• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HASIL DAN PEMBAHASAN"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Kondisi Umum Pertanaman

Lokasi pemasangan perangkap likat dilakukan pada dua tempat yang berbeda di daerah Bogor. Lokasi pertama yaitu daerah Desa Sukagalih Kecamatan Megamendung. Pemasangan perangkap likat warna kuning, putih, dan biru dilakukan pada dua ukuran luas petak lahan yang berbeda yaitu 5 m x 5 m dan 7 m x 7 m. Kondisi lingkungan di Desa Sukagalih memiliki cuaca yang cukup dingin karena berdekatan dengan kaki Gunung pangrango. Menurut BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika) suhu pada saat perlakuan rata-rata ±21oC. Lokasi di sekitar lahan cabai Desa Sukagalih terdapat banyak tanaman sayuran hortikultura diantaranya kacang panjang, jagung, terung, talas, kedelai, pakcoy, dan kacang kapri. Tanaman yang berbatasan langsung dengan lahan pengamatan adalah tanaman jagung, terung, kacang kapri, dan kacang panjang (Gambar 1). Tanaman lain yang berada disekitar tanaman cabai bisa dimanfaatkan trips sebagai tanaman inang alternatif sehingga spesies trips yang menyerang tanaman inang di petak pengamatan menjadi beragam. Menurut Yulianti (2008) terung, dan kacang panjang merupakan jenis tanaman yang disukai oleh T. parvispinus.

U

Gambar 1 Lokasi tanaman cabai di Desa Sukagalih, Kecamatan Megamendung

JAGUNG

KACANG

KAPRI

TERUNG

Tanaman pengamatan:

CABAI

KACANG

PANJANG

(2)

Lokasi kedua yang digunakan untuk pemasangan perangkap likat ini yaitu bertempat di Desa Situ Gede, Kecamatan Darmaga, Bogor. Kondisi di Desa Situ Gede merupakan daerah yang cukup panas dan merupakan daerah persawahan. Cuaca pada saat dilakukan perlakuan cukup stabil dan lebih cenderung sesuai terhadap musim kemarau. Berdasarkan pengamatan kondisi di Situ Gede memang cukup panas dan suhu pada saat dilakukan perlakuan perangkap likat cukup stabil. Menurut data BMKG suhu di Desa Situ Gede rata-rata ±26oC. Lokasi ini juga dilakukan pemasangan perangkap likat warna biru, kuning, dan putih dengan dua macam ukuran luas petak lahan yaitu 5 m x 5 m dan 7 m x 7 m. Lokasi di sekitar lahan cabai tersebut juga banyak ditanam tanaman lain yaitu diantaranya padi, kacang kedelai, talas, jagung, mentimun, dan paria. Tanaman yang berbatasan langsung dengan lahan pengamatan di lokasi ini adalah tanaman padi, talas, dan kacang kedelai (Gambar 2).

U

Gambar 2 Lokasi tanaman cabai di Desa Situ Gede, Kecamatan Darmaga

PADI

 

PADI

TALAS

  Tanaman pengamatan:

CABAI

KEDELAI

 

(3)

Identifikasi Trips Thrips parvispinus

Imago trips ini memiliki warna yang khas pada tubuhnya. Pada bagian tubuhnya memiliki warna coklat, bagian kepala dan toraks warnanya lebih terang daripada bagian abdomen (Gambar 3a). Untuk warna tubuh pada spesies ini tidak bisa menjadi patokan utama untuk identifikasi. Warna tubuh trips memiliki variasi warna yang cukup besar dan memiliki perbedaan pada ketinggian tertentu (Magdalena 2008). Pada bagian kepala dengan sisi lebih gelap daripada bagian tengah. Kepala berukuran lebih lebar, dengan dua pasang seta oseli, seta III berada di luar garis oseli (Gambar 3c). Seta postokular 1 dan II lebih panjang dan ramping daripada seta III. Antena terdiri dari tujuh ruas, pada ruas III dan IV terlihat jelas struktur sense cone yang sederhana dan menggarpu (Gambar 3b). Pronotum dengan dua pasang seta posteroangular yang panjang, tepi posterior dengan tiga pasang seta (Gambar 3d). Metanotum dengan retikulasi rata dan seragam, seta tengah panjang dan terletak dibawah garis anterior (Gambar 3e). Pada bagian tengah metanotum tidak terdapat campaniform sensilla. Permukaan sayap pada baris pertama dan kedua dengan seta yang lengkap, clavus dengan lima seta margin (Gambar 3f). Sternit pada abdomen terdapat seta diskal (Gambar 3g). Tergit V-VII dengan stenidia di bagian lateral, pada tergit VII terdapat spirakel dengan posisi posteromesad (Gambar 3h). Posteromargin tergit VIII hampir tidak ada comb, hanya sedikit terdapat microtrichia di bagian lateral (Gambar 3i).

Tanaman inang T. parvispinus telah dilaporkan sebagai hama pada beberapa tanaman di Negara Asia Tenggara, berkembang biak di bunga dan daun muda, dan juga merusak tanaman Gardenia secara serius di Yunani (Moritz et al. 2004). Selain itu menurut Terry (1997) tanaman inang dari spesies T. parvispinus adalah cabai. Berdasarkan hasil penelitian Yulianti (2008) spesies T. parvispinus banyak menjadi hama pada pada berbagai tanaman inang diantaranya adalah cabai, terung, pare, oyong, tomat, kacang panjang, buncis, mentimun, caisin, jagung manis, juga tanaman gulma yaitu Ageratum conyzoides dan Widellia biflora.

(4)

Gambar 3 Spesies Thrips parvispinus: (a) Imago betina, (b) Antena dengan sense cone pada segmen III dan IV, (c) Kepala, (d) Pronotum dengan dua pasang seta posteroangular yang panjang, (e) Metanotum dengan retikulasi rata dan seragam (equiangular), (f) Sayap depan dengan seta lengkap, (g) Sternit memiliki seta diskal, (h) Ctenedia dan spirakel, (i) Tergit VIII tanpa comb

Thrips palmi

Spesies trips ini merupakan salah satu hama yang dapat menyebabkan kerusakan secara langsung pada tanaman. Selain itu trips ini juga dapat menjadi vektor virus pada beberapa tanaman. Spesies Thrips tabaci dan T. palmi sebagai vektor tomato spotted wilt virus (Dibiyantoro 1998). Spesies ini juga banyak terdapat di beberapa tanaman inang lainnya terutama pada iklim tropis. T. palmi berasal dari Asia Tenggara, spesies ini sekarang ditemukan dan tersebar di daerah beriklim tropik basah (Moritz et al. 2004).

Imago trips ini cukup mudah untuk dikenali karena memiliki tubuh berwarna kuning pada bagian tubuh dan tungkainya yang menjadi ciri khas utama pada tubuhnya (Gambar 4a). Antena terdiri dari 7 ruas (Gambar 4b). Pada ruas III dan IV terlihat jelas struktur sense cone yang sederhana dan menggarpu

c b a f e d i h g

(5)

berukuran pendek (G seta oseli III lebih p segitiga oseli. Prono 4d), tepi posterior d longitudinal tidak be transversal melengku margin (Gambar 4e). Bagian setenga 3 atau 2 seta, sedangk dengan stenidia latera dengan microtrichia 3 pasang seta, sterni dengan comb lengkap transversal. Gambar 4 Spesies Th sense con panjang, dengan co Tanaman inang lain di Negara tropi T. palmi merupakan itu, menurut Terry (1

a

Gambar 4c). Bagian kepala terdapat dua pa panjang dari oseli II, dan posisisnya berada otum dengan 2 pasang seta posteroangular p dengan 3 pasang seta. Metanotum dengan eraturan yang terkumpul pada posterior marg

ung pada anterior, seta tengah berada di ah sayap depan bagian distal pada barisan p

kan pada barisan kedua terdapat sekitar 15 se al, dan pada tepi posterior margin VIII terdap ramping dan panjang (Gambar 4f). Sternit it tanpa seta diskal. Imago jantan lebih k p di tengah, sternit III-VII dengan daerah s

hrips palmi: (a) Imago betina, (b) Antena, (c) ne, (d) Pronotum dengan 2 pasang seta (e) Metanotum dengan campaniform sensilia omb

g T. palmi terdapat pada tanaman Cucurbitace is yang lembab secara menyeluruh (Morit hama penting pada tanaman kentang (Tobin 1997) tanaman inang dari spesies T. palmi ya

c b

e d

14 asang seta oseli, a di luar margin panjang (Gambar n sculpture garis gin dengan garis sebelah anterior pertama terdapat

ta. Tegit V-VIII pat comb lengkap

t III-VII dengan kecil, tergit VIII sempit glandular

) Antena dengan posteroangular a, (f) Tergit VIII

eae dan tanaman tz et al. 2004). ng 1996). Selain

aitu tedapat pada

(6)

tanaman sayuran. Berdasarkan penelitian Yulianti (2008) T. palmi menjadi hama pada beberapa tanaman inang diantaranya cabai, terung, dan tomat.

Microcephalothips abdominalis

Imago spesies trips ini memiliki tubuh berwarna coklat (Gambar 3a). Imago jantan hampir mirip dengan imago betina tetapi ukurannya lebih kecil, dan berwarna pucat. Segmen antena terdiri dari 7 segmen (Gambar 3c), pada segmen III dan IV terdapat sense cone yang berbentuk garpu (Gambar 3d). Kepala berbentuk memanjang, terdapat dua pasang seta oseli, seta III sangat pendek dan terletak di depan samping segitiga oseli, seta postokular kecil (Gambar 3b). Pronotum bagian belakang berbentuk lebih lebar daripada tepi pronotum depan, dengan 2 pasang seta posteroangular yang pendek, sedangkan pada tepi pronotum belakang mempunyai 5 pasang seta (Gambar 3e). Prosternum dengan 8 sampai 10 seta mengelompok di antara tungkai depan pada toraks. Metanotum dengan sculpture linear halus dilengkapi campaniform sensilla (Gambar 3f). Mesofurka dengan spinula. Permukaan sayap depan pada venasi pertama dengan 3 seta pada setengah distal, sedangkan pada baris kedua dengan 7 seta, klavus dengan 5 seta (Gambar 3g). Terdapat seta diskal pada sternit abdomen (Gambar 3h). Tergit dengan garis sculpture pada anterior tengah tetapi tidak pada bagian tengah posterior. Struktur comb pada tergit VIII dengan microtrichia langsing dan pada bagian dasarnya berbentuk segitiga (Gambar 3i).

Tanaman inang M. abdominalis cukup beragam diantaranya Helianthus annuus, Tanecetum cinerariifolium (Pyrethum), dan tersebar luas pada gulma spesies Ageratum conyzoides (Moritz et al. 2004). Berdasarkan penelitian Yulianti (2008) spesies M. abdominalis ditemukan pada beberapa pada tanaman

inang diantaranya cabai, ubi jalar, juga pada gulma (A. conyzoides dan W. biflora).

(7)

16

Gambar 5 Spesies Microcephalothrips abdominalis: (a) Imago betina, (b) Kepala, (c) Antena dengan 7 segmen, (d) Pronotum dengan 2 pasang seta posteroangular yang pendek, (e) Antena dengan sense cone, (f) Metanotum dengan sculpture linear halus dilengkapi campaniform sensilla, (g) Barisan seta sayap depan venasi pertama dan kedua tidak lengkap, (h) Seta diskal pada sternit abdomen, (i) Struktur comb berbentuk segitiga

 

Mymarothrips bicolor

Spesies ini termasuk ke dalam famili Aelothripidae dan subfamili Aelothripinae, imago dan nimfa tinggal pada permukaan daun dapat diduga menjadi predator nimfa trips tertentu pada subfamili Panchaetothripinae (Moritz et al. 2004). Imago betina merupakan makroptera, tubuhnya mempunyai dua warna dengan kapala dan toraks berwarna coklat akan tetapi berwarna kuning di bagian tengahnya (Gambar 4b). Pada bagian kepala terdapat 2 pasang seta yang terletak dibelakang oseli (Gambar 4a). Antena terdiri dari sembilan segmen

f e d c b a i h g

(8)

(Gambar 4c), segmen II-VII berukuran panjang dan terdapat banyak seta, panjang segmen VII dan IX lebih pendek dari pada segmen VII, mempunyai warna yang seragam yaitu coklat tua sampai coklat legam (Moritz et al. 2001).

Gambar 6 Spesies Mymarothrips bicolor: (a) Kepala, (b) Imago betina, (c) Antena (Moritz et al. 2001)

Tanaman inang M. bicolor pada saat fase imago dan larva diperkirakan menjadi predator larva Panchaetothripinae yang hidup pada daun tanaman (Moritz et al. 2001). Berdasarkan penelitian Yulianti (2008) spesies M. bicolor terdapat pada tanaman inang ubi jalar.

Subordo Tubulifera

Ciri khas dari spesies ini antara lain: imago betina memiliki tubuh dan tungkai yang berwarna coklat tua (Gambar 7a). Antena terdiri dari 8 segmen, dengan bagian dasar segmen antena ke-III berwarna coklat muda (Gambar 7c). Kepala berbentuk lebih panjang, mempunyai seta postocular kapitat yang lebih pendek daripada mata majemuk bagian dorsal (Gambar 7b). Segmen III lebih kecil daripada segmen IV dan hanya terdapat satu sense cone, sedangkan pada segmen IV terdapat empat sense cone (Gambar 7e) pada permukaan sayap terdapat bagian sisik berwana coklat tua dan mempunyai 8-10 silia duplikat (Gambar 7f) pada bagian metanotum dengan retikulasi yang halus (Gambar 7d) pada bagian abdomennya, antara tergit II-VII mempunyai dua pasang seta yang terlihat jelas di bagian tengah (Gambar 7h). Tubuh sedikit melancip pada ujungnya (Gambar 7g).

Menurut Yulianti (2008) beberapa spesies dari subordo Tubulifera yakni H. froggatti, H. gowdeyi dan H. ganglebaueri dapat ditemukan pada tanaman cabai, jagung manis, padi, dan gulma. Selain itu Moritz et al. (2001) mengatakan bahwa beberapa spesies dari subordo Tubulifera menjadi hama pada rumput dan tanaman serealia.

c b

(9)

18

Gambar 7 Spesies Subordo Tubulifera: (a) Imago betina, (b) Kepala, (c) Antena dengan 7 segmen, (d) metanotum dengan retikulasi yang halus, (e) Antena dengan satu sense cone, (f) Sayap seperti sisik, (g) Tubuh yang melancip seperti tabung pada ujung abdomen, (h) Tergit II-VII mempunyai dua pasang seta

Trips Tidak Dapat Diidentifikasi

Spesies trips ini merupakan kumpulan dari berbagai macam trips yang ditemukan pada perangkap likat warna putih, kuning, dan biru. Trips yang termasuk kategori ini adalah trips yang memiliki postur tubuh yang tidak lengkap karena hancur pada saat masuk ke dalam perangkap likat sehingga tidak bisa dilakukan identifikasi sampai spesies. Akan tetapi dari keseluruhan trips yang termasuk kategori trips tidak dapat diidentifikasi ada beberapa bagian tubuh yang dapat terlihat walaupun hanya pada bagian tertentu saja. Contohnya antena, kepala, abdomen, sayap, dan lain-lain tertera pada Gambar 8a sampai dengan Gambar 8e. c b a f e d h g

(10)

Gambar 8 Spesies kategori trips tidak teridentifikasi: (a) Imago trips tidak utuh, (b) Kepala tidak utuh, (c) Tergit pada abdomen yang kotor, (d) Sisi tubuh trips dekat pangkal sayap rusak, (e) Sisi tergit yang hancur. Populasi Trips Berdasarkan Warna Perangkap dan Waktu Pengamatan

Spesies trips yang tertangkap pada perangkap likat di Desa Sukagalih meliputi 4 spesies dari famili Thripidae subordo Terebrantia dan spesies-spesies yang termasuk subordo Tubulifera yang dapat diidentifikasi dan spesies lain dari subordo Terebrantia yang tidak dapat diidentifikasi. Sementara di Desa Situ Gede, trips yang tertangkap terdiri atas 5 spesies yang dapat diidentifikasi dan subordo Terebrantia yang tidak dapat diidentifikasi. Jumlah spesies dari subordo Terebrantia famili Thripidae yang tertangkap pada perangkap jauh lebih banyak dibandingkan dengan subordo Tubulifera (Tabel 1 dan 2). Ini sesuai dengan yang diamati oleh Mound (2006), yang menemukan bahwa anggota trips dari famili Thripidae banyak menyerang tanaman dan sebagian besar menjadi hama. Untuk trips tidak dapat diidentifikasi adalah trips yang sulit untuk dilakukan identifikasi karena kondisi tubuh trips yang tidak utuh setelah terperangkap ke dalam perangkap likat. Tabel berikut menyajikan rata-rata jumlah trips yang tertangkap pada perangkap likat ketiga warna yang diuji per waktu pengamatan.

a b c

e d

(11)

Tabel 2 Jumlah trips yang tertangkap perangkap likat berdasarkan warna perangkap dan waktu pengamatan di Desa Sukagalih, Kecamatan Megamendung, Bogor

Trips Warna perangkap Rata-rata jumlah trips tertangkap pada waktu minggu

ke-1)

1 2 3 4 5 6 7 8

T. parvispinus

Kuning 6.5j 2.2k 8.7j 14.8hi 10.5ij 15.2hi 12.8ij 29.3fg

Putih 60.0bcde 37.8efg 49.3cdef 71.2abcd 31.2fg 77.2abc 44.8cdef 108.7a

Biru 71.2abcd 32.5fg 41.5efg 41.8def 21.8gh 62.2bcde 43.5cdef 102.2ab

T. palmi

Kuning 2.7hi 1.0i 3.5gh 6.4f 6.2fg 8.5ef 5.0fgh 2.5hi

Putih 13.7de 16.5cd 22.0bcd 39.8ab 20.3cd 43.0a 19.7cd 20.7bcd

Biru 18.7cd 19.5cd 23.0abcd 22.5abcd 24.5abcd 34.7abc 22.2abcd 30.3abc

M. abdominalis

Kuning 9.8bcde 14.3abc 16.8abc 10.8cdef 9.8cdef 10.2cdef 6.3efgh 1.8i

Putih 15.7abc 13.0abcd 21.5ab 17.3abcd 12.3abcd 25.7a 10.5bcde 2.2hi

Biru 8.8cdef 8.2cdef 14.2abc 2.5ghi 6.7defg 6.8cdef 4.5fghi 2.3hi

Subordo Tubulifera

Kuning 0.2b 0.2b 0.2b 0.0b 0.0b 0.8ab 0.5ab 0.0b

Putih 0.5ab 1.0a 0.0b 0.0b 0.0b 0.5ab 0.5ab 0.3ab

Biru 0.2b 0.5ab 0.2b 0.2b 0.2b 0.0b 0.2b 0.5ab

Trips tidak diidentifikasi

Kuning 1.7bcdef 0.8bcdefg 1.2bcdef 2.6bcdef 5.7fg 8.2cdefg 1.8g 6.0efg

Putih 3.0bcd 3.0cb 1.7bcdef 8.5a 7.7cdefg 16.0bcdefg 6.8defg 12.2bcdefg

Biru 2.8bcdef 3.3b 1.0bcdef 2.3bcde 6.7defg 9.0cdefg 7.5defg 7.2defg

1)Angka sebaris atau selajur pada setiap jenis trips yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata (uji selang Duncan pada taraf α= 5%)

(12)

Darmaga, Bogor

Trips Warna perangkap Rata-rata jumlah trips tertangkap pada waktu minggu

ke-1)

1 2 3 4 5 6 7 8

T. parvispinus

Kuning 0.3i 0.7i 0.5i 1.0hi 2.8fg 4.5def 11.7c 40.5b

Putih 2.3gh 2.2gh 3.2fg 5.2de 13.0c 15.3c 44.0b 145.8a

Biru 2.7efg 2.5fg 3.7defg 5.3d 16.3c 13.8c 59.2b 144.5a

T. palmi

Kuning 2.8klm 0.2m 1.2klm 0.3lm 1.8jkl 2.2ijk 8.5ghij 20.0efg

Putih 3.0ijk 5.2hij 3.5hij 6.3fghi 6.8fghi 5.3ghij 29.7cd 69.8ab

Biru 10.5efgh 14.5def 8.0efgh 15.5de 8.2efgh 10.7efg 46.5bc 122.0a

M. abdominalis

Kuning 0.3fg 0.0g 1.0efg 1.7def 1.0efg 2.3cde 21.5a 17.3a

Putih 0.2fg 0.5efg 0.2fg 1.7defg 3.3bcd 5.0bc 21.5a 31.0a

Biru 0.8efg 0.7efg 1.0efg 0.5efg 1.5defg 6.2b 16.0a 24.0a

Mymarothrips bicolor

Kuning 0.0c 0.0c 0.0c 0.0c 0.0c 0.3c 0.2c 0.2c

Putih 0.0c 0.0c 0.0c 0.0c 0.0c 0.2c 0.3c 0.2c

Biru 0.0c 0.0c 0.0c 0.5c 1.7b 0.5c 0.3c 3.0a

Subordo Tubulifera Kuning 0.8ab 0.0c 0.3bc 0.0c 0.0c 0.5bc 0.2bc 0.2bc

Putih 0.5bc 0.2bc 0.3bc 0.8ab 0.2bc 0.2bc 0.7bc 1.0ab

Biru 1.7a 0.7bc 0.7abc 0.3bc 0.3bc 0.3bc 0.3bc 3.0bc

Trips tidak diidentifikasi

Kuning 1.5efgh i 0.0i 1.5defgh 0.5hi 0.8ghi 1.2fghi 3.0cdefg 2.7defgh

Putih 1.3defgh 3.3cde 1.8cdefgh 3.7cdef 3.3cd 3.0cde 4.2cdefg 24.0a

Biru 2.7cdefgh 3.5cdef 2.8cdefg 1.3defgh 2.2defgh 4.5c 13.3b 25.8a

1) Angka sebaris atau selajur pada setiap jenis trips yang diikuti oleh huruf yang sama tidak berbeda nyata (uji selang Duncan pada taraf α= 5%)

(13)

22 Hasil pada kedua tabel di atas menunjukkan bahwa perangkap likat warna biru dan putih dapat memerangkap trips spesies T. parvispinus dan T. palmi lebih banyak dari perangkap likat warna kuning baik di Desa Sukagalih maupun Desa Situ Gede. Jumlah trips yang tertangkap pada perangkap warna biru dan putih tersebut tidak berbeda nyata (taraf nyata 5%). Hasil ini menunjukkan bahwa warna biru dan putih merupakan warna yang disukai sedangkan warna kuning merupakan warna yang kurang disukai oleh kedua spesies trips tersebut. Hal ini sesuai dengan yang dinyatakan oleh Terry (1997) bahwa warna biru dan putih adalah warna yang disukai oleh berbagai spesies trips. Hasil penelitian Xian Liu dan Chu (2004) juga sejalan dengan hasil penelitian ini, yaitu bahwa beberapa spesies trips lebih tertarik pada warna biru dan putih. Perangkap likat warna kuning merupakan warna yang kurang disukai oleh trips, termasuk T. parvispinus. Berdasarkan hasil pengamatan pada perangkap likat warna kuning, seranggga yang paling banyak terperangkap yaitu berasal dari ordo Diptera, sedangkan untuk trips hanya terdapat beberapa spesies. Weintraub dan Horowitz (1996) menggunakan perangkap likat warna kuning untuk melakukan pemantauan populasi Liriomyza sp. Pernyataaan tersebut didukung oleh penelitian lain yaitu pemasangan perangkap likat kuning secara nyata dapat menurunkan populasi lalat Liriomyza sp. (Supriyadi et al. 2000).

Ketiga warna perangkap likat tidak memberikan hasil tangkapan yang berbeda nyata untuk trips spesies M. abdominalis pada kedua lokasi penelitian (Desa Sukagalih dan Desa Situ Gede). Dibandingkan dengan banyaknya trips T. parvispinus dan T. palmi yang tertangkap, jumlah individu M. abdominalis yang tertangkap pada ketiga perangkap tersebut lebih rendah dari jumlah individu kedua jenis spesies trips tersebut. Hal ini mengindikasikan dua hal: pertama, warna biru, kuning, dan putih merupakan warna yang kurang disukai oleh trips M. abdominalis, dan kedua, populasi trips tersebut yang datang ke pertanaman cabai lebih rendah dari populasi T. parvispinus dan T. palmi. Keadaan yang sama dan bahkan dengan tingkat populasi yang lebih rendah lagi terjadi juga dengan trips dari subordo Tubulifera. Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan terlihat bahwa populasi trips Tubulifera yang datang ke pertanaman cabai sangat rendah dibandingkan dengan spesies dari subordo Terebrantia. Subordo Tubulifera lebih

(14)

banyak berkembang biak pada rumput dan menjadi hama pertanaman selain cabai (Moritz et al. 2001).

Berdasarkan jumlah individu trips yang tertangkap pada kedua lokasi penelitian, urutan dari yang paling tinggi ke paling rendah adalah T. parvispinus, T. palmi, M. abdominalis, dan trips dari subordo Tubulifera. Hasil ini menunjukkan bahwa T. parvispinus adalah spesies trips yang paling dominan menyerang tanaman cabai di daerah Bogor dan T. palmi adalah spesies trips dominan kedua setelah T. parvispinus. Khusus untuk lokasi Desa Situ Gede, T. palmi dominan pada fase vegetatif sedangkan pada fase generatif yang dominan adalah T. parvispinus. Hal ini terjadi karena Desa Situ Gede memiliki suhu yang cukup rendah dibandingkan Desa Sukagalih sehingga T. palmi menyukai kondisi tersebut. Menurut Kirk (1997) T. palmi banyak tersebar pada kondisi yang cukup hangat seperti rumah kaca dan juga iklim yang lebih hangat pada kondisi lapangan. Keberadaan spesies M. abdominalis pada tanaman cabai hanya berada sementara dan tidak menjadi hama utama (Yulianti 2008). Spesies lain yang ditemukan di Situ Gede dengan jumlah yang sedikit yaitu M. bicolor (Tabel 2). Selain pada tanaman cabai, M. bicolor juga dapat ditemukan pada tanaman ubi jalar (Yulianti 2008). Secara umum, jumlah individu trips dari semua spesies yang tertangkap perangkap likat di Desa Sukagalih relatif lebih banyak dari jumlah individu trips yang tertangkap perangkap likat di Situ Gede.

Populasi Trips Berdasarkan Luas Lahan

Jumlah individu seluruh jenis trips yang tertangkap perangkap likat pada kedua lokasi (Desa Sukagalih dan Desa Situ Gede) tidak menunjukkan perbedaan yang signifikan (taraf nyata 5%) baik pada ukuran petak 5 m x 5 m maupun ukuran petak 7 m x 7 m. Data terlampir pada Lampiran 7 (Desa Sukagalih) dan Lampiran 8 (Desa Situ Gede).

Hal ini membuktikan bahwa perbedaan luas lahan pada kisaran antara 25 m2 sampai dengan 49 m2 tidak memberikan perbedaan yang berarti terhadap hasil tangkapan trips dari satu perangkap likat dari ketiga jenis warna yang diuji. Hasil ini menunjukkan bahwa perbedaan luas lahan yang diuji belum memberikan perbedaan hasil yang jelas sehingga di masa mendatang perlu dipertimbangkan untuk menggunakan luas lahan yang lebih luas.

Gambar

Gambar 1  Lokasi tanaman cabai di Desa Sukagalih, Kecamatan Megamendung JAGUNG KACANG KAPRI TERUNG Tanaman pengamatan: CABAI KACANG PANJANG
Gambar 2  Lokasi tanaman cabai di Desa Situ Gede, Kecamatan DarmagaPADI  PADI TALAS  Tanaman pengamatan: CABAI KEDELAI  
Gambar 3  Spesies Thrips parvispinus:  (a) Imago betina, (b) Antena dengan sense
Gambar 4c).  Bagian kepala terdapat dua pa panjang dari oseli II, dan posisisnya berada otum dengan 2 pasang seta posteroangular p dengan 3 pasang seta
+6

Referensi

Dokumen terkait

Syarikat akan memberi tiga (3) bulan notis bertulis kepada Peserta Takaful sekiranya berlaku penyemakan semula Sumbangan Takaful atau penarikan-balik portfolio. Sumbangan Takaful

Mantebadalahkurangnyaefisiensiproduksiakibatperalatan yang kurangmemadai, pengemasanproduk yang kurangmenariksertaperlunyapeningkatanmutuproduk.MelaluikegiatanIbMinisolusi yang

Meskipun sistem pengendalian internal sudah dilakukan dengan baik pada aktivitas operasi suatu entitas tetapi belum bisa diterapkan secara efektif tidak berpengaruh terhadap

Puji syukur penulis panjatkan ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa karena berkat rahmat-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Partisipasi

Guru mempersiapkan berbagai kegiatan dan media yang dapat menstimulus peserta didik dalam mengumpulkan informasi tentang materi pembelajaran binatang ikan Guru

Hasil penelitian menunjukkan (a) pemotongan jaringan terinfeksi merangsang pembentukan konidiofor, sporulasi, dan produksi konidia, (b) peningkatan luas permukaan jaringan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan status gizi balita sebelum dan sesudah dilakukan program makanan tambahan dan ada perbedaan yang signifikan pola

menggunakan gerak dari tenaga listrik yang dialirkan ke motor listrik pada mesin, mesin ini dapat bergerak maju dan mundur pada rel yang digunakan untuk landasan jalan