• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Supervisi Akademik untuk Meningkatkan Kinerja Guru dalam Pembelajaran di SD Negeri Walitelon Utara Temanggung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Supervisi Akademik untuk Meningkatkan Kinerja Guru dalam Pembelajaran di SD Negeri Walitelon Utara Temanggung"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Supervisi Akademik

Setidaknya ada empat unsur utama dalam kegiatan supervisi pembelajaran. Pertama identifikasi permasalahan yang dihadapi guru dan potensi yang dimiliki oleh guru untuk dikembangkan. Kedua supervisi merupakan kegiatan membantu mem-bimbing, membina dan mengawasi kinerja guru. Ketiga kegiatan supervisi bertujuan peningkatan profesionalisme guru. Keempat kegiatan supervisi pembelajaran memiliki dampak positif terhadap peserta didik. Supervisi akademik biasanya dilakukan oleh pengawas sekolah dan kepala sekolah sebagai supervisor yang melaksanakan supervisi pembelajaran kepada guru.

(2)

8 pertumbuhan guru-guru di sekolah baik secara individual maupun secara kolektif, agar lebih mengerti dan lebih efektif dalam mewujudkan seluruh fungsi pengajaran.

Dari beberapa pengertian tentang supervisi akademik dapat disebutkan bahwa supervisi akademik pada hakekatnya suatu tindakan yang berupaya untuk membantu guru mengembangkan potensinya dalam mengelola pembelajaran agar lebih baik.

Supervisi akademik akan berhasil apabila pengawas ataupun kepala sekolah menyusun program supervisi terlebih dahulu. Pelaksanaan program sesuai langkah-langkah supervisi akademik yaitu kegiatan awal, inti dan temu akhir. Langkah selanjutnya antara supervisor dengan guru perlu mengadakan kegiatan refleksi, untuk mengetahui keberhasilan dan kegagalan pembelajaran yang perlu diperbaiki.

Salah satu kompetensi kepala sekolah yang sangat penting berkaitan dengan mutu pembelajaran adalah supervisi akademik. Tiga hal yang saling berkaitan dalam pelaksanaan supervisi akademik yakni:

(3)

9 2. Supaya tujuan tercapai pendekatan dan teknik supervisi yang dilakukan kepala sekolah harus tepat. supaya tujuan bisa tercapai.

3. Hasil supervisi akademik disampaikan kepada guru dan ditindaklanjuti dalam rangka peningkatan profesionalisme guru.

Kepala sekolah menunjukkan data hasil pengamatan yang telah dianalisis dan kemudian memberikan kesempatan kepada guru untuk mencermati data tersebut dan memberi tanggapan. Hal yang harus dihindari dalam diskusi adanya kesan menyalahkan guru. Usahakan agar guru menemukan sendiri kekurangannya, kemudian menentukan langkah berikutnya, termasuk memberikan dorongan agar guru mampu memperbaiki kekurangan tersebut. Kepala sekolah sebelum melaksanakan supervisi akademik perlu mempelajari prinsip-prinsip supervisi. Hubungan yang diciptakan antara kepala sekolah dan guru merupakan hubungan kolegial. Bukan semata-mata atasan dan bawahan. Apabibila kepala sekolah harus menunjukkan mana yang sudah benar dan mana yang belum benar dengan bahasa yang santun dan guru berjiwa besar dalam menerimanya.

2.2 Prinsip Supervisi Akademik

(4)

10 akademik harus berpedoman pada prinsip-prinsip supervisi.

Menurut Sahertian (2014:20) ada empat prinsip supervisi yaitu:

1. Prinsip ilmiah (scientific).

Kegiatan supervisi dilaksanakan berdasarkan data objektif yang diperoleh dalam kenyataan pelaksanaan proses belajar mengajar.

2. Prinsip demokratis.

Kepala sekolah menjunjung tinggi harga diri dan martabat guru bukan berdasar atasan dan bawahan. Bantuan yang diberikan kepada guru berdasarkan hubungan kemanusiaan yang akrab dan kehangatan dalam bekerja.

3. Prinsip kerja sama.

Mengembangkan usaha bersama atau menurut istilah supervisi “sharing of idea, sharing of experience”, memberi support mendorong, menstimulasi guru, sehingga mereka merasa tumbuh bersama.

4. Prinsip konstruktif dan kreatif.

Supervisi kepala sekolah mampu menciptakan suasana kerja yang menyenangkan, bukan melalui cara-cara menakutkan. Guru dapat mengembangkan potensinya.

(5)

11 Dari beberapa prinsip-prinsip di atas dapat diintisarikan bahwa supervisi dilakukan bukan berawal dari keinginan kepala sekolah melainkan hasil catatan-catatan penemuan di lapangan. Kolaborasi antara kepala sekolah dan guru sangat diperlukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Setelah kepala sekolah memahami prinsip-prinsip supervisi akademik juga perlu mengetahui tujuan dilaksanakan supervisi pembelajaran dan teknik-teknik yang digunakan dalam pembinaan kepada guru-guru di sekolah.

2.3 Tujuan dan Teknik Supervisi Akademik

Menurut Atmodiwirio: “Salah satu bentuk pengawasan yang dilaksanakan pada unit kerja yang berbentuk Unit Pelaksana Teknis (UPT) sekolah adalah

supervisi” (Atmowirio, 2000:201) yang lebih dikenal

dengan supervisi pendidikan atau supervisi pembelajaran. Secara urutan kepala sekolah akan memperoleh pembinaan dari pengawas sekolah dan Kepala UPT dinas pendidikan kecamatan juga dinas kabupaten. Begitu pula sebagai kepala sekolah akan melaksanakan fungsi kepengawasan manajerial dan akademik.

(6)

12 kebutuhan belajar peserta didik; (5) membantu guru menggunakan alat-alat, metode dan model mengajar; (6) membantu guru menilai kemajuan belajar peserta didik (7) membantu guru membina reaksi mental atau moral para guru (8) membantu guru di sekolah sehingga mereka merasa gembira (9) membantu guru agar lebih mudah mengadakan penyesuaian terhadap masyarakat dan cara-cara menggunakan sumber belajar dari masyarakat; dan (10) membantu guru agar waktu dan tenaga dicurahkan sepenuhnya dalam membantu peserta didik belajar dan membina sekolah.

Supervisi akademik merupakan fungsi peng-awasan yang berkenaan dengan aspek pelaksanaan tugas pembinaan, pemantauan, penilaian dan pelatihan profesional guru. Adapun kegiatan supervisi akademik yang harus dilakukan oleh kepala sekolah terdiri dari tiga tahap sebagaimana Glickman (1981) mengemukakan yaitu tahap awal, tahap observasi kelas, dan tahap pertemuan akhir (penilaian/umpan balik).

2.3.1.Teori Supervisi

(7)

13 tersebut disesuaikan dengan tujuan sekolah dan kebutuhan-kebutuhan guru yang akhirnya akan menghasilkan peningkatan pembelajaran peserta didik.

2.3.2. Teknik Supervisi Akademik

Usaha untuk membantu meningkatkan dan mengembangkan potensi sumber daya guru dapat dilakukan dengan berbagai teknik supervisi. Pidarta (2009) mengemukakan teknik observasi kelas dan teknik kunjungan kelas, dengan waktu pelaksanaan ada tiga kemungkinan, yaitu:

1. Tidak memberitahukan terlebih dahulu kepada guru yang akan disupervisi;

2. Memberitahukan terlebih dahulu kepada guru yang akan disupervisi;

3. Memberitahukan kepada guru tetapi tidak menyebutkan hari dan tanggalnya.

Arikunto (2004) mengemukakan bahwa teknik supervisi

dimaknai dengan “cara”, “strategi”, atau “pendekatan”.

Jadi merupakan cara-cara yang dilakukan dalam kegiatan supervisi.

(8)

14 Cara yang sangat ideal dalam melakukan supervisi akademik apabila guru mengundang kepala sekolah untuk mengamati pembelajaran di kelas. Undangan dilakukan karena guru menyadari kekurangan dan kelemahannya sehingga perlu bantuan. Tetapi sepertinya hal ini tidak lazim, biasanya kepala sekolah yang memprogram supervisi kunjungan kelas. Program kegiatan supervisi berasal dari kepala sekolah. Tetapi pada kenyataannya kunjungan kelas atas undangan guru jarang terjadi dikarenakan guru lebih baik tidak disupervisi karena harus mempersiapkan perangkat pendukung KBM.

Kunjungan kelas merupakan cara yang tepat untuk mendapatkan informasi secara langsung, tentang kekurangan, kelebihan, serta apa yang harus diperbuat untuk guru. Melalui kunjungan kelas supervisor mengamati guru dalam menggunakan metode, media pembelajaran, dan penerapan model pembelajaran serta suasana kelas. Berdasarkan uraian kepala sekolah harus mengetahui dan menguasai teknik-teknik supervisi agar pelaksanaan dapat berjalan sesuai tujuan yang diharapakan.

2.4. Kinerja

Menurut Mangkunegara (2000:67) “Kinerja

(9)

15 maupun kuantitas yang dicapai SDM dalam melaksanakan tugas kerjanya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Dalam penelitian ini kinerja guru dalam pembelajaran diwujudkan dalam perilaku tindakan yaitu merencanakan pembelajaran/ menyusun RPP, melak-sanakan pembelajaran dan menilai hasil belajar.

2.4.1.Teori Kinerja

Teori kinerja yang dijadikan landasan dalam penelitian ini adalah teori Gibson. Menurut teori ini:

“Ada tiga kelompok variabel yang mempengaruhi

perilaku kerja dan kinerja yaitu: variabel individu,

variabel organisasi, dan variabel psikologis” (Gibson et.

al, 1985:51-53).Variabel individu dikelompokkan pada subvariabel kemampuan dan ketrampilan, latar belakang dan demografis. Subvariabel kemampuan dan ketrampilan merupakan faktor utama yang mempengaruhi perilaku dan kinerja. Variabel ke-mampuan dan ketrampilan merupakan kompetensi kerja yang dimiliki seseorang.

Terdapat lima jenis kompetensi yaitu:

1. Knowledge, adalah ilmu yang dimiliki individu dalam bidang pekerjaan atau area tertentu.

(10)

16 3. Self Concept, adalah sikap individu, nilai-nilai yang

dianut citra diri

4. Traits, adalah karakteristik fisik dan respons yang konsisten atas situasi atau informasi tertentu, 5. Motives adalah pemikiran atau niat dasar konstan

dan mendorong individu untuk bertindak atau berperilaku tertentu.

Penulis hanya meneliti satu kelompok variabel yaitu individu sedangkan variabel psikologis seperti persepsi, sikap, kepribadian, dan belajar merupakan hal yang kompleks dan sulit diukur. Guru memiliki keterkaitan dan kewajiban mengembangkan kurikulum. Guru merupakan faktor penting yang besar pengaruhnya terhadap proses dan hasil belajar. Demikian halnya dengan pengembangan kurikulum yang menuntut aktivitas dan kreativitas guru dalam membentuk kompetensi pribadi peserta didik (Mulyasa, 2006:162). Guru yang memiliki kinerja yang baik dan profesional dalam implementasi kurikulum memiliki ciri-ciri:

“mendesain program pembelajaran, melaksanakan pembelajaran dan menilai hasil peserta didik”

(Basyirudin dan Usman, 2002:83).

2.4.2. Guru

(11)

17 Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas pasal 1 mengenai ketentuan umum butir 6 pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, pa-mong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasi-litator, dan sebutan lain yang sesuai dengan kekhu-susannya, serta berpartisipasi dalam menye-lenggarakan pendidikan. Guru merupakan tenaga profesional yang bertugas merencanakan dan melaksanakan proses pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melakukan pembimbingan kepada peserta didik. Sebagai tenaga profesional mengandung arti bahwa pekerjaan guru hanya dapat dilakukan oleh seseorang yang memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, dan sertifikasi pendidik sesuai dengan persyaratan yang berlaku.

Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa sebelum mengajar guru harus memiliki surat ijin mengajar/SIM. Selanjutnya guru berhak menjalankan profesinya. Tugas utama guru adalah mengajar, mendidik, membimbing, melatih, mengarahkan, menilai lembar kerja peserta didik. Guru memiliki kemampuan untuk mendesain, mengelola kelas, serta memberi bimbingan dan penyuluhan bagi peserta didik yang bermasalah. Setelah menganalisa hasil belajar, tugas selanjutnya melakukan perbaikan dan pengayaan.

2.4.3. Kinerja guru

(12)
(13)

19 2.4.3.1. Penilaian Kinerja Guru.

Dengan terbitnya Permen PAN & RB nomor 16 tahun 2009 maka kinerja guru menjadi tuntutan. Untuk mengukurnya perlu adanya standar baku tentang kriteria dan kinerja guru dalam pembelajaran. Dalam konteks guru penilaian kinerja guru mengukur hasil kerja dalam menjalankan tugas pokok dan fungsinya.

Penilaian kinerja menurut Mustofa (2013:157) adalah

“Usaha mengidentifikasi, mengukur (menilai), dan

mengelola pekerjaan yang dilaksanakan oleh pekerja di

lingkungan organisasi atau perusahaan”

Menurut Permenneg PAN & RB nomor 16 tahun 2009 disebutkan bahwa penilaian kinerja guru merupakan

“penilaian tiap butir kegiatan tugas utama guru dalam rangka pembinaan karir kepangkatan dan jabatan”.

Penilaian guru menjamin layanan mutu terhadap peserta didik dan layanan pendidikan yang berkualitas.

Dalam penelitian ini penilaian kinerja guru difokuskan pada kinerja guru dalam mendesain rencana pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran inovatif serta kegiatan penilaian pembelajaran. Cara yang digunakan dengan supervisi kunjungan kelas.

2.4.3.2. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja guru.

(14)

20 hal ini akan sangat berpengaruh dengan masing-masing kerja guru. Menurut Mustofa (2013:159) ada tiga faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan, yaitu

“kemampuan, usaha, dan dukungan organisasi atau

institusi. Faktor kemampuan berhubungan dengan bakat dan minat yang dimiliki oleh guru, faktor usaha merupakan kegigihan dari seorang guru meningkatkan sumber daya dan motivasi diri, adapun dukungan organisasi dapat berupa pemberian kesempatan mengikuti pendidikan dan pelatihan, fasilitas kerja, juga penghargaan bagi guru yang memiliki kinerja baik.

2.5. Pembelajaran

Permendiknas RI nomor 41 tahun 2007 tentang

standar proses menyatakan bahwa “standar proses

untuk satuan pendidikan dasar dan menengah mencakup perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran dan pengawasan proses pembelajaran.

Menurut Komarudin (2000:179) pembelajaran adalah suatu kegiatan untuk memperoleh pe-ngetahuan atau pemahaman atau ketrampilan melalui studi, pengajaran, atau pengalaman. Belajar adalah proses berpikir yang menekankan pada proses mencari dan menemukan pengetahuan melalui interaksi antara individu dengan lingkungan.

(15)

21 terjadinya proses belajar. Kedudukan guru bukan sebagai penguasa tunggal tetapi sebagi pengelola belajar yang perlu senantiasa siap membimbing dan membantu para peserta didik menuju kedewasaan yang utuh dan menyeluruh.

Menurut More dalam Masaong (2012:169) mengemukakan tujuh langkah mengimplementasikan pembelajaran efektif, yaitu:perencanaan, perumusan tujuan, pemaparan perencanaan pembelajaran, proses pembelajaran dan evaluasi, menutup proses pembelajaran, dan tindak lanjut.

Dapat disimpulkan kinerja guru dalam pembelajaran adalah hasil kerja seorang guru mulai dari me-rencanakan dan mengelola proses kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan pembelajaran.

2.6. Konsep model tindakan

Jika dalam proses refleksi terdapat masalah yang belum terselesaikan maka akan dilakukan proses pengkajian ulang melalui siklus berikutnya dengan tahapan yang sama (Hopkins, 1993)

Persyaratan penelitian tindakan dengan langkah-langkah sebagai berikut:

 Merencanakan perubahan.

 Mengubah dan mengobservasi, proses, dan konsekuensi dari perubahan.

 Merefleksi proses dan konsekuensi.

(16)

22

 Memberi tindakan dan mengobservasi kembali.

 Merefleksi kembali, dan seterusnya.

Adapun siklus-siklus di atas dapat digambarkan dalam bentuk spiral seperti di bawah ini:

Gambar 2.1. Spiral Siklus Tindakan

(17)

23

2. 7. Kerangka Pikir Penelitian

Gambar 2.2. Skema kerangka pikir penelitian

Adapun penelitian yang relevan sebagai berikut:

1. Pengaruh kualitas supervisi akademik terhadap kinerja guru dalam pembelajaran di SMAN se kota Mamuju oleh Sutikno. Hasil penelitian menunjuk-kan bahwa kualitas supervisi akademik dan kinerja guru mempunyai hubungan yang positif. Hubungan antara kualitas dalam aspek bimbingan pembelajaran berpengaruh positif terhadap kinerja guru dalam pembelajaran.

(18)

24 pengawas sekolah dapat meningkatkan kemampuan guru dalam pengelolaan KBM, dapat mengubah kesadaran guru untuk meningkatkan kemampuan profesional, aspek perencanaan dan pengelolan pembelajaran.

3. Pengaruh supervisi akademik dan pelatihan terhadap peningkatan kinerja guru (studi kasus pada SMP Negeri Kecamatan Percut Seituan Deli Serdang) oleh Tauhaposan Panjaitan. Hasil pe-nelitian menunjukkan supervisi kategori kurang. Merupakan fakta yang harus ditindaklanjuti untuk melakukan pembinaan kepada guru-guru secara berkelanjutan tentang peranan dan fungsi yang harus dilaksanakan secara maksimal.

4. Hubungan kualitas pengelolaan supervisi akademik kepala sekolah dan iklim kerja ter-hadap kinerja guru di SMP Negeri kecamatan Negara kabupaten Jembrana oleh Putu Prapta dkk. Hasil penelitian menunjukkan terdapat kontribusi yang positif dan signifikan antara supervisi akademik dengan kinerja guru dan mengindikasikan bahwa efektivitas supervisi akademik cukup optimal dalam mempengaruhi kinerja guru.

(19)

25 akademik maupun profesionalitas guru. Kepala sekolah yang efektif akan meningkatkan kualitas guru, supervisi dari luar, kurang efektif, karena ada jarak antara supervisor dengan guru.

Gambar

Gambar 2.1. Spiral Siklus Tindakan
Gambar 2.2. Skema kerangka pikir penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Berhukum dengan selain hukum Allah , bisa termasuk kufur akbar yang mengeluarkan seorang dari Islam, dan bisa pula kufur ashgar yang tidak mengeluarkan seseorang dari

Demokrasi adalah bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu negara sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat (kekuasaan warganegara) atas negara untuk dijalankan oleh

Tujuan penelitian yang dilakukan adalah untuk mengetahui adanya pengaruh model Project Based Learning (PjBL) terhadap kemampuan berpikir kritis siswa kelas X

- Mengajukan pertanyaan tentang bentuk- bentuk perilaku taat kepada aturan, kompetisi dalam kebaikan, dan bekerja keras dalam kehidupan sehari-hari baik di rumah, sekolah

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa model BBL berpengaruh nyata terhadap hasil belajar biologi siswa kelas X SMA Negeri Colomadu baik pada ranah

Kuat Tekan Meningkat.. Adalah bahan atau zat kimia yang ditambahkan di dalam adukan beton pada tahap awal sewaktu beton masih segar... Tujuan penggunaan admixture →

Berkaitan dengan proses produksi untuk mengolah kertas bekas yang telah dikumpulkan dari konsumen, terdapat dua koeisien yang berpengaruh terhadap fungsi tujuan yaitu

Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan analisis spektral, analisis SHD dan SVD serta pemodelan 2D yang dikorelasikan dengan penampang seismik untuk mengetahui