1 BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Media massa televisi sudah menjadi kebutuhan pokok sehari-hari masyarakat sebagai sarana hiburan, informasi, dan komunikasi massa. Media televisi dewasa ini sudah berkembang pesat dengan banyaknya tayangan yang dikemas untuk menarik minat penonton mulai dari berita, iklan, film, drama, dan sebagainya. Tayangan-tayangan ini tentu memiliki nilai komunikasi yang ingin disampaikan kepada penonton. Salah satu tayangan yang banyak diminati dan sarat akan potret kehidupan masyarakat adalah drama. Drama
merupakan suatu tindakan, perilaku, atau konflik manusia yang
diinterpretasikan melalui action dan dialog yang ditunjukkan untuk audience.
Banyak drama yang mengangkat cerita kehidupan sehari-hari dan perilaku atau konflik masyarakat.
Fenomena bullying sebagai salah satu potret kehidupan yang banyak
ditampilkan dalam berbagai cerita drama. Bullying itu sendiri berasal dari kata
kerja “to bully” dalam Oxford English Dictionary adalah “tindakan untuk
menimbulkan rasa sakit atau menyakiti orang lain untuk kepentingan sendiri”
(selanjutnya tetap akan digunakan kata bullying untuk mendeskripsikan semua
kepentingan sendiri).1 Menurut Tattum dan Tattum (1992) bullying adalah “…the willful, conscious desire to hurt another and put him/her under stress.”
Olweus (1993) juga mengatakan hal yang serupa bahwa bullying adalah
perilaku negatif yang mengakibatkan seseorang dalam keadaan tidak
nyaman/terluka dan biasanya terjadi berulang-ulang “repeated during
successive encounters”.
Beberapa faktor diyakini menjadi penyebab terjadinya perilaku bullying di sekolah, antara lain adalah faktor kepribadian, komunikasi interpersonal yang dibangun remaja dengan orangtuanya, peran kelompok teman sebaya, dan iklim sekolah. Menurut Benitez & Justicia (2006) pelaku bullying cenderung memiliki sikap empati yang rendah, impulsif, dominan, dan tidak bersahabat. Menurut Novianti (2008) salah satu faktor terbesar
penyebab siswa melakukan bullying adalah temperamen yaitu sifat yang
terbentuk dari respon emosional. Hal ini mengarah pada perkembangan tingkah laku personalia dan sosial siswa. Siswa yang aktif dan impulsif lebih mungkin untuk berlaku bullying dibandingkan dengan pasif atau pemalu.
Berita online www.brilio.net yang ditulis oleh Erina Wardoyo (2014) memberitakan sebagai berikut:
“Bullying atau kekerasan di dunia pendidikan saat ini sudah semakin merajalela. Begitu juga dengan yang dialami salah seorang siswa asal Korea bernama Kim. Minggu tanggal 21 Juni, Pann
1
Steve Wharton, How to stop that Bully: Menghentikan si Tukang Teror(Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 2015), hal. 7.
memberitakan bahwa Kim ditemukan meninggal dunia bunuh diri pada Juni 2012 silam dengan melompat dari lantai 15 apartemennya. Namun baru pada akhir tahun 2014 video CCTV detik-detik terakhir sebelum Kim meninggal terungkap ke publik. Video tersebut terlihat Kim sedang berjongkok di dalam lift menuju puncak lantai apartemennya. Sambil menangis, Kim terus berkata dalam dirinya sendiri bahwa dia sebenarnya tidak ingin bunuh diri. ‘Aku ingin hidup, aku tidak ingin mati. Siapapun tolong genggam tanganku.’ Namun sayangnya tujuh jam kemudian, Kim ditemukan meninggal dunia setelah lompat dari atap apartemennya.
Diketahui bahwa alasan dibalik bunuh diri Kim adalah kekerasan yang kerap dialaminya. Kim kerap diancam oleh teman-teman sekelasnya, dia tak segan akan dipukul apabila melakukan kesalahan kecil. Beberapa SMS yang ditemukan oleh ayahnya di handphone-nya juga berisi perintah dari orang yang melakukan tindakan kekerasan, seperti menyuruh untuk membelikan jaket, mengerjakan PR, dan lain-lain.”
Perisitiwa bullying yang terjadi di lingkup sekolah ini dapat
ditemukan dalam kehidupan sehari-hari para pelajar di Korea Selatan. Sekarang banyak juga drama Korea yang mengangkat cerita dengan tema bullying yang dialami oleh para pelajar di sekolah atau bullying yang terjadi di lingkungan sekitar, seperti tempat kerja dan di masyarakat. Kebanyakan drama mengambil tema yang tidak jauh dari kehidupan sekitar. Selain
ceritanya yang lebih hidup, tentu terdapat pesan serta kritik mendalam tentang kasus atau fenomena-fenomena yang terjadi dalam kehidupan sosial masyarakat.
Bercerita mengenai drama dengan tema bullying dapat ditemukan
kasus-kasus bagaimana bullying itu bisa terjadi. Dapat juga dilihat dari sisi
faktor pelaku dan korban yang berada dalam kasus bullying tersebut. Bentuk
serta keadaan bullying seperti apa yang terjadi kemudian diceritakan dan
diangkat menjadi sebuah cerita dalam drama. Drama Korea School 2015 ini
bertujuan menyadarkan penonton bahwa masih banyak kasus bullying yang
terjadi di kehidupan sekitar.
Salah satu drama Korea berlatar belakang kehidupan sekolah dan bullying yang sedang populer di tahun 2015 adalah School 2015. Drama School 2015 memiliki 16 episode dan berlatar kehidupan sekolah. School 2015 merupakan serial ke-enam school series sebelumnya, isi ceritannya
berbeda dari series sebelumnya yang lebih berfokus pada persahabatan. Akan
tetapi, School 2015 lebih berfokus pada konflik bullying yang terjadi pada
tokoh utama. Tokoh Lee Eun Bi yang diperankan oleh aktris Kim So Hyun
mengalami bullying yang dilakukan oleh teman sekelasnya sendiri dan dari
bullying yang sering dialaminya itu membuat tokoh Lee Eun Bi melakukan
aksi bunuh diri. Sekilas tentang uraian drama School 2015 menjelaskan
bagaimana kasus bullying bisa terjadi di lingkungan sekolah dan
memperlihatkan kejadian yang terkait dengan bullying. Karena drama Korea
penulisan untuk Tugas Akhir ini mengambil objek penelitian tentang representasi perilaku bullying yang ada dalam drama Korea School 2015.
1.2 Rumusan Masalah
Fenomena bullying di lingkup sekolah menjadi perhatian serius,
sehingga banyak cerita dalam drama yang memperlihatkan bagaimana
tindakan bullying dapat terjadi. Seperti contoh tindakan bullying yang ada
dalam serial drama School 2015, dimana adegannya memperlihatkan bullying
yang terjadi di Sekolah. Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan sebagai berikut:
1. Apa saja bentuk representasi perilaku bullying yang terdapat dalam
drama Korea School 2015?
2. Apa saja faktor penyebab bullying yang terdapat dalam drama Korea
School 2015?
1.3 Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai dalam Tugas Akhir ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui apa saja bentuk representasi perilaku bullying yang
terdapat dalam drama Korea School 2015.
2. Mengetahui apa saja faktor penyebab bullying itu terdapat dalam
1.4 Batasan Masalah
Permasalahan yang akan dibahas dalam Tugas Akhir (Representasi
Perilaku Bullying dalam Drama Korea School 2015) adalah mengenai
representasi terhadap perilaku bullying yang ada di sekolah. Subjek penelitian
ini adalah representasi bullying yang terjadi antara tokoh utama sebagai
korban dan tokoh lain sebagai pelaku bullying yang ada dalam drama Korea.
Objek penelitian Tugas Akhir ini yaitu drama Korea School 2015. Hal ini
didasari dari drama School 2015 yang berlatar kehidupan sekolah serta
permasalah yang terjadi dalam adegannya lebih didominasi oleh bullying.
Drama School 2015 memiliki 16 episode, tetapi tidak semua episodenya
membahas atau menayangkan adegan bullying. Sehingga Tugas Akhir
(Representasi Perilaku Bullying dalam Drama Korea School 2015),
penelitiannya dibatasi pada adegan dan episode yang terkait bullying saja.
Episode-episode dalam drama School 2015 terkait bullying yang
dialami tokoh utama akan dianalisis. Selain episode yang terkait dengan bullying, Tugas Akhir ini juga akan menganalisis episode yang berkaitan
dengan faktor penyebab bullying ini terjadi. Tokoh yang akan diteliti juga
dibatasi dengan memilih dua tokoh utama yang berkaitan langsung dengan
tindakan bullying yang ada dalam drama Korea School 2015. Analisis yang
digunakan adalah lima kode narasi yang dikemukakan oleh Roland Barthes dengan menganalisis nada bicara, gerakan, tindakan, ekspresi, tokoh, dialog dan sebagainya. Tanda-tanda semiotika dalam gambar bergerak memiliki kode-kode yang mengandung pesan untuk disampaikan.
1.5 Manfaat Penelitian
Penelitian Tugas Akhir ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada para pembacanya. Setiap hasil tulisan penelitian memiliki manfaat yang bersifat teoritis dan praktis, yang mana sebagai berikut:
1.5.1 Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat membuktikan dan mengaplikasikan
teori semiotika Roland Barthes dalam drama Korea School 2015
mengenai representasi perilaku bullying.
1.5.2 Manfaat Praktis
Penelitian ini juga diharapkan dapat bermanfaat bagi pembaca dan bagi masyarakat sebagai informasi tambahan yang terkait dengan
bentuk-bentuk dan faktor terjadinya bullying serta representasi
semiotika yang ada dalam drama tentang potret kehidupan bullying di
lingkup sekolah.
1.6 Metode Penelitian
Untuk mendapatkan data yang menunjang dalam pembahasan Tugas Akhir ini digunakan metode penelitian kualitatif dengan metode penulisan deskriptif analisis. Pada Tugas Akhir ini akan dilakukan teknik pengumpulan data dan studi pustaka untuk mengumpulkan informasi. Teknik pengumpulan
data ini dengan mengamati setiap episode drama Korea School 2015 yang di
yang akan diteliti. Observasi dan pengolahan data tersebut dilakukan dengan studi pustaka yang terkait dengan representasi perilaku bullying dan semiotika. Metode analisis yang digunakan adalah dengan menggunakan analisis semiotika Roland Barthes, yaitu lima kode narasi Barthes.
Penelitian Tugas Akhir ini menggunakan metode studi pustaka seperti yang terdapat pada jurnal yang berjudul “Kepribadian, Komunikasi,
Kelompok Teman Sebaya, Iklim Sekolah dan Perilaku Bullying” oleh Irvan
Usman tahun 2013 dari Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Gorontalo. Metode analisis semiotika Roland Berthes dengan menggunakan buku “Semiotika dalam Riset Komunikasi” dari Nawiroh Vera, M.SI. Buku cetakan pertama tahun 2014. Setelah data diproses dan dianalisis maka dapat ditarik kesimpulan yang sesuai dengan rumusan masalah yang diteliti.
1.7 Tinjauan Pustaka
Sebelumnya pernah dilakukan penelitian dengan tema yang sama, yaitu Tugas Akhir yang ditulis oleh Nur Hidayatun Nikmah, mahasiswi program studi Diploma III Bahasa Korea UGM. Tugas Akhir tersebut berjudul
“Budaya Kerja Orang Korea dalam Drama Televisi Pinocchio (Analisis
Semiotika)” tahun 2015. Tugas akhir tersebut berisi tentang dunia kerja dan
etos kerja orang Korea dalam drama Pinocchio. Selain Tugas Akhir tersebut,
ada jurnal komunikasi yang ditulis oleh Karen dari Universitas Sumatera Utara. Jurnal tersebut berjudul “Representasi Konsumerisme dalam Film “Confessions of a Shopaholic” (Studi Analisis Semiotika Representasi
Konsumerisme dalam Film “Confessions of a Shopaholic”)” tahun 2013. Jurnal ini berisi tentang gambaran representasi konsumerisme yang ada dalam film Confessions of a Shopaholic yang diteliti dengan studi analisis semiotika.
Kedua judul diatas memiliki perbedaan subjek dan objek penelitian.
Judul “Budaya Kerja Orang Korea dalam Drama Televisi Pinocchio (Analisis
Semiotika)” subjek penelitiannya mengenai budaya kerja orang Korea dan objek penelitiannya yaitu salah satu drama Korea Pinocchio. Sedangkan jurnal yang berjudul “Representasi Konsumerisme dalam Film “Confessions of a Shopaholic” (Studi Analisis Semiotika Representasi Konsumerisme dalam Film “Confessions of a Shopaholic”)” mengangkat subjek penelitian tentang representasi konsumerisme yang ada dalam film dan objek penelitiannya yaitu
film Confessions of a Shopaholic. Perbedaan Tugas Akhir ini dengan Tugas
Akhir yang berjudul “Budaya Kerja Orang Korea dalam Drama Televisi Pinocchio (Analisis Semiotika)” adalah subjek penelitiannya yang mengambil
tentang representasi perilaku bullying yang terdapat dalam drama Korea.
Perbedaan dengan judul penelitian “Representasi Konsumerisme dalam Film “Confessions of a Shopaholic” (Studi Analisis Semiotika Representasi Konsumerisme dalam Film “Confessions of a Shopaholic”)” terdapat pada objek penelitian yang diambil yaitu drama Korea yang berjudul School 2015.
1.8 Sistematika Penulisan
Laporan Tugas Akhir ini terdiri dari empat bab. Bab I adalah
pendahuluan berisi latar belakang dari representasi bullying secara singkat,
rumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, manfaat penelitian, metode penelitian, tinjauan pustaka, dan sistematika penulisan Tugas Akhir. Bab II berisi landasan teori yang merupakan acuan untuk menganalisis penelitian pada Tugas Akhir. Landasan teori pada bab ini berkaitan dengan
Semiotika, representasi, bullying, drama televisi dan sinopsis drama School
2015.
Bab III adalah pembahasan. Bab ini berisi tentang pembahasan
mengenai penokohan yang terdapat dalam drama School 2015, representasi
bentuk-bentuk bullying apa saja yang terdapat dalam drama School 2015, dan
faktor adanya bullying tersebut yang dianalisis menggunakan teori semiotika.
Terakhir adalah bab IV yang merupakan bagian penutup yang berisi tentang pemaparan kesimpulan dan saran mengenai hasil dari Tugas Akhir ini.