Laporan Final Bab I - 1 1.1. LATAR BELAKANG
Dokumen Rencana Terpadu dan Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Kabupaten/Kota Bidang Cipta Karya merupakan dokumen perencanaan yang penting dalam pembangunan bidang Cipta Karya, yang menjadi dasar dalam penyusun program dan anggaran serta mendorong proses pemerataan pembangunan infrastruktur PU/Cipta Karya yang lebih ideal, efektif dan efisien.
Dalam proses pelaksanaan keterpaduan program bidang infrastruktur permukiman perlu mengacu pada Amanat Penataan Ruang/Spasial, Amanat Pembangunan Nasional, dan Amanat Pembangunan bidang PU/ Cipta Karya, Rencana
Pembangunan Daerah dan Amanat Internasional. a. Amanat Penataan Ruang:
UU No. 26/2007 tentang Penataan Ruang.
PP No. 26/2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional. (RTRW
Nasional).
b. Amanat Pembangunan Nasional:
UU No. 25/2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional.
UU No. 17/2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional
2005-2025.
PP No. 5/2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional
2010-2014.
UU 32/2004 tentang Pemerintah Daerah.
PP 38/2007 tetang Pembagian Urusan pemerintah antara Pemerintah,
Pemerintah Daerah Provinsi, dan Pemerintah Daerah Kab/Kota.
UU No 39 /2009 tentang Kawasan Ekonomi Khusus.
BAB I
Laporan Final Bab I - 2
PP No 2 /2011 tentangPenyelenggaraanKawasan Ekonomi Khusus.
Perpres No. 32/2011 tentang Master Plan Percepatan Peluasan Pembangunan
Ekonomi Indonesia (MP3EI).
c. Amanat Pembangunan bidang PU/CK:
UU No 1 /2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman.
UU 20/2011 tentang Rumah Susun.
UU 28/2002 tentang Bangunan Gedung.
UU 18/2008 tentang Pengelolaan Sampah.
UU 7/2004 tentang Sumber Daya Air
PP 16/2005 tentang Pengembangan SPAM.
PP 81/2012 tentang Pengelolaan Sampah RT dan Sampah Sejenis.
PP 36/2005 tentang Peraturan Pelaksanaan UU BG, SPM bidang PU dan PR,
RPI2JM bidang Cipta karya. d. Amanat Internasional:
Agenda Habitat I dan II.
MDGs dan SDGs.
RPI2JM sebagai dokumen perencanaan bidang Cipta Karya juga merupakan integrasi dari strategi pembangunan sektor bidang Cipta Karya (Rencana Induk Sektor). Masterplan Infrastruktur Bidang Cipta Karya diantaranya; Strategi Pengembangan Infrastruktur Permukiman yaitu Strategi Pembangunan Permukiman dan Infrastruktur Perkotaan (SPPIP) atau Rencana Kawasan Permukiman (RKP), Strategi Sanitasi Kota (SSK), Rencana Tata Bangunan Lingkungan (RTBL), dan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum (RISPAM), Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten/Kota, dan Visi Misi Pemimpin Daerah Kabupaten/Kota di dalam RPJMD/Renstra SKPD Kabupaten/Kota yang membidangi bidang Cipta Karya.
Laporan Final Bab I - 3 kab/kota dalam mendorong keterpaduan penanganan infrastruktur Bidang CiptaKarya berdasarkan entitas.
RPI2JM yang disusun diharapkan juga dapat menggambarkan multi sumber pendanaan dan multi stakeholders di dalam investasi infrastruktur permukiman baik dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah (Provinsi dan Kabupaten/Kota), Swasta (Dunia Usaha), Masyarakat, dan Pinjaman/ Hibah Luar Negeri. Dengan demikian RPI2JM yang disusun merupakan consolidated Feasibility Study yang dapat diterima oleh semua pihak.
Arahan kebijakan pembangunan infrastruktur permukiman menekankan kepada penerapan pembangunan kawasan permukiman yang layak huni (livable) dan berkelanjutan (sustainable). Pembangunan kawasan permukiman harus dimulai dengan pendekatan entitas, serta tidak hanya sektoral. Pembangunan juga harus melihat prospek ke depan dengan membaca perkembangan global (agenda sustainable cities and human settlements), serta pembangunan di wujudkan secara inklusif, mewujudkan kelembagaan yang efektif, serta menjalin kemitraan internasional. Ditjen Cipta Karya memiliki tanggung jawab yang besar dalam melakukan fungsi koordinasi dan fasilitasi terhadap Provinsi dan Kab/kota dalam mewujudkan permukiman yang layak huni dan berkelanjutan dengan mengawal implementasi kebijakan keterpaduan program pembangunan bidang infrastruktur permukiman.
Ditjen Cipta Karya juga telah menyusun pemrioritasan pembangunan bidang keciptakaryaan berdasarkan 4 kluster penanganan, yaitu lihat Gambar 1.1 di bawah ini.
Pengelompokan penanganan bidang Cipta Karya prioritas strategis Nasional berdasarkan kategori Kabupaten/ Kota yang termasuk dalam PKN/PKSN/KSN/MP3EI-KPI, memiliki perda RTRW, dan perda Bangunan Gedung sebagai Kabupaten/Kota kluster A yang terdiri dari 94 Kabupaten/kota. Sedangkan Kabupaten/Kota yang termasuk dalam PKN/PKSN/KSN/MP3EI-KPI, dan hanya memiliki perda RTRW sebagai Kabupaten/Kota kluster B yang terdiri dari 80 Kabupaten/Kota.
Laporan Final Bab I - 4 Barat dan Kawasan strategis yang ditetapkan berdasarkan sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup sesuai dengan RTRW Provinsi Sumatera Utara, maka Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Mandailing Natal perlu melakukan Menyusun RPI2JM. Diharapkan dengan terlaksananya kegiatan ini, dapat mendorong pembangunan di bidang infrastruktur permukiman bidang Cipta karya yang lebih baik.
Gambar 1.1
Pemrioritasan Pembangunan Bidang Keciptakaryaan Berdasarkan 4 Kluster Penanganan
1.2. MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN
1.2.1. Maksud
Maksud pekerjaan ini adalah menyusun dokumen Pembuatan Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Keciptakaryaan Kabupaten Mandailing Natal Khususnya Bidang Cipta Karya sesuai dengan pedoman penyusunan RPI2JM dan kebijakan keterpaduan program bidang Infrastruktur permukiman.
1.2.2.Tujuan
Laporan Final Bab I - 5 1.2.3.Sasaran
Sasaran dari pekerjaan ini adalah :
a. Teridentifikasinya kualitas RPI2JM Kabupaten Mandailing Natal yang baik.
b. Terfasilitasinya pemerintah daerah dalam merencanakan Keterpaduan Program Bidang Infrastruktur Permukiman di Kabupaten Mandailing Natal Kategori Strategis Nasional terpilih dengan prinsip Multi Sektor, Multi Pendanaan, dan Multi Tahun; berbasis pada kondisi, kebutuhan, dan aspirasi daerah; serta sesuai dengan kebijakan pemerintah provinsi dan pemerintah pusat.
c. Terfasilitasinya Pemerintah daerah dalam mengidentifikasi pelaksanaan Keterpaduan Program Bidang Infrastruktur Permukiman di Kabupaten Mandailing Natal kategori Strategis Nasional.
d. Tersedianya Rencana Pembangunan Infrastruktur Permukimann guna meningkatkan kualitas ekonomi masyarakat.
1.3. RUANG LINGKUP
1.3.1. Lingkup Wilayah
Lingkup wilayah yang akan di kaji dalam kegiatan Pembuatan Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Keciptakaryaan Kabupaten Mandailing Natal adalah seluruh wilayah di Kabupaten Mandailing Natal dengan luas sebesar 6.620,70 Km2 (662.069,99 Ha).
Dengan batas administrasi sebagai berikut :
a. Sebelah Utara : Kabupaten Tapanuli Selatan dan Kabupaten Padang Lawas b. Sebelah Timur : Provinsi Sumatera Barat
c. Sebelah Selatan : Provinsi Sumatera Barat d. Sebelah Barat : Samudera Indonesia 1.3.2.Lingkup Kegiatan
a. Persiapan Pekerjaan
Laporan Final Bab I - 6 2. Melakukan konsolidasi dengan semua pemangku kepentingan dalam proses penyamaan tujuan dan rencana kerja Penyusunan RPI2JM Kabupaten Mandailing Natal dengan output :
Rencana kerja dan metodologi pelaksanaan kegiatan
Data dan informasi yang diperlukan
Desain pengumpulan data dan informasi b. Melakukan identifikasi potensi dan permasalahan
1. Melakukan identifikasi terhadap kualitas dokumen RPI2JM Kabupaten Mandailing Natal
Penilaian terhadap kelengkapan dokumen
Penilaian terhadap keterpaduan strategi pengembangan kota dan kawasan
Penilaian kelayakan aspek teknis per sektor
Penilaian terhadap keterpaduan program berdasarkan entitas
Penilaian Kelayakan lingkungan dan sosial
Penilaian kelayakan pendanaan
Penilaian kelayakan kelembagaan
Penilaian terhadap matriks program
2. Melakukan identifikasi pelaksanaan keterpaduan program di Kabupaten Mandailing Natal.
3. Melakukan identifikasi perencanaan keterpaduan program di KSK Kab. Mandailing Natal.
4. Melakukan identifikasi perencanaan percepatan pencapaian MDGs dan SPM di Kab. Mandailing Natal.
5. Melakukan identifikasi kegiatan-kegiatan yang masuk dalam kategori inovasi baru/creative program Kab.Mandailing Natal.
6. Melakukan identifikasi kegiatan-kegiatan yang potensial didanai melalui PHLN, CSR, dan Non APBN lainnya di Kab.Mandailing Natal
c. Melakukan analisis d. Rapat Koordinasi
Laporan Final Bab I - 7
1.4. LANDASAN HUKUM
Perangkat peraturan perundangan yang dijadikan acuan dalam Pembuatan RPI2JM Keciptakaryaan Kabupaten Mandailing Natal, adalah sebagai berikut :
A. Undang - Undang (UU)
• UU No. 02 Tahun 2012 Tentang Pengadaan Tanah Bagi Pembangunan untuk Kepentingan Umum;
• UU NO. 1 Tahun 2011 Tentang Perumahan dan Permukiman, Pasal 56;
• UU No. 20 Tahun 2011 Tentang Rumah Susun;
• UU No. 32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup;
• UU No. 18 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sampah;
• UU No. 17 Tahun 2007 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional;
• UU No. 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal;
• UU No. 26 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang;
• UU No. 07 Tahun 2004 Tentang Sumberdaya Air;
• UU No. 25 Tahun 2004 Tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;
• UU No.23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah;
• UU No. 33 Tahun 2004 Tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah;
• UU No. 38 Tahun 2004 Tentang Jalan; B. Peraturan Pemerintah (PP)
• PP No. 81 Tahun 2012 tentang Pengelolaan Sampah Rumah Tangga dan Sampah Sejenis Sampah Rumah Tangga
PP No. 30 Tahun 2011 Tentang Pinjaman Daerah;
PP No. 71 Tahun 2010 Tentang Standar Akuntansi Pemerintahan;
• PP No. 34 Tahun 2009 Tentang Pedoman Pengelolaan Kawasan Perkotaan;
• PP No. 07 Tahun 2008 Tentang Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan;
• PP No. 42 Tahun 2008 Tentang Pengelolaan Sumber Daya Air;
Laporan Final Bab I - 8 PP No. 38 Tahun 2007 Tentang Pembagian Urusan Pemerintahan Antara Pemerintah, Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan Kabupaten/Kota;
• PP No. 41 Tahun 2007 Tentang Organisasi Perangkat Daerah;
• PP No. 2 Tahun 2006 Tentang Tata Cara Pengadaan Pinjaman dan/atau Penerimaan Hibah serta Penerusan Pinjaman dan/atau Hibah Luar Negeri;
• PP No. 6 Tahun 2006 Tentang Pengelolaan Barang Milik Negara atau Daerah;
• PP No. 5 Tahun 2005 Tentang Dana Perimbangan;
• PP No. 16 Tahun 2005 Tentang Pengembangan SPAM;
• PP No. 36 tahun 2005 Tentang Peraturan Pelaksanaan UUBG (Undang Undang Bangunan Gedung);
• PP No. 58 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;
• PP No. 65 Tahun 2005 Tentang Pedoman Penyusunan Penerapan Sistem Penyediaan Air Minum.
C. Peraturan Presiden (Perpres)
• Perpres 2/2015 tentang RPJMN 2015-2019
• Perpres No. 67 Tahun 2005 Tentang Kerjasama Pemerintah Dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur;
• Perpres No. 13 Tahun 2010 Tentang Perubahan Atas Peraturan Presiden Nomor 67 Tahun 2005 Tentang Kerjasama Pemerintah dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur;
• Perpres No. 81 Tahun 2010 Tentang Grand Design Reformasi Birokrasi 2010-2025;
• Perpres No. 56 Tahun 2011 Tentang Perubahan Kedua Perpres No. 67 Tahun 2005 Tentang Kerjasama Pemerintah Dengan Badan Usaha Dalam Penyediaan Infrastruktur;
• Perpres No. 32 Tahun 2011 tentang Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia;
Laporan Final Bab I - 9 D. Peraturan Menteri Pekerjaan Umum
• Permen PUPR No. 15/PRT/M/2015 Bina Penataan Bangunan
• Permen PUPR Nomor 2/PRT/M/2016 Tentang Peningkatan Kualitas Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh (Penjabaran UU No.1/2011 (Pasal 94-104)
• Permen PU No. 01/PRT/M/2014 tentang Standart Pelayanan Minimal (SPM)
• Permen PU No. 16/PRT/M/2008 Kebijakan Sektor Air Limbah
• Permen PU No. 14/PRT/M/2011 Tentang Pedoman Pelaksanaan Kegiatan Kementerian PU yang Merupakan Kewenangan Pemerintah dan Dilaksanakan Sendiri;
• Permen PU No. 02/PRT/M/2010 Tentang Rencana Strategis Kementerian Pekerjaan Umum Tahun 2010-2014;
• Permen PU No. 12/PRT/M/2010 Tentang Pedoman Kerjasama Pengusahaan Pengembangan SPAM;
• Permen PU No. 15/PRT/M/2010 Tentang Penggunaan DAK Bidang Infrastruktur;
• Permen PU No. 16/PRT/M/2010 Tentang Pedoman Teknis Pemeriksaan Berkala Bangunan Gedung;
• Permen PU No. 01/PRT/M/2009 Tentang Penyelenggaraan Pengembangan SPAM Bukan Jaringan Perpipaan;
• Permen PU No. 10/PRT/M/2008 Tentang Penetapan Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Bidang PU yang Wajib Dilengkapi Dengan UKL dan UPL;
• Permen PU No. 06/PRT/M/2007 Tentang Pedoman Umum Rencana Tata Bangunan dan Lingkungan;
• Permen PU No. 18/PRT/M/2007 Tentang Penyelenggaraan Sistem Penyediaan Air Minum;
• Permen PU No. 20/PRT/M/2006 Tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (KSNP-SPAM);
• Permen PU No. 21/PRT/M/2006 Tentang ebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Persampahan (KSNP-SPP);
Laporan Final Bab I - 10 E. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup (Permen LH)
• Permen LH No. 05 Tahun 2012 Tentang Jenis Rencana Usaha dan/atau Kegiatan Wajib AMDAL;
• Permen LH No. 09 Tahun 2011 Tentang Pedoman Umum KLHS;
• Permen LH No. 13 Tahun 2010 Tentang UKL-UPL dan SPPLH;
• Permen LH No. 14 Tahun 2010 Tentang Dokumen Lingkungan Hidup Bagi Usaha dan/atau Kegiatan yang Telah Memiliki Izin Usaha dan/atau Kegiatan Tetapi Belum Memiliki Dokumen Lingkungan Hidup.
F. Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri)
• Permendagri No. 57 Tahun 2010 Tentang Standar Pelayanan Perkotaan;
• Permendagri No. 33 Tahun 2008 Tentang Pedoman Hubungan Kerja Organisasi Perangkat Daerah dalam Penyelenggaraan Pemerintah Daerah;
• Permendagri No. 57 Tahun 2007 Tentang Petunjuk Teknis Penataan Organisasi Perangkat Daerah;
• Permendagri No. 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah yang direvisi menjadi Permendagri Nomor 59 Tahun 2007.
G. Peraturan Kementerian Lainnya
• Peraturan Menteri Bappenas No 3 Tahun 2012 Tentang Panduan Umum Pelaksanaan KPS dalam Pembangunan Infrastruktur;
• Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 492/Menkes/Per/IV/2010 Tentang Persyaratan Kualitas Air Minum;
H. SE Dirjen Cipta Karya No.11/SE/DC/2012 tentang Pedoman Pelaksanaan
Perencanaan dan Pengendalian Bidang Cipta Karya.
1.5. PRINSIP PENYUSUNAN RPI2JM
Prinsip dasar RPI2JM secara sederhana adalah :
a. Multi Tahun, yang diwujudkan dalam kerangka waktu 5 (lima) tahun untuk rencana investasi yang disusun.
Laporan Final Bab I - 11 pengembangan sistem pematusan kota/drainase, peningkatan kualitas kawasan kumuh dan peremajaan permukiman, penanganan kawasan kumuh, pengembangan kawasan dan ruang terbuka hijau, serta penanggulangan kebakaran dan penataan bangunan gedung.
c. Multi Sumber Pendanaan, yaitu memadukan sumber pendanaan pemerintah, sumber pendanaan swasta, dan masyarakat. Sumber pendanaan pemerintah dapat terdiri dari APBN, APBD Provinsi, APBD Kabupaten/Kota, sedangkan dana swasta dapat berupa Kerjasama Pemerintah Swasta (KPS) dan Coorporate Social
Responsibility (CSR). Masyarakat pun dapat berkontribusi dalam pemberdayaan
masyarakat, misalnya dalam bentuk barang dan jasa.
d. Multi Stakeholder, yaitu melibatkan Masyarakat, Pemerintah, dan Swasta sebagai pelaku pembangunan dalam proses penyusunan RPI2JM maupun pada saat pelaksanaan program.
e. Partisipatif, yaitu memperhatikan kebutuhan dan kemampuan daerah (kabu paten/kota dan provinsi) sesuai karakteristik setempat (bottom-up).
Dengan 5 (lima) prinsip dasar tersebut, diharapkan kemandirian daerah dapat terwujud, sehingga pembangunan yang efektif dan efisien dapat tercapai. RPI2JM Bidang Cipta Karya bersifat dinamis dan dapat dikaji (review) setiap tahunnya dalam rangka penyesuaian dengan arahan pembangunan yang ada sesuai dengan kebutuhan daerah.
1.6. MEKANISME PENYUSUNAN DAN PENILAIAN RPI2JM BIDANG CIPTA KARYA
Mekanisme penyusunan dan penilaian RPI2JM Bidang Cipta Karya dipaparkan dalam 3 (tiga) bagian, yaitu hubungan kerja penyusunan RPI2JM Bidang Cipta Karya, langkah penyusunan RPI2JM Bidang Cipta Karya, serta Penilaian Kelayakan RPI2JM Bidang Cipta Karya.
1.6.1. Hubungan Kerja Penyusunan RPI2JM Bidang Cipta Karya
Laporan Final Bab I - 12 fasilitator, dan pemerintah Kabupaten Mandailing Natal merupakan penyusun dari dokumen RPI2JM Bidang Cipta Karya.
Di dalam mekanisme penyusunan RPI2JM Cipta Karya terdapat unit pelaksanaan di Pusat dan Daerah. Pada tingkat Daerah dibentuk Satgas RPI2JM/Randal, melalui Surat Keputusan Direktur Jenderal Cipta Karya, yang terdiri dari pejabat yang mewakili masing-masing yang terkait Bidang Cipta Karya. Untuk kemudahan komunikasi dan koordinasi, pada struktur Satgas terdapat juga Koordinator Wilayah (Korwil) Sumatera Utara.
Pada tingkat provinsi, dibentuk satgas RPI2JM yang berfungsi memfasilitasi antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Kabupaten Mandailing Natal dalam penyusunan RPI2JM. Satgas Provinsi dapat dibentuk melalui SK Gubernur/Sekda. Adapun anggotanya terdiri dari unsur Bappeda, Dinas PU/ Cipta Karya/Permukiman, BPLHD, Dispenda, SKPD terkait pembangunan Cipta Karya, dan Satker-Satker Cipta Karya Provinsi.
Sementara di tingkat Kabupaten Mandailing Natal, dibentuk satgas RPI2JM Kabupaten Mandailing Natal yang bertugas menyusun RPI2JM. Satgas dibentuk dengan SK Bupati dengan anggota terdiri dari unsur Bappeda, Dinas PU/ Cipta Karya/Permukiman, BLHKP, DPKAD, Dinas Keuangan, SKPD terkait pembangunan Cipta Karya, dan PDAM. Gambar 1.2 berikut memaparkan Keterkaitan Organisasi Penyusunan RPI2JM Kabupaten/Kota.
Laporan Final Bab I - 13 Gambar 1.2
Hubungan Kerja Penyusunan RPI2JM Bidang Cipta Karya
1.6.2.Langkah Penyusunan RPI2JM Bidang Cipta Karya
Dalam penyusunannya, RPI2JM Bidang Cipta Karya harus mengacu pada dokumen perencanaan yang ada, baik dokumen pembangunan nasional, perencanaan sektoral, maupun perencanaan spasial. Gambar 1.3 berikut memaparkan langkah-langkah penyusunan RPI2JM Bidang Cipta Karya.
Dari gambar tersebut dapat dilihat bahwa seluruh anggota Satgas, baik di tingkat Pusat, Provinsi, maupun Kabupaten/Kota memiliki peran penting dalam penyusunan RPI2JM Bidang Cipta Karya. Prinsip bottom up planning cukup kental pada penyusunan RPI2JM Bidang Cipta Karya ini, agar rencana yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan infrastruktur Bidang Cipta Karya di daerah, dengan tetap mengacu pada kebijakan nasional.
Laporan Final Bab I - 14 Gambar 1.3
Langkah Penyusunan RPI2JM Bidang Cipta Karya
Sumber : Dirtjen Bina Program, DJCK, 2014
1.6.3.Penilaian Kelayakan RPI2JM Cipta Karya
Kelayakan suatu dokumen RPI2JM Bidang Cipta Karya perlu dinilai untuk meningkatkan kualitas substansi dokumen tersebut. Penilaian kelayakan tersebut menggunakan metode skoring, dimana masing-masing kriteria kelayakan telah ditetapkan bobot/nilainya. Kriteria Indikator Penilaian Dokumen RPI2JM dinilai dari : a. Kelengkapan Dokumen
Laporan Final Bab I - 15 b. Keterpaduan Strategi Pengembangan Kota dan Kawasan
Penilaian terhadap kelayakan rencana dilihat dari keterpaduan strategi yang tertuang pada dokumen perencanaan pembangunan nasional (RPJPN, RPJMN, peraturan perundangan Bidang Cipta Karya), perencanaan spasial (RTRWN, RTR Pulau, RTRWP, RTRW KSN, dan RTRW Kabupaten Mandailing Natal), dan perencanaan pengembangan kawasan khusus (MP3EI dan KEK).
c. Kelayakan Program
Penilaian terhadap kelayakan program dalam rencana program investasi sektor pengembangan permukiman, rencana program investasi sektor PBL, rencana program investasi sektor PLP, rencana program investasi sektor SPAM.
d. Kelayakan Lingkungan dan Sosial
Penilaian terkait aspek perlindungan sosial dan lingkungan dalam pembangunan infrastruktur bidang Cipta Karya.
e. Kelayakan Pendanaan
Penilaian kelayakan dan kesesuaian anggaran untuk program / kegiatan RPI2JM serta pemanfaatan multi sumber pendanaan.
f. Kelayakan Kelembagaan
Penilaian kelayakan kelembagaan dilihat dari kesiapan kelembagaan untuk menyusun dan mengelola implementasi RPI2JM di daerah.
g. Matriks Program
Penilaian kelayakan kegiatan dilihat dari penetapan prioritas program dan matriks program berdasarkan entitas yang tertuang dalam RPI2JM Bidang Cipta Karya.
1.7. SISTEMATIKA PEMBAHASAN
Secara substansi muatan sistematika pembahasan Laporan Final dalam kegiatan Pembuatan Rencana Program Investasi Infrastruktur Jangka Menengah (RPI2JM) Keciptakaryaan Kabupaten Mandailing Natal adalah sebagai berikut :
Bab I PENDAHULUAN
Laporan Final Bab I - 16
Bab II ARAHAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN BIDANG CIPTA KARYA
Bab ini membahas arahan konsep perencanaan Bidang Cipta Karya, antara lain amanat pembangunan nasional (RPJPN, RPJMN, MP3EI, MP3KI, KEK, dan Direktif Presiden), amanat peraturan perundangan terkait Pembangunan Bidang Cipta Karya, serta amanat internasional.
Bab III ARAHAN STRATEGIS NASIONAL BIDANG CIPTA KARYA
Bab ini membahas arahan RTRW Nasional (PP No. 26 Tahun 2008), RTRW Pulau, RTRW Provinsi, serta RTRW Kawasan Strategis Nasional (KSN). Indikasi program Bidang Cipta Karya pada RTRW Nasional, RTRW Pulau, RTRW Provinsi, maupun RTRW KSN yang terkait dengan kabupaten/kota setempat dipaparkan pada bagian ini.
Tidak hanya memaparkan arahan kebijakan spasial, bagian ini juga memaparkan kedudukan kota pada rencana pengembangan kawasan khusus, antara lain dalam rangka pengembangan MP3EI dan KEK (jika kabupaten/kota tersebut termasuk dalam KPI MP3EI dan/atau kawasan pengembangan KEK).
Bab IV PROFIL KABUPATEN MANDAILING NATAL
Pada bab ini membahas profil umum Kabupaten Mandailing seperti batas administrasi wilayah, demografi, geografi, topografi, geohidrologi, geologi, klimatologi, serta kondisi sosial dan ekonomi wilayah.
Bab V KETERPADUAN STRATEGI PENGEMBANGAN KABUPATEN MANDAILING
NATAL
Pada bab ini menjelasan mengenai kebijakan dan strategi dokumen rencana seperti Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD), serta penjelasan mengenai Keterpaduan Strategi dan Rencana Pembangunan pada skala Kabupaten/Kota maupun kawasan.
Bab VI ASPEK TEKNIS PER SEKTOR
Laporan Final Bab I - 17 penyediaan air minum, dan rencana penyehatan lingkungan permukiman (PLP). Pada setiap sektor dijelaskan isu strategis, kondisi eksisting, permasalahan, dan tantangan daerah, analisis kebutuhan, serta usulan program dan pembiayaan masing-masing sektor.
Bab VII KETERPADUAN PROGRAM BERDASARKAN ENTITAS
Bagian ini merupakan pengelompokan dari usulan aspek teknis per sektor pada Bab 6 menjadi usulan berdasarkan entitas regional, kabupaten/kota, kawasan, dan lingkungan. Khusus untuk entitas kawasan, pemilihan kawasan harus pada Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (KSK) sesuai dengan amanat RTRW Kabupaten/Kota.
Bab VIII ASPEK LINGKUNGAN DAN SOSIAL
Pada bab ini menjelaskan mengenai gambaran umum dan kondisi eksisting lingkungan, analisis perlindungan lingkungan dan sosial seperti Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS), AMDAL, UKL-UPL, dan SPPLH, serta perlindungan sosial pada tahap perencanaan, pelaksanaan, maupun pasca pelaksanaan pembangunan bidang Cipta Karya.
Bab IX ASPEK PEMBIAYAAN
Bab ini menjelaskan mengenai Profil APBD Kabupaten Mandailing Natal, profil investasi dan proyeksi investasi dalam pembangunan Bidang Cipta Karya, serta strategi peningkatan investasi bidang Cipta Karya.
Bab X ASPEK KELEMBAGAAN
Bab ini menjelaskan mengenai aspek kelembagaan Cipta Karya di daerah yang fokus kepada aspek keorganisasian, aspek ketatalaksanaan, dan aspek sumber daya manusia. Dari ketiga aspek tersebut dijelaskan kondisi eksisting, analisis permasalahan dan rencana pengembangannya.
Bab XI MATRIKS RPI2JM BIDANG CIPTA KARYA