179
IMPLEMENTAS I DAN EVALUAS I
4.1 Implementasi Sistem
Setelah melalui proses perancangan sistem, kini saatnya mengimplementasikan apa yang telah dirancang pada tahap sebelumnya. Implementasi sistem Video over IP ini dibagi dalam beberapa proses. Berikut merupakan langkah-langkah proses implementasi :
1. M empersiapkan perangkat keras
2. Instalasi dan konfigurasi perangkat lunak
3. Instalasi sistem pada Jaringan
4. Pengujian dan evaluasi
Berikut merupakan penjelasan lebih mendalam mengenai implementasi sistem dari awal hingga dapat digunakan dalam event.
4.1.1 S pesifikasi Perangkat Keras
Terdapat beberapa perangkat keras yang dipakai dalam pengembangan sistem Video over IP. Diantaranya terdapat beberapa komputer yang berguna sebagai streaming server, beberapa komputer yang bertugas sebagai komputer encoder, serta beberapa device client baik yang disediakan oleh pihak penyelenggara maupun
device pribadi yang dapat dipakai untuk mengakses sistem. Berikut akan dijabarkan lebih mendalam pada bahasan berikut.
1. Komputer Encoder
Komputer Encoder digunakan sebagai device pengkonversi sinyal video dari analog menjadi digital, sehingga nantinya konten video dapat disalurkan menuju device streaming server untuk disalurkan ke berbagai client yang akan mengakses. Untuk itu dibutuhkan spesifikasi khusus pada device ini agar dapat menjalankan tugas dengan baik untuk meng-encode konten. Berikut spesifikasinya :
1. Prosesor Dual Core berkecepatan 3.0 GHz atau lebih 2. M otherBoard yang mendukung prosesor dan memiliki port PCI/PCI bus
3. M emory RAM sebesar 2 GB atau lebih 4. Hard disk SATA sebesar 250 GB atau lebih
5. Sound Card dengan RCA connector untuk audio capture 6. Video Capture Card dengan port s-video untuk video capture 7. VGA Card 512 M b atau lebih
8. NIC/LAN Card sebagai penghubung komputer kepada jaringan Lokal
2. Komputer S treaming Server
Komputer Streaming Server digunakan sebagai device penyebar konten dari komputer encoder sebagai source kontennya menuju client-client melewati jaringan lokal yang tersedia pada event. Berikut spesifikasinya :
1. Prosesor Dual Core berkecepatan 3 GHz atau lebih
2. M otherBoard yang mendukung prosesor dan memiliki port PCI/PCI bus
3. M emory RAM sebesar 4 GB DDR2 atau lebih 4. Hard disk SATA sebesar 1 TB atau lebih 5. VGA Card 512 M b atau lebih
6. Sound Card
7. NIC / LAN Card sebagai penghubung komputer kepada jaringan lokal
3. Komputer Client
Pihak Penyelenggara menyediakan lebih dari 5 titik Video over IP lounge yang berisikan beberapa komputer yang dapat digunakan pengunjung untuk mengakses sistem Video over IP sembari berisitirahat sejenak. Komputer client yang disediakan memiliki spesifikasi sebagai berikut :
1. Prosesor berkecepatan 3 GHz
3. M emory RAM 512 Mb DDR2 atau lebih 4. Hard disk 80 Gb
5. VGA CARD (Lebih Baik) 6. Sound Card (Lebih Baik)
7. NIC / LAN Card sebagai penghubung komputer kepada jaringan lokal
4. Device Client Pribadi
Pihak penyelenggara juga menyediakan lebih dari 10 titik access point yang tersebar pada area luar dan dalam Jakarta Convention Center agar user dapat mengakses sistem menggunakan device-device pribadinya yang dibawa dari luar acara. Terdapat beberapa device pribadi yang dapat dipakai oleh pengunjung untuk mengakses konten video melalui sistem Video over IP. Device-device tersebut diantaranya
a. Laptop / Notebook
Spesifikasi laptop yang dapat menggunakan sistem Video over IP :
1. Prosesor berkecepatan 2.4 GHZ atau lebih 2. M emory RAM 512 Mb atau lebih
Contoh :
1. Sony Vaio
Gambar 4.1 Laptop Sony Vaio
2. M acBook
Gambar 4.2 Laptop MacBook
b. UMPC (Ultra Mobile Personal Computer)
Spesifikasi UM PC yang dapat menggunakan sistem Video over IP :
1. Prosesor bawaan
2. M emory RAM 512 Mb atau lebih 3. WLAN Wi-Fi 802.11b/g
Contoh :
1. Asus Eee PC
Gambar 4.3 Asus Eee PC
2. HP M ini-Note
Gambar 4.4 HP Mini-Note
c. PDA Phone / Mobile Phone
Spesifikasi M obile Phone yang dapat menggunakan sistem Video over IP :
1. WLAN Wi-Fi 802.11b/g 2. Opera M obile v9.5 Build 1126 3. Adobe FlashLite 3.1 WWE
Contoh :
1. HTC Touch
Gambar 4.5 HTC Touch
2. Nokia
4.1.2 Pemilihan Perangkat Lunak Yang Akan Digunakan
Sebelum implementasi dilaksanakan, telah dilakukan perbandingan untuk menguji fleksibilitas dari sistem yang akan digunakan. Kedua sistem tersebut meliputi :
1. Windows M edia Services sebagai streaming server, yang menggunakan Windows M edia Encoder sebagai encoder dan Windows M edia Player sebagai player untuk menerima streaming.
2. Flash M edia Server sebagai streaming server, yang menggunakan Flash M edia Encoder sebagai encoder dan Flash M edia Player sebagai player untuk menerima streaming.
3. Helix M edia Server sebagai streaming server, yang menggunakan Real Producer sebagai encoder dan Real M edia Player sebagai player untuk menerima streaming.
Tabel 4.1 membandingkan sistem operasi yang dapat mendukung sistem untuk diimplementasikan. Dapat terlihat bahwa Windows M edia Services hanya dapat didukung oleh sistem operasi Windows, sedangkan Flash M edia Server dan Heli x M edia Server dapat didukung oleh berbagai sistem operasi.
Tabe l 4.1 Pe rbandingan Sistem O pe rasi Untuk Me njalankan Streaming Serve r
Nama Sistem
Windows Mac OS X
Linux BSD Unix S olaris Unix Lainnya Windows Media Services Terdukung Tidak Terdukung Tidak Terdukung Tidak Terdukung Tidak Terdukung Tidak Terdukung Helix Media Server (Real)
Terdukung Terdukung Terdukung Terdukung Terdukung Terdukung
Flash Media Server
Terdukung Terdukung Terdukung Terdukung Terdukung Terdukung
Tabel 4.2 membandingkan web browser yang dapat diembed oleh player yang diperlukan untuk menerima streaming dari streaming server. Dapat terlihat bahwa Flash M edia Player mempunyai fleksibilitas web browser yang lebih baik dibandingkan dengan Windows M edia Player dan Real M edia Player.
Tabe l 4.2 Pe rbandingan Browse r Yang Dapat Diembed Dengan Playe r
Nama Player Internet Explorer Mozilla Firefox
Opera S afari Google Chrome Windows Media Player Dapat diembed Diperlukan pengaturan tertentu* Tidak dapat diembed Tidak dapat diembed Tidak dapat diembed Real Media Player Dapat diembed Tidak dapat diembed Tidak dapat diembed Tidak dapat diembed Tidak dapat diembed Flash Media Player Dapat diembed Dapat diembed Dapat diembed Dapat diembed Dapat diembed * M odifikasi tertentu pada source code
Tabel 4.3 membandingkan device yang dapat menjalankan player yang diperlukan untuk menerima streaming. Dapat terlihat bahwa Flash M edia Player
memiliki fleksibilitas device yang lebih banyak dibandingkan Windows M edia Player.
Tabe l 4.3 De vice Yang Dapat Menjalankan Streaming
Nama Player
PC Laptop UMPC Handphone
/ PDA Phone
Windows Media Player
Ya* Ya* Ya* Tidak
Real Media Player
Ya** Ya** Ya** Tidak
Flash Media Player
Ya Ya Ya Ya**
* Terbatas pada Internet Explorer dan sistem operasi berbasis Windows **Terbatas pada Internet Explorer
*** Device harus memiliki Flash Lite 3.0 ke atas
Tabel 4.4 membandingkan besarnya ukuran player untuk menerima streaming, dan juga membandingkan persentase jumlah pemakai secara keseluruhan berdasarkan pada server log LongTail Video yang tercatat pada bulan Juli 2008. Dapat dilihat bahwa Flash M edia Player lebih mencakup keseluruhan pemakai, serta lebih memiliki ukuran player yang lebih kecil daripada Windows M edia Player dan Real Player.
Tabe l 4.4 Pe rsentase Pemakaian Playe r*
Nama Player Persentase Pemakai Ukuran Player Windows Media Player 79 % 7 M B
Real Media Player 60% 10 M B
Flash Media Player 96 % 2 M B
Pada tabel di bawah, ditemukan juga bahwa DRM milik Flash M edia lebih sederhana dan fleksibel, mengingat enkripsi dilakukan secara on-the-fly atau dilakukan saat streaming sedang berlangsung, tidak seperti Windows M edia dan Helix M edia yang mengimplementasikan dan memasukkan enkripsi sebagai bagian dalam file.
Tabe l 4.5 Pe rbandingan DRM yang Te rse dia
Berdasarkan lima perbandingan di atas, ditemukan hasil perbandingan yakni Flash M edia Server dan Helix M edia Server dapat beroperasi pada sistem operasi yang lebih banyak dibanding Windows M edia Services. Namun, hanya Flash M edia Player yang dapat diakses dengan menggunakan lebih banyak web browser jika dibandingkan dengan Windows M edia Player dan Real M edia Player, serta kompatibel pada berbagai device (dalam hal ini Handphone dan PDA Phone). Oleh karena itu, sistem yang akan diimplementasikan adalah Adobe Flash M edia Server sebagai streaming server, Adobe Flash M edia Encoder sebagai encoder dan Adobe Flash M edia Player sebagai player pada implementasi Video over IP untuk menghasilkan akses yang fleksibel.
Nama S istem DRM tersedia Keterangan
Windows Media Ya Enkripsi dilakukan dengan menambah bit enkripsi di dalam file source
Helix Media Ya Enkripsi dilakukan dengan
menambah bit enkripsi di dalam file source
Flash Media Ya Enkripsi dilakukan secara
on-the-fly (ketika proses
streaming sedang berlangsung)
4.1.3 Instalasi dan Konfigurasi Perangkat Lunak
Berikut merupakan beberapa perangkat lunak atau software yang digunakan dalam pengaplikasian sistem Video over IP. Berikut merupakan tahap-tahap instalasi serta konfigurasinya sehingga dapat digunakan untuk menjalankan sistem.
1. XAMPP
Langkah-langkah yang dilakukan dalam instalasi XAMPP dapat dijabarkan sebagai berikut :
- Tentukan bahasa yang akan dipakai dalam proses Instalasi lalu pilih next
Gambar 4.7 Instalasi XAMPP – Pemilihan bahasa
- Sebelum melakukan Instalasi dianjurkan untuk menutup semua aplikasi lainnya yang sedang berjalan lalu pilih next
Gambar 4.8 Instalasi XAMPP – Tampilan Awal
- Tentukan letak XAMPP akan diinstall lalu pilih next
- Tentukan shortcut yang akan diinstall lalu pilih next
Gambar 4.10 Instalasi XAMPP – Pilihan Shortcut - Tunggu hingga proses instalasi selesai
- Apabila instalasi telah selesai maka dapat memilih tombol finish
Gambar 4.12 Instalasi XAMPP – Tampilan Akhir
2. Adobe Flash Media Encoder 2.5
Langkah-langkah yang dilakukan dalam instalasi Adobe Flash M edia Encoder 2.5 dapat dijabarkan sebagai berikut :
- Pilih next
Gambar 4.13 Instalasi Adobe Flash Me dia Encode r – Tampilan Awal
- Pilih I Accept the terms in the license agreement
- Tentukan letak Adobe Flash M edia Encoder 2.5 akan diinstall lalu pilih next
Gambar 4.15 Instalasi Adobe Flash Me dia Encode r – Folder Instalasi
- Tunggu hingga proses instalasi selesai.
- Apabila instalasi telah selesai maka pilih finish
Gambar 4.17 Instalasi Adobe Flash Me dia Encode r – Tampilan Akhir
- Tampilan Adobe Flash Encoder
1. Tampilan Input 2. Tampilan Output
3. Encoding Options untuk Video 4. Encoding Options untuk Audio
5. Tempat untuk menginput tujuan server streaming
6. Tempat untuk menentukan lokasi penyimpanan file yang telah diencode
- Encoding Options untuk Video
Gambar 4.19 Tampilan Encoding O ption Untuk Vide o Pada Adobe Flash Me dia Encode r
1. Pada Device, tentukan device apa yang akan kita gunakan untuk melakukan encoding secara live. (Pada Implementasi Java Jazz Festival akan digunakan Video Capture Device yang memadai)
2. Pada Format, terdapat dua pilihan format, yaitu : VP6 (.flv / Flash Video) dan H.264 (MP4). Untuk saat ini kita pilih VP6.
3. Pada penentuan seberapa besar Bit Rate yang diperlukan, serta ukuran layar (Size), juga fps (frame per second), dalam hal ini Bit Rate yang digunakan sebesar 350 Kbps, ukuran layar (Size) yang digunakan 320x240, dan besar fps yang digunakan sebesar 15 fps (Pengaturan yang umum dipakai dalam melakukan streaming). Alasan penggunaan spesifikasi di atas berdasarkan dengan ketersediaan bandwidth yang digunakan (skalabilitas pemakaian pada lapangan).
- Encoding Options untuk Audio
Gambar 4.20 Tampilan Encoding O ption Untuk Audio Pada Adobe Flash Me dia Encode r
1. Device berisi sound device yang akan digunakan pada saat pelaksanaan Java Jazz.
2. Format yang dipilih Mp3-Stereo, Sample Rate yang digunakan sebesar 44 KHz (Pilihan M aksimum), dan Bit Rate yang dipakai sebesar 224 Kbps (merupakan pilihan bit rate terbesar yang tersedia pada Flash M edia Encoder 2.5). Pengaturan di atas guna mendapatkan hasil kualitas audio yang baik.