• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. membayar pengeluaran umum (Siti, 2011: 1). pendanaan APBN (Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara) dimana

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. membayar pengeluaran umum (Siti, 2011: 1). pendanaan APBN (Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara) dimana"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang – undang (yang dapat dipaksakan) dengan tidak mendapat jasa timbal balik (konstraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan, dan yang digunakan untuk membayar pengeluaran umum (Siti, 2011: 1).

Pajak merupakan salah satu penerimaan negara yang sangat berpengaruh besar dalam kepentingan pembangunan dan pengeluaran pemerintahan, hal ini dikarenakan dalam menjalankan pemerintahan dan pembangunan, pemerintah membutuhkan dana yang tidak sedikit. Sumber dana tersebut diperoleh dari pendanaan APBN (Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara) dimana penerimaan negara disektor pajak sangat berkontribusi besar dalam pembangunan. Penerimaan negara dari sektor pajak terus meningkat dari tahun ke tahun. Berikut ini disajikan persentase peran pajak terhadap APBN dalam lima tahun sejak tahun 2009 sampai dengan tahun 2014.

(2)

Berdasarkan table 1.1 diatas menunjukkan bahwa realisasi penerimaan negara yang berasal dari sektor pajak dari tahun 2009 ke tahun 2014 mengalami peningkatan kecuali pada tahun 2011 dan 2013 mengalami penurunan sebesar 1% dari tahun anggaran 2010 dan 2012 sebesar 78% dan 79%. Walaupun pada tahun 2013 mengalami penurunan, pada tahun 2014 mendatang, tingkat persentase peran penerimaan dari sektor pajak terhadap penerimaan negara ditargetkan sebesar 79%. Dengan persentase tersebut dapat dilihat bahwa dalam jumlah penerimaan pajak setiap tahunnya terus meningkat. Oleh karena itu peran pajak dalam APBN begitu besar, maka usaha untuk meningkatkan penerimaan pajak terus dilakukan oleh DJP (Direktorat Jendral Pajak). Dalam usaha untuk memaksimalkan penerimaan negara ini tidak hanya mengandalkan peran aktif dari Dirjen Pajak maupun petugas pajak, tetapi dibutuhkan juga peran aktif dari wajib pajak itu sendiri. Dimana upaya yang dilakukan oleh Direktorat Jendral Pajak adalah melalui reformasi peraturan perundang – undangan dibidang

Tabel 1.1

Peran Pajak terhadap APBN Tahun 2009 - 2014

No Tahun Jumlah (dalam triliun) Prosentase Anggaran APBN Pajak Pajak : APBN %

1 2009 98573 72584 74% 2 2010 94966 74274 78% 3 2011 110490 85025 77% 4 2012 13114 10326 79% 5 2013 15297 11929 78% 6 RAPBN 2014 16625 13102 79%

(3)

perpajakan dengan diberlakukannya Self Assesment System dimana wajib pajak diberikan kepercayaan penuh untuk mendaftar, menghitung, membayar serta melaporkan sendiri jumlah pajak terutang yang menjadi kewajiban mereka. Dalam hal ini salah satu kendala yang dapat menghambat dalam memaksimalkan penerimaan pajak yaitu tingkat kepatuhan wajib pajak yang masih rendah.

Fenomena lainnya, Peran Usaha Kecil dan Menengah (UKM) dalam perekonomian Indonesia pada dasarnya sudah besar sejak dulu. Namun demikian sejak krisis ekonomi melanda Indonesia, peranan UKM meningkat dengan tajam. Data dari Biro Pusat Statistik1 (BPS). menunjukkan bahwa persentase jumlah UKM dibandingkan total perusahaan pada tahun 2001 adalah sebesar 99,9%. Pada tahun yang sama, jumlah tenaga kerja yang terserap oleh sektor ini mencapai 99,4% dari total tenaga kerja. Demikian juga sumbangannya pada Produk Domestik Bruto (PDB) juga besar, lebih dari separuh ekonomi kita didukung oleh produksi dari UKM (59,3%). Data-data tersebut menunjukkan bahwa peranan UKM dalam perekonomian Indonesia adalah sentral dalam menyediakan lapangan pekerjaan dan menghasilkan output.

Di Indonesia Usaha mikro, kial, dan menengah (UMKM) telah menunjukkan eksistensinya setelah terbukti kokoh menghadapi krisis moneter yang melanda Indonesia, UMKM justru akan didorong menjadi penyelamat perekonomian nasional di saat krisis ekonomi global. Melihat fenomena ini, UMKM sebaiknya terus dikembangkan seluas – luasnya, jika UMKM berkembang maka penghasilan

(4)

yang diperoleh pelaku usaha kecil tersebut pun akan berkembang sehingga perekonomian Indonesia terpacu berkembang dari kegiatan UMKM.

Berbagai cara telah dilakukan oleh Direktorat Jendral Pajak untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak yang masih rendah, salah satu diantaranya ialah dengan meningkatkan pelayanan fiskus atau aparatur pajak. Pelayanan fiskus merupakan hal yang sangat penting dalam menggali penerimaan negara. Namun beberapa fenomena beberapa tahun terakhir ini terdapat kasus – kasus yang menyeret aparatur pajak yang menyalahgunakan kewenangannya untuk memanipulasi data, dengan adanya kasus tersebut maka dapat menimbulkan sikap ketidakpercayaan wajib pajak dalam membayarkan kewajiban perpajakannya. Mereka tidak ingin pajak yang mereka bayarkan secara rutin tidak dikelola dengan baik dan hanya menjadi konsumsi pribadi para aparatur pajak. Selain itu kualitas pelayanan fiskus yang baik diharapkan dapat memberikan kenyamanan bagi wajib pajak serta mampu meningkatkan kepatuhan wajib pajak. Dalam penelitian Supadmi (2010) disebutkan bahwa untuk meningkatkan kepatuhan wajib pajak dalam memenuhi kewajiban perpajakannya, kualitas pelayanan pajak harus ditingkatkan oleh aparat pajak. Pelayanan fiskus yang baik akan memberikan kenyamanan bagi wajib pajak. Keramah tamahan petugas pajak dan kemudahan dalam sistem informasi perpajakan termasuk dalam pelayanan perpajakan tersebut. Penelitian Jatmiko (2006) menemukan bahwa pelayanan fiskus memiliki pengaruh positif yang signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak.

(5)

Oleh karena itu kualitas pelayanan fiskus dapat mempengaruhi kepatuhan wajib pajak.

Didalam undang – undang telah diatur tentang ketentuan umum dan tata cara perpajakan. Karena dalam perundang – undangan pepajakan secara jelas mencantumkan kewajiban para wajib pajak dalam membayarkan pajaknya. Jika wajib pajak badan maupun orang pribadi yang melanggar ketentuan perpajakan tersebut, maka akan dikenakan sanksi. Sanksi diperlukan untuk memberikan pelajaran bagi pelanggar pajak. Wajib pajak akan memenuhi kewajiban perpajakan bila memandang bahwa sanksi perpajakan akan lebih banyak merugikannya (Jatmiko, 2006). Penelitian yang dilakukan oleh Supadmi, 2010 menemukan bahwa persepsi wajib pajak tentang sanksi perpajakan memiliki pengaruh positif terhadap kepatuhan wajib pajak. Hasil penelitian Yadnyana (2009) dalam Muliari dan Setiawan (2010) menemukan bahwa sanksi pajak memiliki pengaruh positif pada kepatuhan wajib pajak.

Penelitian ini mengacu pada teori pembelajaran social (Social Learning Theory), Teori Paksaan (Compulsory Compliance), dan Teori Konsensus (Voluntary Compliance) untuk mengetahui hubungan pelayanan fiskus dan sanksi perpajakan terhadap kepatuhan wajib pajak. dimana teori pembelajaran social (Jatmiko:2006) menyatakan bahwa seseorang dapat belajar lewat pengamatan dan pengalaman langsung. Teori pembelajaran sosial ini menjelaskan perilaku wajib pajak dalam memenuhi kewajibannya membayar pajak. Teori Paksaan

(6)

(Compulsory Compliance) ini didasarkan atas hubungan mematuhi hukum karena adanya unsur paksaan. Dan Teori Konsensus (Voluntary Compliance) ini dasar ketaatan hukum terletak pada penerimaan masyarakat terhadap suatu system hukum yaitu sebagai legalitas hukum. Dari pembahasan Teori Paksaan (Compulsory Compliance) dan Teori Konsensus (Voluntary Compliance), kepatuhan wajib pajak sangat terkait dengan adanya suatu system hukum yang berlaku, kepatuhan wajib pajak sangat terkait dengan unsure paksaan atau hanya sebagai legalitas hukum. Berdasarkan teori diatas, dapat disimpulkan bahwa teori tersebut mengandung adanya hubungan antara pelayanan fiskus dan sanksi pajak terhadap kepatuhan wajib pajak.

Berdasarkan kondisi tersebut, maka permasalahan ini menjadi menarik bagi penulis untuk melakukan penelitian dengan judul “PENGARUH PELAYANAN FISKUS DAN SANKSI PERPAJAKAN TERHADAP KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI (Studi Kasus di Wilayah KPP Pratama Jakarta Kelapa Gading dan KPP Pratama Jakarta Jati Negara)”.

B. Perumusan Masalah

Dari latar belakang diatas, dapat diambil inti permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini, yaitu:

1. Apakah pelayanan fiskus berpengaruh secara signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi di wilayah KPP Pratama Jakarta Kelapa Gading dan KPP Pratma Jakarta Jati Negara?

(7)

2. Apakah sanksi perpajakan berpengaruh secara signifikan terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi di wilayah KPP Pratama Jakarta Kelapa Gading dan KPP Pratma Jakarta Jati Negara?

C. Tujuan dan Manfat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah diatas, tujuan dilakukannya penelitian ini adalah:

a. Untuk mendapatkan bukti empiris pengaruh Pelayanan Fiskus terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi di Wilayah KPP Pratama Jakarta Kelapa Gading dan KPP Pratma Jakarta Jati Negara.

b. Untuk mendapatkan bukti empiris pengaruh Sanksi Perpajakan terhadap Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi di Wilayah KPP Pratama Jakarta Kelapa Gading dan KPP Pratma Jakarta Jati Negara.

2. Manfaat Penelitian

Dalam penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak, berikut manfaat dari penelitian ini yaitu:

(8)

Sebagai bahan pembelajaran dan sarana untuk mengasah pengetahuan mengenai perpajakan dalam praktek sebenarnya di lapangan. Serta sebagai sarana untuk memperdalam pengetahuan perpajakan yang telah dipelajari dan didapat selama kuliah sehingga dapat menjadi cambuk untuk meningkatkan kepatuhan penulis dalam memenuhi kewajibannya sebagai Wajib Pajak.

b. Bagi Intansi Terkait

Sebagai bahan masukan bagi Kantor Pelayanan Pajak dalam usaha meningkatkan kepatuhan wajib pajak dalam menjalankan kewajiban pajaknya.

c. Bagi Pembaca

Sebagai bahan referensi dan menambah pengetahuan mengenai pelayanan fiskus dan sanksi perpajakan serta hubungannya terhadap kepatuhan wajib pajak orang pribadi, serta sebagai bahan pertimbangan bagi pembaca yang berminat untuk melakukan penelitian di bidang yang sama ataupun penelitian lanjutan.

Referensi

Dokumen terkait

Kualitas pendidikan yang begitu lebar sebagai akibat dari keterbatasan kemampuan pengelola pendidikan pada tingkat pusat, daerah, dan sekolah semakin menguatkan

Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji komposisi serbuk batang aren dan ampas tebu yang sesuai sebagai media pertumbuhan jamur tiram putih. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan

3. Nilai wajar yang digunakan hanya mencakup aset, sedangkan nilai wajar liabilitas masih minim dan sulit diidentifikasi dari laporan keuangan. Untuk itu, diusulkan kepada

• Dukung dan antarkan temanmu untuk menceritakan perilaku bully yang telah ia terima pada orang tua, guru atau pihak lain. •

Jadi maksud dari judul skripsi pada tulisan ini yaitu "nilai-nilai spiritual dan sosial di dalam majelis dzikir dan tahlil di RW 07 Kelurahan Siswodipuran

extracurricular activity has influence on writing and speaking ability among the seventh grade students of SMP Negeri 1 Sampang, Kab. Keywords : “English club”

Penelitian tindakan kelas dengan mengimplementasikan pembelajaran berbasis IT aplikasi program Ms Acces pada mata kuliah manajemen perbekalan bertujuan

Kontribusi Florence Nightingle bagi perkembangan keperawatan adalah menegaskan bahwa nutrisi merupakan satu bagian penting dari asuhan keperawatan, meyakinkan bahwa okupasional