i
PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA TENTANG HUKUM NEWTON MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI
(Studi Kasus Pada Siswa SMP N I Pundong Kabupaten Bantul Kelas VIII F Semester II)
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperolah Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Fisika
Disusun oleh: Ika Susanti Yuniarsih
NIM : 001424004
PROGRAM STUDI PENDIDKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
ii S K R I P S I
PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA TENTANG HUKUM NEWTON MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI
Oleh:
Ika Susanti Yuniarsih
NIM : 001424004
Telah disetujui oleh:
Pembimbing I
iii
S K R I P S I
PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA TENTANG
HUKUM NEWTON MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI
Dipersiapkan dan ditulis oleh:
Ika Susanti Yuniarsih NIM : 001424004
Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal 5 September 2008 Dan dinyatakan memenuhi syarat
Susunan Panitia Penguji
Nama Lengkap Tanda Tangan
Ketua Drs. Domi Severinus, M.Si ...
Sekretaris Dra. Maslichah Asy’ari, M.Pd ...
Anggota Drs. Domi Severinus, M.Si ...
Anggota Dra. Maslichah Asy’ari, M.Pd ...
Anggota DR. Paul Suparno, S. J. M. S. T. ...
Yogyakarta, 5 September 2008
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Dekan,
iv
PERSEMBAHAN
Skripsi ini kupersembahkan kepada :
1. Ibuku tercinta di surga, yang telah memelihara dan memcintaiku dengan
perjuangannya yang begitu besar.
2. Bulek Yayuk yang tercinta atas kasih sayang dan support serta semua
bantuannya, Bulek Emi Sekeluarga dan semua bulek yang telah mencintaiku.
3. Adikku Febri, Agung, Indri, Edo, Erik, Rei, Ellen, Kakakku Ahad, dan semua
saudara.
4. Teman-temanku Mas Andi,Titin, Mbak Maya, Leo , Yosep ,Ndari, Dewi , Deni
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 5 September 2008 Penulis
vi
ABSTRAK
Ika Susanti Yuniarsih ( 2008 ). Peningkatan Pemahaman Konsep Siswa Newton Kelas
VIII F SMP N I Pundong Kabupaten Bantul Yogyakarta Tentang Hukum Newton
menggunakan Metode Demonstrasi.Program Studi Pendidikan Fisika Jurusan Pendidikan
Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma Yogyakarta ( 2008).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan pemahaman konsep siswa
mengenai Hukum Newton setelah mengikuti pembelajaran dengan metode demonstrasi.
Pembelajaran ini juga meunruk mengetahui seberapa besar petubahan konsep siswa.
Penelitian ini dilaksanakan di SMP N I Pundong Kabupatan Bantul. Objek
penelitian ini adalah siswa-siswi SMP N I Pundong kelas VIIIF yang berjumlah 39 orang.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2008.
Instrumrn penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tnstrumen
pembelajaran dan instrument intik mengumpulkan data. Pembelajaran diarahkan untuk
membuat siswa semakin aktif terlibat dalam proses pembelajaran, pembentukan
pengetahuan, melakukan demonstrasi, dan menjawab pertanyaan.
Hasil penelitian menunjukkan peningkatan pemahaman objek penelitian mengenai
konsep-konsep Hukum Newton. Melalui metode demonstrasi ini ternyata pemahaman
siswa mengalami peningkatan yang berbeda-beda. Kemudian hasil ini dianalaisis secara
kualitatf juga dan ternyata terjadi peningkatan pemahaman pada siswa kelas VIII F SMP N
I Pundong Kabupaten Bantul.pada masing-masing konsep ada perubahan yang lebih baik
yaitu pada konsep gaya, Hukum I Newton, Hukum II Newton dan hukum III Newton
Berarti pembelajaran fisika tentang Hukum Newton menggunakan metode
vii
ABSTARCT
Ika Susanti Yuniarsih (2008). Increase of Newton Law concept understanding the student
grade VIII F in Pundong Junior High School I, Bantul Regency of Yogyakarta about
Newton Law using Demonstration method. Study program Physics Education, Mathematic
and Science Education Vocational, Education and Knowledge Faculty of Sanata Dharma
University, Yogyakarta (2008).
This research is for knowing the increase of concept understanding of students about
Newton Law, after they take the lesson by demonstration method. This lesson is for
knowing how big the change of students concept too.
This research was carried out in Junior High School I Pundong, Bantul Regency. The
objects of this research are the students of Junior High School I Pundong, Bantul Regency,
grade VIII F which consists of 39 students. This research has been hold in April, 2008.
This research used the lesson instrument and data gathering instrument. This lesson has
purpose to make the students be more active involve in lesson process, knowledge design,
doing demonstration, and answer the questions.
The output/result of this research showed the increase of object understanding about
Newton Law Concept. By this demonstration method, the students got the variety
increasing. The increase average is 26,9 %. Then this result would be analyzed
qualitatively and it shows the increase of understanding the students grade VIII F in Junior
High School I Pundong, Bantul Regency. It means, the physics lesson about Newton Law
viii
KATA PENGANTAR
Kami panjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat-Nya
sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Peningkatan Pemahaman
Konsep Siswa kelas VIIIF SMP N I Punding Kabupaten Bantul dengan menggunakan
Metode Demonstrasi.
Pada Kesempatan ini peneliti menyampaikan terima kasih kepada :
1. Bapak Drs. Tarsisius Sarkim M.Ed, Ph.D selaku Dekan FKIP Uneversitas
Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberi kesempatan dan kemudahan
dalam menyusun skripsi ini.
2. Bapak Drs. Domi Severinus M.Si selaku Kaprodi Pendidikan Fisika dan dosen
pembimbing, terima kasih atas bimbingan dan kesabarannya sehingga peneliti
mampu menyelesaikan skripsi ini.
3. Bapak, Ibu Tim Penguji yang telah berkenan menguji peneliti
4. Bapak , Ibu Karyawan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah
membantu dalam penyelesaian administrasi dan penyelesaian skripsi.
5. Bapak Kepala Sekolah SMP N I pundong yang telah mengijinkan penelitian
disana.
6. Ibu Tri Rahayu Guru Fisika SPM N I Pundong yang telah berkenan
memberikan waktunya untuk penelitian ini.
7. Siswa-siswi SMP N I Pendong kelas VIIIF yang telah membantu penelitian ini
ix
8. Ibuku Anastasia Sri Hartati di surga,Bulek Yayuk yang telah membantu dan
memberi kasih sayang, dan semua Keluarga Besar Coktodiharjo yang selalu
mencintaiku.
9. Taman-temanku, Mas Andi, Febri, Ahad, Ndari, Titin, Ana, Leo, Yosep, Dewi,
Deni dan semua mahasiswa P. Fisika 2000 dan semua pihak yang tidak dapat
kami sebutkan satu persatu.
Yogyakarta, 5 September 2008
Peneliti
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ……… i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ……….. ii
HALAMAN PENGESAHAN ………. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ………... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ……….. v
ABSTRAK ………... vi
ABTRACT ………... vii
KATA PENGANTAR ………. viii
DAFTAR ISI ……… ix
BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ……….. 1-2 B. Rumusan Masalah ……… 3
C. Tujuan Penelitian ………. 3
D. Manfaat Penelitian ………... 3-4 BAB II. DASAR TEORI A. Hakekat Pembelajaran Fisika ………. 5-6 B. Pemahaman Awal Siswa ……… 6-8 C. Konsep dan Konsepsi ……… 8-11 D. Perubahan Konsep Siswa ……….. 11-15 E. Metode Demonstrasi ……….. 15-16 F. Hukum Newton ………. 17-18 BAB III. METODELOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ………. 19
B. Populasi Penelitian dan Sampel ……….. 19
C. Jenis Penelitian ……… 19
D. Ubahan ……… 20-21 E. Instrumen Penelitian ………... 21
F. Desain Penelitian ……… 21-23
xi BAB IV. DATA DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Penelitian dan Data ……… 29-32
B. Pembahasan
1. Pembahasan secara kuantitatif ……… 32-44
2. Pembahasan secara kualitatif ……….. 44-58
BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan ………. 59-65
B. Saran ………... 65-66
DAFTAR PUSTAKA ………. 76-68
LAMPIRAN
1. Silabus ………. 68-74
2. RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) ……… 75-82
3. Desain Pembelajaran ……….. 83-85
4. Desain Evaluasi ……….. 86-89
5. LKS ………. 90-94
6. Soal Pre Tes ……… 95-96
7. Soal Pos Tes ……… 97-98
8. Tabel data Pre Tes ……….. 99-100
9. Tabel data Pos Tes ……….. 101-102
10. Surat Keterangan ……… 103
1 BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam dunia pendidikan, mata pelajaran fisika masih dienggani oleh sebagian
besar siswa. Karena sebagian besar siswa sudah merasa malas untuk belajar sehingga
hasil nilai dari pelajaran fisika selalu jelek. Masih banyak terjadi salah konsep dalam
menerima mata pelajaran.
Fisika bukan merupakan ilmu pengetahuan yang abstrak sehingga dalam
pembelajaran perlu dilakukan beberapa metode untuk menunjukkan materi dengan jelas
agar pembelajaran fisika dapat dilihat siswa dengan nyata. Melalui pembelajaran seperti
tersebut diharapkan dapat mengurangi miskonsepsi pada siswa. pengetahuan yang berupa
konsep-konsep atau hukum harus diperoleh atau dibangun melalui serangkaian proses
sains dan sikap sains.
Kemampuan atau keterampilan melakukan proses dan sikap sains hanya dapat
dibangun melalui pengalaman melakukan serangkaian proses yang berkesinambungan
(Kartika Budi : 1998) itu berarti keterlibatan siswa secara aktif dalam berbagai kegiatan
yang berhubungan dengan proses pembelajaran.
Sebagian besar siswa telah sering mendengar, melihat bahkan mengalami
peristiwa yang berhubungan dengan fisika, tapi mereka belum mengerti secara jelas
tentang hal-hal tersebut. Bahkan banyak terjadi salah konsep pada ilmu fisika yang sering
Salah satu tujuan dari pembelajaran fisika ini adalah meluruskan terjadinya salah
konsep pada masyarakat umumnya. Pada pembelajaran fisika yang utama adalah
pemahaman konsep terlebih dahulu, setelah tahu konsepnya maka siswa akan lebih
mudah untuk melanjutkan ke pelajaran berikutnya.
Maka ada baiknya kita sebagai guru fisika melihat terlebih dahulu sejauh mana
pengetahuan siswa tentang mata pelajaran yang akan dipelajari. Setelah tahu seberapa
pemahaman siswa tentang materi yang akan diajarkan maka guru mempersiapkan strategi
atau metode yang dirasa cocok dan mudah dilakukan misalnya demonstrasi, dan bila
alatnya memenuhi untuk jumlah siswa yang ada, bisa juga dilakukan dengan metode
eksperimen.
Salah satu metode pembelajaran yang dapat melibatkan siswa secara aktif adalah
metode demonstrasi. Karena dalam pembelajaran ini siswa bisa melihat secara jelas apa
yang terjadi. Siswa akan lebih mudah ingat pada suatu materi apabila melihat sendiri
secara nyata. Untuk membantu siswa supaya aktif mengikuti pembelajaran maka
sebaiknya disertai dengan lembar kegiatan siswa (LKS). LKS ini biasanya berisi tentang
sedikit materi pokok, latihan soal, langkah-langkah yang harus dilakukan oleh siswa
untuk mengikuti proses pembelajaran ini.
Berdasarkan uraian di atas maka peneliti ingin malaksanakan sebuah penelitian
menggunakan metode demonstrasi untuk meningkatkan pemahaman konsep pada diri
siswa khususnya pada siswa SMP I Pundong Kabupaten Bantul kelas VIIIF semester 2
3
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang akan diteliti
bagaimana pemahaman konsep siswa yang dirumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana pemahaman awal siswa tentang konsep Hukum I Newton, Hukum
II Newton, Hukum III Newton?
2. Apakah ada perubahan pemahaman siswa tentang konsep Hukum I Newton,
Hukum II Newton, Hukum III Newton setelah mengikuti pembelajaran
menggunakan metode demonstrasi?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk:
1. Mengetahui pemahaman konsep awal siswa tentang pokok bahasan Hukum I
Newton, Hukum II Newton, Hukum III Newton.
2. Mengetahui perubahan konsep tentang Hukum I Newton, Hukum II Newton,
Hukum III Newton setelah siswa mengikuti pembelajaran dengan metode
demonstrasi.
3. Mengetahui peningkatan pemahaman siswa tentang Hukum I Newton, Hukum
II Newton, Hukum III Newton.
D. Manfaat Penelitian
Dari penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi:
1. Penulis
Penulis dapat meningkatkan pengalaman dalam menghadapi siswa dalam
meningkatkan pemahaman konsep tentang Hukum Newton I, Hukum Newton
II dan Hukum Newton III
2. Guru dan Calon Guru
Penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu masukan, informasi atau
perbandingan yang dapat digunakan oleh guru dan calon guru untuk
membantu meningkatkan pemahaman siswa dalam pembelajaran tentang
Hukum Newton.
3. Siswa
Dengan model pembelajaran demonstrasi diharapkan dapat membantu siswa
5 BAB II
DASAR TEORI
A. Hakekat Pembelajaran Fisika
Ilmu fisika adalah suatu cabang ilmu pengetahuan alam yang didalamnya
mempelajari tentang kejadian alam, yang memungkinkan penelitian dengan
percobaan, pengukuran apa yang didapat, penyajian secara matematis dan
berdasarkan peraturan-peraturan umum ( Brochhaus dalam compendium didaktik
fisika). Fisika dapat dilihat sebagai satu kesatuan dari proses, sikap dan hasil
( Kartika Budi ,1998: 162). Fisika merupakan cabang dari sains sehingga definisi
sains juga bisa digunakan sebagai definisi fisika.
Dari definisi diatas maka ada beberapa aspek penting dalam fisika yaiti : (1) aspek
produk fisika (2) aspek proses fisika. Produk fisika berupa bangunan sistematis
pengetahuan ( body of know ledge ) yang terdiri atas fakta, konsep, prinsip, model,
hukum dan teori ( Dawson, 1994 dalam menuju pembelajaran aktif ). Sedangkan
proses berupa metode ilmiah yang merancang dan melaksanakan eksperimen,
menganalisis data dan menarik kesimpulan ( Sund, 1982 dalam menuju
pembelajaran aktif).
Dalam pembelajaran fisika atau sains, dewasa ini sangat dipengaruhi oleh
filsafat konstruktivisme. Menurut filsafat konstruktivisme, belajar merupakan
proses aktif dari siswa untuk membangun sendiri pengetahuaannya melalui
interaksi dengan lingkungannya. Sedangkan mengajar bukanlah kegiatan
memindahkan pengetahuan dari guru ke siswa melainkan kegiatan menciptakan
Maka pembelajaran fisika akan lebih baik jika dilaksanakan dengan sebuah
metode yang melibatkan dua aspek yaitu aspek produk fisika dan aspek proses
fisika. Ada beberapa metode dalam pembelajaran fisika, sebagai contoh metode
demonstrasi, eksperimen, inquiri, dan banyak lagi.
Untuk mencapai hasil belajar yang baik maka seseorang harus menguasai
kemampuan-kemampuan atau aturan-aturan yang sederhana dulu kemudian
seseorang akan berkembang lagi ketahap yang lebih tinggi. Pembelajaran
hendaknya dimulai dari tahap awal atau konsep awal yang dimiliki siswa
kemudian dirangkaikan tujuannya dalam suatu interaksi antara siswa dan guru
dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.
Dalam pembelajaran hendaknya jangan berlangsung satu arah saja melainkan
harus terjadi secara timbal balik. Dimana kedua pihak berperan aktif dalam suatu
karangka kerja yang telah disepakati bersama.
B. Pemahaman Awal Siswa
Sebelum melakukan proses pembelajaran, seorang siswa telah mempunyai
suatu bekal pemahaman yang didapatkan melalui pengalaman hidup sehari-hari.
Jadi siswa telah mempunyai pemahaman awal sebelum di ajar di sekolah.
Pemahaman awal siswa itu belum tentu benar bahkan bisa menyimpang dari
konsep yang sebenarnya. Dari sini jelas bahwa siswa itu bukan suatu kertas
kosong yang bersih, yang di dalam proses pembelajaran akan di tulisi oleh guru.
Siswa telah membawa konsep tertentu yang mereka kembangkan lewat
pengalaman hidup mereka. Biasanya konsep awal itu kurang lengkap atau kurang
7
Pemahaman awal siswa sering tidak cocok dengan konsep ilmiah dan sukar di
perbaiki. Contohnya konsep tentang massa dan berat yang campur aduk, karena
dalam kehidupan sehari-hari mereka menggunakan hal yang salah tetapi dianggap
benar, dan dengan konsep awal mereka itu merasa lebih mudah dalam
berkomunikasi dengan orang lain. Hal ini yang menyebabkan sulitnya merubah
pemahaman awal siswa yang salah
Salah konsep inilah yang akan menyebabkan terjadinya miskonsepsi pada
siswa. Untuk mengetahui pemahaman awal siswa perlu dilakukan beberapa cara
yaitu misalnya dengan pre test atau guru harus pandai membantu siswa untuk
berani mengungkapkan pikiran atau gagasan mereka baik secara lisan maupun
tulisan. Gagasan awal siswa juga dapat di bentuk seperti menuliskan deskripsi,
gambaran ilustrasi, membuat model, desain, cerita, dan lain-lain ( Paul Suparno,
2005). Gagasan awal siswa juga bisa menunjukkan suatu tingkat pemahaman,
sedangkan pemahaman menurut Mulyasa ( 2002 ) merupakan kedalaman kognitif
dan afektif yang dimiliki individu. Sejak lahir individu sudah banyak mengalami
peristiwa yang berhubungan dengan fisika hanya kadang individu itu menganggap
suatu peristiwa biasa tanpa dikaitkan dengan fisika. Pemahaman yang dimiliki
anak sejak awal biasanya berawal dari rasa keingintahuannya, misalnya mengapa
bisa begini, bagaimana terjadinya ini, siapa yang membuat ini, dan
pertanyaan-pertanyaan lainnya. Untuk membangun pemahaman yang benar maka anak di
sekolahkan oleh orangtuanya, sehingga anak bisa belajar dan berlatih di sekolah
bersama guru dan teman-temannya. Dengan belajar disekolah diharapkan
tujuan belajar mengajar disekolah adalah usaha agar siswa memahami konsep,
dan tingkat keberhasilannya harus diukur, maka pertanyaan kapan seseorang itu
memahami konsep sangat relevan untuk dapat mengetahui apakah seseorang itu
sudah memahami konsep. Beberapa indikator yang menunjukkan pemahaman
seseorang tentang suatu konsep antara lain:
a. Menyatakan pengertian dari suatu konsep dalam bentuk definisi dengan
menggunakan kata- kata sendiri.
b. Dapat menjelaskan makna dan konsep kepada orang lain.
c. Dapat menerapkan konsep sebagai berikut
1. Menganalisis dan menjelaskan gejala- gajala alam
2. Memecahkanmasalah yang berkaitan dengan konsep
3. Memprediksi kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi pada suatu
sistem, bila kondisi tertentu terpenuhi
4. Dapat mempelajari konsep lain yang berkaitan
5. Dapat membedakan konsep yang benar dan yang salah
6. Dapat membuat peta konsep dari konsep-konsep yang ada.
C Konsep Dan Konsepsi
Dalam pembelajaran fisika yang ditekankan adalah pemahaman konsep. Jika
seseorang telah menguasai konsep yang diajarkan maka siswa tersebut lebih
mudah dalam menyelesaikan masalahdan soal-soal yang diberikan guru.
Konsep merupakan simbol berfikir, hal ini diperoleh dari hasil tafsiran terhadap
fakta dan hubungan antara berbagai fakta. Suatu konsep dapat diklasifikasikan
9
“ keadilan “berbeda untuk setiap orang. Tafsiran konsep oleh seseorang disebut
konsepsi. Walaupun dalam fisika kebanyakan konsep mempunyai arti yang jelas,
yang sudah disepakati oleh para tokoh fisika.
konsep tidak berdiri sendiri-sendiri, melainkan setiap konsep saling berhubungan
dengan konsep yang lain, misalnya konsep “ Meja “ berhubungan dengan semua
ciri yang diperlukan misalnya bentuk, jenis bahan, warna, fungsi, dan ukurannya.
Maka setiap konsep bersama membentuk semacam jaringan pengetahuan didalam
kepala manusia. Semakin lengkap, terpadu, tepat dan kuat hubungan antara
konsep-konsep keahlian seseorang semakin semakin pandai orang itu. Keahlian
seseorang dalam suatu bidang studi tergantung lengkapnya jaringan konsep
didalam kepalanya. Semakin dalam kita memasuki suatu bidang studi semakin
komplek dan terpadu jaringan konsep dalam kepala kita. Seringkali para pelajar
hanya menghafalkan definisi konsep tanpa memperhatikan hubungan antara
konsep dengan konsep lain. Dengan demikian konsep baru tidak masuk jaringan
konsep yang telah ada dalam kepala siswa, tetapi konsepnya berdiri sendiri tanpa
hubungan dengan konsep lainnya. Maka konsep baru tersebut tidak dapat
digunakan oleh siswa dan tidak mempunyai arti, sebab arti konsep berasal dari
hubungan dengan konsep-konsep lain. Maka dari itu pengajar maupun pelajar
harus memperhatikan hubungan antara konsep. Ada suatu alat yang dapat
membentuk untuk membuat hubungan antara konsep lebih nyata yaitu peta
konsep. Peta konsep adalah suatu alat peraga untuk memperlihatkan hubungan
antar konsep. Konsepsi siswa selalu berbeda dengan konsep para ahli, konsepsi
banyak hubungan antara konsep dari pada konsepsi siswa. Kalau konsepsi siswa
sama dengan konsepsi para ahli maka konsepsi siswa tidak disebut salah. Tetapi
kalau konsepsi siswa bertentangan dengan konsepsi para ahli maka konsepsi
siswa yang semacam ini disebut miskonsepsi. Biasanya miskonsepsi menyangkut
kesalahan siswa dalam pemahaman hubungan antar konsep. Miskonsepsi sering
disebut juga dengan istilah konsep alternativ dalam Paul Suparno. Dalam proses
pembelajaran fisika miskonsepsi-miskonsepsi sering terjadi karena pembelajaran
fisika sering diajarkan secara abstrak. Pada umumnya siswa telah mempunyai
konsepsi tantang konsep-konsep fisika sebelum mereka mengikuti pelajaran fisika
disekolah. Misalnya sebelum siswa mempelajari mekanika, mereka sudah banyak
berpengalaman dengan peristiwa mekanika ( benda jatuh, benda benda yang
bergarak, gaya dan seterusnya), dan karena itu mereka sudah mengembangkan
banyak konsepsi ( kecepatan, gaya ) yang belum tentu sama dengan konsepsi
fisikawan. Konsepsi seperti itu disebut prakonsepsi.
Menurut Boplton ( 1977) dalam Kartika Budi ( 1998 ), ada dua teori dasar
pembentukan konsep, yaitu sebagai berikut :
1. Teori abstrak
Konsepsi dibentuk dengan menggeneralisasikan fakta-fakta,
contoh-contohdengan mencari ciri-ciri yang ada setiap contoh dan mengabaikan cirri-ciri
yang tidak esensial sehingga terbentuk kesimpulan umum.
2. Teori Hipotesis
Konsepsi mula-mula diajukan sebagai hipotesis. Proses selanjutnya adalah
11
seharusnya anak didukung dengan situasi, kondisi, serta fasilitas yang cukup,
yang dapat mengantarkan siswa melakukan sederetan proses secara
berkesinambungan untuk membangun sendiri konsepsi dan mendefinisikannya.
Dalam penanaman suatu konsep dibedakan menjadi dua :
a. Keterampilan yang bersifat jasmani
b. Ketrampilan yang bersifat jasmani adalah ketrampilan yang dapat dilihat,
diamati sehingga akan menitikberatkan pada ketrampilan gerak atau
penampilan dari anggota tubuh seorang yang sedang belajar. Termasuk dalam
hal ini masalah-masalah teknik dan pengulangan.
c. Katrampilan yang bersifat rohani
d. Keterampilan rohani lebih rumit karena tidak selalu berurusan dengan
masalah-masalah keterampilan yang dapat dilihat secara lebih abstrak,
menyangkut persoalan-persoalan penghayatan, keterampilan berfikir serta
kreativitas untuk menyelesaikan dan merumuskan suatu masalah atau konsep.
D. Perubahan Konsep Siswa
Dalam pembelajaran fisika yang sangat diharapkan adalah terjadinya
perubahan konsep dari yang belum tepat manjadi lebih tepat. Teori perubahan
konsep sangat jelas diungkapkan oleh Kuhn bahwa perkembangan sains oleh
paradigma para ilmuwan. Yang dimaksud paradigma adalah suatu skema
konseptual dengan mana para ilmuwan dalam suatu disiplin tertentu memandang
persoalan dalam bidang mereka.Menurut Kuhn perubahan itu sering terjadi secara
drastic karena paradigma lama tidak dapat digunakan untuk menghadapi
inilah yang menimbulkan suatu revolusi pengetahuan dalam sains (Kuhn,1970;
Novak 1970 dalam Suparno, 2005 84-85). Menurut
Toulmin( Suparno,2005:85),bagian terpenting dalam pengertian manusia adalah
perkembangan konsepnya yang evolutif, terus berubah pelan-pelan; dan bukan
konsep-konsep yang telah baku, prosedur yang steretip, atau konsep yang tidak
dapat diubah. Jadi perubahan itu secara umum dapat terjadi dalam dua bentuk
yaitu (1) pengembangan konsep seseorang dari belum sempurna atau belum
lemgkap menjadi lebih lengkap, (2) pembetulan konsep dari konsep ynag tidak
tepat atau salah menjadi konsep yang benar atau sesuai dengan konsep yang
disepakati oleh para ahli. Menurut Postner, Strike, Hewson, dan Gertzog
(1982)(dalam Suparno, 2005:85), menjelaskan adanya dua fase yang dapat
dibadakan dari perubahan konsep dalam filsafat sains; yaitu central commitments
dan the central commitments in need modification. Dalam central commitments,
para ilmuwan mendefinisikan persoalan, sratategi menghadapi persoalan itu, dan
menentukan kriteria untuk penyelesaian. Dalam fase kedua, ilmuwan harus
mengubah central commitments bila itu bertentangan dengan asumsi dasar
mereka. Secara filosofi manusia sering dikatakan sebagai animal rasionale yaitu
binatang yang mempunyai akal atau pikiran. Pikiran itulah yang membedakan
manusia dengan binatang dan tumbuh-tumbuhan, oleh karena pikiran itulah
manusia selalu bertanya dan mencari jawaban. Usaha mencari jawaban itulah
yang menyebabkan pengetahuan manusia bertambah, berkembang dan
maju.Menurut Postner dkk dalam (Suparno ,2005 86) dalam proses pembelajaran
13
pembelajaran ada dua proses yang disebut asimilasi dan akomodasi. Dalam
asmilasi siswa menggunakan konsep-konsep yang telah ada untuk menghadapi
gejala-gejala baru dengan suatu perubahan kecil yang berupa penyesuaian.dalam
akomodasi siswa harus mengganti atau mengubah konsep-konsep pokok mereka
yang lama karena tidak cocok lagi dengan persoalan baru. Disini ada perubahan
drastis dan siswa sungguh-sungguh mengubah konsep yang telah mereka punya.
Hal ini terjadi bila siswa mempunyai konsep yang tidak cocok dengan konsep
ilmiah. Gagasan Postner dkk ini diambil dari teori piaget
( Suparno,2005).Menurut piaget, pengertian adalah suatu proses adaptasi
intelektual dimana pengalaman-pengalaman dan ide-ide baru diinteraksikan
dengan apa yang sudah diketahui oleh seorang untuk membentuk struktur
pengertian yang baru. Dari proses adaptasi dengan menggunakan asimilasi dan
akomodasi diatas, tampak jalas bagi Piaget, bahwa pengetahuan itu dibentuk oleh
seseorang secara terus menerus dengan setiap kali mengembangkan atau
mengubah skema yang dimilikinya. Dengan asimilasi, seseorang menyesuaikan
rangsangan dengan skema pemikiran yang ada, sehingga skemanya tidak
dirombak tetapi hanya diperluas; sedangkan dengan akomodasi seseorang
mengubah skema yang ada untuk dicocokkan dengan rangsangan yang dihadapi.
Postnert dkk menjelaskan bahwa proses akomodasi memerlukan keadaan tertentu
untuk dapat terjadi :
1. Adanya ketidakpuasan terhadap konsep yang ada
2. Konsep yang baru harus intelligible ( dapat dimengerti )
4. Maksudnya mempunyai kemampuan untuk memecahkan
persoalan-persoalan yang dimunculkan oleh para pendahulu, dan konsisten dengan
teori dan pengetahuan lain atau dengan pengalaman yang lama.
5. Konsep baru harus berguna untuk program riset dan mempunyai
kemampuan untuk dikembangkan dan membuka penemuan yang baru.
Proses pembelajaran fisika yang benar haruslah mengembangkan perubahan
konsep. Perubahan yang pertama adalah perubahan dalam arti siswa memperluas
konsep, dari konsep yang belum lengkap menjadi lebih lengkap dari proses yang
belum sempurna menjadi sempurna.Kedua perubahan dalam proses pembelajaran
fisika adalah :
1. Proses perluasan konsep
Proses yang pertama adalah memperluas konsep yang sudah ada dengan
cara :
a.. Memberikan informasi baru yang belum pernah diketahui oleh siswa.
b. Siswa diberi bahan baru dan diajak untuk mempelajari sendiri bahan itu
sehingga konsepnya bertambah
c. Siswa diberi kesempatan untuk mencari bahan bahan-bahan baru sendiri
yang sudah disediakan.
2. Pembetulan Konsep Yang Salah
Dalam proses ini guru tidak cukup hanya dengan menambah bahan fisika
dalam pembelajaran. Tetapi harus memikirkan strategi yang tepat untuk
membetulkan miskonsepsi yang dialami siswa. Sebaiknya pembelajaran fisika
15
langsung bagi siswa. Untuk dapat membantu mengubah kerangka berfikir awal
siswa, guru perlu mengerti ekologi konseptual siswa, yaitu meliputi. (1),
pengetahuan awal siswa. (2), Relasi antara konsep-konsep tersebut dalam pikiran
siswa, (3), pengetahuan baru tentang konsep-konsep alternativ yang dipunyai
siswa (4), keyakinan epistemologis, yaitu keyakinan siswa yang membuat siswa
percaya diri bahwa pengetahuannya benar. Keyakinan ini sangat penting agar
guru dapat membantu siswa mengubah keyakinan.
E. Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah suatu cara penyajian pelajaran denagn
penjelasan lisan disertai perbuatan atau memperlihatkan suatu proses tertentu
yang kemudian diikuti atau dicoba oleh siswa. Dalam metode demonstrasi guru
atau siswa melakukan penjalasan secara lisan. Setelah guru atau siswa
memperagakan suatu demonstrasi tersebut, sebaiknya para siswa memiukirkan
apa yang dilihat dan terjadi dari demonstrasi tersebut.
Tujuan dan manfaat demonstrasi
1) Demonstrasi memberikan gambaran dan pengertian yang lebih jelas
daripada hanya penjelasan lisan,
2) Demonstrasi memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan
pengamatan secara cermat.
3) Menghindari adanya verbalisme karena dalam metode ini setelah anak
melihat peragaan kemudian siswa sendiri bisa mencoba melakukannya,
4) Dalam metode ini anak lebih dapat berfikir karena dengan melihat sesuatu
Langkah-langkah pelaksanaan :
1) Mempersiapkan langkah-langkah yang akan didemonstrasikan sehingga
dapat dikuasai sepenuhnya .
2) Lakukan sendiri langkah tersebut sebelum didemonstrasikan dimuka kelas
3) Catatlah kerangka garis besar yang akan didemonstrasikan sehingga siswa
lebih mudah mengikuti jalannya peragaan
4) Pelaksanaan demonstrasi dengan mengusahakan agar semua siswa dapat
mengikutinya dengan baik
5) Suruh salah satu atau berapa orang siswa untuk mencoba melakukannya.
6) Siswa disuruh merumuskan hasil pengamatan secara lisan atau tertulis
7) Melakukan Tanya jawab mengenai hasil demonstrasi, kesimpulan dan
penjelasannya secara tertulis boleh dalam LKS
8) Kemudian melakukan diskusi dan penjelasan secara lengkap
9) Siswa diberi evaluasi berupa pertanyaan atau mengisi LKS yang telah
disediakan.
Seringkali demonstrasi menghasilkan pertanyaan dari siswa yang kadang-kadang
sudah terjawab melalui demonstrasi tadi,kunci berhasilnya demonstrasi adalah
interakdi guru dan siswa. Dengan melihat dan mendengarkan saja belum tentu
siswa belajar. Melalui interksi antara guru dan siswa dapat mengenal pikiran
siswa dan mengoreksi pikiran siswa yang salah. Waktu demonstrasi siswa
dipaksakan untuk berpikir, misalnya dalam beberapa percobaan guru
memberikan pertanyaan kepada siswa dan siswa menjawabnya..
17
E. Hukum Newton
Gaya dalam kehidupan sehari-hari sering kita lakukan tapi kadang masih banyak
orang yang belum mengetahui secara jelas apa itu gaya. Gaya didefinisikan sebagai
dorongan atau tarikan. Bila pada benda diterapakan dorongan atau tarikan akibatnya
benda itu akan mengalami perubahan gerak atau yang semula diam menjadi bergerak
dan yang sudah bergerak bisa bergerak lebih cepat lagi. Hubungan gerak dan gaya
bisa kita pelajari dalam Hukum Newton. Gaya merupakan syarat untuk mempelajari
Hukum Newton. Pengalaman kita sehari-hari mengajarkan bahwa benda yang
bergerak cenderung berhenti. Misalnya sebuah buku yang terletak diatas meja kita
dorong dengan kuat kemudian dilepaskan, buku itu hanya bergerak beberapa saa, lalu
berhenti. Demikian halnya dengan benda-benda lain yang ada dipermukaan bumi ini.
Dari pengalaman sehari-hari kita mendapatkan kesan bahwa benda yang bergerak itu
pada umumnya akan berhenti bergerak, kecuali kalau ada dorongan terus. Contoh lain
yaitu pertunjukkan skat es, orang yang main skat dapat meluncur dengan laju tanpa
ada dorongan kecuali dorongan awal. Contoh ini membantah kesan bahwa gerak
suatu benda cenderung berhaenti. Selam tidak ada yang menghambat atu
menghalangi gerak benda cenderung berlanjut. Hal ini dipelajari oleh Isaac Newton
dengan Hukumnya yaitu Hukum I Newton yang sering disebut Hukum Kelembaman
yang berbunyi:
“ Bila resultan gaya yang bekerja pada benda nol, atau tidak ada gaya yang
bekerja pada benda, benda itu diam (tak bergerak) atau akan bergerak
Sedangkan pada Hukum II Nweton mempelajari tentang pengaruh gaya pada
perubahan kecepatan. Perubahan kecepatan per satuam waktu ini disebut dengan
percepatan. Percepatan yang ditinbulkan oleh sebuah gaya ini berbanding terbalik
dengan massa benda itu. Sehingga Hukum II Newton berbunyi :
“ Percepatan sebuah benda berbanding lurus dengan gaya yang bekerja
pada benda, dan berbanding terbalik dengan massa benda”
secara matematis tertulis : a = m F
atau F=m.a
Satuan gaya =Newton
Satuan massa =kilogram
Satuan percepatan =m/s2
Gaya satu Newton adalah gaya yang dapat memberi percepatan sebesar 1 m/s2
kepada benda yang massanya I Kg.
Sedangkan Hukum III Newton mengemukakan hubungan dua benda yang saling
berinteraksi. Dua benda dikatakan berinteraksi jika tindakan benda yang satu disertai
dengan tindakan benda yang lain terhadap yang satu. Misalnya jika benda A
mengadakan interaksi dengan benda B, pada saat yang sama B juga mengadakan gaya
kepada A dengan gaya yang arahnya berlawanan dengan arah gaya yang diadkan oleh
19 BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 23, 24 dan 30 April 2008 di
SLTPN 1 Pundong
B. Populasi Penelitian dan Sampel Penelitian
1. Populasi penelitian
Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SLTPN 1 Pundong,
Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta
2. Sampel penelitian
Sampel dari penelitian ini adalah siswa kelas VIII SLTPN 1 Pundong dengan
jumlah 39 siswa. Seluruh siswa dijadikan sampel.
C. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah termasuk penelitian studi kasus eksperimen
kualitatif dan kuantitatif. Termasuk studi kasus karena meneliti tentang suatu
masalah pada pembelajaran dan hanya berlaku pada objek penelitian ini saja.
Termasuk eksperimen kualitatf karena penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
secara kualitatif mengenai perubahan pemahaman konsep siswa mengenai Hukum
I Newton, Hukum II Newton dan Hukum III Newton dengan melakukan
penelitian ini ingin mengetahui dengan perhitungan statistik tentang perubahan
konsep siswa mengenai Hukum I Newton, Hukum II Newton, Hukum III Newton
menggunakan metode demonstrasi. Penelitian ini hanya berlaku pada partisipant
penelitian.
D. Ubahan
Ubahan dalam penelitian ini adalah pemahaman siswa mengenai konsep
Hukum I Newton , Hukum II Newton , dan Hukum III Newton .
Yang terdiri atas :
a. Konsep awal siswa tentang Hukum I Newton , Hukum II Newton , dan Hukum
III Newton sebelum mengikuti pembelajaran
b. Konsep akhir siswa tentang Hukum I, II, III Newton setelah mengikuti
pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi
2. Definisi ubahan
a. Konsep awal siswa adalah pemahaman siswa mengenai konsep-konsep yang
berkaitan dengan Hukum I Newton. Hukum II Newton, Hukum III Newton
sebelum mengikuti pembelajaran fisika dengan menggunakan metode
demonstrasi. Data tentang konsep awal siswa ini diperoleh dari pretest yang
dilaksanakan sebelum pembelajaran dan dari peta konsep yang mereka buat.
b. Konsep akhir siswa siswa adalah pemahaman siswa mengenai konsep-konsep
yang berkaitan dengan Hukum I,II,III Newton setelah mengikuti pembelajaran
fisika dengan metode demonstrasi. terjadi pada siswa setelah mengikuti
pembelajaran fisika dengan metode demonstrasi. Untuk memperoleh seberapa
21
dan konsep akhir setelah pembelajaran, lihat dari hasil pretest dan pos tes.
Pemahaman siswa tentang konsep dilihat dari skor yang diperoleh dari pre tes,
LKS, pembuatan peta konsep dan pos tes pembelajaran fisika dengan metode
demonstrasi.
E. Instrumen Penelitian
Instrumen untuk melakukan kegiatan pembelajaran meliputi, silabus, rancanan
pembelajaran. Instrumen untuk mengumpulkan data antara lain: 1) Pre test, 2) Post
test.
1. Rancanan Pembelajaran
Rancananan pembelajaran berisi modul pembelajaran yang digunakan. Buku
petunjuk ini juga berisi silabus, RPP, dan ringkasan materi pelajaran dan LKS.
2. Pre test dan Post test
Instrumen ini bertujuan untuk mengetahui pemahaman siswa mengenai
Hukum I Newton, Hukum II Newton, Hukum III Newton sebelum dan
sesudah pembelajaran. Dari jawaban siswa dalam pre tes dan pos tes ini dapat
diketahui perubahan pemahaman siswa.
F. Desain Pembelajaran
Desain dari penelitian ini adalah:
1. Peneliti memberikan informasi tentang topik yang akan dibahas, menjelaskan
panduan pelaksanaan kegiatan supaya siswa dapat mengikuti kegiatan
2. Pelakasanaan kegiatan.
a. Guru membagikan soal pretest yang berfungai untuk mengetahui konsep
awal siswa.
b. Siswa diminta membuat peta konsep tentang hukum Newton.
c.Pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan demonstrasi dan anak diberi lembar
kegiatan siswa untuk diisi dengan seksama selama mengikuti proses
pembelajaran.
d. Pembelajaran dilakukan dalam tiga kali pertemuan, 6 jam pelajaran.
e. Pada akhir pembelajaran siswa diberi soal postest untuk mengukur tingkat
pemahaman siswa dan diminta membuat peta konsep lagi. Demikian desain
penelitian dapat dilihat dalam diagram alur dibawah ini.
Diagram Alur Desain penelitian
Gambar Peta Konsep
Pelaksanaan Pre Tes
Instrumen pembelajaran Instrumen
pengambilan data
Data
Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran Penyusunan
Instumen
Data Pelaksanaan Post Tes
23
Keterangan
Pembuatan instrumen terdiri dari dua bagian :
1. Instrumen untuk pembelajaran, yaitu terdiri dari LKS dan Silabus
2. Instrumen untuk pengambilan data, terdiri dari soal-soal pretest dan postest
Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran, ada beberapa kegiatan yang dilakukan
yaitu :
1. Siswa memperhatikan dengan seksama apa yang akan
didemonstrasikan didepan kelas
2. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran terbagi dalam beberapa pertemuan
dan menggunakan LKS yang telah tersedia.
3. Peneliti mengajukan permasalahan baik melalui LKS atau lisan.
4. Siswa diminta mengisi LKS dengan urut sesuai langkah yang ada
dalam LKS
5. Setelah selesai demonstrasi, siswa diminta membuat peta konsep, dan
mengisi soal-soal pos tes.
G. Metode Analisis Data
Data sebagai hasil dari penelitian yang terdiri dari soal-aoal pre tes, pos tes, di analisis
secara uantitatf dan kualitatif. Gambar peta konsep, LKS, akan dianalisis secara kualitatif
saja sebagaui tambahan dalam pembahasan. Pertama dimulai dengan mengolah data
secara keseluruhan dan membandingkan hasil pretes dan postesnya,serta membandingkan
gambar peta konsep sebelum di ajar dan sesudah diajar. Hasil dari pretes dan postes akan
1. Konsep Awal Siswa
a. Analisis Kuantitatif pada pretes
Hasil belajar siswa pada pretes dianalisis menggunakan skor-skor yang telah
ditentukan. Secara kuantitatif jawaban siswa akan di bedakan sebagai berikut :
Kategori A : Jawaban siswa yang benar
Kategori B : Jawaban siswa kurabg lengkap tetapi unsur benatnya cukup
banyak.
Kategori C : Jawaban siswa kurang lengkap tetapi unsur benarnya sedikit.
Kategori D : Jawaban siswa salah.
Kategori A diberi skor 3
Karegori B diberi skor 2
Kategori C diberi skor 1
Kategori D diberi skor 0
Tabel 1: Tabel skor tingkat Pemahaman Siswa pada Pretes
No Soal
25
b. Analisis kualitatif pada pretes
Hasil jawaban siswa dianailis secara kualitatif berdasarkan jawaban mereka.
Disini peneliti meringkas variasi jawaban siswa.
Tabel 2: Tabel variasi jawaban siswa pada pre tes
2 Konsep Akhir siswa
a. Analisis kuantitatf pada postes
Hasil belajar siswa pada postes dinyatakan dalam skor. Sama seperti pada
analisis data pretes yaitu berdasarkan skor perolehan.
b. Analisis kualitatf pada pos tes dengan cara mengelompokkan variasi jawaban
siswa dari setiap soal pos tes.
Tabel 3: Tabel skor tingkat Pemahaman Siswa pada Pos Tes
27
3. Perubahan Konsep Siswa
a. Analisis kuantitatif perubahan pe dengan cara membandingkan hasil pretes
dan mahan konsep siswa disa dilakukan pos tes.
b. Analisis kualitatif perubahan konsep siswa dapat dilihat dari hasil pengerjaan
LKS dan hasil pre tes dan pos tes
Tabel 4: Contoh tabel jumlah jawaban siswa uutuk setiap kategori pada pre tes dan pos
tes
Jumlah Siswa Setiap kategori No
Soal A % B % C % D %
Tabel 5: Contoh tabel prosentase perubahan konsep
No
Urut
Siswa
Prosentase
Pretes
Prosentase
postes
Prosentase
29 BAB IV
DATA DAN PEMBAHASAN
A. Pelaksanaan Penelitian dan Data
Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas VIIIF SMP N I Pundong, Kecamatan
Pundong, Kabupatan Bantul, Yogyakarta. Penelitian ini dilakukan pada 23,24,30 April
2008. Penelitian ini dilakukan pada saat jam pelajaran berlangsung. Penelitian ini diawali
dengan sedikit penjelasan tentang praktek pelaksanaan pembelajaran dengan metode
demonstrasi. Siswa diberi pre tes sebelum pembelajaran dimulai. Pretes ini bertujuan
untuk mengetahui pemahaman awal siswa tentang Hukum Newton. Pembelajaran ini juga
dilengkapi dengan LKS sebagai pendukung agar pembelajaran dapat berjalan lancar
adapun hasil kerja dalam LKS saya gunakan sebagai data pendukung saja untuk lebih
mengetahui bagaimana pemahaman siswa pada saat proes pembelajaran. lancar.Dalam
proses pembelajaran ini siswa dapat mengikuti dengan baik walaupun ada beberapa yang
tidak memperhatikan hanya bicara sendiri. Pembelajaran dilakukan sebanyak 3 kali
pertemuan, pada akhir pembelajaran dilakukan pos tes. Dibawah ini hasil dari pre tes dan
pos tesnya dalam bentuk prosentase. Tabel skor perolehan berada dalam lampiran.
Pengolahan data ini menggunakan skor-skor yang telah di tentukan dan bisa dilihat dalam
bab III. Di bawah ini tabel yang menunjukkan banyaknya siswa yang menjawab untuk
setiap kategori pada pre tes.
Tabel 1 Jumlah siswa yang menjawab setiap kategori pada pre tes
Jumlah Jawaban Siswa Setiap kategori No
Soal A % B % C % D %
1 0 0 10 25,6 29 74,4 0 0
2 0 0 22 56,4 16 43,6 1 2,6
5 2 5,1 20 71,8 17 23,1 0 0
Tabel II Jumlah siswa yang menjawab untuk setiap kategori pada pos tes
Jumlah Siswa Setiap Kategori No
Dari tabel diatas jelas terlihat bahwa untuk setiap soal mengalami perubahan
31
proses pembelajaran. Setiap soal mengalami peningkatan yang berbeda-beda, seperti
terlihat dalam tabel. Selain itu ada juga tabel yang menunjukkan prosentase perubahan
peningkatan pemahaman konsep secara keseluruhan dapat dilihat dalam tabel dibawah ini.
TABEL III. PROSENTASE POSTES DAN PRETES
35 52 58 6
36 52 58 6
37 48 58 10
38 50 53 3
39 53 58 5
B. PEMBAHASAN
• Pembahasan tentang perubahan konsep dilihat per soal.
Tabel IV. Variasi Jawaban Siswa Pada Saat Pre tes
No
Soal
Konsep Variasi Jawaban
1 Gaya • Gaya adalah kerja
• Gaya adalah disaat kita mengangkat
sesuatu misalnya batu, meja dsb. • Tekanan terhadap sesuatu
2 Hukum I Newton • Ya, karena ada gaya
• Ya karena ada yang mendorong
3 Hukum I Newton • Ya karena ada gaya tarik • Ya Karena dikenai kerja
4 Hukum I Newton • Yang dihalangi akan berhenti yang
tidak di halangi akan bergerak terus. • Mengapa, tidak dijawab.
5 Hukum I Newton • Ya, tanpa alasan • Tidak
33
• Benda akan bergerak jika didorong
7 Hukum II Newton • Karena ada benda yang menarik • Karena ada massa yang menggandul
• Karena ada beban
8 Hukum II Newton • Ada, alasan tidak di jawab • Ada, gerakannya semakin cepat
• Ada, gerak terus
9 Hukum II Newton • Gerak benda semakin cepat • Gerak benda lama –lama berhenti
10 Hukum II Newton • Semakin besar gaya yang diberikan • Semakin besar gaya yang diberikan
semakin besar pula kecepatannya. • Semakin besar tarikannya semakin
cepat gerak benda.
11 Hukum II Newton • Benda jika diberi gaya akan cepat
gerakannya.
• Benda yang gayanya lebih besar
akan lebih cepat bergerak.
12 Hukum II Newton • 5 kg • 2 kg
• Tidak menjawab
• 1 N
14 Hukum II Newton • Orang menarik gerobak • Mobil yang bergerak
• Motor yang bergerak
15 Hukum III Newton • Hubungan dua benda yang
bersentuhan
• Hubungan dua benda yang saling
mempengaruhi
16 Hukum III Newton • Karena tembok keras
• Karena ada pukulan dari tangan
• Karena tangan kita ada tulangnya
17 Hukum III Newton • Karena jitakannya terkena tulang
yang keras sehingga sakit
• Karena ada tekanan dari tangan ke
kepala
• Karena ada gaya aksi dan reaksi
18 Hukum III Newton • Berlawanan • Tolak-menolak
19 Hukum III Newton • Gaya akan berlawanan
• Gaya selalu berlawanan dengan
sumber.
35
benda itu akan memberi gaya yang
besarnya sama dan arahnya
berlawanan
20 Hukum III Newton • Pukulan tembok • Tendangan bola
• Seseorang menjitak
Tabel V. Variasi Jawaban Siswa Pada Saat Pos tes
No
Soal
Konsep Variasi Jawaban
1 Gaya • Gaya adalah dorongan atau tarikan
yang diberikan pada suatu benda • Gaya adalah tarikan atau doromgan
yang menyebabkan benda bergerak
2 Hukum I Newton • Ya, karena gaya yang diberikan
besar
• Ya karena gelas itu tidak memiliki
gaya yang kuat
3 Hukum I Newton • Tidak, karena gaya yang mengenai
gelas kecil jadi gelas tetap diam • Tidak bergerak
berhenti yang dibiarkan akan
bergerak terus
• Kelereng yang dihalangi akan
berhenti dan yang lain akan bergerak
terus tetapi lama-lama berhenti
karena ada gaya gesekan.
5 Hukum I Newton • Ya, tanpa alasan • Sesuai
6 Hukum I Newton • Jika suatu benda dikenai gaya dan
resultan gayanya dihilangkan maka
benda yang semula diam cenderung
diam yang bergerak lurus beraturan
cenderung bergerak terus
• Bila resultan gaya yang bekerja pada
benda sama dengan nol atau tidak
ada gaya yang bekerja pada benda
itu maka benda itu akan diam atau
bergerak lurus beraturan. • Jika benda bergerak lurus, maka
benda akan tetap bergerak lurus dan
yang berbalik arahnya akan berbalik
arah terus.
37
diberikan maka percepatannya
semakin besar.
• Karena ada gaya yang bekerja pada
troli yang mengakibatkan troli itu
bergerak.
• Karena semakin besar massanya
semakin besar percepatannya.
8 Hukum II Newton • Ada, semakin cepat gerakannya
karena gaya yang dihasilkan
semakin besar.
• Ada, gerakkannya semakin cepat
karena massanya semakin besar.
9 Hukum II Newton • Iya, saat beban troli belum
ditambah, troli masih bergerak
setelah ditambah gerakannya
semakin lambat dan saat ditambah
ladi lama-lama troli berhenti. • Akan bergerak lebih lambat.
10 Hukum II Newton • Gaya menyebabkan benda diam
menjadi bergerak benda yang
bergerak menjadi diam, gaya
mampu merubah arah benda.
11 Hukum II Newton • Suatu benda yang diberi gaya akan
mengalami percepatan.
• Jika suatu benda dikenai gaya akan
mengalami percepatan yang
berbanding lurus dengan gayanya
dan berbanding terbalik dengan
massanya. a=F/m
12 Hukum II Newton • 5 kg • 5 kg
• Tidak menjawab
13 Hukum II Newton • 16 N • 1 N
14 Hukum II Newton • Orang menarik gerobak • Mobil yang bergerak
• Motor yang bergerak
15 Hukum III Newton • Hubungan dua benda yang
bersentuhan
• Hubungan dua benda yang saling
mempengaruhi
• Aksi yang diberikan pada benda
akan diberi reaksi dari benda yang
39
16 Hukum III Newton • Karena tangan memberi gaya besar
terhadap tembok sehingga tembok
memberi gaya yang besar pula
kepada tangan kita.
• Karena gaya aksi yang diberikan
tangan ke tembok besar.
• Karena tembok memberikan gaya
yang sama dengan gaya yang kita
berikan ke tembok.
17 Hukum III Newton • Karena jitakan yang kuat berarti kita
memberi gaya yang kuat pada
kepala maka kepala akan
memberikan gaya yang besar pula
pada tangan kita.
• Karena ada tekanan dari tangan ke
tembok
18 Hukum III Newton • Sama besarnya hanya berlawanan
arah dan merupakan gaya aksi
reaksi.
• Hubungannya gaya yang satu
merupakan aksi dan tembok
memberi gaya reaksi.
yang besarnya sama benda itu juga
akan memberikan gaya reaksi yang
sama
• Jika suatu benda diberi gaya maka
benda tersebut akan memberikan
gaya yang arahnya berlawanan.
20 Hukum III Newton • Seorang anak yang menghantam
tembok.
• Seorang siswa yang menulis dipapan
tulis.
• Seseorang menjitak
1. Pada Konsep Gaya dan Hukum I Newton
Pada hasil pre tes ditemui berbagai macam jawaban, pada konsep gaya ternyata
siswa masih ada yang menganggap bahwa gaya adalah suatu kerja , berupa mengangkat
sesuatu, dan juga tekanan. Sebenarnya siswa sudah tahu yang dimaksud gaya hanya
belum paham mengungkapkannya. Tetapi pada saat pos tes terjadi perubahan jawaban
menjadi benar yaitu gaya merupakan dorongan atau tarikan. Tetapi ada siswa yang
menjawab bahwa gaya adalah dorongan atau tarukan pada benda yang menyebabkan
benda bergerak, padahal gaya belum tentu membuat benda bergerak.
Pada konsep Hukum I Newton yang meliputi contoh-contoh dalam kehidupan
sehari-hari dan rumusan kalimatnya, dalam hal ini soal no 2 – 5 mengungkapkan tentang
41
benda akan ikut tertarik, pada pre tes ada anak yang menjawab ya gelas akan ikut
bergerak karena ada gaya atau tarikan, pada soal ini siswa sudah tahu bahwa terbyara
gaya bisa menyebabkan benda bergerak, pada jawaban pos tes siswa sudah bisa
menjawab dengan alasan yang tepat yaitu benda bergerak karena disini gelas memperoleh
gaya yang besar. Walaupun masih ada juga aiawa yang belum bisa mengungkapkan
alasannya tetapi hanya sedikit. Pada soal no 3 juga konsepnya masih sama dengan no 2,
pada pre tes kebanyakan siswa menjawab bahwa gelas yang ditarik cepat tetap akan ikut
bergerak, karena ada gaya. Tetapi setelah melakukan demonstrasi mereka bisa melihat
bahawa gelas yang ditarik cepat tetap akan diam, maka dalam jawaban pos tes mereka
menjawab gelas tetep diam, karena gaya yang bekerja kecil, bahkan mungkin tidak ada,
tetapi masih ada juga yang menjawab tanpa alasan. Pada soal no 4 asih berhubungan
dengan Hukum I Newton, pada soal ini ada contoh dua kasus yang bisa dilihat
bersama-sama yaitu kelereng yang bergerak yang satu dihalangi yang satu tidak, pasa pre tes
semua anak telah menjawab bahwa kelereng yang dihalangi akan berhenti karena ada
tangan yang menghalanginya, tetaapi mereka belum bisa menjelaskan secara baik tentang
alasan kenapa berhenti, baru setelah pembelajaran mereka menjawab bahwa kelereng
yang dihalangi tangan akan berhenti karena dikenai gaya, dan yang satu tetap kan
berjalan dan kemungkinan akan berhenti karena ada gaya gesekan yang bekerja padanya.
Pada saat pre tes siswa belum bisa menyebutkan bunyi Hukum Newton secara baik dalam
bahasa tulis tetapi pada saat pos tes mereka sebagian besat menjawab bunti Hukum I
Newton adalah ’ Jika resultan gaya yang bekerja pada benda sama dengan nol atau tidak
ada gaya yang bekerja pada benda itu maka benda itu akan diam atau yang bergerak lurus
Jika benda bergerak lurus beraturan maka benda akan tetap bergeraklurus dan yang
berbalik arah akan berbalik arah terus, berarti anak ini belum bisa menyimpuklkan secara
tertulis tentang Hukum I Newton, padahal pada soal diatasnya dia sudah mampu
menjawab. Jadi dilihat dari perubahan jawaban pada pre tes dan pos tes ternyata siswa
mengalami perubahan konsep menjadi lebih baik.
2. Pada Konsep Hukum II Newton
Soal no 7 – 14 berkaitan dengan konsep Hukum II newton, sebuah kereta yang
dihubungkan dengan massa akan bergerak. Pada jawaban pre tes semua siswa menjawab
ya akan bergerak alasannya karena ada yang menarik, ada massa yang menggandul, pada
pamahaman awal siswa belum bisa menjelaskan alasan secara ilmiah daru menurut
pandangan mata meraka, tetapi setelah mereka mengikuti pembelajaran jawabannya akan
beribah yaitu kereta akan bergerak karena ada gaya yang bekerja padanya , kemudian
pada soal no 8 jika massa ditambahi ternyata siawal pembelajaran mereka sudah bisa
menjawab bahwa troli itu akan bergerak lebih cepat, alasannya massanya bertambah,
disini siswa belum bisa menjelaskan hubungan antara massa dan perubahan gerakan
benda, pada jawaban pos tes mereka menjawab perubahan gerak karena ada gaya yang
semakin besar sehingga gereknya semakin cepat. Pada soal no 9 disini jika troli di
tambahi beban sedangkan massa yang menggandul tetap, pada jawaban pre tes siswa
telah menjawab benda akan bergerak lambat, tapi ada juga siswa yang menjawab troli
atau benda bergerak cepat berarti masih ada yang belum jelas sama sekali atau
pemahamnnya masih nol. Tetapi pada jawaban pos tes sudah ada perkembangan yaitu
siswa telah menjawab bahwa troli akan bergerak lebih lambat karena pada troli ada beban
43
yang tetap sama akan idak bisa menggerakkan troli. Pada soal no 10 siswa sudah cukup
paham buktinya di pre tes sudah bisa menjawab bahwa gaya bisa mempengaruhi gerak
benda , percepatan dan arah benda dan di tegaskan pada jawaban pos tes semakin
sempurna bahwa gaya mempengaruhi percepatan benda, ada benda, bentuk benda. Soal
no 11 menyatakan tentang Hukum II Newton pada saat pre tes siswa mengungkapkan
bahwa benda jika di beri gaya akan cepat gerakannya tetapi pada pos tes suatu benda
yang diberi gaya akan mengalami percepatan. Jika suatu benda dikenai gaya akan
mengalami percepatan yang berbanding lurus dengan gayanya dan berbanding terbalik
dengan massanya a=F/m. Pada soal no 12 dan 13 merupakan soal pemecahan masalh
dimana pada jawaban pre tes masih banyak yang belum bisa karena mereka belum bisa
menyatakan hubungan antara masssa, percepatan ddan gaya jadi jawaban masih banyak
yang terbalik, walaupun ada juga yang sudah benar, tapi pada jawaban pos tes sudah
menunjukkan peningkatan yang cukun bagus karena sebagian besar siswa menjawab
benar. Pada soal no 13 pada saat pre tes juga masih banyak yang salah tetapi pada saat
pos tes sudah cukup bagus peningkatannya. Pada soal no 14 siswa sudah bisa
memberikan beberapa contoh sejak awal, orang menarik gerobak, mobil yang bergerak ,
motor yang bergerak. Pada jawaban pos tes contohnya troli yang diberi beban. Ternyata
setelah pembelajaran siswa mengalami peningkatan pemahaman konsep tentang Hukum
II Newton.
3. Pada Konsep Hukum III Newton
Pada soal no 15 – 20 menyangkut Hukum III Newton, Pada konsep Hukum III
Newton ini tidak pernah lepas dengan hubungan dua benda. Pada soal no 15 siswa sudah
benda yang saling mempengaruhi inilah yang di sebut interaksi dua benda. Pada jawaban
pos tes siswa sudah mampu mengungkapkan hubungan gaya aksi dan reaksi. Dari
contoh-contoh yang ada dalam soal yaitu mengenai jitakan yang kuat dan lemah kenapa
ada perbedaan hal ini telah mampu dijawab siswa dengan baik pada pos tesnya, walaupun
pada pre tes masih menjawab singkat tanpa alasan yang jelas. Hal ini menunjukkan
bahwa siswa telah mempunyai pemahaman awal tentang Hukum III Newton yaitu sebatas
contoh-contoh saja belum secara teori yang benar. Baru setelah pembelajaran mereka
mampu menjelaskan beberapa contoh permasalahan yang terjadi dalam kehidupan
sehari-hari tentang Hukum III Newton. Pada pre tes siswa menjawab bahwa Hukum III Newton
adalah gaya yang berlawanan tapi pada jawaban pos tes sudah menunjukkan jawaban
yang logis yaitu Jika suatu benda diberi gaya aksi yang besarnya sama benda itu juga
akan memberikan gaya reaksi yang sama .
Jika suatu benda diberi gaya maka benda tersebut akan memberikan gaya yang arahnya
berlawanan. Siswa telah mampu memberi contoh dalam kehidupan sehari-hari tentang
Hukum III Newton.
Analisis secara kuantitatif
1. Soal tentang gaya
Dari table pretes dapat dilihat hasil tes awal. Dalam pretes ada 20 soal dan 1 soal
untuk membuat peta konsep. Secara kuantitatif jelas terlihat pada soal no 1 dan 2
yang menyangkut konsep gaya, para siswa belum ada yang bisa menjawab benar,
baru bias menjawab menurut pengetahuan mereka sendiri. Total skor yang diperoleh
untuk soal no 1 adalah 49 yang berarti anak-anak baru tahu sekitar 41% , pada soal no
45
Sedangkan setelah melalui proses pembelajaran yang dipandu dengan LKS maka
meningkat untuk soal no 1 menjadi 102 atau 87% yang berarti ada peningkatan
sebesar 46%. Dan untuk soal no 2 menjadi 98 atau 83% berarti mengalami perubahan
sebesar 32 %.
2. Soal Tentang kedudukan benda
Untuk soal no 3 skornya pada tes awal adalah 65 sama dengan 55% dan pada tes
akhir memperoleh skor 109 atau 93%, berarti terjasi peningkatan sebasar 38%. Untuk
soal no 4 pada tes awal memperoleh 63 atau54%, kemudian serelah pembelajaran
berubah menjasi 98 atau 84% maka terjadi perubahan sebesar 30%. Rata-rata
peningkatannya dalam konsep ini adalah 40,6%.
3. Konsep tentang contoh contoh gejala Hukum I Newton
Pada soal no 5 pada tes awal memperoleh skor 69 atau 59% kemudian pad area akhir
mrmperoleh 95 atau 81% berarti terjadi perubahan sebesar 22%.
4. Konsep Tentang Hukum I Newron
Pada soal no 6 ini pada tes awal memperoleh skor 69 berarti 59% pengetahuan
mereka tentang Hukum I Newton 59 %, setelah melalui proses pembelajaran maka
pada tes akhir berubah menjadi 95 atau 81% yang mana berarti ada peningkatan
sebesar 22%.
5. Konsep tentang pengaruh gaya pada gerak suatu benda
Untuk soal no 7 memperoleh skor pada pretes sebesar 68 atau 58 % setelah
mengalami pembelajaran meningkat menjadi 99 atau 84% berarti mengalami
peningkatan sebesar 26% Untuk soal no 8 pasa pre tes memperoleh skor 59 atau
perubahan sebesar 27,6%. Soal no 9 pada tes awal memperoleh skor 66 atau 56%
setelah proses pembelajaran mengalami kenaikan menjadi 99 atau 85% berarti
mengalami kenaikan sebesar 29%. Soal no 10 merupakan kesimpulan daei soal no
7,8,9 . Soal no 10 pada tes awal memperoleh skor sebesar 64 atau 55% setelah proses
pembelajaran menjadi 98 atau 84% berarti mengalami peningkatan sebesar 30%.
7. Konsep tentang Hukum II Newton secara bahasa tulis dan dalam pemecahan
masalah.
Pada tes awal soal no 11 memperoleh skor 69 atau59% setelah melalui pos tes
pembelajaran mengalami perubahan menjadi 99 atau 85%, berarti mengalami
kenaikan sebesar 26%.Kemudian untuk soal no 12 si tes awal memperoleh skor 59
atau 50,4% kemudian setelah proses pembelajaran menjadi 89 atau 76 %, mengalami
kenaikan sebesar 25,6%. Soal no 13 pasa awal tes memilki skor awal 59 atau 50,4%
kemudian setelah pembelajaran berubah menjadi 96 atau 82% berati mengalami
kenaikan sebesar 31,6%.
Konsep Hukum II Newton dalam kehidupan sehari-hari
Pada soal no 14 disaat tes awal memperoleh skor 64 atau55% kemudian setelah
proses pembelajaran menjadi 99 atau 85%, hal ini jelas menunjukkan adanya
perubahan pemahaman konsep sebesar 30%.
8. Konsep tentang interaksi dua benda
Soal no 15 di gunakan untuk mengukur seberapa jauh pemahaman anak tentang
interaksi antara dua benda, pada tes awal ternyata jawaban seluruh anak mencapai 63
skor atau 54%. Kemudian setelah pembelajaran meningkat menjadi 89 skor atau 76%.
47
9. Konsep tentang gaya selalu timbul berpasangan atau tidak ada gaya tunggal.
Pada tes awal untuk soal no 16 memperoleh skor 59 atau 50,4% kemudian pada
postes memperoleh skor 93 atau 79% berarti terjadi perubahan sebesar28,6%, untuk
soal no 17 pada pretes memperoleh skor 69 atau59% kemudian pada postes
memperoleh skor sebesar 91 atau78%, berarti terjadi peribahan sebesar 19%.
10.Konsep gaya Aksi Reaksi ( Hukum III Newton )
Pada soal no 18 akan digunakan untuk mengukur tingkat pemahaman konsep tentang
gaya aksi reaksi , soal no 18 pada tes awal memperoleh skor 55 atau47% kemudian
pada tes akhir berubah menjadi 93 atau 79%, jelas bahwa terjadi peningkatan
pemahaman sebesar 30%. Unruk soal no 19 pada pretes memperoleh skor sebesar 56
atau 48% kemudian pada tes akhir memperoleh skor 85 atau 73% maka jelas terlihat
adanya peningkatan sebesar 25%. Pada soal no 20 untuk mengetahui sejauh mana
pemahaman awal siswa tentang konsep Hukum III Newton. Pada pretes memperoleh
skor sebesar 36 atau 31% setelah proses pembelajaran meningkat menjadi 79 atau
67,5% berarti terjadi perubahan sebesar 43%. Cukup banyak juga perubahannya.
Dari hasil penjelasan diatas jelas terlihat bahwa setiap konsep memiliki
pemahaman awal yang berbeda- beda. Demikian juga perubahan pemahaman pada
setiapa konsep juga tidak sama.Pemahamn awal tentang konsep gaya masih bisa
dibilang rendah yaitu hanya 41% pada soal no 1 . Tetapi setelah pembelajaran maka
peningkatannya cukup besar yaitu menjadi 87%. Peningkatan ini bisa dibilang cukup
besar. Pada konsep gaya ini mengalami peningkatan pemahaman konsep sekitar 39%.
Dari hasil penelitian ini jelas terlihat adanya peningkatan pemahaman konsep pada
yang paling besar terjadi pada konsep Hukum III Newton yaitu sebesar 43% , kedua
konsep kedudukan suatu benda setelah dikenai gaya yaitu sebesar 40,6%, kemudian
konsep gaya yaitu 39%. Yang ke keempat konsep perumusan Hukum III Newton
dalam bahasa tulis dan pemecahan masalahnya yaitu 36,2%. Yang kelima konsep
Hukum II Newton dalam kehidupan sehari-hari perubahannya yaitu 30%. Urutan
keenam adalah konsep pengaruh gaya pada gerak benda yaitu 28,2%. Konsep tentng
contoh Hukum I Newton 22%,
• Analisis Data Kuantitattf Per Siswa
NO
ABSEN
PEMBAHASAN
1 Pada konsep gaya yang terdapat pada soal no 1, aiawa ini pada tes awal
sudah menjawabdengan skor 2dan mengalami perubahan pemahaman
pada tes akhir menjadi 3 berarti sudah disa menjawab dengan semourna.
Pada konsep no 2yaitu tentang pengaruh gaya pada kedudukan benda
yang terdapat dalam soal no 2, 3 dan 4 pada tes awal mempeoleh skor
2,3,1 kemusian setelah pembelajaran meningkat menjadi 3,3,2. Dilihat
dari table ternyata enak ini mengalami peningkatan pemahaman konsep.
Pada tes awal memperoleh skor 34 atau 56% maka pada tes akhir
memperoleh 56 atau 93% berarti mengalami peningkatan sebesar 37%.
2 Pada konsep no 1 anak ini sudah menjawab dengan skor 2 dan meningkat
pada postesnya. Anak ini belum tahu sama sekali tentang bunyi Hukum I
Newton Buktinya pada pretes tentnag itu masih memperoleh skor nol.,
49
keseluruhan anak ini mengalami peningkatan dari skor awal 38 atau 63%
menjadi 96%. Peningkatannya sebesar 33%.
3 Pada konsep gaya anak ini belum begitu memiliki pemahaman yang
bagus, karena pada tes awal hanya memperoleh skor 1, tetapi pada tes
akhir meningkat menjadi 3 berarti dia sudah benar-benar paham tentang
konsep gaya. Pada konsep Hukum II Newton masih sangat rendah
pemahaman awalnya , tetapi setelah pembelajaran anak ini hamper
senpurna pemahamnnya, dia memperoleh skor awalnya 30 dan pada skor
akhir menjadi 58 atau dari 50% menjadi 96% berarti mengalami
peningkatan sebesar 46%.
4 Konsep gaya anak ini sudak cukup bagus tapi belum sempurna. Untuk
beberapa konsep tentang HUkum II Newon juga masih rendah. Setelh
mengalami pembelajaran berhasil meningkat karenadari skor 33 berubah
menjadi 45 atau dari 55% menjadi 75% berarti peningkatannya sebesar
20%
5 Konsep gaya anak ini masih rendah hanya memperoleh skor 1 pada tes
awalnya, kemudian pada konsep pengaruh gaya pada kedudukan benda
yang masih rendah pemahaman awalnya. Konsep bunyi hukum II Newton
juga masih rendah pemahaman awalnya. Konsep bunyio hukum III
Newton juga masih rendah. Setelah proses pembelajaran berhasil
meningkat yaitu dari skor 33 menjadi 47 atau dari 55% menjadi 78%,
berarti mengalami peningkatan sebesar 23%.