• Tidak ada hasil yang ditemukan

No saringan Berat tertahan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "No saringan Berat tertahan"

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)

4.1.

Hasil Uji Bahan

4.1.1.

Hasil Pengujian Agregat halus

Berikut adalah hasil pengujian agregat halus (pasir). Berat

volume pasir adalah 1,02 kg/liter

.

Pengujian berat jenis penyerapan

agregat halus mendapatkan hasil:

a.

Kadar lumpur

= 3,84

b.

Berat jeniskondisi kering

= 2,68

c.

Berat jenis kondisi SSD

= 2,78

d.

Prosentase penyerapan Air

= 3,76 %

Hasil pengujian analisis ayakan menunjukkan bahwa pasir

yang digunakan mempunyai butir yang lebih kecil daripada 4,8

(2)

Tabel 4. 1 Hasil Uji Analisa Ayak Agregat Halus

No saringan Berat tertahan

Jumlah berat

tertahan Jumlah persen (%) Mm Inchi (gram) (gram) Tertahan Lewat

(3)

tambah madu yang dirawat menggunakan 3 jenis air yaitu air laut, air payau

dan air rob disajikan pada tabel 4.2 sampai dengan tabel 4.10.

4.2.1.

Pengujian Pada Umur 7 Hari

Hasil dari pengujian kuat mortar yang termodifikasi alami

amylum dengan bahan tambah madu dirawat dan direndam dengan

3 jenis air disajikan pada table 4.2, 4.3, dan 4.4. Untuk pengujian

kuat tekan mortar usia 7 hari, campuran mortar dengan bahan

tambah madu 0,3% dari berat semen (kode benda yang berwarna

merah) merupakan campuran yang tidak dapat diuji dikarenakan

saat umur 7 hari, benda uji belum bisa dilepas dari cetakan. Dengan

kata lain hasil kuat tekan terendah pada umur 7 hari adalah mortar

dengan bahan tambah madu 0,3% pada media perendaman air laut,

air payau, maupun air rob. Sedangkan untuk hasil kuat tekan

tertinggi pada media perendaman air laut 21,6 Mpa dengan kode

benda uji M-0-E, dan 28,08 Mpa dengan kode benda uji

KT-M-0-G pada media perendaman air payau, sedangkan pada media

perendaman air rob, benda uji dengan kode KT-M-0-I memiliki

(4)

Contoh perhitungan KT-M-0-A 7 hari media perendaman air laut:

Tabel 4. 2 Hasil Pengujian Kuat Tekan Mortar Umur 7 Hari dengan Media Perendaman Air Laut.

No Kode Benda

Kuat Tekan (Mpa)

(5)
(6)

No Kode Benda

Kuat Tekan (Mpa)

(7)

No Kode Benda

Kuat Tekan

(8)

No Kode Benda

Kuat Tekan (Mpa)

(9)

No Kode Benda

Uji Berat (g) tekan

(P) (N)

Benda Uji (mm2)

Kuat Tekan

(10)

No Kode Benda

Kuat Tekan (Mpa)

(11)

Hasil dari pengujian kuat mortar yang termodifikasi alami

amylum dengan bahan tambah madu dirawat dan direndam dengan

3 jenis air disajikan pada table 4.5, 4.6, dan 4.7. Untuk pengujian

kuat tekan mortar usia 17 hari, campuran mortar dengan bahan

tambah madu 0,3% dari berat semen (kode benda yang berwarna

merah) merupakan campuran yang tidak dapat diuji dikarenakan

saat umur 14 hari, benda uji belum bisa dilepas dari cetakan.

sedangkan pada media perendaman air rob, benda uji dengan kode

KT-M-0-J memiliki nilai kuat tekan tetinggi yaitu 27,36 Mpa.

Tabel 4. 5 Hasil Pengujian Kuat Tekan Mortar Umur 14 Hari dengan Media Perendaman Air Laut.

No Kode Benda

Kuat Tekan (Mpa)

(12)

No Kode Benda

Kuat Tekan (Mpa)

(13)

46

Tabel 4. 6 Hasil Pengujian Kuat Tekan Mortar Umur 14 Hari dengan Media Perendaman Air Payau.

Kuat Tekan (Mpa)

(14)

No Kode Benda

Kuat Tekan (Mpa)

(15)

46

Tabel 4. 7 Hasil Pengujian Kuat Tekan Mortar Umur 14 Hari dengan Media Perendaman Air Rob.

No Kode Benda

Kuat Tekan (Mpa)

(16)

No Kode Benda

Kuat Tekan (Mpa)

(17)

46

4.2.3.

Pengujian Pada Umur 28 hari

Pengujian kuat tekan mortar pada umur 28 hari dapat

dilakukan pada semua benda uji yang telah dibuat. Pada media

perawatan dan perendaman laut, nilai kuat tekan tertinggi adalah

37,36 MPa benda uji dengan kode KT-M-0-G dan 8,8 MPa

merupakan nilai terendah dengan kode benda uji KT-M-0-P, untuk

media perendaman menggunakan air payau nilai kuat tekan

tertingginya adalah 36,64 MPa kode benda Uji KT-M-0-G dan

nilai terendahnya terdapat pada benda uji KT-M-0-M dengan nilai

(18)

rob nilai tertinggi kuat tekan mortar adalah 35,04 MPa yaitu benda

uji dengan kode KT-M-0-G dan nilai terendah kuat tekan pada

media perendaman air rob adalah 6,8 MPa dengan kode benda uji

KT-M-0-N.

Tabel 4. 8 Hasil Pengujian Kuat Tekan Mortar Umur 28 Hari dengan Media Perendaman Air Laut.

No Kode Benda

Kuat Tekan (Mpa)

(19)
(20)

No Kode Benda

Kuat Tekan (Mpa)

(21)
(22)

No Kode Benda

Kuat Tekan (Mpa)

(23)
(24)

Tabel 4.10 Hasil Pengujian Kuat Tekan Mortar Umur 28 Hari dengan Media Perendaman Air Rob.

Kuat Tekan (Mpa)

(25)
(26)

No Kode Benda

Kuat Tekan (Mpa)

(27)

air laut, air payau, maupun air payau.

(28)
(29)
(30)

4.3.

Pembahasan dan Analisis

4.3.1.

Analisis Umur 7 Hari

Gambar 4. 5 Kuat Tekan Rata-Rata Perendaman Air Laut umur 7 hari

Pada umur 7 hari, benda uji yang dirawat dan direndam

dengan air laut kuat tekan yang paling tinggi ada pada sampel

KT-M-0-E dengan bahan tambah amylum 2% dari berat semen dan

(31)

Gambar 4. 6 Kuat Tekan Rata-Rata Perendaman Air Payau umur 7 hari

Pada umur 7 hari, benda uji yang dirawat dan direndam

dengan air payau kuat tekan yang paling tinggi ada pada sampel

KT-M-0-G dengan bahan madu 0,03% dari berat semen dan

(32)

Gambar 4. 7 Kuat Tekan Rata-Rata Perendaman Air Rob Umur 7 hari

Pada umur 7 hari, benda uji yang dirawat dengan media

perendaman air rob kuat tekan yang paling tinggi ada pada sampel

KT-M-0-I dengan bahan madu 0,03% dari berat semen dan

(33)

Gambar 4. 8 Perbandingan Kuat Tekan Rata-Rata Perendaman Air Laut dan Air Payau 7 hari

Dari gambar 4.7 dapat diketahui kuat tekan rata

rata yang

didapatkan lebih tinggi pada benda uji yang dirawat dan direndam

dengan air payau jika dibandingkan dengan benda uji yang dirawat

(34)

Gambar 4. 9Perbandingan Kuat Tekan Rata-Rata Perendaman Air Laut dan Air Rob 7 hari

Dari gambar 4.8 dapat diketahui kuat tekan rata

rata yang

didapatkan lebih tinggi pada benda uji yang dirawat dan direndam

menggunakan air Rob jika dibandingkan dengan benda uji yang

(35)

Gambar 4. 10Perbandingan Kuat Tekan Rata-Rata Perendaman Air Payau dan Air Rob 7 hari

Dari gambar 4.9 dapat diketahui perbandingan

kuat tekan

rata-rata yang didapatkan seimbang antara media perendaman air payau

(36)

Pada umur 7 hari, mortar belum mengalami pengerasan

yang sempurna. Kadar garam yang ada dalam 3 jenis air yang

digunakan sebagai media perendaman dapat menyebabkan larutnya

senyawa-senyawa yang ada didalam mortar tersebut (

bleaching

).

Dalam waktu yang singkat, proses ini dapat membantu mortar

untuk menjadi lebih padat, akan tetapi mungkin akan merusak

(37)

Gambar 4. 11 Kuat Tekan Rata-Rata Perendaman Air Laut 14 hari

Pada umur 14 hari, benda uji yang dirawat dan direndam

dengan air laut kuat tekan yang paling tinggi ada pada sampel

KT-M-0-G dengan bahan madu 0,03% dari berat semen dan amylum

(38)

Gambar 4. 12 Kuat Tekan Rata-Rata Perendaman Air Payau 14 hari

Pada umur 14 hari, benda uji yang dirawat dan direndam

dengan air payau kuat tekan yang paling tinggi ada pada sampel

KT-M-0-G dengan bahan madu 0,03% dari berat semen dan

(39)

Gambar 4. 13 Kuat Tekan Rata-Rata Perendaman Air Rob 14 hari

Pada umur 14 hari, benda uji yang dirawat dan direndam

dengan air rob kuat tekan yang paling tinggi ada pada sampel

KT-M-0-K dengan bahan madu 0,03% dari berat semen dan amylum

(40)

Gambar 4. 14 Perbandingan Kuat Tekan Rata-Rata perawatan dan perendaman Air Payau dan Air Rob 14 hari

Dari gambar 4.13 dapat diketahui perbandingan

kuat tekan

rata-rata yang didapatkan seimbang antara media

perendaman dengan

(41)

Gambar 4. 15 Perbandingan Kuat Tekan Rata-Rata Perendaman Air Laut dan Air Payau 14 hari

Dari gambar 4.14 dapat diketahui kuat tekan rata-rata yang

didapatkan lebih tinggi pada benda uji yang dirawat dan direndam

menggunakan air payau jika dibandingkan dengan benda uji yang

(42)

Gambar 4. 16 Perbandingan Kuat Tekan Rata-Rata Perendaman Air Laut dan Air Rob 14 hari

Dari gambar 4.15 dapat diketahui kuat tekan rata-rata yang

didapatkan lebih tinggi pada benda uji yang dirawat dan direndam

menggunakan air Rob jika dibandingkan dengan benda uji yang

(43)

Gambar 4. 17 Kuat Tekan Rata-Rata Perendaman Air Laut 28 hari

Pada umur 28 hari, benda uji yang dirawat dan direndam

dengan media perawatan air laut kuat tekan yang paling tinggi ada

pada sampel KT-M-0-G dengan bahan madu 0,03% dari berat

(44)

.Gambar 4. 18 Kuat Tekan Rata-Rata Perendaman Air Payau 28 hari

Pada umur 28 hari, benda uji yang dirawat dan direndam

dengan air payau kuat tekan yang paling tinggi ada pada sampel

KT-M-0-I dengan bahan madu 0,03% dari berat semen dan

(45)

Gambar 4. 19 Kuat Tekan Rata-Rata Perawatan Air Rob 28 hari

Pada umur 28 hari, benda uji yang dirawat dan direndam

dengan air Rob kuat tekan yang paling tinggi ada pada sampel

KT-M-0-G dengan bahan madu 0,03% dari berat semen dan amylum

(46)

Gambar 4. 20 Perbandingan Kuat Tekan Rata-Rata Perendaman Air Laut dan Air Rob 28 hari

Dari gambar 4.19 dapat diketahui kuat tekan rata-rata yang

didapatkan lebih tinggi pada benda uji yang dirawat dan direndam

menggunakan air laut jika dibandingkan dengan benda uji yang

(47)

Gambar 4. 21 Perbandingan Kuat Tekan Rata-Rata Perendaman Air Laut dan Air Payau 28 hari

Dari gambar 4.20 dapat diketahui kuat tekan rata-rata yang

didapatkan lebih tinggi pada benda uji yang dirawat dan direndam

dengan air Laut jika dibandingkan dengan benda uji yang direndam

(48)

Gambar 4. 22 Perbandingan Kuat Tekan Rata-Rata Perendaman Air Payau dan Air Rob 28 hari

Dari gambar 4.21 dapat diketahui kuat tekan rata-rata yang

didapatkan lebih tinggi pada benda uji yang dirawat dan direndam

menggunakan air payau jika dibandingkan dengan benda uji yang

(49)

dimana saat umur 7 hari dan 14 hari, benda uji yang dirawat dan

direndam dengan air laut nilai kuat tekannya lebih rendah jika

dibandingkan dengan benda uji yang dirawat dengan 2 jenis media

perendaman lain. Akan tetapi saat usia 28 hari, benda uji yang

direndam dengan air laut nilai kuat tekan rata-ratanya lebih tinggi

(50)

4.3.4.

Analisis kuat tekan optimum

Gambar 4. 23 Kuat Tekan Rata-Rata Pada Perendaman Air Laut

Sampel yang memiliki kuat tekan optimum dari sampel yang

direndam dengan air laut adalah KT-M-0-G karena peningkatan kuat

tekan dari umur 7 hari sampai 28 hari merupakan peningkatan yang

(51)

Gambar 4. 24 Kuat Tekan Rata-Rata Pada Perawatan dan Perendaman Air Payau

Sampel yang memiliki kuat tekan optimum dari sampel yang

direndam dengan air payau adalah sampel normal tanpa bahan tambah.

Walaupun jika dibandingkan dengan sampel lain nilai kuat tekan

sampel normal lebih kecil, sampel normal memiliki kuat tekan

optimum karena peningkatan kuat tekan dari umur 7 hari sampai 28

hari merupakan peningkatan yang paling signifikan dibandingkan

(52)

Gambar 4. 25 Kuat Tekan Rata-Rata Pada Perendaman Air Rob

Sampel yang memiliki kuat tekan optimum dari sampel yang

direndam dengan air rob adalah sampel normal tanpa bahan tambah.

Walaupun jika dibandingkan dengan sampel lain nilai kuat tekan

sampel normal lebih kecil, sampel normal memiliki kuat tekan

optimum karena peningkatan kuat tekan dari umur 7 hari sampai 28

hari merupakan peningkatan yang paling signifikan dibandingkan

(53)

Gambar 4. 26 kuat tekan optimum dari masing masing jenis media perawatan

Jika dilihat dari gambar diatas akan terlihat bahwa sampel yang

memiliki kuat tekan optimum dari keseluruhan adalah sampel yang

memiliki kuat tekan optimum pada benda uji yang direndam

(54)

Gambar

Tabel 4. 2 Hasil Pengujian Kuat Tekan Mortar Umur 7 Hari dengan Media Perendaman Air Laut
Tabel 4. 3 Hasil Pengujian Kuat Tekan Mortar Umur 7 Hari dengan Media Perendaman Air Payau
Tabel 4. 5 Hasil Pengujian Kuat Tekan Mortar Umur 14 Hari dengan Media Perendaman Air Laut
Tabel 4. 6 Hasil Pengujian Kuat Tekan Mortar Umur 14 Hari dengan Media Perendaman Air
+7

Referensi

Dokumen terkait

Boja ljubi č astih uzoraka Milke se mijenjala na na č in da se osnovnom uzorku A pove ć avao udio svih boja crvene, zelene, plave i žute za po 4 broja vrijednosti, a svijetlije

Hasil wawancara yang dilakukan selama 6 bulan kepada pasien, frekuensi kejadian efek samping yang paling sering timbul pada bulan pertama menjalani terapi

Evaluasi berkala temuan hasil pengawasan Sewa gedung tempat kegiatan JB: Barang/jasa JP: Jasa Lainnya. 2

Hasil Penelitian : Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin Ny R usia 19 tahun G 1 P 0 A 0 usia kehamilan 39 +2 minggu dengan Preeklampsi Berat di Ruang Teratai RSUD Cilacap

Pada tipe ini masih mungkin terjadi bahwa temperatur fluida yang menerima kalor saat keluar penukar kalor lebih tinggi dibanding temperatur fluida yang memberikan kalor

Pengembangan suatu PP saat ini masih perlu dilakukan karena berbagai pertimbangan antara lain: (1) tingkat produksi perikanan laut di beberapa wilayah pengelolaan masih rendah

Sistem yang dipilih penulis untuk mendukung proses pembelajaran adalah pembangunan aplikasi pembelajaran virus dengan sistem operasi iOS yang ditujukan bagi pelajar

Penjualan adalah transaksi perubahan nilai barang menjadi nilai uang atau nilai piutang dagang. Penjualan atau menjual berarti suatu tindakan untuk menukar