BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Metode SQ3R (Survey, Question, Read, Recite, and Review)
Metode belajar SQ3R dikembangkan oleh Francis P. Robinson di
Universitas Ohio Amerika Serikat. Metode SQ3R ini semakin populer digunakan
orang karena bersifat praktis dan dapat diaplikasikan dalam berbagai pendekatan belajar. Survey maksudnya memeriksa atau meneliti atau mengidentifikasi seluruh
teks. Question maksudnya menyusun daftar pertanyaan yang relevan dengan teks.
Read maksudnya membaca teks secara aktif untuk mencari jawaban atas
pertanyaan-pertanyaan yang telah tersusun. Recite maksudnya menghafal setiap
jawaban yang ditemukan, Review maksudnya meninjau seluruh jawaban atas
pertanyaan yang tersusun pada langkah kedua dan ketiga (Syah, 2011).
Menurut Prastowo (2012) SQ3R adalah menyurvei, membuat pertanyaan,
membaca, meringkas, dan mengulang. Pada tahap survey, siswa siswa diminta
untuk membaca secara sepintas ringkasan materi. Kedua, pada tahap question siswa diminta untuk menuliskan beberapa pertanyaan yang berkaitan dengan
materi. Ketiga, pada tahap read siswa dirangsang untuk memperhatikan
pengorganisasian materi dan membubuhkan tanda khusus pada ide utama dan
menjawab pertanyaan yang sudah dibuat di tahap sebelumnya. Keempat, pada
tahap recite siswa diminta untuk menguji diri pada saat membaca kemudian
meringkas materi dengan menggunakan bahasa siswa sendiri. Terakhir, pada
tahap review siswa diminta untuk melihat kembali materi tersebut.
Metode belajar SQ3R merupakan metode membaca yang ditujukan untuk
review (Haryadi dalam Sari, 2009). Langkah-langkah metode itu adalah:
1. Survey
Pada langkah yang pertama ini dilakukan penelaahan sepintas kilas
terhadap seluruh struktur buku untuk melihat gagasan-gagasan yang dapat
diharapkan dari buku tersebut. Dalam melakukan survey, dianjurkan
menyiapkan pensil, kertas, dan alat pembuat ciri seperti stabilo (berwarna
kuning, hijau dan sebagainya) untuk menandai bagian-bagian tertentu.
Bagian-bagian penting akan dijadikan sebagai bahan pertanyaan yang perlu ditandai
untuk memudahkan proses penyusunan daftar pertanyaan yang akan dilakukan
pada langkah kedua. Jika tidak melakukan survey, pembaca tidak akan bisa
membuat pertanyaan-pertanyaan yang terkait dengan isi.
2. Question
Question (bertanya) merupakan langkah kedua dari metode belajar
SQ3R. Langkah kedua ini adalah menyusun pertanyaan-pertanyaan yang jelas,
singkat, dan revelan dengan bagian-bagian teks yang telah ditandai pada
langkah pertama. Sebaiknya, pertanyaan-pertaanyaan itu dicatat supaya tidak
lupa dan tidak membebani untuk selalu mengingat-ingat pertanyaan sehingga
dapat mengganggu konsentrasi pada waktu membaca.
3. Read
Langkah ketiga dari metode belajar SQ3R ini adalah reading
(membaca). Membaca merupakan tahap terpenting dari metode ini. Membaca
secara aktif dalam rangka mencari jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang
telah tersusun. Dalam hal ini, membaca secara aktif juga berarti membaca yang
jawaban-jawaban yang diperkirakan relevan dengan pertanyaan yang telah disusun pada
langkah kedua.
4. Recite
Langkah keempat adalah menyebutkan atau menceritakan kembali
jawaban-jawaban atas pertanyaan yang telah tersusun. Sedapat mungkin
diupayakan tanpa membuka catatan jawaban sebagaimana telah dituliskan
dalam langkah ketiga. Langkah ini dilakukan supaya pembaca dengan mudah
memperoleh ikhtisar dari apa yang dibaca. Jika sebuah pertanyaan tidak
terjawab, diusahakan tetap terus melanjutkan untuk menjawab pertanyaan
berikutnya. Demikian seterusnya, hingga seluruh pertanyaan, termasuk yang
belum terjawab, dapat diselesaikan dengan baik.
5. Review
Pada langkah terakhir dilakukan peninjauan ulang atas seluruh
pertanyaan dan jawaban. Pada tahap ini akan diperoleh sebuah kesimpulan
yang singkat, tetapi dapat menggambarkan seluruh jawaban atas pertanyaan
yang telah diajukan atau keseluruhan materi yang dipelajari pada kegiatan
pembelajaran.
Dari beberapa pendapat yang telah dikemukakan, peneliti menarik
pengertian bahwa metode SQ3R adalah metode belajar yang terdiri dari 5 tahap
yaitu menyelidiki, membuat pertanyaan terkait, membaca secara aktif untuk
membangun pengetahuan dan menemukan konsep materi, menjawab pertanyaan
dan menguji diri, serta meninjau ulang materi yang telah dipelajari.
B. Lembar Kerja Siswa (LKS)
penyelidikan atau pemecahan masalah (Trianto, 2009). LKS merupakan suatu
bahan ajar cetak berupa lembar-lembar kertas yang berisi materi, ringkasan, dan
petunjuk-petunjuk pelaksanaan tugas pembelajaran yang harus dikerjakan oleh
siswa, yang mengacu pada kompetensi dasar yang harus dicapai (Prastowo, 2012).
1. Fungsi LKS
Berdasarkan pengertian dan penjelasan awal mengenai LKS, ada empat
fungsi LKS yaitu:
a. Sebagai bahan ajar yang bisa meminimalkan peran guru, namun lebih
mengaktifkan siswa
b. Sebagai bahan ajar yang mempermudah siswa untuk memahami materi yang
diberikan.
c. Sebagai bahan ajar yang ringkas dan sarat akan tugas.
d. Memudahkan pelaksanaan pembelajaran.
2. Tujuan LKS
Tujuan penyusunan LKS ada empat :
a. Menyajikan bahan ajar yang memudahkan siswa untuk berinteraksi dengan
materi yang diberikan.
b. Menyajikan tugas-tugas yang meningkatkan penguasaan siswa terhadap
materi yang diberikan.
c. Melatih kemandirian siswa
d. Memudahkan guru dalam memberikan tugas kepada siswa.
3. Unsur-unsur LKS
Ditinjau dari strukturnya, bahan ajar LKS harus memuat enam unsur,
yaitu:
b. Petunjuk belajar
c. Kompetensi dasar yang akan dicapai
d. Informasi pendukung
e. Tugas atau langkah kerja
f. Penilaian
4. Macam-macam Bentuk LKS
Setiap LKS disusun dengan materi-materi dan tugas-tugas tertentu yang
dikemas sedemikian rupa untuk tujuan tertentu. Karena adanya perbedaan
maksud dan tujuan pengemasan maeri pada masing-masing LKS tersebut, hal
ini berakibat LKS memiliki berbagai macam bentuk. Secara umum,
berdasarkan fungsinya bentuk LKS meliputi:
a. LKS yang Membantu Siswa Menemukan Suatu Konsep
Sesuai dengan prinsip konstruktivisme, siswa akan belajar jika siswa
aktif mengkonstruksi pengetahuanya sendiri. LKS jenis ini memuat apa
yang harus dilakukan siswa meliputi melakukan, mengamati, dan
menganalisis. Selanjutnya, pada LKS tersebut siswa diberi
pertanyaan-pertanyaan analisis yang membantu siswa mengaitkan fenomena yang
mereka amati dengn konsep yang akan dibangun.
b. LKS yang Membantu Siswa Menerapkan dan Mengintegrasikan Berbagai
Konsep yang Telah Ditemukan
Setelah menemukan konsep, melalui LKS siswa diarahkan dan
dilatih untuk menerapkan konsep tersebut dalam kehidupan sehari-hari.
Caranya, dengan memberikan tugas-tugas kepada siswa untuk melakukan
c. LKS yang Berfungsi Sebagai Penuntun Belajar
LKS bentuk ini berisi pertanyaan atau isisan yang jawabanya ada di
dalam buku. Siswa akan dapat mengerjakan LKS tersebut jika membaca
buku, sehingga fungsi utama LKS ini adalah membantu siswa menghafal
dan memahami materi. LKS jenis ini sesuai untuk keperluan remidiasi.
d. LKS yang Berfungsi Sebagai Penguatan
LKS bentuk ini diberikan setelah siswa selesai mempelajari topik
tertentu. Materi dalam LKS jenis ini lebih mengarah pada pendalaman dan
penerapan materi.
e. LKS yang Berfungsi Sebagai Petunjuk Praktikum
Agar lebih praktis, petunjuk praktikum yang biasanya disusun dalam
sebuah buku dapat disajikan digabungkan dalam kumpulan LKS. Sehingga
salah satu isi dari LKS bentuk ini selain materi adalah petunjuk-petunjuk
untuk melaksanakan kegiatan praktikum.
5. Langkah Penyusunan LKS
Untuk dapat menghasilkan LKS, langkah-langkah yang diperlukan
adalah sebagai berikut :
a. Analisis Kurikulum
Langkah ini dimaksudkan untuk menentukan materi-materi mana
yang memerlukan bahan ajar LKS. Langkah analisis dilakukan dengan
melihat materi pokok, pengalaman belajar, materi yang akan dipelajari, serta
kompetensi yang harus dimiliki oleh siswa.
b. Menyususun Peta Kebutuhan LKS
Peta kebutuhan LKS diperlukan untuk mengetahui jumlah LKS yang
sangat diperlukan untuk menentukan prioritas penulisan. Langkah ini diwali
dengan analisis kurikulum dan analisis sumber belajar.
c. Menentukan Judul LKS
Judul LKS ditentukan atas dasar kompetensi-kompetensi dasar,
materi pokok, atau pengalaman belajar yang terdapat dalam kurikulum.
Judul sebaiknya dibuat semenarik mungkin agar siswa berminat belajar
menggunakan LKS.
d. Penulisan LKS
Untuk dapat menulis LKS, langkah-langkah yang dilakukan adalah
sebagai berikut :
1) Merumuskan kompetensi dasar
2) Menentukan alat penilaian
3) Menyusun materi memperhatikan struktur LKS
C. Materi Persamaan dan Pertidaksamaan Linear Satu Variabel
Materi pokok Persamaan Linear Satu Variabel (PLSV) dan
Pertidaksamaan Linear Satu Variabel (PtLSV) dalam silabus Kurikulum 2013 adalah :
1. Kalimat Tertutup dan Kalimat Terbuka
2. Pengertian Persamaan Linear Satu Variabel (PLSV)
3. Pengertian Pertidaksamaan Linear Satu Variabel (PtLSV)
D. LKS Materi PLSV dan PtLSV Berbasis Metode SQ3R
Ditinjau dari bentuknya, LKS berbasis metode SQ3R merupakan LKS
yang membantu siswa menemukan suatu konsep. Berdasarkan kajian yang telah
dipaparkan, maka LKS materi PLSV dan PtLSV berbasis metode SQ3R adalah
pengaplikasian langkah-langkah metode SQ3R yang berupa instruksi-instruksi
Survey, Question, Read, Recite, dan Review pada Lembar Kerja Siswa (LKS) yang
mengarahkan siswa untuk membangun pengetahuan (konsep materi) secara
mandiri pada materi Persamaan dan Pertidaksamaan Linear Satu Variabel.
E. Model Pengembangan Lembar Kerja Siswa
Model pengembangan LKS diadopsi dari Thiagarajan, Semmel dan Semmel (Trianto, 2009) yang dikenal dengan Four-D Model. Model pengembangan ini terdiri dari 4 tahap yaitu Define, Design, Develop, dan Desseminate.
1. Tahap Pendefinisian (Define) a. Analisis Awal-Akhir
Analisis awal-akhir dimaksudkan untuk menentukan masalah dasar yang diperlukn dalam pengembangan LKS. Dalam melakukan analisis awal akhir perlu mempertimbangkan beberapa hal sebagai alternatif pengembangan bahan ajar. Analisis awal akhir diawali dari pengetahuan, ketrampilan dan sikap awal yang dimiliki siswa untuk mencapai tujuan akhir yaitu tujuan pembelajaran yang tercantum dalam kurikulum.
b. Analisis Tugas
2. Tahap Perancangan (Design)
Tahap ini bertujuan menyiapkan perangkat pembelajaran, meliputi tiga langkah yaitu pemilihan media (bahan ajar), pemilihan format, dan perancangan awal. Dalam pemilihan format dapat dilkakukan dengan mengkaji format-format bahan ajar yang sudah ada meliputi format dalam mendesain isi kemudian dikembangkan menjadi lebih baik lagi.
3. Tahap Pengembangan (Develop)
Tujuan pengembangan adalah untuk menghasilkan bahan ajar yang sudah direvisi berdasarkan validasi para ahli. Tahap ini meliputi: a) Validasi LKS, dan b) Menghasilkan produk berupa lembar kerja siswa.
4. Tahap Penyebaran (Disseminate)
Tahap ini merupakan tahap penggunaan perangkat yang telah dikembangkan pada skala lebih luas. Tujuan lainya adalah untuk menguji keefektifan penggunaan bahan ajar dalam kegiatan pembelajaran.
F. Penelitian yang Relevan
Penelitian yang sudah dilakukan dan sesuai dengan penelitian ini adalah:
1. Penelitian oleh Kristina Hedberg tentang ”Using SQ3R Method with Fourth
Grade ESOL Students” dengan hasil bahwa metode SQ3R dapat
meningkatkan kemampuan siswa dalam memahami isi bacaan. Penelitian
tersebut menganjurkan penggunaan scaffold worksheet (lembar kerja bersifat perancah/bantuan/pancingan) dalam penerapan metode SQ3R.
2. Elok Fariha Sari (2009) dengan judul “Penerapan Metode SQ3R Sebagai