• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IX – ASPEK KELEMBAGAAN KOTA - DOCRPIJM eadc88fee7 BAB IXBAB IX ASPEK KELEMBAGAAN KOTA (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "BAB IX – ASPEK KELEMBAGAAN KOTA - DOCRPIJM eadc88fee7 BAB IXBAB IX ASPEK KELEMBAGAAN KOTA (1)"

Copied!
40
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IX – ASPEK KELEMBAGAAN KOTA

IX.1. KONDISI KELEMBAGAAN

Secara sederhana, peranan Pemerintah Daerah dalam menjalankan

fungsi pelayanan publik dapat dibedakan menjadi dua. Pertama, bersifat

langsung (

direct public goods provision

) dan yang kedua bersifat tidak

langsung (

indirect public goods provision

). Jenis yang terakhir ini melibatkan

peran yang lebih besar pada sektor swasta (

private

) atau masyarakat

(

community

).

Dengan dasar pengertian tersebut, peranan Pemerintah Daerah dalam

menjalankan fungsi pelayanan publik cenderung lebih bersifat langsung yaitu

ditunjukkan dengan melaksanakan kewenangan wajib bidang pemerintahan

daerah, hanya kewenangan tertentu (penanaman modal dan pertanahan) yang

pada realisasinya belum dilaksanakan setiap oleh Pemerintah Kota.

Peranan Pemerintah Daerah secara tidak langsung ini dapat dilakukan

melalui regulasi, insentif, maupun kontrol terhadap fungsi pelayanan public

yang dilaksanakan oleh swasta maupun masyarakat untuk jenis pelayanan

tertentu. Atas dasar pemikiran tersebut; mengambil contoh jenis pelayanan

publik di bidang pendidikan; ternyata peranan pemerintah tidak selalu lebih

besar dibandingkan dengan sektor swasta.

Pemerintah telah mencabut Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2003

tentang Pedoman Organisasi Perangkat Daerah yang dinyatakan belum cukup

memberikan pedoman yang menyeluruh bagi penyusunan dan pengendalian

organisasi perangkat daerah yang dapat menangani seluruh urusan

pemerintahan, sehingga perlu dicabut dan dibentuk peraturan pemerintah

yang baru yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang

Organisasi Perangkat Daerah.

Perumpunan urusan yang diwadahi dalam bentuk dinas berdasarkan

PP No 41 Tahun 2007 adalah : Bidang pendidikan ,pemuda dan olah raga,

Bidang Kesehatan, Bidang sosial, tenaga kerja dan transmigrasi, Bidang

perhubungan, komunikasi dan informatika, Bidang kependudukan dan catatan

Sipil, Bidang kebudayaan dan pariwisata, Bidang pekerjaan umum yang

meliputi bina marga, pengairan, cipta karya dan Tata Ruang, Bidang

(2)

industri dan perdagangan, Bidang pelayanan pertanahan, Bidang pertanian

yang meliputi tanaman pangan, peternakan, perikanan darat, kelautan

danperikanan, perkebunan dan kehutanan, Bidang pertambangan dan energy

dan Bidang pendapatan, pengelolaan keuangan dan asset.

Perumpunan urusan yang diwadahi dalam bentuk badan, kantor,

inspektorat dan rumah sakit terdiri dari : Bidang perencanaan pembangunan

dan statistik, Bidang penelitian dan pengembangan, Bidang kesatuan bangsa,

politik dan perlindungan masyarakat, Bidang Lingkungan hidup, Bidang

Ketahanan Pangan, Bidang penanaman modal, Bidang perpustakaan, arsip, dan

dokumentasi, Bidang pemberdayaan masyarakat dan pemerintahan desa,

Bidang

pemberdayaan

perempuan

dan

keluarga

berencana,

Bidang

Kepegawaian, pendidikan dan pelatihan, Bidang Pengawasan dan Bidang

Pelayanan Kesehatan.

Sebagaimana telah diamanatkan dalam PP 41 Tahun 2007 untuk

penyelenggaraan urusan pemerintahan yang bersifat wajib, diselenggarakan

oleh seluruh provinsi, kabupaten, dan kota, sedangkan penyelenggaraan

urusan pemerintahan yang bersifat pilihan hanya dapat diselenggarakan oleh

daerah yang memiliki potensi unggulan dan kekhasan daerah yang dapat

dikembangkan dalam rangka pengembangan otonomi daerah. Hal ini

dimaksudkan untuk efisiensi dan memunculkan sector unggulan

masing-masing daerah sebagai upaya optimalisasi pemanfaatn sumber daya daerah

besaran organisasi Perangkat Daerah sekurang-kurangnya mempertimbangkan

factor keuangan, kebutuhan daerah, cakupan tugas yang meliputi sasarn tugas

yang harus diwujudkan, jenis dan banyaknya tugas, luas wilayah kerja dan

kondisi geografis, jumlah dan kepadatan penduduk serta mempertimbangkan

potensi-potensi yang ada di daerah. Oleh karena itu kebutuhan akan organisasi

perangkat daerah bagi masing-masing daerah tidak senantiasa sama atau

seragam. Salah satu potensi untuk pengembangan dan pembangunan yang

ada di daerah yaitu melalui program investasi.

Sedangkan untuk Kota Probolinggo Kelembagaan Pemerintah Daerah

Kota Probolinggo telah diatur dalam Peraturan Daerah Kota Probolinggo

Nomor 4 Tahun 2012 Tentang Organisasi Perangkat Daerah Kota Probolinggo.

Dalam peraturan daerah dimaksud, terdapat Sekretariat Daerah, Sekretariat

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Staf Ahli, 13 Dinas Daerah, Inspektorat,

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, 8 Lembaga Teknis, 5 Kecamatan

(3)

terdapat beberapa SKPD yang terkait langsung dengan investasi infrastruktur

Bidang Cipta Karya, antara lain :

a. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

b. Dinas Pekerjaan Umum ;

c. Badan Lingkungan Hidup ;

d. Dinas Kesehatan ;

e. Kantor Pemberdayaan Masyarakat.

IX.1.1. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Kelembagaan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota

Probolinggo diatur melalui Peraturan Daerah Kota Probolinggo Nomor 4 Tahun

2012 Tentang Organisasi Perangkat Daerah Kota Probolinggo serta Peraturan

Walikota Probolinggo Nomor 32 Tahun 2012 Tentang Tugas Pokok dan Fungsi

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Probolinggo.

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah merupakan unsur perencana

penyelenggaraan pemerintahan daerah. Badan Perencanaan Pembangunan

Daerah mempunyai tugas melaksanakan penyusunan dan pelaksanaan

kebijakan

daerah

di

bidang

perencanaan

pembangunan

daerah.

Untuk melaksanakan tugasnya, Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

mempunyai fungsi :

a. perumusan kebijakan teknis perencanaan;

b. pengoordinasian penyusunan perencanaan pembangunan;

c. pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang perencanaan pembangunan

daerah; dan

d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas

dan fungsinya.

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dipimpin oleh Kepala Badan

yang berkedudukan di bawah dan bertanggung jawab kepada Walikota melalui

Sekretaris Daerah. Susunan Organisasi Badan Perencanaan Pembangunan

Daerah yaitu :

a. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, terdiri dari :

o

Sekretariat;

o

Bidang Fisik dan Prasarana;

o

Bidang Ekonomi;

o

Bidang Sosial dan Budaya;

(4)

o

Kelompok Jabatan Fungsional.

b. Sekretariat membawahi :

o

Subbagian Umum dan Kepegawaian;

o

Subbagian Program; dan

o

Subbagian Keuangan.

c. Bidang Fisik dan Prasarana membawahi

o

Subbidang Tata Ruang dan Sumber Daya Alam; dan

o

Subbidang Pengembangan Perkotaan.

d. Bidang Ekonomi membawahi :

o

Subbidang Industri, Jasa dan Investasi; dan

o

Subbidang Pertanian dan Pariwisata.

e. Bidang Sosial dan Budaya membawahi :

o

Subbidang Pendidikan, Kebudayaan dan Kesejahteraan Rakyat; dan

o

Subbidang Pemerintahan, Kependudukan dan Tenaga Kerja.

f.Bidang Data, Penelitian dan Pengembangan membawahi :

o

Subbidang Data dan Statistik; dan

(5)
(6)

Adapun tugas pokok dan fungsi masing-masing bidang yang terdapat di

dalam

Badan

Perencanaan

Pembangunan

Daerah

Kota

Probolinggo

sebagaimana diatur dalam Peraturan Walikota Probolinggo Nomor 32 Tahun

2012 Tentang Tugas Pokok dan Fungsi Badan Perencanaan Pembangunan

Daerah Kota Probolinggo seperti pada Tabel di bawah ini.

Tabel IX. 1 Tugas Pokok dan Fungsi Bappeda Kota Probolinggo

BIDANG TUGAS POKOK FUNGSI

Kepala Bidang memimpin, mengawasi, membina, merumuskan

a. pelaksanaan pembinaan, pengawasan, koordinasi dan pengendalian seluruh kegiatan Badan Perencanaan Pembangunan Daerah;

b. pelaksanaan perumusan kebijakan teknis perencanaan pembangunan daerah; c. pelaksanaan pengkoordinasian penyusunan

perencanaan pembangunan daerah;

d. pelaksanaan pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang perencanaan pembangunan daerah;

e. pelaksanaan kerjasama pembangunan antar daerah, dengan swasta, dalam dan luar negeri;

f. pelaksanaan pengelolaan data dan informasi pembangunan daerah;

g. penyelenggaraan tugas dibidang ketatausahaan; dan

h. pelaksanaan tugas dinas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Sekretaris membantu Kepala Badan dalam melaksanakan

a. penyusunan program dan data dalam rangka perumusan kebijakan Bidang Perencanaan Pembangunan Daerah; b. pengkoordinasian perumusan program

kerja antar bidang, dan jabatan fungsional ;

c. pelaksanaan pengelolaan ketatausahaan umum dan kepegawaian;

d. pelaksanaan pelayanan administratif kepada kepala badan dan bidang-bidang di lingkungan badan;

e. pelaksanaan pengelolaan perlengkapan, rumah tangga dan keprotokolan;

f. pelaksanaan pengelolaan keuangan; dan g. pelaksanaan tugas dinas lain yang

diberikan oleh Kepala Badan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Sub Bagian

a. penyusunan rencana kebutuhan dan pelaksanaan kegiatan-kegiatan kesekretariatan serta pemeliharaan perlengkapan dan peralatan kantor; b. penyusunan rencana kebutuhan dan

mengurus pemeliharaan kebersihan dan keamanan kantor, tugas keprotokolan dan perjalanan dinas;

(7)

BIDANG TUGAS POKOK FUNGSI

penyempurnaan organisasi dan tata laksana, kegiatan dokumentasi dan mengelola perpustakaan;

d. penyiapan data dan pengelolaan administrasi kepegawaian ;

e. penyiapan bahan penyusunan formasi pegawai dan perencanaan pegawai ; f. pelaksanaan pemrosesan kedudukan

hukum dan hak pegawai serta kesejahteraan pegawai;

g. pelaksanaan urusan surat-menyurat, pengetikan, penggandaan dan tata kearsipan ; dan

h. pelaksanaan tugas dinas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan tugas dan fungsinya.

a. pelaksanaan inventarisasi, identifikasi, dalam rangka penyusunan program dan anggaran;

b. pelaksanaan koordinasi dalam rangka penyusunan program;

c. pelaksanaan koordinasi dalam rangka penyusunan anggaran dinas bersama Sub Bagian Keuangan;

d. penyusunan daftar invertarisasi kegiatan dinas dan penyiapan bahan rapat kerja;

e. pelaksanaan monitoring, evaluasi, pengendalian dan pelaporan pelaksanaan program kerja;

f. pelaksanaan pengumpulan dan sistematisasi data untuk bahan penyusunan program;

g. penyusunan instrumen pengumpulan dan penyajian data Perencanaan Pembangunan Daerah;

h. penyusunan laporan penyelenggaraan kegiatan dinas; dan

pelaksanaan tugas dinas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan tugas dan fungsinya.

a. pelaksanaan pengelolaan keuangan termasuk pembayaran gaji pegawai; b. pelaksanaan pengadministrasian dan

pembukuan keuangan;

c. pelaksanaan akuntansi dan keuangan dinas;

d. penyusunan laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan pengelolaan keuangan; dan

e. pelaksanaan tugas dinas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan tugas dan fungsinya.

a. penyusunan kebijakan perencanaan pembangunan dibidang fisik dan prasarana; b. pelaksanaan koordinasi dalam penyusunan

(8)

BIDANG TUGAS POKOK FUNGSI daerah meliputi

penataan ruang dan pengembangan kawasan perkotaan

c. pelaksanaan koordinasi penyusunan rencana pembangunan dibidang fisik dan prasarana yang diusulkan kepada propinsi dan pemerintah;

d. pengkoordinasian pelaksanaan pembangunan dibidang fisik dan prasarana;

e. pelaksanaan inventarisasi permasalahan dibidang fisik dan prasarana serta merumuskan langkah-langkah pemecahannya;

f. pelaksanaan bimbingan dan konsultasi pelaksanaan pembangunan dibidang fisik dan prasarana;

g. pelaksanaan monitoring dan evaluasi pelaksanaan rencana program/kegiatan dibidang fisik dan prasarana; dan

pelaksanaan tugas dinas lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Sub Bidang tata ruang dan sumber daya alam;

a. penyusunan rencana program kerja tahunan Sub Bidang Tata Ruang;

b. penyiapkan bahan dalam rangka penyusunan perencanaan pembangunan dibidang tata ruang dan sumber daya alam;

c. penyiapan bahan penyusunan dan penetapan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) dan Rencana Tata Ruang Kawasan Strategis Kota;

d. penyiapan bahan dalam rangka pelaksanaan pengendalian pemanfaatan ruang;

e. penyiapan bahan dalam rangka pengkoordinasian perencanaan pembangunan dibidang tata ruang dan sumber daya alam dengan instansi terkait dilingkungan pemerintah kota ; f. penyiapan bahan dalam rangka

pelaksanaan monitoring dan evaluasi kegiatan perencanaan pembangunan dibidang tata ruang dan sumber daya alam;

g. pengolahan dan analisis program-program pembangunan dibidang tata ruang dan sumber daya alam sebagai bahan penyusunan perencanaan pembangunan; h. pelaksanaan inventarisasi permasalahan

dibidang tata ruang dan sumber daya alam serta merumuskan langkah-langkah pemecahan;

i. penyusunan laporan hasil pelaksanaan tugas; dan

pelaksanaan tugas dinas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Fisik dan Prasarana sesuai dengan tugas dan fungsinya.

(9)

BIDANG TUGAS POKOK FUNGSI

Sub Bidang Pengembangan Perkotaan; b. penyiapkan bahan dalam rangka

penyusunan perencanaan pembangunan dibidang pekerjaan umum prasarana jalan, cipta karya, perhubungan, perumahan permukiman, lingkungan hidup dan pengembangan kawasan-kawasan khusus kota;

c. penyiapan bahan perencanaan berbagai peluang kerjasama untuk pengembangan kawasan perkotaan dan kawasan-kawasan khusus dalam kota;

d. penyiapan bahan dalam rangka pengkoordinasian perencanaan pembangunan dibidang prasarana jalan dan jembatan, cipta karya, perhubungan dan telekomunikasi, perumahan permukiman dan lingkungan hidup serta pengembangan kawasan-kawasan khusus kota dengan instansi terkait dilingkungan pemerintah kota;

e. penyiapan bahan dalam rangka pelaksanaan monitoring dan evaluasi kegiatan perencanaan pembangunan dibidang prasarana jalan dan jembatan, cipta karya, perhubungan dan telekomunikasi, perumahan permukiman dan lingkungan hidup serta pengembangan kawasan-kawasan khusus kota;

f. pengolahan dan analisis program-program pembangunan dibidang dibidang prasarana jalan dan jembatan, cipta karya, perhubungan dan telekomunikasi, perumahan permukiman dan lingkungan hidup serta pengembangan kawasan-kawasan khusus kota sebagai bahan penyusunan perencanaan pembangunan; g. pelaksanaan inventarisasi permasalahan

dibidang prasarana jalan dan jembatan, cipta karya, perhubungan dan telekomunikasi, perumahan permukiman dan lingkungan hidup serta pengembangan kawasan-kawasan khusus kota serta merumuskan langkah-langkah pemecahan;

h. penyusunan laporan hasil pelaksanaan tugas; dan

pelaksanan tugas dinas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Fisik dan Prasarana sesuai dengan tugas dan

a. penyusunan kebijakan perencanaan pembangunan dibidang ekonomi;

(10)

BIDANG TUGAS POKOK FUNGSI Instansi Vertikal;

c. pelaksanaan koordinasi penyusunan rencana pembangunan dibidang ekonomi yang diusulkan kepada propinsi dan pemerintah;

d. pengkoordinasian pelaksanaan pembangunan dibidang ekonomi;

e. pelaksanaan inventarisasi permasalahan dibidang ekonomi serta merumuskan langkah-langkah kebijaksanaan pemecahan;

f. pelaksanaan bimbingan dan konsultasi pelaksanaan pembangunan dibidang ekonomi;

g. pelaksanaan monitoring dan evaluasi pelaksanaan rencana program/kegiatan dibidang ekonomi; dan

pelaksanaan tugas dinas lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Sub Bidang

a. penyusunan rencana program kerja tahunan Sub Bidang Industri, Jasa dan Investasi;

b. penyiapkan bahan dalam rangka penyusunan perencanaan pembangunan dibidang industri, koperasi, usaha mikro kecil menengah, perdagangan, jasa dan investasi;

c. penyiapan bahan perencanaan berbagai peluang kerjasama untuk pengembangan Industri, Jasa dan Investasi ;

d. penyiapan bahan dalam rangka pengkoordinasian perencanaan pembangunan dibidang industri, koperasi, usaha mikro kecil menengah, perdagangan, jasa dan investasi dengan instansi terkait dilingkungan pemerintah kota;

e. penyiapan bahan dalam rangka pelaksanaan monitoring dan evaluasi kegiatan perencanaan pembangunan dibidang industri, koperasi, usaha mikro kecil menengah, perdagangan, jasa dan investasi;

f. pengolahan dan analisis program-program pembangunan dibidang industri, koperasi, usaha mikro kecil menengah, perdagangan, jasa dan investasi sebagai bahan penyusunan perencanaan pembangunan;

g. pelaksanaan inventarisasi permasalahan dibidang industri, koperasi, usaha mikro kecil menengah, perdagangan, jasa dan investasi serta merumuskan langkah-langkah pemecahan;

(11)

BIDANG TUGAS POKOK FUNGSI

Ekonomi sesuai dengan tugas dan fungsinya.

a. penyusunan kebijakan perencanaan pembangunan dibidang sosial dan budaya;

b. pelaksanaan koordinasi dalam penyusunan rencana pembangunan dibidang sosial dan budaya yang disusun oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah dan Instansi Vertikal;

c. pelaksanaan koordinasi penyusunan rencana pembangunan dibidang sosial dan budaya yang diusulkan kepada propinsi dan pemerintah;

d. pengkoordinasian pelaksanaan pembangunan dibidang sosial dan budaya;

e. pelaksanaan inventarisasi permasalahan dibidang sosial dan budaya serta merumuskan langkah-langkah kebijaksanaan pemecahan;

f. pelaksanaan bimbingan dan konsultasi pelaksanaan pembangunan dibidang sosial dan budaya;

g. pelaksanaan monitoring dan evaluasi pelaksanaan rencana program/kegiatan dibidang sosial dan budaya; dan

pelaksanaan tugas dinas lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Sub Bidang

a. penyusunan rencana program kerja tahunan Sub Bidang Pendidikan, Kebudayaan dan Kesejahteraan Rakyat;

b. penyiapan bahan dalam rangka penyusunan perencanaan pembangunan dibidang pendidikan, kepemudaan, olah raga, agama, kebudayaan, kesejahteraan rakyat, kesehatan dan pemberdayaan masyarakat;

c. penyiapan bahan dalam rangka pengkoordinasian perencanaan pembangunan dibidang pendidikan, kepemudaan, olah raga, agama, kebudayaan, kesejahteraan rakyat, kesehatan dan pemberdayaan masyarakat;

d. penyiapan bahan dalam rangka pelaksanaan monitoring dan evaluasi kegiatan perencanaan pembangunan dibidang pendidikan, kepemudaan, olah raga, agama, kebudayaan, kesejahteraan rakyat, kesehatan dan pemberdayaan masyarakat;

(12)

BIDANG TUGAS POKOK FUNGSI

f. pelaksanaan inventarisasi permasalahan dibidang pendidikan, kepemudaan, olah raga, agama, kebudayaan, kesejahteraan rakyat, kesehatan dan pemberdayaan masyarakat serta merumuskan langkah-langkah pemecahan;

g. penyusunan laporan hasil pelaksanaan tugas; dan

pelaksanaan tugas dinas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Sosial dan Budaya sesuai dengan tugas dan

a. penyiapan bahan perumusan kebijakan teknis pelaksanaan penelitian dan pengembangan daerah untuk kepentingan perencanaan dan pelaksanaan pembangunan;

b. pelaksanaan penelitian pengembangan dan dokumentasi hasil penelitian pengembangan;

c. pengembangan teknologi informasi dan electronic government;

d. pengelolaan data dan informasi hasil pembangunan;

e. pelaksanaan bimbingan dan analisa laporan pelaksanaan pembangunan Satuan Kerja Perangkat Daerah;

f. penyusunan data statistik daerah;

g. pelaksanaan monitoring dan evaluasi pelaksanaan rencana pembangunan; dan pelaksanaan tugas dinas lain yang diberikan oleh Kepala Badan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Sub Bidang

a. pelaksanaan penyusunan rencana kerja tahunan Sub Bidang Data dan Statistik;

b. pengumpulan dan penyusunan bahan bagi pengembangan sistem informasi perencanaan;

c. pelaksanaan pengumpulan, analisis, penyajian data dan informasi pembangunan untuk kepentingan perencanaan pembangunan;

d. pengkoordinasian pengolahan data secara elektronik dalam rangka penyempurnaan sistem informasi dan komunikasi yang efektif dan representatif;

e. penyusunan data statistik dan dokumentasi Kota Probolinggo;

f. pelaksanaan monitoring, evaluasi perencanaan dan pelaksanaan pembangunan;

g. pelaksanaan inventarisasi permasalahan-permasalahan dibidang data dan statistik serta merumuskan langkah-langkah pemecahan;

(13)

BIDANG TUGAS POKOK FUNGSI

i. penyusunan laporan hasil pelaksanaan tugas Bidang Data dan Statistik; dan j. pelaksanaan tugas dinas lain yang

diberikan oleh Kepala Bidang Data dan Penelitian Pengembangan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

a. penyusunan rencana kerja tahunan Sub Bidang Penelitian Pengembangan;

b. penyiapan bahan penyusunan bimbingan teknis dan implementasi hasil-hasil penelitian pengembangan Daerah;

c. penyiapan bahan kebutuhan penelitian pengembangan daerah di bidang bidang fisik dan prasarana, ekonomi dan sosial budaya;

d. pelaksanaan penelitian pengembangan daerah dalam rangka penyusunan kebijakan teknis perencanaan pembangunan;

e. pelaksanaan inventarisasi dan dokumentasi hasil penelitian pengembangan daerah yang dapat dijadikan rujukan penyusunan perencanaan pembangunan daerah;

f. pelaksanaan inventarisasi permasalahan-permasalahan dibidang penelitian pengembangan serta merumuskan langkah pemecahannya ;

g. penyusunan laporan hasil pelaksanaan tugas di Bidang Penelitian Pengembangan; dan

h. pelaksanaan tugas dinas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Data dan Penelitian Pengembangan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Diatur lebih lanjut oleh Kepala Badan

Sumber : Peraturan Walikota Probolinggo Nomor 32 Tahun 2012 Tentang Tugas Pokok dan Fungsi Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kota Probolinggo

IX.1.2. Dinas Pekerjaan Umum

Kelembagaan Dinas Pekerjaan Umum Kota Probolinggo diatur melalui

Peraturan Daerah Kota Probolinggo Nomor 4 Tahun 2012 Tentang Organisasi

(14)

Nomor 28 Tahun 2012 Tentang Tugas Pokok Dan Fungsi Dinas Daerah

Kota Probolinggo.

Dinas Pekerjaan Umum mempunyai tugas melaksanakan urusan

pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi di bidang Pekerjaan Umum.

Dalam melaksanakan tugasnya, Dinas Pekerjaan Umum mempunyai fungsi :

a. perumusan kebijakan teknis di bidang Pekerjaan Umum;

b. penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang

Pekerjaan Umum;

c. pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang Pekerjaan Umum ; dan

d. pelaksanaan tugas dinas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan

tugas dan fungsinya.

Susunan Organisasi Dinas Pekerjaan Umum, yaitu :

a. Dinas Pekerjaan Umum terdiri dari :

o

Sekretariat;

o

Bidang Perumahan dan Permukiman;

o

Bidang Pengairan;

o

Bidang Bina Marga;

o

Bidang Cipta Karya dan Tata Ruang;

o

Unit Pelaksana Teknis; dan

o

Kelompok Jabatan Fungsional.

b. Sekretariat membawahi :

o

Subbagian Umum dan Kepegawaian

o

Subbagian Program; dan

o

Subbagian Keuangan.

c. Bidang Perumahan dan Permukiman membawahi :

o

Seksi Perumahan; dan

o

Seksi Pengembangan Permukiman.

d. Bidang Pengairan membawahi :

o

Seksi Pembangunan Prasarana Pengairan dan Drainase; dan

o

Seksi Pemeliharaan Prasarana Pengairan dan Drainase.

e. Bidang Bina Marga sebagaimana membawahi :

o

Seksi Pembangunan Jalan dan Jembatan; dan

o

Seksi Pemeliharaan Jalan, Jembatan dan Peralatan Berat.

(15)

o

Seksi

Pengembangan

Air

Minum

dan

Penyehatan

Lingkungan

Permukiman;

o

Seksi Penataan Bangunan dan Lingkungan; dan

o

Seksi Penataan Ruang.

g. Unit Pelaksana Teknis terdiri dari :

o

UPT Pembinaan Jasa Konstruksi;

o

UPT Pemadam Kebakaran; dan

o

UPT Rumah Susun.

h. Masing-masing Unit Pelaksana Teknis membawahi Subbagian Tata Usaha

Tabel IX. 2 Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pekerjaan Umum Kota Probolinggo

BIDANG TUGAS POKOK FUNGSI

Kepala Dinas

a. perumusan kebijaksanaan teknis operasional dan pengelolaan pembangunan di bidang perumahan dan permukiman, pengairan, bina marga, penataan kota dan penataan bangunan; b. penyelenggaraan kegiatan pembinaan, pengawasan,

pengendalian serta evaluasi terhadap teknis operasional pembangunan di bidang perumahan dan permukiman, pengairan, bina marga serta penataan kota dan penataan bangunan;

c. pelaksanaan kegiatan pembangunan dan pemeliharaan di bidang perumahan dan permukiman;

d. pelaksanaan kegiatan pembangunan dan pemeliharaan di bidang pengairan;

e. pelaksanaan kegiatan pembangunan dan pemeliharaan di bidang bina marga;

f. pelaksanaan kegiatan penataan kota dan penataan bangunan;

g. penyelenggaraan pengelolaan ketatausahaan Dinas; dan

h. pelaksanaan tugas dinas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas dan

a. pelaksanaan penyusunan anggaran dinas serta pengelolaan data dalam rangka penyusunan program dan laporan;

b. pelaksanaan pelayanan administratif kepada kepala dinas dan bidang-bidang di lingkungan dinas;

c. pelaksanaan pengelolaan perlengkapan, rumah tangga dan keprotokolan;

d. pengkoordinasian perumusan program kerja antar bidang;

e. pelaksanaan pembinaan organisasi dan tatalaksana;

f. pelaksanaan administrasi kepegawaian, keuangan dan perlengkapan;

(16)

BIDANG TUGAS POKOK FUNGSI

h. penyiapan data informasi, kepustakaan, hubungan masyarakat dan inventarisasi; dan i. pelaksanaan tugas dinas lain yang diberikan

oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan

a. pelaksanaan surat-menyurat, pengetikan, penggandaan dan tata kearsipan;

b. penyusunan rencana kebutuhan dan pelaksanaan kegiatan tata usaha serta pengelolaan, perawatan dan perbaikan perlengkapan dan peralatan kantor serta pemeliharaan kebersihan serta keamanan kantor;

c. pelaksanaan tugas hubungan masyarakat, keprotokolan, dokumentasi dan pengelolaan perpustakaan serta perjalanan dinas;

d. pelaksanaan penyusunan dan penghimpunan peraturan perundang-undangan;

e. penyiapan data dan pengelolaan administrasi kepegawaian;

f. pelaksanaan pemrosesan kedudukan hukum dan hak pegawai serta kesejahteraan pegawai;

g. penyiapan bahan penyusunan formasi pegawai dan perencanaan pegawai; dan

h. pelaksanaan tugas dinas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan tugas dan fungsinya

a. pelaksanaan inventarisasi, identifikasi, dalam rangka penyusunan program dan anggaran;

b. pelaksanaan koordinasi dalam rangka penyusunan program;

c. penyusunan daftar invertarisasi kegiatan dinas dan penyiapan bahan rapat kerja;

d. pelaksanaan monitoring, evaluasi, pengendalian dan pelaporan pelaksanaan program kerja;

e. penyusunan dokumentasi pelaksanaan program;

f. penyusunan laporan penyelenggaraan kegiatan dinas; dan

pelaksanaan tugas dinas lain yang diberikan oleh Sekretaris sesuai dengan tugas dan fungsinya.

a. pelaksanaan pengelolaan keuangan termasuk pembayaran gaji pegawai;

b. pelaksanaan pengadministrasian dan pembukuan keuangan;

c. penyusunan laporan pertanggungjawaban atas pelaksanaan pengelolaan keuangan;

d. pelaksanaan akuntansi dan keuangan dinas; dan e. pelaksanaan tugas dinas lain yang diberikan

oleh Sekretaris sesuai dengan tugas dan fungsinya.

a. perumusan rencana kerja di bidang Perumahan dan Pengembangan Permukiman;

(17)

BIDANG TUGAS POKOK FUNGSI

Perumahan dan Pengembangan Permukiman; c. pelaksanaan koordinasi, fasilitasi dan

pembinaan tugas di bidang Perumahan dan Pengembangan Permukiman;

d. pelaksanaan pengawasan, pengendalian, evaluasi dan pelaporan pelaksanaan kegiatan di bidang Perumahan dan Pengembangan Permukiman; dan

e. pelaksanaan tugas dinas lainnya yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan

a. penghimpunan dan penelaahan peraturan perundang-undangan, petunjuk teknis, petunjuk pelaksanaan dan pedoman/ketentuan lain berkaitan dengan bidang perumahan;

b. penyusunan rencana program dan kegiatan serta pelaksanaan pada Seksi Perumahan;

c. pembagian tugas, pemberian petunjuk serta pengevaluasian hasil kerja bawahan dalam pelaksanaan tugas;

d. pelaksanaan fasilitasi percepatan pembangunan perumahan skala kota;

e. pembangunan dan rehabilitasi rumah tidak layak huni sebagai stimulan;

f. pelaksanaan pembangunan rumah umum untuk korban bencana;

g. pelaksanaan bantuan pembangunan dan kelembagaan serta penyelenggaraan perumahan;

h. pelaksanaan pembangunan rumah susun untuk Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) dan rumah umum, rumah khusus dan rumah daerah yang menjadi aset Pemerintah Kota ;

i. pembangunan prasarana, sarana dan utilitas umum sebagai stimulan di Rusun dan Rusus; j. perumusan kebijakan teknis dan strategi

pembangunan dan pengembangan perumahan skala kota;

k. pengawasan dan pengendalian pelaksanaan kebijakan pembangunan perumahan;

l. penyusunan NSPM pembangunan perumahan swadaya di kota;

m. penyiapan bahan dalam rangka penyusunan Rencana Pembangunan dan pengembangan Perumahan dan Kawasan Permukiman Daerah (RP3KPD);

n. penyusunan laporan SPM Bidang Perumahan; o. penyusunan laporan pelaksanaan program dan

kegiatan serta realisasi anggaran Seksi Perumahan; dan

(18)

BIDANG TUGAS POKOK FUNGSI

sesuai dengan tugas dan fungsinya. Seksi

a. penghimpunan dan penelaahan peraturan perundang-undangan, petunjuk teknis, petunjuk pelaksanaan dan pedoman/ketentuan lain berkaitan dengan bidang Pengembangan Permukiman;

b. penyusunan rencana program dan kegiatan serta pelaksanaan pada Seksi Pengembangan Permukiman;

c. pembagian tugas, pemberian petunjuk serta pengevaluasian hasil kerja bawahan dalam pelaksanaan tugas;

d. penyiapan bahan dan rekomendasi teknis untuk penyusunan peraturan daerah kebijakan dan strategi Kasiba/Lisiba dan strategi penanggulangan permukiman kumuh di wilayah kota;

e. penyiapan bahan dan rekomendasi teknis untuk penyusunan peraturan daerah NSPK Kasiba dan Lisiba di wilayah kota

f. penyelenggaraan pembangunan Kasiba/Lisiba dan penanganan kawasan kumuh perkotaan; g. pelaksanaan kerjasama swasta, masyarakat

dalam pembangunan kasiba/lisiba;

h. pengawasan dan pengendalian penyelenggaraan Kasiba dan Lisiba di kota;

i. Pelaksanaan pembangunan, rehabilitasi dan pemeliharaan jalan lingkungan permukiman; j. penyelenggaraan penanganan kawasan kumuh

perkotaan ;

k. pelaksanaan dan pembinaan teknis penyelenggaraan permukiman;

l. penyusunan laporan SPM Bidang Penanganan Permukiman Kumuh Perkotaan;

m. penyusunan laporan pelaksanaan program dan kegiatan serta realisasi anggaran Seksi Pengembangan Permukiman; dan

n. pelaksanan tugas dinas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Perumahan dan Permukiman sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Bidang

a. penyiapan bahan dalam rangka menyusun rumusan kebijakan teknis operasional dan pengelolaan pembangunan di bidang pengairan; b. pelaksanaan kegiatan pengaturan, pembinaan,

pembangunan/pengelolaan dan pengawasan, pengendalian dan rekomendasi perijinan serta evaluasi terhadap teknis pembangunan dan pemeliharaan jaringan irigasi dan drainase; c. pelaksanaan kegiatan perencanaan teknis

jaringan irigasi dan drainase;

d. pelaksanaan kegiatan pembangunan jaringan irigasi dan drainase;

e. pelaksanaan kegiatan pemeliharaan jaringan irigasi dan drainase;

f. pelaksanaan kegiatan ekploitasi dan rekomendasi perijinan; dan

(19)

BIDANG TUGAS POKOK FUNGSI

a. penetapan kebijakan pengelolaan sumber daya air;

b. penetapan pola pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai;

c. penetapan rencana pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai;

d. pembentukan wadah koordinasi sumber daya air;

e. pembentukan komisi irigasi;

f. pelaksanaan penjagaan efektivitas, efisiensi, kualitas, dan ketertiban pelaksanaan pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai;

g. penyelenggaraan sistem informasi sumber daya air;

h. pembangunan dan peningkatan sistem irigasi primer dan sekunder pada daerah irigasi;

i. perumusan kebijakan dan strategi pengelolaan sumber daya air berdasarkan kebijakan nasional dan provinsi;

j. penetapan peraturan daerah NSPK drainase dan pematusan genangan di wilayah kota berdasarkan SPM yang disusun pemerintah pusat dan provinsi;

k. peningkatan kapasitas teknik dan manajemen penyelenggaraan drainase dan pematusan genangan di wilayah kota;

l. penyelesaian masalah dan permasalahan operasionalisasi sistim drainase dan penanggulangan banjir di wilayah kota serta koordinasi dengan daerah sekitarnya;

m. penyelenggaraan pembangunan dan pemeliharaan PS drainase di wilayah kota;

n. pengevaluasian terhadap penyelenggaraan sistem drainase dan pengendali banjir di wilayah kota; dan

o. pelaksanaan tugas dinas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Pengairan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

a. penetapan dan pemberian izin atas penyediaan, peruntukan, penggunaan, dan pengusahaan sumber daya air pada wilayah sungai;

b. penetapan dan pemberian izin penyediaan, peruntukan, penggunaan, dan pengusahaan air tanah;

c. pemberian izin pembangunan, pemanfaatan, pengubahan, dan/atau pembongkaran bangunan dan/atau saluran irigasi pada jaringan irigasi primer dan sekunder dalam daerah irigasi;

d. pelaksanaan konversi sumber daya air pada wilayah sungai;

e. pengendalian daya rusak air yang berdampak skala kota;

f. pengawasan pengelolaan sumber daya air pada wilayah sungai;

(20)

BIDANG TUGAS POKOK FUNGSI

drainase dan pengendalian banjir di kota; h. pemberdayaan kelembagaan sumber daya air; i. pendayagunaan sumber daya air pada wilayah

sungai;

j. pelaksanaan operasi, pemeliharaan dan rehabilitasi sistem irigasi primer dan sekunder pada daerah irigasi dalam satu kota yang luasnya kurang dari 1.000 ha;

k. pelaksanaan operasi, pemeliharaan dan rehabilitasi pada sungai, danau, waduk dan pantai pada wilayah sungai; dan

l. pelaksanaan tugas dinas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Pengairan sesuai dengan tugas dan fungsinya.

a. penyusunan rumusan kebijakan teknis operasional dan pengelolaan pembangunan di bidang bina marga meliputi jalan dan jembatan serta peralatan berat;

b. pelaksanaan pengaturan, pembinaan, pembangunan dan pengawasan evaluasi terhadap teknis pembangunan, pemeliharaan dan pemanfaatan jalan dan jembatan;

c. pelaksanaan kegiatan perencanaan teknis jalan dan jembatan;

d. pelaksanaan pembinaan dan pengendalian serta evaluasi terhadap kinerja penyelenggaraan jalan kota dan teknis pengelolaan alat berat;

e. pemberian ijin rekomendasi, dispensasi dan pertimbangan pemanfaatan ruang, manfaat jalan, ruang milik jalan dan ruang pengawasan jalan untuk semua status jalan yang ada diwilayah kota kecuali jalan tol;

f. pelaksanaan kegiatan operasional dan perijinan peralatan berat; dan

g. pelaksanaan tugas dinas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan

a. perumusan kebijakan penyelenggaraan jalan kota berdasarkan kebijakan nasional di bidang jalan dengan memperhatikan keserasian antar daerah dan antar kawasan;

b. penyusunan pedoman operasional penyelenggaraan jalan kota;

c. penetapan status jalan kota;

d. penyusunan perencanaan umum dan pembiayaan jaringan jalan kota;

e. pembangunan jalan kota;

f. pemberian bimbingan penyuluhan serta pendidikan dan pelatihan para aparatur penyelenggara jalan;

g. pengembangan teknologi terapan di bidang jalan untuk jalan kota;

h. pembiayaan pembangunan jalan kota;

i. perencanaan teknis, pemrograman dan penganggaran, pengadaan lahan, serta pelaksanaan konstruksi jalan kota;

(21)

BIDANG TUGAS POKOK FUNGSI

k. pelaksanaan evaluasi kinerja penyelenggaraan jalan kota;

l. pengendalian fungsi dan manfaat hasil pembangunan jalan kota;

m. pelaksanaan tugas dinas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Bina Marga sesuai dengan tugas dan fungsinya.

a. pemeliharaan jalan kota;

b. pemberian bimbingan penyuluhan serta pendidikan dan pelatihan para aparatur penyelenggara jalan;

c. pemberian izin, rekomendasi, dispensasi dan pertimbangan pemanfaatan ruang manfaat jalan, ruang milik jalan, dan ruang pengawasan jalan; d. pengoperasian dan pemeliharaan jalan kota; e. pelaksanaan kegiatan pengoperasian dan

pemeliharaan ruas jalan, jembatan dan peralatan berat;

f. pemeliharaan dan pengawasan ruas jalan, jembatan dan alat berat;

g. pelaksanaan pengkajian, penelitian dan pemantauan tentang status pemanfaatan ruas jalan dan jembatan;

h. penyusunan rencana kebutuhan peralatan alat – alat berat untuk pelaksanaan tugas perbekalan pekerjaan umum;

i. pelaksanaan kegiatan perawatan dan perbaikan peralatan berat; dan

j. pelaksanaan tugas dinas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Bina Marga sesuai dengan tugas dan fungsinya

a. perumusan rencana kerja di bidang Pengembangan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan Permukiman, Penataan Bangunan dan Lingkungan serta Penataan Ruang Kota; b. perumusan kebijakan teknis di bidang

Pengembangan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan Permukiman, Penataan Bangunan dan Lingkungan serta Penataan Ruang Kota; c. pelaksanaan koordinasi, fasilitasi dan

pembinaan tugas di bidang Pengembangan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan Permukiman, Penataan Bangunan dan Lingkungan serta Penataan Ruang Kota;

d. pelaksanaan pengawasan, pengendalian dan evaluasi pelaksanaan kegiatan di bidang Pengembangan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan Permukiman, Penataan Bangunan dan Lingkungan serta Penataan Ruang Kota; e. pemrosesan teknis perizinan/rekomendasi

sesuai bidangnya; dan

f. pelaksanaan tugas dinas lainnya yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan tugas dan

(22)

BIDANG TUGAS POKOK FUNGSI dan

Penyehatan Lingkungan Permukiman

dan Tata Ruang di bidang

berkaitan dengan bidang pengembangan air minum dan penyehatan lingkungan permukiman;

b. penyusunan rencana program dan kegiatan serta pelaksanaan pada Seksi Pengembangan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan Permukiman;

c. pembagian tugas, pemberian petunjuk serta pengevaluasian hasil kerja bawahan dalam pelaksanaan tugas;

d. penyusunan rumusan kebijakan, strategi dan peraturan daerah, NSPK (Norma, Standar, Prosedur dan Kriteria) pelayanan prasarana dan sarana air minum dan penyehatan lingkungan permukiman ;

e. penetapan pemenuhan kebutuhan air baku untuk pengembangan SPAM di wilayah Kota; f. Pelaksanaan fasilitasi bantuan teknis kepada

kecamatan, kelurahan, serta kelompok masyarakat dalam penyelenggaraan pengembangan SPAM;

g. penyediaan prasarana dan sarana air minum untuk daerah bencana dan daerah rawan air; h. pelaksanaan pengawasan, pengendalian,

pemberian bantuan teknis dan evaluasi terhadap penyelenggaraan air minum dan penyehatan lingkungan permukiman;

i. pengawasan dan pengendalian atas pelaksanaan NSPK air minum dan penyehatan lingkungan permukiman;

j. pengaturan pemeliharaan sarana dan prasarana air minum dan penyehatan lingkungan permukiman;

k. penyusunan laporan pelaksanaan program dan kegiatan serta realisasi anggaran Seksi Pengembangan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan Permukiman;

l. penyusunan laporan SPM Bidang Air Minum dan Penyehatan Lingkungan Permukiman; dan

m. pelaksanan tugas dinas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Cipta Karya dan Tata Ruang sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Seksi dan Tata Ruang di bidang Penataan Bangunan dan Lingkungan.

a. penghimpunan dan penelaahan peraturan perundang-undangan, petunjuk teknis, petunjuk pelaksanaan dan pedoman/ketentuan lain berkaitan dengan bidang penataan bangunan dan lingkungan;

b. penyusunan rencana program dan kegiatan serta pelaksanaan pada Seksi Penataan Bangunan dan Lingkungan;

c. pembagian tugas, pemberian petunjuk serta pengevaluasian hasil kerja bawahan dalam pelaksanaan tugas;

(23)

BIDANG TUGAS POKOK FUNGSI

e. pelaksanaan pembangunan, rehabilitasi dan pemeliharaan bangunan gedung dan lingkungan yang menjadi aset pemerintah kota;

f. pemrosesan sertifikat laik fungsi (SLF) untuk pemanfaatan bangunan gedung;

g. penyiapan persyaratan teknis untuk bangunan gedung adat, semi permanen, darurat, dan bangunan gedung yang dibangun di lokasi bencana;

h. penyelenggaraan bangunan gedung dan lingkungan dengan berbasis pemberdayaan masyarakat;

i. pemberian rekomendasi teknis perencanaan dan struktur bangunan gedung;

j. penyusunan laporan SPM Bidang Penataan Bangunan dan Lingkungan;

k. penyusunan laporan pelaksanaan program dan kegiatan serta realisasi anggaran Seksi Penataan Bangunan dan Lingkungan; dan

l. pelaksanaan tugas dinas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Cipta Karya dan Tata Ruang sesuai dengan tugas dan fungsinya.

Seksi

a. penghimpunan dan penelaahan peraturan perundang-undangan, petunjuk teknis, petunjuk pelaksanaan dan pedoman/ketentuan lain berkaitan dengan bidang penataan ruang kota;

b. penyusunan rencana program dan kegiatan serta pelaksanaan pada Seksi Penataan Ruang Kota;

c. pembagian tugas, pemberian petunjuk serta pengevaluasian hasil kerja bawahan dalam pelaksanaan tugas;

d. penyiapan bahan dalam rangka perumusan kebijakan pelaksanaan penataan ruang kota dan pengembangan kota;

e. pengembangan sistem informasi dan komunikasi penataan ruang;

f. pelaksanaan sosialisasi NSPK bidang penataan ruang;

g. pelaksanaan penerapan Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang penataan ruang;

h. penyiapan bahan dalam rangka perumusan, penyusunan dan penetapan Rencana Detail Tata Ruang dan Zonasi;

i. penyusunan dan penetapan rencana tata bangunan dan lingkungan (RTBL);

j. penetapan status bangunan gedung dan lingkungan yang dilindungi dan dilestarikan yang berskala lokal;

k. penyiapan dan penetapan Surat Keterangan Rencana Kota (SKRK) ;

l. pengawasan dan pengendalian pelaksanaan pembangunan sesuai program pemanfaatan ruang wilayah dan kawasan strategis kota; m. penyiapan bahan dalam rangka penyusunan

(24)

BIDANG TUGAS POKOK FUNGSI

n. pemberian rekomendasi teknis izin pemanfaatan yang sesuai dengan RTRW;

o. pengawasan dan pengendalian terhadap pelaksanaan penataan ruang dan pembangunan kawasan perkotaan;

p. penyiapan program dan penyelengaraan kerjasama/kemitraan antara pemerintah daerah/dunia usaha/masyarakat dalam pengelolaan dan pembangunan sarana dan prasarana perkotaan (landmark);

q. penyelenggaraan pembangunan dan pemeliharaan tugu batas/landmark kota;

r. pemrosesan pertimbangan teknis rekomendasi Izin Mendirikan Bangunan (IMB);

s. pemrosesan surat penetapan/persetujuan pembongkaran bangunan gedung (SP3BG); t. pengawasan dan penertiban pembangunan,

pemanfaatan dan pembongkaran bangunan gedung ;

u. penyusunan laporan pelaksanaan program dan kegiatan serta realisasi anggaran Seksi Penataan Ruang Kota;

v. penyusunan laporan SPM Bidang Penataan Ruang; dan

w. pelaksanan tugas dinas lain yang diberikan oleh Kepala Bidang Cipta Karya dan Tata Ruang sesuai dengan tugas dan fungsinya.

(25)
(26)

IX.1.3. Badan Lingkungan Hidup

Kedudukan, tugas dan fungsi Badan Lingkungan Hidup kota Probolinggo

berdasarkan peraturan daerah kota Probolinggo nomor 7 tahun 2008 tentang

organisasi dan tata kerja lembaga teknis derah kota Probolinggo serta

Peraturan Walikota Probolinggo Nomor 30 Tahun 2012 Tentang Tugas Pokok

Dan Fungsi Lembaga Teknis Daerah Kota Probolinggo. Dalam melaksanakan

tugasnya di bidang lingkungan hidup, Badan Lingkungan Hidup dipimpin oleh

kepala yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada walikota melalui

sekertaris daerah.

Tugas badan lingkungan hidup adalah melaksanakan urusan rumah

tangga daerah dibidang lingkungan hidup sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku. Untuk meyelenggarakan tugasnya, Badan Lingkungan

Hidup Kota Probolinggo mempunyai fungsi :

a. Perumusan perencanaan kebijakan, pembinaan, pemberian bimbingan dan

pengendalian perijinan dalam penegelolaan lingkungan hidup;

b. Penyelenggaraan pembinaan, koordinasi, analisis, dan evaluasi, pemantauan

dan pemulihan kualitas lingkungan (air, udara, dan tanah);

c. Perumusan kebijakan dan kegiatan di bidang penegelolaan kebersihan,

pertamanan dan kelistrikan pada fasilitas umum dan skalakota;

d. Penyelenggaraan pengawasan, pencegahan dan penanggulan kerusakan

lingkungan ;

e. Pelaksanaan monitoring, pembinaan dan pngawasan penyelenggaraan

kebersihan

dan

keindahan

kota

serta

pencegahan

pencemaran

lingkungan hidup ;

f. Penyelenggraan pengelolaan ketatausahaan ;

g. Pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh daerah sesuai dengan

tugas dan fungsinya ;

Struktur organisasi

Badan Lingkungan Hidup Kota Probolinggo

berdasarkan

Peraturan Walikota Probolinggo

Nomor 30 Tahun

2012

Tentang Tugas Pokok Dan Fungsi Lembaga Teknis Daerah Kota Probolinggo

terdiri dari :

a. Sekertariat membawahi ;

1. Sub bagian program dan data

2. Sub bagian umum dan kepagawaian

(27)

b. Bidang tata dan penataan lingkungan hidup :

1. Sub bidang perencanaan dan pengkajian dampak lingkungan hidup

2. Sub bidang pengembangan perturan dan penegakan hukum

lingkungan

c. Bidang pelestarian, pengendalian dan pengembangan kapsitas lingkungan

hidup

1. Subid pelestarian dan pengendalian pencemaran lingkungan

2. Subid penengembangan kapasitas lingkungan hidup

d. Bidang konservasi sumber daya alam dan kelistrikan;

1. Sub bidang konservasi keanekaragaman hayati & pertamanan

2. Sub bidang kelistrikan

e. Bidang penaggulangan den penanganan dampak pencemran lingkungan

hidup;

1. Sub bidang penanggulangan sampah dan limbah

2. Sub bidang mobilisasi penanganan sampah & limbah

f. Unit pelaksanaan teknis;

1. UPT informasi dan pendidikan lingkungan hidup (UPT IPLH)

2. UPT pengelolahan sampah dan limbah (UPT PSL)

3. UPT laboratrium lingkungan (UPT Lab_lingk)

(28)
(29)

IX.1.4. Kondisi Kelembagaan Swasta dan Masyarakat

IX.1.4.1.

Pengembang

Pengembang (Developer) dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)

merupakan contoh tipikai kelembagaan non pemerintah yang berperan dalam

menyediakan

atau membangun

prasarana

dan

sarana

permukiiman

beserta utilitasnya. Selain itu terdapat pula kelembagaan lainnya seperti

LKMD dan PKK.

IX.1.4.2.

BKM

Badan Keswadayaan Masyarakat adalah organisasi kemasyarakatan yang

menjadi fasilitator bagi masyarakat dalam merencanakan, malaksanakan dan

mengevaluasi kinerja Pemerintah Daerah.

IX.1.4.3.

PKK

PKK adalah organisasi semi pemerintah ditingkat RT/RW yang

bertanggung jawab terhadap 10 permasalahan atau isu-isu yang berkembang

di masyarakat diantaranya masalah kesehatan, perlindungan dan peiestarian

lingkungan. Di beberapa tempat, PKK bertanggung jawab pula terhadap

mengelolaan sampan termasuk pengelolaan fasilitas TPS dan pengumpulan

retribusi sampah.

IX.1.4.4.

Organisasi Kemasyarakatan Bidang Kebersihan

Upaya untuk mencapai keberhasilan dalam pemecahan dan penanganan

masalah-masalah kebersihan dan persampahan pada hakikatnya bukan hanya

menjadi tanggung jawab satu institusi saja melainkan membutuhkan suatu

kerja koordinatif yang menuntut keterlibatan seluruh stakeholders yang

termasuk didalamnya unit-unit kerja terkait, masyarakat dan pihak swasta.

Yang juga menjadi pertimbangan penting adalah bahwa masyarakat juga

memiliki hak dan kewajiban dalam kegiatan-kegiatan pengelolaan lingkungan.

Hal tersebut sebagai mana telah diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor

23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup pada Pasal 5 yang

(30)

1. Setiap orang mempunyai hak yang sama atas lingkungan hidup yang baik

dan sehat.

2. Setiap orang mempunyai hak atas informasi lingkungan hidup yang

berkaitan dengan peran dalam pengelolaan lingkungan hidup.

3. Setiap orang mempunyai hak untuk berperan dalam rangka pengelolaan

lingkungan hidup sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang

berlaku.

Untuk itu diperlukan sebuah pendekatan pelaksanaan kegiatan yang

dapat mengakomodir dan mensinergikan seluruh potensi yang dimiliki

masing-masing pihak.

Di Kota Probolinggo sendiri pada bidang persampahan telah

mengadakan kerjasama dengan pihak Bank Danamon untuk pengelolaan

sampah pasar di TPS Ungup-Ungup melalui program Danamon Peduli. Dengan

adanya program tersebut diharapkan di masa yang akan datang akan lebih

banyak lagi terjalin kerjasama dengan pihak-pihak swasta lainnya khususnya

didalam sektor persampahan di Kota Probolinggo.

Dalam hal peran serta masyarakat sendiri, pihak Pemerintah Kota

Probolinggo melalui Badan Lingkungan Hidup telah banyak melakukan upaya

sosialisasi kepada masyarakat mengenai permasalahan persampahan. Bahkan

masyarakat di Kota Probolinggo sudah mulai tumbuh kesadaran akan

pentingnya masalah persampahan ini. Hingga saat ini di beberapa daerah telah

terdapat program pengolahan sampah menjadi kompos dan biogas. Kedepan

akan lebih ditingkatkan lagi keberadaan maupun eksistensi peran serta

masyarakat tersebut demi mensukseskan program 3R (Reduce, Reuse, Recycle)

seperti yang yelah diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2008

tentang Pengelolaan Sampah.

Disamping program-program di atas, di Kota Probolinggo juga terdapat

kegiatan masyarakat dan beberapa lembaga swadaya, komunitas dan elemen

masyarakat yang memiliki peran penting dalam penanganan masalah-masalah

persampahan di Kota Probolinggo, antara lain:

Partisipasi masyarakat diharapkan mampu mendorong perbaikan

lingkungan yang ada di Kota Probolinggo, keterlibatan masyarakat dan

pemangku kepentingan lainnya tercermin dalam pembentukan lembaga

berbasis kemitraan yaitu:

(31)

Dewan Pembangunan Berkelanjutan (DPB) merupakan lembaga non

pemerintah yang bertujuan sebagai lembaga saran kepada pemerintah

mengenai kebijakan dan program yang dilaksanakan terutama kaitannya

dengan pembangunan yang berkelanjutan selaras dengan lingkungan.

Sesuai dengan Keputusan Walikota Probolinggo Nomor : 188.45/ 103/

KEP/ 425.012/ 2008 Tentang Dewan Pembangunan Berkelanjutan Yang

Berwawasan Lingkungan Kota Probolinggo.

2. Informal Meeting Forum (IMF)

Informal Meeting Forum (IMF) merupakan lembaga yang mempunyai tujuan

mengggalang sinergi dan kebersamaan diantara pelaku industri dalam

menciptakan keserasian lingkungan alam binaan, pencegahan terhadap

pencemaran dan kerusakan lingkungan serta mendorong kecintaan

masyarakat terhadap lingkungan dalam kerangka mewujudkan visi

lingkungan yaitu : “Mewujudkan Kota Probolinggo Sebagai Kota Hijau dan

Bebas Polusi”.

3. Forum Jaringan Manajemen Sampah (Forjamansa)

Forum ini dibentuk untuk dijadikan wadah bagi masyarakat Kota

Probolinggo dalam menyalurkan aspirasinya mengenai kebersihan dan

keindahan Kota Probolinggo mulai dari tingkat Kelurahan, Kecamatan

sampai tingkat Kota.

4. Paguyuban Peduli Sampah (Papesa)

Paguyuban ini merupakan paguyuban tingkat rumah tanggga yang

bertujuan setiap kelompok masyarakat berkumpul untuk memilah dan

mengelola sampah skala rumah tangga agar dapat diolah kembali menjadi

kompos untuk kemudian dijual sehingga dapat menambah pendapatan

masing-masing rumah tangga.

Sesuai dengan Keputusan Walikota Probolinggo Nomor : 188.45/ 257/

KEP/ 425.012/ 2006 Tentang Pengurus Kelompok Masyarakat Pemilahan

Sampah Rumah Tangga “PAPESA” (Paguyuban Peduli Sampah) Kota

Probolinggo.

Adanya perjanjian kerjasama nomor : 050/ 484 A/ 425.111/ 2006

antara Pemerintah Kota Probolinggo dengan Kelompok Tani Assalam

tentang pemanfaatan produk kompos/ pupuk organik UPTD Komposting

Dinas Kebersihan dan Lingkungan Hidup Kota Probolinggo.

(32)

Pemilah Sampah Rumah Tangga tentang Penyediaan Sampah organik/

bahan baku pembuatan pupuk organik/ composting dari proses

pemilahan sampah rumah tangga.

5. Paguyuban Eco Pesantren

Dalam mengembangkan peran pondok pesantren yang ramah lingkungan

sesuai dengan tujuan diadakannya eco pesantren diantaranya adalah untuk

mendorong dan memberikan kesempatan kepada pondok pesantren

memperoleh pengetahuan, ketrampilan dan sikap yang akhirnya dapat

menumbuhkan kepedulian, komitmen untuk melindungi, memperbaiki

serta

memanfaatkan

lingkungan

hidup

secara

bijaksana.

Turut

menciptakan pula perilaku baru yang bersahabat dengan lingkungan

hidup, mengembangkan etika lingkungan hidup dan memperbaiki kualitas

lingkungan hidup.

Sesuai dengan Keputusan Walikota Probolinggo Nomor : 188.45/ 197/

KEP/ 425.012/ 2008 Tentang Paguyuban Eco Pesantren Kota

Probolinggo Tahun 2008.

6. Paguyuban Putri Lingkungan Kota Probolinggo

Dibentuk pada tahun 2007, setelah terpilihnya Putri Lingkungan Hidup

Kota Probolinggo Tahun 2007, yang menaungi seluruh finalis Putri

Lingkungan Kota Probolinggo. Paguyuban ini, banyak mengadakan

kegiatan yang bersifat partisipatif masyarakat dalam hal pengelolaan

lingkungan.

Sesuai dengan Keputusan Walikota Probolinggo Nomor : 188.45/ 169/

KEP/ 425.012/ 2008 Tentang Panitia Pemilihan Putri Lingkungan Kota

Probolinggo Tahun 2008.

7. Paguyuban Kader Lingkungan (Pakerling)

Dilaksanakan pada 31 Juli 2008 di Puri Manggala Bhakti Kantor Walikota

Probolinggo untuk bisa lebih peduli terhadap pengelolaan lingkungan.

Sesuai dengan Keputusan Walikota Probolinggo Nomor : 188.45/ 169/

KEP/ 425.012/ 2008 Tentang Panitia Pemilihan Putri Lingkungan Kota

Probolinggo Tahun 2008.

8. Kegiatan Pemantapan Pokmas Pemilahan dan Pengumpulan Sampah Rumah

(33)

IX.2. PERMASALAHAN, ANALISIS DAN USULAN PROGRAM KELEMBAGAAN

IX.2.1. Strategi Kebijakan Pengembangan Kelembagaan Daerah

Untuk mencapai tujuan dan sasaran pembangunan di Bidang aparatur

pemerintah, maka strategi kebijakan yang ditempuh. adalah (a) penataan

struktur organisasi dengan prinsip rasionai dan realistik sesuai dengan

kebutuhan daerah: ;b) penataan ulang aparatur pemerintah daerah sesuai

dengan penataan struktur organisasi dan perangkat kelembagaan daerah;

(c) peningkatan kualitas peiayanan kepada masyarakat melalui pelayanan

prima; (d) peningkatan kualitas dan profesionalisme sumberdaya aparatur

pemerintah untuk mendukung perwujudan pemerintah yang baik dan bebas

dari KKN; (e) peningkatan pembangunan administrasi pemerintahan dan

pembangunan yang mampu mendukung penyelenggaraan tugas-tugas umum

pemerintahan dan pembangunan; (f) pengembangan sistem program dan

anggaran serta pengendalian pembangunan; (g) peningkatan pengawasan

terhadap penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah untuk

mendukung pemerintahan yang bersih; dan (h) peningkatan sarana dan

prasarana pemerintahan daerah.

Secara

keseluruhan

pelaksanaan

penyelenggaraan

Pemerintahan

diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui

peningkatan, pelayanan, pemberdayaan, dan peran serta masyarakat serta

peningkatan daya saing daerah. Sebagai bahagian dari penyelenggaraan

negara, maka penyelenggaraan pemerintah daerah juga tunduk pada asas

umum penyelenggaraan Negara yang Bersih dan Bebas dari KKN sebagaimana

diamanatkan dalam Undang-Undang No. 28 tahun 1999. Dimana asa umum

penyelenggaraan Negara tersebut akan mencakup: Asas kepastian hukum,

tertib penyelenggaraan negara, asas kepentingan umum, asas keterbukaan,

asas proporsionalitas, asas profesionalitas, dan asas akuntabilitas.

Pembiayaan penyelengaraan pemerintah daerah dibebankan pada APBD

dalam bentuk belanja daerah dengan arah sebagaimana diamanatkan dalam

pasal 167 UU nomor 32/2004 yaitu belanja daerah diprioritaskan untuk

melindungi dan meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat dalam upaya

memenuhi kewajiban daerah. Selanjutnya disebutkan bahwa perlindungan dan

peningkatan kualitas kehidupan masyarakat diwujudkan dalam bentuk

peningkatan pelayanan dasar dengan prioritas peningkatan pendidikan,

penyediaan fasilitas pelayanan kesehatan, fasilitas sosial, dan fasilitas umum

(34)

IX.2.2. Urusan Wajib dan Standar Pelayanan (SPM)

Urusan pemerintahan terdiri dari urusan pemerintahan yang menjadi

kewenangan Pemerintah dan urusan pemerintahan yang dikelola secara

bersama-sama antar tingkatan dan susunan pemerintahan (bersifat konkuren).

Urusan pemerintahan yang sepenuhnya menjadi kewenangan Pemerintah

mencakup urusan di bidang politik luar negeri, pertahanan, keamanan,

moneter dan fiskal nasional, yustisi, dan agama.

Sementara urusan pemerintahan yang berifat konkuren adalah urusan

pemerintahan selain urusan pemerintahan yang sepenuhnya menjadi urusan

Pemerintah. Dalam urusan pemerintahan yang bersifat konkuren terdapat

bagian urusan yang menjadi kewenangan Pemerintah, pemerintah daerah

provinsi, dan pemerintah daerah kabupaten/kota. Urusan pemerintah yang

menjadi kewenangan pemerintahan daerah terdiri dari urusan wajib dan

urusan pilihan. Urusan pemerintahan wajib adalah urusan pemerintahan yang

wajib diselenggarakan oleh pemerintahan daerah yang terkait dengan

pelayanan dasar (basic services) bagi masyarakat, seperti pendidikan dasar,

kesehatan, lingkungan hidup, perhubungan, kependudukan dan sebagainya.

Urusan pemerintahan yang bersifat pilihan adalah urusan pemerintahan yang

diprioritaskan oleh daerah untuk diselenggarakan yang terkait dengan upaya

mengembangkan potensi unggulan (core competence) yang menjadi kekhasan

daerah. Hal ini berarti, bahwa Pemerintah pada dasarnya memberikan

kewenangan kepada Pemerintah Daerah untuk menyelenggarakan

bidang-bidang pemerintah sesuai dengan kondisi daerah masing-masing. Sebagai

contoh, apabila suatu daerah tidak memiliki hutan luas yang memerlukan

pengelolaan secara khusus, maka daerah tersebut tidak perlu memiliki Dinas

Kehutanan.

Secara konseptual, hal yang mendasari pembagian kewenangan adalah

bahwa fungsi stabilisasi dan distribusi dilakukan oleh pemerintah yang

tingkatannya lebih tinggi (Pemerintah Pusat), sementara fungsi alokasi akan

lebih

tepat

dilaksanakan

oleh

daerah

khususnya

Pemerintahan

Kabupaten/Kota. Pemerintah Daerah memiliki jangkauan pelayanan yang lebih

dekat kepada masyarakat sehingga dapat mengetahui prioritas dan kebutuhan

masyarakat setempat.

Standar Pelayanan Minimal (SPM) sendiri didefinisikan sebagai tolak ukur

(35)

berkaitan dengan pelayanan dasar kepada masyarakat. Dalam pelaksanaannya,

SPM menganut beberapa prinsip, yaitu:

SPM merupakan standar yang dikenakan pada kewenangan wajib,

sedangkan untuk kewenangan lainnya, Pemerintah Daerah boleh

menetapkan standar sendiri sesuai dengan kondisi daerah masing-masing;

SPM berlaku secara nasional, yang berarti harus diberlakukan di seluruh

daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota;

SPM harus dapat menjamin akses masyarakat terhadap pelayanan tertentu

yang harus

disediakan

oleh

Pemerintah Daerah

dalam

rangka

penyelenggaraan kewenangan wajibnya;

SPM bersifat dinamis dan perlu dikaji ulang dan diperbaiki sesuai dengan

perubahan kebutuhan nasional dan perkembangan kapasitas daerah secara

merata;

SPM ditetapkan pada tingkat minimal yang diharapkan secara nasional

untuk pelayanan jenis tertentu. Yang dianggap minimal dapat merupakan

rata-rata kondisi daerah-daerah, merupakan konsensus nasional, dan

lainlain; dan

SPM harus diacu dalam perencanaan daerah, penganggaran daerah,

pengawasan, pelaporan, dan merupakan salah satu alat untuk menilai

Laporan Pertanggungjawaban (LPJ) Kepala Daerah, serta menilai kapasitas

daerah. Menurut PP No. 3 Tahun 2007 tentang Laporan Penyelenggaraan

Pemerintahan

Daerah

Kepada

Pemerintah,

Laporan

Keterangan

Pertanggungjawaban Kepala Daerah Kepada Dewan Perwakilan Rakyat

Daerah, dan Informasi Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah

Kepada Masyarakat, setiap tahun Gubernur wajib menyampaikan Laporan

Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) kepada

Presiden melalui

Menteri Dalam Negeri dan Bupati/Walikota wajib menyampaikan LPPD

kepada Menteri Dalam Negeri melalui Gubernur. LPPD tersebut mencakup

penyelenggaraan urusan desentralisasi, tugas pembantuan, dan tugas

umum pemerintahan. Laporan penyelenggaraan urusan desentralisasi

meliputi 26 urusan wajib dan 8 urusan pilihan, sedangkan materi

pelaporan untuk urusan wajib antara lain meliputi prioritas urusan wajib,

program dan kegiatan, tingkat pencapaian standar pelayanan minimal, dan

(36)

IX.2.3. Penguatan

Kapasitas

Kelembagaan

Pemerintah

Daerah

(

Capacity Building

)

Capacity Building umumnya dipahami sebagai upaya membantu

pemerintah, masyarakat ataupun individu dalam mengembangkan keahlian

dan ketrampilan yang dibutuhkan untuk mewujudkan tujuan-tujuan mereka.

Program pengembangan kapasitas seringkali didesain untuk memperkuat

kemampuan dalam mengevaluasi pilihan-pilihan kebijakan mereka dan

menjalankan keputusankeputusannya secara efektif. Pengembangan kapasitas

bisa meliputi pendidikan dan pelatihan, reformasi peraturan dan kelembagaan,

dan juga asistensi finansial, teknologi dan keilmuwan.

Dari gambaran tersebut di atas dapatlah dikemukakan bahwa

pengembangan

kapasitas

harus

dilaksanakan

secara

efektif

dan

berkesinambungan pada 3 (tiga) tingkatan-tingkatan :

tingkatan sistem, seperti kerangka kerja yang berhubungan dengan

pengaturan, kebijakan-kebijakan dan kondisi dasar yang mendukung

pencapaian obyektivitas kebijakan tertentu;

tingkatan

institusional

atau

keseluruhan

satuan,

contoh

struktur

organisasiorganisasi, proses pengambilan keputusan di dalam

organisasi-organisasi, prosedur dan mekanisme-mekanisme pekerjaan, pengaturan

sarana

dan

prasarana,

hubungan-hubungan

dan

jaringan-jaringan

organisasi;

tingkatan individual, contohnya ketrampilan-ketrampilan individu dan

persyaratan-persyaratan, pengetahuan, tingkah laku, pengelompokan

pekerjaan dan motivasi-motivasi dari pekerjaan orang-orang di dalam

organisasi-organisasi.

Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi penyelenggaraan maupun

kesuksesan program pengembangan kapasitas dalam pemerintahan daerah.

Namun secara khusus dapat disampaikan bahwa dalam konteks otonomi

daerah, faktor-faktor signifikan yang mempengaruhi pembangunan kapasitas

meliputi 5 (lima) hal pokok yaitu, komitmen bersama, kepemimpinan,

reformasi peraturan, reformasi kelembagaan, dan pengakuan tentang kekuatan

dan kelemahan yang dimiliki.

Pertama, komitmen bersama. Collective commitments dari seluruh aktor

yang terlibat dalam sebuah organisasi (termasuk pemerintahan daerah) sangat

menentukan sejauh mana pembangunan kapasitas akan dilaksanakan ataupun

Gambar

Gambar IX. 1 Struktur Organisasi Dan Tata Kerja Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
Tabel IX. 1 Tugas Pokok dan Fungsi Bappeda Kota Probolinggo
Tabel IX. 2 Tugas Pokok dan Fungsi Dinas Pekerjaan Umum Kota Probolinggo
Gambar IX. 2 Struktur Organisasi Dan Tata Kerja Dinas Pekerjaan Umum
+2

Referensi

Dokumen terkait

Untuk memperoleh data mengenai motivasi kerja ini diperlukan adanya pengukuran. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan skala / ukuran ordinal yaitu skala

Sepanjang kontrak kerja adalah „bebas‟, apa yang diperoleh pekerja tidak ditentukan oleh nilai sesungguhnya dari barang-barang yang dihasilkannya, tetapi oleh kebutuhan

Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh suhu penetasan yang berbeda terhadap perkembangan embrio, waktu inkubasi, daya tetas telur dan abnormalitas larva ikan

yang melimpahkan segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang menjadi salah satu syarat mutlak untuk menyelesaikan program studi

Selanjutnya di dalam pasal 47 dan 54 juga diatur didalam UU KPU No 4 Tahun 2017 tentang penggunaan media untuk berkampanye, 45 “partai politik atau gabungan partai politik,

Novel karya R.Tg.Jasawidagda (almarhum) kasebut terbit ingkang kaping sepisan ing warsa 1924. Kadosta novel-novel Jawa warsa 1920-an, novel Kirti Njunjung Drajat

Hubungan antara Sikap Terhadap Pornografi Pada Remaja Laki-Laki dengan Kecenderungan Perilaku Seksual Onani.. Skripsi (tidak

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kondisi optimum ekstraksi batubara subbituminus menjadi asam humat terjadi pada rasio 1:2 (b/v) dengan waktu 120 menit yang