PENINGKATAN KINERJA
PEMERINTAHAN DESA
(TINJAUAN KRITIS KONSEPTUAL
)
Biodata Narasumber
• Nama : Dr. Fernandes Simangunsong, S.STP, S.AP,
M.Si
• Lahir : Jambi, 4 Maret 1977
• NIP : 19770304 1995 11 1 001 • Jabatan : Dosen Fungsional (Lektor Kepala) • Pangkat : Pembina TK. I (IV/b)
• Instansi : Kampus IPDN Jatinangor
• Alamat : Komp. Singgasana Pradana
Jl. Karangkamulyan No.2 A Cibaduyut-Bandung
A. PENDAHULUAN
1.
Masalah mendasar dalam penyeleng-
garaan pemerintahan desa disebabkan
oleh hal-hal yang bersifat struktural :
- kurang kuatnya keberpihakan Pem.Pusat;
- kedudukan organisasional yang ambivalen antara organisasi pemerintah formal dengan lembaga kemasyarakatan;
- ketidakjelasan status kepegawaianperangkat desa;
-
pembagian kewenangan yg tidak jelas.2. Peranan hukum adat yg mengikat desa sebagai kesatuan masyarakat hukum sdh mulai pudar digantikan oleh hukum nasional yg tertulis.
3. Dilihat dari asal-usul penduduknya, desa dapat dikelompokkan menjadi tiga macam :
a. desa geneologis ( > 75% pddk asli); b. desa campuran ( +/- 50% pddk asli, selebihnya pendatang);
c. desa teritorial (> 75% pddk pendatang).
4. Desa geneologis hukum adat masih berlaku Desa campuran mulai surut
5. Sejak dari jaman Hindia Belanda sampai
sekarang masih digunakan sistem “memerintah secara tidak langsung” (indirect rule) terhadap masyarakat desa.
6. Dari sistem pemerintahan negara Indonesia, pemerintahan desa merupakan subsistem yg terlemah.
Kata bijak I : Kecepatan rombongan karavan akan ditentukan oleh kecepatan gerobak yg paling lambat.
7. Secara politis selama ini desa hanya dijadikan tempat pengumpulan suara saja, setelah itu dilupakan.
8. Secara ekonomis, desa dipandang sebagai
sumber bahan baku dan tenaga kerja yg murah.
9. Secara sosiologis, desa dipandang sbg tempat dengan nilai-nilai tradisional yg kan keterbelakangan.
B. STRATEGI PENINGKATAN KINERJA PEMERINTAH DESA
1. Mengingat masalah yg dihadapi oleh pem.
Desa bersifat struktural, maka cara mengatasi nya hrs didasarkan pada perencanaan yg
strategis dan bersinambungan, tidak bersifat tambal sulam.
2. Strategi jangka panjang adalah menetapkan secara tegas kedudukan organisasional
3. Strategi jangka menengah yg dpt dilakukan oleh pemerintah propinsi dan atau kabupaten adalah :
a. Secara bertahap dan alamiah melakukan
proses amalgamasi (penggabungan) desa sesuai dengan karakteristik ekonomi dan budaya, sehingga nantinya dapat
menjadi satu kesatuan ekonomi dan budaya yg kuat.
b. Menyusun tipologi desa berdasarkan
kemampuan keuangannya, sehingga dapat diketahui peta kekuatannya.
d. Secara bertahap membangun birokrasi desa menjadi lebih profesional melalui program pemberdayaan dan diklat.
e. Menyiapkan sistem administrasi pemerintahan
desa menjadi lebih baik melalui program pembangunan yg berkelanjutan.
f. Memberdayakan pemerintah desa dengan lebih banyak memberikan kewenangan utk melayani langsung pada masyarakat melalui asas tugas pembantuan.
g.Memberikan alokasi pembiayaan sesuai
peraturan perundang-undangan yg berlaku. (perimbangan keuangan antara Pemda
Strategi Jangka Pendek
1. Memfasilitasi agar implementasi UU Nomor 22 Tahun 1999 beserta peraturan
pelaksanaan lainnya dpt berjalan dgn baik, krn perubahan yg terjadi rawan konflik.
2. Mendorong terbangunnya hubungan kerja yang harmonis dan egaliter antara Pem.
Desa dengan BPD sbg embrio terbentuknya pemerintahan desa yg demokratis.
3. Memberi bantuan keuangan bagi perangkat desa utk menjaga agar sistem yg telah ada dpt tetap dipertahankan.
ANALISIS
1.Pengalaman menunjukkan bahwa pengaturan terhadap pemerintahan desa yg kurang berdasar pada karakteristik masyarakatnya, hanya akan menimbulkan ketidakberdayaan dan ketergantungan.
2.Penyeragaman pengaturan masyarakat desa justru menghambat tumbuhnya kreativitas dan partisipasi masyarakat dalam memenuhi kehidupan dan penghidupannya, sehingga relatif tertinggal dibanding masyarakat lainnya.
Perubahan Paradigma Penyelenggaraan Pemerintahan Desa
Th. 1906
- Stbl No. 591
Stbl 1913/235 Stbl 1919/217
- IGO (daerah Jawa) - IGOB (luar Jawa)
Th. 1948
UU No. 22/1948 kmdn Diganti dg
UU No. 1/1957
IGO dan IGOB tidak berlaku lagi
Th. 1965
- UU No. 1/1957
diganti oleh UU No. 19/1965
Desa pada hakekatnya sampai sekarang masih tetap merupakan kesatuan masyarakat hukum asli, dengan berlandaskan pada aturan Hukum Adat. Oleh karenanya pemerintahan desa yang lahir dari sistem hukum yang berlaku bersifat demokratis sesuai dengan filosofi terbentuknya desa dan diharapkan pemerintah desa dapat menjalankan tiga peran utamanya yaitu :
1) sebagai Struktur Perantara; 2) sebagai pelayan masyarakat; 3) sebagai agen pembaharuan.
Hubungan Pemerintah Desa dengan Pihak Luar Desa
I. Pola Hubungan dengan Pemerintah Kabupaten
Sebagai perwujudan dari filosofis
“keaneka-ragaman” dalam Pasal 93 UU No. 22 Tahun 1999,
ditegaskan :
1. Desa dapat dibentuk, dihapus, dan atau digabung
dengan memperhatikan asal usulnya atau
prakarsa masyarakat dengan persetujuan
Pemerintah Kabupaten dan Dewan Perwakilan
Rakyat Daerah.
2. Pembentukan, penghapusan dan atau
Pola Hubungan Kerja Antara
Pola Hubungan Kerja Antara
Camat dgn Kepala Desa
Camat dgn Kepala Desa
Dari Pola Hirarkhis & Subordinatif Dari Pola Hirarkhis & Subordinatif Berubah menjadi 1. Fasilitatif 2. Koordinatif 3. Kerjasama
4. Pembinaan & Pengawasan
a.
a. Hubungan Kerja FasilitatifHubungan Kerja Fasilitatif
Camat mjd penghubung antara Desa dgn kebijakan dari
Camat mjd penghubung antara Desa dgn kebijakan dari
Pemerintah Kabupaten;
Pemerintah Kabupaten;
b.
b. Hubungan Kerja KoordinatifHubungan Kerja Koordinatif
Camat mengkoordinasikan kegiatan – baik rutin maupun Camat mengkoordinasikan kegiatan – baik rutin maupun pembangunan – bagi desa2 yg ada di wilayahnya agar pembangunan – bagi desa2 yg ada di wilayahnya agar memenuhi asas
memenuhi asas SINKRONISASI & INTEGRASISINKRONISASI & INTEGRASI.. Hasil koordinasi disampaikan kepada Bupati
c. Hubungan Kerjasama
Camat yg memimpin satuan unit pemerintahan bekerjasama dgn kepala desa yg memimpin satu unit pemerintahan dlm kedudukan setara utk
mencapai tujuan bersama;
d. Hubungan Pembinaan & Kerjasama
Apabila memperoleh delegasi kewenangan dari
Bupati, Camat dpt melaksanakan fungsi pembinaan & pengawasan thdp jalannya pemerintahan desa, termasuk mengatasi konflik intra & antar
Hubungan yang bersifat kemitraan antara BPD dengan
Pemerintah Desa harus didasari pada filosofi sebagai
berikut :
1. Adanya kedudukan yang sejajar diantara yang
bermitra.
2. Adanya kepentingan bersama yang ingin
dicapai.
3. Adanya saling menghoramti.
•
Pola kemitraan antara BPD dengan Pemerintah
Desa yaitu sbb :
“Didasarkan pada budaya politik lokal yang berbasis
pada filosofi “musyawarah untuk mufakat”. -
-
Musyawarah berbicara tentang proses;
-
Mufakat berbicara tentang hasil.
Hasil yang baik diharapkan diperoleh dari
proses yang baik. Melalui musyawarah untuk
Mekanisme Pertanggungjawaban Kepala Desa
Tidak adanya akuntabilitas kepala desa kepada
masyarakat pemilih seperti selama ini terjadi,
menyebabkan kontrol sosial menjadi sangat lemah.
Kepala Desa akan lebih berorientasi ke atas daripada
kepada masyarakat pemilih.
Keadaan tsb akan memperlemah dukungan
masyarakat desa, dan tanpa dukungan masyarakat,
pemerintah desa tidak akan mampu menjalankan
fungsinya dengan baik.
Akuntabilitas Kepala Desa
menurut UU No. 5 Tahun 1979
Pemerintah
Supra Desa
Kepala Desa
Masyarakat
Pemilih
Tanggung Jawab
Keterangan
Model Pertanggungjawaban Kepala Desa
Menurut UU No. 22 Tahun 1999
Dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya,
secara tegas dinyatakan : Kepala Desa
bertanggung jawab kepada rakyat melalui Badan
Perwakilan Desa, dan menyampaikan laporan
mengenai pelaksanaan tugasnya kepada Bupati.
(Pasal 102).
Pola pertanggunugjawaban kesamping tidak
hanya berlaku bagi Pemerintah Desa melainkan juga
bagi Pemerintah Daerah Kabupaten/kota serta
daerah Propinsi. Pola pertanggungjawaban ke atas
digantikan dengan pola pertanggung-jawaban
MPR PEMERINTAH PUSAT PEMERINTAH PROPINSI PEMERINTAH KAB/KOTA PEMERINTAH DESA Pemerintah Kecamatan BPD DPRD DPRD Tanggung Jawab Tanggung Jawab Tanggung Jawab Pembinaa n Pembinaan Pengawasan Pengawasan Pengawasan Keterangan:
= garis komando = garis penugasan
Orbitasi
4 BUPATI KEPALA DESA RAKYAT BPD 3 2 1 5 Keterangan :
1. Kepala Desa mengajukan bahan pertanggungjawaban kepada BPD
2. BPD membahas LPJ Kades dengan penduduk desa yang mempunyai hak pilih, menurut masing-masing dusun. Pola yang digunakan satu anggota BPD menggunakan pola satu dusun, kemudian dibuat berita secara rapat yang berisi jumlah penduduk desa pada dusun tersebut yang sekaligus dengan LPJ Kades, sebagian dengan catatan atau menolak LPJ Kades. 3. Hasil pembahasan tersebut dibahas ke rapat lengkap BPD,
sehingga akan diperoleh kesepakatan pendapat penduduk desa yang mempunyai hak pilih (konstituen).
4. Berdasarkan hasil tersebut, kemudian BPD mengambil sikap terhadap LPJ Kades dengan tiga opsi:
- menerima
- menerima dengan catatan - menolak
5. Apabila mayoritas konstituen menolak LPJ Kades, maka Kades diberi kesempatan untuk memperbaiki selama 30 hari. Apabila perbaikan dianggap tidak memuaskan anggota BPD, maka BPD dapat mengajukan pemberhentian Kades kepada Bupati.
5. Selain menyampaikan LPJ kepada rakyat melalui BPD, Kades juga mengajukan laporan pertanggungjawaban Pemerintahan Desa kepada Bupati. Laporan-laporan yang sifatnya administratif – informatif.
BAGAN MODEL MEKANISME
Pembentukan Badan Perwakilan Desa
Adapun proses pembentukan BPD, lazimnya ditempuh
melalui 3 (tiga) tahap, yaitu :
a. Tahap sosialisasi
b. Tahap persiapan
c. Tahap pelaksanaan
Jumlah anggota BPD ditentukan oleh jumlah penduduk
desa yang bersangkutan dengan ketentuan :
1. Jml penduduk s.d. 1.500 jiwa diwakilkan 5 angg.
2. Jml penduduk 1.501-2.000 jiwa diwakilkan 7 angg.
3. Jml penduduk 2.001-2.500 jiwa diwakilkan 9 angg.
Tipe Desa
Desa Nelayan Ds. Persawahan
Ds. Perladangan Ds. Jasa/
Perdagangan
Ds. Perkebunan
Ds. Pertam-bangan/gal. C
Ds. Peternakan Ds. Indus.
Kecil & kerajinan Ds. Indust.
BAGAN ARUS INFORMASI KEBUTUHAN BANTUAN DARI MASYARAKAT DESA
SAMPAI PADA INSTANSI PEMBAGI BANTUAN
Pemerintah Pusat
Gubernur Propinsi
Pemerintah Kabupaten/ Kota
Pemerintah Kecamatan
Pemerintah Desa Pemerintah Desa
BAGAN ARUS PEMBERIAN BANTUAN KEPADA
PEMERINTAH DESA DAN ATAU MASYARAKAT DESA
Gubernur
Pemerintah Pusat Donor
Pemerintah Propinsi
Pemerintah Kab/Kota
Pemerintah Desa
Masyarakat Desa
Camat
Keterangan :
BAGAN POLA PEMBERIAN BANTUAN DESA DARI PROPINSI KEPADA DESA
Identifikasi Desa Menurut Kemampuan Sumber Keuangan Desa Pusat Propinsi Mampu Kurang mampu Tidak mampu Kabupaten/ Kota Pemeliharaan & Pengembangan Pengem-bangan Pemberian Modal Awal Bantuan -manajemen -teknik -perencanaan Bantuan - sumber keuangan desa - manajemen Bantuan dalam semua aspek sesuai dengan
karakteristik desa
Desa Ung-gulan
Pola Pemberian Tugas Pembantuan
No Uraian Menurut
UU 5/1974
Menurut UU 22/1999 1 Hakekat pengertian Tugas turut serta dalam
melaksanakan urusan pemerintahan
Penugasan pemerintahan
2 Institusi yang menugaskan
1. Pemerintah Pusat 1. Pusat
2. Pemerintah Daerah Tingkat
atasnya (Propinsi DT. I) 2. Daerah (Propinsi,Kabupaten/Kota)
3 Institusi yang menerima DT. I 1. Daerah (Propinsi,
Kabupaten/Kota)
DT. II 2. Desa
4 Fasilitas yang menyertai Pembiayaan 1. Pembiayaan
2. Sarana dan Prasarana 3. Sumberdaya Manusia 5 Kewajiban penerima
Tugas
Mempertanggungjawab-kan penugasannya
1. Melaporkan pelaksanaan penugasan
2. Mempertanggungjawabkan penugasan
6 Hak penerima tugas Tidak ada hak untuk menolak tugas pembantuan
Menolak pelaksanaan tugas
Urusan Pemerintah yang dapat ditugasperbantukan pada seluruh desa Urusan Pemerintah yang dapat ditugasperbantukan pada desa secara selektif berdasarkan
-Karakteristik Desa
-Kebutuhan
-Kemampuan
Daftar Urusan Pemerintah yang dapat
ditugasperbantu-kan kepada Desa Inventarisasi kebutuhan -pembiayaan -sarana & prasarana -SDM untuk menjalankan tugas Pembantuan Pemberi-tahuan kepada Desa Persetuju an dari Desa bersang-kutan Pelaksa naan Tugas Pemban tuan Inventarisasi Urusan Pemerintah yang dapat ditugasperban-tukan kep. Desa -Setda -Dinas Daerah -Lembaga Teknis Daerah Kewena ngan Prop. Sebagai DO Pelaporan & Pertang- gungja-waban PP 52/2001 PP 39/2001 PP 20/2001 PP 25/2000 PP 22/1999
Bagimu Negeri
Jiwa Raga Kami
Amiin.
Hatur Nuhun
Semoga Tuhan Selalu Memberi Yang Terbaik
TERIMAKASIH
TERIMAKASIH
Atas Perhatiannya
Atas Perhatiannya
Mohon Maaf Kalau
Mohon Maaf Kalau
Kurang
Kurang