• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Pakan sapi yang diberikan harus mengandung nilai gizi yang lengkap, disukai

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KAJIAN KEPUSTAKAAN. Pakan sapi yang diberikan harus mengandung nilai gizi yang lengkap, disukai"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

II

KAJIAN KEPUSTAKAAN

2.1 Pakan Ternak Sapi Perah

Pakan adalah salah satu faktor yang penting dalam produktivitas ternak. Pakan sapi yang diberikan harus mengandung nilai gizi yang lengkap, disukai ternak, dan mudah dicerna oleh sapi.Pakan merupakan faktor yang berpengaruh cukup besar terhadap tampilan produksi dan kualitas susu serta pengaruhnya dapat mencapai 70% (Budiarsana dan Sutama, 2001).

Pakan sapi perah terbagi menjadi hijauan dan konsentrat. Hijauan diberikan pada sapi perah karena di dalam lambung sapi perah terdapat mikroba yang dapat menguraikan mikroba. Pakan tambahan utama sapi perah ialah konsentrat. Berdasarkan Standar Nasional Indonesia (SNI) 3148.1:2009 tentang pakan konsentrat bagian sapi perah, pakan konsentrat adalah pakan yang kaya akan sumber protein dan atau sumber energi serta dapat mengandung pelengkap pakan dan atau imbuhan pakan.

Faktor penentu dalam usaha peternakan salah satunya ialah pakan, baik terhadap produktivitas ternak, kualitas produk peternakan, dan keuntungan peternak. Agar terpenuhinya produksi yang maksimal maka perlu terpenuhinya kebutuhan pakan, dengan kuantitas maupun kualitas yang baik. Produksi maksimal yang dimaksud ialah terpenuhinya kecukupan gizi sesuai dengan kebutuhan ternak, tidak kekurangan ataupun berlebihan.

Konsentrat adalah pakan yang mengandung nutrisi dengan kadar serat yang rendah. Pakan konsentrat terdiri dari beberapa bahan pakan seperti, biji-bijian dan beberapa limbah proses industri bahan pangan biji-bijian seperti jagung

(2)

giling, tepung kedelai, menir, dedak, bekatul, bungkil kelapa, tetes, dan umbi. Peranan pakan konsentrat adalah untuk meningkatkan nilai nutrisi yang rendah agar memenuhi kebutuhan normal hewan untuk tumbuh dan berkembang secara sehat (Akoso, 1996). Menurut Sutardi (1980) menyatakan bahwa pakan yang terlalu banyak mengandung konsentrat akan menyebabkan menurunnya produksi asam asetat dalam rumen. Penurunan ini akan mengakibatkan kadar lemak susu rendah karena asam asetat merupakan bahan baku utama bagi pembentukan lemak air susu.

Produk konsentrat umumnya harus memenuhi standar baku, seperti protein kasar minimal 18% dan TDN 75%, maksimal kadar air 12%, lemak kasar 6%, serat kasar 11%, abu 10%, serta kandungan Ca= 0,9-1,2% ; P= 0,6-0,8%. Bahan penyusun konsentrat umumnya terdiri dari: dedak padi, wheat pollard, bungkil biji kapuk, bungkil dan kulit kedelai, onggok atau gaplek, dan bungkil inti sawit (Balai Penelitian Ternak, 2009).

2.2 Koperasi

Koperasi merupakan gerakan ekonomi rakyat yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan melandaskan kegiataannya pada prinsip-prinsip koperasi. Menurut Undang-Undang tentang Perkoperasian No. 25 tahun 1992, pasal 1 ayat 1 adalah badan usaha yang beranggotakan orang-orang atau badan hukum koperasi dengan melandaskan kegiatan-kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus gerakan ekonomi rakyat berdasar atas asas kekeluargaan.

Menurut UU No. 17/2012 pasal 4, tujuan koperasi ialah meningkatkan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat umumnya, sekaligus bagian yang tidak terpisahkan dari tatanan perekonomian nasional yang

(3)

demokratis dan berkeadilan. Pernyataan tersebut mengandung arti bahwa meningkatkan kesejahteraan anggota menjadi program utama koperasi melalui pelayanan usaha.

Pelayanan Koperasi kepada anggota adalah jasa yang diberikan Koperasi dalam memajukan usaha anggotanya. Koperasi bertugas memberikan pelayanan kepada usaha anggotanya. Penyediaan barang dan jasa oleh koperasi harus mewujudkan keinginan anggota dengan penawaran harga, kualitas dan kondisi yang lebih menguntungkan anggota daripada penawaran yang di tawarkan oleh pasar.

2.3 Produk

Produk merupakan segala sesuatu yang ditawarkan produsen kepada konsumen untuk memenuhi kebutuhan konsumen dan mampu memberikan kepuasan bagi penggunanya. Produk adalah sesuatu yang dapat ditawarkan oleh individu, rumah tangga ataupun organisasi kedalam pasar untuk diperhatikan, digunakan, dibeli maupun dimiliki (Simammora, 2001).

Klasifikasi produk berdasarkan karakter produk yang dikemukakan oleh Kotler dan Keller (2009) antara lain:

1. Barang yang Tidak Tahan Lama merupakan barang yang berwujud yang biasanya dikonsumsi dalam satu atau beberapa kali penggunaan.

2. Barang Tahan Lama merupakan barang yang berwujud yang biasanya dapat digunakan berkali-kali.

3. Jasa merupakan aktivitas, manfaat atau keputusan ditawarkan untuk dijual. Jasa bersifat tidak berwujud, tidak dapat dipisahkan, dan mudah habis.

(4)

2.4 Perilaku Konsumen

Perilaku konsumen merupakan tindakan yang langsung terlibat dalam mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan produk atau jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan ini (Setiadi, 2003). Sementara, menurut Kotler dan Amstrong (2002) bahwa perilaku konsumen merupakan perilaku pembelian konsumen akhir, baik individu maupun rumah tangga, yang membeli produk untuk konsumsi personal.

Definisi para ahli mengenai perilaku konsumen dapat disimpulkan bahwa perilaku konsumen menyoroti perilaku individu dalam mendapatkan, mengkonsumsi dan menghabiskan produk atau jasa yang termasuk proses keputusan yang mendahului dan menyusuli tindakan ini. Perilaku konsumen menyangkut suatu proses sebelum pembelian dan tindakan dalam memperoleh, menggunakan, memakai dan menghabiskan produk (Simamora, 2004).

2.5 Keputusan Pembelian

Keputusan pembelian adalah keputusan pembelian merupakan tahap dari proses keputusan pembeli yaitu ketika konsumen benar-benar membeli produk. Keputusan pembelian adalah suatu alasan tentang bagaimana konsumen menentukan pilihan terhadap pembelian suatu produk yang sesuai dengan kebutuhan, keinginan serta harapan, sehingga dapat menimbulkan kepuasan atau ketidak puasan terhadap produk tersebut yang dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya keluarga, harga, pengalaman, dan kualitas produk (Mustafid dan Gunawan, 2008).

Menurut Kotler dan Kellter (2009) ada 5 tahap dalam proses keputusan pembelian antara lain pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif, keputusan pembelian konsumen dan perilaku konsumen. Pendapat yang

(5)

berbeda dikemukakan oleh Simammora (2004) yang menyatakan bahwa tahapan awal keputusan pembelian ialah kesadaran kebutuhan (need recognitio), pencarian informasi (information search), evaluasi alternatif sebelum pembelian (pre-purchase alternative evaluation), selanjutnya dilakukan pembelian ((pre-purchase), selanjutnya konsumsi (consumption), setelah itu hasil yang berupa kepuasan (satisfaction) ataupun berupa ketidakpuasan (dissastifaction).

2.6 Preferensi Konsumen

Preferensi merupakan suatu sikap suka atau tidak suka terhadap suatu barang atau jasa. Menurut Kotler dan Armstrong (2006) preferensi konsumen menunjukkan kesukaan konsumen dari berbagai pilihan produk yang ada. Preferensi konsumen berhubungan erat dengan permasalahan dan penetapan pilihan.

Simammora (2003) menyatakan bahwa ada beberapa langkah yang harus dilalui sampai konsumen membentuk preferensi, yaitu:

 Diasumsikan bahwa konsumen melihat produk sebagai sekumpulan atribut. Konsumen yang berbeda memiliki persepsi yang berbeda tentang atribut apa yang relevan.

 Tingkat kepentingan atribut berbeda-beda sesuai dengan kebutuhan dan keinginan masing-masing. Konsumen memiliki penekanan yang berbedabeda dalam atribut apa yang paling penting.

 Konsumen mengembangkan sejumlah kepercayaan tentang letak produk pada setiap atribut.

 Tingkat kepuasan konsumen terhadap produk beragam sesuai dengan perbedaan atribut.

(6)

 Konsumen akan sampai pada sikap terhadap merek yang berbeda melalui prosedur evaluasi.

2.7 Kepuasan Konsumen

Kepuasan konsumen merupakan tingkat perasaanseseorang setelah membandingkan antara kinerja produk yang di rasakan denganharapannya (Kotler, 2000). Kepuasan atau ketidakpuasan konsumen adalah respon terhadap evaluasi ketidaksesuaian atau diskonfirmasi yang dirasakan antara harapan sebelumnya dan kinerja aktual produk yang dirasakan setelah pemakaian (Tse dan Wilson, 1998).

Keller (2003) mendefinisikan kepuasan konsumen sebagai perasaan konsumen, baik itu berupa kesenangan atau kekecewaan yang timbul dari membandingkan penampilan sebuah produk dihubungkan dengan harapan konsumen atas produk tersebut. Konsumen akan merasa puas jika harapan mereka terpenuhi. Konsumen yang merasa puas terhadap produk dan jasa pelayanan cenderung untuk kembali membeli produk dan menggunakan kembali produk tersebut pada saat kebutuhan yang sama muncul kembali dikemudian hari. Kepuasan konsumen diartikan sebagai faktor penting suatu perusahaan dalam meningkatkan keuntungan dan mendapatkan pangsa pasar yang lebih luas. Berdasarkan keputusan tersebut, ada beberapa metode dalam mengukur kepuasan konsumen.

Menurut Kotler dan Armstrong (1997) ada empat metode yang dapat digunakan mengukur kepuasan konsumen, yaitu:

(7)

a. Sistem keluhan dan saran

Organisasi yang berpusat pelanggan (Customer Centered) memberikan kesempatan yang luas kepada para pelanggannya untuk menyampaikan saran dan keluhan.

b. Ghost Shopping

Metode ini digunakan dengan cara memperkerjakan beberapa orang (ghost shopper) untuk bersikap sebagai konsumen di perusahaan asing.

c. Analisa konsumen yang hilang

Metode ini dilaksanakan dengan cara perusahaan menghubungi para konsumennya yang telah berhenti membeli atau yang telah beralih pemasok dan perusahaan menanyakan penyebab konsumen berhenti membeli atau beralih pemasok.

d. Survei kepuasan pelanggan

Umumnya penelitian mengenai kepuasan pelanggan dilakukan dengan penelitian survei, baik melalui pos, telepon, maupun wawancara langsung. Perusahaan akan memperoleh tanggapan dan umpan balik secara langsung dari pelanggan dan juga memberikan tanda (signal) positif bahwa perusahaan menaruh perhatian terhadap para pelanggannya.

Kepuasan konsumen merupakan hal yang utama. Konsumen diibaratkan sebagai seorang raja yang harus dilayani namun hal tersebut bukan berarti menyerahkan segalanya kepada konsumen. Usaha dalam memuaskan kebutuhan konsumen harus dilakukan secara menguntungkan yaitu keadaan dimana kedua belah pihak merasa untung dan tidak ada yang dirugikan.

Konsumen mengharapkan dapat memperoleh produk yang memiliki manfaat pada tingkat harga yang dapat diterima. Dalam mewujudkan keinginan

(8)

konsumen, maka setiap perusahaan berusaha secara optimal untuk menggunakan seluruh aset dan kemampuan yang dimiliki untuk memberikan hasil terhadap harapan konsumen.

2.8 Hasil Penelitian Terdahulu mengenai Analisis Preferensi dan Tingkat Kepuasan Petani terhadap Produk Input

Penelitian tentang Analisis Preferensi dan Tingkat Kepuasan Peternak Anggota KSU Tandangsari terhadap Pakan Konsentrat Mako Super di Kecamatan Tanjung Sari, Sumedang belum pernah dilakukan sebelumnya. Namun, penelitian mengenai kepuasan petani telah cukup banyak dilakukan.

Setiawati (2011) menganalisis sikap dan kepuasan peternak sapi perah yang tergabung dalam Koperasi Aneka Usaha Mitra (KAUM) terhadap penggunaan Pakan Cargill di Kecamatan Pasirjambu, Kabupaten Bandung. Berdasarkan hasil analisis deskriptif tentang karakteristik responden, petani responden didominasi oleh pria dan sebagian besar berusia antara 21 – 50 tahun serta telah berkeluarga dengan jumlah anggota keluarga (suami, istri dan anak) umumnya kurang dari 5 orang. Tingkat pendidikan terakhir petani sebagian besar adalah Sekolah Dasar dengan beternak sebagai mata pencaharian utama yang sebagian besar dilakukan dengan status kepemilikan sendiri. Rata-rata jumlah sapi yang dimiliki ialah 2 – 4 ekor dengan rata-rata total produksi susu 11 – 20 liter per hari.

Berdasarkan penelitian Kaliky dan Hidayat (2002) tentang karakteristik peternak sapi perah di Kecamatan Cangkringan, Kabupaten Sleman, karakteristik peternak yang diamati adalah umur, pendidikan dan pemilikan sapi perah induk. Selain itu, pendapatan keluarga per bulan, pengalaman beternak sapi perah dan kekosmopolitan (mobilitas peternak untuk bepergian). Hasil penelitian yang

(9)

diperoleh adalah umumnya peternak di Kecamatan Cangkringan berada pada tingkat usia produktif. Skala usaha peternak masih dalam kategori berskala usaha kecil. Rendahnya kepemilikan sapi induk di antaranya disebabkan oleh pengalaman berusaha ternak sapi perah yang relatif baru, yaitu rata-rata lima tahun dengan kisaran satu hingga delapan tahun. Mobilitas responden berpergian keluar sistem sosial umumnya rendah dan dikategorikan sebagai lokalit, di mana intensitas berpergian berkisar antara nol hingga satu kali dalam satu bulan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey dan data dianalisis secara deskriptif.

Kepuasan yang didapat peternak setelah menggunakan produk input dapat dianalisis dengan Importance Performance Analysis (IPA). Penilaian kepuasan tersebut berdasarkan evaluasi dari atribut kepentingan dengan kinerja yang dihasilkan setelah penggunaan produk input. Berdasarkan hasil IPA, atribut-atribut yang dirasakan peternak sapi perah di Kecamatan Pasirjambu yang memiliki kinerja rendah adalah perubahan volume produksi susu, tingkat reproduksi, harga pakan, peningkatan pendapatan, palatabilitas ternak, perubahan warna susu, kekentalan susu, ukuran volume kemasan pakan dan merek pakan. Sedangkan atribut yang memiliki kinerja yang baik adalah peningkatan protein susu, pemberian informasi penggunaan pakan, kesehatan sapi, kemasan pakan, ketersediaan pakan, kemudahan penggunaan pakan, sistem pembayaran pakan, kemudahan distribusi pakan dan daya tahan pakan. Setiawati (2011) menunjukkan bahwa indeks kepuasan peternak sapi perah ialah 0,791 atau 79,1% peternak sapi perah merasa puas atau sesuai dengan yang diharapkan peternak.

Berdasarkan uraian di atas dapat diketahui bahwa analisis deskriptif dapat digunakan untuk menganalisis karakteristik responden. Importance Performance

(10)

Analysis (IPA) dapat menjadi salah satu alat analisis untuk mengukur tingkat kepentingan, kinerja dan kepuasan responden. Oleh karena itu, alat analisis tersebut dapat digunakan dalam penelitian ini. Terdapat beberapa perbedaan pada atribut-atribut yang digunakan pada penelitian kepuasan Pakan Cargill dan Pakan Konsentrat Mako Super yang dilakukan dengan menyesuaikan keadaan peternak sapi perah. Analisis kepuasan peternak terhadap penggunaan Pakan Konsentrat Mako Super diharapkan dapat memberikan informasi mengenai atribut-atribut yang dipertimbangkan untuk dalam proses keputusan pembelian pakan sapi perah, sehingga dapat mengambil keputusan dengan tepat dan memperoleh kepuasan seperti apa yang diharapkan oleh peternak.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam kesempatan ini, penyusun menyampaikan ucapan terima kasih kepada pihak yang telah membantu penyusun dalam menyusun Landasan Program Perencanaan dan Perancangan

Kedua tes tersebut tidak hanya digunakan untuk mengukur tingkat daya tahan pada atlet saja namun juga pada non-atlet, dan tes- tes tersebut sangat cocok untuk mengukur

Peneliti melakukan penelitian di Desa Saba Padang Kecamatan Huta Bargot Kabupaten Mandailing Natal terhadap kandungan merkuri (Hg) pada bak pembuangan air

CATATAN: Anda dapat mengisi daya XPS 17 9700 dengan menghubungkan adaptor daya ke salah satu port USB Tipe-C Thunderbolt 3 yang terletak di kedua sisi komputer Anda.. CATATAN:

Pada pertemuan terakhir, guru tidak menampilkan film melainkan melakukan drama sebagai tindak lanjut dari pembelajaran dengan menggunakan film, metode sandiwara ini

Penegasan akan arti peran pentingnya guru terutama guru Raudlatul Athfal yang merupakan awal pondasi bekal penanaman pada anak usia dini dimasa awal tumbuh

Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengkaji efektifitas aplikasi Beauveria bassiana dalam menekan populasi wereng batang coklat maupun walang sangit pada tanaman

Manual Book ini berisi penanganan dari issue yang berpotensi menjadi krisis kedepan yang akan terjadi di perusahaan sesuai dengan analisis yang telah dilakukan dan cara