• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PERCAYA DIRI - PENINGKATAN PERCAYA DIRI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII - A MTs NEGERI SUMBANG MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) - repository perpustakaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PERCAYA DIRI - PENINGKATAN PERCAYA DIRI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII - A MTs NEGERI SUMBANG MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) - repository perpustakaan"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A.PERCAYA DIRI

1. Pengertian percaya diri

Percaya diri adalah sikap yang timbul dari keinginan mewujudkan diri bertindak dan berhasil. Dari segi perkembangan, rasa percaya diri dapat timbul berkat adanya pengakuan dari lingkungan (Dimyati dan Mudjiono, 2009). Menurut (Aunurrahman, 2010 ) Percaya diri adalah salah satu kondisi psikologi seseorang yang berpengaruh terhadap aktivitas fisik dan mental dalam proses pembelajaran. Rasa percaya diri pada umumnya muncul ketika seseorang akan melakukan atau terlibat didalam suatu aktivitas tertentu dimana pikirannya terarah untuk mencapai sesuatu hasil yang diingikan. Dari dimensi perkembangan, rasa percaya diri dapat tumbuh dengan sehat bilamana ada pengakuan dari lingkungan.

(2)

Berdasarkan definisi diatas, dapat disimpulkan bahwa percaya diri adalah sikap positif yang dimiliki seorang individu yang membiasakan dan memampukan dirinya untuk mengembangkan penilaian positif baik terhadap diri sendiri maupun terhadap orang lain, lingkungan, serta situasi yang dihadapi untuk meraih apa yang diinginkan.

2. Karakteristik Individu yang Memiliki Kepercayaan Diri

Menurut D. H Gulo (1994) sepuluh petunjuk untuk memperbaiki percaya diri pada diri sendiri :

a. Sebagai langkah pertama carilah sebab-sebab anda merasa rendah diri. b. Atasi kelemahan anda. Hal yang terpenting adalah anda harus memiliki

kemauan yang kuat, karena hanya dengan begitu anda akan memandang suatu perbaikan yang sebagai keberhasilan yang sebenarnya.

c. Cobalah memperkembangkan bakat dan kemampuan anda lebih jauh. d. Bahagialah dengan keberhasilan anda dalam suatu bidang tertentu dan

janganlah ragu-ragu untuk bangga atasnya.

e. Bebaskan diri anda dari pendapat orang lain. Janganlah berbuat berlawanan dengan kenyakinan anda sendiri. Hanya dengan begitu anda akan merasa merdeka kedalam diri sendiri dan yakin akan diri sendiri. f. Kembangkan bakat-bakat anda melalui sesuatu hobby.

g. Cobalah melakukan pekerjaan anda dengan rasa optimis.

(3)

i. Jangan terlalu membandingkan diri anda dengan orang lain.

j. Janganlah mengambil sebagian motto ungkapan yang berbunyi “ apa pun yang dilakukan dengan baik oleh orang lain saya harus dapat melakukannya dengan sama baiknya”, Karena tak seorang pun dapat

mempunyai hasil dalam tiap bidang.

Menurut Syaifullah (2000) ciri-ciri pribadi seseorang yang memiliki sikap percaya diri diantaranya adalah:

a. Tidak mudah mengalami rasa putus asa. Pribadi yang percaya diri akan selalu antusias dalam melakukan suatu tindakan memiliki tekad, tekun dan pantang menyerah.

b. Bisa menghargai dan usahanya sendiri

c. Mengutamakan usaha sendiri tidak tergantung dengan orang lain. d. Berani menyampaikan pendapat. Berpendapat merupakan suatu hak

yang dimiliki oleh setiap orang, tetapi tidak semua orang memiliki keberanian untuk menyampaikan pendapat, rasa takut dan khawatir untuk berbicara merupakan salah satu ciri-ciri sikap tidak percaya diri dengan kemampuannya. Seseorang yang memiliki sikap percaya diri diantaranya adalah berani untuk menyampaikan pendapat yang dimilikinya didepan orang banyak.

(4)

f. Memiliki cita-cita untuk meraih prestasi. Sifat percaya diri hanya di miliki oleh orang yang bersemangat berjuang dan memiliki kemauan keras, berusaha dan merealisasikan mimpi-mimpinya untuk menjadi kenyataan.

g. Mudah berkomunikasi dan membantu orang lain. Manusia adalah mahluk sosial, akan selalu bersosialisasi dan berinteraksi. Interaksi merupakan suatu hal yang tak dapat dipisahkan oleh manusia, manusia dilahirkan dan hidup tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Seseorang membutuhkan orang lain karena tanpa adanya kerja sama dan bantuan orang lain seorang individu tidak bisa menopang hidupnya untuk memenuhi kebutuhannya.

Berdasarkan pendapat ciri- ciri percaya diri tersebut, diambil enam indikator menurut Syaifullah untuk meningkatkan pecaya diri siswa yaitu: a. Percaya degan kemampuan diri sendiri.

b. Mengutamakan usaha sendiri tidak tergantung dengan orang lain c. Tidak mudah mengalami rasa putus asa.

d. Berani menyampaikan pendapat

e. Mudah berkomunikasi dan membantu orang lain. f. Tanggung jawab dengan tugas-tugasnya.

g. Memiliki cita-cita untuk meraih prestasi

(5)

a. Prestasi Belajar

Prestasi belajar yang dicapai seseorang merupakan hasil interaksi berbagai faktor yang mempengaruhi baik dari dalam diri ( faktor internal ) maupun dari luar (faktor eksternal) individu. Pengenalan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar penting sekali artinya dalam rangka membantu murid dalam mencapai prestasi belajar yang sebaik-baiknya (Ahmadi, 2004). Menurut ( Sunarto : 2010) Prestasi belajar adalah bukti keberhasilan yang telah dicapai oleh seseorang. Prestasi belajar merupakan hasil maksimum yang dicapai oleh seseorang setelah melaksanakan usaha-usaha belajar. Menurut Depdiknas (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2007) prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang di kembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya ditunjukan dengan niai tes atau nilai angka yang diberikan oleh guru.

b. Belajar

Menurut Burton “ The Guidance of Learning Activities”dalam Aunurrahman (2011) merumuskan pengertian belajar sebagai perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dengan individu dan individu dengan lingkungannya. Menurut Aunurrahman (2011) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu perubahan di dalam kepribadian yang menyatakan diri sebagai suatu pola baru dari reaksi berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepribadian, atau suatu pengertian.

(6)

dan pengalaman yang menyangkut aspek-aspek kognitif, afektif dan psikomotorik untuk memperoleh tujuan tertentu. Dalam pengertian yang umum dan sederhana, belajar sering kali diartikan sebagai aktivitas untuk memperoleh pengetahuan. Belajar adalah proses orang memperoleh berbagai kecakapan, keterampilan dan sikap (Aunurrahman 2011).

c. Tujuan Pembelajaran Matematika 1) Tujuan Pembelajaran Matematika

Menurut BNSP (2006 : 140), mata pelajaran matematika bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :

a) Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antar konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma, serta luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah.

b) Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.

c) Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh.

d) Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.

(7)

mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah.

d. Prestasi Belajar Matematika

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar matematika adalah penguasaan pengetahuan dan keterampilan matematika yang diukur dengan tes.

C. Model Problem Based Learning (PBL)

1. Pengertian Problem Based Learning (PBL)

Problem Based Learning (PBL) Pertama kali diperkenalkan pada

awal tahun 1970-an di Universitas MC Master fakultas Kedokteran Kanada, sebagai suatu upaya menemukan solusi dalam diagnosis dengan membuat pertanyaan-pertanyaan sesuai situasi yang ada.

(8)

2. Tujuan Model Pembelajaran PBL

Menurut (Rusman, 2010:242) model pembelajaran PBL memiliki tujuan:

a. Untuk meningkatkan keterampilan berpikir kritis, keterampilan memecahkan masalah, percaya diri dan kerja sama yang dilakukan dalam PBL mendorong munculnya berbagai keterampilan sosial dalam berpikir.

b. Pembelajaran peran orang dewasa, siswa dikondisikan sebagai orang dewasa untuk berpikir dan bekerja dalam memecahkan masalah yang melibatkan siswa dalam pembelajaran nyata.

c. Membentuk belajar yang otonom dan mandiri. Selain itu model pembelajaran PBL juga meningkatkan kemampuan siswa untuk menjawab pertanyaan secara terbuka dengan banyak alternative jawaban benar dan pada akhirnya mampu meningkatkan kemampuan percaya diri berupa peningkatan dari pemahaman ke aplikasi, sintesis, analisis, dan menjadikannya sebagai belajar mandiri.

3. Tahap-Tahap Model Pembelajaran PBL

Model Problem Based Learning (PBL) mempunyai lima tahap utama yang dimulai dengan guru memperkenalkan siswa dengan situasi masalah yang diakhiri dengan penyajian dan analisa hasil kerja siswa. Kelima tahapan tersebut disajikan dalam tabel sebagai berikut:

(9)

Tahap ke- Indikator Aktivitas guru

1 Orientasi siswa pada masalah Guru menjelaskan tujuan pembelajaran, menjelaskan perangkat yang dibutuhkan, memotivasi siswa agar terlibat dalam aktivitas penyelesaian masalah yang dipilihnya.

2 Mengorganisir siswa untuk belajar

Guru membantu siswa

mendefinisikan dan mengorganisir tugas belajar yang berhubungan dengan masalah tersebut.

3 Membimbing penyelidikan individual dan kelomok karnya yang sesuai seperti laporan dan membantu mereka untuk melakukan refleksi atau evaluasi terhadap penyelidikan proses yang digunakan.

(10)

a. Mengorientasi siswa pada masalah.

Pada tahap ini guru menyampaikan tujuan pembelajaran serta menjelaskan model pembelajaran yang akan dilaksanakan. Pada kesempatan ini guru juga memotivasi siswa selain itu guru mengajukan masalah kontekstual dan meminta siswa mencermati masalah tersebut. Selanjutnya guru mengemukakan ide dan teori yang di gunakan dalam memecahkan masalah.

b. Mengorganisasikan siswa untuk belajar.

Pada tahap ini siswa di kelompokan dalam kelompok kecil berdasarkan kemampuan. Kriteria kemampuan di lihat dari hasil UTS semester 1 sehingga satu kelompok terdiri dari siswa yang memiliki kemampuan tinggi, sedang, dan rendah. Hal ini di lakukan dengan tujuan agar siswa dapat memanfaatkan pengetahuannya untuk mengkaji, merinci, dan menganalisis masalah yang diberikan. Secara tidak langsung pembagian kelompok ini akan memberikan bimbingan kepada siswa yang kurang mampu dalam menganalisa suatu masalah.

c. Melakukan penyelidikan individual maupun kelompok.

(11)

menyimpulkan informasi cukup untuk mengembangkan dan menyusun ide-ide sendiri melalui analisa sebab dengan akibat dari masalah yang ingin diselesaikan. Selain itu guru mengajukan pertanyaan yang dapat di pikirkan siswa dan memberikan berbagai informasi yang diperlukan siswa untuk penyelesaian awal karena masih harus di diskusikan pada tahap berikutnya.

d. Mengembangkaan menyajikan hasil karya.

Pada tahap ini guru menyuruh salah seorang dari anggota kelompok untuk mempresentasikan hasil pemecahan masalah kelompok dan guru membantu siswa jika mengalami kesulitan. Kegiatan ini berguna untuk mengetahui kemampuan percaya diri siswa dan penguasaan siswa terhadap materi yang dibeikan.

e. Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.

Tahap akhir model Problem Based Learning (PBL), guru membantu menganalisis dan mengevaluasi proses berpikir siswa pada pembelajaran yang telah dilampaui. Sedangkan siswa menyusun kembali hasil pemikiran dan kegiatan yang dilampoi pada setiap tahap pembelajaran dan guru membimbing menyimpulkan pelajaran serta memberikan saran kepada siswa untuk belajar di rumah.

4. Kelebihan Model Pembelajaran PBL

Problem Based Learning (PBL) sering digunakan dalam

(12)

menekankan pada makna dari pada fakta, siswa mengukuhkan haluan diri atau lebih percaya diri dalam suatu masalah, siswa akan memperoleh pemahaman yang lebih dan meningkatkan kecerdasan, siswa akan lebih pandai dalam lisan dan belajar untuk bekerja sama dalam kelompok, menumbuhkan sikap bermotivasi diri, hubungan guru dengan pelajar saling mengisi, dan meningkatkan hasil atau peringkat pembelajaran yang diperoleh siswa (Abuddin Nata, 2009 : 250).

5. Kelemahan Model Pembelajaran PBL

Disamping kelebihan diatas, model pembelajaran PBL juga mempunyai beberapa kelemahan yaitu siswa akan merasa malas untuk mencoba jika tidak memiliki minat atau tidak mempunyai kepercayaan bahwa masalah yang dipelajari dapat dipecahkan, keberhasilan pembelajaran dengan model pembelajaran PBL membutuhkan cukup waktu untuk persiapan, dan tanpa pemahaman pada siswa mengapa mereka harus berusaha untuk memecahkan masalah yang sedang dipelajari maka siswa tidak akan belajar apa yang mereka ingin pelajari (Sanjaya, 2006).

D.Materi Penelitian

Pada mata pelajaran matematika SMP/MTs Kelas VII Semester 2 pokok bahasan segiempat melaiputi :

Standar kompetensi :

(13)

Kompetensi Dasar :

b. Mengidentifikasi sifat-sifat persegi panjang, persegi, jajar genjang, belah ketupat, layang-layang, dan trapesium. Mengutamakan usaha sendiri tidak tergantung dengan orang lain; d. Berani menyampaikan pendapat; e. Tanggung jawab dengan tugas-tugasnya; f. Mudah berkomunikasi dan membantu orang lain; g. Memiliki cita-cita untuk meraih prestasi

Berdasarkan hasil observasi bahwa menunjukan bahwa perwujudan dan indikator-indikator percaya diri diatas masih rendah.

Berdasarkan nilai UAS terlihat prestasi belajar matematika siswa masih rendah

Diberi perlakuan melalui pembelajara PBL, adapun langkah-langkah model pembelajaran PBL adalah :

Tahap -1 : Mengorientasi siswa pada masalah. Tahap -2 : Mengorganisir siswa untuk belajar.

Tahap -3 : Membimbing penyelidikan individual maupun kelompok. Tahap -4 : Mengembangkan dan menyajikan hasil karya.

Tahap -5 : Menganalisis dan mengevaluasi proses pemecahan masalah.

Dengan adanya perlakuan model Problem Based Learning (PBL) diharapkan indikator-indikator percaya

(14)
(15)

dan mengevaluasi dan keterampilan penyelidikan yang mereka gunakan sehingga siswa dapat menyimpulkan dari hasil yang diperoleh, dalam hal ini siswa mempunyai keterampilan mengelaborasi karena siswa mampu memperkaya dan mengembangkan gagasannya dari diri sendiri, guru maupun temannya. Dengan demikian di harapkan Model Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan percaya diri dan prestasi belajar matematika siswa kelas VII-A MTs Negeri Sumbang.

F. Hipotesis Tindakan

Gambar

Tabel 2.1. Tahap-Tahap Model Pembelajaran PBL

Referensi

Dokumen terkait

Kerja Untuk Sajian Evaluasi Hasil Penelitian .... Kerja Untuk Sajian Arahan

Gambar 4.10 Pengukuran Arah Kedudukan Kekar yang Diambil di Daerah Penelitian

Sah-sah saja misalnya KI menetapkan 3 (tiga) register sebagai jumlah yang besar (setelah mempertimbangkan kebutuhan sumber daya dan tren waktu penyelesaian sengketa),

Teknologi pemupukan dengan Variable Rate Application (VRA), dengan menggunakan alat Gledur mampu meningkatkan pertumbuhan dan hasil, meliputi jumlah daun, rasio tajuk akar,

Telah berhasil dipertahankan di depan Dewan Penguji dan diterima sebagai bagian dari persyaratan yang diperlukan untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik (S.T.) pada

fasilitas parkir, harus ada kendaraan lain yang menunggu untuk memasuki.. tempat pelayanan segera mungkin sesudah tersebut tempat tersebut

Hasil survey besar tarikan pergerakan dari objek wisata purbalingga untuk jenis kendaraan sepeda motor sebesar 1044 kendaraan sedangkan untuk kendaraan ringan sebesar 520

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Primer Koperasi Kepolisian Daerah Kalimantan Barat berkaitan dengan perlakukan akuntansi piutang sudah sesuai dengan