1
PENINGKATAN SELF ESTEEM PESERTA DIDIK MELALUI LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK DIKELAS X SMAN 1 KINALI
PASAMAN BARAT
Rini Anggria Safitri1 , Alfaiz2 ,Septya Suarja2 1
Mahasiswa program studi bimbingan konseling STKIP PGRI Sumatera Barat
2
Dosen program studi bimbingan konseling STKIP PGRISumatera Barat
Riniangriasafitri@yahoo.com ABSTRACT
This research is motivated by the existence of learners who have low self esteem as in channeling his talent, low self-confidence and easily influenced by his friends. This research is to know how the difference before and after improving self esteem learners through group guidance services, seen from: 1) condition of self esteem pre test learners before group guidance, 2) condition of self esteem pre test learnes after guidance group and 3) differences in self esteem of students pre test and post group guidance services.This research is a research experiment research that is intended to determine whether there is a result of something imposed on the subject being investigated. The population in this study is as many as 10 students. The sampling technique was done with total sampling. The number of samples in this study were 10 students. The instrument used is a questionnaire. While for data analysis used technique percentage.Based on the results of the study increase self esteem learners. Through group guidance services it can be concluded that: 1) the condition of self esteem pre test of the learner before the guidance of group 2) the condition of self esteem post test of the participants after guidance group couseling and 3) the difference of self esteem learners pre test and after post test group guidance service has difference. Which is significance 0.00 (<0.05) this research can be recommended to teachers quidance and conseling and homeroom to be more effective in improving self esteem learners.
Keywords: Students, Self Esteem, Guidance Of Group
PENDAHULUAN
Individu dalam rentang
kehidupannya akan selalu berhadapan dengan berbagai masalah. Hanya saja masalah yang dihadapi oleh individu satu akan mempunyai bentuk dan tingkat kesulitan yang berbeda-beda
dengan yang lainnya. Masalah-masalah yang dihadapi oleh individu sekarang
begitu kompleks, yang dihadapi
manusia dalam waktu bersamaan, sehingga membutuhkan keterampilan
pemecahan yang strategis yang
2
Tanpa tujuan hidup yang jelas individu akan mengalami kesulitan-kesulitan dalam mengarungi kehidupan.
Menurut Acocella (Desmita,
2011:168) salah satu cara untuk mencapai tujuan hidup adalah dengan
cara lebih mengenal diri dan
mengevaluasi diri sendiri yaitu apakah kekuatan-kekuatan diri dan kelemahan-kelemahan diri. Dengan demikian lebih menyadari ‘siapa saya’ dan ‘saya ingin menjadi siapa’, merupakan dasar berpijak dalam menghadapi masalah yang kompleks. Namun demikian tidak semua orang dapat menilai dirinya sendiri dengan tepat dan bahkan ada kecendrungan lebih mudah untuk menilai diri orang lain atau mengalami
self-serving.
Santrock (2007: 184) membagi harga diri menjadi dua macam, yaitu:
a. Harga diri yang positif
1) Bertindak mandiri
2) Menerima tanggung jawab
3) Merasa bangga
4) Percaya diri
5) Mampu menghadapi masalah
dengan baik
6) Bisa menyesuaikan diri
7) Bersifat terbuka
b. Harga diri yang negatif
1) Meremehkan bakat dan minatnya
2) Merasa bahwa orang lain tidak
menghargainya
3) Merasa tidak berdaya
4) Toleransi rendah
5) Mudah tersinggung dan tidak
bisa menerima kritikan orang lain
6) Menyalahkan orang lain karena
kesalahannya sendiri
Seorang guru Bimbingan
Konseling dapat melakukan layanan untuk mengatasi harga diri yang negatif tersebut. Salah satu hal yang terpenting yang harus dilakukan oleh guru
Bimbingan Konseling adalah
memberikan layanan yang mampu membangun kembali harga diri yang positif sehingga peserta didik mampu memberikan penilaian yang positif terhadap dirinya. Salah satu layanan yang dapat dilakukan adalah layanan bimbingan kelompok.
Tohirin (2009:170) menjelaskan
layanan bimbingan kelompok
merupakan suatu cara memberikan bantuan (bimbingan) kepada individu
(peserta didik) melalui kegiatan
kelompok. Dalam layanan bimbingan kelompok, aktifitas, dan dinamika kelompok harus diwujudkan untuk
3
membahas berbagai hal yang berguna bagi pengembangan atau pemecahan masalah individu (peserta didik) yang menjadi peserta layanan. Masalah yang menjadi topik pembicaraan dalam layanan bimbingan kelompok dibahas melalui suasana dinamika kelompok secara intens dan konstruktif, diikuti oleh semua anggota kelompok dibawah bimbingan pemimpin kelompok.
Fenomena tersebut juga penulis temui di SMA N 1 Kinali, dari observasi yang peneliti lakukan selama
kurang lebih 6 bulan peneliti
menemukan beberapa peserta didik memiliki harga diri yang negatif dan
peneliti juga melihat dari studi
kebutuhan (need assessment) dan wawancara bersama beberapa peserta
didik dan guru bimbingan dan
konseling pada tanggal 16 Januari 2017 maka didapatkan keterangan bahwa
gejala-gejala peserta didik yang
mengalami self esteem rendah
meremehkan bakatnya sendiri seperti, ketika ada turnamen bola disekolah peserta didik tidak ingin ikut serta padahal peserta didik mempunyai bakat dibidang sepak bola, peserta didik yang memiliki self esteem rendah merasa orang lain tidak menghargainya seperti,
ketika peserta didik menyampaikan
pendapat teman-temannya tidak
menghargainya. peserta didik mudah dipengaruhi oleh orang lain seperti, ketika teman peserta didik mengajak membolos dari sekolah peserta didik ikut membolos. peserta didik sering kali menghindari situasi yang membuat cemas seperti, ketika dimintak oleh guru untuk maju kedepan kelas peserta didik sering kali mencari alasan seperti permisi untuk ke wc. peserta didik sering menyalahkan orang lain kerena kelemahan sendiri seperti, ketika tidak
mengejakan tugas rumah karna
sebelumnya dia libur peserta didik sering menyalahkan temannya karna
tidak memberitahukan informasi
tentang adanya tugas rumah.
Berdasarkan observasi dan
wawancara tersebut menunjukkan
kondisi harga diri peserta didik yang cukup mengkhawatirkan dan perlu
untuk segera diatasi agar tidak
berimplikasi terhadap kesuksesan
peserta didik dalam mengikuti
pembelajaran. Oleh sebab itu, maka
perlu adanya intervensi terhadap
peserta didik yang memiliki harga diri rendah. Intervensi tersebut khususnya dapat dilakukan oleh guru BK sekolah.
4
Dengan mengacu pada tujuan penelitian di atas, maka manfaat dari penelitian ini adalah bagi:
1. Peserta didik
Dapat membantu peserta didik agar dapat meningkatkan self esteem peserta didik serta dalam memfasil kehidupan efektif sehari-hari yang terganggu.
2. Guru BK
Guru BK dapat mengetahui tentang cara pelaksanaan layanan bimbingan kelompok dalam meningkatkan self esteem peserta didik.
3. Kepala sekolah
Kepala sekolah harus
memperhatikan keberadaan peserta didik memiliki self esteem rendah.
4. Peneliti
Dapat menambah pengetahuan dan
wawasan terhadap pelaksanaan
bimbingan kelompok dalam
meningkatkan self esteem peserta didik.
5. Peneliti selanjutnya
Dapat membantu sebagai referensi
dan rujukan bagi peneliti
selanjutnya.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
eksperimen. Menurut Arikunto
(2013:20) penelitian eksperimen
penelitan yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya akibat dari sesuatu yang dikenakan pada subjek yang diselidik. Penelitian ini telah dilaksanakan pada 22 Mei sampai 16 juni 2017. Lokasi penelitian ini yaitu di SMAN 1 Kinali Pasaman Barat.
Penelitian ini dikarenakan
fenomenanya ditemukan di sekolah tersebut.Sampel dalam penelitian ini berjumlah 10 orang peserta didik kelas X.
Peneliti akan melakukan
penelitian kepada sekelompok sampel yang menjadi kelompokeksperimen.
Sebelum kelompok eksperimen
diberikan treatment, maka kelompok
terlebih dahulu diberikan angket awal
(pretest) untuk melihat kondisi
kelompok. Setelah itu baru diberikan
treatment kemudian diberikan tes
kembali (posttest) dan hasilnya
dibandingkan dengan hasil tes pertama. Defenisi operasional ini bertujuan untuk menjelaskan tentang variabel penelitian dengan kata lain agar
mempermudah peneliti memahami
maksud dari variabel penelitian. Maka dari itu peneliti memberikan defenisi
5
operasional tentang pelaksanaan
layanan bimbingan kelompok dalam
meningkatkan self esteem peserta didik.
Self esteem memiliki komponen
yang terdiri dari perasaan diterima,
perasaan mampu, dan perasaan
berharga. Self esteem terbagi menjadi
dua macam yaitu:
1. Self esteem positif
2. Self esteem negatif
Denganadanya pelaksanaan
layanan bimbingan kelompok terhadap
peserta didik yang memiliki self esteem
rendah di kelas X IPS 4 diharapkan
dapat meningkatkan self esteem peserta
didik setelah dilakukan bimbingan kelompok.Pada penelitian ini penulis memakai teknik kuesioner (angket) Riduwan (2013:25) angket adalah
daftar pertanyaan yang diberikan
kepada orang lain bersedia memberikan
respons (responden) yang sesuai
dengan permintaan pengguna. Alat
yang akan digunakan untuk
mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah angket.
Analisis data dari hasil
pengumpulan data merupakan tahap yang penting dalam penyelesaian suatu kegiatan penelitian ilmiah. Data yang
telah terkumpul tampa dianalisis
menjadi sulit dimaknai. Oleh karena itu, analisis data dilakukan untuk memberi arti. Makna dan nilai yang terkandung didalam data. Analisis data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif dan analisis statistik.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil penelitian ini disajikan sesuai dengan variabel penelitian yang
ada, dalam deskripsi data hasil
penelitian ini dideskripsikan data
tentang sebelum dan setelah
meningkatkan self esteem peserta didik
melalui layanan bimbingan kelompok.
Secara rinci deskripsi data penelitian akan disajikan sebagai berikut:
1. Perolehan Skor Self Esteem
Kelompok Eksperimen Sebelum
Dilakukan Perlakuan (Pretest)
Perolehan skor self esteem
kelompok eksperimen sebelum
diberikan perlakuan berada pada kategori cukup tinggi dan kategori
rendah. Perolehan skor pretest
kelompok eksperimen berada pada rentang cukup tinggi dengan skor 186-243 dan rendah dengan skor 203-185, dengan demikian secara
umum disumpulkan self esteem
6
diberikan perlakuan berada pada kategori cukup tinggi dan rendah.
Perolehan Skor Self Esteem
Kelompok Eksperimen Sesudah
Dilakukan Perlakuan (Posttest)
Perolehan skor self esteem
kelompok eksperimen sesudah
diberikan ssperlakuan layanan
bimbingan kelompok (posttest)
diketahui 8 peserta didik berada kategori tinggi yaitu AA dengan skor 254, DM dengan skor 272, DIW dengan skor 264, FHH dengan skor 261, SM dengan skor 250, dan diketahui 2 peserta didik berada pada kategori cukup tinggi yaitu RA dengan skor 235, EN dengan skor 224.
2. Hasil Analisi T- Test
Meningkatakan Self Esteem Peserta
Didik Melalui Layanan Bimbingan Kelompok Di Kelas X SMA N 1 Kinali Pasaman Barat.
Pengolahan data melalui
program SPSS dapat terlihat seperti tabel 15 di atas bahwa adanya
manfaat layanan bimbingan
kelompok dalam meningkatkan self
esteem peserta didik sebelum dan
sesudah dilaksanakan layanan
bimbingan kelompok. Dilihat dari
kolom pretest mean sebelum
dilaksanakan layanan bimbingan kelompok kepada peserta didik
rata-rata tingkat self esteem peserta didik
yaitu 225,40 Kemudian std.
Deviation untuk peserta didik
tersebut adalah 17,05 dan std Error
Mean nya 5,39. Dilihat lagi pada
kolom postestmean atau sesudah
dilaksanakan layanan bimbingan kelompok kepada peserta didik
rata-rata tingkat self esteem peserta didik
menjadi 205.90. Kemudian std.
Deviation untuk peserta didik
tersebut adalah 12.71 dan std Error
Mean nya 4,02. Artinya terdapat
perbedaan hasil sebelum dan
sesudah dilaksanakan layanan
bimbingan kelompok untuk
meningkatkan self esteem peserta
didik di SMAN 1 Kinali.
3. Perbedaan Pretest dan Postest
Peningkatan Self Esteem Peserta
Didik Melalui Layanan Bimbingan Kelompok
Self esteem peserta didik
sebelum dan sesudah dilaksanakan
layanan bimbingan kelompok
kepada peserta didik yang berjumlah 10 orang terdapat perbedaan yang signifikan antara yaitu pada kolom
7
sigpeserta didik yaitu diperoleh nilai sig. 0,00 < 0.05 yang artinya
terjadinya peningkatan self esteem
pada diri peserta didik. Jika kita lihat dengan menggunakan t tabel maka diperoleh nilai hasil t-tes
adalah thitung 7,529 dan ttabel 1.833
maka terlihat thitung> ttabel artinya
hipotesis kerja Ha diterima atau
Layanan bimbingan kelompok
memberikan perbedaan yang
signifikan terhadap peningkatan self
esteem peserta didik.
Melalui layanan bimbingan kelompok di kelas X SMAN 1
Kinali Pasaman Barat akan
dipaparkan pembahasan hasil
penelitian yang meliputi: 1)
sebelum meningkatkan self esteem
peserta didik me;lalui layanan
bimbingan kelompok , 2) setelah
meningkatkan self esteem peserta
didik melalui layanan bimbingan kelompok, 3) pebedaan sebelum dan
setelah meningkatkan self esteem
melalui layanan bimbingan
kelompok. Pembahasan
penelitiannya adalah sebagai
berikut:
Self esteem peserta didik
sebelum diberikan layanan
bimbingan kelompok sangatlah
mengkhawatirkan dimana peserta
didik yang memiliki self esteem
rendah seperti dalam menyalurkan bakatnya, rasa percaya diri yang rendah dan peserta didik mudah dipengaruhi oleh teman-temannya membuat peserta didik mengalami kesulitan dalam mengikuti pelajaran . oleh sebab itu, sangat perlu intervensi terhadap peserta didik yang memiliki harga diri rendah. Intervensi tersebut khususnya dapat dilakukan oleh guru BK sekolah.
Sebelum meningkatka self
esteem peserta didik melalui layanan
bimbingan kelompok secara u,mum
yaitu: 1 orang rendah (10%), 9
orang cukup tinggi (90%),
sedangkan untuk sangat rendah, tinggi dan sangat tinggi tidak ada
yang memiliki self esteem peserta
didik sebelum diberikan layanan bimbinga kelompok secara umum adalah berada pada kategori cukup tinggi.
Setelah meningkatkan self
esteem peserta didikmelalui layanan
bimbingan kelompok secara umum diperoleh 2 orang cukup tinggi
8
sedangkan untuk sangat rendah, rendah dan sangat tinggi tidak ada
yang memilih berarti self esteem
peserta didik sebelum diberikan
layanan bimbingan kelompok secara
umum adalah berada pada kategori tinggi.
Setelah dilakukan pengolahan data dengan menggunakan program
statistik SPSS versi 20paired
samples correlations di atas maka
dapat terlihat bahwa self esteem
peserta didik sebelum dan sesudah dilaksanakan layanan bimbingan kelompok kepada peserta didik yang
berjumlah 10 orang terdapat
perbedaan yang signifikan yaitu
pada kolom sigpeserta
didikyaitudiperolehnilai sig. 0,00<
0.05 yang artinya terjadinya
peningkatan self esteem pada diri
peserta didik. Jika kita lihat dengan
menggunakan t tabel maka
diperoleh nilai hasil t-tes adalah thitung 7,529 dan ttabel 1.833 maka
terlihat thitung> ttabel artinya hipotesis
kerja Ha diterima atau Layanan bimbingan kelompok memberikan perbedaan yang signifikan terhadap
peningkatan self esteem peserta
didik.
Setelah melakukan
pembahasan terhadap hasil
penelitian, maka dapat diketahui hal-hal apa saja yang menjadi keterbatasan dalam penelitian ini, yaitu:
1. Pelaksanaan ekperimen masih
terbatas.
2. Sulitnya mengumpulkan peserta
didik.
3. Waktu yang kurang
memungkinkan karna peserta
didik setelah proses pembelajaran banyak yang merasa kecapekan atau kelelahan.
4. Kurang fokusnya peserta didik
dalam mengikuti bimbingan
kelompok dikarenakan sedang berpuasa.
5. Peserta didik masih ada yang
merasa cemas dalam
menyapaikan mendapatnya
mengenai topik yang sedang dibahas.
KESIMPULAN
Berdasarkan data hasil penelitian yang kemudian dilakukan analisis statistik dan uji hipotesis maka dapat disimpulkan terdapat perbedaan yang signifikan yaitu pada kolom sigpeserta
9
didik yaitu diperoleh nilai sig. 0,00 <
0.05 yang artinya terjadinya
peningkatan self esteem pada diri
peserta didik. Jika kita lihat dengan menggunakan t tabel maka diperoleh
nilai hasil t-tes adalah thitung 7,529 dan
ttabel 1.833 maka terlihat thitung> ttabel
artinya hipotesis kerja Ha diterima atau
Layanan bimbingan kelompok
memberikan perbedaan yang signifikan
terhadap peningkatan self esteem
peserta didik.
Berdasarkan hasil penelitian
yang telah diperoleh, maka dapat diberikan beberapa saran sebagai berikut.
1. Peserta didik disarankan untuk dapat
lebih berpartisipasi dan berperan
aktif dalam penyelenggaraan
layanan bimbingan kelompok yang dilaksanakan oleh guru Bk.
2. Guru BK dapat lebih kreatif lagi
dalam melaksanan bimbingan
kelompok dan dapat menghidupkan suasana supaya peserta didik tidak merasa bosan dengan topik yang dibahas.
3. Kepala sekolah agar dapat lebih
memperhatikan sarana prasarana untuk kegiatan bimbingan kelompok
seperti ruang konseling yang lebih nyaman dan tenang.
4. Peneliti selanjutnya, agar lebih dapat
mempersiapkan segala sesuatunya tentang bimbingan kelompok seperti topik dan waktu yang tepat.
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto,Suharsimi. 2013. Manajemen
Penelitian. Jakarta: Rineka
Cipta.
Desmita. 2011. Psikologi
Perkembangan Peserta Didik.
Bandung: Remaja Rosda
Karya
Riduwan. 2012. Belajar Mudah
Penelitian untuk Guru
Karyawan dan Peneliti
Pemula. Bandung: Alfabeta.
Santrock. J.W. 2007. Perkembangan
remaja. Edisi 11 jilid 2.
Jakarta: erlangga.
Sudjana. 2005. Metode Statiska.
Bandung: Tarsito.
Tohirin. 2009. Bimbingan Dan
Konseling Disekolah Dan
Madrasah (Berbasis
Integrasi). Jakarta: raja wali
pers
Yusuf, A. Muri. 2007. Metode
Penelitian Dasar-dasar
Penyelidikan Ilmiah. Padang: