• Tidak ada hasil yang ditemukan

IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG KEDUDUKAN KEUANGAN KEPALA DESA DAN PERANGKAT DESA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "IMPLEMENTASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN NGAWI NOMOR 12 TAHUN 2006 TENTANG KEDUDUKAN KEUANGAN KEPALA DESA DAN PERANGKAT DESA."

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Harianto adalah Staf Pengajar Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Merdeka Madiun

21

TAHUN 2006 TENTANG KEDUDUKAN KEUANGAN KEPALA DESA DAN PERANGKAT DESA

Harianto

Abstract : This Reasearch target is to know picture of about Implementation of bay law of regency Ngawi number 12 year 2006 about dimiciling finance lead countryside peripheral and countryside.

Research type used in this research is descriptive research, that is research which aim to depict implementation of bay law of Number 12 Year 2006, about demiciling finance lead countryside peripheral and countryside in countryside ploso subdistric Kendal Regency Ngawi.

Population in this research is countryside ploso subdistric kendal regency Ngawi countryside peripheral and countryside head Head amaungting to 13 people. While technique of data colecting in this reserch is technique questioner, documentation technique and analyse in this research use discriptive analysis that is give picture hit something by clear or quicky pursuant to data obtained. Result of this research indicatet that implementation of by law regency Ngawi number 12 year 2006 about dimiciling finance lead countryside peripheral and countryside peripheral and countryside pertained to succed or enough can walk better.

Kata kunci : Dimiciling Finance Lead Countryside peripheral and countryside

Sebagai struktur pemerintahan paling rendah, desa merupakan sendi utama berhasil tidaknya pembangunan yang sekarang ini sedang digalakkan. Berhasil atau gagalnya pembangunan di desa sangat ditentukan oleh satu diantaranya adanya pertisipasi aktif warga desa dalam memberdayakan potensi yang dimilikinya, mengingat desa merupakan sumber daripada kekayaan alam dan tenaga kerja.

Pembangunan desa juga merupakan satu diantaranya usaha pemerintah dalam pemerataan pembangunan. Karena sebagian besar penduduk di Indonesia berada di desa, maka pembangunan yang dilaksanakan di desa sangat menunjang pembangunan bangsa dan negara. Selain itu pembangunan desa juga dapat menjadi dasar bagi perkembangan dan pertumbuhan ekonomi yang sehat karena adanya pemanfaatan potensi desa yang baik, potensi alam maupun manusia melalui perubahan dan pembaharuan. Pembangunan pedesaan mempunyai arti strategis dalam meletakkan dasar pembangunan yang kokoh. Desa merupakan basis sosial, ekonomi, politik serta ketahanan nasional. Demikian juga usaha pembangunan pedesaan sebagaimana telah disinggung merupakan sentral dari pembangunan nasional di Indonesia.

Mengingat pembangunan desa merupakan sentral pembangunan nasional, maka perlu dilihat terlebih dahulu tingkat partisipasi masyarakat desa dapat memenuhi ketentuan yang diharapkan. Dengan adanya partisipasi masyarakat desa dalam pembangunan diharapkan dapat dijadikan kontrol sosial, sehingga akan dapat melangkah lebih mantap menuju masyarakat yang dicita-citakan.

Berkaitan dengan pelaksanaan pembangunan desa, di depan telah dikatakan bahwa salah satu unsur yang menentukan berhasil tidaknya pembangunan desa adalah partisipasi dari warga desanya. Namun dalam penelitian ini, akan dibahas tentang sumber pendapatan desa yang mana

(2)

juga ada keterkaitannya dengan partisipasi masyarakat. Sebagai contohnya adalah pajak, iuran sah dan hasil gotong-royong dari warga desa merupakan sumber pendapatan desa yang merupakan bentuk partisipasi masyarakat dalam pembangunan desa.

Disamping partisipasi aktif masyarakat, dalam proses pembangunan juga dibutuhkan dana yang tidak sedikit. Dengan adanya sumber dana dan sumber daya manusia diharapkan proses pembangunan akan dapat dilaksanakan dengan baik dan lancar.

Sehubungan dengan penyelenggaraan pemerintahan desa dibutuhkan anggaran yang tidak sedikit, untuk itu perlu adanya anggaran yang ada dalam kas desa. Kas desa tersebut diperoleh dari pendapatan serta subsidi yang diterima desa itu sendiri. Mengingat pentingnya pengaturan tentang keuangan desa guna mendukung proses penyelenggaraan pemerintahan desa dan pelaksanaan pembangunan maka pengaturan keuangan desa yang baik dan transparan diharapkan dapat menciptakan pemerintahan desa yang bersih dan berwibawa serta mampu membawa masyarakat desa pada tingkat kesejahteraan yang maksimal.

Kepala Desa sebagai pemimpin desa mewakili pemerintah pusat di dalam lingkungan masyarakat desanya sebagai pamong desa. Dalam menjalankan kewajiban sesuai dengan pembagian tugas yang telah ditetapkan dalam struktur organisasi pemerintah desa dan bersama-sama menjalankan tugas-tugas administrasi pemerintah desa. Oleh karena itu Kepala Desa dan Aparat Desa harus memiliki kualitas dan dedikasi yang tinggi sehingga akan meningkatkan perkembangan desa di mana ia bekerja.

Berkaitan dengan hal di atas, Pemerintah Kabupaten Ngawi telah mengatur tentang kedudukan keuangan Kepala Desa dan Perangkat Desa sebagaimana telah dikeluarkannya Peraturan Daerah Kabupaten Ngawi Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kedudukan Kepala Desa dan Perangkat Desa. Namun demikian pelaksanaannya masih perlu adanya sosialisasi yang luas dan mendalam di tingkat desa, baik kepada aparatur desa maupun masyarakatnya.

PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah Implementasi Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kedudukan Keuangan Kepala Desa dan Perangkat Desa di Desa Ploso Kecamatan Kendal Kabupaten Ngawi.

TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

Di dalam mengadakan penelitian, tidak terlepas dari tujuan penelitian yang hendak dicapai. Tujuan yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah: Untuk mengetahui gambaran tentang Implementasi Peraturan Daerah Kabupaten Ngawi Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kedudukan Keuangan Kepala Desa dan Perangkat Desa.

Sedangkan manfaat yang ingin diperoleh dari hasil penelitian ini adalah: 1. Bagi Penulis

Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya wawasan dan menambah kemampuan dalam menganalisis permasalahan di lapangan terkait dengan pelaksanaan Peraturan Daerah Nomor 12 tahun 2006 dalam rangka Tri Dharma Perguruan Tinggi.

2. Bagi Fakultas

Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan referensi untuk memperkaya hasil penelitian dalam rangka peningkatan kualitas penelitian bagi dosen.

3. Bagi Pemerintah Kabupaten Ngawi

Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi bahan masukan (input) dalam mengevaluasi kebijakan yang telah dilaksanakan selama ini.

(3)

Harianto: Implementari peraturan pemerintah daerah kabupatenNgawi…23 KAJIAN TEORI

Pengertian Kebijakan Publik

Kebijakan dan kebijaksanaan diartikan dalam pengertian yang sama dengan kebijaksanaan publik atau kebijaksanaan umum. Menurut Dye dalam Islamy (1998:24) bahwa kebijaksanaan publik itu didefinisikan sebagai apapun yang dipilih oleh pemerintah untuk dilakukan atau tidak dilakukan.Selanjutnya disebutkan olehnya pula bahwa bila pemerintah memilih untuk melakukan sesuatu, maka harus ada tujuannya dan kebijakan publik atau kebijakan negara itu harus meliputi semua “tindakan” pemerintah, jadi bukan semata-mata merupakan pernyataan atau keinginan pemerintah ataupun juga pejabat-pejabat pemerintah saja. Sedangkan Edward III dan Sharkansky dalam Islamy (1998:25) yang menyatakan bahwa kebijaksanaan publik adalah apa yang dikatakan dan dilakukan atau tidak dilakukan oleh pemerintah. Kebijaksanaan negara itu berupa sasaran atau tujuan program-program pemerintah.

Selanjutnya Edwards dan Sharkansky dalam Islamy (1998:26), mengemukakan bahwa kebijaksanaan itu dapat ditetapkan secara jelas dalam peraturan-peraturan perundang-undangan, atau dalam bentuk pidato-pidato pejabat teras pemerintah ataupun berupa program-program tindakan yang dilakukan pemerintah.

Memperhatikan beberapa pengertian kebijakan publik, maka dapat disampaikan beberapa hal yang perlu mendapatkan perhatian, yaitu bahwa:

(1) Kebijaksanaan itu selalu mempunyai tujuan tertentu atau merupakan suatu tindakan yang berorientasi tujuan.

(2) Kebijaksanaan itu berisi tindakan-tindakan atau pola tindakan pejabat pemerintah. (3) Kebijaksanaan itu merupakan apa yang benar-benar dilakukan pemerintah.

(4) Kebijaksanaan itu bersifat positif dalam arti suatu tindakan harus dilakukan, dan negatif dalam arti keputusan itu bermaksud untuk tidak melakukan sesuatu.

(5) Kebijaksanaan itu didasarkan pada peraturan atau perundang-undangan yang bersifat memaksa.

Implementasi Kebijakan Publik

Implementasi kebijakan publik tidaklah berdiri sendiri, namun merupakan satu kesatuan dalam keseluruhan proses kebijakan publik. Implementasi kebijakan publik sesungguhnya tidak sekedar bersangkut paut dengan mekanisme penjabaran keputusan-keputusan politik ke dalam prosedur birokrasi, melainkan lebih dari itu, menyangkut masalah konflik, keputusan dan siapa yang memperoleh apa dari suatu kebijakan. (Wahab, 1997:59) Oleh karena itu, implementasi kebijakan publik dipandang sebagai salah satu bagian atau tahapan yang penting dalam keseluruhan proses kebijakan publik. Bahkan Udoji dalam Wahab (1997:59), menyatakan: “The execution of policies is as importan as if not more important than policies making. Policies will remain dreams or blue print file jackets, unless they are implemented.” (pelaksanaan kebijaksanaan adalah sesuatu yang penting, bahkan mungkin jauh lebih penting daripada pembuatan kebijakan. Kebijakan-kebijakan akan sekedar berupa impian atau rencana bagus yang tersimpan rapi dalam arsip jika tidak diimplementasikan). Secara eksplisit, kebijakan publik itu baru mempunyai arti dan bermanfaat bagi seluruh masyarakat jika diimplementasikan secara benar.

Berkaitan dengan implementasi kebijakan publik, berikut dikemukakan beberapa pengertiannya. Kamus Webster dalam Wahab (1997:64), merumuskan secara singkat bahwa to implement (untuk mengimplementasikan) berarti to provide the means for carrying out (untuk menyediakan sarana untuk melaksanakan sesuatu); to give practical effect to (untuk menimbulkan dampak/akibat praktis terhadap sesuatu).

(4)

Berdasarkan pendapat tersebut di atas, maka implementasi kebijakan publik oleh Wahab (1997:64) dipandang sebagai suatu proses melaksanakan keputusan kebijakan (biasanya dalam bentuk Undang-undang, Peraturan Pemerintah, Keputusan peradilan, perintah eksekutif atau Dekrit Presiden).

Berdasarkan pendapat tersebut, dapat disimpulkan implementasi kebijakan publik adalah proses pelaksanaan keputusan suatu kebijakan (dapat berupa Undang-Undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan Daerah, Keputusan Bupati, dan lain-lain) sehingga dapat menimbulkan dampak terhadap sesuatu sebagaimana yang diharapkan.

Implimentasi Perda Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kedudukan Keuangan Kepala Desa dan Perangkat Desa

Dalam rangka mengatur keuangan Kepala Desa dan Perangkat Desa maka pemerintah kabupaten Ngawi mengeluarkan Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2006. Dalam Pasal 1 dijelaskan bahwa:

(1) Kepala Desa dan Perangkat Desa diberikan penghasilan tetap setiap bulan berupa uang serta penghasilan lain yang sah sesuai dengan kemampuan keuangan Desa kecuali Sekretaris Desa yang berstatus Pegawai Negeri Sipil.

(2) Sekretaris Desa dari Pegawai Negeri sipil diberikan penghasilan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku serta penghasilan lain yang sah sesuai dengan kemampuan keuangan Desa.

Sedangkan pada pasal 2 dijelaskan bahwa :

(1) Besarnya penghasilan tetap dan atau penghasilan lainnya sebagaimana dimaksud dalam pasal2 ditetapkan dalam APB Des.

(2) Penghasilan tetap sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 ayat (1) paling sedikit sama dengan Upah Minimum Kabupaten.

(3) Bagai Desa yang belum mampu memberikan penghasilan tetap sebagaimana dimaksud pada ayat (2) disesuaikan dengan kemampuan APB Des.

Sedangkan tunjangan kepala desa dan perangkat desa diatur pada pasal 3 sebagai berikut:

(1) Kepala Desa dan Perangkat Desa selain menerima Penghasilan tetap sebagaimana dimaksud dalam pasal 2, dapat diberikan tunjangan lainnya sesuai dengan kemampuan Keuangan Desa.

(2) Tunjangan lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi : a. tunjangan Jabatan;

b. tunjangan Istri; c. tunjangan Anak;

d. tunjangan pembinaan wilayah.

(3) Besarnya tunjangan lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditetapkan setiap tahun sesuai dengan kemampuan APB Des.

Pada pasal 14 dijelaskan tentang Pelaksanaan Pemberian Penghasilan Tetap dan Tunjangan, sebagai berikut:

Pelaksanaan pemberian penghasilan tetap dan tunjangan bagi Kepala Desa dan Perangkat Desa terhitung sejak tanggal pelantikan sampai dengan ditetapkannya keputusan pemberhentian. Lebih lanjut dijelaskan pada pasal 5, bahwa besarnya penghasilan tetap dan tunjangan bagi Kepala Desa dan Perangkat Desa disesuaikan dengan jabatannya.

Sedangkan pada pasal 6 dijelaskan bahwa Kepala Desa dan Perangkat Desa yang diberhentikan sementara dari jabatannya oleh pejabat yang berwenang diberikan penghasilan sebesar 50% (lima puluh persen) dari jumlah penghasilan yang diterima setiap bulan.

(5)

Harianto: Implementari peraturan pemerintah daerah kabupatenNgawi…25

Biaya operasional Kepala Desa dan Perangkat Desa diatur dalam pasal 7 sebagai berikut:

(1) Untuk keperluan kegiatan operasional Kepala Desa clan Perangkat Desa disediakan biaya operasional sesuai dengan kemampuan keuangan Desa.

(2) Besarnya biaya operasional sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditetapkan setiap tahun dalam APB Des.

Dalam pasal 8 diatur bahwa:

(1) Penjabat yang menjalankan tugas Kepala Desa dan Perangkat Desa diberikan penghasilan tetap, tunjangan lainnya dan biaya operasional sesuai dengan kemampuan keuangan Desa.

(2) Besarnya penghasilan tetap, tunjangan lainnya dan biaya operasional bagi Penjabat yang menjalankan tugas Kepala Desa dan Perangkat Desa ditetapkan dalam APB Des.

Sedangkan biaya pengobatan dan perawatan Kepala Desa dan Perangkat Desa diatur pada pasal 9 sebagai berikut:

(1) Apabila Kepala Desa dan atau Perangkat Desa yang bukan berasal dari Pegawai Negeri Sipil menderita sakit dapat diberikan biaya pemeriksaan, pengobatan dan perawatan yang besarnya disesuaikan dengan APB Des. yang diatur lebih lanjut dengan Peraturan Desa.

(2) Apabila Kepala Desa dan atau Perangkat Desa mengalami kecelakaan atau sebab lain yang mengakibatkan tidak dapat lagi menjalankan tugas dan kewajibannya, sehingga yang bersangkutan diberhentikan dari jabatannya, diberikan santunan sekaligus merupakan penghargaan terakhir sesuai dengan kemampuan keuangan Desa yang diatur lebih lanjut dengan Peraturan Desa.

(3) Apabila Kepala Desa dan atau Perangkat Desa meninggal dunia, kepada ahli warisnyadiberikan uang duka sekaligus merupakan penghargaan terakhir sesuai dengan kemampuan keuangan Desa yang diatur lebih lanjut dengan Peraturan Desa.

Penghargaan kepada Kepala Desa dan Perangkat Desa diatur dalam pasal 10 sebagai berikut: ”Kepala Desa dan Perangkat Desa yang telah berakhir masa jabatannya atau diberhentikan dengan hormat atas permintaan sendiri dari jabatannya dan telah mempunyai masa kerja berturut-turut sekurang-kurangnya 4 (empat) tahun untuk Kepala Desa dan 6 (enam) tahun untuk Perangkat Desa, diberikan penghargaan dan uang jasa sesuai dengan kemampuan keuangan Desa yang diatur dalam Peraturan Desa.”

METODE PENELITIAN Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif yang mana peneliti ingin menggambarkan Implementasi Peraturan Daerah Nomor 12 Tahun 2006, tentang Kedudukan Keuangan Kepala Desa dan Perangkat Desa di Desa Ploso, Kecamatan Kendal, Kabupaten Ngawi.

Variabel dan Indikator Penelitian

Dalam penelitian ini hanya terdapat satu variabel tunggal. Pada penelitian ini yang menjadi variabel tunggal adalah Pelaksanaan Peraturan Daerah Kabupaten Ngawi Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kedudukan Keuangan Kepala Desa dan Perangkat Desa, dengan indikator sebagai berikut :

(6)

1. Penghasilan Kepala Desa dan Perangkat Desa 2. Tunjangan Kepala Desa dan Perangkat Desa 3. Biaya Operasional Kepala Desa dan Perangkat Desa 4. Biaya Pengobatan Kepala Desa dan Perangkat Desa 5. Penghargaan Kepala Desa dan Perangkat Desa.

Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah Kepala Desa dan Perangkat Desa Desa Ploso Kecamatan Kendal Kabupaten Ngawi yang berjumlah 13 orang, denghan rincian sebagai berikut:

1. Kepala Desa = 1 orang 2. Sekretaris Desa = 1 orang 3. Kepala Urusan = 5 orang

4. Kepala Dusun = 6 orang

Berkaitan dengan hal di atas, maka besarnya populasi penelitian ini adalah 13 orang yang sekaligus oleh peneliti diambil seluruhnya untuk dijadikan responden penelitian.

Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini, dilakukan oleh peneliti secara seksama dan dapat dipertanggung jawabkan. Dalam pengumpulan data tidak hanya dilakukan secara sembarangan tetapi harus direncanakan terlebih dahulu. Untuk itu dalam pengumpulan data penelitian digunakan teknik kuesioner dan dokumentasi.

Analisa Data

Sebagai langkah aktif dari suatu penelitian adalah mengolah data hasil penelitian. Sedangkan maksud dari metode analisa data sesuai dengan jenis penelitian yang dipilih merupakan cara yang digunakan untuk mengolah dan menyusun data yang terkumpul untuk ditarik suatu kesimpulan menuju suatu kebenaran yang dapat dipertanggung jawabkan.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan analisa deskriptif yaitu memberikan gambaran mengenai sesuatu dengan cara yang jelas atau cepat berdasarkan data yang diperoleh.

PEMBAHASAN

Untuk mengetahui gambaran Implementasi Peraturan Daerah Kabupaten Ngawi Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kedudukan Keuangan Kepala Desa dan Perangkat Desa dapat dilihat pada tabel rekapitulasi data penelitian berikut ini.

(7)

Harianto: Implementari peraturan pemerintah daerah kabupatenNgawi…27

Tabel 1. Rekapitulasi Data Variabel Implementasi Peraturan Daerah Kabupaten Ngawi Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kedudukan Keuangan Kepala Desa dan Perangkat Desa NO.

RESP. JAWABAN PERTANYAAN NO. 1 – 10

JUMLAH SKOR 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 30 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 28 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 28 4 3 2 3 2 3 2 2 2 1 2 22 5 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 28 6 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 29 7 3 3 3 2 3 2 3 3 1 2 25 8 3 2 3 3 3 2 3 3 1 2 25 9 3 3 3 3 3 3 3 3 1 2 27 10 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 28 11 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 28 12 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 29 13 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 28

Sumber data: Data primer diolah

Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa angka tertinggi dari jumlah nilai pengukuran adalah 30 dan angka terendah dari jumlah pengukuran adalah 22. Sedangkan jarak pengaturan dapat dihitung sebagai berikut :

30 – 22 8

= = 2,66 dibulatkan menjadi 3 3 3

Dari hasil angka tersebut, maka dapat diklasifikasikan dalam 3 jenis pengukuran yaitu: 28 – 30 Kategori baik

25 – 27 Kategori sedang 22 – 24 Kategori kurang

Dengan demikian dapat disusun dalam tabel pengukuran sebagai berikut :

Tabel 2. Klasifikasi Tentang Berhasil Atau Tidaknya Implementasi Peraturan Daerah Kabupaten Ngawi Nomor 12 Tahun 2006 Tentang Kedudukan Keuangan Kepala Desa Dan Perangkat Desa

KATEGORI JUMLAH RESPONDEN PROSENTASE (%)

BAIK SEDANG KURANG 9 3 1 69,2 23,1 7,7 JUMLAH 13 100

(8)

Dari tabel tersebut diatas dapat diketahui bahwa dari 10 responden atau 100% terdapat 9 responden atau 69,2% termasuk dalam kategori berhasil, serta 3 responden atau 23,1% dalam kategori sedang dan terdapat responden 1 atau 7,7% dalam kategori tidak berhasil.

Dengan demikian keadaan dilapangan menunjukan bahwa implementasi Peraturan Daerah Kabupaten Ngawi nomor 12 tahun 2006 tentang kedudukan keuangan kepala desa dan perangkat desa tergolong berhasil atau cukup bisa berjalan dengan baik.

KESIMPULAN

Berdasarkan pembahasan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa implementasi Peraturan Daerah Kabupaten Ngawi nomor 12 tahun 2006 tentang kedudukan keuangan kepala desa dan perangkat desa tergolong berhasil atau cukup bisa berjalan dengan baik.

DAFTAR RUJUKAN

Abdul Wahab, Solichin, Analisis Kebijaksanaan Dari Formulasi ke Implementasi Kebijaksanaan Negara, Bumi Aksara, Jakarta, 1997.

Charles O. Jones, Pengatar Kebijakan Publik, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1996. Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, Gajah Mada University Press, Cetakan

kelima, Yogyakarta, 1991.

Islamy, Irfan, Prinsip-prinsip Kebijaksanaan Negara, PT. Bina Aksara, Jakarta, 1998.

Koentjoroningrat, Metode – metode Penelitian Masyarakat, Cetakan Ke VIII, Gramedia, Jakarta, 1996

Moch. Hatta, Pengantar ke Jalan Ilmu dan Pengetahuan, Intisari, Jakarta, 1998. Moch. Nasir, Metodologi Penelitian, Ghalia Indonesia, Jakarata, 1993.

Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Edisi Revisi, Reneka Cipta, 1992.

Sutrisno Hadi, Metodologi Reseach III, Fakultas Psikologi UGM, Yogyakarta, 1991. Sutrisno Hadi, Statsistik Jilid I, Fakultas Psikologi UGM, Yogyakarta, 1991.

Gambar

Tabel  1.  Rekapitulasi  Data  Variabel  Implementasi  Peraturan Daerah Kabupaten  Ngawi  Nomor  12 Tahun 2006 tentang Kedudukan Keuangan Kepala Desa dan Perangkat Desa  NO

Referensi

Dokumen terkait

Sosialisasi Peraturan Rektor Undip Nomor 2 Tahun 2014 tentang Tata Cara Pemilihan Pimpinan Universitas Diponegoro dan Pimpinan Fakultas Pada Universitas Diponegoro;

(1) nilai-nilai moral menyangkut hubungan manusia dengan diri sendiri dalam dongeng di wilayah Eks-Karesidenan Besuki (2) nilai-nilai moral menyangkut hubungan

Hal tersebut dapat diakibatkan lebih dari 45% responden dalam penelitian ini adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS), dimana PNS mempunyai tingkat kesukarelaan yang rendah

Hasil tersebut menunjukkan bahwa Debt to Asset Ratio (DAR) berpengaruh tidak signifikan terhadap Return on Equity (ROE) pada perusahaan jasa pariwisata yang terdaftar di

Dengan demikian bila seseorang dengan kanker paru yang mempunyai faktor-faktor prediksi tersebut akan memberi respon yang baik serta angka tahan hidup lebih

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi kemampuan genetik sejumlah pejantan FH impor berdasarkan performan produksi susu keturunannya setelah digunakan

Jika data klien sudah ter-input, selanjutnya lihat hasil skoring yang akan muncul secara otomatis.3. Baca petunjuk