• Tidak ada hasil yang ditemukan

WALIKOTA BOGOR PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 60 TAHUN 2016 TENTANG

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "WALIKOTA BOGOR PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 60 TAHUN 2016 TENTANG"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

1 WALIKOTA BOGOR

PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA BOGOR

NOMOR 60 TAHUN 2016 TENTANG

URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA JABATAN STRUKTURAL DAN FUNGSIONAL DI LINGKUNGAN INSPEKTORAT

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA BOGOR,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsi Inspektorat dalam membatu Walikota membina dan mengawasi pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah dan tugas pembantuan oleh Perangkat Daerah, perlu adanya uraian tugas jabatan struktural dan fungsional serta tata kerja di lingkungan Inspektorat;

b. bahwa uraian tugas jabatan struktural dan tata kerja sebagaimana dimaksud pada huruf a berdasarkan ketentuan Pasal 8 ayat (3) Peraturan Walikota Bogor Nomor 56 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Perangkat Daerah di Lingkungan Pemerintah Kota Bogor, diatur dengan Peraturan Walikota;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Walikota tentang Tugas, Fungsi, Tata Kerja dan Uraian Tugas Jabatan Struktural dan Fungsional di Lingkungan Inspektorat;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494);

(2)

2 2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang

Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587) sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5697);

3. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah (lembaran Negara Republik Indonseia Tahun 2016 Tahun 2016 Nomor 114, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5887);

4. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 15 Tahun 2009 tentang Jabatan Fungsional Pengawas Penyelenggaraan Urusan Pemerintah di Daerah dan Angka Kreditnya;

5. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 40 Tahun 2012 tentang Jabatan Fungsional Auditor Kepegawaian dan Angka Kreditnya;

6. Peraturan Daerah Kota Bogor Nomor 7 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kota Bogor (Lembaran Daerah Kota Bogor Tahun 2016 Nomor 1 Seri D);

7. Peraturan Walikota Bogor Nomor 56 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi serta Tata Kerja Perangkat Daerah di Lingkungan Pemerintah Kota Bogor (Berita Daerah Kota Bogor Tahun 2016 Nomor 1 Seri D);

MEMUTUSKAN:

Menetapkan : PERATURAN WALIKOTA TENTANG URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA JABATAN STRUKTURAL DAN FUNGSIONAL DI LINGKUNGAN INSPEKTORAT.

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam Peraturan Walikota ini yang dimaksud dengan: 1. Daerah adalah Kota Bogor.

2. Pemerintah Daerah adalah Walikota sebagai unsur penyelenggara Pemerintahan Daerah yang memimpin pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah otonom.

3. Walikota adalah Walikota Bogor.

4. Perangkat Daerah adalah unsur pembantu Walikota dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dalam penyelenggraan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah.

(3)

3 5. Sekretaris Daerah adalah Sekretaris Daerah Kota Bogor.

6. Inspektur adalah Kepala Inspektorat Kota Bogor. 7. Inspektorat adalah Inspektorat Kota Bogor.

8. Inspektur Pembantu adalah pejabat yang mengendalikan pelaksanaan pengawasan Inspektorat sesuai dengan bidangnya.

9. Jabatan Struktural adalah suatu kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang dan hak seorang Pegawai Negeri Sipil dalam rangka memimpin suatu satuan organisasi negara.

10. Jabatan Fungsional adalah suatu kedudukan yang menunjukkan tugas, tanggung jawab, wewenang, dan hak seorang Pegawai Negeri Sipil dalam rangka menjalankan tugas dan fungsi keahlian dan/atau keterampilan untuk mencapai tujuan organisasi serta sebagai pelaksana teknis fungsional bidang pengawasan di lingkungan Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) yang merupakan jabatan karier yang hanya dapat diduduki oleh seseorang yang telah berstatus Pegawai Negeri Sipil yang dalam melaksanakan tugasnya bertanggungjawab kepada Inspektur yang bersangkutan sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

11. Auditor adalah Jabatan yang mempunyai ruang lingkup, tugas, tanggungjawab, dan wewenang untuk melakukan pengawasan intern pada instansi pemerintah, lembaga dan/atau pihak lain yang di dalamnya

terdapat kepentingan negara sesuai dengan peraturan perundang-undangan, yang diduduki oleh Pegawai Negeri Sipil dengan hak

dan kewajiban yang diberikan secara penuh oleh pejabat yang berwenang. 12. Pemeriksaan adalah proses identifikasi masalah, analisis, dan evaluasi

yang dilakukan secara independen, obyektif dan profesional berdasarkan standar pemeriksaan, untuk menilai kebenaran, kecermatan, kredibilitas, efektifitas, efisiensi, dan keandalan informasi pelaksanaan tugas dan fungsi instansi Pemerintah.

13. Jabatan Pengawas Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan di Daerah adalah jabatan fungsional yang mempunyai ruang lingkup, tugas, tanggungjawab dan wewenang untuk melakukan kegiatan pengawasan atas penyelenggaraan teknik urusan pemerintahan di daerah, di luar pengawasan keuangan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang diduduki oleh Pegawai Negeri Sipil (PNS).

14. Pengawas Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan di Daerah yang selanjutnya disebut Pengawas Pemerintahan, adalah Pegawai Negeri Sipil yang diberi tugas, tanggungjawab, wewenang dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan kegiatan pengawasan atas penyelenggaraan teknik urusan pemerintah di daerah sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

15. Aparat Pengawas Intern Pemerintah (APIP) adalah Inspektorat Kota Bogor. 16. Pengawasan Intern adalah seluruh proses kegiatan pemeriksaan, evaluasi,

reviu, pemantauan dan kegiatan pengawasan lain, seperti konsultasi (consultancy), sosialisasi, asistensi, terhadap penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi dalam rangka memberikan keyakinan yang memadai (assurance) bahwa kegiatan telah dilaksanakan sesuai dengan tolok ukur yang telah ditetapkan secara efektif dan efisien untuk kepentingan pimpinan dalam mewujudkan tata kelola/kepemerintahan yang baik (good governance).

(4)

4 17. Pengawasan sederhana adalah melaksanakan kegiatan dalam suatu

penugasan pengawasan yang tidak memerlukan analisis dan pertimbangan profesional yang rendah, disertai dengan supervisi dan bimbingan yang agak ketat (closed supervision).

18. Pengawasan Kompleksitas Rendah adalah melaksanakan kegiatan dalam suatu penugasan pengawasan yang memerlukan analisis dan pertimbangan profesional yang rendah disertai dengan supervisi yang agak ketat (moderate supervision).

19. Pengawasan Kompleksitas Sedang adalah melaksanakan kegiatan dalam suatu penugasan pengawasan yang memerlukan analisis dan pertimbangan profesional yang terbatas disertai dengan supervisi yang cukup (general supervision).

20. Pengawasan Kompleksitas Tinggi adalah melaksanakan kegiatan dalam suatu penugasan pengawasan yang memerlukan analisis dan pertimbangan profesional yang tinggi disertai dengan supervisi yang cukup (general supervision).

21. Auditor Kepegawaian adalah Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang diberi tugas, tanggungjawab, wewenang, dan hak secara penuh oleh pejabat yang berwenang untuk melakukan kegiatan wasdalpeg, pada instansi pemerintah pusat dan daerah, sesuai dengan peraturan perundangundangan.

22. Pengawasan dan Pengendalian Pegawai yang selanjutnya disebut Wasdalpeg adalah seluruh proses kegiatan memeriksa, mengevaluasi, memantau dan melakukan tindakan korektif terhadap pelaksanaan peraturan perundang-undangan bidang kepegawaian yang dapat dilakukan secara reguler, reviu dan investigasi.

23. Wasdalpeg kompleksitas rendah adalah pelaksanaan kegiatan wasdalpeg yang memerlukan analisis dan pertimbangan profesional yang rendah, disertai dengan supervisi yang ketat.

24. Wasdalpeg kompleksitas tinggi adalah pelaksanaan kegiatan wasdalpeg yang memerlukan analisis dan pertimbangan profesional yang tinggi, disertai dengan supervisi yang ketat.

25. Angka Kredit adalah satuan nilai dari tiap butir kegiatan dan/atau akumulasi nilai butir-butir kegiatan yang harus dicapai oleh Auditor, Pengawas Pemerintahan dan Auditor Kepegawaian dalam rangka pembinaan karier yang bersangkutan.

26. Tim Penilai Angka Kredit Auditor, Pengawasan Pemerintahan dan Auditor Kepegawaian adalah tim yang dibentuk dan ditetapkan oleh pejabat yang berwenang, dan bertugas untuk memberikan pertimbangan dan menilai prestasi kerja Auditor, Pengawas Pemerintahan dan Auditor auditor Kepegawaian

BAB II

TUGAS DAN FUNGSI Bagian Kesatu

Tugas Pasal 2

Inspektorat mempunyai tugas membatu Walikota dalam membina dan mengawasi pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah dan tugas pembantuan oleh Perangkat Daerah.

(5)

5 Bagian Kedua

Fungsi Pasal 3

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 Inspektorat mempunyai fungsi:

a. perumusan kebijakan teknis bidang pengawasan dan fasilitasi pengawasan; b. perumusan pelaksanaan pengawasan internal terhadap kinerja dan

keuangan melalui audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lainnya;

c. pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu atas penugasan Walikota; d. penyusunan laporan hasil pengawasan;

e. pelaksanaan administrasi Inspektorat;

f. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh Walikota terkait dengan tugas dan fungsinya. BAB III STRUKTUR ORGANISASI Bagian Kesatu Umum Pasal 4 (1) Struktur organisasi Inspektorat terdiri dari:

a. Inspektur;

b. Sekretariat membawahkan;

1. Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan; 2. Sub Bagian Administrasi dan Umum;

c. Inspektur Pembantu Bidang Pemerintahan;

d. Inspektur Pembantu Bidang Ekonomi, Pembangunan dan Kesejahteraan Rakyat;

e. Inspektur Pembantu Bidang Keuangan; f. Jabatan Fungsional Auditor;

g. Jabatan Fungsional Pengawas Pemerintahan; h. Jabatan Fungsional Auditor Kepegawaian.

(2) Uraian tugas Inspektur, Sekretaris, Kepala Sub Bagian, Inspektur Pembantu, Pengawas Pemerintahan, Auditor dan Auditor Kepegawaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum dalam lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Walikota ini.

Bagian Kedua Inspektur

Pasal 5

(1) Inspektorat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf a dipimpin oleh seorang Inspektur yang mempunyai tugas membatu Walikota dalam membina dan mengawasi pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan daerah dan tugas pembantuan oleh Perangkat Daerah.

(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Inspektur mempunyai fungsi:

(6)

6 b. perumusan kebijakan teknis dan fasilitasi di bidang Pengawasan;

c. pemberian pertimbangan kepada Walikota berkaitan dengan pelaksanaan pemeriksaan, pengujian, penilaian dan pengusutan terhadap penyelenggaraan tugas dari semua satuan kerja di lingkungan Pemerintah Kota Bogor;

d. perencanaan program pengawasan;

e. pemeriksaan, pengusutan kebenaran laporan/pengaduan terhadap penyimpangan/ penyalahgunaan, pengujian, dan penilaian dalam tugas pengawasan dan urusan lainnya yang menjadi kewenangan dan petunjuk walikota;

f. pengelolaan sumber daya aparatur, keuangan, sarana dan prasarana Inspektorat;

g. pelayanan Teknis Administratif dan fungsional. Bagian Ketiga

Sekretariat Pasal 6

(1) Sekretariat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf b dipimpin oleh seorang Sekretaris yang mempunyai tugas melaksanakan sebagian fungsi Inspektorat di bidang pengelolaan kesekretariatan.

(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Sekretaris mempunyai fungsi:

a. penyiapan bahan koordinasi dan pengendalian rencana kerja pengawasan;

b. penghimpunan, pengolahan, penilaian, dan penyimpanan laporan hasil pengawasan aparat pengawasan fungsional;

c. penyusunan bahan data dalam rangka pembinaan teknis fungsional; d. penyusunan, penginventarisasian, dan pengkoordinasian data dalam

rangka penatausahaan proses penanganan pengaduan;

e. pelaksanaan tugas administrasi umum, kepegawaian, perlengkapan, keuangan, kearsipan, dan kerumahtanggaan;

f. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan; g. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan.

Paragraf 1

Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan Pasal 7

(1) Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf b angka 1 dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian yang mempunyai tugas melaksanakan sebagian fungsi Sekretariat di bidang perencanaan pengawasan, evaluasi dan pelaporan.

(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Kepala Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan mempunyai fungsi: a. pengkoordinasian penyiapan rencana kerja pengawasan dan fasilitasi

lingkup Inspektorat;

b. penyusunan anggaran Inspektorat;

c. penyiapan laporan dan statistik Inspektorat; d. penyiapan peraturan perundang-undangan;

(7)

7 e. penyiapan dokumentasi dan pengolahan data pengawasan;

f. menginventarisasi hasil pengawasan dan tindak lanjut hasil pengawasan;

g. pengadministrasian laporan hasil pengawasan; h. pelaksanaan evaluasi laporan hasil pengawasan; i. penyusunan statistik hasil pengawasan;

j. penyelenggaraan kerjasama pengawasan;

k. penyiapan bahan, pengadministrasian, dan penyusunan laporan hasil pemeriksaan/ pengawasan dan tindak lanjut hasil pengawasan;

l. penyiapan bahan penyusunan kebijakan bidang evaluasi dan pelaporan;

m. penghimpunan/pengolahan, penilaian, dan penyimpanan laporan hasil pemeriksaan/ pengawasan dan tindak lanjut hasil pengawasan;

n. memfasilitasi pemeriksaan eksternal;

o. pengelolaan pemutakhiran data/tindak lanjut hasil pengawasan;

p. pengelolaan administrasi Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan;

q. pelaksanaan monitoring dan evaluasi rencana kerja Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan;

r. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan Inspektorat; s. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan.

Paragraf 2

Sub Bagian Administrasi dan Umum Pasal 8

(1) Sub Bagian Administrasi dan Umum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf b angka 2 dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian yang mempunyai tugas melaksanakan sebagian fungsi Sekretariat di bidang pengelolaan administrasi dan umum.

(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Kepala Sub Bagian Administrasi dan Umum mempunyai fungsi:

a. pengelolaan urusan tata usaha, surat menyurat, dan kearsipan;

b. pengelolaan administrasi, inventarisasi, pengkajian, dan analisis pelaporan Inspektorat;

c. pengelolaan urusan perlengkapan dan rumah tangga meliputi penerimaan, pencatatan, penyimpanan, pendistribusian perlengkapan dan pemeliharaan serta pengendalian barang-barang inventaris Inspektorat;

d. pengelolaan urusan kepegawaian; e. pengelolaan urusan keuangan;

f. pengelolaan ketertiban dan keamanan di lingkungan Inspektorat; g. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan Inspektorat; h. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan.

Bagian Keempat

Inspektur Pembantu Bidang Pemerintahan Pasal 9

(1) Inspektur Pembantu Bidang Pemerintahan sebagaimana dalam Pasal 4 ayat (1) huruf c dipimpin oleh seorang Inspektur Pembantu yang mempunyai tugas melaksanakan sebagian fungsi Inspektorat di bidang pemeriksaan dan pengawasan pemerintahan.

(8)

8 (2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1),

Inspektur Pembantu Bidang Pemerintahan mempunyai fungsi:

a. pengusulan dan pengumpulan bahan penyusunan rencana kerja pengawasan/pemeriksaan di bidang pemerintahan;

b. perumusan kebijakan dan petunjuk teknis pemeriksaan dan pengawasan di bidang pemerintahan;

c. pengkoordinasian pelaksanaan pengawasan di bidang pemerintahan; d. pemberian petunjuk, mengawasi, dan membimbing pelaksanaan tugas

pengawasan/pemeriksaan di bidang pemerintahan;

e. pelaksanaan pengawasan/pemeriksaan terhadap kegiatan-kegiatan pemeriksaan di bidang pemerintahan;

f. penyelenggaraan pemeriksaan, pengusutan, pengujian, dan penilaian tugas pengawasan di bidang pemerintahan;

g. penyiapan bahan pemeriksaandan pengawasan di bidang pemerintahan;

h. pengawasan terhadap penyelenggaraan urusan Pemerintahan Daerah di bidang pemerintahan;

i. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan di bidang pemerintahan;

j. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan. Bagian Kelima

Inspektur Pembantu Bidang Ekonomi, Pembangunan dan Kesejahteraan Rakyat

Pasal 10

(1) Inspektur Pembantu Bidang Ekonomi, Pembangunan dan Kesejahteraan Rakyat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf d dipimpin oleh seorang Inspektur Pembantu yang mempunyai tugas melaksanakan sebagian fungsi Inspektorat di bidang pemeriksaan dan pengawasan sosial, ekonomi dan pembangunan.

(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Inspektur Pembantu Bidang Ekonomi, Pembangunan dan Kesejahteraan Rakyat mempunyai fungsi:

a. pengusulan dan pengumpulan bahan penyusunan rencana kerja pengawasan/pemeriksaan di bidang ekonomi, pembangunan dan kesejahteraan rakyat;

b. perumusan kebijakan dan petunjuk teknis pemeriksaan dan pengawasan di bidang ekonomi, pembangunan dan kesejahteraan rakyat mencakup sarana prasarana;

c. pengkoordinasian pelaksanaan pengawasan pemeriksaan di bidang ekonomi, pembangunan dan kesejahteraan rakyat;

d. pemberian petunjuk, mengawasi dan membimbing pelaksanaan tugas pengawasan/pemeriksaan di bidang ekonomi, pembangunan dan kesejahteraan rakyat;

e. pelaksanaan pengawasan/pemeriksaan terhadap kegiatan-kegiatan pemeriksaan di bidang ekonomi, pembangunan dan kesejahteraan rakyat;

f. penyelenggaraan pemeriksaan, pengusutan, pengujian, dan penilaian tugas pengawasan di bidang ekonomi, pembangunan dan kesejahteraan rakyat;

g. penyiapan bahan pemeriksaan dan pengawasan di bidang ekonomi, pembangunan dan kesejahteraan rakyat;

h. pengawasan terhadap penyelenggaraan urusan Pemerintahan Daerah di bidang ekonomi, pembangunan dan kesejahteraan rakyat;

(9)

9 i. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan di bidang ekonomi,

pembangunan dan kesejahteraan rakyat;

j. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan. Bagian Keenam

Inspektur Pembantu Bidang Keuangan Pasal 10

(1) Inspektur Pembantu Bidang Keuangan sebagaimaan dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf e dipimpin oleh seorang Inspektur Pembantu yang mempunyai tugas melaksanakan sebagian fungsi Inspektorat di bidang pemeriksaan dan pengawasan keuangan.

(2) Untuk melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Inspektur Pembantu Bidang Keuangan mempunyai fungsi :

a. pengusulan dan pengumpulan bahan penyusunan rencana pengawasan/pemeriksaan di bidang keuangan;

b. perumusan kebijakan dan petunjuk teknis pemeriksaan dan pengawasan di bidang keuangan;

c. pengkoordinasian pelaksanaan pengawasan di bidang keuangan;

d. pemberian petunjuk, mengawasi dan membimbing pelaksanaan tugas pengawasan/pemeriksaan di bidang keuangan;

e. pelaksanaan pengawasan/pemeriksaan terhadap kegiatan-kegiatan pemeriksaan di bidang keuangan;

f. penyelenggaraan pemeriksaan, pengusutan, pengujian, dan penilaian tugas pengawasan di bidang keuangan;

g. pelaksanaan monitoring, evaluasi dan pelaporan di bidang keuangan; h. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh atasan.

Bagian Ketujuh

Jabatan Fungsional Auditor Paragraf 1

Umum Pasal 11

(1) Jabatan Fungsional Auditor sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf f berkedudukan sebagai pelaksana teknis fungsional bidang pengawasan di lingkungan Aparat Pengawasan Instansi Pemerintah (APIP). (2) Jabatan Fungsional Auditor sebagaimana dimaksud pada ayat (1)

merupakan jabatan karier, yang hanya dapat diduduki oleh seseorang yang telah berstatus Pegawai Negeri Sipil.

(3) Auditor dalam melaksanakan tugasnya bertanggungjawab kepada Inspektur.

(4) Jabatan Fungsional Auditor memiliki kewajiban yang sama dengan satuan organisasi dalam lingkup Inspektorat.

Pasal 12

(1) Tugas Auditor sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 adalah melaksanakan kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan teknis, pengendalian, dan evaluasi pengawasan.

(2) Auditor yang melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), harus mendapat surat penugasan dari dan bertanggungjawab kepada Inspektur.

(10)

10 (3) Dalam melaksanakan pemeriksaan dan pengawasan sebagaimana

dimaksud pada ayat (1), Auditor berkoordinasi dengan Inspektur Pembantu.

(4) Dalam melaksanakan penugasan pengawasan yang meliputi pemeriksaan, evaluasi, reviu, pemantauan, dan kegiatan pengawasan lain seperti konsultansi, sosialisasi, asistensi dalam rangka memberikan keyakinan yang memadai, atas efisiensi dan efektifitas manajemen resiko, pengendalian, dan proses tata kelola unit yang diawasi, Auditor berwenang untuk:

a. memperoleh keterangan dan/atau dokumen yang wajib diberikan oleh unit yang diawasi dan pihak yang terkait;

b. melakukan pemeriksaan di tempat penyimpanan uang dan barang milik Negara, di tempat pelaksanaan kegiatan, pembukuan dan tata usaha keuangan Negara, serta pemeriksaan terhadap perhitungan-perhitungan, surat-surat, bukti-bukti, rekening Koran, pertanggungjawaban, dan daftar lainnya yang terkait dengan penugasan;

c. menetapkan jenis dokumen, data, serta informasi yang diperlukan dalam penugasan pengawasan;

d. memeriksa secara fisik setiap asset yang berada dalam pengurusan pejabat instansi yang diawasi; dan

e. menggunakan tenaga ahli di luar tenaga Auditor, jika diperlukan.

(5) Auditor mempunyai kewenangan meminta keterangan yang wajib diberikan oleh setiap orang, Instansi Pemerintah, Badan Usaha Milik Daerah atau Lembaga Swasta sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan.

Pasal 13

Tanggung Jawab Auditor adalah menyelesaikan tugas dan kewenangannya sesuai dengan Norma atau Standar Pengawasan dan Kode Etik Auditor.

Pasal 14

(1) Jabatan Fungsional Auditor terdiri atas sejumlah tenaga dalam jenjang jabatan fungsional sesuai dengan bidang keahlian dan keterampilan.

(2) Jumlah Jabatan Fungsional Auditor sebagaimana dimaksud pada ayat (1), ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja.

(3) Jenis dan jenjang jabatan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diatur sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Paragraf 2

Jenjang Jabatan dan Pangkat Auditor Pasal 15

(1) Jenjang Jabatan Fungsional Auditor sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 ayat (1), terdiri atas :

a. Auditor Terampil; b. Auditor Ahli.

(2) Jenjang Jabatan Fungsional Auditor Terampil sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, paling rendah sampai dengan paling tinggi, yaitu: a. Auditor Terampil Pelaksana;

b. Auditor Terampil Pelaksana Lanjutan, dan c. Auditor Penyelia.

(11)

11 (3) Jenjang Jabatan Fungsional Auditor Ahli sebagaimana dimaksud pada

ayat (1) huruf b, paling rendah sampai dengan paling tinggi, yaitu: a. Auditor Pertama;

b. Auditor Muda; c. Auditor Madya; dan d. Auditor Utama.

(4) Jenjang pangkat Auditor Terampil sebagaimana dimaksud pada ayat (2) sesuai dengan jenjang jabatannya, yaitu :

a. Auditor Pelaksana :

1. Pengatur Muda Tingkat I, golongan ruang II/b; 2. Pengatur, golongan ruang II c; dan

3. Pengatur Tingkat I, golongan ruang II/d; b. Auditor Pelaksana Lanjutan:

1. Penata Muda, golongan ruang III/a; dan 2. Penata Muda Tingkat I golongan ruang III/b. c. Auditor Penyelia :

1. Penata, golongan ruang III/c; dan

2. Penata Tingkat I, golongan ruang III/d.

(5) Jenjang pangkat Auditor Ahli sebagaimana dimaksud pada ayat (3), yaitu : a. Auditor Pertama:

1. Penata Muda, golongan ruang III/a; dan 2. Penata Muda Tingkat I, golongan ruang III/b. b. Auditor Muda:

1. Penata, golongan ruang III/c; dan 2. Penata Tingkat I, golongan ruang III/d. c. Auditor Madya:

1. Pembina, golongan ruang IV/a;

2. Pembina Tingkat I, golongan ruang IV/b; dan 3. Pembina Utama Muda, golongan ruang IV/c. d. Auditor Utama:

1. Pembina Utama Muda, golongan ruang IV/d; dan 2. Pembina Utama, golongan ruang IV/e.

(6) Jenjang pangkat untuk masing-masing jabatan Auditor sebagaimana dimaksud pada ayat (4) dan ayat (5) adalah jenjang pangkat dan jabatan berdasarkan jumlah angka kredit yang dimiliki masing-masing jenjang jabatan.

(7) Penetapan jenjang jabatan Auditor untuk pengangkatan dalam jabatan ditetapkan berdasarkan jumlah angka kredit yang dimiliki setelah ditetapkan oleh pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit, dan berdasarkan sertifikat lulus sertifikasi jabatan Auditor yang dimiliki.

Bagian Kedelapan

Jabatan Fungsional Pengawas Pemerintahan Paragraf 1

Umum Pasal 16

(1) Pengawas Pemerintahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf g berkedudukan sebagai Pejabat Fungsional di bidang pengawasan penyelenggaraan teknis urusan Pemerintahan.

(12)

12 (2) Pengawas Pemerintahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan

jabatan karier yang hanya dapat diduduki oleh Pegawai Negeri Sipil. Pasal 17

(1) Tugas Pengawas Pemerintahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 adalah melaksanakan pengawasan dan evaluasi atas penyelenggaraan teknis urusan pemerintahan di luar pengawasan keuangan, yang meliputi pengawasan atas pembinaan pelaksanaan urusan pemerintahan, pengawasan atas pelaksanaan urusan pemerintahan, pengawasan atas pelaksanaan Peraturan Daerah dan Peraturan Walikota, pengawasan atas pelaksanaan dekonsentrasi dan tugas pembantuan serta pengawasan untuk tujuan tertentu.

(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Pengawas Pemerintahan harus mendapatkan penugasan secara tertulis dan bertanggung jawab kepada Inspektur.

(3) Wewenang Pengawas Pemerintahan adalah meminta keterangan yang wajib diberikan oleh setiap orang, Instansi Pemerintah, Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha Milik Daerah atau Badan Swasta sepanjang tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(4) Pengawas pemerintahan dalam melaksanakan tugas dan kewenangannya harus sesuai dengan standar pengawasan dan kode etik pengawasan.

(5) Dalam melaksanakan pemeriksaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) pengawas pemerintahan berkoordinasi dengan Inspektur Pembantu.

Pasal 18

Tanggung Jawab Pengawas Pemerintahan adalah menyelesaikan tugas sesuai dengan Norma atau Standar Pengawasan dan Kode Etik Pengawas Pemerintahan.

Paragraf 2

Jenjang Jabatan dan Pangkat Pasal 19

(1) Jabatan Fungsional Pengawas Pemerintahan adalah Jabatan Tingkat Keahlian.

(2) Jenjang Jabatan Pengawas Pemerintahan dari yang terendah sampai dengan yang tertinggi yaitu:

a. Pengawas Pemerintahan Pertama. b. Pengawas Pemerintahan Muda; dan c. Pengawas Pemerintahan Madya.

(3) Jenjang pangkat Pengawas Pemerintahan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), sesuai dengan jenjang jabatannya yaitu:

a. Pengawas Pemerintahan Pertama:

1. Penata Muda, golongan ruang III/a; dan 2. Penata Muda Tingkat I, golongan ruang III/b. b. Pengawas Pemerintahan Muda:

1. Penata, golongan ruang III/c; dan 2. Penata Tingkat I, golongan ruang III/d.

(13)

13 c. Pengawas Pemerintahan Madya :

1. Pembina, golongan ruang IV/a;

2. Pembina tingkat I; golongan ruang IV/b; dan 3. Pembina Utama Muda, golongan ruang IV/c.

(4) Jenjang pangkat untuk masing-masing Jabatan Pengawas Pemerintahan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) adalah jenjang pangkat dan jabatan berdasarkan jumlah angka kredit yang dimiliki untuk masing-masing jenjang jabatan.

(5) Penetapan jenjang jabatan Pengawas Pemerintahan untuk pengangkatan dalam jabatan ditetapkan berdasarkan jumlah angka kredit yang dimiliki setelah ditetapkan oleh pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit, sehingga dimungkinkan jabatan dan pangkat tidak sesuai dengan jabatan dan pangkat sebagaimana dimaksud pada ayat (3).

Bagian Kesembilan

Jabatan Fungsional Auditor Kepegawaian Paragraf 1

Umum Pasal 20

(1) Auditor Kepegawaian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf h berkedudukan sebagai Pejabat Fungsional di bidang pengawasan dan pengendalian urusan kepegawaian

(2) Auditor Kepegawaian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan jabatan karier yang hanya dapat diduduki oleh Pegawai Negeri Sipil.

Pasal 21

(1) Tugas Auditor Kepegawaian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 adalah melaksanakan pengawasan dan pengendalian pelaksanaan peraturan perundang-undangan bidang kepegawaian (wasdalpeg).

(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Auditor Kepegawaian harus mendapatkan penugasan secara tertulis dan bertanggung jawab kepada Inspektur.

(3) Wewenang Auditor Kepegawaian adalah meminta keterangan atau dokumen/bahan/data serta informasi dari pejabat berwenang, menetapkan jenis keterangan atau dokumen/bahan/data serta informasi yang diperlukan dalam Wasdalpeg, mengamankan dokumen/bahan/data yang terkait dengan obyek wasdalpeg, memeriksa dan meneliti secara fisik setiap keterangan atau dokumen/bahan/data yang berada dalam pengadministrasian kepegawaian dan melaksanakan kewenangan lain yang diberikan oleh pejabat yang berwenang dalam lingkup Wasdalpeg. (4) Auditor Kepegawaian dalam melaksanakan tugas dan kewenangannya

harus berdasarkan kepada pedoman audit kepegawaian, Standar Operasional dan Prosedur (SOP), dan Kode Etik Auditor Kepegawaian.

(5) Dalam melaksanakan Wasdalpeg sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Auditor Kepegawaian berkoordinasi dengan Inspektur Pembantu.

Pasal 22

(1) Jabatan Fungsional Auditor Kepegawain terdiri atas sejumlah tenaga dalam jenjang jabatan fungsional sesuai dengan jenjang jabatannya.

(14)

14 (2) Jumlah Jabatan Fungsional Auditor Kepegawaian sebagaimana dimaksud

pada ayat (1), ditentukan berdasarkan kebutuhan dan beban kerja.

(3) Jenis dan jenjang jabatan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diatur sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Paragraf 2

Jenjang Jabatan dan Pangkat Auditor Kepegawaian Pasal 23

(1) Jenjang Jabatan Fungsional Auditor Kepegawaian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22 ayat (1) dari yang terendah sampai dengan yang tertinggi, terdiri atas:

a. Auditor Kepegawaian Pertama; b. Auditor Kepegawaian Muda; dan c. Auditor Kepegawaian Madya.

(2) Jenjang pangkat, golongan ruang jabatan Fungsional Auditor Kepegawaian Pertama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a yaitu: a. Pangkat Penata Muda, golongan ruang II/a; dan

b. Pangkat Penata Muda Tingkat I, golongan ruang III/b.

(3) Jenjang pangkat, golongan ruang jabatan Fungsional Auditor Kepegawaian Muda sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, yaitu :

a. Pangkat Penata, golongan ruang III/c; dan b. Pangkat Penata Tingkat I, golongan ruang III/d;

(4) Jenjang pangkat, golongan ruang jabatan Fungsional Auditor Kepegawaian Madya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, yaitu :

a. Pengkat Pembina, golongan ruang IV/a;

b. Pangkat Pembina Tingkat I, golongan ruang IV/b: c. Pangkat Pembina Utama Muda, golongan ruang IV/c:

(5) Pangkat dan golongan ruang untuk masing-masing jenjang Jabatan Fungsional Auditor Kepegawaian sebagaimana dimaksud pada ayat (2), ayat (3) dan ayat (4) berdasarkan jumlah angka kredit yang ditetapkan. (6) Penetapan jenjang Jabatan Fungsional Auditor Kepegawaian untuk

pengangkatan dalam jabatan, ditetapkan berdasarkan jumlah angka kredit yang dimiliki setelah ditetapkan oleh pejabat yang berwenang menetapkan angka kredit.

Bagian Kesepuluh

Pelaksanaan tugas dan kewajiban Pasal 24

(1) Auditor, Pengawas Pemerintahan dan Auditor Kepegawaian dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11, Pasal 16 dan Pasal 20, harus mendapat surat penugasan dari dan bertanggungjawab secara berjenjang kepada Inspektur.

(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Jabatan fungsional Pengawas Pemerintahan, Auditor dan Auditor Kepegawaian memiliki kewajiban yang sama dengan satuan organisasi dalam lingkup Inspektorat.

(15)

15 BAB IV TATA KERJA Bagian Kesatu Umum Pasal 26

(1) Hal-hal yang menjadi tugas Inspektorat merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.

(2) Setiap pimpinan satuan organisasi dalam lingkungan Inspektorat melaksanakan koordinasi dan Pengawasan.

(3) Setiap pimpinan satuan organisasi dalam lingkungan Inspektorat bertanggungjawab memimpin dan mengkoordinasikan bawahannya masing-masing serta memberikan bimbingan dan petunjuk pelaksanaan tugasnya.

(4) Setiap pimpinan satuan organisasi dalam lingkungan Inspektorat bertanggungjawab kepada atasan masing-masing serta menyampaikan laporan tepat waktu dan sasaran.

(5) Dalam melaksanakan tugas, setiap pimpinan satuan organisasi dalam lingkungan Inspektorat wajib menerapkan prinsip koordinasi, integrasi, sinkronisasi dan simplikasi secara vertikal maupun horizontal.

(6) Inspektur baik teknis operasional maupun teknis administratif berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah dan dalam melaksanakan tugasnya menjalankan hubungan fungsional dengan instansi yang sesuai dengan fungsinya dengan cara yang sebaik-baiknya.

Bagian Kedua Pelaporan

Pasal 27

(1) Inspektur memberikan laporan tentang pelaksanaan tugasnya secara berkala kepada Walikota melalui Sekretaris Daerah.

(2) Pengaturan mengenai jenis dan bentuk laporan serta cara penyampaiannya ditetapkan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Bagian Ketiga Hal Mewakili

Pasal 28

(1) Sekretaris mewakili Inspektur apabila Inspektur berhalangan menjalankan tugas.

(2) Dalam hal Sekretaris berhalangan, Inspektur menunjuk salah seorang Inspektur Pembantu untuk mewakilinya dengan memperhatikan senioritas kepangkatannya dan atau sesuai dengan bidang tugasnya.

Bagian Keempat Pembiayaan

Pasal 29

Pembiayaan Inspektorat berasal dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Kota Bogor dan sumber-sumber lain yang sah.

(16)

16 Bagian Kelima

Kepegawaian Pasal 30

Pengangkatan dan pemberhentian Inspektur serta para pemegang jabatan dalam lingkungan Inspektorat dilakukan oleh Walikota sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pasal 31

(1) Inspektur bertanggung jawab dalam hal perencanaan pengelolaan dan

pembinaan kepegawaian dalam lingkungan kerjanya.

(2) Inspektur wajib membuat Daftar Urut Kepangkatan (DUK) sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan.

(3) Para Aparat Sipil Negara (ASN) di lingkungan Inspektorat wajib membuat

Sasaran Kerja Pegawai (SKP) sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(4) Inspektur wajib menyiapkan pelaksanaan kenaikan pangkat dan gaji pegawai

bawahannya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(5) Inspektur wajib menyiapkan pengembangan pegawai melalui pendidikan dan

pelatihan di dalam maupun di luar negeri dengan persetujuan Walikota.

(6) Ketentuan lain mengenai masalah kepegawaian diatur berdasarkan

ketentuan peraturan perundang-undangan.

BAB V

KETENTUAN PENUTUP Pasal 33

Pada saat Peraturan Walikota ini mulai berlaku, Peraturan Walikota Bogor Nomor 61 Tahun 2015 tentang Tugas Pokok, Fungsi, Tata Kerja dan Uraian Tugas Jabatan Struktural dan Fungsional di lingkungan Inspektorat (Berita Daerah Kota

Bogor Tahun 2015 Nomor 24 Seri D) dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

Pasal 34

Peraturan Walikota ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Walikota ini dengan penempatannya dalam Berita Daerah Kota Bogor.

Ditetapkan di Bogor

pada tanggal 13 Desember 2016

WALIKOTA BOGOR, Ttd.

BIMA ARYA

Diundangkan di Bogor

pada tanggal 13 Deseember 2016

SEKRETARIS DAERAH KOTA BOGOR, Ttd.

ADE SARIP HIDAYAT BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2016 NOMOR 4 SERI D

Salinan sesuai dengan aslinya KEPALA BAGIAN HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA, N. HASBHY MUNNAWAR, S.H., M.Si

(17)

17 LAMPIRAN PERATURAN WALIKOTA BOGOR

NOMOR : 60 Tahun 2016

TANGGAL : 13 Desember 2016

TENTANG : URAIAN TUGAS DAN FUNGSI SERTA TATA KERJA JABATAN STRUKTURAL DAN FUNGSIONAL DI LINGKUNGAN INSPEKTORAT

URAIAN TUGAS JABATAN

A. INSPEKTUR

1. memimpin pelaksanaan tugas Inspektorat yang meliputi Sekretariat, Inspektur Pembantu Bidang Pemerintahan, Inspektur Pembantu Bidang Ekonomi, Pembangunan dan Kesejahteraan Rakyat, Inspektur Pembantu Bidang Keuangan, Auditor, Pengawas Pemerintahan serta Auditor Kepegawaian;

2. merumuskan Rencana Strategis (Renstra) dan Rencana Kerja (Renja) di bidang pengawasan;

3. mendistribusikan pekerjaan dan memberi arahan pelaksanaan tugas kepada bawahan;

4. mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan bawahan;

5. mengevaluasi hasil kerja bawahan dalam upaya meningkatkan produktivitas kerja;

6. merumuskan kebijakan dan fasilitasi di bidang pengawasan; 7. merumuskan petunjuk teknis pembinaan di bidang pengawasan;

8. Melaksanakan pemeriksaan, pengusutan, pengujian dan penilaian tugas pengawasan;

9. mengarahkan dan mengevaluasi hasil kegiatan pelaksanaan tugas pengawasan;

10. merumuskan kebijakan di bidang pengawasan untuk di proses serta sebagai bahan pengambilan keputusan lebih lanjut;

11. mengkoordinasikan hasil pelaksanaan tugas pengawasan dengan pejabat instansi terkait;

12. melaksanakan pengkajian, pembahasan dengan bawahan tentang hasil pengawasan reguler, pemeriksaan khusus, berdasarkan Program Kerja Pengawasan Tahunan maupun Non Program Kerja Pengawasan Tahunan;

13. melaksanakan, menanggapi dan menindaklanjuti pengaduan masyarakat, pemberitaan media massa tentang hambatan, penyimpangan dan penyalahgunaan dalam penyelenggaraan pemerintahan dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD);

14. melaksanakan koordinasi dengan Lembaga Pengawasan Eksternal dan Internal baik di tingkat Pusat maupun Provinsi;

15. memaraf dan/atau menandatangani naskah dinas sesuai dengan kewenangannya;

16. mengarahkan Rencana Kerja Anggaran (RKA) dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) serta mengendalikan DPA;

17. menyusun dan mengkoordinasikan Perjanjian Kinerja Lingkup Inspektorat;

(18)

18 18. melaksanakan koordinasi dengan Instansi terkait;

19. memberikan saran pertimbangan kepada Walikota;

20. melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan tugas Inspektorat;

21. melaksanakan tugas kedinasan lainnya.

B. SEKRETARIS

1. memimpin pelaksanaan tugas Sekretariat yang meliputi Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi, dan Pelaporan, serta Sub Bagian Administarsi dan Umum;

2. mengkoordinasikan penyusunan rencana kerja Sekretariat;

3. mendistribusikan pekerjaan dan memberi arahan pelaksanaan tugas kepada bawahan;

4. mengkoordinasikan dan mengendalikan kegiatan bawahan;

mengevaluasi hasil kerja bawahan dalam upaya meningkatkan produktivitas kerja;

5. monitoring pengisian daftar hadir pegawai, dan kedisiplinan pegawai, selanjutnya dilaporkan kepada Inspektur;

6. menyelenggarakan kegiatan ketatausahaan di lingkungan Inspektorat yang meliputi pengelolaan administrasi umum, kepegawaian, perlengkapan, keuangan, kearsipan serta kerumahtanggaan;

7. memfasilitasi pelayanan di bidang ketatausahaan lingkup Inspektorat;

8. meneliti setiap surat/naskah dinas yang akan disampaikan kepada pimpinan baik untuk ditandatangani atau sebagai bahanlaporan/masukan/permintaan petunjuk;

9. memfasilitasi pemberian informasi kepada masyarakat, melalui media cetak/elektronik maupun yang datang secara langsung.

10. memfasilitasi berbagai macam pengaduan masyarakat baik melalui kotak saran, media cetak/elektronik maupun yang datang secara langsung.

11. menghimpun data, informasi dan dokumentasi sebagai bahan pelaksanaan evaluasi dan pelaporan;

12. mempersiapkan dan membuat konsep naskah dinas dan naskah rancangan produk hukum daerah dibidang pengawasan daerah sesuai kewenangannya;

13. melaksanakan fungsi sebagai Pejabat Penatausahaan Keuangan SKPD (PPK-SKPD) dan Pejabat Penatausahaan Pengguna Barang (P3B);

14. mengkoordinasikan penyusunan Standar Operasional Prosedur (SOP) Inspektorat;

15. mengkoordinasikan penyusunan laporan kegiatan secara periodik dan insidentil;

16. mengkoordinasikan dan menyusun Perjanjian Kinerja lingkup sekretariat;

17. mengkoordinasikan penyusunan RKA dan DPA lingkup Inspektorat; 18. melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait;

19. memberikan saran, pertimbangan, masukan, dan informasi kepada Inspektur;

20. melaporkan dan mempertanggungjawabkan pelaksanaan kegiatan Sekretariat;

(19)

19

a. KEPALA SUB BAGIAN PERENCANAAN, EVALUASI DAN PELAPORAN

1) memimpin pelaksanaan tugas Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan;

2) menyusun rencana kerja Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan;

3) menyusun rencana kerja Inspektorat;

4) mendistribusikan pekerjaan dan memberi arahan pelaksanaan tugas kepada bawahan;

5) mengevaluasi hasil kerja bawahan dalam upaya meningkatkan produktivitas kerja;

6) menyusun konsep naskah dinas yang berkaitan dengan Sub Bagian Perencanaa, Evaluasi dan Pelaporan;

7) menyusun pedoman dan petunjuk teknis perencanaan pelaksanaan pemeriksaan;

8) menyiapkan, menyusun bahan rencana kerja dan kegiatan Inspektorat berdasarkan data dari Inspektur Pembantu, Pejabat Fungsional dan Sub Bagian lain yang ada di lingkungan Inspektorat serta penerbitkan surat perintah pelaksanaan pemeriksaan;

9) melaksanakan koordinasi dengan Inspektur Pembantu dengan Pejabat Fungsional dalam menyusun jadwal pelaksanaan pemeriksaan pada Perangkat Daerah dan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD);

10) melaksanakan koordinasi dengan Inspektur Pembantu, Pejabat Fungsional Auditor, dan Sub Bagian lain dalam menyiapkan bahan penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), Rencana Strategis (Renstra) dan Rencana Kerja (Renja) Inspektorat;

11) melaksanakan koordinasi dengan Inspektur Pembantu, Pejabat Fungsional Auditor, dan Sub Bagian lain dalam menyiapkan bahan penyusunan Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ), Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah (LPPD), Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP);

12) melaksanakan koordinasi dengan Inspektur Pembantu, Pejabat Fungsional Auditor, dan Sub Bagian lain dalam menyusun Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT), pemeriksaan Khusus (Non PKPT), dan Pemutakhiran Data;

13) melaksanakan koordinasi dengan Inspektur Pembantu, Pejabat Fungsional dan Sub Bagian lain dalam menyusun Laporan Bulanan, Laporan Triwulan, Laporan Semester dan Laporan Tahunan lingkup Inspektorat;

14) melaksanakan koordinasi dengan tim pemeriksaan dalam mengevaluasi tindak lanjut hasil pemeriksaan;

15) menginventarisasi hasil pengawasan;

16) melaksanakan pemantauan tindak lanjut atas temuan hasil pembinaan dan/atau pemeriksaan, pengujian, penilaian dan pengusutan;

17) melaksanakan pemutakhiran dan validasi data hasil pemeriksaan Internal maupun Eksternal;

18) melaksanakan koordinasi pelaksanaan kegiatan dengan unsur terkait di lingkungan Inspektorat;

19) menyusun laporan kegiatan pengawasan serta merekap/menyimpulkan dan menyelesaikan hasil tindak lanjut laporan hasil pemeriksaan;

(20)

20 20) melaksanakan Evaluasi Laporan Kinerja Instansi Pemerintah

(LKIP) tingkat Perangkat Daerah dan reviu Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKIP) Pemerintah Kota Bogor.

21) melaksanakan koordinasi dengan Inspektur Pembantu, Pejabat Fungsional Auditor, dan Sub Bagian lain dalam menyusun Standar Operasional Prosedur (SOP) Inspektorat;

22) menyusun konsep Surat Perintah dan Produk Hukum dalam rangka pelaksanaan pemeriksaan reguler, pemeriksaan khusus dan atau pemeriksaan insidentil lainnya;

23) mempersiapkan rencana pemeriksaan reguler, pemeriksaan khusus dan pemeriksaan insidentil lainnya;

24) mempersiapkan peraturan perundang-undangan;

25) mengkoordinasikan Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) Inspektorat;

26) menyusun RKA serta melaksanakan DPA Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan;

27) membuat laporan;

28) menyusun Perjanjian Kinerja lingkup Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan;

29) melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait; 30) memberikan saran pertimbangan kepada atasan;

31) menyusun laporan dan pertanggungjawaban bulanan, triwulan, tahunan dan insidentil pelaksanaan kegiatan Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan serta Lingkup Inspektorat; 32) melaksanakan tugas kedinasan lainnya.

b. KEPALA SUB BAGIAN ADMINISTRASI DAN UMUM

1) memimpin pelaksanaan tugas Sub Bagian Administrasi dan Umum;

2) menyusun rencana kerja Sub Bagian Administrasi dan Umum; 3) mendistribusikan pekerjaan dan memberi arahan pelaksanaan

tugas kepada bawahan;

4) mengevaluasi hasil kerja bawahan dalam upaya meningkatkan produktivitas kerja;

5) menyusun konsep naskah dinas yang berkaitan dengan Sub Bagian Administrasi dan Umum;

6) menyelenggarakan kegiatan pengelolaan surat menyurat, kearsipan, dan kerumahtanggaan;

7) menyelenggarakan pengelolaan administrasi kepegawaian meliputi : penyusunan Daftar Urut Kepangkatan (DUK),Surat Keterangan Untuk Mendapatkan Pembayaran Tunjangan Keluarga (SKUM-PTK), Usulan Kenaikan Pangkat, Usulan Kenaikan Gaji Berkala, Usulan Pembuatan Kartu Istri/Suami (KARIS/KARSU), Kartu Pegawai (Karpeg), Asuransi dan administrasi kepegawaian lainnya; 8) menghimpun SKP lingkup Inspektorat;

9) mengusulkan dan merencanakan peningkatan sumber daya manusia melalui tugas belajar, izin belajar, pendidikan dan pelatihan/ketrampilan Pejabat Struktural dan fungsional;

10) melaksanakan pengelolaan perlengkapan dan pemeliharaan Barang Milik Daerah (BMD) lingkup Inspektorat;

11) menghimpun data Pegawai Negeri Sipil dan pegawai lain dalam lingkup Inspektorat sebagai bahan dokumentasi kepegawaian;

(21)

21 12) membimbing dan mengendalikan kegiatan pengelolaan surat

menyurat, kearsipan, dan kerumahtanggaan;

13) mengelola Informasi dan pengaduan masyarakat baik melalui kotak saran, media cetak/elektronik maupun yang datang secara langsung sesuai dengan bidang kewenangannya;

14) membimbing dan mengendalikan pengelolaan perlengkapan dan pemeliharaan BMD lingkup Inspektorat;

15) menyusun Rencana Kebutuhan Barang Milik Daerah (RKBMD), Rencana Kebutuhan Pemeliharaan Barang Milik Daerah (RKPBMD) dan pengadaan barang/jasa lingkup Inspektorat;

16) mengkoordinasikan Penyusunan DPA Lingkup Inspektorat;

17) menyusun Perjanjian Kinerja lingkup Sub Bagian Administrasi Umum dan Kepegwaian;

18) memberikan saran pertimbangan kepada atasan;

19) menyusun laporan dan pertanggungjawaban bulanan, triwulan, tahunan dan insidentil pelaksanaan kegiatan Sub Bagian Administrasi dan Umum;

20) melaksanakan tugas kedinasan lainnya.

C. INSPEKTUR PEMBANTU BIDANG PEMERINTAHAN

1. melaksanakan tugas Inspektur Pembantu Bidang Pemerintahan yang meliputi urusan pertanahan, ketentraman dan keteriban umum serta perlindungan masyarakat, transmigrasi, pemberdayaan masyaraat dan desa, administrasi kependudukan dan pencatatan sipil, pengendalian penduduk dan keluarga berencana, komunikasi dan informatika, statistik, persandian, perpustakaan, dan kearsipan;

2. menyusun rencana kerja Inspektur Pembantu bidang Pemerintahan;

3. merumuskan kebijakan pimpinan dibidang Inspektur Bidang Pemerintahan;

4. mengevaluasi pelaksanaan pemeriksaan dan Merumuskan pembinaan dan petunjuk teknis pembinaan dan pengawasan di bidang pemerintahan yang meliputi urusan pertanahan, ketentraman dan keteriban umum serta perlindungan masyarakat, transmigrasi, pemberdayaan masyaraat dan desa, administrasi kependudukan dan pencatatan sipil, pengendalian penduduk dan keluarga berencana, komunikasi dan informatika, statistik, persandian, perpustakaan, dan kearsipan, kerjasama dan perbatasan;

5. mengevaluasi pelaksanaan pemeriksaan dan pengawasan lingkup bidang pemerintahan dalam upaya meningkatkan produktivitas kerja; 6. mengkaji dan meneliti usulan program kerja pengawasan tahunan

untuk diproses lebih lanjut;

7. melaksanakan koordinasi dengan Pejabat Fungsional dalam pelaksanaan pemeriksaan dan pengawasan;

8. mengawasi pelaksanaan pemeriksaan dan pengawasan bidang pemerintahan yang meliputi pertanahan, ketentraman dan keteriban umum serta perlindungan masyarakat, transmigrasi, pemberdayaan masyaraat dan desa, administrasi kependudukan dan pencatatan sipil, pengendalian penduduk dan keluarga berencana, komunikasi dan informatika, statistik, persandian, perpustakaan, dan kearsipan, kerjasama dan perbatasan;

(22)

22 9. mengawasi pelaksanaan pemeriksaan dan pengawasan terhadap

penyelenggaraan urusan otonomi daerah, Kecamatan, dan Kelurahan; 10. mengawasi pelaksanaan pemeriksaan dan pengawasan pengelolaan

administrasi kepegawaian;

11. mengawasi pelaksanaan pemeriksaan dan pengawasan dibidang aparatur pada perangkat daerah termasuk pelayanan perizinan;

12. mengarahkan penyusunan laporan hasil pemeriksaan reguler (PKPT), pemeriksaan khusus (Non PKPT) dan pemeriksaan insidentil lainnya serta hasil pengawasan di bidang pemerintahan untuk diproses lebih lanjut sebagai bahan kebijakan pimpinan;

13. mengawasi pelaksanaan tindak lanjut atas hasil pemeriksaan baik pemeriksaan reguler (PKPT), pemeriksaan khusus (Non PKPT) dan pemeriksaan insidentil lainnya di bidang pemerintahan;

14. memantau pelaksanaan penyelesaian kerugian negara pada lingkup bidang pemerintahan;

15. merumuskan dan mengarahkan Rencana Kerja Anggaran (RKA) dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA);

16. menyusun Perjanjian Kinerja lingkup Inspektur Pembantu Bidang Pemerintahan;

17. melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait; 18. memberikan saran pertimbangan kepada atasan;

19. menyusun laporan dan pertanggungjawaban bulanan, triwulan, tahunan dan insidentil pelaksanaan kegiatan Inspektur Pembantu Bidang Pemerintahan;

20. melaksanakan tugas kedinasan lainnya.

D. INSPEKTUR PEMBANTU BIDANG EKONOMI, PEMBANGUNAN DAN

KESEJAHTERAAN RAKYAT

1. melaksanakan tugas Inspektur Pembantu Bidang Ekonomi, Pembangunan dan Kesejahteraan Rakyat yang meliputi urusan pendidikan, kesehatan, pekerjaan umum dan penataan ruang, perumahan rakyat dan kawasan permukiman, sosial, tenaga kerja, pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, pangan, lingkungan hidup, perhubungan, koperasi usaha kecil dan menengah, penanaman modal, kebudayaan dan pariwisata, kepemudaan dan olah raga, kelautan dan perikanan, pertanian, perindustrian dan perdagangan;

2. menyusun rencana kerja Inspektur Pembantu Bidang Ekonomi, Pembangunan dan Kesejahteraan Rakyat;

3. merumuskan kebijakan pimpinan dibidang Ekonomi, Pembangunan dan Kesejahteraan Rakyat;

4. merumuskan pedoman dan petunjuk teknis pembinaan dan pengawasan dibidang Ekonomi, Pembangunan dan Kesejahteraan Rakyat yang meliputi urusan pendidikan, kesehatan, pekerjaan umum dan penataan ruang, perumahan rakyat dan kawasan permukiman, sosial, tenaga kerja, pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, pangan, lingkungan hidup, perhubungan, koperasi usaha kecil dan menengah, penanaman modal, kebudayaan dan pariwisata , kepemudaan dan olah raga, kelautan dan perikanan, pertanian, perindustrian dan perdagangan;

(23)

23 5. mengevaluasi pelaksanaan pemeriksaan dan pengawasan lingkup

bidang pembangunan mencakup sarana prasarana dalam upaya meningkatkan produktivitas kerja;

6. mengkaji dan meneliti usulan program kerja pengawasan tahunan untuk diproses lebih lanjut;

7. melaksanakan koordinasi dengan Pejabat Fungsional dalam pelaksanaan pemeriksaan dan pengawasan;

8. mengawasi pelaksanaan pemeriksaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan kegiatan Ekonomi, Pembangunan dan Kesejahteraan Rakyat yang meliputi pendidikan, kesehatan, pekerjaan umum dan penataan ruang, perumahan rakyat dan kawasan permukiman, sosial, tenaga kerja, pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, pangan, lingkungan hidup, perhubungan, koperasi usaha kecil dan menengah, penanaman modal, kebudayaan dan pariwisata , kepemudaan dan olah raga, pertanian, perindustrian dan perdagangan, serta transmigrasi;

9. mengawasi pelaksanaan pemeriksaan dan pengawasan yang meliputi urusan pendidikan, kesehatan, pekerjaan umum dan penataan ruang, perumahan rakyat dan kawasan permukiman, sosial, tenaga kerja, pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, pangan, lingkungan hidup, perhubungan, koperasi usaha kecil dan menengah, penanaman modal, kebudayaan dan pariwisata, kepemudaan dan olah raga, kelautan dan perikanan, pertanian, perindustrian dan perdagangan serta BUMD;

10. mengarahkan penyusunan laporan hasil pemeriksaan baik pemeriksaan reguler (PKPT), Non PKPT, maupun pemeriksaan khusus dalam lingkup bidang Ekonomi, Pembangunan dan Kesejahteraan Masyarakat;

11. mengendalikan teknis pelaksanaan tindak lanjut atas hasil pemeriksaan baik pemeriksaan reguler (PKPT), Non PKPT, maupun pemeriksaan khusus dalam lingkup bidang Ekonomi, Pembangunan dan Kesejahteraan Rakyat;

12. mengendalikan teknis pelaksanaan penyelesaian kerugian negara pada lingkup bidang Ekonomi, Pembangunan dan Kesejahteraan Rakyat;

13. melaksanakan koordinasi dengan Pejabat Fungsional dalam pelaksanaan pemeriksaan dan pengawasan;

14. merumuskan dan mengarahkan penyusunan RKA dan DPA;

15. menyusun laporan dan pertanggungjawaban bulanan, triwulan, tahunan dan insidentil pelaksanaan kegiatan Inspektur Pembantu Bidang Ekonomi, Pembangunan dan Kesejahteraan Rakyat;

16. menyusun Perjanjian Kinerja lingkup Inspektur Pembantu Bidang Ekonomi, Pembangunan dan Kesejahteraan Rakyat;

17. melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait; 18. memberikan saran pertimbangan kepada atasan; 19. melaksanakan tugas kedinasan lainnya.

E. INSPEKTUR PEMBANTU BIDANG KEUANGAN

1. melaksanakan tugas Inspektur Pembantu Bidang Keuangan yang meliputi bidang keuangan, pendapatan daerah dan belanja daerah, perlengkapan dan Barang Milik Daerah (BMD;

2. menyusun rencana kerja Inspektur Pembantu Bidang Keuangan; 3. merumuskan kebijakan pimpinan di bidang keuangan;

(24)

24 4. merumuskan pedoman dan petunjuk teknis pembinaan dan

pengawasan di bidang keuangan yang meliputi bidang keuangan, pendapatan daerah dan belanja daerah, perlengkapan dan Barang Milik Daerah (BMD);

5. mengevaluasi pelaksanaan pemeriksaan dan pengawasan lingkup bidang keuangan dalam upaya meningkatkan produktivitas kerja;

6. mengkaji dan meneliti usulan program kerja pengawasan Tahunan Bidang Keuangan untuk diproses lebih lanjut;

7. melaksanakan koordinasi dengan Pejabat Fungsional Auditor, Pengawas Pemerintahan, Auditor Kepegawaian dalam pelaksanaan pemeriksaan dan pengawasan;

8. mengawasi pelaksanaan pemeriksaan dan pengawasan bidang keuangan yang meliputi pemeriksaan keuangan, pendapatan daerah dan belanja daerah, perlengkapan dan Barang Milik Daerah (BMD) yang berlaku pada Perangkat Daerah untuk diproses lebih lanjut;

9. mengawasi pelaksanaan pemeriksaan dan pengawasan terhadap pelaksanaan pengadaan barang dan jasa sesuai ketentuan yang berlaku;

10. mengawasi pelaksanaan pemeriksaan dan pengawasan administrasi, pengelolaan anggaran, kegiatan, administrasi keuangan, penggalian Pendapatan Asli Daerah (PAD), pelayanan perizinan serta anggaran yang diperoleh melalui dana perimbangan;

11. mengawasi pelaksanaan pemeriksaan dan pengawasan terhadap pendapatan daerah yang meliputi hasil pajak daerah, hasil retribusi daerah dan hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan, lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang sah;

12. mengawasi pelaksanaan pemeriksaan dan pengawasan terhadap belanja daerah yang meliputi Belanja Tidak Langsung, Belanja Langsung dan Belanja Modal (BM);

13. melaksanakan koordinasi dengan Dewan Pengawas Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dalam hal pelaksanaan pengawasan pengelolaan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) serta keuangan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD);

14. mengarahkan penyusunan laporan hasil pemeriksaan reguler (PKPT), pemeriksaan khusus (Non PKPT) dan pemeriksaan insidentil lainnya serta hasil pengawasan di bidang keuangan untuk diproses lebih lanjut sebagai bahan kebijakan pimpinan;

15. mengendalikan pelaksanaan tindak lanjut atas hasil pemeriksaan baik pemeriksaan reguler (PKPT), Non PKPT, maupun pemeriksaan khusus dalam lingkup bidang keuangan;

16. mengendalikan pelaksanaan penyelesaian kerugian negara pada lingkup bidang keuangan;

17. merumuskan dan mengarahkan penyusunan RKA dan Dokumen Pelaksanaan Anggaran DPA;

18. menyusun Perjanjian Kinerja lingkup Inspektur Pembantu Bidang Keuangan;

19. melaksanakan koordinasi dengan instansi terkait; 20. memberikan saran pertimbangan kepada atasan;

21. menyusun laporan dan pertanggungjawaban bulanan, triwulan, tahunan dan insidentil pelaksanaan kegiatan Inspektur Pembantu Bidang Keuangan;

(25)

25

F. JABATAN FUNGSIONAL PENGAWAS PEMERINTAHAN

a.PENGAWAS PEMERINTAHAN PERTAMA

1. melakukan pengawasan kemampuan kelembagaan; 2. melakukan pengawasan pelaksanaan urusan wajib:

a) bidang otonomi daerah dan pemerintahan umum mengenai persandian;

b) bidang pemberdayaan masyarakat mengenai Pemerintahan Kelurahan;

c) bidang pendidikan mengenai sarana dan prasarana;

d) bidang kesehatan mengenai sumber daya manusia kesehatan, obat dan perbekalan kesehatan dan pemberdayaan masyarakat;

e) bidang kepemudaan dan olah raga mengenai kepemudaan dan olah raga, bidang ketenagakerjaan mengenai pembinaan pelatihan dan produktivitas tenaga kerja; pembinaan dan penempatan tenaga kerja dalam negeri dan pengelolaan umum;

f) bidang ketahanan pangan mengenai pengelolaan umum, bidang perhubungan mengenai perhubungan darat, bidang komunikasi dan informatika mengenai pos dan telekomunikasi;

g) bidang sosial mengenai pembinaan bidang sosial, identifikasi, pengawasan penyandang masalah kesejahteraan sosial, pelaksanaan kegiatan bidang sosial, penganugerahan tanda kehormatan, nilai-nilai kepahlawanan, keperintisan kejuangan dan kesetiakawanan sosial;

h) bidang pekerjaan umum mengenai sumber daya air, air minum, air limbah, persampahan, drainase, permukiman, bangunan gedung dan lingkungan;

i) bidang pertanian mengenai tanaman pangan dan hortikultura; 3. melakukan pengawasan pelaksanaan urusan pilihan :

a) bidang perindustrian mengenai usaha industri, perlindungan usaha industri, pemasaran, sumber daya manusia, lingkungan hidup, sarana dan prasarana, data industri, metrologi legal;

b) bidang perdagangan mengenai perdagangan berjangka komoditi, alternatif pembiayaan sistem resi gudang dan pasar lelang;

4. melakukan pengawasan dengan tujuan tertentu atas kegiatan tugas pembantuan di Kecamatan/Kelurahan.

b. PENGAWAS PEMERINTAHAN MUDA

1. melakukan pengawasan umum penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM)/Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria (NSPK) melalui analisis, evaluasi,pengujian/penilaian penyusunan rencana pencapaian SPM/NSPK yang dituangkan dalam rencana kerja anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (RKA-SKPD)

2. melakukan pengawasan teknis penerapan SPM/NSPK;

3. melakukan pengawasan atas pembinaan pelaksanaan urusan pilihan melalui:

a) analisis, evaluasi, pengujian/penilaian terhadap Rencana Kerja Anggaran Satuan Kerja Perangkat Daerah (RKA-SKPD);

(26)

26 b) analisis, evaluasi, pengujian/penilaian terhadap rencana kerja

anggaran satuan kerja perangkat daerah (RKA-SKPD) dan kesejateraan masyarakat;

4. melakukan pengawasan pelaksanaan urusan wajib : a) bidang kependudukan dan pencatatan sipil;

b) bidang otonomi daerah dan Pemerintahan Umum meliputi Perangkat Daerah;

c) bidang pendidikan mengenai pendidikan dan tenaga kependidikan serta kebijakan pembiayaan;

d) bidang kesehatan mengenai kebijakan pembiayaan kesehatan; e) bidang ketenagakerjaan mengenai pembinaan ketenagakerjaan; f) bidang ketahanan pangan mengenai keamanan pangan.

g) bidang perhubungan, komunikasi dan informatika mengenai sarana komunikasi dan diseminasi informasi.

h) bidang sosial mengenai kerjasama bidang sosial, pengawasan bidang sosial, sarana dan prasarana dan sistem informasi kesejahteraan sosial.

i) bidang pekerjaan umum mengenai perkotaan dan pedesaan, jasa konstruksi;

j) bidang perikanan budidaya, peternakan dan kesehatan hewan;

k) bidang perindustrian mengenai perizinan, fasilitasi, industri, teknologi, permodalan, kerjasama industri, kelembagaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan;

l) Bidang perdagangan mengenai perdagangan; m) Bidang pedagangan dalam negeri.

n) Memberikan saran pertimbangan kepada atasan;

5. melakukan pengawasan kinerja kegiatan tugas pembantuan;

6. melakukan pengawasan atas indikasi hambatan dalam pelayanan masyarakat;

7. melakukan evaluasi pemerintahan kelurahan;

8. melakukan evaluasi laporan akuntabilitas mengenai Perangkat Daerah.

c. PENGAWAS PEMERINTAHAN MADYA:

1. melakukan pengawasan umum penerapan standar pelayanan minimal (SPM)/norma, standar, prosedur dan kriteria (NSPK) melalui analisis, evaluasi, pengujian/penilaian penyusunan rencana pencapaian SPM/NSPK yang dituangkan dalam:

a) rencana strategi satuan kerja perangkat Daerah (Renstra SKPD); b) rencana satuan kerja perangkat Daerah (Renja SKPD);

c) kebijakan umum anggaran (KUA);

2. melakukan pengawasan atas pembinaan pelaksanaan urusan pilihan melalui analisis, evaluasi, pengujian/ penilaian terhadap :

a) rencana strategi Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renstra SKPD); b) Rencana kerja Satuan Kerja Perangkat Daerah (Renja SKPD); c) Kebijakan umum anggaran (KUA);

(27)

27 3. melakukan pengawasan barang/ BMD;

4. melakukan pengawasan, pelaksanaan urusan wajib: a) bidang kesatuan bangsa dan politik dalam Negeri;

b) bidang otonomi daerah dan Pemerintaha umum mengenai pemerintahan umum dan kebijakan administrasi keuangan daerah;

c) bidang pemberdayaan usaha ekonomi masyarakat;

d) bidang pemberdayaan masyarakat dalam pengelolaan alam dan teknologi tepat guna;

e) bidang pendidikan mengenai kebijakan dan standar; f) bidang pedidikan mengenai kurikulum;

g) bidang kesehatan mengenai manajemen kesehatan;

h) ketenagakerjaan mengenai pembinaan sumber daya manusia; i) bidang ketenagakerjaan mengenai penempatan tenaga kerja luar

negeri;

j) bidang ketenagakerjaan mengenai pembinaan hubungan industrial dan jaminan sosial tenaga kerja;

k) bidang ketahanan pangan mengenai ketahanan pangan; l) bidang perhubungan;

m) bidang sosial mengenai perencanaan bidang sosial;

n) bidang sosial mengenai pengembangan dan pendayagunaan potensi dan narasumber kesejahteraan sosial;

o) bidang sosial mengenai pembinaan tenaga fungsional pekerja sosial;

p) bidang pekerjaan umum mengenai bina marga; q) bidang pekerjaan umum mengenai penataan ruang; 5. melakukan pengawasan pelaksanaan urusan pilihan :

a) bidang perikanan mengenai pengawasan dan pengendalian; b) bidang perindustrian mengenai perencanaan dan program; c) bidang perindustrian mengenai standarisasi;

d) bidang perindustrian mengenai pengawasan industri;

e) bidang transmigrasi mengenai kebijakan, perencanaan, pembinaan dan pengawasan;

6. melakukan evaluasi atas Kinerja penyelenggaraan pemerintahan kota/kemampuan penyelenggaraan otonomi daerah, Pemerintahan Kecamatan dan Laporan akuntabilitas;

7. melakukan pengawasan umum penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM)/Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria (NSPK) melalui analisis, evaluasi:

a) pencapaian SPM/SPK yang dituangkan dalam rencana pembangunan jangka menengah daerah (RPJMD);

b) pengujian/penilaian penyusunan rencana pencapaian SPM/NSPK yang dituangkan dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD);

8. melakukan pengawasan kebijakan keuangan daerah, pelaksanaan urusan wajib bidang otonomi daerah, bidang pendidikan meliputi pengendalian mutu pendidikan, bidang ketenagakerjaan mengenai kebijakan, perencanaan, pembinaan dan pengawasan; bidang perhubungan, bidang sosial mengenai kebijakan bidang sosial mengenai kebijakan bidang sosial; pelaksanaan urusan pilihan bidang perdagangan mengenai kerjasama perdagangan internasional;

(28)

28 9. melakukan pengawasan atas berakhirnya masa jabatan Walikota,

indikasi penyalahgunaan wewenang.

10. memberikan saran pertimbangan kepada atasan.

G. JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR

a. Auditor Terampil: 1. Auditor Pelaksana:

a) melaksanakan tugas-tugas pengawasan sederhana dalam pemeriksaan kinerja;

b) melaksanakan tugas-tugas pengawasan sederhana dalam pemeriksaan atas aspek keuangan tertentu;

c) melaksanakan tugas-tugas pengawasan sederhana dalam pemeriksaan untuk tujuan tertentu;

d) melaksanakan tugas-tugas pengawasan sederhana dalam pemeriksaan khusus/investigasi/ berindikasi tindak pidana korupsi;

e) melaksanakan tugas-tugas pengawasan sederhana dalam kegiatan evaluasi;

f) melaksanakan tugas-tugas pengawasan sederhana dalam kegiatan revieu;

g) melaksanakan tugas-tugas pengawasan sederhana dalam kegiatan pemantauan;

h) melaksanakan tugas-tugas pengawasan sederhana dalam kegiatan pengawasan lain;

i) melaksanakan tugas-tugas pengawasan sederhana dalam rangka membantu melaksanakan kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pengendalian dan evaluasi pengawasan.

2. Auditor Pelaksana Lanjutan:

a) melaksanakan tugas-tugas pengawasan dengan kompleksitas rendah dalam pemeriksaan kinerja;

b) melaksanakan tugas-tugas pengawasan dengan kompleksitas rendah dalam pemeriksaan atas aspek keuangan tertentu;

c) melaksanakan tugas-tugas pengawasan dengan kompleksitas rendah dalam pemeriksaan untuk tujuan tertentu;

d) melaksanakan tugas-tugas pengawasan dengan kompleksitas rendah dalam pemeriksaan khusus/ investigasi/berindikasi tindak pidana korupsi;

e) melaksanakan tugas-tugas pengawasan dengan kompleksitas rendah dalam kegiatan evaluasi;

f) melaksanakan tugas-tugas pengawasan dengan kompleksitas rendah dalam kegiatan reviu;

g) melaksanakan tugas-tugas pengawasan dengan kompleksitas rendah dalam kegiatan pemantauan;

h) melaksanakan tugas-tugas pengawasan dengan kompleksitas rendah dalam kegiatan pengawasan lain;

(29)

29 i) melaksanakan tugas-tugas pengawasan dengan kompleksitas

rendah dalam rangka membantu melaksanakan kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pengendalian dan evaluasi pengawasan.

3. Auditor Penyelia:

a) melaksanakan tugas-tugas pengawasan dengan kompleksitas sedang dalam pemeriksaan kinerja;

b) melaksanakan tugas-tugas pengawasan dengan kompleksitas sedang dalam pemeriksaan atas aspek keuangan tertentu;

c) melaksanakan tugas-tugas pengawasan dengan kompleksitas sedang dalam pemeriksaan untuk tujuan tertentu;

d) melaksanakan tugas-tugas pengawasan dengan kompleksitas sedang dalam pemeriksaan khusus/ investigasi/berindikasi tindak pidana korupsi;

e) melaksanakan tugas-tugas pengawasan dengan kompleksitas sedang dalam kegiatan evaluasi;

f) melaksanakan tugas-tugas pengawasan dengan kompleksitas sedang dalam kegiatan reviu;

g) melaksanakan tugas-tugas pengawasan dengan kompleksitas sedang dalam kegiatan pemantauan;

h) melaksanakan tugas-tugas pengawasan dengan kompleksitas sedang dalam kegiatan pengawasan lain;

i) melaksanakan tugas-tugas pengawasan dengan kompleksitas sedang dalam rangka membantu melaksanakan kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pengendalian dan evaluasi pengawasan.

b. Auditor Ahli:

1. Auditor Pertama:

a) Melaksanakan tugas-tugas pengawasan dengan kompleksitas tinggi dalam pemeriksaan kinerja;

b) Melaksanakan tugas-tugas pengawasan dengan kompleksitas tinggi dalam pemeriksaan atas aspek keuangan tertentu;

c) Melaksanakan tugas-tugas pengawasan dengan kompleksitas tinggi dalam pemeriksaan untuk tujuan tertentu;

d) Melaksanakan tugas-tugas pengawasan dengan kompleksitas tinggi dalam pemeriksaan khusus/investigasi/berindikasi tindak pidana korupsi;

e) mendampingi/memberikan keterangan ahli dalam proses penyidikan dan/atau peradilan kasus hasil pengawasan;

f) melaksanakan tugas-tugas pengawasan dengan kompleksitas tinggi dalam kegiatan evaluasi;

g) melaksanakan tugas-tugas pengawasan dengan kompleksitas tinggi dalam kegiatan reviu;

h) melaksanakan tugas-tugas pengawasan dengan kompleksitas tinggi dalam kegiatan pemantauan;

i) melaksanakan tugas-tugas pengawasan dengan kompleksitas tinggi dalam kegiatan pengawasan lain;

(30)

30 j) melaksanakan tugas-tugas pengawasan dengan kompleksitas

tinggi dalam rangka membantu melaksanakan kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pengendalian dan evaluasi pengawasan.

2. Auditor Muda:

a) memimpin pelaksanaan suatu penugasan pemeriksaan kinerja; b) memimpin pelaksanaan suatu penugasan pemeriksaan atas aspek

keuangan tertentu;

c) memimpin pelaksanaan suatu penugasan pemeriksaan untuk tujuan tertentu;

d) memimpin pelaksanaan suatu penugasan pemeriksaan khusus/investigasi/berindikasi tindak pidana korupsi;

e) penyidikan mendampingi/memberikan keterangan ahli dalam proses dan/atau peradilan kasus hasil pengawasan;

f) memimpin pelaksanaan suatu penugasan evaluasi; g) memimpin pelaksanaan suatu penugasan reviu;

h) memimpin pelaksanaan suatu penugasan pemantauan; i) memimpin pelaksanaan suatu penugasan pengawasan lain;

j) memimpin pelaksanaan suatu penugasan dalam rangka membantu melaksanakan kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pengendalian dan evaluasi pengawasan;

k) melaksanakan Koordinasi dengan Instansi terkait; l) memberikan saran pertimbangan kepada atasan. 3. Auditor Madya:

a) mendampingi/memberikan keterangan ahli dalam proses penyidikan dan/atau peradilan kasus hasil pengawasan;

b) mengendalikan teknis pelaksanaan kegiatan pengawasan (pemeriksaan, evaluasi, reviu, pemantauan dan pengawasan lain); c) melaksanakan kegiatan pengorganisasian pengawasan;

d) melaksanakan kegiatan pengendalian pengawasan;

e) membantu melaksanakan kegiatan perencanaan dan evaluasi pengawasan;

f) melaksanakan Koordinasi dengan Instansi terkait; g) memberikan saran pertimbangan kepada atasan. 4. Auditor Utama:

a) mendampingi/memberikan keterangan ahli dalam proses penyidikan dan/atau peradilan kasus hasil pengawasan;

b) mengendalikan mutu pelaksanaan kegiatan pengawasan (pemeriksaan, evaluasi, reviu, pemantauan, dan pengawasan lain); c) melaksanakan kegiatan perencanaan pengawasan;

d) melaksanakan kegiatan evaluasi pengawasan; e) melaksanakan Koordinasi dengan Instansi terkait; f) memberikan saran pertimbangan kepada atasan.

H. JABATAN FUNGSIONAL AUDITOR KEPEGAWAIAN

a. Auditor Kepegawaian Pertama:

1. melaksanakan administrasi data/dokumen dalam rangka penyusunan Rencana Kerja Wasdalpeg (RKW);

Referensi

Dokumen terkait

Laporan keuangan dimaksud disusun sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan sebagaimana diatur dalam Peraturan Walikota Bogor Nomor 125 Tahun 2018 tentang

bahwa sesuai Peraturan Walikota Nomor 1 tahun 2016 tentang Pelimpahan Kewenangan Pelayanan Perizinan dan Nonperizinan di Kota Bogor, terdapat beberapa

Pada saat Peraturan Walikota ini mulai berlaku, Peraturan Walikota Bogor Nomor 30 Tahun 2014 tentang Pelimpahan Kewenangan Pelayanan Perizinan dan Non Perizinan di

(3) Kecamatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mempunyai tugas membantu Walikota melaksanakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintahan dalam

Metode yang dipakai yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis, yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan untuk mengumpulkan data,

Data gaya hidup terdiri dari aktivitas fisik, kebiasaan konsumsi buah dan sayur, konsumsi makanan berisiko (manis, asin, berlemak, jeroan, dan makanan yang

Maksud dari kegiatan ini adalah sebagai upaya ekstensifikasi pajak untuk mencari informasi terkait objek dan subyek pajak yang telah memenuhi syarat namun belum terdaftar

(1) Inspektorat Pembantu Bidang Perekonomian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16 mempunyai tugas membantu Inspektur dalam pelaksanaan pengawasan penyelenggaraan pemerintahan