SIMULASI UNJUK KERJA FRAME RELAY KE ATM
DAN ATM KE FRAME RELAY
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Memperoleh gelar Sarjana Teknik pada
Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sanata Dharma
Disusun oleh:
HARRI PRASOJO MARTANTYO NIM : 005114034
PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS SAINS & TEKNOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA
PERFORMANCE SIMULATION OF FRAME
RELAY TO ATM AND ATM TO FRAME RELAY
Presented as Partial Fulfillment of the Requirements to Obtain the Sarjana Teknik Degree in
Electrical Engineering Faculty Sanata Dharma University
HARRI PRASOJO MARTANTYO NIM : 005114034
ELECTRICAL ENGINEERING STUDY PROGRAM ELECTRICAL ENGINEERING DEPARTMENT
SAINS AND TECHNOLOGY FACULTY SANATA DHARMA UNIVERSITY
i
SIMULASI UNJUK KERJA FRAME RELAY KE ATM
DAN ATM KE FRAME RELAY
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat Memperoleh gelar Sarjana Teknik pada
Program Studi Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Sanata Dharma
Disusun oleh:
HARRI PRASOJO MARTANTYO NIM : 005114034
PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA
iv
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tugas akhir yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 28 Agustus 2007 Penulis
v
Saat kulewati jalan yang curam,terjal dan penuh rintangan, hati kecil ini seakan berteriak “tak sanggup”, tatapan mata ini seakan kosong hanya meratap jalan yang masih panjang, jiwa ini merasa takut, lemah tak berdaya seakan berputus asa tuk berhenti. Tanpa kusadari ternyata selama ini ada kekuatan yang memberi jalan terang, kekuatan yang membisikan “jalan terus teman, jalanmu masih panjang, jangan menyerah, capailah tujuanmu”. Bisikan itu sungguh menjadi kekuatanku yang menuntun setapak demi setapak setiap langkahku, kekuatan yang memberikan harapan dan semangat tuk menjadi kuat dan tegar menghadapi semua rintangan.
vi
“Bagiku hari esok harus lebih baik dibandingkan dengan hari ini.”
“Jika ingin sukses bunuhlah sifat malasmu.”
“Lebih Baik Gagal Daripada Tidak Pernah Mencoba”
“Jenius adalah 1 % inspirasi dan 99 % keringat. Tidak ada yang dapat menggantikan kerja keras. Keberuntungan adalah sesuatu yang terjadi ketika kesempatan bertemu dengan kesiapan”
“Even though u think u have lose, don't ever lost u'r hope, because it can be a miracle if u believe”
“Life is endless learning ...so keep learning !”
“Don't start anything that you can't finish...!!”
vii
Dalam dunia komunikasi yang semakin maju seperti saat ini, berbagai jaringan komputer telah tercipta yaitu LAN, MAN dan WAN. Di dalam jaringan tersebut telah terjadi perpindahan data untuk saling berkomunikasi. Hal ini juga terjadi dalam unjuk kerja frame relay dan ATM. Frame relay dan ATM memiliki suatu ikatan yangg saling mendukung diantaranya terdapat nilai-nilai PCR, SCR, AR, CIR, Bc dan MBS.
Untuk mempermudah memahami simulasi unjuk kerja frame relay ke ATM dan ATM ke frame relay, maka dibuat suatu perangkat lunak yang menampilkan hasil perhitungan dan grafik dari simulasi ini. Perangkat lunak tersebut dibuat dengan menggunakan bahasa pemograman Visual Basic versi 6.0.
Hasil simulasi berupa grafik dari ATM – Frame Relay dengan output CIR dan grafik dari Frame Relay – ATM dengan output PCR maupun SCR. Frame yang error akan dikirimkan ulang dan jika terjadi kemacetan pada jalur, maka frame akan dibuang.
viii
ABSTRACT
In the world of communications that striding forward nowadays, various computer network already created such as LAN, MAN and WAN. There is data transfer happened inside the network in order to intercommunicate. This thing also showed in the working method of frame relay and ATM. Frame relay and ATM have some kind of bond that support each other which can be found the values of PCR, SCR, AR, CIR, Bc and MBS.
To facilitate the understanding of simulation of frame relay to ATM and ATM to frame relay working method, the software shows the calculation and graph from the simulation. The software uses programming language Visual Basic version 6.0.
The simulation created graph of ATM to Frame Relay with output CIR and Frame Relay to ATM with output PCR and SCR. Frame error will be retransmit and the frame will throw away if there is congestion path.
ix
Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, oleh karena pimpinan dan penyertaan-Nya sehingga penulis dapat meyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “Simulasi Unjuk Kerja Frame Relay Ke ATM Dan ATM Ke Frame Relay”. Tugas Akhir ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana pada jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Dalam penyusunannya, banyak pihak yang telah membantu dan memberikan dukungan pada penulis, oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Bapak A. Bayu Primawan, ST.,M.Eng sebagai pembimbing yang bersedia membagikan ilmu yang dimilikinya dalam membantu proses penyusunan tugas akhir ini.
2. Bapak Martanto, ST, MT, selaku penguji.
3. Ibu Ir. Th. Prima Ari Setiyani, MT, selaku penguji. 4. Bapak Ir. Iswanjono, MT selaku penguji.
5. Bapak, Ibu, Rici yang tidak pernah berhenti memberikan doa, semangat dan dukungannya.
6. Pakdhe, Budhe, Om, Tante dan sodara-sodaraku atas semangat, doa dan dukungannya
7. The Boys: Dirham, Ono, Michael, Ranu, Indra, Wardi, Ronggo, Tomo, Noel, Ronald, Wowok, Dion, Yudha, Kris, Keceng, Andrew.
8. The Girls: Deta, Lisa, Tessy, Dewix, Lucki, Gita, Ferly, Dhita, Benge, Nana, Pingkan, Me-q, Imel, Netha, Putri, Anien, Achied, Ilfa, Riska, Pepi, Thia. 9. Sobat-sobat seperjuangan di Prodi Teknik Elektro 2000: Irwan, Nanto, Ony,
Sigit, Titus, Bram, Agus, Agung, Andi, Eko, Koko, Wahyu, Marcel, Boli, Arnold, Aas, Kim, Joko, David, Andre, Bowo, Wayan, Wiwik, Tari, Eny, Onsha.
x
Semoga Tuhan membalas segala kebaikan yang telah diberikan kepada penulis. Penulis sungguh sangat menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam pembuatan dan penyusunan Tugas Akhir ini, maka dari itu segala saran dan kritik yang bersifat membangun sangat diharapkan penulis.
Yogyakarta, Agustus 2007
xi
Hal
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... iv
HALAMAN PERSEMBAHAN ... v
MOTTO ... vi
INTISARI ... vii
ABSTRACT... viii
KATA PENGANTAR ... ix
DAFTAR ISI ... xi
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR GAMBAR... xv
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah ... 1
1.2. Perumusan masalah... 2
1.3. Batasan masalah ... 2
1.4. Tujuan penelitian... 2
1.5. Manfaat penelitian... 3
1.6. Metodologi penelitian... 3
xii
2.1. Jaringan Komputer... 6
2.1.1. Jenis-Jenis Jaringan Komputer... 6
2.1.2. Topologi Jaringan Komputer... 11
2.2. Internet... ... 14
2.2.1. Tujuan Internet... ... 14
2.2.2. Sejarah Internet... 15
2.3. Intranet... ... 15
2.3.1.Definisi Intranet... 16
2.3.2. Sejarah Intranet... 16
2.4. Repeater... 17
2.5. Bridge... 17
2.6. Router... 17
2.7. ATM (Asynchronous Transfer Mode) ... 18
2.7.1. Hubungan Frame relay dengan ATM... 18
2.7.2. Frame relay /ATM Network Interworking untuk PVCs... 19
2.7.3. Frame relay /ATM Service Interworking untuk PVCs... 19
2.8 Frame Relay... 19
2.8.1. Cara Kerja Frame Relay... 21
2.8.2. Pembuangan Data... 25
xiii
2.8.5. Pembuangan frame yang Disebabkan oleh Kemacetan... 26
2.8.6. Pertumbuhan Jaringan Frame Relay... 28
2.8.7. Standar Frame Relay... 28
2.8.8. Tahapan Rancangan... 29
2.8.9 Perhitungan Rancangan... 32
2.9. Microsoft Visual Basic... 33
2.9.1. Sejarah singkat Visual Basic... 33
2.9.2. Pengenalan Visual Basic 6.0... 33
2.9.3. Dasar Pemograman VB... 35
BAB III ANALISIS dan RANCANGAN SISTEM 3.1. Analisis Sistem... 45
3.2. Kebutuhan Program... 45
3.3. Rancangan Jaringan... 46
3.4. Rancangan Sistem... 48
3.4.1. Layar Utama... 50
3.4.2. Layar ATM ke Frame Relay... 51
3.4.3 Layar Frame Relay ke ATM... 53
3.4.4 Layar Deteksi dan Pengiriman Ulang... 55
BAB IV IMPLEMENTASI dan HASIL PROGRAM 4.1. Implementasi Program... 57
4.1.1. Layar Menu Utama... 57
xiv
4.1.4. Layar Deteksi dan Pengiriman Ulang... 66
4.2 Hasil Program... 67
4.2.1. ATM – FR... 67
4.2.2. FR – ATM... 69
4.2.3. Layar Deteksi dan Pengiriman Ulang... ... 77
BAB V KESIMPULAN dan SARAN 5.1. Kesimpulan……….. 83
5.2. Saran... 84
DAFTAR PUSTAKA... 85
LAMPIRAN... 86
DAFTAR TABEL
Hal Tabel 2-1. Bagian-bagian Visual Basic 6…………... 34Tabel 2-2. Variabel dan Konstanta ………... 36
Tabel 2-3. Operator ………... 39
Tabel 2-4. Logika ………... 39
Tabel 4-1. SCR dengan CIR... 68
Tabel 4-2. AR dengan PCR... 70
Tabel 4-3. CIR dengan SCR... 72
xv
Hal
Gambar 2-1. Skema Jaringan Local Area Network (LAN) ... 7
Gambar 2-2. Skema Jaringan Metropolitan Area Network (MAN) .... 8
Gambar 2-3. Skema Jaringan Wide Area Network …………... 9
Gambar 2-4. Topologi BUS……...……...……... 11
Gambar 2-5. Topologi Token Ring ………... 12
Gambar 2-6. Topologi STAR ………... 13
Gambar 2-7. Frame relay/ATM Network Interworking……... 19
Gambar 2-8. Frame relay/ATM Service Interworking……... 19
Gambar 2-9. Struktur dasar frame……... 21
Gambar 2-10. Perbandingan X.25 dengan Frame Relay……... 24
Gambar 2-11. Visual Basic 6……... 34
Gambar 2-12. Perintah If Then Else……... 40
Gambar 2-13. Perintah If……... 41
Gambar 2-14. Perintah Select Case ……... 41
Gambar 2-15. Perintah For Next ……... 42
Gambar 2-16. Perintah Do While Loop ……... 44
Gambar 2-17. Perintah Do Loop While……... 44
Gambar 3-1. Frame relay to ATM service Interworking……... 46
Gambar 3-2. Diagram Alir Program……... 49
Gambar 3-3. Rancangan tampilan layar utama……... 50
Gambar 3-4. Rancangan tampilan layar ATM ke Frame Relay……... 51
Gambar 3-5. Rancangan tampilan layar Frame Relay ke ATM…….. 53
Gambar 3-6. Rancangan tampilan Kesalahan bit... 55
Gambar 3-7. Rancangan tampilan Kemacetan jalur... 56
Gambar 4-1. Tampilan Menu Utama……... 57
Gambar 4-2. Tampilan Layar ATM – Frame Relay……... 59
Gambar 4-3. Tampilan Pesan Salah Untuk Input SCR Kelipatan 8... 60
xvi
Gambar 4-7. Tampilan Pesan Salah Untuk Input Bc Kelipatan 8... 63
Gambar 4-8. Tampilan Pesan Salah Untuk Input CIR Kelipatan 8... 63
Gambar 4-9. Tampilan Pesan Salah Untuk Input n Kosong... 64
Gambar 4-10. Tampilan Pesan Salah Untuk Input AR Kosong... 64
Gambar 4-11. Tampilan Pesan Salah Untuk Input Bc Kosong... 64
Gambar 4-12. Tampilan Pesan Salah Untuk Input CIR Kosong... 65
Gambar 4-13. Tampilan Deteksi dan Koreksi Error... 67
Gambar 4-14. Tampilan simulasi SCR dengan CIR... 69
Gambar 4-15. Tampilan simulasi AR dengan PCR... 71
Gambar 4-16. Tampilan simulasi CIR dengan SCR... 73
Gambar 4-17. Tampilan simulasi n dengan PCR... 75
Gambar 4-18. Tampilan simulasi n dengan SCR... 76
Gambar 4-19. Tampilan simulasi tanpa derau... 77
Gambar 4-20. Tampilan simulasi dengan derau... 78
Gambar 4-21. Tampilan simulasi router A menuju E... 79
Gambar 4-22. Tampilan simulasi router B menuju C... 80
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Perkembangan Teknologi Informasi yang meliputi bidang software dan hardware berdampak pada bidang jaringan komputer (computer network) yang berkembang pesat. Hal ini juga berdampak pada perkembangan Internet. Awalnya user hanya dapat saling bertukar teks dan gambar, namun setelah digunakan protokol TCP/IP (Transmission Control Protocol / Internet Protocol) sebagai protokol global Internet, maka Internet terus berkembang melalui aplikasi-aplikasi berbasis web, misalnya WWW (World Wide Web), FTP (File Transfer Protocol), e-mail, Gopher, Telnet dan aplikasi-aplikasi lain yang berbasis multimedia.
Proses pentransferan suatu file diantara dua komputer haruslah ada suatu jalur data (data path) antara dua komputer tersebut. Setelah itu dilakukan pembangunan koneksi (Connection establishment) dan penghentian koneksi (Connection termination) diantara dua komputer. Saat ini beberapa perusahaan atau institusi membangun jaringan LAN (Local Area Network) untuk mengakses Internet disamping untuk keperluan kegiatan usaha atau bisnis mereka. Akses Internet ini diperlukan guna memperoleh informasi dari departemen-departemen dalam lingkungan perusahaannya secara langsung. Agar informasi dapat diakses secara praktis dan efisien maka sistem informasi berbasis aplikasi internet salah satu solusi yang tepat.
bahwa, perusahaan-perusahaan besar tidak membutuhkan koneksi ATM kecepatan tinggi yang menyebar ke kantor-kantor cabang mereka. Di sinilah layanan antarkerja memberikan solusi terbaik dari kedua masalah tersebut; Frame Relay kecepatan rendah dan hemat biaya ke kantor-kantor cabang, dengan akses ATM kecepatan tinggi ke lokasi kantor pusat. Dengan visualisasi maka dapat diketahui cara kerja frame relay dengan ATM. Maka tugas akhir ini diberi judul Simulasi Unjuk Kerja Frame Relay Ke ATM (Asynchronous Transfer Mode) Dan ATM Ke Frame Relay (Asynchronous Transfer Mode).
1.2
Perumusan Masalah
Dalam penelitian tugas akhir ini yang menjadi ide dasar pemikiran utama adalah simulasi cara kerja antara frame relay dengan ATM. Dalam penstransmisian data antar node, dapat kita ketahui besarnya kecepatan transfer data dan apabila terjadi error dapat segera dikoreksi agar data yang dikirimkan tidak salah saat penerimaan berlangsung.
1.3
Batasan Masalah
Spesifikasi Simulasi Unjuk Kerja Frame Relay Ke ATM Dan ATM Ke Frame Relay ini dibatasi pada:
1. Kecepatan transfer antar node pada jaringan komputer. 2. Deteksi dan pengiriman ulang pada saat transfer data. 3. Visual Basic versi 6.0
1.4
Tujuan Penelitian
Tujuan dari tugas akhir ini secara garis besar adalah sebagai berikut: 1. Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar sarjana teknik pada program
studi teknik elektro, fakultas teknik USD.
3. Merealisasikan hasil yang ada dari ide pemikiran dan kemudian bisa menuangkan dalam bentuk perangkat-lunak sehingga dapat memahami dan mengetahui aplikasi frame relay pada jaringan ATM (Asynchronous Transfer Mode).
1.5
Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini diantaranya yaitu:
1. Perangkat lunak ini di manfaatkan untuk mengetahui unjuk kerja frame relay pada jaringan ATM (Asynchronous Transfer Mode).
2. Hasil penelitiaan ini bisa dikembangkan untuk berbagai macam jaringan komputer lainnnya.
1.6
Metodelogi Penelitian
Dalam penyusunan skripsi dan pembuatan perangkat-lunak, dipakai beberapa metode untuk mencari informasi yang diperlukan, yaitu:
1. Metode studi literatur
Mendapatkan dan mengumpulkan literatur-literatur yang berkaitan dengan permasalahan yang dikerjakan, yaitu ATM, frame relay dan Visual Basic melalui buku-buku dan media informasi lainnnya.
2. Metode studi lapangan
Melihat dan mempelajari masalah yang ada, mengunjungi perpustakaan kampus maupun pencarian data-data tambahan melalui sumber-sumber informasi yang tertulis. Selain itu, dilakukan kosultasi untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi saat pembuatan perangkat-lunak maupun hal-hal yang berkaitan dengan jaringan komputer.
3. Metode pengembangan sistem
Penerapan tahapan-tahapan rekayasa perangkat-lunak yang baik, sebagai berikut:
a. Perencanaan sistem
b. Analisis sistem
Pada tahap ini akan dilakukan analisis sistem tentang kebutuhan-kebutuhan sistem, studi terhadap masalah, serta mendapatkan solusi dari masalah yang sedang dihadapi.
c. Desain sistem
Setelah dilakukan analisis sistem, selanjutnya akan dilakukan pembuatan desain sistem yang akan dibuat, untuk program bantu interaktif yang akan dibuat.
d. Seleksi sistem
Setelah tahap desain sistem, dilakukan seleksi sistem untuk menentukan perangkat-lunak yang akan digunakan untuk membangun sebuah program bantu interaktif yang sederhana. e. Implementasi sistem
Setelah tahap seleksi sistem, dilakukan permograman untuk membangun sistem program bantu interaktif untuk simulasi frame relay pada ATM sesuai dengan yang telah dirancang.
1.7
Sistematika Penulisan Laporan
Secara garis besar sistematika penulisan laporan tugas akhir mengenai “Performance Simulation Of Frame Relay To ATM And ATM To Frame Relay” atau “Simulasi Unjuk Kerja Frame Relay Ke ATM Dan ATM Ke Frame Relay” adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi dekripsi mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, metodologi penelitian dan sistematika penulisan laporan.
BAB II DASAR TEORI
BAB III ANALISIS dan RANCANGAN PROGRAM
Bab ini berisi deskripsi mengenai analis dan rancangan sistem yang dibuat.
BAB IV IMPLEMENTASI DAN HASIL PROGRAM
Bab ini membahas tentang pengamatan, pengujian, pengambilan data dan pembahasan dari proses kerja program dan tampilannya.
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini berisi kesimpulan dan saran mengenai “Simulasi Unjuk Kerja Frame Relay Ke ATM Dan ATM Ke Frame Relay”.
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
DASAR TEORI
2.1
Jaringan Komputer
Meluasnya penggunaan jaringa komputer merupakan motor bagi
perkembangan teknologi internet terbaru ini (Internet). Jaringan komputer
adalah sebuah kumpulan komputer, printer dan peralatan lainnya yang
terhubung dalam satu kesatuan. Informasi dan data bergerak melalui kabel-kabel
atau tanpa kabel sehingga memungkinkan pengguna jaringan komputer dapat
saling bertukar dokumen dan data, mencetak pada printer yang sama dan
bersama-sama menggunakan hardware/software yang terhubung dengan
jaringan. Setiap komputer, printer atau periferal yang terhubung dengan jaringan
disebut node. Sebuah jaringan komputer dapat memiliki dua, puluhan, ribuan
atau bahkan jutaan node.
2.1.1 Jenis-Jenis Jaringan Komputer
Secara umum jaringan komputer dibagi atas lima jenis (Frank, J and Derfler, Jr,
1992), yaitu ;
1. Local Area Network (LAN)
Jaringan LAN adalah jaringan yang menghubungkan beberapa
komputer dalam suatu local area (biasanya dalam satu gedung atau antar
gedung). Biasanya digunakan di dalam rumah, perkantoran, perindustrian,
universitas atau akademik, rumah sakit dan daerah yang sejenis. LAN
mempunyai ukuran yang terbatas, yang berarti bahwa waktu transmisi pada
keadaan terburuknya terbatas dan dapat diketahui sebelumnya. Dengan
mengetahui keterbatasnnya, menyebabkan adanya kemungkinan untuk
menggunakan jenis desain tertentu. Hal ini juga memudahkan manajemen
jaringan.
LAN seringkali menggunakan teknologi transmisi kabel tunggal. LAN
tradisional beroperasi pada kecepatan mulai 10 sampai 100 Mbps (mega
kesalahan yang kecil. LAN-LAN modern dapat beroperasi pada kecepatan
yang lebih tinggi, sampai ratusan megabit/detik.
Gambar 2-1. Skema Jaringan Local Area Network (LAN)
Sistem LAN yang sering digunakan adalah system Ethernet yang
dikembangkan oleh perusahaan Xerox. Penggunaan titik koneksi (titik
koneksi) intermediate (sepert repeater, bridge, dan switch) memungkinkan
LAN terkoneksi membentuk jaringan yang lebih luas. LAN juga dapat
terkoneksi ke LAN, WAN (Wide Area Network), atau MAN (Metropolitan
Area Network) lain menggunakan router.
Secara garis besar, LAN adalah sebuah jaringan komunikasi antar komputer
yang:
a. Bersifat lokal
b. Dikontrol oleh suatu kekuasaan administrative
c. Pengguna dalam sebuah LAN dianggap dapat dipercaya
d. Biasanya mempunyai kecepatan yang tinggi dan data dalam semua
komputer selalu di sharing
Dan keuntungan menggunakan LAN adalah:
a. Akses data antar komputer berlangsung cepat dan mudah.
b. Dapat menghubungkan banyak komputer.
c. Dapat terkoneksi ke Internet
Workstation
Workstation
Workstation Workstation
IBM Compatible
d. Back up data berlangsung lebih mudah dan cepat.
2. Metropolitan Area Network (MAN)
Metropolitan Area Network (MAN) pada dasarnya merupakan versi
LAN yang berukuran lebih besar dan biasanya memakai teknologi yang sama
dengan LAN. MAN merupakan pilihan untuk membangun jaringan komputer
antar kantor dalam suatu kota. MAN dapat mencakup perusahaan yang
memiliki kantor-kantor yang letaknya sangat berdekatan dan MAN mampu
menunjang data dan suara, bahkan bias disambungkan dengan jaringan televisi
kabel. Jaringan ini memiliki jarak dengan radius 10-50 km. Didalam jaringan
MAN hanya memiliki satu atau dua buah kabel yang fungsinya untuk
mengatur paket data melalui kabel output.
Namun ada alasan utama untuk memisahkan MAN sebagai kategori
khusus adalah telah ditentukannya standart untuk MAN, dan standart ini
sekarang sedang diimplementasikan. Standart tersebut disebut DQDB
(Distributed Queue Dual Bus) atau 802.6 menurut standart IEEE. DQDB
terdiri dari dua buah kabel unidirectional yang menghubungkan semua
komputer.
Gambar 2-2. Skema Jaringan Metropolitan Area Network (MAN)
3. Wide Area Network (WAN)
Wide Area Network (WAN) adalah sebuah jaringan yang memiliki
jarak yang sangat luas, karena radiusnya mencakup sebuah negara dan benua.
Workstation Workstation
Workstation
Workstation Workstation
Workstation
Workstation Workstation
Pada sebagian besar WAN, komponen yang dipakai dalam berkomunikasi
biasanya terdiri dari dua komponen, yaitu kabel transmisi dan elemen
switching. Kabel transmisi berfungsi untuk memindahkan bit-bit dari suau
komputer ke komputer lainnya, sedangkan elemen switching disini adalah
sebuah komputer khusus yang digunakan untuk menghubungkan dua buah
kabel transmisi atau lebih. Saat data yang dikirimkan sampai ke kabel
penerima, elemen switching harus memilih kabel pengirim untuk meneruskan
paket-paket data tersebut.
Pada sebagian besar WAN, jaringan terdiri dari sejumlah banyak kabel
atau saluran telepon yang menghubungkan sepasang router. Bila dua router
yang tidak menggunakan kabel yang sama akan melakukan komunikasi, maka
keduanya harus berkomunikasi secara tidak langsung melalui router. Paket
data yang dikirimkan dari router yang satu ke router yang lainnya akan
melalui router perantara. Setelah diterima dalam kondisi yang lengkap maka
paket ini disimpan sampai saluran untuk output dalam kondisi yang bebas baru
paket data akan diteruskan.
Gambar 2-3. Skema Jaringan Wide Area Network
Kecepatan transmisinya beragam dari 2Mbps, 34 Mbps, 45 Mbps, 155
Mbps, sampai 625 Mbps (atau kadang-kadang lebih). Faktor khusus yang
Workstation Workstation Workstation
Workstation
Workstation Workstation Workstation Workstation Workstation
MAN Workstation Workstation
WAN
Workstation
mempengaruhi desain dan performance-nya terletak pada siklus komunikasi,
seperti jaringan telepon, satelit atau komunikasi pembawa lain yang disewa.
Ciri dari jaringan WAN adalah adanya penekanan pada fasilitas
transmisi sehingga komunikasi dapat berjalan effisien. Sangatlah penting
untuk mengontrol jumlah lalu lintas data dan mencegah delay yang berlebihan
karena topologi WAN lebih komplek.
Banyak jaringan WAN yang telah dibangun seperti jaringan publik,
jaringan korporasi yang besar, jaringan militer, jaringan perbankan, jaringan
perdagangan online dan jaringan pemesanan jasa angkutan.
4. Internet
Sebenarnya terdapat banyak jaringan didunia ini, seringkali
menggunakan perangkat keras dan perangkat lunak yang berbeda-beda . Orang
yang terhubung ke jaringan sering berharap untuk bisa berkomunikasi dengan
orang lain yang terhubung ke jaringan lainnya. Keinginan seperti ini
memerlukan hubungan antar jaringan yang seringkali tidak kompatibel dan
berbeda. Biasanya untuk melakukan hal ini diperlukan sebuah mesin yang
disebut gateway guna melakukan hubungan dan melaksanakan terjemahan
yang diperlukan, baik perangkat keras maupun perangkat lunaknya. Kumpulan
jaringan yang terinterkoneksi inilah yang disebut dengan internet.
5. Jaringan Tanpa Kabel
Jaringan tanpa kabel merupakan suatu solusi terhadap komukasi yang
tidak bisa dilakukan dengan jaringan yang menggunakan kabel. Misalnya
orang yang ingin mendapat informasi atau melakukan komunikasi walaupun
sedang berada diatas mobil atau pesawat terbang, maka mutlak jaringan tanpa
kabel diperlukan karena koneksi kabel tidaklah mungkin dibuat di dalam
mobil atau pesawat. Saat ini jaringan tanpa kabel sudah marak digunakan
dengan memanfaatkan jasa satelit dan mampu memberikan kecepatan akses
2.1.2 Topologi Jaringan Komputer
Topologi adalah suatu cara menghubungkan komputer yang satu dengan
komputer lainnya sehingga membentuk jaringan (Frank, J and Derfler, Jr, 1992).
Cara yang saat ini banyak digunakan adalah bus, token-ring, star dan
peer-to-peer network. Masing-masing topologi ini mempunyai ciri khas, dengan
kelebihan dan kekurangannya sendiri.
1. Topologi BUS
Keuntungan
a. Hemat kabel.
b. Layout kabel sederhana.
c. Mudah dikembangkan.
Kerugian
a. Deteksi dan isolasi kesalahan sangat kecil.
b. Kepadatan lalu lintas.
c. Bila salah satu client rusak, maka jaringan tidak bisa
berfungsi.
d. Diperlukan repeater untuk jarak jauh.
Gambar 2-4. Topologi BUS
2. Topologi TokenRING
Metode token-ring (sering disebut ring saja) adalah cara menghubungkan
komputer sehingga berbentuk ring (Frank, J and Derfler, Jr, 1992). Setiap
simpul mempunyai tingkatan yang sama. Jaringan akan disebut sebagai loop,
PC PC
Server
PC PC PC
data dikirimkan kesetiap simpul dan setiap informasi yang diterima simpul
diperiksa alamatnya apakah data itu untuknya atau bukan.
Keuntungan
a. Hemat Kabel.
Kerugian
a. Peka kesalahan.
b. Pengembangan jaringan lebih kaku.
Gambar 2-5. Topologi Token Ring
3. Topologi STAR
Kontrol terpusat, semua link harus melewati pusat yang menyalurkan
data tersebut kesemua simpul atau client yang dipilihnya. Simpul pusat
dinamakan stasium primer atau server dan lainnya dinamakan stasiun sekunder
atau client server. Setelah hubungan jaringan dimulai oleh server maka setiap
client server sewaktu-waktu dapat menggunakan hubungan jaringan tersebut
tanpa menunggu perintah dari server.
Server PC
PC
PC
PC
PC
PC PC
Keuntungan
a. Paling fleksibel.
b. Pemasangan/perubahan stasiun sangat mudah dan tidak
mengganggu bagian jaringan lain.
c. Kontrol terpusat.
d. Kemudahan deteksi dan isolasi kesalahan/kerusakan.
e. Kemudahaan pengelolaan jaringan.
Kerugian
a. Boros kabel.
b. Perlu penanganan khusus.
c. Kontrol terpusat (HUB) jadi elemen kritis.
Gambar 2-6. Topologi STAR
2.1.3 Manfaat Jaringan Komputer
a. Resource Sharing, dapat menggunakan sumberdaya yang ada secara bersamasama. Misal seorang pengguna yang berada 100
km jauhnya dari suatu data, tidak mendapatkan kesulitan dalam
menggunakan data tersebut, seolah-olah data tersebut berada
Server PC
PC
PC
PC
PC
PC PC
didekatnya. Hal ini sering diartikan bahwa jaringan komputer
mangatasi masalah jarak.
b. Reliabilitas tinggi, dengan jaringan komputer kita akan mendapatkan reliabilitas yang tinggi dengan memiliki
sumber-sumber alternatif persediaan. Misalnya, semua file dapat
disimpan atau dicopy ke dua, tiga atu lebih komputer yang
terkoneksi kejaringan. Sehingga bila salah satu mesin rusak,
maka salinan di mesin yang lain bisa digunakan.
c. Menghemat uang. Komputer berukutan kecil mempunyai rasio harga/kinerja yang lebih baik dibandingkan dengan komputer
yang besar. Komputer besar seperti mainframe memiliki
kecapatan kira-kira sepuluh kali lipat kecepatan komputer
kecil/pribadi. Akan tetap, harga mainframe seribu kali lebih
mahal dari komputer pribadi. Ketidakseimbangan rasio
harga/kinerja dan kecepatan inilah membuat para perancang
sistem untuk membangun sistem yang terdiri dari
komputer-komputer pribadi.
2.2 Internet
Internet bukanlah satu fenomena baru. Jaringan ini dikembangkan oleh beberapa komputer mainframe yang di hubungkan bersama-sama dalam tahun
1960an sebagai proyek Agensi Projek Penyelidikan Termaju (ARPA) oleh
Departemen Pertahanan Amerika Serikat (USA). Pada peringkat permulaan,
ARPA menghubungkan empat komputer kerangka utama yang terletak di
Stanford Research Institute, University of California di Los Angeles, University
of California di Santa Barbara dan University of Utah.
2.2.1 Tujuan Internet
Tujuan awal dari pembentukan jaringan ini adalah untuk menghasilkan
satu jaringan yang membolehkan proses pemindahan, pengambilan data yang
terhubung diantara komputer satu dengan kamputer lain yang terletak di
tempat-tempat yang berbeda melalui beberapa jalur komunikasi yang berlainan (Tretter,
2.2.2 Sejarah Internet
Keadaan hubungan aliran komunikasi yang berulangan ini memang
dibuat sedemikian rupa supaya proses pemindahan data tidak terganggu
seandainya ada peperangan dll. Karena itu, fungsi komputer dibuat bentuk
dalam kondisi tidak terpusat supaya tidak ada satu bagian atau kawasan khusus
yang dimusnahkan ketika keadaan sedang perang, sehingga apabila salah satu
pusat pengendali Komputer hancur tidak akan menghancurkan sistem komputer
yang lain.
Dalam tahun-tahun berikutnya berbagai macam jaringan komputer
dihubungkan kepada ARPANET dan keseluruhan jaringan tersebut membentuk
internet. Inilah cikal bakal terbentuknya internet. Semenjak pertengahan
1980-an, satu negara bagian di Amerika Serikat yang dinamakan National Science
Foundation (NSF), dan negara bagian lain di Amerika Serikat diberi kuasa
untuk mengembangkan jaringan internet. Pada masa awal perkembangan
Internet, jaringan internet ini tidak dikembangan untuk keperluan komersial,
tetapi lebih dititik beratkan pada bidang scince, milliter. Ini disebabkan karena
pembangunan dan pembiayaan infrastuktur Internet tersbut dibiayai oleh
National Science Foundation (NSF).
2.3 Intranet
Manusia tidak lagi dibatasi wilayah perbatasan negara, laut, ruang dan
waktu. Mereka dapat berkomunikasi kapan saja dimana saja. Apalagi saat ini
sedang dikembangkan Internet tanpa kabel (wireless internet) yang mana
pengguna dapat mengakses Internet atau log on kapan saja di mana saja (Tretter,
M, 1996). Namun saat ini pengakses Internet dengan kabel masih lebih baik.
Baik perusahaan atau institusi besar atau kecil lebih banyak menggunakan kabel
karena kecepatan yang relatif cukup tinggi dan biaya yang lebih murah. Saat ini
beberapa perusahaan atau institusi membangun jaringan LAN (Local Area
Network) untuk mengakses Internet di samping untuk keperluan kegiatan usaha
atau bisnis mereka. Akses Intenet ini diperlukan guna memperoleh informasi
dari luar. Namun ada pula beberapa pimpinan perusahaan yang menginginkan
secara langsung. Agar informasi dapat diakses secara praktis dan efisien maka
Pemakaian Internet yang memiliki lingkup dalam perusahaan atau lingkup kecil
disebut Intranet.
2.3.1 Definisi Intranet
Intranet memiliki beberapa definisi. Namun secara prinsip adalah sama.
Definisi mengenai intranet antara lain dilihat dari sudut pandang secara teknis
dan organisatoris. Secara teknis, intranet adalah suatu lingkungan yang
heterogen, yang bergfungsi menghubungkan platform hardware, sistem operasi
dan antarmuka pengguna yang berbeda untuk berkomunikasi, bekerja sama,
bertransaksi dan berinovasi secara transparan. Sedangkan secara organisatoris,
intranet suatu pengembangan organisasi, kemampuan mengintegrasikan sumber
daya manusia, proses-proses, prosedur dan prinsip untuk membentuk kebiasaan
kereatif dan cerdas yang diberikan untuk mengimplementasikan efektivitas
organisasi secara total.
2.3.2 Sejarah Intranet
Istilah intranet tidak ada yang pasti mulai kapan digunakan. Beberapa
orang mengklaim intranet adalah pengembagnan jaringan client / server
berbasiskan teknologi web. Kata IntraNet digunakan pada awal 1994 oleh Dr.
Steven Tellen di Amdahl. Pada tulisan paper, ia menulis metodologi IntraNet
yang ditempatkan di internet internal Amdahl dan kemudian ditmpatkan pada
situs Internet Amdahl. Publikasi di surat kabar pertama kali ditemukan pada
artikel Stephen Lawton dalam Intranet pada Digital News and Review pada
bulan April 1995. Pada artikelnya, dia mendiskusikan perusahaan Fortune 100
yang memposting halaman web dan menginstall server telnet dan ftp. Pelopor
pemakaian Intranet antara lain Boeing, Schlumberg Ltd., Weyerhaeuser Corp.,
Sun Microsystem dan Digital Equipment Corp. Keuntungan diperlihatkan
sepertui biaya setup yang rendah, kemudahan penulisan HTML dan dapat
mengakses berbagai jenis dokumen on-line seperti peraturan tata tertib pegawai,
bahan penelitian dan home page perorangan.
Intranet sendiri dipopulerkan oleh Netscape. Ketika Netscape memulai
strategi bisnis mereka sekitar pelayanan intranet, kata intranet dimasukkan ke
mengimplementasikan Intranet mengingat dapat memberikan nilai tambah.
Intranet juga memberikan keuntungan dalam memasuki abad ke-21 atau abad
ekonomi digital.
2.4 Repeater
Fasilitas paling sederhana dalam jaringan komputer adalah repeater.
Fungsi utama repeater adalah menerima sinyal dari satu segmen kabel LAN dan
memancarkan kembali dengan kekuatan yang sama dengan sinyal asli pada
segmen kabel LAN yang lain. Dengan adanya repeater ini, jarak antara dua
jaringan komputer bisa diperjauh.
2.5 Bridge
Sebuah bridge juga meneruskan paket dari satu segmen LAN ke segmen
lain, tetapi bridge lebih fleksibel dan lebih cerdas dibandingkan repeater. Bridge
bekerja dengan meneruskan paket ethernet dari satu jaringan ke jaringan lain.
Tiap kartu ethernet memiliki alamat ethernet yang unik. Beberapa bridge
mempelajari alamat ethernet setiap device yang terhubung dengannya dan
mengatur alur frame berdasarkan alamat tersebut.
Bridge dapat menghubungkan jaringan yang menggunakan metode
transmisi berbeda dan/atau medium access control yang berbeda. Misalnya,
bridge dapat menghubungkan ethernet baseband dengan ethernet broadband.
Bridge munkgin juga menghubungkan LAN ethernet dengan LAN token ring,
untuk fungsi ini, bridge harus mampu mengatasi perbedaan format paket setiap
frame di atas. Bridge mampu memisahkan sebagian trafik karena
mengimplementasikan mekanisme pemfilteran frame. Mekanisme yang
digunakan di bridge dan kemudian di-forward ke workstation pada LAN lain.
Walaupun demikian, broadcast traffic yang dibangkitkan dalam LAN tidak
dapat difilter oleh bridge.
2.6 Router
Router memiliki kemampuan melewatkan paket IP dari satu jaringan ke
Router-router yang saling terhubung dalam jaringan internet turut serta dalam sebuah
algoritma routing terdistribusi untuk menentukan jalur terbaik yang dilalui paket
IP dari satu sistem ke sistem lain. Router dapat digunakan untuk
menghubungkan sejumlah LAN sehingga lalu lintas yang dibangkitkan oleh
suatu LAN terisolasikan dengan baik dari lalu lintas yang dibangkitkan oleh
LAN yang lain. Jika dua atau lebih LAN terhubung dengan router, setiap LAN
dianggap sebagai subnetwork yang berbeda. Mirip dengan bridge, router dapat
menghubungkan network interface yang berbeda. Router yang umum dipakai
terdiri atas dua jenis, yaitu router dedicated (buatan pabrik, misal Cisco,
Baynetwork) dan PC router. PC dapat difungsikan sebagai router sepanjang ia
memiliki lebih dari satu interface jaringan, mampu memforward paket IP, serta
menjalankan program untuk mengatur routing paket.
2.7 ATM (
Asynchronous Transfer Mode)
ATM adalah protokol pertukaran paket (packet-switching) standar
untuk mentransmisikan dan menerima data menggunakan sel 54 byte (setiap sel
terdiri dari 5 byte header alamat dan 48 byte data) yang seragam (Bahner, T,
1998). Sel yang telah distandarisasi dapat diproses melalui switch ATM digital
dengan sangat cepat, yang memungkinkan kecepatan transmisi data sampai 600
Mbps. ATM dirancang untuk mendukung layanan yang beragam, termasuk
suara, grafik, data, dan video bergerak. ATM juga memungkinkan perusahaan
TV kabel dan telepon yang memberikan bandwith secara dinamis kepada setiap
pelanggannya..
2.7.1 Hubungan Frame relay dengan ATM
Jaringan frame relay dengan ATM ditujukan agar memiliki tarif yang
rendah untuk akses kecepatan tinggi dalam jaringan. Frame relay banyak
digunakan pada aplikasi LAN, migrasi SNA dan remote access. Selain itu dapat
pula dikembangkan pada broadcast video dan support untuk server, akan tetapi
2.7.2 Frame relay /ATM Network Interworking untuk PVC (Permanent Virtual Circuit)
Frame relay /ATM Network Interworking untuk PVC dapat digunakan
bagi pengguna frame relay atau perangkat jaringan seperti FRAD (Frame Relay
access Devices) atau router untuk berkomunikasi dengan sesama melalui
jaringan ATM sebagai backbone.
Gambar 2-7 Frame relay/ATM Network Interworking
2.7.3 Frame relay /ATM Service Interworking untuk PVC (Permanent Virtual Circuit)
Frame relay /ATM Service Interworking untuk PVC dapat digunakan
untuk komunikasi antar ATM dan jaringan frame relay. Dapat juga
dikembangkan untuk komunikasi pada remote branch kantor dengan kantor
utama selama menggunakan aplikasi yang berbasis ATM.
Gambar 2-8 Frame relay/ATM Service Interworking
2.8 Frame Relay
Frame relay merupakan sebuah layanan bagi orang yang menginginkan
cara bare bones connection-oriented yang mutlak untuk memindahkan bit dari
mesin A ke mesin B pada kecepatan yang cukup dengan biaya yang murah
PC
R IWF
HOST R
IWF
Frame relay ATM Frame relay
ATM Network Frame Relay
FR-UNI FR-UNI
PC
R IWF
HOST R
IWF
Frame relay ATM
(Bahner, T, 1998). Frame relay dibentuk disebabkan terjadinya perubahan
teknologi selama dua dekade terakhir ini. Dua pluh tahun yang lalu, komunikasi
dengan kabel telepon sangat lamban, analog, dan tidak dapat dihandalkan, juga
komputer yang sangat lamban dan mahal. Sebagai akibatnya protokol-protokol
yang rumit diperlukan untuk menutupi error, dan komputer penmgguna terlalu
mahal untuk memilikinya agar dapat mengoperasikan tugas tersebut.
Keadaan telah berubah secara radikal. Sekarang saluran telepon sewa
sangat cepat, digital, dan dapat diandalkan. Pelanggan menyewa sebuah
permanent virtual circuit antara dua titik dan kemudian dapat mengirim
frame-frame (yaitu paket) sampai 1600 byte. Mungkin juga menyewa permanent
virtual circuit antara site tertentu dengan site-site lainnya, sehingga
masing-masing frame membawa sebuah nomor 10-bit yang menyatakan virtual circuit
mana yang dipakai.
Perbedaan antara leased line dengan virtual leased line adalah bahwa
pada yang actual, pengguna dapat mengirim lalu-lintas data sepanjang hari pada
kecepatan maksimum. Sedangkan pada virtual leased line, burst data dapat
dikirim dengan kecepatan penuh, namun pemakaian rata-rata jangka panjangnya
harus berada dikecepatan yang telah ditentukan sebelumnya. Pada gilirannya,
carrier akan meminta biaya yang lebih sedikit untuk virtual line dibanding biaya
physical line.
Sebagai tambahan dalam menyaingi leased line, frame relay juga
bersaing dengan permanent virtual circuits X.25, hanya saja frame relay
beroperasi dengan kecepatan tinggi, biasanya 1.5 Mbps, dan menyediakan
feature yang lebih sedikit.
Frame relay menyediakan layanan minimal, terutama dalam cara
menentukan awal dan akhir masing-masing frame, dan deteksi error transmisi.
Bila sebuah frame yang buruk diterima, frame relay langsung akan
membuangnya. Adalah tergantung pengguna untuk memperolehnya kembali.
Tidak seperti X.25, frame relay tidak memberikan pengendalian aliran normal.
Frame relay memiliki sebuah bit pada header. Akan tetapi, ujung sebuah
koneksi dapat men-set untuk memberitahukan ujung lainnya bahwa telah terjadi
2.8.1 Cara Kerja Frame Relay
Frame Relay merupakan suatu layanan data paket yang memungkinkan
beberapa pengguna menggunakan satu jalur transmisi pada waktu yang
bersamaan. Untuk lalu lintas komunikasi yang padat, Frame Relay jauh lebih
efisien daripada sirkit sewa (leased line) yang disediakan khusus untuk satu
pelanggan (dedicated), yang umumnya hanya terpakai 10% sampai 20% dari
kapasitas lebarpita (bandwidth)-nya. Dalam teknik telekomunikasi,
penyakelaran paket (packet switching) dikembangkan untuk memenuhi
komunikasi data yang sifatnya cepat dan akurat. Sebuah paket dapat
digambarkan seperti sebuah amplop atau sampul surat tercatat; mempunyai
alamat tujuan, alamat pengirim atau alamat kembali jika kiriman tidak sampai,
dan tentu saja isi pesannya atau beritanya sebagai hal yang pokok.
Dalam paket yang berisi data elektronik, masih dilengkapi dengan
deteksi kesalahan, ada pula konfirmasi dari si penerima dalam bentuk kode yang
dikirim kembali ke pengirim, apakah paket dapat diterima secara utuh. Pada
paket data ini ada istilah frame (bingkai) yakni yang menyatakan batas bingkai
sebuah paket. Batas frame ditandai dengan flag pada awal dan akhir frame.
Dengan demikian data dibawa sepanjang jalur komunikasi dalam bentuk
frame-frame. Struktur dasar sebuah frame (Bahner, T, 1998) adalah seperti terlihat
pada :
Gambar 2-9. (a) Struktur dasar frame, (b) Packet header field informasi pada
paket X.25 , (c) Struktur frame pada Frame Relay, dan (d) Format header pada
GFI = General Format Identifier
LCN = Logical Channel Number
LGN = Logical Channel Group Number
PKT TYPE ID = Packet Type Identification
FCS = Frame check sequence
DLCI = Data Link Connection Indentifier
C/R = Command/response field bit
(application specific-not modified by network)
FECN = Forward Explicit Congestion notification
BECN = Backward Explicit Congestion notification
DE = Discard Eligibility Indicator
EA = Address Extension (allow indication of 3 or 4 byte header)
Gambar 2-9 a adalah struktur dasar frame, sedangkan gambar 2-9 b
menyatakan uraian isi information field pada paket X.25. Gambar 2-9 c dan
gambar 2-9 d masing-masing menyatakan struktur frame dan header (kepala
paket) pada Frame Relay. Header merupakan data tambahan pada informasi
yang dikirimkan, berisi tanda pengenal pengirim maupun penerima serta
tanda-tanda lain yang diperlukan untuk menjamin penyampaian yang benar dari
seluruh informasinya (lihat Gambar 2-9 b dan 2-9 d).
Standar internasional untuk akses jaringan dengan penyakelaran paket
yang pertama muncul adalah X.25, yang direkomendasikan oleh CCITT (kini
ITU-T) pada tahun 1976. Frame Relay yang muncul setelah X.25 ternyata jauh
lebih efektif daripada X.25, karena X.25 kerjanya menjadi lambat karena adanya
koreksi dan deteksi kesalahan. Frame Relay memiliki sedikit perbedaan; ia
mendefinisikan secara berulang header-nya pada bagian awal dari frame seperti
terlihat pada Gambar 1d, sehingga dihasilkan header frame normal 2-byte (satu
byte atau octet terdiri dari delapan bit). Header Frame Relay dapat juga
diperluas menjadi tiga atau empat byte untuk menambah ruang alamat total yang
disediakan. Dalam gambar-gambar yang mengilustrasikan jaringan-jaringan
Frame Relay, piranti-piranti pengguna ditunjukkan sebagai pengarah-pengarah
umum. Tentu saja mereka dapat juga merupakan jembatan-jembatan LAN, Host
atau front-end processor atau piranti lainnya dengan sebuah antarmuka Frame
Relay.
Header Frame Relay terdiri dari deretan angka sepuluh bit, DLCI (Data
Link Connection Identifier)-nya merupakan nomor rangkaian virtual Frame
Relay yang berkaitan dengan arah tujuan frame tersebut. Dalam hal hubungan
antar kerja LAN-WAN, DLCI ini akan menunjukkan port-port yang merupakan
LAN pada sisi tujuan yang akan dicapai. Adanya DLCI tersebut memungkinkan
data mencapai simpul (node) Frame Relay yang akan dikirimi melalui jaringan
dengan menempuh proses tiga langkah yang sederhana yakni:
a. Memeriksa integritas dari frame-nya dengan menggunakan FCS
(Frame Check Sequence). Jika melalui pemeriksaan ini diketahui
adanya suatu kesalahan, frame tersebut akan dibuang.
b. Mencari DLCI dalam suatu tabel. Jika DLCI tersebut tidak
didefinisikan untuk link (hubungan) yang dimaksud, frame akan
dibuang.
c. Mengirim ulang (disebut merelay) frame tersebut menuju tujuannya
dengan mengirimnya ke luar, ke port atau trunk (jalur) yang telah
dispesifikasikan dalam daftar tabelnya.
Dengan demikian, simpul Frame Relay tidak melakukan banyak langkah
pemrosesan sebagaimana halnya dalam protokol-protokol yang mempunyai
keistimewaan penuh seperti X.25. Rangkaian-rangkaian pada Frame Relay
merupakan rangkaian Virtual Circuit (VC). VC ini diatur sejak awal secara
administratif baik oleh operator jaringan melalui sistem manajemen jaringan (
disebut PVC ( permanent virtual circuit), maupun melalui suatu basis
call-by-call dalam aliran data normal dengan menggunakan suatu perintah dari
pengguna jaringannya (disebut SVC; switched virtual circuit). Untuk X.25,
metode normal penciptaan panggilan (call set-up) adalah dengan SVC. Karena
VC pada Frame Relay pada umumnya menentukan atau mendefinisikan suatu
memasang sebuah LAN yang baru ke jaringan tersebut, yang dapat di-set-up
melalui PVCatau SVC.
Gambar 2-10. Perbandingan sistem kerja X.25 dengan Frame Relay pada saat
pengiriman data
Gambar 2-10. membandingkan kesederhanaan Frame Relay dengan
pemrosesan pada X.25 yang lebih kompleks. Demi praktisnya gambar tersebut
menunjukkan pemrosesan langkah-langkah untuk error recovery (pemulihan
akibat adanya kesalahan) dan frame non-informasi untuk X.25 akan jauh lebih
rumit.
2.8.2 Pembuangan Data
Untuk menjaga mekanisme dasar Frame Relay sesederhana mungkin,
ada satu aturan dasar, yakni jika ada suatu masalah dengan penanganan suatu
frame, maka langsung saja frame tersebut dibuang. Dua prinsip yang
menyebabkan adanya pembuangan adalah hasil dari adanya deteksi kesalahan
pada data atau adanya kemacetan seperti jaringannya terbebani secara
berlebihan (overloaded). Jaringan dapat membuang frame-frame tanpa
menghancurkan integritas komunikasi dengan intelegensi atau kecerdasan pada
piranti di titik akhir (endpoint) seperti PC, stasiun kerja (workstation) dan host.
Piranti-piranti pada titik akhir ini beroperasi dengan protokol-protokol
multilevel yang dapat mendeteksi dan memulihkan atau membentuk kembali
data yang hilang dalam jaringan.
2.8.3 Pemulihan oleh Protokol pada Lapisan yang Lebih Tinggi
Sebuah protokol pada lapisan yang lebih tinggi dapat memulihkan dari
hilangnya sebuah frame dengan menjaga jalur urutan dari urutan angka-angka
berbagai frame yang dikirim dan diterimanya. Suatu kode balasan atau tanda
terima (acknowledgements) dikirim untuk memberitahukan kepada sisi
pengirim, nomor-nomor frame mana yang telah diterima dengan baik. Jika suatu
urutan nomor hilang, sesudah menunggu selama periode waktu istirahat, sisi
penerima akan meminta suatu transmisi ulang. Dengan demikian piranti di
kedua sisi tersebut menjamin bahwa semua frame pada akhirnya diterima tanpa
kesalahan. Fungsi ini terjadi pada lapisan 4 (Transport layer), dalam
protokol-protokol seperti TCP/IP dan Lapisan Transport (level 4) OSI. Sebaliknya,
jaringan X.25 membentuk fungsi ini pada lapisan 2 dan 3, dan terminal-terminal
akhir (endpoint) tidak perlu menduplikasi fungsi tersebut dalam lapisan 4.
Sebuah frame yang hilang akan menghasilkan transmisi ulang semua frame yang
tak ada pemberitahuannya bahwa ia telah sampai. Pemulihan seperti ini
akhir, ia menggunakan lebarpita jaringan tambahan untuk mentransmisi ulang
frame-frame. Akibat paling buruk dari kondisi ini adalah menyebabkan tundaan
yang besar bagi waktu istirahat pada lapisan yang lebih tinggi, yakni waktu yang
dipakai untuk menunggu frame tersebut untuk datang sebelum menyatakannya
sebagai frame yang hilang, serta waktu yang dipakai untuk melakukan transmisi
ulang. Oleh sebab itu walaupun lapisan yang lebih tinggi dapat memulihkan
ketika pembuangan terjadi, faktor terbesar yang menyumbang kinerja
keseluruhan dari sebuah jaringan adalah kemampuan dari jaringan tersebut
untuk meminimumkan terjadinya pembuangan frame.
2.8.4 Pembuangan Frame yang Disebabkan oleh Kesalahan Bit
Jika kesalahan terjadi di dalam frame-nya, yang umumnya disebabkan
oleh derau pada jaringan, ia akan terdeteksi melalui FCS setelah frame diterima.
Tak seperti pada X.25, simpul yang mendeteksi kesalahan tidak meminta
pengirimnya untuk mengirim ulang framenya. Simpul tersebut langsung
membuang frame dan melanjutkan menerima frame berikutnya. Kondisi ini
tergantung pada kecerdasan PC atau stasiun kerja tempat data berasal untuk
mengenali bahwa kesalahan telah terjadi dan mengirim ulang datanya.
Dikarenakan oleh biaya yang tinggi oleh adanya pemulihan pada lapisan-lapisan
yang lebih tinggi, pendekatan ini akan mengundang masalah pada efisiensi
jaringan jika jalurnya memiliki derau yang cukup besar dan jelas akan
menimbulkan banyak kesalahan. Namun demikian, kini semakin banyak
tulangpunggung jaringan berbasis pada optik fiber yang mempunyai laju
kesalahan sangat rendah, maka frekuensi kesalahan yang berdampak pada
pemulihan data pada titik akhir pada jalur jaringan semacam itu begitu rendah,
sehingga bukan merupakan suatu masalah. Dengan demikian, Frame Relay
memiliki keunggulan hanya pada jalur-jalur jaringan yang bersih dengan tingkat
kesalahan yang rendah.
2.8.5 Pembuangan frame yang Disebabkan oleh Kemacetan
Pembuangan frame yang lebih sering terjadi adalah akibat dari
kemacetan dalam jaringan. Kemacetan terjadi baik disebabkan oleh suatu simpul
memprosesnya (disebut kemacetan penerimaan), atau ketika ia dituntut untuk
mengirim lebih banyak frame melewati jalur yang dipilihnya daripada kecepatan
yang diijinkan oleh jalur tersebut (disebut kemacetan jalur). Dalam kasus
lainnya adalah ketika rangkaian penyangga-penyangga simpul (node's buffer)
yakni memori yang bersifat temporer untuk frame-frame yang masuk ketika
menunggu pemrosesan atau antrian frame-frame yang ke luar menjadi terisi
penuh dan simpul tersebut harus membuang frame-frame sampai penyangganya
mempunyai ruangan atau tempat.
Jika lalu lintas LAN demikian padat, probabilitas kemacetan yang terjadi
dapat menjadi tinggi, kecuali penggunanya membangun demikian banyak, baik
jalur maupun penyakelarnya, yang berdampak membayar lebih banyak dari yang
semestinya untuk biaya jaringannya. Maka sangat penting bahwa jaringan Frame
Relay harus mempunyai kinerja yang baik untuk menangani kemacetan maupun
meminimumkan pembuangan frame.
Dengan demikian, rangkuman dari pengertian prinsip kerja Frame Relay
adalah:
a. Aliran data pada dasarnya pengarahannya berbasis pada header
yang memuat DLCI, yang mendeskripsikan tujuan frame-nya. Jika
jaringan mempunyai masalah dalam menangani sebuah frame, baik
yang disebabkan oleh kesalahan jaringan atau kemacetan secara
praktis ia akan membuang frame tersebut.
b. Frame Relay membutuhkan jaringan dengan laju kesalahan yang
rendah (low error rate) untuk mencapai kinerja yang baik.
Jaringannya tidak mempunyai kemampuan untuk mengoreksi
kesalahan, maka Frame Relay tergantung pada protokol-protokol
pada lapisan yang lebih tinggi di dalam piranti-piranti pengguna
yang memiliki kecerdasan untuk memulihkannya dengan
mentransmisikan ulang frame-frame yang hilang.
c. Pemulihan kesalahan oleh protokol-protokol lapisan yang lebih
tinggi, walaupun itu otomatis dan andal, adalah tidak ekonomis
mau tidak mau jaringannya harus meminimumkan terjadinya
pembuangan frame.
Pada jaringan yang bersih, kemacetan mendominasi penyebab terjadinya
pembuangan, yang berarti bahwa kemampuan jaringan untuk mencegah dan
bereaksi terhadap kemacetan merupakan hal yang sangat penting dalam
menentukan kinerja jaringan.
2.8.6 Pertumbuhan Jaringan Frame Relay
Frame Relay merupakan teknologi jaringan data paket yang paling cepat
pertumbuhannya dalam sejarah telekomunikasi. Seperti lazimnya dalam dunia
bisnis, makin banyak perusahaan yang beralih ke teknologi Frame Relay sebagai
suatu layanan komunikasi data yang hemat biaya dan efisien, kondisi tersebut
tentu akan makin memicu pertumbuhan layanan yang diberikan oleh perusahaan
penyedia layanan telekomunikasi.
2.8.7 Standar Frame Relay
Beberapa standar frame relay menurut American National Standards
Institute (ANSI) (Bahner, T, 1998):
a. Standar ANSI, T1.606- 1990, T1.617-1991, dan T1.618-1991.
b. Speifikasi LMI, Annex D of T1.617-1991.
c. Spesifikasi untuk CLLM tertera pada T1.618-1991.
Menurut International Telecommunications Union (ITU) dibedakan
menjadi beberapa standar, yaitu:
a. I.233 digunakan untuk service description, Annex A menggunakan Q.922
untuk transfer data protokol pada frame relay.
b. Q.933 digunakan untuk akses pensinyalan.
Standar frame relay membuat beberapa usulan tentang bagaimana
jaringan dapat mensinyal kemacetan dan bagaimana peralatan pintu gerbang
perusahaan-perusahaan dapat memasarkan peralatan yang menyesuaikan kepada protokol
frame relay tetapi tidak memiliki kemampuan pengontol kemacetan.
Dua sistem kontrol kemacetan frame relay yang penting mencakup
menggunakan bit discard eligibility (DE) dalam format frame relay dan
membuat sebuiah perkiraan kecepatan dari lalu lintas data yang disebut
committed information rate (CIR).
Memasang bit DE pada sebuah binary 1 menandai frame itu agar
memenuhi syarat untuk eliminasi awal bila terjadi kemacetan. Bit DE dapat diset
oleh sebuah peralatan pintu gerbang pada lalu lintas prioritas rendah. Menandai
frame untuk pengorbanan potensial dengan bit DE menawarkan sebuah cara
yang baik untuk mengizinkan lalu lintas yang lain dengan prioritas yang lebih
besar untuk melewati sirkuit lebih dahulu.
CIR mewakilkan sebuah perkiraan dari jumlah lalu lintas yang normal
yang datang dari sebuah node pada periode sibuk. Pada sebuah jaringan
komersial, lebih tinggi CIR maka lebih tingi biaya bulanan. Pada jaringan
pribadi, CIR masih merupakan sebuah penganggaran dan alat manajemen
jaringan yang penting. Jaringan mengukur lalu lintas yang datang dari setiap
node dan jika muatannya lebih kurang dari CIR, jaringan itu melewatkan frame
tersebut jika memungkinkan. Tetapi jika network itu mengalamai kemacetan,
frame-frame yang lebih banyak dari CIR mereka sendiri akan dihilangkan
sebelum mendapatkan bit DE.
2.8.8Tahapan Rancangan
a. Port Speed : Setiap jaringan memiliki port speed yang digunakan
untuk mengetahui besarnya kapasitas bits maksimum yang dikirim
dan diterima setiap detiknya. Sebagai contoh PA−A3−T3 ATM port
adapter memiliki single port ATM pada layer 2 dan DS−3 pada layer
b. Default Traffic Shaping Parameters : Jika mengkonfigurasi ATM
permanent virtual circuit (PVC) tanpa spesifikasi, router pada PVC
tanpa peak cell rate (PCR) akan di set kepada port speed. Jika
konfigurasi Frame Relay PVC tanpa spesifikasi traffic shaping
parameters, maka PVC menggunakan maximum transmission rate
tergantung dari port speed.
c. Frame Relay Traffic Shaping : terdiri atas Frame Relay
Commands,Configuring and Troubleshooting Frame Relay, Configuring
Generic Traffic Shaping.
Parameter yang digunakan Frame Relay traffic shaping, yaitu:
1. Available rate (AR): port speed dalam bits per second (bps).
2. Time interval (T atau Tc): besarnya bits equal ke Bc selama time
interval dalam frame relay.
3. virtual circuit (VC): durasi dalam interval ini tergantung dari CIR
dan Bc. Tidak dapat melebihi125 milliseconds.
4. Committed information rate (CIR): nilai rata-rata yang
ditransmisikan VC (bps rate dari traffic selama interval waktu).
5. Burst size committed (Bc): nilai bits dalam frame relay VC
ditransmisikan dalam setiap interval waktu.
6. Burst size excess (Be): nilai bits dalam frame Relay VC yang
dapat dikirimkan
d. ATM Traffic Shaping: mengatur konsep ATM Traffic Shaping.
Parameter yang digunakan ATM Traffic Shaping, yaitu:
1. Sustained cell rate (SCR): total rata-rata dari ATM VC. Dalam
2. Peak cell rate (PCR): nilai rata-rata maksimum pada ATM VC.
Dalam kbps pada router dan cells per detik pada ATM WAN
switches.
3. Maximum burst size(MBS): nilai kapasitas maksimum data yang
dapat ditransmisikan pada peak cell rate.
e. Time Intervals pada ATM dan Frame Relay: Frame Relay dan ATM
traffic shaping diciptakan untuk menstransmit data pada frame, akan
tetapi tidak akan melebihi bandwidth yang telah ditetapkan.
T = CIR
BC
Sebagai contoh, CIR 128 kbps dan BC 512 kilobits, T adalah 512
dibagi 128 yaitu 4 detik. Ini berarti jaringan dijamin untuk transfer
data 512 kilobit pada selang waktu 4 detik.
f. Dalam perancangan ini digunakantwo Generic Call Rate Algorithm
(GCRA) dengan spesifikasi B−ICI.
PCR(n+1) = AR /8 * [OHA(n)]
SCR(n) = CIR/8 * [OHB(n)]
MBS(n) = [Bc/8 * (1/(1−CIR/AR)) + 1] * [OHB(n)]
OHA(n) = Overhead factor for AR = [(n + h1 + h2)/48] / (n + h1 + h3)
OHB(n) = Overhead factor for CIR = [(n + h1 + h2)/48] / n
h1 : two bytes of Frame Relay header
h2 : eight bytes of AAL5 trailer
h3 : four bytes of Frame Relay High-Level Data Link Control
(HDLC) overhead of CRC-16 and flags
2.8.9 Perhitungan Rancangan
• ATM ke Frame Relay
1. Convert SCR dari kbps ke cells per detik.
SCR * (1/8) * (1/53) = Convert SCR ………(2.1)
2. Untuk Overhead factor 6/250
Convert SCR = CIR/8 * (6/250) ………...…(2.2)
3. Hasil CIR
Convert SCR * 8 * (250/6) = CIR ……….……(2.3)
• Frame Relay ke ATM
Overhead factor untuk AR:
OHA(n) = [(n + h1 + h2)/48]/(n + h1 + h3) ………..…..…(2.4)
Overhead factor untuk CIR:
OHB(n) = [(n + h1 + h2)/48]/ n ………...…(2.5)
Perhitungan PCR:
PCR(n+1) = AR /8 * [OHA(n)] ………...…(2.6)
Converting cells / sec ke kbps:
PCR = (AR /8) * (53 bytes/ cell) * (8 bits / 1 byte) ………(2.7)
Perhitungan SCR:
SCR(n) = CIR/8 * [OHB(n)] ………...…(2.8)
Converting cells / sec ke kbps:
SCR = (CIR/8) * (53 bytes/ cell) * (8 bits / 1 byte) ………(2.9)
Perhitungan MBS:
2.9 Microsoft Visual Basic
2.9.1 Sejarah singkat Visual Basic
Berikut ini adalah poin-point penting dalam sejarah perkembangan
Visual Basic (Wang, W, 1998), sebagai berikut:
1. Visual Basic pertama kali diperkenalkan tahun 1991 yaitu program Visual
Basic untuk DOS dan untuk Windows.
2. Visual Basic 3.0 dirilis tahun 1993
3. Visual Basic 4.0 dirilis pada akhir 1995 (tambahan dukungan untuk
aplikasi 32 bit).
4. Visual Basic terbaru adalah versi 6.0 yang dirilis pada akhir tahun 1998.
Microsoft umumnya membuat tiga edisi Visual Basic yaitu:
1. Standar Edition merupakan produk dasar.
2. Profesional Edition berisi tambahan Microsoft Jet Data Access Engine
(database) dan pembuatan server OLE automation.
3. Enterprise Edition adalah versi client-server.
2. 9.2 Pengenalan Visual Basic 6.0
Microsoft Visual Basic adalah bahasa pemograman yang digunakan untuk
membuat aplikasi Windows yang berbasis grafis (Smith, E, Whisler, V, and
Marquis, H, 1998).
Visual Basic merupakan event-driven programming (pemograman
terkendali kejadian) artinya program menunggu sampai adanya respon dari
pemakai berupa event/kejadian tertentu (tombol diklik, menu dipilih dan
lain-lain). Ketika event terdeteksi, kode yang berhubungan dengan event (prosedur
Gambar 2-11. Visual Basic 6
Tabel 2-1. Bagian-bagian Visual Basic 6
Nama Bagian Keterangan
Baris Menu
Terdiri dari perintah untuk memanggil project, menyimpan project, menambahkan ActiveX, debugging, format form dan lain-lain. Bagian ini akan selalu digunakan
Toolbar
Dilengkapi icon untuk mempermudah pengguna mengakses baris menu. Suatu keterangan mengenai
icon akan muncul bila kursor didiamkan diatas icon -nya.
Tollbox
Seperti toolbar namun merupakan daftar ActiveX object yang dapat digunakan dalam program. ActiveX
dapat ditambahkan dengan klik kanan pada toolbox, kemudian pilih component. Pada baris menu, pilih
Project-Component atau dengan menekan CTRL + T.
Jendela
Immediate
Untuk mencobakan baris program yang akan dituliskan, tanpa perlu mengekseskusi program sebenarnya, hasil dari baris program tersebut akan langsung muncul pada baris berikutnya.
Jendela Form
Jendela Project Container
Jendela
Lanjutan Tabel 2-1 Bagian-bagian Visual Basic 6
Nama Bagian Keterangan
Jendela
Project
Menggunakan tampilan pohon, sehingga memudahkan untuk melihat bagian-bagian dari
project, seperti daftar form, daftar modul, report, dll. Klik kiri untuk mengubah jendela form.
Jendela
Properties
Jendela ini menampilkan properties dari ActiveX object yang sedang aktif. Dengan jendela ini, perubahan terhadap properties object (seperti letak, warna, ukuran, z order, nama objek dan lain-lain) dapat dilakukan.
Jendela Form Layout
Digunakan untuk dapat mengatur letak form pada layar, dengan cara klik dan drag. Untuk memudahkan, dapat juga ditampilkan garis bantu untuk layar dengan resolusi lain.
Jendela Form
Perubahan tampilan program termasuk untuk menambahkan, menghapus atau mengubah ActiveX
yang digunakan dapat dilakukan. Secara default, objek akan diletakkan dengan mengikuti grid (titik-titik bantu) yang ada.
Jendela
Project Container
Jendela ini tidak selalu berupa tampilan form, jendela ini juga dapat menampilkan baris-baris program yang digunakan dalam form bersangkutan. Jendela ini dapat dibuka sebanyak-banyaknya.
2.9.3 Dasar Pemograman VB
VB merupakan bahasa program tingkat tinggi, berarti bahwa bahasa yang
digunakan hampir serupa dengan bahasa yang digunakan manusia. Seperti pada
pemograman BASIC, VB juga bukan merupakan bahasa pemograman yang
case-sensitive (memberdakan huruf besar dan huruf kecil).
a. Event (Event Procedure)
Event merupakan suatu bentuk interaksi antara pemakai dengan program
pada saar program tersebut dijalankan.
Bentuk-bentuk interaksi yang dapat dilakukan pemakai terhadap program
terdapat dalam event, seperti perintah-penrintah yang dijalankan saar form
dipanggil, pemakai meng-klik suatu objek, pemakai menekan suatu tombol,
pemakai mengaktifkan suatu objek, pemakai menggerakkan mouse dan lain
Event tidak perlu dibuat oleh programmer, setiap objek dalam VB telah
memiliki event masing-masing. Dengan parameter berbeda-beda, event
menyeusaikan kebutuhan programmer dalam pembuatan perangkat-lunaknya.
Event juga disebut sebagai ‘Proc’ dalam VB dan diperlakukan seperti suatu
fungsi pada umumnya.
b. Properti (Properties)
Properti mempunyai peranan untuk memberikan atau mengubah suatu
setting pada ibjek yang dibuat. Properti memberikan banyak kemungkinan
setting pada suatu objek.
Properti dapat menentukan nama, letak, ukuran, warna bahkan isi dari
suatu objek. Penunjukan suatu properti dari suatu objek dilakukan dengan
memberikan tanda titik (.) setelah objek yang dimaksudkan kemudian
menyebutkan properti yang dimaksudkan.
Contoh:
Textbox1.text = “Budi”
Picture1.left = 5000
c. Variabel dan Konstanta
Variabel dan konstanta digunakan dalam pemograman dengan VB untuk
menampung data sementara. Variabel dan konstanta tersebut lebih merupakan
penamaan untuk alamat dalam memori sistem. VB mengenal banyak tipe data,
yaitu:
Tabel 2-2. Variabel dan Konstanta
Tipe Data Ukuran Kisaran Contoh
Interger 2 byte -32.768 sampai
32.768
Dim Bird% Bird% = 37 Long
Interger 4 byte
-2.147.483.648 sampai 2.147.483.648
Dim Loan& Loan& = 350000
Single-precision 4 byte
-3.402823E38 sampai 3.402823E38
Dim Price! Price! = 899.99
Double-precision 8 byte
Lanjutan Tabel 2-2 Variabel dan Konstanta
Tipe Data Ukuran Kisaran Contoh
Currency 8 byte
-92233720368547735 808 sampai 92233720368547735 808 Dim Debt@ Debt@ = 7600300.50 String
1 byte
per karakter
0 sampai 65.535
Dim Dog$
Dog$ = “pointer”
Boolean 2 byte True atau False
Dim Flag as Boolean Flag = True
Date 8 byte 1 Januari 100 sampai
31 Desember 9999
Dim Birthday as Dat