• Tidak ada hasil yang ditemukan

N IL A I-N IL A I SPIR IT U A L D A N SO SIA L DI D AL A M M A JE L IS D Z IK IR T A H L IL DI R W . 07 K E L U R A H A N S ISW O D IP U R A N K E C A M A T A N B O Y O L A L I K A B U P A T E N B O Y O L A L I T A H U N 2007 SK R IPSI Diajukan Untuk Meme

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "N IL A I-N IL A I SPIR IT U A L D A N SO SIA L DI D AL A M M A JE L IS D Z IK IR T A H L IL DI R W . 07 K E L U R A H A N S ISW O D IP U R A N K E C A M A T A N B O Y O L A L I K A B U P A T E N B O Y O L A L I T A H U N 2007 SK R IPSI Diajukan Untuk Meme"

Copied!
82
0
0

Teks penuh

(1)

i i H i n r a i t n

07TD1010832.01

N IL A I-N IL A I SPIR IT U A L D A N SO SIA L DI D AL A M M A JE L IS D Z IK IR T A H L IL DI R W . 07 K E L U R A H A N

S ISW O D IP U R A N K E C A M A T A N B O Y O L A L I K A B U P A T E N B O Y O L A L I T A H U N 2007

SK R IPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Kewajiban dan Melengkapi Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata I

Dalam Ilmu Tarbiyah

NIM : 111 00 022

JU R U S A N T A R B IY A H

P R O G R A M ST U D I P E N D ID IK A N A G A M A ISL A M SE K O L A H T IN G G I A G A M A IS L A M N E G E R I (ST AIN )

(2)

DEPARTEMEN A G A M A Rl

SEKOLAH TINGGI A G A M A ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA

JL Stadion 03 Telp. (0298) 323706,323433 Sa/atiga 50721

Website : www.stainsalatiga.ac.id E-m ail: administrasi@stainsalatiga.ac.id

DEKLARASI

Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, peneliti menyatakan bahwa skripsi ini tidak berisi materi yang peraah ditulis oleh orang lain atau pernah diterbitkan. Demikian juga skripsi ini tidak berisi satupun pikiran-pikiran orang lain, kecuali informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.

Apabila di kemudian hari temyata terdapat materi atau pikiran-pikiran orang lain di luar referensi yang peneliti cantumkan, maka peneliti sanggup mempertanggung jawabkan kembali keaslian skripsi ini di hadapan sidang munaqosah skripsi.

Demikian deklarasi ini dibuat oleh penulis untuk dapat dimaklumi.

Salatiga, 26 Juli 2007 Penulis,

(3)

JL Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721

Website : www.stainsalatiga.ac.id E-m ail: administrasi@stainsalatiga.ac.id

Drs. Ahmad Sulthoni, M.Pd DOSEN STAIN SALATIGA

NOTA PEMBIMBING

Lamp : 3 eksemplar Hal : Naskah skripsi

Saudara Makin

Kepada

Yth. Ketua STAIN Salatiga di Salatiga

Assalam u'alaikunu Wr. Wb.

Setelah kami meneliti dan mengadakan perbaikan seperlunya, maka bersama ini, kami kirimkan naskah skripsi saudara:

Nama : MAKIN

NIM : 111 00 022

Jurusan / Progdi : Tarbiyah / Pendidikan Agama Islam

Judul : NILAI-NILAI SPIRITUAL DAN SOSIAL DI DALAM M AJELIS DZIKIR TA H LIL RW 07 KALURAHAN

SISWODIPURAN KECAMATAN BOYOLALI

KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2007

Dengan ini kami mohon skripsi Saudara tersebut di atas supaya segera dimunaqosyahkan.

Demikian agar menjadi perhatian.

W assalamu'alaikum, Wr, Wb

(4)

DEPARTEMEN A G A M A Rl

SEKOLAH TINGGI A G A M A ISLAM NEGERI (STAIN) SALATIGA

JL Stadion 03 Telp. (0298) 323706, 323433 Salatiga 50721

Website : www.stainsalatiga.ac.id E-m ail: administrasi@stainsalatiga.ac.id

P E N G E S A H A N

Skripsi Saudara : MAKIN dengan Nomor Induk Mahasiswa : 111 00 022 yang berjudul: "NILAI-NILAI SPIRITUAL DAN SOSIAL DI DALAM MAJELIS DZIKIR DAN TAHLIL DI RW. 07 KELURAHAN SISWODIPURAN KECAMATAN BOYOLALI KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2007”, Telah dimunaqasahkan dalam sidang panitia ujian Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga pada hari: Senin, 01 Oktober 2007 yang bertepatan dengan tanggal 19 Ramadban 1428 H dan telah diterima sebagai bagian dari syarat-syarat untuk memperoleh gelar Saijana dalam Ilmu Tarbiyah.

01 Oktober 2007 M Salatiga,

---19 Ramadhan 1428 H

Drs. Ahmad Sulthoni. M.Pd NIP. 1 5 0284602

(5)

<Demi masa. Sesunggudnya mannsia itu 6enar~6enar derada daCam

Perugian, decnaR orang-orang yang 6eriman dan mengerjalign

am at sated dan nasedat menasedati supaya mentaati tedenaran

dan nasedat menasedati supaya menetapi desadaran.

(6)

PERSEMBAHAN

Skripsi in i penults persem6afif{gn

untut{:

1. (Bapal^dan Ibukp terfionnat

2. Istri dan anakjtii tercinta

3. %a({a(^dan Jfidikj^u tersayang

4. J4[m am aterSTyiIN Sa[atiga

(7)

1

Assalamu'alaikum wr. wb

Dengan mengucapkan rasa syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan kenikmatan yang telah dilimpahkan kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang beijudul "NILAI-NILA1 SPIRITUAL DAN SOSIAL DI DALAM MAJELIS DZIKIR DAN TAHLIL DI RW. 07 KALURAHAN SISWODIPURAN KECAMATAN BOYOLALl KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2007".

Mengingat kemampuan penulis masih belum sempurna, maka di dalam penyusunan skripsi ini mungkin akan ditemui banyak kekurangan. Oleh karena itu penulis dengan rendah hati dan tangan terbuka menerima masukan dan saran- saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini.

Adapun yang menjadi tujuan penyusunan skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh Gelar Saijana Pendidikan Agama Islam dalam Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga.

Selama penulisan skripsi ini penulis banyak mendapat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak, maka bersamaan dengan selesainya skripsi ini perkenankanlah penulis menghanturkan rasa terima kasih terutama kepada yang terhormat :

1. Drs. Imam Sutomo, M.Ag selaku Ketua STAIN Salatiga.

2. Drs. Miftahuddin, M.Ag, selaku Pembatu Ketua Bid. Kemahasiswaan

3. Drs. Fathurrahman. M.Pd selaku ketua program studi Pendidikan Agama Islam.

(8)

4. Drs. Ahmad Sulthoni, M.Pd selaku dosen pembimbing dalam penulisan skripsi ini yang telah memberikan bimbingan dengan penuh perhatian dan kesabaran.

5. Bapak dan Ibu Dosen yang dengan tulus mendidik dan memberikan jasanya dalam menuntut ilmu di STAIN Salatiga.

6. Bapak, Ibu terkasih yang selalu mendoakanku

7. Istri dan anakku tersayang yang selalu menjadi inspirator dalam setiap langkahku.

8. Kakak dan adikku tercinta

9. Ketua dan segenap pengurus majelis 'ilmi dan dzikir RYV. 07 Kalurahan Siswodipuran Boyolali

10. PakDe di DOT.COM yang telah membantu menyelesaikan tulisan skripsi saya.

Akhirnya penulis hanya dapat berdoa kepada Allah SWT, semoga semua amal baik dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis senantiasa mendapat balasan yang berlipat ganda dan selalu mendapatkan hidayah serta ridho dari-Nya. Amin.

Wassalamu'alaikum wr. wb

Salatiga, 26 Juli 2007 Penulis

(9)

HALAMAN JUDUL... i A. Konsep Agama Tentang Majelis Dzikir dan Tahlil... 13

1. Pengertian Majelis Dzikir dan Tahlil... 13

2. Aspek-Aspek Dzikir dan Tahlil... 16

B. Hakikat dan Keutamaan Dzikir dan Tahlil... 21

1. Hakikat Dzikir dan tahlil... 21

2. Fadhilah dan Keutamaan Dzikir Tahlil... 23

C. Manfaat dan Tujuan Majelis Dzikir Tahlil... 26

1. Manfaat Bagi Pelaku atau Jamaah Majelis Dzikir Tahlil... 26

2. Manfaat Majelis Dzikir Tahlil Bagi Masyarakat... 29

ix

(10)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Menentukan Variabel... 31

B. Teknik Pengumpulan D a ta... 31

C. Sumber Data... 32

D. Populasi dan Sampel... 33

E. Teknik Analisis Data... 37

BAB IV ANALISIS DATA HASIL PENELITIAN A. Data Keadaan Majelis Dzikir Tahlil RW. 07 Kelurahan Siswodipuran Kecamatan Boyolali Kabupaten Boyolali Tahun 2007 ... 39

B. Nilai-Nilai Spiritual Majelis Dzikir Tahlil RW. 07 Kelurahan Siswodipuran Kecamatan Boyolali Kabupaten Boyolali Tahun 2007... 46

C. Nilai-Nilai Sosial Majelis Dzikir Tahlil RW. 07 Kelurahan Siswodipuran Kecamatan Boyolali Kabupaten Boyolali Tahun 2007... 59

D. Manfaat Majelis Dzikir Tahlil RW. 07 Kelurahan Siswodipuran Kecamatan Boyolali Kabupaten Boyolali Tahun 2007... 62

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan... 75

B. Saran-Saran... 77

C. Kata Penutup... 78

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN-LAMPIRAN

(11)

TABELI Daftar Nama-nama Anggota Majelis Dzikir dan Tahlil di RW. 07 Kalurahan Siswodipuran, Kecamatan Boyolali, Kabupaten Boyolali Tahun 2007

34

TABEL 11 Daftar Nama-Nama Responden 37

(12)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di Indonesia yang hampir dihuni 90% umat Islam telah membudaya, dan terbentuk secara kultural kelompok-kelompok dzikir. Kelompok- kelompok ini biasa disebut majelis tahlil atau disebut juga majelis dzikir tahlil. Acara yang sering dilaksanakan sering disebut dengan tahlilan (bahasa Jawa). Acara-acara seperti ini biasanya dilaksanakan di masjid, musholla, ataupun di rumah-rumah penduduk yang menjadi anggotanya.

Kegiatan serupa juga dilaksanakan sebagian masyarakat apabila ada anggota masyarakat yang meninggal dunia. Keluarga, tetangga dan handaitaulan serta relasi berkumpul di rumah duka untuk mengucapkan belasungkawa dan ikut berduka cita. Ritual yang biasanya menyertainya yaitu membaca al-Qur’an, dzikir, tahlil, tasbih, tahmid, istigfar, dan masih banyak lagi ritual lainnya. Secara umum ritual tersebut dimaksudkan sebagai do’a dan sarana mendo’akan orang yang meninggal agar mendapatkan ampunan dari Allah SWT.

Penyelenggaraan do’a bersama itu baik secara rutin atau ketika ada orang yang meninggal disebut dengan upacara tahlil atau tahlilan. Walaupun sebenamya arti tahlil itu sendiri adalah bacaan lailahaillallah. Budaya tahlil sudah berlangsung lama dan turun temurun. Umat Islam diperintahkan Allah

(13)

dan Rasulullah supaya banyak-banyak dzikir yakni menyebut nama Allah dengan lisan dan dengan hati, baik ketika siang atau malam.

Firman Allah dalam al-Qur’an surat al-Ahzab 41-42 :

“Hai orang-orang yang beriman ingatlah Allah sebanyak-banyaknya dan tasbihlah memuji Allahpagi-pagidanpetang-petang”

Ayat ini jelas memerintahkan kepada seluruh orang mukmin pria dan wanita, tua maupun muda supaya dzikir mengingat Allah banyak-banyak, baik ketika pagi-pagi atau petang. Dan juga diperintahkan supaya banyak membaca tasbih (subhanallah) dan tahmid (alhamdulillah) serta takbir (Allahuakbar)

setiap waktu.

“Dan ingatlah Tuhanmu banyak-banyak dan tasbihlah di waktu petang danpagi”. QS. Ali Imron : 41)

Banyak manfaat yang didapat para ahli dzikir tahlil ini baik batiniyah maupun lahiriyah. Manfaat batiniyah diantaranya adalah sebagai ikhtiar bertaubat kepada Allah SWT baik yang masih hidup dan bermanfaat bagi yang telah meninggalkan dunia. Kedua, merekatkan tali persaudaraan antara sesama dan penyambung silaturahmi. Ketiga, untuk selalu mengingatkan diri sendiri dan seluruh jamaah bahwa akhir kehidupan adalah kematian yang takkan terlewatkan satu jiwapun di dunia ini. Keempat, ditengah hiruk-pikuk 1 2

1 Ibid., him. 30.

(14)

3

dunia ini, manusia yang selalu bergelut dengan materi dan duniawi tentu memerlukan kesejukan ruhani.3

Penulis sedikit mengulas kegiatan orang-orang dahulu dan juga masih ada saat sekarang di daerah penulis atau daerah lain. Jikalau ada orang yang meninggal para kerabat datang untuk berbelasungkawa namun setelah malam datang justru berjudi, ada yang minum-minum dan hal-hal yang berbau mistik dan musyrik, tetapi dengan pelan dan pasti para pemuka agama dan tokoh masyarakat di daerah penulis mencoba untuk merubah perilaku itu dengan mengajak berdzikir dan berdo’a baik untuk diri sendiri maupun yang meninggal dunia supaya mendapat ampunan dari Allah SWT. Seperti yang telah dicontohkan oleh para auliya’ terdahulu dengan budaya dan tradisi Indonesia yang sama sekali tidak mengenal Islam temyata dengan kecerdasan. ilmu dan spirit, semua kegiatan itu bisa dihiasai dengan nilai-nilai Islam, yang tentunya nilai-nilai yang tidak bertentangan dengan syariat Islam, al-Qur’an dan Sunah nabi. Berpegang pada hadis Rasulullah yang diriwayatkan dari Abu Said Al-Khudri;

Dari Abi Said al-Khudri ia berkata : Rasulullah SAW bersabda : Dan tidaklah berkumpul suatu kaum sambil menyebut asma Allah SWT kecuali mereka akan dikelilingi para malaikat, Allah SWT a/can melimpahkan rahmat

(15)

kepada mereka, memberikan ketenangan hati dan memujinya dihadapan makhlukyang ada di sisi-Nya”. (Shohih Muslim : 4868)4

Dalam hadis riwayat Imam Muslim, Nabi bersabda :

. \ ^ \

(pi— ojcS' ...»p^

“Tidaklah berkumpul suatu kaum (umat Islam) pada suatu majelis disitu dengan dzikir kepada Allah melainkan para malaikat meliputinya dan menurunkan rahmat kepada mereka dan orang-orang yang ikut di dalam majelis dzikir tersebut disebut di sisi Allah(HR. Muslim: 1568)5

Dari ayat-ayat al-Qur’an dan hadis nabi di atas jelaslah bahwa majelis dzikir sangat jelas landasan dan perintahnya untuk semua umat muslim yang taat baik untuk pribadi, jamaah majelis dan masyarakat.

Lalu, mengapa penulis mengambil sampel di Desa Siswodipuran tepatnya jamaah dzikir tahlil RW. 07, Kelurahan Siswodipuran. Penulis Sangat tertarik dengan kegiatan dzikir tahlil di kampung ini. Pertama, penulis melihat ada semangat luar biasa dari anggota jamaah ini yang notabene mereka masih pas-pasan ilmu keagamaan. Kedua, dari unsur keyakinan sebenarnya sangat komplek karena dikampung ini umat Islam yang taat, yang tidak taat (KTP) dan juga pemeluk agama lain sangat rukun dan semangat sosialnya sangat tinggi. Yang ketiga, dari sudut organisasi keummatan Siswodipuran memang sangat komplek, ada yang NU dan juga Muhammadiyah, namun di Majelis dzikir Tahlil mereka dapat menyatukan visi dan misi baik spiritual maupun sosial. Yang terakhir atau keempat,

4 Ibid., him. 4

(16)

5

majelis dzikir tahlil ini berdiri tahun 2000, dengan latar belakang menghapus kemusyrikan, kemaksiatan dan menambah volume silaturahmi antara sesama jamaah dan juga warga di luar jamaah.

Berangkat dari penjelasan latar belakang dan permasalahan diatas, penulis menentukan judul “Nilai-nilai Spiritual dan Sosial Di Dalam Majelis Dzikir dan Tahlil di RW. 07 Kelurahan Siswodipuran Kecamatan

Boyolali, Kabupaten Boyolali”.

B. Penegasan Istilah

Untuk dapat diketahui maksud dan istilah dari judul Skripsi penulis, agar tidak terjadi penafsiran yang salah, maka penulis dapat menguraikan beberapa istilah:

1. Nilai-nilai spiritual yaitu sifat-sifat penting yang berada dalam perbuatan yang mengandung kadar manfaat bagi kemanusiaan yang dilandasi rasa ikhlas secara batiniyah.

2. Nilai-nilai sosial yakni sifat-sifat atau perbuatan yang mempunyai kadar muatan manfaat bagi kemanusiaan yang di dasari rasa sosial kemasyarakatan secara lahiriyah.

3. Majelis berasal bahasa Arab majelis-majelis yang berarti rapat, majelis.0 Majelis dzikir tahlil adalah tempat atau majelis untuk menyebut nama Allah atau mengingat kepada-Nya dengan membaca tasbih, tahmid, takbir

dan tahlil atau lainnya yang dibuatkan untuk dibaca dari al-Qur’an dan 6

(17)

hadist Nabi Muhammad SAW. Sedangkan tahlil (tahlilan) adalah sebuah ritual dzikir, pembacaan kalimat thoyibah (bacaan yang baik berupa al- Qur’an, sholawat dan dzikir). Penyebutan ritual dengan istilah tahlilan dilatar belakangi adanya bacaan dzikir yaitu kalimat tauhid

(Lailaahaillallahj yang menjadi inti di dalamnya. Sehingga dilihat dari aspek materialnya tahlilan adalah dzikir dengan rangkaian bacaan yang disusun secara khusus.7

Jadi maksud dari judul skripsi pada tulisan ini yaitu "nilai-nilai spiritual dan sosial di dalam majelis dzikir dan tahlil di RW 07 Kelurahan Siswodipuran Kecamatan Boyolali, Kabupaten Boyolali Tahun 2007" adalah secara spiritual mengandung muatan apa saja dalam majelis dzikir tahlil yang berguna bagi kemanusiaan secara utuh dan hams di landasi secara ikhlas, sedangkan secara sosial majelis dzikir tahlil mempunyai muatan manfaat apa bagi masyarakat secara utuh yang bisa di rasakan secara lahiriyah khususnya bagi warga RW 07 Kelurahan Siswodipuran.

C. Rumusan Masalah

Sebagai basic question atau pokok permasalahan dalam penelitian ini, adalah :

1. Nilai-nilai spiritual apa saja yang terkandung di dalam majelis dzikir tahlil?

2. Nilai-nilai sosial apa saja yang terkandung di dalam majelis dzikir tahlil? 3. Apa manfaat nilai-nilai tersebut bagi jamaah dan masyarakat?

(18)

7

D. Tujuan Penelitian

Mengacu pada pokok rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui nilai-nilai spiritual apa yang terkandung di dalam majelis dzikir tahlil.

2. Untuk mengetahui nilai-nilai sosial apa yang terkandung di dalam majelis dzikir tahlil.

3. Untuk mengetaui manfaat apa yang dapat diambil oleh jamaah, keluarga dan masyarakat.

E. Manfaat Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan bisa memberikan informasi yang jelas tentang pesan-pesan moril apa saja yang terkandung di dalam majelis dzikir tahlil, adakah manfaatnya baik lahiriyah maupun batiniyah bagi para jamaah dan juga sosial masyarakat.

Dari informasi tersebut diharapkan dapat memberikan manfaat secara praktis maupun secara teoritis, yakni:

1. Secara praktis

a. Peneliti dapat mengetahui manfaat apa yang terkandung di dalam majelis dzikir tahlil baik secara spiritual maupun sosial.

(19)

2. Secara teoritis

Lembaga dalam hal ini STAIN Salatiga apabila temyata hasil penelitian ini baik dan dianggap dapat menyumbangkan khasanah ilmu pengetahuan akan membantu menciptakan mahasiswa atau lulusan yang ahli ritual dan sosiaL

F. Metode Penelitian

Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini ialah : 1. Sumber Data

Penelitian ini menggunakan 2 (dua) jenis data yang berasal dari sumber yang berbeda :

a. Data Primer

Yaitu data-data yang berasal langsung dari sumber data utama, yaitu majelis dzikir tahlil RW. 07 Kelurahan Siswodipuran, Kecamatan Boyolali, Kabupaten Boyolali mengenai nilai-nilai spiritual dan sosial yang terkandung didalamnya.

b. Data Sekunder

(20)

9

2. Teknik Pengumpulan Data

a. Penggunaan kuesioner atau angket

Kuesioner atau angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui.8 Angket disini digunakan sebagai metode pokok untuk memperoleh informasi tentang nilai-nilai spiritual dan sosial di dalam majelis dzikir dan tahlil.

Pembagian angket kepada responden setelah mendapat ijin dari ketua / imam majelis sebelum dikerjakan penulis menjelaskan maksud dengan cara pengisian angket. Pengisian angket memakai 2 cara :

1) . Angket bersifat tertutup, artinya responden tinggal memiiih jawaban yang telah disediakan yang sesuai dengan pribadinya. 2) . Angket anomin, maksudnya responden bebas mengemukakan

pendapatnya.

b. Observasi, yaitu dengan mengadakan pengamatan secara langsung mengenai apa yang terjadi dan menyangkut obvek penelitian. kemudian mengadakan pencatatan dari fenomena-fenomena yang diselidiki. Dalam hal ini majelis Dzikir Tahlil RW 0 7 Kelurahan Siswodipuran Kabupaten Boyolali.

(21)

c. Wawancara

Wawancara atau interview adalah suatu bentuk komunikasi verbal, jadi semacam percakapan yang bertujuan untuk memperoleh informasi.9 Disini penulis mengumpulkan data dengan cara mengadakan tanya jawab secara langsung dengan responden terutama pada informan yang banyak mengetahui tentang masalah-masalah yang diteliti. Dalam hal ini penulis mengadakan wawancara dengan imam majelis, majelis/jamaah dzikir tahlil, dan juga masyarakat sebagai efek pendamping sosial.

3. Populasi dan Sampel a. Populasi

Yaitu jumlah keseluruhan dari satuan-satuan atau individu-individu yang dijadikan sebagai obyek penelian. Dalam hal ini adalah jamaah majelis dzikir tahlil RW. 07 Kelurahan Siswodipuran Kecamatan Boyolali, Kabupaten Boyolali.

b. Sampel

Dalam pengambilan sampel sebagai obyek dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik sampling, yaitu :

"Cara menentukan sampel yang jumlahnya sesuai dengan ukuran yang akan dijadikan sumber data sebenarnya, dengan memperhatikan sifat-sifat penyebaran populasi, agar diperoleh sampel yang representatif atau benar-benar mewakili populasi.” 10

10 S. Nasution, M etode Research, Jakarta : Bumi Aksara, 2003, him. 113

(22)

11

Sampel yang diambil adalah beberapa anggota majelis dzikir tahlil, dilakukan dengan teknik non random sampling, dalam hal ini memakai purposive sampling menurut pertimbangan :

“ ...purposeive sampling, dimana peneliti cenderung memilih

informant yang dianggap tahu dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data yang mantap dan mengetahui masalahnya secara dalam ...”n

4. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik analisis data secara kualitatif, sebab data yang terkumpul bersifat monografis, atau berwujud keterangan-keterangan yang digambarkan dengan kata-kata atau kalimat yang kemudian dipisah-pisahkan menurut kategori untuk memperoleh kesimpulan.11 12

G. Sistematika Skripsi

Rangkaian laporan penelitian disusun dengan sistematika penulisan sebagai berikut:

Bab I Menguraikan latar belakang masalah, penegasan istilah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian dan sistematika penulisan skripsi.

Bab II Menjelaskan secara diskriptif nilai-nilai spiritual dan sosial di dalam majelis dzikir dan tahlil, termasuk uraian, tujuan dan fungsi atau manfaatnya.

Bab III Metodologi penelitian yang meliputi : menentukan variabel, teknik pengumpulan data, menentukan sumber data, populasi

(23)

Bab IV

Bab V

dan sampel serta tehnik analisis data.

(24)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Konsep Agama Tentang Majelis Dzikir dan Tahlil

Nabi Muhammad SAW mengajarkan manusia agar percaya akan kasih sayang Tuhan Yang Maha Esa dan Rahmat-Nya kepada mereka. Beliau ajarkan kepada mereka bahwa Allah lebih sayang dan baik haii dari seorang ibu yang menyusui anaknya. Kenapa mereka menjauh dan lari dan-Nya ? Hanya dengan berdzikir kepada Allah akan menjadikan hati kita benci kepada dosa dan teijaga dari kesesatan.1 2

1. Pengertian Majelis Dzikir Tahlil

Dzikir secara lughoh berasal dari kata j £ i . J j yang

artinya menyebut atau mengingat. Sedangkan menurut istilah "Dzikir maksudnya bacaan, puji-pujian, dan lain-lain sebutan yang tidak mengandung permintaan”. Tahlil, artinya; pengucapan kalimat

V' All V. Tahlilan, artinya; bersama-sama melakukan do'a bagi orang

(keluarga, teman, dsb) yang sudah meninggal dunia, semoga dixerima amalnya dan diampuni dosanya oleh Allah SWT. yang sebelum do'a diucapkan beberapa kalimat thoyibah (kalimat-kalimat yang bagus. yang agung), berwujud hamdalah, sholawat, tasbih, beberapa avat suci Al- Qur’an dan tidak ketinggalan “Laailaahaillallah" (Tahlil), yang kemudian

1 Muhammad Al-Ghozali, Berdoa dan Berdzikir, terj. Fannu al Dzikri waJ-du’a, Grafindo. Jakarta, 2000, him. 205

2 A. Hasan, Op. Cit, him. 695

(25)

dominan menjadi nama dari kegiatan itu seharusnya, menjadi tahlil atau tahlilan.3 “Sedangkan majelis bermakna, pertemuan (kumpulan) orang banyak, rapat, sidang”.4

Terdapat diflnisi yang lain tentang dzikir Allah berfirman dalam hadis Qudsi:

> " / / / ✓ /

s

is&ue.

yfm

'Si jjU'

^ / # / / / / / / /

/ / /

“Wahai anak Adam! Apabila engkau ingat pada-Ku dalam keadaan sunyi sepi, a/cu akan ingat pula kepadamu dalam keadaan sunyi sepi. Dan apabila engkau ingat kepada-Ku di tengah khalayak ramai Aku akan ingat pula kepadamu ditengah khalayak ramai yang lebih baik dari tempat engkau ingat kepada-Ku.”* * 7

Kata-kata dzakartani berasal dari kata “dzikir” yang dimaksudkan dengan dzikir ialah : mengagungkan-Nya, mensucikan-Nya, mengucapkan Allah-Allah, mengucapkan tasbih (subhanallah) dan melakukan puji kepada-Nya dengan segala macam dan cara.8

M. Ali Usman A. Dahlan dan M.D Dahlan dalam “Hadis Qudsi firman Allah yang tidak dicantumkan dalam Al-Qur’an pola pembinaan akhlak muslim” mengatakan:

“Dzikir itu ada dua cara : a), dzikir dengan hati dan b). dzikir dengan lisan. Masing-masing dari keduanya terbagi kepada dua, yaitu :

3 Muhyidin Abdushomad, Op.Cit, him XII

4 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta, 1995, him. 615 7 Ali Usman dkk, Hadis Qudsi, CV. PT. Ponorogo, Bandung, 1994, him. 83

(26)

15

a. dzikir dalam arti ingat dari yang tadinya lupa dan b. dzikir dalam arti kekal ingatannya.9

a. Dzikir dengan lisan berarti menyebut nama-Nya berulang kali, sifat- sifatnya berulang kali, atau pujian-pujian kepada-Nya.10 Untuk dapat kekal dan senantiasa melakukannya, hendaklah dibiasakan atau dilaksanakan berkali-kali dan berulang kali, dengan melatih dan membiasakan lidah untuk tetap mengucapkan dzikir diharapkan terns ke hati.

b. Dzikir kepada Allah dengan hati, ialah menghadirkan kebesaran dan keagungan-Nya di dalam diri dan jiwanya sendiri, sehingga mendarah daging. Tak ada yang diingatnya kecuali Allah, tak ada nafas yang dihembuskan kecuali dengan lafadz Allah serta ingat akan kebesaran dan keagungan-Nya.

Sesuai dengan bahasan tulisan ini adalah majelis dzikir tahlil yaitu fokus pada majelis yang berarti kumpulan orang banyak yang melakukan dzikir tahlil sesuai dengan hadis qudsi di atas yang berbunyi “Malain khoirin ”,

'Dan yang dimaksud dengan “Malain khoirin ” yaitu kumpulan orang banyak yang lebih baik, lebih utama.11

Hadis Qudsi ini mendorong hamba-hamba-Nya untuk menggemarkan melakukan dzikrullah secara terus-menerus, baik sendirian

9 Ibid.

10 Ibid.

(27)

maupun bersama-sama. Allah SWT senantiasa sangat dekat kepada hamba-Nya yang selalu dzikir kepada-Nya.

Jadi dapat diambil kesimpulan, “pada dasamya majelis tahlil adalah hanya sebuah nama atau sebutan bagi sebuah acara dzikir dan do’a bersama, hakikatnya sama saja dengan majelis dzikir. Dikatakan majelis dzikir karena sejumlah orang yang berkumpul bersama untuk munajat kepada Allah dengan berdzikir kepada-Nya, yaitu membaca kalimat- kalimat thoyibah seperti tahmid, takbir, tahlil, tashih, asma’ul husna,

sholawat dan lainnya.5

Dikatakan majelis Tahlil atau Tahlilan adalah karena sejumlah orang berkumpul bersama untuk munajat kepada Allah dengan berdzikir

kepadanya, dengan memperbanyak bacaan ^ V' All V dan dibaca pula

tasbih, tahmid, takbir, asmaul husna, sholawat dan Al-Qur'an. Maka jelas bahwa majelis tahlil sama dengan majelis dzikir hanya istilahnya yang berbeda, sedang hakikatnya sama.6

2. Aspek-aspek Dzikir dan Tahlil

Terdapat tiga aspek yang terkandung di dalam majelis dzikir dan tahlil.

a. Aspek ritual/ spiritual

Dalam kehidupan manusia, seseorang akan dihadapkan pada fenomena-fenomena yang mau tidak mau akan dialaminya, baik dari

5 Sufyan Raji Abdullah, Amaliyah Sunah yang dinilai bid,ah, Pustaka Al-Riyadh, Jakarta, 2006, him. 96

(28)

17

aspek fisik maupun aspek psikis. Perubahan fisik dan psikis yang dialami oleh setiap manusia itu tentu saja akan membawanya menuju kearah kematangan mental. Ia akan bersikap dan berperilaku secara dewasa dalam segala hal yang mencerminkan nilai-nilai agama dan

10 norma-norma yang berlaku dalam masyarakat.

Setiap agama terdiri atas lima aspek yaitu aspek ritual, mistikal, idiologikal, intelektual dan sosial. Aspek ritual (praktek agama) yaitu sejauh mana seseorang melaksanakan kewajiban ibadah ritual. Dzikir tahlil merupakan ritual ibadah penghambaan diri kepada Allah dan wujud syukur atas nikmat-nikmat Allah yang telah diberikan-Nya kepada setiap manusia. Sebab pada hakikatnya semua mahkluk di dunia ini adalah hamba Allah, dan nikmal diberikan kepada setiap makhluk tanpa terkecuali. Hanya saja ada manusia yang enggan mendekat, mengingat dan bersyukur kepada Allah dan ada yang selalu ingat dan bersyukur kepada Allah atas segala nikmat yang diberikan- Nya.

Aspek mistikal (pengalaman ghaib) yaitu sejauh mana pengalaman-pengalaman spektakuler yang pemah dialami atau kekuatan supranatural apa yang pernah datang dari Tuhan dan pengalaman-pengalaman lainnya. Aspek intelektual (pengetahuan agama) yaitu sejauh mana seseorang mempelajari ajaran agama, minimum untuk keperluan ibadah sehari-hari. Aspek sosial yaitu

(29)

link dengan Tuhan apabila dilakukan dengan harapan, ketergantungan akan Allah Yang Agung, Maha Berbelas Kasihan dan dengan keihklasan hati dan jiwa.

b. Aspek Sosial

Di samping aspek ritual yang dapat dirasakan langsung hanya oleh pelaku dalam hal ini jamaah majelis dzikir tahlil, terdapat nilai- nilai sosial yang dapat diperoleh dan dirasakan tidak hanya bagi pelaku, majelis/ jamaah, maupun juga oleh masyarakat luas baik itu seagama maupun lain agama, baik itu satu organisasi yang senang ritual dzikir tahlil ataupun yang tidak senang.

Beberapa aspek atau nilai sosial yang terdapat di dalam majelis dzikir adalah:

1) Ukhuwah islamiyah

(30)

20

2) Menyambung silaturohim

Majelis dzikir tahlil biasanya diadakan di masjid, mushola, atau setiap ada handai taulan yang meninggal dunia, tetapi di kalangan jamaah sendiri juga mengadakan majelis dzikir tahlil secara anjangsana dari rumah ke rumah setiap anggota. Itu dimaksudkan bisa menyambung tali silaturohim antar anggota majelis dzikir tahlil.

3) Kepedulian sosial

Berarti majelis dzikir tahlil juga mengajarkan orang untuk gemar bershodaqoh, baik dengan harta, tenaga ataupun dengan bacaan dzikir dan doa itu sendiri.

c. Aspek kebersamaan

Dzikir secara berjamah, termasuk di dalamnya membaca surat yasin dan tahlil. Dilihat dari aspek kebersamaan lebih menampakkan persatuan umat muslim, dibandingkan sendiri-sendiri. Dan ini sekaligus salah satu contoh manfaat jamaah yaitu syiar Islam lebih nampak dalam kehidupan.16 Di dalam majelis dzikir tahlil tidak akan nampak perbedaan baik sosial ekonomi, tata cara perlakuan dan sebagainya. Jamaah hanya akan di bedakan oleh kesungguhan dan keikhlasannya.

(31)

B. Hakikat dan Keutamaan Dzikir Tahlil

1. Hakikat Dzikir Tahlil

Dengan membersihkan hati, mampu meretas keterikatan dari segala sesuatu selain Allah dengan cara mengosongkan hati dari kecintaan pada dunia serta menghilangkan segenap pikiran buruk dan tidak baik. Inilah buah dan hasil dari mengingat Allah. Manakala cahaya dari hasil mengingat-Nya masuk ke dalam hati, maka hatipun kosong dari kesedihan dan kedukaan dunia serta dipenuhi dengan kecintaan pada Allah saja. Cahaya dari mengingatnya mengubah hati menjadi lampu >ang bersinar terang. Jika tidak demikian, menurut ungkapan Jalaludin Rumi, haii ini tidak lain dan tidak bukan hanyalah sekedar “sebuah botol berisi air sen ? }1

\ “Hati orang yang kosong dari cahaya sama sekali bukan hath jika tidak ada ruh, maka tak ada bagian menjadi keseluruhan. Botol yang tidak mengandung cahaya kehidupan, jangan menyebumya lampu, ia hanyalah sebuah botol berisi air seni.“ 17 18

Hati orang yang lalai kepada Allah hanyalah sekedar riembok atau dinding dari sebuah ruangan”, dan hati seorang yang mengingat .Allah adalah objek pencerahan Ilahi.19. Itulah sebabnya para sufi terkemuka memandang dzikir atau mengingat Allah sangat penting untuk membersihkan hati. Yang demikian itu bukanlah pendapat personal mereka, melainkan ditandaskan oleh Al-Qur’an dan hadis Nabi.

Pertama-17 Mir Valiudin, Dzikir dam Kontemplasi dalam Tasawuf Pustaka Hidayah, 1997 89 18 Ibid

(32)

22

tama, lihat bagaimana Al-Qur’an menekankan pentingnya Berdzikir atau mengingat Allah ini.20 Orang-orang mukmin dianjurkan :

“Wahai orang-orang beriman! Berdzikirlah dan ingatlah nama Allah dengan dzikir sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang”(Q.S. Al-Ahzab. 41-42)21 Menurut mujahid, makna “mengingat” Allah adalah apa saja yang tidak bisa dilupakan dalam keadaan bagaimanapun. Ini sama dengan yad-dasyt atau “terus-menerus mengingat” sebagaimana kaum sufi besar menyebut kebiasaan ini.22

Selanjutnya Al-Qur’an menyatakan

“Maka ingatlah Aku. Pasti Aku akan mengingatmu. Dan bersyukurlah kepada-Ku, dan jangan kamu menging/cari rahmat-Ku. (A1 Baqoroh : 152)23

Mengomentari makna ayat di atas, Syeh Abdul-Aziz mengatakan : menurut makna ayat ini, barang siapa mengingat Allah dengan segenap anggota tubuh, hati dan lidahnya serta pada saat yang sama bekerja mencari nafkah kehidupan, maka ia akan digolongkan ke dalam orang- orang yang senantiasa mengingat Allah. Dengan demikian, semua orang muslim yang mematuhi segenap perintah Allah dan menjauhi segala

20 Ibid.

21 Al-Qur’an Terjemah. Mujamma A1 Malik Fahd Li thiba’at A1 M ushaf As Syarif 1420 H/ 200 M, him 674

22 Mirvaliudin, op.cit.

(33)

sesuatu yang dilarang oleh-Nya akan dipandang sebagai orang-orang yang mengingat Allah. Dan mereka yang bertindak bertentangan dan syari’ah akan dipandang sebagai orang-orang yang melampaui batas dan pemberontak, sekalipun siang malam mereka mungkin mengamalkan praktek-praktek sufi atau berdzikir.24

2. Fadhilah dan Keutamaan Majelis Dzikir Tahlil

Dalam kitab Ihya’ Ulumuddin, imam Ghozali mengatakan :

l

)

j l l y i f e j Cifc Joe

/ / V — / / / / / / * <"

' ' , " 4 i *

T . (j*_P ^

" * / / / / / /

“Maka tidak ada ibadah yang lebih tinggi pahalanya setelah membaca Al-Q ur’an selain dzikir dan berdo’a degan ihklas kepada Allah.”

(Ihya’ Ulumuddin 1/ 295).25 26

Dalam riwayat Ahmad ditambahkan : “Dan Allah lebih cepat memberi ampunan” Di sini dzikir berarti menghadap Allah dengan kemauan yang tinggi dan Allah akan menerimanya. Rasulullah memiliki kalimat-kalimat yang sangat terang bercahaya sehingga dapat di jadikan pertunjuk.

“Barang siapa yang mengucapkan Laailaa haillallah (Tiada Tuhan selain Allah) dengan ihklas karena Allah, ia akan masuk syurga” sahabat bertanya kepadanya; Bagaimana mengucapkannya dengan ikhlas ? Beliau

24 Mir Valiudin op.cit., him. 9 1 - 9 2

25 Sirajudin Abbas, 40 Masalah Aganta, Pustaka Tarbiyah, Jakarta, 2005, him. 28

(34)

25

dari neraka. Allah berfirman, apakah mereka pernah melihat neraka? Para malaikal herkata, tidak Tuhanku, mereka tidak pernah melihat neraka. Allah berfirman, Bagaimana seandainya mereka pernah melihat neraka? Para malaikat berkata, jika mereka melihat neraka, mereka berlari sekuat tenaga darinya dan sangai takut kepadanya. Allah Ta ’ala berfirman, Aku bersaksi kepada kalian bahwa Aku mengampuni mereka. Salah satu malaikat berkata, diantara mereka terdapat si fulan yang bukan termasuk dari mereka. Orang tersebut datang guna memenuhi kebutuhannya. Allah berfirman, mereka semua satu teman duduk dan teman duduk mereka tidak celaka karena mereka.29

Dari penjelasan-penjelasan di atas baik dari A1 Qur’an dan Hadis Nabi dapat diketahui bahwa majelis dzikir tahlil memiliki beberapa fadhilah atau keutamaan diantaranya adalah :

1. Turunnya ketenangan j iwa.

2. Diliputi rahmat dari Allah baik jamaah majelis ataupun yang ikut duduk di majelis.

3. Para malaikat mengelilingi mereka.

4. Allah menyebut mereka di mahluk yang ada di samping Nya.

Keempat hal tersebut diperuntukkan bagi orang-orang yang berkumpul untuk dizikir kepada Allah ta’ala, Abu Hurairah dan Abu Sa’id AL Khudri ra meriwayatkan di dalam hadits Shahih Muslim Nabi Muhammad SAW bersabda:

“Sesungguhnya orang-orang yang berdzikir kepada Allah mempunyai empat hal; ketenangan turun kepada mereka, mereka diliputi rahmat, malaikat mengelilingi mereka, dan Allah akan menyebutkan mereka diantara para malaikat yang ada disisinya. ”

(H.R. Muslim 2675)30

29 Hadis Shohih Muslim Jilid III. Terj. M a’mur Daud. Widjaya. Jakarta. 1984. him. 257- 258

30 Ibnu Rajab, Orang-orang yang Ditolong A llah, Darul Falah, Jakarta, 2006, him. 89

Di samping empat hal tadi masih terdapat beberapa keutaman dzikir tahlil diantaranya adalah : memiliki pahala yang tinggi, dibukanya pintu taubat dan ampunan dari Allah dan memperberat timbangan amal baik di akhirat nanti. Ini semua akan didapat apabila dzikir dan tahlil dilakukan dengan ikhlas dan hanya mengharap ridlo dari Allah SWT.

C. Manfaat dan Tujuan Majelis Dzikir Tahlil

(35)

c. Pendidikan beritual dan bersosial

Dalam hal ini masyarakat akan merasakan manfaat majelis dzikir tahlil dalam hal pendidikan ritual dan sosial, sebab kita hidup tidak sendiri, kita punya keluarga, tetangga dan warga masyarakat yang selalu berinteraksi. Dzikir tahlil disamping bermanfaat bagi diri sendiri juga mengandung rasa kasih sayang atau kasih mengasihi antar warga, contoh apabila ada warga yang meninggal jamaah akan mengumpulkan dana untuk menyumbang seihlasnya, bantuan kain kaffan, selain itu keluarga jamaah dapat menggunakan jasa majelis dzikir tahlil untuk mendoakan keluarga yang meninggal. Dan bantuan yang lain sekedamya, di mana jamaah dapat belajar untuk saling berbagi dan berkasih sayang.

(36)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Sebagai upaya untuk mendapatkan hasil penelitian yang dinilai maksimal diperlukan beberapa langkah atau metode penelitian. Dalam hal ini untuk mencari data dan jawaban tentang nilai-nilai spiritual dan sosial di dalam majelis dzikir dan tahlil di RW. 07 Kelurahan Siswodipuran, Kecamatan Boyolali, Kabupaten Boyolali yang kemudian untuk ditarik sebuah kesimpulan.

A. Menentukan Variabel

Di dalam bahasan ini obyek penelitian ataupun variabelnya adalah nilai-nilai spiritual dan nilai-nilai sosial di dalam majelis dzikir dan tahlil, serta adakah manfaat majelis dzikir dan tahlil bagi anggota majelis dan masyarakat. Dalam bahasan ini adalah masyarakat RW. 07 Kelurahan Siswodipuran, Kecamatan Boyolali, Kabupaten Boyolali, variabel ini disebut variabel kualitatif.

B. Teknik Pengumpulan Data

Di dalam penelitian ini yakni mengenai nilai-nilai spiritual dan sosial di dalam majelis dzikir dan tahlil yang kebanyakan anggota majelis adalah bapak-bapak yang sudah berumur, maka penulis memilih teknik pengumpulan data dengan metode interview atau wawancara. Ini dikarenakan agar responden lebih merasa dihargai, dihormati dan data yang diperoleh benar-benar valid dan bisa dipertanggungajwabkan.

(37)

Wawancara atau interview adalah suatu bentuk komunikasi verbal, jadi semacam percakapan yang bertujuan untuk memperoleh data dengan cara mengadakan tanya jawab secara langsung dengan responden terutama pada informan yang banyak mengetahui obyek penelitian. Dalam hal ini imam majelis, sebagian pengurus majelis, dan juga beberapa anggota majelis serta beberapa warga atau pemuka masyarakat di RW. 07 Kelurahan Siswodipuran, Kecamatan Boyolali, Kabupaten Boyolali.

Mengingat responden banyak yang sudah tua dan juga ada sebagian yang masih agak muda maka penulis menggunakan metode “interview bebas” (unguided interview), di mana pewawancara bebas menanyakan apa saja, tetapi tetap mengacu pada data apa yang akan dikumpulkan. Di dalam pelaksanananya penulis / pewawancara tidak membawa pedoman ( ancer-ancer) apa yang akan ditanyakan. Kebaikan metode ini adalah responen tidak menyadari sepenuhnya bahwa ia sedang di interview. Dengan demikian suasananya akan lebih santai karena hanya omong-omong biasa. Dan pada kenyataannya penulis sering mewawancarai responden di tempat pengajian, di waning makan, di masjid dan terkadang di rumah responden.

C. Sumber Data

Di dalam penelitian ini penulis menggunakan dua sumber data yaitu : 1. Data Primer

(38)

33

2. DataSekunder

Yaitu data-data yang berasal langsung dari bahan-bahan pustaka yang mencakup buku-buku literatur, artikel ilmiah, serta dokumen- dokumen tertulis yang bersinggungan dengan kelompok di luar jamaah.

D. Populasi dan Sampel

1. Popualsi

Yaitu jumlah keseluruhan dari satuan-satuan atau individu yang dijadikan obyek penelitian. Dalam hal ini adalah jamaah majelis dzikir tahlil RW. 07 Kelurahan Siswodipuran, Kecamatan Boyolali, Kabupaten Boyolali. Berikut ini adalah nama-nama anggota majelis dzikir dan tahlil di RW. 07 Kelurahan Siswodipuran, Kecamatan Boyolali, Kabupaten Boyolali tahun 2007.

TABELI

DAFTAR NAMA-NAMA ANGGOTA MAJELIS DZIKIR DAN TAHLIL

DI RW. 07 KELURAHAN SISWODIPURAN, KECAMATAN BOYOLALI,

KABUPATEN BOYOLALI TAHUN 2007

No N a m a Usia Alamat Status di dalam

Majelis

1 Suhardi, SE 49 RT. 03 Penanggungjawab

2 Suparjo 64 RT. 02 Penas ihat

3 Bantu Sunaryo 73 RT. 05 Penasihat

4 Slamet Suroto 61 RT. 04 Ketua Keluarga

5 Fikri Kamal 45 RT. 03 Ketua Majelis

(39)

No N a m a Usia Alamat Status di dalam Majelis

7 Tri Wahyu. D. 40 RT. 02 Sekretaris I

8 Darmono, S.Pd. 40 RT. 04 Sekretaris II

9 Suminto 42 RT. 04 Bendaharal

10 Widodo 42 RT. 05 Bendaharall

11 Muh Edy Ismail 46 Koplak Seksi Dakwah

12 Saebani, S.Ag. 38 Koplak Seksi Dakwah

13 Edy Purwanto, S.Ag. 46 Rancah Seksi Dakwah

14 Juneidi. MZ 48 Belakan Seksi Dakwah

15 Nut Haryanto 38 RT. 02 Seksi Perlengkapan

16 Sugimin 38 Rancah Seksi Perlengkapan

17 Nur Maksudi 35 RT. 02 Seksi Perlengkapan

I

18 H. Mudzakir 58 RT. 01 Anggota

19 Misran Sujoko 63 RT. 01 Anggota

20 Sunarto 45 RT. 01 Anggota

21 Sunardi 45 RT. 01 Anggota

22 Subagiyono 48 RT. 01 Anggota

23 Hadi Ramelan 62 RT. 01 Anggota

24 Binen 46 RT. 01 Anggota

25 Joko Sarwidi 41 RT. 01 Anggota

26 Susanto Darmo 62 RT. 01 Anggota

(40)

35

No N a m a Usia Ala mat Status di dalam

Majelis

28 Sularmo 62 RT. 03 Anggota

29 Setiyardi 37 RT. 03 Anggota

30 Sumadi 35 RT. 03 Anggota

31 Sumadi 58 RT. 03 Anggota

32 Mulyono 35 RT. 03 Anggota

33 Nadi 38 RT. 04 Anggota

34 Purwanto 38 RT. 04 Anggota

35 Danang 29 RT. 04 Anggota

36 M. Faizin 29 RT. 05 Anggota

37 Muh Toyyibi, S.Pd. 63 RT. 05 Anggota

38 Sarmo 54 RT. 05 Anggota

39 Atmo Bejo 53 Rt. 05 Anggota

40 Agus Winarno 46 Rt. 05 Anggota

41 Indro Yuliarto 43 RT. 02 Anggota

42 H. Sabar Santo so 63 RT. 02 Anggota

43 Saryadi 30 RT. 02 Anggota

44 Sumadi 30 RT. 02 Anggota

45 Suhadi 46 RT. 03 Anggota

46 H. Mudhori 63 Surodadi Anggota

47 Masruri 57 Surodadi Anggota

(41)

2. Sampel

Dalam pengambilan sampel sebagai subyek di dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik sampling yaitu : Cara menentukan sampel yang jumlahnya sesuai dengan ukuran yang akan dijadikan sumber data sebenarnya, dengan memperhatikan sifat-sifat penyebaran populasi, agar diperoleh sampel yang representatif atau benar-benar mewakili populasi.

Sampel yang diambil adalah beberapa anggota majelis dzikir tahlil serta beberapa pemuka masyarakat. Dilakukan dengan teknik non random sampling, dalam hal ini memakai purposive sampling menurut pertimbangan karena terbatasnya waktu, tenaga dan dana sehingga penulis cenderung mengambil sampel tidak begitu banyak dan dekat namun tetap didasarkan pada ciri-ciri atau karakteristik yang dibutuhkan dalam obyek penelitian.

Berikut ini adalah nama-nama sampel yang penulis pilih sebagai responden dalam penelitian ini.

TABEL II

DAFTAR NAMA-NAMA RESPONDEN

No N a m a Usia Status

1 KH. Tamam Shoimuri 64 Ulama’

2 KH. Syarifudin 54 Mubaligh

3 Juneidi MZ 48 Mubaligh

4 Suparjo 64 Penasihat Majelis

5 Suhardi 49 Ketua RW 07/

(42)

37

No N a m a Usia Status

6 Slamet Suroto 61 Ketua Keluarga

7 Fikri kamal 45 Ketua

8 Ihsanudin, S.Ag. 35 Ketua II

9 H. Slamet Pramono 45 Anggota

10 Sunarto 45 Anggota

11 Subagyono 52 Anggota

12 Muh Thoyyibin 63 Anggota

13 M. Faizin 29 Anggota

14 Setiyardi 35 Anggota

15 Indro Yuliarto 43 Anggota

16 Saryadi 30 Anggota

17 Mulyono 34 Anggota

18 Bantu Sunaryo 73 Penasihat

19 dr. Bambang Sugiharto 38 Anggota

20 Tri Wahyu D 40 Sekretaris

E. Teknik Analisis Data

(43)
(44)

BAB IV

ANALISIS DATA HASIL PENELITIAN

A. Data Keadaan Majelis Dzikir Tahlil RW. 07 Kelurahan Siswodipuran

Kecamatan Boyolali, Kabupaten Boyolali Tahun 2006 / 2007

1. Letak Geografis

Sebelum penulis membahas lebih lanjut tentang permasalahan nilai-nilai spiritual dan sosial apa yang terkandung di dalam Majelis dzikir tahlil dan manfaat apa yang didapat oleh masyarakat di RW. 07 Kelurahan Siswodipuran, Kecamatan Boyolali, Kabupaten Boyolali dari majelis dzikir tahlil, terlebih dahulu penulis akan mencoba menggambarkan sedikit tentang Kabupaten Boyolali dan dimana letak majelis dzikir tahlil RW. 07 Kelurahan Siswodipuran, Kecamatan Boyolali, Kabupaten Boyolali.

Kabupaten Boyolali merupakan salah satu Kabupaten dari tiga puluh lima (35) Kabupaten / Kota di Propinsi Jawa Tengah. Dengan ketinggian 75-1.500 meter di atas permukaan air laut. Wilayah Kabupaten Boyolali di batasi oleh Kabupaten Grobokan dan Kabupaten Semarang disebelah utara, disebelah timur dibatasi oleh Kabupaten Karanganyar, Kabupaten Sragen, dan Kabupaten Sukoharjo, sebelah selatan dibatasi oleh Kabupaten Klaten dan D.I. Yogyakarta dan di sebelah barat dibatasi oleh Kabupaten Magelang dan Kabupaten Semarang.

(45)

Dengan luas wilayah 101.510,1 Ha yang terbagi menjadi sembilan belas (19) kecamatan, dengan jumlah penduduk sekitar 941.380 jiwa yang tersebar diseluruh Kabupaten Boyolali, yang menjadikan Boyolali kaya akan sumber daya manusia maupun sumber daya alam.

Sedangkan Kelurahan Siswodipuran adalah salah satu Kelurahan bagian dari Kecamatan Kota Boyolali Kabupaten Boyolali, sebelah barat dibatasi oleh Kelurahan Pulisen, sebelah utara dibatasi Kelurahan Banaran dan sebelah selatan dan timur berbatasan dengan kecamatan Mojosongo.

Majelis dzikir tahlil sebagai obyek dari pembahasan ini terletak di RW. 07 dari total 17 RW di Kelurahan Siswodipuran tepatnya di kampung Tegalsari RW. 07 Kelurahan Siswodipuran, terdapat satu masjid besar milik Muhammadiyah (Masjid Al-Anwar) yang setiap akhir bulan dipergunakan sebagai tempat berlangsungnya dzikir tahlil dan majelis ilmi.

2. Lokasi Penyelenggaraan Majelis Dzikir Tahlil

(46)

41

bulan yang diselenggarakan di Aula Masjid AL-Anwar tidak hanya diikuti oleh jama’ah Bapak-bapak saja, melainkan juga oleh jama’ah ibu-ibu dan mengundang jama’ah dari luar RW. 07. Majelis dzikir tahlil pada setiap akhir bulan ini bertujuan untuk ukhuwah Islamiyah dengan mendatangkan DAI atau ustadz dari daerah ataupun luar daerah Boyolali.

Kelurahan siswodipuran merupakan Kelurahan yang mayoritas penduduknya beragama Islam dan sangat beraneka ragam mata pencahariannya. Ada yang PNS, berdagang, pejabat pemerintah, buruh dan ada juga yang bertani. Disela-sela, kesibukannya mereka sering berkumpul dan berbincang-bincang tentang berbagai masalah terutama tentang pekerjaan dan kadang juga tentang masalah keagamaan.

Sebagai Kelurahan yang mayoritas penduduknya beragama Islam tentunya banyak kegiatan-kegiatan yang bemafaskan Islam, di antaranya adalah berbagai bentuk kegiatan pengajian dan majelis-majelis ilmi. Pengajian atau majelis ilmi banyak diminati oleh warga karena selain sebagai ibadah juga merupakan sarana yang efektif untuk mempererat persaudaraan dan juga sebagai sarana untuk menambah amal dan ilmu pengetahuan. Berawal kegiatan pengajian-pengajian tersebut terbentuklah majelis dzikir dan tahlil yang sangat diyakini sebagai media atau sarana yang efektif untuk beribadah, beramal, bertaubat, dan juga sarana menambah ilmu pengetahuan.

(47)

kegiatan. Majelis dzikir tahlil RW. 07 Kelurahan Siswodipuran Kabupaien Boyolali mengumpulkan dana operasional kegiatan dengan cara dan

bersumber dari:

a. Infak anggota seikhlasnya setiap anjangsana.

b. Selama kurun waktu 2 tahun terakhir terdapat beberapa donamr yang memberikan infak kepada majelis berupa uang yang iumlahnya bervariasi.

c. Warga yang mengundang majelis jama'ah dengan maksud unrok mendo’akan leluhur yang telah meninggal biasanya memberikan infak kepada majelis/jama'ah yang jumlahnya bervariasi. Keadaan keuangan dimaksudkan untuk bantuan dan kegiatan yang bersifat sosial.

B. Nilai-Nilai Spiritual Majelis Dzikir Tahlil RW. 07 Kelurahan

Siswodipuran, Kecamatan Boyolali. Kabupaten Boyolali

Berkaitan dengan bahasan pada tulisan ini yang diantaranya adalah nilai-nilai spiritual apa saja yang terkandung didalam majelis dzikir dan tahliL dalam hal ini adalah majelis dzikir tahlil di RW. 07 Kelurahan Siswodipuran. Kecamatan Boyolali, Kabupaten Boyolali. Timbulnya ketenarikan seorang pada sesuatu pasti ada sebab, begitu juga dengan seseorang yang tenarik untuk mengikuti spiritual dzikir tahlil secara berjama’ah pasti terdapat nilai- nilai atau kandungan nilai lebih di dalam majelis dzikir dan tahliL

(48)

47

Boyolali untuk mengikuti atau menjadi jama’ah majelis dzikir dan tahlil di daerah ini. Dalam hal ini KH. Taman Sboimuii seorang ulama sepuh di Boyolali mengatakan nilai-nilai spiritual yang terkandung di dalam majelis dzikir dan tahlil adalah sebagai berikut:

1. Tauhidullah / Mengesakan Allah

2. Ungkapan rasa syukur atas nikmat-nikmat Allah 3. Mendekatkan diri kepada Allah

4. Media bertaubat dan memohon ampunan kepada Allah SWT 5. Meningkatkan kwalitas iman dan taqwa

Pertama, tauhidullah ialah mengesakan Allah sebagai saru-sanmya dzat yang berhak untuk disembah dan dimintai pertolongan. Di dalam dzikir banyak di ungkapkan bacaan-bacaan kalimah tauhid seperti kalimah syahadaL kalimah tahlil dan surah A1 Ikhlas yang disitu mengandung isi dan maksud mengesakan Allah dan menghindarkan jama'ah dan kemusyrikan.

Menurut Kyai Tamam Shoimuri, majelis dzikir tahlil adalah sebuah kelompok kultural yang di dalam kegiatannya dihiasi dengan ungkapan- ungkapan yang mengagungkan Allah, mengesakan Allah, penghambaan diri hanya kepada Allah dan majelis dzikir tahlil tidak mengajarkan untuk menyekutukan Allah.

(49)

disembah dan tempat memohon pertolongan. Itu diungkapkan oleh beliau karena sekarang ini masih terdapat orang-orang yang rela mengorbankan keimanan demi mendapatkan apa yang mereka inginkan, contoh-contoh pesugihan, kungkum di umbul Pengging dan sebagainya.

Kedua, syukur nikmat ialah majelis dzikir tahlil dengan rangkaian bacaan- bacaan tersusun rapi juga mengajarkan kepada jama’ah agar banyak- banyak bersyukur kepada Allah atas segala nikmat yang telah Allah berikan kepada hambanya. Ungkapan syukur ini diwujudkan dengan banyaknya kalimat tahmid, dan surah Al-Fatihah juga infak dan shodaqoh yang diberikan oleh jama’ah.

Seperti halnya apa yang diungkapkan oleh Bapak Slamet Suroto, 61 tahun, beliau adalah kepala keluarga jama’ah majelis dzikir tahlil RW. 07 Siswodipuran, Boyolali, beliau menceritakan bahwa :

“Saya dan keluarga dahulu adalah orang yang serba kecukupan dari faktor ekonomi, saya mempunyai tiga rumah, tanah juga banyak yang berada di berbagai kota. Keadaan yang seperti itu membuat kami sekeluarga lupa bahwa semua yang kami miliki adalah titipan Allah SWT, kami bergaya hidup hedonis, suka foya-foya dan yang lebih saya sesalkan adalah saya sangat menggemari judi. Hingga saat ini apa yang kami miliki habis tinggal 1 rumah ini yang kami miliki. Kami tidak pemah mensyukuri apa yang telah diberikan Allah SWT kepada kami, kami sombong dan seperti inilah hasil yang kami peroleh saat ini.

(50)

49

Pak Slamet Suroto juga mengungkapkan, saat ini dia dan keluarga semuanya aktif beribadah walau dengan bekal ilmu agama yang pas-pasan tetapi kami berusaha untuk mendapat ampunan dan kenikmatan abadi yaitu surga Allah SWT. Saya dipercaya sebagai kepala keluarga majelis dzikir tahlil di RW. 07 Siswodipuran yang bertugas mengontrol apa ada permasalahan- permasalahan di tubuh majelis. Contoh, disaat ada keluarga jama’ah yang terkena musibah saya langsung berkoordinasi dengan pengurus dan sesegera mungkin ikut meringankan beban keluarga yang terkena musibah.

Lain hal lagi diungkapkan oleh Bapak Haji Slamet Pramono, 45 tahun, beliau adalah salah satu jama’ah majelis dzikir dan tahlil di RW. 07 Siswodipuran Boyolali. Majelis dzikir dan tahlil saya gunakan sebagai media mendekatkan diri kepada Allah dan yang lebih penting lagi sebagai sarana untuk mengungkapkan rasa syukur saya kepada Allah atas nikmat-nikmat yang Allah berikan kepada saya dan keluarga.

(51)

kepada seluruh keluarga alhamdulillah istri saya masuk Islam pada tahun 2005 akhir. Saya sangat bersyukur kepada Allah dan pada tahun 2006 kemarin saya bersama istri menunaikan ibadah haii dan alhamdulillah selamat karena Allah'*.

Saat ini beliau dan istri juga aktif didalam kegiatan majelis dzikir tahlil RW. 07 Kelurahan Siswodipuran baik kegiatan spiritual maupun sosial masyarakat. Beliau menambahkan dzikir dan tahlil secara berjama'ah benar- benar mengajarkan orang untuk saling menghargai. toleransi dan bagi saya ini adalah media agar hati ini langgeng dalam bers>oikur kepada Allah karena jujur saya sulit melakukannya sendirian, dengan berjama ah ada dorongan

yang kuat untuk menjalani dzikir dan tahlil.

Hampir sama dengan yang dirasakan Pak Slamet Pramono. salah satu jama'ah majelis dzikir dan tahlil RW. 07 Kelurahan Siswodipuran Keeamatar- Boyolali yang bernama Bapak Indra Yuliarto. 43 tahun. Beliau adalah seorang PNS di pemerintah Kabupaten Boyolali, beliau juga seorang muallaf bersama istrinya, ibu Endang, 39 tahun. Beliau baru + 1 tahun aktif di dalam kegiatan majelis dzikir dan tahlil RW. 07 Kelurahn Siswodipuran, Kecamatan Boyolali. Kabupaten Boyolali.

(52)

51

jadi salut dan semakin bersemangat untuk segera mengakhiri keraguan dan kegelisahan di dalam hati saya. Dan sejak saat itu pula saya menetapkan hati saya untuk hijrah ke agama Islam. Ini adalah berkah dari majelis dzikir”.

Sejak saat itu saya mulai menata seluruh aktivitas saya. Majelis dzikir tahlil sudah mulai menjadi bagian dari aktivitas saya dan melalui majelis dzikir yang disitu juga dihiasi dengan majelis ‘ilmi menjadi jembatan bagi saya dari kegelapan dunia menuju hidup yang terang sesuai tuntunan Nabi Muhammad. Saya juga sangan mensyukuri nikmat iman dan Islam ini karena perantara majelis dzikir dan tahlil saya menjadi mantab beragama Islam dan hilang seluruh keragu-raguan di dalam hati saya.

(53)

Bapak Fikri Kamal, 45 tahun, beliau adalah ketua sekaligus imam majelis dzikir dan tahlil RW. 07 Kelurahan Siswodipuran. Bapak Fikri Kamal adalah seorang pedagang pakaian di pasar Boyoiali, yang sudah pasti selalu bersinggungan dengan berbagai macam perilaku orang yang mungkin saja bisa mempengaruhi perilaku beliau, baik dari segi bicara, tingkah laku, bahkan mungkin kejiwaan beliau. Namun penulis melihat dari cara beliau bicara, dan perilaku beliau, penulis yakin beliau adalah orang yang taat beragama.

“Secara pribadi saya adalah orang yang sangat senang aengat kegiatan dzikir berjama’ah. Seperti majelis dzikir dan tahlil di kampung ini. Dengan durasi satu kali dalam seminggu kita berdzikir kepda Allah, memuji Allah kita akan merasakan kedekatan yang sesungguhnya dengan Allah, apalagi jika setiap saat kita mampu berdzikir kepada-Nya walau di dalam hati. Tetapi minimal sekali dalam seminggu daripada tidak sama sekali dan apabila dilakukan dengan ikhlas dan mencari ridho dari Allah, saya yakin Allah sangat dekat dengan kita. Secara spiritual saya aktif dalam majelis dzikir dan tahlil semata-mata hanya ingin dekat dengan Allah, karena jika seseorang telah dekat dengan Tuhannya apapun yang diminta, pasti akan dikabulkan.

Senada dengan apa yang diutarakan Bapak Fikri Kamal, salah seorang jama’ah majelis dzikir dan tahlil RW. 07 Kelurahan Siswodipuran yang berposisi sebagai sekretaris, beliau bernama Bapak Tri Wahyu Daryanto, 40 tahun. Profesi beliau adalah penjual bibit tanaman yang hari-harinya harus berkeliling kesana-kemari, dan jangkauannya sangat luas hampir seluruh Jawa Tengah telah dijelajahi.

(54)

53

saya tetap bisa berdzikir dan mengagungkan Allah yang telah memberi saya rizki. Mungkin saya jika di kampung ini tidak ada majelis seperti ini orang- orang disini akan jauh dari Allah. Saya sendiri tidak yakin dan tidak percaya kalau orang-orang yang hidup di jaman sekarang mampu setiap saat berdzikir kepada Allah walau hanya dengan hati sekalipun. Di tengah-tengah kehidupan yang serba sulit seperti saat ini yang ada adalah banyaknya godaan syetan agar tergelincir ke jurang kesesatan. Majelis dzikir dan tahlil menjadi jawaban sekaligus benteng kokoh yang akan tetap menjaga hati ini dekat dan malu kepada Allah.

Lain lagi dengan yang diraskan Bapak Saryadi, 30 tahun, beliau adalah salah satu jama’ah yang tergolong masih muda. Dia mengungkapkan bam sekitar setahun aktif di majelis dzikir dan tahlil. Pak Saryadi adalah salah satu bekas pemuda yang tidak begitu mengenal masjid, pengajian dan dia hidup dengan gaya seperti layaknya pemuda-pemuda dengan gaya seperti layaknya pemuda-pemuda kota yang tidak karuan. Itu yang beliau ungkapkan kepada penulis. Selanjutnya cerita beliau, disaat usia beliau + 25 tahun beliau menikah dengan gadis Jakarta yang taat beragama, mulai saat itulah beliau mulai dapat teguran dari istri, tanpa merasa malu beliau banyak belajar dari istri. Tahun 2004 bersama keluarga beliau pindah ke Boyolali dan kontrak mmah di Siswodipuran.

(55)

berusaha untuk selalu mendekatkan diri kepada Allah agar hidup saya setelah beristri dan mempunyai anak mendapat barokah dan ridho Allah. Benar saja setelah aktif di dalam majelis saya merasa ada yang membimbing dan saya semakin ringan beribadah.

Nilai ritual dari majelis dzikir dan tahlil yang keempat, adalah sebagai media bertaubat kepada Allah SWT., tidak bisa dipungkiri bahwa jama’ah majelis dzikir dan tahlil belum tentu terdiri dari keluarga yang religius, santri dan sebagainya. Tetapi di dalam masyarakat majelis dzikir dan tahlil adalah wadah atau tempat untuk menggembleng diri dalam hal ketakwaan setiap orang tanpa terkecuali. Siapapun orangnya asal mempunyai tekad yang kuat akan dapat tempat di dalam majelis. Baik itu orang baik, orang jahat, orang kaya, miskin atau bahkan bekas-bekas penjahat dan ahli maksiat semua diterima dengan baik asal mempunyai niat tulus dan ikhlas.

(56)

55

Hal di atas tercermin dari ungkapan Bapak Subagiyono, 52 tahun, jama’ah dzikir dan tahlil RW. 07 Kelurahan Siswodipuran yang berprofesi sebagi penjual jamu tradisional. Beliau menceritakan sejarah hidupnya sejak masih keci, beliau mengatakan terlahir di lingkungan pesantren secara otomatis masa kecilnya dan menjelang remaja kehidupnnya selalu dihiasi dengan hal-hal yang berbau religius. Pada saat remaja menjelang dewasa beliau pindah ke Semarang dengan harapan merubah kehidupan terutama di bidang ekonomi. Beliau berjualan jamu tradisional:

“Saya di Semarang mencari uang sangat mudah, di saat kemudahan selalu menyertai saya, mungkin Allah menguji saya dengan pergaulan kelewat batas yang selalu dihiasi dengan maksiat. Bentuk maksiat apapun sudah saya lakukan mas, judi minuman keras, main perempuan dan lain sebagainya. Seingat saya hanya satu yang saya tidak lakukan yaitu merampok, ini semua jujur saya katakan. mas”. Namun lambat laun beliau merasakan kegelisahan yang luar biasa dengan kehidupan yang beliau jalani. Kurang lebih 20 tahun lalu beliau memutuskan untuk pindah ke Boyolali, bersama keluarga, namun lagi-lagi lingkungan yang beliau tempati masih banyak diwamai dengan judi dan minum-minuman keras. Beliau selalu kasar dengan istri dan anak. Ringkasnya pada saat tetangganya ada yang berangkat yasinan beliau bertanya, apakah yasinan dan tahlilan juga diisi dengan ceramah keagamaan? Disamping itu disaat sedang judi beliau bercerita mendengar kalimat adzan subuh dan tubuhnya bergetar dan merasakan dingin yang luar biasa.

(57)

yang saya lakukan. Alhamdulillah, Allah masih mengasihi saya mas, saya berusaha tekun dan selalu hadir setia jadwal anjangsana yasinan. Itu sebagai media bertaubat bagi saya agar Allah mengampuni semua dosa-dosa saya. Itu adalah harapan saya satu-satunya kenapa saya aktif dalam jama’ah dzikir.

Hampir sama dengan apa yang dialami Pak Subagiyono, salah seorang jama’ah majelis dzikir dan tahlil lainnya bernama Bapak Sunarto, 45 tahun. Beliau bekerja di Bank BPD Jateng Cabang Boyolali. Kisah beliau, sebelum mengikuti majelis dzikir dan tahlil beliau sering menerima tip/fee dari relasi kerja, nasabah dan lain sebagainya yang sebenarnya itu bukan haknya. Mendapat itu semua beliau merasakan senang sebagai uang tambahan pendapatan. Namun setelah ± 2 tahun aktif mengikuti majelis dzikir dan tahlil tiap kali beliau menerima tip/fee dari relasi/nasabah merasakan ada getaran dan kegelisahan dihatinya. Lantas beliau mulai sedikit demi sedikit menolak setiap pemberian fee tadi. Beliau menambahkan bahwa beliau juga seorang penjudi seperti halnya Pak Bagiyo. Beliau merasaskan ketakutan disaat mendengar ceramah salah seorang ustadz yang isinya “Barang siapa berjudi satu kali maka Allah tidak akan menerima ibadahnya selama 40 hari”. Itu yang menyebabkan beliau lebih giat dan aktif dalam majelis dzikir dan tahlil yang oleh beliau dijadikan media bertaubat kepada Allah dan mengharap ketentraman dari Allah SWT.

(58)

57

Bantu Sunaryo, 73 tahun. Beliau adalah salah seorang jama’ah yang penulis amati sangat tekun dan bersemangat walau sudah dimakan usia. Penulis menjadi tertarik untuk lebih mengetahui motivasi dan perasaan beliau.

“Saya dahulu adalah orang yang sangat jauh dari agama. Pada jaman pemerintahan Suharto saya adalah salah satu anggota dewan (DPR Ri Pusat) dari partai PDI Suryadi yang beliau katakan memang banyak dihuni oleh orang-orang nasionalis dan hidup jauh dari agama. Begitu Suharto jatuh dan PDI berganti PDIP saya tetap pada pendirian berada di PDI Suryadi yang akhirnya bubar. Dari situlah temyata saya menemukan hakikat hidup yang sebenamya, harta, jabatan dan hidup mewah bukanlah sesuatu yang langgeng”.

Selanjutnya beliau menceritakan bagaimana beliau mengharap sebuah kehidupan yang damai tenang dan tentram bersama keluarga. Hari-hari beliau selalu dihadapkan dengan banyak persoalan, dari ekonomi yang cenderung pas-pasan, anak-anaknya belum mendapatkan jodoh walau sudah berumur sampai dengan seringnya mengalami sakit-sakitan.

“Saya mantabkan hati saya untuk menyerahkan segala urusan saya kepada Allah seraya selalu memohon ampunan atas dosa-dosa saya pada masa lampau. Saya mengikuti majelis dzikir dan tahlil dengan pengharapan agar lebih terbiasa melakukan dzikir, memohon ampun dan majelis ini adalah media bagi orang-orang seperti saya untuk menuju taubat kepada Allah. Saya harus sering membiasakan lisan untuk berdzikir demi mempersiapkan kematian dan alhamdulillah saya benar-benar ringan dalam menlaksanakan ibadah hidup menjadi lebih tenang walau dalam kondisi seadanya”.

(59)

Bapak Drs. Juneidi, MZ, 48 tahun, salah satu jama’ah yang juga seorang mubaligh yang berprofesi sebagai guru PNS menyatakan bahwa dzikir dan tahiil adalah syariat yang jelas-jelas diperintakan oleh Allah SWT., didalam Al-Qur’an yang ditujukan kepada orang-orang yang beriman. Beliau mencontohkan saat ini banyak yang menyatakan bahwa tahiil atau tahlilan tidak disyariatkan, apa itu tidak terbalik, apakah itu bukan pengkaburan terhadap syariat agama? Padahal jelas orang-orang yang beriman diperintahkan agar banyak-banyak berdzikir kepada Allah entah itu dilakukan sendirian ataupun berjama’ah.

“Saya pribadi aktif di dalam majelis dzikir dan tahiil dengan tujuan melatih diri dan hati agar lebih mampu mengendalikan diri dan hati saya dari nafsu, hal-hal yang tidak bermanfaat karena itu adalah bagian dari ketaqwaan kepada Allah SWT., dengan selalu berusaha melakukan perintah-perintah Allah dan meninggalkan semua larangan Allah SWT. Majelis dzikir dan tahiil sangat membantu semua itu. Karena seseorang yang aktif dzikir berjama’ah akan lebih terkontrol dan malu melakukan maksiat karena dijaga oleh Allah, teman sejama’ah dan malaikat Allah”.

Hal senada diungkapkan oleh Bapak Muh. Thoyyibi, 63 tahun. Beliau adalah seorang pensiunan guru yang kebetulan rumahnya berjajar dengan Masjid Al-Anwar. Beliau mengatakan :

“Saya memang orang yang tidak begitu mengerti tentang agama, sebab orang tua saya mendidik saya dan saudara-saudara saya untuk mencari nalkah / rizki. Namun karena rumah kami kebetulan berjajar dengan masjid alhamdulillah dari semula karena malu, saya jadi tekun beribadah. Saya selalu berusaha untuk tidak meninggalkan sholat berjama’ah.”

(60)

59

biasa yang banyak kelemahan dan kekurangan. iman dan taqwa seseorang akan mengalami turun naik, begitu juga dengan saya.

“Bagi saya majelis dzikir dan tahlil sangat membantu unit, mempertahankan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT., aiau bahkan saya merasakan saya lebih giat beribadah, menjadi gemar berdzikir, bertahajud dan saya semakin takut akan azab Allah SWT'. Jadi majelis dzikir dan tahlil adalah salah satu media bagi saya untuk meningkatkan keimanan dan ketakwaan kepada sang pemberi kehidupan yang akan selalu memberi rahmat, perlindungan dan petunjuk kepada mahkluknya yang bertaqwa.

C. Nilai-nilai Sosial Majelis Dzikir Tahlil RW. 07 Kelurahan Siswodipuran.

Kecamatan Boyolali, Kabupaten Boyolali

Dalam kurun waktu ± 7 tahun majelis dzikir dan tahlil RW'. 07 Kelurahan Siswodipuran berjalan, penasehat sekaligus salah satu pendiri majelis ini yakni Bapak Suparjo, 64 tahun, mengungkapkan selain untuk menggapai peningkatan keimanan dan ketaqwaan yang bersifat rohani dengan cara berdzikir secara berjama’ah yang terdiri dari rangkaian membaca sura: yasin, dzikir tahlil dan berdo’a, yang selanjutnya diisi ceramah. majelis ini mempunyai beberapa program sosial kemasv arakatan yang tentunya akan bersinggungan dan dirasakan langsung oleh seluruh elemen masyarakat. baik yang aktif di dalam majelis dzikir, yang tidak aktif ataupun elemen masyarakat diluar majelis dzikir ini.

Gambar

TABELIDaftar Nama-nama Anggota Majelis Dzikir dan Tahlil di
TABEL IIDAFTAR NAMA-NAMA RESPONDEN

Referensi

Dokumen terkait

Melalui penerapan sistem data warehouse dapat memberikan dampak positif bagi perusahaan, diantaranya proses analisis ataupun pengelolaan informasi berdasarkan data

Ketidakmampuan manusia dalam menjalankan kehidupan sehari- hari akan mendorong manusia untuk selalu mengadakan hubungan timbal balik dengan sesamanya serta bertujuan

Seorang wanita, usia 50 tahun, datang ke puskesmas dengan keluhan kaki tidak dapat berjalan sejak 3 minggu yang lalu. Riwayat sebelumnya pasien sering keputihan berbau

Penyimpanan buah jambu biji tanpa perlakuan khusus hanya dapat bertahan sampai 4 hari saja sehingga diperlukan proses penyimpanan cara lain yaitu penyimpanan buah jambu biji

Kewajiban keuangan dalam ruang lingkup PSAK 55 (Revisi 2006) diklasifikasikan sebagai kewajiban keuangan yang dinilai pada nilai wajar melalui laba atau rugi, hutang dan pinjaman

Informasi terkait adanya penambahan informasi terbuka pada Daftar Informasi Publik (Kepala) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian (Kepala) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian Maret

Hasil dari simulasi penggunaan Kamus Intermediate accounting dalam kelompok kecil mahasiswa menghasilkan bahwa secara garis besar draft kamus yang dihasikan sangat

Komputer Encoder digunakan sebagai device pengkonversi sinyal video dari analog menjadi digital, sehingga nantinya konten video dapat disalurkan menuju device streaming server