• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan pemahaman konsep siswa tentang hukum newton menggunakan metode demonstrasi : studi kasus pada siswa SMP N 1 Pundong Kabupaten Bantul Kelas VIII F Semester II - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Peningkatan pemahaman konsep siswa tentang hukum newton menggunakan metode demonstrasi : studi kasus pada siswa SMP N 1 Pundong Kabupaten Bantul Kelas VIII F Semester II - USD Repository"

Copied!
126
0
0

Teks penuh

(1)

i

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA TENTANG HUKUM NEWTON MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI

(Studi Kasus Pada Siswa SMP N I Pundong Kabupaten Bantul Kelas VIII F Semester II)

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperolah Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

Disusun oleh: Ika Susanti Yuniarsih

NIM : 001424004

PROGRAM STUDI PENDIDKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA

(2)

ii S K R I P S I

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA TENTANG HUKUM NEWTON MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI

Oleh:

Ika Susanti Yuniarsih

NIM : 001424004

Telah disetujui oleh:

Pembimbing I

(3)

iii

S K R I P S I

PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP SISWA TENTANG

HUKUM NEWTON MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI

Dipersiapkan dan ditulis oleh:

Ika Susanti Yuniarsih NIM : 001424004

Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji Pada tanggal 5 September 2008 Dan dinyatakan memenuhi syarat

Susunan Panitia Penguji

Nama Lengkap Tanda Tangan

Ketua Drs. Domi Severinus, M.Si ...

Sekretaris Dra. Maslichah Asy’ari, M.Pd ...

Anggota Drs. Domi Severinus, M.Si ...

Anggota Dra. Maslichah Asy’ari, M.Pd ...

Anggota DR. Paul Suparno, S. J. M. S. T. ...

Yogyakarta, 5 September 2008

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Dekan,

(4)

iv

PERSEMBAHAN

Skripsi ini kupersembahkan kepada :

1. Ibuku tercinta di surga, yang telah memelihara dan memcintaiku dengan

perjuangannya yang begitu besar.

2. Bulek Yayuk yang tercinta atas kasih sayang dan support serta semua

bantuannya, Bulek Emi Sekeluarga dan semua bulek yang telah mencintaiku.

3. Adikku Febri, Agung, Indri, Edo, Erik, Rei, Ellen, Kakakku Ahad, dan semua

saudara.

4. Teman-temanku Mas Andi,Titin, Mbak Maya, Leo , Yosep ,Ndari, Dewi , Deni

(5)

v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 5 September 2008 Penulis

(6)

vi

ABSTRAK

Ika Susanti Yuniarsih ( 2008 ). Peningkatan Pemahaman Konsep Siswa Newton Kelas

VIII F SMP N I Pundong Kabupaten Bantul Yogyakarta Tentang Hukum Newton

menggunakan Metode Demonstrasi.Program Studi Pendidikan Fisika Jurusan Pendidikan

Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta ( 2008).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan pemahaman konsep siswa

mengenai Hukum Newton setelah mengikuti pembelajaran dengan metode demonstrasi.

Pembelajaran ini juga meunruk mengetahui seberapa besar petubahan konsep siswa.

Penelitian ini dilaksanakan di SMP N I Pundong Kabupatan Bantul. Objek

penelitian ini adalah siswa-siswi SMP N I Pundong kelas VIIIF yang berjumlah 39 orang.

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2008.

Instrumrn penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah tnstrumen

pembelajaran dan instrument intik mengumpulkan data. Pembelajaran diarahkan untuk

membuat siswa semakin aktif terlibat dalam proses pembelajaran, pembentukan

pengetahuan, melakukan demonstrasi, dan menjawab pertanyaan.

Hasil penelitian menunjukkan peningkatan pemahaman objek penelitian mengenai

konsep-konsep Hukum Newton. Melalui metode demonstrasi ini ternyata pemahaman

siswa mengalami peningkatan yang berbeda-beda. Kemudian hasil ini dianalaisis secara

kualitatf juga dan ternyata terjadi peningkatan pemahaman pada siswa kelas VIII F SMP N

I Pundong Kabupaten Bantul.pada masing-masing konsep ada perubahan yang lebih baik

yaitu pada konsep gaya, Hukum I Newton, Hukum II Newton dan hukum III Newton

Berarti pembelajaran fisika tentang Hukum Newton menggunakan metode

(7)

vii

ABSTARCT

Ika Susanti Yuniarsih (2008). Increase of Newton Law concept understanding the student

grade VIII F in Pundong Junior High School I, Bantul Regency of Yogyakarta about

Newton Law using Demonstration method. Study program Physics Education, Mathematic

and Science Education Vocational, Education and Knowledge Faculty of Sanata Dharma

University, Yogyakarta (2008).

This research is for knowing the increase of concept understanding of students about

Newton Law, after they take the lesson by demonstration method. This lesson is for

knowing how big the change of students concept too.

This research was carried out in Junior High School I Pundong, Bantul Regency. The

objects of this research are the students of Junior High School I Pundong, Bantul Regency,

grade VIII F which consists of 39 students. This research has been hold in April, 2008.

This research used the lesson instrument and data gathering instrument. This lesson has

purpose to make the students be more active involve in lesson process, knowledge design,

doing demonstration, and answer the questions.

The output/result of this research showed the increase of object understanding about

Newton Law Concept. By this demonstration method, the students got the variety

increasing. The increase average is 26,9 %. Then this result would be analyzed

qualitatively and it shows the increase of understanding the students grade VIII F in Junior

High School I Pundong, Bantul Regency. It means, the physics lesson about Newton Law

(8)
(9)

viii

KATA PENGANTAR

Kami panjatkan puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat-Nya

sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Peningkatan Pemahaman

Konsep Siswa kelas VIIIF SMP N I Punding Kabupaten Bantul dengan menggunakan

Metode Demonstrasi.

Pada Kesempatan ini peneliti menyampaikan terima kasih kepada :

1. Bapak Drs. Tarsisius Sarkim M.Ed, Ph.D selaku Dekan FKIP Uneversitas

Sanata Dharma Yogyakarta yang telah memberi kesempatan dan kemudahan

dalam menyusun skripsi ini.

2. Bapak Drs. Domi Severinus M.Si selaku Kaprodi Pendidikan Fisika dan dosen

pembimbing, terima kasih atas bimbingan dan kesabarannya sehingga peneliti

mampu menyelesaikan skripsi ini.

3. Bapak, Ibu Tim Penguji yang telah berkenan menguji peneliti

4. Bapak , Ibu Karyawan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang telah

membantu dalam penyelesaian administrasi dan penyelesaian skripsi.

5. Bapak Kepala Sekolah SMP N I pundong yang telah mengijinkan penelitian

disana.

6. Ibu Tri Rahayu Guru Fisika SPM N I Pundong yang telah berkenan

memberikan waktunya untuk penelitian ini.

7. Siswa-siswi SMP N I Pendong kelas VIIIF yang telah membantu penelitian ini

(10)

ix

8. Ibuku Anastasia Sri Hartati di surga,Bulek Yayuk yang telah membantu dan

memberi kasih sayang, dan semua Keluarga Besar Coktodiharjo yang selalu

mencintaiku.

9. Taman-temanku, Mas Andi, Febri, Ahad, Ndari, Titin, Ana, Leo, Yosep, Dewi,

Deni dan semua mahasiswa P. Fisika 2000 dan semua pihak yang tidak dapat

kami sebutkan satu persatu.

Yogyakarta, 5 September 2008

Peneliti

(11)

x

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ……… i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ……….. ii

HALAMAN PENGESAHAN ………. iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ………... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ……….. v

ABSTRAK ………... vi

ABTRACT ………... vii

KATA PENGANTAR ………. viii

DAFTAR ISI ……… ix

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang ……….. 1-2 B. Rumusan Masalah ……… 3

C. Tujuan Penelitian ………. 3

D. Manfaat Penelitian ………... 3-4 BAB II. DASAR TEORI A. Hakekat Pembelajaran Fisika ………. 5-6 B. Pemahaman Awal Siswa ……… 6-8 C. Konsep dan Konsepsi ……… 8-11 D. Perubahan Konsep Siswa ……….. 11-15 E. Metode Demonstrasi ……….. 15-16 F. Hukum Newton ………. 17-18 BAB III. METODELOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ………. 19

B. Populasi Penelitian dan Sampel ……….. 19

C. Jenis Penelitian ……… 19

D. Ubahan ……… 20-21 E. Instrumen Penelitian ………... 21

F. Desain Penelitian ……… 21-23

(12)

xi BAB IV. DATA DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Penelitian dan Data ……… 29-32

B. Pembahasan

1. Pembahasan secara kuantitatif ……… 32-44

2. Pembahasan secara kualitatif ……….. 44-58

BAB V. PENUTUP

A. Kesimpulan ………. 59-65

B. Saran ………... 65-66

DAFTAR PUSTAKA ………. 76-68

LAMPIRAN

1. Silabus ………. 68-74

2. RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) ……… 75-82

3. Desain Pembelajaran ……….. 83-85

4. Desain Evaluasi ……….. 86-89

5. LKS ………. 90-94

6. Soal Pre Tes ……… 95-96

7. Soal Pos Tes ……… 97-98

8. Tabel data Pre Tes ……….. 99-100

9. Tabel data Pos Tes ……….. 101-102

10. Surat Keterangan ……… 103

(13)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam dunia pendidikan, mata pelajaran fisika masih dienggani oleh sebagian

besar siswa. Karena sebagian besar siswa sudah merasa malas untuk belajar sehingga

hasil nilai dari pelajaran fisika selalu jelek. Masih banyak terjadi salah konsep dalam

menerima mata pelajaran.

Fisika bukan merupakan ilmu pengetahuan yang abstrak sehingga dalam

pembelajaran perlu dilakukan beberapa metode untuk menunjukkan materi dengan jelas

agar pembelajaran fisika dapat dilihat siswa dengan nyata. Melalui pembelajaran seperti

tersebut diharapkan dapat mengurangi miskonsepsi pada siswa. pengetahuan yang berupa

konsep-konsep atau hukum harus diperoleh atau dibangun melalui serangkaian proses

sains dan sikap sains.

Kemampuan atau keterampilan melakukan proses dan sikap sains hanya dapat

dibangun melalui pengalaman melakukan serangkaian proses yang berkesinambungan

(Kartika Budi : 1998) itu berarti keterlibatan siswa secara aktif dalam berbagai kegiatan

yang berhubungan dengan proses pembelajaran.

Sebagian besar siswa telah sering mendengar, melihat bahkan mengalami

peristiwa yang berhubungan dengan fisika, tapi mereka belum mengerti secara jelas

tentang hal-hal tersebut. Bahkan banyak terjadi salah konsep pada ilmu fisika yang sering

(14)

Salah satu tujuan dari pembelajaran fisika ini adalah meluruskan terjadinya salah

konsep pada masyarakat umumnya. Pada pembelajaran fisika yang utama adalah

pemahaman konsep terlebih dahulu, setelah tahu konsepnya maka siswa akan lebih

mudah untuk melanjutkan ke pelajaran berikutnya.

Maka ada baiknya kita sebagai guru fisika melihat terlebih dahulu sejauh mana

pengetahuan siswa tentang mata pelajaran yang akan dipelajari. Setelah tahu seberapa

pemahaman siswa tentang materi yang akan diajarkan maka guru mempersiapkan strategi

atau metode yang dirasa cocok dan mudah dilakukan misalnya demonstrasi, dan bila

alatnya memenuhi untuk jumlah siswa yang ada, bisa juga dilakukan dengan metode

eksperimen.

Salah satu metode pembelajaran yang dapat melibatkan siswa secara aktif adalah

metode demonstrasi. Karena dalam pembelajaran ini siswa bisa melihat secara jelas apa

yang terjadi. Siswa akan lebih mudah ingat pada suatu materi apabila melihat sendiri

secara nyata. Untuk membantu siswa supaya aktif mengikuti pembelajaran maka

sebaiknya disertai dengan lembar kegiatan siswa (LKS). LKS ini biasanya berisi tentang

sedikit materi pokok, latihan soal, langkah-langkah yang harus dilakukan oleh siswa

untuk mengikuti proses pembelajaran ini.

Berdasarkan uraian di atas maka peneliti ingin malaksanakan sebuah penelitian

menggunakan metode demonstrasi untuk meningkatkan pemahaman konsep pada diri

siswa khususnya pada siswa SMP I Pundong Kabupaten Bantul kelas VIIIF semester 2

(15)

3

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahan yang akan diteliti

bagaimana pemahaman konsep siswa yang dirumuskan sebagai berikut:

1. Bagaimana pemahaman awal siswa tentang konsep Hukum I Newton, Hukum

II Newton, Hukum III Newton?

2. Apakah ada perubahan pemahaman siswa tentang konsep Hukum I Newton,

Hukum II Newton, Hukum III Newton setelah mengikuti pembelajaran

menggunakan metode demonstrasi?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui pemahaman konsep awal siswa tentang pokok bahasan Hukum I

Newton, Hukum II Newton, Hukum III Newton.

2. Mengetahui perubahan konsep tentang Hukum I Newton, Hukum II Newton,

Hukum III Newton setelah siswa mengikuti pembelajaran dengan metode

demonstrasi.

3. Mengetahui peningkatan pemahaman siswa tentang Hukum I Newton, Hukum

II Newton, Hukum III Newton.

D. Manfaat Penelitian

Dari penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi:

1. Penulis

Penulis dapat meningkatkan pengalaman dalam menghadapi siswa dalam

(16)

meningkatkan pemahaman konsep tentang Hukum Newton I, Hukum Newton

II dan Hukum Newton III

2. Guru dan Calon Guru

Penelitian ini dapat digunakan sebagai salah satu masukan, informasi atau

perbandingan yang dapat digunakan oleh guru dan calon guru untuk

membantu meningkatkan pemahaman siswa dalam pembelajaran tentang

Hukum Newton.

3. Siswa

Dengan model pembelajaran demonstrasi diharapkan dapat membantu siswa

(17)

5 BAB II

DASAR TEORI

A. Hakekat Pembelajaran Fisika

Ilmu fisika adalah suatu cabang ilmu pengetahuan alam yang didalamnya

mempelajari tentang kejadian alam, yang memungkinkan penelitian dengan

percobaan, pengukuran apa yang didapat, penyajian secara matematis dan

berdasarkan peraturan-peraturan umum ( Brochhaus dalam compendium didaktik

fisika). Fisika dapat dilihat sebagai satu kesatuan dari proses, sikap dan hasil

( Kartika Budi ,1998: 162). Fisika merupakan cabang dari sains sehingga definisi

sains juga bisa digunakan sebagai definisi fisika.

Dari definisi diatas maka ada beberapa aspek penting dalam fisika yaiti : (1) aspek

produk fisika (2) aspek proses fisika. Produk fisika berupa bangunan sistematis

pengetahuan ( body of know ledge ) yang terdiri atas fakta, konsep, prinsip, model,

hukum dan teori ( Dawson, 1994 dalam menuju pembelajaran aktif ). Sedangkan

proses berupa metode ilmiah yang merancang dan melaksanakan eksperimen,

menganalisis data dan menarik kesimpulan ( Sund, 1982 dalam menuju

pembelajaran aktif).

Dalam pembelajaran fisika atau sains, dewasa ini sangat dipengaruhi oleh

filsafat konstruktivisme. Menurut filsafat konstruktivisme, belajar merupakan

proses aktif dari siswa untuk membangun sendiri pengetahuaannya melalui

interaksi dengan lingkungannya. Sedangkan mengajar bukanlah kegiatan

memindahkan pengetahuan dari guru ke siswa melainkan kegiatan menciptakan

(18)

Maka pembelajaran fisika akan lebih baik jika dilaksanakan dengan sebuah

metode yang melibatkan dua aspek yaitu aspek produk fisika dan aspek proses

fisika. Ada beberapa metode dalam pembelajaran fisika, sebagai contoh metode

demonstrasi, eksperimen, inquiri, dan banyak lagi.

Untuk mencapai hasil belajar yang baik maka seseorang harus menguasai

kemampuan-kemampuan atau aturan-aturan yang sederhana dulu kemudian

seseorang akan berkembang lagi ketahap yang lebih tinggi. Pembelajaran

hendaknya dimulai dari tahap awal atau konsep awal yang dimiliki siswa

kemudian dirangkaikan tujuannya dalam suatu interaksi antara siswa dan guru

dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran.

Dalam pembelajaran hendaknya jangan berlangsung satu arah saja melainkan

harus terjadi secara timbal balik. Dimana kedua pihak berperan aktif dalam suatu

karangka kerja yang telah disepakati bersama.

B. Pemahaman Awal Siswa

Sebelum melakukan proses pembelajaran, seorang siswa telah mempunyai

suatu bekal pemahaman yang didapatkan melalui pengalaman hidup sehari-hari.

Jadi siswa telah mempunyai pemahaman awal sebelum di ajar di sekolah.

Pemahaman awal siswa itu belum tentu benar bahkan bisa menyimpang dari

konsep yang sebenarnya. Dari sini jelas bahwa siswa itu bukan suatu kertas

kosong yang bersih, yang di dalam proses pembelajaran akan di tulisi oleh guru.

Siswa telah membawa konsep tertentu yang mereka kembangkan lewat

pengalaman hidup mereka. Biasanya konsep awal itu kurang lengkap atau kurang

(19)

7

Pemahaman awal siswa sering tidak cocok dengan konsep ilmiah dan sukar di

perbaiki. Contohnya konsep tentang massa dan berat yang campur aduk, karena

dalam kehidupan sehari-hari mereka menggunakan hal yang salah tetapi dianggap

benar, dan dengan konsep awal mereka itu merasa lebih mudah dalam

berkomunikasi dengan orang lain. Hal ini yang menyebabkan sulitnya merubah

pemahaman awal siswa yang salah

Salah konsep inilah yang akan menyebabkan terjadinya miskonsepsi pada

siswa. Untuk mengetahui pemahaman awal siswa perlu dilakukan beberapa cara

yaitu misalnya dengan pre test atau guru harus pandai membantu siswa untuk

berani mengungkapkan pikiran atau gagasan mereka baik secara lisan maupun

tulisan. Gagasan awal siswa juga dapat di bentuk seperti menuliskan deskripsi,

gambaran ilustrasi, membuat model, desain, cerita, dan lain-lain ( Paul Suparno,

2005). Gagasan awal siswa juga bisa menunjukkan suatu tingkat pemahaman,

sedangkan pemahaman menurut Mulyasa ( 2002 ) merupakan kedalaman kognitif

dan afektif yang dimiliki individu. Sejak lahir individu sudah banyak mengalami

peristiwa yang berhubungan dengan fisika hanya kadang individu itu menganggap

suatu peristiwa biasa tanpa dikaitkan dengan fisika. Pemahaman yang dimiliki

anak sejak awal biasanya berawal dari rasa keingintahuannya, misalnya mengapa

bisa begini, bagaimana terjadinya ini, siapa yang membuat ini, dan

pertanyaan-pertanyaan lainnya. Untuk membangun pemahaman yang benar maka anak di

sekolahkan oleh orangtuanya, sehingga anak bisa belajar dan berlatih di sekolah

bersama guru dan teman-temannya. Dengan belajar disekolah diharapkan

(20)

tujuan belajar mengajar disekolah adalah usaha agar siswa memahami konsep,

dan tingkat keberhasilannya harus diukur, maka pertanyaan kapan seseorang itu

memahami konsep sangat relevan untuk dapat mengetahui apakah seseorang itu

sudah memahami konsep. Beberapa indikator yang menunjukkan pemahaman

seseorang tentang suatu konsep antara lain:

a. Menyatakan pengertian dari suatu konsep dalam bentuk definisi dengan

menggunakan kata- kata sendiri.

b. Dapat menjelaskan makna dan konsep kepada orang lain.

c. Dapat menerapkan konsep sebagai berikut

1. Menganalisis dan menjelaskan gejala- gajala alam

2. Memecahkanmasalah yang berkaitan dengan konsep

3. Memprediksi kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi pada suatu

sistem, bila kondisi tertentu terpenuhi

4. Dapat mempelajari konsep lain yang berkaitan

5. Dapat membedakan konsep yang benar dan yang salah

6. Dapat membuat peta konsep dari konsep-konsep yang ada.

C Konsep Dan Konsepsi

Dalam pembelajaran fisika yang ditekankan adalah pemahaman konsep. Jika

seseorang telah menguasai konsep yang diajarkan maka siswa tersebut lebih

mudah dalam menyelesaikan masalahdan soal-soal yang diberikan guru.

Konsep merupakan simbol berfikir, hal ini diperoleh dari hasil tafsiran terhadap

fakta dan hubungan antara berbagai fakta. Suatu konsep dapat diklasifikasikan

(21)

9

“ keadilan “berbeda untuk setiap orang. Tafsiran konsep oleh seseorang disebut

konsepsi. Walaupun dalam fisika kebanyakan konsep mempunyai arti yang jelas,

yang sudah disepakati oleh para tokoh fisika.

konsep tidak berdiri sendiri-sendiri, melainkan setiap konsep saling berhubungan

dengan konsep yang lain, misalnya konsep “ Meja “ berhubungan dengan semua

ciri yang diperlukan misalnya bentuk, jenis bahan, warna, fungsi, dan ukurannya.

Maka setiap konsep bersama membentuk semacam jaringan pengetahuan didalam

kepala manusia. Semakin lengkap, terpadu, tepat dan kuat hubungan antara

konsep-konsep keahlian seseorang semakin semakin pandai orang itu. Keahlian

seseorang dalam suatu bidang studi tergantung lengkapnya jaringan konsep

didalam kepalanya. Semakin dalam kita memasuki suatu bidang studi semakin

komplek dan terpadu jaringan konsep dalam kepala kita. Seringkali para pelajar

hanya menghafalkan definisi konsep tanpa memperhatikan hubungan antara

konsep dengan konsep lain. Dengan demikian konsep baru tidak masuk jaringan

konsep yang telah ada dalam kepala siswa, tetapi konsepnya berdiri sendiri tanpa

hubungan dengan konsep lainnya. Maka konsep baru tersebut tidak dapat

digunakan oleh siswa dan tidak mempunyai arti, sebab arti konsep berasal dari

hubungan dengan konsep-konsep lain. Maka dari itu pengajar maupun pelajar

harus memperhatikan hubungan antara konsep. Ada suatu alat yang dapat

membentuk untuk membuat hubungan antara konsep lebih nyata yaitu peta

konsep. Peta konsep adalah suatu alat peraga untuk memperlihatkan hubungan

antar konsep. Konsepsi siswa selalu berbeda dengan konsep para ahli, konsepsi

(22)

banyak hubungan antara konsep dari pada konsepsi siswa. Kalau konsepsi siswa

sama dengan konsepsi para ahli maka konsepsi siswa tidak disebut salah. Tetapi

kalau konsepsi siswa bertentangan dengan konsepsi para ahli maka konsepsi

siswa yang semacam ini disebut miskonsepsi. Biasanya miskonsepsi menyangkut

kesalahan siswa dalam pemahaman hubungan antar konsep. Miskonsepsi sering

disebut juga dengan istilah konsep alternativ dalam Paul Suparno. Dalam proses

pembelajaran fisika miskonsepsi-miskonsepsi sering terjadi karena pembelajaran

fisika sering diajarkan secara abstrak. Pada umumnya siswa telah mempunyai

konsepsi tantang konsep-konsep fisika sebelum mereka mengikuti pelajaran fisika

disekolah. Misalnya sebelum siswa mempelajari mekanika, mereka sudah banyak

berpengalaman dengan peristiwa mekanika ( benda jatuh, benda benda yang

bergarak, gaya dan seterusnya), dan karena itu mereka sudah mengembangkan

banyak konsepsi ( kecepatan, gaya ) yang belum tentu sama dengan konsepsi

fisikawan. Konsepsi seperti itu disebut prakonsepsi.

Menurut Boplton ( 1977) dalam Kartika Budi ( 1998 ), ada dua teori dasar

pembentukan konsep, yaitu sebagai berikut :

1. Teori abstrak

Konsepsi dibentuk dengan menggeneralisasikan fakta-fakta,

contoh-contohdengan mencari ciri-ciri yang ada setiap contoh dan mengabaikan cirri-ciri

yang tidak esensial sehingga terbentuk kesimpulan umum.

2. Teori Hipotesis

Konsepsi mula-mula diajukan sebagai hipotesis. Proses selanjutnya adalah

(23)

11

seharusnya anak didukung dengan situasi, kondisi, serta fasilitas yang cukup,

yang dapat mengantarkan siswa melakukan sederetan proses secara

berkesinambungan untuk membangun sendiri konsepsi dan mendefinisikannya.

Dalam penanaman suatu konsep dibedakan menjadi dua :

a. Keterampilan yang bersifat jasmani

b. Ketrampilan yang bersifat jasmani adalah ketrampilan yang dapat dilihat,

diamati sehingga akan menitikberatkan pada ketrampilan gerak atau

penampilan dari anggota tubuh seorang yang sedang belajar. Termasuk dalam

hal ini masalah-masalah teknik dan pengulangan.

c. Katrampilan yang bersifat rohani

d. Keterampilan rohani lebih rumit karena tidak selalu berurusan dengan

masalah-masalah keterampilan yang dapat dilihat secara lebih abstrak,

menyangkut persoalan-persoalan penghayatan, keterampilan berfikir serta

kreativitas untuk menyelesaikan dan merumuskan suatu masalah atau konsep.

D. Perubahan Konsep Siswa

Dalam pembelajaran fisika yang sangat diharapkan adalah terjadinya

perubahan konsep dari yang belum tepat manjadi lebih tepat. Teori perubahan

konsep sangat jelas diungkapkan oleh Kuhn bahwa perkembangan sains oleh

paradigma para ilmuwan. Yang dimaksud paradigma adalah suatu skema

konseptual dengan mana para ilmuwan dalam suatu disiplin tertentu memandang

persoalan dalam bidang mereka.Menurut Kuhn perubahan itu sering terjadi secara

drastic karena paradigma lama tidak dapat digunakan untuk menghadapi

(24)

inilah yang menimbulkan suatu revolusi pengetahuan dalam sains (Kuhn,1970;

Novak 1970 dalam Suparno, 2005 84-85). Menurut

Toulmin( Suparno,2005:85),bagian terpenting dalam pengertian manusia adalah

perkembangan konsepnya yang evolutif, terus berubah pelan-pelan; dan bukan

konsep-konsep yang telah baku, prosedur yang steretip, atau konsep yang tidak

dapat diubah. Jadi perubahan itu secara umum dapat terjadi dalam dua bentuk

yaitu (1) pengembangan konsep seseorang dari belum sempurna atau belum

lemgkap menjadi lebih lengkap, (2) pembetulan konsep dari konsep ynag tidak

tepat atau salah menjadi konsep yang benar atau sesuai dengan konsep yang

disepakati oleh para ahli. Menurut Postner, Strike, Hewson, dan Gertzog

(1982)(dalam Suparno, 2005:85), menjelaskan adanya dua fase yang dapat

dibadakan dari perubahan konsep dalam filsafat sains; yaitu central commitments

dan the central commitments in need modification. Dalam central commitments,

para ilmuwan mendefinisikan persoalan, sratategi menghadapi persoalan itu, dan

menentukan kriteria untuk penyelesaian. Dalam fase kedua, ilmuwan harus

mengubah central commitments bila itu bertentangan dengan asumsi dasar

mereka. Secara filosofi manusia sering dikatakan sebagai animal rasionale yaitu

binatang yang mempunyai akal atau pikiran. Pikiran itulah yang membedakan

manusia dengan binatang dan tumbuh-tumbuhan, oleh karena pikiran itulah

manusia selalu bertanya dan mencari jawaban. Usaha mencari jawaban itulah

yang menyebabkan pengetahuan manusia bertambah, berkembang dan

maju.Menurut Postner dkk dalam (Suparno ,2005 86) dalam proses pembelajaran

(25)

13

pembelajaran ada dua proses yang disebut asimilasi dan akomodasi. Dalam

asmilasi siswa menggunakan konsep-konsep yang telah ada untuk menghadapi

gejala-gejala baru dengan suatu perubahan kecil yang berupa penyesuaian.dalam

akomodasi siswa harus mengganti atau mengubah konsep-konsep pokok mereka

yang lama karena tidak cocok lagi dengan persoalan baru. Disini ada perubahan

drastis dan siswa sungguh-sungguh mengubah konsep yang telah mereka punya.

Hal ini terjadi bila siswa mempunyai konsep yang tidak cocok dengan konsep

ilmiah. Gagasan Postner dkk ini diambil dari teori piaget

( Suparno,2005).Menurut piaget, pengertian adalah suatu proses adaptasi

intelektual dimana pengalaman-pengalaman dan ide-ide baru diinteraksikan

dengan apa yang sudah diketahui oleh seorang untuk membentuk struktur

pengertian yang baru. Dari proses adaptasi dengan menggunakan asimilasi dan

akomodasi diatas, tampak jalas bagi Piaget, bahwa pengetahuan itu dibentuk oleh

seseorang secara terus menerus dengan setiap kali mengembangkan atau

mengubah skema yang dimilikinya. Dengan asimilasi, seseorang menyesuaikan

rangsangan dengan skema pemikiran yang ada, sehingga skemanya tidak

dirombak tetapi hanya diperluas; sedangkan dengan akomodasi seseorang

mengubah skema yang ada untuk dicocokkan dengan rangsangan yang dihadapi.

Postnert dkk menjelaskan bahwa proses akomodasi memerlukan keadaan tertentu

untuk dapat terjadi :

1. Adanya ketidakpuasan terhadap konsep yang ada

2. Konsep yang baru harus intelligible ( dapat dimengerti )

(26)

4. Maksudnya mempunyai kemampuan untuk memecahkan

persoalan-persoalan yang dimunculkan oleh para pendahulu, dan konsisten dengan

teori dan pengetahuan lain atau dengan pengalaman yang lama.

5. Konsep baru harus berguna untuk program riset dan mempunyai

kemampuan untuk dikembangkan dan membuka penemuan yang baru.

Proses pembelajaran fisika yang benar haruslah mengembangkan perubahan

konsep. Perubahan yang pertama adalah perubahan dalam arti siswa memperluas

konsep, dari konsep yang belum lengkap menjadi lebih lengkap dari proses yang

belum sempurna menjadi sempurna.Kedua perubahan dalam proses pembelajaran

fisika adalah :

1. Proses perluasan konsep

Proses yang pertama adalah memperluas konsep yang sudah ada dengan

cara :

a.. Memberikan informasi baru yang belum pernah diketahui oleh siswa.

b. Siswa diberi bahan baru dan diajak untuk mempelajari sendiri bahan itu

sehingga konsepnya bertambah

c. Siswa diberi kesempatan untuk mencari bahan bahan-bahan baru sendiri

yang sudah disediakan.

2. Pembetulan Konsep Yang Salah

Dalam proses ini guru tidak cukup hanya dengan menambah bahan fisika

dalam pembelajaran. Tetapi harus memikirkan strategi yang tepat untuk

membetulkan miskonsepsi yang dialami siswa. Sebaiknya pembelajaran fisika

(27)

15

langsung bagi siswa. Untuk dapat membantu mengubah kerangka berfikir awal

siswa, guru perlu mengerti ekologi konseptual siswa, yaitu meliputi. (1),

pengetahuan awal siswa. (2), Relasi antara konsep-konsep tersebut dalam pikiran

siswa, (3), pengetahuan baru tentang konsep-konsep alternativ yang dipunyai

siswa (4), keyakinan epistemologis, yaitu keyakinan siswa yang membuat siswa

percaya diri bahwa pengetahuannya benar. Keyakinan ini sangat penting agar

guru dapat membantu siswa mengubah keyakinan.

E. Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi adalah suatu cara penyajian pelajaran denagn

penjelasan lisan disertai perbuatan atau memperlihatkan suatu proses tertentu

yang kemudian diikuti atau dicoba oleh siswa. Dalam metode demonstrasi guru

atau siswa melakukan penjalasan secara lisan. Setelah guru atau siswa

memperagakan suatu demonstrasi tersebut, sebaiknya para siswa memiukirkan

apa yang dilihat dan terjadi dari demonstrasi tersebut.

Tujuan dan manfaat demonstrasi

1) Demonstrasi memberikan gambaran dan pengertian yang lebih jelas

daripada hanya penjelasan lisan,

2) Demonstrasi memberi kesempatan kepada siswa untuk melakukan

pengamatan secara cermat.

3) Menghindari adanya verbalisme karena dalam metode ini setelah anak

melihat peragaan kemudian siswa sendiri bisa mencoba melakukannya,

4) Dalam metode ini anak lebih dapat berfikir karena dengan melihat sesuatu

(28)

Langkah-langkah pelaksanaan :

1) Mempersiapkan langkah-langkah yang akan didemonstrasikan sehingga

dapat dikuasai sepenuhnya .

2) Lakukan sendiri langkah tersebut sebelum didemonstrasikan dimuka kelas

3) Catatlah kerangka garis besar yang akan didemonstrasikan sehingga siswa

lebih mudah mengikuti jalannya peragaan

4) Pelaksanaan demonstrasi dengan mengusahakan agar semua siswa dapat

mengikutinya dengan baik

5) Suruh salah satu atau berapa orang siswa untuk mencoba melakukannya.

6) Siswa disuruh merumuskan hasil pengamatan secara lisan atau tertulis

7) Melakukan Tanya jawab mengenai hasil demonstrasi, kesimpulan dan

penjelasannya secara tertulis boleh dalam LKS

8) Kemudian melakukan diskusi dan penjelasan secara lengkap

9) Siswa diberi evaluasi berupa pertanyaan atau mengisi LKS yang telah

disediakan.

Seringkali demonstrasi menghasilkan pertanyaan dari siswa yang kadang-kadang

sudah terjawab melalui demonstrasi tadi,kunci berhasilnya demonstrasi adalah

interakdi guru dan siswa. Dengan melihat dan mendengarkan saja belum tentu

siswa belajar. Melalui interksi antara guru dan siswa dapat mengenal pikiran

siswa dan mengoreksi pikiran siswa yang salah. Waktu demonstrasi siswa

dipaksakan untuk berpikir, misalnya dalam beberapa percobaan guru

memberikan pertanyaan kepada siswa dan siswa menjawabnya..

(29)

17

E. Hukum Newton

Gaya dalam kehidupan sehari-hari sering kita lakukan tapi kadang masih banyak

orang yang belum mengetahui secara jelas apa itu gaya. Gaya didefinisikan sebagai

dorongan atau tarikan. Bila pada benda diterapakan dorongan atau tarikan akibatnya

benda itu akan mengalami perubahan gerak atau yang semula diam menjadi bergerak

dan yang sudah bergerak bisa bergerak lebih cepat lagi. Hubungan gerak dan gaya

bisa kita pelajari dalam Hukum Newton. Gaya merupakan syarat untuk mempelajari

Hukum Newton. Pengalaman kita sehari-hari mengajarkan bahwa benda yang

bergerak cenderung berhenti. Misalnya sebuah buku yang terletak diatas meja kita

dorong dengan kuat kemudian dilepaskan, buku itu hanya bergerak beberapa saa, lalu

berhenti. Demikian halnya dengan benda-benda lain yang ada dipermukaan bumi ini.

Dari pengalaman sehari-hari kita mendapatkan kesan bahwa benda yang bergerak itu

pada umumnya akan berhenti bergerak, kecuali kalau ada dorongan terus. Contoh lain

yaitu pertunjukkan skat es, orang yang main skat dapat meluncur dengan laju tanpa

ada dorongan kecuali dorongan awal. Contoh ini membantah kesan bahwa gerak

suatu benda cenderung berhaenti. Selam tidak ada yang menghambat atu

menghalangi gerak benda cenderung berlanjut. Hal ini dipelajari oleh Isaac Newton

dengan Hukumnya yaitu Hukum I Newton yang sering disebut Hukum Kelembaman

yang berbunyi:

“ Bila resultan gaya yang bekerja pada benda nol, atau tidak ada gaya yang

bekerja pada benda, benda itu diam (tak bergerak) atau akan bergerak

(30)

Sedangkan pada Hukum II Nweton mempelajari tentang pengaruh gaya pada

perubahan kecepatan. Perubahan kecepatan per satuam waktu ini disebut dengan

percepatan. Percepatan yang ditinbulkan oleh sebuah gaya ini berbanding terbalik

dengan massa benda itu. Sehingga Hukum II Newton berbunyi :

“ Percepatan sebuah benda berbanding lurus dengan gaya yang bekerja

pada benda, dan berbanding terbalik dengan massa benda”

secara matematis tertulis : a = m F

atau F=m.a

Satuan gaya =Newton

Satuan massa =kilogram

Satuan percepatan =m/s2

Gaya satu Newton adalah gaya yang dapat memberi percepatan sebesar 1 m/s2

kepada benda yang massanya I Kg.

Sedangkan Hukum III Newton mengemukakan hubungan dua benda yang saling

berinteraksi. Dua benda dikatakan berinteraksi jika tindakan benda yang satu disertai

dengan tindakan benda yang lain terhadap yang satu. Misalnya jika benda A

mengadakan interaksi dengan benda B, pada saat yang sama B juga mengadakan gaya

kepada A dengan gaya yang arahnya berlawanan dengan arah gaya yang diadkan oleh

(31)

19 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 23, 24 dan 30 April 2008 di

SLTPN 1 Pundong

B. Populasi Penelitian dan Sampel Penelitian

1. Populasi penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII SLTPN 1 Pundong,

Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta

2. Sampel penelitian

Sampel dari penelitian ini adalah siswa kelas VIII SLTPN 1 Pundong dengan

jumlah 39 siswa. Seluruh siswa dijadikan sampel.

C. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah termasuk penelitian studi kasus eksperimen

kualitatif dan kuantitatif. Termasuk studi kasus karena meneliti tentang suatu

masalah pada pembelajaran dan hanya berlaku pada objek penelitian ini saja.

Termasuk eksperimen kualitatf karena penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

secara kualitatif mengenai perubahan pemahaman konsep siswa mengenai Hukum

I Newton, Hukum II Newton dan Hukum III Newton dengan melakukan

(32)

penelitian ini ingin mengetahui dengan perhitungan statistik tentang perubahan

konsep siswa mengenai Hukum I Newton, Hukum II Newton, Hukum III Newton

menggunakan metode demonstrasi. Penelitian ini hanya berlaku pada partisipant

penelitian.

D. Ubahan

Ubahan dalam penelitian ini adalah pemahaman siswa mengenai konsep

Hukum I Newton , Hukum II Newton , dan Hukum III Newton .

Yang terdiri atas :

a. Konsep awal siswa tentang Hukum I Newton , Hukum II Newton , dan Hukum

III Newton sebelum mengikuti pembelajaran

b. Konsep akhir siswa tentang Hukum I, II, III Newton setelah mengikuti

pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi

2. Definisi ubahan

a. Konsep awal siswa adalah pemahaman siswa mengenai konsep-konsep yang

berkaitan dengan Hukum I Newton. Hukum II Newton, Hukum III Newton

sebelum mengikuti pembelajaran fisika dengan menggunakan metode

demonstrasi. Data tentang konsep awal siswa ini diperoleh dari pretest yang

dilaksanakan sebelum pembelajaran dan dari peta konsep yang mereka buat.

b. Konsep akhir siswa siswa adalah pemahaman siswa mengenai konsep-konsep

yang berkaitan dengan Hukum I,II,III Newton setelah mengikuti pembelajaran

fisika dengan metode demonstrasi. terjadi pada siswa setelah mengikuti

pembelajaran fisika dengan metode demonstrasi. Untuk memperoleh seberapa

(33)

21

dan konsep akhir setelah pembelajaran, lihat dari hasil pretest dan pos tes.

Pemahaman siswa tentang konsep dilihat dari skor yang diperoleh dari pre tes,

LKS, pembuatan peta konsep dan pos tes pembelajaran fisika dengan metode

demonstrasi.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen untuk melakukan kegiatan pembelajaran meliputi, silabus, rancanan

pembelajaran. Instrumen untuk mengumpulkan data antara lain: 1) Pre test, 2) Post

test.

1. Rancanan Pembelajaran

Rancananan pembelajaran berisi modul pembelajaran yang digunakan. Buku

petunjuk ini juga berisi silabus, RPP, dan ringkasan materi pelajaran dan LKS.

2. Pre test dan Post test

Instrumen ini bertujuan untuk mengetahui pemahaman siswa mengenai

Hukum I Newton, Hukum II Newton, Hukum III Newton sebelum dan

sesudah pembelajaran. Dari jawaban siswa dalam pre tes dan pos tes ini dapat

diketahui perubahan pemahaman siswa.

F. Desain Pembelajaran

Desain dari penelitian ini adalah:

1. Peneliti memberikan informasi tentang topik yang akan dibahas, menjelaskan

panduan pelaksanaan kegiatan supaya siswa dapat mengikuti kegiatan

(34)

2. Pelakasanaan kegiatan.

a. Guru membagikan soal pretest yang berfungai untuk mengetahui konsep

awal siswa.

b. Siswa diminta membuat peta konsep tentang hukum Newton.

c.Pelaksanaan kegiatan pembelajaran dengan demonstrasi dan anak diberi lembar

kegiatan siswa untuk diisi dengan seksama selama mengikuti proses

pembelajaran.

d. Pembelajaran dilakukan dalam tiga kali pertemuan, 6 jam pelajaran.

e. Pada akhir pembelajaran siswa diberi soal postest untuk mengukur tingkat

pemahaman siswa dan diminta membuat peta konsep lagi. Demikian desain

penelitian dapat dilihat dalam diagram alur dibawah ini.

Diagram Alur Desain penelitian

Gambar Peta Konsep

Pelaksanaan Pre Tes

Instrumen pembelajaran Instrumen

pengambilan data

Data

Pelaksanaan Kegiatan Pembelajaran Penyusunan

Instumen

Data Pelaksanaan Post Tes

(35)

23

Keterangan

Pembuatan instrumen terdiri dari dua bagian :

1. Instrumen untuk pembelajaran, yaitu terdiri dari LKS dan Silabus

2. Instrumen untuk pengambilan data, terdiri dari soal-soal pretest dan postest

Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran, ada beberapa kegiatan yang dilakukan

yaitu :

1. Siswa memperhatikan dengan seksama apa yang akan

didemonstrasikan didepan kelas

2. Pelaksanaan kegiatan pembelajaran terbagi dalam beberapa pertemuan

dan menggunakan LKS yang telah tersedia.

3. Peneliti mengajukan permasalahan baik melalui LKS atau lisan.

4. Siswa diminta mengisi LKS dengan urut sesuai langkah yang ada

dalam LKS

5. Setelah selesai demonstrasi, siswa diminta membuat peta konsep, dan

mengisi soal-soal pos tes.

G. Metode Analisis Data

Data sebagai hasil dari penelitian yang terdiri dari soal-aoal pre tes, pos tes, di analisis

secara uantitatf dan kualitatif. Gambar peta konsep, LKS, akan dianalisis secara kualitatif

saja sebagaui tambahan dalam pembahasan. Pertama dimulai dengan mengolah data

secara keseluruhan dan membandingkan hasil pretes dan postesnya,serta membandingkan

gambar peta konsep sebelum di ajar dan sesudah diajar. Hasil dari pretes dan postes akan

(36)

1. Konsep Awal Siswa

a. Analisis Kuantitatif pada pretes

Hasil belajar siswa pada pretes dianalisis menggunakan skor-skor yang telah

ditentukan. Secara kuantitatif jawaban siswa akan di bedakan sebagai berikut :

Kategori A : Jawaban siswa yang benar

Kategori B : Jawaban siswa kurabg lengkap tetapi unsur benatnya cukup

banyak.

Kategori C : Jawaban siswa kurang lengkap tetapi unsur benarnya sedikit.

Kategori D : Jawaban siswa salah.

Kategori A diberi skor 3

Karegori B diberi skor 2

Kategori C diberi skor 1

Kategori D diberi skor 0

Tabel 1: Tabel skor tingkat Pemahaman Siswa pada Pretes

No Soal

(37)

25

b. Analisis kualitatif pada pretes

Hasil jawaban siswa dianailis secara kualitatif berdasarkan jawaban mereka.

Disini peneliti meringkas variasi jawaban siswa.

Tabel 2: Tabel variasi jawaban siswa pada pre tes

(38)

2 Konsep Akhir siswa

a. Analisis kuantitatf pada postes

Hasil belajar siswa pada postes dinyatakan dalam skor. Sama seperti pada

analisis data pretes yaitu berdasarkan skor perolehan.

b. Analisis kualitatf pada pos tes dengan cara mengelompokkan variasi jawaban

siswa dari setiap soal pos tes.

Tabel 3: Tabel skor tingkat Pemahaman Siswa pada Pos Tes

(39)

27

3. Perubahan Konsep Siswa

a. Analisis kuantitatif perubahan pe dengan cara membandingkan hasil pretes

dan mahan konsep siswa disa dilakukan pos tes.

b. Analisis kualitatif perubahan konsep siswa dapat dilihat dari hasil pengerjaan

LKS dan hasil pre tes dan pos tes

Tabel 4: Contoh tabel jumlah jawaban siswa uutuk setiap kategori pada pre tes dan pos

tes

Jumlah Siswa Setiap kategori No

Soal A % B % C % D %

(40)

Tabel 5: Contoh tabel prosentase perubahan konsep

No

Urut

Siswa

Prosentase

Pretes

Prosentase

postes

Prosentase

(41)

29 BAB IV

DATA DAN PEMBAHASAN

A. Pelaksanaan Penelitian dan Data

Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas VIIIF SMP N I Pundong, Kecamatan

Pundong, Kabupatan Bantul, Yogyakarta. Penelitian ini dilakukan pada 23,24,30 April

2008. Penelitian ini dilakukan pada saat jam pelajaran berlangsung. Penelitian ini diawali

dengan sedikit penjelasan tentang praktek pelaksanaan pembelajaran dengan metode

demonstrasi. Siswa diberi pre tes sebelum pembelajaran dimulai. Pretes ini bertujuan

untuk mengetahui pemahaman awal siswa tentang Hukum Newton. Pembelajaran ini juga

dilengkapi dengan LKS sebagai pendukung agar pembelajaran dapat berjalan lancar

adapun hasil kerja dalam LKS saya gunakan sebagai data pendukung saja untuk lebih

mengetahui bagaimana pemahaman siswa pada saat proes pembelajaran. lancar.Dalam

proses pembelajaran ini siswa dapat mengikuti dengan baik walaupun ada beberapa yang

tidak memperhatikan hanya bicara sendiri. Pembelajaran dilakukan sebanyak 3 kali

pertemuan, pada akhir pembelajaran dilakukan pos tes. Dibawah ini hasil dari pre tes dan

pos tesnya dalam bentuk prosentase. Tabel skor perolehan berada dalam lampiran.

Pengolahan data ini menggunakan skor-skor yang telah di tentukan dan bisa dilihat dalam

bab III. Di bawah ini tabel yang menunjukkan banyaknya siswa yang menjawab untuk

setiap kategori pada pre tes.

Tabel 1 Jumlah siswa yang menjawab setiap kategori pada pre tes

Jumlah Jawaban Siswa Setiap kategori No

Soal A % B % C % D %

1 0 0 10 25,6 29 74,4 0 0

2 0 0 22 56,4 16 43,6 1 2,6

(42)

5 2 5,1 20 71,8 17 23,1 0 0

Tabel II Jumlah siswa yang menjawab untuk setiap kategori pada pos tes

Jumlah Siswa Setiap Kategori No

Dari tabel diatas jelas terlihat bahwa untuk setiap soal mengalami perubahan

(43)

31

proses pembelajaran. Setiap soal mengalami peningkatan yang berbeda-beda, seperti

terlihat dalam tabel. Selain itu ada juga tabel yang menunjukkan prosentase perubahan

peningkatan pemahaman konsep secara keseluruhan dapat dilihat dalam tabel dibawah ini.

TABEL III. PROSENTASE POSTES DAN PRETES

(44)

35 52 58 6

36 52 58 6

37 48 58 10

38 50 53 3

39 53 58 5

B. PEMBAHASAN

Pembahasan tentang perubahan konsep dilihat per soal.

Tabel IV. Variasi Jawaban Siswa Pada Saat Pre tes

No

Soal

Konsep Variasi Jawaban

1 Gaya • Gaya adalah kerja

• Gaya adalah disaat kita mengangkat

sesuatu misalnya batu, meja dsb. • Tekanan terhadap sesuatu

2 Hukum I Newton • Ya, karena ada gaya

• Ya karena ada yang mendorong

3 Hukum I Newton • Ya karena ada gaya tarik • Ya Karena dikenai kerja

4 Hukum I Newton • Yang dihalangi akan berhenti yang

tidak di halangi akan bergerak terus. • Mengapa, tidak dijawab.

5 Hukum I Newton • Ya, tanpa alasan • Tidak

(45)

33

• Benda akan bergerak jika didorong

7 Hukum II Newton • Karena ada benda yang menarik • Karena ada massa yang menggandul

• Karena ada beban

8 Hukum II Newton • Ada, alasan tidak di jawab • Ada, gerakannya semakin cepat

• Ada, gerak terus

9 Hukum II Newton • Gerak benda semakin cepat • Gerak benda lama –lama berhenti

10 Hukum II Newton • Semakin besar gaya yang diberikan • Semakin besar gaya yang diberikan

semakin besar pula kecepatannya. • Semakin besar tarikannya semakin

cepat gerak benda.

11 Hukum II Newton • Benda jika diberi gaya akan cepat

gerakannya.

• Benda yang gayanya lebih besar

akan lebih cepat bergerak.

12 Hukum II Newton • 5 kg • 2 kg

• Tidak menjawab

(46)

• 1 N

14 Hukum II Newton • Orang menarik gerobak • Mobil yang bergerak

• Motor yang bergerak

15 Hukum III Newton • Hubungan dua benda yang

bersentuhan

• Hubungan dua benda yang saling

mempengaruhi

16 Hukum III Newton • Karena tembok keras

• Karena ada pukulan dari tangan

• Karena tangan kita ada tulangnya

17 Hukum III Newton • Karena jitakannya terkena tulang

yang keras sehingga sakit

• Karena ada tekanan dari tangan ke

kepala

• Karena ada gaya aksi dan reaksi

18 Hukum III Newton • Berlawanan • Tolak-menolak

19 Hukum III Newton • Gaya akan berlawanan

• Gaya selalu berlawanan dengan

sumber.

(47)

35

benda itu akan memberi gaya yang

besarnya sama dan arahnya

berlawanan

20 Hukum III Newton • Pukulan tembok • Tendangan bola

• Seseorang menjitak

Tabel V. Variasi Jawaban Siswa Pada Saat Pos tes

No

Soal

Konsep Variasi Jawaban

1 Gaya • Gaya adalah dorongan atau tarikan

yang diberikan pada suatu benda • Gaya adalah tarikan atau doromgan

yang menyebabkan benda bergerak

2 Hukum I Newton • Ya, karena gaya yang diberikan

besar

• Ya karena gelas itu tidak memiliki

gaya yang kuat

3 Hukum I Newton • Tidak, karena gaya yang mengenai

gelas kecil jadi gelas tetap diam • Tidak bergerak

(48)

berhenti yang dibiarkan akan

bergerak terus

• Kelereng yang dihalangi akan

berhenti dan yang lain akan bergerak

terus tetapi lama-lama berhenti

karena ada gaya gesekan.

5 Hukum I Newton • Ya, tanpa alasan • Sesuai

6 Hukum I Newton • Jika suatu benda dikenai gaya dan

resultan gayanya dihilangkan maka

benda yang semula diam cenderung

diam yang bergerak lurus beraturan

cenderung bergerak terus

• Bila resultan gaya yang bekerja pada

benda sama dengan nol atau tidak

ada gaya yang bekerja pada benda

itu maka benda itu akan diam atau

bergerak lurus beraturan. • Jika benda bergerak lurus, maka

benda akan tetap bergerak lurus dan

yang berbalik arahnya akan berbalik

arah terus.

(49)

37

diberikan maka percepatannya

semakin besar.

• Karena ada gaya yang bekerja pada

troli yang mengakibatkan troli itu

bergerak.

• Karena semakin besar massanya

semakin besar percepatannya.

8 Hukum II Newton • Ada, semakin cepat gerakannya

karena gaya yang dihasilkan

semakin besar.

• Ada, gerakkannya semakin cepat

karena massanya semakin besar.

9 Hukum II Newton • Iya, saat beban troli belum

ditambah, troli masih bergerak

setelah ditambah gerakannya

semakin lambat dan saat ditambah

ladi lama-lama troli berhenti. • Akan bergerak lebih lambat.

10 Hukum II Newton • Gaya menyebabkan benda diam

menjadi bergerak benda yang

bergerak menjadi diam, gaya

mampu merubah arah benda.

(50)

11 Hukum II Newton • Suatu benda yang diberi gaya akan

mengalami percepatan.

• Jika suatu benda dikenai gaya akan

mengalami percepatan yang

berbanding lurus dengan gayanya

dan berbanding terbalik dengan

massanya. a=F/m

12 Hukum II Newton • 5 kg • 5 kg

• Tidak menjawab

13 Hukum II Newton • 16 N • 1 N

14 Hukum II Newton • Orang menarik gerobak • Mobil yang bergerak

• Motor yang bergerak

15 Hukum III Newton • Hubungan dua benda yang

bersentuhan

• Hubungan dua benda yang saling

mempengaruhi

• Aksi yang diberikan pada benda

akan diberi reaksi dari benda yang

(51)

39

16 Hukum III Newton • Karena tangan memberi gaya besar

terhadap tembok sehingga tembok

memberi gaya yang besar pula

kepada tangan kita.

• Karena gaya aksi yang diberikan

tangan ke tembok besar.

• Karena tembok memberikan gaya

yang sama dengan gaya yang kita

berikan ke tembok.

17 Hukum III Newton • Karena jitakan yang kuat berarti kita

memberi gaya yang kuat pada

kepala maka kepala akan

memberikan gaya yang besar pula

pada tangan kita.

• Karena ada tekanan dari tangan ke

tembok

18 Hukum III Newton • Sama besarnya hanya berlawanan

arah dan merupakan gaya aksi

reaksi.

• Hubungannya gaya yang satu

merupakan aksi dan tembok

memberi gaya reaksi.

(52)

yang besarnya sama benda itu juga

akan memberikan gaya reaksi yang

sama

• Jika suatu benda diberi gaya maka

benda tersebut akan memberikan

gaya yang arahnya berlawanan.

20 Hukum III Newton • Seorang anak yang menghantam

tembok.

• Seorang siswa yang menulis dipapan

tulis.

• Seseorang menjitak

1. Pada Konsep Gaya dan Hukum I Newton

Pada hasil pre tes ditemui berbagai macam jawaban, pada konsep gaya ternyata

siswa masih ada yang menganggap bahwa gaya adalah suatu kerja , berupa mengangkat

sesuatu, dan juga tekanan. Sebenarnya siswa sudah tahu yang dimaksud gaya hanya

belum paham mengungkapkannya. Tetapi pada saat pos tes terjadi perubahan jawaban

menjadi benar yaitu gaya merupakan dorongan atau tarikan. Tetapi ada siswa yang

menjawab bahwa gaya adalah dorongan atau tarukan pada benda yang menyebabkan

benda bergerak, padahal gaya belum tentu membuat benda bergerak.

Pada konsep Hukum I Newton yang meliputi contoh-contoh dalam kehidupan

sehari-hari dan rumusan kalimatnya, dalam hal ini soal no 2 – 5 mengungkapkan tentang

(53)

41

benda akan ikut tertarik, pada pre tes ada anak yang menjawab ya gelas akan ikut

bergerak karena ada gaya atau tarikan, pada soal ini siswa sudah tahu bahwa terbyara

gaya bisa menyebabkan benda bergerak, pada jawaban pos tes siswa sudah bisa

menjawab dengan alasan yang tepat yaitu benda bergerak karena disini gelas memperoleh

gaya yang besar. Walaupun masih ada juga aiawa yang belum bisa mengungkapkan

alasannya tetapi hanya sedikit. Pada soal no 3 juga konsepnya masih sama dengan no 2,

pada pre tes kebanyakan siswa menjawab bahwa gelas yang ditarik cepat tetap akan ikut

bergerak, karena ada gaya. Tetapi setelah melakukan demonstrasi mereka bisa melihat

bahawa gelas yang ditarik cepat tetap akan diam, maka dalam jawaban pos tes mereka

menjawab gelas tetep diam, karena gaya yang bekerja kecil, bahkan mungkin tidak ada,

tetapi masih ada juga yang menjawab tanpa alasan. Pada soal no 4 asih berhubungan

dengan Hukum I Newton, pada soal ini ada contoh dua kasus yang bisa dilihat

bersama-sama yaitu kelereng yang bergerak yang satu dihalangi yang satu tidak, pasa pre tes

semua anak telah menjawab bahwa kelereng yang dihalangi akan berhenti karena ada

tangan yang menghalanginya, tetaapi mereka belum bisa menjelaskan secara baik tentang

alasan kenapa berhenti, baru setelah pembelajaran mereka menjawab bahwa kelereng

yang dihalangi tangan akan berhenti karena dikenai gaya, dan yang satu tetap kan

berjalan dan kemungkinan akan berhenti karena ada gaya gesekan yang bekerja padanya.

Pada saat pre tes siswa belum bisa menyebutkan bunyi Hukum Newton secara baik dalam

bahasa tulis tetapi pada saat pos tes mereka sebagian besat menjawab bunti Hukum I

Newton adalah ’ Jika resultan gaya yang bekerja pada benda sama dengan nol atau tidak

ada gaya yang bekerja pada benda itu maka benda itu akan diam atau yang bergerak lurus

(54)

Jika benda bergerak lurus beraturan maka benda akan tetap bergeraklurus dan yang

berbalik arah akan berbalik arah terus, berarti anak ini belum bisa menyimpuklkan secara

tertulis tentang Hukum I Newton, padahal pada soal diatasnya dia sudah mampu

menjawab. Jadi dilihat dari perubahan jawaban pada pre tes dan pos tes ternyata siswa

mengalami perubahan konsep menjadi lebih baik.

2. Pada Konsep Hukum II Newton

Soal no 7 – 14 berkaitan dengan konsep Hukum II newton, sebuah kereta yang

dihubungkan dengan massa akan bergerak. Pada jawaban pre tes semua siswa menjawab

ya akan bergerak alasannya karena ada yang menarik, ada massa yang menggandul, pada

pamahaman awal siswa belum bisa menjelaskan alasan secara ilmiah daru menurut

pandangan mata meraka, tetapi setelah mereka mengikuti pembelajaran jawabannya akan

beribah yaitu kereta akan bergerak karena ada gaya yang bekerja padanya , kemudian

pada soal no 8 jika massa ditambahi ternyata siawal pembelajaran mereka sudah bisa

menjawab bahwa troli itu akan bergerak lebih cepat, alasannya massanya bertambah,

disini siswa belum bisa menjelaskan hubungan antara massa dan perubahan gerakan

benda, pada jawaban pos tes mereka menjawab perubahan gerak karena ada gaya yang

semakin besar sehingga gereknya semakin cepat. Pada soal no 9 disini jika troli di

tambahi beban sedangkan massa yang menggandul tetap, pada jawaban pre tes siswa

telah menjawab benda akan bergerak lambat, tapi ada juga siswa yang menjawab troli

atau benda bergerak cepat berarti masih ada yang belum jelas sama sekali atau

pemahamnnya masih nol. Tetapi pada jawaban pos tes sudah ada perkembangan yaitu

siswa telah menjawab bahwa troli akan bergerak lebih lambat karena pada troli ada beban

(55)

43

yang tetap sama akan idak bisa menggerakkan troli. Pada soal no 10 siswa sudah cukup

paham buktinya di pre tes sudah bisa menjawab bahwa gaya bisa mempengaruhi gerak

benda , percepatan dan arah benda dan di tegaskan pada jawaban pos tes semakin

sempurna bahwa gaya mempengaruhi percepatan benda, ada benda, bentuk benda. Soal

no 11 menyatakan tentang Hukum II Newton pada saat pre tes siswa mengungkapkan

bahwa benda jika di beri gaya akan cepat gerakannya tetapi pada pos tes suatu benda

yang diberi gaya akan mengalami percepatan. Jika suatu benda dikenai gaya akan

mengalami percepatan yang berbanding lurus dengan gayanya dan berbanding terbalik

dengan massanya a=F/m. Pada soal no 12 dan 13 merupakan soal pemecahan masalh

dimana pada jawaban pre tes masih banyak yang belum bisa karena mereka belum bisa

menyatakan hubungan antara masssa, percepatan ddan gaya jadi jawaban masih banyak

yang terbalik, walaupun ada juga yang sudah benar, tapi pada jawaban pos tes sudah

menunjukkan peningkatan yang cukun bagus karena sebagian besar siswa menjawab

benar. Pada soal no 13 pada saat pre tes juga masih banyak yang salah tetapi pada saat

pos tes sudah cukup bagus peningkatannya. Pada soal no 14 siswa sudah bisa

memberikan beberapa contoh sejak awal, orang menarik gerobak, mobil yang bergerak ,

motor yang bergerak. Pada jawaban pos tes contohnya troli yang diberi beban. Ternyata

setelah pembelajaran siswa mengalami peningkatan pemahaman konsep tentang Hukum

II Newton.

3. Pada Konsep Hukum III Newton

Pada soal no 15 – 20 menyangkut Hukum III Newton, Pada konsep Hukum III

Newton ini tidak pernah lepas dengan hubungan dua benda. Pada soal no 15 siswa sudah

(56)

benda yang saling mempengaruhi inilah yang di sebut interaksi dua benda. Pada jawaban

pos tes siswa sudah mampu mengungkapkan hubungan gaya aksi dan reaksi. Dari

contoh-contoh yang ada dalam soal yaitu mengenai jitakan yang kuat dan lemah kenapa

ada perbedaan hal ini telah mampu dijawab siswa dengan baik pada pos tesnya, walaupun

pada pre tes masih menjawab singkat tanpa alasan yang jelas. Hal ini menunjukkan

bahwa siswa telah mempunyai pemahaman awal tentang Hukum III Newton yaitu sebatas

contoh-contoh saja belum secara teori yang benar. Baru setelah pembelajaran mereka

mampu menjelaskan beberapa contoh permasalahan yang terjadi dalam kehidupan

sehari-hari tentang Hukum III Newton. Pada pre tes siswa menjawab bahwa Hukum III Newton

adalah gaya yang berlawanan tapi pada jawaban pos tes sudah menunjukkan jawaban

yang logis yaitu Jika suatu benda diberi gaya aksi yang besarnya sama benda itu juga

akan memberikan gaya reaksi yang sama .

Jika suatu benda diberi gaya maka benda tersebut akan memberikan gaya yang arahnya

berlawanan. Siswa telah mampu memberi contoh dalam kehidupan sehari-hari tentang

Hukum III Newton.

Analisis secara kuantitatif

1. Soal tentang gaya

Dari table pretes dapat dilihat hasil tes awal. Dalam pretes ada 20 soal dan 1 soal

untuk membuat peta konsep. Secara kuantitatif jelas terlihat pada soal no 1 dan 2

yang menyangkut konsep gaya, para siswa belum ada yang bisa menjawab benar,

baru bias menjawab menurut pengetahuan mereka sendiri. Total skor yang diperoleh

untuk soal no 1 adalah 49 yang berarti anak-anak baru tahu sekitar 41% , pada soal no

(57)

45

Sedangkan setelah melalui proses pembelajaran yang dipandu dengan LKS maka

meningkat untuk soal no 1 menjadi 102 atau 87% yang berarti ada peningkatan

sebesar 46%. Dan untuk soal no 2 menjadi 98 atau 83% berarti mengalami perubahan

sebesar 32 %.

2. Soal Tentang kedudukan benda

Untuk soal no 3 skornya pada tes awal adalah 65 sama dengan 55% dan pada tes

akhir memperoleh skor 109 atau 93%, berarti terjasi peningkatan sebasar 38%. Untuk

soal no 4 pada tes awal memperoleh 63 atau54%, kemudian serelah pembelajaran

berubah menjasi 98 atau 84% maka terjadi perubahan sebesar 30%. Rata-rata

peningkatannya dalam konsep ini adalah 40,6%.

3. Konsep tentang contoh contoh gejala Hukum I Newton

Pada soal no 5 pada tes awal memperoleh skor 69 atau 59% kemudian pad area akhir

mrmperoleh 95 atau 81% berarti terjadi perubahan sebesar 22%.

4. Konsep Tentang Hukum I Newron

Pada soal no 6 ini pada tes awal memperoleh skor 69 berarti 59% pengetahuan

mereka tentang Hukum I Newton 59 %, setelah melalui proses pembelajaran maka

pada tes akhir berubah menjadi 95 atau 81% yang mana berarti ada peningkatan

sebesar 22%.

5. Konsep tentang pengaruh gaya pada gerak suatu benda

Untuk soal no 7 memperoleh skor pada pretes sebesar 68 atau 58 % setelah

mengalami pembelajaran meningkat menjadi 99 atau 84% berarti mengalami

peningkatan sebesar 26% Untuk soal no 8 pasa pre tes memperoleh skor 59 atau

(58)

perubahan sebesar 27,6%. Soal no 9 pada tes awal memperoleh skor 66 atau 56%

setelah proses pembelajaran mengalami kenaikan menjadi 99 atau 85% berarti

mengalami kenaikan sebesar 29%. Soal no 10 merupakan kesimpulan daei soal no

7,8,9 . Soal no 10 pada tes awal memperoleh skor sebesar 64 atau 55% setelah proses

pembelajaran menjadi 98 atau 84% berarti mengalami peningkatan sebesar 30%.

7. Konsep tentang Hukum II Newton secara bahasa tulis dan dalam pemecahan

masalah.

Pada tes awal soal no 11 memperoleh skor 69 atau59% setelah melalui pos tes

pembelajaran mengalami perubahan menjadi 99 atau 85%, berarti mengalami

kenaikan sebesar 26%.Kemudian untuk soal no 12 si tes awal memperoleh skor 59

atau 50,4% kemudian setelah proses pembelajaran menjadi 89 atau 76 %, mengalami

kenaikan sebesar 25,6%. Soal no 13 pasa awal tes memilki skor awal 59 atau 50,4%

kemudian setelah pembelajaran berubah menjadi 96 atau 82% berati mengalami

kenaikan sebesar 31,6%.

Konsep Hukum II Newton dalam kehidupan sehari-hari

Pada soal no 14 disaat tes awal memperoleh skor 64 atau55% kemudian setelah

proses pembelajaran menjadi 99 atau 85%, hal ini jelas menunjukkan adanya

perubahan pemahaman konsep sebesar 30%.

8. Konsep tentang interaksi dua benda

Soal no 15 di gunakan untuk mengukur seberapa jauh pemahaman anak tentang

interaksi antara dua benda, pada tes awal ternyata jawaban seluruh anak mencapai 63

skor atau 54%. Kemudian setelah pembelajaran meningkat menjadi 89 skor atau 76%.

(59)

47

9. Konsep tentang gaya selalu timbul berpasangan atau tidak ada gaya tunggal.

Pada tes awal untuk soal no 16 memperoleh skor 59 atau 50,4% kemudian pada

postes memperoleh skor 93 atau 79% berarti terjadi perubahan sebesar28,6%, untuk

soal no 17 pada pretes memperoleh skor 69 atau59% kemudian pada postes

memperoleh skor sebesar 91 atau78%, berarti terjadi peribahan sebesar 19%.

10.Konsep gaya Aksi Reaksi ( Hukum III Newton )

Pada soal no 18 akan digunakan untuk mengukur tingkat pemahaman konsep tentang

gaya aksi reaksi , soal no 18 pada tes awal memperoleh skor 55 atau47% kemudian

pada tes akhir berubah menjadi 93 atau 79%, jelas bahwa terjadi peningkatan

pemahaman sebesar 30%. Unruk soal no 19 pada pretes memperoleh skor sebesar 56

atau 48% kemudian pada tes akhir memperoleh skor 85 atau 73% maka jelas terlihat

adanya peningkatan sebesar 25%. Pada soal no 20 untuk mengetahui sejauh mana

pemahaman awal siswa tentang konsep Hukum III Newton. Pada pretes memperoleh

skor sebesar 36 atau 31% setelah proses pembelajaran meningkat menjadi 79 atau

67,5% berarti terjadi perubahan sebesar 43%. Cukup banyak juga perubahannya.

Dari hasil penjelasan diatas jelas terlihat bahwa setiap konsep memiliki

pemahaman awal yang berbeda- beda. Demikian juga perubahan pemahaman pada

setiapa konsep juga tidak sama.Pemahamn awal tentang konsep gaya masih bisa

dibilang rendah yaitu hanya 41% pada soal no 1 . Tetapi setelah pembelajaran maka

peningkatannya cukup besar yaitu menjadi 87%. Peningkatan ini bisa dibilang cukup

besar. Pada konsep gaya ini mengalami peningkatan pemahaman konsep sekitar 39%.

Dari hasil penelitian ini jelas terlihat adanya peningkatan pemahaman konsep pada

(60)

yang paling besar terjadi pada konsep Hukum III Newton yaitu sebesar 43% , kedua

konsep kedudukan suatu benda setelah dikenai gaya yaitu sebesar 40,6%, kemudian

konsep gaya yaitu 39%. Yang ke keempat konsep perumusan Hukum III Newton

dalam bahasa tulis dan pemecahan masalahnya yaitu 36,2%. Yang kelima konsep

Hukum II Newton dalam kehidupan sehari-hari perubahannya yaitu 30%. Urutan

keenam adalah konsep pengaruh gaya pada gerak benda yaitu 28,2%. Konsep tentng

contoh Hukum I Newton 22%,

Analisis Data Kuantitattf Per Siswa

NO

ABSEN

PEMBAHASAN

1 Pada konsep gaya yang terdapat pada soal no 1, aiawa ini pada tes awal

sudah menjawabdengan skor 2dan mengalami perubahan pemahaman

pada tes akhir menjadi 3 berarti sudah disa menjawab dengan semourna.

Pada konsep no 2yaitu tentang pengaruh gaya pada kedudukan benda

yang terdapat dalam soal no 2, 3 dan 4 pada tes awal mempeoleh skor

2,3,1 kemusian setelah pembelajaran meningkat menjadi 3,3,2. Dilihat

dari table ternyata enak ini mengalami peningkatan pemahaman konsep.

Pada tes awal memperoleh skor 34 atau 56% maka pada tes akhir

memperoleh 56 atau 93% berarti mengalami peningkatan sebesar 37%.

2 Pada konsep no 1 anak ini sudah menjawab dengan skor 2 dan meningkat

pada postesnya. Anak ini belum tahu sama sekali tentang bunyi Hukum I

Newton Buktinya pada pretes tentnag itu masih memperoleh skor nol.,

(61)

49

keseluruhan anak ini mengalami peningkatan dari skor awal 38 atau 63%

menjadi 96%. Peningkatannya sebesar 33%.

3 Pada konsep gaya anak ini belum begitu memiliki pemahaman yang

bagus, karena pada tes awal hanya memperoleh skor 1, tetapi pada tes

akhir meningkat menjadi 3 berarti dia sudah benar-benar paham tentang

konsep gaya. Pada konsep Hukum II Newton masih sangat rendah

pemahaman awalnya , tetapi setelah pembelajaran anak ini hamper

senpurna pemahamnnya, dia memperoleh skor awalnya 30 dan pada skor

akhir menjadi 58 atau dari 50% menjadi 96% berarti mengalami

peningkatan sebesar 46%.

4 Konsep gaya anak ini sudak cukup bagus tapi belum sempurna. Untuk

beberapa konsep tentang HUkum II Newon juga masih rendah. Setelh

mengalami pembelajaran berhasil meningkat karenadari skor 33 berubah

menjadi 45 atau dari 55% menjadi 75% berarti peningkatannya sebesar

20%

5 Konsep gaya anak ini masih rendah hanya memperoleh skor 1 pada tes

awalnya, kemudian pada konsep pengaruh gaya pada kedudukan benda

yang masih rendah pemahaman awalnya. Konsep bunyi hukum II Newton

juga masih rendah pemahaman awalnya. Konsep bunyio hukum III

Newton juga masih rendah. Setelah proses pembelajaran berhasil

meningkat yaitu dari skor 33 menjadi 47 atau dari 55% menjadi 78%,

berarti mengalami peningkatan sebesar 23%.

Gambar

Gambar Peta Konsep
gambar peta konsep sebelum di ajar dan sesudah diajar. Hasil dari pretes dan postes akan
Tabel 1: Tabel skor tingkat Pemahaman Siswa pada Pretes
Tabel 2: Tabel variasi jawaban siswa pada pre tes
+7

Referensi

Dokumen terkait

perencanaan daerah, studi/dokumen lingkungan yang telah ada, peta rupa bumi, peta geologi, peta tata guna lahan, peta/data kawasan lindung, peta/data kawasan bencana, data iklim

[r]

Kepala sekolah adalah penanggung jawab atas penyelenggaraan pendidikan, administrasi sekolah, pembinaan tenaga pendidik lainnya, pendayagunaan serta pemeliharaan

Namun jika zakat yang dibayar melalui rekening Bank tersebut merupakan dari harta yang syubhat sah diterima apabila pihak Baitul Mal menerimanya, sekalipun zakat itu

Manakala, trend taburan jenis perumahan yang terdapat di bandar Kuala Lumpur juga dilihat adalah tidak konsisten di mana jenis perumahan kondominium dan teres adalah

[r]

Dari unifi- kasi ini kita akan menurunkan persamaan gerak medan fluida yang berinteraksi dengan materi dan medan elektromagnetik dalam limit non-relativistik seperti persamaan

Analisis hubungan antara lama bekerja dengan kejadian dermatitis kontak menunjukan bahwa pekerja yang memiliki lama bekerja ≤ 2 tahun lebih banyak yang terkena dermatitis