• Tidak ada hasil yang ditemukan

SEJARAH PEMIKIRAN FILSAFAT DAN PEMIKIRAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "SEJARAH PEMIKIRAN FILSAFAT DAN PEMIKIRAN"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

SEJARAH PEMIKIRAN FILSAFAT DAN

PEMIKIRAN ILMU FILSAFAT

Disusun oleh:

1. Annisa Qadarusman Tini 091724553024 2. Ikhsanul Rizki 091724553036

Magister Sains Ekonomi Islam

(2)

Daftar Isi

Daftar Isi...i

BAB I...1

PEMBAHSAN...1

1.1 Pengertian Filsafat...1

1.1.1 Pengertian Secara Etimologi...1

1.1.2 Pengertian Secara Terminologi...1

1. 2 Ciri-ciri Pemikiran Filsafat...4

1.2.1 Sangat umum atau universal...4

1.2.2 Tidak faktual...4

1.2.3 Bersangkutan dengan nilai...4

1.2.4 Berkaitan dengan arti...5

1.3 Sejarah Kelahiran Filsafat...5

1.4 Filsafat Yunani...6

1.4.1 Masa Awal Filsafat Yunani Kuno...6

1.4.2 Zaman Keemasan Yunani Kuno...7

1.4.3 Masa Helenitas dan Romawi...7

1.5 Filsafat Barat Abad Pertengahan...9

1.5.1 Zaman Patristik...10

1.5.2 Zaman Awal skolastik...10

1.5.3 Zaman keemasan Skolastik...11

1.6 Pemikiran Filsafat di Timur...12

1.6.1 Sejarah Filsafat Cina...12

1.6.2 Sejarah Filsafat India...15

1.6.3 Sejarah Filsafat Islam...19 1.7 Filsafat Modern...22

(3)

BAB I

PEMBAHSAN

1.1 Pengertian Filsafat

Dalam sejarah perkembangan pemikiran kefilsafatan antara satu ahli filsafat dan ahli filsafat lainnya selalu berbeda dan hampir sama. Pengertian filsafat dapat dipilahkan ke dalam dua garis besar, yaitu secara etimologi dan secara terminolog.

1.1.1 Pengertian Secara Etimologi

Kata filsafat, yang dalam bahasa Arab dikenal dengan istilah falsafah dan dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah Philosophy adalah berasal dari bahasa Yunani philosophia. Kata philosophia terdiri atas kata philein yang berarti cinta (love) dan sophia yang berarti kebijaksanaan (wisdom). Sehingga pengertian etimologis dari istilah filsafat berarti cinta kebijaksanaan atau love of wisdom dalam arti yang sedalam-dalamnya.

1.1.2 Pengertian Secara Terminologi

(4)

pernyataan-disiplin ilmu yang berupaya untuk membantu kita melihat apa yang kita katakan dan untuk mengatakan apa yang yang kita Iihat.

Adapun pengertian terminologis filsafat yang diuraikan lebih lanjut adalah definisi filsafat menurut Plato, Aristoleles, Rene Descartes, Immanuel Kant, Ali Mudhofir, dan Notonagoro, Haroid H Titus, lbnu sina dan Driyarkara.

Para filsuf dan ahli filsafat itu mendefinisikan tentang.

Plato berpendapat bahwa filsafat adalah pengetahuan yang mencoba untuk mencapai pengetahuan tentang kebenaran yang asli. Menurut Aristoteles, filsafat adalah ilmu (pengetahuan) yang meliputi kebenaran yang di dalamnya terkandung ilmu-ilmu metafisika, logika, retorika, etika. ekonomi, politik, dan estetika (filsafat keindahan). Menurut Rene Descartes filsafat adalah kumpulan semua pengetahuan dimana Tuhan. alam, dan manusia menjadi pokok penyelidikan; Immanuel Kant, filsafat adalah ilmu atau pengetahuan yang menjadi pangkal dari semua pengetahuan yang didalammnya tercakup masalah epistimologi yang menjawab persoalanapa yang dapat kita ketahui; Menurut Notonagoro, Guru Besar UGM, filsafat menelaah hal-hal yang menjadi objeknya dari sudut intinya yang mutlak dan yang terdalam, yang tetap, dan yang tidak berubah yang disebut hakikat; Sedangkan menurut Ali Mudhofir, seorang ahli filsafat yang juga dosen UGM, filsafat diartikan sebagai: (i) suatu sikap; (ii) suatu metode; (iii) kelompok persoalan; (iv) kelompok teori atau sistem pemikiran; (v) analis logis tentang bahasa dan penjelasan makna istilah; dan (vi) usaha untuk mendapatkan pandangan yang menyeluruh.

(5)

kompleks, suatu pandangan atau teori yang tidak memiki kegunaan praktis, tetapi mendasar bagi Imu pengetahuan.

Harold H. Titus, mengemukakan pengertian filsafat dalam arti sempit dan dalam arti luas. Dalam arti sempit, filsafat diartikan sebagai ilmu yang berhubungan dengan metode logis atau analisis logika bahasa dan makna-makna. Filsafat diarartikan sebagai "science of science", dengan tugas utamanya memberikan analisis kritis terhadap asumsi-asumsi dan konsep-konsep ilmu, dan mensistematisasikan pengetahuan. Dalam arti luas, filsafat mencoba mengintegrasikan pengetahuan manusia dari berbagai pengalaman manusia yang berbeda-beda dan menjadikan suatu pandangan yang komprehensif tentang alam semesta, hidup, dan makna hidup.

Ibnu Sina, mengemukakan bahwa filsafat adalah pengetahuan otonom yang perlu ditimba oleh manusia sebab ia dikaruniai akal oleh Allah.

(6)

1. 2 Ciri-ciri Pemikiran Filsafat

Menurut Clarence I. Lewis dalam Achmadi filsafat itu merupakan suatu proses refleksi dari bekerjanya akal. Sedangkan sisi yang terkandung dalam proses refleksi adalah berbagai kegiatan kehidupan manusia namun tidak semua kegiatan kehidupan tersebut dikatakan mencapai pemikiran filsafat. Terdapat beberapa cirri yang dapat mencapai pemikiran filsafat adalah sebagai berikut:

1.2.1 Sangat umum atau universal

Pemikiran filsafat mempunyai kecenderungan sangat umum, dan tingkat keumumannya sangat tinggi .karena pemikiran filsafat tidak bersangkutan dengan objek-objek khusus, akan tetapi bersangkutan dengan konsep-konsep yang sifatnya umum misalnya tentang manusia, tentang keadilan, tentang kebenaran dan lainnya.

1.2.2 Tidak faktual

Kata lain tidak factual adalah spekulatif, yang artinya filsafat membuat dugaan-dugaan yang masuk akal mengenai sesuatu dengan tidak berdasarkan pada bukti. Hal ini sebgai sesuatu hal yang melampaui batas dari fakta-fakta pengetahuan ilmiah.

1.2.3 Bersangkutan dengan nilai

(7)

1.2.4 Berkaitan dengan arti

Diatas telah dikemukakan bahwa nilai selalu dipertahankan dan dicari. Sesuatu yang bernilai tertentudi dalammnya penuh dengan arti. Para filosof harus dapat menciptakan kalimat-kalimat yang logis dan bahasa yang tepat agar terhindar dari kesalahan dalam pemahaman ide-ide yang disampaikan.

1.2.5 Implikatif

Pemikiran filsafat yang baik dan terpilih selalu mengandung implikasi (akibat logis). Dari implikasi tersebut diharapkan akan melahirkan pemikiran baru sehingga akan terjadi proses pemikiran yang dinamis. Pola pemikiran yang implikatif akan dapat menyuburkan intlektual.

1.3 Sejarah Kelahiran Filsafat

Berbicara tentang kelahiran dan perkembangan filsafat pada kelahirannya tidak dapat dipisahkan dengan perkembangan ilmu pengetahuan yang munculnya pada masa peradaban kuno.

Pada tahun 2000SM bangsa Babylon yang hidup di lembah Sungai Nil dan Sungai Efret, telah mengenal alat pengukur berat, tabel bilangan berpangkat, tabel perkalian dengan sepuluh jari.

(8)

1.4 Filsafat Yunani

Dikemukakan periodisasi oerkembangan pemikiran filsafat menurut Bertens (1976), juga disimpulkan dari Bertens (1999). Ia membagi filsafat yunani kuno menjadi tiga periode masa sejarah filsafat, yaitu masa awal, masa keemasan, dan masa helenitas dan Romawi.

1.4.1 Masa Awal Filsafat Yunani Kuno

Masa awal filsafat Yunani kuno ditandai dengan tercatatnya 3 nama filsuf yang berasal dari daerah Miletos yaitu Thales, Anaximandros, Anaximenes.

Pemikiran Thales ditulis oleh murid-muridnya yaitu Anaximandros, Anaximenes. Perhatiannya adalah pada alam dan kejadian alamiah. Hal inilah yang menyebutkan masa awal Yunani kuno adalah filsafat alam.

Selanjutnya pemikiran Phythagoras yang berbeda dengan filsof sezamannya, dia tidak beranggapan asas pertama ditentukan dengan pengenalan indra dia mengemukakan tangga nada yang sepadan dengan perbandingan antar bilangan. Oleh Karen itu beliau terkenal sebagai pengambang ilmu pasti dengan mengemukakan dalil Phythagorasnya.

Permenides dari Elea pada masa ini mengemukakan apa yang kemudian dikenal dengan metafisika. Permendes berpendapat yang ada, ada, dan yang tidak ada, tidak ada. Artinya pluralitas itu tidak ada.

(9)

1.4.2 Zaman Keemasan Yunani Kuno

Socrates (470SM-399SM) mengemukakan teori yang dikenal sebagai teori Sokrates yaitu suatu jenis ilmu dalam pendidikan dalam metode tersebut seorang pendidik tidak menguliahi siswanya dengan sejumlah informasi, tetapi bertanya secara tajam dan kritis sampai siswa tersebut menemukan jawabannya dan pengetahuan yang dibutuhkannya.

Selanjutnya Plato yang ajaran ajarannya dituangkan dalam bentuk dialog smpai saat ini sudah terdapat 24 dialog karya plato, pada tahun 278 SM plato mendirikan sekolah filsafat yang disebut academia. Pada filsafatnya plato menentang realism yaitu kebenaran yang dapat diindra sebenarnya adalah bayangan.

Selanjutnya Aristoteles banyak gagasannya yang dinilai sebagai ilmu pengetahuan, sebagian orang menjadikan Aristoteles sebagai bapak filsafat ilmu. Dari beberapa pendapatnya yang paling penting adalah teori bentuk materi. Dalam teori ini dinyatakan bahwa setiap benda jasmani terdiri dari bentuk dan materi.

1.4.3 Masa Helenitas dan Romawi

Terdapat beberapa aliran pada masa ini yaitu, Stoisisme, Epikurisme, Skeptisisme, Elektisisme, dan Neoplatosisme.

(10)

Epikurisme dibangun oleh Epikuros yang mendirikan sekolah sendiri di Athena dan membangunkan kembali atomisme demokritos, dalam teori ini segala hal yang terdiri dari atom yang senantiasa bergerak dan bertabrakan. Manusia akan bahagia apabila mengakui susunan dunia ini tidak ditakuti para dewa.

Skeptisisme di Yunani dopelopori oleh Pyrrho. Aliran ini tidak jelas pada masa Helenitas, dan ajarannya lebih tampak sebagai sikap umum masyarakat las yang meyakini bahwa kemampuan manusia tidak akan sampai pada kebenaran yang mutlak.

Eklektisme pada dasarnya bukanlah dimaksud sebagai mazhab atau aliran, aliran ini merupakan kecendrungan masyarakat luas untuk memetik berbagai unsur filsafat dari berbagai aliran dalam menghadapi berbagai permasalahan, dan tidak sampai pada kesauan pemikiran.

Neoplatonisme perlu dipandang sebagai puncak terakhir dari filsafat yunani, aliran filsafat ini menjadi aliran intelektual dan dominan yang sukses bersaing dengan dunia Kristen. Tahun 529 M kaisar Justinianus menutup sekolah filsafat yang dianggap kafir, kafir disini dapat diartikan sebagai filsafat yang dilandasi oleh pikiran manusia dan bukan besumber dari gereja.

Terdapat beberapa aliran pada masa ini yaitu, Stoisisme, Epikurisme, Skeptisisme, Elektisisme, dan Neoplatosisme.

(11)

Epikurisme dibangun oleh Epikuros yang mendirikan sekolah sendiri di Athena dan membangunkan kembali atomisme demokritos, dalam teori ini segala hal yang terdiri dari atom yang senantiasa bergerak dan bertabrakan. Manusia akan bahagia apabila mengakui susunan dunia ini tidak ditakuti para dewa.

Skeptisisme di Yunani dopelopori oleh Pyrrho. Aliran ini tidak jelas pada masa Helenitas, dan ajarannya lebih tampak sebagai sikap umum masyarakat las yang meyakini bahwa kemampuan manusia tidak akan sampai pada kebenaran yang mutlak.

Eklektisme pada dasarnya bukanlah dimaksud sebagai mazhab atau aliran, aliran ini merupakan kecendrungan masyarakat luas untuk memetik berbagai unsur filsafat dari berbagai aliran dalam menghadapi berbagai permasalahan, dan tidak sampai pada kesauan pemikiran.

Neoplatonisme perlu dipandang sebagai puncak terakhir dari filsafat yunani, aliran filsafat ini menjadi aliran intelektual dan dominan yang sukses bersaing dengan dunia Kristen. Tahun 529 M kaisar Justinianus menutup sekolah filsafat yang dianggap kafir, kafir disini dapat diartikan sebagai filsafat yang dilandasi oleh pikiran manusia dan bukan besumber dari gereja.

1.5 Filsafat Barat Abad Pertengahan

(12)

1.5.1 Zaman Patristik

Istitalah patristic berasal dari kata latin patres yang berarti bapak dalam lingkungan kehidupan gereja. Pada masa ini pandangan agama terbagi menjadi 2 yaitu pandangan setelah adanya wahyu ilahi yang terwujud dalam yesus kristus, seharusnya tidak ada lagi pemikiran filosofis. Kedua pandangan yang berusaha menengahi dengan menyiasati kedua pemikiran tersebut. Dan ketiga pandangan yang mengatakan bahwa filsafat yunani merupakan langkah awal menuju agama jadi harus diterima dan dikembangkan.

Beberapa nama yang popular pada zaman ini adalah Yustinus Martyr, Clemens, dan Origenes. Martyr adalah pemikir yang sejak semula telah mempelajari sistem filsafat dan pada awal mula masuk Kristen ia masih menyebut dirinya filosof. Ia menulis dua buku tentang pembelaan agamakristen.

Sekitar abad ke 8 orang arab (Islam) merebut Siria, Mesir, Afrika Utara, dan bagian selatan Spanyol. Alexandria jatuh dan sekolah sekolahnya di tutup. Melalui filosof Kristen orang arab berkenalan dengan filsafat Yunani yang diterjemahkan dalam bahasa arab dan kemudian menjadikan Bagdad dan Cordova sebagai pusat filsafat.

1.5.2 Zaman Awal skolastik

(13)

Ahli pikir Boethius yang dalam usianya yang ke 44 dijatuhi hukuman mati karena dituduh berkomplot. Jasanya adalah menerjemahkan logika Aristoteles ke dalam bahasa latin dan menulis traktat aristoteles.

Kaisar Karel Agung yang memerintah pada awal abad ke 9 dan berhasil mencapai stabilitas politik yang besar. Hal ini menyebabkan berkembangnya pemikiran structural yang pesat. Pemikiran pada zaman ini berada dalam naungan teologi.

1.5.3 Zaman keemasan Skolastik

Zaman keemasan ini terjadi pada abad ke 1. Sama dengan zaman pertengahan pada zaman ini filsafat dipelajari dalam hubungannya dengan teologi. Namun hal ini tidak berarti wacana filsafat menghilang filsafat tetap dipelajari walaupun tidak secara terang terangan. Didirakannya universitas pada tahun 1200, beberapa ordo membiara yangbaru dibentuk, dan digunakannya sejumlah karya filsafat yang sebelumnya tidak dikenal.

1.5.4 Masa Akhir Abad Pertengahan

(14)

1.6 Pemikiran Filsafat di Timur 1.6.1 Sejarah Filsafat Cina

A. Tema yang Menonjol Filsafat Cina

Filsafat Cina erat hubungannya dengan keadaan alam dan masyarakat. Filsafat Cina mempunyai ciri khusus, yaitu yaang menjadi tema dari filsafat dan kebudayaan adalah perikemanusiaan atau ‘jen’. Menurut Confusius 'jen' itu mempunyai dua segi, yaitu

1) Segi positif. Chung

Dalam ajaran ini Confusius mengatakan: 'Apa yang kau suka dari orang lain berbuat kepadamu berbuatlah hal itu kepadanya'.

2) Segi negatif: Shu

Dalam ajaran ini Confusius mengatakan: 'Apa yang tidak kau suka orang lain berbuat kepadamu janganlah kau berbuat hal itu kepadanya'.

Jika dibandingkan dengan filsafat Barat dan India, filsafat Cina lebih antroposentris dan pragmatis. Antroposentris karena memang dalam sejarah Cina fokusnya masalah manusia, pragmatis dalam arti bagaimana manusia itu ada keseimbangan antara dunia dan surga dapat tercapai.

B. Periodisasi Filsafat Cina

Filsafat Cina dibagi dalam empat periode, yakni zaman kuno (600-200 (200 SM-1000 M), zaman neo-konfusianisme (1000- 1900), dan zaman modern (1900-sekarang).

1) Zaman Kuno

Zaman ini ditandai dengan munculnya aliran-aliran filsafat klasik antara lain sebagai berikut.

(15)

Yaitu suatu aliran yang terdiri atas orang-orang terpelajar yang mempunyai keahlian di bidang kitab-kitab klasik. Titik berat ajaran aliran ini di bidang etika. Etika Konfusianisme didasarkan pada kebutuhan manusia, yaitu kebutuhan akan kebahagiaan hidup.

b. wisme: Tao te Chia .

Yaitu suatu mazhab yang terdiri atas orang-orang terpelajar dan mengalami kekecewaan karena keadaan negara pada waktu itu mengalami kemunduran, Tokoh yang terbesar dari aliran ini adalah Lao Tzu dan Chuang Tzu. Pokok- pokok ajaran dari Tao te Chia terutama mengenai metafisika dan filsafat sosial. Mazhab Taoisme mengajarkan bahwa untuk mencapai kebahagiaan manusia harus hidup dengan wu wei, artinya tidak berbuat apa-apa, nonaction; yaitu tidak berbuat apa-apa yang bertentangan dengan alamSesuai dengan ajaran ini maka manusia yang berbagia menurut aliran Taoisme adalah mereka yang hidup dekat dengan alam. Mereka itu ialah para petani, nelayan, dan para biarawan.

c. Mazhab Yin Yang

(16)

unsur asali, yaitu tanah, logam, air, kayu, dan api. Kelima unsur asali mempunyai sifat produktif dan destruktif dalam keadaan yang tertutup. Jadi, kelima unsur asali itu merupakan suatu kekuatan yang dinamis.

d. Mohisme atau Mo Chia

Yaitu suatu aliran yang terdiri atas kelompok kaum ksatria yang telah kehilangan kedudukannya, mereka menawarkan keahliannya di bidang peperangan kepada penguasa baru. Tokohnya MoTzu (479 -381 SM)

e. Dialektisisme: Ming Chia

Aliran dialektisi dikenal juga dengan sebutan mazhab nama-nama. Aliran ini dipelopori oleh orang-orang yang ahli dalam bidang debat dan pidato. Mereka menyalurkan kepandaiannya kepada rakyat.Ajarannya dimaksudkan untukIVcmpcngaruhi pandnngzn agar ornng clapnt dcngan mudah untuk mcmbcrikan nama padn scsuatu objek.

f. Legalisme: Fa Chia

Yaitu suatu aliran yang dipelopori oleh orang-orang yang ahli di dalam bidang pemerintahan, mereka menawarkan kepandaiannya kepada para penguasa diberbagai daerah. Fa Chia mengajarkan bahwa pemerintahan yang baik hans didasarkan pada kitab undang-undang yang tetap dan tidak didasarkan pada pendapat orang-orang berilmu, baik dalam bidang pemerintahan maupun bidang moral. Menurut pandangannya bahwa setiap manusia itu jahat, oleh karena itu harus diperlakukan dengan kekera san dan hukum yang ketat agar tidak melakukan pelanggaran. Tokoh yang terkenal adalah Han FeiTzu dan Li Sse.

(17)

Zaman ini ditandai dengan masuknya Budhisme dariIndia, yang kemudian berkembang pesat di Cina dan memberikan warna baru bagi pemikiran kefilsafatan di Cina. Budhisme sendiri banyak berbaur dengan alam pemikiran filsafat Cina sehingga kemudian melahirkan aliran baru daIam Budhisme Cina yang diberi nama Ch'an Budhisme atau Ch'anisme.

Selain budhisme muncul juga aliran Neo-Taoisme yang memberikan arti baru 'Tao' sebagai 'Nirwana'. Puncak dari zaman Pembaruan yang terjadi pada waktu pemerintahan Dinasti Han, dengan munculnya seorang tokoh Tung Chung Shu.

3) Zaman Neo-Konfusianisme

Zaman ini ditandai dengan adanya gerakan untuk kembali kepada ajaran. ajaran Konfusius yang asli.

4) Zaman Modern

Pada zaman modern pemikiran kefilsafatan sangat banyak dipengaruhi oled pemikiran-pemikiran yang berasal dari Barat, hal ini karena banyaknya paderi-paderi yang masuk kedaratan Cina. Aliran yang paling berpengaruh adalah pragmatisme yang berasal dari Amerika. pada tahun 1950 daratan Cina dikuasai oleh pemikiran Marx, Lenin dan tokoh terkenal Mao Ze Dong.

1.6.2 Sejarah Filsafat India

A. Ciri Khas Filsafat India

(18)

harmoni antara individu dan kosmos. Harmoni ini harus disadari supaya dunia tidak dialami sebagai tempat keterasingan ataupun sebagai penjara. Orang india bukan belaj ar untuk menguasai dunia, tetapi untuk berteman dengan dunia.

Semua filsafat muncul dari pemikiran-pemikiran yang semulabersifat keagamaan, baik itu filsafat Yunani, maupun filsafat Cina dan filsafat India. Karena kurang puas akan keterangan-keterangan yang diberikan agama, atau karena sebab-sebab lainnya akal manusia mulai dipakai untuk memberijawaban atas segala persoalan yang dihadapinya.

Di Barat, sekalipun semula filsafat-tumbuh dari perkembangan agama, namun lama-kelamaan filsafat memisahkan diri dari agama dan berdiri sendiri sebagai kekuatan rohani, yang sering bahkan bertentangan dengan agama. Akan tetapi, tidak demikian keadaan filsafatIndia. Filsafat itu tidak pemah berkembang sendiri lepas dari agama, serta menjadi suatu kekuatan yang berdiri sendiri. Di India, filsafat senantiasa bersifat religius. Tujuan terakhir bagi filsafat adalah keselamatan manusia di akhirat.

Menurut Harun Hadiwijono (1985), pertumbuhan filsafat India keluar dari agama itu meliputi suatu proses yang sangat pelan-pelan. Jikalau zaman Upanisad pada umumnya dipandang sebagai saat kelahiran sang bayi filsafat India maka bayi sudah ada di daIam kandungan sang ibu "Agama Hindu" selama lebih dari sepuluh abad. Di dalam waktu yang sekian lamanya itu "embrio filsafat India" berkembang sehingga akhirnya lahir sebagai filsafat India, sekalipun setelah kelahirannya filsafat India tidak pernah melepaskan diri dari pelukan sang ibu "Agama Hindu".

(19)

Filsafat India bercorak religius dan etis. Sejarah filsafat India dibagi menjadi empat periode, yaitu periode Weda (1500-600 SM), periode Wiracarita (600 SM-200 M), periode Sutra-sutra (200 M-sekarang ), periode Skolastik (200 M-sekarang).

1) Periode Weda

Periode ini ditandai dengan kedatangan bangsa Arya dan penyebarannya di India. Bangsa Arya mulai menanamkan kekuasaannya di India, demikian juga kebudayaan Arya mulaiberkembang dan berpengaruhPada periode Weda ini tercatat berdirinya perguruan-perguruan di hutan-hutaL di mana idealisme yang tinggi dariIndia mulai berkembang.

Di sini dihadapkan pada aliran-aliran pikiran yang susul-menyusul dan mudah dikenal karena adanya mantra-mantra, brahmana-brahmana, serta upanisad_upanisad. Asas-asas filsafat sudah terdapat pada brahmana dan upanisad walaupun belum sistematis. Zaman ini belum dapat disebut zaman filsafat dalam arti yang sebenarnya atau dalam arti teknis. Periode ini adalah suatu periode di mana orang masih meraba-raba dan mencari-cari di mana pikiran dan takhayul susul-menyusul. Konsep-konsep religi masih boleh dikatakan bersifat mitologis.

(20)

Kitab Samitha adalah suatu pengumpulan mantra-mantra yang berbentuk syair, yang dipergunakan untuk mengandung dewa, yang untuknya akan dipersembahkan korban, agar ia berkenan menghadiri upacara korban itu, juga untuk menyambut dewa yang diundang tadi, setelah dianggapnya sebagaihadir, dan untuk mengubah korbann yang dipersembahkan hingga menjadi makanan dewa yang sebenarnya.

Kitab Brahmana, yaitu bagian kedua Kitab Weda, berbentuk prosa yang pewahyuannya terjadi setelah zaman mantra-mantra diwahyukan. Bagian ini berisi peraturan dan kewajiban keagamaan, terlebih-lebih keterangan yang mengenai korban.

Kitab Upanisad berbentuk prosa, dan diwahyukan setelah zaman Brahmana. Bagian ini berisi keterangan-keterangan yang mendalam mengenai asal mula alam semesta serta segala isinya, terlebih-lebih yang mengenai manusia dan keselamatannya.

Jadi yang menonjol untuk filsafat India adalah dalam upanisad, yakni ajaran tentang hubungan antara Atman dan Brahman. Atman adalah segi subjektif dari kenyataan 'diri' manusia. Brahman adalah segi objektif 'makrokosmos', alam semesta. Upanisad mengajar bahwa Atman dan Brahman memang sama dan bahwa manusia mencapai keselamatan ('moksa', 'mukti') kalau ia menyadari identitas Atman dan Brahman.

2) Periode Wiracarita

(21)

Sistem-sistem dari Budhisme, Jainisme, Syiwaisme, dan Wishnuisme termasuk periode ini.

3) Periode Sutra-Sutra

Pada periode ini bahan yang berupa konsep-konsep pemikiran menjadi banyak, sehingga sukar sekali untuk disederhanakan serta perlu untuk membuat semacam rangkuman, skema kefilsafatan yang pendek dan ringkas. Ikhtisar ini dibuat dalam bentuk sutra-sutra.

4) Periode Skolastik

Sukar sekali dipisahkan dengan periode sutra-sutra, tetapi di sini muncul tokoh-tokoh besar seperti Kumarila, Sankara, Syridhara, Ramanuja, Madhwa, Wacaspati, Udayana, Bhaskara, dan Jayanta. Guru-guru filsafat itu dijumpai berselisih paham karena masing-masing mempunyai teori-teori sendiri yang cukup mantap, dengan mengajukan alasan-alasan yang tersusun rapi. Mereka dengan penuh harapan saling mengajukan argumentasi dengan menetapkan sifat-sifat umum atas dasar logika.

1.6.3 Sejarah Filsafat Islam

(22)

A. Periode Mutakallimin

Pada periode mutakallimin muncullah bcberapa mazhab, yaitu Al Khawanj, Murjiah, Qodariah, Jabariah, Mu'tazilah, dan Ahli Sunnah Wal Jamaah. Mazhab Al-Khawarij bcrpcndapat bahwa setiap orang dari umat Muhammad yang terus-menerus bcrbuat dosa besar dan hingga matinya belum juga tobat, maka orang itu dihukum mati kafir dan kekal di dalam neraka. Mazhab Murjiah, artinya "mclambatkan" atau "menangguhkan" pada balasan Tuhan di hari akhir. Mazhab Murjiah berpendapat bahwa keputusan tcntang baik dan buruknya scorang khalifah bukan urusan manusia, akan tetapi terserah pada Tuhan.

Mazhab Qodariah timbul di Irak yang muncul pada tahun 689. Tokohnya Ma'bad Al JuhaniAl Bishri. Mazhab Qodariah berpendapat bahwa kalau Tuhan itu adil, maka Tuhan akan menghukum orang yang bersalah dan memberi pahala kepada orang yang berbuat baik. Manusia harus bebas dalam menentukan nasibnya sendiri dengan memilih perbuatan yang baik ataupun yang buruk. Kalau Tuhan telah menentukan lebih dahulu nasib manusia, maka Tuhan itu menjadi zalim. Jadi, manusia harus merdeka memilih (ikhtiar) perbuatannya (khalikul afal).

Manusia mempunyai kebebasan (free will). Orang-orang yang mengajarkan bahwa amal perbuatan dan nasib manusia hanyalah tergantung pada kadar Allah saja, dan selamat atau binasanya seseorang itu telah ditentukan oleh Allah sebelum orang itu masuk dunia, adalah sesat. Sebab pengajaran seperti itu berarti menentang keutamaan Allah dan berarti menganggap Tuhan pula yang menjadi sebab kejahatan-kejahatan dari amal manusia, mustahil Tuhan melakukan kejahatan-kejahatan.

(23)

berpandangan bahwa Allah menentukan dan memutuskan segala amal perbuatan manusia. Segala amal perbuatan manusia sejak awal telah diketahui Allah. Semua amal perbuatan itu hanya berlaku dengan qodrat dan iradat Allah saja. Manusia tidak ikut mencampurinya.

Mazhab Mu'tazilah didirikan oleh Abu Hudzaifah Washil bin Atho AL Ghazali,ia berpendapat bahwa seorang muslim yang melakukan dosa besar termasuk golongan yang tidak mukmin dan tidak kafir, tetapi di antara keduanya. Mazhab Mu'tazilah adalah mazhab rasionaIitis.

Mazhab Ahli Sunnah Wal Jamaah tokohnya yang terkenal adalah Ahmad bin Hambal.Ahli Sunnah berpendapat bahwa iman adalah kepercayaan di dalam hati yang diucapkan dengan lisan, sedangkan amal perbuatannya merupakan syarat sempurnanya iman itu. Orang yang berbuat dosa besar kemudian meninggal sebelum bertobat, hukumnya terserah pada Allah. Allah dapat menyiksanya dan dapat pula mengampuninya.

B. Periode Filsafat Islam

(24)

1.7 Filsafat Modern

(25)

Daftar Pustaka

Adib, Muhammad., 2010, Filsafat Ilmu, Ontologi, Aksiologi, dan Logika Ilmu Pengetahuan,Edisi ke-2, Yogyakarta, Pustaka Pelajar.

Asmoro, Achmadi., 2010, Filsafat Umum, Edisi Revisi, Jakarta, Rajagrafindo Persada.

Surajiwo., 2005, Ilmu Filsafat suatu pengantar, Cetakan Pertaman, Jakarta, PT Bumi Aksara.

Referensi

Dokumen terkait

Distribusi jawaban responden sebagaimana pada Tabel menunjukkan bahwa dari 90 responden yang dimintai pendapat mereka tentang tingkat keberhasilan pembangunan

Kaitan antara terjadinya dermatitis dengan intensitas mandi terjadi akibat dari kondisi kebiasaan mandi yang tidak baik dan benar meliputi mandi kurang dari 2 kali

Program Kuadrat dapat digunakan untuk meminimalkan risiko suatu saham yang diinvestasikan pada pasar modal dengan kendala jumlah dana yang diinvestasikan dengan acuan nilai

karena dalam bahan yang bersifat isolator seluruh lintasan elektronnya memiliki ikatan yang kuat dengan intinya atau dengan kata lain pada bahan isolator tidak mempunyai

Hasil peramalan juga menunjukkan tahap kualitas udara di Kajang Malaysia untuk waktu yang akan datang dalam tahap sedang dan tidak terjadi peningkatan pencemaran udara.. Kata Kunci

Dengan demikian dapat dikatakan bahwa disiplin kerja dan pengawasan kerja berpengaruh terhadap peningkatan efektivitas kerja pegawai pada Kantor Perwakilan

Kondisi pada kuadran II ini merupakan kondisi yang cukup rawan karena akan menjadi ajang kepentingan banyak pihak, termasuk pihak asing untuk berebut memanfaatkan (eksploitasi)

kokurikuler yang dikelola secara integritas dalam mencapai tujuan kurikulum. 3) Meningkatkan relevansi dan efektivitas pembelajaran sesuai dengan kebutuhan. peserta didik