26 BAB IV
HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN
IV.1 Proses Penyebaran Kuesioner
Berdasarkan pada hasil penyebaran kuesioner, maka dapat
diperoleh tabel penelitian sebagai berikut:
Tabel 4.1 – Proses Penyebaran Kuesioner
No. Nama KAP Kuesioner yang
Disebar
Kuesioner yang Kembali
1. KAP Achmad, Rasyid, Hisbullah dan
Jerry (cabang) 10 5
2. KAP Bayudi, Yohana, Suzy, Arie
(cabang) 19 5
3. KAP Benny, Tony, Frans dan Daniel
(cabang) 15 5
4. KAP Darsono dan Budi Cahyo Santoso - -
5. KAP Hadori Sugiarto Adi dan Rekan
(cabang) - -
6. KAP Drs. Hananta Budianto dan Rekan
(cabang) 20 0
7. KAP Heliantono dan Rekan (cabang) - -
8. KAP Idjang Soetikno - -
9. KAP Kumalahadi, Kuncara, Sugeng
Pamudji dan Rekan (cabang) - -
10. KAP Leonard, Mulia dan Richard
(cabang) - -
11. KAP Dr. Rahardja, M.Si., CPA - -
12. KAP Riza, Adi, Syahril dan Rekan
(cabang) 10 5
13. KAP Ruchendi, Mardjito, dan Rushadi - -
14. KAP Sodikin dan Harijanto 15 5
15. KAP Sukardi Hasan dan Rekan
(cabang) - -
16. KAP Tarmizi Achmad 19 5
17. KAP Tri Bowo Yulianti (cabang) 11 5
Total 119 35
27
Responden yang digunakan dalam penelitain ini adalah auditor dari
Kantor Akuntan Publik (KAP) yang ada di kota Semarang. Kuesioner
disebarkan ke 8 dari 17 KAP di kota Semarang. Dari 119 kuesioner yang
disebar, ternyata hanya 35 kuesioner yang kembali dan diisi lengkap oleh
responden.
IV.2 Gambaran Umum Responden
Berikut adalah gambaran responden berdasarkan umur, jenis
kelamin, pendidikan, lama bekerja, dan jabatan:
Tabel 4.2 – Gambaran Umum Responden Keterangan Jumlah Persentase
Umur
≤ 30 tahun 28 80%
> 30 tahun 7 20%
Jenis Kelamin
Laki-Laki 13 37%
Perempuan 22 63%
Pendidikan
S1 31 89%
S2 4 11%
Lama Bekerja
≤ 5 tahun 31 89%
> 5 tahun 4 11%
Jabatan
Auditor Junior 18 51%
Auditor Senior 17 49%
Responden yang berumur ≤ 30 tahun terdiri dari 28 orang dan yang
28
mayoritas auditor KAP Semarang berumur ≤ 30 tahun. Responden berjenis
kelamin laki-laki terdiri dari 13 orang, sedangkan yang berjenis kelamin
perumpuan terdiri dari 22 orang. Hal ini membuktikan bahwa mayoritas
auditor KAP Semarang berjenis kelamin perempuan. Responden yang
lama kerjanya ≤ 5 tahun terdiri dari 31 orang dan yang lama kerjanya > 5
tahun terdiri dari 4 orang. Hal ini membuktikan bahwa mayoritas auditor
KAP Semarang sudah bekerja selama ≤ 5 tahun. Responden yang
berpedidikan S1 terdiri dari 31 orang dan yang berpendidikan S2 terdiri
dari 4 orang. Hal ini membuktikan bahwa mayoritas auditor KAP
Semarang berpendidikan S1. Responden yang memiliki jabatan sebagai
auditor junior terdiri dari 18 orang dan auditor senior terdiri dari 17 orang.
Hal ini membuktikan bahwa mayoritas auditor KAP Semarang memiliki
jabatan sebagai auditor junior.
IV.3 Hasil Pengujian Alat Pengumpulan Data IV.3.1 Hasil Pengujian Validitas
Uji Validitas dilakukan untuk menguji ketepatan indikator dalam
mengukur variabel penelitian. Uji validitas pada penelitian ini dilakukan
menggunakan program SPSS faktor analisis dengan model pengujian
Cronbach’s Alpha yang menunjukan validitas indikator dengan ketentuan
indikator dinyatakan valid ketika indikator tersebut memiliki nilai
Cronbach’s Alpha if Item Deleted yang lebih kecil dari nilai Cronbach’s
29
IV.3.1.1 Persepsi Kualitas Pelayanan (Variabel Dependen)
Tabel berikut ini adalah hasil dari uji validitas variabel dependen
yaitu persepsi kualitas pelayanan (PKP).
Tabel 4.3 – Hasil Pengujian Validitas Persepsi Kualitas Pelayanan
Pernyataan Cronbach’s Alpha
Cronbach’s Alpha
if Item Deleted Keterangan
PKP1 0,885 0,885 Valid
Sumber: Lampiran 2a dan 2d
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa semua pernyataan
30
nilai Cronbach’s Alpha Instrument. Jadi dapat disimpulkan bahwa
pernyataan variabel dependen persepsi kualitas pelayanan sudah valid.
IV.3.1.2 Kecerdasan Emosional (Variabel Independen)
Tabel berikut ini adalah hasil dari uji validitas variabel independen
kecedasan emosional.
Tabel 4.4 – Hasil Pengujian Validitas Kecerdasan Emosional 1
Pernyataan Cronbach’s Alpha
Cronbach’s Alpha
if Item Deleted Keterangan
KE1 0,913 0,911 Valid
Sumber: Lampiran 2b dan 2e
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa pernyataan KE15
dan KE16 memiliki nilai Cronbach’s Alpha if Item Deleted yang lebih
31
valid. Maka dari itu, diperlukan pengujian ulang tanpa KE15 dan KE16,
dengan hasil sebagai berikut:
Tabel 4.5 – Hasil Pengujian Validitas Kecerdasan Emosional 2
Pernyataan Cronbach’s Alpha
Cronbach’s Alpha
if Item Deleted Keterangan
KE1 0,919 0,918 Valid
KE2 0,919 0,919 Valid
KE3 0,919 0,917 Valid
KE4 0,919 0,919 Valid
KE5 0,919 0,910 Valid
KE6 0,919 0,911 Valid
KE7 0,919 0,907 Valid
KE8 0,919 0,918 Valid
KE9 0,919 0,912 Valid
KE10 0,919 0,908 Valid
KE11 0,919 0,907 Valid
KE12 0,919 0,913 Valid
KE13 0,919 0,908 Valid
KE14 0,919 0,916 Valid
KE17 0,919 0,919 Valid
Sumber: Lampiran 2b dan 2f
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa semua pernyataan
memiliki nilai Cronbach’s Alpha if Item Deleted yang lebih kecil dari
nilai Cronbach’s Alpha Instrument. Jadi dapat disimpulkan bahwa
32 IV.3.1.3 Kepuasan Kerja (Variabel Mediasi)
Tabel berikut ini adalah hasil pengujian validitas variabel mediasi
kepuasan kerja.
Tabel 4.6 – Hasil Pengujian Validitas Kepuasan Kerja 1
Pernyataan Cronbach’s Alpha
Cronbach’s Alpha
if Item Deleted Keterangan
KK1 0,918 0,916 Valid
Sumber: Lampiran 2c dan 2g
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa pernyataan KK5
memiliki nilai Cronbach’s Alpha if Item Deleted yang lebih besar dari
nilai Cronbach’s Alpha Instrument, sehingga dinyatakan tidak valid.
Maka dari itu perlu dilakukan pengujian ujian ulang tanpa KK5, dengan
33
Tabel 4.7 – Hasil Pengujian Validitas Kepuasan Kerja 2
Pernyataan Cronbach’s Alpha
Cronbach’s Alpha
if Item Deleted Keterangan
KK1 0,923 0,921 Valid
Sumber: Lampiran 2c dan 2h
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa pernyataan KK11
memiliki nilai Cronbach’s Alpha If Item Deleted yang lebih besar dari
nilai Cronbach’s Alpha Instrument, sehingga dinyatakan tidak valid.
Maka dari itu, perlu dilakukan pengujian ulang sekali lagi tanpa KK11,
34
Tabel 4.8 – Hasil Pengujian Validitas Kepuasan Kerja 3
Pernyataan Cronbach’s Alpha
Cronbach’s Alpha
if Item Deleted Keterangan
KK1 0,924 0,923 Valid
Sumber: Lampiran 2c dan 2i
Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa semua pernyataan
memiliki nilai Cronbach’s Alpha if Item Deleted yang lebih kecil dari
nilai Cronbach’s Alpha Instrument. Jadi dapat disimpulkan bahwa
pernyataan variabel mediasi kepuasan kerja sudah valid.
IV.3.2 Hasil Pengujian Reliabilitas
Uji reliabilitas bertujuan untuk menguji tingkat kehandalan
kuesioner dalam mengukur suatu konstruk penelitian. Pengujian
35
Cronbach’s Alpha, dimana suatu variabel dikatakan reliabel jika
memberikan nilai Cronbach’s Alpha > 0,50.
Tabel 4.9 – Hasil Pengujian Reliabilitas
Variabel Cronbach’s Alpha Keterangan
Persepsi Kualitas
Kepuasan Kerja (KK) 0,924 Reliabilitas
Sempurna
Sumber: Lampiran 2a, 2b, dan 2c
Dari tabel di atas, dapat diketahui bahwa ketiga varibel dalam
penelitian ini memiliki Cronbach’s Alpha > 0,9, sehingga memiliki
reliabilitas yang sempurna.
IV.4 Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif pada penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
nilai-nilai jawaban responden terhadap indikator-indikator dalam variabel
penelitian. Pertama, melakukan pembagian katergori menjadi tiga, yaitu
rendah, sedang, dan tinggi. Kedua, menentukan rentang skala
masing-masing kategori yang dihitung dengan rumus seperti di bawah ini:
RS = Nilai Tertinggi – Nilai Terendah Jumlah Kategori RS = 5 – 1
36
Berdasarkan perhitungan di atas, maka rentang skala yang
digunakan untuk statistik deskriptif dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:
Tabel 4.10 – Rentang Skala Statistik Deskriptif Rentang Skala Keterangan
1-2,33 Rendah
2,34-3,66 Sedang
3,67-5 Tinggi
Tabel berikut ini adalah statistik deskriptif untuk variabel persepsi
kualitas pelayanan, kecerdasan emosional, dan kepuasan kerja:
Tabel 4.11 – Statistik Deskriptif Variabel
Variabel Rata-Rata Empiris Keterangan
PKP 4,14 Tinggi
KE 3,77 Tinggi
KK 3,99 Tinggi
Sumber: Lampiran 3a, 3b, dan 3c
Berdasarkan tabel 4.11 di atas, dapat diketahui bahwa rata-rata
empiris untuk setiap variabel kecerdasan berada dalam rentang skala
3,67-5 dan termasuk pada kategori tinggi. Hal ini menunjukan bahwa responden
dalam penelitian merasa bahwa persepsi kualitas pelayanan, kecerdasan
emosional, dan kepuasan kerja auditor yang bekerja di kantor akuntan
publik sudah cukup baik.
Tabel di bawah ini adalah statistik dekriptif untuk setiap variabel
37
Tabel 4.12 –Compare Means
Keterangan PKP Sig KE Sig KK Sig
Berdasarkan tabel 4.12 di atas, terlihat bahwa nilai signifikansi
kepuasan kerja responden yang berusia ≤ 30 tahun dengan yang berusia di
atas 30 tahun lebih kecil dari 0,05. Hal ini menunjukkan bahwa auditor
yang berusia ≤ 30 tahun memiliki persepsi tentang kepuasan kerja yang
berbeda dengan auditor yang berusia di atas 30 tahun. Dalam pengujian
ini, auditor yang berusia di atas 30 tahun memiliki persepsi kepuasan kerja
yang lebih tinggi dari auditor yang berusia ≤ 30 tahun.
IV.5 Uji Asumsi Klasik IV.5.1 Uji Normalitas
Berikut hasil pengujian normalitas pada penelitian ini:
Tabel 4.13 – Hasil Pengujian Normalitas
No Model Asymp. Sig. Keterangan
1 PKP = β01 + c KE + ε1 0.969 Normal
2 KK = β02 + a KE + ε2 0.824 Normal
3 PKP = β
38
Dilihat dari tabel 4.13, dapat diketahui bahwa nilai Asymp. Sig. >
0,05 untuk setiap model empiris, sehingga terbukti bahwa data dalam
penelitian ini terdistribusi secara normal.
IV.5.2 Uji Heteroskedastisitas
Berikut hasil pengujian heteroskedastisitas pada penelitian ini:
Tabel 4.14 – Hasil Pengujian Heteroskedastisitas
No Model Variabel Sig. Keterangan
Sumber: Lampiran 4d, 4e, dan 4f
Dilihat dari tabel 4.14, dapat diketahui bahwa nilai signifikansi >
0,05 untuk setiap model empiris, sehingga tebukti bahwa tidak terdapat
heteroskedastisitas dalam penelitian ini.
IV.5.3 Uji Multikolinearitas
Berikut hasil pengujian multikolinearitas pada penelitian ini:
Tabel 4.15 – Hasil Pengujian Multikolinearitas
Model Variabel Tolerance VIF Keterangan
PKP = β03 + β01 KE + b KK + ε3
KE 0,542 1,844
Lolos
KK 0,542 1,844
Sumber: Lampiran 4i
Dilihat dari tabel 4.15, dapat diketahui bahwa nilai Tolerance > 0,1
dan VIF < 10 untuk model empiris penelitian, sehingga terbukti bahwa
39 IV.6 Hasil Pengujian Hipotesis
Hipotesis pada penelitian ini menyatakan bahwa kepuasan kerja
memediasi hubungan antara kecerdasan emosional dan persepsi kualitas
pelayanan dengan menggunakan pendekatan Causal Steps. Pendekatan ini
menggunakan kriteria sesuai dengan Baron dan Kenny (1986; dikutip
dalam Murniati et al., 2013) serta Judd dan Kenny (1981; dikutip dalam
Murniati et al., 2013).
Tabel 4.16 – Hasil Pengujian Hipotesis
Variabel
Sumber: Lampiran 4g, 4h, dan 4i
Gambar 4.1 – Pengaruh Langsung dan Tidak Langsung
Pengujian berikutnya adalah menguji Indirect Effect menggunakan
sobel test pada http://quantpsy.org/sobel/sobel.htm dengan hasil sebagai
40
Tabel 4.17 – Sobel Test
Input Keterangan Test Statistic Std. Eror p-value
a = 0,550 Sobel Test 3,30561693 0,09300836 0,00094768 b = 0,559 Aroian Test 3,27018727 0,09401602 0,00107476 sa = 0,104 Goodman Test 3,34222367 0,09198965 0,0008311 sb = 0,132
Input Keterangan Test Statistic p-value
ta = 5,762 Sobel Test 3,30832069 0,00093857 tb = 4,247 Aroian Test 3,27284031 0,00106473 Goodman Test 3,34498057 0,00082288
Tabel 4.17 merupakan uji mediasi dengan melihat hasil dari Sobel
Test, Aroian Test, dan Goodman Test. Hasil pengujian dengan Sobel Test
menunjukan hasil Indirect Effect yang signifikan. Hal tersebut dapat
dilihat pada kolom p-value yaitu semua pengujian baik Sobel (0,001),
Aroian (0,001) maupun Goodman Test (0,001) menunjukan angka yang
lebih kecil dari α = 5%. Artinya, kecerdasan emosional memiliki
hubungan tidak langsung dengan persepsi kualitas pelayanan melalui
kepuasan kerja.
Pada pengujian di atas, dapat disimpulkan bahwa kepuasan kerja
adalah variabel mediasi jenis complete mediation. Pengaruh kecerdasan
emosional terhadap persepsi kualitas pelayanan setelah dimasukan variabel
mediasi kepuasan kerja menurun dari 0,317 menjadi 0,009 namun
pengaruh tersebut menjadi tidak signifikan (p-value c = 0,003 menjadi
p-value c’ = 0,932). Artinya, kepuasan kerja adalah complete mediation
41
Total Effect = Direct Effect + Indirect Effect
0,317 = 0,009 + (0,550 × 0,559)
Jadi, hipotesis yang menyatakan bahwa kepuasan kerja memediasi
hubungan antara kecerdasan emosional terhadap persepsi kualitas
pelayanan diterima.
IV.7 Pembahasan
Hasil pengujian hipotesis dalam penelitian ini menunjukkan bahwa
kecerdasan emosional berpengaruhi positif terhadap persepsi kualitas
pelayanan. Hasil penelitian tersebut sesuai dengan penelitian sebelumnya
oleh Gunduz et al. (2012) dan Nair et al. (2010). Kepuasan kerja
merupakan sikap emosional yang positif, dimana auditor merasa senang
dengan KAP-nya. Kepuasan kerja yang tinggi bisa tercapai jika auditor
menerima gaji yang diharapkan, menyenangi pekerjaannya, bisa naik
jabatan, mendapatkan perhatian dari atasan, dan membangun hubungan
baik dengan rekan kerja, sesuai dengan apa yang dinyatakan oleh Gibson
dkk. (2011). Hasil tersebut menunjukkan implikasi bahwa auditor yang
bisa mengelola emosinya dengan baik memiliki kepuasan kerja yang lebih
tinggi dan kecil kemungkinannya untuk meninggalkan tempat kerjanya di
KAP.
Kepuasan kerja berpengaruh positif signifikan terhadap persepsi
42
sebelumnya oleh Parkington dan Schneider (1979), Hallowell et al. (1996),
Malhotra dan Mukherjee (2004), dan Snipes et al. (2005). Hal ini
menunjukkan bahwa semakin puas auditor terhadap pekerjaannya, maka
persepsi kualitas pelayanan akan semakin tinggi, namun jika auditor
kurang puas dengan pekerjaannya, maka persepsi kualitas pelayanan akan
menjadi rendah. Kualitas pelayanan diukur dengan penampilan fisik,
keandalan, daya tanggap, jaminan dan empati auditor dalam melayani
klien. Menurut auditor, kesediaan untuk memperhatikan klien,
memberikan informasi secara andal, serta berpenampilan sopan dapat
membantu auditor dalam memenuhi ekspektasi klien. Selain itu, kualitas
pelayanan semakin meningkat ketika auditor merasa puas dengan
pekerjaannya dan melakukan sesuatu yang berharga dalam pekerjaannya.
Dengan demikian, kecerdasan emosional dapat membantu dalam
meningkatkan kepuasan kerja, yang pada akhirnya akan meningkatkan
persepsi kualitas pelayanan. Jadi, ketika kecerdasan emosional auditor
dikelola dengan baik, maka kepuasan kerja auditor akan meningkat
sehingga menciptakan persepsi kualitas pelayanan yang tinggi. Hasil
penelitian ini adalah menerima hipotesis yang diajukan yaitu kepuasan
kerja memediasi pengaruh kecerdasan emosional terhadap persepsi
kualitas pelayanan. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang
dilakukan oleh Aykan dan Aksoylu (2015) bahwa kepuasan kerja
benar-benar memediasi hubungan antara kecerdasan emosional dan persepsi