• Tidak ada hasil yang ditemukan

KANDUNGAN LOGAM BERAT PADA AIR LAUT DAN SEDIMEN DI PERAIRAN PANTAI SEKITAR KAWASANINDUSTRIPERMINYAKAN. Bintal Amin, Irvina Nurrachmi dan Martin Manalu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "KANDUNGAN LOGAM BERAT PADA AIR LAUT DAN SEDIMEN DI PERAIRAN PANTAI SEKITAR KAWASANINDUSTRIPERMINYAKAN. Bintal Amin, Irvina Nurrachmi dan Martin Manalu"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

KANDUNGAN LOGAM BERAT PADA AIR LAUT DAN SEDIMEN DI PERAIRAN PANTAI SEKITAR KAWASANINDUSTRIPERMINYAKAN

Heavy Metal Concentration in Coastal Sediment and Surface Sea Water Adjacent to Oil Industry Activities

Bintal Amin, Irvina Nurrachmi dan Martin Manalu

Laboratorium Kimia Laut Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau Kampus Binawidya Panam, Pekanbaru 28293. E-mail: b amin63@yahoo.com

Abstract

A study on the concentrations ofPb and Zn in the surface seawater and sediment has been conducted to determine the concentrations and to assess their comparison between Sungai Palming and Selat Lalang coastal waters. All water quality parameters measured in the present study were still in the range of tolerable levels for the survival of marine organisms. Heavy metal concentrations in surface seawater and sediment were found to have almost similar trend although in general the concentration in Sungai Pakning were higher than Selat Lalang. Concentrations ofZn in both seawater and sediment were higher than Pb. Concentration ofPb in seawater were possitively correlated with that in sediment (y= 6.696 + 2.331x; r = 0.423 for Pb andy = -23.69 + 6.55Ix; r = 0.873 for Zn in Sungai Pakning. Possitive correlation y = 3. 772 + 9.661x; r = 0.529 for Pb and y = 7.537 + 2.324x; r = 0.517 for Zn) were also found in Selat Lalang. Higher concentration of heavy metals was assumed to be related to an increase in population inhabited the surrounding waters and anthropogenic activities such as dumping of debris, ports, boat traffic and other anthropogenic sources. In general, the concentrations of Pb and Zn in Sungai Pakning and Selat Lalang coastal waters were comparatively lower than reported values in regional studies. Keywords: Heavy metal, pollution, seawater, Sediment.

PENDAHULUAN

Salah satu kegiatan industri yang dapat menimbulkan dampak terhadap lingkungan perairan pantai adalah industri perminyakan. Kegiatan di bidang industri minyak dan gas bumi selain dapat menggerakkan roda perekonomian dan pembangunan dalam beberapa aspek kegiatannya juga berpotensi menimbulkan ancaman bagi lingkungan perairan.

Perairan sekitar lokasi industri perminyakan selain menerima limbah secara terus menerus dari pipa pembuangan, aktivitas pengisian minyak ke kapal-kapal tanker, juga dipengaruhi oleh ceceran minyak dan buangan bahan-bahan organik dari kapal-kapal yang banyak melintasi dan berlabuh di sekitar perairan tersebut. Berbagai aktivitas ini diduga menghasilkan limbah yang berpotensi memberikan masukan logam berat ke perairan dan pada akhirnya akan dapat mempengaruhi keseimbangan ekosistem perairan.

(2)

1997; Amin dan Nurrachmi, 1999; Amin, 2001; Amin et al., 2005; 2006a,b; 2007; 2008a,b; 2009a,b). Namun demikian penelitian tersebut belum mengkhususkan perhatian pada perairan yang menerima limbah cair dari industri perminyakan.

Dalam penelitian ini lebih ditekankan pada upaya melihat konsentrasi logam berat pada air laut dan sedimen di sekitar kawasan industri perminyakan yaitu perairan sekitar Pertamina UP II Sungai Pakning dan PT Kondur Petroleum S A di Selat Lalang. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis kandungan total logam berat Pb dan Zn pada air laut dan sedimen di perairan sekitar industri perminyakan, mengetahui status ataupun tingkat pencemaran logam berat Pb dan Zn dengan mengacu pada baku mutu (standard quality guidelines) Effective Range Low (ERL) dan Effective Range Medium (ERM) dan mengetahui hubungan antara kandungan logam berat dalam air dan dalam sedimen.

METODA PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan metoda survei terhadap dua lokasi yang masing-masingnya terdiri dari tiga stasiun yang ditetapkan berdasarkan kondisi perairan dan distribusi aktivitas antropogenik. Sampel air laut dan sedimen diambil dari sekitar Pertamina UP II Sungai Pakning dan PT Kondur Petroleum SA di Selat Lalang. Analisis kandungan logam berat dilakukan dengan menggunakan AAS Perkin Elmer 3110 di Laboratorium Kimia Laut Jurusan Ilmu Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Riau Pekanbaru.

Sampel air laut diambil dengan botol sampel polyetilen ukuran 500 ml dari kedalaman 0 - 30 cm dan selanjutnya diberi beberapa tetes HNOs untuk menstabilkan air sampel tersebut pada pH 2 (Ramessur et al., 2001). Sampel air tersebut kemudian dimasukkan dalam ice box dan selanjutnya disimpan dalam lemari pendingin di laboratorium. Pada waktu menjelang analisis, sampel dikeluarkan dari lemari pendingin dan dibiarkan sampai stabil dan selanjutnya dianalisis langsung kandungan logam beratnya dengan menggunakan AAS.

Sampel sedimen permukaan ( 0 - 5 cm) diambil dengan menggunakan ekman grab dengan bantuan speed boat. Sampel ini kemudian dimasukkan dalam plastik polyetilen dan dimasukkan dalam icebox untuk selanjutnya dibawa ke laboratorium dan disimpan dalam free/er pada suhu -10 °C. Di laboratorium sampel dikeringkan dalam oven pada suhu 80 - 100 °C hingga tercapai berat konstan (Yap et al., 2002, 2005). Sebanyak 1,0 g sampel sedimen (63 mikron) didestruksi dalam kombinasi larutan HNOs dan HCIO4 dengan perbandingan 4:1, menggunakan hotplate pada suhu rendah (40°C) selama 1 jam dan kemudian suhu dinaikkan menjadi 140 °C selama 3 jam (Ismail dan Ramli, 1997; Yap et al., 2002). Setelah sampel sedimen terdestruksi secara sempurna, larutan tersebut didinginkan dan diencerkan dengan aquabides menjadi 40 ml dan disaring dengan kertas whattman No.l dan disimpan dalam botol sampel dan selanjutnya dianalisis kandungan logam beratnya dengan AAS. Data yang diperoleh dianalisis secara statistik dan dibahan secara deskriptif. Analisis statistik dilakukan dengan Statistical Package for Social Science (SPSS) versi 16 menurut Kinnear dan Gray (2000).

(3)

BASIL DAN PEMBAHASAN

Kondisi Umum Daerah dan Parameter Kualitas Perairan

Hasil pengukuran rata-rata parameter kualitas perairan di lokasi penelitian dapat dilihat pada label 1 dimana suhu dan salinitas di Sungai Pakning relatif lebih tinggi dibandingkan dengan di Selat Lalang. Menurut Romimohtarto (1991), pH 6-9 merupakan pH yang masih dapat ditolerir oleh biota perairan. Sementara itu, Hutabarat dan Evans (1985) menyatakan bahwa kisaran suhu optimal bagi kehidupan organisme adalah 25-32°C. Nybakken (1992) juga menyatakan bahwa suhu air sangat menentukan aktivitas biologis yang terdapat didalam air dan keaktifannya. Suhu berpengaruh terhadap kecepatan reaksi kimia dan kelarutan gas-gas dalam perairan. Bila dibandingkan dengan baku mutu air laut untuk biota laut (Anonimus, 2004), rata-rata parameter lingkungan di perairan pantai kedua lokasi penelitian tersebut pada umumnya masih normal sehingga masih dapat mendukung kehidupan organisme laut di perairan tersebut.

label 1. Rata-rata Nilai Parameter Kualitas Perairan di Lokasi Penelitian

Lokasi Sungai Pakning Selat Lalang Stasiun Kilang Minyak Mangrove Pemukiman Platform Minyak Mangrove Pemukiman Suhu

CO

35 30 32 29 29 30 Salinitas (%o) 25 27 26 23 22 20 pH 6,6 6,8 6,5 8 8 8 DO (ppm) 6,2 8,5 6,9 6,5 7,4 7,2 Kec. Arus (cm/dtk) 0,5 0,4 0,5 0,5 1 1,4

Konsentrasi Logam Pb dan Zn pada Air Laut Permukaan

Konsentrasi rata-rata logam Pb pada air laut di Sungai Pakning tertinggi ditemukan di Stasiun 3 di sekitar kawasan pemukiman penduduk (1,53 mg/L) sedangkan konsentrasi terendah di Stasiun 2 (0,75 mg/L) sementara di Selat Lalang konsentrasi tertinggi dijumpai di kawasan sekitar platform minyak (1,21 mg/L) dan konsentrasi terendah ditemukan di Stasiun 2 di kawasan mangrove (0,78 mg/L). Sedangkan konsentrasi logam Zn yang tertinggi di Sungai Pakning ditemukan di Stasiun 1 yaitu di kawasan sekitar kilang minyak (11,8 mg/L) sedangkan konsentrasi terendah di Stasiun 2 (7,47 mg/L) sementara di Selat Lalang konsentrasi tertinggi juga dijumpai di Stasiun 1 (9,36 mg/L) dan konsentrasi terendah ditemukan di Stasiun 2 di kawasan mangrove (6,68 mg/L). Konsentrasi logam Pb dan Zn pada air laut di setiap lokasi dengan masing-masing tiga stasiun dengan lima titik sampling dapat dilihat pada Tabel 2.

(4)

Tabel 2. Konsentrasi Logam Pb dan Zn pada Air Laut (mg/L) di Lokasi Penelitian Stasiun/Logam Lokasi Ulangan 1 2 Sungai Pakning 3 4 5 Rata-rata 1 2 Selat Lalang 3 4 5 Rata-rata Kilang/Platform Pb 1,42 0,52 1,48 0,87 1,08 1,07 1,22 1,28 1,47 0,92 1,14 1,21 Zn 11,88 12,06 12,43 10,18 12,84 11,88 8,78 7,84 10,26 10,68 9,24 9,36 Mangrove Pb 0,92 0,62 0,66 0,84 0,72 0,75 0,87 0,72 1,02 0,68 0,62 0,78 Zn 8,86 8,28 5,93 7,28 6,98 7,47 7,62 8,28 5,4 6,26 5,82 6,68 Pemukiman Pb 1,98 1,79 1,86 0,98 1,04 1,53 0,87 1,16 1,02 1,22 1,08 1,07 Zn 11,15 10,1 11,35 10,68 10,28 10,71 8,72 9,62 8,64 10,25 9,27 9,30 Analisis logam berat dalam air laut relatif lebih cepat dan lebih mudah dibandingkan dengan analisa pada sampel lain. Namun demikian penggunaan sampel air untuk monitoring logam berat memiliki kelemahan karena mobilitas air sangat tinggi yang berhubungan dengan perbedaan dan perubahan sifat-sifat fisika kimia dan konsentrasi logam berdasarkan waktu (Philips, 1995). Analisa logam berat dalam air juga belum dapat memberikan informasi tentang ketersediaan secara biologi logam tersebut di suatu perairan (Phillips dan Rainbow, 1993). Disamping itu, faktor fisik dan kimia perairan akan berpengaruh satu sama lain dan akan berpengaruh pada konsentrasi logam berat terlarut di perairan tersebut (Ouyang et al, 2006). Konsentrasi logam berat yang terlarut dalam air laut sangat tergantung pada keadaan perairan tersebut dimana semakin banyak aktivitas manusia baik di darat maupun di pantai akan mempengaruhi konsentrasi logam berat dalam air laut.

Logam berat dapat masuk ke perairan melalui aktivitas masyarakat seperti dari asap kendaraan, perbengkelan, kegiatan industri dan pembuangan sisa limbah rumah tangga ke perairan. Demikian juga halnya di Sungai Pakning dan Selat Lalang. Selain itu di kedua daerah ini juga masih terdapat kegiatan penduduk yang menggunakan kapal motor kecil (pompong) yang mengangkut barang-barang dari dan ke daerah sekitarnya disamping adanya kapal-kapal barang dan tanker yang banyak melintasi dan bersandar di kawasan tersebut. Disamping sumber dari aktivitas di laut tersebut, sumber pencemar yang masuk ke daerah ini juga diperkirakan berasal dari berbagai aktivitas penduduk di daratan melalui parit-parit maupun melalui rembesan air tanah disaat hujan.

Konsentrasi Logam Pb dan Znpada Sedimen

Konsentrasi rata-rata logam Pb dan Zn pada sedimen tertinggi di Sungai Pakning ditemukan di Stasiun 1 (12,08 dan 56,35 ug/g) dan konsentrasi terendah di Stasiun 2 (6,52 dan 22,18 ug/g). Demikian juga konsentrasi rata-rata logam Pb dan Zn pada sedimen tertinggi di Selat Lalang ditemukan di Stasiun 1 (17,49 dan 35,75 ug/g) dan 11

(5)

konsentrasi terendah di Stasiun 2 (9,03 dan 21,13ug/g). Konsentrasi logam pada sedimen di masing-masing stasiun pada dua lokasi dapat dilihat pada label 3.

label 3. Konsentrasi Logam Pb dan Zn (ug/g) pada Sedimen di Lokasi Penelitian Stasiun/Logam Lokasi Ulangan Sungai Pakning 1 2 3 4 5 Rata-rata Selat Lalang 1 2 3 4 5 Rata-rata Kilang/Platform Pb 12,10 11,08 10,86 14,22 12,16 12,08 20,58 18,43 14,15 17,48 16,81 17,49 Zn 63,93 62,19 42,12 55,27 58,22 56,35 36,4 31,15 32,5 40,34 38,36 35,75 Mangrove Pb 6,48 6,87 7,70 5,62 5,94 6,52 12,55 7,84 7,15 9,18 8,43 9,03 Zn 26,32 18,04 21,69 20,24 24,62 22, 18 17,8 24,53 25,16 19,28 18,89 21,13 Pemukiman Pb 10,12 10,56 11,83 9,47 8,65 10,13 19,15 14,73 11,48 15,22 10,38 14,19 Zn 52,24 44,42 50,12 46,76 42,96 47,30 28,36 26,97 25,22 19,86 22,72 24,63 Perbedaan konsentrasi logam berat pada air laut dan sedimen pada masing-masing stasiun dari kedua lokasi dapat dilihat pada Gambar 1 dan rata-ratanya pada Gambar 2. Pada masing-masing stasiun dan di kedua lokasi penelitian diketahui bahwa konsentrasi Pb dan Zn secara umum lebih tinggi pada sedimen dibandingkan dengan air laut dan rata-rata konsentrasi logam Pb pada sampel air laut dan sedimen dari Sungai Pakning lebih rendah dibanding sampel dari Selat Lalang, sedangkan logam Zn pada air laut dan sedimen di perairan Selat Lalang lebih rendah dibandingkan di Sungai Pakning.

140 2 10 OC 2 4( i s Pahim-? 41: i S. Pakning • S. Lalans Zn Pb Zn Pb St. 2 A Lfi PI) Zn Pb ZD Pb St.l St. 2 B Sti

Gambar 1. Perbedaan Kandungan Logam Pb dan Zn pada air laut (A) dan Sedimen (B) di Sungai Pakning dan Selat Lalang

Konsentrasi Pb (1,12 mg/L) dan Zn (10,02 mg/L) pada air laut dan Zn pada sedimen (41,94 ug/g) di Sungai Pakning lebih tinggi dari di Selat Lalang (1,02 dan 8,45

(6)

mg/L pada air laut) dan 27,17 Lig/g pada sedimen), sementara logam Pb pada sedimen menunjukkan hasil yang lebih tinggi di Selat Lalang (13,57 ug/g) daripada di Sungai Pakning (9,58 |ig/g). 12,00 10,00 "So 8,00 jj 6,00 4,00 2,00 0,00 S8S. Pakning «S. Lalang 1 i I Pb Zn

Logam dalam air

50,00 40,00 30,00 20,00 10,00 0,00 SS. Pakning a S. Lalang Pb Zn

Logam dalam sedimen

Gambar 2. Perbandingan Konsentrasi Logam Pb dan Zn dalam air dan sedimen di Sungai Pakning dan Selat Lalang

Hasil uji statistik (uji t) menunjukkan bahwa konsentrasi logam Pb pada air laut tidak berbeda nyata (p>0,05) diantara perairan Sungai Pakning dan Selat Lalang, sementara untuk logam Zn dalam air laut dan logam Pb dan Zn pada sedimen terjadi perbedaan yang nyata (p<0,05) diantara kedua lokasi tersebut.

Logam berat yang masuk ke perairan akan mengalami pengendapan, pengenceran dan dispersi dan akan terakumulasi kedalam sedimen (Bhosale dan Sahu, 1991). Disamping perkiraan sumber logam Pb dari aktivitas yang berkaitan dengan industri perminyakan, menurut Adiwar (1996) limbah dari aktivitas industri juga menghasilkan logam Pb seperti baterai bekas, oli bekas dan cat mobil. Sebelumnya, Razak (1988) menyatakan bahwa logam Pb dapat masuk ke suatu perairan melalui pengendapan, jatuhnya debu yang mengandung Pb (hasil pembakaran bensin yang mengandung Tetra Etyl Lead), erosi dan limbah industri seperti baterai, campuran accu mobil, campuran logam, baja, percetakan dan gas kendaraan.

Kemungkinan dampak negatif dari logam Pb dan Zn terhadap organisme perairan di kawasan perairan pantai Sungai Pakning dan Selat Lalang dilihat dengan mengacu pada Sediment Quality Guidelines (SQG) yaitu Effect Range Low (ERL) dan Effect Range Median (ERM) yang dikemukakan oleh Long et al. (1995, 1997). Secara umum konsentrasi logam Pb dan Zn pada sedimen di kedua perairan pantai tersebut masih berada di bawah standar yang ditetapkan, hanya logam Zn yang sedikit diatas nilai ERL namun masih jauh dibawah nilai ERM sebagaimana terlihat pada label 4. Dengan demikian, meskipun penelitian lebih lanjut masih perlu dilakukan, dapat dikatakan bahwa konsentrasi logam berat di kedua perairan tersebut belum memberikan dampak negatif terhadap organisme.

(7)

Tabel 4. Perbandingan Konsentrasi (ug/g) Rata-rata Logam Pb dan Zn pada Sedimen dengan SQG

Jenis Logam Konsentrasi

Sungai Pakning Selat Lalang ERL* ERM*

Pb Zn 9,58 41,94 13,57 27,17 46,7 34 218 270

Keterangan : * : Long etal. (1995, 1997)

Korelasi Konsentrasi Logam Pb dan Znpada Air Lout Permukaan dan Sedimen

Hasil analisis regresi linier sederhana antara konsentrasi logam Pb dan Zn pada air laut dan sedimen di perairan Sungai Pakning dapat dilihat pada Gambar 3 dimana logam Pb menunjukkan korelasi yang positif dengan persamaan y = 6,696 + 2,33 Ix; R2

= 0,179 dan r = 0,423. Hal ini berarti bahwa pengaruh konsentrasi logam Pb pada air laut terhadap konsentrasi logam Pb pada sedimen adalah 42,3% sedangkan 57,7% ditentukan oleh faktor lain yang tidak dianalisis dalam penelitian ini. Ini menandakan hubungan antara logam Pb pada air laut dan sedimen adalah sedang sebagaimana yang dikemukakan oleh Razak (1991). Sementara itu logam Zn pada air laut menunjukkan hubungan yang kuat positif dengan persamaan y = -23.69 + 6,55 Ix; R2 = 0,762 dan r =

0,873. Ini menunjukkan bahwa 87,3 % konsentrasi logam Zn dalam sedimen di perairan Sungai Pakning dipengaruhi oleh konsentrasi Zn dalam air laut.

15,00 '53 -3 10,00 £ t! 5,00 0,00 Y = 6,969 + 2,331X R2 = 0,179 0,5 1 1,5 2 Pb air laut (mg/L) 2,5 70 60 50 40 30 2

°

10 0 =-23,69 + 6,551X R2 = 0,762 8 10 12 14 16 Zn air laut (mg/L)

Gambar 3. Hubungan Antara Konsentrasi Logam Pb dan Zn dalam Air laut dan Sedimen di Sungai Pakning

Pada Gambar 4 dapat dilihat hasil analisis regresi linier sederhana antara konsentrasi logam Pb dan Zn pada air laut dan sedimen di perairan Selat Lalang dimana logam Pb menunjukkan korelasi yang positif dengan persamaan y = 3,772 + 9,661x; R2

= 0,28 dan r = 0,529. Hal ini berarti bahwa pengaruh konsentrasi logam Pb pada air laut terhadap konsentrasi logam Pb pada sedimen adalah 52,9% sedangkan 47,1% ditentukan oleh faktor lain yang tidak dianalisis dalam penelitian ini. Ini menandakan hubungan antara logam Pb pada air laut dan sedimen adalah sedang sebagaimana yang dikemukakan oleh Razak (1991). Sementara itu logam Zn pada air laut menunjukkan hubungan positif yang sedang dengan persamaan y = 7,537 + 2,324x; R2 = 0,267 dan r =

(8)

0,517. Ini menunjukkan bahwa 51,7 % konsentrasi logam Zn dalam sedimen di perairan Selat Lalang dipengaruhi oleh konsentrasi Zn dalam air laut.

25 20 15 10 5 0 0,4 = 3,722 + 9,661X R2 = 0,28 0,8 1,2 Pb air laut (mg/L) 1,6 _ 50 •SS 40 — 30 I 20 "g 10 t/1 5 o Y= 7,537 +2,324X R2 = 0,267 6 8 10 Zn air laut (mg/L) 12

Gambar 4. Hubungan Antara Konsentrasi Logam Pb dan Zn dalam Air laut dan Sedimen di Selat Lalang

Tingginya konsentrasi Pb pada perairan tersebut tidak terlepas dari aktivitas yang berkaitan dengan industri perminyakan di Pertamina UP II Sungai Pakning dan PT Kondur Petroleum SA di Selat Lalang dan pemukiman masyarakat di kawasan pesisir yang lebih padat. Sementara itu, konsentrasi logam Zn pada air laut yang cukup tinggi diduga karena banyaknya input dari aktivitas antropogenik di pemukiman yang masuk ke badan perairan terebut. Meningkatnya aktivitas penduduk di sepanjang daerah pesisir diduga memberi masukan logam berat ke dalam perairan semakin bertambah.

KESIMPULAN DAN SARAN

Konsentrasi rata-rata logam Pb dan Zn baik pada air laut maupun pada sedimen di Sungai Pakning dan Selat Lalang lebih tinggi ditemukan di sekitar kawasan aktivitas perminyakan dan pemukiman penduduk sementara yang terendah di kawasan mangrove. Konsentrasi Pb dan Zn secara umum lebih tinggi pada sedimen dibandingkan dengan air laut. Konsentrasi logam Pb pada sampel air laut dan sedimen dari Sungai Pakning lebih rendah dibanding sampel dari Selat Lalang, sedangkan logam Zn menunjukkan hal sebaliknya. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa konsentrasi logam Pb pada air laut tidak berbeda nyata (p>0,05) diantara Sungai Pakning dan Selat Lalang, sementara untuk logam Zn dalam air laut dan logam Pb dan Zn pada sedimen terjadi perbedaan yang nyata (p<0,05) diantara kedua lokasi tersebut.

Secara umum konsentrasi logam Pb dan Zn pada sedimen di kedua perairan tersebut masih berada di bawah standar SQG sehingga dapat dikatakan bahwa konsentrasi logam berat di kedua perairan tersebut belum memberikan dampak negatif terhadap organisme. Hasil analisis regresi mengindikasikan bahwa konsentrasi logam Pb dan Zn pada sedimen di perairan Sungai Pakning dan Selat lalang dipengaruhi oleh konsentrasi logam tersebut pada air laut.

(9)

UCAPAN TERIMAKASIH

Penulis mengucapkan teimakasih kepada Lembaga Penelitian Universitas Riau yang telah memberikan bantuan dana pada penelitian berbasis laboratorium ini melalui Dipa Universitas Riau Tahun Anggaran 2011.

DAFTAR PUSTAKA

Adiwar, A.Y dan A. Saptoharjo, 1996. Pengaruh Ekstrasi - Flokulasi Pelarut Alkohol Terhadap Penurunan kandungan Logam Minyak Pelumas Bekas. Dalam Dewi. A.S. Proses Ekstraksi - Flokulasi terhadap Kandungan Logam Cu, Ni, Pb, dalam Minyak Pelumas Bekas Dengan Pelarut Kontabutanol dan Penambahan KOH. Skripsi Jurusan FMIPA Kimia. Universitas Riau. Pekanbaru.

Amin, B. dan I. Nurrachmi, 1999. Ikan tembakuil (Periopthalmus sp) sebagai bioindikator pencemaran logam berat di perairan Dumai. Jurnal Natur Indonesia. 1(1): 19-24.

Amin, B. dan Zulkifli, 1997. Konsentrasi logam berat (Pb, Cd, Cu, Zn dan Ni) pada air permukaan dan sedimen di perairan Rupat, Riau. Berkala Perikanan Terubuk : XXIII (68): 29-38.

Amin, B., 2001. Akumulasi dan Distribusi Logam Berat Pb dan Cu pada Mangrove (Avicennia marina) di Perairan Pantai Dumai, Riau. Jurnal Natur Indonesia Vol. 4(1): 80-86.

Amin, B., 2002. Distribusi Logam Berat Pb, Cu dan Zn di Perairan Telaga Tujuh Karimun Kepulauan Riau. Jurnal Natur Indonesia Vol 5 (1): 9 - 16.

Amin, B., 2004. Concentration of heavy metals in sediment and mollusc from Sei Jang Estuary. Jurnal Kelautan dan Perikanan UNDIP Vol. 9 (1): 21-32.

Amin, B., A. Ismail, A. Arshad and C. K Yap and M. S Kamarudin, 2009a. Anthropogenic impacts on heavy metal concentrations in the coastal sediments of Dumai, Indonesia. Environmental Monitoring and Assessment 148:291-305. Amin, B., A. Ismail, A. Arshad and C.K Yap and M.S Kamarudin, 2006. A comparative

study oh heavy metal concentrations in Nerita lineata from the intertidal zone between Dumai Indonesia and Johor Malaysia. Coastal Development 10 (1): 19-32.

Amin, B., A. Ismail, A. Arshad and C.K Yap and M.S Kamarudin, 2009. Anthropogenic impacts on heavy metal concentrations in the coastal sediments of Dumai, Indonesia. Environmental Monitoring and Assessment 148:291-305.

Amin, B., A. Ismail, A. Arshad and M.S Kamarudin, 2007. Distribution and speciation of heavy metals (Cd, Cu and Ni) in coastal sediments of Dumai Sumatera, Indonesia. Coastal Development 10(2): 97-113.

(10)

Amin, B., A. Ismail, and C.K Yap, 2008a. Distribution and speciation of Pb and Zn in coastal sediments of Dumai Sumatera, Indonesia. Toxicological and Environmental Chemistry 90(3): 609-623.

Amin, B., A. Ismail, and C.K Yap, 2008b. Heavy metal concentrations in sediments and intertidal gastropod Nerita lineata from two opposing sites in the Straits of Malacca. Wetland Science 6(3): 411-421.

Amin, B., A. Ismail, M.S Kamarudin, A. Arshad and C.K Yap, 2005. Heavy metals (Cd, Cu, Pb and Zn) in Telescopium telescopmm from Dumai coastal waters, Indonesia. Pertanika Journal of Tropical and Agricultural Sciiene 28(1): 33-39. Amin, B., I. Nurrachmi, A. Ismail and C.K. Yap, 2009b. Heavy Metal Concentrations in

the Intertidal Gastropod Nerita lineata and Their Relationships to Those in Its Habitats: A case Study in Dumai Coastal Waters. Wetland Science 7(4): 351-357.

Anonimus, 2004. Surat Keputusan Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup Nomor : Kep. 51/MEN-KLH/II/2004 Tentang Pedoman Penetapan Baku Air Laut untuk Biota Laut. Sekretariat Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup, Jakarta. 51 Halaman.

Bhosale, U and K, C. Sahu., 1991. Heavy metal pollution around the Island City of Bombay, India. Part II: Distribution of heavy metals between water suspended particle and sediment in a polluted aquatic regime.

Everaarts, J. M., 1989. Heavy metals (Cu, Zn, Cd, Pb) in sediment of the Java Sea, estuarine and coastal areas of East Java and some deep-sea areas. Netherland Journal of Sea Research 23 (4): 403- 413.

Hutabarat, S dan S.M Evans, 1985. Penganter Oseanografi.Edisi 2 Universitas Indonesia Press. Jakarta. 159 Halaman.

Ismail, A. and R. Ramli, 1997. Trace metals in sediments and mollusks from an estuary receiving pig farms effluent. Environmental Technology 18: 509-515.

Kinnear, P.R dan C.D Gray, 2000. SPSS for Windows mMade Simple. Psychology Press Ltd. Publishers. East Essex, UK. 416 p.

Long, E.R., D.D McDonald, S.C Smith and F.D Calder, 1995. Incidence of Adverse Biological Effects Within Ranges of Chemical Concentrations in Marine and Estuarine Sediments. Environmental Management 19(1): 81-97.

Long, E.R., L.J Field and D.D MacDonald, 1997. Predicting Toxicity in Marine Sediments with Numerical Sediment Quality Guidelines. Environment Toxicology and Chemistry 17(4): 714-727.

Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup, 2004. Surat Keputusan Nomor : Kep. 51/MEN-KLH/II/2004 Tentang Pedoman Penetapan Baku Air Laut untuk Biota Laut. Sekretariat Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup, Jakarta. 51 Halaman.

Nybakken, J.W., 1992. Biologi Laut; Suatu Pendekatan Ekologis. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. 367 hal.

(11)

Ouyang. Y.J., J. Higman, J. Thompson, T. O'Toole and D. Campbell, 2006. Characterization and Spatial Distribution of Heavy Metals in Sediments from Cedar and Ortega Rivers Sub basin. Journal of Contaminant Hydrology 54: 19-35.

Phillips, D.J.H. and P.S. Rainbow, 1993. Biomonitoring of Trace Aquatic Contaminants, Elsevier Science Publishers Ltd., Essex. 382 pp.

Phillips. D.J.H., 1995. The Chemistries and Environmental Fates of Trace Metals and Organochlorines in Aquatic Ecosystems. Marine Pollution Bulletin 31: 193-200. Ramessur, R.T., Parry, S. J. and Ramjeawon, T., 2001. The Relationship of Dissolved

Pb to Some Trace Metals (Al, Cr, Mn and Zn) and to Dissolved Nitrate and Phosphate in a Freshwater Aquatic System in Mauritius. Environment

International 26: 223-230.

Razak, H.., 1988. Petunjuk Cara Pengambilan Contoh dan Metode Analisis Logam Berat, LON-LIPI. Jakarta. 14 Halaman.

Razak, A., 1991. Statitik Bidang Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau. Pekanbaru Halaman.

Romimohtarto, K., 1991. Pengantar Pemantauan Pencemaran Laut. Dalam D. H. Kunarso dan Ruyitno (Eds). Sttus Pencemaran Laut di Indonesia dan Teknik Pemantauannya. Puslitbang oseanologi - LIPI, Jakarta. 1-13 Halaman.

Williams, T.M., J.G. Rees and D. Setiapermana, 2000. Metals and trace organic compounds in sediments and waters of Jakarta Bay and the Pulau Seribu complex, Indonesia. Marine Pollution Bulletin, 40(3): 277-285.

Yap, C.K., A., Ismail, S.G. Tan and H. Omar, 2002. Concentrations of Cu and Pb in the offshore and intertidal sediments of the west coast of Peninsular Malaysia. Environment Inernational 28: 467-479.

Yap, C.K., A., Ismail, S.G. Tan and H. Omar, 2002. Concentrations of Cu and Pb in the offshore and intertidal sediments of the west coast of Peninsular Malaysia. Environment Inernational 28: 467-479.

Yap, C.K., A.R. Ismail, A. Ismail and S.G. Tan, 2005. Analysis of Heavy Metal Concentration Data (Cd, Cu, Pb and Zn) in Different Geochemical Fractions of the Surface Sediments in the Straits of Malacca by the Use of Correlation and Multiple linear Stepwise Regression Analysis. Malaysian Applied Biology 34(2): 51-59.

Gambar

Tabel 2. Konsentrasi Logam Pb dan Zn pada Air Laut (mg/L) di Lokasi Penelitian Stasiun/Logam Lokasi Ulangan 1 2 Sungai Pakning 3 4 5 Rata-rata 1 2 Selat Lalang 3 4 5 Rata-rata Kilang/PlatformPb1,420,521,480,871,081,071,221,281,470,921,14 1,21 Zn 11,8812,06
Gambar 1. Perbedaan Kandungan Logam Pb dan Zn pada air laut (A) dan Sedimen (B) di Sungai Pakning dan Selat Lalang
Gambar 2. Perbandingan Konsentrasi Logam Pb dan Zn dalam air dan sedimen di Sungai Pakning dan Selat Lalang
Tabel 4. Perbandingan Konsentrasi (ug/g) Rata-rata Logam Pb dan Zn pada Sedimen dengan SQG
+2

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian yang berjudul “ Pola Komunikasi Internal Dalam Pembinaan Narapidana Berbasis Keterampilan (Studi Pada Bagian Bimbingan Kerja Lembaga Pemasyarakatan Wanita

Disampaikan pula bahwa ada tujuh indikator untuk mengukur tingkat kepuasan kerja yang meliputi isi pekerjaan yakni pekerjaan yang secara aktual harus dikerjakan

ganda dalam satu paragraf, yaitu pada kalimat ketiga dan kelima. Dalam hal ini siswa diharapkan mengetahui fungsi konjungsi “di samping itu”. Konjungsi “di samping

Pada defisiensi G6PD kadar NADPH berkurang, sehingga adanya paparan oksidan terhadap sel darah merah selain dapat mengakibatkan terbentukmya peroksida lipid (suatu

(60-69) Topik paper kurang up to date dan kurang penting dikaji, masalah yang dikaji kurang tajam, analisis permasalahan kurang sesuai dengan rumusan masalah dan

memberikan teguran, peringatan dan/atau mengambil tindakan kepada setiap pengunjung, karyawan, atau setiap orang yang berada di tempat lain yang menjadi tanggung

Modulation of citrate metabolism alters aluminum tolerance in yeast and transgenic canola overexpressing a mithocondrial citrate synthase.. Thermostability and

Berdasarkan pembahasan sebelumnya dapat diambil kesimpulan bahwa opini audit going concern, audit delay, aktivitas komite audit, pertumbuhan perusahaan serta