

Richards (1988) mengatakan bahwa konsep diri fisik memiliki

tujuh aspek, yaitu :

a) Strength: persepsi mengenai kekuatan fisik serta otot

b) Health: persepsi mengenai keseluruhan fisik, sehat ataupun sakit c) Coordination: persepsi mengenai koordinasi serta kemampuan fisik

d) Appearance: persepsi mengenai keindahan atau kemenarikan tubuh e) Build: persepsi mengenai bentuk serta proporsi tubuh

f) Action: keaktifan dalam olahraga serta aktivitas fisik

g) Satisfaction: keseluruhan perasaan mengenai diri fisik

Fox dan Corbin (1989) menyatakan bahwa konsep diri fisik

memiliki lima aspek, yakni :

a) Kemampuan melakukan olahraga (sport competence) : persepsi mengenai kemampuan olahraga, kemampuan untuk belajar mengenai

(34)

b) Keindahan atau kemenarikan tubuh (body appearance) : perasaan bahwa fisik yang dimiliki indah atau menarik, kemampuan untuk

menjaga keindahan tubuh, dan kepercayaan diri dalam penampilan

c) Kondisi fisik (condition) : persepsi mengenai kondisi fisik, stamina,

fitnes, kemampuan untuk melakukan latihan, serta kepercayaan diri

dalam melakukan fitnes serta latihan

d) Kekuatan fisik (strength) : perasaan bahwa mengenai kekuatan,

pengembangan otot, maupun kepercayaan diri dalam situasi yang

membutuhkan kekuatan

e) Harga diri fisik (physcial self worth) : keseluruhan perasaan (bahagia, puas, penghargaan, penghormatan, serta kepercayaan diri

mengenai fisik)

Marsh, Richards, Johnson, Roche dan Tremayne (1994)

menyatakan bahwa konsep diri fisik memiliki sebelas aspek, yaitu :

a) Kekuatan : persepsi mengenai kekuatan fisik dan otot

b) Kesehatan : persepsi mengenai kesehatan

c) Koordinasi : persepsi mengenai tingkat koordinasi tubuh

d) Kemampuan berolahraga : persepsi diri dan orang lain mengenai

keahlian dalam melakukan olahraga

e) Perasaan fisik : keseluruhan perasaan, kepuasan, dan penghargaan

(35)

15

f) Penampilan : persepsi diri dan orang lain tentang keindahan atau

kemenarikan tubuh

g) Lemak tubuh : persepsi mengenai sedikitnya jumlah lemak

h) Aktivitas fisik : kemampuan dalam melakukan beragam aktivitas

fisik

i) Fleksibilitas : persepsi tentang fleksibilitas fisik

j) Ketahanan : persepsi mengenai kondisi fisik, stamina, dan

kemampuan melakukan olahraga secara terus menerus

k) Penilaian diri : keseluruhan perasaan, kepuasan, dan penghargaan

tentang diri, tidak terbatas pada hal fisik

Berdasarkan paparan di atas, peneliti cenderung menggunakan

teori konsep diri fisik terbaru dengan pandangan yang lebih rinci dari

Marsh, Richards, Johnson, Roche dan Tremayne (1994). Marsh,

Richards, Johnson, Roche dan Tremayne (1994) membagi konsep diri

fisik dalam sebelas aspek, yakni kekuatan, kesehatan, koordinasi,

kemampuan berolahraga, perasaan akan fisik, penampilan, lemak tubuh,

aktivitas fisik, fleksibilitas, ketahanan, dan penilaian diri.

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Konsep Diri Fisik

a) Lingkungan

Frandsen (1961) mengatakan bahwa aturan-aturan yang ada

dalam lingkungan memberikan sumbangan dalam perkembangan

(36)

sebagai cermin, sehingga apa yang diterima individu dari lingkungan

di luar dirinya akan digunakan untuk mengembangkan konsep

mengenai diri fisik. Phillips dan Beal (2009) menambahkan bahwa

pembandingan ciri-ciri fisik pada orang-orang di sekitar individu

mampu mempengaruhi perkembangan konsep diri fisik seseorang.

b) Stereotype Gender

Schmalz dan Davison (2006) mengatakan bahwa stereotype

gender mengenai beraneka ragam aktivitas fisik dalam olahraga juga

dirasa sebagai salah satu faktor yang memberikan perbedaan dalam

konsep diri fisik seseorang, khususnya antara laki-laki dan perempuan.

Solmon, Lee, Belcher, Harrison dan Wells (2003) juga menemukan

bahwa perempuan akan memperlihatkan kemampuan yang lebih

rendah pada aktivitas tersebut ketika perempuan “menerima” suatu

aktivitas sebagai aktivitas lebih pantas dilakukan oleh laki-laki.

4. Konsep Diri Fisik Positif dan Konsep Diri Fisik Negatif

Egleston dan Sonstroem (1993) menyatakan konsep diri fisik

positif terlihat dari emosi positif mengenai tubuh. Emosi yang positif

berupa kegembiraan, antusiasme, kepuasan hati, dan cinta (Fredrickson,

1998). Fredrickson, Tugade, Waugh dan Larkin (2003) menemukan pula

bahwa emosi positif diperlihatkan dengan adanya perasaan bersyukur,

(37)

17

Sementara itu, konsep diri yang negatif dapat ditunjukkan ketika

seseorang mempunyai pandangan yang kurang baik mengenai tubuh

(Moon, 2001). Moon (2001) mengungkapkan bahwa seseorang yang

memiliki konsep diri yang negatif akan merasa bahwa dirinya kurang

mempunyai kemampuan dalam hal fisik. Zang dan Li (2009)

menambahkan bahwa konsep diri fisik negatif bisa terlihat dari perilaku

yang tidak sehat berupaanorexia,bulimia, penyalahgunaan obat, ataupun

muscle dysmorphia.

5. Penelitian Konsep Diri Fisik

Dusek dan Flatterly (1981) serta Wylie (1979) mengatakan bahwa

peneliti konsep diri fisik biasanya memiliki kecenderungan untuk

melakukan penelitian mengenai kestabilan maupun perubahan konsep diri

fisik di masa remaja. Brake (2007) bahkan menemukan bahwa penelitian

konsep diri fisik pada kategori usia dewasa awal masih jarang dilakukan.

Banyaknya penelitian konsep diri fisik pada masa remaja

dikarenakan perkembangan fisik selama masa remaja. Perkembangan

fisik remaja dikatakan memberikan pengaruh yang paling besar pada

konsep diri fisik, mengingat pada usia-usia remaja individu

(38)

C. Mahasiswa

1. Pengertian Mahasiswa

Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, istilah mahasiswa diartikan

sebagai orang yang belajar di perguruan tinggi (Departemen Pendidikan

Nasional, 2008).

2. Ciri-ciri Mahasiswa sebagai Individu Dewasa Awal

Mahasiswa pada umumnya berada dalam tahap perkembangan

remaja akhir ataupun dewasa awal. Papalia, Old dan Feldman (2008)

menyatakan bahwa masa dewasa awal terentang pada usia 20-40 tahun.

Akan tetapi, ketika memasuki usia 18-25 tahun seseorang sudah dikatakan

berada dalam periode usia “emerging adulthood”. Periode usia ini

diartikan sebagai periode usia di mana seseorang mulai meninggalkan

ketergantungan di masa anak-anak, meskipun belum bisa benar-benar

dikatakan sebagai individu yang dewasa.

Hurlock (1997) mengatakan bahwa seseorang yang memasuki usia

dewasa melakukan penyesuaian diri atas lingkungan baru yang ditemui.

Penampilan fisik menarik membuat seseorang dapat diterima dan dihargai

oleh lingkungan sosial. Oleh karena itu, masa dewasa awal juga

digambarkan sebagai periode usia yang penting untuk mempelajari

konsep diri fisik (O’Dea dan Abraham, 1999). Pada masa ini seseorang

(39)

19

Papalia, Old dan Feldman (2008) menambahkan bahwa ciri masa

dewasa awal adalah keinginan untuk mencapai gambaran fisik yang ideal.

Misalnya saja laki-laki yang menunjukkan usaha dalam menambah massa

otot dalam badannya. Hal tersebut didukung pula oleh model rentang

kehidupan perkembangan kognitif yang mengatakan bahwa pada masa

remaja akhir atau awal dua puluhan sampai awal tiga puluhan para

pemuda berada dalam tahap pencapaian (achieving stage). Ketika mereka

menggunakan pengetahuan untuk mengejar suatu target tertentu (Schaie

dan Wills, 2000).

Masa dewasa awal juga dinyatakan sebagai masa paling sehat bagi

seseorang (Papalia, Old dan Feldman, 2008). Kuat, berenergi, serta

memiliki ketahanan tubuh yang baik dikatakan sebagai karateristik fisik

seseorang dalam tahap perkembangan dewasa awal. Individu usia dewasa

awal juga berada dalam puncak perkembangan, baik pada fungsi sensoris

dan motoris. Semua fungsi tubuh dinyatakan telah berkembang dengan

baik sehingga perkembangan fisiknya lebih stabil.

D. Konsep Diri Fisik Mahasiswa Sebagai Manusia Usia Dewasa Awal

Tubuh adalah media eksistensi seseorang (Zang dan Li, 2009). Tubuh

mampu mengkomunikasikan dan mengekspresikan bagiamana diri seseorang.

Manusia sendiri banyak memberikan perhatian terhadap tubuh akhir-akhir ini.

Perhatian laki-laki tampak dari berbagai perawatan yang mereka lakukan.

(40)

pada keseluruhan tubuhnya, seperti merawat kulit, pergi ke salon untuk

menggunting rambut, mengikuti tren rambut terbaru, atau pun melakukan

creambath. Pada perempuan, perhatian mereka tampak dalam kebiasaan-kebiasaannya. Astuti (2009) menemukan bahwa kegandrungan akan aerobik,

kebugaran, operasi plastik, perawatan wajah, danfitness mulai menjadi suatu kebiasaan bagi perempuan.

Pandangan manusia mengenai keseluruhan fisik diistilahkan Zang dan

Li (2009) sebagai konsep diri fisik. Keseluruhan pandangan mengenai fisik

berarti bahwa konsep diri fisik mencakup pandangan mengenai aspek-aspek

fisik seseorang. Dalam hal ini, Marsh, Richards, Johnson, Roche dan

Tremayne (1994) membagi konsep diri fisik dalam sebelas aspek, yakni aspek

kekuatan, kesehatan, koordinasi, kemampuan berolahraga, perasaan akan

fisik, penampilan, lemak tubuh, aktivitas fisik, fleksibilitas, ketahanan, dan

penilaian diri. Pembagian aspek dari Marsh, Richards, Johnson, Roche dan

Tremayne (1994) nantinya akan digunakan dalam penelitian.

Pandangan manusia mengenai fisik ditemukan lebih menonjol ketika

seseorang memasuki usia dewasa awal. Ketika memasuki usia dewasa awal,

individu akan melakukan penyesuaian diri atas lingkungan baru yang ditemui

(Hurlock, 1997). Penampilan fisik dinyatakan sebagai sarana yang mampu

membuat mereka diterima dan dihargai oleh lingkungan sosialnya, sehingga

pada masa ini seseorang semakin peduli akan bentuk dan penampilannya

(O’Dea dan Abraham, 1999). Oleh karena itu, subjek dewasa awal dirasa

(41)

21

puncak perkembangan, baik pada fungsi sensoris maupun motoris sehingga

perkembangan fisik mereka lebih stabil dan menetap.

Subjek penelitian adalah mahasiswa Fakultas Psikologi, Universitas

Sanata Dharma, Yogyakarta. Subjek berasal dari kampus dan fakultas yang

sama untuk meminimalisir pengaruh dari faktor lingkungan, mengingat

lingkungan merupakan salah satu faktor yang mampu mempengaruhi

perkembangan konsep diri seseorang (Frandsen, 1961).

Berdasarkan penjelasan sebelumnya bahwa manusia melakukan

berbagai perhatian akan tubuh, peneliti memiliki keinginan untuk meneliti

bagaimana sebenarnya konsep diri fisik manusia, khususnya individu dewasa

awal. Di samping itu, peneliti juga ingin mengetahui apa yang lebih

diperhatikan individu dewasa awal mengenai tubuhnya, dengan melihat posisi

(42)

22

Bab ini menjelaskan metodologi penelitian dalam delapan bagian, yaitu

jenis penelitian, identifikasi variabel penelitian, definisi operasional, subjek

penelitian, metode pengumpulan data, alat pengumpulan data, validitas dan

reliabilitas alat pengumpulan data, serta analisis data.

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah deskriptif. Sugiyono (2008) mengatakan

bahwa penelitian deskriptif mampu mendeskripsikan atau memberikan

gambaran terhadap objek yang diteliti melalui data sampel atau populasi

sebagaimana adanya. Tujuan penelitian deskriptif adalah membuat deskripsi,

gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai

fakta-fakta, sifat-sifat, serta hubungan antarfenomena yang diselidiki.

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kuantitatif yang bertujuan

memberikan gambaran mengenai konsep diri fisik mahasiswa dan posisi

aspek-aspek konsep diri fisik dalam keseluruhan konsep diri fisik mahasiswa.

B. Identifikasi Variabel Penelitian

Sugiyono (2008) mengatakan bahwa variabel penelitian adalah atribut

atau sifat atau nilai dari orang, objek, atau kegiatan yang mempunyai variasi

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik

(43)

23

C. Definisi Operasional

Konsep diri fisik penelitian adalah apa yang diukur dengan short

version of Physical Self-Description Questionnare (PSDQ-S) dari Marsh, Ellis, Parada, Richards, dan Heubeck (2005) yang sudah diterjemahkan ke

dalam bahasa Indonesia oleh peneliti. PSDQ-S terdiri dari 47 item yang di dalamnya mengandung sebelas aspek konsep diri fisik, yakni : aktivitas fisik,

penampilan, lemak tubuh, koordinasi, ketahanan, fleksibilitas, kesehatan,

kemampuan berolahraga, kekuatan, perasaan fisik, dan penilaian diri.

D. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas

Sanata Dharma yang masuk ke dalam kategori usia dewasa awal. Pada

penelitian ini, peneliti menggunakan metode pengambilan sampel bertujuan

(purposive sampling).Purposive samplingmendasarkan pemilihan sekelompok

subjek pada ciri-ciri atau sifat-sifat tertentu yang dipandang memiliki sangkut

paut yang erat dengan ciri-ciri atau sifa-sifat populasi yang sudah diketahui

sebelumnya (Hadi, 2004). Ciri-ciri atau sifat-sifat dari populasi yang

disyaratkan untuk penelitian adalah :

1. Berstatus mahasiswa Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta

(44)

E. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

penyebaran skala, yakni skala short version of Physical Self-Description Questionnare (PSDQ-S) yang dikembangkan oleh Marsh, Ellis, Parada,

Richards, dan Heubeck (2005). Pada dasarnya, skala PSDQ-S merupakan pengembangan lanjutan dari skala Physical Self-Description Questionnare

(PSDQ) dari Marsh, Richards, Johnson, Roche dan Tremayne (1994).

F. Alat Pengumpulan Data

PSDQ-S berisi 47 item yang didesain untuk mengukur sebelas aspek konsep diri fisik, yakni aktivitas fisik, penampilan, lemak tubuh, koordinasi,

ketahanan, fleksibilitas, kesehatan, kemampuan berolahraga, kekuatan,

perasaan fisik, dan penilaian diri. Tiap-tiap aspek berisikan empat hingga

lima item.

PSDQ-S meminta subjek untuk menggambarkan diri fisiknya dalam enam pilihan jawaban salah – benar. Enam pilihan jawaban tersebut ialah

Salah (S), Seringkali salah (SRS), kadang salah (KKS),

Kadang-kadang benar (KKB), Seringkali benar (SRB), serta Benar (B). Penilaian

dalam dua kategoriPSDQ-Sadalah :

1. Item favorable (pernyataan yang mendukung atau memihak objek yang akan diukur)

a) Salah (S) dengan skor 1

(45)

25

c) Kadang-kadang salah (KKS) dengan skor 3

d) Kadang-kadang benar (KKB) dengan skor 4

e) Seringkali benar (SRB) dengan skor 5

f) Benar (B) dengan skor 6

2. Itemunfavorable(pernyataan tidak mendukung objek yang akan diukur)

a) Salah (S) dengan skor 6

b) Seringkali salah (SRS) dengan skor 5

c) Kadang-kadang salah (KKS) dengan skor 4

d) Kadang-kadang benar (KKB) dengan skor 3

e) Seringkali benar (SRB) dengan skor 2

f) Benar (B) dengan skor 1

Adapun rincian pembagian item skala asli PSDQ-S terdapat dalam

tabel berikut :

Tabel 1

Pembagian Item Skala PSDQ-S

Aspek

Item

Total

Favorable Unfavorable

Aktivitas fisik 10, 24, 32, 40 4

Penampilan 3, 14, 20, 35 4

Lemak tubuh 11, 19, 25, 33 4

Koordinasi 1, 9, 18, 23, 31 5

Ketahanan 6, 28, 37, 44 4

Fleksibilitas 5, 16, 43 22 4

Kesehatan 8, 17, 30, 39, 46 5

Kemampuan berolahraga 2, 12, 26, 41 4

Kekuatan 4, 15, 21, 36 4

Perasaan fisik 13, 27, 34, 42 4

Penilaian diri 7, 38, 45, 29, 47 5

(46)

G. Validitas dan Reliabilitas Alat Pengumpulan Data

1. Validitas

Validitas berarti sejauhmana suatu alat ukur melakukan fungsi

ukurnya secara tepat dan cermat (Azwar, 2006). Sugiyono (2008) juga

menyatakan bahwa alat ukur dinyatakan valid bila digunakan untuk

mengukur apa yang hendak diukur, ketika kriteria yang ada dalam

istrumen secara rasional (teoritis) telah mencerminkan apa yang diukur

(memenuhi validitas internal).

Validitas internal terbagi dalam validitas konstruk serta validitas isi

(Sugiyono, 2008). Secara teknis, pengujian validitas konstruk dan validitas

isi dapat dibantu dengan menggunakan aspek yang akan diukur dengan

berlandaskan teori tertentu. Mengenai hal tersebut, skala PSDQ-S telah

dinyatakan sebagai alat ukur yang valid dalam mengungkap konsep diri

fisik. Terlebih lagi, skala ini memang dikembangkan untuk mengetahui

konsep diri fisik.

Dalam penelitian sendiri, proses validasi langsung peneliti lakukan

pada subjek penelitian (try out terpakai). Hal ini dilakukan agar peneliti

benar-benar mengetahui bagaimana validitas skala PSDQ-S dari subjek penelitian. Proses validasi dilakukan dengan analisis item, yakni melihat

bagaimana kualitas dan kesesuaian item-item penyusun terhadap fungsi

skala. Suatu item dikatakan berkualitas ketika mampu memberikan variasi

pada jawaban subjek penelitian (Azwar, 2006). Dengan kata lain, item

(47)

27

kemampuan untuk memberikan indikasi apakah seseorang memiliki sikap

positif atau tidak.

Teknik yang digunakan dalam analisis item adalah dengan

menghitung korelasi antara skor butir instrumen dengan skor total. Azwar

(2006) mengatakan bahwa koefesien validitas yang berada disekitar 0,50

dianggap dapat diterima. Semakin mendekati angka 1,0 suatu hasil

pengukuran dikatakan semakin valid. Namun, bila kurang dari 0,30 maka

dianggap tidak memuaskan. Penghitungan koefisiensi korelasi item total

dilakukan dengan komputer menggunakan programSPSS for windows15.

Dari 47 item yang terdapat dalam skala PSDQ-S, diperoleh tujuh buah item yang gugur karena memiliki koefisien korelasi dibawah 0,30.

Tujuh item yang gugur terdapat dalam aspek penampilan sebanyak dua

item, yakni item nomer 14 dan 20; aspek kesehatan sebanyak tiga item,

yakni item nomer 8, 39, 46; aspek perasaan akan fisik sebanyak satu item

yakni item nomer 13; serta dalam aspek penilaian diri sebanyak satu item

yakni item nomer 7. Pembagian item setelah proses validasi tampak dalam

(48)

Tabel 2

Pembagian Item Skala PSDQ-S Setelah Proses Validasi

Aspek

Item

Total

Favorable Unvaforable

Aktivitas fisik 10, 24, 32, 40 4

Penampilan 3, 35 2

Lemak tubuh 11, 19, 25, 33 4

Koordinasi 1, 9, 18, 23, 31 5

Ketahanan 6, 28, 37, 44 4

Fleksibilitas 5, 16, 43 22 4

Kesehatan 17, 30 2

Kemampuan berolahraga 2, 12, 26, 41 4

Kekuatan 4, 15, 21, 36 4

Perasaan fisik 27, 34, 42 3

Penilaian diri 38, 45, 29, 47 4

Total 31 9 40

2. Reliabilitas

Reliabilitas berasal dari kata rely dan ability yang berarti sejauh mana hasil suatu pengukuran dapat dipercaya (Azwar, 2006). Hasil

pengukuran dapat dipercaya apabila dalam beberapa kali pelaksanaan

pengukuran terhadap kelompok subjek yang sama, diperoleh hasil yang

relatif sama.

Pada dasarnya, skala PSDQ-S memperlihatkan reliabilitas yang baik, yakni sebesar 0,88 (Peart, Marsh dan Richards, 2010). Dalam

tiap-tiap aspeknya bahkan ditemukan koefesien reliabilitas diatas 0,80; kecuali

aspek penilaian diri karena memiliki koefesien reliabilitas sebesar 0,77.

Smith, McCarthy dan Anderson (2000) mengatakan bahwa koefisien

(49)

29

Akbar (2008) mengutarakan bila koefisien reliabilitas akan lebih baik bila

lebih dari 0,80 dan semakin mendekati 1.

Meskipun telah diketahui bahwa PSDQ-S memiliki reliabilitas yang baik, Azwar (2006) mengatakan bahwa koefisien reliabilitas hasil

ukur bagi subjek penelitian masih tetap diperlukan. Subjek penelitian

dinyatakan sebagai kelompok individu yang lain daripada subjek yang

dijadikan dasar pengujian reliabilitas alat ukur semula. Dengan

menghitung koefisien reliabilias kelompok subjek penelitian, dapat

diketahui pula kecermatan data yang sebenarnya dimiliki oleh subjek

penelitian.

Sugiyono (2008) mengatakan pengujian reliabilitas instrumen

dilakukan secara eksternal ataupun internal. Secara eksternal pengujian

dapat dilakukan dengan test-retest ataupun equivalen, sedangkan secara internal reliabilitas instrumen diukur dengan menganalisis konsistensi

butir-butir instrumen. Dalam penelitian, pengujian reliabilitas dilakukan

dengan tes konsistensi internal, yaitu dengan melihat konsistensi antar

item dalam alau ukur atau instrumen yang digunakan. Pada pengujian ini,

subjek hanya memerlukan satu kali pengenaan tes (single trial administration).

Konsistensi internal dilihat menggunakan teknik Alpha Cronbach

(50)

Tabel 3

Koefisien Reliabilitas Skala PSDQ-S

Koefisien Alpha Cronbach(α) N item N subjek

0,940 40 104

H. Analisis Data

Metode analisis data dalam penelitian ini ialah statistik deskriptif yang

menjelaskan dan menggambarkan berbagai karateristik data melalui modus

(nilai yang sering muncul), median (nilai tengah), rerata empiris dan teoritis,

serta variasi kelompok melalui rentang data dan standar deviasi (Sugiyono,

2008).

Untuk mengetahui gambaran konsep diri fisik mahasiswa maka

dilakukan pembandingan antara rerata teoritis dan rerata empiris. Untuk

melihat posisi aspek-aspek konsep diri fisik dalam keseluruhan konsep diri

fisik mahasiswa, maka dilakukan pembandingan rerata empiris masing-masing

aspek. Rerata empiris adalah rata-rata skor data penelitian yang dihitung

dengan bantuan programSPSS for windows 15. Rerata teoritis adalah rata-rata skor alat penelitian. Kategori yang dilakukan dalam penelitian dilakukan pula

dengan membandingkan rerata empiris serta rerata teoritis.

Tabel 4

Norma Kategori Jenjang Sebelum Penghitungan Rerata Teoritis

Norma Kategori

(51)

31

Berikut ini adalah penghitungan data teoritis dengan Nitem= 40 :

1. Skor minimum = skor paling rendah yang diperoleh subjek pada

skala, yakni 1

= 40 x 1

= 40

2. Skor maksimum = skor paling tinggi yang diperoleh subjek pada

skala, yakni 6

= 40 x 6

= 240

3. Range = luas jarak sebaran atara skor maksimum dan skor

minimum

= 240-40

= 200

4. Standar deviasi (σ) = luas jarak sebaran yang dibagi dalam satuan 6

standar deviasi

= 200

6

= 33,33

5. Rerata teoritis = rata-rata teoritis dari skor maksimum dan

minimum

= 240 + 40

2

(52)

Penghitungan kemudian dapat disederhanakan dalam tabel berikut :

Tabel 5

Norma Kategori Jenjang Setelah Penghitungan Rerata Teoritis

Norma Kategori

(53)

33 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab ini akan dipaparkan dalam tiga bagian, yaitu pelaksanaan penelitian,

hasil penelitian, dan pembahasan.

A. Penelitian

1. Persiapan penelitian

Sebelum melakukan penelitian, langkah awal yang dilakukan oleh

peneliti adalah menerjemahkan skala PSDQ-S ke dalam bahasa

Indonesia. Penerjemahan itu sendiri dilakukan oleh peneliti dengan

bantuan seseorang yang pernah menulis disertasi dalam Bahasa Inggis.

Guna mengetahui bagaimana pemahaman orang lain mengenai hasil

terjemahan, peneliti kemudian mengkonsultasikan hasil terjemahan

tersebut pada mahasiswa sebaya subjek penelitian. Adanya masukan dan

saran mengenai hasil terjemahan, diterima dan ditindaklanjuti dengan

melakukan perbaikan-perbaikan dalam pemilihan kata.

2. Pelaksanaan penelitian

Penelitian dilaksanakan pada tanggal 30 April – 7 Mei 2010.

Peneliti menggunakan try outterpakai sehingga pengambilan data hanya dilakukan dalam satu waktu. Skala penelitian sendiri disebar dengan

meminta langsung pada subjek penelitian untuk mengisi skala. Dari 170

(54)

subjek perempuan serta 38 subjek laki-laki. Sebanyak 62 skala tidak

masuk dalam kriteria penelitian karena memiliki usia kurang dari 20

tahun, sementara 4 skala lainnya tidak diikutsertakan sebagai data karena

subjek tidak mengerjakan item skala secara lengkap.

Sebelum proses pengambilan data, peneliti terlebih dahulu

memberikan pengantar (briefing) kepada subjek mengenai petunjuk pengerjaan skala penelitian. Setelah subjek selesai mengisi skala, peneliti

kemudian menyampaikan penjelasan mengenai tujuan dari penelitian

konsep diri fisik (debriefing).

B. Hasil Penelitian

1. Uji Normalitas

Sebelum data dianalisis, data diuji normalitas dengan menggunakan

One Sample Kolmogorov-Smirnov Test SPSS for Windows 15. Data

dengan nilai signifikasi lebih besar daripada 0,05 (p > 0,05) dinyatakan

normal, sementara data dengan nilai signifikasi lebih kecil daripada 0,05

(p < 0,05) dinyatakan tidak normal. Berikut adalah hasil penghitungan

(55)

35

Tabel 6

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Skala PSDQ-S

Jumlah

N 104

Normal Parameter (a,b) Mean 159,57

Std. Deviation 29,071

Most Extreme Differences Absolute ,063

Positive ,063

Negative -,062

Kolmogorov-Smirnov Z ,638

Asymp. Sig. (2-tailed) ,810

Uji normalitas pada skala PSDQ-S menghasilkan signifikasi 0,810.

Nilai ini menunjukkan sebaran data normal.

2. Deskripsi Data Penelitian

Deskripsi data skala PSDQ-S terbagi dalam tiga bagian, yaitu deskripsi data konsep diri fisik mahasiswa secara umum, data rerata

empiris dan rerata teoritis masing-masing aspek konsep diri fisik

mahasiswa, serta data posisi aspek-aspek konsep diri fisik dalam

keseluruhan konsep diri fisik mahasiswa :

a) Deskripsi Data Konsep Diri Fisik Mahasiswa Secara Umum

Tabel 7

Data Statistik Deskriptif Konsep Diri Fisik Mahasiswa Secara Umum

Statistik Teoritis Empiris

N 104 104

Skor minimum 40 93

Skor maksimum 240 225

Range 200 132

SD 33,33 29,07

(56)

Hasil analisis memperlihatkan rerata empiris sebesar 159,57

dan rerata teoritis sebesar 140 yang berarti bahwa subjek penelitian

secara umum memiliki konsep diri fisik yang positif.

Temuan tersebut diuji kembali dengan One Sample t-test

SPSS for Windows 15 untuk membuktikan bahwa rerata empiris secara signifikan lebih besar dari rerata teoritis. Berikut adalah hasil

penghitunganone sample t-test:

Tabel 8

Uji t Rerata Empiris dan Rerata Teoritis Skala PSDQ-S

One-Sample Statistics

N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Jumlah 104 159,57 29,071 2,851

One-Sample Test Test Value= 140

t df

Sig. (2-tailed)

Mean Diffe rence

95% Confidence Interval of the

Difference Lower Upper

Jumlah 6,864 103 ,000* 19,567 13,91 25,22

* p < 0,05

Trihendradi (2005) menyatakan sig > α menunjukkan tidak

adanya perbedaan, sedangkan ketika sig <αmemperlihatkan adanya

perbedaan. Penghitungan menghasilkan nilai signifikasi 0,000 (p =

0,000 < 0,05) yang berarti rerata empiris secara signifikan berbeda

dan lebih besar dari rerata teoritis sehingga bisa dinyatakan konsep

(57)

37

b) Deskripsi Data Rerata Empiris dan Rerata Teoritis Masing-Masing

Aspek Konsep Diri Fisik Mahasiswa

Berikut ini adalah hasil penghitungan rerata serta nilai

signifikasi tiap aspek :

Tabel 9

Deskripsi Data Rerata Empiris dan Rerata Teoritis Masing-masing Aspek Konsep Diri Fisik Mahasiswa

No Aspek

1. Koordinasi 17,5 21,36 ,000*

2. Penilaian diri 14 19,44 ,000*

3. Lemak tubuh 14 16,53 ,000*

4. Fleksibilitas 14 16,33 ,000*

5. Kekuatan 14 15,82 ,000*

6. Perasaan fisik 10,5 14,33 ,000*

7. Penampilan 7 8,98 ,000*

8. Kesehatan 7 8,97 ,000*

9. Kemampuan berolahraga 14 13,85 ,779

10. Ketahanan 14 12,49 ,003*

11. Aktivitas fisik 14 11,18 ,000*

* p < 0,05

Analisis di atas menghasilkan delapan aspek yang

mendukung konsep diri fisik positif pada mahasiswa karena rerata

empiris lebih besar daripada rerata teoritis. Delapan aspek tersebut

adalah aspek koordinasi, penilaian diri, lemak tubuh, fleksibilitas,

kekuatan, perasaan fisik, penampilan, serta kesehatan.

Di sisi lain, aspek aktivitas fisik, ketahanan, dan kemampuan

berolahraga menjadi aspek yang tidak mendukung konsep diri fisik

yang postif karena memiliki rerata empiris yang lebih kecil daripada

(58)

c) Deskripsi Data Posisi Aspek-aspek Konsep Diri Fisik Dalam

Keseluruhan Konsep Diri Fisik Mahasiswa

Data posisi aspek-aspek konsep diri fisik dalam keseluruhan

konsep diri fisik mahasiswa dilakukan dengan membandingkan

rerata empiris empiris tiap item pada tiap aspek skala PSDQ-S.

Penghitungan dengan mempertimbangkan jumlah item

memperlihatkan hasil sebagai berikut :

Tabel 10

Deskripsi Data Posisi Aspek-aspek Konsep Diri Fisik Dalam Keseluruhan Konsep Diri Fisik Mahasiswa

No Aspek Rerata

Empiris

Jumlah item

Rerata empiris per item

1. Penilaian diri 19,44 4 4,860

2. Perasaan fisik 14,33 3 4,776

3. Penampilan 8,98 2 4,490

4. Kesehatan 8,97 2 4,485

5. Koordinasi 21,36 5 4,272

6. Lemak tubuh 16,53 4 4,132

7. Fleksibilitas 16,33 4 4,082

8. Kekuatan 15,82 4 3,955

9. Kemampuan berolahraga 13,85 4 3,462

10. Ketahanan 12,49 4 3,122

11. Aktivitas fisik 11,18 4 2,795

Analisis di atas memperlihatkan hasil bahwa penilaian diri,

perasaan fisik, dan penampilan adalah tiga aspek yang paling dominan

dalam konsep diri fisik mahasiswa.

Sementara itu, aspek kemampuan berolahraga, ketahanan, dan

aspek aktivitas fisik menjadi aspek yang paling kurang dominan

(59)

39

3. Analisis Tambahan

Dalam analisis tambahan ini, peneliti akan menyajikan tambahan

analisi data mengenai konsep diri fisik berdasarkan jenis kelamin serta

mengenai posisi aspek-aspek konsep diri fisik antara mahasiswa

perempuan dan laki-laki.

a) Deskripsi Data Konsep Diri Fisik Berdasarkan Jenis Kelamin Secara

Umum

Ada tidaknya perbedaan konsep diri fisik pada mahasiswa

perempuan dan laki-laki diketahui dengan teknik uji t dengan taraf

signifikasi 5%. Perhitungan dilakukan dengan bantuan program

SPSS 15 for Windows. Hasil uji t yang diperoleh setelah dilakukan penghitungan tampak dalam tabel berikut :

Tabel 11

Uji t Konsep Diri Fisik Mahasiswa Berdasarkan Jenis Kelamin Secara Umum

Subjek penelitian

Jenis

Kelamin N Rerata SD t p

Mahasiswa Laki-laki 38 172,92 23,541 -3,776 0,000*

Perempuan 66 151,88 29,317

* p < 0,05

Berdasarkan tabel diperoleh hasil bahwa t sebesar -3,776

dengan p = 0,000. Oleh karena p < 0,05 maka diketahui bahwa ada

perbedaan yang signifikan antara konsep diri fisik mahasiswa

(60)

b) Deskripsi Data Posisi Aspek-aspek Konsep Diri Fisik Berdasarkan

Jenis Kelamin

Dalam pengujian lebih lanjut mengenai posisi aspek-aspek

konsep diri fisik mahasiswa laki-laki dan mahasiswa perempuan

diperoleh hasil sebagai berikut :

Tabel 12

Deskripsi Data Posisi Aspek-aspek Konsep Diri Fisik Mahasiswa Laki-Laki

No Aspek konsep diri fisik N Rerata

Jumlah item

Rerata per item

1. Penilaian diri 38 20,05 4 5,062

2. Perasaan fisik 38 14,61 3 4,870

3. Kesehatan 38 9,71 2 4,855

4. Lemak tubuh 38 18,26 4 4,565

5. Koordinasi 38 22,71 5 4,542

6. Penampilan 38 8,97 2 4,485

7. Fleksibilitas 38 17,55 4 4,387

8. Kekuatan 38 16,95 4 4,237

9. Kemampuan berolahraga 38 16,50 4 4,125

10. Ketahanan 38 14,87 4 3,717

(61)

41

Tabel 13

Deskripsi Data Posisi Aspek-aspek Konsep Diri Fisik Mahasiswa Perempuan

No Aspek konsep diri fisik

N Rerata Jumlah

item

Rerata per item

1. Penilaian diri 66 19,09 4 4,772

2. Perasaan fisik 66 14,17 3 4,723

3. Penampilan 66 8,98 2 4,490

4. Kesehatan 66 8,55 2 4,275

5. Koordinasi 66 20,58 5 4,116

6. Fleksibilitas 66 16,09 4 4,022

7. Lemak tubuh 66 15,53 4 3,882

8. Kekuatan 66 15,17 4 3,792

9. Kemampuan

berolahraga

66 12,32 4 3,080

10. Ketahanan 66 11,12 4 2,780

11. Aktivitas fisik 66 10,29 4 2,572

Berdasarkan hasil pengujian lebih lanjut dengan

mempertimbangkan jumlah item, diketahui bahwa rerata tiap aspek

konsep diri fisik laki-laki lebih tinggi bila dibandingkan dengan

rerata tiap aspek konsep diri fisik perempuan. Tingginya rerata aspek

konsep diri fisik pada mahasiswa laki-laki terlihat pula dalam semua

aspek konsep diri fisik.

Untuk melihat ada tidaknya perbedaan dalam posisi

aspek-aspek konsep diri fisik antara mahasiswa laki-laki dan mahasiswa

perempuan, maka dilakukan teknik uji t dengan taraf signifikasi 5%.

(62)

Tabel 14

Uji t Posisi Aspek-aspek Konsep Diri Fisik Mahasiswa Laki-laki dan Perempuan

berolahraga 4,125 3,080 1,045 -3,935 0,000*

2. Ketahanan 3,717 2,780 0,937 -3,841 0,000*

3. Lemak tubuh 4,565 3,882 0,683 -2,290 0,024*

4. Aktivitas

fisik 3,185 2,572 0,613 -2,539 0,013*

5. Kesehatan 4,855 4,275 0,580 -2,324 0,000*

6. Kekuatan 4,237 3,792 0,445 -2,181 0,031*

7. Koordinasi 4,542 4,116 0,426 -2,637 0,010*

8. Fleksibilitas 4,387 4,022 0,365 -1,865 0,065

9. Penilaian diri 5,062 4,772 0,290 -1,675 0,097

10. Perasaan fisik 4,870 4,723 0,147 -0,850 0,397

11. Penampilan 4,485 4,490 -0,005 0,035 0,972

* p < 0,05

Berdasarkan hasil pengujian lebih lanjut mengenai perbedaan

dalam posisi aspek-aspek konsep diri fisik, ditemukan bahwa

mahasiswa laki-laki dan perempuan berbeda secara signifikan dalam

tujuh aspek konsep diri fisik, yaitu : kemampuan berolahraga,

ketahanan, lemak tubuh, aktifitas fisik, kesehatan, kekuatan, dan

koordinasi. Dalam hal ini, kemampuan berolahraga menjadi aspek

yang memiliki perbedaan rerata empiris paling besar dibanding

(63)

43

C. Pembahasan

Hasil analisis deskriptif data skala PSDQ-S konsep diri fisik

mahasiswa menunjukkan nilai rerata empiris (159,57) secara signifikan lebih

besar daripada nilai rerata teoritis (140) dengan t sebesar 6,864 dan p = 0,000

(p = 0,000 < 0,05). Hasil ini memperlihatkan bahwa secara umum mahasiswa

memiliki konsep diri fisik yang positif.

Konsep diri fisik yang positif diperkuat oleh dukungan delapan dari

sebelas aspek konsep diri fisik. Kedelapan aspek tersebut adalah koordinasi,

penilaian diri, lemak tubuh, fleksibilitas, kekuatan, perasaan fisik,

penampilan, dan kesehatan. Analisis lebih lanjut menyatakan bahwa penilaian

diri, perasaan fisik, serta penampilan adalah tiga aspek yang paling dominan

bagi mahasiswa.

Dalam analisis posisi aspek-aspek konsep diri fisik, diketahui bahwa

aspek penampilan menjadi salah satu aspek yang paling mendominasi konsep

diri fisik. Dominasi aspek penampilan sebelumnya telah dikemukakan oleh

O’Dea dan Abraham (1999) bahwa konsep diri fisik dewasa awal didominasi

oleh kepedulian akan bentuk dan penampilannya. Dominasi itu sendiri pada

dasarnya sangat berkaitan dengan kenyataan bahwa individu dewasa awal

membutuhkan penampilan fisik menarik guna melakukan penyesuaian diri

atas lingkungan baru yang ditemui (Hurlock, 1997). Meskipun demikian,

dominasi tersebut tidak bisa terlepas dari realita bahwa mayoritas subjek

berjenis kelamin perempuan. Dalam penghitungan lebih lanjut mengenai

(64)

adanya perbedaan di mana aspek penampilan lebih dominan pada mahasiswa

perempuan dibandingkan mahasiswa laki-laki. Pada penelitian sebelumnya,

Moreno, Cervello, Vera, dan Ruiz (2007) juga mengemukakan bahwa skor

perempuan pada aspek penampilan cenderung lebih tinggi daripada skor

laki-laki.

Hasil analisis data memperlihatkan pula bahwa aspek kemampuan

berolahraga, ketahanan, dan aktivitas fisik adalah aspek yang tidak

mendukung konsep diri fisik yang positif. Aspek kemampuan berolahraga,

ketahanan, dan aktivitas fisik bahkan kurang dominan dan memiliki rerata

empiris paling rendah, baik secara umum maupun pada analisis lebih lanjut

mengenai posisi aspek-aspek konsep diri fisik mahasiswa perempuan dan

laki-laki. Temuan tersebut menunjukkan bahwa gambaran konsep diri fisik

mahasiswa merupakan gambaran konsep diri fisik yang statis. Hal ini

dikarenakan ketiga aspek menekanan diri dinamis baik dalam olahraga

maupun aktivitas fisik (Marsh, Richards, Johnson, Roche dan Tremayne,

1994).

Berkaitan dengan hasil analisis tambahan, dapat diketahui bahwa

terdapat perbedaan yang signifikan antara konsep diri fisik mahasiswa

laki-laki dan perempuan. Hasil tersebut tampak dari nilai t sebesar -3,776 dengan

p = 0,000 (p = 0,000 < 0,05). Bila diperhatikan, perbedaan yang signifikan

terlihat pada rerata keseluruhan dan rerata di tiap-tiap aspek. Hal tersebut

memperlihatkan bahwa secara keseluruhan maupun dalam aspek-aspeknya,

(65)

45

Temuan bahwa rerata konsep diri fisik laki-laki lebih tinggi dibanding

dengan rerata konsep diri fisik perempuan pernah dikemukakan oleh

Fernandez (2008). Fernandez (2008) mengutarakan bahwa skor konsep diri

fisik pada dasarnya menunjukkan sejauh mana seseorang berbahagia akan

fisiknya. Oleh karena itu, adanya skor bahwa mahasiswa laki-laki lebih tinggi

dibandingkan dengan skor mahasiswa perempuan memperlihatkan bahwa

mahasiswa laki-laki lebih bahagia pada keseluruhan fisiknya dibandingkan

dengan mahasiswa perempuan.

Hasil analisis data bahwa subjek laki-laki lebih berbahagia mengenai

fisiknya diduga dikarenakan mereka memiliki kemampuan berolahraga dan

aktivitas fisik yang lebih tinggi daripada subjek perempuan. Data

menunjukkan bahwa kemampuan berolahraga bahkan menjadi aspek yang

paling membedakan konsep diri fisik subjek laki-laki dan perempuan. Terkait

dengan hal tersebut, Lawlor dan Hopker (2001) mengatakan bahwa olahraga

dan aktivitas fisik memiliki tingkat efektifitas yang sama dengan bentuk

pengobatan tradisional seperti terapi kognitif maupun obat antidepresi untuk

menurunkan tingkat depresi atau pun kecemasan seseorang. Dengan

berolahraga dan beraktifitas fisik, seseorang memiliki level kecemasan dan

depresi yang rendah dalam keseluruhan dirinya, termasuk mengenai fisik

(Fernandez 2008). Level kecemasan dan depresi yang rendah membuat

seseorang lebih berbahagia dalam keseluruhan dirinya, termasuk mengenai

(66)

46

Bab ini menguraikan tiga hal, yakni kesimpulan, keterbatasan penelitian,

dan saran.

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data, dapat ditarik kesimpulan sebagai

berikut :

1. Secara umum, mahasiswa memiliki konsep diri fisik yang positif. Konsep

diri fisik positif tersebut didukung oleh aspek koordinasi, penilaian diri,

lemak tubuh, fleksibilitas, kekuatan, perasaan fisik, penampilan, dan

kesehatan.

2. Aspek penilaian diri, perasaan fisik, serta penampilan merupakan tiga

aspek yang paling dominan pada konsep diri fisik mahasiswa, sedangkan

aspek kemampuan berolahraga, ketahanan, dan aktivitas fisik adalah tiga

aspek yang paling kurang dominan.

3. Gambaran konsep diri fisik mahasiswa merupakan gambaran konsep diri

fisik yang statis, mengingat kemampuan berolahraga, ketahanan, dan

aktivitas fisik menjadi aspek yang paling kurang dominan, baik pada

subjek laki-laki maupun perempuan.

4. Mahasiswa laki-laki lebih bahagia akan fisiknya dibanding mahasiswa

perempuan karena memiliki kemampuan olahraga dan aktivitas fisik yang

(67)

47

yang tinggi membuat level kecemasan dan depresi mereka rendah

sehingga mereka lebih berbahagia dalam keseluruhan dirinya, termasuk

mengenai fisik (Fernandez 2008).

B. Keterbatasan Penelitian

Penelitian memiliki keterbatasan bahwa mayoritas subjek penelitian

adalah perempuan. Kenyataan tersebut membuat hasil penelitian tidak bisa

digeneralisir terhadap kedua jenis kelamin.

C. Saran

Terkait dengan keterbatasan penelitian, peneliti menyarakan agar

dalam penelitian selanjutnya disertakan subjek laki-laki dan perempuan

Gambar

Gambar 1Pembagian Dimensi Konsep Diri (Shavelson, Hubner dan Stanton 1976a)
Tabel 1
Tabel 2
Tabel 4Norma Kategori Jenjang Sebelum Penghitungan Rerata Teoritis
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil penelitian ini, diketahui bahwa penerapan IAS 41 atas aset biologis berupa sapi potong belum dapat diterapkan sepenuhnya di Indonesia karena nilai

Pengemasan Lainnya Biaya lainnya (B) Tenaga Kerja Jumlah (A + B) Jumlah Transportasi No Nama Petani Volume per Siklus Usaha Sumber Pembiayaan ***) Waktu Penggunaan Rp Bahan

Penelitian ini adalah penelitian eksperimen, yang bertujuan untuk (1) mengetahui aktivitas siswa selama pembelajaran kooperatif tipe Make a Match dan tipe Scramble ,

Dalam umpan balik negatif terdapat kategori jenis umpan balik yang didasarkan atas jenis besaran sinyal output yang diambil (tegangan atau arus) dan cara pengembaliannya secara

Urban and Regional Planning Department, Faculty of Landscape Architecture and Environmental Technology, Universitas Trisakti, Jakarta, 11440, Indonesia.

Seiring dengan bertambahnya putaran mesin maka konsumsi bahan bakar meningkat, hal ini disebabkan oleh jumlah massa bahan bakar yang terhisap bersama udara ke

diuji maka besarnya arus yang mengalir dari drain ke source (I D ) akan sama dengan. besarnya arus yang ditarik dari power supply

Dari uji yang telah dilakukan, semakin rendah nilai yang diperoleh pada uji resistensi, semakin singkat waktu hidup nimfa, semakin luas eksudat yang dihasilkan, semakin rendah